• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGAMBAR UTILITAS GEDUNG DI SMK NEGERI 2 GARUT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGAMBAR UTILITAS GEDUNG DI SMK NEGERI 2 GARUT."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGAMBAR UTILITAS

GEDUNG DI SMK NEGERI 2 GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan

Oleh

RANGGA MUHAMMAD ABDUL HALIIM 0809159

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh Metode Tutor Sebaya

Terhadap Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Menggambar Utilitas

Gedung di SMK Negeri 2 Garut

Oleh

Rangga Muhammad Abdul Haliim

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Rangga Muhammad Abdul Haliim 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

RANGGA MUHAMMAD ABDUL HALIIM 0809159

PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGAMBAR UTILITAS

GEDUNG DI SMK NEGERI 2 GARUT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. H. Nanang Dalil Herman, S.T., M.Pd. NIP. 19620202 198803 1 002

Pembimbing II,

Dr. Dedy Suryadi, M.Pd. NIP. 19670726 199703 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil,

(4)

ABSTRAK

Pengaruh Metode Tutor Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas

Gedung di SMK Negeri 2 Garut

Oleh

Rangga Muhammad Abdul Haliim (0809159)

Penelitian ini menggambarkan pengaruh metode tutor sebaya terhadap prestasi belajar mata pelajaran menggambar utilitas gedung di SMK Negeri 2 Garut. Tujuan penelitian ini menggambarkan penerapan metode tutor sebaya, mengetahui prestasi belajar mata pelajaran menggambar utilitas gedung setelah diterapkannya metode tutor sebaya, serta untuk mengetahui perbedaan yang signifikan prestasi belajar mata pelajaran menggambar utilitas gedung di SMK Negeri 2 Garut antara metode tutor sebaya dengan metode konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan bentuk eksperimen semu yang terdapat kelas kontrol sebagai pembanding, serta menggunakan teknik analisis data dengan uji t. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Garut sebagai responden. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan melalui tes dengan bentuk soal pilihan ganda dan soal gambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar mata pelajaran menggambar utilitas gedung di SMK Negeri 2 Garut, dimana kelas metode tutor sebaya memiliki prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas metode konvensional.

(5)

ABSTRACT

The Influence of Peer Tutoring Method on Achievement of Drawing Utilities Building Subject

at SMK Negeri 2 Garut

By

Rangga Muhammad Abdul Haliim (0809159)

This research illustrates how the influence of peer tutoring method on achievement of drawing utilities building subject at SMK Negeri 2 Garut. The purpose of this study was to determine the description of peer tutoring method application, determine achievement of drawing utilities building subject after the implementation of peer tutoring method, and determine significant differences achievement of drawing utilities building subject at SMK Negeri 2 Garut between peer tutoring method and conventional method. The method used is an experimental method with quasi-experimental form which contained a control class as a comparison, and techniques of data analysis using the t test. The sample used was a class of XI TGB SMK Negeri 2 Garut as respondents. Instruments used in the data collection is through tests with multiple choice and drawing. The results showed that there were significant differences in achievement of drawing utilities building subject at SMK Negeri 2 Garut, which is peer tutoring method class have higher achievement than conventional method class.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Belajar ... 7

2.2 Pembelajaran ... 8

2.2.1 Pengertian pembelajaran ... 8

2.2.2 Prinsip-prinsip pembelajaran ... 9

2.3 Prestasi Belajar ... 10

2.4 Metode Tutor Sebaya ... 15

2.4.1 Pengertian tutor sebaya ... 15

2.4.2 Langkah-langkah metode tutor sebaya ... 18

2.4.3 Kelebihan dan kelemahan metode tutor sebaya ... 20

2.5 Metode Konvensional ... 21

2.5.1 Pengertian metode konvensional ... 21

2.5.2 Ciri-ciri metode konvensional ... 22

2.5.3 Kelebihan dan kelemahan metode konvensional ... 23

2.6 Tinjauan Terhadap Mata Pelajaran Menggamabar Utilitas Gedung .... 24

2.7 Asumsi ... 25

2.8 Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 27

3.2 Paradigma dan Variabel Penelitian ... 29

3.2.1 Paradigma Penelitian... 29

3.2.2 Variabel Penelitian ... 31

3.3 Definisi Operasional ... 32

(7)

3.5 Data dan Sumber Data ... 36

3.6 Populasi dan Sampel ... 36

3.6.1 Populasi penelitian ... 36

3.6.2 Sampel penelitian ... 37

3.7 Prosedur Penelitian ... 37

3.8 Instrumen Penelitian ... 39

3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data ... 51

4.1.1 Deskripsi Indikator ... 56

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Metode Tutor Sebaya ... 62

4.2 Analisis Data ... 64

4.2.1 Analisis Data Pretest ... 64

4.2.2 Analisis Data Posttest ... 68

4.2.3 Analisis Data N-gain ... 71

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 77

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina

potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang

diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan. Sekolah adalah salah satu sarana

belajar formal dimana di dalamnya terdapat kurikulum yang terdiri dari kegiatan

kurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler. “Pendidikan di sekolah mempunyai

tujuan untuk mengubah agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap

belajar sebagai bentuk perubahan perilaku stabil belajar” (Hamalik, 2001: 18).

Peningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan,

keterampilan, dan sikap belajar melalui pembelajaran di sekolah yang berarti

meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil dari

pembelajaran tersebut akan tercermin pada prestasi belajar.

Penerapan metode yang sesuai merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan prestasi belajar dan tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam

kegiatan pembelajaran, terdapat berbagai macam metode, diantaranya ceramah,

tanya jawab, diskusi, demonstrasi, sosiodrama, karya wisata, kerja kelompok,

latihan, pemberian tugas, dan eksperimen. Namun, Djamarah dan Zain (2010: 25)

menyebutkan bahwa “Adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima

keterangan yang di berikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawannya”. Hal ini

memunculkan sebuah metode lain yang disebut tutor sebaya. Dalam

pelaksanaanya, seorang tutor merupakan kawan dengan usia yang sama atau

sebaya dengan sesamanya.

Tutor sebaya merupakan metode dengan sejumlah siswa sebagai anggota

kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam pembelajaran, setiap

siswa harus bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.

(9)

bertanya, lebih terbuka dengan teman sendiri dibandingkan dengan gurunya.

Selanjutnya, siswa termotivasi dalam menyelesaikan tugas dan motivasi itu

diharapkan tumbuh dari terciptanya hubungan yang saling menentukan dan

membutuhkan antara guru, siswa yang prestasinya tergolong tinggi, dan siswa

yang prestasinya rendah.

Hal ini didukung oleh temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Imanudin (2010) bahwa penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tutor

Sebaya efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa pada Mata Pelajaran

Matematika. Kemudian penelitian lain yang menunjukan hasil yang sama

dilakukan oleh Solihah (2009) bahwa Metode Tutor Sebaya meningkatkan

pemahaman siswa yang menghasilkan prestasi belajar siswa meningkat. Serta

temuan penelitian lainnya oleh Syahputra (2011) bahwa penggunaan Metode

Tutor Sebaya efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada pembelajaran menggambar utilitas gedung, aktivitas dan kreativitas

dari siswa sangat diperlukan, khususnya pada pengerjaan lembar kerja (jobsheet).

Maka salah satu cara yang ditempuh agar keaktivan dan kreativitas siswa tercapai

adalah belajar dengan cara kelompok. Dengan cara berkelompok, siswa dapat

berdiskusi satu sama lain, siswa dapat bertukar informasi, dan siswa yang pintar

dapat membantu siswa yang kurang pintar.

Saat ini, pembelajaran Menggambar Utilitas Gedung di kelas XI Program

Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut dilaksanakan cenderung

mengacu pada kemampuan individu tiap siswa yang sebelumnya pada kegiatan

awal pembelajaran, guru menjelaskan materi yang diajarkan termasuk

menjelaskan penugasan yang ada pada lembar kerja. Sebagian siswa mengalami

kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan dan kurangnya aktivitas dan

kreativitas dalam pengerjaan lembar kerja yang dikerjakan secara individu serta

kurangnya kemampuan siswa untuk bertanya kepada guru. Jika dilihat dari

prestasi belajar siswa pada materi sebelumnya, rata-rata menunjukkan hasil yang

kurang memuaskan. Ini ditunjukan dari nilai Ujian Tengah Semester (UTS) yang

(10)

3

Berdasarkan paparan latar belakang, maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh Metode Tutor Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, peneliti

mengidentifikasi permasalahan yang ada di lapangan adalah sebagai berikut:

1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan

pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung.

2. Kemampuan bertanya siswa pada saat kegiatan belajar mengajar

sangat kurang.

3. Siswa kurang aktif dan kreatif pada saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung.

4. Prestasi belajar siswa rata-rata menunjukkan hasil kurang memuaskan.

1.3 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih dapat terfokus berdasarkan kasus di lapangan

yang lebih spesifik, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah

Metode Tutor Sebaya dan Metode Konvensional. Metode Tutor

Sebaya diterapkan pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas

kontrol menerapkan Metode Konvensional.

2. Metode Tutor Sebaya diterapkan pada Mata Pelajaran Menggambar

Utilitas Gedung pada Pokok Bahasan Menggambar Drainase Gedung.

3. Prestasi belajar pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung

dinyatakan dalam nilai yang diperoleh siswa pada Pokok Bahasan

(11)

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang hendak dipecahkan dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana gambaran penerapan Metode Tutor Sebaya pada Mata

Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut?

2. Bagaimana prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas

Gedung di SMK Negeri 2 Garut setelah diterapkannya Metode Tutor

Sebaya?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata

Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara

Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai pada rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan gambaran penerapan Metode Tutor Sebaya pada

Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut.

2. Mengetahui prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas

Gedung di SMK Negeri 2 Garut setelah diterapkannya Metode Tutor

Sebaya.

