vii ABSTRAK
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON
PERIODE JANUARI 2015 – SEPTEMBER 2016
Hanifan Nugraha, 2016 ; Pembimbing I : Wenny Waty, dr., MPd Ked Pembimbing II : Rizna Tyrani Rumanti, dr. M.Kes
Latar Belakang Preeklampsia merupakan salah satu komplikasi dalam kehamilan dan merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu dan anak. Mekanisme dan penyebab pasti masih belum diketahui, namun terdapat beberapa faktor risiko preeklampsia. Keadaan underweight, overweight atau obesitas merupakan salah satu faktor risiko yang berperan. Kondisi overweight ini dapat diketahui dengan metode pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT).
Tujuan Penelitian Mengetahui adakah hubungan Indeks Massa Tubuh terhadap angka kejadian preeklampsia pada Rumah Sakit Sumber Kasih Kota Cirebon
Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain case control komparatif terhadap 49 pasien preeklampsia dan 49 ibu hamil yang tidak preeklampsia di RS Sumber Kasih Kota Cirebon. Analisis data dilakukan secara bivariat menggunakan uji t tidak berpasangan dengan α = 0,05 menggunakan software SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel
Hasil Hasil analisis menunjukkan bahwa IMT pada trimester pertama kehamilan bagi pasien preeklampsia reratanya sebesar 24,22 Kg/m2yang berada pada kategori overweight sedangkan rerata pada pasien tidak preeklampsia yaitu sebesar 22,70 Kg/m2 yang berada pada kategori normal. Berdasarkan analisis bivariat menggunakan uji t tidak berpasangan diperoleh nilai p= 0,004 (p <0,05).
Simpulan Terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan angka kejadian preeklampsia di RS Sumber Kasih Kota Cirebon
Kata Kunci : Preeklampsia, Indeks Massa Tubuh.
ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN BODY MASS INDEX WITH PREECLAMPSIA INCIDENT AT SUMBER KASIH HOSPITAL, CIREBON ON JANUARY 2015
– SEPTEMBER 2016
Hanifan Nugraha, 2016 ; 1st Tutor : Wenny Waty, dr., MPd Ked 2nd Tutor : Rizna Tyrani Rumanti, dr. M.Kes
Background Preeclampsia is one of the complications in pregnancy and is one cause of high maternal and child mortality. The mechanism and the exact cause is still unknown, but there are some risk factors for preeclampsia. The state of underweight, overweight or obese is one of the risk factors that play a role, this overweight condition can be detected by the method of measuring the Body Mass Index (BMI).
Research Purposes To know correlation of Body Mass Index on the incidence of preeclampsia at Sumber Kasih Hospital, Cirebon.
Research Metodology The study was conducted by using case control comparative study on 49 patients with preeclampsia and 49 pregnant women were not preeclampsia. Data analysis was performed using bivariate using unpaired t-test with α = 0.05 using SPSS and presented in table.
Results The analysis showed that the average of BMI in the first trimester of pregnancy in preeclamptic patients at 24.22 kg/m2 which are in the overweight category, while the average in non-preeclamptic patient in the amount of 22.70 kg/m2 which are in the normal category. Based on bivariate analysis using unpaired t-test values obtained p = 0.004 (p <0.05).
Conclusion There is a significant relationship between BMI with the incidence of preeclampsia at Sumber Kasih Hospital, Cirebon.
