VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR
MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0
Oleh ;
BUNGA DEWI MASITA
F14103064
2007
VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR
MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh ;
BUNGA DEWI MASITA
F14103064
2007
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
BUNGA DEWI MASITA. F14103064. Visualisasi Pengendalian Kadar Air Media
Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0. Dibimbing oleh Ir. Mad Yamin, MT.
RINGKASAN
Menurut data Ditjen Bina Produksi Hortikultura dan Departemen Pertanian
hortikultura merupakan komoditas agribisnis yang memiliki potensi untuk
dikembangkan. Salah satu produk hortikultura yang berpeluang untuk
ditumbuhkembangkan adalah produk jamur tiram untuk konsumsi.
Jamur termasuk dalam golongan Thalopytha dan tidak berklorofil. Pada awalnya
Thalopytha dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang akar, daun, dan batangnya tidak
dapat dibedakan secara nyata. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan
dengan ditemukannya mikroskop elektron diketahui bahwa jamur bukan termasuk ke
dalam dunia tumbuhan.
Pada budidaya jamur faktor cuaca menjadi pertimbangan utama dalam
menentukan awal tanam. Kendala suhu biasanya tidak menjadi masalah bila ditanam
pada dataran tinggi karena karena perubahan suhu yang tidak signifikan. Syarat tumbuh
jamur yang optimal adalah pada suhu 16-22
0C dengan RH 60-90% dengan pH 6-7
(Gunawan, 1999). Dengan konsentrasi CO
2yang optimal adalah 0.1-0.5 %. Media
tumbuh dari jamur itu sendiri adalah jasad makluk hidup yang sudah mati tetapi dalam
budidaya jamur sering digunakan serbuk gergaji sebagai media tumbuh dengan kadar air
optimal 65-70% (Vilela dan Silverio, 1982, dalam Daryani, 1999).
Dalam budidaya didataran rendah sering dilakukan dalam ruang terkendali untuk
menghindari faktor cuaca yang merugikan. Dalam ruang tumbuh ini biasanya digunakan
kendali suhu dan kelembaban udara (RH), karena dengan penurunan suhu akan
menyebabkan penurunan kelembaban relatif pada ruang tumbuh jamur tersebut sehingga
berdampak negatif bagi pertumbuhan jamur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengaplikasikan program Visual Basic untuk memvisualisasikan perubahan kadar air
media tumbuh jamur dengan kendali logika fuzzy.
Pembuatan program dimulai dengan pembuatan algoritma program yang akan
merupakan dasar dari program. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan diagram alir
untuk mempermudah pembuatan program, dan dilanjutkan dengan pembuatan animasi
dan program.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidatyat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Visualisasi Pengendalian Kadar Air Media Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0”. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis mulai bulan April 2007 sampai dengan Juli 2007.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Mad Yamin, MT selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan sarannya.
2. Dr. Ir. Dewa Made Subrata, M.Agr dan Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen penguji.
3. Daddy yang telah memberikan arti hidup yang lebih bermakna, semangat dan materi.
4. Bunda untuk cinta, kasih dan segala kesabarannya mendampingi setiap langkah penulis.
5. Mas Ardi dan de’ Rama yang selalu menjadi panutan dan tujuan hidup penulis.
6. Eyang-ku, Mamah, Papah, de’ ifan, de’ Al, de’ Dika dan semua saudaraku tercinta yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis.
7. Dunk2 dan plue yang telah memberikan banyak perhatian, dukungan serta semangat kepada penulis.
8. Mazda untuk tujuan dan pandangan hidup yang baru. 9. Yanu, Tari, AA sahabat tersetia.
10.Danz, Dedi, K’ Yogi, K’ Dwi, K’ Delly, K’ Adi, hanafi, deni, arie, ichsan yang selalu mau berbagi pikiran.
11.Beti, Ndul, mba ye, mba vina, yayang, belinda yang selalu membantu penulis. 12.Amna, Kalitika-chu , Hanida, Gytha, Rena, Deta, Gigi dan Bobby yang telah
13.serta teman-teman TEP 40 yang telah bersama-sama berjuang menjalani perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua yang mempelajarinya.
Bogor, Agustus 2007
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
I. PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG... 1
B. TUJUAN PENELITIAN ... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
A. JAMUR (MUSHROOM) ... 3
B. JAMUR TIRAM ... 4
C. RUANG TUMBUH JAMUR ... 6
D. LOGIKA DAN KONTROL FUZZY ... 8
E. DESAIN PERANGKAT LUNAK (PROGRAM) ... 11
F. MICROSOFT VISUAL BASIC (Versi 6.0) ... 12
III. METODOLOGI PENELITIAN ... 15
A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ... 15
B. ALAT DAN BAHAN ... 15
C. METODA PEMBUATAN APLIKASI ... 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19
A. KONTROL FUZZY ... 19
B. PEMBUATAN GAMBAR DENGAN ADOBE PHOTOSHOP CS ... 23
C. PEMBUATAN ANIMASI DENGAN MAKROMEDIA FLASH 8.0 ... 27
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 35
A. KESIMPULAN ... 35
B. SARAN ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan gizi beberapa jenis jamur ... 5
Tabel 2. Kandungan protein dan karbohidarat jamur tiram dibandingkan dengan buah-buahan dan sayuran ... 5
Tabel 3. Contoh matrik keputusan ... 10
Tabel 4. Matriks keputusan ordo 3 x 3 ... 21
Tabel 5. Produksi dan Luas Panen Kubis... 37
Tabel 6. Produksi Buah-buahan ... 37
Tabel 7. Produksi dan Luas Panen Kentang... 37
Tabel 8. Produksi dan Luas Panen Bawang Merah... 38
Tabel 9. Produksi Tanaman Hias Utama Indonesia ... 38
Tabel 10. Produksi Tanaman Obat Utama ... 38
Tabel 11. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Hortikultura ... 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Himpunan Crisp ... 9
Gambar 2. Himpunan Fuzzy ... 9
Gambar 3. Diagram Blok Proses Fuzzy ... 10
Gambar 4. Contoh fungsi keanggotaan error dan beda error ... 10
Gambar 5. Bagan Alir Pengendalian Kadar Air ... 18
Gambar 6. Drajat Keanggotaan Error ... 20
Gambar 7. Drajat Keanggotaan Beda Error ... 20
Gambar 8. Grafik Perbandingan Kadar Air Fuzzy dan On-Off ... 23
Gambar 9. Interface ... 24
Gambar 10. Relay... 24
Gambar 11. Komputer ... 25
Gambar 12. Jamur dan Nampan ... 25
Gambar 13. Tube atau Tangki Air ... 25
Gambar 14. Penampung ... 26
Gambar 15. Kipas dan Pompa ... 26
Gambar 16. Tampilan Dasar Program ... 27
Gambar 17. Kerangka Program... 28
Gambar 18. Kipas ... 28
Gambar 19. Pompa Keluar ... 28
Gambar 20. Tampilan Awal Program ... 32
Gambar 21. Tampilan Program Ketika Pompa Masuk Berjalan ... 32
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Potensi Hortikultura ... 37 Lampiran 2. Kenaikan Permintaan Jamur dengan Penambahan Jumlah
Penduduk ... 40 Lampiran 3. Listing program simulasi ruang tumbuh jamur terkendali .... 41 Lampiran 4. Data yang dimasukkan dalam program ... 59 Lampiran 5. Perbandingan Data Kadar Air dengan Pengendalian Kontrol
VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR
MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0
Oleh ;
BUNGA DEWI MASITA
F14103064
2007
VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR
MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Departemen Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh ;
BUNGA DEWI MASITA
F14103064
2007
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
BUNGA DEWI MASITA. F14103064. Visualisasi Pengendalian Kadar Air Media
Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0. Dibimbing oleh Ir. Mad Yamin, MT.
RINGKASAN
Menurut data Ditjen Bina Produksi Hortikultura dan Departemen Pertanian
hortikultura merupakan komoditas agribisnis yang memiliki potensi untuk
dikembangkan. Salah satu produk hortikultura yang berpeluang untuk
ditumbuhkembangkan adalah produk jamur tiram untuk konsumsi.
Jamur termasuk dalam golongan Thalopytha dan tidak berklorofil. Pada awalnya
Thalopytha dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang akar, daun, dan batangnya tidak
dapat dibedakan secara nyata. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi dan
dengan ditemukannya mikroskop elektron diketahui bahwa jamur bukan termasuk ke
dalam dunia tumbuhan.
