• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PAIKEM GEMBROT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS DI KELAS II SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PAIKEM GEMBROT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS DI KELAS II SEKOLAH DASAR."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PAIKEM GEMBROT UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SAINS DI KELAS II SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Pasir Wangi Kecamatan Lemabang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Rika Nurjanah

0902963

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

Rika Nurjanah, 2013

PENERAPAN PAIKEM GEMBROT UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS DI

KELAS II SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Pasir Wangi Kecamatan Lemabang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Rika Nurjanah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

©Rika Nurjanah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN PAIKEM GEMBROT UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SAINS DI KELAS II SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri Pasir Wangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Rika Nurjanah

0902963

Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I

Dr. H. Babang Robandi, M.Pd NIP.196108141986031001

Pembimbing II

Drs. Agus Fany Chandra, M.Pd NIP. 198108122005011003

Diketahui,

Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

i

Rika Nurjanah, 2013

ABSTRAK

PENERAPAN PAIKEM GEMBROT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS DI KELAS II SEKOLAH DASAR.

Oleh: Rika Nurjanah

0902963

Penelitian ini dilatar belakangi dengan rendahnya hasil ulangan harian siswa pada pembelajaran sains yang pencapainya hanya 50% telah tuntas KKM , dengan nilai KKM 63. Selain itu dalam pembelajaran di kelas siswa cenderung pasif. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai adalah: memperoleh gambaran tentang perencanaan, pelaksanan pembelajaran, dan peningkatan hasil belajar melalui penerapan PAIKEM Gembrot di kelas II SDN Pasir Wangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Mc. Taggart dengan tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II-A semester II SDN Pasirwangi yang berjumlah 28 orang. Hasil penelitian dengan penerapan PAIKEM Gembrot menunjukan adanya peningkatan proses pembelajaran, terlihat siswa sangat senang dan aktif dalam berpartisipasi dalam pembelajaran. Demikian pula perolehan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil belajar pada ranah kognitif pada siklus I mencapai 57%, siklus II 67,8% dan siklus III 89%. Pencapaian rata-rata hasil belajar siswa pada aspek afektif pada siklus I mencapai rata-rata 81,5%, siklus II 88% dan siklus III 93%. Begitupun pada aspek psikomotor yang mengalami peningkatan dalam pencapaian rata-rata pada siklus I 82%, siklus II 90% dan pada siklus III 93%. Dengan analisis data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan PAIKEM Gembrot dapat dijadikan alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(5)

ii

ABSTRACT

THE APPLICATION OF PAIKEM GEMBROT TO IMPROVE SCIENCE LEARNING RESULTS IN GRADE II OF ELEMENTARY SCHOOL.

By: Rika Nurjanah

0902963

This research was based on the low results of students' daily exam score on learning science which only 50% of the students who passed the KKM, with a value of KKM 63. Furthermore, in learning process in the class the students tend to be passive. Based on these problems, the objective to be achieved is: to get an overview of the learning, planning, and improvement of learning outcomes through the application of PAIKEM Gembrot in grade II SDN Pasir Wangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. The methods used in this research was the Research Action class (PTK) which adapted Kemmis & Mc model . Taggart with three cycles. The subject of the research was grade II-A semester II SDN Pasirwangi consists of 28 students. The result of the research with the application of PAIKEM Gembrot showed the improvement in learning process, it can be seen that the students look very happy and active in participating the lesson. Similarly, the result of student learning outcomes has increased. The results of the study on the cognitive domain on a cycle I reached 57%, cycle II 67.8% and cycle III 89%. The achievement mean of students' learning outcomes in the affective aspect of cycle I attain around 81,5%, cycle II 88% 93% and cycle III. As well as on psychomotor aspects the students' achievement mean was increasing in cycle I 82%, cycle II 90% and 93% in cycle III. Based on the analysis of the data, it can be concluded that the implementation PAIKEM Gembrot can be used as learning alternative to enhance students' learning outcomes.

(6)

iii

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN SKRIPSI DAN BEBAS

PLAGIARISME

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR...ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Hipotesis Tindakan...6

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...8

A. Model Pembelajaran PAIKEM Gembrot ... 8

1. Hakikat Model PAIKEM Gembrot ... 8

2. Pengertian PAIKEM Gembrot ... 9

3. Karakteristik PAIKEM Gembrot ... 10

4. Fase Pembelajaran PAIKEM Gembrot...13

5. Manfaat PAIKEM Gembrot di Sekolah Dasar ... 16

(8)

vi

Rika Nurjanah, 2013

B. Hasil Belajar ... 18

1. Pengertian Hasil Belajar...18

2. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar...22

C. Sains ... 24

1. Pengertian Sains ... 25

2. Sains di Sekolah Dasar ... 24

3. Hubungan Hasil Belajar Sains dengan Penerapan PAIKEM Gembrot ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Metode Penelitian ... 29

B. Model PTK yang Dikembangakan...31

C. Subjek Penelitian ... 33

D. Prosedur Penelitian ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ... 41

G. Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Deskripsi Awal Penelitian ... 45

B. Hasil Penelitian ... 47

1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 47

a. Perencanaan ... 45

b. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan ... 50

c. Hasil Belajar siswa ... 54

d. Refleksi Pembelajaran Siklus ...59

2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 61

a. Perencanaan ... 61

b. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan ... 64

c. Hasil Belajar siswa ... 69

d. Refleksi Pembelajaran Siklus II...73

3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III ... 75

A.Perencanaan ... 75

B. Pelaksanaan dan Observasi Tindakan ... 78

C.Hasil Belajar siswa ... 82

D.Refleksi Pembelajaran Siklus II...86

C. Pembahasan ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Rekomendasi ... 105

(9)

