KUCING JUKUT RIUT
( Penelitian Tindakan Kelas V SDN Sukawening Sumedang )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
HESDI DARMAWAN 0701098
PROGRAM STUDI PGSD S1 PENDIDIKAN JASMANI KAMPUS SUMEDANG
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan
Kelincahan Dalam Permainan Bola Basket Melalui Pembelajaran Permainan
Tradisional Kucing Jukut Riut” SDN Sukawening Kelas V Kabupaten Sumedang
Ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak melakukan
penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuia dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang, Juni2011
(Penelitian Tindakan Kelas V SDN Sukawening Sumedang)
HESDI DARMAWAN
NIM.0701089
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd
NIP. 196002061986031001
Pembimbing II,
Prof.Dr. H. JS Husdarta, M.Pd
NIP. 194506121973031001
Mengetahui,
Ketua Program PGSD S-1 PENJAS
Dr. H. Ayi Suherman, M.Pd.
Halaman A. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 12
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 13
2. Fungsi Pendidikan Jasmani ... 16
3. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 18
4. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 20
Permainan Bola Basket ... 21
a. Sejarah Bola Basket ... 21
b. Peralatan Permainan Bola Basket ... 24
Kelincahan... 26
1. Pengertian Kelincahan ... 26
2. Manfaat Kelincahan ... 27
3. Bentuk Latihan Kelincahan ... 27
A. Lokasi, Waktu dan Jadwal Penelitian ... 32
D. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan ... 36
1. Rencana Tindakan ... 38
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 45
1. Teknik Pengolahan Data ... 45
2. Data Penelitian ... 46
3. Analisis ... 46
G. Validasi Data dan Interprestasi ... 47
1. Validasi Data ... 47
2. Interprestasi ... 48
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 49
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 105
Halaman
Tabel
1.1 Data Awal... 4
4.1 Data Awal Hasil Perencanaan Pembelajaran ... 50
4.2 Data Awal Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru ... 52
4.3 Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 55
4.4 Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa ... 57
4.5 Data Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 63
4.6 Data Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 65
4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 67
4.8 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I... 70
4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 72
4.10 Data Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 78
4.11 Data Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 80
4.12 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 83
4.13 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ... 85
4.14 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II... 87
4.15 Data Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 93
4.16 Data Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 95
4.17 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 97
4.18 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 100
4.19 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 102
4.20 Analisis Proses Hasil Pembelajaran Siklus III ... 104
4.21 Hasil Ketuntasan Dan Persentase ... 106
4.22 Pengamatan Perencanaan Guru Tiap Siklus ... 107
4.23 Pengamatan Pelaksanaan Guru Tiap Siklus ... 107
Halaman
Gambar
2.1 Lapangan Bola Basket... 25
3.1 Model Spirral kemmis dan Mc Taggart ... 37
4.1 Formasi Permainan Kucing Jukut Riut Siklus I ... 62
4.2 Formasi Permainan Kucing Jukut Riut Siklus II ... 77
Halaman
Grafik
4.1 Tingkat Perencanaan Data Awal ... 52
4.2 Tingkat Pelaksanaan Kinerja Guru Data Awal ... 54
4.3 Tingkat Observasi Aktivitas Siswa Data Awal ... 56
4.4 Tingkat Hasil Belajar Siswa Data Awal ... 59
4.5 Tingkat Perencanaan Siklus I ... 64
4.6 Tingkat Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 67
4.7 Tingkat Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 69
4.8 Tingkat Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 72
4.9 Tingkat Perencanaan Siklus II ... 80
4.10 Tingkat Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 82
4.11 Tingkat Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 84
4.12 Tingkat Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 87
4.13 Tingkat Perencanaan Siklus III ... 94
4.14 Tingkat Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 97
4.15 Tingkat Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 99
4.16 Tingkat Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 102
4.17 Perbandingan Ketuntasan Pada Setiap Siklus ... 107
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengelola unsur-unsur
jasmanai untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan demikian
siswa akan memperoleh sebagian ungkapan yang berkaitan dengan kesan pribadi
yang menyenangkan serta bagaimana ungkapan yang kreatif, inovatif, dan
keterampilan dan memiliki kelincahan serta kebiasaan hidup sehat serta memiliki
pengaruh dan pemahaman terhadap gerak manusia.
Pengembangan motorik melalui pendidikan jasmani dapat dilakukan
dengan berbagai aktivitas fisik yang dilakukan secara terarah dan secara sistematis
yang bertujuan membina kebugaran jasmani dan penguasaan ketrampilan gerak
dasar siswa berbagai macam permainan dan olahraga. Manusia memeliki
kecenderungan selalu ingin bergerak sambil bersenang-senang untuk menyalurkan
segala potensi yang ada pada dirinya. Biasanya bentuk kegiatan tersebut
disalurkan melalui permainan bermain bagi anak–anak (termasuk murid-murid
SD) merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan dan tumbuh
kembang anak tersebut. Bahkan sebagian dari waktunya dihabiskan untuk
bermain. Karena bermain merupakan naluri dan dorongan dari anak.
