• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN WAKTU PEMULIHAN PASCA OLAHRAGA DENGAN HIPERHIDRASI MENGGUNAKAN MINUMAN AIR PUTIH DAN MINUMAN ISOTONIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN WAKTU PEMULIHAN PASCA OLAHRAGA DENGAN HIPERHIDRASI MENGGUNAKAN MINUMAN AIR PUTIH DAN MINUMAN ISOTONIK."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN WAKTU PEMULIHAN PASCA OLAHRAGA

DENGAN HIPERHIDRASI MENGGUNAKAN MINUMAN

AIR PUTIH DAN MINUMAN ISOTONIK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Memperoleh Gelar Sarjana (Sains)

Program Studi lmu Keolahragaan

Oleh :

IVAN SAEFULLAH

0705138

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ABSTRAK

Ivan Saefullah, (0705138)

Program Studi Ilmu Keolahragaan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia 2013, Skripsi : Perbandingan Waktu Pemulihan Pasca Olahraga Dengan Hiperhidrasi Menggunakan Minuman Air Putih dan Minuman Isotonik.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Berapa besar penurunan denyut nadi pemulihan pasca olahraga dengan hiperhidrasi menggunakan minuman air putih dan minuman isotonik? Bagaimana perbandingan penurunan denyut nadi pemulihan pasca olahraga dengan hiperhidrasi menggunakan minuman air putih dan minuman isotonik?. Hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah dari hasil perbandingannya, “Pemberian cairan hiperhidrasi minuman isotonik memberikan penurunan yang lebih baik terhadap denyut nadi pemulihan daripada pemberian minuman air putih.”

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode eksperimen. Dengan

Pre-Exsperimental Designs dengan model One-Shot Case Study. Yaitu penulis

melakukan penelitian lapangan kepada sampel yang melakukan olahraga lari 12 menit untuk mengetahui denyut nadi latihannya, dan dilihat penurunan denyut nadi pemulihannya setelah perlakuan meminum cairan rehidrasi berupa minuman air putih dan minuman air isotonik pada menit ke 5, 7 dan 9. Dalam melakukan pengambilan data, dilakukan sebanyak dua kali kepada masing-masing sampel dan diberikan perlakuan cairan rehidrasi yang berbeda pada setiap olahraganya. Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ikor angkatan 2009 dan 2010 sejumlah 148 Orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah diambil sebanyak 15 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel sebanyak 10% menurut Arikunto. Teknik penentuan sampel menggunakan probability sampling dengan simple random sampling. Teknik analisis data digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji T skor berpasangan (Uji Signifikan Beda). Pengujian dilakukan pada taraf signifikan α = 0,05.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Rumusan Masalah……… 8

C. Tujuan Penelitian………. 8

D. Metode Penelitian………. 9

E. Manfaat Penelitian……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka……….. 10

1. Olahraga ………. 10

a. Olahraga dan Perubahan pada Jantung.……… 10

b. Aktivitas Aerobik dalam Olahraga……….. 13

c. Metabolisme Energi Aerobik saat Olahraga………….. 14

2. Energi (Kerja dan Panas)………... 16

3. Denyut Nadi secara Umum………. 17

4. Air dan Cairan tubuh………. 21

a. Air……… …………. 21

b. Fungsi Air dalam Tubuh……….. 22

(4)

d. Pengaturan Air Tubuh………. 24

5. Pertukaran Cairan Tubuh……….. 26

a. Pemasukan Air……….. 26

8. Komposisi Cairan Tubuh………. 32

9. Fungsi Cairan Tubuh dan Dehidrasi………... 33

10.Dehidrasi dan Pengaturan Panas Tubuh……… 34

11.Kebutuhan Air dan Elektrolit saat Olahraga………. 34

12.Dampak Pengeluaran Keringat pada Olahraga………. 36

13.Upaya Mempertahankan Keseimbangan Cairan selama Olahraga……… 37 a. Membasahi Kulit……… 38

