• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA JAJAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA Hubungan Pola Jajan Kariogenik dan Kebiasaan Menggosok Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi Molar Pertama Permanen Pada Anak Usia 8-10 Tah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN POLA JAJAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA Hubungan Pola Jajan Kariogenik dan Kebiasaan Menggosok Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi Molar Pertama Permanen Pada Anak Usia 8-10 Tah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA JAJAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEJADIAN KARIES GIGI MOLAR PERTAMA PERMANEN PADA

ANAK USIA 8-10 TAHUN DI SDN 01 GUMPANG KECAMATAN KARTASURA, SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Disusun untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh : Adi Nugroho

J520110056

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

(2)
(3)

1

INTISARI

Hubungan Pola Jajan Kariogenik dan Kebiasaan Menggosok Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi Molar Pertama Permanen Pada

AnakUsia 8-10 Tahun di SDN 01 Gumpang Kecamatan Kartasura, Sukoharjo

Adi Nugroho1 Ana Riolina2 Juwita Raditya Ningsih3

Karies adalah penyakit pada jaringan keras gigi yang ditandai dengan terjadinya demineralisasi pada bagian anorganik dan dapat berlanjut pada bagian organik sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri. Gigi molar pertama permanen adalah gigi yang berfungsi untuk pengunyahan makanan, gigi molar pertama permanen memiliki pit dan fissure yang dalam sehingga banyak sisa makanan kariogenik yang menempel pada permukaan gigi molar pertama permanen apabila tidak dibersihkan dengan baik. Pola jajan kariogenik adalah kebiasaan jajan pada anak usia sekolah (6-12 tahun) dalam mengkonsumsi makanan yang manis dan lengket. Kebiasaan menggosok gigi yang benar dapat membersihkan sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya karies.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola jajan kariogenik dan kebiasaan menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi molar pertama permanen pada anak usia 8-10 tahun di SDN 01 Gumpang Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Penelitian untuk mengetahui pola jajan kariogenik dilakukan dengan memberikan kuesioner, kebiasaan menggosok gigi dengan memberikan kuesioner dan simulasi menggosok gigi.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari pola jajan kariogenik (p: 0.00, r: 0.553) dan kebiasaan menggosok gigi (p: 0.00, r: - 0.829) terhadap karies gigi molar pertama permanen pada anak usia 8-10 tahun di SDN 01 Gumpang Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Hasil ini menunjukan bahwa kejadian karies gigi molar pertama permanen pada anak usia sekolah masih belum dapat dikendalikan dengan baik, maka perlu dilakukan pengendalian konsumsi jajanan kariogenik dan penyuluhan tentang kebiasaan menggosok gigi yang benar agar anak usia sekolah memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kata Kunci : Pola jajan kariogenik, kebiasaan menggosok gigi, karies, gigi molar pertama permanen.

1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2. Staf Pengajar Fakultas Kedokteran gigi, Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

(4)

2

ABSTRACT

Relationship of Cariogenic Snacks Pattern and Tooth Brushing Habits Against Dental Caries Incidence First Permanent Molar Teeth In Children Aged 8-10

Years in SDN 01 Gumpang Sub-District Kartasura, Sukoharjo

Adi Nugroho1 Ana Riolina2 Juwita Raditya Ningsih3

Caries is a disease of hard tissue of teeth that is characterized by the occurrence of demineralization in the inorganic and can be continued to organic part so as cause pain. The first permanent molar teeth are teeth that serve to mastication of food, the first permanent molar teeth have deep pits and fissures so many cariogenic food debris attached to the surface of the first permanent molars if not cleaned properly. Cariogenic snacks pattern is habit of eating snacks at school-age children (6-12 years) in consuming foods that are sweet and sticky. Tooth brushing habits can clean the rest of the food that sticks to the surface of the teeth so as to reduce the risk of caries.

The purpose of this study was to determine the relationship of cariogenic patterns and tooth brushing habits on the incidence of dental caries of permanent first molars in children aged 8-10 years at SDN 01 Gumpang sub-District Kartasura, Sukoharjo. Research to determine the pattern of cariogenic snacks done by questionnaire, tooth brushing habits by giving questionnaires and simulated brushing teeth.

