• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhisebagiandariSyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan Program Pendidikan Guru SekolahDasar

Oleh

RaisyaRiyanti P.

0902946

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

2013

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI

SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh

Raisya Riyanti P.

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Raisya Riyanti P. 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

RAISYA RIYANTI P. 0902946

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan di lapangan yang menunjukkan bahwa siswa kurang antusias dalam pembelajaran menyimak dan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan tidak adanya media yang dapat meningkatkan daya minat, gairah dan motivasi siswa dalam menyimak dan berbicara, sehingga hasil evaluasi akhir siswa masih tergolong sangat rendah. Atas dasar tersebut maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari III siklus yang melibatkan 35 siswa sekolah dasar sebagai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, lembar angket, lembar evaluasi, lembar kerja siswa, lembar pengamatan proses, dan kamera foto. Data penelitian disajikan secara deskriptif kualitatif yang diperoleh dari hasil analisis dan refleksi dari setiap siklus.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...3

C. Hipotesis Tindakan ...4

D. Tujuan Penelitian ...4

E. Manfaat Hasil Penelitian ...4

F. Definisi Operasional ... 5

BAB II PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR A. Kajian Teori ...7

1. Model PAIKEM a. Pengertian PAIKEM ...7

(7)

c. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam PAIKEM ...9

d. Peranan Guru Dalam Penggunaan Model PAIKEM ...10

e. Penerapan PAIKEM dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Menyimak dan Berbicara ...12

f. Kelebihan dan Kelemahan PAIKEM ... 12

2. Keterampilan Menyimak di SD a. Pengertian Menyimak ... 13

b. Keterampilan Menyimak di SD ... 14

c. Penilaian KemampuanMenyimak ... 15

3. KeterampilanBerbicara a. Pengertian Berbicara ...16

b. Keterampilan Berbicara di SD ...16

c. Penilaian Kemampuan Berbicara ...17

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ...18

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ...19

B. Model Penelitian ...21

C.Lokasi dan Waktu Penelitian ...23

D.Subjek Peneltian...23

E. Prosedur Penelitian ...23

F. Instrumen Penelitian ...28

G. Teknik Pengumpulan Data ...29

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian ...36

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ...93

B. Rekomendasi ...97

DAFTAR PUSTAKA ...104

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...105 Instrumen Penelitian ...

Hasil Penelitian ...

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu mata pelajaran yang dapat mencapai tujuan pendidikan dasar ialah Bahasa

Indonesia. Seiring diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP : 2006),

sekolah dasar harus memberikan bekal kemampuan dan empat keterampilan berbahasa yang

meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan

keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui pembelajaran

bahasa.

Menurut Tarigan (1994) “ Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting

terutama sebagai alat untuk berhubungan antara manusia dengan manusia”. Begitu pentingnya

bahasa bagi manusia, sehingga tidak berlebihan jika bahasa harus dipelajari. Dengan

diberlakukannya KTSP 2006, menuntut siswa agar dapat mengembangkan empat keterampilan

berbahasa, yaitu : keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan

keterampilan menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa diatas merupakan satu kesatuan

yang tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya.

Kurikulum dan pengajaran bahasa di sekolah merupakan salah satu usaha pemerintah

untuk mencegah kesalahan berbahasa siswa, serta untuk menumbuhkembangkan keterampilan

berbahasa siswa.

Empat keterampilan berbahasa yang perlu disampaikan kepada siswa meliputi

keterampilan berbicara ( speaking skills ), membaca ( reading skills), menulis (writing skills)

dan menyimak (listening sklills). ( Tarigan, 1981)

Dalam belajar mengajar, keterampilan satu dengan yang keterampilan yang lainnya

saling berkaitan dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperolehnya setiap individu

dihadapkan pada tahapan yang diawali dengan kemampuan menyimak dan berbicara sebelum

(10)

Menyimak merupakan salah satu potensi berbahasa setiap orang.Potensi ini dimiliki

setiap orang sejak lahir, kecuali bagi anak-anak yang ditakdirkan tunarungu sejak lahir.Potensi

menyimak ini merupakan sebuah keterampilan berbahasa.Keterampilan menyimak dapat

berkembang dan perkembangannya dapat pesat dapat juga lambat, tergantungpada upaya khusus

untuk mengembangkannya.

Masyarakat kita terutama para ibu telah memahami pentingnya upaya pengembangan

keterampilan anak dalam menyimak.Buktinya sejak anak lahir para ibu selalu mengajari anak

dengan berbagai bunyi.Pemerolehan dan pembelajaran bahasa diarahkan guna meningkatkan

wawasan dan keterampilan si anak. Pemerolehan bahasa ( language acquisition ) adalah proses

yang berlaku dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa ibunya. Proses ketika seorang

anak sedang memperoleh bahasa ibunya terdiri atas dua aspek, yakni pertama aspek pemahaman

dan aspek pelahiran serta kedua adalah aspek kompetensi ( Hartati : 2000 )

Sementara itu Brooks dalam Tarigan (1990) menyebutkan bahwa keterampilan

menyimak merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting. Keterampilan ini

mempunyai kaitan erat dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya, yaitu dengan berbicara,

membeca dan menulis.Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan berbahasa dua arah yang

sifatnya langsung dan merupakan komunikasi tatap muka (face to face communication).Sehingga

pada tahap ini, si anak dapat meniru langsung ucapan-ucapan dari si pembicara. Semakin sering

seseorang menyimak bunyi bahasa maka akan semakin tinggi juga kualitas bicaranya. Jadi,

meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara

seseorang.

