• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN GIZI SISWA SMP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAKANAN JAJANAN SEKOLAH DI WILAYAH KECAMATAN BANJARAN KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PENGETAHUAN GIZI SISWA SMP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAKANAN JAJANAN SEKOLAH DI WILAYAH KECAMATAN BANJARAN KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 5

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori ... 7

2.1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Anak Usia SMP ... 7

2.1.2 Pengetahuan Gizi ... 12

(2)

2.1.5 Makanan Jajanan ... 33

2.2 Kerangka Pemikiran ... 37

2.3 Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... 41

3.2 Metode Penelitian... 41

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 42

3.4 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 44

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 46

3.6 Teknik Analisis Data ... 47

3.6.1 Uji Reliabilitas dan Validitas Kuesioner ... 50

3.6.1.1 Uji Reliabilitas ... 50

3.6.1.2 Uji Validitas ... 52

3.6.2 Analisis Regresi Linear Sederhana………..55

3.6.3 Koefisien Determinasi ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 57

4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian ... 57

4.1.2 Deskripsi Objek Penelitian ... 62

4.1.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 111

(3)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 120

5.2 Saran-saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ... 37

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Gizi Siswa ... 48

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Siswa ... 49

Tabel 4.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 56

Tabel 4.2 Distribusi Responden Menurut Umur ... 57

Tabel 4.3 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Sarapan dengan Menu Lengkap ... 59

Tabel 4.4 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Kebiasaan Mencuci Tangan Sebelum Makan ... 60

Tabel 4.5 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Kebersihan Tempat Jualan Jajanan ... 61

Tabel 4.6 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Kebersihan Makanan ... 61

Tabel 4.7 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Sudah Bau atau Busuk ... 62

Tabel 4.8 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Sudah Berlendir ... 63

(5)

Tabel 4.10 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Mengandung

Pewarna Buatan ... 65

Tabel 4.11 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Mengandung

Pemanis Buatan ... 67

Tabel 4.12 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Dikemas Rapi

... 67

Tabel 4.13 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Dibungkus

Kertas Koran atau Kertas Bekas ... 68

Tabel 4.14 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keamanan Makanan yang

Kemasan atau Bungkusnya Menarik ... 69

Tabel 4.15 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Kemasannya

Sudah Rusak ... 70

Tabel 4.16 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Jajanan yang Dibungkus

Dengan Pembungkus yang Bersih ... 71

Tabel 4.17 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Kebersihan Alat yang

Digunakan untuk Mengolah Jajanan ... 72

Tabel 4.18 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keharusan Membaca

Kandungan Gizi pada Makanan Kemasan ... 73

Tabel 4.19 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Mengandung

Banyak Zat Gizi ... 74

(6)

Tabel 4.21 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keharusan Melihat Tanggal

Kadaluarsa pada Makanan Kemasan ... 75

Tabel 4.22 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Sudah

Kadaluarsa ... 76

Tabel 4.23 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Banyak

Mengandung Pengawet ... 77

Tabel 4.24 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Banyak

Mengandung Zat Gizi ... 78

Tabel 4.25 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Kandungan

Gizinya Kurang ... 79

Tabel 4.26 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang Tidak Tertutup

dan Dihinggapi Lalat ... 80

Tabel 4.27 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Makanan yang dijual di sekitar

sekolah... 82

Tabel 4.28 Pengetahuan Gizi dari Responden ... 83

Tabel 4.29 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

dengan Makanan yang Bersih dan Tertutup ... 85

Tabel 4.30 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

dengan Jajanan di Tempat yang Bersih ... 86

Tabel 4.31 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

(7)

Tabel 4.32 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Makanan yang Sudah Berjamur ... 88

Tabel 4.33 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Snack atau Makanan yang Mengandung Penyedap Rasa ... 88

Tabel 4.34 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Makanan yang Mengandung Pewarna Buatan ... 89

Tabel 4.35 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Makanan yang Mengandung Pemanis Buatan ... 90

Tabel 4.36 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Makanan Kemasan ... 91

Tabel 4.37 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Makanan yang Dibungkus Bagus dan Menarik ... 92

Tabel 4.38 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Makanan yang Bungkusnya Sudah Rusak ... 93

