DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Kegunaan Penelitian... 5
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 7
2.1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Anak Usia SMP ... 7
2.1.2 Pengetahuan Gizi ... 12
2.1.5 Makanan Jajanan ... 33
2.2 Kerangka Pemikiran ... 37
2.3 Hipotesis ... 39
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 41
3.2 Metode Penelitian... 41
3.3 Definisi Operasional Variabel ... 42
3.4 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 44
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 46
3.6 Teknik Analisis Data ... 47
3.6.1 Uji Reliabilitas dan Validitas Kuesioner ... 50
3.6.1.1 Uji Reliabilitas ... 50
3.6.1.2 Uji Validitas ... 52
3.6.2 Analisis Regresi Linear Sederhana………..55
3.6.3 Koefisien Determinasi ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 57
4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian ... 57
4.1.2 Deskripsi Objek Penelitian ... 62
4.1.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 120
5.2 Saran-saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 37
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Gizi Siswa ... 48
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Siswa ... 49
Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 56
Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Umur ... 57
Tabel 4.3 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Sarapan dengan Menu Lengkap ... 59
Tabel 4.4 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Makan ... 60
Tabel 4.5 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Kebersihan Tempat Jualan Jajanan ... 61
Tabel 4.6 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Kebersihan Makanan ... 61
Tabel 4.7 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Sudah Bau atau Busuk ... 62
Tabel 4.8 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Sudah Berlendir ... 63
Tabel 4.10 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Mengandung
Pewarna Buatan ... 65
Tabel 4.11 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Mengandung
Pemanis Buatan ... 67
Tabel 4.12 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Dikemas Rapi
... 67
Tabel 4.13 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Dibungkus
Kertas Koran atau Kertas Bekas ... 68
Tabel 4.14 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keamanan Makanan yang
Kemasan atau Bungkusnya Menarik ... 69
Tabel 4.15 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Kemasannya
Sudah Rusak ... 70
Tabel 4.16 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Jajanan yang Dibungkus
Dengan Pembungkus yang Bersih ... 71
Tabel 4.17 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Kebersihan Alat yang
Digunakan untuk Mengolah Jajanan ... 72
Tabel 4.18 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keharusan Membaca
Kandungan Gizi pada Makanan Kemasan ... 73
Tabel 4.19 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Mengandung
Banyak Zat Gizi ... 74
Tabel 4.21 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keharusan Melihat Tanggal
Kadaluarsa pada Makanan Kemasan ... 75
Tabel 4.22 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Sudah
Kadaluarsa ... 76
Tabel 4.23 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Banyak
Mengandung Pengawet ... 77
Tabel 4.24 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Banyak
Mengandung Zat Gizi ... 78
Tabel 4.25 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Kandungan
Gizinya Kurang ... 79
Tabel 4.26 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Tidak Tertutup
dan Dihinggapi Lalat ... 80
Tabel 4.27 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang dijual di sekitar
sekolah... 82
Tabel 4.28 Pengetahuan Gizi dari Responden ... 83
Tabel 4.29 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
dengan Makanan yang Bersih dan Tertutup ... 85
Tabel 4.30 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
dengan Jajanan di Tempat yang Bersih ... 86
Tabel 4.31 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Tabel 4.32 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Makanan yang Sudah Berjamur ... 88
Tabel 4.33 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Snack atau Makanan yang Mengandung Penyedap Rasa ... 88
Tabel 4.34 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Makanan yang Mengandung Pewarna Buatan ... 89
