PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGAMBAR UTILITAS
GEDUNG DI SMK NEGERI 2 GARUT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Oleh
RANGGA MUHAMMAD ABDUL HALIIM 0809159
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pengaruh Metode Tutor Sebaya
Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Menggambar Utilitas
Gedung di SMK Negeri 2 Garut
Oleh
Rangga Muhammad Abdul Haliim
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Rangga Muhammad Abdul Haliim 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
HALAMAN PENGESAHAN
RANGGA MUHAMMAD ABDUL HALIIM 0809159
PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGAMBAR UTILITAS
GEDUNG DI SMK NEGERI 2 GARUT
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. H. Nanang Dalil Herman, S.T., M.Pd. NIP. 19620202 198803 1 002
Pembimbing II,
Dr. Dedy Suryadi, M.Pd. NIP. 19670726 199703 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil,
ABSTRAK
Pengaruh Metode Tutor Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas
Gedung di SMK Negeri 2 Garut
Oleh
Rangga Muhammad Abdul Haliim (0809159)
Penelitian ini menggambarkan pengaruh metode tutor sebaya terhadap prestasi belajar mata pelajaran menggambar utilitas gedung di SMK Negeri 2 Garut. Tujuan penelitian ini menggambarkan penerapan metode tutor sebaya, mengetahui prestasi belajar mata pelajaran menggambar utilitas gedung setelah diterapkannya metode tutor sebaya, serta untuk mengetahui perbedaan yang signifikan prestasi belajar mata pelajaran menggambar utilitas gedung di SMK Negeri 2 Garut antara metode tutor sebaya dengan metode konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan bentuk eksperimen semu yang terdapat kelas kontrol sebagai pembanding, serta menggunakan teknik analisis data dengan uji t. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI TGB SMK Negeri 2 Garut sebagai responden. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dilakukan melalui tes dengan bentuk soal pilihan ganda dan soal gambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar mata pelajaran menggambar utilitas gedung di SMK Negeri 2 Garut, dimana kelas metode tutor sebaya memiliki prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas metode konvensional.
ABSTRACT
The Influence of Peer Tutoring Method on Achievement of Drawing Utilities Building Subject
at SMK Negeri 2 Garut
By
Rangga Muhammad Abdul Haliim (0809159)
This research illustrates how the influence of peer tutoring method on achievement of drawing utilities building subject at SMK Negeri 2 Garut. The purpose of this study was to determine the description of peer tutoring method application, determine achievement of drawing utilities building subject after the implementation of peer tutoring method, and determine significant differences achievement of drawing utilities building subject at SMK Negeri 2 Garut between peer tutoring method and conventional method. The method used is an experimental method with quasi-experimental form which contained a control class as a comparison, and techniques of data analysis using the t test. The sample used was a class of XI TGB SMK Negeri 2 Garut as respondents. Instruments used in the data collection is through tests with multiple choice and drawing. The results showed that there were significant differences in achievement of drawing utilities building subject at SMK Negeri 2 Garut, which is peer tutoring method class have higher achievement than conventional method class.
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Belajar ... 7
2.2 Pembelajaran ... 8
2.2.1 Pengertian pembelajaran ... 8
2.2.2 Prinsip-prinsip pembelajaran ... 9
2.3 Prestasi Belajar ... 10
2.4 Metode Tutor Sebaya ... 15
2.4.1 Pengertian tutor sebaya ... 15
2.4.2 Langkah-langkah metode tutor sebaya ... 18
2.4.3 Kelebihan dan kelemahan metode tutor sebaya ... 20
2.5 Metode Konvensional ... 21
2.5.1 Pengertian metode konvensional ... 21
2.5.2 Ciri-ciri metode konvensional ... 22
2.5.3 Kelebihan dan kelemahan metode konvensional ... 23
2.6 Tinjauan Terhadap Mata Pelajaran Menggamabar Utilitas Gedung .... 24
2.7 Asumsi ... 25
2.8 Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 27
3.2 Paradigma dan Variabel Penelitian ... 29
3.2.1 Paradigma Penelitian... 29
3.2.2 Variabel Penelitian ... 31
3.3 Definisi Operasional ... 32
3.5 Data dan Sumber Data ... 36
3.6 Populasi dan Sampel ... 36
3.6.1 Populasi penelitian ... 36
3.6.2 Sampel penelitian ... 37
3.7 Prosedur Penelitian ... 37
3.8 Instrumen Penelitian ... 39
3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data ... 51
4.1.1 Deskripsi Indikator ... 56
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Metode Tutor Sebaya ... 62
4.2 Analisis Data ... 64
4.2.1 Analisis Data Pretest ... 64
4.2.2 Analisis Data Posttest ... 68
4.2.3 Analisis Data N-gain ... 71
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 74
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 76
5.2 Saran ... 77
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina
potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang
diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan. Sekolah adalah salah satu sarana
belajar formal dimana di dalamnya terdapat kurikulum yang terdiri dari kegiatan
kurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler. “Pendidikan di sekolah mempunyai
tujuan untuk mengubah agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap
belajar sebagai bentuk perubahan perilaku stabil belajar” (Hamalik, 2001: 18).
Peningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan sikap belajar melalui pembelajaran di sekolah yang berarti
meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil dari
pembelajaran tersebut akan tercermin pada prestasi belajar.
Penerapan metode yang sesuai merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan prestasi belajar dan tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam
kegiatan pembelajaran, terdapat berbagai macam metode, diantaranya ceramah,
tanya jawab, diskusi, demonstrasi, sosiodrama, karya wisata, kerja kelompok,
latihan, pemberian tugas, dan eksperimen. Namun, Djamarah dan Zain (2010: 25)
menyebutkan bahwa “Adakalanya seorang siswa lebih mudah menerima
keterangan yang di berikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawannya”. Hal ini
memunculkan sebuah metode lain yang disebut tutor sebaya. Dalam
pelaksanaanya, seorang tutor merupakan kawan dengan usia yang sama atau
sebaya dengan sesamanya.
Tutor sebaya merupakan metode dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam pembelajaran, setiap
siswa harus bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
bertanya, lebih terbuka dengan teman sendiri dibandingkan dengan gurunya.
Selanjutnya, siswa termotivasi dalam menyelesaikan tugas dan motivasi itu
diharapkan tumbuh dari terciptanya hubungan yang saling menentukan dan
membutuhkan antara guru, siswa yang prestasinya tergolong tinggi, dan siswa
yang prestasinya rendah.
Hal ini didukung oleh temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Imanudin (2010) bahwa penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tutor
Sebaya efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa pada Mata Pelajaran
Matematika. Kemudian penelitian lain yang menunjukan hasil yang sama
dilakukan oleh Solihah (2009) bahwa Metode Tutor Sebaya meningkatkan
pemahaman siswa yang menghasilkan prestasi belajar siswa meningkat. Serta
temuan penelitian lainnya oleh Syahputra (2011) bahwa penggunaan Metode
Tutor Sebaya efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada pembelajaran menggambar utilitas gedung, aktivitas dan kreativitas
dari siswa sangat diperlukan, khususnya pada pengerjaan lembar kerja (jobsheet).
Maka salah satu cara yang ditempuh agar keaktivan dan kreativitas siswa tercapai
adalah belajar dengan cara kelompok. Dengan cara berkelompok, siswa dapat
berdiskusi satu sama lain, siswa dapat bertukar informasi, dan siswa yang pintar
dapat membantu siswa yang kurang pintar.
Saat ini, pembelajaran Menggambar Utilitas Gedung di kelas XI Program
Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut dilaksanakan cenderung
mengacu pada kemampuan individu tiap siswa yang sebelumnya pada kegiatan
awal pembelajaran, guru menjelaskan materi yang diajarkan termasuk
menjelaskan penugasan yang ada pada lembar kerja. Sebagian siswa mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan dan kurangnya aktivitas dan
kreativitas dalam pengerjaan lembar kerja yang dikerjakan secara individu serta
kurangnya kemampuan siswa untuk bertanya kepada guru. Jika dilihat dari
prestasi belajar siswa pada materi sebelumnya, rata-rata menunjukkan hasil yang
kurang memuaskan. Ini ditunjukan dari nilai Ujian Tengah Semester (UTS) yang
3
Berdasarkan paparan latar belakang, maka judul penelitian ini adalah “Pengaruh Metode Tutor Sebaya Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, peneliti
mengidentifikasi permasalahan yang ada di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan
pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung.
2. Kemampuan bertanya siswa pada saat kegiatan belajar mengajar
sangat kurang.
3. Siswa kurang aktif dan kreatif pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
4. Prestasi belajar siswa rata-rata menunjukkan hasil kurang memuaskan.
1.3 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih dapat terfokus berdasarkan kasus di lapangan
yang lebih spesifik, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
Metode Tutor Sebaya dan Metode Konvensional. Metode Tutor
Sebaya diterapkan pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas
kontrol menerapkan Metode Konvensional.
2. Metode Tutor Sebaya diterapkan pada Mata Pelajaran Menggambar
Utilitas Gedung pada Pokok Bahasan Menggambar Drainase Gedung.
3. Prestasi belajar pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung
dinyatakan dalam nilai yang diperoleh siswa pada Pokok Bahasan
1.4 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang hendak dipecahkan dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana gambaran penerapan Metode Tutor Sebaya pada Mata
Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut?
2. Bagaimana prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas
Gedung di SMK Negeri 2 Garut setelah diterapkannya Metode Tutor
Sebaya?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata
Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara
Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai pada rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan gambaran penerapan Metode Tutor Sebaya pada
Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut.
2. Mengetahui prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas
Gedung di SMK Negeri 2 Garut setelah diterapkannya Metode Tutor
Sebaya.