Bermain merupakan alat pendidik yang ampuh untuk mencapai tujuan
“dorongan langsung dari dalam individu yang bagi anak merupakan pekerjaan
sedang bagi orang dewasa dirasakan sebagai kegemaran.
Berdasarakan hasil tes kebugaran jasmani khususnya aspek kelincahan
(agilitas) di sekolah dasar kelas V SDN Sukawening dalam permainan bola basket
yang dilaksanakan setiap awal semester dan akhir semester. Pengamatan penulis
bahwa hampir 80% siswa kurang lincah dalam bergerak khususnya dalam
permainan bola basket tersebut. Faktor penyebab kurangnya tingkat kebugaran
jasmani tersebut di antaranya. Kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan di sekolah
maupun diluar sekolah.
Selain hal tersebut di atas kemampuan guru pun sangat mempengaruhi
pencapain kebugaran jasmani yang optimal bagi semua anak didiknya.
Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran. Menentukan metode
mengajar serta menerapkan strategi belajar sangat menentukan keberhasilan
proses belajar-mengajar.
Sujana dalam Sudarwan, (2000: 20) mengemukakan bahwa “Guru merupakan ujung tombak pendidikan ia secara langsung berupaya mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa.
Guru secara langsung berperan penting dalam peran tumbuh anak. Aktivitas yang guru berikan dalam kontek bermain mampu mendorong anak didiknya berkreasi dan tidak jenuh tapi itu juga dibutuhkan keseriusan.
Sukintaka (1992: 91) “Bermain adalah kegiatan yang dilakukan dengan rasa
senang, sukarela, bersungguh- sungguh, tetapi buakan semata-mata hanya
memperoleh kesenangan bermain”.
Di dalam permainan bola basket anak juga dapat mendapatkan kesenangan
karena permainan bola basket adalah cabang olahraga yang mempunyai nilai-nilai
siswa dilatih untuk rajin, tekun, ulet, disiplin, tanggung jawab dan lain- lain.
Dalam latihan atupun pertandingan tanpa ada disiplin yang baik bagi setiap
permainan tidak akan mencapai kemenangan.
Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola
besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh di over (dilempar ke teman), boleh
dipantulkan ke lantai (di tempat atau smabil berjalan) dan tujuan nya adalah
memasukan bola ke basket (keranjang) lawan. Permainan dilakukan oleh 2 regu
masing-masing terdiri dari 6 pemain setipa regunya berusaha memasukan bola
kekeranjang lawan dan menjaga atau mencegah keranjangnya sendiri kemasukan
sedikit mungkin. Lapangan terdiri dari tanah, atau lantai semen atau papan,
dibatasi oleh garis berbentuk empat persegi panjang berukuran 28 x 15 meter.
Sodikun(1992:8).
peraturan permainan bola basket terciptanya sampai sekarang sudah
mengalami perubahan banyak. Setelah dibuat A. Naismith kini FIBA (Federation
International de Basketball Amateur) telah dikembangkan menjadi 86 pasal perubahan berikutnya meliputi bentuk dan ukuran lapangan, peraturan permainan
dan pertandingan, teknik-teknik, alat-alat perlengkapan pertandingan, perwasitan
serta sinyalnya, dan lain-lain. Hal tersebut sesuia dengan selera dan
perkembangan peradaban manusianya.
Dalam pengertian di atas penulis akan mencoba menerapkan kepada siswa
kelas V SDN Sukawening kabupaten sumedang. Kenapa saya ingin menerapkan
tentang aspek-aspek yang ada di atas? Pada saat penulis melakukan pembelajaran
mendapatkan masalah dalam bergerak khususnya aspek kelincahan. Hasil test
yang diperoleh dapat dilihat pada table I.I.
Tabel 1.1
Keterangan :
Persentase Tuntas Persentase Tidak Tuntas
= Jumlah Lulus x 100% = Jumlah Tidak Lulus x 100% Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Nilai :
Putra : Putri :
< 7 Detik = 90 < 8 Detik = 90
7.01 - 7.09 = 80 8.00 - 8.09 = 80
8.00 - 8.09 = 70 9.00 - 9.09 = 70
9.00 - 9.09 = 60 10.00 - 10.09 = 60
> 10 Detik = 50 > 11 Detik = 50
Batas KKM = 70 %
(Didi, 2008: 56)
Di dalam bermain, anak dilatih untuk bergerak dengan cepat dan tepat.