Pada budidaya jamur faktor cuaca menjadi pertimbangan utama dalam
menentukan awal tanam. Kendala suhu biasanya tidak menjadi masalah bila ditanam
pada dataran tinggi karena karena perubahan suhu yang tidak signifikan. Syarat tumbuh
jamur yang optimal adalah pada suhu 16-22
0C dengan RH 60-90% dengan pH 6-7
(Gunawan, 1999). Dengan konsentrasi CO
2yang optimal adalah 0.1-0.5 %. Media
tumbuh dari jamur itu sendiri adalah jasad makluk hidup yang sudah mati tetapi dalam
budidaya jamur sering digunakan serbuk gergaji sebagai media tumbuh dengan kadar air
optimal 65-70% (Vilela dan Silverio, 1982, dalam Daryani, 1999).
Dalam budidaya didataran rendah sering dilakukan dalam ruang terkendali untuk
menghindari faktor cuaca yang merugikan. Dalam ruang tumbuh ini biasanya digunakan
kendali suhu dan kelembaban udara (RH), karena dengan penurunan suhu akan
menyebabkan penurunan kelembaban relatif pada ruang tumbuh jamur tersebut sehingga
berdampak negatif bagi pertumbuhan jamur tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
mengaplikasikan program Visual Basic untuk memvisualisasikan perubahan kadar air
media tumbuh jamur dengan kendali logika fuzzy.
Pembuatan program dimulai dengan pembuatan algoritma program yang akan
merupakan dasar dari program. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan diagram alir
untuk mempermudah pembuatan program, dan dilanjutkan dengan pembuatan animasi
dan program.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidatyat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Visualisasi Pengendalian Kadar Air Media Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0”. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis mulai bulan April 2007 sampai dengan Juli 2007.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Mad Yamin, MT selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan sarannya.
2. Dr. Ir. Dewa Made Subrata, M.Agr dan Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen penguji.
3. Daddy yang telah memberikan arti hidup yang lebih bermakna, semangat dan materi.
4. Bunda untuk cinta, kasih dan segala kesabarannya mendampingi setiap langkah penulis.
5. Mas Ardi dan de’ Rama yang selalu menjadi panutan dan tujuan hidup penulis.
6. Eyang-ku, Mamah, Papah, de’ ifan, de’ Al, de’ Dika dan semua saudaraku tercinta yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis.
7. Dunk2 dan plue yang telah memberikan banyak perhatian, dukungan serta semangat kepada penulis.
8. Mazda untuk tujuan dan pandangan hidup yang baru. 9. Yanu, Tari, AA sahabat tersetia.
10.Danz, Dedi, K’ Yogi, K’ Dwi, K’ Delly, K’ Adi, hanafi, deni, arie, ichsan yang selalu mau berbagi pikiran.
11.Beti, Ndul, mba ye, mba vina, yayang, belinda yang selalu membantu penulis. 12.Amna, Kalitika-chu , Hanida, Gytha, Rena, Deta, Gigi dan Bobby yang telah
13.serta teman-teman TEP 40 yang telah bersama-sama berjuang menjalani perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua yang mempelajarinya.
Bogor, Agustus 2007
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
I. PENDAHULUAN ... 1
A. LATAR BELAKANG... 1
B. TUJUAN PENELITIAN ... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
A. JAMUR (MUSHROOM) ... 3
B. JAMUR TIRAM ... 4
C. RUANG TUMBUH JAMUR ... 6
D. LOGIKA DAN KONTROL FUZZY ... 8
E. DESAIN PERANGKAT LUNAK (PROGRAM) ... 11
F. MICROSOFT VISUAL BASIC (Versi 6.0) ... 12
III. METODOLOGI PENELITIAN ... 15
A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN ... 15
B. ALAT DAN BAHAN ... 15
C. METODA PEMBUATAN APLIKASI ... 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 19
A. KONTROL FUZZY ... 19
B. PEMBUATAN GAMBAR DENGAN ADOBE PHOTOSHOP CS ... 23
C. PEMBUATAN ANIMASI DENGAN MAKROMEDIA FLASH 8.0 ... 27
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 35
A. KESIMPULAN ... 35
B. SARAN ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kandungan gizi beberapa jenis jamur ... 5
Tabel 2. Kandungan protein dan karbohidarat jamur tiram dibandingkan dengan buah-buahan dan sayuran ... 5
Tabel 3. Contoh matrik keputusan ... 10
Tabel 4. Matriks keputusan ordo 3 x 3 ... 21
Tabel 5. Produksi dan Luas Panen Kubis... 37
Tabel 6. Produksi Buah-buahan ... 37
Tabel 7. Produksi dan Luas Panen Kentang... 37
Tabel 8. Produksi dan Luas Panen Bawang Merah... 38
Tabel 9. Produksi Tanaman Hias Utama Indonesia ... 38
Tabel 10. Produksi Tanaman Obat Utama ... 38
Tabel 11. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Hortikultura ... 39
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Himpunan Crisp ... 9
Gambar 2. Himpunan Fuzzy ... 9
Gambar 3. Diagram Blok Proses Fuzzy ... 10
Gambar 4. Contoh fungsi keanggotaan error dan beda error ... 10
Gambar 5. Bagan Alir Pengendalian Kadar Air ... 18
Gambar 6. Drajat Keanggotaan Error ... 20
Gambar 7. Drajat Keanggotaan Beda Error ... 20
Gambar 8. Grafik Perbandingan Kadar Air Fuzzy dan On-Off ... 23
Gambar 9. Interface ... 24
Gambar 10. Relay... 24
Gambar 11. Komputer ... 25
Gambar 12. Jamur dan Nampan ... 25
Gambar 13. Tube atau Tangki Air ... 25
Gambar 14. Penampung ... 26
Gambar 15. Kipas dan Pompa ... 26
Gambar 16. Tampilan Dasar Program ... 27
Gambar 17. Kerangka Program... 28
Gambar 18. Kipas ... 28
Gambar 19. Pompa Keluar ... 28
Gambar 20. Tampilan Awal Program ... 32
Gambar 21. Tampilan Program Ketika Pompa Masuk Berjalan ... 32
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Potensi Hortikultura ... 37 Lampiran 2. Kenaikan Permintaan Jamur dengan Penambahan Jumlah
Penduduk ... 40 Lampiran 3. Listing program simulasi ruang tumbuh jamur terkendali .... 41 Lampiran 4. Data yang dimasukkan dalam program ... 59 Lampiran 5. Perbandingan Data Kadar Air dengan Pengendalian Kontrol
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidatyat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Visualisasi
Pengendalian Kadar Air Media Tumbuh Jamur dengan Visual Basic 6.0. Skripsi ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan penulis mulai bulan April
2007 sampai dengan Juli 2007.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Mad Yamin, MT selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan sarannya.
2. Dr. Ir. Dewa Made Subrata, M.Agr dan Ir. Mohamad Solahudin, M.Si selaku dosen penguji
3. Daddy, Bunda dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan doa, semangat serta material kepada penulis.
4. Dunk2 dan plue yang telah memberikan banyak perhatian, dukungan serta semangat kepada penulis.
5. Yanu, Tari, AA, Beti, Ndul, mba ye, mba vina, yayang yang selalu membantu penulis.
6. Amna, Tika, Hanida, Gytha, Rena, Deta, Gigi dan Bobby yang telah mendampingi penulis selama tiga tahun.
7. serta teman-teman TEP 40 yang telah bersama-sama berjauang menjalani perkuliahan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan semua yang mempelajarinya.
Bogor, Agustus 2007
VISUALISASI PENGENDALIAN KADAR AIR
MEDIA TUMBUH JAMUR DENGAN VISUAL BASIC 6.0
Oleh :
BUNGA DEWI MASITA
F14103064
2007
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hortikultura merupakan komoditas agribisnis yang memiliki potensi yang
cukup besar untuk dikembangkan mengingat permintaan terhadap komoditas
tersebut cenderung meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk
Indonesia (Lampiran 1). Salah satu produk hortikultura yang berpeluang untuk
ditumbuhkembangkan adalah produk jamur kayu untuk konsumsi. Terdapat
beberapa jenis jamur kayu yang dibudidayakan, yaitu Jamur Tiram (Pleurotus
ostreatus), Jamur Abalone (Pleurotus abalonus), Jamur Kuping (Auricularia
polytricha) dan Lingzhi (Ganoderma lucidum).
Jamur digemari karena rasanya yang sangat enak, mengandung nilai protein
dan karbohidrat yang tinggi serta nilai kalori yang lebih rendah dari pada buah
buahan dan sayuran. Misalnya Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) mempunyai
mengandung Karbohidrat 56,7 %, protein 30,4 %, lemak 2,2 % serta sisanya serat
dan abu. Selain itu mengandung pula vitamin-vitamin meliputi Thiamin,
Ribovalin dan Niasin serta mineral Kalsium, Fosfor dan Kalium (Yuniasmara
dkk, 1997).
Budidaya jamur semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
permintaan jamur baik segar maupun kering (Lampiran 2). Petani pada umumnya
membudidayakan jamur dalam rumah tumbuh yang dirancang sederhana dengan
tujuan menciptakan suhu lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan jamur.
