• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jaya Sukses Amerta merupakan produk-produk dari perusahaan PT Kongkie Malindo Jaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jaya Sukses Amerta merupakan produk-produk dari perusahaan PT Kongkie Malindo Jaya "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB IV

DESKRIPSI OBJEK, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek

PT Jaya Sukses Amerta merupakan Perusahaan yang bergerak di bidang jasa distributor Frozen Food yang didirikan pada tanggal 20 Desember 2015. PT.

Jaya Sukses Amerta beralamat di Perumahan Deltasari Indah Blok BL No. 10A Waru Sidoarjo. Produk-produk yang didistribusikan oleh PT. Jaya Sukses Amerta merupakan produk-produk dari perusahaan PT Kongkie Malindo Jaya . PT Kongkie Malindo Jaya adalah Importir di Indonesia. PT. Jaya Sukses Amerta menjadi distributor poduk KK untuk didistribusikan ke wilayah Jawa Timur.

Produk-produk yang didistributorkan meliputi : French fries, Green Pea, Mix Vegetable, Sweet Corn, Brokoli Frozen. Selain mendistributorkan produk dari PT. Kongkie Malindo Jaya, PT. Jaya Sukses Amerta juga mendistribusikan frozen food lainnya seperti Cumi, Dori Fillet, Daging, dan berbagai snack frozen. Saat ini PT Jaya Sukses Amerta sudah semakin berkembang dalam proses pendistribusian produk, dari mulai ke agen frozen hingga ke Hotel dan Resto.

 VISI

Menjadi perusahaan yang menjadi pilihan utama bagi pricipal dan customer melalui pelayanan dan distribusi yang prima dimananpun Jaya SuksesAmerta berada.

 MISI

1. Perbaikan secara terus-menerus dalam manajemen distribusi untuk menjadi yang terbaik di kelasnya;

2. Memberikan nilai tambah dan perubahan yang positif dimananpun Jaya Sukses Amerta beroperasi;

3. Memperkuat jaringan distribusi untuk memastikan ketersediaan produk- produk prinsipal dalam jangkauan tangan konsumen.

 Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang dalam PT Jaya Sukses Amerta terdiri dari Direktur Utama sebagai pemimpin perusahaan dan dibawahnya terdapat Manajer yang membawah i 3 bagian yaitu sales,, administrasi, dan pengiriman

(2)

2

Gambar 4. 1Struktur Organisasi PT. Jaya Sukses Amerta

Sumber: Data dioleh penulis

Berikut ini adalah beberapa tugas dan wewenang dari masing-masing bagian:

 Direktur

Direktur suatu jabatan yang ditunjuk dan memberi laporan kepada Dewan Direksi / Board of Director (BOD). Berikut adalah uraian tugas dan tanggung jawab seorang direktur:

1. Membuat rencana pengembangan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek & panjang,

2. Bertanggung jawab penuh atas tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya;

3. Serta mengawasi dan mengurus kekayaan perusahaan.

 Manager

Manager memiliki tanggung jawab kepada seluruh bagian/fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi. Manager bertanggung jawab atas implementasi kebijakan perusahaan dan memastikan berjalannya peraturan perusahaan serta kesesuaiannya dengan strategi perusahaan dan sesuai target bisnis perusahaan. Berikut adalah tugas dan tanggung jawab seorang manajer :

1. Mengatur dan mengendalikan devisi yang dipimpin 2. Membangun kepercayaan antar staf

3. Mengembangkan kualitas perusahaan 4. Mengevaluasi Pekejaan

5. Menjadi penengah dan pemecahmasalah perusahaan Direktur

Manager

Administras

Sales Pengiriman

(3)

3

 Sales

Sales merupakan suatu fungsi yang melaksanakan segala perencanaan, penugasan dan pengawasan terhadap kegiatan penjualan daripada suatu perusahaan, dalam hal penerimaan tenaga penjual (salesman), seleksi (recruiting), pengaturan latihan (training), pengarahan (supervise), pengawasan (control), pembiayaan (cost), dan motivasi para salesman.

Berikut adalahh tugas dan tanggung jawab seorang sales:

1. Mengambil, memimpin dalam menetapkan strategi dan memutuskan apa komunikasi pemasaran yang dibutuhkan untuk mendukung upaya penjualan;

2. Membuat daftar pelanggan sesuai dengan segmentasi yang diinginkan perusahaan;

3. Melakukan proses penjualan sesuai daftar target yang sudah ditentukan dan disepakati bersama dengan koordinator;

4. Melakukan proses penjualan mulai dari awal perkenalan, negosiasi sampai dengan pembuatan kontrak dengan pelanggan.

 Administrasi

Bagian ini bertanggung jawab terhadap segala aktivitas Administrasi, baik dari penerimaan, transaksi, pencatatan dan laporan. bagian ini memiliki wewenang terhadap pengelolaan, pencatatan, penerimaan, dan pengeluaran keuangan perusahaan.Berikut adalah tugas dan tanggung jawab pada bagian Administrasi, yaitu:

1. Menyusun dan membuat laporan keuangan perusahan;

2. Menyusun dan membuat anggaran pengeluaran perusahaan secara periodik;

3. Menyusun dan membuat anggaran pendapatan perusahaan secara periodik.

4. Membuat surat jalan & invoice penjualan

5. Membuat tagihan pembayaran kepada setiap customer yang sudah jatuh tempo.

 Bagian Pengiriman

Bagian ini bertanggung jawab terhadap segala aktivitas pengiriman barang kepada konsumen atau pelanggan dilapangan dengan baik dan benar.

