PERBANDINGAN WAKTU PEMULIHAN PASCA OLAHRAGA
DENGAN HIPERHIDRASI MENGGUNAKAN MINUMAN
AIR PUTIH DAN MINUMAN ISOTONIK
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Memperoleh Gelar Sarjana (Sains)
Program Studi lmu Keolahragaan
Oleh :
IVAN SAEFULLAH
0705138
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ABSTRAK
Ivan Saefullah, (0705138)
Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia 2013, Skripsi : Perbandingan Waktu Pemulihan Pasca Olahraga Dengan Hiperhidrasi Menggunakan Minuman Air Putih dan Minuman Isotonik.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah Berapa besar penurunan denyut nadi pemulihan pasca olahraga dengan hiperhidrasi menggunakan minuman air putih dan minuman isotonik? Bagaimana perbandingan penurunan denyut nadi pemulihan pasca olahraga dengan hiperhidrasi menggunakan minuman air putih dan minuman isotonik?. Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah dari hasil perbandingannya, “Pemberian cairan hiperhidrasi minuman isotonik memberikan penurunan yang lebih baik terhadap denyut nadi pemulihan daripada pemberian minuman air putih.”
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen. Dengan
Pre-Exsperimental Designs dengan model One-Shot Case Study. Yaitu penulis
melakukan penelitian lapangan kepada sampel yang melakukan olahraga lari 12 menit untuk mengetahui denyut nadi latihannya, dan dilihat penurunan denyut nadi pemulihannya setelah perlakuan meminum cairan rehidrasi berupa minuman air putih dan minuman air isotonik pada menit ke 5, 7 dan 9. Dalam melakukan pengambilan data, dilakukan sebanyak dua kali kepada masing-masing sampel dan diberikan perlakuan cairan rehidrasi yang berbeda pada setiap olahraganya. Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ikor angkatan 2009 dan 2010 sejumlah 148 Orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah diambil sebanyak 15 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel sebanyak 10% menurut Arikunto. Teknik penentuan sampel menggunakan probability sampling dengan simple random sampling. Teknik analisis data digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji T skor berpasangan (Uji Signifikan Beda). Pengujian dilakukan pada taraf signifikan α = 0,05.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian………... 1
B. Rumusan Masalah……… 8
C. Tujuan Penelitian………. 8
D. Metode Penelitian………. 9
E. Manfaat Penelitian……… 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka……….. 10
1. Olahraga ………. 10
a. Olahraga dan Perubahan pada Jantung.……… 10
b. Aktivitas Aerobik dalam Olahraga……….. 13
c. Metabolisme Energi Aerobik saat Olahraga………….. 14
2. Energi (Kerja dan Panas)………... 16
3. Denyut Nadi secara Umum………. 17
4. Air dan Cairan tubuh………. 21
a. Air……… …………. 21
b. Fungsi Air dalam Tubuh……….. 22
d. Pengaturan Air Tubuh………. 24
5. Pertukaran Cairan Tubuh……….. 26
a. Pemasukan Air……….. 26
8. Komposisi Cairan Tubuh………. 32
9. Fungsi Cairan Tubuh dan Dehidrasi………... 33
10.Dehidrasi dan Pengaturan Panas Tubuh……… 34
11.Kebutuhan Air dan Elektrolit saat Olahraga………. 34
12.Dampak Pengeluaran Keringat pada Olahraga………. 36
13.Upaya Mempertahankan Keseimbangan Cairan selama Olahraga……… 37 a. Membasahi Kulit……… 38
b. Hiperhidrasi……… ……….. 38
c. Rehidrasi……… ……… 38
B. Kerangka Pemikiran……… 39
C. Hipotesis Penelitian……….. 42
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian………. 43
B. Populasi dan Sampel Penelitian……….. 43
C. Desain Penelitian……….. 46
D. Langkah-langkah Penelitian……… 47
E. Instrument Pengumpulan Data……….. 48
F. Prosedur Pengambilan Data……… 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian………. 53
1. Hasil Pengolahan Data……….. 53
2. Penilaian Penurunan Denyut Nadi Latihan………. 53
3. Penilaian Penurunan Denyut Nadi Pemulihan………… 56
4. Hasil Uji Homogenitas……… 60
5. Hasil Uji Normalitas……….. 61
6. Hasil Pengujian Signifikansi Nilai Beda……… 62
B. PEMBAHASAN……… … 64
1. Diskusi Temuan……….. 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 66
DAFTAR PUSTAKA……… 67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sehat menurut Santoso (2004:16) “terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat
statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat
dinamis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu bergerak / olahraga”.