Tabel 4.35 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Makanan yang Mengandung Pemanis Buatan ... 90
Tabel 4.36 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Makanan Kemasan ... 91
Tabel 4.37 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Makanan yang Dibungkus Bagus dan Menarik ... 92
Tabel 4.38 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Makanan yang Bungkusnya Sudah Rusak ... 93
Tabel 4.39 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Makanan yang Dibungkus dengan Pembungkus
yang Bersih ... 93
Tabel 4.40 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Kebersihan Alat yang Digunakan untuk
Mengolah Jajanan ... 94
Tabel 4.42 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Makanan yang Kandungan Gizinya Lengkap ... 96
Tabel 4.43 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian
Terkait Makanan yang Mengandung Banyak Zat Gizi ... 97
Tabel 4.44 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Jajanan yang Digoreng ... 98
Tabel 4.45 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Keharusan Melihat Tanggal Kadaluarsa pada Bungkus Makanan ... 98
Tabel 4.46 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Makanan yang Sudah Kadaluarsa ... 99
Tabel 4.47 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Makanan yang Mengandung Banyak Pengawet ... 100
Tabel 4.48 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Makanan yang Manyak Mengandung Zat Gizi ... 101
Tabel 4.49 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Jajanan yang Tertutup ... 102
Tabel 4.50 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Jajanan yang Mahal ... 102
Tabel 4.51 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Jajanan yang Disajikan dengan Cepat ... 103
Tabel 4.52 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Tabel 4.53 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait
Jajanan yang Dijual di Sekitar Sekolah ... 105
Tabel 4.54 Keputusan Pembelian Makanan Jajanan dari Responden ... 106
Tabel 4.55 Keputusan Uji Normalitas Data ... 108
Tabel 4.56 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Keputusan Pembelian ... 109
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 34
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan makanan jajanan di Indonesia yang berbasis home industry
telah semakin maju, tak terkecuali yang dijajakan di sekolah-sekolah, hal ini dapat
dilihat dengan semakin beragamnya makanan jajanan yang ditawarkan di setiap
sekolah. Hampir di setiap sekolah, pasti dijumpai para pedagang makanan jajanan.
Hal ini mendorong timbulnya kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan pada
anak sekolah, terutama pada jeda jam istirahat sekolah. Namun kebiasaan
mengkonsumsi makanan jajanan sehat masih belum banyak dimiliki oleh anak
sekolah (Devi, 2012 : 31).
Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, anak sekolah yang
dimaksudkan di sini adalah anak usia 7-15 tahun, dimana saat ini mereka sedang
duduk dibangku SD dan SMP. Anak usia ini sedang menjalani pendidikan dasar
yang merupakan titik awal anak mengenal sekolah yang sesungguhnya dengan
kurikulum dan mata pelajaran yang serius.
Pengetahuan gizi memegang peranan yang penting dalam memberikan
cara menggunakan pangan yang baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang
cukup. Tingkat pengetahuan yang menentukan perilaku konsumsi pangan didapat
salah satunya melalui pendidikan gizi. Pendidikan gizi berusaha menambah
2
dipandang lebih baik diberikan sedini mungkin (Suharjo, 1989). Hal ini patut
mendapatkan perhatian mendalam sebagai suatu unsur dalam strategi gizi yang
menyeluruh. Tingkat pengetahuan seseorang banyak menentukan pemilihan
makan. Ketidaktahuan tentang makan dapat menyebabkan kekurangan gizi.
Pengetahuan gizi seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari
berbagai sumber misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, dan
kerabat dekat. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga
berperilaku sesuai kenyataan tersebut (Yuwono, 1999).
Jajanan yang dimakan oleh siswa biasanya tersedia di kantin sekolah.
Kantin sekolah merupakan salah satu tempat yang menyediakan berbagai
kebutuhan baik bagi siswa maupun staf pengajar seperti, makanan dan minuman.
Para pemilik kantin sekolah haruslah memiliki pengetahuan yang baik tentang
jajanan yang sehat, aman, dan bergizi sehingga jajanan yang disediakan memiliki
kandungan gizi baik bagi yang mengonsumsinya.
