• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Penerapan Multiple Intelligence Di SDNegeri 6 Tahunan Jepara (Studi Kasus Di SD Negeri 6 Tahunan Jepara Tahun 2014).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Penerapan Multiple Intelligence Di SDNegeri 6 Tahunan Jepara (Studi Kasus Di SD Negeri 6 Tahunan Jepara Tahun 2014)."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kualitas pendidikan di era sekarang ini memperoleh prioritas dalam

pengembanganya. Pendidikan yang maju perlu ditunjang oleh sarana

prasarana yang memadahi. Sebagaimana dalam UUD 1945 pasal 31 bahwa

“Setiap Warga Negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan, maka

tujuan kemerdekaan memberikan kesempatan kepada semua Warga Negara

Indonesia untuk menuntut ilmu demi perbaikan taraf hidupnya, sesuai

kemampuan intelektualnya”.

Pada dasarnya setiap manusia mempunyai kemampuan

intelektualnya masing-masing, dengan kata lain kecerdasan manusia

berbeda-beda sesuai minat dan bakatnya, namun yang dipahami sebagian

besar masyarakat adalah bahwa manusia dikatakan cerdas jika menguasai

IPA dan Matematika, persepsi ini sudah mendarah daging sejak dahulu dan

imbasnya adalah kepada siswa yang tidak menguasai 2 hal tersebut maka

akan dianggap tidak cerdas atau bodoh.Dalam perkembangan tentang teori

kecerdasan maka muncul istilah Multiple Intelligences atau biasa disebut

dengan kecerdasan majemuk, pencetus teori ini adalah Howard Gardner,

Gardner berpandangan bahwa manusia mempunyai kecerdasanya masing

masing, gardner juga mementahkan teori yang menyebutkan bahwa semua

manusia bisa mempelajari satu hal yang sama dengan cara yang sama. Jika

ditelisik lebih lanjut, manusia memang mempunyai tingkat keahlian yang

(2)

berbeda-beda tergantung apa yang disuka dan diminati, contoh yang seorang

yang sangat cerdas di Indonesia adalah mantan presiden Indonesia yaitu

Baharudin Jusuf Habibi, Habibi adalah profesor dalam bidang penerbangan

yang sangat disegani di Jerman, seorang Habibi jika ditinjau dari teori

Gardner maka kecerdasanya masuk dalam golongan cerdas

logika/matematika, tentu saja ini adalah salah satu bentuk kecerdasan saja.

Seorang soekarno yang sangat hebat dalam berpidato, bahkan disebut sebut

bahwa Adolf Hitler menyegani Soekarno karena pidatonya, dalam hal ini

Soekarno termasuk dalam golongan cerdas verbal atau bahasa. Ada 7

kecerdasan yaitu kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan logika/matematika,

kecerdasan spasial, kecerdasan tubuh/kinestetik, kecerdasan musical/ritmik,

kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal.

Setiap bentuk kecerdasan mempunyai kelebihan masing-masing,

namun belum secara umum diterapkan di Indonesia, budaya pendidikan di

Indonesia sangat terpaku pada kuantitas saja, padahal jika nilai-nilai

Multiple Intelligence diterapkan di sekolah terlebih di Sekolah Dasar, maka

akan mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas, tentu saja

kompetensi guru harus diperhatikan, karena guru yang mempunyai

kompetensi maka akan menghasilkan siswa yang berkompetensi pula.

Pada usia Sekolah Dasar adalah usia perkembangan yang baik,

terlebih lagi di Sekolah Dasar adalah tingkatan pertama seorang manusia

memperoleh pendidikan formal, jika pada usia dini seperti di Sekolah Dasar

(3)

dan bakatnya, maka akan tercetak manusia–manusia unggulan yang terampil

dalam bidang masing–masing.Penyamaan persepsi tentang Multiple

Intelligences tentu saja tidak berhenti di sekolah saja, orang tua selaku

pendidik di lingkungan keluarga juga harus tahu tentang arah penerapan

Multiple Intelligences, karena sampai sekarang saja orang tua belum

memahami tentang apa itu cerdas dan bakat secara mendalam, inilah yang

mengakibatkan orang tua terlalu menuntut agar siswa berprestasi namun

kurang memahami seorang siswa itu berbakat pada bidang apa dan apa yang

diminatinya, maka perlu kerjasama antara orang tua serta guru untuk

mengarahkan bakat minat siswa melalui penerapan pendidikan

berbasisMultiple Intelligences.