xi DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I Pendahuluan 1.1Latar Belakang……….. 1
1.2Identifikasi Masalah……….. 3
1.3Maksud dan Tujuan……….. 3
1.3.1 Maksud……….. 3
1.3.2 Tujuan……… 3
1.4 Manfaat Penelitian……… 4
1.4.1 Manfaat Akademis……… 4
1.4.2 Manfaat Praktis……….. 4
1.5 Kerangka Pemikiran……….. 4
1.6 Hipotesis……… 5
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Fisiologi Kehamilan Normal……….… 6
2.1.1 Invasi Trofoblas ke endometrium dan Invasi Arteri Spiralis……. 6
2.1.2 Sirkulasi Darah Janin dan Ibu………. 9
2.2 Hipertensi Gestasional, Preeklampsia dan Eklampsia……….. 10
2.3 Epidemiologi Preeklampsia dan Eklampsia………. 11
2.8.7 Bagan Patofisiologi Preeklampsia………... 27
2.9 Gejala Klinik Preeklampsia……….. 28
2.12.2 Penatalaksanaan Preeklampsia Berat……… 33
2.13 Pencegahan Preeklampsia………... 34
2.14 Komplikasi Preeklampsia……… 35
xiii
2.15.1 Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil dalam Trimester 1……... 37
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan……… 13
Tabel 2.2 Kategori Indeks Massa Tubuh……… 38
Tabel 2.3 Kenaikan Berat Badan Ibu dan Janin Trimester 1…………. 38
Tabel 4.1 Distribusi IMT pada Pasien Preeklampsia dan Tidak………. 45
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Invasi Trofoblas pada arteri spiralis……… 8
Gambar 2.2 Sirkulasi fetomaternal………. 9
Gambar 2.3 Sirkulasi pada Plasenta……… 10
Gambar 2.4 Gambaran plasenta normal dan pada preeklampsia……… 18
Gambar 2.5 Kegagalan Proses Invasi Sel Tropoblast………. 19
Gambar 2.6 Skema Patogenesis Preeklampsia……… 21
Gambar 2.7 Keseimbangan Prostasiklin dan Tromboksan………. 22
Gambar 2.8 Mekanisme Disfungsi Endotel di Preeklampsia…………. 23
Gambar 2.9 Bagan Patofisiologi dalam Kehamilan………... 28
Gambar 2.10 Rencana Manajemen Preeklampsia………... 33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 52
Lampiran 2 Surat Bukti dan Izin Pengambilan Data ... 53
Lampiran 3 Data Rekam Medik ... 54
Lampiran 4 Statistik Penelitian ... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Permasalahan terkait angka kematian ibu dan anak merupakan masalah global yang sejak dulu hingga sekarang masih merupakan persoalan besar dalam dunia
kesehatan. Menurut laporan WHO tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu sekitar 289.000 Jiwa. Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000 Jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. AKI di negara-negara Asia Tenggara yaitu Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka inilah yang menyebabkan Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka kematian ibu tertinggi di Asia Tenggara. Pada tahun 2015, Indonesia berada pada posisi 190 kematian per 100.000 kelahiran (Human Development Report, 2015).
Angka tersebut merupakan alasan mengapa target kelima Millenium Development
Goals di Indonesia gagal, yaitu pada 2015 mencapai 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu ini sangat erat kaitannya oleh adanya
komplikasi kehamilan dan saat proses persalinan. Menurut World Health
Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan dan proses persalinan (WHO, 2013). Didapatkan provinsi Jawa Berupakan salah satu yang terbanyak mengenai angka kematian maternal,
daerah Sukabumi merupakan terbanyak pertama dengan 76 kematian dari 818 kematian pada tahun 2012 dan Kabupaten Cirebon merupakan daerah kedua terbanyak yakni 65 kematian dari 818 pada tahun 2012(DEPKES, 2014).