b. Hiperhidrasi……… ……….. 38

c. Rehidrasi……… ……… 38

B. Kerangka Pemikiran……… 39

C. Hipotesis Penelitian……….. 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian………. 43

B. Populasi dan Sampel Penelitian……….. 43

C. Desain Penelitian……….. 46

D. Langkah-langkah Penelitian……… 47

E. Instrument Pengumpulan Data……….. 48

F. Prosedur Pengambilan Data……… 48

(5)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………. 53

1. Hasil Pengolahan Data……….. 53

2. Penilaian Penurunan Denyut Nadi Latihan………. 53

3. Penilaian Penurunan Denyut Nadi Pemulihan………… 56

4. Hasil Uji Homogenitas……… 60

5. Hasil Uji Normalitas……….. 61

6. Hasil Pengujian Signifikansi Nilai Beda……… 62

B. PEMBAHASAN……… … 64

1. Diskusi Temuan……….. 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 66

DAFTAR PUSTAKA……… 67

(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sehat menurut Santoso (2004:16) “terbagi dalam dua tingkatan yaitu sehat

statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

dinamis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu bergerak / olahraga”.

Oleh karena itu sehat jasmani adalah sehat pada waktu bergerak yang sudah pasti

sehat pada waktu istirahat.

Olahraga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan menuju hidup

sehat. Tujuan dasar manusia berolahraga semata-mata hanya untuk

mempertahankan kehidupannya. Karena itu menghadapi era globalisasi yang

penuh dengan persaingan dan kondisi alam yang semakin hari semakin tidak

ramah, makin banyak pula manusia yang aktif berolahraga untuk

mempertahankan eksistensinya. Namun demikian masih banyak orang yang tidak

tahu bahwa olahraga ibarat pisau bermata dua yang sisinya sama tajam. Di satu

sisi olahraga dapat berdampak negatif dan di sisi lain olahraga dapat berdampak

positif pada pelakunya. Keadaan tersebut bila dipandang dari sisi negatif, secara

umum dapat berupa cedera ringan hingga kerusakan berat pada alat-alat tubuh

yang dapat mematikan pelakunya. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan

positif pada tubuh akibat olahraga secara umum dapat dikatakan sebagai suatu

pola atau mekanisme alat-alat tubuh untuk menyesuaikan diri dengan setiap beban

(7)

Perubahan-perubahan tersebut pada dasarnya adalah akibat dari aktivitas

sistem otot kerangka, sistem kardiovaskular, dan respiratori dalam merespon

beban kerja fisik yang diberikan. Namun pada umumnya masyarakat pelaku

olahraga, berolahraga tujuan utamanya untuk menjaga kesehatan serta mencapai

kebugaran jasmani, yang berarti juga untuk mempertahankan kehidupannya.

Perubahan pada pelaku olahraga ada yang bersifat sementara dan ada juga

yang bersifat menetap. Perubahan yang sifatnya sementara dapat segera diketahui,

antara melalui perubahan frekuensi pernapasan dan perubahan frekuensi denyut

nadi. Semakin berat latihan atau semakin berat tinggi intensitas latihan yang

dilakukan, maka semakin cepat frekuensi pernapasan dan denyut nadi.

Peningkatan denyut nadi saat berolahraga diakibatkan dari kinerja jantung

yang ditingkatkan oleh jantung, seperti dikutip dari Jurnal Krisnawati 2011:

Olahraga akan membuat peningkatan denyut nadi yang disebabkan oleh berkurangnya konsumsi oksigen. Untuk menjaga stabilitas aliran darah guna mensuplai oksigen dan bahan bakar energi ke otot, maka kinerja jantung secara otomatis ditingkatkan oleh jantung.

Dari ungkapan tersebut, jelas dalam berolahraga peningkatan denyut nadi

dipengaruhi kinerja jantung. Denyut nadi ini adalah merupakan indikator untuk

melihat sejauh mana pelaku melakukan olahraga untuk mencapai kondisi

maksimal. Kondisi maksimal ini bisa dikatakan sebagai tingkat kebugaran jasmani

(Giriwijoyo, 2004:48).

Ketika seseorang melakukan olahraga, sumber-sumber energi yang

terdapat di dalam tubuh seperti lemak atau karbohidrat akan terkonversi menjadi

air (H2O), karbon dioksida (CO2) dan energi (Irawan, 2007). Energi yang

(8)

3

menjadi 2 bentuk yaitu dalam bentuk kerja (work) dan panas (heat). 80% dari total

energi yang dihasilkan melalui proses metabolisme energi merupakan energi

dalam bentuk panas dan sisanya merupakan energi dalam bentuk kerja.

Energi dalam bentuk kerja dapat terlihat melalui berbagai gerakan tubuh

saat berolahraga seperti berlari, menendang, melompat, mengoper bola dll.