Jadi kita memerlukan pembelajaran yang baik dan optimal khususnya dalam
aspek kelincahan. Dalam latihan kita tau anak berkencenderungan cepat bosan
kalau kita membawa keseriusan dalam kontek pembelajaran. Dalam pembelajaran
kita harus bisa menemukan alternatif yang tepat agar tidak bosan latihan tapi
malah sebaliknya, yaitu mengkemas permainan tradisional kucing jukut riut di
dalam kontek latihan agar anak merasakan kesenangan dan kegembiraan juga di
saat pembelajaran demi untuk mendapatkan hasil yang optimal khususnya aspek
Ada macam-macam permainan yang bisa menunjang kesenangan anak
tanpa disadari di dalam nya ada kesungguhan. Kita ambil permainan tradisional
yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Jenis permainan tradisional ada
yang memerlukan alat, ada juga permainan yang tidak memerlukan alat. Ada
permainan yang mengunakan energi yang tinggi maupun ada pula permainan yang
sedikit memerlukan energi. Permainan tradisional adalah suatu bentuk permainan
yang mempunyai peraturan-peraturan tertentu baik mengenai peraturan
permainannya, Alat- alatnya, ukuran yang digunakan maupun waktu untuk
melakukannya. Hal ini disesuai kan dengan daerah nya masing-masing selain itu
belum ada wadah dan organisasinya, baik bersifat nasional maupun internasional.
Permainan tradisional Kucing Jukut riut. Stanley Hall mengemukakan bahwa
permainan yang dilakukan oleh manusia (Anak) itu adalah merupakan ulangan
dari penghidupan nenek moyang kita, dalam penjaskes. (Syarifudin, Muhadi
:1992/1993:134). Lebih lanjut pendapat Huizinga dalam teori Bermain oleh
(Sukintaka, 1992: 6) menyatakan bahwa “Karena masalah permainan dalam
perluasannya merupakan gejala kebudayaan” maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa permainan itu mempunyai makna pendidikan praktis.
Permaianan Tradisonal Kucing jukut riut permainan ini termasuk
permainan tradisional, permainan ini berasal dari daerah Sumedang. Permainan
Kucing jukut riut dapat dimainkan oleh semua siswa, hampir sama dengan
permainan kucing injak cuma bedanya permaian ini orang yang dikejar bisa duduk
Sehubungan isu yang di alami anak Kelas V SDN Sukawening di atas
maka penulis memandang perlu untuk dilakukan serangkaian penelitian mengenai
pengaruh permainan tradisional pada peningkatan aspek kelincahan (agilitas)
siswa disekolah dasar secara khusus. Penelitian ini akan mengungkapkan
mengenai “Meningkatkan Kelincahan dalam Permainan Bola Basket Melalui
Pembelajaran Permainan Tradisional Kucing Jukut Riut ”.
B. Rumusan Masalah
Dalam pembelajaran bola basket terutama kelincahan berdasarkan
observasi yang dilakukan penulisan lakukan pada siswa kelas V sekolah dasar,
pemasalahan-permasalahan yang terjadi diantaranya:
a. Anak kurang lincah dalam melakukan permainan bola basket.
b. Siswa Kurang mampu dalam gerak dan lincahan dalam permainan bola basket.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini mengenai “Bagaimana
praktik latihan pembelajaran bola basket khususnya kelincahan dengan
menggunakan permainan tradisional Kucing Jukut Riut ?”, maka penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran bola basket khususnya kelincahan
dengan menggunakan metode permainan tradisional kucing jukut riut?
b. Bagaimana pelaksanaan penerapan permainan kucing jukur riut sebagai
c. Bagaimana dampak penerapan permaianan tradisional kucing jukut riut
terhadap kelincahan dalam permainan bola basket?
C. Pemecahan Masalah
Agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran berdasarkan rumusan masalah
yang ada di atas, maka penulis mencoba berdasarkan cara melalui pembelajaran
permainan tradisonal, yaitu :
a. Mengembangkan cara bentuk permainan tradisional kucing jukut riut yang
mengarah kepada kelincahan pada permainan bola basket.
b. Penerapan permaian tradisional kucing jukut riut sebagai latihan kelincahan
dalam permainan bola basket.
c. Dengan menggunakan permainan tradisional kucing jukut riut untuk
meningkatkan kelincahan siswa ketika melakukan pembelajaran permaianan
bola basket.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarakan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian
tindakan kelas ini sebagai berikut:
a) Untuk dapat merencanakan pembelajaran permaianan tradisional yang
mengacu pada peningkatan kelincahan dalam permainan bola basket.
b) Untuk dapat melaksanakan pembelajaran permainan tradisional yang memacu
peda peningkatan kelincahan dalam permainan bola basket.
c) Untuk dapat mengevaluasi pembelajaran permainan tradisional yang mengacu
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan
konstribusi bagi pihak-pihak yang berkencimpung dalam bidang pendidikan, baik
manfaat secara akademis dan praktis.