Para pakar pendidikan, khususnya pakar pengajaran bahasa memahami benar

pentingnya pengajaran keterampilan menyimak.Oleh karena itu, menyimak dijadikan sebagai

salah satu bahan pengajaran bahasa meskipun tidak selamanya berdiri sendiri sebagai bahan

pengajaran, melainkan terintegrasi dengan pengajaran ketiga keterampilan bahasa lainnya. Untuk

kepentingan pengajaran menyimak dibutuhkan bahan-bahan pengajaran, seperti naskah non-fiksi

(pengumuman dan laporan) dan naskah fiksi ( cerpen, drama, puisi dan dongeng).

Dongeng merupakan salah satu karangan fiksi yang memiliki karakteristik

(11)

selamanya tokoh manusia melainkan dapat juga tokoh non-manusia seperti tumbuhan, hewan

atau tokoh-tokoh khayalan seperti dewa-dewi dan bidadari.Cerita dalam dongeng biasanya

menarik minat anak-anak.

Anderson dalam Tarigan (1990) mengungkapkan bahwa menyimak dongeng

merupakan kegiatan yang penting bagi anak. Kegiatan ini selain dapat mendukung penugasan

keterampilan berbahasa, juga merupakan kegiatan yang berfungsi secara apresiatif dan kreatif

dengan respon mental dan emosional karena anak dapat memperoleh kegembiraan.

Mengingat betapa pentingnya kegiatan menyimak dongeng dan teknik berbicara,

penulis mencoba untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat

kemampuan anak dalam menyimak dongeng dengan Pendekatan PAIKEM.Berdasarkan studi

pendahuluan yang dilakukan penulis, ternyata siswa kelas V SDN Sukajaya Kecamatan

Lembang masih berkesulitan dalam menyimak cerita/dongeng. Maka penulis tuangkan dalam

judul “ Penerapan Model PAIKEM untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukajaya Kabupaten Bandung Barat ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan diatas dan temuan

dilapangan, secara fokus permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimanakah proses

menyimak dan berbicara pada siswa kelas V Sekolah Dasar dengan menggunakan Model

Pembelajaran PAIKEM yang dapat membentuk pemahaman siswa terhadap struktur cerita,

amanat yang tersirat dalam seluruh cerita (dongeng) dengan mengembangakan keterampilan

menyimak sehingga dapat mengapresiasikan dan mengaplikasikannya dalam hidup dan

kehidupan”.

Agar terarahnya penelitian ini dan terjawabnya permasalahan yang terdapat

didalamnya, maka penulis mencoba merumuskan masalah penelitiannya sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM

pada siswa kelas V SDN Sukajaya?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM

(12)

3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM

pada siswa kelas V SDN Sukajaya?

C. Hipotesis tindakan

Pendekatan yang tepat dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa yang memiliki

kesulitan dalam dalam materi ajar tersebut akan mengalami kemudahan, kepahaman dan

penguasaan serta aplikasi sendiri, melalui pengalamannya. Jika dalam proses pembelajaran

menyimak dan berbicara, maka keterampilan siswa akan meningkat.

Untuk itulah penulis mencoba menetapkan hipotesis tindakan dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. PAIKEM dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam keterampilan menyimak dan

berbicara.

2. PAIKEM dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ( RPP) tentang standar kompetensi menyimak.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan

pengajaran sastra khususnya menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM, dengan rincian

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran menyimak dan berbicara dengan

Model PAIKEM pada siswa kelas V SDN Sukajaya?

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran menyimak dan berbicara dengan

Model PAIKEM pada siswa kelas V SDN Sukajaya?

3. Memperoleh peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM

pada siswa kelas V SDN Sukajaya?

E. Manfaat Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

terutama bagi guru dan siswa.

1. Bagi Siswa :

(13)

b. Meningkatkan keterampilan berbicara dan kebahasaan yang tinggi.

c. Dapat menulis rangkaian kata dan pembicaraan guru, sesuai dengan tingkatan siswa kelas

V.

2. Bagi Guru :

a. Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam pelaksanaancara peningkatan daya

simak sebagai salah satu tugas guru bahasa.

b. Mengembangkan kemampuan guru dalam menggunakan Model PAIKEM guna

meningkatkan profesionalitas guru.

3. Bagi Sekolah :

a. Membantu sekolah untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran Bahasa Indonesia

khususnya dan mata pelajaran yang lain pada umumnya di SDN Sukajaya Kabupaten

Bandung Barat.

F. Penjelasan Istilah

Penelitian ini berjudul tentang Peningkatan keterampilan menyimak dan

berbicara.Prosedur penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas

V SDN Sukajaya Kabupaten Bandung Barat. Supaya tidak terjadi perbedaan pemahaman dan

untuk mempermudah penulis dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan, maka dibawah ini

diuraikan beberapa batasan atau definisi operasional.

1. Model PAIKEM

PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan. Jadi PAIKEM adalah suatu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran.Strategi pendekatan PAIKEM merupakan salah satu strategi yang dapat di

terapkan untuk mengotimalkan kegiatan pembelajaran di sekolah, terutama di sekolah dasar.