Sedangkan energi dalam bentuk panas hanya dapat dirasakan dan tidak dapat

dilihat karena terjadi di dalam sel-sel otot dan di dalam sistem kardiovaskular.

Selama berolahraga, pembentukan panas tubuh dapat meningkat menjadi 10-20

kali dari istirahat (Pyke & Sutton, 1992). Menurut Santoso (2007:241)

“pembentukan panas yang terpenting dalam tubuh ialah otot, sehingga dapat

dipahami bahwa makin berat dan makin lama kerja otot/ kerja fisik, maka makin

besar produksi panasnya”.

Dengan semakin meningkatnya energi dan panas yang dihasilkan melalui

proses metabolisme dan kontraksi otot saat tubuh sedang berolahraga, cairan yang

berada di dalam tubuh kemudian akan menjalankan fungsinya sebagai pengatur

panas atau sebagai thermoregulator. Fungsi ini dijalankan dengan tujuan agar

temperatur internal tubuh dapat terjaga pada rentang temperatur normal yaitu

36.5-37.5o C. Air yang merupakan penghantar panas yang baik, akan

mengeluarkan kelebihan panas tubuh melalui keringat yang juga akan membawa

elektrolit makro tubuh terutama natrium (Na+), kalium (K+) dan klorida (Cl-). Air

keringat yang kemudian akan menguap pada permukaan kulit juga akan berfungsi

(9)

Menurut Indarwati (2012) dikutip dalam fitday.com berpendapat bahwa :

Keringat yang dikeluarkan merupakan sistem pendinginan tubuh alami ketika suhu tubuh terlalu panas saat berolahraga, karena otot yang berkerja. Keringat yang keluar saat olahraga sebagian besar terdiri atas air, namun keringat juga mengandung elektrolit. Perubahan status cairan tubuh saat berolahraga disebabkan oleh peningkatan produksi keringat dan asupan cairan ke dalam tubuh yang sedikit.

Menurut pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa keringat merupakan

pendingin tubuh alami. Namun saat berolahraga perlu juga untuk diketahui bahwa

air yang keluar melalui keringat tidak hanya merupakan air yang dihasilkan

melalui proses metabolisme namun juga air yang diperoleh melalui konsumsi

cairan & makanan dalam sehari-hari. Sehingga apabila proses berkurangnya

cairan dari dalam tubuh pada saat berolahraga ini dibiarkan dalam jangka waktu

lama dan tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup maka akan

mengalami kekurangan cairan tubuh (dehidrasi).

Ketika terjadi peningkatan panas di dalam tubuh baik hasil dari

metabolisme energi ataupun hasil kontraksi otot saat berolahraga, air berada di

dalam sirkulasi darah ( darah mengadung 83% air) akan menyerap panas dan

mengeluarkannya pada permukaan kulit melalui kelenjar keringat. Jika keluarnya

keringat saat berolahraga ini tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup,

maka air yang keluar dari cairan intertisial atau plasma darah ini akan

menyebabkan peningkatan konsentrasi di dalan cairan ekstraselular.

Peningkatan konsentrasi elektrolit ini kemudian akan menyebabkan

terjadinya perbedaan konsentrasi antara cairan intraselular dan cairan ektraselular.

Melalui proses osmosis, air kemudian akan berpindah dari larutan/cairan yang

(10)

5

rendah yaitu berpindah dari dalam sel menuju ke luar sel. Jika proses ini dibiarkan

dalam waktu yang lama tanpa diimbangi dengan konsumsi cairan yang cukup,

sel-sel di dalam tubuh akan mengalami dehidrasi berat akibat tidak memiliki sumber

lain untuk memperoleh air.

Kesimbangan air dan elektrolit sangat penting untuk fungsi semua

organ-organ tubuh, dalam menghasilkan tubuh sehat (Sawka,1988; Mack,1996). Air

yang merupakan media untuk reaksi biokimia dalam jaringan sel dan dibutuhkan

untuk mempertahankan volume darah dan sistem kardiovaskular. Kemampuan

tubuh mendistribusikan air ke kompartemen jaringan, merupakan cara tubuh

untuk memperkecil efek dari kekurangan cairan. Keseimbangan air dan elektrolit

dalam kompartemen-kompartemen ini sangat penting. Pergeseran cairan seperti

penurunan volume darah dan dehidrasi selular, keduanya dapat terjadi selama

latihan di cuaca panas, yang dapat menyebabkan kelelahan. (Williams, 2005).

