• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN EFEKTIVITAS PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 KOTA TERNATE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN EFEKTIVITAS PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 KOTA TERNATE."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN

EFEKTIVITAS PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP

KOMPETENSI SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 KOTA

TERNATE

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

Naima Hady 1103843

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN

EFEKTIVITAS PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP

KOMPETENSI SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 KOTA

TERNATE

Oleh

NAIMA HADY, S.Pd.

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Ekonomipada Program StudiEkonomi

© NAIMA HADY2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

(Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE, M.Pd) NIP. 195309121979032001

Pembimbing II,

(Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS) NIP 196110221986031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Pendidikan Indonesia

(4)

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PENGUJI :

Penguji I Penguji II

Dr. Rasto, M.Pd. Dr. Lili Adi Wibowo, Nip. 197207112001121001 Nip. 196904041999031001

PEMBIMBING :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih, SE, M.Pd Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS NIP. 195309121979032001 NIP 196110221986031002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

ii

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Naima Hady, 1103843, “Pengaruh Kompetensi Profesional Guru dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate”, di bawah bimbingan Prof. Dr. Hj. Tjutju Yuniarsih SE. MPd., dan Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS.

Permasalahan penelitian ini adalah menurunnya tingkat kompetensi siswa SMK Negeri 1 Kota Ternate. Hal ini diduga dipengaruhi oleh tingkat kompetensi profesional dan efektivitas praktek kerja industri.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survey, dengan teknik sampling yang digunakan adalah probabilitas sampling. Teknik analisis data menggunakan model regresi berganda untuk menganilisis pengaruh kompetensi profesional guru dan efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat kompetensi siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kompetensi profesional guru dan efektivitas praktek kerja industri dipersepsikan tinggi oleh siswa SMK Negeri 1 Kota Ternate. Sementara tingkat kompetensi siswa SMK Negeri 1 Kota Ternate yang ditunjukkan oleh nilai uji kompetensi siswa berada di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan terdapat pengaruh kompetensi professional guru dan efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat kompetensi siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate.

Pencapaian kompetensi siswa dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kompetensi profesional guru dan efektivitas praktek kerja industri. Hal ini dapat dilakukan dengan mengikutsertakan guru dalam kegiatan-kegiatan seminar, diskusi, maupun pelatihan-pelatihan guna meningkatkan profesionalisme guru. Disamping itu, dapat juga dilakukan dengan melibatkan Industri (DU/DI) dalam merancang materi pelajaran agar tidak terjadi kesenjangan antara materi disekolah dengan praktek di lapangan.

(6)

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Naima Hady, 1103843, “The Influence of Teachers’ Professional Competence and Effectiveness of Industrial Working Practice Toward The Achievement of Competency of Class XII Student, SMKN 1 Ternate City”, under guidance of Prof.Dr.Hj.Tjutju Yuniarsih SE.Mpd, and Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS.

The research problem of this study is the decrease of student competence achievement of SMKN 1 Ternate City. This is supposed influenced by professional competence and effectiveness of industrial working practice.

The approach of this study which is used is quantitative approach by survey method, and sampling technique which is used is sampling probability. Data analysis technique use double regression model to analyse the influence of teachers’ professional competence and the effectiveness of industrial working practice toward students’ competence achievement.

The result of study show that teachers’ professional competence and effectiveness of industrial working practice is perceived high by students of SMKN 1 Ternate City. Whereas the competence achievement of students of SMKN 1 Ternate City which is shown by test mark of student competence is above the minimal completeness criteria. Teachers’ professional competence and effectiveness of Industrial Working Practice as predictor of students’ competency achievement.

The achievement of student competency can be enhanced by enhancing teachers’ professional competence and effectiveness of industrial working practice. This can be done by involving teachers in seminar, discussion activities and also trainings in order to enhance teacher professionalism. In addition, it can be done by involving Industry (DU/DI) in designing lesson material in order that gap between material in school and practice in field not occurred.

(7)

vii Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Masalah ………

1.2 Perumusan Masalah ………...

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….. 1.3.1 Tujuan Penelitian ………... 1.3.2 Manfaat Penelitian ………... BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS ………... 2.1 Kajian Pustaka ………...

2.1.1 Konsep Pendidikan Menengah Kejuruan …………... 2.1.2 Konsep Pencapaian Kompetensi Siswa ………... 2.1.3 Konsep Kompetensi Profesional Guru ………. 2.1.4 Konsep Efektivitas Praktek Kerja Industri ……… 2.1.5 Pengertian Persepsi siswa ………

(8)

viii Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.1.6 Penelitian Terdahulu ……… 2.2 Kerangka Pemikiran ………... 2.3 Hipotesis Penelitian ……… BAB III METODE PENELITIAN ……… 3.1 Objek Penelitian ..………... 3.2 Metode Penelitian ………... 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ………... 3.3.1 Populasi Penelitian ………... 3.3.2 Sampel Penitian ……… 3.4 Operasionalisasi Variabel Penelitian ……….. 3.5 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ……. 3..5.1 Instrumen Penelitian ……… 3.5.2 Teknik Pengumpulan Data ………... 3.6 Jenis Data dan Sumber Data Penelitian ……….. 3.6.1 Jenis Data ………. 3.6.2 Sumber Data ………. 3.7 Pengujian Instrumen Penelitian ………. 3.7.1 Pengujian Validitas ……….. 3.7.2 Pengujian Reliabilitas ……….. 3.8 Teknik Analisis Data ……….. 3.8.1 Statistik Deskriptif ………... 3.8.2 Statistik Inferensial ……….. 3.8.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ……….. 3.8.2.2 Model Regresi Linier Berganda ……….... 3.8.2.3 Pengujian Hipotesis ………... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………..