3. Mengetahui perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran

Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode

(12)

5

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti

bagi semua pihak yang terkait didalamnya, seperti:

1. Manfaat Teoritis

a. Memperkaya hasil penelitian tentang Metode Tutor Sebaya pada Mata

Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian bagi peneliti selanjutnya

yang menaruh perhatian besar terhadap Metode Tutor Sebaya pada

Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Bermanfaat bagi siswa karena terjadi pembelajaran yang mandiri,

dewasa, dan punya rasa setia kawan yang tinggi.

b. Bagi guru

Guru dapat mengetahui metode yang bervariasi khususnya Metode

Tutor Sebaya untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Guru akan terbantu baik dalam akademis terutama dalam pencapaian

target waktu dan materi pembelajaran maupun dari sisi fisik yang

harus terus berdiri dan membimbing siswa secara individual.

c. Bagi peneliti

Mendapat pengalaman langsung menerapkan Metode Tutor Sebaya

(13)

1.7 Sistematika Penulisan

Agar skripsi ini dapat dengan mudah dipahami oleh berbagai pihak, maka

skripsi ini disajikan dalam lima bab yang disusun berdasarkan sistematika

penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Pada bagian ini penulis mengungkap pembahasanan

latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah

yang diteliti itu timbul, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian. Pada bagian ini dibahas

tentang landasan teoritis dan empiris yang mendasari variabel-variabel dalam

penelitian sebagai tolak ukur berfikir dalam penelitian ini, dan hipotesis dari

penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian. Pada bagian ini dibahas mengenai metodologi

penelitian yang meliputi metode penelitian, paradigma dan variabel penelitian,

data dan sumber data, populasi dan sampel, prosedur penelitian, instrumen

penelitian, dan teknik pengolahan dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bagian ini menyajikan uji

coba alat pengumpulan data, hasil pengolahan, analisis hasil pengolahan data, dan

penafsiran data.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Pada bagian penutup, penulis mencoba

(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan di dalam suatu

penelitian untuk mencapai suatu tujuan. Dalam melakukan penelitian, diperlukan

metode yang akan digunakan agar penelitian terlaksana dengan efektif dan efisien

serta dapat menjawab permasalahan dalam penelitian. Berbagai metode penelitian

dapat dijadikan pilihan dalam melaksanakan penelitian yang disesuaikan dengan

permasalahan dan tujuan penelitian serta hipotesis penelitian.

Menurut Sugiyono (2010: 6) “Metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Seperti yang

diungkapkan Sugiyono (2010: 72) “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan bentuk kuasi

eksperimen (quasi experimental). Menurut Sugiyono (2010: 77) “Desain ini

mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”.

Sementara Sukmadinata (2008: 207) menjelaskan bahwa:

Metode eksperimen semu (quasi eksperimental) pada dasarnya sama

dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel.

Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variable saja yang

dipandang paling dominan.

Sedangkan bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah non-equivalent control group design. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu

(15)

nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis data dan

penafsirannya.

Pola ini menggunakan kelompok yang terdiri dari satu kelompok

ekperimen (eksperimental group) dan kelompok pembanding (control group),

yang secara sederhana diilustrasikan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Non-equivalent Control Group Design

KELOMPOK PRETEST TREATMENT POSTTEST

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O1 Y O2

(Sugiyono, 2010: 323)

Keterangan:

O1 = Tes Awal (Pretest)

O2 = Tes akhir (Posttest)

X = Perlakuan (treatment) pada kelas eksperimen dengan Metode Tutor

Sebaya

Y = Perlakuan (treatment) pada kelas kontrol sebagai pembanding

(16)

29

3.2 Paradigma dan Variabel Penelitian 3.2.1 Paradigma penelitian

Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan

kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar

kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui

model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma.

Paradigma penelitian merupakan cara pandang atau pola piker seseorang terhadap

sesuatu. Dengan paradigma tersebut, peneliti dapat menjelaskan hal yang paling

penting serta memberitahukan apa dan bagaimana yang harus dikerjakan peneliti

dalam memecahkan masalah.

Paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola piker yang

menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus

mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang yang perlu

dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan

hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan

digunakan, (Sugiyono, 2010: 63).

Dengan demikian, paradigma penelitian menunjukan kepada kita tentang

ruang lingkup penelitian yang memperlihatkan komponen, fungsi, dan aktivitas

yang jelas. Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(17)

`

Keterangan:

= Proses Penelitian

= Lingkup Penelitian

= Alur Pengaruh

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Mata Pelajaran

Menggambar Utilitas Gedung

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Pretest

Konvensional Tutor Sebaya

Posttest Posttest

Analisis

(18)

31

Berdasarkan gambar paradigma penelitian, dapat dirumuskan bahwa:

 Teori yang digunakan adalah tentang Metode Tutor Sebaya, Metode

Konvensional, dan Prestasi Belajar.

 Hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:

Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran

Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode

Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional.

Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata

Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara

Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional.

 Teknik analisis data yang digunakan adalah melalui uji t untuk

mengetahui signifikansi dari perbedaan prestasi belajar.