The results of this research showed that there is a significant correlation of cariogenic snacks pattern (p: 0.00, r: 0.553) and tooth brushing habits (p: 0.00, r: - 0.829) against dental caries incidence first permanent molars in children aged 8-10 years in SDN 01 Gumpang sub-District Kartasura, Sukoharjo. These results indicate that the incidence of dental caries in permanent first molars of school-age children still can not be controlled properly, it is necessary to control the consumption of cariogenic foods and counseling brushing teeth properly for the students so they have awareness to maintain oral health.

Key word : Cariogenic snacks pattern, tooth brushing habits, caries, the first

permanent molar teeth

1. Student of Dentistry Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta.

2. Lecture Staff of Dentistry Faculty, Muhammadiyah University of

Surakarta.

3. Lecture Staff of Dentistry Faculty, Muhammadiyah University of

(5)

3

PENDAHULUAN

Karies gigi adalah penyakit pada jaringan keras, yang meliputi enamel, dentin,

dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang

dapat difermentasikan1. Penyakit karies gigi disebabkan karena terjadinya

demineralisasi enamel dan dentin2. Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut

yang paling banyak ditemukan di masyarakat3. Hasil riset kesehatan dasar

menunjukan bahwa prevalensi penyakit karies gigi di Indonesia adalah mencapai

72,1% dari jumlah penduduk yang berjumlah 205.132.458 jiwa4.

Anak-anak pada usia 8-10 mempunyai resiko yang tinggi terhadap karies gigi,

karena pada usia tersebut anak-anak mempunyai kebiasaan makan jajanan yang

kariogenik5. Makanan kariogenik seperti: cokelat, permen, roti dan susu sangat

disukai oleh banyak anak-anak sekolah dasar, karena memiliki warna yang menarik,

harga terjangkau dan rasa yang nikmat6. Makanan kariogenik banyak mengandung

gula dan bersifat lengket sehingga dapat menempel pada permukaan gigi apabila

tidak dibersihkan dengan baik7.

Menggosok gigi adalah salah satu upaya untuk menjaga kebersihan gigi dan

mulut agar terhindar dari karies gigi8. Kebiasaan menggosok gigi harus dilakukan

dengan cara yang benar yaitu dengan menyikat semua daerah pada permukaan gigi,

dan dilakukan dengan waktu yang tepat, yaitu sesudah makan dan sebelum tidur9.

Menggosok gigi sesudah makan dapat membersihkan sisa makanan yang masih

(6)

4

membantu perkembangbiakan dan kolonisasi bakteri penyebab karies, menggosok

gigi sebelum tidur dapat mencegah interaksi antara sisa makanan dan bakteri yang

diakibatkan karena menurunya produksi saliva saat tidur10.

Gigi molar pertama permanen adalah gigi yang berguna dalam pengunyahan

makanan di rongga mulut dan memiliki pit dan fissure yang dalam, oleh karena itu

banyak sisa-sisa makanan kecil yang masih tersisa di gigi molar pertama permanen

yang apabila tidak dibersihkan dengan baik dapat berubah menjadi plak gigi dan

berlanjut berlanjut menyebabkan karies11.

SDN 01 Gumpang terletak di kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Para

pedagang jajanan kariogenik banyak dijumpai di SDN 01 Gumpang, dan banyak

siswa-siswi memiliki kebiasaan mengkonsumsi jajanan kariogenik.

Semua uraian di atas membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan

pola jajan kariogenik dan kebiasaan menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi

molar pertama permanen pada murid (umur 8-10 tahun) SDN 01 Gumpang

Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional. Subyek dari penelitian ini adalah siswa SDN 01

Gumpang Kecamatan Kartasura, Sukoharjo yang berusia 8-10 tahun. Tehnik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik simple random sampling

(7)

5

kariogenik diamati dari hasil kuesioner. Penelitian kebiasaan menggosok gigi

diamati dengan kuesioner dan tes simulasi menggosok gigi. Penilaian kejadian karies

gigi molar pertama permanen dinilai dari ada atau tidaknya karies di setiap gigi molar

pertama permanen.

Data dalam penelitian ini berupa variabel dengan skala nominal kemudian,

dilakukan uji analisis korelasi Pearson untuk melihat kuat lemahnya hubungan antara

masing-masing variabel. Data ini dianalisis menggunakan komputer dengan program

Statistical Package for the Social Science (SPSS) 21.0.