LAMPIRAN

A. Perangkat Pembelajaran...108

B. Instrumen Tes...136

C. Instrumen Non Tes...151

D. Analisis Data...159

E. Dokumen Penelitian...229

(10)

viii

Rika Nurjanah, 2013

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintak PAIKEM Gembrot dalam Setting Pembelajaran Langsung

dan Pembelajaran Kooperatif ... 13

Tabel 3.1 Standarisasi penguasaan ... 41

Tabel 3.2 Klasifikasi Persentase Aspek Afektif ... 42

Tabel 3.3 Klasifikasi Persentase Aspek Psikomotor ... 43

Tabel 3.4 Kalasifikasi Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa .... 43

Tabel 4.1 Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I...50

Tabel 4.2 Reflesi Siklus I dan Tindakan Selanjutnya ... 59

Tabel 4.3 Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II...65

Tabel 4.2 Reflesi Siklus II dan Tindakan Selanjutnya ... 73

Tabel 4.1 Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus III...78

Tabel 4.3 Rata-Rata Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru Pada Setiap Siklus ... 93

Tabel 4.4 Rata-Rata Persentase Ketercapaian Aktivitas Siswa Pada Setiap Siklus ... 95

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Faktor yang Mepengaruhi Proses Hasil Belajar ... 23

Gambar 3.1 Siklus PTK Menurut Kemmis dan Mc Taggart ... 32

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Perbandingan Ketuntasan KKM Siklus I ... 55

Gambar 4.2 Diagram Batang Aspek Ranah Afektif Siklus I ... 56

Gambar 4.3 Diagram Batang Aspek Ranah Psikomotor Siklus I ... ...57

Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Perbandingan Ketuntasan KKM Siklus II .... 70

Gambar 4.5 Diagram Batang Aspek Ranah Afektif Siklus II ... 71

Gambar 4.6 Diagram Batang Aspek Ranah Psikomotor Siklus II ... 72

Gambar 4.7 Diagram Lingkaran Perbandingan Ketuntasan KKM Siklus I ... 82

Gambar 4.8 Diagram Batang Aspek Ranah Afektif Siklus III ... 84

Gambar 4.9 Diagram Batang Aspek Ranah Psikomotor Siklus III ... 85

Gambar 4.10 Diagram Batang Kenaikan Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 96

Gambar 4.11 Diagram Batang Aspek Ranah Afektif Siklus I,II dan III ... 97

Gambar 4.12 Diagram Batang Kenaiakan Rata-Rata Afektif Siswa ... 99

Gambar 4.13 Diagram Batang Aspek Ranah Psikomotor Siklus I,II dan III ... 99

(12)

x

Rika Nurjanah, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran

A. Perangkat Pembelajaran ... 108

A.1.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I ... 109

A.1.b Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 117

A.2.a Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus II ... 119

A.2.b Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 125

A.3.a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III... 127

A.3.b Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 133

B. Instrumen Tes ... 136

B.1 Soal Evalusi Siklus I ... 137

B.2 Soal Evaluasi Siklus II ... 142

B.3 Soal Evaluasi Siklus III ... 147

C. Instrumen Non Tes ... 151

C.1 Format Observasi Ranah Afektif... 152

C.2 Format Observasi Ranah Psikomotor ... 154

C.3 lembar Observasi Kegiatan Guru dan Siswa ... 156

D. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 159

D.1 Hasil Ranah Kognitif Siklus I ... 160

D.2 Hasil Ranah Kognitif Siklus II ... 161

D.3 Hasil Ranah Kognitif Siklus III ... 162

D.4 Hasil Ranah Afektif Siklus I ... 163

D.5 Hasil Ranah Afektif Siklus II ... 167

D.6 Hasil Ranah Afektif Siklus III ... 171

D.7 Hasil Ranah Psikomotor Siklus I ... 175

D.8 Hasil Ranah Psikomotor Siklus I I ... 179

D.9 Hasil Ranah Psikomotor Siklus I ... 183

(13)

E. Dokumentasi Penelitian ... 229

E.1 Dokumentasi Siklus I ... 230

E.2 Dokumentasi Siklus II ... 232

E.3 Dokumentasi Siklus III... 234

F. Surat-Surat yang Berhubungan Dengan Penelitian ... 236

F.1 Surat Keputusan (SK) dosen Pembimbing ... 237

F.2 Surat Izin Penelitian dari Fip ke UPI ... 238

F.3 Surat Izin penelitian dari UPI ke Kab. Bandung Barat ... 239

(14)

1

Rika Nurjanah, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek yang berorientasi pada aktivitas siswa. Seperti yang dikemukakan pada Bab IV pasal 19 Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 mengemukakan bahwa:

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifivitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dari peraturan pemerintah di atas bahwa pembelajaran tidak sekedar penyampaian pengetahuan dari guru ke siswa, akan tetapi dalam mengajar sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dengan adanya rangsangan dari luar siswa termotivasi untuk belajar yang didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga pembelajaran dapat berorientasi pada pencapaian tujuan.

(15)

2

professional guru dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan secara keseluruhan.

Dalam kegiatan pembelajaran, unsur yang penting adalah bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam suasana belajar, yang pada dasarnya dapat mendorong siswa beraktivitas dalam pembelajaran secara penuh dalam rangka pencapaian hasil belajar secara optimal.

