• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PROSEDUR PEMBELIAN PADA PITA MAHA A TJAMPUHAN RESORT & SPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PROSEDUR PEMBELIAN PADA PITA MAHA A TJAMPUHAN RESORT & SPA."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PROSEDUR PEMBELIAN PADA PITA MAHA A TJAMPUHAN RESORT & SPA

Oleh : I MADE ANDITA NIM : 1306013017

Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Akuntansi

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing,

serta diuji pada tanggal : 1 Juni 2016

Tim Penguji : Tanda tangan

1. Ketua : I Made Karya Utama,SE.,M.Com.,Ak …………..

2. Sekretaris : Putu Ery Setiawan,SE.,M.Com.,Ak …………..

Mengetahui,

Ketua Program Dosen Pembimbing

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan

Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya, Tugas Akhir Studi yang berjudul

“Prosedur Sistem Pengendalian Internal Atas Siklus Pembelian Pada Pita Maha

Resort & Spa” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Studi ini masih jauh dari sempurna, karena

keterbatasan waktu, pengalaman, serta pengetahuan yang penulis miliki. Namun

demikian, penulis telah berusaha dengan kemampuan yang ada serta petunjuk dan

bimbingan dari beberapa pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa,SE.,M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Ibu Prof.Dr Ni Nyoman Kerti Yasa.SE.,M.S, selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Drs. Komang Ardana,MM, selaku Ketua Program Diploma III Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Bapak I Made Karya Utama,SE.,M.Com.,Ak selaku Pembimbing Tugas Akhir

Studi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan

(4)

5. Bapak Putu Ery Setiawan,SE.M.,Com.,Ak selaku Pembimbing Akademik

(PA) selama penulis menjalankan kuliah pada Program Diploma III Akuntansi

Fakultas dan Bisnis Universitas Udayana.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama

mengikuti perkuliahan pada Program Diploma III Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

7. Ibu Tjokorda Anom Somawati selaku Head Accounting pada Pita Maha A

Tjampuhan Resort & Spa.

8. Keluarga tercinta, Bapak, Ibu, Kakak, atas dukungan dan doanya yang tulus

dan tiada hentinya selama penulis menempuh studi di Program Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

9. Teman-teman angkatan 2013 Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Udayana yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

telah memberikan dukungan dan motivasi.

10. Keluarga besar di Himpunan Mahasiswa Diploma yang telah banyak

memberikan pengalaman dan teman-teman akuntansi I angkatan 2013 yang

telah membantu dan memberikan bantuan selama ini.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir

(5)

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Studi ini tidak akan berhasil tanpa

bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian penulis tetap

bertanggungjawab terhadap semua isi Tugas Akhir ini. Penulis berharap semoga

Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Denpasar, April 2016

(6)

Judul : Sistem Pengendalian Internal Atas Prosedur Pembelian Pada Pita Maha Resort & Spa

Nama : I Made Andita Nim : 1306013017

ABSTRAK

Seiring perkembangan pariwisata, banyak tumbuh kegiatan industri baik yang berhubungan secara langsung maupun yang tidak langsung dengan pariwisata. Salah satunya adalah didirikannya hotel dengan berbagai fasilitas di dalamnya. Untuk tetap bertahan di tengah persaingan yang semakin meningkat, manajemen hotel harus meningkatkan sistem pengendalian internal khususnya pada bagian pembelian agar lebih efektif sehingga kegiatan operasional yang dijalankan sesuai dengan tujuan hotel tersebut.

Penelitian ini dilakukan pada Pita Maha Resort & Spa dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan proses pembelian pada Pita Maha Resort & Spa dan unutuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal pada siklus pembelian yang dilakukan oleh Pita Maha Resort & Spa sudah efektif bagi perusahaan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran umum dan memaparkan secara sistematis mengenai data yang diperoleh sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan serta mengaitkannya dengan beberapa informasi sehingga dapat menarik kesimpulan.

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL………...……… i

LEMBAR PENGESAHAN ………... ii

KATA PENGANTAR………...... iii

ABSTRAK ………. vi

DAFTAR ISI……….. vii

DAFTAR GAMBAR….……… ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah……….. 1

1.2 Tujuan Penelitian………. 5

1.3 Manfaat Penelitian………... 6

1.4Sistematika Penulisan ……….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal……… 8

2.2 Elemen-elemen Pengendalian Internal……… 9

2.3 Pengertian Pembelian……….. 12

2.4 Tujuan Pembelian……… 13

2.5 Tanggung Jawab Bagian Pembelian……… 14

2.6 Tugas Bagian Pembelian………. 14

2.7 Sistem Akuntansi Pembelian………15

2.8 Sistem Pengendalian Intern Pembelian………17

2.9Flowchart ………..25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian……….. 29