Faktor cuaca tetap menjadi pertimbangan utama dalam menentukan awal tanam.
Pada budidaya jamur biasanya permulaan tanam dimulai pada musim penghujan
atau pada menjelang musim kemarau.
Kendala suhu biasanya tidak menjadi soal bila budidaya jamur dilakukan
pada dataran tinggi. Fluktuasi suhunya tidak jauh dari kisaran suhu optimal untuk
pertumbuhan jamur 16-22 0C (Suriawiria,1999) walaupun terkadang pada siang
hari bisa melebihi batas maksimalnya. Upaya untuk mempertahankan suhu
selama masa budidaya sudah dilakukan dan ternyata terlihat ada peningkatan
2 1,5 kali lipat pada suhu 21 0C dengan penampilan yang bersih (Daryani,1999). Di
pihak lain usaha pemantaban suhu dingin ini mendatangkan sisi negatif yaitu
penurunan kelembaban yang relatif cepat sehingga permukaan baglog cepat
kering. Jika hal ini dibiarkan terlalu lama kadar airnya cepat turun di bawah batas
toleransinya. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang dapat mengatur.
B. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan program Visual Basic untuk
memvisualisasikan perubahan kadar air media tumbuh jamur dengan kendali
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. JAMUR (MUSHROOM)
Jamur (mushroom) adalah buah dari tanaman jamur (miselium) dan
mengandung ‘biji’ yang disebut spora. Tubuh dari tanaman jamur ini disebut
sebagai miselium dengan bagian individualnya bersifat mikroskopik. Miselium
menyimpan nutrient dan komponen esensial lainnya. Apabila kondisi telah cukup
memungkinkan miselium ini akan menghasilkan tubuh buah yang disebut jamur
(mushroom).
Jamur merupakan tanaman yang mempunya sel berspora tapi tidak
berklorofil, yang hidup diantara jasad hidup (biotik) dan atau mati (abiotik). Sifat
kehidupan jamur ini ada yang bersifat heterotrop artinya organisme yang
hidupnya bergantung dari organisme lain. Juga ada yang bersifat sapropit, artinya
hidup pada zat organik yang tidak diperlukan lagi (sampah), ada juga yang
sifatnya mutualisme artinya kehidupan antar organisme yang saling
menguntungkan. Ada juga yang bersifat parasit, artinya jamur yang merugikan
(Pasaribu, 2001).
Jamur (mushroom) merupakan cendawan sejati yang ukurannya relatif
besar, dapat dilihat dengan mata bugil, dapat dipegang atau dipetik dengan
tangan, bentuknya mencolok (Gunawan, 1999).
Selain berdasarkan sifat hidupnya, jamur dapat dibedakan pula berdasarkan
kemungkinan untuk dimakan. Sifat–sifat itu adalah sebagai berikut: mematikan,
yaitu jenis jamur yang bila dikonsumsi dapat menyebabkan kematian, seperti
Amania phalloides; Beracun, yaitu bila dikonsumsi dapat mengakibatkan
keracunan, seperti Amanita muscaria; Tidak dapat dimakan seperti Cystolepiota
adulterina; Enak dimakan yaitu jamur yang dapat dikonsumsi, seperti Amanita
spissa; Jenis jamur yang dapat dikonsumsi serta enak dimakan seperti Pleurotus
4 B. JAMUR TIRAM
Jamur Tiram termasuk kedalam kelas Basiodyomicetes dengan klasifikasi
sebagai berikut :
Kelas : Basidiomycetes
Subkelas : Phragmobasidiomycetes
Ordo : Agraricales
Famili : Agrariceae
Genus : Pleurotus
Disebut jamur Tiramatau oystermushroom karena bentuk tudungnya agak
membulat, lonjong, dan melengkung seperti cangkang tiram. Batang atau tangkai
tanaman ini tidak tepat berada ditengah, tetapi agak ke pinggir. Jamur Tiram
adalah salah satu jamur yang sangat enak dimakan serta mempunyai nilai gizi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan jamur lain (Yuniasmara dkk,1997).
Tubuh buah jamur tiram mengandung protein 27%, lemak 2%, karbohidrat
58%, serat 12% dan abu 9% per berat kering. Sedangkan jenis–jenis jamur tiram
yang mulai dibudidayakan antara lain sebagai berikut:
1. Jamur tiram putih, dikenal dengan nama shimeji white (varietas florida).
2. Jamur tiram abu–abu, dikenal dengan nama shimeji grey (varietas sajor
caju).
3. Jamur tiram coklat, dikenal dengan nama jamur abalon (varietas
cystidiosus).
4. Jamur tiram merah, dikenal dengan nama jamur shakura (varietas
flabellatus)
Kandungan kadar air jamur tiram 90.8%. Sedangkan kandungan vitaminnya
meliputi thiamine, riboflavin, dan niasin. Adapun mineral yang terkandung
Tabel 1. Kandungan gizi beberapa jenis jamur
Komposisi Lentinus
edodes (Jamur Shitake) Pleorotus florida (Jamur Tiram Putih) Pleurotuscycstidiosus (Jamur Tiram Coklat) Protein Lemak Karbohidrat Serat Abu Kalori 18% 8% 70.7% 8% 7% 392 Kkal 27% 1.6% 58% 11.5% 9.3% 265 Kkal 26.6% 2% 50.7% 13.3% 6.5% 300 Kkal
Sumber: Yuniasmara dkk, 1997.
Tabel 2. Kandungan protein dan karbohidrat Jamur Tiram dibandingkan dengan
buah-buahan dan sayuran
Jenis Makanan Protein
(%) Karbohidrat (%) Sumber Jamur Tiram Jamur Shiitake Bit Jeruk Apel Kol Wortel Kentang Daging sapi 27 17.5 1.6 0.6 0.6 1.5 2.0 2.0 21.0 58 70.7 0.1 8.5 10.8 4.2 7.4 20.9 5.5 Yuniasmara (1997) Pasaribu (2001) Pasaribu (2001) Genders (1969) Genders (1969) Pasaribu (2001) Genders (1969) Pasaribu (2001) Pasaribu (2001)
Sumber: Sari, 2003.
Menurut Yuniasmara dkk (1997), budidaya Jamur Tiram adalah
mengusahakan kondisi sehingga Jamur Tiram tersebut dapat tumbuh dengan
baik. Untuk itu perlu dilakukan adaptasi substrat dan lingkungan tempat tumbuh
sesuai dengan habitat tumbuhnya di alam. Faktor yang berpengaruh adalah faktor
6 C. RUANG TUMBUH JAMUR
1. Syarat Tumbuh jamur
Petani pada umumnya membudidayakan jamur didalam rumah tanaman
dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sesuai untuk
pertumbuhan. Lokasi lahan sebaiknya memiliki ketinggian 700 m dpl, seperti
Lembang, Cisarua, Cipanas, Cugenang, serta tempat–tempat lain yang sesuai
(Suriawiria, 1999).
2. Budidaya Jamur
Proses budidaya jamur dipengaruhi oleh media tanaman dan lingkungan
yang dapat dikontrol selama proses budidaya terutama saat pertumbuhan buah
dan perioda penanaman.
Di alam, Jamur Tiram ditemukan pada kayu-kayu yang sudah lapuk.
Berdasarkan sifat tumbuhnya, budidaya Jamur Tiram dilakukan pada media
buatan dengan kandungan unsur hara menyerupai kayu yang sudah lapuk.
Budidaya jamur dapat menggunakan kayu gelondongan, atau serbuk
gergaji. Kelebihan penggunaan sebuk gergaji sebagai media antara lain mudah
diperoleh dalam bentuk limbah dan harganya lebih murah. Kayu atau serbuk
gergaji yang digunakan sebaiknya berasal dari jenis kayu yang tidak banyak
mengandung pengawet alami. Beberapa contoh kayu antara lain albasia, randu
dan meranti (Yuniasmara, 1997). Untuk menghasilkan jamur dengan kualitas
yang baik, maka kadar air dan pH media tumbuh jamur harus diatur. Menurut
Vilela dan Silverio (1982, dalam Daryani, 1999) kadar air pada substrat serbuk
gergaji untuk pertumbuhan jamur adalah 65-70%. Tingkat kemasaman media
tumbuh berpengaruh terhadap pertumbuhan Jamur Tiram. pH media perlu
diatur antara pH 6-7 dengan menggunakan kapur. Pertumbuhan jamur akan
memungkinkan pertumbuhan jamur lainnya yang akan mengganggu
pertumbuhan Jamur Tiram yang ada.
3. Lingkungan
a. Suhu
Suhu mempengaruhi kerja enzim yang sangat berpengaruh pada
pertumbuhan jamur. Enzim tersebut tidak dapat mensintesis vitamin yang
dibutuhkan apabila suhu lingkungan tinggi (Miles, 1993, dalam Arto, 2006).