Oleh karena itu sehat jasmani adalah sehat pada waktu bergerak yang sudah pasti
sehat pada waktu istirahat.
Olahraga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan menuju hidup
sehat. Tujuan dasar manusia berolahraga semata-mata hanya untuk
mempertahankan kehidupannya. Karena itu menghadapi era globalisasi yang
penuh dengan persaingan dan kondisi alam yang semakin hari semakin tidak
ramah, makin banyak pula manusia yang aktif berolahraga untuk
mempertahankan eksistensinya. Namun demikian masih banyak orang yang tidak
tahu bahwa olahraga ibarat pisau bermata dua yang sisinya sama tajam. Di satu
sisi olahraga dapat berdampak negatif dan di sisi lain olahraga dapat berdampak
positif pada pelakunya. Keadaan tersebut bila dipandang dari sisi negatif, secara
umum dapat berupa cedera ringan hingga kerusakan berat pada alat-alat tubuh
yang dapat mematikan pelakunya. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan
positif pada tubuh akibat olahraga secara umum dapat dikatakan sebagai suatu
pola atau mekanisme alat-alat tubuh untuk menyesuaikan diri dengan setiap beban
Perubahan-perubahan tersebut pada dasarnya adalah akibat dari aktivitas
sistem otot kerangka, sistem kardiovaskular, dan respiratori dalam merespon
beban kerja fisik yang diberikan. Namun pada umumnya masyarakat pelaku
olahraga, berolahraga tujuan utamanya untuk menjaga kesehatan serta mencapai
kebugaran jasmani, yang berarti juga untuk mempertahankan kehidupannya.
Perubahan pada pelaku olahraga ada yang bersifat sementara dan ada juga
yang bersifat menetap. Perubahan yang sifatnya sementara dapat segera diketahui,
antara melalui perubahan frekuensi pernapasan dan perubahan frekuensi denyut
nadi. Semakin berat latihan atau semakin berat tinggi intensitas latihan yang
dilakukan, maka semakin cepat frekuensi pernapasan dan denyut nadi.
Peningkatan denyut nadi saat berolahraga diakibatkan dari kinerja jantung
yang ditingkatkan oleh jantung, seperti dikutip dari Jurnal Krisnawati 2011:
Olahraga akan membuat peningkatan denyut nadi yang disebabkan oleh berkurangnya konsumsi oksigen. Untuk menjaga stabilitas aliran darah guna mensuplai oksigen dan bahan bakar energi ke otot, maka kinerja jantung secara otomatis ditingkatkan oleh jantung.
Dari ungkapan tersebut, jelas dalam berolahraga peningkatan denyut nadi
dipengaruhi kinerja jantung. Denyut nadi ini adalah merupakan indikator untuk
melihat sejauh mana pelaku melakukan olahraga untuk mencapai kondisi
maksimal. Kondisi maksimal ini bisa dikatakan sebagai tingkat kebugaran jasmani
(Giriwijoyo, 2004:48).
Ketika seseorang melakukan olahraga, sumber-sumber energi yang
terdapat di dalam tubuh seperti lemak atau karbohidrat akan terkonversi menjadi
air (H2O), karbon dioksida (CO2) dan energi (Irawan, 2007). Energi yang
3
menjadi 2 bentuk yaitu dalam bentuk kerja (work) dan panas (heat). 80% dari total
energi yang dihasilkan melalui proses metabolisme energi merupakan energi
dalam bentuk panas dan sisanya merupakan energi dalam bentuk kerja.
Energi dalam bentuk kerja dapat terlihat melalui berbagai gerakan tubuh
saat berolahraga seperti berlari, menendang, melompat, mengoper bola dll.