Menurut Data Badan POM tahun 2010 menunjukkan adanya jajanan
yang tidak memenuhi syarat dengan ditemukannya dari 2.984 sampel yang diuji,
45% diantaranya tidak memenuhi syarat karena mengandung BTP (Bahan
Tambahan Pangan) yang dilarang seperti boraks, formalin, rhodamin B, methanil
yellow atau BTP yang diperbolehkan seperti benzoat, sakarin, dan siklamat
namun penggunaannya melebihi batas, serta ada yang tidak memenuhi uji
cemaran mikroba karena mengandung Escherichia coli. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan rendahnya perlindungan pada anak sekolah, padahal mengonsumsi
3
Oleh karena itu, keberadaan makanan jajanan anak sekolah perlu
mendapat perhatian khusus. Hal ini sejalan dengan Gerakan Jajanan Sehat Anak
Sekolah yang dicanangkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal
31 Januari 2011. Fokus pengawasan diberikan pada jajanan anak sekolah karena
data KLB keracunan pangan Badan POM (Pengawas Obat-obatan dan Makanan)
menunjukkan setiap tahun selalu terjadi keracunan di sekolah dengan anak
Sekolah Dasar (SD) menjadi kelompok yang paling sering mengalami keracunan
(Mei, 2011).
Keputusan pembelian yang relatif tinggi dari anak sekolah terhadap
makanan jajanan tidak disertai dengan keamanan dari makanan jajanan tersebut.
Makanan jajanan anak sekolah yang diproduksi secara tradisional dalam bentuk
industri rumah tangga diragukan keamanannya. Meskipun jajanan yang
diproduksi industri makanan tersebut berteknologi tinggi, belum tentu terjamin
keamanannya.
Penelitian yang mengangkat topik pernah dilakukan oleh Yulianingsih
(2009) tentang hubungan pengetahuan gizi dengan sikap anak Sekolah Dasar
dalam memilih makanan jajanan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada
hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak dalam memilih makanan
jajanan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan tidak berarti
sikap yang diambil tepat. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang
dilakukan saat ini terletak pada masalah makanan jajanan. Adapun perbedaannya
4
Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti ingin meneliti pengaruh
pengetahuan gizi siswa SMP terhadap keputusan dalam pembelian makanan
jajanan di sekolah. Dalam hal ini peneliti sebagai mahasiswa jurusan Manajemen
Industri Katering yaitu prodi yang berkembang di dalam bidang pariwisata yang
menitikberatkan kepada kuliner mencoba untuk berperan dalam membangun
bisnis kuliner berupa kantin sekolah yang memperhatikan asas keamanan pangan
dalam makanan jajanan anak sekolah berdasarkan masalah di atas.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana kondisi pengetahuan gizi siswa SMP di wilayah Kecamatan
Banjaran?
2. Bagaimana kualitas makanan jajanan yang dijajakan di SMP di wilayah
Kecamatan Banjaran?
3. Bagaimana keputusan dalam pembelian makanan jajanan siswa SMP di
wilayah Kecamatan Banjaran?
4. Bagaimana pengaruh pengetahuan gizi siswa SMP terhadap keputusan
dalam pembelian makanan jajanan sekolah di wilayah Kecamatan
Banjaran, Kabupaten Bandung?
5. Bagaimana hasil penelitian ini kaitannya dengan rencana pendirian usaha
5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pengetahuan gizi siswa Sekolah Menengah
Pertama terhadap keputusan dalam pembelian makanan jajanan sekolah di
wilayah Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Meneliti pengetahuan gizi anak Sekolah Menengah Pertama di wilayah
Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
b. Meneliti keputusan pembelian makanan jajanan oleh siswa Sekolah
Menengah Pertama di wilayah Kecamatan Banjaran, Kabupaten
Bandung.
c. Meneliti pengaruh pengetahuan gizi terhadap keputusan pembelian
makanan jajanan siswa Sekolah Menengah Pertama di wilayah
Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
d. Analisis awal dalam rencana memulai usaha kantin sekolah dikaitkan
dengan hasil penelitian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi Sekolah
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru dalam
6
yang sehat bagi para anak didiknya dalam rangka mengantisipasi
munculnya masalah gizi khususnya kejadian infeksi atau angka
kesakitan pada anak sekolah, karena pada dasarnya, penindak lanjutan
masalah keamanan jajanan anak sekolah tidak lepas dari partisipasi
pihak sekolah.
b. Memberikan pengertian tentang gizi pada anak didiknya serta
memberikan deskripsi atau gambaran sikap dalam pemilihan makanan
yang baik dan faktor yang mempengaruhinya yang dimasukkan
melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah.