3. Mengetahui perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran
Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode
5
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang berarti
bagi semua pihak yang terkait didalamnya, seperti:
1. Manfaat Teoritis
a. Memperkaya hasil penelitian tentang Metode Tutor Sebaya pada Mata
Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian bagi peneliti selanjutnya
yang menaruh perhatian besar terhadap Metode Tutor Sebaya pada
Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Bermanfaat bagi siswa karena terjadi pembelajaran yang mandiri,
dewasa, dan punya rasa setia kawan yang tinggi.
b. Bagi guru
Guru dapat mengetahui metode yang bervariasi khususnya Metode
Tutor Sebaya untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Guru akan terbantu baik dalam akademis terutama dalam pencapaian
target waktu dan materi pembelajaran maupun dari sisi fisik yang
harus terus berdiri dan membimbing siswa secara individual.
c. Bagi peneliti
Mendapat pengalaman langsung menerapkan Metode Tutor Sebaya
1.7 Sistematika Penulisan
Agar skripsi ini dapat dengan mudah dipahami oleh berbagai pihak, maka
skripsi ini disajikan dalam lima bab yang disusun berdasarkan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Pada bagian ini penulis mengungkap pembahasanan
latar belakang masalah dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah
yang diteliti itu timbul, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian. Pada bagian ini dibahas
tentang landasan teoritis dan empiris yang mendasari variabel-variabel dalam
penelitian sebagai tolak ukur berfikir dalam penelitian ini, dan hipotesis dari
penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian. Pada bagian ini dibahas mengenai metodologi
penelitian yang meliputi metode penelitian, paradigma dan variabel penelitian,
data dan sumber data, populasi dan sampel, prosedur penelitian, instrumen
penelitian, dan teknik pengolahan dan analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bagian ini menyajikan uji
coba alat pengumpulan data, hasil pengolahan, analisis hasil pengolahan data, dan
penafsiran data.
Bab V Kesimpulan dan Saran. Pada bagian penutup, penulis mencoba
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan di dalam suatu
penelitian untuk mencapai suatu tujuan. Dalam melakukan penelitian, diperlukan
metode yang akan digunakan agar penelitian terlaksana dengan efektif dan efisien
serta dapat menjawab permasalahan dalam penelitian. Berbagai metode penelitian
dapat dijadikan pilihan dalam melaksanakan penelitian yang disesuaikan dengan
permasalahan dan tujuan penelitian serta hipotesis penelitian.
Menurut Sugiyono (2010: 6) “Metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Seperti yang
diungkapkan Sugiyono (2010: 72) “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.”
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan bentuk kuasi
eksperimen (quasi experimental). Menurut Sugiyono (2010: 77) “Desain ini
mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”.
Sementara Sukmadinata (2008: 207) menjelaskan bahwa:
Metode eksperimen semu (quasi eksperimental) pada dasarnya sama
dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel.
Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variable saja yang
dipandang paling dominan.
Sedangkan bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah non-equivalent control group design. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu
nyata dalam bentuk angka sehingga memudahkan proses analisis data dan
penafsirannya.
Pola ini menggunakan kelompok yang terdiri dari satu kelompok
ekperimen (eksperimental group) dan kelompok pembanding (control group),
yang secara sederhana diilustrasikan pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Non-equivalent Control Group Design
KELOMPOK PRETEST TREATMENT POSTTEST
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 Y O2
(Sugiyono, 2010: 323)
Keterangan:
O1 = Tes Awal (Pretest)
O2 = Tes akhir (Posttest)
X = Perlakuan (treatment) pada kelas eksperimen dengan Metode Tutor
Sebaya
Y = Perlakuan (treatment) pada kelas kontrol sebagai pembanding
29
3.2 Paradigma dan Variabel Penelitian 3.2.1 Paradigma penelitian
Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan
kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar
kebenaran dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui
model-model tertentu. Model tersebut biasanya dikenal dengan paradigma.
Paradigma penelitian merupakan cara pandang atau pola piker seseorang terhadap
sesuatu. Dengan paradigma tersebut, peneliti dapat menjelaskan hal yang paling
penting serta memberitahukan apa dan bagaimana yang harus dikerjakan peneliti
dalam memecahkan masalah.
Paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola piker yang
menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang yang perlu
dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan
digunakan, (Sugiyono, 2010: 63).
Dengan demikian, paradigma penelitian menunjukan kepada kita tentang
ruang lingkup penelitian yang memperlihatkan komponen, fungsi, dan aktivitas
yang jelas. Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
`
Keterangan:
= Proses Penelitian
= Lingkup Penelitian
= Alur Pengaruh
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Mata Pelajaran
Menggambar Utilitas Gedung
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest Pretest
Konvensional Tutor Sebaya
Posttest Posttest
Analisis
31
Berdasarkan gambar paradigma penelitian, dapat dirumuskan bahwa:
Teori yang digunakan adalah tentang Metode Tutor Sebaya, Metode
Konvensional, dan Prestasi Belajar.
Hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut:
Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran
Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode
Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional.
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar Mata
Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara
Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional.