2. Keterampilan Menyimak

Menyimak adalah suatu aktivitas/proses kegiatan yang mencakup kegiatan mendengar

(14)

bahan simakan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak

disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

3. Keterampilan Berbicara

Berbicara merupakan kegiatan bahasa lisan, dalam berbicara seseorang menyampaikan

informasi melalui suara atau bunyi bahasa.Berbicara juga merupakan satu aspek keterampilan

berbahasa.Aspek-aspek keterampilan bahasa lainnya adalah menyimak, membaca, dan

menulis.Keempat aspek tersebut berkaitan erat, antara berbicara dengan menyimak, berbicara

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah metode Penelitian Tindakan Kelas

(classroom action research) yang mengacu kepada tindakan guru ketika melaksanakan

pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Hal ini senada dengan pernyataan Suharjono dalam (Arikunto, 2006) yang mengemukakan

bahwa “penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik belajar”. Sedangkan menurut Wardhani

(2007) mendefinisikan bahwa :

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya

sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga

hasil belajar siswa menjadi meningkat.Dalam penelitian tindakan kelas, guru harus melakukan

instrospeksi diri secara reflektif mengenai pembelajaran, dengan menggunakan tindakan agar

dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas.

Mills 2000 ( dalam Wardhani, 2007) mendefinisikan bahwa tindakan kelas sebagai

systematic inquiri yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan konselor sekolah untuk

mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya. Informasi ini digunakan

untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “reflectif practice” yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.

Watts (dalam Abidin, 2009) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah

proses yang dilakukan seorang penelitian dalam hal menguji segi praktis pendidikan secara

sistematis dan berhati-hati dengan menggunakan beberapa teknik penelitian.

Berdasarkan pendapat diatas, penelitian tindakan kels dilaksanakan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan guru sebagai peneliti itu

sendiri, sehingga kemampuannya sebagai guru diharapkan cukup propesional.Sikap ini dapat

berdampak pada peningkatan kualitas siswa, baik dalam aspek penalaran, keterampilan,

pengetahuan, hubungan social, dan sikap-sikap belajar yang bermanfaat bagi siswa untuk

(16)

Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas adalah untuk :

a. Peningkatan dan perbaikan praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru.

b. Perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses belajar

mengajar.

c. Terwujudnya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian berlangsung.

Penelitian tindakan kelas ditujukan kepada kepentingan praktisi di lapangan, dalam hal

ini guru kelas.Artinya penelitian tindakan kelas ii dapat mendorong, dan membangkitkan para

praktisi di lapangan agar memiliki kesadaran diri untuk melaksanakan refleksi, dan kritik diri

terhadap kinerja profesionalnya.Oleh karena itu penelitian tindakan kelas memandang esensi

prinsip keterlibatan peneliti secara langsung sebagai basis sosialnya, dan peningkatan mutu

sebagai pendidikannya.

Guru sebagai pelaksana dalam penelitian tindakan kelas ini hendaknya mengetahui dan

memahami karakteristik penelitian tindakan kelas. Kasbolah (1999) mengemukakan bahwa, tiga

karakteristik penelitian tindkan kelas yaitu : 1) penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru

itu sendiri, 2) berangkat dari permasalahan praktik factual, 3) adanya tindakan-tindakan yang

perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

Adapun manfaat dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

(1) inovasi pembelajaran, (2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dasar dan tingkat

kelas, (3) peningkatan profesionalisme guru ( Suyanto, 1997).

Tujuan-tujuan dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternative dalam

memecahkan berbagai persoalan pembelajaran dikelas. Oleh karena itu focus penelitian tindakan

kelas adalah terletak pada tindakan-tindakan alternative yang direncanakan oleh guru, kemudian

(17)

B.Desain Penelitian

Rancangan PTK yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu model spiral atau siklus

Kemmis dan Taggart, karena dengan meggunakan model ini jika pada awal penelitian tindakan

ada kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan

pada siklus selanjutnya sampai target yang diinginkan. Tahapan adalah sebagai berikut: 1).

(18)

Siklus I

Siklus II

[image:18.612.73.538.75.648.2]

Siklus III

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Model Spiral

Kemmis dan Taggart dalam Arikunto

1.Rencana

2. tindakan 4. Refleksi

3. Observasi

1.Rencana

2. tindakan

3. observasi 4. Refleksi

1.Rencana

2. tindakan

3. observasi 4. Refleksi

Hasil

(19)

Pada gambar desain diatas, desain model Kemmis dan Mc.Taggart ini pada hakikatnya

berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat

komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen tersebut

disebut sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus tersebut adalah suatu putaran

kegiatan yang terdiri dari keempat komponen tersebut.

C. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukajaya Kabupaten Bandung Barat.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei 2013 sampai dengan selesai, yaitu

pada semester II pada tahun pelajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini, peneliti hanya

melaksanakan pembelajaran dalam tiga siklus. Untuk siklus I dilaksanakan pada hari

Senin 17 Mei 2013 dan siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 27 mei 2013, dan

Siklus III dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 31 mei 2013.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SDN Sukajaya Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat pada kelas V semester 2 dengan jumlah peserta didik sebanyak

35 orang, yang terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan 25 orang Siswa laki-laki.

Alasan pemilihan lokasi dan subjek penelitian tersebut adalah:

1. Mendapat izin dari pihak sekolah baik kepala sekolah maupun yang ada dilingkungan

SD Negeri Sukajaya Kabupaten Bandung Barat.