Salah satu keberhasilan pendidikan dalam tataran level kelas adalah tatkala seorang guru mampu membangun motivasi belajar para siswanya yang ditandai dengan siswa ikut berpartisipasi aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan dalam pembelajaran. Hal ini senada dengan pernyataan yang diungkapkan Sanjaya (2010:30) bahwa siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman dan bebas dari rasa takut. Sehingga motivasi dalam pembelajaran penting untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Jika siswa-siswa itu dapat terbangkitkan motivasi belajarnya, maka kesulitan dalam materi pelajaran dan proses pembelajaran yang diikutinya dapat teratasi, sehingga peserta didik akan menjalaninya dengan enjoy dan relax.

Penciptaan suasana belajar yang menyenangkan akan membangkitkan minat belajar siswa, karena jika siswa belajar dalam keadaan tertekan maka siswa tidak akan dapat menyerap pembelajaran secara maksimal. Dengan suasana yang menyenanggkan, sehingga siswa dapat berkreasi secara bebas dalam mengembangkan imajinasinya dan kemampuan berpikir siswa dapat dipergunakan secara optimal. Sehingga dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dengan minat dan kebutuhan siswa agar siswa dapat berkembang secara optimal dalam mengembangkan kreativitasnya. Oleh karena itu, seharusnya dalam kegiatan pembelajaran, siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran berpusat pada siswa, guru berperan sebagai pembimbing, motivator dan fasilitator, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung menjadi lebih hidup.

(16)

3

Rika Nurjanah, 2013

proses pembelajaran masih banyak siswa yang ribut dan mengerjakan aktivitas lainnya, sehingga siswa banyak yang kurang fokus. Hal ini juga terbukti dengan adanya siswa yang bolos setiap harinya. Dalam pembelajaran berlangsung banyak siswa yang cenderung pasif dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran hanya sebagai penerima informasi apa yang disampaikan, kegiatannya hanya sekedar menerima informasi dan mencatat apa yang ditulis guru dipapan tulis. Dari sistem pembelajaran seperti itu, tidak melatih siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga, hasil ulangan pembelajaran sains siswa, yang tuntas KKM hanya 15 orang atau 50% dari yang berjumlah 30 orang. Kemampuan siswa pada pembelajaran sains belum berkembang secara optimal. Hal ini terlihat, ketika siswa mengerjakan soal sering bertanya, karena ketidaktahuan mereka dalam menjawab soal-soal yang diberikan.

Kondisi tesebut merupakan permasalahan yang harus segera diatasi, karena apabila hasil belajar sains di kelas II rendah maka akan mendapatkan kesulitan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari mereka. Pasalnya sains sangat erat kaitannya dengan lingkungan sekitar yang langsung berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Dalam KTSP IPA untuk SD/MI disebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

(17)

4

secara menyeluruh yang berangkat dari hal yang bersifat kongkrit. Untuk itu guru dituntut untuk kreatif dalam mendesain model pembelajaran yang disenangi oleh anak dan bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat menghubungkan konsep yang dipelajarinya dengan dunia anak dalam kehidupan sehari-hari secara holistik. Dengan demikian, siswa diharapkan dengan mudah memahami materi yang diberikan.

Dalam mendesain model sesuai dengan permasalahan di atas, yaitu dengan penerapan PAIKEM Gembrot yang menekankan peserta didik baik secara individu maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu dalam pelaksanaan memerlukan sarana dan prasarana, bahan ajar, sumber belajar, serta pembelajaran pendukung yang cukup bagi proses pembelajaran.

Prinsip holistik dan otentik sesuai dengn pengertian PAIKEM Gembrot yang merupakan gabungan anatarbidang kajian yang dalam pelaksanaanya tidak terpisah-pisah menjadi satu kesatuan dan keterpaduan. Hal ini memberikan implikasi terhadap guru yang mengajar di kelas. Menurut Depdiknas (2006), bahwa PAIKEM Gembrot memerlukan guru yang kreatif baik dalam kegiatan/pengalaman belajar bagi siswa juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh. (Ahmadi dan Amri: 2011:58).

Suasana belajar yang menyenangkan akan membuat guru mampu menyampaikan materi pembelajaran dengan baik, di pihak lain siswa akan dapat menerima materi dengan senang, sehingga apa yang disampaikan oleh guru akan lebih cepat diterima siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti peneliti mengajukan judul PENERAPAN PAIKEM GEMBROT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS DI KELAS II SEKOLAH DASAR.

B. Rumusan Masalah

(18)

5

Rika Nurjanah, 2013

sains di kelas II Sekolah Dasar? Dari permasalahan di atas penulis merumuskan masalah dengan pertanyaan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran melalui penerapan PAIKEM Gembrot di kelas II SDN Pasirwangi?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan PAIKEM Gembrot di kelas II SDN Pasirwangi?

3. Bagaimankah peningkatan hasil belajar sains siswa melalui penerapan PAIKEM Gembrot di kelas II SDN Pasirwangi?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelian ini untuk memperoleh gambaran tentang penerapan PAIKEM Gembrot dapat meningkatkan hasil belajar sains di kelas II Sekolah Dasar. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah.

1. Memperoleh gambaran tentang perencanaan pembelajaran melalui PAIKEM Gembrot di kelas II SDN Pasirwangi.

2. Memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran melalui PAIKEM Gembrot di kelas II SDN Pasirwangi.

3. Memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar sains siswa melalui penerapan PAIKEM Gembrot di kelas II SDN Pasirwangi.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi siswa

Dengan mendapatkan pengalaman penerapan PAIKEM Gembrot di kelas II siswa dapat meningkatkan pemahamannya pada pembelajaran sains dan menjadi pembelajaran yang partisipatif aktif, inovatif, kreatif, menyenagkan gembira dan berbobot sehingga siswa memperoleh pembelajaran yang holistik sesuai dengan tingat perkembangannya.