Teknik analisis data yang digunakan adalah melalui uji t untuk
mengetahui signifikansi dari perbedaan prestasi belajar.
3.2.2 Variabel penelitian
Menurut Yousda (1993: 14) “Variabel secara sederhana dapat diartikan
ciri individu, objek, gejala, perisiwa yang dapat diukur secara kualitatif dan
kuantitatif”. Sedangkan menurut Arikunto (2006: 116) mengartikan “Variabel
sebagai objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.
Variabel adalah konsep yang diberi lebih dari suatu nilai. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Adapun
variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel terikat
(Y) . Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Metode Tutor Sebaya (X1)
dan Metode Konvensional (X2). Sementara variabel terikat (Y) nya adalah prestasi
3.3 Definisi Operasional
Untuk menghindari agar persoalan yang dibicarakan dalam penelitian ini
tidak menyimpang dari tujuan semula dan juga tidak terjadi salah penafsiran
istilah yang digunakan, perlu adanya penegasan istilah-istilah yang meliputi:
1. Metode Tutor Sebaya merupakan salah satu teknik dari Model
Pembelajaran Kooperatif dimana guru memberikan kesempatan
kepada siswa (tutor) yang dianggap telah memahami materi yang telah
diajarkan untuk mengajarkannya kembali kepada teman sekelasnya
agar siswa yang belum paham dapat berkomunikasi berupa bertanya
atau menanggapi dengan temannya (tutor tanpa rasa canggung, takut,
atau ragu).
2. “Prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dilakukan dam
menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk
menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu” (Harjati, 2008: 43).
3. Menggambar Utilitas Gedung adalah salah satu standar kompetensi
pada mata pelajaran Kompetensi Kejuruan yang diberikan pada siswa
kelas XI Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Garut, standar
kompetensi ini diberikan pada semester. Pada standar kompetensi ini
dibahas kompetensi dasar mengenai penjelasan tentang utilitas yang
ada pada bangunan serta bagaimana cara dalam penggambarannya.
4. Metode konvensional merupakan metode pembelajaran yang biasa
digunakan oleh guru di kelas dengan kata lain pembelajarannya
menekankan pada aktivitas guru yang mendominasi kelas dengan
33
oleh guru, begitupun aktivitas siswa untuk menyampaikan pendapat
sangat kurang.
3.4 Model Pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya
Model pembelajaran merupakan pola yang menggambarkan urutan alur
tahap-tahap kegiatan (sintaks) keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan
rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar dan siswa. Pada
penelitian ini menggunakan metode tutor sebaya yang merupakan salah satu dari
model pembelajaran kooperatif yang pada hakikatnya model pembelajaran ini
keberhasilan seseorang dikarenakan adanya pengaruh dari keberhasilan orang lain.
Untuk lebih jelasnya mengenai model pembelajaran dengan metode tutor sebaya
Kondisi awal Kondisi akhir yang
35
Gambar 3.2 Model Pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya
Pada kondisi awal, guru belum melaksanakan pembelajaran dengan
Metode Tutor Sebaya tetapi metode pembelajaran yang dilakukan di kelas
menggunakan Metode Konvensional yaitu dengan ceramah dan penugasan.
Kemudian, tindakan yang dilakukan adalah dengan menerapkan Metode Tutor
Sebaya sebagai pengganti metode belajar yang biasa dilakukan di kelas. Dalam
pelaksanaannya, Metode Tutor Sebaya dilaksanakan dalam berbagai tahap. Di sini
hanya menjelaskan garis besar dari berbagai tahapan yang ada pada Metode Tutor
Sebaya diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tahap penyajian materi. Guru menjelaskan poin-poin penting yang ada
dalam materi, yaitu materi tentang menggambar drainase gedung serta
menjelaskan atau menginformasikan metode pembelajaran yang akan
digunakan. Salah satunya, menginformasikan bahwa pembelajaran
dilakukan secara berkelompok khususnya pada saat penugasan.
2. Tahap kegiatan kelompok. Sebelumnya guru sudah menentukan tutor
untuk setiap kelompok serta melaksanakan arahan dan bimbingan pada
tutor untuk menjelaskan tugas tutor tersebut. Kemudian memberikan
penugasan pada tiap kelompok berupa lembar kerja dan tugas dari
materi yang telah disampaikan.
3. Tahap evaluasi. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan metode
tutor sebaya sebanyak dua pertemuan, dilaksanakan tes individu untuk
mengukur tingkat penguasan materi dari tiap siswa setelah
diterapkannya metode tutor sebaya.
Kondisi akhir yang diharapkan setelah semua tahapan pada pembelajaran
meningkatkan penguasaan materi sehingga prestasi belajar tiap siswa pada Mata
Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung meningkat.
3.5 Data dan Sumber Data
Data adalah bahan yang dibutuhkan dalam membuktikan suatu penelitian.