Sedangkan energi dalam bentuk panas hanya dapat dirasakan dan tidak dapat
dilihat karena terjadi di dalam sel-sel otot dan di dalam sistem kardiovaskular.
Selama berolahraga, pembentukan panas tubuh dapat meningkat menjadi 10-20
kali dari istirahat (Pyke & Sutton, 1992). Menurut Santoso (2007:241)
“pembentukan panas yang terpenting dalam tubuh ialah otot, sehingga dapat
dipahami bahwa makin berat dan makin lama kerja otot/ kerja fisik, maka makin
besar produksi panasnya”.
Dengan semakin meningkatnya energi dan panas yang dihasilkan melalui
proses metabolisme dan kontraksi otot saat tubuh sedang berolahraga, cairan yang
berada di dalam tubuh kemudian akan menjalankan fungsinya sebagai pengatur
panas atau sebagai thermoregulator. Fungsi ini dijalankan dengan tujuan agar
temperatur internal tubuh dapat terjaga pada rentang temperatur normal yaitu
36.5-37.5o C. Air yang merupakan penghantar panas yang baik, akan
mengeluarkan kelebihan panas tubuh melalui keringat yang juga akan membawa
elektrolit makro tubuh terutama natrium (Na+), kalium (K+) dan klorida (Cl-). Air
keringat yang kemudian akan menguap pada permukaan kulit juga akan berfungsi
Menurut Indarwati (2012) dikutip dalam fitday.com berpendapat bahwa :
Keringat yang dikeluarkan merupakan sistem pendinginan tubuh alami ketika suhu tubuh terlalu panas saat berolahraga, karena otot yang berkerja. Keringat yang keluar saat olahraga sebagian besar terdiri atas air, namun keringat juga mengandung elektrolit. Perubahan status cairan tubuh saat berolahraga disebabkan oleh peningkatan produksi keringat dan asupan cairan ke dalam tubuh yang sedikit.
Menurut pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa keringat merupakan
pendingin tubuh alami. Namun saat berolahraga perlu juga untuk diketahui bahwa
air yang keluar melalui keringat tidak hanya merupakan air yang dihasilkan
melalui proses metabolisme namun juga air yang diperoleh melalui konsumsi
cairan & makanan dalam sehari-hari. Sehingga apabila proses berkurangnya
cairan dari dalam tubuh pada saat berolahraga ini dibiarkan dalam jangka waktu
lama dan tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup maka akan
mengalami kekurangan cairan tubuh (dehidrasi).
Ketika terjadi peningkatan panas di dalam tubuh baik hasil dari
metabolisme energi ataupun hasil kontraksi otot saat berolahraga, air berada di
dalam sirkulasi darah ( darah mengadung 83% air) akan menyerap panas dan
mengeluarkannya pada permukaan kulit melalui kelenjar keringat. Jika keluarnya
keringat saat berolahraga ini tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup,
maka air yang keluar dari cairan intertisial atau plasma darah ini akan
menyebabkan peningkatan konsentrasi di dalan cairan ekstraselular.
Peningkatan konsentrasi elektrolit ini kemudian akan menyebabkan
terjadinya perbedaan konsentrasi antara cairan intraselular dan cairan ektraselular.
Melalui proses osmosis, air kemudian akan berpindah dari larutan/cairan yang
5
rendah yaitu berpindah dari dalam sel menuju ke luar sel. Jika proses ini dibiarkan
dalam waktu yang lama tanpa diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup,
sel-sel di dalam tubuh akan mengalami dehidrasi berat akibat tidak memiliki sumber
lain untuk memperoleh air.
Kesimbangan air dan elektrolit sangat penting untuk fungsi semua
organ-organ tubuh, dalam menghasilkan tubuh sehat (Sawka,1988; Mack,1996). Air
yang merupakan media untuk reaksi biokimia dalam jaringan sel dan dibutuhkan
untuk mempertahankan volume darah dan sistem kardiovaskular. Kemampuan
tubuh mendistribusikan air ke kompartemen jaringan, merupakan cara tubuh
untuk memperkecil efek dari kekurangan cairan. Keseimbangan air dan elektrolit
dalam kompartemen-kompartemen ini sangat penting. Pergeseran cairan seperti
penurunan volume darah dan dehidrasi selular, keduanya dapat terjadi selama
latihan di cuaca panas, yang dapat menyebabkan kelelahan. (Williams, 2005).