Tabel 4.39 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Makanan yang Dibungkus dengan Pembungkus

yang Bersih ... 93

Tabel 4.40 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Kebersihan Alat yang Digunakan untuk

Mengolah Jajanan ... 94

(8)

Tabel 4.42 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Makanan yang Kandungan Gizinya Lengkap ... 96

Tabel 4.43 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian

Terkait Makanan yang Mengandung Banyak Zat Gizi ... 97

Tabel 4.44 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Jajanan yang Digoreng ... 98

Tabel 4.45 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Keharusan Melihat Tanggal Kadaluarsa pada Bungkus Makanan ... 98

Tabel 4.46 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Makanan yang Sudah Kadaluarsa ... 99

Tabel 4.47 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Makanan yang Mengandung Banyak Pengawet ... 100

Tabel 4.48 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Makanan yang Manyak Mengandung Zat Gizi ... 101

Tabel 4.49 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Jajanan yang Tertutup ... 102

Tabel 4.50 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Jajanan yang Mahal ... 102

Tabel 4.51 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Jajanan yang Disajikan dengan Cepat ... 103

Tabel 4.52 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

(9)

Tabel 4.53 Sebaran Jawaban Responden Mengenai Keputusan Pembelian Terkait

Jajanan yang Dijual di Sekitar Sekolah ... 105

Tabel 4.54 Keputusan Pembelian Makanan Jajanan dari Responden ... 106

Tabel 4.55 Keputusan Uji Normalitas Data ... 108

Tabel 4.56 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Keputusan Pembelian ... 109

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pemikiran ... 34

(11)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan makanan jajanan di Indonesia yang berbasis home industry

telah semakin maju, tak terkecuali yang dijajakan di sekolah-sekolah, hal ini dapat

dilihat dengan semakin beragamnya makanan jajanan yang ditawarkan di setiap

sekolah. Hampir di setiap sekolah, pasti dijumpai para pedagang makanan jajanan.

Hal ini mendorong timbulnya kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan pada

anak sekolah, terutama pada jeda jam istirahat sekolah. Namun kebiasaan

mengkonsumsi makanan jajanan sehat masih belum banyak dimiliki oleh anak

sekolah (Devi, 2012 : 31).

Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, anak sekolah yang

dimaksudkan di sini adalah anak usia 7-15 tahun, dimana saat ini mereka sedang

duduk dibangku SD dan SMP. Anak usia ini sedang menjalani pendidikan dasar

yang merupakan titik awal anak mengenal sekolah yang sesungguhnya dengan

kurikulum dan mata pelajaran yang serius.

Pengetahuan gizi memegang peranan yang penting dalam memberikan

cara menggunakan pangan yang baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang

cukup. Tingkat pengetahuan yang menentukan perilaku konsumsi pangan didapat

salah satunya melalui pendidikan gizi. Pendidikan gizi berusaha menambah

(12)

2

dipandang lebih baik diberikan sedini mungkin (Suharjo, 1989). Hal ini patut

mendapatkan perhatian mendalam sebagai suatu unsur dalam strategi gizi yang

menyeluruh. Tingkat pengetahuan seseorang banyak menentukan pemilihan

makan. Ketidaktahuan tentang makan dapat menyebabkan kekurangan gizi.

Pengetahuan gizi seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari

berbagai sumber misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, dan

kerabat dekat. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga

berperilaku sesuai kenyataan tersebut (Yuwono, 1999).

Jajanan yang dimakan oleh siswa biasanya tersedia di kantin sekolah.

Kantin sekolah merupakan salah satu tempat yang menyediakan berbagai

kebutuhan baik bagi siswa maupun staf pengajar seperti, makanan dan minuman.

Para pemilik kantin sekolah haruslah memiliki pengetahuan yang baik tentang

jajanan yang sehat, aman, dan bergizi sehingga jajanan yang disediakan memiliki

kandungan gizi baik bagi yang mengonsumsinya.