Berdasarkan penelitian Daryani (1999), berat rata-rata penen tertinggi
tercapai pada suhu 17 0C yaitu 106 gram per baglog untuk jamur kuping dan
96.76 gram per baglog untuk jamur tiram.
Menurut Gunawan (1999), kisaran suhu untuk pertumbuhan miselium
jamur tiram 7-37 0C dengan suhu optimum 26-28 0C. sedangkan pertumbuhan
tubuh buah memiliki kisaran suhu 25-30 0C untuk galur suhu tinggi, 16-22 0C
untuk galur suhu menengah dan 12-15 0C untuk galur suhu rendah.
b. Cahaya
Pengaruh cahaya mempunyai daya perusak pada sel–sel jamur, terutama
cahaya yang bergelombang pendek (ultra violet, infra merah, sinar gamma,
dll). Tetapi sinar cahaya yang bergelombang panjang seperti sinar matahari
dapat mempunyai daya fotodinamik dan daya biofisik terhadap sel–sel jamur.
Cahaya dapat berpengaruh terhadap reproduksi dalam bentuk perangsangan,
penghambatan atau arah pembentukan struktur reproduksi (Pasaribu, 2001)
Pencahayaan yang terlalu kuat dapat mengakibatkan perubahan tubuh
Jamur Tiram, tinggi stipa jamur menjadi pendek dan tudung jamur menjadi
8 c. Kelembapan
Secara umum jamur memerlukan kelembaban relatif yang cukup tinggi.
Kelembapan relatif sebesar 95-100 % menunjang pertumbuhan yang
maksimum pada kebanyakan jamur (Gunawan, 1999)
d. Oksigen (O2) dan Karbondioksida (CO2)
Umumnya jamur bersifat aerobik artinya membutuhkan oksigen
walaupun dalam jumlah yang sedikit.
D. LOGIKA DAN KONTROL FUZZY
Penilaian kualitatif yang dilakukan manusia mengakibatkan adanya batas
yang samar antara suatu kriteria dengan kriteria yang lain. Misalnya, penilaian
tinggi badan manusia, bagi sebagian orang akan menganggap tinggi badan 160
cm sudah termasuk tinggi, namun bagi sebagian orang yang lain akan
menganggap bahwa tinggi tersebut termasuk sedang, tetapi semua orang akan
menganggap bahwa tinggi badan 180 cm termasuk tinggi. Batas samar tersebut
merupakan dasar dari teori fuzzy yang dicetuskan oleh L.A. Zadeh pada tahun
1976.
Himpunan fuzzy merupakan fungsi keanggotaan μ yang memetakan
anggota-anggota himpunan tersebut dalam selang [0,1]. Jika x merupakan
anggota himpunan fuzzy maka μ(x) merupakan derajat keanggotaan dari x, x
memiliki kecocokan total apabila μ(x) bernilai 1 sedangkan x tidak cocok sama
sekali apabila μ(x) bernilai 0.
Himpunan crisp merupakan suatu sistem yang menunjukkan kriteria suatu
obyek dalam dua nilai, anggota dan bukan anggota. Perbedaan antara himpunan
himpunan semesta umur. Terlihat bahwa himpunan crisp tidak bisa
mendeskripsikan kategori dewasa dalam himpunannya, sedangkan himpunan
fuzzy memiliki derajat keanggotaan untuk mendeskripsikan kategori dewasa
dalam himpunannya.
[image:31.612.181.455.184.492.2]Gambar 1. Himpunan Crisp
Gambar 2. Himpunan Fuzzy.
Secara umum, ada 2 fungsi implikasi yang dapat digunakan, yaitu:
1. Min (minimum). Fungsi ini akan memotong output himpunan fuzzy.
2. Dot (product). Fungsi ini akan menskala output himpunan fuzzy.
Logika fuzzy banyak digunakan dalam bidang pengontrolan, tahapan
pembuatan kontrol fuzzy dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Blok Proses Fuzzy Lanjut usia
0
18 1
Fuzzifikasi Matrik
keputusan Defuzzifikasi 0
1
18 Tahun
y
x
y
[image:31.612.166.480.637.677.2]10 1. Fuzzifikasi
Pada tahap ini, ditentukan nilai kualitatif dan derajat keanggotaan dari
setiap nilai variabel numerik. Proses fuzzifikasi dilakukan terhadap error dan
beda error. Error adalah penyimpangan nilai aktual dari nilai set point,
[image:32.612.196.516.234.329.2]sedangkan beda error adalah selisih error pada t dengan error pada t-1.
Gambar 4. Contoh Fungsi Keanggotaan Error dan Beda Error
2. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan matrik
keputusan. Matrik keputusan ditentukan dengan menggunakan logika kriteria
error dan beda error.
Tabel 3. Contoh matrik keputusan
dE
E NB NS NK ZO PK PS PB
NB ZO ZO ZO ZO ZO ZO ZO
NS ZO ZO ZO ZO ZO ZO PK
NK ZO ZO ZO ZO ZO PK PS
ZO ZO ZO ZO ZO PK PS PB
PK ZO ZO ZO PK PS PB PSB
PS ZO ZO PK PS PB PSB PSB
PB ZO PK PS PB PSB PSB PSB
1
0
-0.75 -0.5 -0.25 0 0.25 0.5 0.75
NB NS NK ZO PK PS PB
3. Defuzzifikasi, konversi besaran kualitatif menjadi besaran kuantitatif.
Metode defuzzifikasi dilakukan dengan menggunakan metode titik berat
atau metode centriod, pada metode ini solusi crips diperoleh dengan cara
pengambilan titik pusat (z*) (Kusumadewi, 2004). Secara umum dapat
dirumuskan persamaan berikut:
dz z
dz z z z
z Z
) (
) ( *
μ μ
∫ ∫
= ... (1)
E. DESAIN PERANGKAT LUNAK (PROGRAM)
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi dalam tiga
kategori yaitu: peralatan analisis, desain, dan pengembangan. Peralatan analisis
berguna untuk meningkatkan dokumentasi dari sistem yang ada dan penetapan
kebutuhan dari sistem yang baru atau termodifikasi. Peralatan desain berguna
untuk membantu dalam penyusunan sifat-sifat sistem sehingga tercakup dalam
analisa sistem. Peralatan pengembangan berguna untuk membantu
menerjemahkan desain ke dalam penerapan fungsional (Senn, 1990).
Desain perangkat lunak yang efektif dapat diperoleh dari penggunaan
pendekatan desain dekomposisi yang konsisten. Terdapat dua tipe dekomposisi,
yaitu : desain berarah fungsi dan desain berarah objek. Pendekatan desain berarah
fungsi dimulai dengan pendekatan tingkat tinggi dan secara progresif diuraikan
kedalam desain yang lebih detail. Pendekatan desain berarah fungsi merupakan
teknik fungsi dekomposisi dimana struktur data digunakan untuk mengontrol
struktur fungsi yang digunakan untuk mengolah data. Desain berarah objek lebih
merupakan kelompok objek dibandingkan kelompok fungsi, dimana pesan
dilewatkan dari satu objek ke objek yang lain. Setiap objek mempunyai sistem
operasi sendiri.
Pendekatan desain berarah objek memiliki banyak kelebihan dan
merupakan ilmu yang baru, tetapi tidak selalu digunakan. Pada beberapa tingkat
12 pengembangan sistem dengan pendekatan desain berarah objek. Jika sistem
mengandung informasi yang sederhana maka lebih baik digunakan pendekatan
berarah fungsi daripada pendekatan berarah objek.
Pendekatan desain berarah fungsi merupakan pendekatan perancangan
perangkat lunak dimana hasil perancangannya terdekomposisi ke dalam satu set
unit interaksi dimana masing-masing unit tersebut memiliki fungsi yang jelas
terdefinisi, komponen perancangan atau desain pada pendekatan desain berarah
fungsi berdasarkan pada fungsi sedangkan pada desain berarah objek berdasarkan
pada entitasabstrak. Pendekatan desain berarah fungsi merupakan pelengkap dan
bukan pendekatan yang bertentangan dengan desain berarah objek.
Pendekatan desain berarah fungsi dimulai dengan pembuatan diagram alir
data yang menggambarkan pengolahan data secara logika, dilanjutkan dengan
pembuatan bagan terstuktur yang menampilkan perangkat lunak.
Diagram alir data merupakan gambaran aliran data dari suatu unit
pengolahan ke unit pengolahan lainnya. Diagram ini menunjukkan bagaimana
data input di trasfer menjadi output. Kelebihan pembuatan diagram ini adalah
mudah dimengerti dan intuitif serta menampilkan transformasi tanpa membuat
asumsi tentang bagaimana transformasi tersebut diimplikasikan.