[image:7.612.148.539.430.684.2]

HASIL

Tabel 2. Hasil analisis pola jajan kariogenik terhadap karies gigi molar pertama permanen pada siswa usia 8-10 tahun di SDN 01 Gumpang,

Kecamatan Kartasura, Sukoharjo Pola jajan kariogenik Karies gigi molar

pertama permanen

Frekuensi Presentase

Rendah Tidak ada karies 3 2.7%

Rendah Rendah 6 5.5%

Rendah Sedang 4 3.6%

Rendah Tinggi 0 0%

Rendah Sangat tinggi 0 0%

Sedang Tidak ada karies 23 20.9%

Sedang Rendah 17 15.4%

Sedang Sedang 18 16.4%

Sedang Tinggi 2 1.8%

Sedang Sangat tinggi 1 0.9%

Tinggi Tidak ada karies 1 0.9%

Tinggi Rendah 2 1.8%

Tinggi Sedang 6 5.5%

Tinggi Tinggi 18 16.4%

Tinggi Sangat tinggi 9 8.2%

(8)

6

Tabel 3. Hasil analisis kebiasaan menggosok gigi terhadap karies gigi molar pertama permanen pada anak usia 8-10 tahun di SDN 01 Gumpang,

[image:8.612.125.517.157.409.2]

Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.

Tabel 4. Hubungan pola jajan kariogenik terhadap kejadian karies gigi molar pertama permanen di SDN 01 Gumpang, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Uji korelasi pearson Kejadian karies gigi molar

pertama permanen

Pola jajan kariogenik r 0.553 p 0.000 N 110

Berdasarkan uji korelasi Pearson menunjukan bahwa nilai significant 0.000 yang

berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pola jajan kariogenik

terhadap kejadian karies gigi molar pertama permanen pada anak usia 8-10 tahun di

SDN 01 Gumpang, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Nilai korelasi Pearson sebesar

0.553 menunjukan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan sedang. Kebiasaan

menggosok gigi

Karies gigi molar pertama permanen

Frekuensi Presentase

Salah Tidak ada karies 0 0%

Salah Rendah 1 0.9%

Salah Sedang 5 4.5%

Salah Tinggi 18 16.4%

Salah Sangat tinggi 10 9.1%

Agak benar Tidak ada karies 0 0%

Agak benar Rendah 15 13.7

Agak benar Sedang 18 16.4%

Agak benar Tinggi 2 1.8%

Agak benar Sangat tinggi 0 0%

Benar Tidak ada karies 27 24.5%

Benar Rendah 9 8.2%

Benar Sedang 5 4.5%

Benar Tinggi 0 0%

Benar Sangat tinggi 0 0%

(9)

7

Tabel 5. Hubungan kebiasaan menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi molar pertama permanen pada anak usia 8-10 tahun di SDN 01 Gumpang,

Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.

Uji korelasi pearson Kejadian karies gigi

molar pertama permanen

Kebiasaan menggosok gigi r - 0.829 p 0.000 N 110

Pada tabel 5. Berdasarkan uji korelasi pearson menunjukan bahwa nilai significant

0.000 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan

menggosok gigi terhadap kejadian karies gigi molar pertama permanen pada anak

usia 8-10 tahun di SDN 01 Gumpang, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Nilai

korelasi Pearson sebesar – 0.829 menunjukan bahwa arah korelasi negatif dengan

kekuatan kuat.

PEMBAHASAN

Data pada tabel 2. menyajikan hasil bahwa responden dengan pola jajan

kariogenik yang tinggi mengalami kejadian karies gigi molar pertama permanen

dengan kategori sangat tinggi yaitu sebanyak 9 responden (8.2%), dan kategori tinggi

sebanyak 18 responden (16.4%) sebagai presentase tertinggi kejadian karies gigi

molar pertama permanen kategori sangat tinggi dan tinggi, hasil ini sejalan dengan

penelitian Tamrin pada tahun 2014 yang menjelaskan bahwa pola jajan kariogenik

dapat menyebabkan terjadinya karies, karena mengandung sukrosa yang dapat

difermentasikan oleh bakteri menjadi asam yang dapat merusak enamel gigi.