3.2.2 Variabel penelitian

Menurut Yousda (1993: 14) “Variabel secara sederhana dapat diartikan

ciri individu, objek, gejala, perisiwa yang dapat diukur secara kualitatif dan

kuantitatif”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 116) mengartikan “Variabel

sebagai objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari suatu nilai. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Adapun

variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat

(Y) . Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Metode Tutor Sebaya (X1)

dan Metode Konvensional (X2). Sementara variabel terikat (Y) nya adalah prestasi

(19)

3.3 Definisi Operasional

Untuk menghindari agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini

tidak menyimpang dari tujuan semula dan juga tidak terjadi salah penafsiran

istilah yang digunakan, perlu adanya penegasan istilah-istilah yang meliputi:

1. Metode Tutor Sebaya merupakan salah satu teknik dari Model

Pembelajaran Kooperatif dimana guru memberikan kesempatan

kepada siswa (tutor) yang dianggap telah memahami materi yang telah

diajarkan untuk mengajarkannya kembali kepada teman sekelasnya

agar siswa yang belum paham dapat berkomunikasi berupa bertanya

atau menanggapi dengan temannya (tutor tanpa rasa canggung, takut,

atau ragu).

2. “Prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dilakukan dam

menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk

menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu” (Harjati, 2008: 43).

3. Menggambar Utilitas Gedung adalah salah satu standar kompetensi

pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan yang diberikan pada siswa

kelas XI Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut, standar

kompetensi ini diberikan pada semester. Pada standar kompetensi ini

dibahas kompetensi dasar mengenai penjelasan tentang utilitas yang

ada pada bangunan serta bagaimana cara dalam penggambarannya.

4. Metode konvensional merupakan metode pembelajaran yang biasa

digunakan oleh guru di kelas dengan kata lain pembelajarannya

menekankan pada aktivitas guru yang mendominasi kelas dengan

(20)

33

oleh guru, begitupun aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat

sangat kurang.

3.4 Model Pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya

Model pembelajaran merupakan pola yang menggambarkan urutan alur

tahap-tahap kegiatan (sintaks) keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan

rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar dan siswa. Pada

penelitian ini menggunakan metode tutor sebaya yang merupakan salah satu dari

model pembelajaran kooperatif yang pada hakikatnya model pembelajaran ini

keberhasilan seseorang dikarenakan adanya pengaruh dari keberhasilan orang lain.

Untuk lebih jelasnya mengenai model pembelajaran dengan metode tutor sebaya

(21)

Kondisi awal Kondisi akhir yang

(22)

35

Gambar 3.2 Model Pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya

Pada kondisi awal, guru belum melaksanakan pembelajaran dengan

Metode Tutor Sebaya tetapi metode pembelajaran yang dilakukan di kelas

menggunakan Metode Konvensional yaitu dengan ceramah dan penugasan.

Kemudian, tindakan yang dilakukan adalah dengan menerapkan Metode Tutor

Sebaya sebagai pengganti metode belajar yang biasa dilakukan di kelas. Dalam

pelaksanaannya, Metode Tutor Sebaya dilaksanakan dalam berbagai tahap. Di sini

hanya menjelaskan garis besar dari berbagai tahapan yang ada pada Metode Tutor

Sebaya diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tahap penyajian materi. Guru menjelaskan poin-poin penting yang ada

dalam materi, yaitu materi tentang menggambar drainase gedung serta

menjelaskan atau menginformasikan metode pembelajaran yang akan

digunakan. Salah satunya, menginformasikan bahwa pembelajaran

dilakukan secara berkelompok khususnya pada saat penugasan.

2. Tahap kegiatan kelompok. Sebelumnya guru sudah menentukan tutor

untuk setiap kelompok serta melaksanakan arahan dan bimbingan pada

tutor untuk menjelaskan tugas tutor tersebut. Kemudian memberikan

penugasan pada tiap kelompok berupa lembar kerja dan tugas dari

materi yang telah disampaikan.

3. Tahap evaluasi. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode

tutor sebaya sebanyak dua pertemuan, dilaksanakan tes individu untuk

mengukur tingkat penguasan materi dari tiap siswa setelah

diterapkannya metode tutor sebaya.

Kondisi akhir yang diharapkan setelah semua tahapan pada pembelajaran

(23)

meningkatkan penguasaan materi sehingga prestasi belajar tiap siswa pada Mata

Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung meningkat.

3.5 Data dan Sumber Data

Data adalah bahan yang dibutuhkan dalam membuktikan suatu penelitian.

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah “Subjek dari mana

data dapat diperoleh” (Arikunto, 2006: 129). Sumber data diambil dari

rekapitulasi hasil pretest dan posttest. Data yang akan diolah adalah dalam bentuk

nilai yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Untuk memperoleh data dalam

penelitian ini diperlukan teknik pengumpul data dengan metode tes. Tujuan dari

penggunaan metode tes sebagai teknik pengambil data adalah untuk mengukur

kemampuan siswa secara tepat serta mengetahui bagaimana dampak penerapan

Metode Tutor Sebaya. Metode tes ini dilakuakan untuk mendapatkan skor

kemampuan siswa sebelum dan setelah dilakukan perlakuan. Tes yang digunakan

adalah pretest dan posttest yang berupa soal pilihan ganda dan soal gambar.