4.1 Hasil Penelitian ……… 4.1.1 Deskripsi Tempat Penelitian ………. 4.1.2 Deskripsi Responden Penelitian ………...

(9)

ix Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ………... 4.1.3.1 Deskripsi Variabel Kompetensi Profesional

Guru ………... 4.1.3.2 Deskripsi Variabel Efektivitas Praktek

Kerja Industri ………. 4.1.3.3 Deskripsi Variabel Pencapaian Kompetensi

(10)

x Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Pengganguran Terbuka Tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun 2008 –2012 ……… 1.2. Nilai Rata-rata Ujian Kompetensi Siswa SMK Neg. 1 Kota

Ternate Tahun Pelajaran 2011/2011 –2011/2012 ……… 2.1. Penelitian Terdahulu ……….... 3.1. Populasi Penelitian ………... 3.2. Sampel Penelitian ……….... 3.3. Operasionalisasi Variabel Tingkat Kompetensi Pencapaian

Kompetensi Siswa ……….………... 3.4. Operasionalisasi Variabel Tingkat Kompetensi Profesional Guru ……….. 3.5. Operasionalisasi Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri …… 3.6. Bobot Nilai Jawaban Responden ………... 3.7. Hasil Pengujian Validitas variabel Tingkat Kompetensi

Profesional Guru ………... 3.8. Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Praktek Kerja

Industri …………..……….……... 3.9. Kriteria Nilai Reliabilitas ………...…… 3.10. Hasil pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian ………...

(11)

xi Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.11 Skala Penafsiran Rata-rata Skor Jawaban Responden ………... 4.1. Data Tenaga Guru Berdasarkan Mata Pelajaran ……… 4.2 Data Fasilitas SMK Negeri 1 Kota Ternate ………... 4.3. Responden Penelitian Menurut Kompetensi Keahlian ………….. 4.4 Deskripsi Persepsi Siswa tentang Variabel Kompetensi

Profesional Guru ……… 4.5 Deskripsi Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri ………….. 4.6. Nilai Uji Kompetensi Kejuruan (UKK) SMK Negeri 1 Kota

Ternate ………... 4.7 Hasil Uji Normalitas ………... 4.8 Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Variabel Y ………... 4.9 Hasil Uji Linieritas Variabel X2 Terhadap Variabel Y ………... 4.10 Hasil Pengujian Hipotesis Simultan………...…………. 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis Parsial ………... 4.12 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ……….

64 69 70 71

72 75

(12)

xii Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1

2.2 4.1 4.2

4.3

4.4

4.5

Kerangka Pemikiran ……….... Paradigma Penelitian ………... Responden penelitian Menurut Program Keahlian …………... Capaian Rata-rata Setiap Indikator Pada Variabel Kompetensi Profesional Guru ………... Capaian Rata-Rata Sertiap Indikator pada Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri ………... Capaian rata-rata Nilai Uji Kompetensi Siswa SMK Negeri 1 Kota Ternate……….. Hasil Pengujian Heterokedastisitas ……….

45 47 71

74

76

(13)

xiii Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 2 3

4

5 6 7

Angket Uji Coba Penelitian ………... Angket Penelitian ………... Data Uji Coba Penelitian Angket Variabel Kompetensi

Profesional Guru ……… Data Uji Coba Penelitian Angket Variabel Efektivitas Praktek Praktek Kerja Industri ……… Hasil Pengujian Validitas Dan Reliabilitas ………... Hasil Pengolahan Data ………... Korespondensi ………

105 112 120 114

(14)

xiv Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

(15)

1

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tantangan pendidikan saat ini dan masa yang akan datang adalah menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor industri dan jasa. Guna mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja menengah yang berkualitas dan siap pakai oleh dunia usaha dan dunia industri sesuai dengan tuntutan era globalisasi, yaitu dengan hadirnya sekolah menengah kejuruan (SMK). Hal ini dilatarbelakangi oleh Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005, pasal 26 ayat 3 yang menyatakan bahwa, “Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya”.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan bagian dari pendidikan kejuruan diharapkan dapat menjadi sebuah miniatur dari dunia industri bagi siswa. Materi pelajaran dan semua kegiatan yang ada di SMK merupakan cerminan sebuah industri yang sesungguhnya. Pemberian materi-materi pelajaran, baik materi pelajaran adaptif, materi pelajaran normatif dan materi pelajaran produktif serta praktik, harus relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja/industri. Hal ini penting dilakukan agar tidak terjadi kesenjangan atau

gap antara sistem pendidikan di sekolah dengan dunia kerja atau industri.

(16)

2

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1

Pengangguran Terbuka Tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun 2008 – 2012

Data pada Tabel di atas memperlihatkan bahwa terjadi fluktuasi jumlah pengangguran terbuka tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ini mengindikasikan masih tingginya lulusan SMK yang belum terserap dunia kerja. Hal ini selain disebabkan karena tidak seimbangnya angkatan kerja dengan peluang kerja yang tersedia, juga bisa disebabkan karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemenakertrans, Abdul Wahab Bangkona (Hukum Online, 4 Juni 2013), Timbulnya pengangguran baru disebabkan antara lain kondisi ketidakseimbangan antara jumlah pencari kerja dan kesempatan/lowongan kerja yang tersedia, ketidaksesuaian antara keahlian dan kompetensi pencari kerja

dengan persyaratan dan kualifikasi pasar kerja”.

Fenomena ini menunjukkan bahwa sekolah menengah kejuruan yang diharapkan menjadi link and match ternyata juga belum memenuhi harapan. SMK dalam mempersiapkan lulusannya sering menemui masalah, diantaranya ketidaksesuaian kompetensi keahlian yang dipelajari di SMK dengan bidang pekerjaan serta kesenjangan antara kompetensi yang dihasilkan dengan yang dibutuhkan dunia usaha/dunia industry (DU/DI).

(17)

3

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nurharjadmo (2008: 215) mengatakan “Hal tersebut disebabkan karena kualitas

lulusan yang masih jauh dari kehendak pasar, disamping adanya ketidaksesuaian antara supply lulusan dengan kecilnya deman”.