2. Adanya kerjasama antara peneliti dengan siswa-siswa dikelas V SD Negeri Sukajaya

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara

siswa kelas V SDN Sukajaya dengan menggunakan model PAIKEM, rencana tindakan penelitian

(20)

1. Perencanaan

a. Pembuatan surat izin ke Sekolah

b. Observasi dan Wawancara

Kegiatan observasi dan wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran awal

mengenai kondisi dan situasi di SDN Sukajaya secara kesluruhan.Kegiatan ini meliputi

pengamatan keadaan siswa di dalam kelas, sikap serta perilaku dalam mengikuti

pembelajaran.

c. Menyusun proposal

d. Pembuatan SK

e. Membuat instrumen penelitian

2. PelaksanaanPenelitian

Pelaksanaan penelitian tindakan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan

menggunakan model PAIKEM dilakukan dengan tiga siklus.Penelitian akan dihentikan jika hasil

penelitian telah sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini

adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan yaitu sebagai berikut :

Siklus I

a. Perencanaan (planing)

- Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

- Menyiapkan media pembelajaran

- Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

- Membuat evaluasi pembelajaran

b. Pelaksanaan (acting)

- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, instrumen penelitian, alat dan bahan

yang akan digunakan)

- Memintarekan dan guru untuk mengobservasi pembelajaran

- Melaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan model PAIKEM dengan menayangkan

film cerita anak melalui projector.

(21)

- Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatannya dan evaluasi

berkaitan dengan penggunaanmodel PAIKEMdalam kegiatan belajar mengajar.

- Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang di temukan

setelah melakukan diskusi.

- Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.

c. Pengamatan (observation)

- Melakukan pengamatan terhadap kelas yang digunakan sebagai kelas penelitian.

- Mengamati kesesuaian penggunaan Model PAIKEM dengan pokok bahasan yang

berlangsung.

- Mengamati keterhubungan antara penggunaan Model PAIKEM dengan keterampilan

menyimak dan berbicara.

d. Refleksi (reflecting)

- Mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan berupa test

keterampilan menyimak dan berbicara, dan lembar observasi

- Menganalisis sejauh mana peningkatan yang telah dicapai dalam pembelajaran siklus ke-1

sebagai masukan pelaksanaan siklus II

Siklus II

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi.

a. Perencanaan (planing)

Pada perencanaan siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari perencanaan yang

telah dilaksanakan pada siklus pertama dalam hal :

- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, dan instrumen penelitian)

berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

- Menayangkan kembali film cerita anak yang berbeda dengan siklus pertama.

(22)

b. Pelaksanaan (acting)

Pada pelaksanaan siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari pelaksanaan pada

siklus pertama dalam hal:

- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, instrumen penelitian, alat dan bahan

yang akan digunakan)

- Meminta rekan dan guru untuk mengobservasi pembelajaran

- Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM

- Memberikan tes keterampilan menyimak dan berbicara yang berupa lembar kerja siswa.

- Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatannya dan evaluasi

berkaitan dengan penggunaan model PAIKEMdalam kegiatan belajar mengajar.

- Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang di temukan

setelah melakukan diskusi.

c. Pengamatan (observation)

Pada pengamatan siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari pengamatan pada

siklus pertama dalam hal:

- Melakukan pengamatan terhadap kelas yang digunakan sebagai kelas penelitian.

- Mengamati kesesuaian penggunaanModel PAIKEM dengan pokok bahasan yang

berlangsung.

- Mengamati keterhubungan antara penggunaan Model PAIKEM dengan keterampilan

menyimak dan berbicara.

d. Refleksi (reflecting)

Pada refleksi siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari refleksi pada siklus

pertama dalam hal:

- Melakukan diskusi dengan guru observer setelahtindakan di lakukan.

- Melakukan perbaikan tindakan, berdasarkan hasil diskusi.

- Menyimpulkan hasil refleksi tindakan, yang akan digunakan sebagai tindakan selanjutnya.

(23)

Siklus ketiga merupakan putaran ketiga dari pembelajaran meyimak dan berbicara dengan

menggunakan model PAIKEMdengan tahapan yang sama seperti pada siklus pertama dan kedua.

a. Perencanaan (planing)

Pada siklus ketiga ini diharapkan perencanaan sudah matang dari pada perencanaan siklus

pertama dan siklus kedua dalam hal:

- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, dan instrumen penelitian)

berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.

- Menayangkan kembali film cerita anak yang berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya.

- Mendiskusikan dengan rekan guru sejawat yang akan diminta observasi.

b. Pelaksanaan (acting)

Pada siklus ketiga ini diharapkan pelaksanaan sudah terlaksana dengan baik dari pada

pelaksanaan siklus pertama dan siklus kedua dalam hal:

- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, instrumen penelitian, alat dan bahan

yang akan digunakan)

- Meminta rekan dan guru untuk mengobservasi pembelajaran

- Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM

- Memberikan tes keterampilan menyimak dan berbicara berupa lembar kerja siswa.

- Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatannya dan evaluasi

berkaitan dengan penggunaanmodel PAIKEMdalam kegiatan belajar mengajar.

- Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang di temukan

setelah melakukan diskusi.