Menurut Data Badan POM tahun 2010 menunjukkan adanya jajanan

yang tidak memenuhi syarat dengan ditemukannya dari 2.984 sampel yang diuji,

45% diantaranya tidak memenuhi syarat karena mengandung BTP (Bahan

Tambahan Pangan) yang dilarang seperti boraks, formalin, rhodamin B, methanil

yellow atau BTP yang diperbolehkan seperti benzoat, sakarin, dan siklamat

namun penggunaannya melebihi batas, serta ada yang tidak memenuhi uji

cemaran mikroba karena mengandung Escherichia coli. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan rendahnya perlindungan pada anak sekolah, padahal mengonsumsi

(13)

3

Oleh karena itu, keberadaan makanan jajanan anak sekolah perlu

mendapat perhatian khusus. Hal ini sejalan dengan Gerakan Jajanan Sehat Anak

Sekolah yang dicanangkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal

31 Januari 2011. Fokus pengawasan diberikan pada jajanan anak sekolah karena

data KLB keracunan pangan Badan POM (Pengawas Obat-obatan dan Makanan)

menunjukkan setiap tahun selalu terjadi keracunan di sekolah dengan anak

Sekolah Dasar (SD) menjadi kelompok yang paling sering mengalami keracunan

(Mei, 2011).

Keputusan pembelian yang relatif tinggi dari anak sekolah terhadap

makanan jajanan tidak disertai dengan keamanan dari makanan jajanan tersebut.

Makanan jajanan anak sekolah yang diproduksi secara tradisional dalam bentuk

industri rumah tangga diragukan keamanannya. Meskipun jajanan yang

diproduksi industri makanan tersebut berteknologi tinggi, belum tentu terjamin

keamanannya.

Penelitian yang mengangkat topik pernah dilakukan oleh Yulianingsih

(2009) tentang hubungan pengetahuan gizi dengan sikap anak Sekolah Dasar

dalam memilih makanan jajanan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada

hubungan antara pengetahuan gizi dan sikap anak dalam memilih makanan

jajanan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan tidak berarti

sikap yang diambil tepat. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang

dilakukan saat ini terletak pada masalah makanan jajanan. Adapun perbedaannya

(14)

4

Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti ingin meneliti pengaruh

pengetahuan gizi siswa SMP terhadap keputusan dalam pembelian makanan

jajanan di sekolah. Dalam hal ini peneliti sebagai mahasiswa jurusan Manajemen

Industri Katering yaitu prodi yang berkembang di dalam bidang pariwisata yang

menitikberatkan kepada kuliner mencoba untuk berperan dalam membangun

bisnis kuliner berupa kantin sekolah yang memperhatikan asas keamanan pangan

dalam makanan jajanan anak sekolah berdasarkan masalah di atas.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana kondisi pengetahuan gizi siswa SMP di wilayah Kecamatan

Banjaran?

2. Bagaimana kualitas makanan jajanan yang dijajakan di SMP di wilayah

Kecamatan Banjaran?

3. Bagaimana keputusan dalam pembelian makanan jajanan siswa SMP di

wilayah Kecamatan Banjaran?

4. Bagaimana pengaruh pengetahuan gizi siswa SMP terhadap keputusan

dalam pembelian makanan jajanan sekolah di wilayah Kecamatan

Banjaran, Kabupaten Bandung?

5. Bagaimana hasil penelitian ini kaitannya dengan rencana pendirian usaha

(15)

5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pengetahuan gizi siswa Sekolah Menengah

Pertama terhadap keputusan dalam pembelian makanan jajanan sekolah di

wilayah Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Meneliti pengetahuan gizi anak Sekolah Menengah Pertama di wilayah

Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

b. Meneliti keputusan pembelian makanan jajanan oleh siswa Sekolah

Menengah Pertama di wilayah Kecamatan Banjaran, Kabupaten

Bandung.

c. Meneliti pengaruh pengetahuan gizi terhadap keputusan pembelian

makanan jajanan siswa Sekolah Menengah Pertama di wilayah

Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.

d. Analisis awal dalam rencana memulai usaha kantin sekolah dikaitkan

dengan hasil penelitian.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi Sekolah

a. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi para guru dalam

(16)

6

yang sehat bagi para anak didiknya dalam rangka mengantisipasi

munculnya masalah gizi khususnya kejadian infeksi atau angka

kesakitan pada anak sekolah, karena pada dasarnya, penindak lanjutan

masalah keamanan jajanan anak sekolah tidak lepas dari partisipasi

pihak sekolah.

b. Memberikan pengertian tentang gizi pada anak didiknya serta

memberikan deskripsi atau gambaran sikap dalam pemilihan makanan

yang baik dan faktor yang mempengaruhinya yang dimasukkan

melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah.