2. Bagi guru

(19)

6

b. Menjadikan penelitian ini sebagai referensi untuk dapat menerapkan PAIKEM Gembrot di kelas.

3. Bagi peneliti lain

Memberikan suatu masukan yang diharapkan dapat dijadikan sebagai studi banding dan dasar pemikiran bagi timbulnya gagasan-gagasan baru dalam dunia pendidikan khususnya dalam mengembangkan pembelajaran sains di SD yang inovatif.

4. Bagi Sekolah

SDN Pasirwangi dapat menjadikan hasil pebelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan PAIKEM Gembrot dalam menerapkan pembelajaran di sekolah sebagai pendukung keberhasilan kegiatan pembelajaran.

E. Hipotesis Tindakan

Penerapan PAIKEM Gembrot dapat meningkatkan hasil belajar sains di kelas II-A SDN Pasirwangi.

F. Definisi Operasional

Berikut ini diuraikan variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. PAIKEM Gembrot

Menurut Ahmadi dan Amri (2011:19) PAIKEM Gembrot merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran. Jadi, PAIKEM Gembrot adalah bentuk pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antarisi mata pelajaran dengan mengaitkan kehidupan sehari-hari siswa dan menjadikan proses pembelajaran yang efektif dan menarik yang melibatkan siswa secara partisipatif, aktif, inovatif, kreatif, gembira dan berbobot sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

(20)

7

Rika Nurjanah, 2013

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran. Bloom dalam (Sudjana, 2010:22) mengklasifikasikan hasil belajar dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Pencapaian hasil belajar pada ranah kognitif dilihat dari hasil nilai evaluasi siswa kelas II SDN Pasirwangi pada tema lingkungan alam setelah melakukan pembelajaran dengan penerapan PAIKEM Gembrot. Pengukuran hasil belajar pada ranah afektif dan psikomotor diukur dengana menggunakan lembar obsrvavasi ketika siswa melakukan pengamatan dan permainan yang berpedoman pada LKS yang dilaporkan oleh observer. 3. Sains

(21)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Researc (CAR). Metode PTK yang digunakan dalam penelitian ini dikarenakan melalui metode ini guru yang lebih mengenal keadaan kelasnya, sehingga dapat melakukan penelitian secara langsung untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan penelitian ini pula diharapkan guru dapat memperbaiki kinerjanya agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara ideal.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang bertujuan memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan tidak untuk digeneralisasi, dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas secara secara lebih propesional yang pada hakikatnya rangkaian riset tindakan yang dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah.

Hakikat PTK menurut Carr dan Kemmis ( Kusumah dan Dwitagama , 2010:8) adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self reflective) yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran:

1. Praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri 2. Pengertian mengenai praktik tersebut

3. Situasi-situasi dimana praktik-praktik tersebut dilasanakan

(22)

30

Rika Nurjanah, 2013

Tujuan utama PTK yaitu mengubah prilaku baik dari segi mengajar guru ataupun belajar siswa, memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran dan mengubah kerangka tindakan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru tersebut sehinggga terjadi peningkatan layanan propesional guru dalam menangani proses pembelajaran. Jadi, PTK dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru dari segi pembelajaran dan untuk memecahkan masalah yang ada dikelas tersebut dengan penerapan langsung di ruang kelas.

PTK berfokus pada kelas atau proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas dan bukan pada infut kelas seperti silabus dan materi. Objek yang menjadi fokus PTK yaitu siswa, guru, media atau alat peraga, hasil pembelajaran, sistem evaluasi dan lingkungan. (Kusnandar, 2010: 66-67)

PTK berfungsi sebagai alat meningkatkan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Diruangan kelas menurut Cohen dan Manion (Kusumah , 2010:8) PTK berfungsi sebagai:

1. Alat untuk mengatasi masalah-masalah yang didiagnosis dalam situasi pembelajaran kelas,

2. Alat pelatihan jabatan, membekali guru dengan keterampilan dan metode baru serta mendorong timbulnya kesadaran diri, khususnya melalui pengajaran sejawat,

3. Alat untuk memasukan tambahan atau inovasi (secara alami ke dalam sistem yang ada

4. Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya buruk antara guru dan peneliti

5. Alat untuk menyediakan alternatif bagi pendekatan subjektif, impresionistik terhadap pemecahan masalah kelas,

6. Alat untuk mengembangkan keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi dikelasnya.

(23)

31

berlangsung. Pertimbangan lain mengapa peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan kelas, yaitu:

1. Penelitan tindakan kelas tidak membebankan guru karena kesehariannya berada dalam kelas yang bermasalah tersebut sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran.

2. Dengan menggunakan penelitian tindakan kelas dapat dengan pembuktian suatu teori belajar mengajar yang dapat meningkatkan proses pembelajaran siswa untuk diterapkan dengan baik di kelas.

3. PTK berkaitan dengan permasalahan yang muncul dikelas dirasakan oleh guru yang diahadapi dalam proses pembelajaran sehari-harinya. Penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk memperbaiki hasil belajar siswa dikelas.

4. Penelitian tindakan kelas merupkan suatu penelitian untuk mencari obat dari permasalahan yang ada dikelas sehingga dari hasil refleksi guru terus meningkatkan pembelajarannya yang menjdikan guru tersebut profesional dalam mengajar dikelas.