3.2 Objek Penelitian……….. 29

3.3 Identifikasi Variabel ...……… 29

3.4 Definisi OperasionalVariabel ..………29

3.5 Jenis dan Sumber Data……… 30

3.6 Metode Pengumpulan Data………. 31

3.7 Teknik Analisis Data………31

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1Gambaran Umum Daerah/Deskripsi Hasil Penelitian ………..33

4.1.1 Sejarah singkat berdirinya Pita Maha A Tjampuhan Resort &Spa…..33

4.1.2 Fasilitas dan PelayananPerusahaan ………..34

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ………35

(8)

A Tjampuhan Resort & Spa ……… 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan………...62 5.2 Saran……….63

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Flowchart dari Kegiatan Dasar ……… 28

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ……….. 36

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Contoh Lampiran Market List

Contoh Lampiran Purchase Order

Contoh Lampiran Store Room Requestions

Contoh Lampiran Store Room Delevery

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.

Di Provinsi Bali pariwisata merupakan salah satu bidang yang mendapat

perhatian khusus dari pemerintah, hal ini dikarenakan pariwisata memegang

peranan yang sangat penting dan membawa dampak yang cukup besar bagi

kehidupan perekonomian di Bali. Selain mampu menghasilkan devisa yang cukup

besar bagi negara, sektor pariwisata juga mendorong tumbuhnya

kegiatan-kegiatan industri baik yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung

dengan kegiatan pariwisata, yang mana nantinya pariwisata diharapkan mampu

meningkatkan taraf hidup serta pendapatan masyarakat secara umum. Salah satu

industri yang tumbuh seiring dengan perkembangan pariwisata di Bali adalah

didirikannya hotel dengan berbagai fasilitas didalamnya.

Hotel adalah badan usaha akomodasi atau perusahaan yang menyediakan

pelayanan bagi masyarakat umum dengan fasilitas jasa penginapan, penyedia

makanan dan minuman, jasa layanan kamar, serta jasa pencucian pakaian.

Semakin banyaknya jumlah hotel yang ada di bali menyebabkan tingkat

persaingan juga semakin meningkat. Untuk dapat bertahan ditengah persaingan

yang semakin meningkat, manajemen hotel harus memiliki kiat-kiat dan inovasi.

Salah satu kiat atau cara untuk dapat memenangkan persaingan adalah dengan

(12)

efektif sehingga kegiatan operasional yang dijalankan sesuai dengan tujuan hotel

tersebut.

Sistem pengendalian internal merupakan suatu perencanaan yang meliputi

struktur organisasi dan semua metode yang digunakan di dalam perusahaan

dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa

ketelitian dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan. Ada

beberapa kegiatan operasional yang ada dalam sebuah hotel, dimana dalam sistem

informasi akuntansi kegiatan tersebut dapat dibagi kedalam beberapa siklus yakni

siklus pendapatan, siklus pembelian, siklus produksi, dan siklus keuangan. Siklus

pembelian adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data

terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.

Di dalam siklus pembelian, pertukaran informasi utama adalah dengan pemasok

barang (supplier). Di dalam organisasi, informasi mengalir ke siklus pembelian

dari siklus pendapatan dan produksi, pengendalian persediaan, dan berbagai

departemen tentang kebutuhan untuk membeli barang dan bahan baku. Untuk

menghasilkan sistem informasi yang berkualitas diperlukan sistem akuntansi yang

baik khususnya sistem akuntansi pembelian.

Sistem akuntansi pembelian sebagai suatu rangkaian dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan disusun secara sistematis untuk melakukan

aktivitas pengadaan barang demi lancarnya kegiatan operasional hotel. Setiap

hotel didalam menjalankan kegiatan operasionalnya memerlukan barang-barang

(13)

menunjang efektivitas kerja setiap bagian terkait. Dalam transaksi pembelian

terdapat bagian-bagian yang ikut berperan dalam transaksi tersebut. Apabila

setiap bagian tidak bekerja dengan baik, maka cenderung akan melakukan

kesalahan baik dalam kegiatan pembelian maupun pencatatan. Kesalahan serta

ketidaksesuaian dalam pembelian yang kemungkinan terjadi, seperti kesalahan

dalam pencatatan, kesalahan dalam penentuan supplier, kesalahan dalam prosedur

pembelian dan sebagainya. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka diperlukan

sistem akuntansi pembelian yang baik dan memadai sehingga dengan demikian

kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik dan tujuan

perusahaan dapat tercapai.

Tujuan utama dalam siklus pembelian adalah untuk meminimalkan biaya

dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan

organisasi untuk berfungsi. Sebagai tambahan, pihak manajemen harus mampu

mengawasi dan mengevaluasi efisiensi serta efektivitas proses siklus pembelian.