Untuk menghasilkan tamatan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, diperlukan upaya peningkatan program pendidikan, penyempurnaan kurikulum, pengadaan bahan ajar, peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan, pengembangan media pembelajaran, peningkatan manajemen pendidikan serta pengadaan fasilitas lainnya. Kenyataannya sekolah memiliki keterbatasan-keterbatasan sehingga belum bisa sepenuhnya mengikuti perkembangan dunia usaha dan industri. Keterbatasan inilah yang menjadi salah satu penyebab lulusan SMK dianggap belum memenuhi kebutuhan DU/DI. Anggapan DU/DI terlihat dengan adanya pelatihan bagi calon tenaga kerja baru dalam kurun waktu tertentu sebelum diturunkan langsung menangani suatu pekerjaan, karena dianggap belum memiliki kompetensi untuk bidang pekerjaaan tersebut.

Tingginya jumlah tamatan SMK yang belum terserap oleh dunia kerja membutuhkan solusi yang tepat. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan meningkatkan kompetensi siswa, sebab tanpa memiliki kompetensi yang memadai lulusan SMK akan sulit diterima di dunia kerja, kalaupun diterima biasanya bidang pekerjaannnya tidak sesuai dengan kompetensi keahlian yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Wena (1996: 123):

“... terbatasnya kesempatan kerja dan rendahnya mutu serta keterampilan yang dimiliki sebagian besar tenaga kerja yang ada, sehingga sering terjadi kesempatan kerja yang tersedia tidak dapat diisi karena keterampilan dan persayaratan yang dimiliki tenaga kerja tidak

sesuai”.

(18)

4

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi di bidang keahliannya dan dapat bekerja sesuai dengan kompetensinya masing-masing. Hal ini terlihat dari sebaran mata pelajaran yang termuat dalam struktur kurikulum yang lebih banyak mengalokasikan waktu pembelajaran untuk mata pelajaran produktif kejuruan.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah menurunnya tingkat pencapaian kompetensi siswa. Berikut data nilai rata-rata Uji Kompetensi Siswa SMK Negeri 1 Kota Ternate Tahun Ajaran 2010/2011 – Tahun 2011/2012.

Tabel 1.2

Nilai Rata-rata Ujian Kompetensi Siswa SMK Negeri 1 Kota Ternate Tahun Pelajaran 2010/2011 – 2011/2012

No Program Keahlian

Nilai Uji Kompetensi Kejuruan

Tahun 2010-2011 Tahun 2011-2012

1 Administrsi Perkantoran 80,40 70,67

2 Akuntansi 70,53 70,67

3 Pemasaran 80,50 70,91

4 Usaha Perjalanan Wisata 70,86 70,87

5 Multimedia 80,17 70,68

Jumlah Rata-rata 76,49 70,76

Sumber : Data diolah dari arsip Kurikulum SMK N 1 Kota Ternate

(19)

5

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini penting dilakukan karena hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi pengelola pendidikan, khususnya pendidikan kejuruan dalam meningkatkan pencapaian kompetensi siswa. Upaya yang dapat dilakukan SMK untuk meningkatkan pencapaian kompetensi siswa diantara dengan membenahi sistem pembelajaran di SMK, guna menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan harapan dunia kerja. Sekolah dan dunia kerja dituntut untuk bersikap lebih proaktif. Upaya pembenahan sistem pembelajaran diantaranya dengan meningkatkan kompetensi profesional guru dan meningkatkan efektivitas praktek kerja industri. Peningkatan pencapaian kompetensi siswa ini akan memberikan kesempatan yang lebih besar lagi kepada tamatan SMK untuk memasuki dunia kerja, karena kualitas lulusan sesuai dengan yang dibutuhkan dunia kerjalah yang akan diterima bekerja (Nurhadjadmo, 2008: 216).

Pandangan teoritis dan kajian praktis banyak menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kompetensi siswa. Hasan (2006: 131), menguraikan variabel-variabel pendukung tingkat pencapaian kompetensi siswa yaitu, 1) Visi dan Misi, 2) Organisasi dan Manajemen, 3) Pembelajaran (KBM), 4) Tenaga kependidikan, 5) Lingkungan, 6) Hubungan Industri, 7) Fasilitas dan, 8) Unit Produksi.

Kompetensi siswa sebagai bagian dari hasil belajar, menurut Slameto (2010: 54) dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Sedangkan yang termasuk dalam faktor ekstern yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

(20)

6

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini difokuskan pada kompetensi professional guru dan efektivitas praktek kerja industri sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi timgkat pencapaian kompetensi siswa. Penulis menduga faktor eksternal tersebut sebagai penyebab menurunnyatingkat pencapaian kompetensi siswa.

Purwanto (2007: 104) mengatakan, “faktor guru dan cara mengajarnya

merupakan faktor terpenting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar peserta

didik”. Pendapat ini diperkuat oleh Simon dan Alexander (Mulyasa, 2011: 13) yang merangkum lebih dari 10 hasil penelitian di negara-negara berkembang, dan menunjukkan adanya dua kunci penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik yaitu, jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan pembelajaran di kelas dan kualitas kemampuan guru. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku sebagian besar peserta didik kearah penguasaan kompetensi dasar yang lebih memadai.

Pada tataran implementasi, kurikulum SMK menuntut kreativitas guru dalam memberikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kompetensi peserta didik. Sebaik apapun kurikulum yang telah direncanakan, pada akhirnya berhasil atau tidaknya sangat tergantung pada sentuhan aktivitas dan kreativitas guru sebagai ujung tombak implementasi suatu kurikulum. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Yamin dan Maisah (2010: 26)

“Guru memiliki peranan yang sangat besar dalam pendidikan, di

pundaknya dibebani tanggung jawab atas mutu pendidikan. Dalam mengelola proses belajar mengajar (PBM), guru dituntut menguasai tentang what to teach dan how to teach.What to teach berkaitan dengan kemampuan guru dalam menguasai materi yang akan diajarkan, sedangkan

how to teach berkaitan dengan strategi bagaimana mengajarkan materi

secara efektif dan efisien agar dicapai hasil belajar yang optimal” .