Hal-hal berikut yang dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan

elektrolit dalam tubuh diantaranya adalah dehidrasi, suhu diatas normal, suhu

tubuh yang tinggi, kelembaban yang relative tinggi, radiasi sinar matahari yang

tinggi, rendahnya kadar pergerakan udara, kadar keringat yang tinggi, lemahnya

penyesusaian diri, subyek yang tidak terlatih, intensitas pelatihan/durasi pelatihan,

persentase kadar lemak yang tinggi dalam tubuh, kelebihan pemanasan pada

latihan, pakaian dalam tubuh, ketinggian, perbatasan aliran faluktatif, obat-obat

(11)

Seseorang yang kekurangan cairan 0,5%, akan mengganggu kinerja

jantung; kekurangan air 1% akan mengurangi stamina tubuh; kekurangan air 3%

akan mengurangi ketahanan otot; kekurangan air 4% akan melemahkan kekuatan

otot dan kemampuan gerak serta mengakibatkan heat cramp; kekurangan air 5%

akan mengakibatkan kelelahan akibat haus, kram, penurunan kemampuan mental;

kekurangan air 6% akan mengakibatkan kelelahan fisik, heatstroke dan koma.

Setelah berolahraga seseorang akan mengalami kekurangan cairan seperti yang

diungkapkan diatas.Untuk itu perlu dilakukannya rehidrasi (pemberian cairan)

sesaat setelah berolahraga, karena pada dasarnya rehidrasi untuk proses

pemulihan dan menjaga keseimbangan cairan tubuh yang hilang selama olahraga.

Keseimbangan cairan selama latihan merupakan hal yang penting untuk

mengoptimalkan fungsi kardiovaskuler dan pengaturan suhu tubuh. pada saat

latihan, air dialirkan dari plasma dan ruangan ekstraseluler ke dalam ruang

intraseluler. Penurunan volume plasma dalam tubuh akan meningkatkan denyut

nadi, tekanan darah dan suhu tubuh. Perubahan tersebut akan mengalami

pemulihan setelah fase istirahat, dimana lama periode pemulihan tergantung pada

kondisi atlet dan tercapainya keseimbangan cairan di dalam tubuh (Jack, 1994).

Ada beberapa upaya untuk mempertahankan keseimbangan cairan selama

olahraga, yaitu dengan cara hiperhidrasi sebelum latihan (Lamb,1999), rehidrasi

selama latihan atau sesudah latihan (Williams,2005).Pada saat pemberian cairan,

jika cairan yang diberikan dapat di serap dengan efektif maka akan menurunkan

(12)

7

Pemberian cairan dapat dipilih antara air putih dan larutan yang

mengandung glukosa elektrolit (isotonik). Air bersifat hipotonik terhadap cairan

tubuh dan diserap dalam usus halus dengan kondisi berdifusi pasif melalui proses

osmosis. Sedangkan larutan glukosa elektrolit (isotonik) diserap usus halus lebih

cepat (berdifusi aktif) daripada air oleh karena glukosa mneningkatkan reabsorpsi

natrium, natrium berguna untuk absorpsi glukosa. Jika glukosa dan natrium sudah

diabsorpsi, zat ini akan menarik air melalui efek osmotik sehingga mempercepat

air yang masuk ke sirkulasi. (Williams, 2005)

Proses pemberian cairan preexercise atau hiperhidrasi cairan sebelum

latihan dapat dilakukan secara oral dan juga melalui infus. Sementara itu yang

mempengaruhi kecepatan penurunan denyut nadi setelah latihan adalah akibat dari

kebugaran seseorang dan tercapainya keseimbangan cairan (Jack, 1994). Oleh

sebab itu peneliti akan melakukan penelitian dengan membandingkan hiperhidrasi

cairan sebelum olahraga antara minuman air putih dan minuman isotonik terhadap

waktu pemulihan, indikasi waktu pemulihan dilihat dari penurunan denyut nadi

pemulihan pasca olahraga.

Atas dasar latar belakang diatas peneliti akan melakukan penelitian dengan

judul “PERBANDINGAN WAKTU PEMULIHAN PASCA OLAHRAGA

DENGAN HIPERHIDRASI MENGGUNAKAN MINUMAN AIR PUTIH DAN

(13)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka memberikan jalan bagi

penulis untuk merumuskan permasalahan yang perlu diteliti dan dipecahkan yaitu:

1. Berapa besar penurunan denyut nadi pemulihan pasca olahraga dengan

hiperhidrasi menggunakan minuman air putih?