Komplikasi pada kehamilan dan persalinan yang berpotensi mengakibatkan kematian beberapa diantaranya adalah preeklampsia, eklampsia, diabetes mellitus
gestasional, plasenta previa, dan infeksi. Preeklampsia dan eklampsia merupakan masalah dalam kehamilan yang memerlukan perhatian khusus karena preeklampsia adalah salah satu penyebab kematian yang tertinggi terutama di negara berkembang. Di dunia sekitar 76.000 ibu hamil meninggal setiap tahunnya akibat preeklamsi dan jumlah bayi yang meninggal akibat kelainan ini berkisar sekitar 500,000 setiap tahunnya .Preeklampsia mempengaruhi 5% kehamilan di
United Kingdom dan sekitar 10% kehamilan di dunia. Penelitian di UK menemukan bahwa hanya 1 dari 20 wanita dengan preeklampsia yang mampu
lahir tanpa kelainan kongenital, dan hampir setengah ibu hamil dengan preeklampsia akan melahirkan secara prematur. Di Indonesia sendiri, preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu berkisar 1,5% sampai 25%, sedangkan kematian bayi antara 45% sampai 50%. Berdasarkan Depkes RI 2005, dilaporkan bahwa 50.000 ibu meninggal dunia karena preeklampsia dan eklampsia (Depkes, 2005).
Upaya pencegahan preeklampsia, masih berusaha untuk ditemukan. Sekalipun preeklampsia diduga dapat dideteksi dengan berbagai tes laboratorium, akan tetapi tes tersebut tentu akan memakan biaya yang cukup besar, hal ini tentu akan mempersulit masyarakat kalangan yang ekonominya menengah kebawah. Maka dari itu dibutuhkannya cara yang sederhana dan akurat dalam upaya mendeteksi dan memonitor Ibu hamil agar tidak mengalami preeklampsia (Sibai, 2003).
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan preeklampsia dan eklampsia beberapa diantaranya yaitu usia, banyaknya kehamilan, riwayat preeklampsia sebelumnya, riwayat keluarga yang sebelumnya pernah preeklampsia, hipertensi kronik, penyakit ginjal, dan obesitas (Yang, 2015).
Overweight dan obesitas merupakan salah satu faktor risiko terbesar yang mampu menyebabkan terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Obesitas
merupakan penyebab 30% dari kasus preeklampsia di United States. Selain itu pula status gizi ibu sangat penting untuk kehamilan dan janin. Maka dari itu, metode sederhana yang sering digunakan untuk mengetahui bagaimana status
3
Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan cara membagi berat badan dengan tinggi badan kuadrat (Jeyebalan, 2013).
Dari hal tersebut, maka kita dapat menggunakan IMT sebagai acuan untuk mendeteksi dan memonitor ibu hamil dengan cara yang mudah dan efisien. Berdasarkan latar belakang seperti ini, melihat banyaknya angka kematian ibu dan
dalam rangka mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs)
peneliti terdorong untuk melakukan penelitian melihat hubungan IMT dengan angka kejadian preeklampsia, dan RS Sumber Kasih merupakan salah satu RS
dengan data pasien preeklampsia terbanyak di Cirebon.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah IMT pada pasien preeklampsia akan lebih tinggi dibanding IMT pada pasien yang tidak preeklampsia.
1.3Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan IMT ibu hamil di trimester I kehamilan terhadap angka kejadian preeklampsia.
1.3.2 Tujuan
Untuk mengetahui hubungan antara IMT trimester I kehamilan terhadap angka
kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RS Sumber Kasih Kota Cirebon periode Januari 2015 – September 2016.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat akademis :
Mengetahui hubungan IMT sebagai faktor risiko terhadap peningkatan
angka kejadian preeklampsia.
Menjadi dasar untuk pemantauan terhadap kondisi kesehatan ibu
hamil.
Salah satu bentuk pengembangan ilmu gizi khususnya gizi ibu hamil.
Membuktikan apakah ada kaitan yang erat antara indeks massa tubuh
terhadap angka kejadian preeklampsia.
1.4.2 Manfaat praktis :
Sebagai informasi bagi tenaga kesehatan sebagai upaya preventif
dalam menurunkan angka kejadian preeklampsia dan eklampsia. Bagi masyarakat terutama ibu hamil, informasi dari hasil penelitian ini
dapat menjadi motivasi bagi setiap ibu hamil untuk mengatur dan memelihara pertambahan berat badan dan asupan gizi selama ia hamil.