Berikut adalah tugas dan tanggung jawab pada bagian Pengiriman, yaitu:

1. Melakukan pengiriman barang kepada konsumen atau pelanggan distributor.

2. Menyiapkan dokumentasi pengiriman barang kepada konsumen.

3. Melakukan komunikasi dengan para konsumen atau pembeli barang.

4. Bekerja sama dengan bagian - bagian yang terkait dengan pengiriman barang.

(4)

4 4.2 Analisa Data

4.2.1 Analisis Laporan Keuangan PT. Jaya Sukses Amerta 4.2.1.1 Analisis Laporan Neraca

Laporan Posisi Keungan (Neraca) yaitu sebuah laporan yang didalamnya disajikan secara sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban, dan modal yang dimiliki perusahaan pada periode tertentu (Kasmir, 2010:7).

Tabel 4 1 Laporan Neraca PT. Jaya Sukses Amerta Periode 2018-2021

Sumber : PT. Jaya Sukses Amerta , 2022

Laporan posisi keuangan merupakan laporan yang disusun secara sistematis yang didalamnya terdapat jumlah aktiva, kewajiban dan jumlah ekuitas pada suatu perusahaan dalam periode tertentu. Aktiva perusahaan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva lancar yaitu asset yang memiliki umur kegunaan dalam jangka waktu yang pendek atau harta kekayaan yang dapat diuangkan pada saat dibutuhkan dan paling lama satu tahun. Sedangkan aktiva tetap yaitu harta yang dapat digunakan dalam waktu yang relative cukup lama lebih dari satu tahun.

(5)

5

Aktiva terdiri atas aktiva lancar dan aktiva tetap, jumlah aktiva lancar pada PT.

Jaya Sukses Amerta pada tahun 2018 sebesar Rp.3.960.060.038, tahun 2019 sebesar Rp.5.222.787.842, tahun 2020 sebesar 8.190.778.078 dan mengalami penurunan pada tahun 2021 sebesar Rp.7.453.469.452. Penurunan ini terjadi karena adanya akun yang berpengaruh terhadap jumlah aktiva lancar diantaranya yaitu akun kas atau setara kas, akun piutang dagang dan akun persediaan ditahun 2020 lebih besar dibandingkan dengan jumlah yang ada pada tahun 2021 yang menyebabkan total asset lancar ditahun 2021 mengalami penurunan. Dilihat dari total aktiva tetap PT. Jaya Sukses Amerta pada tahun 2018-2021 mengalami penurunan dan kenaikan. Total aktiva tetap pada tahun 2018 yaitu Rp.956.283.131, tahun 2019 mengalami penurunan sebesar Rp.478.070.731, pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebesar Rp.714.069.920 sedangkan pada tahun 2021 mengalami penurunan lagi sebesar Rp.672.787.672

Kewajiban merupakan jumlah hutang yang harus dibayar kepada pihak lain disebabkan karena adanya sebuah transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Berdasarkan jangka waktu pelunasannya kewajiban/utang dibagi menjadi dua bagian yaitu kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban lancar yaitu kewajiban/utang perusahaan kepada pihak lain yang harus segera dibayar (Kasmir, 2010:40). Jangka waktu pembayarannya biasanya adalah maksimal dari satu tahun.

Dari tabel 4.1 dapat dilihat jumlah kewajiban lancar pada tahun 2018 sebesar Rp.2.309.963.934, tahun 2019 sebesar Rp.3.433.627..137, tahun 2020 sebesar Rp.6.588.675.226 dan pada tahun 2021 yaitu Rp.5.530.090.191. Pada tahun 2021 kewajiban lancar PT. Jaya Sukses Amerta mengalami penurunan dikarenakan hutang dagang dan hutang lancar lainnya, totalnya labih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan jumlah kewajiban jangka panjang pada tahun 2020 Rp.62.250.000, sedangkan pada tahun 2021 yaitu Rp.12.450.000. Jadi total kewajiban untuk tahun 2018 sebesar Rp.2.309.963.934, tahun 2019 sebesar Rp.3.433.627.137, tahun 2020 sebesar Rp.6.650.925.226 dan tahun 2021 sebesar Rp.5.542.540.191.