- Melaksanakan pengolahan data yang di peroleh setelah penelitian selesai di laksanakan.

c. Pengamatan (observation)

Pada siklus ketiga ini diharapkan pengamatan sudah terlaksana dengan baik dari pada

pengamatan siklus pertama dan siklus kedua dalam hal:

- Melakukan pengamatan terhadap kelas yang digunakan sebagai kelas penelitian.

- Mengamati kesesuaian penggunan model PAIKEM dengan pokok bahasan yang

(24)

- Mengamati keterhubungan antara penggunaan Model PAIKEM dengan keterampilan

menyimak dan berbicara.

d. Refleksi (reflecting)

Pada siklus ketiga ini penelitian dihentikan karena sudah mencapai tujuan yang diinginkan

oleh peneliti. Setelah seluruh data diperoleh peneliti akan menganalisis data serta membuat

kesimpulan atas penggunaan model PAIKEM untuk meningkatkan keterampilan menyimak

dan berbicara.

3. Laporan hasil penelitian

a. Mengumpulkan data dari beberapa instrumen penelitian

b. Menganalisis data yang telah diperoleh apakah ada peningkatan kemampuan menulis

karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar

c. Membuat kesimpulan atas penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemampuan

menulis deskripsi.

F. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1) Instrumen Tes :

a) Lembar kerja siswa

Lembar kerja siswa merupakan petunjuk dan panduan pada beberapa sesi kegiatan

belajar siswa, sehingga siswa dapat aktif belajar dengan mengembangkan berbagai

kemampuan belajar secara integratif. LKS pada setiap tindakan berbeda-beda

meskipun dalam materi yang sama.

2) Instrumen Non - Tes :

a) Pedoman atau panduan observasi

Pedoman observasi merupakan panduan observer dalam mengadakan pengamatan

terhadap jalannya kegiatan peneliti, meliputi kegiatan dan tingkah laku guru selama

proses pembelajaran, kegiatan dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran,

(25)

Patta (2006) “Pengamatan (observasi) adalah cara mengumpulkan data dengan

mengadakan pencatatan terhadap apa yang menjadi sasaran pengamatan”.

b) Lembar penilaian

Lembar penilaian adalah lembar yang digunakan untuk mengukur tingkat

pemahaman dan kemampuan siswa dari awal hingga akhir pembelajaran, sehingga

dengan ini guru dapat menarik kesimpulan pembelajaran berhasil atau tidak.

c) Dokumentasi

Digital Foto Camp dipergunakan sebagai alat penunjang yang dapat melengkapi

dan memperjelas data peneliti. Pengambilan foto dilakukan pada setiap tindakan yaitu

pada saat proses pembelajaran, wawancara guru dan siswa, diskusi peneliti dan

observer. Foto-foto tersebut dilampirkan sebagai salah satu data penunjang, sehingga

dapat memberikan gambaran penelitian kepada pembaca.

G. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa cara digunakan untuk mengumpulkan data hasil penelitian. Data-data ini

diolah secara deskriptif untuk dilakukan analisis/sintesis sehingga dapat diperoleh suatu

kesimpulan dari hasil penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Observasi

Observasi dilaksanakan pada setiap tindakan mulai dari siklus I sampai dengan siklus

III. Kegiatan observasi ini dilaksanakan oleh rekan mahasiswa sekaligus rekan kerja di SDN

Sukajaya Kabupaten Bandung Barat yang memiliki pengetahuan tentang pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran PAIKEM.Hal-hal yang diobservasi mengenai kegiatan

belajar mengajarb pada tahapan pembelajaran.

(26)

Dalam rancangan pembelajaran telah disusun LKS sesuai dengan indikator pada

kurikulum, untuk membandingakan dengan nilai akhir atau postes secara individual.

3. Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir tindakan, kegiatan ini bertujuan untuk

mengukur kemampuan siswa secara individual tentang materi pembelajaran yang telah

diberikan.Bentuk evaluasi yang digunakan adalah uraian.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mendokumentasikan kegiatan siswa selama

[image:26.612.69.542.167.612.2]

berlangsungnya pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus III.Hasil dokumentasi ini berupa

gambar atau foto yang dapat dilihat pada lampiran hasil penelitian.

H. Analisis Data

Pada akhir kegiatan selalu dilakukan analisis data. Dan data dianalisis secara kualitatif,

data ini bersumber dari hasil observasi, tes lisan dan catatan guru pada saat proses pembelajaran.

Data yang diperoleh kemudian ditulis dalam bentuk deskripsi.

Analisis data dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan sejak

awal. Pada setiap penelitian. Miles dan Huberman ( Sugiono, 2011) mengemukakan bahwa “

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Pada proses pembelajaran dikelas,

peneliti menganalisis segala yang dilihat dan diamati, cara guru mengajar, aktivitas siswa,

suasana kelas dan cara guru mengelola kelas.

Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a) Mencatat hal yang diteliti secara rinci

b) Menganalisis data melalui reduksi data (merangkum hal-hal yang pokok)

(27)

Penganalisisan data yang akan dilakukan dengan mengacu kepada rambu-rambu

analisis yang didasarkan kepada kriteria dengan indicator, cirri descriptor, dan kualifikasi yang

ditetapkan sebagaimana tabel berikut, dimana pelaksanaannya dilakukan dengan mengamati dan

mencatat pembelajaran apresiasi menyimak yang dilakukan siswa (Omagio, 1996 dalam

Resmini, 1998). Kualifikasi Sangat Baik (SB) apabila descriptor 1 sampai dengan 4 muncul,

kualifikasi Baik (B) apabila 3 dari 4 deskriptor muncul, kualifikasi Cukup (C) apabila 2 dari 4

[image:27.612.65.548.138.711.2]

deskriptor muncul, kualifikasi kurang (K) apabila hanya 1 dari 4 deskriptor muncul.