Bagan terstruktur menggambarkan pemrograman sistem bagian dari hirarki
dan menampilkan grafiknya sebagai sebuah pohon. Diagram ini menunjukkan
bagaimana elemen-elemen dalam diagram alir data dihasilkan sebagai unit hirarki
(Sommerville, 1989, Dalam Arto, 2006).
F. MICROSOFT VISUAL BASIC (versi 6.0)
Basic adalah salah satu bahasa pemrograman yang sudah dikenal oleh
pemakai computer dan umum digunakan dalam pembuatan program aplikasi.
Bahasa basic mudah untuk dipelajari dan digunakan. Salah satu software yang
mengunakan bahasa ini adalah Microsoft Visual Basic.
Microsoft Visual Basic adalah salah satu bahasa pemrograman berbasis
windows yang popular saat ini. Microsoft Visual Basic memiliki fasilitas Object
powerfull, dan mudah digunakan dalam mendesain suatu aplikasi program (Yung,
2002)
Aplikasi(project) pada Microsoft Visual Basic 6.0 terdiri atas bagian-bagian :
a. Form :
Form adalah sebuah bidang dimana anda akan mendesain program
dengan meletakkan objek-objek yang merupakan rangkaian dari
perintah-perintah yang akan dikerjakan oleh aplikasi tersebut.
b. Control :
Control adalah bagian yang mempunyai bentuk gambar grafis yang akan
diletakkan diatas bidang kerja yang disebut form, yang dapat berinteraksi
dengan pemakai, seperti TextBox, LabelBox, CommandButton.
c. Properties :
Properties merupakan variabel atau predikat yang melekat pada setiap
objek (form dan control). Contoh properties itu sendiri antara lain nama,
caption, ukuran, warna, posisi, dan isi.
d. Methods :
Methods merupakan prosedur yang sudah dibuat pada setiap objek yang
sewaktu-waktu dapat dipergunakan sesuai dengan tujuan method tersebut.
e. Event procedure :
Event procedure adalah kode yang berhubungan dengan setiap objek yang
akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan nama event yang akan
dikerjakan.
f. General procedure :
General procedure merupakan kode-kode yang tidak berhubungan
langsung dengan objek yang ada. Prosedur ini akan dijalankan apabila
dipanggil namanya dalam sebuah pernyataan pada basis program.
g. Module :
Module merupakan kumpulan dari beberapa General Procedure,
deklarasi variabel, dan definisi konstanta yang digunakan dalam sebuah
aplikasi.
Kemampuan Microsoft Visual Basic dalam menangani database juga tidak
14 menyediakan provider yang menghubungkan program yang kita buat ke database
secara langsung tanpa memerlukan software database sever lainnya. Selain itu
juga pengguna diberikan pilihan koneksi database yaitu berupa Data Access
III. METODE PENELITIAN
A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika
Pertanian Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Waktu Penelitian adalah bulan April 2007 sampai dengan Juli
2007
.
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat yang digunakan :
a. Laptop dengan spesifikasi :
¾ Intel Pentium Centrino 1.6 GHz
¾ DDR 512 MB
¾ VGA Card GeForce FX 6600 64 MB
¾ DirectX 9.0
¾ Combo DVD
b. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional SP2 sebagai program
dasar pengatur kerja dalam komputer.
c. Microsoft Visual Basic Versi 6.0 sebagai program dasar dalam pembuatan
aplikasi
d. Adobe Photoshop CS sebagi program untuk pembuatan gambar yang akan
digunakan dalam pembuatan aplikasi.
e. Macromedia Flash 8.0 sebagai program pembuat animasi yang akan
16 2. Bahan yang digunakan :
1. Bahan yang digunakan untuk membuat simulasi ini adalah data kadar air
media tumbuh jamur.
2. Selain itu juga buku-buku tentang budidaya jamur dan beberapa software
pendukung.
3. Baglog jamur.
C. METODA PEMBUATAN APLIKASI
1. Pembuatan algoritma sistem simulasi.
Algoritma program dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan
flowchart dan program. Algoritma yang dibuat berupa logika-logika yang akan
dipakai dalam pembuatan program tersebut. Algoritma tersebut meliputi :
a) Penentuan parameter pengendalian
b) Penentuan logika pengendalian
c) Penentuan aksi dari pengendalian
Adapun algoritma program yang dibuat adalah sebagai berikut:
a) Variabel yang dikendalikan :
• Kadar air terkendali : 65%-70 %
• Set Point kadar air : 65%
b) Aksi yang dijalankan :
• Jika kadar air < 65% maka pompa masuk akan mengeluarkan air dan pompa keluar mati.
• Jika kadar air > 65% maka pompa masuk mati dan pompa keluar akan menghisap air dan menyalurkan ke tandon.
c) Pengontrolan yang digunakan :
2. Pembuatan flowchart (diagram alir)
Pendekatan yang dilakukan dalm penelitian ini adalah pendekatan
desain yang berarah fungsi. Pendekatan desain berarah fungsi dimulai dengan
pembuatan diagram alir data. Yang menggambarkan pengolahan data secara
logika, dilanjutkan dengan pembuatan bagan terstuktur yang menampilkan
perangkat lunak
Diagram alir data merupakan gambaran aliran data dari suatu unit
pengolahan ke unit pengolahan lainnya. Diagram ini menunjukkan bagaimana
data input ditrasfer menjadi output. Kelebihan pembuatan diagram ini adalah
mudah dimengerti dan intuitif serta menampilkan transformasi tanpa membuat
asumsi tentang bagaimana transformasi tersebut diimplikasikan.
Bagan terstruktur menggambarkan pemrograman sistem bagian dari
hirarki dan menampilkan grafiknya sebagai sebuah pohon. Diagram ini
menunjukkan bagaimana elemen-elemen dalam diagram alir data dihasilkan
18 Gambar 5. Bagan Alir Program Pengendalian Kadar Air
Mulai
Input : Data kadar air media tumbuh
Jika R > 0
Jika R = 0
Animasi pompa masuk mengalirkan air.
Animasi pompa keluar mati.
Animasi pompa masuk mati.
Animasi pompa keluar menghisap air dan mengalirkan ke tandon. ya
ya
tidak Proses
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KONTROL FUZZY
Kontrol dapat didefinisikan sebagai sebuah mekanisme yang digunakan untuk
mengendalikan atau mengatur sebuah peralatan atau mesin dalam sebuah proses. Ada
beberapa jenis kontol dan salah satunya adalah kontrol fuzzy.
Error (E) merupakan selisih antara set point dengan kadar air aktual.
Sedangkan beda error adalah selisih antara error dengan error sebelumnya. Kedua
besaran inilah yang mempengaruhi sistem kontrol fuzzy. Dengan menggunakan
sistem fuzzy diharapkan output yang ada tidak memiliki lewatan (overshot) dan
waktu yang seminimal mungkin untuk mencapai set point.
Pada sistem kontrol fuzzy ini menggunakan selang error antara -3 sampai 3
dan beda error antara -2 sampai 2.
Contoh:
Bila diketahui set point dari kadar air sebesar 68%, kadar air terukur saat itu
67.57%, dan kadar air terukur sebelumnya 68.73%, maka diperoleh:
- error : 68.73 – 68 = -0.43
- beda error : (67.57-68) – (68.73-68) = -1.16
Untuk mengetahui besar derajat keanggotaan error, masukkan nilai error pada
persamaan berikut: y y x x y y x x − − = − − 2 2 1 1
1 ... (2)
Keanggotaan error =
0 ) 18 . 0 ( 3 0 1 0 3 2 − − − − = − − −
y = 1
0 8567
.
0 = x−
= x = 0.86
μZe = 0.86
20 0.86 0.14 2 0.58 0.42
-1.16 (x2)
-0.43 (x2)
(y) 0
(y) 0 (y2)
Apabila ditunjukan dengan gambar adalah sebagai berikut:
(y1) 1
y2
[image:42.612.242.436.108.265.2]
Gambar 6. Derajat keanggotaan error
Sedangkan nilai beda error yang dihitung dengan persamaan (1) akan menghasilkan
derajat keanggotaan beda error.
Keanggotaan beda error =
0 ) 16 . 1 ( 2 0 1 0 2 2 − − − − = − − −
y = 1
0 42
.
0 = x−
= x = 0.42
μZde = 0.42
μNde = 0.58
Apabila ditunjukan dengan gambar adalah sebagai berikut:
(y1)1
Gambar 7. Derajat keanggotaan beda error -3
(x1)
0 (x) 3 error μ(x) -2 (x1)
0
(x) beda error
μ(x)
kering lembab sangat lembab
[image:42.612.242.436.459.607.2]Langkah selanjutnya setelah diketahui derajat keanggotaan error dan beda
error adalah penentuan matriks keputusan. Matriks dapat ditentukan sendiri dengan
memperhitungkan situasi dan aksi seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Matriks keputusan ordo 3 x 3
beda error
N Z P
error N 100 100 100
Z 100 0 0
P 0 0 0
Defuzzifikasi dilakukan dengan menggunakan pembobotan terhadap derajat
keanggotaan absolut dari setiap label dengan derajat keanggotaan yang diperoleh.