B. Model PTK yang Dikembangkan

Model desain pelaksanaan PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggrat. Dalam model Kemmis dan Mc Taggart komponen acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Di satuan kedua komponen tersebut disebabkan adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting (tindakan) dengan observing (pengamatan) merupan kedua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya dara kegiatan itu harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.

(24)

32

Rika Nurjanah, 2013

observasi, dan refleksi. Pada siklus berikutnya jenis tindakan yang dilakukan peneliti dan mitra yaitu memperbaiki pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Langkah tersebut biasanya dinyatakan dalam sebuah desain atau model penlitian seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3.1 Adopsi Desain Siklus PTK menurut Kemmis dan McTaggart (Sumber : Wiriaatmadja, 2008:66)

Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart pada hakekatnya merupakan perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan suatu perangkat yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan

Rencana Tindakan I

Observasi I

SIKLUS II Rencana Tindakan II

Observasi II Refleksi I

Refleksi II

Pelaksanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan II

?

(25)

33

reflesi. Keempat komponen yang berupa untaian yang diapandang sebagai satu siklus.

Dari gambar tersebut, dari setiap siklusnya selalu ada perbaikan dalam segi pengajaran dan mempelajari akibat pada perubaha-perubahan tersebut. Seperti pada siklus I dilaksanakan tindakan yang berbarengan dengan pengamatan dari hasil pengamatan tersebut dilakukanlah refleksi yang harus diperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dari tindakan yang telah dilaksanakan. Dari hasil refleksi mendapatkan gambaran permasalahan dan hambatan yang dihadapi pada siklus I, maka selanjutnya peneliti menyusun kembali perencanaan kegiatan yang mengacu pada kekurangan yang didapatkan pada saat melakukan refleksi, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik untuk siklus ke-2 dan siklus selanjutnya.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II-A SDN Pasirwangi. Jumlah siswa kelas II SDN Pasirwangi sebanyak 28 orang siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Alasan peneliti mengambil subjek tersebut berdasarkan alasan berikut:

1. Pembelajaran sains belum diterpadukan secara utuh masih dipisah-pisah anatar pembelajaran yang satu dengan yang lain.

2. Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran

3. Hasil belajar sains siswa kelas II-A masih rendah dibandingkan dengan kelas II-B di SDN PasirWangi.

4. Peneliti telah mengenal karakteristik sekolah dan kondisi siswa karena peneliti merupakan praktikan selama Program Latihan Propesi (PLP) di sekolah tersebut.

D. Prosedur Penelitian

(26)

34

Rika Nurjanah, 2013

pengamatan kembaliyang merupakan dasar untuk satu ancang-ancang pemecahan masalah.

1. Rencana merupakan rencana tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai solusi. Kegiatan merencanakan terfokus pada rencana tindakan apa untuk memperbaik situasi pembelajaran yang pasif dan kaku. Perencanaan ini menyusun rancangan per siklus. Yang direncanakan terkait dengan pendekatan, pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau stategi pembelajaran, dan sebagainya.

2. Tindakan merupakan apa yang dilakukan guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi yang digunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilaksanakan yang didalamnya ada materi yang harus diajarkan atau dibahas dan sebagainya.

3. Observasi merupakan mengamati atau hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Observasi dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolabolator yang sudah diberi tugas untuk pengamatan. Pada proses pengamatan ini yaitu mencatat semua kejadian yang terjadi di kelas.

4. Refleksi merupakan peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dan dampak dari tindakan berbagai kreteria. Refleksi ini lebih kepada perbuatan memikirkan upaya evaluasi yang dilakukan oleh observer yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan refleksi dilakukan dengan diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian, sehingga refleksi dapat ditentuan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi dilanjutkan dengan menentukan tindakan (replanning).

(27)

35

1. Siklus I

a. Perencanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan tindakan yaitu terlebih dahulu peneliti mengkaji teori-teori yang mendukung seperti menelaah kurikulum KTSP untuk SD/MI, menelah materi yang kan diajarkan yang kemudian menyusun perangkat pembelajaran seperti RPP, LKS dan media pembelajaran lalu menyusun instrumen penelitian yang selanjutnya mengkonsultasikan instrumen penelitian dan RPP yang telah dibuat kepada dosen pembimbing agar instrumen dan RPP dalam penelitian sesuai dengan yang diharapkan serta mendiskusikan dengan rekan guru SDN Pasirwangi yang akan diminta observer.

b. Pelaksanaan tindakan

Siklus I ini terdiri dari satu kali pertemuan yang dialokasikan selama 70 menit atau 2 x 35 menit. Peneliti melaksanakan pembelajararan bertema lingkungan alam dengan penerapan PAIKEM Gembrot, dengan langkah-langkah yang ditempuh sesuai dengan RPP yang mengacu pada sintaks PAIKEM Gembrot. Siklus I ini materi lebih di tekankan pada posisi matahari dengan fase-fase pembelajaran sebagi berikut. Fase pendahuluan dengan memotivasi siswa dengan nyanyian “matahari”, fase presentasi materi siswa melakuakan demontrasi menganai perbedaan posisi matahari dari pagi hingga senja, fase membimbing pelatihan siswa dibagi kelompok dengan melakukan kerjasama mengurutkan perubahan posisi matahrari dari pagi hingga senja hari, fase menelaah pemahaman siswa mempersentasikan hasil yang telah dikerjakannya lalu pada tahap akhir menyimpulkan materi.

c. Pengamatan

(28)