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah “Subjek dari mana
data dapat diperoleh” (Arikunto, 2006: 129). Sumber data diambil dari
rekapitulasi hasil pretest dan posttest. Data yang akan diolah adalah dalam bentuk
nilai yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Untuk memperoleh data dalam
penelitian ini diperlukan teknik pengumpul data dengan metode tes. Tujuan dari
penggunaan metode tes sebagai teknik pengambil data adalah untuk mengukur
kemampuan siswa secara tepat serta mengetahui bagaimana dampak penerapan
Metode Tutor Sebaya. Metode tes ini dilakuakan untuk mendapatkan skor
kemampuan siswa sebelum dan setelah dilakukan perlakuan. Tes yang digunakan
adalah pretest dan posttest yang berupa soal pilihan ganda dan soal gambar.
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006: 130).
Dalam penelitian ini yang dimaksud sebagai populasi penelitian adalah seluruh
siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Garut
Semester Ganjil Tahun Ajaran 20012/2013 yang terdiri dari 2 kelas, yaitu kelas XI
TGB 1 dan kelas XI TGB 2.
Secara rincinya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas XI Teknik Gambar Bangunan
37
XI TGB-1 26 siswa
XI TGB-2 27 siswa
Total 53 siswa
(Sumber: SMK Negeri 2 Garut)
3.6.2 Sampel penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sampel populasi. Menurut Arikunto
(Kurniawan, 2005: 30) „Sampel populasi yaitu semua populasi menjadi sampel
karena jumlah populasi kurang dari 100‟. Menurut Sugiyono (2010: 125) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi kurang dari 30”.
Jadi, dalam penelitian ini yang digunakan adalah sampel populasi karena
populasi kurang dari 100.
3.7 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penarikan kesimpulan.
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:
a) Studi pustaka atau literatur, dilakukan untuk memperoleh teori
yang akurat mengenai permasalahan yang akan dikaji. Baik dari
segi pembelajaran, metodologi, maupun permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian.
b) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan
c) Menghubungi pihak sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan
untuk meminta kesediaannya diadakan penelitian.
d) Studi pendahuluan ke lokasi penelitian untuk mengetahui keadaan
sekolah sebagai populasinya, dan keadaan siswa sebagai
sampelnya.
e) Menyusun proposal penelitian dan mengajukannya ke tim skripsi.
f) Menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan
Skenario Pembelajaran sesuai dengan pembelajaran Tutor Sebaya.
g) Membuat dan menyusun kisi-kisi instrumen penelitian berupa tes
bentuk soal pilihan ganda dan soal gambar.
h) Menganalisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran instrumen penelitian dan kemudian melakukan revisi
terhadap instrumen penelitian yang kurang sesuai.
i) Melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi awal
populasi dan sampel (kelas yang akan diteliti).
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:
a) Memberikan tes awal (pretest) kepada siswa yang dijadikan sampel
untuk mengukur hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan
(treatment), baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
b) Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan Metode
Tutor Sebaya pada kelas eksperimen dan menerapkan Metode
Konvensional pada kelas kontrol dalam pembelajaran Menggambar
Utilitas Gedung Pokok Bahasan Menggambar Drainase Gedung.
c) Memberikan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa
setelah diberi perlakuan.
39
Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain:
a) Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest.
b) Membandingkan hasil analisis data instrumen tes sebelum diberi
perlakuan (prestest) dan setelah diberi perlakuan (posttest) antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol untuk melihat dan
menentukan apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari
prestasi belajar yang telah diperoleh.
c) Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
pengolahan data.
3.8 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dalam bentuk
pretest dan posttest. Pretest diberikan untuk mengetahui prestasi belajar siswa
sebelum diberikannya perlakuan sedangkan posttest untuk mengetahui hasil
belajar siswa sesudah diberikannya perlakuan. Data yang diperoleh dari hasil
pretest dan posttest, yang sebelumnya terlebih dahulu melakukan uji coba tes
yang hasilnya diolah dan dianalisa dengan menggunakan uji validitas, realibilitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
1. Validitas Tes
Validitas merupakan kesesuaian antara alat evaluasi dengan segi
materi yang dievaluasikan atau aspek yang diukur. Rumus untuk
menghitung validitas butir soal menggunakan teknik korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson.
(Arikunto, 2012: 87)
Keterangan:
= Koefisien korelasi
= Skor item test
= Skor responden
= Kuadrat skor item test
= Kuadrat skor responden
= Jumlah responden
Untuk melihat besar koefesien korelasi adalah dengan melihat tabel
untuk nilai .
Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi
BESAR NILAI KRITERIA
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup 0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2012: 89)
Setelah diuji validitasnya kemudian diuji tingkat signifikannya dengan
rumus sebagai berikut:
(Sudjana, 2005: 377)
Keterangan:
41
r = Koefesien korelasi
n = Jumlah banyak subjek
Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5%
dengan derajat bebas (dk) = n - 2. Apabila thitung > ttabel, berarti korelasi
tersebut valid.