Hal ini disebut dengan metode centroid (composite moment), yang memiliki
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a. nilai defuzzy akan bergerak secara halus sehingga perubahan dari suatu topologi
himpunan fuzzy ke topologi berikutnya juga akan berjalan dengan halus.
b. mudah dihitung
Berdasarkan pada matriks keputusan diatas, maka dapat dilakukan perhitungan
defuzzifikasi sebagai berikut:
– μ(Ne, Nde) = 0.14 x 0.58 = 0.0812
– μ(Ne, Zde) = 0.14 x 0.42 = 0.0588
– μ(Ze, Nde) = 0.86 x 0.58 = 0.4988
– μ(Ze, Zde) = 0.86 x 0.42 = 0.3612
Dimana matriks untuk masing-masing aturan adalah:
– μ(Ne, Nde) = 100
– μ(Ne, Zde) = 100
– μ(Ze, Nde) = 100
22 Kemudian hasil perhitungan defuzzifikasi dikalikan dengan matriks keputusan yang
sesuai:
– μ(Ne, Nde) = 0.0812 pada matriks (Ne, Nde) = 100
– μ(Ne, Zde) = 0.0588 pada matriks (Ne, Zde) = 100
– μ(Ze, Nde) = 0.4988 pada matriks (Ze, Nde) = 100
– μ(Ze, Zde) = 0.3612 pada matriks (Ze, Zde) = 0
Akhirnya nilai aksi kontrol (R) dengan metode centroid dapat dicari dengan rumus:
)) , ( ) , ( ) , ( ) , ( ( )) , ( ) , ( ) , ( ) , ( ) , ( ) , ( ) , ( ) , ( ( Zde Ze Nde Ze Zde Ne Nde Ne Zde Ze matriks Zde Ze Nde Ze matriks Nde Ze Zde Ne matriks Zde Ne Nde Ne matriks Nde Ne R μ μ μ μ μ μ μ μ μ μ μ μ + + + × + × + × + ×
= ... (3)
(
) (
) (
) (
)
(
0.0812 0.0588 0.4988 0.3612)
0 3612 . 0 100 4988 . 0 100 0588 . 0 100 0812 . 0 + + + × + × + × + × = R = 63.88
Nilai aksi kontrol (R) tersebut kemudian dirubah dalam bentuk on-off, yang memiliki
syarat, yaitu:
– IF “R = 0” THEN “Animation1.Stop” AND “Animation2.Play”
– IF “R > 0” THEN “Animation1.Play” AND “Animation2.Stop”
Sehingga saat kondisi kadar air aktual sebesar 64.57% dan kadar air terukur
sebelunya sebesar 65.73% yang terjadi adalah animation1 berupa pompa
pengeluaran air akan menyala dan mengisi wadah baglog, sedangkan animation2
yang berupa pompa penghisap dari bak penampungan air akan mati.
Hasil pengujian membuktikan bahwa kontrol fuzzy mempunyai selang error
yang lebih kecil yaitu 3.47% dengan nilai maksimum setelah mencapai set point
sebesar 68.68% dan nilai minimum yaitu 65.21%. Sedangkan untuk kontrol on-off
dari pengujian didapatkan mempunyai selang error sebesar 4.57%, dengan nilai
maksimum setelah mencapai set point sebesar 68.31% dan nilai minimum sebesar
63.74%.Dari data pada lampiran 5 dapat dibandingan hasil kadar air yang diperoleh
dari pengendalian menggunakan fuzzy dan on-off. Bila menggunakan kontrol fuzzy
lebih baik karena pada set point 65% kondisi setelah set point tidak pernah kurang
Grafik Perbandingan Kadar Air Menggunakan Fuzzy dan On-Off
45 50 55 60 65 70
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43
Waktu (jam)
K
a
d
a
r a
ir (
%
)
Fuzzy On OFf
Gambar 8. Grafik Perbandingan Kadar Air Menggunakan Fuzzy dan On-Off
B. PEMBUATAN GAMBAR DENGAN ADOBE PHOTOSHOP
Adobe photoshop merupakan salah satu perangkat lunak canggih yang dapat
digunakan untuk pembuatan, penyuntingan dan memanipulasi tampilan, termasuk
pewarnaan, pemberian efek tampilan dan masih banyak lagi. Hasil program ini dapat
berupa gambar atau image. Dalam penelitian ini, kategori yang digunakan adalah
bitmap. Sedangkan proses yang dilakukan adakah pembuatan gambar, pewarnaan
dan pemberian efek tampilan (Madcoms, 2005).
Beberapa gambar yang dibuat antara lain:
1) Pompa dan kipas
2) Komputer
3) Jamur dan nampan
4) Tangki air
5) Penampung air
6) Relay
7) Interface
24 piranti yang digunakan dalam pembuatan gambar diatas antara lain:
1) Marquee tool : digunakan untuk membuat seleksi dapat berupa segi
empat, ellips, lingkaran, single row (seleksi horizontal satu pixel) dan single
column (seleksi vertikal selebar satu pixel)
2) Crop tool : digunakan untuk membuang bagian pada gambar
yang diinginkan
3) Lasso tool : untuk membuat seleksi dengan bentuk bebas
4) Magnetic lasso tool : membuat seleksi yang melekat pada perbatasan dari
pixel yang dipilih
5) Paint bucket tool : memberi warna pada blok area tertentu
6) Gradient tool : memberi warna gradasi pada objek
7) Move tool : untuk memindah seleksi atau layer yang aktif
Proses pembuatan gambar relay dan interface hanya digunakan marquee tool
berbentu segi empat sesuai dengan ukuran yang kita inginkan kemudian diberi
warna. Berikut ini adalah gambar pipa, relay dan interface :
Gambar 9. Interface
Pembuatan gambar komputer menggunakan marquee tool berbentuk segi empat,
[image:47.612.256.416.126.222.2]memotong bagian tertentu dengan crop tool dan diakhiri dengan pemberian warna.
Gambar 11. Komputer
Gambar jamur di download dari internet, sedangkan nampan memiliki proses
yang sama dengan pembuatan gambar komputer, menggunakan marquee tool, crop
[image:47.612.217.440.321.431.2]tool dan pewarnaan.
Gambar 12. Jamur dan nampan.
Gambar tangki air dibuat dengan menggunakan marquee tool berbentuk elips dan
segi empat dengan layer yang berbeda. Kemudian kedua gambar tersebut
digabungkan dengan menggabungkan kedua layer tersebut. Gambar yang telah
digabungkan kemudian diberi warna dan gradien agar telihat lebih bagus.
26 Gambar penampung air dibuat dengan cara yang sama dengan pembuatan
nampan untuk jamur. Berikut adalah gambar penampung air yang digunakan :
[image:48.612.282.391.129.203.2]
Gambar 14. Penampung.
Gambar pompa dan kipas digunakan marquee tool dan crop tool, untuk
gambar kipas digunakan gambar download dari internet yang kemudian di edit
dengan adobe photoshop. Gambar pompa ini selanjutnya disimpan dalam file
berekstensi *.JPEG (file gambar 14) yang akan digunakan untuk pembuatan animasi
pompa dengan menggunakan software Macromedia Flash. Berikut ini adalah
gambar dari pompa dan kipas:
Gambar tampilan dasar adalah gambar yang digunakan untuk membuat
background pada program utama yaitu Visual Bacic 6.0. Gambar tampilan dasar
dibuat dengan menggabungkan semua gambar yang telah dibuat yaitu gambar
komputer, interface, pompa, jamur dan nampan, penampung air, tangki air, serta
[image:49.612.167.485.176.413.2]relay. Berikut ini adalah gambar tampilan dasar :
Gambar 16. Tampilan dasar program.
C. PEMBUATAN ANIMASI DENGAN MAKROMEDIA FLASH 8.0
Macromedia Flash 8.0 adalah sebuah program grafis yang digunakan untuk
membuat animasi. Prinsip kerja Macromedia Flash adalah seperti roll film yaitu
dengan meletakkan gambar pada keyframe (film) yang kemudian diputar. Dalam hal
ini animasi yang dibuat adalah pompa bergerak. Animasi pompa yang dibuat ada
dua macam yaitu pompa masuk dan pompa keluar. Beberapa tool yang digunakan
antara lain:
1) Selection tool : tool yang berfungsi untuk memilih dan menyeleksi obyek
28 Animasi pompa dibuat dengan menggunakan dua layer. Layer pertama digunakan
untuk meletakkan kerangka pompa, sedangkan layer kedua digunakan untuk
meletakkan kipas.