1. Kepentingan akademis
a. Bagi pengembangan kurikulum di sekolah dasar
1) Sebagai bahan masukan pada pembelajaran penjaskes pada materi
permainan bola basket.
2. Kepentingan praktis
a. Bagi guru penjaskes sekolah dasar
1) Mengembangkan kemampuan guru dalam pembelajran permainan bola
basket.
2) Memudahkan guru dalam mengajar pelatihan keceptan dalam
permainan bola basket.
b. Bagi siswa sekolah dasar
1) Menjadikan pembelajaran pelatihan bola basket lebih semangat dan
menyenangkan.
2) Menumbuhkan motivasi siswa dalam pelatihan pembelajaran permainan
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang salah dalam memahami istilah pokok
yang terdapat pada judul skripsi ini, maka perlu kiranya memberikan penjelasan
istilah-istilah, yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan : Kata “meningkatkan” kata dasat tingkat yang berarti lapisan dari sesuatu yang bersusun dengan imbuhan me-kan kata tingkat
menjadi meningkatkan yang diartikan mengusahakan menaikan tingkat yang
lebih baik, artinya ada kenaikan hasil belajar siswa dari yang tidak bisa
menjadi bisa.
2. Kelincahan : Menurut Lutan, (2007:70) mengatakan bahwa kecepatan adalah “kemampuan untuk menggerakan badan atas mengubah arah secepat
mungkin”.
3. Permainan Bola Basket : Suatu permainan yang mengunakan bola dan
dimainkan oleh tangan yang terdiri dari 2 team masing-masing team
mempunyai 1 jaring, (kamus besar bahasa Indonesia).
4. Pembelajaran : Upaya penataan lingkungan belajar secara sengaja guna
meningkatkan terjadinya kegiatan belajar mengajar sehingga siswa dapat
memperoleh pengetahuan, atau keterampialan, atau sifat-sifat efektif yang
baik. Sinudilaga (2004: 43).
5. Permainan Tradisonal : Yang dimaksud permainan tradisional adalah
daerah secara tradisi. Arti tradisi ialah perbuatan itu talah diwariskan dari
generasi kegenerasi berikutnya, menurut sukintaka.
6. Kucing Jukut Riut : Permainan ini berasal dari kota sumedang, yang biasa dimainkan oleh anak-anak pada umumnya. Permainan ini mempunya 1
kucing dan sedangkan yang lainya bertugas sebagai Jukut Riut/Rumput.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Waktu, dan Jadwal Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi tempat penelitian adalah SDN Sukawening kabupaten sumedang.
Alasan memilih SDN Sukawening berdasarkan pertimbangan :
a. Sebagian besar Siswa kelas V SDN Sukawening memiliki ketertarikan
yang masih rendah terhadap permainan bola basket serta mesih rendahnya
keterampilan dasar bermain bola basket yang dimiliki oleh sebagian besar
siswa.
b. Tersedianya lapangan yang luas meskipun tidak tertunjang oleh kualitas
lapangan yang memadai serta rendahnya unsure pendukung lain seperti
minimnya jumlah bola basket dan tidak tersedianya ring basket yang
dimiliki oleh sekolah tersebut.
c. Penelitian sendiri adalah salah satu guru di SDN Sukawening yang
memiliki keinginan untuk meningkatkan gerak kelincahan dalam
permainan bola basket dan terus berupaya meningkatkan kompetensi dan
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan dalam waktu bulan
terhitung dari bulan maret hingga bulan juni 2011.
No Uraian Maret April Mei Juni
Jadwal penelitian yang melputi persiapan, pelaksanaan dan pelaporan hasil
penelitian dalam bentuk bar chat. Jadwal maksimal 4 bulan.
B.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah meningkatakn kelincahan dalam permainan
bola basket melalui pembelajaran permainan tradisional kucing jukut riut. Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sukawening sumedang tahun
ajaran 2010/2011. Jumblah siswa sebanyak 30 orang terdiri dari siswa perempuan
Peneliti bertindak sebagai guru yang terjun langsung ke lapangan untuk
menyajikan pembelajaran yang dibantu oleh guru yang lainnya sebagai mitra
observer selama penelitian berlangsung.
C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) sebagian cara untuk menjawab permasalahan yang ada
menurut Mc Taggart (1996) dalam Dikdasmen, (1999: 3)
“penelitian tindakan kelas itu biasanya oleh guru dikelas atau sekolah tempat ia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses praktis
dan praksis pembelajaran “.