2. Bagi Pedagang UKM ( Usaha Kecil Menengah)
Sebagai masukan bagi para pedagang UKM untuk lebih
memperhatikan asas keamanan pangan sehingga makanan yang dijual
sehat, aman, dan memiliki kandungan gizi yang baik.
3. Bagi Siswa
Memberikan pengertian pada siswa tentang pengetahuan gizi dan
keputusan dalam pembelian makanan jajanan yang sehat dan bergizi agar
siswa dapat mengantisipasi dirinya sendiri untuk memilih makanan
jajanan yang aman dan sehat, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat
terpenuhi dan kesehatannya selalu terjaga.
4. Bagi Peneliti
Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, dan
7
keputusan pembelian makanan jajanan yang baik serta sebagai analisis
41
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek dan Subjek Penelitian
Variabel bebas dari penelitian ini yaitu pengetahuan gizi siswa, sedangkan
variabel terikatnya yaitu keputusan pembelian makanan jajanan sekolah.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama di wilayah Kecamatan
Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai
analisis data dengan subjek penelitian adalah siswa Sekolah Menengah Pertama
kelas VII dan VIII. Perihal menyangkut periode waktu data yang dikumpulkan
dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu melakukan pengumpulan data
secara bersamaan menyangkut variabel bebas dan variabel terikat yang dimulai
dari bulan Mei sampai Juni 2012.
3.2 Metode Penelitian
Metode merupakan cara atau teknik dengan prinsip tertentu dalam
melakukan suatu kegiatan. Pemilihan metode dalam suatu penelitian dimaksudkan
untuk mempermudah pelaksanaan penelitian serta penyusunan laporan dari
penelitian.
Penelitian ini akan menguraikan fakta-fakta dan informasi yang diperoleh
di lapangan, baik langsung maupun tidak langsung dan membuat gambaran secara
42
antara fenomena yang diteliti, menguji hipotesis, serta mendapatkan makna dan
implikasi dari suatu masalah yang dipecahkan. Karena penelitian ini bukan hanya
mendeskripsikan fakta-fakta tetapi juga melakukan uji hipotesis untuk melihat
hubungan antar variabel, maka penelitian ini menggunakan desain penelitian
penjelasan (Explanatory Research). Hal ini didukung pendapat Singarimbun dan
Effendi (1989):
Apabila penelitian menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa, maka penelitian tersebut tidak lagi dinamakan penelitian deskriptif melainkan penelitian pengujian hipotesa atau penelitian penjelasan (Explanatory Research).
3.3 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Definisi operasional dari variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat
43
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analisis Skala
1 Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi adalah kepandaian memilih makanan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih makanan jajanan yang sehat
(Notoatmodjo, 2003)
Pengetahuan gizi meliputi
pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.
Data yang
diperoleh dari siswa SMP Kelas VII dan VIII
Ordinal
2 Keputusan Pembelian
Keputusan
pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar
membeli. Pengambilan keputusan
merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan (Kotler, 2007)
Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual.
Keputusan pembelian diukur menggunakan kuesioner
sebanyak 25 pertanyaan, dengan kategori:
mendukung jika skor ≥ rata-rata
tidak mendukung jika skor < rata-rata.
44
3.4 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan himpunan individu atau objek yang jumlahnya
terbatas atau bisa juga tidak terbatas. Populasi dalam penelitian ini adalah
didasarkan atas yang penulis dapatkan dari hasil penelitian yang merupakan
data-data primer.
