• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAM PERMAINAN BOLABASKET MELALUI PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL KUCING JUKUT RIUT ( Penelitian Tindakan Kelas V SDN Sukawening Sumedang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAM PERMAINAN BOLABASKET MELALUI PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL KUCING JUKUT RIUT ( Penelitian Tindakan Kelas V SDN Sukawening Sumedang)."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KUCING JUKUT RIUT

( Penelitian Tindakan Kelas V SDN Sukawening Sumedang )

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

HESDI DARMAWAN 0701098

PROGRAM STUDI PGSD S1 PENDIDIKAN JASMANI KAMPUS SUMEDANG

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meningkatkan

Kelincahan Dalam Permainan Bola Basket Melalui Pembelajaran Permainan

Tradisional Kucing Jukut Riut” SDN Sukawening Kelas V Kabupaten Sumedang

Ini beserta isinya adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak melakukan

penjiplakan dengan cara-cara yang tidak sesuia dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko /sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila ditemukan adanya pelangaran terhadap etika keilmuan dalam

karya saya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni2011

(3)

(Penelitian Tindakan Kelas V SDN Sukawening Sumedang)

HESDI DARMAWAN

NIM.0701089

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd

NIP. 196002061986031001

Pembimbing II,

Prof.Dr. H. JS Husdarta, M.Pd

NIP. 194506121973031001

Mengetahui,

Ketua Program PGSD S-1 PENJAS

Dr. H. Ayi Suherman, M.Pd.

(4)

Halaman A. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 12

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 13

2. Fungsi Pendidikan Jasmani ... 16

3. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 18

4. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 20

Permainan Bola Basket ... 21

a. Sejarah Bola Basket ... 21

b. Peralatan Permainan Bola Basket ... 24

Kelincahan... 26

1. Pengertian Kelincahan ... 26

2. Manfaat Kelincahan ... 27

3. Bentuk Latihan Kelincahan ... 27

(5)

A. Lokasi, Waktu dan Jadwal Penelitian ... 32

D. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan ... 36

1. Rencana Tindakan ... 38

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 45

1. Teknik Pengolahan Data ... 45

2. Data Penelitian ... 46

3. Analisis ... 46

G. Validasi Data dan Interprestasi ... 47

1. Validasi Data ... 47

2. Interprestasi ... 48

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Paparan Data Awal ... 49

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 105

(6)

Halaman

Tabel

1.1 Data Awal... 4

4.1 Data Awal Hasil Perencanaan Pembelajaran ... 50

4.2 Data Awal Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru ... 52

4.3 Data Awal Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 55

4.4 Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa ... 57

4.5 Data Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 63

4.6 Data Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 65

4.7 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 67

4.8 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I... 70

4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 72

4.10 Data Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 78

4.11 Data Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 80

4.12 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 83

4.13 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ... 85

4.14 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II... 87

4.15 Data Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 93

4.16 Data Hasil Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 95

4.17 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 97

4.18 Data Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 100

4.19 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 102

4.20 Analisis Proses Hasil Pembelajaran Siklus III ... 104

4.21 Hasil Ketuntasan Dan Persentase ... 106

4.22 Pengamatan Perencanaan Guru Tiap Siklus ... 107

4.23 Pengamatan Pelaksanaan Guru Tiap Siklus ... 107

(7)

Halaman

Gambar

2.1 Lapangan Bola Basket... 25

3.1 Model Spirral kemmis dan Mc Taggart ... 37

4.1 Formasi Permainan Kucing Jukut Riut Siklus I ... 62

4.2 Formasi Permainan Kucing Jukut Riut Siklus II ... 77

(8)

Halaman

Grafik

4.1 Tingkat Perencanaan Data Awal ... 52

4.2 Tingkat Pelaksanaan Kinerja Guru Data Awal ... 54

4.3 Tingkat Observasi Aktivitas Siswa Data Awal ... 56

4.4 Tingkat Hasil Belajar Siswa Data Awal ... 59

4.5 Tingkat Perencanaan Siklus I ... 64

4.6 Tingkat Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 67

4.7 Tingkat Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 69

4.8 Tingkat Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 72

4.9 Tingkat Perencanaan Siklus II ... 80

4.10 Tingkat Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 82

4.11 Tingkat Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 84

4.12 Tingkat Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 87

4.13 Tingkat Perencanaan Siklus III ... 94

4.14 Tingkat Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 97

4.15 Tingkat Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 99

4.16 Tingkat Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 102

4.17 Perbandingan Ketuntasan Pada Setiap Siklus ... 107

(9)

Halaman

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang mengelola unsur-unsur

jasmanai untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan demikian

siswa akan memperoleh sebagian ungkapan yang berkaitan dengan kesan pribadi

yang menyenangkan serta bagaimana ungkapan yang kreatif, inovatif, dan

keterampilan dan memiliki kelincahan serta kebiasaan hidup sehat serta memiliki

pengaruh dan pemahaman terhadap gerak manusia.