(21)

7

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

praktik kerja industri (Prakerin). Proses pembelajaran di SMK yang menggunakan pendekatan pembelajaran kejuruan yaitu: 1) pendekatan akademik (akademic

approach); 2) kependidikan berbasis ganda (dual based program) dengan

kebijakan link and macth; 3) kurikulum berbasis kompetensi (competency-based

curriculum); 4) kurikulum berbasis luas dan mendasar (broad-based curriculum);

5) kurikulum berbasis produksi (production–based curriculum); 7) kecakapan

hidup (life skill); dan 8) belajar dari pengalaman (experimential learning), menuntut adanya pemberian pelatihan ketrampilan di dunia usaha dan industri (DU/DI) selain tentunya yang didapatkan disekolah.

Konsekuensinya dalam proses pembelajaran siswa harus lebih banyak mendapat kesempatan untuk mengasah keterampilannya bukan hanya pada saat praktek di sekolah tetapi juga yang paling besar pengaruhnya adalah pada saat siswa melakukan praktek kerja industri.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori belajar Gagne. Gagne (Sagala, 2012: 17) mengatakan belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas. Menurut Gagne hasil belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern dimana keduanya saling berinteraksi. Tingkat kompetensi siswa sebagai bagian dari hasil belajar diduga dipengaruhi oleh faktor ekstern yaitu tingkat kompetensi profesional guru dan tingkat efektivitas praktek kerja industri.

(22)

8

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja, 3) melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri. Pendekatan pemecahan masalah yang akan digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survey.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kompetensi Profesional Guru dan efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate. 1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah persepsi siswa tentang tingkat kompetensi profesional guru SMK Negeri 1 Kota Ternate?.

2. Bagaimanakah persepsi siswa tentang tingkat efektivitas praktek kerja industri di SMK Negeri 1 Kota Ternate.

3. Bagaimanakah gambaran tingkat kompetensi siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate?.

4. Bagaimana pengaruh tingkat kompetensi profesional guru dan tingkat efektivitas Praktek Kerja Industri terhadap tingkat kompetensi siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate?.

5. Bagaimana pengaruh tingkat kompetensi profesional guru terhadap tingkat kompetensi siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate?.

6. Bagaimana pengaruh tingkat efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat kompetensi siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate?.

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

(23)

9

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mendeskripsikan persepsi siswa tentang tingkat efektivitas praktek kerja industri diSMK Negeri 1 Kota Ternate.

3. Untuk mendeskripsikan tingkat kompetensi siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate.

4. Untuk menganalisis pengaruh tingkat kompetensi profesional guru dan tingkat efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat kompetensi siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate.

5. Untuk menganalisis pengaruh tingkat kompetensi profesional guru terhadap tingkat kompetensi siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate.

6. Untuk menganalisis pengaruh tingkat efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat kompetensi siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1.3.2.1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran mengenai pengaruh kompetensi profesional guru, dan efektivitas prakerin terhadap kompetensi siswa.

1.3.2.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah :

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kongkrit bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), terutama dalam meningkatkan kompetensi profesional guru dan efektivitas Praktek Kerja Industri dalam upaya peningkatan pencapaian kompetensi siswa. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk

(24)

10

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(25)

11

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

(26)

49

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah adalah pencapaian kompetensi siswa yang merupakan variabel dependen. Kompetensi kompetensi profesional Guru dan efektivitas praktek kerja industri sebagai variabel independen. Unit analisis dari penelitian ini adalah individu, yaitu siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate Tahun Pelajaran 2011-2012 yang telah mengikuti Praktek Kerja Industri dan Uji Kompetensi Kejuruan (UKK).

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Creswell (2010:5) menjelaskan penelitian kuantitatif digunakan untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur biasanya dengan instrumen-instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik.

(27)

50

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, diharapkan dapat menganalisis pengaruh kompetensi profesional guru dan efektivitas praktek kerja industri terhadap pencapaian kompetensi siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate. 3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Penelitian

Merujuk pada pendapat Sugiono (2012: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berkenaan dengan populasi penelitian ini maka populasinya adalah seluruh siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate Tahun Ajaran 2012/2013 yang telah mengikuti Prakerin dan Ujian Nasional Praktik Kejuruan, yang tersebar pada lima program keahlian yaitu, Program Keahlian Administrasi Perkantoran, Program Keahlian Akuntansi, Program Keahlian Pemasaran, Program Keahlian Usaha Jasa Pariwisata, dan Program Keahlian Multimedia. Populasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Program Keahlian Jumlah Kelas Jumlah

Siswa

1 Administrasi Perkantoran 3 110

2 Akuntansi 2 83

3 Pemasaran 2 83

4 Usaha Jasa Pariwisata 3 63

5 Multimedia 1 39

J UM L A H 11 378

Sumber Data : Kesiswaan SMK Negeri 1 Kota Ternate, 2011

3.3.2. Sampel Penelitian.

(28)

51

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini akan menggunakan rumus Slovin berikut:

(Umar, 2002: 141)

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = taraf kesalahan

dengan menggunakan rumus di atas, perhitungan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

n =

n = 194,3

Hasil diatas dibulatkan menjadi 194, dengan demikian unit analisis dalam penelitian ini adalah sebanyak 194 orang siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate.