Populasi menurut Sumaatmaja (1998: 112), yaitu: “Keseluruhan gejala,
individu kasus dan masalah yang kita teliti yang ada di daerah penelitian”.
Arikunto (1993: 102), mengungkapkan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas VII dan
VIII SMP di wilayah Kecamatan Banjaran, Bandung. Berikut daftar SMP yang
ada di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung:
1. SMP Negeri 1 Banjaran
2. SMP Negeri 2 Banjaran
3. SMP Plus Al-Fallah Banjaran
4. SMP Bhakti Mulya Banjaran
5. SMP Budi Mulya Banjaran
6. SMP Dua Mei Banjaran
7. SMP Pasundan 1 Banjaran
8. SMP Pemuda Banjaran
9. SMP PGRI Banjaran
45
11. SMP UMI Kulsum Banjaran
12. SMP YAHAS Banjaran
13. SMP Yastrib Banjaran
14. SMP Yumik Banjaran
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bandung 2012
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP di
wilayah Kecamatan Banjaran Bandung dengan kriteria inklusi dan eksklusi
sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
1) Seluruh siswa kelas VII dan kelas VIII yang berusia 12 - 15 tahun.
2) Bersedia menjadi responden.
3) Sehat jasmani dan rohani.
4) Siswa dapat berkomunikasi dengan baik.
b. Kriteria eksklusi
1) Sampel tidak digunakan dalam penelitian jika sedang sakit.
Mengenai pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto (1989: 107)
mengemukakan bahwa:
46
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Cluster
Sampling SRS WOR (Simple Random Sampling Without Replacement), yaitu
sekolah sebagai unit sampling mempunyai kesempatan atau peluang yang sama
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan demikian sampel yang terpilih
sebanyak 20 % x 14 = 2,8 ≈ 3 sekolah dan yang terpilih sebagai sampelnya
adalah:
1. SMP Negeri 1 Banjaran
2. SMP Pemuda Banjaran
3. SMP UMI Kulsum Banjaran
Pengumpulan data dilakukan dari 50 sampel dari SMP Negeri 1 Banjaran,
50 sampel dari SMP Pemuda Banjaran, dan 50 sampel SMP Umi Kulsum
Banjaran, sehingga total sampel 150 sampel.
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, dibutuhkan data
yang mendukung penelitian ini. Adapun teknik dan alat pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan
Penelitian ini dilakukan dengan maksud mengumpulkan data dari siswa
SMP yang diteliti, data tersebut digunakan untuk menjawab masalah pada
penelitian ini. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti
47
a. Wawancara melalui kuesioner tentang pengetahuan gizi dan
keputusan pembelian makanan jajanan siswa Sekolah Menengah
Pertama di sekolah.
b. Pengamatan langsung terhadap siswa Sekolah Menengah Pertama
dalam memilih makanan jajanan.
c. Pengamatan langsung terhadap pedagang makanan jajanan yang
berada di SMP yang diteliti.
2. Informasi Kepustakaan
Pada tahap ini penulis berusaha untuk memperoleh berbagai informasi,
dan pengetahuan yang dapat dijadikan pegangan dalam penelitian, yaitu
dengan mempelajari berbagai literatur yang mempunyai keterkaitan
dengan masalah penelitian ini.
3.6 Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, sebelum dapat dilakukan analisis dan pengujian
terhadap hipotesis yang telah dibuat untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut
dapat diterima atau tidak maka harus dilakukan pengolahan data terlebih dahulu.
Pengolahan data tersebut terdiri dari:
1. Editing
Memeriksa data dengan cara melihat kembali hasil pengumpulan data, baik
isi maupun wujud alat pengumpul data yakni:
1) Mengecek jumlah lembar pertanyaan.
48
3) Mengecek macam isian data.
