• Tidak ada hasil yang ditemukan

Visualisasi pengendalian kadar air media tumbuh jamur dengan Visual Basic 6.0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Visualisasi pengendalian kadar air media tumbuh jamur dengan Visual Basic 6.0"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR

MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0

Oleh ;

BUNGA DEWI MASITA

F14103064

2007

(2)

VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR

MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh ;

BUNGA DEWI MASITA

F14103064

2007

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(3)

BUNGA DEWI MASITA. F14103064. Visualisasi Pengendalian Kadar Air Media

Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0. Dibimbing oleh Ir. Mad Yamin, MT.

RINGKASAN

Menurut data Ditjen Bina Produksi Hortikultura dan Departemen Pertanian

hortikultura merupakan komoditas agribisnis yang memiliki potensi untuk

dikembangkan. Salah satu produk hortikultura yang berpeluang untuk

ditumbuhkembangkan adalah produk jamur tiram untuk konsumsi.

Jamur termasuk dalam golongan Thalopytha dan tidak berklorofil. Pada awalnya

Thalopytha dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang akar, daun, dan batangnya tidak

dapat dibedakan secara nyata. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan

dengan ditemukannya mikroskop elektron diketahui bahwa jamur bukan termasuk ke

dalam dunia tumbuhan.

Pada budidaya jamur faktor cuaca menjadi pertimbangan utama dalam

menentukan awal tanam. Kendala suhu biasanya tidak menjadi masalah bila ditanam

pada dataran tinggi karena karena perubahan suhu yang tidak signifikan. Syarat tumbuh

jamur yang optimal adalah pada suhu 16-22

0

C dengan RH 60-90% dengan pH 6-7

(Gunawan, 1999). Dengan konsentrasi CO

2

yang optimal adalah 0.1-0.5 %. Media

tumbuh dari jamur itu sendiri adalah jasad makluk hidup yang sudah mati tetapi dalam

budidaya jamur sering digunakan serbuk gergaji sebagai media tumbuh dengan kadar air

optimal 65-70% (Vilela dan Silverio, 1982, dalam Daryani, 1999).

Dalam budidaya didataran rendah sering dilakukan dalam ruang terkendali untuk

menghindari faktor cuaca yang merugikan. Dalam ruang tumbuh ini biasanya digunakan

kendali suhu dan kelembaban udara (RH), karena dengan penurunan suhu akan

menyebabkan penurunan kelembaban relatif pada ruang tumbuh jamur tersebut sehingga

berdampak negatif bagi pertumbuhan jamur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk

mengaplikasikan program Visual Basic untuk memvisualisasikan perubahan kadar air

media tumbuh jamur dengan kendali logika fuzzy.

Pembuatan program dimulai dengan pembuatan algoritma program yang akan

merupakan dasar dari program. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan diagram alir

untuk mempermudah pembuatan program, dan dilanjutkan dengan pembuatan animasi

dan program.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidatyat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Visualisasi Pengendalian Kadar Air Media Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0”. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis mulai bulan April 2007 sampai dengan Juli 2007.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Mad Yamin, MT selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan sarannya.

2. Dr. Ir. Dewa Made Subrata, M.Agr dan Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen penguji.

3. Daddy yang telah memberikan arti hidup yang lebih bermakna, semangat dan materi.

4. Bunda untuk cinta, kasih dan segala kesabarannya mendampingi setiap langkah penulis.

5. Mas Ardi dan de’ Rama yang selalu menjadi panutan dan tujuan hidup penulis.

6. Eyang-ku, Mamah, Papah, de’ ifan, de’ Al, de’ Dika dan semua saudaraku tercinta yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis.

7. Dunk2 dan plue yang telah memberikan banyak perhatian, dukungan serta semangat kepada penulis.

8. Mazda untuk tujuan dan pandangan hidup yang baru. 9. Yanu, Tari, AA sahabat tersetia.

10.Danz, Dedi, K’ Yogi, K’ Dwi, K’ Delly, K’ Adi, hanafi, deni, arie, ichsan yang selalu mau berbagi pikiran.

11.Beti, Ndul, mba ye, mba vina, yayang, belinda yang selalu membantu penulis. 12.Amna, Kalitika-chu , Hanida, Gytha, Rena, Deta, Gigi dan Bobby yang telah

(5)

13.serta teman-teman TEP 40 yang telah bersama-sama berjuang menjalani perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua yang mempelajarinya.

Bogor, Agustus 2007

(6)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. TUJUAN PENELITIAN ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. JAMUR (MUSHROOM) ... 3

B. JAMUR TIRAM ... 4

C. RUANG TUMBUH JAMUR ... 6

D. LOGIKA DAN KONTROL FUZZY ... 8

E. DESAIN PERANGKAT LUNAK (PROGRAM) ... 11

F. MICROSOFT VISUAL BASIC (Versi 6.0) ... 12

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 15

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ... 15

B. ALAT DAN BAHAN ... 15

C. METODA PEMBUATAN APLIKASI ... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

A. KONTROL FUZZY ... 19

B. PEMBUATAN GAMBAR DENGAN ADOBE PHOTOSHOP CS ... 23

C. PEMBUATAN ANIMASI DENGAN MAKROMEDIA FLASH 8.0 ... 27

(7)

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

A. KESIMPULAN ... 35

B. SARAN ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(8)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan gizi beberapa jenis jamur ... 5

Tabel 2. Kandungan protein dan karbohidarat jamur tiram dibandingkan dengan buah-buahan dan sayuran ... 5

Tabel 3. Contoh matrik keputusan ... 10

Tabel 4. Matriks keputusan ordo 3 x 3 ... 21

Tabel 5. Produksi dan Luas Panen Kubis... 37

Tabel 6. Produksi Buah-buahan ... 37

Tabel 7. Produksi dan Luas Panen Kentang... 37

Tabel 8. Produksi dan Luas Panen Bawang Merah... 38

Tabel 9. Produksi Tanaman Hias Utama Indonesia ... 38

Tabel 10. Produksi Tanaman Obat Utama ... 38

Tabel 11. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Hortikultura ... 39

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Himpunan Crisp ... 9

Gambar 2. Himpunan Fuzzy ... 9

Gambar 3. Diagram Blok Proses Fuzzy ... 10

Gambar 4. Contoh fungsi keanggotaan error dan beda error ... 10

Gambar 5. Bagan Alir Pengendalian Kadar Air ... 18

Gambar 6. Drajat Keanggotaan Error ... 20

Gambar 7. Drajat Keanggotaan Beda Error ... 20

Gambar 8. Grafik Perbandingan Kadar Air Fuzzy dan On-Off ... 23

Gambar 9. Interface ... 24

Gambar 10. Relay... 24

Gambar 11. Komputer ... 25

Gambar 12. Jamur dan Nampan ... 25

Gambar 13. Tube atau Tangki Air ... 25

Gambar 14. Penampung ... 26

Gambar 15. Kipas dan Pompa ... 26

Gambar 16. Tampilan Dasar Program ... 27

Gambar 17. Kerangka Program... 28

Gambar 18. Kipas ... 28

Gambar 19. Pompa Keluar ... 28

Gambar 20. Tampilan Awal Program ... 32

Gambar 21. Tampilan Program Ketika Pompa Masuk Berjalan ... 32

(10)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Potensi Hortikultura ... 37 Lampiran 2. Kenaikan Permintaan Jamur dengan Penambahan Jumlah

Penduduk ... 40 Lampiran 3. Listing program simulasi ruang tumbuh jamur terkendali .... 41 Lampiran 4. Data yang dimasukkan dalam program ... 59 Lampiran 5. Perbandingan Data Kadar Air dengan Pengendalian Kontrol

(11)

VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR

MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0

Oleh ;

BUNGA DEWI MASITA

F14103064

2007

(12)

VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR

MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

pada Departemen Teknik Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh ;

BUNGA DEWI MASITA

F14103064

2007

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(13)

BUNGA DEWI MASITA. F14103064. Visualisasi Pengendalian Kadar Air Media

Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0. Dibimbing oleh Ir. Mad Yamin, MT.

RINGKASAN

Menurut data Ditjen Bina Produksi Hortikultura dan Departemen Pertanian

hortikultura merupakan komoditas agribisnis yang memiliki potensi untuk

dikembangkan. Salah satu produk hortikultura yang berpeluang untuk

ditumbuhkembangkan adalah produk jamur tiram untuk konsumsi.

Jamur termasuk dalam golongan Thalopytha dan tidak berklorofil. Pada awalnya

Thalopytha dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang akar, daun, dan batangnya tidak

dapat dibedakan secara nyata. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan

dengan ditemukannya mikroskop elektron diketahui bahwa jamur bukan termasuk ke

dalam dunia tumbuhan.

Pada budidaya jamur faktor cuaca menjadi pertimbangan utama dalam

menentukan awal tanam. Kendala suhu biasanya tidak menjadi masalah bila ditanam

pada dataran tinggi karena karena perubahan suhu yang tidak signifikan. Syarat tumbuh

jamur yang optimal adalah pada suhu 16-22

0

C dengan RH 60-90% dengan pH 6-7

(Gunawan, 1999). Dengan konsentrasi CO

2

yang optimal adalah 0.1-0.5 %. Media

tumbuh dari jamur itu sendiri adalah jasad makluk hidup yang sudah mati tetapi dalam

budidaya jamur sering digunakan serbuk gergaji sebagai media tumbuh dengan kadar air

optimal 65-70% (Vilela dan Silverio, 1982, dalam Daryani, 1999).