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130).

Dalam penelitian ini yang dimaksud sebagai populasi penelitian adalah seluruh

siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut

Semester Ganjil Tahun Ajaran 20012/2013 yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas XI

TGB 1 dan kelas XI TGB 2.

Secara rincinya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas XI Teknik Gambar Bangunan

(24)

37

XI TGB-1 26 siswa

XI TGB-2 27 siswa

Total 53 siswa

(Sumber: SMK Negeri 2 Garut)

3.6.2 Sampel penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah sampel populasi. Menurut Arikunto

(Kurniawan, 2005: 30) „Sampel populasi yaitu semua populasi menjadi sampel

karena jumlah populasi kurang dari 100‟. Menurut Sugiyono (2010: 125) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi kurang dari 30”.

Jadi, dalam penelitian ini yang digunakan adalah sampel populasi karena

populasi kurang dari 100.

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan, dan tahap penarikan kesimpulan.

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a) Studi pustaka atau literatur, dilakukan untuk memperoleh teori

yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji. Baik dari

segi pembelajaran, metodologi, maupun permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian.

b) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan

(25)

c) Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan

untuk meminta kesediaannya diadakan penelitian.

d) Studi pendahuluan ke lokasi penelitian untuk mengetahui keadaan

sekolah sebagai populasinya, dan keadaan siswa sebagai

sampelnya.

e) Menyusun proposal penelitian dan mengajukannya ke tim skripsi.

f) Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan

Skenario Pembelajaran sesuai dengan pembelajaran Tutor Sebaya.

g) Membuat dan menyusun kisi-kisi instrumen penelitian berupa tes

bentuk soal pilihan ganda dan soal gambar.

h) Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat

kesukaran instrumen penelitian dan kemudian melakukan revisi

terhadap instrumen penelitian yang kurang sesuai.

i) Melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi awal

populasi dan sampel (kelas yang akan diteliti).

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:

a) Memberikan tes awal (pretest) kepada siswa yang dijadikan sampel

untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan

(treatment), baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

b) Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan Metode

Tutor Sebaya pada kelas eksperimen dan menerapkan Metode

Konvensional pada kelas kontrol dalam pembelajaran Menggambar

Utilitas Gedung Pokok Bahasan Menggambar Drainase Gedung.

c) Memberikan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen maupun

kelas kontrol untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa

setelah diberi perlakuan.

(26)

39

Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain:

a) Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest.

b) Membandingkan hasil analisis data instrumen tes sebelum diberi

perlakuan (prestest) dan setelah diberi perlakuan (posttest) antara

kelas eksperimen dengan kelas kontrol untuk melihat dan

menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari

prestasi belajar yang telah diperoleh.

c) Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari

pengolahan data.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam bentuk

pretest dan posttest. Pretest diberikan untuk mengetahui prestasi belajar siswa

sebelum diberikannya perlakuan sedangkan posttest untuk mengetahui hasil

belajar siswa sesudah diberikannya perlakuan. Data yang diperoleh dari hasil

pretest dan posttest, yang sebelumnya terlebih dahulu melakukan uji coba tes

yang hasilnya diolah dan dianalisa dengan menggunakan uji validitas, realibilitas,

tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

1. Validitas Tes

Validitas merupakan kesesuaian antara alat evaluasi dengan segi

materi yang dievaluasikan atau aspek yang diukur. Rumus untuk

menghitung validitas butir soal menggunakan teknik korelasi product

moment yang dikemukakan oleh Pearson.

(Arikunto, 2012: 87)

Keterangan:

= Koefisien korelasi

(27)

= Skor item test

= Skor responden

= Kuadrat skor item test

= Kuadrat skor responden

= Jumlah responden

Untuk melihat besar koefesien korelasi adalah dengan melihat tabel

untuk nilai .

Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi

BESAR NILAI KRITERIA

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah

(Arikunto, 2012: 89)

Setelah diuji validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya dengan

rumus sebagai berikut:

(Sudjana, 2005: 377)

Keterangan:

(28)

41

r = Koefesien korelasi

n = Jumlah banyak subjek

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5%

dengan derajat bebas (dk) = n - 2. Apabila thitung > ttabel, berarti korelasi

tersebut valid.

Uji instrumen dilakukan terhadap 27 orang siswa, dari 10 buah butir

soal diperoleh soal yang valid sejumlah 10 butir soal yang digunakan

sebagai instrumen dengan tingkat validitas seperti pada tabel 3.7

berikut ini, sedangkan data hasil perhitungan validitas dapat dilihat

pada lampiran.