2. Berapa besar penurunan denyut nadi pemulihan pasca olahraga dengan

hiperhidrasi menggunakan minuman isotonik?

3. Bagaimana perbandingan penurunan denyut nadi pemulihan pasca

olahraga dengan hiperhidrasi menggunakan minuman air putih dan

minuman isotonik?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang diajukan di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui seberapa besar penurunan denyut nadi pemulihan pasca

olahraga dengan rehidrasi menggunakan minuman air putih.

2. Mengetahui seberapa besar penurunan denyut nadi pemulihan olahraga

dengan rehidrasi menggunakan minuman isotonik.

3. Mengetahui perbandingan penurunan denyut nadi pemulihan pasca

olahraga dengan rehidrasi menggunakan minuman air putih dan

(14)

9

D. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh

data, menganalisis, dan menyimpan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam

pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam menggunakan

metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Sedangkan tujuan dari peneliti adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan,

dan mengumpulkan data melalui cara-cara tertentu yang disesuaikan dengan

prosedur penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Adapun

peneliti menggunakan bentuk desain Pre-Experimental Designs dengan model

penelitian One-Shot Case Study dimana terdapat suatu kelompok diberi

treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya (Sugiyono 2008).

E. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai perbandingan pengaruh minuman isotonik dan non

isotonik terhadap penurunan denyut nadi istirahat, maka manfaat yang penulis

harapkan adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan dengan diperolehnya hasil penelitian ini maka bisa

dijadikan pegangan masyarakat pada umumnya dan peneliti pada

khususnya dalam memperhatikan proses hiperhidrasi sebelum

olahraga.

2. Secara praktis dapat membantu dalam menentukan minuman mana

yang lebih baik dalam hiperhidrasi terhadap waktu penurunan denyut

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh

data, menganalisis, dan menyimpan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam

pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam menggunakan

metode penelitian yang tepat, diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Metode penelitian yang dipakai peneliti adalah metode eksperimen.

Metode eksperimen bertujuan untuk mencari pengaruh dari perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan, dalam penelitian ini

dengan memberikan perlakuan berupa cairan hiperhidrasi terhadap sampel pasca

olahraga untuk mencari waktu pemulihan penurunannya terhadap denyut nadi

pemulihan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan sumber data, dalam penelitian ini populasinya adalah

mahasiswa Ilmu Keolahragaan angkatan 2009 dan 2010.

Populasi penelitian ini adalah laki-laki mahasiswa ilmu keolahragaan 2009

dan 2010.

Populasi Laki-Laki

IKOR 2009 70

IKOR 2010 78

Jumlah 148

(16)

44

2. Sampel

Mengenai Sampel Arikunto (1986:104) mengemukakan bahwa batasan

sampel yaitu, “sampel adalah sebagian wakil atau populasi yang diteliti”. Menurut

pendapat tersebut, maka sampel penelitian penulis yaitu mahasiswa Ikor 2009 dan

2010 yang berusia 20-23 tahun .

Karena keterbatasan waktu dan SDM yang peneliti kurang memadai untuk

meneliti pada semua populasi tersebut, maka peneliti akan mengambil sampel

beberapa dari populasi tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono

(2008:116) :

“Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representative.”

Jumlah Populasi laki-laki yang ada pada mahasiswa Ilmu Keolahragaan

2009 dan 2010 berjumlah 148 orang. Peneliti akan mengambil beberapa sampel

yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Suharsimi Arikunto (2006:134)

mengemukakan bahwa :

“Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti akan mengambil sampel dari

populasi yang ada sebanyak 10%, yaitu sebanyak 15 Orang. Hal ini dimaksudkan

untuk efisien waktu dan keterbatasan alat dan bahan serta kurang memadainya

(17)

Sementara itu teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan probability sampling dengan simple random sampling. Sampel

didata/wawancara terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi yang telah ditentukan

terlebih dahulu. Kriteria inklusi adalah subjek penelitian mewakili sampel

penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel, tujuannya agar sampel relative

homogen.

Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis Kelamin laki-laki usia 20-23 tahun.