Penentuan sampel pada lima program keahlian dilakukan dengan menggunakan proporsional random sampling. Adapun rumus untuk pengambilan sampel secara proporsional random sampling memakai rumus alokasi proporsional dari Sugiyono sebagaimana dikutip Riduwan (2011: 66) sebagai berikut:

Keterangan :

ni = ukuran sampel

(29)

52

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu n = ukuran sampel keseluruhan

Ni = ukuran populasi stratum ke 1 N = ukuran populasi

Pengambilan sampel dengan cara proporsional seperti yang dijabarkan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Program Keahlian

Jumlah

Populasi Jumlah Sampel

1 Administrasi Perkantoran 110

2 Akuntansi 83

3 Pemasaran 83

4 Usaha Jasa Pariwisata 63

5 Multimedia 39

Jumlah 378 194

Sumber data: Hasil olahan data, 2013

3.4. Operasionalisasi Variabel Penelitian

(30)

53

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1. Tingkat Kompetensi Siswa

Kompetensi siswa didefinisikan sebagai gabungan potensi-potensi individu yang diaktualisasikan secara kualitas maupun kuantitas dan dapat memberikan suatu gambaran perilaku keahlian (skill) dan pengetahuan

(knowledge) serta sikap (attitude) dalam melakukan suatu pekerjaan. Dengan

demikian tingkat kompetensi siswa dalam penelitian ini didefinisikan sebagai hasil yang hendak dicapai oleh setiap siswa SMK sesuai dengan bidang masing-masing, dimana indikator tingkat kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi. Salah satu bentuk penilaian kompetensi siswa adalah dengan uji kompetensi sebagai pemenuhan atas amanat pasal 61 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tingkat kompetensi siswa SMK Negeri 1 Kota Ternate diukur dengan menggunakan indikator pada Tabel 3.3. berikut:

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Pencapaian Kompetensi Siswa

Indikator Ukuran Skala Data

Perilaku yang dapat diukur dan atau diobservasi untuk menunjukkan pencapain kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran, mencakup ranah kognitif,

2. Tingkat Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi profesional guru merupakan kemampuan, keahlian, dan kecakapan dasar tenaga pendidik yang harus dikuasai dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Guru yang profesional tidak hanya mengetahui, tetapi betul-betul melaksanakan apa yang menjadi tugas dan perannya. Tingkat kompetensi professional guru SMK Negeri 1 Kota Ternate diukur dengan menggunakan indikator pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

(31)

54

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Indikator Ukuran

 Menghubungkan materi pelajaran dengan

kehidupan nyata siswa sehari-hari.

 Kemampuan menjabarkan kompetensi

dasar

 Kemampuan memilih dan menggunakan

metode pembelajaran.

 Melaksanakan pembelajaran remedial.

Menggunakan media dan sumber

pembelajaran

 Kemampuan memilih dan menggunakan

media pembelajaran.

Mengelola Kelas  Mengatur tata ruang kelas untuk kegiatan

pembelajaran

 Menciptakan iklim belajar mengajar yang

serasi. Memahami dan

melaksanakan

pengembangan peserta didik.

 Memahami fungsi perkembangan peserta

didik.

 Menyelanggarakan bimbingan dan

konseling dalam rangka pengembangan peserta didik

Menilai hasil belajar  Kemampuan menilai hasil belajar siswa

(kompetensi). Menampilkan

keteladanan dan kepemimpinan dalam pembelajaran

 Memberi contoh perilaku keteladanan.

 Mengembangkan sikap disiplin dalam

pembelajaran. Sumber: Mulyasa, 2012: 136)

(32)

55

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5

Operasionalisasi Variabel Tingkat Efektivitas Praktek Kerja Industri

Indikator Ukuran Skala Data

Keahlian vokasional  Penguasaan Pengetahuan dasar

praktek (kognitif)

 Memiliki etos kerja afektif).

 Tingkat Keterampilan

(psikomotorik)

Interval

Keterkaitan dan kesepadanan (link and match antara sekolah dengan DU/DI.

 Relevansi institusi pasangan dengan program keahlian

 Kesesuaian kegiatan praktik dengan

pembekalan

Efisiensi proses  Adanya kesesuaian materi materi

praktek dengan tuntutan kurikulum.

 Kecukupan waktu

Pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja

 Manfaat bagi institusi pasangan

 Manfaat bagi sekolah

 Manfaat bagi peserta prakerin Sumber: MPKN (1996: 6)

3.5. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

3.5.1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Instrumen penelitian ini menggunakan angket. Sugiyono (2012: 92) menjelaskan, “Jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian

tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.” Instrumen penelitian ini terdiri dari instrumen untuk mengukur kompetensi profesional guru, dan instrumen untuk mengukur efektivitas prakerin. Sedangkan pencapaian kompetensi siswa dilihat dari nilai uji kompetensi produktif siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate. 3.5.2. Teknik Pengumpulan Data

(33)

56

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut sumber primer. Data yang diambil berupa data kompetensi profesional guru dan data efektivitas praktek kerja industri. Sedangkan data pencapaian kompetensi siswa diperoleh melalui data sekunder yaitu data nilai ujian kompetensi siswa kelas XII. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner (angket) dan dokumentasi.

3.5.2.1. Kuisioner (angket)

Dalam rangka memperoleh data yang sah untuk menunjang keberhasilan dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik penyampaian instrumen dalam bentuk angket atau kuisioner. Sugiono (2012: 142) mengatakan kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.

Untuk mengetahui kompetensi profesional guru produktif diperoleh melalui instrumen berupa angket yang diisi oleh siswa sebagai pihak yang merasakan atau mengalami behaviorism seorang guru produktif selama proses pembelajaran baik di dalam ruang kelas maupun di ruang praktik/toko praktek dan untuk mengetahui efektivitas praktek kerja industri (prakerin) juga diperoleh melalui instrumen berupa angket yang diisi oleh siswa kelas XII yang telah mengikuti Prakerin. Data dua variabel bebas yaitu kompetensi profesional dan efektivitas prakerin, dalam menentukan bobot skor penilaian menggunakan model pengukuran skala likert dengan lima kategori pilihan seperti pada Tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.6

Bobot Nilai Jawaban Responden

No Jawaban Responden Skor

1 Sangat Setuju / Selalu 5

2 Setuju / Sering 4

(34)

57

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4 Tidak setuju / Pernah 2

5 Sangat Tidak Setuju / Tidak Pernah 1

Sumber: Riduwan (2011: 87) 3.5.2.2. Studi Dokumentasi

Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku dan data yang relevan. Data pencapaian kompetensi siswa diperoleh secara dokumentasi dari nilai Ujian Nasional Praktik Kejuruan yang akan dilaksanakan di SMK, dimana validitas data didasarkan pada indikator karakteristik kompetensi keahlian yang dimanipulasikan dari Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan melalui Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah No. 251/C/KEP/MN/2008 dalam bentuk Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar (SKKD).