Tabel 3.4 Distribusi Butir Soal Bedasarkan Tingkat Validitas

KATEGORI KRITERIA PRESENTASE

Sangat Rendah 0 0%

Rendah 1 10%

Cukup 3 30%

Tinggi 6 60%

Sangat Tinggi 0 0%

JUMLAH 10 100%

(Sumber: Hasil penelitian 2012)

2. Reliabilitas Tes

Sebagai mana dikemukakan oleh Sugiyono, (2011: 130), bahwa “Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal”. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan

(29)

menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan

butir-butir tertentu. Dalam hal ini validitas lebih penting dan

reliabilitas ini perlu karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah

tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang

valid biasanya reliabel.

Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan cara internal

consistency, yaitu mencobakan instrumen sekali saja kemudian data

yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus

Kuder-Richardson 20 (K-R. 20):

(Arikunto, 2012: 115)

Keterangan:

= Reliabilitas tes secara keseluruhan

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ∑pq = Jumlah hasil perkalian p dan q

n = Banyaknya item

S = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Harga r11 yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel product

moment. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf siginifikan 5% maka tes dinyatakan reliabel (Arikunto,2006: 188).

Interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh tabel

berikut:

Tabel 3.5 Derajat Realibilitas Alat Evaluasi

DERAJAT REALIBILITAS INTERPRETASI

(30)

43

0,90 < r11 ≤ 1,00 Derajat realibilitas sangat tinggi

(Arikunto, 2006: 75)

Hasil perhitungan reliabilitas butir soal dalam penelitian ini diperoleh

sebesar 0,725. Berdasarkan tabel 3.6 diklasifikasikan instumen soal

yang digunakan memiliki reliabilitas tinggi. Data hasil perhitungan

reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 3.6 Realibilitas Instrumen

Σpq 2,189

S2 7,210

r11 0,774

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)

3. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak teralu mudah dan tidak terlalu

sukar. Suatu perangkat evaluasi yang baik akan menghasilkan skor

atau nilai yang membentuk distribusi normal. Tingkat kesukaran suatu

butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2012 : 223)

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi Indeks Kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut:

(31)

INDEKS KESUKARAN INTERPRETASI

P = 0,00 Soal sangat sukar

0,00 < P ≤ 0,30 Soal sukar 0,30 < P ≤ 0,70 Soal sedang 0,70 < P ≤ 1,00 Soal mudah

P = 1,00 Soal sangat mudah

(Arikunto, 2012 : 225)

Distribusi tingkat kesukaran butir soal yang digunakan tersebar mulai

dari mudah sampai sedang sebagaimana tercantum pada tabel 3.8 dan

perhitungan tingkat kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran.

Tabel 3.8 Distribusi Butir Soal berdasarkan Tingkat Kesukaran INDEKS

KESUKARAN JUMLAH PRESENTASE

Mudah 4 40%

Sedang 6 60%

Sukar 0 0%

JUMLAH 10 100%

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)

4. Daya Pembeda

Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan antara siswa yang

menguasai konsep dengan siswa yang tidak menguasai konsep, dapat

(32)

45

(Arikunto, 2012: 228)

Keterangan:

D = Daya pembeda

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal

dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

JA = Banyaknya peserta tes kelompok atas

JB = Banyaknya peserta tes kelompok bawah

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P

sebagai indeks kesukaran)

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (P

sebagai indeks kesukaran)

Klasifikasi interpretasi yang digunakan untuk daya pembeda adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda

DAYA PEMBEDA INTERPRETASI

D ≤ 0,00 Sangat jelek

0,00 < D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤ 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2012: 232)

Hasil perhitungan analisis daya pembeda butir soal dalam penelitian

ini diperoleh berkisar antara 0,30 sampai 0,80 dengan distribusi

(33)

data hasil perhitungan analisis daya pembeda dapat dilihat pada

lampiran.

Tabel 3.10 Distribusi Butir Soal Berdasarkan Daya Pembeda

INDEKS DP JUMLAH PERSENTASE

Baik Sekali 1 10%

Baik 7 70%

Cukup 2 20%

Jelek 0 0%

Jumlah 10 100%

(Sumber: Hasil Penelitian 2012)

3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Uji Normalized Gain (N-Gain)

Untuk mengetahui perbedaan peningkatan prestasi belajar dalam

penelitian ini menggunakan teknik normalized gain. Dengan

mengetahui rata-rata nilai <g> (normalized gain) dari rata-rata nilai

pretest dan rata-rata nilai posttest.

Nilai <g> dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Meltzer (Solihah, 2009)

Keterangan:

(34)

47

Sf = Skor posttest

Si = Skor pretest 100 = Skor maksimal

Setelah nilai <g> didapat dan dirata-ratakan, langkah selanjutnya

menginterpretasikan nilai tersebut kedalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.11 Interpretasi Nilai Normalized Gain

NILAI G INTERPRETASI

Uji Normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji

itu berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dan

homogenitas merupakan pengujian awal yang digunakan sebagai

persyaratan dalam pengujian berikutnya. Uji normalitas distribusi

dimaksukan untuk menguji normal atau tidaknya suatu variabel dengan

menggunakan Chi-kuadarat.

Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :

Langkah 1: Menemukan rentang (R)

R = Skor tertinggi – skor terendah (Sudjana, 2005: 47)

Langkah 2: Menentukan banyaknya kelas interval

BK= 1 + 3,3 Log n (Sudjana, 2005: 47)

Keterangan:

K = Banyak interval

N = Jumlah data

Langkah 3: Menetukan rentang interval (P)

(35)

Langkah 4: Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 3.12 Tabel Distribusi Frekuensi

NO KELAS

Langkah 5: Membuat tabulasi dengan tabel penolong

Langkah 6: Mencari rata-rata (mean) dengan rumus:

(Sudjana, 2005: 95)

Langkah 7: Mencari simpangan baku (standard deviasi) dengan rumus:

(Sudjana, 2005: 95)

Langkah 8: Membuat tabel distribusi harga yang diperlukan dalam

Chi-kuadrat

a) Batas kelas interval (BK)

b) Nilai baku (Z)

c) Luas dibawah kurva normal baku dari 0 ke z (L)

L = Z2tabel– Z1tabel

d) Mencari harga ekspetasi (Ei)

Ei = N.L

e) Menentukan harga Chi-kuadrat (X2)

(Sugiyono, 2011: 107)

Keterangan:

�2 = chi kuadrat

fo = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi diharapkan

(36)

49

dk = kelas interval - 3

g) Penentuan normalitas

Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi normal. Bila

� 2

hitung < � 2tabel dengan derajat kebebasan (dk = kelas interval - 3). Tetapi jika � 2hitung > � 2tabel, maka data berdistribusi tidak normal.

3. Uji Homogenitas

Untuk menentukan rumus uji t mana yang akan dipilih untuk pengujian

hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel homogen atau

tidak.

(Sugiyono, 2011: 276)

Langkah selanjutnya menentukan nilai Fhitung dengan F (n1–1, n2–1),

dengan  = 0,05. Kriteria dari uji homogenitas ini adalah jika Fhitung <

Fmaka data bersifat homogen.

4. Uji T

Untuk melihat apakah hasil penelitian yang diperoleh signifikan atau

tidak digunakan perhitungan uji t. Uji t ini digunakan untuk

membandingkan rata-rata dari hasil pretest dan posttest antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol. Karena n1 ≠ n2, berdistribusi normal,

dan homogen maka digunakan rumus polled varians.

(Sugiyono, 2011: 197)

(37)

= rata-rata nilai kelas eksperimen

= rata-rata nilai kelas control

n1 = jumlah sampel di kelas eksperimen

n2 = jumlah sampel di kelas kontrol

S1 = Simpangan baku kelas eksperimen

S2 = Simpangan baku kelas kontrol

S12 = Varian kelas eksperimen

S22 = Varian kelas kontrol

Setelah dilakukan uji t, maka harga thitung yang diperoleh perlu

dibandingkan dengan ttabel untuk mengetahui perbedaan itu signifikan

atau tidak dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 dan taraf

kepercayaan 95%.

Kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis

adalah sebagai berikut:

Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel

Ho diterima dan Ha ditolak jika thitung < ttabel

Rumusan hipotesis yang akan diuji dengan uji kesamaan dua rata-rata

adalah sebagai berikut :

Ho : x = y Tidak terdapat perbedaan yang signifikan prestasi

belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2

Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional.

Ha : x y  Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar

Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaraan yang dilakukan dengan menggunakan Metode Tutor

Sebaya telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan pelaksanaanya, yaitu

pembentukan kelompok yang tiap kelompok terdapat satu tutor,

mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing tutor jika

terdapat kesulitan dalam menyampaikan kepada temannya, tutor

bersama kelompoknya bekerja sama mengerjakan soal-soal ang

diberikan oleh guru. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode

ini, seorang tutor menjadi peranan penting dalam kelompok

masing-masing dan adanya keleluasaan siswa lain untuk bertanya kepada tutor

dibandingkan bertanya pada guru. Sehingga aktivitas siswa dalam

pembelajaran menjadi lebih aktif, karena siswa lebih leluasa untuk

menanyakan hal-hal yang kurang atau belum dipahami.

2. Hasil rata-rata nilai pretest yang diperoleh siswa pada kelas

eksperimen yang diberikan perlakuan dengan Metode Tutor Sebaya

adalah 43,75 dan nilai rata-rata posttest yang diperoleh adalah 76,35.

Dari pretest dan posttest terdapat peningkatan prestasi belajar dengan

nilai rata-rata sebesar 32,60.

3. Berdasarkan hasil belajar yang telah dicapai oleh kelas eksperimen dan

kelas kontrol, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas

Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan

Metode Konvensional, dimana kelas yang dikenakan Metode Tutor

(39)

kelas yang dikenakan Metode Konvensional. Kelas eksperimen

mengalami peningkatan n-gain rata-rata sebesar 0,57 dan kelas kontrol

sebesar 0,43.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka

beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi guru, berdasarkan hasil penelitian ini penerapan Metode Tutor

Sebaya dapat dijadikan sebuah alternatif yang digunakan dalam

pembelajaran karena siswa menjadi lebih aktif dan kreatif di dalam

proses pembelajarannya sehingga siswa tidak hanya menghafal materi

yang diberikan, akan tetapi memahami konsep dari materinya yang

pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.