Secara lebih luas, tujuan dari siklus pembelian adalah : (1) Menjamin bahwa

semua barang dan jasa yang dipesan sesuai dengan aturan yang dibutuhkan,

(2) Menerima semua barang yang dipesan dan memastikan bahwa barang yang

diterima dalam kondisi baik, (3) Mengamankan barang hingga dibutuhkan,

(4) Menentukan faktur yang berkaitan dengan barang dan jasa yang benar,

(5) Mencatat dan mengklasifikasikan pembelian dengan tepat, (6) Mengirimkan

uang ke pemasok yang tepat.

(14)

diterapkan oleh perusahaan telah dijalankan dengan baik, apakah sistem tersebut

cocok untuk diterapkan dalam perusahaan tersebut, apakah terdapat

penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh karyawan dan apakah sistem

yang diterapkan oleh perusahaan selama ini dapat dipertahankan atau perlu

dilakukan perubahan agar penyimpangan dapat dihindari.

Pita Maha Resort & Spa merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang perhotelan yang selalu mengedepankan kualitas pelayanan dan kepuasan

pelanggan. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan sistem pengendalian

internal yang baik, khususnya pada siklus pembelian. Mulai dari melakukan

pemesanan barang yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, menerima

semua barang yang dipesan dan memastikan barang yang diterima dalam kondisi

baik, pemeliharaan persediaan, sampai pada pencatatan terhadap transaksi

pembelian yang terjadi.

Dalam suatu proses pengadaan barang pihak perusahaan akan

berhubungan dengan pihak eksternal, pihak eksternal disini merupakan pihak

suplier atau pihak yang menyediakan barang yang dibutuhkan oleh pihak

perusahaan. Ketepatan dalam memilih pemasok atau supplier juga menjadi hal

yang utama untuk memperoleh harga dan kualitas barang yang sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan perusahaan. Namun dalam kenyataannya seringkali

terdapat ketidak sesuaian antara kondisi barang yang diterima dengan apa yang

diinginkan oleh setiap departement yang bersangkutan, sehingga barang yang

telah diantar akan dikembalikan dan mengalami proses penukaran. Proses

(15)

dan efisien, selain itu terdapat beberapa masalah yang ditemukan dalam bagian

pembelian antara lain terjadinya pembelian secara langsung tanpa melalui bagian

pembelian dan pembuatan dokumen pembelian yang tidak tepat waktu. Disisi

lain karyawan pada perusahaan ada yang mendapat tugas ganda (perangkapan

tugas) sesuai dengan kondisi yang memungkinkan dan dapat menyebabkan

karyawan tersebut memiliki tanggung jawab yang ganda sehingga karyawan

kurang efektif dalam menjalakan tanggung jawabnya dan kemungkinnan akan

menyebabkan tidak optimalnya proses operasional. Hal ini kemungkinan terjadi

karena perusahaan memiliki karyawan yang minim atau pihak perusahaan ingin

mengoptimalkan sumber daya yang ada tanpa harus menambah karyawan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan analisis

terhadap prosedur sistem pengendalian internal siklus pembelian pada Pita Maha

Resort & Spa.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka yang

menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah prosedur pembelian yang telah diterapkan oleh Pita Maha

Resort & Spa?

2. Apakah sistem pengendalian internal yang dilakukan oleh perusahaan

(16)

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan proses pembelian pada Pita

Maha Resort & Spa.

2. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian internal pada siklus

pembelian yang dilakukan oleh Pita Maha Resort & Spa sudah efektif bagi

perusahaan.

1.3 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis, yaitu

1) Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang terkait dengan sistem

pengendalian internal atas siklus pembelian.

2) Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi khususnya bagi manajemen dan

karyawan Pita Maha Resort & Spa dalam upaya peningkatan sistem

pengendalian internal yang diterapkan hotel atas siklus pembelian.

1.4 Sistematika Penulisan

Tugas Akhir Studi ini terdiri dari lima bab, yang dapat diuraikan secara

(17)

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan

penelian, dan manfaat penelitian.

Bab II Kajian Pustaka

Dalam bab ini menguraikan tentang teori-teori yang diperlukan untuk

memecahkan permasalahan yang dibahas dan pembahasan hasil

penelitian sebelumnya.