Uji instrumen dilakukan terhadap 27 orang siswa, dari 10 buah butir
soal diperoleh soal yang valid sejumlah 10 butir soal yang digunakan
sebagai instrumen dengan tingkat validitas seperti pada tabel 3.7
berikut ini, sedangkan data hasil perhitungan validitas dapat dilihat
pada lampiran.
Tabel 3.4 Distribusi Butir Soal Bedasarkan Tingkat Validitas
KATEGORI KRITERIA PRESENTASE
Sangat Rendah 0 0%
Rendah 1 10%
Cukup 3 30%
Tinggi 6 60%
Sangat Tinggi 0 0%
JUMLAH 10 100%
(Sumber: Hasil penelitian 2012)
2. Reliabilitas Tes
Sebagai mana dikemukakan oleh Sugiyono, (2011: 130), bahwa “Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal”. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan
menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan
butir-butir tertentu. Dalam hal ini validitas lebih penting dan
reliabilitas ini perlu karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah
tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang
valid biasanya reliabel.
Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan cara internal
consistency, yaitu mencobakan instrumen sekali saja kemudian data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus
Kuder-Richardson 20 (K-R. 20):
(Arikunto, 2012: 115)
Keterangan:
= Reliabilitas tes secara keseluruhan
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ∑pq = Jumlah hasil perkalian p dan q
n = Banyaknya item
S = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Harga r11 yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tabel product
moment. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf siginifikan 5% maka tes dinyatakan reliabel (Arikunto,2006: 188).
Interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh tabel
berikut:
Tabel 3.5 Derajat Realibilitas Alat Evaluasi
DERAJAT REALIBILITAS INTERPRETASI
43
0,90 < r11 ≤ 1,00 Derajat realibilitas sangat tinggi
(Arikunto, 2006: 75)
Hasil perhitungan reliabilitas butir soal dalam penelitian ini diperoleh
sebesar 0,725. Berdasarkan tabel 3.6 diklasifikasikan instumen soal
yang digunakan memiliki reliabilitas tinggi. Data hasil perhitungan
reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 3.6 Realibilitas Instrumen
Σpq 2,189
S2 7,210
r11 0,774
(Sumber: Hasil Penelitian 2012)
3. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak teralu mudah dan tidak terlalu
sukar. Suatu perangkat evaluasi yang baik akan menghasilkan skor
atau nilai yang membentuk distribusi normal. Tingkat kesukaran suatu
butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(Arikunto, 2012 : 223)
Keterangan:
P = Indeks Kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi Indeks Kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut:
INDEKS KESUKARAN INTERPRETASI
P = 0,00 Soal sangat sukar
0,00 < P ≤ 0,30 Soal sukar 0,30 < P ≤ 0,70 Soal sedang 0,70 < P ≤ 1,00 Soal mudah
P = 1,00 Soal sangat mudah
(Arikunto, 2012 : 225)
Distribusi tingkat kesukaran butir soal yang digunakan tersebar mulai
dari mudah sampai sedang sebagaimana tercantum pada tabel 3.8 dan
perhitungan tingkat kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
Tabel 3.8 Distribusi Butir Soal berdasarkan Tingkat Kesukaran INDEKS
KESUKARAN JUMLAH PRESENTASE
Mudah 4 40%
Sedang 6 60%
Sukar 0 0%
JUMLAH 10 100%
(Sumber: Hasil Penelitian 2012)
4. Daya Pembeda
Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan antara siswa yang
menguasai konsep dengan siswa yang tidak menguasai konsep, dapat
45
(Arikunto, 2012: 228)
Keterangan:
D = Daya pembeda
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
JA = Banyaknya peserta tes kelompok atas
JB = Banyaknya peserta tes kelompok bawah
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P
sebagai indeks kesukaran)
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (P
sebagai indeks kesukaran)
Klasifikasi interpretasi yang digunakan untuk daya pembeda adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.9 Klasifikasi Daya Pembeda
DAYA PEMBEDA INTERPRETASI
D ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < D ≤ 0,20 Jelek
0,20 < D ≤ 0,40 Cukup
0,40 < D ≤ 0,70 Baik
0,70 < D ≤ 1,00 Baik Sekali
(Arikunto, 2012: 232)
Hasil perhitungan analisis daya pembeda butir soal dalam penelitian
ini diperoleh berkisar antara 0,30 sampai 0,80 dengan distribusi
data hasil perhitungan analisis daya pembeda dapat dilihat pada
lampiran.
Tabel 3.10 Distribusi Butir Soal Berdasarkan Daya Pembeda
INDEKS DP JUMLAH PERSENTASE
Baik Sekali 1 10%
Baik 7 70%
Cukup 2 20%
Jelek 0 0%
Jumlah 10 100%
(Sumber: Hasil Penelitian 2012)
3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Uji Normalized Gain (N-Gain)
Untuk mengetahui perbedaan peningkatan prestasi belajar dalam
penelitian ini menggunakan teknik normalized gain. Dengan
mengetahui rata-rata nilai <g> (normalized gain) dari rata-rata nilai
pretest dan rata-rata nilai posttest.