Sebagai bentuk informasi untuk tindakan pencegahan preeklampsia
dan eklampsia pada ibu hamil.
1.5Kerangka Pemikiran
Patofisiologi dari preeklampsia masih belum diketahui secara pasti dan masih merupakan suatu hipotesa. Salah satu hipotesa yang diduga besar
berpengaruh adalah adanya iskemia plasenta yang disebabkan karena remodeling
arteri spiralis yang gagal yang disebabkan akibat kegagalan invasi sel
5
spiralis yang menyebabkan arteri spiralis tidak dapat melebar dengan sempurna (Sibai, 2007).
Kegagalan dari invasi sel tropoblast ini menyebabkan penurunan perfusi uteroplasenta yang menyebabkan adanya iskemia dari plasenta itu sendiri. Hipoksia yang terus menerus akan melepaskan zat toksik seperti sitokin, radikal bebas dalam sirkulasi darah ibu dan akan menyebabkan stress oksidatif (Powe et al., 2011).
Ada beberapa faktor risiko yang diduga dapat mempengaruhi tingkat kejadian
preeklampsia, diantaranya yaitu kondisi overweight dan obesitas yang merupakan
salah satu faktor terkuat untuk meningkatkan faktor risiko preeklampsia. Sekitar 1,4 juta wanita, memiliki risiko 2 kali lipat lebih besar untuk terkena
preeklampsia-eklampsia dengan adanya peningkatan IMT 5-7 Kg/m2
(O’Brien et al., 2003)
Overweight dan obesitas dapat menyebabkan vascular injuries yang pada akhirnya akan membuat kerusakan atau gangguan pada pembentukan arteri spiralis, yang mana proses remodeling arteri spiralis yang gagal merupakan salah satu faktor terbesar yang dapat menyebabkan kejadian preeklampsia (Roberts et al., 2012)
1.6Hipotesis
IMT pada pasien preeklampsia lebih tinggi dibanding IMT pada pasien yang bukan preeklampsia.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Terdapat hubungan yang bermakna antara IMT dengan kejadian
preeklampsia di RS Sumber Kasih Kota Cirebon Periode Januari 2015 –
September 2016
5.1.1 Simpulan Tambahan
IMT yang meningkat akan meningkatkan faktor risiko angka kejadian
preeklampsia di RS Sumber Kasih Kota Cirebon.
5.2 Saran
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gejala preeklampsia
dan faktor risiko yang dapat menyebabkan preeklampsia sebagai salah satu
bentuk pencegahan
Diharapkan bagi para ibu hamil lebih memerhatikan asupan gizi dan kesehatan dirinya.
Diharapkan bagi ibu hamil yang pada usia awal kehamilannya berada
dalam proporsi IMT yang overweight lebih berhati-hati dan
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP
ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH
SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE
JANUARI 2015
–
SEPTEMBER 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
HANIFAN NUGRAHA
1310050
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan dengan baik dan tepat waktu
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan Indeks Massa Tubuh terhadap
Angka Kejadian Preeklampsia di Rumah Sakit Sumber Kasih Cirebon Periode
Januari 2015 – September 2016”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah
satu syarat akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Karya Tulis Ilmiah ini berhasil tersusun dengan baik berkat bantuan, dukungan
secara moral maupun materiil, bimbingan, dan saran-saran dari berbagai pihak,
maka penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Lusiana Darsono, dr., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha.