36

Rika Nurjanah, 2013

selanjutnya. Selain itu sikap dan prilaku siswa diamati dengan aspek-aspek tertentu pada pengamatan afektif dan psikomotor siswa dan juga menganalisis hasil belajar siswa untuk mengatuhui pemahaman siswa terhadap pembelajaran setelah diberi tindakan.

d. Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan diskusi dengan mitra berdasarkan hasil pengamatannya dan evaluasi berkaitan dalam penerapan PAIKEM Gembrot dalam kegiatan belajar mengajar dan membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang di temukan setelah melakukan diskusi dengan mitra peneliti. Lalu melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai di laksanakan dan menyimpulkan hasil refleksi tindakan, yang akan digunakan sebagai tindakan selanjutnya. Tindakan akan dilanjutkan sampai memenuhi indikator keberhasilan, jika 82% nilai evaluasi siswa dalam tema Lingkungan Alam sudah mencapai KKM.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan siklus II sama dengan siklus I. Siklus II ini materi yang lebih ditekankan pada bahasan bayangan matahari. Hasil refleksi siklus I sebagai bahan perbaiakan untuk siklus II dalam perencanaan tindakan yang akan dilakukan. Seperti halnya pada perencanaan siklus I, peneliti menyusun instrumen penelitian yang diperlukan pada siklus II yang selanjutnya mengkonsultasikan instrumen penelitian dan RPP dengan tindakan-tindakan yang berbeda pada siklus II sesuai dengan hasil refleksi dan media yang dibutuhkan pada siklus II. Hasil perbedaan tidakan yang direncanakan dikonsukltasikankepada dosen pembimbing agar pembelajaran lebih baik lagi dan sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pelaksanaan Tindakan

(29)

37

tindakan dengan pembelajaran didalam dan diluar kelas yang ditekankan pada siswa untuk mengamati bayangan matahari secara langsung. Ketika pembelajaran diluar siswa mengamati langsung dari cahaya matahari yang dapat mengakibatkan bayangan ketika mengenai suatu benda dengan dan memotivasi siswa dengan permainan bayangan pada pembelajaran didalam siswa melakuakn eksperimen dengan senter dan botol.

c. Pengamatan

Seperti halnya silus I, dalam tahap pengamatan peneliti melakukan kemitraan dengan dua orang observer untuk mengamati aktivitas yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung beerdasarkan temuan-temuan oleh guru maupun observer yang terjadi dilapangan. Dari hasil penemuan tersebut dapat dijadikan acuan untuk mengamati kesesuaian penerapan PAIKEM Gembrot dengan hasil yang diinginkan sehingga dapat dijadikan referensi untuk penyususnan siklus selanjutnya. Selain itu sikap dan prilaku siswa diamati dengan aspek-aspek tertentu pada pengamatan afektif dan psikomotor siswa dan juga menganalisis hasil belajar siswa untuk mengatuhui pemahaman siswa terhadap pembelajaran setelah diberi tindakan.

d. Refleksi

(30)

38

Rika Nurjanah, 2013 3. Siklus III

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan siklus III sama dengan siklus sebelumnya. Siklus II ini materi yang lebih ditekankan pada bahasan manfaat matahari. Hasil refleksi siklus II sebagai bahan perbaiakan untuk siklus III dalam perencanaan tindakan yang akan dilakukan. Seperti halnya pada perencanaan siklus I, peneliti menyusun instrumen penelitian yang diperlukan pada siklus II yang selanjutnya mengkonsultasikan instrumen penelitian dan RPP dengan tindakan-tindakan yang berbeda pada siklus III sesuai dengan hasil refleksi dan media yang dibutuhkan pada siklus III. Hasil perbedaan tidakan yang direncanakan dikonsukltasikankepada dosen pembimbing agar pembelajaran lebih baik lagi dan sesuai dengan yang diharapkan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Siklus II ini terdiri dari satu kali pertemuan yang dialokasikan selama 70 menit atau 2 x 35 menit. Pelaksanaan pada siklus III mengambil tindakan yang berbeda dengan siklus sebelumnya yang dimana pada siklus III mengambil tindakan dengan pembelajaran dengan melakukan kuis perbanyak bintang dan permaianan “Temuin aku” dengan mencari pasangan antara kartu merah dengan kartu hijau

c. Pengamatan

(31)

39

d. Refleksi

Seperti halnya siklus sebelumnya, tahap refleksi peneliti pada siklus II ini melakukan diskusi dengan mitra berdasarkan hasil pengamatannya dan evaluasi berkaitan dalam penerapan PAIKEM Gembrot dalam kegiatan belajar mengajar dan membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang di temukan setelah melakukan diskusi dengan mitra peneliti. Lalu melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai di laksanakan dan menyimpulkan hasil refleksi tindakan, yang akan digunakan sebagai tindakan selanjutnya.