2. Tercatat sebagai mahasiswa Ikor UPI angkatan 2009 dan 2010.

3. Tidak sedang melakukan program diet ataupun pembentukan otot.

Kriteria eklusi adalah subjek penelitian yang tidak dapat mewakili sampel

karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Salah satu seabnya

adalah hambatan etis, menolak sebagai responden, dalam keadaan yang tidak

memungkinkan sebagai sampel. Kriteria Eklusi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Memiliki penyakit darah tinggi

2. Memiliki Asma.

3. Tubuh kurang fit akibat begadang semalam.

Kriteria inklusi dan ekslusi sampel diatas didasarkan atas pengaruhnya

terhadap penurunan denyut nadi pemulihan yang homogen dan tidak terjadinya

bias.

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini terhadap sampel yang akan

diteliti yaitu :

1. Perlakuan pada sampel hanya dilakukan sekali dan mungkin tidak

mewakili terhadap kondisi mahasiswa yang diteliti.

2. Sampel tidak dihitung kondisi kebugaran awalnya, sehingga

homogenitas hanya diasumsikan dari kesamaan sebagai mahasiswa OR

(18)

46

C. Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian perlu adanya suatu desain penelitian yang sesuai

dengan variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan penelitian dan hipotesis

yang akan diuji kebenarannya.

Sesuai dengan permasalahan yang ada maka peneliti menggunakan desain

penelitian Pre-Experimental designs dengan One-Shot Case Study (Sugiyono

2008).Sesuai penjelasan diatas maka penelitian ini dapat penulis gambarkan

sebagai berikut :

X O

Gambar 3.1 One-Shot Case Study (Sugiyono, 2008)

Keterangan :

X = Perlakuan yang diberikan

(19)

D. Langkah-langkah Penelitian

Atas dasar uraian di atas, maka secara keseluruhan langkah-langkah

pengambilan dan pengolahan data penelitian yang penulis lakukan dapat

diperhatikan dalam bagan di bawah ini :

Sampel meminum cairan rehidrasi minuman isotonik

Gambar 3.2 Langkah Penelitian Populasi

Sampel meminum cairan hiperhidrasi air putih

Pengolahan dan Analisis data Sampel

Kesimpulan Sampel lari 12 menit dan

dihitung denyut nadi latihan

Sampel lari 12 menit dan dihitung denyut nadi latihan

Diukur periode waktu pemulihan denyut nadi

pemulihannya.

Diukur periode waktu pemulihan denyut nadi

pemulihannya. Sampel meminum cairan

(20)

48

E. Instrument Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, perlu

digunakan alat sebagai pengukuran. Nurhasan (1988:2) menjelaskan bahwa

“dalam proses pengukuran melibatkan alat ukur, dengan alat ini kita akan

mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran”.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Blood Pressure Monitoring ( BPM )

2. Stopwatch untuk menghitung waktu

3. Air putih dan air isotonik (240 ml )

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari :

1. Pengukuran denyut nadi istirahat (DNI), yaitu denyut nadi istirahat

sebelum sampel melakukan pemanasan dan lari 12 menit

menggunakan BPM.

2. Pengukuran periode waktu pemulihan denyut nadi pemulihannya.

F. Prosedur Pengambilan Data

1. Persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian, penulis membuat surat izin terlebih

dahulu di FPOK, UPI Bandung, yang berfungsi untuk mendapatkan izin penelitian

dari pengelola stadion UPI Bandung. Setelah mendapatkan izin, penulis

melakukan persiapan sebagai berikut :

- Mempersiapkan alat-alat penelitian, yaitu berupa format pengambilan

data, alat tulis, alat untuk menghitung denyut nadi (BPM), minuman

isotonik, minuman air putih dan stopwatch.

- Uji coba BPM atau alat ukur.

(21)

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan selama rentang waktu seminggu dari tanggal 9

Juli sampai dengan 20 Juli yaitu pada tanggal 10,13,16 dan tanggal 19

juli untuk penelitiannya dan dilaksanakan pada jam 08.00 WIB sampai

dengan selesai.

b. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di lapangan sepak bola UPI Bandung, Jawa

Barat.

c. Format Pengambilan Data

Adapun format pengambilan data penelitian adalah terlampir pada

Lampiran 1.