2. Bagi Pedagang UKM ( Usaha Kecil Menengah)

Sebagai masukan bagi para pedagang UKM untuk lebih

memperhatikan asas keamanan pangan sehingga makanan yang dijual

sehat, aman, dan memiliki kandungan gizi yang baik.

3. Bagi Siswa

Memberikan pengertian pada siswa tentang pengetahuan gizi dan

keputusan dalam pembelian makanan jajanan yang sehat dan bergizi agar

siswa dapat mengantisipasi dirinya sendiri untuk memilih makanan

jajanan yang aman dan sehat, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat

terpenuhi dan kesehatannya selalu terjaga.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, dan

(17)

7

keputusan pembelian makanan jajanan yang baik serta sebagai analisis

(18)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Variabel bebas dari penelitian ini yaitu pengetahuan gizi siswa, sedangkan

variabel terikatnya yaitu keputusan pembelian makanan jajanan sekolah.

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama di wilayah Kecamatan

Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai

analisis data dengan subjek penelitian adalah siswa Sekolah Menengah Pertama

kelas VII dan VIII. Perihal menyangkut periode waktu data yang dikumpulkan

dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu melakukan pengumpulan data

secara bersamaan menyangkut variabel bebas dan variabel terikat yang dimulai

dari bulan Mei sampai Juni 2012.

3.2 Metode Penelitian

Metode merupakan cara atau teknik dengan prinsip tertentu dalam

melakukan suatu kegiatan. Pemilihan metode dalam suatu penelitian dimaksudkan

untuk mempermudah pelaksanaan penelitian serta penyusunan laporan dari

penelitian.

Penelitian ini akan menguraikan fakta-fakta dan informasi yang diperoleh

di lapangan, baik langsung maupun tidak langsung dan membuat gambaran secara

(19)

42

antara fenomena yang diteliti, menguji hipotesis, serta mendapatkan makna dan

implikasi dari suatu masalah yang dipecahkan. Karena penelitian ini bukan hanya

mendeskripsikan fakta-fakta tetapi juga melakukan uji hipotesis untuk melihat

hubungan antar variabel, maka penelitian ini menggunakan desain penelitian

penjelasan (Explanatory Research). Hal ini didukung pendapat Singarimbun dan

Effendi (1989):

Apabila penelitian menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa, maka penelitian tersebut tidak lagi dinamakan penelitian deskriptif melainkan penelitian pengujian hipotesa atau penelitian penjelasan (Explanatory Research).

3.3 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena. Definisi operasional dari variabel-variabel yang diteliti dapat dilihat

(20)

43

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

No Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analisis Skala

1 Pengetahuan Gizi

Pengetahuan gizi adalah kepandaian memilih makanan sumber zat-zat gizi dan kepandaian dalam memilih makanan jajanan yang sehat

(Notoatmodjo, 2003)

Pengetahuan gizi meliputi

pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.

Data yang

diperoleh dari siswa SMP Kelas VII dan VIII

Ordinal

2 Keputusan Pembelian

Keputusan

pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar

membeli. Pengambilan keputusan

merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan (Kotler, 2007)

Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam

pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual.

Keputusan pembelian diukur menggunakan kuesioner

sebanyak 25 pertanyaan, dengan kategori:

 mendukung jika skor ≥ rata-rata

 tidak mendukung jika skor < rata-rata.

(21)

44

3.4 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan himpunan individu atau objek yang jumlahnya

terbatas atau bisa juga tidak terbatas. Populasi dalam penelitian ini adalah

didasarkan atas yang penulis dapatkan dari hasil penelitian yang merupakan

data-data primer.

Populasi menurut Sumaatmaja (1998: 112), yaitu: “Keseluruhan gejala,

individu kasus dan masalah yang kita teliti yang ada di daerah penelitian”.

Arikunto (1993: 102), mengungkapkan bahwa populasi adalah

keseluruhan objek penelitian.