3.6. Jenis data dan Sumber Data

3.6.1. Jenis Data

Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer karena data dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah

penelitian. Hermawan (2006: 168) menyatakan, “ data primer merupakan data

yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atas tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif, ataupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survey ataupun

observasi”. Sementara itu data sekunder adalah data yang didapatkan secara tidak

(35)

58

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate yang telah mengikuti praktek kerja industi (Prakerin) dan Uji kompetensi Kejuruan (UKK). Responden tersebar pada lima program keahlian. 3.7. Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen penelitian dalam penelitian ini terdiri dari pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Berikut dijelaskan tentang kedua pengujian tersebut.

1.7.1. Hasil Pengujian Validitas

Menurut Sugiyono (2012:121) instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan demikian uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi item-total. Menurut Kusnendi (2008:94) korelasi item total (item-total correlation) digunakan untuk menguji validitas internal setiap item pertanyaan kuesioner penelitian yang disusun dalam bentuk skala. Untuk menguji validitas instrument merujuk pada pendapat Saifuddin Azwar (Kusnendi, 2008:95-96). Dengan rumus statistik:

(1) Korelasi Item Total (rxi) jika jumlah item (i) > 30 (X = skor item; Y = skor total; n = jumlah item)

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

rxi positif dengan P-value < 0.05

(2) Korelasi Item Total Dikoreksi (corrected item-total correlation, rxi-itc; Sy = deviasi standar skor total; sxi = deviasi standar skor setiap item)

jika jumlah item (i) ≤ 30).

√[ ]

(36)

59

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu (3) Item yang tidak valid didrop dari instrument.

Uji coba instrumen penelitian terhadap variabel tingkat kompetensi profesional guru dan variabel tingkat efektivitas prakerin dilakukan pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Kota Ternate yang telah mengikuti Praktek Kerja Industri. Sedangkan untuk variabel tingkat pencapaian kompetensi siswa (Y) tidak dilakukan jenis pengujian ini karena data diperoleh melalui nilai ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh pemerintah secara serentak di sekolah-sekolah yang dianggap layak.

Berikut dijelaskan hasil pengujian validitas instrumen penelitian. 1. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kompetensi Profesional Guru

Hasil pengujian validitas variabel kompetensi profesional guru dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kompetensi Profesional Guru

Indikator Ukuran Item

Pernyataan

rhitung rhitung Keterangan

(37)

60

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Kemampuan memilih dan Mengelola kelas Mengatur tata ruang kelas

untuk pembelajaran 18 0.632 0.344 Valid

peserta didik Memahami fungsi perkembangan peserta didik.

(38)

61

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sumber : Lampiran C

Tabel 3.7 di atas menunjukkan bahwa terdapat tiga item pernyataan yang tidak valid, yaitu item nomor 6, 19 dan 27. Item pernyataan yang tidak valid ini kemudian dibuang.

2. Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Prakerin.

Tabel 3.8 berikut menjelaskan hasil pengujian validitas variabel efektivitas Prakerin.

Tabel 3.8

Hasil Pengujian Validitas Variabel Efektivitas Praktek Kerja Industri

Indikator Ukuran Item Pernyataan rhitung rhitung Keterangan Keahlian

Relevansi institusi. 11 0.696 0.344 Valid

Kesesuaian Materi

12 0.666 0.344 Valid

(39)

62

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu pendidikan Adanya kesesuaian materi

praktek dengan tuntutan

Manfaat bagi institusi pasangan 16 0.577 0.344 Valid Manfaat bagi sekolah

17 0.562 0.344 Valid

18 0.606 0.344 Valid

Manfaat bagi peserta prakerin

19 0.462 0.344 Valid

Tabel 3.8 di atas menunjukkan bahwa terdapat dua item pernyataan yang tidak valid yaitu item nomor, 14 dan 21. Item pernyataan yang tidak valid ini kemudian dibuang.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Sugiono (2012: 121) menjelaskan, “Instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas instrument (test of

(40)

63

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengujian reliabilitas menggunakan keofisien reliabilitas Cronbach Alpha. Suatu instrument penelitian diindikasikan memiliki tingkat reliabilitas memadai jika koefisien Alpha Cronbach besar atau sama dengan 0,70 (Kusnendi, 2008:96). Dalam konteks ini, koefisien Alpha Cronbach (Cα) didefinisikan sebagai berikut :

( ∑ ) (Kusnendi, 2008: 97)

Dimana :

k = jumlah item

si2= jumlah variansi setiap item dan

st2= variansi skor total

Kemudian hasil perhitungan yaitu harga r (reliabilitas tes) dibandingkan dengan harga koefisien korelasi. Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai dengan 1,00 dimana koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran, dan sebaliknya koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikan. Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9

Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Evaluasi

0,800 ≤ r ≥ 1,000 Tinggi

0,600 ≤ r ≥ 0,800 Cukup

0,400 ≤ r ≥ 0,600 Agak rendah

0,200 ≤ r ≥ 0,400 Rendah

0,000 ≤ r ≥ 0,200 Sangat rendah (tidak berkorelasi)

Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikansi pada

= 0,05, maka item pertanyaan tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka item tidak reliabel.

Hasil pengujian reliabilitas masing-masing variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut:

(41)

64

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Penelitian

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Kompetensi profesional guru 0.925 0,344 Reliabel

2 Efektivitas Prakerin 0.930 0,344 Reliabel

Sumber: Lampiran C

Tabel 3.10 di atas menunjukkan bahwa variabel kompetensi profesional dan variabel efektivitas prakerin reliabel dengan kategori tinggi. Hasil ini memperlihatkan bahwa rhitung>rtabel.