Penelitian tindakan kelas menurut informasi dan tindak lanjut yang terjadi
di lapangan untuk segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisipatif,
dan kolaboratif (Suwarsih,1994: 23). Untuk itu perlu keseriusan penelitian dan
orang yang terlibat (misalnya guru) selama proses penelitian. Makna yang
terkandung dari penelitian tindakan kelas ini adalah suatu bentuk penilaian yang
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu guna meningkatkan kinerja
guru dalam proses pembelajaran di kelas dan atau di lapangan ke arah yang lebih
baik dan professional.
Di bawah ini beberapa konsep dasar yang berkenaan dengan penelitian
tindakan kelas :
1. Menurut D.Hopkins (1993) yang diterjemahkan oleh tim pelatih proyek
Sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan-tindakan
mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana
praktek-praktek pembelajaran itu dilakukan.
2. Menurut Kemiss and Mc Taggart (1986) dalam sa’ud (2006: 35) menyatakan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang
bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat social dan
bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan tersebut
serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.
Manfaat yang dapat diperoleh dari PTK ini adalah perbaikan praktis yang
meliputi penanggulangan berbagai permasalahan yang dialami siswa yang
diajarkan oleh guru sebagai pelaku PTK misalnya pada kesalahan-kesalahan
konsep dalam mata pelajaran baru (tim Proyek PGSM,1993: 3). Kaitanya dengan
pembelajaran dalam permainan bola basket, metode ini sangat tepat digunakan
karena dilaksanakan dalam lingkukangan pembelajaran secara langsung dengan
memprioritaskan peran propesinalisme guru dalam kaitanya dengan refleksi diri
terhadap kinerja dan aktivitas mengajar. Dalam hal ini guru memiliki wewenang
yang luas (otonon) dalam melaksanakan tindakan-tindakannya selam proses
D. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan
Dalam rencana dan prosedur penelitian dibagi pada setiap tahapan
digambarkan pada peran dan intensitas kegiatan, sehingga tampak jelas tingkat
dan kualitas kolaborasi dalam penelitian tersebur. Berdasarkan langkah-langkah
penelitian tindakan maka untuk memperoleh alur penelitian tindakan kelas yang
dikemukakan Wiriatmadja (2008: 64) maka setiap siklus tindakan, memuat
langkah-langkah membuat rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk
memperoleh gambaran mengenai karakteristi kemampuan siswa dalam
pembelajaran permainan bola basket.
Prosedur penelitian dilakukan berbentuk siklus yang mengacu pada
MODEL Spiral Kemmis dan Mc Taggart (Kasbolah.1998:114) yang di mulai dari
suatu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, kemudian mengadakan
perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya. Pelaksanaan sisklus dilakukan
secara berulang-ulang sampai peningkatan yang diharapkan tercapai. Merujuk
pada model siklus Kemmis dan Taggart, gambar prosedur atau alur penelitian ini
Gambar 3.1
Gambaran di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan
yang di awali dengan tindakan (planning) yaitu rencana tindakan yang akan
dilaksanakan untuk meningkatkan, atau merubah pola latihan sebagai solusi:
penerapan latihan atau tindakan (action) yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya perbaikan, perubahan, dan peningkatan yang diinginkan:
mengobservasi yaitu aktivitas mengamati proses dan hasil dari suatu tindakan
yang akan dilakukan dan melakukan refleksi (reflection) yaitu suatu kegiatan
mengkaji, dan melihat dan mempertimbangkan hasil dari suatu tindakan. Jika
hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan, maka
rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya mengulangi suatu tindakan
sebelumnya. Demikian seterusnya sampai makalah yang diteliti dapat dipecahkan
secara optimal.
1. Rencana Tindakan
Dalam menentukan tindakan, penelitian berperan sebagai aktor (guru)
dibantu oleh observer (Guru penjas yang lain) untuk melakukan rencana tindakan.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer dintaranya :
a. Perencanaan Tindakan (planning)
Pada tahapan ini peneliti dan observer menentukan suatu perencanaan
tindakan dengan langkah-langkah. Adapun langkah-langkah kegiatan yang
dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan I adalah sebagai berikut :
1) Membuat skenario pelatihan kelincahan dalam pembelajaran bola basket
2) Membuat alat evaluasi belajar, untuk melihat peningkatan hasil belajar atau
latihan siswa dalam pembelajaran bola basket khusus nya dalam kelincahan.