Jumlah ekuitas yang ada pada data laporan posisi keuangan PT. Jaya Sukses Amerta tahun 2018 Rp.2.606.379.253, tahun 2019 Rp.2.267.231.436, tahun 2020 Rp.2.253.922.772 dan pada tahun 2021 yaitu Rp.2.583.743.933. Berdasarkan dari data tersebut jumlah ekuitas pada tahun 2018-2020 mengalami penurunan dan pada tahun 2021 mengalami kenaikan. Jumlah kewjiban dan ekuitas pada tahun 2018-2020 PT. Jaya Sukses Amerta mengalami kenaikan untuk setiap tahunnya. Dan pada tahun 2021 mengalami penurunan sebesar Rp.8.126.284.124

4.2.1.2 Analisis Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi yaitu laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam satu periode tertentu yang tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi (Kasmir, 2010:58)

(6)

6

Tabel 4 2 Laporan Rugi Laba PT. Jaya Sukses Amerta Periode 20018-2021

Sumber : PT. Jaya Sukses Amerta , 2022

Berdasarkan dari data Laporan Laba Rugi PT. Jaya Sukses Amerta dapat dilihat jumlah penjualan pada tahun 2018 sebesar Rp 3.519.347.644, tahun 2019 sebesar Rp.3.186.605.179, tahun 2020 sebesar Rp.6.645.579.005 sedangkan pada tahun 2021 sebesar Rp.11.938.134..282.

Dalam Laporan Laba Rugi terdapat laba atau rugi dalam melaksanakan sebuah usaha. Adapun jumlah laba kotor pada PT. Jaya Sukses Amerta pada tahun 2018 sebesar Rp.2.885.647.344, tahun 2019 sebesar Rp.2.326.775.848, tahun 2020 sebesar Rp.2.252.728.415 dan pada tahun 2021 Rp.4.533.578.349 yang didapat setelah menjumlahkan antara penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa total laba mengalami penurunan ditahun 2019-2020, karena jumlah pendapatan bersih tahun 2019 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2018, dan jumlah harga pokok penjualan tahun 2020 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya sehingga total laba yang didapatkan perusahaan juga lebih rendah dibanding tahun sebelumnya.

(7)

7

Sebuah usaha yang dijalankan oleh perusahaan pasti ada sebuah pajak yang harus dibayar oleh pihak yang melakukan usaha tersebut. Maka pada PT. Jaya Sukses Amerta terdapat laba sebelum pajak (EBT). Dalam tabel 4.2 jumlah laba sebelum pajak (EBT) pada tahun 2018 sebesar Rp.233.899.462, tahun 2019 sebesar Rp.349.304.980, pada tahun 2020 sebesar Rp. 365.030.579 sedangkan pada tahun 2021 sebesar Rp.726.252.775. Adapun jumlah pajak pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp.29.237.433, tahun 2019 sebesar Rp.43.663.123, tahun 2020 sebesar Rp.45.628.822 dan ditahun 2021 sebesar Rp.90.781.614.

Laporan Laba Rugi juga dapat diketahui jumlah laba bersih (EAT) yang didapat dari hasil pengurangan laba sebelum pajak (EBT) dikurangi dengan pajak.

Pada table diatas dapat diketahui jumlah laba bersih pada tahun 2018-2021 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Laba bersih yang paling tingggi pada tahun 2021 sebesar Rp. 635.471.161 dan laba bersih yang terendah pada tahun 2018 sebesar Rp.204.662.029.

4.2.2 Analisis Rasio Keuangan 4.2.2.1 Analisis Rasio Likuiditas

Analisis likuiditas digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang dimiliki perusahaan.

1. Current Rasio / Rasio Lancar

Tabel 4 3 Perhitungan Current Rasio Tahun 2018-2021

Tahun Aktiva

Lancar (a)

Utang Lancar (b)

Rasio Lancar

(a:b)

Standar Industry 2018 3.960.060.038 2.309.963.934 171,43% 200%

2019 5.222.787.842 3.433.627.137 152,10% 200%

2020 8.190.778.078 6.588.675.226 124,31% 200%

2021 7.453.496.452 5.530.090.191 134,78% 200%

Rata-Rata Perusahaan 145,65%

Sumber data: Laporan posisi keuangan tahun 2018-2021(telah diolah) Current ratio/Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan (Kasmir, 2010:134). Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan (Kasmir, 2010:135).

(8)

8

Current Rasio/Rasio Lancar diukur dengan cara menjumlahkan antara total aktiva lancar dibagi dengan utang lancar yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian rasio lancar pada tahun 2018 sebesar 171,43%

artinya setiap 1 rupiah utang lancar dijamin 171,43% aktiva lancar perusahaan. Pada tahun 2019 rasio lancar sebanyak 152,1% artinya 1 rupiah utang lancar akan dijamin 152,1% aktiva lancar, pada tahun 2020 rasio lancar sebanyak 124,31% artinya setiap 1 rupiah utang lancar akan dijamin 124,31%

aktiva lancar perusahaan, jumlah rasio yang didapat mengalami penurunan dikarenakan jumlah utang lancar yang lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2021 rasio lancar sebanyak 134,78%