Bab III Metode Penelitian

Dalam bab ini menguraikan tentang desain penelitian, jenis penelitian,

lokasi dan objek penelitian, definisi operasional variabel, sumber data,

metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam bab ini menguraikan tentang sejarah singkat berdirinya

perusahaan, fasilitas dan pelayanan perusahaan, struktur organisasi

perusahaan, dan pembahasan hasil penelitian

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab akhir yang akan menguraikan saran dari

kesimpulan yang berkaitan dengan masalah yang ada dalam tugas akhir

(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang

didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai atas informasi keuangan

dan operasional yang andal, kepatuhan terhadap peraturan dan keputusan yang

berlaku, operasional yang efisien, pencapaian atas sasaran dan operasional yang

telah ditetapkan, perlindungan aset, serta nilai integritas dan etika yang tinggi

(Moeller 2009:24). Sedangkan menurut Harrison dan Horngren (2012:233),

pengendalian internal merupakan rencana organisasi, sistem dan prosedur yang

diimplementasikan oleh manajemen dan dewan direksi, serta dirancang untuk

memenuhi tujuan berikut: menjaga aset, mendorong karyawan untuk mengikuti

kebijakan perusahaan, mempromosikan efisiensi operasional, meningkatkan

cacatan akuntansi yang akurat dan dapat diandalkan serta mematuhi persyaratan

hukum. Pengendalian internal memiliki tiga fungsi, yakni Preventive controls

merupakan pengendalian yang didesain untuk menghindari masalah yang akan

terjadi.Detective controlsmerupakan sistem yang didesain ketika masalah terjadi.

Corrective controls merupakan pengendalian ketika masalah terjadi (romney dan

Steinbart, 2009:222). Mulyadi (2002:165) berpendapat bahwa pengendalian

intern adalah “Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode

(19)

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen”.

Berdasarkan pengertian pengendalian intern yang telah dikemukakan oleh

beberapa ahli yang tersebut diatas, dapat dipahami bahwa pengendalian intern

adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur yang tidak terbatas pada

metode pengendalian yang dianut oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi

meliputi pengendalian anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan

staf pemeriksa intern.

2.2 Elemen-elemen Pengendalian Intern

Unsur-unsur pengendalian intern menurut Mulyadi (2002:175) yaitu:

1) Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian intern merupakan alat untuk menciptakan

suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan harus mampu

mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian.

Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan manajemen.

Lingkungan pengendalian adalah menetapkan corak suatu organisasi,

mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan

pengendalian merupakan dasar untuk semua unsur pengendalian intern,

menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian mencakup

berikut ini: a. Integritas dan nilai etika, b. Komitmen terhadap Kompetensi, c.

(20)

manajemen, e. Struktur organisasi, f. Pemberian wewenang dan tanggung

jawab, g. Kebijakan dan praktek sumber daya manusia.

2) Penaksiran Resiko

Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi,

analisis, dan pengelolaan, resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan

laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

Penaksiran resiko bagi manajemen juga harus mempertimbangkan masalah

biaya dan manfaat yang akan dicapai. Resiko dapat timbul atau berubah

karena keadaan berikut ini: a. perubahan dalam lingkungan operasi, b.

Personel baru, c. Sistem informasi yang baru atau diperbaiki, d. Pertumbuhan

yang pesat, e. Teknologi baru, f. Lini produk, produk atau aktifitas baru, g.

Restrukturisasi korporasi, h. Operasi luar negeri, i. Penerbitan standar

akuntansi baru.

3) Informasi dan komunikasi

Sistem akuntansi yang mengandung prosedur-prosedur yang harus ditaati

oleh personel perusahaan harus mampu memberikan informasi yang akurat

kepada pihak yang membutuhkannya terutama bagi manajemen dan dapat

menjalin komunikasi antar bagian yang didapat pelaksanaan yang seragam.

Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang

mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun

untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi entitas

(termasuk peristiwa dan keadaan) dan untuk menyelenggarakan akuntabilitas

(21)

dihasilkan oleh sistem berdampak kemampuan manajemen untuk mengambil

keputusan seharusnya dalam mengelola dan mengendalikan aktivitas entitas

dan untuk menyususn laporan keuangan yang andal. Sedangkan komunikasi

mencakup pemberian pemahaman atas peran dan tanggung jawab individual

berkenaan dengan pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Komunikasi

meliputi luasnya pemahaman personel tentang bagaimana aktivitas mereka

dalam sistem informasi pelaporan keuangan berkaitan dengan pekerjaan orang

lain dan cara pelaporan penyimpangan kepada tingkat yang seharusnya dalam

entitas.

4) Aktivitas Pengendalian

Adalah kebijkan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan

bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan sehingga resiko

dalam mencapai tujuan dapat diminimalkan. Aktivitas pengendalian adalah

kebijaksanaan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan

yang diperlukan telah dilaksanakan untuk menghadapi resiko dalam mencapai

tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan

diterapkan diberbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas

pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai

kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan berikut ini (a) Review terhadap

kinerja, (b) Pengolahan informasi, (c) Pengendalian fisik, dan (d) Pemisahan

(22)

5) Pemantauan

Adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern yang

diterapkan untuk mencapai tujuan dan ditinjau sewaktu-waktu apabila

kelayakannya tidak sesuai lagi dengan situasi yang ada. Sistem pemantauan

yang efektif dan efisien yang akan menghindari timbulnya piutang tak

tertagih.