3) Membuat lembara obsevasi, maupun catatan lapangan untuk melihat kinerja
guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
a) Catatan digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang
muncul selama proses pembelajaran. Catatan-catatan ini harus tertib dan
sistematis karena menjadi sumber informasi dalam proses pengolahan
dan analisis data.
b) Dengan menggunakan alat elektronik (kamera fhoto atau videorecorder)
untuk merekam atau mendokumentasiakan fakta dan data-dat penting
yang diambil selama proses pembelajaran berlangsung, ini dapat
dijadikan bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses
tindakan pembelajaran di tahap berikutnya.
4) Menyiapkan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan
pembelajaran permainan bola basket tersebut.
b. Penerapan Tindakan
Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (Guru)
yang terjun langsung untuk malaksanakan pembelajaran bola basket melalui
penerapan variasi bentuk-bentuk tugas kelincahan melalui permainan tradisional
kucing jukut riut.
1) Melaksanakan latihan kelincahan dalam pembelajaran bola basket melalui
2) Memantau dan mengkoreksi kegiatan latihan dalam pembelajaran bola
basket melalui permainan tradisional.
3) Setelah pembelajaran berakhir, penelitian mencatat segala bentuk kegiatan,
kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung
ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.
c. Alternatif Pemecahan
Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan yang ada dijadikan bahan solusi
yang tepat untuk melakuakn tindakan-tindakan proses pembelajaran untuk
pertemuan dan pelaksanaan tindakan berikutnya.
d. Observasi
Observasi atau pengamatan dalam tindakan kelas ini bertujuan untuk
mendapatkan informasi atau keterangan mengenai proses pembelajaran atau
pelatihan. Pengamatan tersebut mengacu pada lembar pedoman obsevasi kinerja
guru dan aktivitas siswa yang telah disediakan. Bentuk-bentuk observasi yang
dapat dilakukan adalah :
1. Observasi peer (pengamatan sejawat)
Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran boleh lain (biasanya
sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang guru bertindak
sebagai pengamat untuk guru yang lain (Dikdasmen,1999: 37-38).
2. Observasi Terstruktur
Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya
kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan berbagia pertanyaan kepada
1. Tahap Perencanaan
Adapun langkah- langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahapan perencanaan
adalah sebagai berikut:
1) Membuat skenario pembelajaran.
2) Penentuan metode pembelajaran.
3) Membuat alat evaluasi belajar, untuk melihat peningkatan hasil belajar
siswa dalam latihan kelincahan atas permainan bola basket.
4) Membuat lembar observasi, maupun catatan lapangan untuk melihat
kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
5) Memberikan informasi kepada guru penjas untuk bertindak sebagai mitra
semua hal tentang tindakan.
2. Tahap pelaksanaan 1) Siklus 1
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahapan
perencanaan tindakan siklus 1 adalah sebagai berikut:
a) Berkolaborasi dengan mitra mempersiapkan skenario pembelajaran.
b) Membuat skenario pembelajaran/ pelatihan dengan metode permainan
tradisional.
c) Membuat alat evaluasi belajar yang baru, untuk melihat peningkatan hasil
d) Membuat lembar observasi yang baru, maupun catatan lapangan untuk
melihat kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran/pelatihan.
2) Siklus II
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perencanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:
a) Berkolaborasi dengan mitra mempersiapkan skenario pembelajaran dengan
menambah beberapa kegiatan atau pendukung hasil refleksi siklus 1.
b) Membuat skenario pembelajaran/pelatihan dengan metode permainan
tradisional.
c) Membuat alat evaluasi belajar yang baru, untuk melihat peningkatan hasil
belajar siswa dalam latihan kelincahan dalam permaianan bola basket.
d) Membuat lembar observasi yang baru, maupun catatan lapangan untk
melihat kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajran/pelatihan.
3) Siklus III
Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perencanaan tindakan siklus III adalah sebagai berikut:
a) Berkolaborasi dengan mitra mempersiapkan skenario pembelajaran dengan
b) Membuat skenario pembelajaran/pelatihan dengan metode permainan
tradisional.
c) Membuat alat evaluasi belajar yang baru, untuk melihat peningkatan hasil
belajar siswa dalam latihan kelincahan dalam permainan bola basket.
d) Membuat lembar observasi yang baru, maupun catatan lapangan untuk
melihat kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
3. Tahap Observasi
Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi tugas kelincahan
gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dari masing-masing siklus
tersebut di atas.
4. Refleksi
Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai
pada siklus I, II, dan III. Sebagai akhir dari pelaksanaan tindakan kelas yang
kemudian memasuki tahap pengolahan dan analisis data.