artinya 1 rupiah utang lancar akan dijamin 134,78% aktiva lancar perusahaan.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembayaran kewajiban jangka pendek dengan menggunakan asset lancar belum sepenuhnya dapat dibayarkan karena selisih aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek perusahaan yang sedikit. Adapun jumlah rata-rata internal perusahaan untuk empat tahun terakhir sebesar 145,65% dimana jumlah Current Rasio yang didapat tersebut masih berada dibawah standar rata-rata industri sebesar 200%. Current Ratio yang berada dibawah standar rata-rata industri perusahaan dapat menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar utang jangka pendeknya bahkan dapat mengalami kebangkrutan. Untuk meningkatkan rasio lancar diharapkan agar PT. Jaya Sukses Amerta dapat lebih memaksimalkan penggunaan aktiva lancar yang dimiliki yaitu dengan cara meningkatkan total pendapatan perusahaan dan mengurangi total hutang atau kewajibannya.

Dari hasil penelitian diatas dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan PT. Jaya Sukses Amerta ditinjau dari Current Rasio masi belum cukup baik, hal ini disebabkan oleh jumlah rata-rata internal perusahaan masi berada dibawah standart rata-rata industri perusahaan sejenisnya yaitu 200%

2. Quick Rasio

Tabel 4 4 Perhitungan Quick Rasio Tahun 2018-2021

Sumber data: Laporan posisi keuangan tahun 2018-2021(telah diolah)

(9)

9

Quick ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) nilai aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan (Kasmir, 2010:136-137). Dengan kata lain bahwa seberapa banyak aktiva lancar dikurangi persediaan yang tersedia untuk memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo. Untuk mencari quick ratio diukur dari total aktiva lancar, kemudian dikurangi nilai persediaan, terkadang perusahaan juga memasukkan biaya yang dibayar dimuka jika memang ada dan dibandingkan dengan seluruh utang lancar (Kasmir, 2010:137).

Jika rata-rata industry untuk quick rasio adalah 150% atau 1,5 kali, maka keadaaan perusahaan lebih baik dari perusahaan lain (Kasmir, 2010:138). Kondisi ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak harus menjual persediaan bila hendak melunasi utang lancarnya, tetapi dapat menjual surat berharga atau penagihan utang. Sebaliknya jika quick rasio perusahaan dibawah 1,5 kali maka hal itu menunjukkan keadaan perusahaan dalam kondisi yang kurang baik.

Pada tabel 4.4 dapat diketahui quick rasio pada tahun 2018 sebesar 159,01% yang artinya setiap Rp.1 utang lancar perusahaan akan dijamin sebesar 159,01% setelah dikurangi dengan persediaan. Untuk tahun 2019 diperoleh quick rasio dengan menggunakan rumus yang sama sebesar 145,32% yang artinya setiap Rp.1 utang lancar perusahaan akan dijamin sebesar 145,32% setelah di kurangi persediaan. Untuk tahun 2020 sebesar 119,71% yang artinya setiap Rp.1 utang lancar perusahaan akan dijamin sebesar 119,71% setelah dikurangi persediaan, dimana mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena jumlah utang lancar atau kewajiban perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2021 kembali mengalami peningkatan sebesar 125,88% artinya setiap Rp.1 utang lancar perusahaan akan dijamin sebesar 125,88% setelah dikurangi dengan persediaan. Rasio yang didapatkan mengalami peningkatan ditahun 2021 karena jumlah kewajiban perusahaan yang menurun dari tahun sebelumnya. Adapun jumlah rata-rata internal perusahaan untuk empat tahun terakhir sebesar 137,48% dimana jumlah Quick Rasio yang didapat tersebut masih berada dibawah standar rata-rata industry sebesar 150%. Dilihat dari laporan posisi keuangan yang disajikan PT. Jaya Sukses Amerta jumlah aktiva lancar setelah dikurangi dengan persediaan perusahaan akan semakin berkurang dan jumlah yang didapatkan hampir sama dengan jumlah hutang perusahaan sehingga mengakibatkan rasio lancar belum dapat mencapai standar rata-rata rasio sebesar 150%. Nilai rasio cepat yang diperoleh pada tahun 2018-2021 dapat dikatakan rendah namun jika piutang perusahaan tersebut ditagih, maka perusahaan dapat melunasi kewajiban lancarnya.

(10)

10 4.2.2.2 Analisis Rasio Solvabilitas

Analisis solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut telah dilikuidasikan baik kewajiban jangka panjang maupun jangka pendek (Munawir, 1979:32).

Rasio solvabilitas atau leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya seberapa besar utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktiva perusahaan tersebut.

1. Debt To Asset Ratio

Tabel 4 5 Perhitungan Debt To Asset Ratio 2018-2021

Sumber data: Laporan posisi keuangan tahun 2018-2021(telah diolah) Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva, dengan kata lain seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolan aktiva. Rata-rata industry yang sering dipakai adalah 35%, jika total debt to asset ratio dibawah 35% maka perusahaan tersebut akan sulit mendapatkan pinjaman (Kasmir, 2010:156).