3.8. Teknik Analisis Data

3.8.1. Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecendrungan distribusi frekuensi variabel dan menetukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Berdasarkan acuan distribusi normal maka, interpretasi akor terhadap semua variabel dalam penelitian di kategorisasikan kedalam 5 level yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Adapun kategorisasi skor mengacu kepada pendapat Aaker (2004:28) penilaian terhadap skor dianggap mempunyai skala pengukuran interval sehingga dapat dihitung rata-rata dan simpangan baku dari pengumpulan data responden. Kategorisasi tersebut dijadikan sebagai acuan dalam melakukan interpretasi untuk masing-masing variabel.

Sebelum menghitung skor, terlbih dahulu ditentukan range intervalnya, yaitu dengan rumus berikut:

(42)

65

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan skor alternative jawaban angket yang terentang dari 1 sampai dengan 5, banyak kelas interval ditentukan sebanyak 5 kelas, sehingga diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden seperti tampak pada Tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11

Skala Penafsiran Rata-rata Skor Jawaban Responden

Rentang Penafsiran

1,00 – 1,79 Sangat tidak baik / Sangat rendah

1,80 – 2,59 Tidak baik / Rendah

2,60 – 3,39 Cukup / Sedang

3,40 – 4,19 Baik / Tinggi

4,20 – 5,00 Sangat baik / Sangat tinggi

3.8.2 Statistik Inferensial

Statistik inferensial dalam penelitian ini digunakan untuk pengujian asumsi klasik dan model regresi linier berganda.

3.8.2.1 Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi statistik dalam penelitian ini terdiri dari pengujian normalitas,uji linieritas dan uji heterokedastisitas. Pengujian ini dilakukan sebagai prasyarat untuk model regresi linier berganda.

3.8.2.1.1. Pengujian Normalitas Data

(43)

66

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.8.2.1.2 Uji Linieritas

Uji Linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel terikat dengan masing-masing variabel bebas bersifat linier. Pengujian untuk mengetahui linieritas data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji anova.

3.8.2.1.3 Pengujian Heterokedastisitas

Pengujian heterokedastisitas bertujuan untuk mengetagui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Pengujian ini menggunakan uji Glejser. Metode pengujian ini dilakukan dengan meregresi nilai absolut (AbUt) terhadap variabel bebas. Heterokedastisitas tidak terjadi apabila tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan pada absolut residual.

3.8.2.2. Model Regresi Linier Berganda.

Model regresi linear berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel kompetensi Profesional guru (X1), dan variabel efektivitas praktek kerja industri

(X2), terhadap variabel pencapaian kompetensi siswa (Y).

Model regresi linear berganda yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan dua prediktor berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + + e

Keterangan:

Y : Kompetensi Siswa

X1 : Kompetensi Profesional Guru X2 : Efektivitas Praktek Kerja Industri a : Konstanta

b1, dan b2: Koefisien variabel X1, dan X2 e : error

(44)

67

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari pengujian hipotesis simultan dan hipotesis parsial. Berikut dijelaskan masing-masing pengujian hipotesis tersebut.

3.8.2.3.1. Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F Statistik)

Uji F statistik digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Rumus yang digunakan adalah:

⁄ (Supranto,2005:160)

Fhitungselanjutnya dibandingkan dengan Ftabel sesuai dengan α yang telah

ditetapkan. Adapun cara mencari Ftabel dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Kriteria pengambilan keputusan:

Jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak

Jika Fhitung< Ftabel maka Ho diterima.

Artinya apabila Fhitung< Ftabel maka koefisien korelasi ganda yang diuji

adalah tidak signifikan, tetapi sebaliknya jika Fhitung> Ftabel maka koefisien

korelasi ganda yang diuji adalah signifikan dan dapat dijadikan sebagai dasar prediksi serta menunjukkan adanya pengaruh secara simultan, dan ini dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.

3.8.2.3.2. Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t Statistik)

Pengujian hipotesis parsial menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut:

(45)

68

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

thitung selanjutnya dibandingkan dengan ttabel sesuai dengan α yang telah ditetapkan.

Adapun cara mencari ttabel dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

ttabel = n-k-1

Kriteria pengambilan keputusan : Jika thitung> ttabel maka Ho ditolak

Jika thitung< ttabel maka Ho diterima

Artinya, apabila thitung> ttabel maka koefisien korelasi parsial tersebut

signifikan dan menunjukkan adanya pengaruh secara parsial antara variabel independen dengan variabel dependen, atau sebaliknya jika thitung< ttabelmaka

koefisien korelasi parsial tersebut tidak signifikan dan menunjukkan tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel independen dengan variabel dependen.

Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis pada penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:

1. H0 : ρ = 0, artinya tidak terdapat pengaruh tingkat kompetensi profesional

guru dan tingkat efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat kompetesi siswa.

H0 : ρ ˃ 0, artinya terdapat pengaruh kompetensi profesional guru dan

efektivitas praktek kerja industri terhadap tingkat kompetensi siswa.

2. H0 : ρ = 0, artinya tidak terdapat pengaruh tingkat kompetensi profesional

guru terhadap tingkat kompetensi siswa.

H0 : ρ > 0, artinya terdapat pengaruh tingkat kompetensi profesional guru

terhadap tingkat kompetensi siswa.

3. H0 : ρ = 0, artinya tidak terdapat pengaruh tingkat efektivitas praktek kerja

industri (Prakerin) terhadap tingkat kompetensi siswa.

H0 : ρ > 0, artinya terdapat pengaruh tingkat efektivitas praktek kerja industri

(46)

69

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.8.2.3.3 Uji Koefisien Determinasi

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

KP = r2 x 100% Keterangan:

(47)

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan perumusan masalah dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Siswa SMK Negeri 1 Kota Ternate mempersepsikan guru memiliki tingkat kompetensi profesional yang tinggi. Ini berarti bahwa siswa menilai guru telah menguasai kompetensi profesional.

2. Siswa mempersepsikan tingkat efektivitas praktek kerja industri di SMK Negeri 1 Kota Ternate tinggi. Ini berarti bahwa pelaksanaan prakerin di SMK Negeri 1 Kota telah berjalan dengan efektif.