2. Wenny Waty, dr., MPd Ked selaku pembimbing pertama yang selalu
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta dengan sabar telah
membimbing, memberi dukungan, perhatian, saran, nasihat, solusi
permasalahan, dan bantuan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Rizna Tyrani Rumanti, dr. M.Kes selaku pembimbing kedua yang selalu
bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran, serta dengan sabar telah
membimbing, memberi dukungan, perhatian, saran, nasihat, solusi
permasalahan, dan bantuan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Cindra Paskaria, dr., MKM yang telah membantu penulis dalam mengolah
data statistik selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. dr. Lucia Dewi Puspitasari., M.M selaku Direktur RS Sumber Kasih
Cirebon yang mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian sehingga
x
6. Keluarga penulis ; dr. Doddi Sismayadi Sp.OG (K) (Ayah), Yulmah (Ibu),
Rian Dewi Auriani, Mita Dewi Novianti, Winda Apriani dewi yang selalu
mendoakan, mendukung, memberi semangat serta bantuan moral dan
materiil kepada penulis.
7. Nadia Verina Sudana yang senantiasa selalu memberikan dukungan,
masukkan, dan selalu menjadi motivasi penulis yang tidak hanya dalam
masa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tetapi juga pada saat-saat lainnya
dalam kehidupan penulis.
8. Sahabat–sahabat penulis Yosep A Tarong, Krisnawan Soharto, Fannisa
Salma, Geby Khomaro, Rika Evadewy Tan, Ricky Purnomo yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Teman-teman seperjuangan dalam keluarga besar ‘ANTIDOTE’ dan
Rekan-rekan di Asian Medical Students’ Association (AMSA) yang turut
memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
10.Kepada pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
secara langsung maupun tidak langsung turut memberikan dorongan dan
semangat maupun bantuan kepada penulis dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah.
Penulis berharap karya tulis ini dapat berguna masyarakat Indonesia terutama
bagi perkembangan ilmu kedokteran di kemudian hari.
Bandung, November 2016
Hanifan Nugraha
Daftar Pustaka
American College of Obstetricians and Gynecologists, 2013, Task Force on Hypertension in Pregnancy. Hypertension in pregnancy. Report of the American College of Obstetricians and Gynecologists’ Task Force on Hypertension in Pregnancy. Obstet Gynecol.
Andriani Cintya, Lipoeto Nur Indrawati, dan Utama Bobby Indra, 2016, “Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kejadian Preeklampsia di RSUP Dr. M. Djamil Padang”.
Baktiyani S. 2005. Perbedaan Efektivitas Pemberian Vitamin E 100 IU dengan Aspirin 81 mg untuk Pencegahan Preeklampsia pada Primigravida. JKB. 21 : 122
Cunningham FG, Veno KJ, Bloom SL. 2010. Pregnancy Hypertension. In: Williams Obstetrics. 23e..
Duley, Lelia., Meher, S., Abalos, E. 2006. Management of pre-eklampsia. BMJ, 332: 463 – 68. www.bmj.com
Dorland, W. 2012. Dorland's Illustrated Medical Dictionary 32nd edition. Elsevier.
Friedman SA, Schiff E, Emeis JJ. Biochemical corroboration of endothelial involvement in severe preeclampsia. Am J Obstet Gynecol. 1995
Francisco J. Valenzuela, Alejandra Pérez-Sepúlveda, María J. Torres, Paula Correa, Gabriela M. Repetto, and Sebastián E. Illanes, 2012 “Pathogenesis
of Preeclampsia: The Genetic Component,”Journal of Pregnancy, vol.
2012, Article ID 632732, 8 pages,. doi:10.1155/2012/632732
Gabbe. Obstetrics, 2007: Normal and Problem Pregnancies. Hypertension. 5th ed. Churchill Livingstone, An Imprint of Elsevier.
Granger, J. P., Alexander, B. T., Llinas, M. T., Bennett, W. A., & Khalil, R. A. (2001). Pathophysiology of Hypertension During Preeclampsia Linking Placental Ischemia With Endothelial Dysfunction. Hypertension, 38(3), 718 LP – 722. Retrieved from
http://hyper.ahajournals.org/content/38/3/718.abstract
Guyton, A., & Hall, J. 2006. Textbook of Medical Physiology 11th Edition.
Philadelphia: Elsevier.