Berdasarkan pengamatan, SD Negeri 6 Tahunan di kabupaten Jepara

telah menerapkan apa yang disebut dengan Multiple Intelligences atau

kecerdasan majemuk, karena banyak prestasi yang dicapai oleh SD Negeri 6

Tahunan dalam berbagai ajang lomba yang diikuti siswa, diantara lomba

yang diikuti adalah lomba mata pelajaran, lomba rebana, lomba ketangkasan

pramuka, lomba dalam olahraga dan lain sebagainya, dari semua lomba itu

ternyata diraih oleh siswa yang berbeda-beda, maka dari pengamatan awal

yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa siswa diarahkan pada keahlianya

masing-masing. Namun pada realitanya selaku guru maupun kepala sekolah

belum mengetahui apa itu Multiple Intelligences.Dari latar belakang

(4)

Intelligences di SD Negeri 6 Tahunan Jepara” (studi kasus di SD Negeri 6

Tahunan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015)

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan Multiple Intelligence di SD Negeri 6 Tahunan

Jepara?

2. Bagaimanakah sarana prasarana yang ada di SD Negeri 6 Tahunan

Jepara dalam mendukung kecerdasan majemuk siswa?

3. Apa strategi yang dilakukan guru dalam mengarahkan siswa menuju

keahlianya masing-masing?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian yang berjudul Penerapan Multiple

Intelligence di SD Negeri 6 Tahunan Jepara adalah :

1. Mendeskripsikanpenerapan Multiple Intelligence di SD Negeri 6

Tahunan Jepara.

2. Mendeskripsikan tingkat efektifitas sarana prasaran belajar di SD

Negeri 6 Tahunan Jepara.

3. Mendeskripsikan strategi yang dilakukan guru dalam mengarahkan

(5)

D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Praktis

a. Dengan diketahuinya penerapan Multiple Intelligence di SD

Negeri 6 Tahunan Jepara. Maka bisa menjadi acuan yang

dapat di adaptasi di sekolah–sekolah lain di Indonesia.

b. Dengan mengetahui strategi yang dilakukan dalam

pengarahan keahlian siswa di SD Negeri 6 Tahunan Jepara,

maka diharapkan bisa menjadi pandangan untuk diadaptasi

oleh sekolah lain.

c. Dengan mengetahui Sarana prasarana yang ada di SD

Negeri 6 Tahunan Jepara guna mendukung penerapan

Multiple Intelligence, maka akan diketahui berpengaruh

tidaknya sarana prasarana tersebut dalam perkembangan

peserta didik.

2. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk

mengembangankan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan,

minat, dan bakat peserta didik, serta memberikan arah yang jelas

Referensi

Dokumen terkait

When ordering Relays in tape packing, add the prefix “-TR” to the model number, otherwise the Relays in tube packing will be provided.. Relays per reel:

Di MI Ma’arif Kadipaten ponorogo penerapan ta ta tertib sangatlah penting hal ini karena jika tidak ada penerapan tata tertibjalannya proses pembelajaran di

Mengingat pemberian ASI Eksklusif sangat di tentukan pada hari-hari pertama kehidupan bayi maka peneliti tertarik untuk melakukan penerapan Masase Endorphin

11 Harnal besar dan kecil secukupnya Untuk menguatkan sanggul 12 Jepit bebek 6 buah Untuk menjepit sementara rambut 13 Cemara sanggul 125cm 1 buah Untuk membentuk sanggul4. Bahan

3.1 Petunjuk wajib mencakup pemahaman yang didemonstrasikan tentang pentingnya staff kebersihan terhadap seluruh kualitas layanan yang disediakan oleh perusahaan dan

The decision rule based classification approach was performed on temporal MRS amplitude data with HH polarization only; minimum distance parallelepiped classifier

Tidak jauh berbeda dengan kualitas fisik, waktu tempuh dan jarak memiliki kecenderungan yang sama, artinya semakin jauh dan semakin lama rumah tangga dalam mendapatkan sumber air

024.01.01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 5831 Peningkatan Analisis Determinan Kesehatan. 6.962 521211