Hal-hal berikut yang dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam tubuh diantaranya adalah dehidrasi, suhu diatas normal, suhu
tubuh yang tinggi, kelembaban yang relative tinggi, radiasi sinar matahari yang
tinggi, rendahnya kadar pergerakan udara, kadar keringat yang tinggi, lemahnya
penyesusaian diri, subyek yang tidak terlatih, intensitas pelatihan/durasi pelatihan,
persentase kadar lemak yang tinggi dalam tubuh, kelebihan pemanasan pada
latihan, pakaian dalam tubuh, ketinggian, perbatasan aliran faluktatif, obat-obat
Seseorang yang kekurangan cairan 0,5%, akan mengganggu kinerja
jantung; kekurangan air 1% akan mengurangi stamina tubuh; kekurangan air 3%
akan mengurangi ketahanan otot; kekurangan air 4% akan melemahkan kekuatan
otot dan kemampuan gerak serta mengakibatkan heat cramp; kekurangan air 5%
akan mengakibatkan kelelahan akibat haus, kram, penurunan kemampuan mental;
kekurangan air 6% akan mengakibatkan kelelahan fisik, heatstroke dan koma.
Setelah berolahraga seseorang akan mengalami kekurangan cairan seperti yang
diungkapkan diatas.Untuk itu perlu dilakukannya rehidrasi (pemberian cairan)
sesaat setelah berolahraga, karena pada dasarnya rehidrasi untuk proses
pemulihan dan menjaga keseimbangan cairan tubuh yang hilang selama olahraga.
Keseimbangan cairan selama latihan merupakan hal yang penting untuk
mengoptimalkan fungsi kardiovaskuler dan pengaturan suhu tubuh. pada saat
latihan, air dialirkan dari plasma dan ruangan ekstraseluler ke dalam ruang
intraseluler. Penurunan volume plasma dalam tubuh akan meningkatkan denyut
nadi, tekanan darah dan suhu tubuh. Perubahan tersebut akan mengalami
pemulihan setelah fase istirahat, dimana lama periode pemulihan tergantung pada
kondisi atlet dan tercapainya keseimbangan cairan di dalam tubuh (Jack, 1994).
Ada beberapa upaya untuk mempertahankan keseimbangan cairan selama
olahraga, yaitu dengan cara hiperhidrasi sebelum latihan (Lamb,1999), rehidrasi
selama latihan atau sesudah latihan (Williams,2005).Pada saat pemberian cairan,
jika cairan yang diberikan dapat di serap dengan efektif maka akan menurunkan
7
Pemberian cairan dapat dipilih antara air putih dan larutan yang
mengandung glukosa elektrolit (isotonik). Air bersifat hipotonik terhadap cairan
tubuh dan diserap dalam usus halus dengan kondisi berdifusi pasif melalui proses
osmosis. Sedangkan larutan glukosa elektrolit (isotonik) diserap usus halus lebih
cepat (berdifusi aktif) daripada air oleh karena glukosa mneningkatkan reabsorpsi
natrium, natrium berguna untuk absorpsi glukosa. Jika glukosa dan natrium sudah
diabsorpsi, zat ini akan menarik air melalui efek osmotik sehingga mempercepat
air yang masuk ke sirkulasi. (Williams, 2005)
Proses pemberian cairan preexercise atau hiperhidrasi cairan sebelum
latihan dapat dilakukan secara oral dan juga melalui infus. Sementara itu yang
mempengaruhi kecepatan penurunan denyut nadi setelah latihan adalah akibat dari
kebugaran seseorang dan tercapainya keseimbangan cairan (Jack, 1994). Oleh
sebab itu peneliti akan melakukan penelitian dengan membandingkan hiperhidrasi
cairan sebelum olahraga antara minuman air putih dan minuman isotonik terhadap
waktu pemulihan, indikasi waktu pemulihan dilihat dari penurunan denyut nadi
pemulihan pasca olahraga.