Dalam budidaya didataran rendah sering dilakukan dalam ruang terkendali untuk

menghindari faktor cuaca yang merugikan. Dalam ruang tumbuh ini biasanya digunakan

kendali suhu dan kelembaban udara (RH), karena dengan penurunan suhu akan

menyebabkan penurunan kelembaban relatif pada ruang tumbuh jamur tersebut sehingga

berdampak negatif bagi pertumbuhan jamur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk

mengaplikasikan program Visual Basic untuk memvisualisasikan perubahan kadar air

media tumbuh jamur dengan kendali logika fuzzy.

Pembuatan program dimulai dengan pembuatan algoritma program yang akan

merupakan dasar dari program. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan diagram alir

untuk mempermudah pembuatan program, dan dilanjutkan dengan pembuatan animasi

dan program.

(14)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidatyat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Visualisasi Pengendalian Kadar Air Media Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0”. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis mulai bulan April 2007 sampai dengan Juli 2007.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Mad Yamin, MT selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan sarannya.

2. Dr. Ir. Dewa Made Subrata, M.Agr dan Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen penguji.

3. Daddy yang telah memberikan arti hidup yang lebih bermakna, semangat dan materi.

4. Bunda untuk cinta, kasih dan segala kesabarannya mendampingi setiap langkah penulis.

5. Mas Ardi dan de’ Rama yang selalu menjadi panutan dan tujuan hidup penulis.

6. Eyang-ku, Mamah, Papah, de’ ifan, de’ Al, de’ Dika dan semua saudaraku tercinta yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis.

7. Dunk2 dan plue yang telah memberikan banyak perhatian, dukungan serta semangat kepada penulis.

8. Mazda untuk tujuan dan pandangan hidup yang baru. 9. Yanu, Tari, AA sahabat tersetia.

10.Danz, Dedi, K’ Yogi, K’ Dwi, K’ Delly, K’ Adi, hanafi, deni, arie, ichsan yang selalu mau berbagi pikiran.

11.Beti, Ndul, mba ye, mba vina, yayang, belinda yang selalu membantu penulis. 12.Amna, Kalitika-chu , Hanida, Gytha, Rena, Deta, Gigi dan Bobby yang telah

(15)

13.serta teman-teman TEP 40 yang telah bersama-sama berjuang menjalani perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua yang mempelajarinya.

Bogor, Agustus 2007

(16)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG... 1

B. TUJUAN PENELITIAN ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. JAMUR (MUSHROOM) ... 3

B. JAMUR TIRAM ... 4

C. RUANG TUMBUH JAMUR ... 6

D. LOGIKA DAN KONTROL FUZZY ... 8

E. DESAIN PERANGKAT LUNAK (PROGRAM) ... 11

F. MICROSOFT VISUAL BASIC (Versi 6.0) ... 12

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 15

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ... 15

B. ALAT DAN BAHAN ... 15

C. METODA PEMBUATAN APLIKASI ... 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19

A. KONTROL FUZZY ... 19

B. PEMBUATAN GAMBAR DENGAN ADOBE PHOTOSHOP CS ... 23

C. PEMBUATAN ANIMASI DENGAN MAKROMEDIA FLASH 8.0 ... 27

(17)

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

A. KESIMPULAN ... 35

B. SARAN ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(18)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan gizi beberapa jenis jamur ... 5

Tabel 2. Kandungan protein dan karbohidarat jamur tiram dibandingkan dengan buah-buahan dan sayuran ... 5

Tabel 3. Contoh matrik keputusan ... 10

Tabel 4. Matriks keputusan ordo 3 x 3 ... 21

Tabel 5. Produksi dan Luas Panen Kubis... 37

Tabel 6. Produksi Buah-buahan ... 37

Tabel 7. Produksi dan Luas Panen Kentang... 37

Tabel 8. Produksi dan Luas Panen Bawang Merah... 38

Tabel 9. Produksi Tanaman Hias Utama Indonesia ... 38

Tabel 10. Produksi Tanaman Obat Utama ... 38

Tabel 11. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Hortikultura ... 39

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Himpunan Crisp ... 9

Gambar 2. Himpunan Fuzzy ... 9

Gambar 3. Diagram Blok Proses Fuzzy ... 10

Gambar 4. Contoh fungsi keanggotaan error dan beda error ... 10

Gambar 5. Bagan Alir Pengendalian Kadar Air ... 18

Gambar 6. Drajat Keanggotaan Error ... 20

Gambar 7. Drajat Keanggotaan Beda Error ... 20

Gambar 8. Grafik Perbandingan Kadar Air Fuzzy dan On-Off ... 23

Gambar 9. Interface ... 24

Gambar 10. Relay... 24

Gambar 11. Komputer ... 25

Gambar 12. Jamur dan Nampan ... 25

Gambar 13. Tube atau Tangki Air ... 25

Gambar 14. Penampung ... 26

Gambar 15. Kipas dan Pompa ... 26

Gambar 16. Tampilan Dasar Program ... 27

Gambar 17. Kerangka Program... 28

Gambar 18. Kipas ... 28

Gambar 19. Pompa Keluar ... 28

Gambar 20. Tampilan Awal Program ... 32

Gambar 21. Tampilan Program Ketika Pompa Masuk Berjalan ... 32

(20)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Potensi Hortikultura ... 37 Lampiran 2. Kenaikan Permintaan Jamur dengan Penambahan Jumlah

Penduduk ... 40 Lampiran 3. Listing program simulasi ruang tumbuh jamur terkendali .... 41 Lampiran 4. Data yang dimasukkan dalam program ... 59 Lampiran 5. Perbandingan Data Kadar Air dengan Pengendalian Kontrol

(21)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidatyat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Visualisasi

Pengendalian Kadar Air Media Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis mulai bulan April

2007 sampai dengan Juli 2007.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. Mad Yamin, MT selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan sarannya.

2. Dr. Ir. Dewa Made Subrata, M.Agr dan Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen penguji

3. Daddy, Bunda dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan doa, semangat serta material kepada penulis.

4. Dunk2 dan plue yang telah memberikan banyak perhatian, dukungan serta semangat kepada penulis.

5. Yanu, Tari, AA, Beti, Ndul, mba ye, mba vina, yayang yang selalu membantu penulis.

6. Amna, Tika, Hanida, Gytha, Rena, Deta, Gigi dan Bobby yang telah mendampingi penulis selama tiga tahun.

7. serta teman-teman TEP 40 yang telah bersama-sama berjauang menjalani perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua yang mempelajarinya.

Bogor, Agustus 2007

(22)

VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR

MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0

Oleh :

BUNGA DEWI MASITA

F14103064

2007

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

(23)

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hortikultura merupakan komoditas agribisnis yang memiliki potensi yang

cukup besar untuk dikembangkan mengingat permintaan terhadap komoditas

tersebut cenderung meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk

Indonesia (Lampiran 1). Salah satu produk hortikultura yang berpeluang untuk

ditumbuhkembangkan adalah produk jamur kayu untuk konsumsi. Terdapat

beberapa jenis jamur kayu yang dibudidayakan, yaitu Jamur Tiram (Pleurotus

ostreatus), Jamur Abalone (Pleurotus abalonus), Jamur Kuping (Auricularia

polytricha) dan Lingzhi (Ganoderma lucidum).

Jamur digemari karena rasanya yang sangat enak, mengandung nilai protein

dan karbohidrat yang tinggi serta nilai kalori yang lebih rendah dari pada buah

buahan dan sayuran. Misalnya Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) mempunyai

mengandung Karbohidrat 56,7 %, protein 30,4 %, lemak 2,2 % serta sisanya serat

dan abu. Selain itu mengandung pula vitamin-vitamin meliputi Thiamin,

Ribovalin dan Niasin serta mineral Kalsium, Fosfor dan Kalium (Yuniasmara

dkk, 1997).

Budidaya jamur semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

permintaan jamur baik segar maupun kering (Lampiran 2). Petani pada umumnya

membudidayakan jamur dalam rumah tumbuh yang dirancang sederhana dengan

tujuan menciptakan suhu lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan jamur.

Faktor cuaca tetap menjadi pertimbangan utama dalam menentukan awal tanam.

Pada budidaya jamur biasanya permulaan tanam dimulai pada musim penghujan

atau pada menjelang musim kemarau.

Kendala suhu biasanya tidak menjadi soal bila budidaya jamur dilakukan

pada dataran tinggi. Fluktuasi suhunya tidak jauh dari kisaran suhu optimal untuk

pertumbuhan jamur 16-22 0C (Suriawiria,1999) walaupun terkadang pada siang

hari bisa melebihi batas maksimalnya. Upaya untuk mempertahankan suhu

selama masa budidaya sudah dilakukan dan ternyata terlihat ada peningkatan

(24)

2 1,5 kali lipat pada suhu 21 0C dengan penampilan yang bersih (Daryani,1999). Di

pihak lain usaha pemantaban suhu dingin ini mendatangkan sisi negatif yaitu

penurunan kelembaban yang relatif cepat sehingga permukaan baglog cepat

kering. Jika hal ini dibiarkan terlalu lama kadar airnya cepat turun di bawah batas

toleransinya. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang dapat mengatur.

B. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan program Visual Basic untuk

memvisualisasikan perubahan kadar air media tumbuh jamur dengan kendali

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. JAMUR (MUSHROOM)

Jamur (mushroom) adalah buah dari tanaman jamur (miselium) dan

mengandung ‘biji’ yang disebut spora. Tubuh dari tanaman jamur ini disebut

sebagai miselium dengan bagian individualnya bersifat mikroskopik. Miselium

menyimpan nutrient dan komponen esensial lainnya. Apabila kondisi telah cukup

memungkinkan miselium ini akan menghasilkan tubuh buah yang disebut jamur

(mushroom).

Jamur merupakan tanaman yang mempunya sel berspora tapi tidak

berklorofil, yang hidup diantara jasad hidup (biotik) dan atau mati (abiotik). Sifat

kehidupan jamur ini ada yang bersifat heterotrop artinya organisme yang

hidupnya bergantung dari organisme lain. Juga ada yang bersifat sapropit, artinya

hidup pada zat organik yang tidak diperlukan lagi (sampah), ada juga yang

sifatnya mutualisme artinya kehidupan antar organisme yang saling

menguntungkan. Ada juga yang bersifat parasit, artinya jamur yang merugikan

(Pasaribu, 2001).

Jamur (mushroom) merupakan cendawan sejati yang ukurannya relatif

besar, dapat dilihat dengan mata bugil, dapat dipegang atau dipetik dengan

tangan, bentuknya mencolok (Gunawan, 1999).

Selain berdasarkan sifat hidupnya, jamur dapat dibedakan pula berdasarkan

kemungkinan untuk dimakan. Sifat–sifat itu adalah sebagai berikut: mematikan,

yaitu jenis jamur yang bila dikonsumsi dapat menyebabkan kematian, seperti

Amania phalloides; Beracun, yaitu bila dikonsumsi dapat mengakibatkan

keracunan, seperti Amanita muscaria; Tidak dapat dimakan seperti Cystolepiota

adulterina; Enak dimakan yaitu jamur yang dapat dikonsumsi, seperti Amanita

spissa; Jenis jamur yang dapat dikonsumsi serta enak dimakan seperti Pleurotus

(26)

4 B. JAMUR TIRAM

Jamur Tiram termasuk kedalam kelas Basiodyomicetes dengan klasifikasi

sebagai berikut :

Kelas : Basidiomycetes

Subkelas : Phragmobasidiomycetes

Ordo : Agraricales

Famili : Agrariceae

Genus : Pleurotus

Disebut jamur Tiramatau oystermushroom karena bentuk tudungnya agak

membulat, lonjong, dan melengkung seperti cangkang tiram. Batang atau tangkai

tanaman ini tidak tepat berada ditengah, tetapi agak ke pinggir. Jamur Tiram

adalah salah satu jamur yang sangat enak dimakan serta mempunyai nilai gizi

yang lebih tinggi dibandingkan dengan jamur lain (Yuniasmara dkk,1997).

Tubuh buah jamur tiram mengandung protein 27%, lemak 2%, karbohidrat

58%, serat 12% dan abu 9% per berat kering. Sedangkan jenis–jenis jamur tiram

yang mulai dibudidayakan antara lain sebagai berikut:

1. Jamur tiram putih, dikenal dengan nama shimeji white (varietas florida).

2. Jamur tiram abu–abu, dikenal dengan nama shimeji grey (varietas sajor

caju).

3. Jamur tiram coklat, dikenal dengan nama jamur abalon (varietas

cystidiosus).

4. Jamur tiram merah, dikenal dengan nama jamur shakura (varietas

flabellatus)

Kandungan kadar air jamur tiram 90.8%. Sedangkan kandungan vitaminnya

meliputi thiamine, riboflavin, dan niasin. Adapun mineral yang terkandung

(27)

Tabel 1. Kandungan gizi beberapa jenis jamur

Komposisi Lentinus

edodes (Jamur Shitake) Pleorotus florida (Jamur Tiram Putih) Pleurotuscycstidiosus (Jamur Tiram Coklat) Protein Lemak Karbohidrat Serat Abu Kalori 18% 8% 70.7% 8% 7% 392 Kkal 27% 1.6% 58% 11.5% 9.3% 265 Kkal 26.6% 2% 50.7% 13.3% 6.5% 300 Kkal

Sumber: Yuniasmara dkk, 1997.

Tabel 2. Kandungan protein dan karbohidrat Jamur Tiram dibandingkan dengan

buah-buahan dan sayuran

Jenis Makanan Protein

(%) Karbohidrat (%) Sumber Jamur Tiram Jamur Shiitake Bit Jeruk Apel Kol Wortel Kentang Daging sapi 27 17.5 1.6 0.6 0.6 1.5 2.0 2.0 21.0 58 70.7 0.1 8.5 10.8 4.2 7.4 20.9 5.5 Yuniasmara (1997) Pasaribu (2001) Pasaribu (2001) Genders (1969) Genders (1969) Pasaribu (2001) Genders (1969) Pasaribu (2001) Pasaribu (2001)

Sumber: Sari, 2003.

Menurut Yuniasmara dkk (1997), budidaya Jamur Tiram adalah

mengusahakan kondisi sehingga Jamur Tiram tersebut dapat tumbuh dengan

baik. Untuk itu perlu dilakukan adaptasi substrat dan lingkungan tempat tumbuh

sesuai dengan habitat tumbuhnya di alam. Faktor yang berpengaruh adalah faktor

(28)

6 C. RUANG TUMBUH JAMUR

1. Syarat Tumbuh jamur

Petani pada umumnya membudidayakan jamur didalam rumah tanaman

dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sesuai untuk

pertumbuhan. Lokasi lahan sebaiknya memiliki ketinggian 700 m dpl, seperti

Lembang, Cisarua, Cipanas, Cugenang, serta tempat–tempat lain yang sesuai

(Suriawiria, 1999).

2. Budidaya Jamur

Proses budidaya jamur dipengaruhi oleh media tanaman dan lingkungan

yang dapat dikontrol selama proses budidaya terutama saat pertumbuhan buah

dan perioda penanaman.

Di alam, Jamur Tiram ditemukan pada kayu-kayu yang sudah lapuk.

Berdasarkan sifat tumbuhnya, budidaya Jamur Tiram dilakukan pada media

buatan dengan kandungan unsur hara menyerupai kayu yang sudah lapuk.

Budidaya jamur dapat menggunakan kayu gelondongan, atau serbuk

gergaji. Kelebihan penggunaan sebuk gergaji sebagai media antara lain mudah

diperoleh dalam bentuk limbah dan harganya lebih murah. Kayu atau serbuk

gergaji yang digunakan sebaiknya berasal dari jenis kayu yang tidak banyak

mengandung pengawet alami. Beberapa contoh kayu antara lain albasia, randu

dan meranti (Yuniasmara, 1997). Untuk menghasilkan jamur dengan kualitas

yang baik, maka kadar air dan pH media tumbuh jamur harus diatur. Menurut

Vilela dan Silverio (1982, dalam Daryani, 1999) kadar air pada substrat serbuk

gergaji untuk pertumbuhan jamur adalah 65-70%. Tingkat kemasaman media

tumbuh berpengaruh terhadap pertumbuhan Jamur Tiram. pH media perlu

diatur antara pH 6-7 dengan menggunakan kapur. Pertumbuhan jamur akan

(29)

memungkinkan pertumbuhan jamur lainnya yang akan mengganggu

pertumbuhan Jamur Tiram yang ada.

3. Lingkungan

a. Suhu

Suhu mempengaruhi kerja enzim yang sangat berpengaruh pada

pertumbuhan jamur. Enzim tersebut tidak dapat mensintesis vitamin yang

dibutuhkan apabila suhu lingkungan tinggi (Miles, 1993, dalam Arto, 2006).

Berdasarkan penelitian Daryani (1999), berat rata-rata penen tertinggi

tercapai pada suhu 17 0C yaitu 106 gram per baglog untuk jamur kuping dan

96.76 gram per baglog untuk jamur tiram.

Menurut Gunawan (1999), kisaran suhu untuk pertumbuhan miselium

jamur tiram 7-37 0C dengan suhu optimum 26-28 0C. sedangkan pertumbuhan

tubuh buah memiliki kisaran suhu 25-30 0C untuk galur suhu tinggi, 16-22 0C

untuk galur suhu menengah dan 12-15 0C untuk galur suhu rendah.

b. Cahaya

Pengaruh cahaya mempunyai daya perusak pada sel–sel jamur, terutama

cahaya yang bergelombang pendek (ultra violet, infra merah, sinar gamma,

dll). Tetapi sinar cahaya yang bergelombang panjang seperti sinar matahari

dapat mempunyai daya fotodinamik dan daya biofisik terhadap sel–sel jamur.