3.Tingkat pencapaian kompetensi siswa SMK Negeri 1 Kota Ternate yang ditunjukkan oleh nilai uji kompetensi siswa, rata-rata berada di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70,00, yang termasuk kategori kompeten. 4. Tingkat kompetensi profesional guru dan tingkat efektivitas prakerin positif

berpengaruh terhadap tingkat pencapaian kompetensi siswa. Ini berarti bahwa untuk mencapai tingkat kompetensi siswa yang optimal diantaranya dengan meningkatkan kompetensi profesional guru dan penyelenggaraan praktek kerja industri yang efektif.

5.Tingkat kompetensi profesional guru memberikan pengaruh positif terhadap tingkat kompetensi siswa. Ini berarti bahwa bila kompetensi profesional guru meningkat maka pencapaian kompetensi siwa juga akan meningkat.

6. Tingkat efektivitas prakerin memberikan pengaruh yang positif terhadap tingkat kompetensi siswa. Ini berarti bahwa bila efktivitas prakerin tinggi maka pencapaian kompetensi siswa juga akan tinggi pula.

5.2. Saran

(48)

98

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

perlu ada upaya untuk meningkatkan kompetensi profesonal guru dan efektivitas praktek kerja industri. Berdasarkan hasil penelitian, indikator variabel kompetensi profesional guru yang terendah adalah kemampuan menilai hasil belajar siswa dan indikator efektivitas prakerin yang terendah adalah indikator efisiensi proses pendidikan.

Peningkatan kemampuan guru dalam menilai hasil belajar siswa sebagai salah satu indikator kompetensi profesional guru dapat ditingkatkan dengan cara menumbuhkan kesadaran guru akan perannya dalam pembelajaran yaitu sebagai evaluator.Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini merupakan umpan balik terhadap proses belajar mengajar, di mana umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Karena begitu kompleksnya proses penilaian, guru perlu memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang memadai. Sekolah dapat memfasilitasi guru dengan mengikutsertakan guru dalam berbagai pelatihan-pelatihan tanpa beban biaya, diskusi-diskusi, juga dengan menyediakan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan guru dalam melakukan penilaian itu sendiri. Selain hal tersebut, hal lain yang tidak kalah penting adalah mengikutsertakan guru dalam pembelajaran keterampilan baik melalui pusat pelatihan guru (PPG) maupun dimagangkan pada industri yang relevan dengan latar belakang pendidikannya. Hal ini penting dilakukan agar budaya kerja industri (keterampilan, tanggung jawab, dan motivasi kerja) dapat dibawa kedalam lingkungan sekolah untuk mendidik siswa.

Peran pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota juga sangat diperlukan guna peningkatan kompetensi professional guru, diantaranya dengan rutin melakukan supervisi. Hal ini penting dilakukan agar dapat diketahui kemajuan maupun kelemahan guru dalam proses pembelajaran, untuk kemudian dicarikan bagaimana cara pemecahannya.

(49)

99

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pembelajaran agar tidak terjadi kesenjangan antara materi yang didapatkan di sekolah dengan praktek di lapangan, dan pengalokasian waktu prakerin yang cukup untuk mengasah kompetensi siswa

Sekolah perlu membuat program yang jelas dan terarah dalam pelaksanaan prakerin dan kerjasama dengan industri terkait perlu ditingkatkan melalui pengkajian secara bersama-sama agar lebih efisien. Bentuk kerjasama tersebut bisa dengan cara melibatkan pihak industri dalam pemberian materi pembekalan bagi siswa peserta prakerin agar siswa mempunyai bekal yang cukup sebelum melakukan prakerin, perlu adanya jalinan kerjasama yang baik antara pembimbing sekolah dengan pembimbing industri dalam memantau perkembangan siswa selama berada di lokasi prakerin, serta kegiatan evaluasi praktek kerja industri harus lebih terukur agar dapat menilai prestasi siswa secara lebih objektif. Pemerindah daerah juga dapat berperan dengan memfasilitasi sekolah dan DU/DI dalam suatu bentuk kerjasama yang lebih mengikat kedua belah pihak untuk dapat bertanggung jawab atas perannya demi menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang baik.

Penelitian ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini selain datang keterbatasan penulis sendiri, juga disebabkan karena begitu kompleksnya permasalahan yang datang dari dunia pendidikan terutama peningkatan kompetensi siswa. Untuk itu perlu adanya penelitian lanjutan tentang upaya-upaya pencapaian kompetensi siswa SMK.

(50)

100

Naima Hady, 2013

Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Dan Efektivitas Praktek Kerja Industri Terhadap Kompetensi Siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Kota Ternate

Gambar

Tabel
Gambar                                                                                              Halaman
Tabel 1.1 Pengangguran Terbuka Tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Tabel 1.2 Nilai Rata-rata Ujian Kompetensi Siswa SMK Negeri 1 Kota Ternate
+7

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI program keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Pati Tahun 2009/2010 adalah sebesar

Besarnya pengaruh kompetensi profesional guru terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI program keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Pati Tahun 2009/2010 adalah sebesar

Pemahaman standar kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial terhadap guru sertifikasi di SMK Pelita

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) perencanaan/persiapan Prakerin; 2) pelaksanaan Prakerin; dan 3) evaluasi Prakerin di SMK Negeri 2 Depok,

Tingkat keefektifan model peningkatan kompetensi profesional guru Biologi berbasis uji kompetensi awal pada uji skala terbatas, ditunjukkan oleh hasil perbandingan tingkat

Dari hasil analisis jalur ditemukan pula pengaruh secara tidak langsung dari variabel Kompetensi Profesional melalui Kompetensi Pedagogik terlebih dahulu

Hasil analisis data atau uji hipotesis diketahui bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan kompetensi pedagogik pembimbing dalam kegiatan prakerin terhadap mutu

Kompetensi keprofesionalan BK di SMK Negeri 1 Panyabungan yaitu telah profesional semua karena sudah bekerja semua sesuai dengan bidangnya masing-masing contohnya yaitu guru BK terus