2.3 Pengertian Pembelian

Adapun pengertian pembelian menurut beberapa para ahli, diantaranya

sebagai berikut :

1) Soemarso S.R (2009:208) dalam buku akuntansi suatu pengantar,

pembelian adalah akun yang digunakan untuk mencatat semua pembelian

barang dagang dalam suatu periode.

2) Bodnar dan Hopwood (2006:417) pembelian merupakan sinonim dari

pengadaan, yang diartikan sebagai proses bisnis memilih sumber,

pemesanan dan memperoleh barang dan jasa.

3) Sedangkan menurut Brown (2001:132) menyatakan bahwa pembelian

merupakan pengelolaan masukan kedalam proses produksi organisasi.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelian

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk pengadaan barang yang dibutuhkan

perusahaan dalam menjalankan usahanya dimulai dari pemilihan sumber sampai

(23)

2.4 Tujuan Pembelian

Tujuan utama proses pembelian menurut Manulang (1991:136) adalah

menyediakan sumber daya yang diperlukan organisasi perusahaan dengan cara

yang efisien dan efektif. Tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

1) Melaksanakan pembelian dari rekanan yang handal.

2) Membeli barang dengan kualitas yang baiksesuai dengan yang diinginkan.

3) Memperoleh barang dengan harga yang pantas

4) Hanya membeli barang yang disetujui dan sesuai dengan tujuan

perusahaan.

5) Mengelola barang secara sehat sehingga selalu tersedia manakala

dibutuhkan perusahaan.

6) Hanya menerima barang yang sudah dipesan, dan harus menerima semua

barang yang dipesan.

7) Menerapkan pengendalian barang yang sudah disimpan dan diterima

secara sehat untuk menghindari berbagai kemungkinan yang merugikan.

Galloway dkk (2000:305) mendefinisikan beberapa tujuan dari

diadakannya transaksi pembelian hotel, yaitu

1) Menjaga kontinuitas usaha.

2) Mencegahover investmendan barang yang rusak atau busuk.

3) Menghindari kerugian akibat waktu penyerahan dan menghemat biaya

pemesanan.

(24)

2.5 Tanggung Jawab Bagian Pembelian

Adapun tanggung jawab bagian pembelian yang dikemukakan Assauri

(1998:162) yaitu:

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar rencana

operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat

harga dimana perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan

produknya.

2) Bertanggung jawab atas usaha-usaha untuk dapat mengikuti

perkembangan bahan-bahan baru yang dapat menguntungkan dalam

proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain

yang dapat mempengaruhi produk perusahaan, harga serta desainnya.

3) Bertanggung jawab untuk menurunkan investasi atau meningkatkan

perputaran bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke pabrik

dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi.

4) Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data-data

dan perkembangan pasar, perbedaan sumber-sumber penawaran, dan

memeriksa pabrik supplier untuk mengetahui kapasitas dan

kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.

2.6 Tugas Bagian Pembelian

Tugas-tugas yang dilakukan bagian pembelian dalam memenuhi tanggung

(25)

1) Melakukan pembelian bahan-bahan secara bersaing atas dasar nilai yang

ditentukan tidak hanya pada harga yang tepat tetapi juga pada waktu yang

tepat, serta jumlah dan mutu yang tepat pula.

2) Membantu pemilihan bahan-bahan dengan melakukan penyelidikan.

3) Melaksanakan usaha-usaha pencarian paling sedikit dua sumber suplai.

4) Mempengaruhi tingkat persediaan terendah.

5) Menjaga hubungan baik dengan supplier.

6) Melaksanakan kerja sama dan koordinasi yang efektif dengan

fungsi-fungsi lainnya dalam perusahaan.meneliti keadaan perdagangan pasar

7) Meneliti keadaan perdagangan pasar

8) Membeli seluruh bahan bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan tepat

waktu sehingga tidak mengganggu rencana produksi dari perusahaan

tersebut.

2.7 Sistem Akuntansi Pembelian

Menurut Mulyadi (2008:52), Sistem akuntansi pembelian digunakan

dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan.

Transaksi pembelian dapat digolongkan menjadi dua yaitu pembelian lokal dan

impor. Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan

pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri.

Adapun tujuan dari sebuah sistem pembelian yaitu:

(26)

2) Untuk memastikan bahwa hanya barang yang dipesan yang diterima

perusahaan dan bahwa barang yang diterima telah diterima dalam keadaan

baik (tidak yang rusak atau cacat).

3) Untuk memastikan bahwa barang yang sudah dibeli tersimpan aman

dalam gudang, sampai tiba saatnya barang tersebut dijual kembali atau

dipakai dalam proses produksi.

4) Untuk memastikan bahwa transaksi pembelian dicatat dengan benar dan

tepat waktu.

5) Untuk memastikan bahwa kas dikeluarkan untuk membayar utang yang

memang legal.