TABEL 3.1

RAMBU-RAMBU ANALISIS PROSES PEMBENTUKAN PEMAHAMAN STRUKTUR DALAM CERITA YANG DISIMAK MELALUI MODEL PAIKEM DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA FILM CERITA

Tahap Pembelajaran

Fokus Pemahaman Prosedur Pemahaman Kualifikasi

SB B C K

Pembentukan

Pemahaman

Tema Cerita

Kesesuaian tema

dalam sinopsis

dengan sinopsis hasil

penentuan tema dan

latar

 Menelaah isi cerita yang

disimak

 Mengidentifikasi tema

dalam cerita yang

disimak

 Mengidentifikasi judul

 Mengidentifikasi latar

Pembentukan

Pemahaman

Pelaku Dan

Penokohan

Kesesuaian

penggarapan pelaku

dalam cerita yang

disimak dengan

sinopsis hasil

penentuan pelaku

 Mengidentifikasi pelaku

dalam cerita

 Mengidentifikasi watak

pelaku dalam cerita

 Mengidentifikasi jumlah

(28)

 Mendeskripsikan watak

pelaku dalam cerita

Pembentukan

Pemahaman

Latar Cerita

Kesesuaian

penggarapan latar

cerita dalam cerita

yang disimak dengan

sinopsis hasil

penentuan latar

cerita dan

penggarapannya

 Mengidentifikasi latar

cerita dalam cerita yang

disimak dan

penggarapannya

 Mengidentifikasi latar

tempat

 Mengidentifikasi latar

waktu

 Mengidentifikasi latar

suasana pembentukan pemahaman rangkaian cerita Kesesuaian

penggarapan cerita

rangkaian yang

disimak dengan

sinopsis hasil

penentuan rangkaian

cerita, kelengkapan

dan keruntunan

rangkaian cerita

 Mengidentifikasi

rangkaian cerita dalam

cerita yang disimak

 Mengidentifikasi bagian

awal cerita

 Mengidentifikasi akhir

cerita

 Menyusun synopsis

secara runtut

Keterangan :

SB : sangat baik

B : baik

C : cukup

(29)
[image:29.612.69.548.163.690.2]

DIADAPTASI DARI RESMINI (1998 : 102) DIMODIFIKASI OLEH PENELITI

TABEL 3.2

RAMBU-RAMBU ANALISIS HASIL TERBENTUKNYA PEMAHAMAN STRUKTUR DALAM CERITA YANG DISIMAK MELALUI MODEL PAIKEM DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA FILM CERITA

Tahap

Pembelajaran

dan Hasil

Kriteria Indikator Deskriptor Kualifikasi

S

B

B C K

Kemampuan Menentukan Tema Cerita Hasil sinopsis cerita Tepat dalam hasil sinopsis cerita

 Isi sinopsis cerita yang disimak sesuai

dengan film

 Isi sinopsis cerita relevan dengan

tema cerita yang disimak

 Menuliskan judul yang relevan

dengan judul cerita yang disimak

 Isi sinopsis memuat amanat yang

sesuai dengan amanat yang

terkandung dalam film yang disimak

Kemampuan

Menentukan

Pelaku dan

Penokohan Hasil sinopsis cerita Tepat Lengkap dalam hasil sinopsis cerita

 Penggambaran pelaku sesuai cerita

yang disimak

 Penggambaran dialog sesuai cerita

yang disimak

 Pengaambaran watak melalui

gambaran si pelaku

 Penggambaran fisik sesuai dengan

cerita yang disimak

Kemampuan Menentukan Hasil sinopsis Tepat Lengkap

 Memuat penggarapan latar cerita

(30)

Latar Cerita cerita dalam

hasil

sinopsis

cerita

disimak

 Memuat tempat kejadian cerita

 Memuat latar waktu

 Menggambarkan suasana cerita

Kemampuan

Menentukan

Rangkaian

Cerita

Hasil

sinopsis

cerita

Tepat

Lengkap

dalam

Hasil

sinopsis

cerita

 Membuat rangkaian cerita yang

sesuai dengan cerita yang disimak

 Menguraikan bagian awal cerita

secara runtut

 Menguraikan bagian tengah/isi cerita

secara runtut

 Menguraikan bagian akhir cerita

secara runtut

Keterangan :

SB : sangat baik

B : baik

C : cukup

K : kurang

(31)
[image:31.612.68.553.164.639.2]

TABEL 3.3

PENILAIAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM MENCERITAKAN KEMBALI CERITA YANG DISIMAK

Aspek Yang Dinilai

SKALA NILAI BOBOT SKOR

1 2 3 4 5

Penguasaan dan

penghayatan cerita

5

Pemilihan dan

penyusunan kalimat

5

Keruntutan cerita

5

keberanian 5

Keterangan Skor :