Nilai <g> dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
Meltzer (Solihah, 2009)
Keterangan:
47
Sf = Skor posttest
Si = Skor pretest 100 = Skor maksimal
Setelah nilai <g> didapat dan dirata-ratakan, langkah selanjutnya
menginterpretasikan nilai tersebut kedalam kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.11 Interpretasi Nilai Normalized Gain
NILAI G INTERPRETASI
Uji Normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data yang diuji
itu berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dan
homogenitas merupakan pengujian awal yang digunakan sebagai
persyaratan dalam pengujian berikutnya. Uji normalitas distribusi
dimaksukan untuk menguji normal atau tidaknya suatu variabel dengan
menggunakan Chi-kuadarat.
Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut :
Langkah 1: Menemukan rentang (R)
R = Skor tertinggi – skor terendah (Sudjana, 2005: 47)
Langkah 2: Menentukan banyaknya kelas interval
BK= 1 + 3,3 Log n (Sudjana, 2005: 47)
Keterangan:
K = Banyak interval
N = Jumlah data
Langkah 3: Menetukan rentang interval (P)
Langkah 4: Membuat Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 3.12 Tabel Distribusi Frekuensi
NO KELAS
Langkah 5: Membuat tabulasi dengan tabel penolong
Langkah 6: Mencari rata-rata (mean) dengan rumus:
(Sudjana, 2005: 95)
Langkah 7: Mencari simpangan baku (standard deviasi) dengan rumus:
(Sudjana, 2005: 95)
Langkah 8: Membuat tabel distribusi harga yang diperlukan dalam
Chi-kuadrat
a) Batas kelas interval (BK)
b) Nilai baku (Z)
c) Luas dibawah kurva normal baku dari 0 ke z (L)
L = Z2tabel– Z1tabel
d) Mencari harga ekspetasi (Ei)
Ei = N.L
e) Menentukan harga Chi-kuadrat (X2)
(Sugiyono, 2011: 107)
Keterangan:
�2 = chi kuadrat
fo = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi diharapkan
49
dk = kelas interval - 3
g) Penentuan normalitas
Kriteria pengujian normalitas adalah data berdistribusi normal. Bila
� 2
hitung < � 2tabel dengan derajat kebebasan (dk = kelas interval - 3). Tetapi jika � 2hitung > � 2tabel, maka data berdistribusi tidak normal.
3. Uji Homogenitas
Untuk menentukan rumus uji t mana yang akan dipilih untuk pengujian
hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel homogen atau
tidak.
(Sugiyono, 2011: 276)
Langkah selanjutnya menentukan nilai Fhitung dengan F (n1–1, n2–1),
dengan = 0,05. Kriteria dari uji homogenitas ini adalah jika Fhitung <
Fmaka data bersifat homogen.
4. Uji T
Untuk melihat apakah hasil penelitian yang diperoleh signifikan atau
tidak digunakan perhitungan uji t. Uji t ini digunakan untuk
membandingkan rata-rata dari hasil pretest dan posttest antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Karena n1 ≠ n2, berdistribusi normal,
dan homogen maka digunakan rumus polled varians.
(Sugiyono, 2011: 197)
= rata-rata nilai kelas eksperimen
= rata-rata nilai kelas control
n1 = jumlah sampel di kelas eksperimen
n2 = jumlah sampel di kelas kontrol
S1 = Simpangan baku kelas eksperimen
S2 = Simpangan baku kelas kontrol
S12 = Varian kelas eksperimen
S22 = Varian kelas kontrol
Setelah dilakukan uji t, maka harga thitung yang diperoleh perlu
dibandingkan dengan ttabel untuk mengetahui perbedaan itu signifikan
atau tidak dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2 dan taraf
kepercayaan 95%.
Kriteria pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis
adalah sebagai berikut:
Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel
Ho diterima dan Ha ditolak jika thitung < ttabel
Rumusan hipotesis yang akan diuji dengan uji kesamaan dua rata-rata
adalah sebagai berikut :
Ho : x = y Tidak terdapat perbedaan yang signifikan prestasi
belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2
Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan Metode Konvensional.
Ha : x y Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar
Mata Pelajaran Menggambar Utilitas Gedung di SMK Negeri 2 Garut
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaraan yang dilakukan dengan menggunakan Metode Tutor
Sebaya telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan pelaksanaanya, yaitu
pembentukan kelompok yang tiap kelompok terdapat satu tutor,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, membimbing tutor jika
terdapat kesulitan dalam menyampaikan kepada temannya, tutor
bersama kelompoknya bekerja sama mengerjakan soal-soal ang
diberikan oleh guru. Pada pembelajaran dengan menggunakan metode
ini, seorang tutor menjadi peranan penting dalam kelompok
masing-masing dan adanya keleluasaan siswa lain untuk bertanya kepada tutor
dibandingkan bertanya pada guru. Sehingga aktivitas siswa dalam
pembelajaran menjadi lebih aktif, karena siswa lebih leluasa untuk
menanyakan hal-hal yang kurang atau belum dipahami.