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi kelas VII dan

VIII SMP di wilayah Kecamatan Banjaran, Bandung. Berikut daftar SMP yang

ada di Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung:

1. SMP Negeri 1 Banjaran

2. SMP Negeri 2 Banjaran

3. SMP Plus Al-Fallah Banjaran

4. SMP Bhakti Mulya Banjaran

5. SMP Budi Mulya Banjaran

6. SMP Dua Mei Banjaran

7. SMP Pasundan 1 Banjaran

8. SMP Pemuda Banjaran

9. SMP PGRI Banjaran

(22)

45

11. SMP UMI Kulsum Banjaran

12. SMP YAHAS Banjaran

13. SMP Yastrib Banjaran

14. SMP Yumik Banjaran

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Bandung 2012

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII dan VIII SMP di

wilayah Kecamatan Banjaran Bandung dengan kriteria inklusi dan eksklusi

sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1) Seluruh siswa kelas VII dan kelas VIII yang berusia 12 - 15 tahun.

2) Bersedia menjadi responden.

3) Sehat jasmani dan rohani.

4) Siswa dapat berkomunikasi dengan baik.

b. Kriteria eksklusi

1) Sampel tidak digunakan dalam penelitian jika sedang sakit.

Mengenai pengambilan sampel, Suharsimi Arikunto (1989: 107)

mengemukakan bahwa:

(23)

46

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Cluster

Sampling SRS WOR (Simple Random Sampling Without Replacement), yaitu

sekolah sebagai unit sampling mempunyai kesempatan atau peluang yang sama

untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dengan demikian sampel yang terpilih

sebanyak 20 % x 14 = 2,8 ≈ 3 sekolah dan yang terpilih sebagai sampelnya

adalah:

1. SMP Negeri 1 Banjaran

2. SMP Pemuda Banjaran

3. SMP UMI Kulsum Banjaran

Pengumpulan data dilakukan dari 50 sampel dari SMP Negeri 1 Banjaran,

50 sampel dari SMP Pemuda Banjaran, dan 50 sampel SMP Umi Kulsum

Banjaran, sehingga total sampel 150 sampel.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk memperoleh hasil penelitian yang diharapkan, dibutuhkan data

yang mendukung penelitian ini. Adapun teknik dan alat pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah:

1. Penelitian Lapangan

Penelitian ini dilakukan dengan maksud mengumpulkan data dari siswa

SMP yang diteliti, data tersebut digunakan untuk menjawab masalah pada

penelitian ini. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, peneliti

(24)

47

a. Wawancara melalui kuesioner tentang pengetahuan gizi dan

keputusan pembelian makanan jajanan siswa Sekolah Menengah

Pertama di sekolah.

b. Pengamatan langsung terhadap siswa Sekolah Menengah Pertama

dalam memilih makanan jajanan.

c. Pengamatan langsung terhadap pedagang makanan jajanan yang

berada di SMP yang diteliti.

2. Informasi Kepustakaan

Pada tahap ini penulis berusaha untuk memperoleh berbagai informasi,

dan pengetahuan yang dapat dijadikan pegangan dalam penelitian, yaitu

dengan mempelajari berbagai literatur yang mempunyai keterkaitan

dengan masalah penelitian ini.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, sebelum dapat dilakukan analisis dan pengujian

terhadap hipotesis yang telah dibuat untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut

dapat diterima atau tidak maka harus dilakukan pengolahan data terlebih dahulu.

Pengolahan data tersebut terdiri dari:

1. Editing

Memeriksa data dengan cara melihat kembali hasil pengumpulan data, baik

isi maupun wujud alat pengumpul data yakni:

1) Mengecek jumlah lembar pertanyaan.

(25)

48

3) Mengecek macam isian data.

2. Coding

Merupakan upaya mengklasifikasi data dengan pemberian kode pada data

menurut jenisnya, yaitu memberikan kode pada variabel pengetahuan gizi

siswa dengan keputusan pembelian siswa terhadap makanan jajanan.

Kemudian tiap variabel dikategorikan sesuai jumlah skor / nilai untuk

masing-masing variabel, sebagai berikut :

1) Pengetahuan gizi siswa dikategorikan (Alimul, 2007)

 Tinggi: ≥ 80 %  Sedang: 60 – 80 %

 Rendah: ≤ 60 %

2) Keputusan pembelian siswa terhadap makanan jajanan dikategorikan

berdasarkan rata-rata

 mendukung jika skor ≥ rata-rata

 tidak mendukung jika skor < rata-rata.