Baik : 70-100

Cukup :40-65

(32)
(33)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Pembelajaran menyimak dan berbicara menggunakan model

pembelajaran PAIKEM merupakan suatu metode yang dapat digunakan dalam

suatu proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa model

pembelajaran PAIKEM mampu memberikan kontribusi terhadap kemudahan

siswa dalam keterampilan menyimak dan berbicara siswa. Penggunaan model

PAIKEM menawarkan suatu proses kegiatan pembelajaran yang mengkondisikan

siswa berinteraksi dengan materi pembelajaran yang disajikan, juga memotivasi

siswa untuk lebih menarik minat dalam proses pembelajaran karena situasi kelas

yang dibuat lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Berdasarkan rumusan masalah, dan hasil yang diperoleh selama

pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, mengenai peningkatan kemampuan

meyimakdanberbicarasiswa dengan menggunakan model pembelajaran

PAIKEMpada siswa kelas V SDN Sukajaya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran menyimakdanberbicara dengan menggunakan

model PAIKEMsudah baik. Semua itu terlihat dengan pembuatan RPP yang

mengacu kepada KTSP dan SKKD yang sudah ditentukan. Selain itu disertai juga

beberapa media pembelajaran, lembar observasi siswa dan guru, lembar

wawancara, serta lembar tes penilaian proses menyimak dan lembar tes penilaian

hasil menyimak. Semua itu telah dibuat dengan baik untuk membantu dalam

penilaian kemampuan menyimakdanberbicaradengan menggunakan model

PAIKEM. Pada RPP sudah dibuat dengan menekankan kepada latihan menyimak

yang dilakukan oleh siswa dengan membuat sebuah sinopsis. RPP yang telah

dibuat sudah sebaik dan semenarik mungkin agar siswa menjadi aktif dan antusias

(34)

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran menyimakdanberbicara dengan model

PAIKEM sudah terlaksana dengan baik, karena telah mengacu kepada RPP yang

disusun pada tahap perencanaan. Selain itu terlihat pada aktifitas siswa pada saat

pelaksanaan pembelajaran terlihat mengalami peningkatan menjadi lebih baik,

siswa terlihat aktif dan antusias pada saat menuliskan sebuah sinopsiscerita yang

sesuai dengan film cerita yang telah ditayangkan oleh gurusecararuntut, kemudian

pada saat membuat sinopsisyang sesuai dengan film cerita yang telah ditayangkan,

sudah sesuai dengan yang diperintahkan oleh peneliti. Dalam keterampilan

menyimak, guru membuat penggantian tema dan judul film yang ditayangkan

dalam setiap siklusnya, membuat siswa mampu menentukan tema, pelaku dan

penokohan, latar, dan rangkaian cerita.Dalam keterampilan berbicara guru

melakukan permainan lempar bola agar siswa mampu menguasai dan menghayati

cerita, memilih dan menyusun kalimat, menceritakan cerita secara runtut, dan

berani maju di depan kelas.

3. Hasil Kemampuan MenyimakdanBerbicara

Hasil kemampuan menyimakdanberbicara dengan menggunakan model

PAIKEM sudah baik, karena dilihat dari hasil kemampuan menyimak

danberbicara siswa dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Siswa yang pada

awalnya belumbisamenentukantemadanlatarceritamasih belum benar sudah dapat

menyebutkan dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang masih

kesulitan dalam menentukan tema karena lebih sering tertukar dengan judul cerita.

Siswa yang pada awalnya membuat synopsis dengan rancu dan tidak runtut sudah

mulai bias mengembangkannya menggunakan kata-kata sendiri dengan baik

secara runtut.

Seperti terlihat pada nilai hasil kemampuan siswa pada setiap siklusnya,

diketahui setelah dilaksanakan tindakan pada silus Ikemampuan menyimak dan

berbicara siswa yang mendapatkan nilai sangat baikberjumlah 6 orang atau 17%

,siswa yang mendapatkan penilaian baik sebanyak 7 siswa atau 20%, siswa yang

(35)

mendapatkan nilai kurang menjadi 9 siswa atau 26% dari jumlah keseluruhan

siswa 35 orang. Kemudian pada silus IIkemampuan menyimakdanberbicarasiswa

mengalami sedikit peningkatan. Siswa yang mendapatkan nilai sangat

baikmenjadi 5 orang atau 14% ,siswa yang mendapatkan penilaian baik sebanyak

8 siswa atau 23%, siswa yang mendapatkan penilaian cukup sebanyak 14 siswa

atau 10% dan siswa yang mendapatkan penilaian kurang sebanyak 8siswa atau

23% dari jumlah keseluruhan siswa 35 orang. Danpada siklus III kemampuan

menulis karangan deskripsi siswa meningkat menjadi lebih baik. Siswa yang

mendapatkan nilai sangat baik menjadi 6 orang atau 17% ,siswa yang

mendapatkan penilaian baik sebanyak 22orang atau 63%, siswa yang

mendapatkan nilai cukup sebanyak 2 orang atau 6% dan siswa yang mendapatkan

penilaian kurang sebanyak 5orang atau 14% dari jumlah keseluruhan siswa 35

orang. hal ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan menyimak dengan

menggunakan model PAIKEM.

Dilihat dari nilai rata-rata kelas pada setiap siklusnya juga mengalami

peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 65, pada siklus II

mengalami sedikit peningkatan menjadi 6,8 dan pada siklus III mengalami

peningkatan melebihi yang diharapkan dengan nilai KKM 70 yaitu 98. Rata-rata

nilai hasil menyimak cerita tersebut diperoleh dari skor yang diperoleh siswa

berdasarkan rambu-rambu penilaian menyimak cerita.