Makanan kariogenik juga bersifat lengket sehingga dapat menempel pada permukaan

(10)

8

responden dengan kategori pola jajan yang sedang tidak terdapat karies gigi molar

pertama permanen sebagai presentase tertinggi yaitu sebanyak 23 responden (23.9%).

Hasil ini didapatkan karena pada responden tersebut memiliki kebiasaan menggosok

gigi yang benar sehingga dapat membersihkan gigi dan rongga mulut dari jajanan

kariogenik serta mencegah terjadinya karies gigi molar pertama permanen. Data

selengkapnya dapat dilihat pada lembar lampiran.

Data pada tabel 3. menunjukan hasil bahwa responden yang memiliki kebiasaan

menggosok gigi benar tidak mengalami karies gigi molar pertama permanen dengan

presentase tertinggi yaitu sebanyak 27 responden (24.5%). Data pada tabel 3. juga

menunjukan bahwa responden yang memiliki kebiasaan menggosok gigi salah

mengalami kejadian karies gigi molar pertama permanen dengan kategori yang tinggi,

yaitu sebanyak 18 responden (16.4%) dan kategori sangat tinggi sebanyak 10

responden (9.1%). Hasil ini sejalan dengan penelitian Wirayuni pada tahun 2003 yang

menunjukan bahwa kebiasaan menggosok gigi mempengaruhi kejadian karies gigi

molar pertama permanen. Kebiasaan menggosok gigi yang benar dapat

membersihkan sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi. Sisa makanan

pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan seiring waktu akan berubah menjadi plak

gigi, pada plak gigi akan terdapat bakteri penyebab karies yaitu Streptococcus mutan

yang akan memfermentasikan sukrosa menjadi asam yang dapat merusak enamel gigi

(11)

9

Hasil uji korelasi Pearson tabel 4. Menunjukan hubungan yang bermakna dengan

kekuatan sedang hubungan pola jajan terhadap kejadian karies gigi molar pertama

permanen. Hasil ini sesuai dengan penelitian Takeichi (2012) yang menjelaskan

bahwa pola jajan kariogenik mempengaruhi terjadinya karies. Sukrosa yang

terkndung dalam makanan kariogenik dapat difermentasikan oleh bakteri penyebab

karies gigi menjadi asam yang dapat merusak permukaan enamel.

Hasil uji korelasi Pearson tabel 5. juga menunjukan hubungan yang bermakna

dengan kekuatan kuat hubungan kebiasaan menggosok gigi terhadap kejadian karies

gigi molar pertama permanen. Hasil ini sesuai dengan penelitian Susi (2012) yang

menjelaskan bahwa kebiasaan menggosok gigi mempengaruhi kejadian karies.

Menggosok gigi dapat membersihkan gigi secara mekanik, yaitu melalui gerakan

sikat gigi, dan membersihkan gigi secara kimiawi, yaitu melalui kandungan flour

yang ada dalam pasta gigi. Menyikat gigi pada semua permukaan gigi dapat

membersihkan sisa makanan yang masih menempel pada permukaan gigi sehingga

dapat mencegah terbentuknya plak gigi. Menggosok gigi yang benar adalah setelah

makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi setelah makan sangat efektif untuk

membersihkan sisa makanan pada permukaan gigi sehingga mencegah pembentukan

plak gigi, sedangkan menggosok gigi sebelum tidur sangat penting dilakukan untuk

mencegah terjadinya interaksi antara sisa-sisa makanan dan bakteri yang diakibatkan

(12)

10

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pola jajan kariogenik dan

kebiasaan menggosok gigi terhadap karies gigi molar pertama permanen pada anak

usia 8-10 tahun di SDN 01 Gumpang, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola jajan kariogenik terhadap

karies gigi molar pertama permanen pada anak usia 8-10 tahun di SDN 01

Gumpang,,Kecamatan Kartasura, Sukoharjo dengan arah korelasi positif dan

kekuatan sedang.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan menggosok gigi terhadap

karies gigi molar pertama permanen pada anak usia 8-10 tahun di SDN 01

Gumpang, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo dengan arah korelasi negatif dan

kekuatan kuat.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disarankan untuk pihak

sekolah agar mengadakan penyuluhan tentang pola jajan yang sehat dan kebiasaan

menggosok gigi yang baik dan benar, mengendalikan pola jajan siswa dan

menerapkan jam jajan dan jam gosok gigi di sekolah, membentuk UKGS (Unit

Kesehatan Gigi Sekolah) yang memiliki program untuk menjaga kesehatan gigi dan

(13)