Berdasarkan tabel 4.5 diatas debt to asset rasio menunjukkan bahwa pada tahun 2018 angka rastio yang didapatkan yaitu 46,98% yang berarti bahwa total aktiva sebesar Rp.100 dapat menutupi sebesar 46,98% utang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Pada tahun 2019 menunjukkan bahwa angka debt to asset rasio yang didapatkan sebesar 60,23% yang berarti bahwa total aktiva perusahaan sebesar Rp.100 dapat menutupi sebesar 60,23% utang perusahaan. Pada tahun 2020 menunjukan bahwa angka debt to asset rasio yang didapatkan yaitu 74,68% yang berarti bahwa total aktiva sebesar Rp.100 dapat menutupi sebesar 74,68% utang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

Jumlah debt to asset rasio yang didapatkan untuk tahun 2019-2020 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya hal tersebut dikarenakan jumlah hutang perusahaan yang lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2018. Sedangkan pada tahun 2021 menunjukkan rasio sebesar 68,20% yang berarti total aktiva

(11)

11

sebesar Rp.100 dapat menutupi sebesar 68,20% utang perusahaan, yang kembali mengalami penurunan dikarenakan jumlah hutang perusahaan yang semakin rendah.

Dilihat dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui jumlah rata-rata internal perusahaan untuk empat tahun terakhir yaitu 2018-2021 yang didapat sebesar 79,35% dimana angka tersebut sudah berada diatas standar rata-rata industry perusahaan sejenisnya yaitu sebesar 35%. Hal ini dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan PT. Jaya Sukses Amerta dalam kondisi cukup baik. Untuk meningkatkan tingkat rasio utang terhadap total aktiva perusahaan maka sebaiknya perusahaan dapat lebih meningkatkan total aktiva yang dimiliki agar dapat menutupi jumlah hutang perusahaan. Jika angka atau nilai rasio yang diperoleh perusahaan tidak mencapai standar rata-rata industry perusahaan sejenisnya maka perusahaan tersebut akan sulit untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak kreditur

2. Debt To Equity Ratio

Tabel 4 6 Perhitungan Debt To Equity Ratio 2018-2021

Sumber data: Laporan posisi keuangan tahun 2018-2021(telah diolah) Debt To Equity Ratio digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas (Kasmir, 2010:157). Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini juga berguna mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang (Merlisa Surya, 2010:36). Rasio ini dicari dengan menggunakan rumus total hutang dibagi dengan total ekuitas pada tahun tertentu.

Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat angka debt to equity rasio yang didapat untuk tahun 2018 sebesar 88,62% yang berarti setiap 1 rupiah utang perusahaan akan dibiayai atau dijamin sebesar 88,62% ekuitas perusahaan.

tahun 2019 sebesar 151,44% yang berarti setiap 1 rupiah utang perusahaan akan dibiayai atau dijamin sebesar 151,44% ekuitas perusahaan. Ditahun 2020 jumlah debt to equity rasio yang didapat yaitu 295,08% hal ini berarti

(12)

12

setiap 1 rupiah dari total hutang perusahaan mampu dijamin dengan 295,08%

dari modal sendiri atau dapat dikatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menutup seluruh utang dengan modal perusahaan. sedangkan pada tahun 2021 didapat jumlah Debt To Equity Ratio sebesar 214,51%.

Dilihat dari rata-rata internal perusahaan selama empat tahun terakhir yaitu pada tahun 2018-2021 sebesar 178,41% kondisi seperti ini dapat dikatakan kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi cukup baik. Karena jumlah rasio yang didapatkan sudah berada diatas standar rata-rata industri perusahan sejenisnya. Untuk menurunkan resiko yang dapat dialami oleh perusahaan maka perusahaan tersebut berusaha untuk meningkatkan modal yang dimiliki agar perusahaan dapat membayar atau memenuhi hutang yang akan jatuh tempo dan mendapatkan kepercayaan dari pihak luar atau kreditur.

4.2.2.3 Analisis Rasio Profitabilitas

Analisis Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba pada periode tertentu atau selama 1 tahun.

1. Gross Profit Margin

Tabel 4 7 Perhitungan Gross Profit Margin Tahun 2018-2021

Sumber data: Laporan Laba Rugi 2018-2021 (Telah Diolah)

Gross Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui pendapatan yang dilakukan oleh perusahaan. GPM dapat diukur dengan cara jumlah (penjualan-HPP) dibagi dengan jumlah pendapatan atau penjualan bersih perusahaan.

Berdasarkan pada hasil penelitian diatas dalam perhitungan GPM diketahui bahwa rasio pada tahun 2018 sebesar sebesar 81,99%, artinya setiap penjualan bersih yang dilakukan perusahaan dapat menghasilkan laba kotor sebesar 81,99%. Pada tahun 2019 Gross Profit Margin sebesar 73,01%. Pada tahun 2020 Gross Profit Margin rasionya sebesar 33,89% dimana mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena jumlah harga pokok penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sedangkan pada tahun 2021 Gross Profit Margin sebesar 38,14% yang berarti bahwa setiap Rp.1 penjualan mendapatkan laba kotor sebesar 38,14%.