Dalam sistem akuntansi pembelian terdapat beberapa resiko yang bisa

terjadi dalam penerapannya, yaitu:

1) Keliru memesan barang yang tidak diperlukan atau memesan barang

terlalu banyak.

2) Barang yang sudah dipesan ternyata tidak pernah diterima.

3) Adanya persediaan yang sudah kadaluarsa atau out of date.

4) Faktur dari pemasok yang legal tetapi informasi dalam faktur tidak benar.

5) Lalai membayar satu faktur dua kali.

6) Pencurian cek oleh karyawan.

7) Akses terhadap daftar pemasok perusahaan oleh karyawan yang tidak

(27)

2.8 Sistem Pengendalian Intern Pembelian

Salah satu siklus dalam perusahaan yaitu siklus pembelian. Di dalam

siklus pembelian ini terdiri dari aktivitas pembelian barang serta pembayaran

barang dan jasa.setiap aktivitas yang terjadi harus melalui prosedur yang telah

ditetapkan oleh perusahaan. Demikian juga dalam aktivitas pembelian barang

oleh perusahaan. Aktivitas pembelian merupakan salah satu aktivitas yang

penting bagi perusahaan sebab menyangkut perolehan persediaan serta pembelian

kas. Seperti kita ketahui bahwa persediaan merupakan aktiva lancar bagi

perusahaan sehingga diharapkan mampu diubah menjadi kas dalam satu siklus

akuntansi. Dalam aktivitas pembelian ini diperlukan cara-cara atau metode guna

mencegah terjadinya inefisiensi dalam pembelian. Selain itu, juga harus

dipertimbangkan mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan aktivitas

pembelian. Antara lain berkaitan dengan prosedur pemilihan pemasok, prosedur

penawaran harga dari pemasok serta prosedur pembelian kas yang diotorisasi.

Aktivitas tersebut termasuk dalam unsur-unsur pengendalian intern pembelian

yang dibuat guna mencapai tujuan pokok pengendalian intern. Unsur-unsur

Pengendalian Intern dalam Sistem Akuntansi Pembelian adalah sebagai berikut

(Mulyadi, 2008:313):

1. Struktur organisasi yang memisahkan anggung jawab fungsional secara tegas.

Dalam setiap aktivitas perusahaan harus dipisahkan beberapa fungsi yang

terkit dalam aktivitas tersebut. Dengan demikian dalam satu siklus operasi

(28)

mengenai fungsi operasi (pelaksana) dan fungsi penyimpanan dari fungsi

akuntansi (Mulyadi, 2008:165). Fungsi yang terkait dalam transaksi

pembelian antara lain (Mulyadi, 2008:300):

1) Fungsi Gudang

Fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan

pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan untuk

menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan.

2) Fungsi Pembelian

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk mengetahui informasi

mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam

pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok

yang dipilih.

3) Fungsi Penerimaan

Fungsi penerimaan bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan

jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna

menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.

4) Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi

pencatatan hutang dan fungsi pencatatan persediaan. Fungsi pencatatn

hutang bertanggungjawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam

register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen

sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatanhutang atau

(29)

pencatat persediaan bertanggungjawab untuk mencatat harga pokok

persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.

2. Sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Setiap transaksi

yang terjadi harus melalui otorisasi dari pihak yang berwenang untuk itu.

Salah satu bentuk otorisasi adalah dengan pembubuhan tanda tangan

maupunparaf atau dapat juga dengan memasukkan kode otorisasi atas

dokumen/catatan transaksi. Setiap transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan

akuntansi melalui prosedur pencatatan tertentu. Dengan demikian, diharapkan

tidak ada satupun transaksi yang terlewatkan sehingga keamanan akan

kekayaan perusahaan terjamin. Dalam melakukan otorisasi dibutuhkan alat

pendukung guna mendokumentasikan data atau informasi perusahaan. Salah

satunya adalah formulir. Formulir merupakan media yang dignakan untuk

merekam penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi atas dasar

terlaksananya transaksi. Dilain pihak formulir merupakan dokumen yang

dipakai sebagai dasar untuk pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi

(Mulyadi, 2008:166). Dalam sistem pengendalian intern sistem akuntansi

pembelian digunakan beberapa dokumen guna mencatat terjadinya transaksi.

Mulyadi (2008:303-308) menjelaskan beberapa dokumen yang digunakan

dalam aktivitas sistem akuntansi pembelian antara lain:

1) Surat permintaan pembelian

(30)

barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut dalam surat.

Surat permintaan pembelian dibuat rangkap 2, pertama untuk fungsi

pembelian dan tembusannya untuk arsip fungsi yang meminta barang.

2) Surat permintaan penawaran harga

Digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang

pengadaannya tidak bersifat berulangkali terjadi, yang menyangkut jumlah

rupiah pembelian yang besar.