Berdasarkan alur model Kemmis dan Taggart, hasil dari refleksi I untuk memperbaiki pelaksanaan pada tindakan pada siklus selanjutnya. Apabila siklus ketiga ini belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan maka dilanjutkan pada siklus berikutnya dan dan apabila telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian Tindakan akan dilanjutkan sampai memenuhi indikator keberhasilan, jika 82% nilai evaluasi siswa dalam tema Lingkungan Alam sudah mencapai KKM.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen diperlukan untuk mengumpulkan data baik yang bersifat mengukur dan menghasilkan data hasil ukur ataupun yang bersifat menghimpun dan memberikan deskripsi. Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian berupa instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian yang akan dijelaskan secara rinci dibawah ini sebagai berikut:

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran merupakan instrumen yang dipakai pada saat proses pembelajaran berlangsung. Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini yaitu:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(32)

40

Rika Nurjanah, 2013

memberikan umpan balik), fase 5 (mengembangkan dengan memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan), dan fase 6 (Menganalisis dan mengnevaluasi) yang diharafkan dari sintak pembelajaran PAIKEM Gembrot siswa menjadi aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan sesuai dengan prinsip PAIKEM Gembrot.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Dalam LKS dimuat permasalahan-permasalahan yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mencerminkan bahan ajar Model PAIKEM Gembrot dan mampu mengasah kemampuan siswa. Lembar Kerja Siswa yang digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Melalui LKS ini digunakan sebagai perangkat pembelajaran yang berupa prosedur kerja yang harus dilakukan oleh siswa secara berkelompok. Dalam penyusunan LKS disusun sesuai dengan indikator yang ingin dicapai oleh siswa dengan konsep yang telah disampaikan.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data diperlukan untuk memperoleh data dari masalah yang diteliti. Instrumen penelitian yang diguanakan untuk pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

a. Tes hasil belajar

Tes ini diberikan kepada siswa sesudah pembelajaran, untuk mengukur tes ini untuk mengukur kemampuan siswa yang mencangkup ranah kognitif. Aspek yang dinilai dalam ranah kognitif ini mencangkup C1-C4. Instrumen ini berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda dan isian singkat.

b. Lembar Observasi

(33)

41

model PAIKEM Gembrot yang diterapkan. Format penelian observasi siswa dan guru ketika proses pembelajaran berlangsung menggunakan skala likert yang dibuat dalam bentuk checklist pada kolom yang disediakan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk menghimpun data yang diambil pada saat penelitian.

1. Pengolahan Data

a. Pengolahan Data Hasil Belajar Kognitif Siswa

Data hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil evaluasi diakhir pembelajaran pada setiap pertemuan yang diberi skor setiap jumlah yang benar.

1) Menghitung pencapaian nilai siswa setiap siklus, yaitu dengan mengggunakan rumus:

Nilai Siswa =

...(Persamaan 3.1)

2) Menghitung presentasi siswa yang telah memenuhi KKM/ tuntas belajar

Persentasi Ketuntasan Belajar = x 100% ...(Persamaan 3.2)

Keterangan :

∑TB = jumlah siswa yang tuntas N = banyanyaknya siswa

Hasil presentasi ketuntasan belajar diinterpretasikan berdasarkan tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Standarisasi Penguasaan

Angka 100 Angka 10 Katagori

80-100 8,0-10 Baik sekali

66-79 6,6-7,9 Baik

(34)

42

Rika Nurjanah, 2013

40-55 4,0-5,5 Kurang

0-39 0-3,9 Gagal

(Sumber: Arikunto, 2011: 234)

b. Pengolahan Data Hasil Observasi Ranah Afektif dan Psikomotor

Data hasil observasi ranah afektif dan psikomotor berupa ratting sacale. Skor untu setiap katagori di jumalahkan. Skor yang diperoleh siswTabela pada ranah afektif dan psikomotor kemudian dihitung presentasinya dengan menggunakan rumus:

Persentasi Aspek =

x 100% ...(Persamaan 3.3)

Skor penilaian rata-rata aspek afektif dan psikomotor yang menjadi subjek penelitian dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X =

... ...(Persamaan 3.4)

Keterangan :

X = rata-rata yang dicari

∑aspek = skor

∑maks = jumlah maksimum

Tabel 3.2 Klasifikasi Persentase Aspek Afektif

Persentase Katagori

80% atau lebih Sangat baik

60%-79% Baik

40%-59% Cukup

21%-39% Rendah

0-20% Rendah sekali

(35)

43

Tabel 3.3 Klasifikasi Persentase Aspek Psikomotor

Persentase Katagori

90% atau lebih Sangat Terampil

75%-89% Terampil

55%-74% Cukup Terampil

31%-54% Kurang Terampil

0-30% Sangat Kurang Terampil

(Luhut pangabean, 1989:32 dalam Dewi, M.R, 2012:40)

Selanjutnya, hasil belajar ranah afektif dan psikomotor, hasil presentase rata-rata digambarkan pada grafik.

c. Observasi Aktivitas Guru Dan Siswa

Langkah – langkah dilakukan untuk menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1) Menghitung jumlah jawaban “YA” yang observer isi pada lembar

observasi keterlaksanaan model pembelajaran.

2) Menghitung persentase keterlaksanaan model pembelajaran PAIKEM Gembrot pada setiap fase guru dan siswa , dengan persamaan sebagai berikut :

Keterlaksanaan akivitas siswa dan guru dapat dihiting dengan rumus:

Presentasi =

X 100% ...(Persamaan 3.5)

3) Menafsirkan kategori keterlaksanaan PAIKEM Gembrot dalam setiap fase berdasarkan tabel berikut :

Tabel 3.4 Kalasifikasi persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa

Persentase Katagori

87.60% -100% Sangat baik

62.60%-87.50% Baik

(36)

44

Rika Nurjanah, 2013

25.00%-37.50% Kurang

0-24.90% Sangat Kurang

( dalam Dewi, M.R, 2012:40)

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif

1. Data Kualitatif

Dalam data kualitatif data berbentuk hasil analisis menggunakan kata-kata bukan berupa angka tetapi hasil diperoleh dari pengamatan dilapangan. Analisis kualitatif digunakan pada data yang diperoleh dari hasil observasi tentang penerapan keterlaksanaan model PAIKEM Gembrot pada pembelajaran tematik yang bertema lingkungan alam. Dalam pengumlan data dari tiga sudut yaitu dari siswa, guru sebagai peneliti dan observer. Data tersebut diolah dan dianalisis untuk perencanaan pembelajaran berikutnya.