Cahaya dapat berpengaruh terhadap reproduksi dalam bentuk perangsangan,

penghambatan atau arah pembentukan struktur reproduksi (Pasaribu, 2001)

Pencahayaan yang terlalu kuat dapat mengakibatkan perubahan tubuh

Jamur Tiram, tinggi stipa jamur menjadi pendek dan tudung jamur menjadi

(30)

8 c. Kelembapan

Secara umum jamur memerlukan kelembaban relatif yang cukup tinggi.

Kelembapan relatif sebesar 95-100 % menunjang pertumbuhan yang

maksimum pada kebanyakan jamur (Gunawan, 1999)

d. Oksigen (O2) dan Karbondioksida (CO2)

Umumnya jamur bersifat aerobik artinya membutuhkan oksigen

walaupun dalam jumlah yang sedikit.

D. LOGIKA DAN KONTROL FUZZY

Penilaian kualitatif yang dilakukan manusia mengakibatkan adanya batas

yang samar antara suatu kriteria dengan kriteria yang lain. Misalnya, penilaian

tinggi badan manusia, bagi sebagian orang akan menganggap tinggi badan 160

cm sudah termasuk tinggi, namun bagi sebagian orang yang lain akan

menganggap bahwa tinggi tersebut termasuk sedang, tetapi semua orang akan

menganggap bahwa tinggi badan 180 cm termasuk tinggi. Batas samar tersebut

merupakan dasar dari teori fuzzy yang dicetuskan oleh L.A. Zadeh pada tahun

1976.

Himpunan fuzzy merupakan fungsi keanggotaan μ yang memetakan

anggota-anggota himpunan tersebut dalam selang [0,1]. Jika x merupakan

anggota himpunan fuzzy maka μ(x) merupakan derajat keanggotaan dari x, x

memiliki kecocokan total apabila μ(x) bernilai 1 sedangkan x tidak cocok sama

sekali apabila μ(x) bernilai 0.

Himpunan crisp merupakan suatu sistem yang menunjukkan kriteria suatu

obyek dalam dua nilai, anggota dan bukan anggota. Perbedaan antara himpunan

(31)

himpunan semesta umur. Terlihat bahwa himpunan crisp tidak bisa

mendeskripsikan kategori dewasa dalam himpunannya, sedangkan himpunan

fuzzy memiliki derajat keanggotaan untuk mendeskripsikan kategori dewasa

dalam himpunannya.

[image:31.612.181.455.184.492.2]

Gambar 1. Himpunan Crisp

Gambar 2. Himpunan Fuzzy.

Secara umum, ada 2 fungsi implikasi yang dapat digunakan, yaitu:

1. Min (minimum). Fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy.

2. Dot (product). Fungsi ini akan menskala output himpunan fuzzy.

Logika fuzzy banyak digunakan dalam bidang pengontrolan, tahapan

pembuatan kontrol fuzzy dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Blok Proses Fuzzy Lanjut usia

0

18 1

Fuzzifikasi Matrik

keputusan Defuzzifikasi 0

1

18 Tahun

y

x

y

[image:31.612.166.480.637.677.2]
(32)

10 1. Fuzzifikasi

Pada tahap ini, ditentukan nilai kualitatif dan derajat keanggotaan dari

setiap nilai variabel numerik. Proses fuzzifikasi dilakukan terhadap error dan

beda error. Error adalah penyimpangan nilai aktual dari nilai set point,

[image:32.612.196.516.234.329.2]

sedangkan beda error adalah selisih error pada t dengan error pada t-1.

Gambar 4. Contoh Fungsi Keanggotaan Error dan Beda Error

2. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan matrik

keputusan. Matrik keputusan ditentukan dengan menggunakan logika kriteria

error dan beda error.

Tabel 3. Contoh matrik keputusan

dE

E NB NS NK ZO PK PS PB

NB ZO ZO ZO ZO ZO ZO ZO

NS ZO ZO ZO ZO ZO ZO PK

NK ZO ZO ZO ZO ZO PK PS

ZO ZO ZO ZO ZO PK PS PB

PK ZO ZO ZO PK PS PB PSB

PS ZO ZO PK PS PB PSB PSB

PB ZO PK PS PB PSB PSB PSB

1

0

-0.75 -0.5 -0.25 0 0.25 0.5 0.75

NB NS NK ZO PK PS PB

(33)

3. Defuzzifikasi, konversi besaran kualitatif menjadi besaran kuantitatif.

Metode defuzzifikasi dilakukan dengan menggunakan metode titik berat

atau metode centriod, pada metode ini solusi crips diperoleh dengan cara

pengambilan titik pusat (z*) (Kusumadewi, 2004). Secara umum dapat

dirumuskan persamaan berikut:

dz z

dz z z z

z Z

) (

) ( *

μ μ

∫ ∫

= ... (1)

E. DESAIN PERANGKAT LUNAK (PROGRAM)

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi dalam tiga

kategori yaitu: peralatan analisis, desain, dan pengembangan. Peralatan analisis

berguna untuk meningkatkan dokumentasi dari sistem yang ada dan penetapan

kebutuhan dari sistem yang baru atau termodifikasi. Peralatan desain berguna

untuk membantu dalam penyusunan sifat-sifat sistem sehingga tercakup dalam

analisa sistem. Peralatan pengembangan berguna untuk membantu

menerjemahkan desain ke dalam penerapan fungsional (Senn, 1990).

Desain perangkat lunak yang efektif dapat diperoleh dari penggunaan

pendekatan desain dekomposisi yang konsisten. Terdapat dua tipe dekomposisi,

yaitu : desain berarah fungsi dan desain berarah objek. Pendekatan desain berarah

fungsi dimulai dengan pendekatan tingkat tinggi dan secara progresif diuraikan

kedalam desain yang lebih detail. Pendekatan desain berarah fungsi merupakan

teknik fungsi dekomposisi dimana struktur data digunakan untuk mengontrol

struktur fungsi yang digunakan untuk mengolah data. Desain berarah objek lebih

merupakan kelompok objek dibandingkan kelompok fungsi, dimana pesan

dilewatkan dari satu objek ke objek yang lain. Setiap objek mempunyai sistem

operasi sendiri.

Pendekatan desain berarah objek memiliki banyak kelebihan dan

merupakan ilmu yang baru, tetapi tidak selalu digunakan. Pada beberapa tingkat

(34)

12 pengembangan sistem dengan pendekatan desain berarah objek. Jika sistem

mengandung informasi yang sederhana maka lebih baik digunakan pendekatan

berarah fungsi daripada pendekatan berarah objek.

Pendekatan desain berarah fungsi merupakan pendekatan perancangan

perangkat lunak dimana hasil perancangannya terdekomposisi ke dalam satu set

unit interaksi dimana masing-masing unit tersebut memiliki fungsi yang jelas

terdefinisi, komponen perancangan atau desain pada pendekatan desain berarah

fungsi berdasarkan pada fungsi sedangkan pada desain berarah objek berdasarkan

pada entitasabstrak. Pendekatan desain berarah fungsi merupakan pelengkap dan

bukan pendekatan yang bertentangan dengan desain berarah objek.

Pendekatan desain berarah fungsi dimulai dengan pembuatan diagram alir

data yang menggambarkan pengolahan data secara logika, dilanjutkan dengan

pembuatan bagan terstuktur yang menampilkan perangkat lunak.

Diagram alir data merupakan gambaran aliran data dari suatu unit

pengolahan ke unit pengolahan lainnya. Diagram ini menunjukkan bagaimana

data input di trasfer menjadi output. Kelebihan pembuatan diagram ini adalah

mudah dimengerti dan intuitif serta menampilkan transformasi tanpa membuat

asumsi tentang bagaimana transformasi tersebut diimplikasikan.

Bagan terstruktur menggambarkan pemrograman sistem bagian dari hirarki

dan menampilkan grafiknya sebagai sebuah pohon. Diagram ini menunjukkan

bagaimana elemen-elemen dalam diagram alir data dihasilkan sebagai unit hirarki

(Sommerville, 1989, Dalam Arto, 2006).

F. MICROSOFT VISUAL BASIC (versi 6.0)

Basic adalah salah satu bahasa pemrograman yang sudah dikenal oleh

pemakai computer dan umum digunakan dalam pembuatan program aplikasi.

Bahasa basic mudah untuk dipelajari dan digunakan. Salah satu software yang

mengunakan bahasa ini adalah Microsoft Visual Basic.