E.Instrumen dan Sumber Data
1. Instrumen
Untuk memperoleh informasi yang objektif dalam pengupulan data
diperlukan adanya instrumen atau alat pengumpulan data yang tepat. Dengan
penggunaan alat pengumpulan data penelitian yang tepat, permasalahan yang
sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan dan terekam dengan baik. Adapun
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan
penglihatan, penciuman, pendengaran dan perabaan dan jika perlu pengecapan.
Semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, merekam dan
mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang ingin dicapai.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh
informasi mengenai kondisi pembelajaran yang sebelumnya dilakukan oleh guru
penjaskes pada saat pembelajaran. Selain itu, wawancara dilakukan pada saat
penelitian dilakukan.
b. Catatan lapangan
Catatan lapangan ini berisi rekaman perkembangan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran digunakan untuk menjaring data yang dilihat,
didengarkan dan di amati untuk menentukan hasil analisis.
c. Tes praktek kelincahan gerak
Tes ini digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dalam pembelajaran,
khususnya mengenai kelincahan gerak waktu bermain. Test yang dilakukan
sesudah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
2. Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil dari
observasi, wawancara, catatan lapangan, serta dari hasil tes prakek. Pengambilan
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian in adalah teknik pengolahan data
kuantitatif, dilakukan saat pelaksanaan refleksi dari setiap siklus perolehannya
berdasarkan setiap tindakan. Pengolahan data ini dilakukan setelah data terkumpul
yang diperoleh dari seluruh instrumen penelitian hasil observasi, wawancara,
catatan lapangan, test praktek dan data hasil dibaca, dipelajari, dan ditelaah.
Langkah selanjutnya pengolahan data yang dilakukan melalui tiga langkah, yaitu :
a. Reduksi data
Dalam tahap ini penelitian melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian
untuk menyerderhanakan, abstrak, transformasi data kasar yang diperoleh menjadi
informasi hasil tindakan.
b. Paparan data
Penelitian mengembangkan sebuah deskripsi informasi untuk menarik
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data atau penyajian data yang
digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk paparan naratif dan
representative grafik.
c. Penyimpulan
Penelitia berusaha menarik kesimpulan dan melakuakn verifikasi dengan
mencari makna setiap gejala yang diperolehnya yang mungkin ada, alur kausalitas
dan fenomena, dan proposisi. Selanjutnya data tersebut disusun dan
dikategorosasikan, kemudian di sajiakan, dimaknai, disimpulakan dan terakhir
2. Data Penelitian
Data-data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan
analisis guna memecahkan masalah penelitian berasal dari :
a. Hasil wawancara antara peneliti, observer, dan siswa.
b. Aktivitas yang ditunjukan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama proses
pembelajaran dalam tindakan penelitian. Informasi ini diperoleh dari peneliti
sebagai guru melalui proses observasi dan observer melalui observasinya pada
setiap tindakan pembelajaran selama penelitian berlangsung
Berdasarkan itu pula maka data dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis
sumber data yang berasal dari :
a. Siswa: melalui perubahan sikap dan test kelincahan dalam permainan bola
basket.
b. Guru: catatan dan data penelitian dari setiap perubahan siklus pada setiap
observasi dan refleksi dari setiap kegiatan.
3. Analisis
Berdasarkan data yang terkumpul dilakukan analisis. Dari analisis data
tersebut kemudian peneliti melakukan refleksi terhadap rencana berikutnya.
Analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk
menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu
analisis datapun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di setiap
selesainya satu tahap tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolahan
a. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada
siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.
b. Membandingkan jumlah siswa yang sudah mampu melakukan gerak dalam test
kelincahan pada setiap siklus penelitian yang telah dilaksanakan.
c. Menganalisis perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan
catatan guru setelah tiga siklus pembelajaran dilaksanakan.
d. Menganalisis hasil test awal keterampilan dasar membawa bola dengan lincah
dan cepat dalam permainan bola basket.
G.Validasi Data dan Intreprestasi 2. Validasi data
Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari
aspek validasi data penelitian. Untuk menguji validasi penelitian dapat dilakukan
dengan teknik triangulasi, member chek, dan expert opinion. (Wiriaatmadja:
2005).
a. Triagulasi yaitu kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaborasi.
b. Member chek dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keaslian data. Dalam
proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksana tindakan
dikonfirmasikan kepada guru atau siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap
akhir pembelajaran melalui diskusi.
c. Audit trial yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data
d. Expert opinion yaitu pengecekan terakhir keaslian temuan peneliti kepada
pakar propesional, dalam hal ini peneliti mengkonfrimasikan temuan kepada
pembimbing atau dosen untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga
validasi temuan penelitian dapat dipertanggung jawabkan.