3) Surat order pembelian

Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang

telah dipilih. Dokumen ini terdiri dari beberapa tembusan, yaitu:

a. Surat order pembelian

b. Tembusan pengakuan oleh pemasok

c. Tembusan bagi unit peminta barang

d. Arsip tanggal penerimaan

e. Arsip pemasok

f. Tembusan fungsi penerimaan

g. Tembusan fungsi akuntansi

4) Laporan penerimaan barang

Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan

bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis,

spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order

(31)

5) Surat perubahan order pembelian

Terkadang terjadi perubahan dalam surat order pembelian yang telah

diterbitkan. Perubahan ini berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan

barang, spesifikasi, penggantian dan hal lain yang berhubungan dengan

desain bisnis.

6) Bukti kas keluar

Dibuat oleh fungsi akuntansi yang berfungsi sebagai perintah

pembelian kas untuk pembayaran utang kepada pemasok. Setiap aktivitas

perusahaan harus terlaksana sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Hal ini akan membantu mengurangi terjadinya tindak kecurangan maupun

kesalahan oleh individu dalam suatu organisasi. Selain itu, informasi yang

dihasilkan dapat terjamin tingkat ketelitiannya serta keakuratannya

sehingga akan sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan serta bagi

para pemakai informasi keuangan lainnya.

Secara garis besar jaringan prosedur dalam sistem akuntansi pembelian yaitu

sebagai berikut (Mulyadi, 2008:301-303):

1) Prosedur permintaan pembelian

Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian

dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika

barang tidak dimasukkan ke gudang maka fungsi yang memakai barang

(32)

2) Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok

Fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga kepada

para pemasok untuk memperoleh informasi mengenai harga barang dan

berbagai syarat pembelian yang lain, untuk pemilihan pemasok yang ditunjuk

pemasok barang bagi perusahaan.

3) Prosedur order pembelian

Fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian kepada pemasok

yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam

perusahaan.

4) Prosedur penerimaan barang

Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan

mutu barang yang diterima dari pemasok dan kemudian membuat laporan

penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok

tersebut.

5) Prosedur pencatatan utang

Fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang.

6) Prosedur distribusi pembelian

Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang didebet dari transaksi

pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen.

Sistem otorisasi yang harus dilaksanakan dalam sistem akuntansi pembelian

(33)

1) Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang untuk barang

yang disimpan dalam gudang atau oleh kepala pemakai barang untuk

barang yang langsung pakai.

2) Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian untuk pejabat

yang lebih tinggi

3) Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan.

4) Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih

tinggi.

5) Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen

sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yanglengkap.

6) Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan

yang diberi wewenang untuk itu.

3. Praktik-praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi

Praktik-praktik yang sehat antara lain (Mulyadi, 2008: 317-318):

1) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak. Formulir yang

digunakan dalam perusahaan harus bernomor urut tercetak dan

penggunaan nomor urut tersebut dipertanggungjawabkan oleh manajer

yang memiliki wewenang untuk menggunakan formulir tersebut.

2) Pemasok dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari

berbagai pemasok. Pemasok dipilih berdasarkan perbandingan

(34)

Dengan demikian, pengadaan barang yang lebih tinggi dari harga yang

normal dapat dihindari.

3) Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika

fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi

pembelian. Dalam pelaksanaan fungsi ini berlaku bahwa fungsi

penerimaan hanya melakukan pemeriksaan dan penghitungan barang

yang diterima dari pemasok jika sebelumnya telah menerima tembusan

surat order pembelian yang telah diotorisasi.

4) Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari

pemasok dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut

dan membandingkannya dengan tembusan surat order pembelian.

5) Terdapat pengecekan harga, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian

dalam faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut diproses unuk

dibayar. Bukti kas keluar hanya dibuat oleh fungsi akuntansi setelah

fungsi ini melakukan pengecekan harga, syarat pembelian, dan

ketelitian perkalian dan penjumlahan yang tercantum dalam faktur dari

pemasok.

6) Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik

direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar.

7) Pembayaran faktur dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna

mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai.

8) Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya dicap “Lunas” oleh

(35)

kas keluar merupakan dokumen yang digunakan untuk memberikan

otorisasi fungsi keuangan untuk mengisi cek dan mengirimkannya ke

pemasok.

2.9 Flowchart

Flowchart merupakan gambar atau bagan yang memperlihatkan urutan

dan hubungan antar proses beserta instruksinya. Gambaran ini dinyatakan dengan

simbol. Dengan demikian setiap simbol menggambarkan proses tertentu.

Sedangkan hubungan antar proses digambarkan dengan garis penghubung.