Atas dasar latar belakang diatas peneliti akan melakukan penelitian dengan
judul “PERBANDINGAN WAKTU PEMULIHAN PASCA OLAHRAGA
DENGAN HIPERHIDRASI MENGGUNAKAN MINUMAN AIR PUTIH DAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka memberikan jalan bagi
penulis untuk merumuskan permasalahan yang perlu diteliti dan dipecahkan yaitu:
1. Berapa besar penurunan denyut nadi pemulihan pasca olahraga dengan
hiperhidrasi menggunakan minuman air putih?
2. Berapa besar penurunan denyut nadi pemulihan pasca olahraga dengan
hiperhidrasi menggunakan minuman isotonik?
3. Bagaimana perbandingan penurunan denyut nadi pemulihan pasca
olahraga dengan hiperhidrasi menggunakan minuman air putih dan
minuman isotonik?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah yang diajukan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui seberapa besar penurunan denyut nadi pemulihan pasca
olahraga dengan rehidrasi menggunakan minuman air putih.
2. Mengetahui seberapa besar penurunan denyut nadi pemulihan olahraga
dengan rehidrasi menggunakan minuman isotonik.
3. Mengetahui perbandingan penurunan denyut nadi pemulihan pasca
olahraga dengan rehidrasi menggunakan minuman air putih dan
9
D. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh
data, menganalisis, dan menyimpan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam
pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam menggunakan
metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Sedangkan tujuan dari peneliti adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan,
dan mengumpulkan data melalui cara-cara tertentu yang disesuaikan dengan
prosedur penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Adapun
peneliti menggunakan bentuk desain Pre-Experimental Designs dengan model
penelitian One-Shot Case Study dimana terdapat suatu kelompok diberi
treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya (Sugiyono 2008).
E. Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai perbandingan pengaruh minuman isotonik dan non
isotonik terhadap penurunan denyut nadi istirahat, maka manfaat yang penulis
harapkan adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan dengan diperolehnya hasil penelitian ini maka bisa
dijadikan pegangan masyarakat pada umumnya dan peneliti pada
khususnya dalam memperhatikan proses hiperhidrasi sebelum
olahraga.
2. Secara praktis dapat membantu dalam menentukan minuman mana
yang lebih baik dalam hiperhidrasi terhadap waktu penurunan denyut
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh
data, menganalisis, dan menyimpan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam
pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam menggunakan
metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Metode penelitian yang dipakai peneliti adalah metode eksperimen.
Metode eksperimen bertujuan untuk mencari pengaruh dari perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan, dalam penelitian ini
dengan memberikan perlakuan berupa cairan hiperhidrasi terhadap sampel pasca
olahraga untuk mencari waktu pemulihan penurunannya terhadap denyut nadi
pemulihan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan sumber data, dalam penelitian ini populasinya adalah
mahasiswa Ilmu Keolahragaan angkatan 2009 dan 2010.
Populasi penelitian ini adalah laki-laki mahasiswa ilmu keolahragaan 2009
dan 2010.
Populasi Laki-Laki
IKOR 2009 70
IKOR 2010 78
Jumlah 148
44
2. Sampel
Mengenai Sampel Arikunto (1986:104) mengemukakan bahwa batasan
sampel yaitu, “sampel adalah sebagian wakil atau populasi yang diteliti”. Menurut
pendapat tersebut, maka sampel penelitian penulis yaitu mahasiswa Ikor 2009 dan
2010 yang berusia 20-23 tahun .
Karena keterbatasan waktu dan SDM yang peneliti kurang memadai untuk
meneliti pada semua populasi tersebut, maka peneliti akan mengambil sampel
beberapa dari populasi tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono
(2008:116) :
“Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representative.”
Jumlah Populasi laki-laki yang ada pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan
2009 dan 2010 berjumlah 148 orang. Peneliti akan mengambil beberapa sampel
yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Suharsimi Arikunto (2006:134)
mengemukakan bahwa :
“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.
Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti akan mengambil sampel dari
populasi yang ada sebanyak 10%, yaitu sebanyak 15 Orang. Hal ini dimaksudkan
untuk efisien waktu dan keterbatasan alat dan bahan serta kurang memadainya
Sementara itu teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan probability sampling dengan simple random sampling. Sampel
didata/wawancara terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi yang telah ditentukan
terlebih dahulu. Kriteria inklusi adalah subjek penelitian mewakili sampel
penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel, tujuannya agar sampel relative
homogen.
Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin laki-laki usia 20-23 tahun.
2. Tercatat sebagai mahasiswa Ikor UPI angkatan 2009 dan 2010.
3. Tidak sedang melakukan program diet ataupun pembentukan otot.
Kriteria eklusi adalah subjek penelitian yang tidak dapat mewakili sampel
karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Salah satu seabnya
adalah hambatan etis, menolak sebagai responden, dalam keadaan yang tidak
memungkinkan sebagai sampel. Kriteria Eklusi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Memiliki penyakit darah tinggi
2. Memiliki Asma.
3. Tubuh kurang fit akibat begadang semalam.
Kriteria inklusi dan ekslusi sampel diatas didasarkan atas pengaruhnya
terhadap penurunan denyut nadi pemulihan yang homogen dan tidak terjadinya
bias.
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini terhadap sampel yang akan
diteliti yaitu :
1. Perlakuan pada sampel hanya dilakukan sekali dan mungkin tidak
mewakili terhadap kondisi mahasiswa yang diteliti.
2. Sampel tidak dihitung kondisi kebugaran awalnya, sehingga
homogenitas hanya diasumsikan dari kesamaan sebagai mahasiswa OR
46
C. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu adanya suatu desain penelitian yang sesuai
dengan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan penelitian dan hipotesis
yang akan diuji kebenarannya.
Sesuai dengan permasalahan yang ada maka peneliti menggunakan desain
penelitian Pre-Experimental designs dengan One-Shot Case Study (Sugiyono
2008).Sesuai penjelasan diatas maka penelitian ini dapat penulis gambarkan
sebagai berikut :
X O
Gambar 3.1 One-Shot Case Study (Sugiyono, 2008)
Keterangan :
X = Perlakuan yang diberikan
D. Langkah-langkah Penelitian
Atas dasar uraian di atas, maka secara keseluruhan langkah-langkah
pengambilan dan pengolahan data penelitian yang penulis lakukan dapat
diperhatikan dalam bagan di bawah ini :
Sampel meminum cairan rehidrasi minuman isotonik
Gambar 3.2 Langkah Penelitian Populasi
Sampel meminum cairan hiperhidrasi air putih
Pengolahan dan Analisis data Sampel
Kesimpulan Sampel lari 12 menit dan
dihitung denyut nadi latihan
Sampel lari 12 menit dan dihitung denyut nadi latihan
Diukur periode waktu pemulihan denyut nadi
pemulihannya.
Diukur periode waktu pemulihan denyut nadi
pemulihannya. Sampel meminum cairan
48
E. Instrument Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, perlu
digunakan alat sebagai pengukuran. Nurhasan (1988:2) menjelaskan bahwa
“dalam proses pengukuran melibatkan alat ukur, dengan alat ini kita akan
mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran”.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Blood Pressure Monitoring ( BPM )
2. Stopwatch untuk menghitung waktu
3. Air putih dan air isotonik (240 ml )
Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari :
1. Pengukuran denyut nadi istirahat (DNI), yaitu denyut nadi istirahat
sebelum sampel melakukan pemanasan dan lari 12 menit
menggunakan BPM.
2. Pengukuran periode waktu pemulihan denyut nadi pemulihannya.
F. Prosedur Pengambilan Data
1. Persiapan
Sebelum melaksanakan penelitian, penulis membuat surat izin terlebih
dahulu di FPOK, UPI Bandung, yang berfungsi untuk mendapatkan izin penelitian
dari pengelola stadion UPI Bandung. Setelah mendapatkan izin, penulis
melakukan persiapan sebagai berikut :
- Mempersiapkan alat-alat penelitian, yaitu berupa format pengambilan
data, alat tulis, alat untuk menghitung denyut nadi (BPM), minuman
isotonik, minuman air putih dan stopwatch.