Langkah pertama pembuatan animasi pompa ini adalah dengan meletakkan
gambar kerangka pompa yang berekstensi *.JPEG (gambar 16) pada layer pertama.
Layer pertama tidak dirubah bentuknya sampai keyframe ke-16. Pada layer kedua
diletakkan gambar kipas dengan ekstensi *.JPEG (gambar 17), pada layer dua ini
gambar kipas diedit dengan cara merubah posisinya sebesar 22.5° tiap keyframe
hingga mencapai 16 frame (360°). Selanjutnya adalah dengan menyimpan file
Macromedia Flash tersebut sebagai file video dengan berekstensi *.AVI.
selanjutnya file inilah yang akan dipakai dalam program Visual Basic 6.0 (gambar
[image:50.612.265.390.312.410.2]18).
Gambar 17. Kerangka pompa
Gambar 18. Kipas
D. PEMBUATAN PROGRAM DENGAN VISUAL BASIC 6.0
Program visualisasi ini dibuat dengan menggunakan software Visual Basic
6.0. Visual Basic 6.0 dipilih karena software ini merupakan salah satu bahasa
pemrograman yang sudah dikenal oleh pemakai komputer dan umum digunakan
dalam pembuatan program aplikasi. Selain itu bahasa Basic mudah untuk dipelajari
dan digunakan.
Tool pada visual basic yang dipakai dalam pembuatan program visualisasi ini
antara lain adalah :
1) CommandButton
2) TetxBox
3) Animation
Pembuatan program visualisasi ini dimulai dengan perintah untuk
mendeklarasikan variabel-variabel yang dipakai. Semua variabel yang dipakai
dideklarasikan sebagai bilangan bulat yaitu dengan perintah “double”. Variabel y
digunakan untuk menginput variabel kadar air yang terdapat pada file text.
Contoh listing program untuk deklarasi adalah sebagai berikut :
Dim R As Double
Dim y(100) As Double
Perintah membaca data kadar air yang tersedia dalam file yang berbentuk text
(berekstensi *.txt) digunakan perintah input. Pada perintah pembacaan data ini juga
digunakan perintah looping karena data yang dibaca lebih dari satu. y(i) digunakan
untuk menyimpan kadar air pada file text. Untuk selanjutnya nilai dari a akan
ditampilkan didalam dalam program melalui textbox.
Listing program untuk memanggil dan membacaan data kadar air tersebut
adalah sebagai berikut :
Open App.Path + "\simpan.txt" For Input As #1 For i = 1 To 72
Input #1, a y(i) = a
Program ini juga dilakukan perhitungan-perhitungan dengan teori fuzzy untuk
30 menghitung variabel error dan beda error, yang kemudian dilanjutkan dengan
penentuan derajat keanggotaan error dan beda error. Penentuan derajat keanggotaan
ini dilakukan dengan metoda sebab akibat yaitu if....then dengan memasukkan rumus
dari teori fuzzy, un adalah keanggotaan negatif untuk error, uz adalah keanggotaan
zero untuk nol, up adalah keangotaan positif untuk error sedangkan untuk beda error
masing-masing adalah ubz, ubp, ubn. Untuk looping For j=1 To 60000000
digunakan untuk melooping nilai a dengan nilai yang sama agar tampilan yang
ditampilkan dalam textbox lama dan jelas terlihat. Contoh listing program dari
penentuan error dan beda error adalah sebagai berikut :
'derajat keanggotaan If (e = -3) Then un = 1 uz = 0 up = 0 End If
Proses fuzzifikasi dilakukan untuk menentukan nilai kualitatif dari setiap
keanggotaan numerik. Sama dengan penentuan derajat keanggotaan error dan beda
error, proses fuzzifikasi menggunakan metoda if...then. Dimana syarat yang
digunakan adalah nilai error dan beda error. Pada proses fuzzifikasi ini terdapat 25
kemungkinan kejadian (kombinasi error dan beda error) sedangkan akibat yang
ditimbulkan dari kejadian tersebut terdapat 9 kemungkinan. Contoh listing program
dari proses fuzzifikasi adalah sebagai berikut :
If (e <= -3) And (be <= -2) Then u1 = un * ubn
u2 = 0 u3 = 0 u4 = 0 u5 = 0 u6 = 0 u7 = 0 u8 = 0 u9 = 0 End If
Proses selanjutnya dari teori fuzzy ini adalah matrik keputusan. Untuk matriks
keputusan terdapat 25 kemungkinan dari error dan beda error. Matriks yang
9 kemungkinan. Contoh listing program dari proses matriks keputusan adalah
sebagai berikut :
If (e <= -3) And (be <= -2) Then m1 = 100
m2 = 0 m3 = 0 m4 = 0 m5 = 0 m6 = 0 m7 = 0 m8 = 0 m9 = 0 End If
Proses yang terakhir dari teori fuzzy adalah defuzzifikasi. Defuzzifikasi
adalah proses pengambilan keputusan pada teori fuzzy. Defusifikasi juga
menggunakan metoda sebab akibat (if...then), jika R > 0 maka animasi pompa masuk
dan animasi air dalam nampan jamur akan berjalan sedangkan pipa akan berganti
warna. Pergantian pipa disini menggunakan Program Visual Basic dengan
menggunakan perintah label, jika R > 0 maka label akan berwarna biru dan jika R =
0 maka label akan berwarna orange. R > 0 disini menandakan bahwa kadar air telah
mencapai set point yaitu 65%.
Contoh listing program dari proses ini adalah sebagai berikut :
R = ((u1 * m1) + (u2 * m2) + (u3 * m3) + (u4 * m4) + (u5 * m5) + (u6 * m6) + (u7 * m7) + (u8 * m8) + (u9 * m9)) / (u1 + u2 + u3 + u4 + u5 + u6 + u7 + u8 + u9)
If R > 0 Then Animation1.Play Animation3.Stop
Label1.BackColor = &HFFFF00 Label1.Refresh
Label11.Refresh End If
If R = 0 Then Animation2.Play Animation4.Stop
Label1.BackColor = &H80C0FF Label11.BackColor = &HFFFF00 Label11.Refresh
32 Tampilan yang ada pada masing-masing kondisi adalah sebagai berikut :
Gambar 20. Tampilan awal progam.
Pada tampilan awal, semua pompa dalam keadaan diam. Saluran air berwarna
orange yang berarti tidak ada air yang mengalir. Sedangkan penampung dan nampan
jamur kosong.
Gambar 21. Tampilan program ketika pompa masuk berjalan.
Tampilan saat pompa masuk ditandai dengan berputarnya kipas didalam
pompa. Saluran air yang menghubungkan tube atau tangki dengan pompa masuk dan
[image:54.612.189.463.420.630.2]yang menandakan adanya aliran air. Sedangkan nampan jamur yang awalnya kosong
[image:55.612.174.480.114.361.2]akan dipenuhi air.
Gambar 22. Tampilan program ketika pompa keluar berjalan.
Pompa keluar yang menyala menandakan bahwa kadar air dalam baglog
lebih atau sama dengan 65 %. Hal ini disertai dengan berputarnya kipas dalam
pompa keluar. Aliran air yang menghubungkan nampan jamur dengan dengan
penampung, penampung dengan pompa keluar, dan pompa keluar dengan tube akan
berwarna biru sebagai tanda adanya air yang mengalir. Penampung yang kosong
akan terisi air limpahan dari nampan jamur.
Tampilkan animasi pompa, air yang bergerak naik-turun dalam Visual Basic
digunakan file video berekstensi AVI. Dalam program ini digunakan perintah load.
Listing program perintah ini adalah sebagai berikut :
Private Sub Form_Load()
Animation1.Open ("pompa masuk.avi") Animation2.Open ("pompakeluar.avi") End Sub
Sedangkan untuk animasi air naik turun menggunakan perintah open :
34 Program ini memiliki perintah untuk mematikan dan menyalakan pompa
masuk maupun pompa keluar secara langsung. Hal ini dimaksudkan jika terjadi
kerusakan alat atau sensor, pompa dapat dimatikan ataupun dinyalakan secara
manual melalui program. Contoh listing program dari perintah ini adalah sebagai
berikut :
Private Sub Command2_Click() Animation1.Play
Animation4.Play
Label1.BackColor = &HFFFF00 Label1.Refresh
End Sub
Private Sub Command3_Click() Animation1.Stop
Animation4.Stop
Label1.BackColor = &H80C0FF Label1.Refresh
End Sub
Software ini dapat diaplikasikan pada hardware dengan bantuan interface
yang tepat. Interface berfungsi sebagai ADC (Analog Digital Converter) dan DAC
(Digital Analog Converter). ADC (Analog Digital Converter) berfungsi untuk
mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital sebagai input untuk software.