Pengembangan motorik melalui pendidikan jasmani dapat dilakukan

dengan berbagai aktivitas fisik yang dilakukan secara terarah dan secara sistematis

yang bertujuan membina kebugaran jasmani dan penguasaan ketrampilan gerak

dasar siswa berbagai macam permainan dan olahraga. Manusia memeliki

kecenderungan selalu ingin bergerak sambil bersenang-senang untuk menyalurkan

segala potensi yang ada pada dirinya. Biasanya bentuk kegiatan tersebut

disalurkan melalui permainan bermain bagi anak–anak (termasuk murid-murid

SD) merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan dan tumbuh

kembang anak tersebut. Bahkan sebagian dari waktunya dihabiskan untuk

bermain. Karena bermain merupakan naluri dan dorongan dari anak.

Bermain merupakan alat pendidik yang ampuh untuk mencapai tujuan

(11)

“dorongan langsung dari dalam individu yang bagi anak merupakan pekerjaan

sedang bagi orang dewasa dirasakan sebagai kegemaran.

Berdasarakan hasil tes kebugaran jasmani khususnya aspek kelincahan

(agilitas) di sekolah dasar kelas V SDN Sukawening dalam permainan bola basket

yang dilaksanakan setiap awal semester dan akhir semester. Pengamatan penulis

bahwa hampir 80% siswa kurang lincah dalam bergerak khususnya dalam

permainan bola basket tersebut. Faktor penyebab kurangnya tingkat kebugaran

jasmani tersebut di antaranya. Kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan di sekolah

maupun diluar sekolah.

Selain hal tersebut di atas kemampuan guru pun sangat mempengaruhi

pencapain kebugaran jasmani yang optimal bagi semua anak didiknya.

Kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran. Menentukan metode

mengajar serta menerapkan strategi belajar sangat menentukan keberhasilan

proses belajar-mengajar.

Sujana dalam Sudarwan, (2000: 20) mengemukakan bahwa “Guru merupakan ujung tombak pendidikan ia secara langsung berupaya mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa.

Guru secara langsung berperan penting dalam peran tumbuh anak. Aktivitas yang guru berikan dalam kontek bermain mampu mendorong anak didiknya berkreasi dan tidak jenuh tapi itu juga dibutuhkan keseriusan.

Sukintaka (1992: 91) “Bermain adalah kegiatan yang dilakukan dengan rasa

senang, sukarela, bersungguh- sungguh, tetapi buakan semata-mata hanya

memperoleh kesenangan bermain”.

Di dalam permainan bola basket anak juga dapat mendapatkan kesenangan

karena permainan bola basket adalah cabang olahraga yang mempunyai nilai-nilai

(12)

siswa dilatih untuk rajin, tekun, ulet, disiplin, tanggung jawab dan lain- lain.

Dalam latihan atupun pertandingan tanpa ada disiplin yang baik bagi setiap

permainan tidak akan mencapai kemenangan.

Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola

besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh di over (dilempar ke teman), boleh

dipantulkan ke lantai (di tempat atau smabil berjalan) dan tujuan nya adalah

memasukan bola ke basket (keranjang) lawan. Permainan dilakukan oleh 2 regu

masing-masing terdiri dari 6 pemain setipa regunya berusaha memasukan bola

kekeranjang lawan dan menjaga atau mencegah keranjangnya sendiri kemasukan

sedikit mungkin. Lapangan terdiri dari tanah, atau lantai semen atau papan,

dibatasi oleh garis berbentuk empat persegi panjang berukuran 28 x 15 meter.

Sodikun(1992:8).

peraturan permainan bola basket terciptanya sampai sekarang sudah

mengalami perubahan banyak. Setelah dibuat A. Naismith kini FIBA (Federation

International de Basketball Amateur) telah dikembangkan menjadi 86 pasal perubahan berikutnya meliputi bentuk dan ukuran lapangan, peraturan permainan

dan pertandingan, teknik-teknik, alat-alat perlengkapan pertandingan, perwasitan

serta sinyalnya, dan lain-lain. Hal tersebut sesuia dengan selera dan

perkembangan peradaban manusianya.

Dalam pengertian di atas penulis akan mencoba menerapkan kepada siswa

kelas V SDN Sukawening kabupaten sumedang. Kenapa saya ingin menerapkan

tentang aspek-aspek yang ada di atas? Pada saat penulis melakukan pembelajaran

(13)

mendapatkan masalah dalam bergerak khususnya aspek kelincahan. Hasil test

yang diperoleh dapat dilihat pada table I.I.

Tabel 1.1

(14)

Keterangan :

Persentase Tuntas Persentase Tidak Tuntas

= Jumlah Lulus x 100% = Jumlah Tidak Lulus x 100% Jumlah Siswa Jumlah Siswa

Nilai :

Putra : Putri :

< 7 Detik = 90 < 8 Detik = 90

7.01 - 7.09 = 80 8.00 - 8.09 = 80

8.00 - 8.09 = 70 9.00 - 9.09 = 70

9.00 - 9.09 = 60 10.00 - 10.09 = 60

> 10 Detik = 50 > 11 Detik = 50

Batas KKM = 70 %

(Didi, 2008: 56)

Di dalam bermain, anak dilatih untuk bergerak dengan cepat dan tepat.