Microsoft Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman berbasis

windows yang popular saat ini. Microsoft Visual Basic memiliki fasilitas Object

(35)

powerfull, dan mudah digunakan dalam mendesain suatu aplikasi program (Yung,

2002)

Aplikasi(project) pada Microsoft Visual Basic 6.0 terdiri atas bagian-bagian :

a. Form :

Form adalah sebuah bidang dimana anda akan mendesain program

dengan meletakkan objek-objek yang merupakan rangkaian dari

perintah-perintah yang akan dikerjakan oleh aplikasi tersebut.

b. Control :

Control adalah bagian yang mempunyai bentuk gambar grafis yang akan

diletakkan diatas bidang kerja yang disebut form, yang dapat berinteraksi

dengan pemakai, seperti TextBox, LabelBox, CommandButton.

c. Properties :

Properties merupakan variabel atau predikat yang melekat pada setiap

objek (form dan control). Contoh properties itu sendiri antara lain nama,

caption, ukuran, warna, posisi, dan isi.

d. Methods :

Methods merupakan prosedur yang sudah dibuat pada setiap objek yang

sewaktu-waktu dapat dipergunakan sesuai dengan tujuan method tersebut.

e. Event procedure :

Event procedure adalah kode yang berhubungan dengan setiap objek yang

akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan nama event yang akan

dikerjakan.

f. General procedure :

General procedure merupakan kode-kode yang tidak berhubungan

langsung dengan objek yang ada. Prosedur ini akan dijalankan apabila

dipanggil namanya dalam sebuah pernyataan pada basis program.

g. Module :

Module merupakan kumpulan dari beberapa General Procedure,

deklarasi variabel, dan definisi konstanta yang digunakan dalam sebuah

aplikasi.

Kemampuan Microsoft Visual Basic dalam menangani database juga tidak

(36)

14 menyediakan provider yang menghubungkan program yang kita buat ke database

secara langsung tanpa memerlukan software database sever lainnya. Selain itu

juga pengguna diberikan pilihan koneksi database yaitu berupa Data Access

(37)

III. METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika

Pertanian Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Pertanian Bogor. Waktu Penelitian adalah bulan April 2007 sampai dengan Juli

2007

.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat yang digunakan :

a. Laptop dengan spesifikasi :

¾ Intel Pentium Centrino 1.6 GHz

¾ DDR 512 MB

¾ VGA Card GeForce FX 6600 64 MB

¾ DirectX 9.0

¾ Combo DVD

b. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional SP2 sebagai program

dasar pengatur kerja dalam komputer.

c. Microsoft Visual Basic Versi 6.0 sebagai program dasar dalam pembuatan

aplikasi

d. Adobe Photoshop CS sebagi program untuk pembuatan gambar yang akan

digunakan dalam pembuatan aplikasi.

e. Macromedia Flash 8.0 sebagai program pembuat animasi yang akan

(38)

16 2. Bahan yang digunakan :

1. Bahan yang digunakan untuk membuat simulasi ini adalah data kadar air

media tumbuh jamur.

2. Selain itu juga buku-buku tentang budidaya jamur dan beberapa software

pendukung.

3. Baglog jamur.

C. METODA PEMBUATAN APLIKASI

1. Pembuatan algoritma sistem simulasi.

Algoritma program dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan

flowchart dan program. Algoritma yang dibuat berupa logika-logika yang akan

dipakai dalam pembuatan program tersebut. Algoritma tersebut meliputi :

a) Penentuan parameter pengendalian

b) Penentuan logika pengendalian

c) Penentuan aksi dari pengendalian

Adapun algoritma program yang dibuat adalah sebagai berikut:

a) Variabel yang dikendalikan :

• Kadar air terkendali : 65%-70 %

• Set Point kadar air : 65%

b) Aksi yang dijalankan :

• Jika kadar air < 65% maka pompa masuk akan mengeluarkan air dan pompa keluar mati.

• Jika kadar air > 65% maka pompa masuk mati dan pompa keluar akan menghisap air dan menyalurkan ke tandon.

c) Pengontrolan yang digunakan :

(39)

2. Pembuatan flowchart (diagram alir)

Pendekatan yang dilakukan dalm penelitian ini adalah pendekatan

desain yang berarah fungsi. Pendekatan desain berarah fungsi dimulai dengan

pembuatan diagram alir data. Yang menggambarkan pengolahan data secara

logika, dilanjutkan dengan pembuatan bagan terstuktur yang menampilkan

perangkat lunak

Diagram alir data merupakan gambaran aliran data dari suatu unit

pengolahan ke unit pengolahan lainnya. Diagram ini menunjukkan bagaimana

data input ditrasfer menjadi output. Kelebihan pembuatan diagram ini adalah

mudah dimengerti dan intuitif serta menampilkan transformasi tanpa membuat

asumsi tentang bagaimana transformasi tersebut diimplikasikan.

Bagan terstruktur menggambarkan pemrograman sistem bagian dari

hirarki dan menampilkan grafiknya sebagai sebuah pohon. Diagram ini

menunjukkan bagaimana elemen-elemen dalam diagram alir data dihasilkan

(40)
[image:40.612.175.532.82.499.2]

18 Gambar 5. Bagan Alir Program Pengendalian Kadar Air

Mulai

Input : Data kadar air media tumbuh

Jika R > 0

Jika R = 0

Animasi pompa masuk mengalirkan air.

Animasi pompa keluar mati.

Animasi pompa masuk mati.

Animasi pompa keluar menghisap air dan mengalirkan ke tandon. ya

ya

tidak Proses

(41)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KONTROL FUZZY

Kontrol dapat didefinisikan sebagai sebuah mekanisme yang digunakan untuk

mengendalikan atau mengatur sebuah peralatan atau mesin dalam sebuah proses. Ada

beberapa jenis kontol dan salah satunya adalah kontrol fuzzy.

Error (E) merupakan selisih antara set point dengan kadar air aktual.

Sedangkan beda error adalah selisih antara error dengan error sebelumnya. Kedua

besaran inilah yang mempengaruhi sistem kontrol fuzzy. Dengan menggunakan

sistem fuzzy diharapkan output yang ada tidak memiliki lewatan (overshot) dan

waktu yang seminimal mungkin untuk mencapai set point.

Pada sistem kontrol fuzzy ini menggunakan selang error antara -3 sampai 3

dan beda error antara -2 sampai 2.

Contoh:

Bila diketahui set point dari kadar air sebesar 68%, kadar air terukur saat itu

67.57%, dan kadar air terukur sebelumnya 68.73%, maka diperoleh:

- error : 68.73 – 68 = -0.43

- beda error : (67.57-68) – (68.73-68) = -1.16

Untuk mengetahui besar derajat keanggotaan error, masukkan nilai error pada

persamaan berikut: y y x x y y x x − − = − − 2 2 1 1

1 ... (2)

Keanggotaan error =

0 ) 18 . 0 ( 3 0 1 0 3 2 − − − − = − − −

y = 1

0 8567

.

0 = x

= x = 0.86

μZe = 0.86

(42)

20 0.86 0.14 2 0.58 0.42

-1.16 (x2)

-0.43 (x2)

(y) 0

(y) 0 (y2)

Apabila ditunjukan dengan gambar adalah sebagai berikut:

(y1) 1

y2

[image:42.612.242.436.108.265.2]

Gambar 6. Derajat keanggotaan error

Sedangkan nilai beda error yang dihitung dengan persamaan (1) akan menghasilkan

derajat keanggotaan beda error.

Keanggotaan beda error =

0 ) 16 . 1 ( 2 0 1 0 2 2 − − − − = − − −

y = 1

0 42

.

0 = x

= x = 0.42

μZde = 0.42

μNde = 0.58

Apabila ditunjukan dengan gambar adalah sebagai berikut:

(y1)1

Gambar 7. Derajat keanggotaan beda error -3

(x1)

0 (x) 3 error μ(x) -2 (x1)

0

(x) beda error

μ(x)

kering lembab sangat lembab

[image:42.612.242.436.459.607.2]
(43)

Langkah selanjutnya setelah diketahui derajat keanggotaan error dan beda

error adalah penentuan matriks keputusan. Matriks dapat ditentukan sendiri dengan

memperhitungkan situasi dan aksi seperti pada tabel 4.

Tabel 4. Matriks keputusan ordo 3 x 3

beda error

N Z P

error N 100 100 100

Z 100 0 0

P 0 0 0

Defuzzifikasi dilakukan dengan menggunakan pembobotan terhadap derajat

keanggotaan absolut dari setiap label dengan derajat keanggotaan yang diperoleh.