2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif

pengembangan kurikulum yang dapat digunakan dalam pembelajaran,

baik itu pembelajaran pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas

Gedung maupun pembelajaran lainnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan ada penelitian lebih lanjut

mengenai penerapan Metode Tutor Sebaya dengan pengembangan

yang berbeda dan pada pokok bahasan lain dengan sampel penelitian

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Aqsya. (2010). Penguasaan Matematika Siswa Mtsn Krian, [Online]. Tersedia: http://abidus-aqsya.blogspot.com/2011/04/laporan-ptk-bab-iilanjutan.html. [28 Juli 2012]

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi Aksara.

Audrey, N. (2011). Penerapan Peer Tutoring di SMPN 2 Blanakan Kabupaten

Subang, [Online]. Tersedia: http://nasyaandaudrey.blogdetik.com/2011/11/15/penerapan-peertutoring-di-smpn-2-blanakan-kaupaten-subang/. [29 Juli 2012]

Azwar, S. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bantala, Agung Puspita. (2010). Penerapan Pembelajaran E-Learning untuk

Meningkatkan Kemampuan Kognitif Peserta Diklat Teknik Jaringan Komputer Dasar di PPPPTK BMTI Bandung. Tesis S2 Prodi Pendidikan

Teknologi dan Kejuruan UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Falah, Z. (2010). Penerapan Metode Tutor Sebaya dan Penilaian oleh Teman

Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada siswa kelas SMP, [Online].

Tersedia: http://cdhnegri.blogspot.com/. [28 Juli 2012]

Farri, S. (2010). Perbedaan Metode Pembelajaran Konvensional dan Metode

Pembelajaran Hypnoteching, [Online] Tersedia:

http://faesabila.blogspot.com/2010/07/konvensional-vs-hypnoteaching.html [16 Oktober 2012]

(41)

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Martiana.

Harjati, P. (2007). Media Pembelajaran, [Online]. Tersedia: http://www.blogger.com/feeds/2754832685471863545/posts/default. [18 September 2012]

Hetika. (2008). Pembelajaran Menurut Aliran Kognitif, [Online]. Edisi 11 April

2008. Tersedia:

http://teoripembelajaran.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-menurut-aliran-kognitif.html. [18 September 2012]

Imanudin. (2010). Model Pembelajaran Kooperatif Tutor Sebaya Dalam Mata

Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman.

Tesis Magister Pendidikan pada Pengembangan Kurikulum UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kholik, Muhammad. (2011). Media Pembelajaran Konvensional. [Online] Tersedia: http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/#_ftn3 [26 Oktober 2012]

Novita, R. (2013). Macam-macam Metode Pembelajaran. [Online] Tersedia:

http://sdnegerionebojongsari.blogspot.com/2013/01/macam-macam-metodepembelajaran-oleh.html. [30 Januari 2013]

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Muda. Bandung: Alfabeta.

Rusyan, T. (1996). Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman, M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Siregar, E. dan Hartini, N. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Solihah, I. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Transaktif

Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Sma. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPMIPA UPI Bandung: tidak

(42)

80

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sugianto, A. E. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bandung: Sekolah Pasca

Sarjana UPI.

Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.

Suparno, P. (2007). Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanius.

Suryabrata, S. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Syahputra, Y. (2011). Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Sarijadi Bandung.

Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penelitian Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Winataputra, U. S. (1999). Pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Winkel, W. S. (1996). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Yousda, A. dan Ine, I. (1993). Penelitian dan Statistik Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 3.1 Non-equivalent Control Group Design
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi
Tabel 3.4 Distribusi Butir Soal Bedasarkan Tingkat Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

The minimum expected count is 7,49.. Computed only for a 2x2 table

Tujuan menelitian ini untuk mendeteksi risiko sistemik pada perbankan syariah melalui risiko kredit, risiko ketersediaan modal, risiko likuiditas, bank run, dan contagion dengan

Peningkatan Jalan Sirsak Dusun II Desa Keban Agung Paket 149.. Peningkatan Jalan Batu Tiking - Polsek

Ayat-ayat berikut menunjukkan kebolehan membaca Shad menjadi Sin, perhatikan pada kata bergaris bawah.. Huruf Dhad pada ayat berikut, boleh dibaca dengan harakat fathah atau

Maka dari itu, jika sebuah negara mengalami kerusakan dan penyimpangan, haruslah dilihat dulu faktanya. Apakah negara itu merupakan negara yang berasaskan Aqidah

Analisis Yuridis Dampak Pemborongan Penyedia Jasa Pekerja/Buruh Terhadap Hak-Hak Pekerja Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan” adalah

Yang dimaksud Pasal 143 ayat (3) KUHAP ialah surat dakwaan batal demi hukum apabila tindak pidana yang didakwakan tidak diuraikan secara cermat, jelas dan

[r]