- Uji coba BPM atau alat ukur.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan selama rentang waktu seminggu dari tanggal 9
Juli sampai dengan 20 Juli yaitu pada tanggal 10,13,16 dan tanggal 19
juli untuk penelitiannya dan dilaksanakan pada jam 08.00 WIB sampai
dengan selesai.
b. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di lapangan sepak bola UPI Bandung, Jawa
Barat.
c. Format Pengambilan Data
Adapun format pengambilan data penelitian adalah terlampir pada
Lampiran 1.
3. Rincian Pelaksanaan pengambilan data
Rincian pelaksanaan pengambilan data, penulis mengurutkan pelaksanaan
sebagai berikut :
a. Mengukur denyut nadi istirahat sebelum melakukan lari 12 menit
dengan menggunakan alat ukur BPM yang ditempatkan pada lengan.
b. Hari pertama masing-masing sampel yang telah diberikan cairan
sebelum olahraga berupa minuman air putih dan kemudian melakukan
lari 12 menit dan diukur denyut nadi latihan dengan menempelkan alat
ukur pada lengan sampel dan dicatat hasilnya lalu diukur kembali
periode waktu pemulihan denyut nadi pemulihannya pada menit ke 5,
7 dan 9.
c. Hari kedua sampel yang telah diberikan cairan sebelum olahraga
50
sebelumnya yaitu melakukan lari 12 menit kemudian diukur denyut
nadi latihan dengan menempelkan alat ukur pada lengan sampel dan
dicatat hasilnya lalu diukur kembali periode waktu pemulihan denyut
nadi pemulihannya pada menit ke 5, 7 dan 9.
G. Prosedur Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi masih merupakan skor-skor
mentah, belumlah berarti sebelum diolah. Supaya skor-skor itu mempunyai arti,
maka data tersebut harus diolah agar menimbulkan kebenaran untuk menjawab
persoalan-persoalan atau yang diajukan dalam penelitian.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengolahan data
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengklasifikasikan denyut nadi keseluruhan saat istirahat dan setelah
latihan. Kemudian mencari prosentase rata-rata penurunan denyut nadi
pemulihan pada dua macam perlakuan, air minum dan minuman isotonik
pada menit ke 5 , 7, dan 9 dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
n x
X
Keterangan :
X = Nilai rata-rata x = skor yang diperoleh
N = jumlah denyut nadi
2. Mencari simpangan baku dari skor yang tidak dikelompokkan dengan
menggunakan rumus statistika sebagai berikut :
1 )
( 2
n X X
s i
3. Membuat grafik hasil dari penelitian, yaitu hasil dari pengukuran denyut
nadi awal, denyut nadi latihan pada perlakuan sampel air minum dan air
isotonik, denyut nadi pemulihan pada perlakuan sampel air minum dan air
isotonik pada menit ke 5, 7 & 9.
4. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogen tidaknya data dari
dua variansi. Dalam uji ini digunakan pendekatan uji F, yang formulasi
rumusnya adalah sebagai berikut:
Variansi besar F =
Variansi kecil
Dalam uji ini kriteria penolakan dan penerimaan hipotesisnya yaitu
jika F < Fα maka hipotesis diterima atau dapat dikatakan mempunyai
variansi yang sama besar atau homogen. Sedangkan jika F > Fα, maka
hipotesis ditolak atau dapat dikatakan tidak mempunyai variansi yang
52
5. Uji Normalitas
Uji Normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil
pengukuran tersebut terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah uji Kormolov-Signicus
dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) for
windows versi 17.0.