Hal ini disebut dengan metode centroid (composite moment), yang memiliki

keuntungan-keuntungan sebagai berikut:

a. nilai defuzzy akan bergerak secara halus sehingga perubahan dari suatu topologi

himpunan fuzzy ke topologi berikutnya juga akan berjalan dengan halus.

b. mudah dihitung

Berdasarkan pada matriks keputusan diatas, maka dapat dilakukan perhitungan

defuzzifikasi sebagai berikut:

– μ(Ne, Nde) = 0.14 x 0.58 = 0.0812

– μ(Ne, Zde) = 0.14 x 0.42 = 0.0588

– μ(Ze, Nde) = 0.86 x 0.58 = 0.4988

– μ(Ze, Zde) = 0.86 x 0.42 = 0.3612

Dimana matriks untuk masing-masing aturan adalah:

– μ(Ne, Nde) = 100

– μ(Ne, Zde) = 100

– μ(Ze, Nde) = 100

(44)

22 Kemudian hasil perhitungan defuzzifikasi dikalikan dengan matriks keputusan yang

sesuai:

– μ(Ne, Nde) = 0.0812 pada matriks (Ne, Nde) = 100

– μ(Ne, Zde) = 0.0588 pada matriks (Ne, Zde) = 100

– μ(Ze, Nde) = 0.4988 pada matriks (Ze, Nde) = 100

– μ(Ze, Zde) = 0.3612 pada matriks (Ze, Zde) = 0

Akhirnya nilai aksi kontrol (R) dengan metode centroid dapat dicari dengan rumus:

)) , ( ) , ( ) , ( ) , ( ( )) , ( ) , ( ) , ( ) , ( ) , ( ) , ( ) , ( ) , ( ( Zde Ze Nde Ze Zde Ne Nde Ne Zde Ze matriks Zde Ze Nde Ze matriks Nde Ze Zde Ne matriks Zde Ne Nde Ne matriks Nde Ne R μ μ μ μ μ μ μ μ μ μ μ μ + + + × + × + × + ×

= ... (3)

(

) (

) (

) (

)

(

0.0812 0.0588 0.4988 0.3612

)

0 3612 . 0 100 4988 . 0 100 0588 . 0 100 0812 . 0 + + + × + × + × + × = R = 63.88

Nilai aksi kontrol (R) tersebut kemudian dirubah dalam bentuk on-off, yang memiliki

syarat, yaitu:

IF “R = 0” THEN “Animation1.Stop” AND “Animation2.Play”

IF “R > 0” THEN “Animation1.Play” AND “Animation2.Stop”

Sehingga saat kondisi kadar air aktual sebesar 64.57% dan kadar air terukur

sebelunya sebesar 65.73% yang terjadi adalah animation1 berupa pompa

pengeluaran air akan menyala dan mengisi wadah baglog, sedangkan animation2

yang berupa pompa penghisap dari bak penampungan air akan mati.

Hasil pengujian membuktikan bahwa kontrol fuzzy mempunyai selang error

yang lebih kecil yaitu 3.47% dengan nilai maksimum setelah mencapai set point

sebesar 68.68% dan nilai minimum yaitu 65.21%. Sedangkan untuk kontrol on-off

dari pengujian didapatkan mempunyai selang error sebesar 4.57%, dengan nilai

maksimum setelah mencapai set point sebesar 68.31% dan nilai minimum sebesar

63.74%.Dari data pada lampiran 5 dapat dibandingan hasil kadar air yang diperoleh

dari pengendalian menggunakan fuzzy dan on-off. Bila menggunakan kontrol fuzzy

lebih baik karena pada set point 65% kondisi setelah set point tidak pernah kurang

(45)
[image:45.612.154.500.82.254.2]

Grafik Perbandingan Kadar Air Menggunakan Fuzzy dan On-Off

45 50 55 60 65 70

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43

Waktu (jam)

K

a

d

a

r a

ir (

%

)

Fuzzy On OFf

Gambar 8. Grafik Perbandingan Kadar Air Menggunakan Fuzzy dan On-Off

B. PEMBUATAN GAMBAR DENGAN ADOBE PHOTOSHOP

Adobe photoshop merupakan salah satu perangkat lunak canggih yang dapat

digunakan untuk pembuatan, penyuntingan dan memanipulasi tampilan, termasuk

pewarnaan, pemberian efek tampilan dan masih banyak lagi. Hasil program ini dapat

berupa gambar atau image. Dalam penelitian ini, kategori yang digunakan adalah

bitmap. Sedangkan proses yang dilakukan adakah pembuatan gambar, pewarnaan

dan pemberian efek tampilan (Madcoms, 2005).

Beberapa gambar yang dibuat antara lain:

1) Pompa dan kipas

2) Komputer

3) Jamur dan nampan

4) Tangki air

5) Penampung air

6) Relay

7) Interface

(46)

24 piranti yang digunakan dalam pembuatan gambar diatas antara lain:

1) Marquee tool : digunakan untuk membuat seleksi dapat berupa segi

empat, ellips, lingkaran, single row (seleksi horizontal satu pixel) dan single

column (seleksi vertikal selebar satu pixel)

2) Crop tool : digunakan untuk membuang bagian pada gambar

yang diinginkan

3) Lasso tool : untuk membuat seleksi dengan bentuk bebas

4) Magnetic lasso tool : membuat seleksi yang melekat pada perbatasan dari

pixel yang dipilih

5) Paint bucket tool : memberi warna pada blok area tertentu

6) Gradient tool : memberi warna gradasi pada objek

7) Move tool : untuk memindah seleksi atau layer yang aktif

Proses pembuatan gambar relay dan interface hanya digunakan marquee tool

berbentu segi empat sesuai dengan ukuran yang kita inginkan kemudian diberi

warna. Berikut ini adalah gambar pipa, relay dan interface :

Gambar 9. Interface

(47)

Pembuatan gambar komputer menggunakan marquee tool berbentuk segi empat,

[image:47.612.256.416.126.222.2]

memotong bagian tertentu dengan crop tool dan diakhiri dengan pemberian warna.

Gambar 11. Komputer

Gambar jamur di download dari internet, sedangkan nampan memiliki proses

yang sama dengan pembuatan gambar komputer, menggunakan marquee tool, crop

[image:47.612.217.440.321.431.2]

tool dan pewarnaan.

Gambar 12. Jamur dan nampan.

Gambar tangki air dibuat dengan menggunakan marquee tool berbentuk elips dan

segi empat dengan layer yang berbeda. Kemudian kedua gambar tersebut

digabungkan dengan menggabungkan kedua layer tersebut. Gambar yang telah

digabungkan kemudian diberi warna dan gradien agar telihat lebih bagus.

(48)

26 Gambar penampung air dibuat dengan cara yang sama dengan pembuatan

nampan untuk jamur. Berikut adalah gambar penampung air yang digunakan :

[image:48.612.282.391.129.203.2]

Gambar 14. Penampung.

Gambar pompa dan kipas digunakan marquee tool dan crop tool, untuk

gambar kipas digunakan gambar download dari internet yang kemudian di edit

dengan adobe photoshop. Gambar pompa ini selanjutnya disimpan dalam file

berekstensi *.JPEG (file gambar 14) yang akan digunakan untuk pembuatan animasi

pompa dengan menggunakan software Macromedia Flash. Berikut ini adalah

gambar dari pompa dan kipas:

(49)

Gambar tampilan dasar adalah gambar yang digunakan untuk membuat

background pada program utama yaitu Visual Bacic 6.0. Gambar tampilan dasar

dibuat dengan menggabungkan semua gambar yang telah dibuat yaitu gambar

komputer, interface, pompa, jamur dan nampan, penampung air, tangki air, serta

[image:49.612.167.485.176.413.2]

relay. Berikut ini adalah gambar tampilan dasar :

Gambar 16. Tampilan dasar program.

C. PEMBUATAN ANIMASI DENGAN MAKROMEDIA FLASH 8.0

Macromedia Flash 8.0 adalah sebuah program grafis yang digunakan untuk

membuat animasi. Prinsip kerja Macromedia Flash adalah seperti roll film yaitu

dengan meletakkan gambar pada keyframe (film) yang kemudian diputar. Dalam hal

ini animasi yang dibuat adalah pompa bergerak. Animasi pompa yang dibuat ada

dua macam yaitu pompa masuk dan pompa keluar. Beberapa tool yang digunakan

antara lain:

1) Selection tool : tool yang berfungsi untuk memilih dan menyeleksi obyek

(50)

28 Animasi pompa dibuat dengan menggunakan dua layer. Layer pertama digunakan

untuk meletakkan kerangka pompa, sedangkan layer kedua digunakan untuk

meletakkan kipas.

Langkah pertama pembuatan animasi pompa ini adalah dengan meletakkan

gambar kerangka pompa yang berekstensi *.JPEG (gambar 16) pada layer pertama.

Layer pertama tidak dirubah bentuknya sampai keyframe ke-16. Pada layer kedua

diletakkan gambar kipas dengan ekstensi *.JPEG (gambar 17), pada layer dua ini

gambar kipas diedit dengan cara merubah posisinya sebesar 22.5° tiap keyframe

hingga mencapai 16 frame (360°). Selanjutnya adalah dengan menyimpan file

Macromedia Flash tersebut sebagai file video dengan berekstensi *.AVI.

selanjutnya file inilah yang akan dipakai dalam program Visual Basic 6.0 (gambar

[image:50.612.265.390.312.410.2]

18).

Gambar 17. Kerangka pompa

Gambar 18. Kipas

(51)

D. PEMBUATAN PROGRAM DENGAN VISUAL BASIC 6.0

Program visualisasi ini dibuat dengan menggunakan software Visual Basic

6.0. Visual Basic 6.0 dipilih karena software ini merupakan salah satu bahasa

pemrograman yang sudah dikenal oleh pemakai komputer dan umum digunakan

dalam pembuatan program aplikasi. Selain itu bahasa Basic mudah untuk dipelajari

dan digunakan.

Tool pada visual basic yang dipakai dalam pembuatan program visualisasi ini

antara lain adalah :

1) CommandButton

2) TetxBox

3) Animation

Pembuatan program visualisasi ini dimulai dengan perintah untuk

mendeklarasikan variabel-variabel yang dipakai. Semua variabel yang dipakai

dideklarasikan sebagai bilangan bulat yaitu dengan perintah “double”. Variabel y

digunakan untuk menginput variabel kadar air yang terdapat pada file text.