Skor untuk masing-masing pertanyaan tiap variabel bebeda-beda sesuai

dengan jenis pertanyaan :

1) Pengetahuan gizi siswa tentang makanan jajanan:

a) Pernyataan yang bersifat positif jawaban setuju (S) nilai 1 dan

jawaban tidak setuju (TS) nilai 0

b) Pernyataan yang bersifat negatif jawaban setuju (S) nilai 0 dan

(26)

49

2) Keputusan pembelian siswa terhadap makanan jajanan:

a) Pertanyaaan yang bersifat positif jawaban Ya (Y) nilai 1, dan

jawaban Tidak (T) nilai 0

b) Pertanyaaan yang bersifat negatif jawaban Ya (Y) nilai 0 dan Tidak

(T) nilai 1.

3. Entry Data

Proses pemasukan data dalam suatu program komputer.

4. Tabulating

Menyusun data dengan mengorganisir data sedemikian rupa sehingga

mudah untuk dijumlah, disusun, disajikan dalam bentuk tabel atau grafik.

Dalam melakukan pengujian hipotesis tersebut, peneliti melakukan

pengukuran terhadap variabel yang ada. Pengukuran terhadap

variabel-variabel tersebut dilaksanakan dengan membandingkan antara indikator-indikator

yang sebenarnya terjadi di sekolah. Dengan data yang diperoleh, peneliti

melakukan analisis untuk membuktikan hubungan pengetahuan gizi siswa dengan

keputusan dalam pembelian makanan jajanan di sekolah. Selain itu, juga

dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dari

variabel yang diteliti meliputi pengetahuan gizi, dan keputusan pembelian siswa

(27)

50

3.6.1 Uji Reliabilitas dan Validitas Kuesioner

3.6.1.1 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. SPSS (Statistical Product and Service Solution)

memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach

Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai α > 0,60

(Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005: 42).

�= �

1 + � −1

dimana :

α = koefisien reliabilitas

= koefisien korelasi spearman

k = jumlah item

= 1−6 �� 2 � �=1

�3− �

Dimana: di menunjukkan perbedaan setiap pasang rank

n menunjukkan jumlah pasang rank

Koefisien Korelasi Rank Spearman dipilih karena kedua variabel dalam penelitian

ini diukur dalam skala ordinal sehingga obyek-obyek atau individu-individu yang

dipelajari dapat di-ranking dalam dua rangkaian berurut.

Berikut adalah hasil output SPSS untuk pengujian reliabilitas instrument

(28)

51

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.678 25

Berdasar Reliability Statistics di atas, nilai Cronbach’s Alpha sebesar

0,678 yang berarti bahwa konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi

pengetahuan gizi siswa adalah reliable. Jadi responden menunjukkan kestabilan

dan memiliki konsistensi yang tinggi dalam menjawab konstruk-konstruk

pertanyaan yang merupakan dimensi variabel pengetahuan gizi yang disusun

dalam suatu bentuk kuesioner.

Sedangkan untuk instrument keputusan pembelian siswa berikut adalah

hasil output SPSS untuk pengujian reliabilitasnya.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.603 25

Berdasar Reliability Statistics di atas, nilai Cronbach’s Alpha sebesar

0,603 yang berarti bahwa konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel

keputusan pembelian adalah reliable. Jadi responden menunjukkan kestabilan dan

memiliki konsistensi yang tinggi dalam menjawab konstruk-konstruk pertanyaan

yang merupakan dimensi variabel keputusan pembelian yang disusun dalam suatu

(29)

52

3.6.1.2 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Nilai validitas

masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan dapat dilihat pada nilai

Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir petanyaan atau pernyataan

(Nugroho, 2005). Item adalah valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation

lebih besar dibanding 0,3 seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono dan Wibowo

(2004), Suyuthi (2005) dan Sugiyono (2004) yang menyatakan bila korelasi tiap

faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct

yang kuat.