3. Rincian Pelaksanaan pengambilan data

Rincian pelaksanaan pengambilan data, penulis mengurutkan pelaksanaan

sebagai berikut :

a. Mengukur denyut nadi istirahat sebelum melakukan lari 12 menit

dengan menggunakan alat ukur BPM yang ditempatkan pada lengan.

b. Hari pertama masing-masing sampel yang telah diberikan cairan

sebelum olahraga berupa minuman air putih dan kemudian melakukan

lari 12 menit dan diukur denyut nadi latihan dengan menempelkan alat

ukur pada lengan sampel dan dicatat hasilnya lalu diukur kembali

periode waktu pemulihan denyut nadi pemulihannya pada menit ke 5,

7 dan 9.

c. Hari kedua sampel yang telah diberikan cairan sebelum olahraga

(22)

50

sebelumnya yaitu melakukan lari 12 menit kemudian diukur denyut

nadi latihan dengan menempelkan alat ukur pada lengan sampel dan

dicatat hasilnya lalu diukur kembali periode waktu pemulihan denyut

nadi pemulihannya pada menit ke 5, 7 dan 9.

G. Prosedur Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi masih merupakan skor-skor

mentah, belumlah berarti sebelum diolah. Supaya skor-skor itu mempunyai arti,

maka data tersebut harus diolah agar menimbulkan kebenaran untuk menjawab

persoalan-persoalan atau yang diajukan dalam penelitian.

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pengolahan data

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mengklasifikasikan denyut nadi keseluruhan saat istirahat dan setelah

latihan. Kemudian mencari prosentase rata-rata penurunan denyut nadi

pemulihan pada dua macam perlakuan, air minum dan minuman isotonik

pada menit ke 5 , 7, dan 9 dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

n x

X  

Keterangan :

X = Nilai rata-rata x = skor yang diperoleh

N = jumlah denyut nadi

(23)

2. Mencari simpangan baku dari skor yang tidak dikelompokkan dengan

menggunakan rumus statistika sebagai berikut :

1 )

( 2

  

n X X

s i

3. Membuat grafik hasil dari penelitian, yaitu hasil dari pengukuran denyut

nadi awal, denyut nadi latihan pada perlakuan sampel air minum dan air

isotonik, denyut nadi pemulihan pada perlakuan sampel air minum dan air

isotonik pada menit ke 5, 7 & 9.

4. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogen tidaknya data dari

dua variansi. Dalam uji ini digunakan pendekatan uji F, yang formulasi

rumusnya adalah sebagai berikut:

Variansi besar F =

Variansi kecil

Dalam uji ini kriteria penolakan dan penerimaan hipotesisnya yaitu

jika F < Fα maka hipotesis diterima atau dapat dikatakan mempunyai

variansi yang sama besar atau homogen. Sedangkan jika F > Fα, maka

hipotesis ditolak atau dapat dikatakan tidak mempunyai variansi yang

(24)

52

5. Uji Normalitas

Uji Normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil

pengukuran tersebut terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan penulis dalam penelitian ini adalah uji Kormolov-Signicus

dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) for

windows versi 17.0.

6. Menghitung nilai uji t dengan menggunakan rumus uji kesamaan dua

rata-rata (dua pihak) tujuannya untuk mengetahui perbandingan penurunan

denyut nadi latihan yang diberikan cairan rehidrasi antara yang meminum

minuman isotonik dan meminum minuman non isotonik dilihat

penurunannya pada menit ke 5, 7 dan 9, dengan menggunakan rumus :

2

Pasangan hipotesis statistikanya adalah :

H0 .1 = 2

2 1 . 

o

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya adalah :

Terima Hipotesis jika –t (1- ½  ) < t < t (1 - ½ ) dengan dk = n1 + n2 -2,

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan dan analisis data yang dikemukakan pada bab 4

maka kesimpulan sebagai berikut :

1. Penurunan prosentase rata-rata denyut nadi pemulihan pasca olahraga

dengan dehidrasi menggunakan minuman air putih pada menit ke 5

adalah 27.39, pada menit ke 7 adalah 37.28, dan pada menit ke 9

adalah 50.51.

2. Penurunan prosentase rata-rata denyut nadi pemulihan pasca olahraga

dengan rehidrasi menggunakan minuman isotonik pada menit ke 5

adalah 27.89, pada menit ke 7 adalah 38,15, dan pada menit ke 9

adalah 50.86.

3. Tidak ada perbedaan penurunan prosentase rata-rata antara yang

meminum minuman air putih maupun minuman isotonik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dalam hal ini

penulis sarankan :

1. Dalam melakukan olahraga disarankan agar memperhatikan

hiperhidrasi sebelumnya, hal ini ditujukan untuk mencaga

keseimbangan cairan dalam tubuh selama berolahraga dan juga tubuh

tidak akan banyak kehilangan keringat setelahnya.