6. Menghitung nilai uji t dengan menggunakan rumus uji kesamaan dua
rata-rata (dua pihak) tujuannya untuk mengetahui perbandingan penurunan
denyut nadi latihan yang diberikan cairan rehidrasi antara yang meminum
minuman isotonik dan meminum minuman non isotonik dilihat
penurunannya pada menit ke 5, 7 dan 9, dengan menggunakan rumus :
2
Pasangan hipotesis statistikanya adalah :
H0 .1 = 2
2 1 .
o
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya adalah :
Terima Hipotesis jika –t (1- ½ ) < t < t (1 - ½ ) dengan dk = n1 + n2 -2,
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan dan analisis data yang dikemukakan pada bab 4
maka kesimpulan sebagai berikut :
1. Penurunan prosentase rata-rata denyut nadi pemulihan pasca olahraga
dengan dehidrasi menggunakan minuman air putih pada menit ke 5
adalah 27.39, pada menit ke 7 adalah 37.28, dan pada menit ke 9
adalah 50.51.
2. Penurunan prosentase rata-rata denyut nadi pemulihan pasca olahraga
dengan rehidrasi menggunakan minuman isotonik pada menit ke 5
adalah 27.89, pada menit ke 7 adalah 38,15, dan pada menit ke 9
adalah 50.86.
3. Tidak ada perbedaan penurunan prosentase rata-rata antara yang
meminum minuman air putih maupun minuman isotonik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dalam hal ini
penulis sarankan :
1. Dalam melakukan olahraga disarankan agar memperhatikan
hiperhidrasi sebelumnya, hal ini ditujukan untuk mencaga
keseimbangan cairan dalam tubuh selama berolahraga dan juga tubuh
tidak akan banyak kehilangan keringat setelahnya.
2. Adapun peneliti dalam hal ini mengakui apabila adanya
ketidaksempurnaan dalam melakukan penelitian ini. Peneliti menyadari
banyaknya kekurangan dalam melakukan penelitiannya. Maka dari itu
peneliti sarankan kepada peneliti selanjutnya agar memperhatikan
variabel-variabel lain yang mungkin mempengaruhi kecepatan
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Nina (2000). Analyzing Sports Drinks What’s right for you?
Carbohydrate or Electrolyte Replacement. Markham, Ontario : New
Century
Arikunto, Suharsimi (2006), ProsedurPenelitian..Jakarta :RinekaCipta
Baechle (1994) Essentials of Strength Training and Conditioning, New Zealand :
Human Kinetics
Bompa, Tudor O. (2000). Theory and Methodology of Training, IOWA, Kendal :
Hunt Publishing.
Cameron, John R dkk (1999). FisikaTubuhManusia 2nd ed.Jakarta : Medical
Physics Publishing
Green, J.H (2010). FisiologiTubuhManusia. Jakarta :Bina Putra Aksara
Giriwijoyo, Y.S. Santoso (2007). IlmuFaalOlahraga. Bandung : FPOK, UPI
Hamilton, Andrew dkk (2007). Hydration for optimal sports performance.
London : P2P Publishing Ltd.
Ilyas, E. (2007). Nutrisipadaatlet. http://www.gizi.net
Imanudin, Iman. (2008). IlmuKepelatihanOlahraga. Bandung : FPOK, UPI
Irawan, Anwari (2007).KonsumsiCairan&Olahraga. www.pssplab.com
Irianto D.P. (2007). PanduanGiziLengkapKeluargadanOlahraga.Yogyakarta
:Andi’s
Jack H, Wilmore/ David L. Costill. (1994). Physiology of sprot and exercise.
Human Kinetics
Krisnawati, Dyah .(2011). EfekCairanRehidrasiTerhadapDenyutNadi,
TekananDarahdan Lama
Micthell, J.B dkk (2000.) Post exercise rehydration. New Zealand : Human
Kinetics
Nurhasandkk (2008). Mata KuliahStatistik.Bandung : FPOK,UPI
Primana, D (2007). Kebutuhan Air danElektrolitpadaOlahraga.
http://www.smallcrab.com/kesehatan/597-kebutuhan-air-dan-elektrolit-pada-olahraga
Setiadi (2007). Anatomi&FisiologiManusia. Yogyakarta :GrahaIlmu
Stone M.H (1994).Weight Gain and Weighy Loss. New Zealand : Human Kinetics
Williams MH (2005). Nutrition for Health, Fitness and Sport. 7th ed.
McGraw-Hill International Edition
Williams MH (2007). Nutrition for Health ,Fitness and Sport 8th ed. New York :