3. Interprestasi
Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan di interprestasikan
berdasarkan kerangka teoritik, norma-noram praktis yang disepakati bersama, atau
berdasarkan intuisi penelitian sebagai guru berkenaan dengan proses pembelajaran
yang baik. Tahapan itu dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi
yang dapat memberikan makna terhadap proses interprestasi data. Kerangka
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai
meningkatkan kelincahan dalam permainan bola basket melalui pembelajaran
permainan tradisional kucing jukut riut pada siswa kelas V SDN Sukawening
Kecamatan Sumedang utara, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional kucing jukut riut dalam kelincahan untuk bola basket dimulai dengan merencanakan
jumlah pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan. Para siswa dibagi ke dalam 1
kelompok dalam siklus 1, serta 2 kelompok dalam siklus 2 dan 3. Dalam
perencanaan di fokuskan lebih untuk pelaksanaan yang akan peneliti laksanakan
pada tahap selanjutnya. Dalam perencanaan kinerja guru nilai persentase yang di
dapatkan yang berangkat dari data awal adalah 65,2% dan berakhir di siklus III
yaitu 100%.
2. Pelaksanaan kinerja guru peningkatakan kelincahan dalam permainan bola
basket melalui pembelajaran permainan tradisional kucing jukut riut di mulai oleh
pelaksanaan kinerja guru yang maksimal dalam aktivitas siswa melalui apresepsi
yang relevan dengan kelincahan dalam permainan bola basket dengan informasi
yang jelas tentang petunjuk pelaksanaan yang telah direncanakan sebelumnya
melalui permainan tradisional, dengan serangkaian pelaksanaan kinerja guru
awal serta dalam siklus III medaptak hasil yaitu 100%. Intinya kelincahan dalam
permainan bola basket melalui permainan tradisional kucing jukut riut mampu
meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa
3. Penerapkan permainan tradisional kucing jukut riut untuk meningkatkan
kelincahan dalam permainan bola basket, tingkat kelincahan gerak siswa dalam
melakukan permainan bola basket mengalami peningkatan signifikan.
Peningkatan kelincahan gerka siswa ini terlihat dari persentase nilai ketuntasan
siswa dari mulai di ambilnya data awal yaitu 23% dan berakhir di sklus III yaitu
90%. Hal tersebut adalah bukti yang sangat bagus dalam pencapaian untuk hasil
ketuntasan siswa.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan yang diperoleh oleh penulis
selama penelitian berlangsung, penulis mengajukan beberapa saran-saran sebagai
berikut :
1. Bagi guru
Diharaphan para guru pendidikan jasmani (penjas) mencoba berbagai
macam model pembelajaran diantaranya dengan mengkemas pelatihan
peningkatan dengan memodifikasi ke dalam permainan contohnya adalah
dalam meningkatkan kelincahan dalam permainan bolabasket melalui
pembelajaran permainan tradisional kucing jukut riut., atau cara yang
2. Bagi siswa
Diharapkan peningkatan kelincahan dalam permainan bolabasket tersebut
melalui pembelajaran tradisional kucing jukut riut mampu belajar dengan
maksimal pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan disamping itu
juga mampu menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam
pembelajaran tersebut. Khususnya semangat dalam mengikuti proses
pembelajaran, disiplin,dan bekerjasama dengan teman.
3. Bagi lembaga
Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadikan masukan sebagai
nilai tambah atau wawasan mengenai peningkatan kelincahan dalam
permainan bolabasket melalui permainan tradisional yang lebih menarik,
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Didi, (2008). Skripsi Upaya Meningkatkan Agilitas melalui Pembelajaran Permainan Tradisional Kucing Injak Di Sekolah Dasar Negeri Cinunuk I. Upi Sumedang
Gustian, Rana. (2010). Skripsi Meningkatkan Hasil Belajar Passing Dada Melalui Pendekatan Perlombaan Dengan Media Sasaran Pada Siswa Kelas V SDN Sukamaju. Upi Sumedang
Hardjasuganda, Djukanda. (1994). Pembelajaran Permainan Tradisional.
Kasbolah, Kasihan, (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Lapangan Bola Basket 2009 online http://google.com/lapangan bola basket (15 agustus 2009 13:07)
Lutan, Rusli (2002). Olahraga dan Etika Fair Play, Jakarta: Depdiknas
Muhadi,Aip Syarifuddin. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdigbud
Rostika. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipra.
Saputra. (2006). Pengantar Filsafat Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Depdiknas UPI Bandung.
Sa’ud, Udin S. (2006). Penelitian Tinadakan Kelas Untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran. Makalah dalam lokakarya di FPOK UPI Bandung
Sukintaka. (1992). Teori Permainan untuk D2 PGSD Penjas. Jakarta : Proyek Pengembangan Tenaga Pendidikan
S.S Sulardjo, Nurhasan. (1992). Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmani dan