Dilihat dari ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya juga

mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 31%,

pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 37% dan pada siklus III

mengalami peningkatan besar menjadi 77%.

B.Rekomendasi

Hasil penelitian ini memberikan hasil yang positif terhadap

kemampuanmenyimakdanberbicara siswa kelas V SDN Sukajaya. Sesuai dengan

hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mencoba memberikan

rekomendasi bagi guru atau peneliti selanjutnya yang akan menggunakan media

(36)

1. Bagi pendidik khususnya guru Bahasa Indonesia dan Guru Kelasdiharapkan

dapat menggunakan model pembelajaran PAIKEM dengan pemanfaatnan

media film cerita sebagai alternatif media untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa.

2. Dalam memilih cerita yang akan ditayangkan, guru harus memperhatikan jenis

cerita sesuai kalangan dan isi dalam cerita yang menarik dan lebih menarik lagi

dalam setiap siklusnya agar antusias dan motivasi siswa dalam menyimak

pembelajaran semakin meningkat.

3. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia agar lebih mengintegrasikan tekhnik

pembelajaran mencangkup empat keterampilan berbahasa, yaitu berbicara,

membaca, menulis dan menyimak.

4. Pemanfaatan media yang kurang, menghambat proses pembelajaran secara

aktif, sehingga penulis mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai

penggunaan media sebagai upaya meningkatkan keterampilan menyimak dan

berbicara.

5. Siswa lebih tertarik dengan film yang diperankan nyata oleh manusia bukan

animasi seperti kartun, khususnya pada siswa kelas V SDN Sukajaya. Maka,

dalam proses keterampilan menyimak, guru harus lebih selektif dalam

pemilihan tema dan film cerita yang akan ditayangkan.

6. Dalam keterampilan berbicara, permainan lempar bola sudah efektif membuat

siswa berani tampil kedepan untuk menceritakan kembali isi cerita yang telah

disimak. Maka guru harus lebih kreatif untuk menciptakan sebuah permainan

yang lebih menarik untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.

7. Memperbaiki kinerja guru dan hasil belajar siswa bisa melalui penggunaan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangatlah tepat. Oleh sebab itu, penulis

menyarankan untuk menggunakan PTK dalam penelitian, baik untuk keperluan

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Amanda, W. ( 2010 ). Meningkatkan Kemampuan Menyimak dengan Menggunakan Media Film Cerita. Skripsi PGSD UPI.Bandung : TidakDiterbitkan.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arsjad, M. G., dan U.S, Mukti. (2007). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Asmani, JM. (2011). 7 Tips Aplikasi Pakem. Jogjakarta : DIVA Press.

Depdiknas. (2007), Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, Bandung.

Depdiknas. (2007), Kamus BesarBahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Derti. (2011). Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara Melalui Strorytelling Bagi Siswa Kelas III SD Negeri 2 Tonjong Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon . Skripsi PGSD UPI. Bandung : TidakDiterbitkan.

Fitrianawati, N. (2011). Penerapan PAIKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Dalam Pembelajaran IPA. Skripsi PGSD UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.

Hartati, T. (2000). Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah/ Metode Pembelajaran Sastra untuk siswa Kelas Rendah. Bandung : UPI Press.

Hartono, R. (2013). Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta : DIVA Press.

Hodijah dan Cahyani, I. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press.

Indihadi, D. Djuanda, D. dan Resmini, N. (2009). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI Press.

Kunandar. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Garasindo Persada.

Resmini, N., Juanda, D. (2007). Pendidikan Bahasa&Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung : Upi press.

Sahib, N. (2005). PENDIDIKAN Berbasis Komputer Menuju Inovasi. Bandung: Gema Media Pusakatama.

(38)

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: SinarBaru.

Suyanto. (1997). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta : Dirjen Dikti Depdikbud/IKIP Yogyakarta.

Tarigan, H.G. (1982). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Tarigan, H.G. (1985). Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia/Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa.

Gambar

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Spiral
gambar atau foto yang dapat dilihat pada lampiran hasil penelitian.
TABEL 3.1 RAMBU-RAMBU ANALISIS PROSES PEMBENTUKAN PEMAHAMAN STRUKTUR
TABEL 3.2 RAMBU-RAMBU ANALISIS HASIL TERBENTUKNYA PEMAHAMAN STRUKTUR
+2

Referensi

Dokumen terkait

(1950) menyebutkan bahwa naval store yang baik yaitu pohon dengan hasil getah yang banyak, dicirikan dengan lingkaran tahun yang lebar, tajuk rata atau penuh dan berbentuk

[r]

Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai “Bagaimana Pengetahuan Higiene dan Sanitasi pada Mahasiswa Manajemen Tata Boga Sekolah Tinggi

Alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode single moving average dan Kesalahan peramalan hasil perhitungan dari data yang diperoleh dengan menggunakan metode

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yangber judul ” Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata

Metode yang digunakan dalam aplikasi ini adalah markerless augmented reality yang memungkinkan pengguna untuk memakai aplikasi tanpa harus menggunakan marker khusus

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh umur tanaman terhadap produksi TBS (Tandan Buah Segar) perkebunan kelapa sawit rakyat di

Analisis Makna Majas Perbandingan pada Lirik Lagu yang dipopulerkan oleh Tohoshinki Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..