2. Data Kuantitatif

(37)

103

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Setelah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak tiga siklus yang dilaksanakan di kelas II SD Negri Pasirwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dapat disimpulkan Penerapan PAIKEM Gembrot dapat meningkatkan hasil belajar sains di kelas II Sekolah Dasar, secara rinci mengenai gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan dan hasil belajar adalah sebagai berikut:

(38)

104

Rika Nurjanah, 2013

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan tema lingkungan alam dengan menggunakan PAIKEM Gembrot dikatakan telah berhasil dapat meningkatkan aktivitas siswa yang ditandai setiap siklusnya perhatian dan minat belajar siswa meningkat karena dalam penerapan PAIKEM Gembrot pembelajaran didesain dengan belajar sambil bermain yang ditekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu. Pada pelaksanaan siklus I dengan cara siswa melaksanakan pembelajaran dengan melakukan simulasi perbedaan posisi matahari pada pagi, siang dan sore hari. Dengan cara seperti itu siswa cukup aktif akan tetapi tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran hanya beberapa siswa terutama siswa yang melakukan simulasi. Pada pelaksanaan siklus II pembelajaran dilaksanakan di dalam dan di luar kelas, ketika pembelajaran didalam hanya sebagian siswa yang aktif dalam pengamatan bayangan matahari terutama siswa yang berperingkat ketika pelaksanaan pembelajaran di luar kelas hampir semua siswa aktif dalam mengikuti pemmbelajaran hanya ada. Pada pelaksanaan siklus III pembelajaran dilaksanakan dengan kuis perbanyak bintang dan permainan

“temuin aku” sehingga semua siswa aktif menjawab dalam pembelajaran.

(39)

105

B. Rekomendasi

Berdasarkan dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa rekomendasi yang diajukan oleh peneliti, yaitu:

1. Bagi guru

Penerapan PAIKEM Gembrot sebagai alternatif yang cocok diterapkan di Sekolah Dasar karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam penerapannya diharapkan guru lebih dapat mendesain pembelajaran dengan kreatif, inovatif yang menempatkan siswa yang tidak hanya sebagai objek belajar tapi juga sebagai subjek yang bermuara pada proses belajar yang menyenangkan yang dapat membangkit motivasi belajar siswa.

2. Bagi sekolah

Pembelajaran dengan penerapan PAIKEM Gembrot merupakan alternatif yang relatif baru dalam mengembangkan kurikulum sehingga perlu di dukung dalam segi sarana dan prasarana yang ada. Karena penerapan PAIKEM Gembrot di sekolah dasar akan membantu siswa yang melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

(40)

106

Rika Nurjanah, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Amri. (2011). PAIKEM GEMBROT. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). (2006). Kurikulum tingkat satuan

pendidikan Sekolah adasar mata pelajaran IPA SD/ MI . Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. (2006). Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran.

Jakarta: Depdiknas.

Dewi, M.R. (2012). Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan gaya dalam pembelajaran. Jurusan PGSD Bumi Siliwangi: Tidak Diterbitkan.

Fitianawati, N.(2011). Penerapan PAIKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Dalam Pembelajaran IPA. Jurusan PGSD Bumi Siliwangi: Tidak Diterbitkan.

Kusnandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kusumah dan Dwitagama. (2010). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.

Makmun, A.S. (2002). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosdakarya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto, N. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Ruswandi, dkk. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press. Sadulloh, U. Dkk. (2007). Pedagogik. Bandung: Cipta Utama.

(41)

107

Samatowa, U. (2010). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks. Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Sukarjo dan Komarudin . (2010). Landasana Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rajagripindo Persada.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tn. (2012). Pengertian Ilmu pengetahuan Alam dan Karakteristik Bidang Kajian

Ilmu IPA. (Online). Tersedia: http:

//www.sarjanaku.com/2012/09/pengertian-ilmu-pengetahuan-alam-dan.html (21 Febuari 2013)

Wahyudin, U. Dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press Wiratmadja, R. (2008). Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: Remaja

Gambar

Gambar 3.1 Adopsi Desain Siklus PTK menurut Kemmis dan McTaggart
Tabel 3.1 Standarisasi Penguasaan
Tabel 3.2 Klasifikasi Persentase Aspek Afektif
Tabel 3.3 Klasifikasi Persentase Aspek Psikomotor

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis yang dibuat sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan desain pembelajaran berbasis brain based learning mampu meningkatkan

Dalam perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lembar observasi terbuka guru dan siswa. Pada siklus I, perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu

Pada siklus II LKS yang dibuat guru lebih sederhana sehingga dapat lebih mudah dipahami siswa, sehingga kemampuan merencanakan pembelajaran IPS menggunakan model

Apabila seorang guru menyampaikan materi pelajaran menggunakan strategi yang tepat seperti halnya strategi yang berbasis PAIKEM dalam arti sesuai dengan tujuan dan materi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini, dengan judul: “Penerapan Model PAIKEM GEMBROT ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan,

Berdasarkan diagram batang diatas dapat dilihat bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I sebesar 3,37, mengalami peningkatan di siklus II menjadi

Berdasarkan hasil analisis data sebagai hasil penelitian meliputi peningkatan hasil belajar IPA dan peningkatan aktivitas siswa melalui pendekatan PAIKEM pada materi energi

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, aaktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar IPA sudah mencerminkan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM