29 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015:14) menyatakan bahwa metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang dapat digunakan untuk meneliti pada populasi maupun sampel tertentu. Teknik pengumpulan data pada metode kuantitatif dapat dilakukan secara random, pengumpulan data juga menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2015:117) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek maupun subyek yang memiliki kualitas maupun karakteristik yang tertentu sehingga dapat ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dapat ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan yang sudah pernah membeli produk Sesari Base melalui Instagram.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian atau jumlah karakteristik yang sama (Sugiyono 2015:118). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik nonprobability sampling dengan metode purposive sampling method. Menurut Sugiyono (2015:122) nonprobability sampling adalah bagaimana cara pengambilan sampel yang tidak dapat memberi kesempatan ataupun peluang yang sama untuk setiap
30 unsur dan populasi untuk dapat dipilih sebagai sampel. Purposive sampling method merupakan teknik untuk menentukan sampel dengan pertimbangan ciri khusus tertentu yang dapat disesuaikan dengan tujuan yang sudah ditentukan (Sugiyono, 2015:124). Kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Orang – orang yang pernah membeli lebih dari sekali produk sesari base 2. Orang yang pernah membeli produk sesari base melalui Instagram Pada penelitian ini populasi tidak diketahui jumlahnya sehingga pengambilan sampel dilakukan dengan rumus Lameshow (Riduwan et al., 2010). Berikut ini rumus Lameshow :
n = Z2 . P (1-P) d2 Keterangan :
N = Jumlah Sampel
Z = Tingkat Kepercayaan = 1,96 P = Maksimal Estimasi = 0,5
d = Alpha (0,10) atau Sampling Error = 10%
Berdasarkan rumus, maka :
n = 1,962 . 0,5 (1-0,5) (0,102) = 96,04
Untuk memudahkan pengolahan data, maka sampel dalam penelitian ini diambil dari 100 responden.
31 3.3 Jenis Data, Sumber Data, dan Skala Pengukuran
Data terbagi menjadi dua macam yaitu, data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui sumber langsung dari pengumpul data ataupun sumber utama yang ada. Data sekunder adalah data yang tidak dapat diberikan secara langsung kepada pengumpul, namun biasanya dapat diberikan dalam bentuk file dari berbagai sumber, mulai dari jurnal, buku pemasaran, penelitian terdahulu dan sebagainya untuk dapat menunjang dan melengkapi data (Sugiyono, 2015:308).
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu kuesioner yang dapat diperoleh dari responden yang berbentuk data primer. Tipe kuesioner yang digunakan adalah berbentuk kuesioner langsung tertutup dengan menggunakan pengukuran skala Likert yang sering digunakan dari skala peringkat yang dijumlahkan. Responden akan memberikan pandangannya yang dirasakan dengan memilih satu dari 5 pilihan yang ada.
SKOR JAWABAN : 1. Sangat Tidak Setuju 2. Tidak Setuju 3. Cukup Setuju 4. Setuju 5. Sangat setuju
32 3.4 Variabel dan Definisi Operasional
Table 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Konseptual
Indikator Definisi Operasional Sumber
Kemudahan Dalam Akses (X1)
Sebuah tingkatan dimana seseorag merasa mudah tanpa
dibutuhkan banyak usaha untuk dapat menggunakan atau mengases sebuah sistem
1. Jelas dan mudah dimengerti 2. Tidak
membutuhkan banyak usaha 3. Sistem mudah
digunakan 4. Mudah
dioperasikan
1. Menurut saya adanya Instagram Sesari Base memudahkan konsemen untuk berinteraksi dalam membeli produk Sesari Base 2. Saya mudah
terhubung dengan Instagram Sesari Base
3. Saya mudah terhubung karena sudah menjadi follower lama di Instagram Sesari Base
4. Saya mudah mencari produk Sesari Base di Instagram 5. Menurut saya
Instagram mudah dioperasikan untuk mencari produk Sesari Base yang sedang promo
Davis (2000, dalam Nurani &
Welsa 2018)
Kemenarikan Posting Messages(X2 )
Berisi tentang kalimat atau bahasa yang menarik yang dapat menimbulkan interaksi sesama pengguna
1. Bahasa yang menarik 2. Mengunggah
informasi terkini 3. Foto produk
yang menarik
1. Menurut saya bahasa yang digunakan dalam Instagram Sesari Base menarik perhatian saya 2. Menurut saya
bahasa yang digunakan Instagram Sesari Base mudah dimengerti 3. Menurut saya
postingan Instagram Sesari Base memberikan informasi terkini terkait produknya
Lin dan Huang (2006, dalam Nurani &
Welsa 2018)
33 4. Menurut saya
Instagram Sesari Base memberikan informasi tentang promo terbaru 5. Menurut saya foto
produk Sesari Base di Instagram sudah menarik
Daya Tanggap Pelayanan (X3)
Keinginan dalam memberikan pelayanan secara cepat dan tepat kepada pelanggan.
1. Ketersediaan memberikan layanan dengan cepat 2. Ketersediaan
membantu pelanggan yang kesulitan dengan cepat 3. Jam
pelayanan sesuai dengan jadwal
1. Menurut saya Sesari Base telah memberikan pelayanan yang cepat di Instagram 2. Saya merasa tidak
kesulitan dalam mendapatkan pelayanan dari instagram Sesari Base
3. Menurut saya jam pelayanan Sesari Base di Instagram sudah sesuai jadwal
(Kosasih, 2016)
Keputusan Pembelian (Y1)
Tahapan dalam melakukan tindakan sebelum memutuskan pembelian sehingga bisa memilih produk atau jasa sesuai dengan keinginan.
1. Kemantapan pada sebuah produk 2. Kebiasaan
dalam membeli produk 3. Memberikan
rekomendasi pada orang lain 4. Melakukan
pembelian ulang
1. Saya memiliki kemantapan untuk membeli produk Sesari Base 2. Saya terbiasa
untuk membeli produk Sesari Base 3. Saya mau
merekomendasikan produk Sesari Base kepada orang lain 4. Saya mau
melakukan pembelian ulang terhadap produk Sesari Base
(Boediono et al., 2018)
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data akan dilakukan dengan melakukan penyebaran kuesioner melalui google form. Kuesioner tersebut akan diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, persepsi dan pendapat seseorang terhadap fenomena yang terjadi. Skala Likert juga
34 sebagai teknik mengukur yang biasanya digunakan dalam angket maupun kuesioner dan riset seperti berupa survei yang paling banyak menggunakan skala Likert ini (Raharja et al., 2018).
3.6 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis 4.1.3 Uji Validitas
Menurut Zahra & Rina (2018) uji validitas merupakan ketetapan derajat antar data maupun objek yang akan dikumpulkan oleh peneliti. Uji validitas akan diambil melalui data yang akan diberikan oleh responden dari hasil kuisioner. Uji validitas juga merupakan alat ukur untuk menentukan sejauh mana alat yang digunakan untuk mengukur. Indikator yang valid akan sangat membantu untuk mengukur apa yang akan diukur, dan uji validitas merupakan suatu langkah pengujian yang akan dilakukan melalui suatu konten maupun pertanyaan yang diberikan dengan tujuan untuk dapat mengukur ketepatan kuesioner dalam penelitian (Sujono, 2017).
4.1.4 Uji Reliabilitas
Menurut (Reppi et al., 2015) uji reliabilitas merupakan alat untuk dapat mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel. Kuesioner juga dapat dikatakan handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan yang diberikan selalu bersifat konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas menggunakan metode cronbach alpha agar dapat menentukan kualitas yang digunakan dan metode cronbach alpha memang sangat cocok jika digunakan dengan skala nilai (1-4, 1-5) (Sujono, 2017).
35 4.1.5 Uji Validitas dan Uji Realibilitas Konstruk
Penelitian ini menggunakan metode analisis dengan teknik Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS. Menurut Ghozali dalam Susilowati et al., (2018) tujuan dari PLS-SEM adalah untuk dapat mengembangkan ataupun membangun teori (orientasi prediksi). PLS juga digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten (prediction). Menurut (Hair et al., 2014) PLS merupakan metode yang tidak mensyaratkan jumlah minimum sampel, sehingga dapat diterapkan untuk penelitian yang jumlah sampel kecil.
Goodness of fit merupakan tahapan dalam pengujian kesesuaian model dengan bermacam katagori. PLS dilaksanakan dengan model evaluasi outer model dan inner model. Model pengukuran dengan (outer model), adalah suatu konsep yang dapat menentukan hubungan variabel laten dengan indikator. Inner model adalah model yang dapat menggambarkan hubungan antara variabel laten dengan variabel laten, atau variabel laten dengan variabel oksogen (Nurwullan et al., 2015).
Model Sructural Equation Modeling dapat menggunakn aplikasi SmartPLS versi 3.2 yang mempunyai bagian utama dalam melakukan pengujian yaitu outer model dan inner model yang jelaskan sebagai berikut :
a. Berikut pengujian yang dilakukan dalam outer model :
1) Convergent Validity, adalah korelasi antar nilai indikator reflektif dengan skor variabel laten dalam penelitian. Syaratnya indikator dapat dianggap valid jika nilai AVE diatas 0,5 atau outer loading dapat memperlihatkan dimensi nilai loading > 0,5 sehingga bisa disimpulkan pengukuran tersebut sudah memenuhi syarat validitas konvergen (Trenggonowati & Kulsum, 2018)
36 2) Discriminant Validity, adalah metode yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan cross loading koefisien korelasi indikator terhadap variabel laten yang lebih besar nilainya dibandingkan variabel laten lainnya. Untuk setiap variabel laten harus lebih besar dari korelasi antar variabel laten (Trenggonowati & Kulsum, 2018)
3) Composite Reliabulity, adalah blok yang mengukur kosistensi internal dalam indikator pembentuk variabel dan nilai yang dapat diterima harus bisa lebih besar dari 0,6.
b. Berikut pengujian yang dilakukan dalam inner model :
1) Koefisien Determinan R2 adalah pengukuran untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel laten dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel laten independent.
2) Q Square adalah digunakan untuk pengujian dalam mengukur seberapa baik nilai yang dapat dihasilkan oleh model dengan memperhitungkan parameternya. Jika Q Square menunjukan nilai >
0 berarti model memiliki predictive relavace, dan jika sebaliknya maka nilai Q Square <0 maka model menunjukan kurang memiliki predictive relevance.
3) Uji hipotesis T adalah uji yang dapat dilakukan agar dapat mengetahui bagaimana variabel laten independent dapat mempengaruhi variabel laten dependen. Nilai T hitung mampu didapatkan jika melewati prose bootstraping dengan nilai cut
37 off>1,96 dan masing-masing variabel laten independent juga bisa dievaluasidengan jalur analisis koefi