Contoh listing program untuk deklarasi adalah sebagai berikut :

Dim R As Double

Dim y(100) As Double

Perintah membaca data kadar air yang tersedia dalam file yang berbentuk text

(berekstensi *.txt) digunakan perintah input. Pada perintah pembacaan data ini juga

digunakan perintah looping karena data yang dibaca lebih dari satu. y(i) digunakan

untuk menyimpan kadar air pada file text. Untuk selanjutnya nilai dari a akan

ditampilkan didalam dalam program melalui textbox.

Listing program untuk memanggil dan membacaan data kadar air tersebut

adalah sebagai berikut :

Open App.Path + "\simpan.txt" For Input As #1 For i = 1 To 72

Input #1, a y(i) = a

Program ini juga dilakukan perhitungan-perhitungan dengan teori fuzzy untuk

(52)

30 menghitung variabel error dan beda error, yang kemudian dilanjutkan dengan

penentuan derajat keanggotaan error dan beda error. Penentuan derajat keanggotaan

ini dilakukan dengan metoda sebab akibat yaitu if....then dengan memasukkan rumus

dari teori fuzzy, un adalah keanggotaan negatif untuk error, uz adalah keanggotaan

zero untuk nol, up adalah keangotaan positif untuk error sedangkan untuk beda error

masing-masing adalah ubz, ubp, ubn. Untuk looping For j=1 To 60000000

digunakan untuk melooping nilai a dengan nilai yang sama agar tampilan yang

ditampilkan dalam textbox lama dan jelas terlihat. Contoh listing program dari

penentuan error dan beda error adalah sebagai berikut :

'derajat keanggotaan If (e = -3) Then un = 1 uz = 0 up = 0 End If

Proses fuzzifikasi dilakukan untuk menentukan nilai kualitatif dari setiap

keanggotaan numerik. Sama dengan penentuan derajat keanggotaan error dan beda

error, proses fuzzifikasi menggunakan metoda if...then. Dimana syarat yang

digunakan adalah nilai error dan beda error. Pada proses fuzzifikasi ini terdapat 25

kemungkinan kejadian (kombinasi error dan beda error) sedangkan akibat yang

ditimbulkan dari kejadian tersebut terdapat 9 kemungkinan. Contoh listing program

dari proses fuzzifikasi adalah sebagai berikut :

If (e <= -3) And (be <= -2) Then u1 = un * ubn

u2 = 0 u3 = 0 u4 = 0 u5 = 0 u6 = 0 u7 = 0 u8 = 0 u9 = 0 End If

Proses selanjutnya dari teori fuzzy ini adalah matrik keputusan. Untuk matriks

keputusan terdapat 25 kemungkinan dari error dan beda error. Matriks yang

(53)

9 kemungkinan. Contoh listing program dari proses matriks keputusan adalah

sebagai berikut :

If (e <= -3) And (be <= -2) Then m1 = 100

m2 = 0 m3 = 0 m4 = 0 m5 = 0 m6 = 0 m7 = 0 m8 = 0 m9 = 0 End If

Proses yang terakhir dari teori fuzzy adalah defuzzifikasi. Defuzzifikasi

adalah proses pengambilan keputusan pada teori fuzzy. Defusifikasi juga

menggunakan metoda sebab akibat (if...then), jika R > 0 maka animasi pompa masuk

dan animasi air dalam nampan jamur akan berjalan sedangkan pipa akan berganti

warna. Pergantian pipa disini menggunakan Program Visual Basic dengan

menggunakan perintah label, jika R > 0 maka label akan berwarna biru dan jika R =

0 maka label akan berwarna orange. R > 0 disini menandakan bahwa kadar air telah

mencapai set point yaitu 65%.

Contoh listing program dari proses ini adalah sebagai berikut :

R = ((u1 * m1) + (u2 * m2) + (u3 * m3) + (u4 * m4) + (u5 * m5) + (u6 * m6) + (u7 * m7) + (u8 * m8) + (u9 * m9)) / (u1 + u2 + u3 + u4 + u5 + u6 + u7 + u8 + u9)

If R > 0 Then Animation1.Play Animation3.Stop

Label1.BackColor = &HFFFF00 Label1.Refresh

Label11.Refresh End If

If R = 0 Then Animation2.Play Animation4.Stop

Label1.BackColor = &H80C0FF Label11.BackColor = &HFFFF00 Label11.Refresh

(54)
[image:54.612.193.462.101.309.2]

32 Tampilan yang ada pada masing-masing kondisi adalah sebagai berikut :

Gambar 20. Tampilan awal progam.

Pada tampilan awal, semua pompa dalam keadaan diam. Saluran air berwarna

orange yang berarti tidak ada air yang mengalir. Sedangkan penampung dan nampan

jamur kosong.

Gambar 21. Tampilan program ketika pompa masuk berjalan.

Tampilan saat pompa masuk ditandai dengan berputarnya kipas didalam

pompa. Saluran air yang menghubungkan tube atau tangki dengan pompa masuk dan

[image:54.612.189.463.420.630.2]
(55)

yang menandakan adanya aliran air. Sedangkan nampan jamur yang awalnya kosong

[image:55.612.174.480.114.361.2]

akan dipenuhi air.

Gambar 22. Tampilan program ketika pompa keluar berjalan.

Pompa keluar yang menyala menandakan bahwa kadar air dalam baglog

lebih atau sama dengan 65 %. Hal ini disertai dengan berputarnya kipas dalam

pompa keluar. Aliran air yang menghubungkan nampan jamur dengan dengan

penampung, penampung dengan pompa keluar, dan pompa keluar dengan tube akan

berwarna biru sebagai tanda adanya air yang mengalir. Penampung yang kosong

akan terisi air limpahan dari nampan jamur.

Tampilkan animasi pompa, air yang bergerak naik-turun dalam Visual Basic

digunakan file video berekstensi AVI. Dalam program ini digunakan perintah load.

Listing program perintah ini adalah sebagai berikut :

Private Sub Form_Load()

Animation1.Open ("pompa masuk.avi") Animation2.Open ("pompakeluar.avi") End Sub

Sedangkan untuk animasi air naik turun menggunakan perintah open :

(56)

34 Program ini memiliki perintah untuk mematikan dan menyalakan pompa

masuk maupun pompa keluar secara langsung. Hal ini dimaksudkan jika terjadi

kerusakan alat atau sensor, pompa dapat dimatikan ataupun dinyalakan secara

manual melalui program. Contoh listing program dari perintah ini adalah sebagai

berikut :

Private Sub Command2_Click() Animation1.Play

Animation4.Play

Label1.BackColor = &HFFFF00 Label1.Refresh

End Sub

Private Sub Command3_Click() Animation1.Stop

Animation4.Stop

Label1.BackColor = &H80C0FF Label1.Refresh

End Sub

Software ini dapat diaplikasikan pada hardware dengan bantuan interface

yang tepat. Interface berfungsi sebagai ADC (Analog Digital Converter) dan DAC

(Digital Analog Converter). ADC (Analog Digital Converter) berfungsi untuk

mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital sebagai input untuk software.

Sebaliknya DAC (Digital Analog Converter) berfungsi untuk memberikan sinyal

(57)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Kondisi kadar air ruang tumbuh jamur saat budidaya harus dikendalikan

agar pertumbuhan jamur optimal. Pengendalian dapat dilakukan dengan

banyak cara, salah satunya dengan metode fuzzy.

2. Metode fuzzy yang digunakan adalah metode Mamdani. Sedangkan proses

defuzifikasi dilakukan dengan metode centroid.

3. Program dapat berjalan dengan baik dengan memasukkan data kadar air

untuk mengendalikan ruang tumbuh jamur terkendali tersebut dengan

bantuan animasi gambar yang bergerak.

4. Pengendalian menggunakan fuzzy memiliki error yang lebih kecil

daripada on-off. Dengan metode fuzzy, error yang diperoleh sebesar

3.47%. Sedangkan metode On-Off, error sebesar 4.57%.

B. SARAN

1. Komputer dengan Pentium 3 digunakan agar program dan animasi dapat

berjalan dengan baik.

2. Perlu adanya penambahan interface pengukur kadar air untuk mendukung

perangkat lunak yang telah dibuat, sehingga sistem dapat berjalan dengan

real time.

3. Secara teknis software ini layak untuk dibangun, namun untuk bisa

diaplikasikan dibutuhkan studi kelayakan yang lain, seperti adanya

(58)

36 DAFTAR PUSTAKA

Arto, S. Y. 2006. Visualisasi Pengaturan Suhu dan Kelembaban Udara pada Media

Ruang Tumbuh Jamur dengan Program Visual Basic 6.0, Skripsi. Teknik

Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Daryati, S. 1999. Pertumbuhan Jamur Kuping Dan Jamur Tiram Dalam Rumah

Tanaman Dengan Suhu Terkendali. Skripsi. Teknik Pertanian. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Gunawan, A. W. 1999. Usaha Pembibitan Jamur. Penerbit Swadaya, Jakarta.