2. Coding
Merupakan upaya mengklasifikasi data dengan pemberian kode pada data
menurut jenisnya, yaitu memberikan kode pada variabel pengetahuan gizi
siswa dengan keputusan pembelian siswa terhadap makanan jajanan.
Kemudian tiap variabel dikategorikan sesuai jumlah skor / nilai untuk
masing-masing variabel, sebagai berikut :
1) Pengetahuan gizi siswa dikategorikan (Alimul, 2007)
Tinggi: ≥ 80 % Sedang: 60 – 80 %
Rendah: ≤ 60 %
2) Keputusan pembelian siswa terhadap makanan jajanan dikategorikan
berdasarkan rata-rata
mendukung jika skor ≥ rata-rata
tidak mendukung jika skor < rata-rata.
Skor untuk masing-masing pertanyaan tiap variabel bebeda-beda sesuai
dengan jenis pertanyaan :
1) Pengetahuan gizi siswa tentang makanan jajanan:
a) Pernyataan yang bersifat positif jawaban setuju (S) nilai 1 dan
jawaban tidak setuju (TS) nilai 0
b) Pernyataan yang bersifat negatif jawaban setuju (S) nilai 0 dan
49
2) Keputusan pembelian siswa terhadap makanan jajanan:
a) Pertanyaaan yang bersifat positif jawaban Ya (Y) nilai 1, dan
jawaban Tidak (T) nilai 0
b) Pertanyaaan yang bersifat negatif jawaban Ya (Y) nilai 0 dan Tidak
(T) nilai 1.
3. Entry Data
Proses pemasukan data dalam suatu program komputer.
4. Tabulating
Menyusun data dengan mengorganisir data sedemikian rupa sehingga
mudah untuk dijumlah, disusun, disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.
Dalam melakukan pengujian hipotesis tersebut, peneliti melakukan
pengukuran terhadap variabel yang ada. Pengukuran terhadap
variabel-variabel tersebut dilaksanakan dengan membandingkan antara indikator-indikator
yang sebenarnya terjadi di sekolah. Dengan data yang diperoleh, peneliti
melakukan analisis untuk membuktikan hubungan pengetahuan gizi siswa dengan
keputusan dalam pembelian makanan jajanan di sekolah. Selain itu, juga
dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dari
variabel yang diteliti meliputi pengetahuan gizi, dan keputusan pembelian siswa
50
3.6.1 Uji Reliabilitas dan Validitas Kuesioner
3.6.1.1 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. SPSS (Statistical Product and Service Solution)
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach
Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai α > 0,60
(Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005: 42).
�= �
1 + � −1
dimana :
α = koefisien reliabilitas
= koefisien korelasi spearman
k = jumlah item
= 1−6 �� 2 � �=1
�3− �
Dimana: di menunjukkan perbedaan setiap pasang rank
n menunjukkan jumlah pasang rank
Koefisien Korelasi Rank Spearman dipilih karena kedua variabel dalam penelitian
ini diukur dalam skala ordinal sehingga obyek-obyek atau individu-individu yang
dipelajari dapat di-ranking dalam dua rangkaian berurut.
Berikut adalah hasil output SPSS untuk pengujian reliabilitas instrument
51
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.678 25
Berdasar Reliability Statistics di atas, nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,678 yang berarti bahwa konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi
pengetahuan gizi siswa adalah reliable. Jadi responden menunjukkan kestabilan
dan memiliki konsistensi yang tinggi dalam menjawab konstruk-konstruk
pertanyaan yang merupakan dimensi variabel pengetahuan gizi yang disusun
dalam suatu bentuk kuesioner.