Nilai validitas masing-masing butir pernyataan pada kuesioner terkait

pengetahuan gizi siswa dapat dilihat pada nilai Corrected Item-Total Correlation

masing-masing butir petanyaan atau pernyataan (Nugroho, 2005). Berdasar

jendela Item-Total Statistics nilai Corrected Item-Total Correlation untuk

(30)
[image:30.595.132.469.164.607.2]

53

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Pengetahuan Gizi Siswa

Nama Item

Corrected Item-Total

Correlation Keterangan

Soal 1 0,405 Valid

Soal 2 0,333 Valid

Soal 3 0,506 Valid

Soal 4 0,561 Valid

Soal 5 0,492 Valid

Soal 6 0,425 Valid

Soal 7 0,401 Valid

Soal 8 0,633 Valid

Soal 9 0,594 Valid

Soal 10 0,618 Valid

Soal 11 0,636 Valid

Soal 12 0,311 Valid

Soal 13 0,332 Valid

Soal 14 0,620 Valid

Soal 15 0,471 Valid

Soal 16 0,587 Valid

Soal 17 0,697 Valid

Soal 18 0,416 Valid

Soal 19 0,339 Valid

Soal 20 0,649 Valid

Soal 21 0,555 Valid

Soal 22 0,614 Valid

Soal 23 0,459 Valid

Soal 24 0,486 Valid

Soal 25 0,528 Valid

Sumber: Output SPSS dari data primer terolah

Berdasarkan Tabel 3.2, seluruh item adalah valid karena nilai Corrected

Item-Total Correlation lebih besar dibanding 0,3.

Sedangkan untuk instrument keputusan pembelian siswa berikut adalah

(31)

54

Statistics nilai Corrected Item-Total Correlation untuk masing-masing butir

[image:31.595.129.468.217.656.2]

adalah:

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Siswa

Nama Item

Corrected Item-Total

Correlation Keterangan

Soal 1 0,324 Valid

Soal 2 0,469 Valid

Soal 3 0,390 Valid

Soal 4 0,590 Valid

Soal 5 0,366 Valid

Soal 6 0,443 Valid

Soal 7 0,347 Valid

Soal 8 0,417 Valid

Soal 9 0,643 Valid

Soal 10 0,649 Valid

Soal 11 0,676 Valid

Soal 12 0,344 Valid

Soal 13 0,561 Valid

Soal 14 0,680 Valid

Soal 15 0,696 Valid

Soal 16 0,334 Valid

Soal 17 0,314 Valid

Soal 18 0,449 Valid

Soal 19 0,336 Valid

Soal 20 0,385 Valid

Soal 21 0,452 Valid

Soal 22 0,612 Valid

Soal 23 0,373 Valid

Soal 24 0,337 Valid

Soal 25 0,499 Valid

Sumber: Output SPSS dari data primer terolah

Berdasarkan Tabel 3.3, seluruh item adalah valid karena nilai Corrected

(32)

55

menyatakan bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor

tersebut merupakan construct yang kuat.

3.6.2 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui bentuk

hubungan variabel X dengan variabel Y, dimana rumus persamaanya menurut

Sugiyono (2004; 244) adalah:

Y = a + bX

Keterangan:

Y = Subjek dalam variabel dependen diprediksikan

a = harga Y bila X = 0

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan

pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b(-) maka

terjadi penurunan.

X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Untuk analisa lebih lanjut, terlebih dahulu dicari nilai a dan b dengan

menggunakan rumus:

=

2

� 2− 2

=� −

(33)

56

3.6.3 Koefisien Determinasi

Koefisisen determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Koefisien determinasi diperoleh dari

koefisien korelasi spearman dikuadratkan (r2).

KD = rs2 x 100%

Sebelum nilai rs2 digunakan untuk membuat simpulan, terlebih dahulu

harus diuji apakah nilai rs yang kita peroleh benar-benar menunjukan asosiasi

dalam populasi yang merupakan asal-usul sampelnya yaitu dengan menguji

signifikansi rs.

Penetapan tingkat signifikansi

Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi

sebesar 5 % (α = 0,05), karena ukuran ini banyak digunakan untuk

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan gizi siswa akan makanan jajanan, hampir semuanya

mempunyai pengetahuan tinggi.

2. Sebagian besar siswa mempunyai keputusan pembelian yang mendukung

akan makanan jajanan karena mereka sudah bisa memilih mana makanan

jajanan yang sehat dan mana yang tidak.