Jadi kita memerlukan pembelajaran yang baik dan optimal khususnya dalam

aspek kelincahan. Dalam latihan kita tau anak berkencenderungan cepat bosan

kalau kita membawa keseriusan dalam kontek pembelajaran. Dalam pembelajaran

kita harus bisa menemukan alternatif yang tepat agar tidak bosan latihan tapi

malah sebaliknya, yaitu mengkemas permainan tradisional kucing jukut riut di

dalam kontek latihan agar anak merasakan kesenangan dan kegembiraan juga di

saat pembelajaran demi untuk mendapatkan hasil yang optimal khususnya aspek

(15)

Ada macam-macam permainan yang bisa menunjang kesenangan anak

tanpa disadari di dalam nya ada kesungguhan. Kita ambil permainan tradisional

yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Jenis permainan tradisional ada

yang memerlukan alat, ada juga permainan yang tidak memerlukan alat. Ada

permainan yang mengunakan energi yang tinggi maupun ada pula permainan yang

sedikit memerlukan energi. Permainan tradisional adalah suatu bentuk permainan

yang mempunyai peraturan-peraturan tertentu baik mengenai peraturan

permainannya, Alat- alatnya, ukuran yang digunakan maupun waktu untuk

melakukannya. Hal ini disesuai kan dengan daerah nya masing-masing selain itu

belum ada wadah dan organisasinya, baik bersifat nasional maupun internasional.

Permainan tradisional Kucing Jukut riut. Stanley Hall mengemukakan bahwa

permainan yang dilakukan oleh manusia (Anak) itu adalah merupakan ulangan

dari penghidupan nenek moyang kita, dalam penjaskes. (Syarifudin, Muhadi

:1992/1993:134). Lebih lanjut pendapat Huizinga dalam teori Bermain oleh

(Sukintaka, 1992: 6) menyatakan bahwa “Karena masalah permainan dalam

perluasannya merupakan gejala kebudayaan” maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa permainan itu mempunyai makna pendidikan praktis.

Permaianan Tradisonal Kucing jukut riut permainan ini termasuk

permainan tradisional, permainan ini berasal dari daerah Sumedang. Permainan

Kucing jukut riut dapat dimainkan oleh semua siswa, hampir sama dengan

permainan kucing injak cuma bedanya permaian ini orang yang dikejar bisa duduk

(16)

Sehubungan isu yang di alami anak Kelas V SDN Sukawening di atas

maka penulis memandang perlu untuk dilakukan serangkaian penelitian mengenai

pengaruh permainan tradisional pada peningkatan aspek kelincahan (agilitas)

siswa disekolah dasar secara khusus. Penelitian ini akan mengungkapkan

mengenai “Meningkatkan Kelincahan dalam Permainan Bola Basket Melalui

Pembelajaran Permainan Tradisional Kucing Jukut Riut ”.

B. Rumusan Masalah

Dalam pembelajaran bola basket terutama kelincahan berdasarkan

observasi yang dilakukan penulisan lakukan pada siswa kelas V sekolah dasar,

pemasalahan-permasalahan yang terjadi diantaranya:

a. Anak kurang lincah dalam melakukan permainan bola basket.

b. Siswa Kurang mampu dalam gerak dan lincahan dalam permainan bola basket.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini mengenai “Bagaimana

praktik latihan pembelajaran bola basket khususnya kelincahan dengan

menggunakan permainan tradisional Kucing Jukut Riut ?”, maka penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran bola basket khususnya kelincahan

dengan menggunakan metode permainan tradisional kucing jukut riut?

b. Bagaimana pelaksanaan penerapan permainan kucing jukur riut sebagai

(17)

c. Bagaimana dampak penerapan permaianan tradisional kucing jukut riut

terhadap kelincahan dalam permainan bola basket?

C. Pemecahan Masalah

Agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran berdasarkan rumusan masalah

yang ada di atas, maka penulis mencoba berdasarkan cara melalui pembelajaran

permainan tradisonal, yaitu :

a. Mengembangkan cara bentuk permainan tradisional kucing jukut riut yang

mengarah kepada kelincahan pada permainan bola basket.

b. Penerapan permaian tradisional kucing jukut riut sebagai latihan kelincahan

dalam permainan bola basket.

c. Dengan menggunakan permainan tradisional kucing jukut riut untuk

meningkatkan kelincahan siswa ketika melakukan pembelajaran permaianan

bola basket.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarakan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian

tindakan kelas ini sebagai berikut:

a) Untuk dapat merencanakan pembelajaran permaianan tradisional yang

mengacu pada peningkatan kelincahan dalam permainan bola basket.

b) Untuk dapat melaksanakan pembelajaran permainan tradisional yang memacu

peda peningkatan kelincahan dalam permainan bola basket.

c) Untuk dapat mengevaluasi pembelajaran permainan tradisional yang mengacu

(18)

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan

konstribusi bagi pihak-pihak yang berkencimpung dalam bidang pendidikan, baik

manfaat secara akademis dan praktis.

1. Kepentingan akademis

a. Bagi pengembangan kurikulum di sekolah dasar

1) Sebagai bahan masukan pada pembelajaran penjaskes pada materi

permainan bola basket.

2. Kepentingan praktis

a. Bagi guru penjaskes sekolah dasar

1) Mengembangkan kemampuan guru dalam pembelajran permainan bola

basket.

2) Memudahkan guru dalam mengajar pelatihan keceptan dalam

permainan bola basket.

b. Bagi siswa sekolah dasar

1) Menjadikan pembelajaran pelatihan bola basket lebih semangat dan

menyenangkan.

2) Menumbuhkan motivasi siswa dalam pelatihan pembelajaran permainan

(19)

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang salah dalam memahami istilah pokok

yang terdapat pada judul skripsi ini, maka perlu kiranya memberikan penjelasan

istilah-istilah, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan : Kata “meningkatkan” kata dasat tingkat yang berarti lapisan dari sesuatu yang bersusun dengan imbuhan me-kan kata tingkat

menjadi meningkatkan yang diartikan mengusahakan menaikan tingkat yang

lebih baik, artinya ada kenaikan hasil belajar siswa dari yang tidak bisa

menjadi bisa.

2. Kelincahan : Menurut Lutan, (2007:70) mengatakan bahwa kecepatan adalah “kemampuan untuk menggerakan badan atas mengubah arah secepat

mungkin”.

3. Permainan Bola Basket : Suatu permainan yang mengunakan bola dan

dimainkan oleh tangan yang terdiri dari 2 team masing-masing team

mempunyai 1 jaring, (kamus besar bahasa Indonesia).

4. Pembelajaran : Upaya penataan lingkungan belajar secara sengaja guna

meningkatkan terjadinya kegiatan belajar mengajar sehingga siswa dapat

memperoleh pengetahuan, atau keterampialan, atau sifat-sifat efektif yang

baik. Sinudilaga (2004: 43).

5. Permainan Tradisonal : Yang dimaksud permainan tradisional adalah

(20)

daerah secara tradisi. Arti tradisi ialah perbuatan itu talah diwariskan dari

generasi kegenerasi berikutnya, menurut sukintaka.

6. Kucing Jukut Riut : Permainan ini berasal dari kota sumedang, yang biasa dimainkan oleh anak-anak pada umumnya. Permainan ini mempunya 1

kucing dan sedangkan yang lainya bertugas sebagai Jukut Riut/Rumput.

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Waktu, dan Jadwal Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi tempat penelitian adalah SDN Sukawening kabupaten sumedang.

Alasan memilih SDN Sukawening berdasarkan pertimbangan :

a. Sebagian besar Siswa kelas V SDN Sukawening memiliki ketertarikan

yang masih rendah terhadap permainan bola basket serta mesih rendahnya

keterampilan dasar bermain bola basket yang dimiliki oleh sebagian besar

siswa.

b. Tersedianya lapangan yang luas meskipun tidak tertunjang oleh kualitas

lapangan yang memadai serta rendahnya unsure pendukung lain seperti

minimnya jumlah bola basket dan tidak tersedianya ring basket yang

dimiliki oleh sekolah tersebut.

c. Penelitian sendiri adalah salah satu guru di SDN Sukawening yang

memiliki keinginan untuk meningkatkan gerak kelincahan dalam

permainan bola basket dan terus berupaya meningkatkan kompetensi dan

(22)

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan dalam waktu bulan

terhitung dari bulan maret hingga bulan juni 2011.

No Uraian Maret April Mei Juni

Jadwal penelitian yang melputi persiapan, pelaksanaan dan pelaporan hasil

penelitian dalam bentuk bar chat. Jadwal maksimal 4 bulan.

B.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah meningkatakn kelincahan dalam permainan

bola basket melalui pembelajaran permainan tradisional kucing jukut riut. Subjek

dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sukawening sumedang tahun

ajaran 2010/2011. Jumblah siswa sebanyak 30 orang terdiri dari siswa perempuan

(23)

Peneliti bertindak sebagai guru yang terjun langsung ke lapangan untuk

menyajikan pembelajaran yang dibantu oleh guru yang lainnya sebagai mitra

observer selama penelitian berlangsung.

C.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK) sebagian cara untuk menjawab permasalahan yang ada

menurut Mc Taggart (1996) dalam Dikdasmen, (1999: 3)

“penelitian tindakan kelas itu biasanya oleh guru dikelas atau sekolah tempat ia

mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses praktis

dan praksis pembelajaran “.

Penelitian tindakan kelas menurut informasi dan tindak lanjut yang terjadi

di lapangan untuk segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisipatif,

dan kolaboratif (Suwarsih,1994: 23). Untuk itu perlu keseriusan penelitian dan

orang yang terlibat (misalnya guru) selama proses penelitian. Makna yang

terkandung dari penelitian tindakan kelas ini adalah suatu bentuk penilaian yang

reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu guna meningkatkan kinerja

guru dalam proses pembelajaran di kelas dan atau di lapangan ke arah yang lebih

baik dan professional.

Di bawah ini beberapa konsep dasar yang berkenaan dengan penelitian

tindakan kelas :

1. Menurut D.Hopkins (1993) yang diterjemahkan oleh tim pelatih proyek

(24)

Sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan-tindakan

mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap

tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana

praktek-praktek pembelajaran itu dilakukan.

2. Menurut Kemiss and Mc Taggart (1986) dalam sa’ud (2006: 35) menyatakan

bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang

bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat social dan

bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaan tersebut

serta situasi dimana pekerjaan ini dilakukan.

Manfaat yang dapat diperoleh dari PTK ini adalah perbaikan praktis yang

meliputi penanggulangan berbagai permasalahan yang dialami siswa yang

diajarkan oleh guru sebagai pelaku PTK misalnya pada kesalahan-kesalahan

konsep dalam mata pelajaran baru (tim Proyek PGSM,1993: 3). Kaitanya dengan

pembelajaran dalam permainan bola basket, metode ini sangat tepat digunakan

karena dilaksanakan dalam lingkukangan pembelajaran secara langsung dengan

memprioritaskan peran propesinalisme guru dalam kaitanya dengan refleksi diri

terhadap kinerja dan aktivitas mengajar. Dalam hal ini guru memiliki wewenang

yang luas (otonon) dalam melaksanakan tindakan-tindakannya selam proses

(25)

D. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan

Dalam rencana dan prosedur penelitian dibagi pada setiap tahapan

digambarkan pada peran dan intensitas kegiatan, sehingga tampak jelas tingkat

dan kualitas kolaborasi dalam penelitian tersebur. Berdasarkan langkah-langkah

penelitian tindakan maka untuk memperoleh alur penelitian tindakan kelas yang

dikemukakan Wiriatmadja (2008: 64) maka setiap siklus tindakan, memuat

langkah-langkah membuat rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

refleksi. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk

memperoleh gambaran mengenai karakteristi kemampuan siswa dalam

pembelajaran permainan bola basket.

Prosedur penelitian dilakukan berbentuk siklus yang mengacu pada

MODEL Spiral Kemmis dan Mc Taggart (Kasbolah.1998:114) yang di mulai dari

suatu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, kemudian mengadakan

perencanaan kembali untuk siklus selanjutnya. Pelaksanaan sisklus dilakukan

secara berulang-ulang sampai peningkatan yang diharapkan tercapai. Merujuk

pada model siklus Kemmis dan Taggart, gambar prosedur atau alur penelitian ini

(26)

Gambar 3.1

(27)

Gambaran di atas terlihat jelas alur aktivitas dalam penelitian tindakan

yang di awali dengan tindakan (planning) yaitu rencana tindakan yang akan

dilaksanakan untuk meningkatkan, atau merubah pola latihan sebagai solusi:

penerapan latihan atau tindakan (action) yaitu sesuatu yang akan dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya perbaikan, perubahan, dan peningkatan yang diinginkan:

mengobservasi yaitu aktivitas mengamati proses dan hasil dari suatu tindakan

yang akan dilakukan dan melakukan refleksi (reflection) yaitu suatu kegiatan

mengkaji, dan melihat dan mempertimbangkan hasil dari suatu tindakan. Jika

hasil refleksi menunjukan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan, maka

rencana tindakan yang akan dilaksanakan berikutnya mengulangi suatu tindakan

sebelumnya. Demikian seterusnya sampai makalah yang diteliti dapat dipecahkan

secara optimal.

1. Rencana Tindakan

Dalam menentukan tindakan, penelitian berperan sebagai aktor (guru)

dibantu oleh observer (Guru penjas yang lain) untuk melakukan rencana tindakan.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peneliti dan observer dintaranya :

a. Perencanaan Tindakan (planning)

Pada tahapan ini peneliti dan observer menentukan suatu perencanaan

tindakan dengan langkah-langkah. Adapun langkah-langkah kegiatan yang

dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan I adalah sebagai berikut :

1) Membuat skenario pelatihan kelincahan dalam pembelajaran bola basket

(28)

2) Membuat alat evaluasi belajar, untuk melihat peningkatan hasil belajar atau

latihan siswa dalam pembelajaran bola basket khusus nya dalam kelincahan.

3) Membuat lembara obsevasi, maupun catatan lapangan untuk melihat kinerja

guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

a) Catatan digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang

muncul selama proses pembelajaran. Catatan-catatan ini harus tertib dan

sistematis karena menjadi sumber informasi dalam proses pengolahan

dan analisis data.

b) Dengan menggunakan alat elektronik (kamera fhoto atau videorecorder)

untuk merekam atau mendokumentasiakan fakta dan data-dat penting

yang diambil selama proses pembelajaran berlangsung, ini dapat

dijadikan bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses

tindakan pembelajaran di tahap berikutnya.

4) Menyiapkan sarana dan prasarana (fasilitas dan alat) untuk kegiatan

pembelajaran permainan bola basket tersebut.

b. Penerapan Tindakan

Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (Guru)

yang terjun langsung untuk malaksanakan pembelajaran bola basket melalui

penerapan variasi bentuk-bentuk tugas kelincahan melalui permainan tradisional

kucing jukut riut.

1) Melaksanakan latihan kelincahan dalam pembelajaran bola basket melalui

(29)

2) Memantau dan mengkoreksi kegiatan latihan dalam pembelajaran bola

basket melalui permainan tradisional.

3) Setelah pembelajaran berakhir, penelitian mencatat segala bentuk kegiatan,

kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung

ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

c. Alternatif Pemecahan

Berdasarkan hasil pengamatan dan catatan yang ada dijadikan bahan solusi

yang tepat untuk melakuakn tindakan-tindakan proses pembelajaran untuk

pertemuan dan pelaksanaan tindakan berikutnya.

d. Observasi

Observasi atau pengamatan dalam tindakan kelas ini bertujuan untuk

mendapatkan informasi atau keterangan mengenai proses pembelajaran atau

pelatihan. Pengamatan tersebut mengacu pada lembar pedoman obsevasi kinerja

guru dan aktivitas siswa yang telah disediakan. Bentuk-bentuk observasi yang

dapat dilakukan adalah :

1. Observasi peer (pengamatan sejawat)

Observasi peer adalah observasi terhadap pengajaran boleh lain (biasanya

sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang guru bertindak

sebagai pengamat untuk guru yang lain (Dikdasmen,1999: 37-38).

2. Observasi Terstruktur

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya

kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan berbagia pertanyaan kepada

(30)

1. Tahap Perencanaan

Adapun langkah- langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahapan perencanaan

adalah sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran.

2) Penentuan metode pembelajaran.

3) Membuat alat evaluasi belajar, untuk melihat peningkatan hasil belajar

siswa dalam latihan kelincahan atas permainan bola basket.

4) Membuat lembar observasi, maupun catatan lapangan untuk melihat

kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

5) Memberikan informasi kepada guru penjas untuk bertindak sebagai mitra

semua hal tentang tindakan.

2. Tahap pelaksanaan 1) Siklus 1

Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahapan

perencanaan tindakan siklus 1 adalah sebagai berikut:

a) Berkolaborasi dengan mitra mempersiapkan skenario pembelajaran.

b) Membuat skenario pembelajaran/ pelatihan dengan metode permainan

tradisional.

c) Membuat alat evaluasi belajar yang baru, untuk melihat peningkatan hasil

(31)

d) Membuat lembar observasi yang baru, maupun catatan lapangan untuk

melihat kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran/pelatihan.

2) Siklus II

Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahap

perencanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

a) Berkolaborasi dengan mitra mempersiapkan skenario pembelajaran dengan

menambah beberapa kegiatan atau pendukung hasil refleksi siklus 1.

b) Membuat skenario pembelajaran/pelatihan dengan metode permainan

tradisional.

c) Membuat alat evaluasi belajar yang baru, untuk melihat peningkatan hasil

belajar siswa dalam latihan kelincahan dalam permaianan bola basket.

d) Membuat lembar observasi yang baru, maupun catatan lapangan untk

melihat kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses

pembelajran/pelatihan.

3) Siklus III

Adapun langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam tahap

perencanaan tindakan siklus III adalah sebagai berikut:

a) Berkolaborasi dengan mitra mempersiapkan skenario pembelajaran dengan

(32)

b) Membuat skenario pembelajaran/pelatihan dengan metode permainan

tradisional.

c) Membuat alat evaluasi belajar yang baru, untuk melihat peningkatan hasil

belajar siswa dalam latihan kelincahan dalam permainan bola basket.

d) Membuat lembar observasi yang baru, maupun catatan lapangan untuk

melihat kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

3. Tahap Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi tugas kelincahan

gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dari masing-masing siklus

tersebut di atas.

4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai

pada siklus I, II, dan III. Sebagai akhir dari pelaksanaan tindakan kelas yang

kemudian memasuki tahap pengolahan dan analisis data.

E.Instrumen dan Sumber Data

1. Instrumen

Untuk memperoleh informasi yang objektif dalam pengupulan data

diperlukan adanya instrumen atau alat pengumpulan data yang tepat. Dengan

penggunaan alat pengumpulan data penelitian yang tepat, permasalahan yang

sebelumnya dirumuskan akan dapat dipecahkan dan terekam dengan baik. Adapun

(33)

a. Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan

penglihatan, penciuman, pendengaran dan perabaan dan jika perlu pengecapan.

Semua kegiatan yang dilakukan untuk mengamati, merekam dan

mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang ingin dicapai.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh

informasi mengenai kondisi pembelajaran yang sebelumnya dilakukan oleh guru

penjaskes pada saat pembelajaran. Selain itu, wawancara dilakukan pada saat

penelitian dilakukan.

b. Catatan lapangan

Catatan lapangan ini berisi rekaman perkembangan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran digunakan untuk menjaring data yang dilihat,

didengarkan dan di amati untuk menentukan hasil analisis.

c. Tes praktek kelincahan gerak

Tes ini digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dalam pembelajaran,

khususnya mengenai kelincahan gerak waktu bermain. Test yang dilakukan

sesudah kegiatan pembelajaran untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

2. Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil dari

observasi, wawancara, catatan lapangan, serta dari hasil tes prakek. Pengambilan

(34)

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian in adalah teknik pengolahan data

kuantitatif, dilakukan saat pelaksanaan refleksi dari setiap siklus perolehannya

berdasarkan setiap tindakan. Pengolahan data ini dilakukan setelah data terkumpul

yang diperoleh dari seluruh instrumen penelitian hasil observasi, wawancara,

catatan lapangan, test praktek dan data hasil dibaca, dipelajari, dan ditelaah.

Langkah selanjutnya pengolahan data yang dilakukan melalui tiga langkah, yaitu :

a. Reduksi data

Dalam tahap ini penelitian melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian

untuk menyerderhanakan, abstrak, transformasi data kasar yang diperoleh menjadi

informasi hasil tindakan.

b. Paparan data

Penelitian mengembangkan sebuah deskripsi informasi untuk menarik

kesimpulan dan pengambilan tindakan. Display data atau penyajian data yang

digunakan pada langkah ini adalah dalam bentuk paparan naratif dan

representative grafik.

c. Penyimpulan

Penelitia berusaha menarik kesimpulan dan melakuakn verifikasi dengan

mencari makna setiap gejala yang diperolehnya yang mungkin ada, alur kausalitas

dan fenomena, dan proposisi. Selanjutnya data tersebut disusun dan

dikategorosasikan, kemudian di sajiakan, dimaknai, disimpulakan dan terakhir

(35)

2. Data Penelitian

Data-data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan

analisis guna memecahkan masalah penelitian berasal dari :

a. Hasil wawancara antara peneliti, observer, dan siswa.

b. Aktivitas yang ditunjukan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama proses

pembelajaran dalam tindakan penelitian. Informasi ini diperoleh dari peneliti

sebagai guru melalui proses observasi dan observer melalui observasinya pada

setiap tindakan pembelajaran selama penelitian berlangsung

Berdasarkan itu pula maka data dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis

sumber data yang berasal dari :

a. Siswa: melalui perubahan sikap dan test kelincahan dalam permainan bola

basket.

b. Guru: catatan dan data penelitian dari setiap perubahan siklus pada setiap

observasi dan refleksi dari setiap kegiatan.

3. Analisis

Berdasarkan data yang terkumpul dilakukan analisis. Dari analisis data

tersebut kemudian peneliti melakukan refleksi terhadap rencana berikutnya.

Analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk

menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu

analisis datapun dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data di setiap

selesainya satu tahap tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolahan

(36)

a. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada

siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.

b. Membandingkan jumlah siswa yang sudah mampu melakukan gerak dalam test

kelincahan pada setiap siklus penelitian yang telah dilaksanakan.

c. Menganalisis perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan

catatan guru setelah tiga siklus pembelajaran dilaksanakan.

d. Menganalisis hasil test awal keterampilan dasar membawa bola dengan lincah

dan cepat dalam permainan bola basket.

G.Validasi Data dan Intreprestasi 2. Validasi data

Keabsahan data penelitian dapat dilihat dari kemampuan menilai data dari

aspek validasi data penelitian. Untuk menguji validasi penelitian dapat dilakukan

dengan teknik triangulasi, member chek, dan expert opinion. (Wiriaatmadja:

2005).

a. Triagulasi yaitu kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara kolaborasi.

b. Member chek dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keaslian data. Dalam

proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksana tindakan

dikonfirmasikan kepada guru atau siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap

akhir pembelajaran melalui diskusi.

c. Audit trial yaitu mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpulan data

(37)

d. Expert opinion yaitu pengecekan terakhir keaslian temuan peneliti kepada

pakar propesional, dalam hal ini peneliti mengkonfrimasikan temuan kepada

pembimbing atau dosen untuk memperoleh arahan dan masukan sehingga

validasi temuan penelitian dapat dipertanggung jawabkan.

3. Interprestasi

Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan di interprestasikan

berdasarkan kerangka teoritik, norma-noram praktis yang disepakati bersama, atau

berdasarkan intuisi penelitian sebagai guru berkenaan dengan proses pembelajaran

yang baik. Tahapan itu dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi

yang dapat memberikan makna terhadap proses interprestasi data. Kerangka

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai

meningkatkan kelincahan dalam permainan bola basket melalui pembelajaran

permainan tradisional kucing jukut riut pada siswa kelas V SDN Sukawening

Kecamatan Sumedang utara, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan permainan tradisional kucing jukut riut dalam kelincahan untuk bola basket dimulai dengan merencanakan

jumlah pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan. Para siswa dibagi ke dalam 1

kelompok dalam siklus 1, serta 2 kelompok dalam siklus 2 dan 3. Dalam

perencanaan di fokuskan lebih untuk pelaksanaan yang akan peneliti laksanakan

pada tahap selanjutnya. Dalam perencanaan kinerja guru nilai persentase yang di

dapatkan yang berangkat dari data awal adalah 65,2% dan berakhir di siklus III

yaitu 100%.