Sedangkan untuk instrument keputusan pembelian siswa berikut adalah
hasil output SPSS untuk pengujian reliabilitasnya.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.603 25
Berdasar Reliability Statistics di atas, nilai Cronbach’s Alpha sebesar
0,603 yang berarti bahwa konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel
keputusan pembelian adalah reliable. Jadi responden menunjukkan kestabilan dan
memiliki konsistensi yang tinggi dalam menjawab konstruk-konstruk pertanyaan
yang merupakan dimensi variabel keputusan pembelian yang disusun dalam suatu
52
3.6.1.2 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Nilai validitas
masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan dapat dilihat pada nilai
Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir petanyaan atau pernyataan
(Nugroho, 2005). Item adalah valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation
lebih besar dibanding 0,3 seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono dan Wibowo
(2004), Suyuthi (2005) dan Sugiyono (2004) yang menyatakan bila korelasi tiap
faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct
yang kuat.
Nilai validitas masing-masing butir pernyataan pada kuesioner terkait
pengetahuan gizi siswa dapat dilihat pada nilai Corrected Item-Total Correlation
masing-masing butir petanyaan atau pernyataan (Nugroho, 2005). Berdasar
jendela Item-Total Statistics nilai Corrected Item-Total Correlation untuk
53
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Pengetahuan Gizi Siswa
Nama Item
Corrected Item-Total
Correlation Keterangan
Soal 1 0,405 Valid
Soal 2 0,333 Valid
Soal 3 0,506 Valid
Soal 4 0,561 Valid
Soal 5 0,492 Valid
Soal 6 0,425 Valid
Soal 7 0,401 Valid
Soal 8 0,633 Valid
Soal 9 0,594 Valid
Soal 10 0,618 Valid
Soal 11 0,636 Valid
Soal 12 0,311 Valid
Soal 13 0,332 Valid
Soal 14 0,620 Valid
Soal 15 0,471 Valid
Soal 16 0,587 Valid
Soal 17 0,697 Valid
Soal 18 0,416 Valid
Soal 19 0,339 Valid
Soal 20 0,649 Valid
Soal 21 0,555 Valid
Soal 22 0,614 Valid
Soal 23 0,459 Valid
Soal 24 0,486 Valid
Soal 25 0,528 Valid
Sumber: Output SPSS dari data primer terolah
Berdasarkan Tabel 3.2, seluruh item adalah valid karena nilai Corrected
Item-Total Correlation lebih besar dibanding 0,3.
Sedangkan untuk instrument keputusan pembelian siswa berikut adalah
54
Statistics nilai Corrected Item-Total Correlation untuk masing-masing butir
[image:31.595.129.468.217.656.2]adalah:
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Siswa
Nama Item
Corrected Item-Total
Correlation Keterangan
Soal 1 0,324 Valid
Soal 2 0,469 Valid
Soal 3 0,390 Valid
Soal 4 0,590 Valid
Soal 5 0,366 Valid
Soal 6 0,443 Valid
Soal 7 0,347 Valid
Soal 8 0,417 Valid
Soal 9 0,643 Valid
Soal 10 0,649 Valid
Soal 11 0,676 Valid
Soal 12 0,344 Valid
Soal 13 0,561 Valid
Soal 14 0,680 Valid
Soal 15 0,696 Valid
Soal 16 0,334 Valid
Soal 17 0,314 Valid
Soal 18 0,449 Valid
Soal 19 0,336 Valid
Soal 20 0,385 Valid
Soal 21 0,452 Valid
Soal 22 0,612 Valid
Soal 23 0,373 Valid
Soal 24 0,337 Valid
Soal 25 0,499 Valid
Sumber: Output SPSS dari data primer terolah
Berdasarkan Tabel 3.3, seluruh item adalah valid karena nilai Corrected
55
menyatakan bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor
tersebut merupakan construct yang kuat.
3.6.2 Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui bentuk
hubungan variabel X dengan variabel Y, dimana rumus persamaanya menurut
Sugiyono (2004; 244) adalah:
Y = a + bX
Keterangan:
Y = Subjek dalam variabel dependen diprediksikan
a = harga Y bila X = 0
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b(-) maka
terjadi penurunan.