2. Hasil rata-rata nilai pretest yang diperoleh siswa pada kelas
eksperimen yang diberikan perlakuan dengan Metode Tutor Sebaya
adalah 43,75 dan nilai rata-rata posttest yang diperoleh adalah 76,35.
Dari pretest dan posttest terdapat peningkatan prestasi belajar dengan
nilai rata-rata sebesar 32,60.
3. Berdasarkan hasil belajar yang telah dicapai oleh kelas eksperimen dan
kelas kontrol, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan prestasi belajar Mata Pelajaran Menggambar Utilitas
Gedung di SMK Negeri 2 Garut antara Metode Tutor Sebaya dengan
Metode Konvensional, dimana kelas yang dikenakan Metode Tutor
kelas yang dikenakan Metode Konvensional. Kelas eksperimen
mengalami peningkatan n-gain rata-rata sebesar 0,57 dan kelas kontrol
sebesar 0,43.
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka
beberapa saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi guru, berdasarkan hasil penelitian ini penerapan Metode Tutor
Sebaya dapat dijadikan sebuah alternatif yang digunakan dalam
pembelajaran karena siswa menjadi lebih aktif dan kreatif di dalam
proses pembelajarannya sehingga siswa tidak hanya menghafal materi
yang diberikan, akan tetapi memahami konsep dari materinya yang
pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.
2. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif
pengembangan kurikulum yang dapat digunakan dalam pembelajaran,
baik itu pembelajaran pada Mata Pelajaran Menggambar Utilitas
Gedung maupun pembelajaran lainnya.
3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan ada penelitian lebih lanjut
mengenai penerapan Metode Tutor Sebaya dengan pengembangan
yang berbeda dan pada pokok bahasan lain dengan sampel penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Aqsya. (2010). Penguasaan Matematika Siswa Mtsn Krian, [Online]. Tersedia: http://abidus-aqsya.blogspot.com/2011/04/laporan-ptk-bab-iilanjutan.html. [28 Juli 2012]
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi Aksara.
Audrey, N. (2011). Penerapan Peer Tutoring di SMPN 2 Blanakan Kabupaten
Subang, [Online]. Tersedia: http://nasyaandaudrey.blogdetik.com/2011/11/15/penerapan-peertutoring-di-smpn-2-blanakan-kaupaten-subang/. [29 Juli 2012]
Azwar, S. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bantala, Agung Puspita. (2010). Penerapan Pembelajaran E-Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Kognitif Peserta Diklat Teknik Jaringan Komputer Dasar di PPPPTK BMTI Bandung. Tesis S2 Prodi Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Falah, Z. (2010). Penerapan Metode Tutor Sebaya dan Penilaian oleh Teman
Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pembelajaran mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi pada siswa kelas SMP, [Online].
Tersedia: http://cdhnegri.blogspot.com/. [28 Juli 2012]
Farri, S. (2010). Perbedaan Metode Pembelajaran Konvensional dan Metode
Pembelajaran Hypnoteching, [Online] Tersedia:
http://faesabila.blogspot.com/2010/07/konvensional-vs-hypnoteaching.html [16 Oktober 2012]
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Martiana.
Harjati, P. (2007). Media Pembelajaran, [Online]. Tersedia: http://www.blogger.com/feeds/2754832685471863545/posts/default. [18 September 2012]
Hetika. (2008). Pembelajaran Menurut Aliran Kognitif, [Online]. Edisi 11 April
2008. Tersedia:
http://teoripembelajaran.blogspot.com/2008/04/pembelajaran-menurut-aliran-kognitif.html. [18 September 2012]
Imanudin. (2010). Model Pembelajaran Kooperatif Tutor Sebaya Dalam Mata
Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman.
Tesis Magister Pendidikan pada Pengembangan Kurikulum UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Kholik, Muhammad. (2011). Media Pembelajaran Konvensional. [Online] Tersedia: http://muhammadkholik.wordpress.com/2011/11/08/evaluasi-pembelajaran/#_ftn3 [26 Oktober 2012]
Novita, R. (2013). Macam-macam Metode Pembelajaran. [Online] Tersedia:
http://sdnegerionebojongsari.blogspot.com/2013/01/macam-macam-metodepembelajaran-oleh.html. [30 Januari 2013]
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Muda. Bandung: Alfabeta.
Rusyan, T. (1996). Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sardiman, M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Siregar, E. dan Hartini, N. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Solihah, I. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Transaktif
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik Siswa Sma. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPMIPA UPI Bandung: tidak
80
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, N. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sugianto, A. E. (2008). Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Bandung: Sekolah Pasca
Sarjana UPI.
Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: P.T. Remaja Rosdakarya.
Suparno, P. (2007). Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanius.
Suryabrata, S. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Syahputra, Y. (2011). Penerapan Metode Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Sarijadi Bandung.
Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penelitian Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Winataputra, U. S. (1999). Pendekatan Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Winkel, W. S. (1996). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Yousda, A. dan Ine, I. (1993). Penelitian dan Statistik Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.