Flowchart ini merupakan langkah awal pembuatan program. Dengan adanya

flowchart, urutan proses kegiatan menjadi lebih jelas. Jika ada penambahan

proses maka dapat dilakukan lebih mudah. Setelah flowchart selesai disusun,

selanjutnya pemrogram (programmer) menerjemahkan ke bentuk program dengan

bahasa pemrograman.

Flowchart disusun dengan simbol-simbol. Simbol ini dipakai sebagai alat

bantumenggambarkan proses didalam program. Simbol-simbol yang dipakai

antara lain:

Flow Direction Symbol

Yaitu simbol yang digunakan untuk menghubungkan antara

simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut

juga connecting line.

Terminator Symbol

Yaitu simbol untuk permulaan (start) atau akhir (stop) dari suatu

(36)

Connector Symbol

Yaitu simbol untuk keluar masuk atau penyambungan proses pada

lembar / halaman yang sama.

Conector Symbol

Yaitu simbol untuk keluar masuk atau penyambungan proses pada

lembar / halaman yang berbeda.

Processing Symbol

Simbol yang menunjukkan pengolahan yang dilakukan oleh

komputer.

SimbolManual Operation

Simbol yang menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukan oleh

komputer.

SimbolDecision

Simbol pemilihan proses berdasarkan kondisi yang ada.

SimbolInput-Output

Simbol yang menyatakan proses input dan output tanpa

tergantung dengan jenis peralatannya.

SimbolManual Input

Simbol untuk pemasukan data secara manual on-line keyboard.

SimbolPreparation

Simbol untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan

sebagai tempat pengolahan di dalam storage.

SimbolPredefine Proses

Simbol untuk pelaksanaan suatu bagian (sub-program) /

procedure.

SimbolDisplay

Simbol yang menyatakan peralatan output yang digunakan yaitu

(37)

SimbolDisk and On-line Storage

Simbol yang menyatakan input yang berasal dari disk atau

disimpan ke disk.

Dalam pembuatan flowchart tidak ada rumus atau patokan yang bersifat

mutlak. Karena flowchart merupakan gambaran hasil pemikiran dalam

menganalisa suatu masalah dengan komputer. Sehingga flowchart yang

dihasilkan dapat bervariasi antara satu pemrogram dengan pemogram lainya.

Namun secara garis besar, setiap pengolahan selalu terdiri dari tiga bagian utama,

yaitu:

1) Input berupa bahan mentah

2) Proses pengolahan

3) Output berupa bahan jadi

Untuk pengolahan data dengan komputer, dapat dirangkum urutan dasar

untuk pemecahan suatu masalah, yaitu:

1) START: berisi instruksi untuk persiapan peralatan yang diperlukan

sebelum menangani pemecahan masalah.

2) READ: berisi instruksi untuk membaca data dari suatu peralatan input.

3) PROCESS: berisi kegiatan yang berkaitan dengan pemecahan persoalan

sesuai dengan data yang dibaca.

4) WRITE: berisi instruksi untuk merekam hasil kegiatan ke peralatan output.

(38)
[image:38.612.271.373.154.416.2]

Gambar 2.1

Flowchartdari Kegiatan Dasar

Dari gambar flowchart diatas terlihat bahwa suatu flowchart harus

terdapat proses persiapan dan proses akhir. Dan yang menjadi topik dalam

pembahasan ini adalah tahap proses. Karena kegiatan ini banyak mengandung

variasi sesuai dengan kompleksitas masalah yang akan dipecahkan. Walaupun

tidak ada kaidah-kaidah yang baku dalam penyususnan flowchart, namun ada

beberapa anjuran yaitu:

1) Hindari proses pengulangan yang tidak perlu dan logika yang berbelit

sehingga jalannya proses menjadi singkat.

2) Penggambaranflowchartyang simetris dengan arah yang jelas.

3) Sebuahflowchartdiawali dari satu titikSTARTdan diakhiri denganEND. START

END WRITE

READ

(39)

Gambar

Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian internal pada persediaan obat di RSIA IPHI Kota Batu yang berfokus pada pembelian dan pengeluaran obat

Penelitian yang berjudul “Analisis Profitabilitas Pelanggan Pada Waka di Ume Resort and Spa Ubud–Bali” dimaksudkan untuk mengetahui hasil perhitungan profitabilitas

Beban kerja merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan pada The Mansion Resort Hotel & SPA dengan nilai Koefisien regresi β1 (variabel

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem pembelian bahan baku dan sistem persediaan sudah sesuai dengan standar akuntansi yang

Beban kerja merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan Pada The Mansion Resort Hotel & SPA dengan nilai Koefisien regresi β1 (variabel

Beban kerja merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan pada The Mansion Resort Hotel & SPA dengan nilai Koefisien regresi β1 ( variabel

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada sistem pembelian pada PT MKDP maka dapat disimpulkan bahwa (1) Dengan sering terjadinya

Melihat latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka fokus penelitian pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan dan efektivitas