2. Adapun peneliti dalam hal ini mengakui apabila adanya

ketidaksempurnaan dalam melakukan penelitian ini. Peneliti menyadari

banyaknya kekurangan dalam melakukan penelitiannya. Maka dari itu

peneliti sarankan kepada peneliti selanjutnya agar memperhatikan

variabel-variabel lain yang mungkin mempengaruhi kecepatan

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Nina (2000). Analyzing Sports Drinks What’s right for you?

Carbohydrate or Electrolyte Replacement. Markham, Ontario : New

Century

Arikunto, Suharsimi (2006), ProsedurPenelitian..Jakarta :RinekaCipta

Baechle (1994) Essentials of Strength Training and Conditioning, New Zealand :

Human Kinetics

Bompa, Tudor O. (2000). Theory and Methodology of Training, IOWA, Kendal :

Hunt Publishing.

Cameron, John R dkk (1999). FisikaTubuhManusia 2nd ed.Jakarta : Medical

Physics Publishing

Green, J.H (2010). FisiologiTubuhManusia. Jakarta :Bina Putra Aksara

Giriwijoyo, Y.S. Santoso (2007). IlmuFaalOlahraga. Bandung : FPOK, UPI

Hamilton, Andrew dkk (2007). Hydration for optimal sports performance.

London : P2P Publishing Ltd.

Ilyas, E. (2007). Nutrisipadaatlet. http://www.gizi.net

Imanudin, Iman. (2008). IlmuKepelatihanOlahraga. Bandung : FPOK, UPI

Irawan, Anwari (2007).KonsumsiCairan&Olahraga. www.pssplab.com

Irianto D.P. (2007). PanduanGiziLengkapKeluargadanOlahraga.Yogyakarta

:Andi’s

Jack H, Wilmore/ David L. Costill. (1994). Physiology of sprot and exercise.

Human Kinetics

Krisnawati, Dyah .(2011). EfekCairanRehidrasiTerhadapDenyutNadi,

TekananDarahdan Lama

(27)

Micthell, J.B dkk (2000.) Post exercise rehydration. New Zealand : Human

Kinetics

Nurhasandkk (2008). Mata KuliahStatistik.Bandung : FPOK,UPI

Primana, D (2007). Kebutuhan Air danElektrolitpadaOlahraga.

http://www.smallcrab.com/kesehatan/597-kebutuhan-air-dan-elektrolit-pada-olahraga

Setiadi (2007). Anatomi&FisiologiManusia. Yogyakarta :GrahaIlmu

Stone M.H (1994).Weight Gain and Weighy Loss. New Zealand : Human Kinetics

Williams MH (2005). Nutrition for Health, Fitness and Sport. 7th ed.

McGraw-Hill International Edition

Williams MH (2007). Nutrition for Health ,Fitness and Sport 8th ed. New York :

Gambar

Gambar 3.1 One-Shot Case Study (Sugiyono, 2008)
Gambar 3.2 Langkah Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 5-85 di atas menunjukkan bahwa antrian kendaraan di dermaga LCM 3 dengan pola operasi skenario 2 dan pada saat rata-rata kedatangan kendaraan normal maupun adanya

Untuk perusahaan yang mengolah produknya secara terus menerus dan masal melalui satu atau lebih departemen produksi maka metode yang digunakan adalah metode harga pokok

Pada penelitian ini, keparahan penyakit pada bonggol dan daun bibit pisang Barangan yang disebabkan oleh 10 isolat Foc dalam VCG 01213/16 yang berasal dari beberapa lokasi dan

Penelitian yang dilakukan oleh Amelia Aghnes (2012) dengan judul Analisis Pengaruh Fluktuasi Kurs (US Dollar dan Euro) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek

Tujuan dari komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian ( atensi ) dari mata (secara visual) dan membuat

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tentang hubungan pelaksanaan fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan pencapaian tugas perkembangan balita yang dilaksanakan

Zona potensial penangkapan ikan pelagis besar di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 713 yang paling produktif terbentuk pada bulan Maret sampai dengan Mei

Terdapat empat aspek yang telah dikaji dalam kajian ini iaitu tahap pemahaman konsep pelajar dalam topik elektrokimia, salah konsep pelajar dalam topik elektrokimia, tahap