X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Untuk analisa lebih lanjut, terlebih dahulu dicari nilai a dan b dengan
menggunakan rumus:
=
2
−
� 2− 2
=� −
56
3.6.3 Koefisien Determinasi
Koefisisen determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Koefisien determinasi diperoleh dari
koefisien korelasi spearman dikuadratkan (r2).
KD = rs2 x 100%
Sebelum nilai rs2 digunakan untuk membuat simpulan, terlebih dahulu
harus diuji apakah nilai rs yang kita peroleh benar-benar menunjukan asosiasi
dalam populasi yang merupakan asal-usul sampelnya yaitu dengan menguji
signifikansi rs.
Penetapan tingkat signifikansi
Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi
sebesar 5 % (α = 0,05), karena ukuran ini banyak digunakan untuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan gizi siswa akan makanan jajanan, hampir semuanya
mempunyai pengetahuan tinggi.
2. Sebagian besar siswa mempunyai keputusan pembelian yang mendukung
akan makanan jajanan karena mereka sudah bisa memilih mana makanan
jajanan yang sehat dan mana yang tidak.
3. Terdapat pengaruh dari pengetahuan gizi siswa mengenai pemilihan
makanan jajanan terhadap keputusan pembelian siswa akan makanan
jajanan.
4. Besarnya sumbangan atau peranan variabel pengetahuan gizi terhadap
keputusan pembelian siswa akan makanan jajanan ialah sebesar 9.9225%.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan
beberapa saran guna perbaikan dan pemanfaatan penelitian tentang hubungan
pengetahuan gizi siswa dengan keputusan pembeliannya akan makanan jajanan,
1. Bagi pihak sekolah :
a. Sebaiknya memberikan pengetahuan tentang pembelian jajanan sehat
kepada siswa. Pengetahuan tersebut dapat disisipkan dalam beberapa
mata pelajaran.
b. Kantin sekolah diharapkan dapat menyediakan makanan jajanan
yang sehat dan dipantau secara berkala.
c. Memberlakukan peraturan kepada penjual makanan keliling yang
mangkal di lingkungan sekolah sesuai syarat-syarat makanan sehat.
d. Menyelenggarakan katering khusus untuk snack atau makanan
jajanan untuk siswa.
2. Bagi orang tua agar dapat berperan aktif mendidik anak dalam memilih
jajanan yang sehat.
3. Bagi siswa, diharapkan dapat mempunyai tambahan pengetahuan tentang
makanan jajanan yang bergizi sehingga dapat membentuk keputusan yang
lebih baik dalam hal pemilihan makanan jajanan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan membaca buku-buku mengenai makanan jajanan yang
sehat.
4. Bagi pemerintah, khususnya BPOM agar bisa lebih meningkatkan lagi
fokus pengawasan terhadap makanan jajanan anak sekolah.
5. Bagi peneliti berikutnya, perlu mengadakan penelitian yang berkaitan
dengan beberapa faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Almatsier, Sunita, dkk. (2011). Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Barasi, Mary E. (2007). At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga.
Devi, Nirmala. (2012). Gizi Anak Sekolah. Jakarta: Buku Kompas.
Irianto, Kus dan Waluyo, Kusno. (2010). Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: CV. Yrama Widya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. (2011). Hati-hati Jangan Jajan Sembarangan. [Online]. Tersedia: http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/837. [25 Februari 2012]
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/MENKES/SK/VII/2003. (2003). Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Kurniasih dkk. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta. Kompas Gramedia.
Kotler, Philip dan Keller, K. L. (2007). Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta: Indeks.
Moehji, S. (2003). Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papar Sinar.
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Siegel, Sidney. (1992). Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Soekitman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Solihin, P. (2005). Ilmu Gizi Pada Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suhardjo. (2003). Berbagai Cara pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sunaryo, (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sumartini dan Ningsih, Caria. (2010). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi. Bandung: Program Studi Manajemen Industri Katering FPIPS UPI.
Yulianingsih, P. (2009). Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Sikap Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Diploma III Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta; tidak diterbitkan.