3. Terdapat pengaruh dari pengetahuan gizi siswa mengenai pemilihan

makanan jajanan terhadap keputusan pembelian siswa akan makanan

jajanan.

4. Besarnya sumbangan atau peranan variabel pengetahuan gizi terhadap

keputusan pembelian siswa akan makanan jajanan ialah sebesar 9.9225%.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan

beberapa saran guna perbaikan dan pemanfaatan penelitian tentang hubungan

pengetahuan gizi siswa dengan keputusan pembeliannya akan makanan jajanan,

(35)

1. Bagi pihak sekolah :

a. Sebaiknya memberikan pengetahuan tentang pembelian jajanan sehat

kepada siswa. Pengetahuan tersebut dapat disisipkan dalam beberapa

mata pelajaran.

b. Kantin sekolah diharapkan dapat menyediakan makanan jajanan

yang sehat dan dipantau secara berkala.

c. Memberlakukan peraturan kepada penjual makanan keliling yang

mangkal di lingkungan sekolah sesuai syarat-syarat makanan sehat.

d. Menyelenggarakan katering khusus untuk snack atau makanan

jajanan untuk siswa.

2. Bagi orang tua agar dapat berperan aktif mendidik anak dalam memilih

jajanan yang sehat.

3. Bagi siswa, diharapkan dapat mempunyai tambahan pengetahuan tentang

makanan jajanan yang bergizi sehingga dapat membentuk keputusan yang

lebih baik dalam hal pemilihan makanan jajanan. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan membaca buku-buku mengenai makanan jajanan yang

sehat.

4. Bagi pemerintah, khususnya BPOM agar bisa lebih meningkatkan lagi

fokus pengawasan terhadap makanan jajanan anak sekolah.

5. Bagi peneliti berikutnya, perlu mengadakan penelitian yang berkaitan

dengan beberapa faktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Almatsier, Sunita, dkk. (2011). Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Barasi, Mary E. (2007). At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta: Erlangga.

Devi, Nirmala. (2012). Gizi Anak Sekolah. Jakarta: Buku Kompas.

Irianto, Kus dan Waluyo, Kusno. (2010). Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: CV. Yrama Widya.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. (2011). Hati-hati Jangan Jajan Sembarangan. [Online]. Tersedia: http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/837. [25 Februari 2012]

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

942/MENKES/SK/VII/2003. (2003). Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Kurniasih dkk. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta. Kompas Gramedia.

Kotler, Philip dan Keller, K. L. (2007). Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta: Indeks.

Moehji, S. (2003). Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papar Sinar.

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

(37)

Siegel, Sidney. (1992). Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Soekitman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Solihin, P. (2005). Ilmu Gizi Pada Anak. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suhardjo. (2003). Berbagai Cara pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sunaryo, (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sumartini dan Ningsih, Caria. (2010). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Skripsi. Bandung: Program Studi Manajemen Industri Katering FPIPS UPI.

Yulianingsih, P. (2009). Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Sikap Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan di Madrasah Ibtidaiyah Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Wonogiri. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Diploma III Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta; tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel 4.54 Keputusan Pembelian Makanan Jajanan dari Responden .................... 106
Gambar 4.1 Peta Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung .....................................
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Siswa disini kurang teliti dalam mengerjakan soal yang diberikan.

Dari hasil pengolahan data pretes akan didapatkan kesimpulan apakah kemampuan koneksi matematis dikelas eksperimen berada di atas nilai KKM atau di bawah nilai

Hasil analisis menunjukkan bahwa sirkualsi pendingin secara alami pada SSSR masih dapat terjadi ketika daya mengalami perubahan pada rentang antara 74% sampai dengan 125% daya

Pengaruh Pemberian Bakteri Probiotik pada Pelet yang Mengandung Kaliandra ( Calliandra Calothyrsus ) terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Nila ( Oreochromis niloticus

Untuk memahami makna dari fenomena yang terjadi secara alamiah yang berkaitan dengan kajian di atas, maka peneliti berperan sebagai key instrumen, yang harus

Pakan Ikan yang digunakan Pembuatan Pakan Perlakuan. Universitas

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang

Semasa meninggalkan bilik PPR, hendaklah dikunci dan semua dokumen terperingkat dimasukkan di dalam bekas keselamatan berkunci...