(13)

13

Rata-rata industri untuk rasio Gross Profit Margin yaitu 30%, maka rata-rata rasio GPM pada PT. Jaya Sukses Amerrta untuk tahun 2018-2021 sebesar 56,75% berada diatas rata-rata industry perusahaan yang telah ditetapkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan PT. Jaya sukses Amerta dalam kondisi cukup baik. Hal ini disebabkan karena jumlah laba kotor yang diperoleh ditahun 2021 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dilihat dari rata-rata internal perusahaan jumlah rasio yang didapatkan sudah berada diatas standar rata-rata industri sebesar 30%.

2. Net Profit Margin

Tabel 4 8 Perhitungan Net Profit Margin Tahun 2018-2021

Sumber data: Laporan Laba Rugi 2018-2021 (Telah Diolah)

Net Profit Margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan (Kasmir, 2010:198). Cara pengukuran rasio ini adalah dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak (EAT) dengan penjualan.

Rasio ini menggambarkan persentase besarnya keuntungan bersih perusahaan yang diperoleh untuk setiap penjualan yang dilakukannya. Jumlah NPM yang didapat pada tahun 2018 sebesar 5,81% artinya setiap Rp.1 penjualan perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar 5,81%.

Ditahun 2019 sebesar 9,59% artinya setiap Rp.1 penjualan perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar 9,59%. Ditahun 2020 sebesar 4,80% yang artinya setiap Rp.1 penjualan perusahaan mendapatkan keuntungan bersih sebesar 4,80%. Sedangkan pada tahun 2021 sebesar 5,32%

dari proses penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

Dilihat dari penelitian diatas terjadi peningkatan antara tahun 2018 ketahun 2019 dikarenakan jumlah pendapatan bersih dan laba bersih setelah pajak mengalami kenaikan dari tahun 2018. Akan tetapi pada tahun 2020 mengalami penurunan hal ini dikarenakan jumlah laba bersih setelah pajak dan jumlah pendapatan bersih untuk tahun 2020 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019. Dan terjadi peningkatan lagi antara tahun 2020 ketahun 2021 dikarenakan jumlah pendapatan bersih dan laba bersih setelah pajak

(14)

14

mengalami kenaikan dari tahun 2020. Dari hasil penelitian diatas diketahui jumlah rata-rata internal perusahaan selama empat tahun terakhir sebesar 5,96% maka dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan PT. jaya Sukses Amerta dalam kondisi belum cukup baik karena jumlah rata-rata industry yang diperoleh masi berada dibawah standart rata-rata industri perusahaan sejenisnya yaitu 20% untuk menilai rasio NPM perusahaan (Kasmir, 2010:201).

3. ROA (Return On Asset)

Tabel 4 9 Perhitungan Return On Asset Tahun 2018-2021

Sumber data: Laporan Laba Rugi 2018-2021 (Telah Diolah)

Return On Asset digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan jumlah aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Semakin besar nilai ROA yang diperoleh perusahaan maka perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang cukup bagus dalam mengembalikan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Rata-rata internal perusahaan pada tahun 2018-2021 adalah sebesar 5,22% atau berbanding 5,22:1 Artinya setiap Rp 1 modal sendiri yang ditanamkan mendapatkan keuntungan sebesar 5,22%. Return On Asset pada tahun 2018 sebesar 4,16% yang artinya setiap 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 4,16%. Pada tahun 2019 sebesar 5,36% yang artinya setiap 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 5,36%.

Pada tahun 2020 sebesar 3,58% yang artinya setiap 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 3,58%. Pada tahun 2021 sebesar 7,81%

yang artinya setiap 1 aktiva perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 7,81%. Jumlah rasio yang didapatkan untuk tahun 2021 mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena jumlah laba bersih setelah pajak lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, walaupun jumlah asset perusahaan untuk setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Maka perusahaan dapat dikatakan profit dalam menghasilkan laba dari jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan. Untuk mempertahankan keuntungan yang telah didapat dari total aktiva perusahaan sebaiknya PT. Jaya Sukses

(15)

15

Amerta lebih meningkatkan pendapatan agar laba yang didapat juga lebih besar dan dapat mencapai standar rasio telah ditetapkan sebesar 30%. Standar rata-rata industri perusahaan dikatakan cukup baik jika telah memenuhi standar yang ditetapkan sebesar 30% (Kasmir, 2008:203). Dari hasil perhitungan diatas dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari Retun On Asset dalam kondisi belum cukup baik karena rata-rata internal rasio yang didapat selama empat tahun terakhir berada dibawah standart rata-rata industry perusahaan sejenisnya.

4. ROE (Return On Equity)

Tabel 4 10 Perhitungan Return On Equity Tahub 2018-2021

Sumber Data: Laporan Keuangan 2017-2019 (Telah Diolah)

Return On Equity digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba menggunakan modal sendiri. Rasio ini dihitung dengan cara jumlah laba bersih setelah pajak dibagi dengan total ekuitas perusahaan.