2. Pelaksanaan kinerja guru peningkatakan kelincahan dalam permainan bola

basket melalui pembelajaran permainan tradisional kucing jukut riut di mulai oleh

pelaksanaan kinerja guru yang maksimal dalam aktivitas siswa melalui apresepsi

yang relevan dengan kelincahan dalam permainan bola basket dengan informasi

yang jelas tentang petunjuk pelaksanaan yang telah direncanakan sebelumnya

melalui permainan tradisional, dengan serangkaian pelaksanaan kinerja guru

(39)

awal serta dalam siklus III medaptak hasil yaitu 100%. Intinya kelincahan dalam

permainan bola basket melalui permainan tradisional kucing jukut riut mampu

meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa

3. Penerapkan permainan tradisional kucing jukut riut untuk meningkatkan

kelincahan dalam permainan bola basket, tingkat kelincahan gerak siswa dalam

melakukan permainan bola basket mengalami peningkatan signifikan.

Peningkatan kelincahan gerka siswa ini terlihat dari persentase nilai ketuntasan

siswa dari mulai di ambilnya data awal yaitu 23% dan berakhir di sklus III yaitu

90%. Hal tersebut adalah bukti yang sangat bagus dalam pencapaian untuk hasil

ketuntasan siswa.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan yang diperoleh oleh penulis

selama penelitian berlangsung, penulis mengajukan beberapa saran-saran sebagai

berikut :

1. Bagi guru

Diharaphan para guru pendidikan jasmani (penjas) mencoba berbagai

macam model pembelajaran diantaranya dengan mengkemas pelatihan

peningkatan dengan memodifikasi ke dalam permainan contohnya adalah

dalam meningkatkan kelincahan dalam permainan bolabasket melalui

pembelajaran permainan tradisional kucing jukut riut., atau cara yang

(40)

2. Bagi siswa

Diharapkan peningkatan kelincahan dalam permainan bolabasket tersebut

melalui pembelajaran tradisional kucing jukut riut mampu belajar dengan

maksimal pada saat proses pembelajaran berlangsung, dan disamping itu

juga mampu menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam

pembelajaran tersebut. Khususnya semangat dalam mengikuti proses

pembelajaran, disiplin,dan bekerjasama dengan teman.

3. Bagi lembaga

Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadikan masukan sebagai

nilai tambah atau wawasan mengenai peningkatan kelincahan dalam

permainan bolabasket melalui permainan tradisional yang lebih menarik,

(41)

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Didi, (2008). Skripsi Upaya Meningkatkan Agilitas melalui Pembelajaran Permainan Tradisional Kucing Injak Di Sekolah Dasar Negeri Cinunuk I. Upi Sumedang

Gustian, Rana. (2010). Skripsi Meningkatkan Hasil Belajar Passing Dada Melalui Pendekatan Perlombaan Dengan Media Sasaran Pada Siswa Kelas V SDN Sukamaju. Upi Sumedang

Hardjasuganda, Djukanda. (1994). Pembelajaran Permainan Tradisional.

Kasbolah, Kasihan, (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.

Lapangan Bola Basket 2009 online http://google.com/lapangan bola basket (15 agustus 2009 13:07)

Lutan, Rusli (2002). Olahraga dan Etika Fair Play, Jakarta: Depdiknas

Muhadi,Aip Syarifuddin. (1992). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdigbud

Rostika. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipra.

Saputra. (2006). Pengantar Filsafat Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Depdiknas UPI Bandung.

Sa’ud, Udin S. (2006). Penelitian Tinadakan Kelas Untuk Meningkatkan

Kualitas Pembelajaran. Makalah dalam lokakarya di FPOK UPI Bandung

Sukintaka. (1992). Teori Permainan untuk D2 PGSD Penjas. Jakarta : Proyek Pengembangan Tenaga Pendidikan

S.S Sulardjo, Nurhasan. (1992). Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmani dan

Gambar

Tabel   1.1 Data Awal............................................................................................
Gambar   2.1 Lapangan Bola Basket.........................................................................
Grafik   4.1 Tingkat Perencanaan Data Awal .........................................................
Gambar  3.1 Model Spirral Kemmis dan Mc Taggart (Wiriatmadja 2008: 64)

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan permainan tradisional kucing bola dan pembelajaran konvensional small sided game dalam aktivitas pembelajaran sepak bola terhadap peningkatan keterampilan

Simpulan penelitian ini adalah (1) ada pengaruh permainan kasti tradisional terhadap peningkatan kelincahan anak usia 8-9 tahundi SDN Pabelan 03 Kartasura

Tahapan perencanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rancangan penelitian yang dikemukakan sebelumnya. Dalam penelitian ini direncanakan lebih dari satu

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahap pengumpulan, kodefikasi dan kategori data.Pada tahap ini data mentah yang diperoleh dari

Cara memainkan permainan bola raja dengan menggunakan bola dan tangan, dengan demikian perainan bola raja berlangsung untuk memperebutkan bola, sehingga setiap

Kemampuan Gerak Dasar Lari Sprint Melalui Permainan Kucing Pris Pada Siswa.. Kelas IV SD Negeri Cibenda Kecamatan Cimanggung Kabupaten

keterampilan dasar dribbling dalam permainan bola basket yang diperoleh.. berdasarkan tingkat kompleksitas, inteks siswa dan daya dukung

Data Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I Kemampuan Merencanakan Pembelajaran Menulis Pengumuman dengan Model Genre Based Writing dan Permainan Scramble ............... Data