Sebaliknya DAC (Digital Analog Converter) berfungsi untuk memberikan sinyal
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Kondisi kadar air ruang tumbuh jamur saat budidaya harus dikendalikan
agar pertumbuhan jamur optimal. Pengendalian dapat dilakukan dengan
banyak cara, salah satunya dengan metode fuzzy.
2. Metode fuzzy yang digunakan adalah metode Mamdani. Sedangkan proses
defuzifikasi dilakukan dengan metode centroid.
3. Program dapat berjalan dengan baik dengan memasukkan data kadar air
untuk mengendalikan ruang tumbuh jamur terkendali tersebut dengan
bantuan animasi gambar yang bergerak.
4. Pengendalian menggunakan fuzzy memiliki error yang lebih kecil
daripada on-off. Dengan metode fuzzy, error yang diperoleh sebesar
3.47%. Sedangkan metode On-Off, error sebesar 4.57%.
B. SARAN
1. Komputer dengan Pentium 3 digunakan agar program dan animasi dapat
berjalan dengan baik.
2. Perlu adanya penambahan interface pengukur kadar air untuk mendukung
perangkat lunak yang telah dibuat, sehingga sistem dapat berjalan dengan
real time.
3. Secara teknis software ini layak untuk dibangun, namun untuk bisa
diaplikasikan dibutuhkan studi kelayakan yang lain, seperti adanya
36 DAFTAR PUSTAKA
Arto, S. Y. 2006. Visualisasi Pengaturan Suhu dan Kelembaban Udara pada Media
Ruang Tumbuh Jamur dengan Program Visual Basic 6.0, Skripsi. Teknik
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Daryati, S. 1999. Pertumbuhan Jamur Kuping Dan Jamur Tiram Dalam Rumah
Tanaman Dengan Suhu Terkendali. Skripsi. Teknik Pertanian. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Gunawan, A. W. 1999. Usaha Pembibitan Jamur. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Kusumadewi, Sri dan Hari Purnomo. 2004. Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung
Keputusan. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Madcoms. 2005. Adobe Photoshop CS. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Pasaribu,Tahir.,dkk. 2001. Aneka jamur Unggulan yang Menembus Pasar. Grasindo,
Jakarta.
Sari, M. G. 2003. Simulasi Pengendalian Kadar Air pada Media Tumbuh Jamur
dengan Kontrol Logika Fuzzy. Skripsi. Teknik Pertanian. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Senn, J. A. 1990. Pembangunan Sistem Pakar (Expert System) untuk Diagnosa
Kerusakan Traktor Tangan (Hand Traktor). Skripsi. Departemen Teknik
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suriawiria, U. 1999. Sukses Berbisnis Jamur Kayu : Shintake, Kuping Tiram.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Yung, K. 2002. Membangun Database dengan Visual Basic 6.0 dan Perintah SQL.
Elex Media Komputindo, Jakarta.
37 Lampiran 1. Potensi Hortikultura
Tabel 5. Produksi dan Luas Panen Kubis
Wilayah Produksi (ribu ton)
Luas Panen (ribu ha)
2002 2003 2004 2002 2003 2004 Jawa 766,0 836,7 915,0 38,6 42,0 43,0
Bali & Nusa Tenggara 55,1 55,5 61,0 2,0 1,9 2,0
Sumatera 348,9 374,1 365,0 15,6 16,8 18,0 Kalimantan 0,5 0,9 2,0 0,1 0,2 0,0
Sulawesi 59,7 77,6 83,0 3,4 3,3 4,0 Maluku & Papua 2,7 3,8 7,0 0,5 0,5 1,0
Luar Jawa 466,9 511,9 518,0 21,6 22,7 25,0 Indonesia 1.232,9 1.348,6 1.433,0 60,2 64,7 68,0
[image:60.612.126.582.330.471.2]Sumber: Ditjen Bina Produksi Hortikultura
Tabel 6. Produksi Buah-buahan (ribu ton)
Wilayah Mangga Durian Jeruk Pisang
2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 Jawa 1.211,0 1.126,0 224,5 176,0 473,5 517,0 2.625,0 3.108,0
Bali & Nusa Tenggara 128,0 141,0 8,0 13,0 96,7 87,0 175,0 247,0
Sumatera 88,6 68,0 370,0 343,0 729,1 1.019,0 753,7 940,0 Kalimantan 17,3 16,0 90,0 95,0 131,4 214,0 244,0 241,0
Sulawesi 74,6 81,0 43,5 44,0 94,7 228,0 234,0 296,0 Maluku & Papua 5,7 5,0 5,5 5,0 4,2 5,0 144,0 42,0
Luar Jawa 314,6 311,0 517,0 500,0 1.056,1 1.553,0 1.550,7 1.766,0
Indonesia 1.526,0 1.437,0 741,5 676,0 1.529,6 2.070,0 4.175,7 4.874,0 Sumber: Statistik Pertanian 2004, Departemen Pertanian
Tabel 7. Produksi dan Luas Panen Kentang
Wilayah Produksi (ribu ton)
Luas Panen (ribu ha)
2002 2003 2004 2002 2003 2004 Jawa 566.6 598,8 685,0 33,5 37,2 38,0
Bali & Nusa Tenggara 7.4 6,6 8,0 0,9 0,8 1,0
Sumatera 270,3 340,7 276,0 17,1 20,3 16,0
Kalimantan - - 0,0 - - 0,0
Sulawesi 48,7 63,8 99,0 5,5 7,5 10,0 Maluku & Papua 0,7 0,1 4,0 0,2 0 0,0
Luar Jawa 327,1 411,2 387,0 23,7 28,6 27,0 Indonesia 893,7 1.010 1.072,0 57,2 65,8 65,0
[image:60.612.127.576.515.667.2]Tabel 8. Produksi dan Luas Panen Bawang Merah
Wilayah Produksi (ribu ton)
Luas Panen (ribu ha)
2002 2003 2004 2002 2003 2004 Jawa 562,7 590,1 596,0 58,4 66,6 67,0
Bali & Nusa Tenggara 110,1 100,8 95,0 10,6 10,8 11,0
Sumatera 43,7 44,2 44,0 5,0 5,9 6,0 Kalimantan 0,2 0,2 0,0 0,0 0,0 0,0
Sulawesi 48,6 25,4 190,0 5,2 4,2 4,0 Maluku & Papua 1,1 2,0 3,0 0,6 0,4 1,0
Luar Jawa 203,7 172,6 161,0 21,4 21,3 22,0 Indonesia 766,4 762,7 757,0 79,8 87,9 89,0
[image:61.612.133.526.292.349.2] [image:61.612.128.531.512.604.2]Sumber: Statistik Pertanian 2004, Departemen Pertanian
Tabel 8. Produksi dan Luas Panen Bawang Merah
Produksi (ribu ton)
Luas Panen (ribu ha)
2001 2002 2003 2001 2002 2003
283,3 315,2 345,7 34,3 41,6 38,5 Sumber: Ditjen Bina Produksi Hortikultura
Tabel 9. Produksi Tanaman Hias Utama Indonesia (tangkai)
No Komoditas 2002 2003 2004
1 Anggrek 4.995.735 6.904.109 8.027.720 2 Gladiol 10.876.948 7.114.382 16.686.134 3 Krisan 25.804.630 27.406.464 27.683.449
TOTAL 41.677.313 41.424.464 52.397.303
Sumber: Ditjen Bina Produksi Hortikultura
Tabel 10. Produksi Tanaman Obat Utama (ton)
No Komoditas 2002 2003 2004
1 Kunyit 23.993,0 30.707,5 40.470,2 2 Kencur 12.848,2 19.527,1 22.609,1 3 Temulawak 7.173,5 11.762,0 16.666,5 4 Tanaman Obat lainnya*) 8.182,7 9.885,7 12.899,2
TOTAL 52.197,4 71.882,3 92.645,0
Sumber : Ditjen Bina Produksi Hortikultura
39 Tabel 11. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Hortikultura
Tahun Tanaman Hias
Sayur-Sayuran
Buah-Buahan
Aneka Tanaman
Total
Volume (ton)
2001 16.662 146.753 188.040 1.515 352.970
2002 19.905 157.568 225.365 2.162 405.000
2003 14.671 133.042 189.648 2.774 340.135
2004 15.427 144.855 210.182 3.668 344.132 Nilai (Ribu USD)
2001 9.834 63.084 100.629 2.108 175.655
2002 12.134 56.942 138.373 2.211 209.660
2003 13.871 59.240 131.500 3.341 207.952
2004 14.446 59.465 122.836 3.630 200.377
Sumber: BPS
Tabel 11. Perkembangan Volume dan Nilai Impor Hortikultura
Tahun Tanaman Hias
Sayur-Sayuran
Buah-Buahan
Aneka Tanaman
Total
Volume (ton)
2