Kusumadewi, Sri dan Hari Purnomo. 2004. Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung

Keputusan. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Madcoms. 2005. Adobe Photoshop CS. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Pasaribu,Tahir.,dkk. 2001. Aneka jamur Unggulan yang Menembus Pasar. Grasindo,

Jakarta.

Sari, M. G. 2003. Simulasi Pengendalian Kadar Air pada Media Tumbuh Jamur

dengan Kontrol Logika Fuzzy. Skripsi. Teknik Pertanian. Institut Pertanian

Bogor, Bogor.

Senn, J. A. 1990. Pembangunan Sistem Pakar (Expert System) untuk Diagnosa

Kerusakan Traktor Tangan (Hand Traktor). Skripsi. Departemen Teknik

Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Suriawiria, U. 1999. Sukses Berbisnis Jamur Kayu : Shintake, Kuping Tiram.

Penebar Swadaya, Jakarta.

Yung, K. 2002. Membangun Database dengan Visual Basic 6.0 dan Perintah SQL.

Elex Media Komputindo, Jakarta.

(59)
(60)
[image:60.612.126.578.127.284.2]

37 Lampiran 1. Potensi Hortikultura

Tabel 5. Produksi dan Luas Panen Kubis

Wilayah Produksi (ribu ton)

Luas Panen (ribu ha)

2002 2003 2004 2002 2003 2004 Jawa 766,0 836,7 915,0 38,6 42,0 43,0

Bali & Nusa Tenggara 55,1 55,5 61,0 2,0 1,9 2,0

Sumatera 348,9 374,1 365,0 15,6 16,8 18,0 Kalimantan 0,5 0,9 2,0 0,1 0,2 0,0

Sulawesi 59,7 77,6 83,0 3,4 3,3 4,0 Maluku & Papua 2,7 3,8 7,0 0,5 0,5 1,0

Luar Jawa 466,9 511,9 518,0 21,6 22,7 25,0 Indonesia 1.232,9 1.348,6 1.433,0 60,2 64,7 68,0

[image:60.612.126.582.330.471.2]

Sumber: Ditjen Bina Produksi Hortikultura

Tabel 6. Produksi Buah-buahan (ribu ton)

Wilayah Mangga Durian Jeruk Pisang

2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 Jawa 1.211,0 1.126,0 224,5 176,0 473,5 517,0 2.625,0 3.108,0

Bali & Nusa Tenggara 128,0 141,0 8,0 13,0 96,7 87,0 175,0 247,0

Sumatera 88,6 68,0 370,0 343,0 729,1 1.019,0 753,7 940,0 Kalimantan 17,3 16,0 90,0 95,0 131,4 214,0 244,0 241,0

Sulawesi 74,6 81,0 43,5 44,0 94,7 228,0 234,0 296,0 Maluku & Papua 5,7 5,0 5,5 5,0 4,2 5,0 144,0 42,0

Luar Jawa 314,6 311,0 517,0 500,0 1.056,1 1.553,0 1.550,7 1.766,0

Indonesia 1.526,0 1.437,0 741,5 676,0 1.529,6 2.070,0 4.175,7 4.874,0 Sumber: Statistik Pertanian 2004, Departemen Pertanian

Tabel 7. Produksi dan Luas Panen Kentang

Wilayah Produksi (ribu ton)

Luas Panen (ribu ha)

2002 2003 2004 2002 2003 2004 Jawa 566.6 598,8 685,0 33,5 37,2 38,0

Bali & Nusa Tenggara 7.4 6,6 8,0 0,9 0,8 1,0

Sumatera 270,3 340,7 276,0 17,1 20,3 16,0

Kalimantan - - 0,0 - - 0,0

Sulawesi 48,7 63,8 99,0 5,5 7,5 10,0 Maluku & Papua 0,7 0,1 4,0 0,2 0 0,0

Luar Jawa 327,1 411,2 387,0 23,7 28,6 27,0 Indonesia 893,7 1.010 1.072,0 57,2 65,8 65,0

[image:60.612.127.576.515.667.2]
(61)
[image:61.612.125.577.87.244.2] [image:61.612.125.579.90.243.2]

Tabel 8. Produksi dan Luas Panen Bawang Merah

Wilayah Produksi (ribu ton)

Luas Panen (ribu ha)

2002 2003 2004 2002 2003 2004 Jawa 562,7 590,1 596,0 58,4 66,6 67,0

Bali & Nusa Tenggara 110,1 100,8 95,0 10,6 10,8 11,0

Sumatera 43,7 44,2 44,0 5,0 5,9 6,0 Kalimantan 0,2 0,2 0,0 0,0 0,0 0,0

Sulawesi 48,6 25,4 190,0 5,2 4,2 4,0 Maluku & Papua 1,1 2,0 3,0 0,6 0,4 1,0

Luar Jawa 203,7 172,6 161,0 21,4 21,3 22,0 Indonesia 766,4 762,7 757,0 79,8 87,9 89,0

[image:61.612.133.526.292.349.2] [image:61.612.128.531.512.604.2]

Sumber: Statistik Pertanian 2004, Departemen Pertanian

Tabel 8. Produksi dan Luas Panen Bawang Merah

Produksi (ribu ton)

Luas Panen (ribu ha)

2001 2002 2003 2001 2002 2003

283,3 315,2 345,7 34,3 41,6 38,5 Sumber: Ditjen Bina Produksi Hortikultura

Tabel 9. Produksi Tanaman Hias Utama Indonesia (tangkai)

No Komoditas 2002 2003 2004

1 Anggrek 4.995.735 6.904.109 8.027.720 2 Gladiol 10.876.948 7.114.382 16.686.134 3 Krisan 25.804.630 27.406.464 27.683.449

TOTAL 41.677.313 41.424.464 52.397.303

Sumber: Ditjen Bina Produksi Hortikultura

Tabel 10. Produksi Tanaman Obat Utama (ton)

No Komoditas 2002 2003 2004

1 Kunyit 23.993,0 30.707,5 40.470,2 2 Kencur 12.848,2 19.527,1 22.609,1 3 Temulawak 7.173,5 11.762,0 16.666,5 4 Tanaman Obat lainnya*) 8.182,7 9.885,7 12.899,2

TOTAL 52.197,4 71.882,3 92.645,0

Sumber : Ditjen Bina Produksi Hortikultura

(62)
[image:62.612.126.529.89.260.2] [image:62.612.124.529.304.472.2]

39 Tabel 11. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Hortikultura

Tahun Tanaman Hias

Sayur-Sayuran

Buah-Buahan

Aneka Tanaman

Total

Volume (ton)

2001 16.662 146.753 188.040 1.515 352.970

2002 19.905 157.568 225.365 2.162 405.000

2003 14.671 133.042 189.648 2.774 340.135

2004 15.427 144.855 210.182 3.668 344.132 Nilai (Ribu USD)

2001 9.834 63.084 100.629 2.108 175.655

2002 12.134 56.942 138.373 2.211 209.660

2003 13.871 59.240 131.500 3.341 207.952

2004 14.446 59.465 122.836 3.630 200.377

Sumber: BPS

Tabel 11. Perkembangan Volume dan Nilai Impor Hortikultura

Tahun Tanaman Hias

Sayur-Sayuran

Buah-Buahan

Aneka Tanaman

Total

Volume (ton)

2

Gambar

Tabel 2. Kandungan protein dan karbohidrat Jamur Tiram dibandingkan dengan
Gambar 3.  Diagram Blok Proses Fuzzy
Gambar 4.  Contoh Fungsi Keanggotaan Error dan Beda Error
Gambar 5. Bagan Alir Program Pengendalian Kadar Air
+7

Referensi

Dokumen terkait

I MTs Plus Al Hikam Pengetahuan Alam(IPA terpadu, Fisika) (097) 48 MAMAN SUPARMAN, AKS MTs Nurul Aimaan Pengetahuan Sosial(Sosiologi,IPS Terpadu) (100) 49 ENDANG TAUFIQ FR, SHI M.Pd

Hasil analisis absolute lateral static menunjukkan pipa bawah laut tidak stabil secara lateral pada kondisi instalasi dan operasi karena berat terendam aktual lebih kecil dari

Berdasarkan hasil analisis, alternatif metode perbaikan/perkuatan struktur dapat dilakukan dengan metode perkuatan concrete jacketing menggunakan mutu beton pembungkus 20,97

Setelah dilakukan kajian secara mendalam, hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pendidik menurut al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 1-10 dalam tafsir al-Misbah dan

Pelaksanaan penjualan benih ikan nila di Desa Sukapura Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat merupakan hal yang sudah biasa terjadi dalam masyarakat, mengingat

Untuk silabus guru sudah ada dari pusat hal ini dapat dilihat hasil wawancara 6 dan data observasi 7 bahwa setiap guru sudah mempunyai silabus untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ramuan herbal yang ditambahkan dalam air minum terhadap persentase karkas, persentase lemak abdomen

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, pengembangan sistem dengan arsitektur Model, View, Controller efektif dalam pengerjaan karena terjadinya pemisahan antara data dan