Rata-rata rasio internal perusahaan tahun 2018-2021 sebesar 15,13%

atau sama dengan 15,13:1 Artinya setiap Rp.1 modal sendiri yang ditanamkan mendapatkan keuntungan atau laba sebesar 15,13%. Jumlah rasio Return On Equity yang diperoleh pada tahun 2018 sebesar 7,85%. Pada tahun 2019 sebesar 13,48%. Pada tahun 2020 sebesar 14,17%. Dan pada tahun 2021 sebesar 25,03%. Hal ini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah rasio pada tahun 2018-2021 hal ini disebabkan karena jumlah laba bersih setelah pajak mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.

Standar yang dijadikan acuan untuk mengukur seberapa baik perusahaan dalam menghasilkan laba adalah sebesar 40%. Jika rata-rata industri perusahaan adalah sebesar 40% maka dikatakan baik jika berada diatas rata-rata standar tersebut (Kasmir, 2010:205). Jumlah rasio didapatkan selama empat tahun terakhir sebesar 15,13% sehingga kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi belum cukup baik.

(16)

16 4.3 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan yang terdiri likuiditas (current ratio, Quick ratio), solvabilitas (debt to asset ratio, debt to equity ratio), dan profitabilitas ( grioss profit margin, net profit margin, return on asset, return on equity). maka dapat dinilai kinerja keuangan pada perusahaan PT. Jaya Sukses Amerta pada periode 2018- 2021 secara keseluruhanaan sebagai berikut :

Tabel 4 11 Kinerja Keuangan PT. Jaya Sukses Amerta

Sumber : PT. Jaya Sukses Amerta (data diolah kembali) 1.3.1 Likuiditas

Kinerja keuangan PT. Jaya Sukses Amerta sesuai dengan data hasil penelitian yang telah diuraikan diatas selama 4 tahun. Dilihat dari current ratio menunjukkan jumlah rasio yang diperoleh dari tahun 2018-2021 masih berada dibawah standar rata-rata industry perusahaan sejenis sebesar 200% atau (2:1). Jika dilihat dari rata-rata internal perusahaan sebesar 145,65% maka dapat dilihat bahwa pada tahun 2018-2021 kondisi perusahaan dapat dikatakan kurang baik karena current rasionya masih berada dibawah standar rata-rata industri perusahaan sejenisnya yaitu sebesar 200%.

Dilihat dari perhitungan quick ratio kondisi keuangan perusahaan masih kurang baik karena belum memenuhi standar rata-rata industri perusahaan sebesar 150% atau (1,5:1). Jika dilihat dari rata-rata internal

(17)

17

perusahaan pada tahun 2018-2021 sebesar 137,48% dapat dikatakan belum baik karena berada dibawah rata-rata industri perusahaan sejenisnya. Kondisi perusahaan ditinjau dari rasio likuiditas dapat dikatakan kurang baik meskipun perusahaan dapat membayar hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjangnya namun rasio yang didapat dalam perhitungan rasio likuiditas belum mencapai standar rata-rata rasio yang digunakan.

Dilihat dari rasio likuiditas dengan menggunakan rumus Curent Ratio dan Quick Ratio untuk tahun 2018-2021 dapat dikatakan kinerja perusahaan masih kurang baik karena rasio yang didapatkan masih berada dibawah standar rata-rata rasio keuangan yang berarti bahwa kemampuan perusahaan PT. Jaya Sukses Amerta dalam membayar hutang jangka pendek maupun hutang jangka penjangnya masih kurang maksimal. Rasio yang rendah dapat menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan dan juga memberikan dampak terhadap perusahaan seperti berkurangnya kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan tersebut.

1.3.2 Solvabilitas

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan PT. Jaya Sukses Amerta dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya atau hutang perusahaan baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjangnya. Rasio ini mengukur tentang seberapa besar PT. Jaya Sukses Amerta dibiayai oleh pihak luar perusahaan. Dilihat dari hasil penelitian yang telah diuraikan diatas ditinjau dari Debt To Asset Ratio dari tahun 2018 ke tahun 2021 dapat dilihat bahwa nilai rasio yang didapat cenderung berubah-ubah tiap tahunnya.

Dimana pada tahun 2018 sebesar 46,98%, tahun 2019 sebesar 60,23% pada tahun 2020 sebesar 74,68% sedangkan pada tahun 2021 sebesar 68,2%.

Dilihat dari angka rasio yang didapat untuk tahun 2018 sampai tahun 2021 kondisi perusahaan dapat dikatakan baik karena rasio yang didapatkan berada diatas standar rata-rata industry perusahaan sejenis sebesar 35%, yang berarti bahwa perusahaan PT. Jaya Sukses Amerta sudah mampu menutupi utang atau kewajiban perusahaan dengan menggunakan aktiva perusahaan itu sendiri.