11

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada drg.Ana Riolina, MPH dan drg.Juwita

Raditya Ningsih yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan motivasi serta para

dosen dan teman-teman mahasiswa fakultas kedokteran Gigi Universitas

Muhammadiyah Surakarta serta semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran

(14)

12

DAFTAR PUSTAKA

1. Bakar, A., Buku Kedokteran Gigi Klinis, Edisi 2: 51-55.

2. Budisuari, M. A., Oktarina dan Muhammad A. M., Hubungan Pola Makan dan Kebiasaan Menyikat Gigi dengan Kesehatan Gigi dan Mulut (Karies) di Indonesia, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan; Vol. 13 No.1 2010: 83-91.

3. Soendoro, T. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007. Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan. Jakarta, 2008: 46-129.

4. Susi., et al., Pengaruh Pola Makan dan Menyikat Gigi Terhadap Kejadian Karies Molar Pertama Permanen Pada Murid SD Negeri 26., Rimbo Kaluang Kecamatan Padang Barat., Majalah Kedokteran Andalas Vol. 36 No.1 2012: 227-233.

5. Wirayuni, K. A., Plaque control, J Ked. Gigi. Mahasaraswati (JKGM), vol.1 No.1 2003: 17-22.

6. Worotitjan, I., Mintjelungan, CN., Gunawan, P., Pengalaman Karies Gigi Serta Pola Makan dan Minum Pada Anak Sekolah Dasar di Desa Kiawa Kecamatan Kawangkoan Utara., Jurnal e-Gigi., Vol.1 No.1 2013: 59-66.

7. Herijulianti, E Indriani, T.S. Artini, 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC: Jakarta.

8. Tamrin, Masriadi., Afrida., Jamaludin, Maryam., Dampak Konsumsi Makanan Kariogenik dan Kebiasaan Menyikat Gigi Terhadap Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah ., Journal of pediatric nursing, Vol.1 No.1 2014: 14-18.

9. Ariningrum, Ratih, Indriasih, dan Endang., Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Tentang Karies Gigi Terhadap Indeks DMF-T Pada Siswa SD Kelas VI di Daerah Kumuh dan Tidak Kumuh Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara., Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol. 9 No.4 2006: 198-202.

10.Putri, Hiranya M., Sirait, Tiurmina., Pengaruh pendidikan penyikatan gigi dengan menggunakan model rahang dibandingkan dengan metode pendampingan terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa-siswi tunanetera SLB-A Bandung., Jurnal MKB, Vol.46 No.3 2014.

(15)

13

Gambar

Tabel 2. Hasil analisis pola jajan kariogenik terhadap karies gigi molar pertama permanen pada siswa usia 8-10 tahun di SDN 01 Gumpang, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo
Tabel 4. Hubungan pola jajan kariogenik terhadap kejadian karies gigi molar pertama permanen di SDN 01 Gumpang, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian, dalam kenyataannya orang tua atau guru dalam melaksanakan hukuman dengan metode dan cara yang kurang tepat sehingga yang terjadi anak bukan menjadi lebih baik

Bertitik tolak terhadap permasalahan yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, penulis tertarik untuk mengangkat kasus dari fenomena tersebut dengan judul

Sardjiyo dan Pannen (2005: 83-97) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis budaya merupakan suatu model pendekatan pembelajaran yang lebih mengutamakan aktivitas siswa

Apabila tidak ada sanggahan dan/atau sanggahan banding (hasil sanggahan dapat dilihat pada tabulasi sanggahan di aplikasi SPSE sesuai paket pekerjaan), selanjutnya

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah terakhir dengan

Oleh karena probabilitas data di atas lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians pada data perbandingan kinerja

Dalam mengumpulkan data untuk penulisan proposal skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1) Sumber data yang dikumpulkan

Pengukuran produktivitas menjadi suatu alat penting untuk menilai kenerja seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan agar menjadi bahan pertimbangan bagi pihak