Selama 4 tahun terakhir yaitu pada tahun 2018 sampai pada tahun 2021 nilai Debt To Equity Ratio cenderung berubah-ubah dan rasio tertinggi berada pada tahun 2020 sebesar 295,08% dan yang terendah adalah pada tahun 2018 sebesar 88,62%. Rasio rata-rata industry untuk Debt To Asset Ratio adalah sebesar 80%, jadi dapat dikatakan kondisi perusahaan PT. Jaya Sukses Amerta pada tahun 2018-2021 dapat dikatakan cukup baik karena jumlah rasio pada 4 tahun tersebut berada diatas rata-rata industry perusahaan sebesar 80%. Hal ini dapat dilihat bahwa perusahaan PT. Jaya Sukses Amerta sudah mampu menutupi utang atau kewajiban perusahaan dengan menggunakan Ekuitas perusahaan itu sendiri.

(18)

18

Rasio yang dapat mencapai standar insudtri yang ditetapkan dapat berdampak positif bagi perusahaan karena aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan tersebut tidak bergantung terhadap pihak luar perusahaan.

1.3.3 Profitabilitas

Rata-rata industry untuk menilai seberapa baik perusahaan dalam menghasilkan laba untuk rasio Gross Profit Margin yaitu sebesar 30%, maka rata-rata rasio GPM pada PT. Jaya Sukses Amerta untuk tahun 2018-2020 sebesar 56,75% berada diatas rata-rata industri perusahaan yang telah ditetapkan. Jadi dapat dikatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan pada empat tahun berturut-turut dapat dikatakan baik yang berarti bahwa kemampuan PT. Jaya Sukses Amerta dalam mendapatkan menghasilkan laba yang maksimal atas proses penjualan yang dilakukan sudah baik atau sudah maksimal.

Rata-rata industry perusahaan adalah sebesar 20% untuk menilai rasio NPM perusahaan. Dilihat dari standar tersebut maka kondisi perusahaan masih kurang baik karena berada dibawah rata-rata industri perusahaan.

terjadinya kenaikan pada NPM disebabkan karena terjadinya kenaikan pada laba bersih, sedangkan terjadinya suatu penurunan maka tingkat pendapatan tidak mengalami peningkatan yang begitu besar.

Berdasarkan hasil analisis rasio ROA pada PT. Jaya Sukses Amerta diatas dapat dilihat bahwa tingkat rasio Profitabilitas tiap tahunnya cenderung tidak stabil. Pada tahun 2018-2021 kondisi perusahaan dapat dikatakan kurang baik karena rasio yang didapatkan berada dibawah standar rata-rata industri perusahaan sejenisnya sebesar 30%.

Dari hasil penelitian yang dilakukan ditinjau dari Return On Equity Ratio dapat dilihat bahwa jumlah rasio yang didapatkan untuk empat tahun berturut-turut yaitu tahun 2018-2021, Dimana pada tahun 2018 jumlah rasio yang didapatkan sebesar 7,85% tahun 2019 sebesar 13,4% tahun 2020 sebesar 14,17 sedangkan pada tahun 2021 sebesar 25,03% jumlah rasionya masih berada dibawah standar rata-rata industri perusahaan sejenisnya yaitu sebesar 40%. Dilihat dari indikator tersebut maka dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan masih kurang baik karena masih berada dibawah standar rasio. Karena rendahnya ROE yang diperoleh perusahaan maka pihak manajemen perusahaan harus meningkatkan jumlah modal dan lebih memperhatikan jumlah hutang perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis rasio solvabilitas, kondisi kinerja keuangan PT Bukopin (Persero) Tbk pada tahun 2019-2021 dapat dikatakan baik karena rata-rata CAR sebesar 14,98%, nilai

a) Berdasarkan rasio likuiditas dari current ratio pada tahun 2015-2017 masih berada dibawah rata-rata standar industri. hal ini menyebabkan perusahaan dalam

Nipon Indosari Corpindo Tbk.Pada tahun 2011 perusahaan yang berada diatas rata-rata rasio industry adalah PT.. Mayora Indah Tbk dan

Tujuan dari dilakukannya riset ataupun penelitian ini ialah guna menganalisis kinerja keuangan dengan cara mempergunakan rasio likuiditas, solvabilitas serta

Dari hasil perhitungan rasio likuiditas mengalami kenaikkan selama tiga tahun diatas rata-rata standar industri current ratio adalah 2 kali, dengan hasil pada current ratio

Yang dimana menunjukkan kelonjakkan kenaikan pada tahun 2021 sebesar 15,55 kali yaitu berada di atas standar industri sebesar 15 kali dengan rata-rata perputaran piutang sebesar 7,06

Solusi Bangun Indonesia pada periode tahun 2014 sampai dengan 2018 dengan menggunakan rasio perputaran modal kerja yang diperoleh berdasarkan rasio adalah rata-rata < 6 kali dalam

Jika rata-rata industri rasio perputaran total aset adalah 2 kali, maka dapat dikatakan bahwa kontribusi total asset terhadap penjualan di tahun 2016 hingga 2018 sangat tidak baik