PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI
SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhisebagiandariSyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan Program Pendidikan Guru SekolahDasar
Oleh
RaisyaRiyanti P.
0902946
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI
SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT
Oleh
Raisya Riyanti P.
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Raisya Riyanti P. 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SUKAJAYA KABUPATEN BANDUNG BARAT
RAISYA RIYANTI P. 0902946
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan di lapangan yang menunjukkan bahwa siswa kurang antusias dalam pembelajaran menyimak dan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan tidak adanya media yang dapat meningkatkan daya minat, gairah dan motivasi siswa dalam menyimak dan berbicara, sehingga hasil evaluasi akhir siswa masih tergolong sangat rendah. Atas dasar tersebut maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari III siklus yang melibatkan 35 siswa sekolah dasar sebagai subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, lembar angket, lembar evaluasi, lembar kerja siswa, lembar pengamatan proses, dan kamera foto. Data penelitian disajikan secara deskriptif kualitatif yang diperoleh dari hasil analisis dan refleksi dari setiap siklus.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ...v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...3
C. Hipotesis Tindakan ...4
D. Tujuan Penelitian ...4
E. Manfaat Hasil Penelitian ...4
F. Definisi Operasional ... 5
BAB II PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR A. Kajian Teori ...7
1. Model PAIKEM a. Pengertian PAIKEM ...7
c. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam PAIKEM ...9
d. Peranan Guru Dalam Penggunaan Model PAIKEM ...10
e. Penerapan PAIKEM dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia tentang Menyimak dan Berbicara ...12
f. Kelebihan dan Kelemahan PAIKEM ... 12
2. Keterampilan Menyimak di SD a. Pengertian Menyimak ... 13
b. Keterampilan Menyimak di SD ... 14
c. Penilaian KemampuanMenyimak ... 15
3. KeterampilanBerbicara a. Pengertian Berbicara ...16
b. Keterampilan Berbicara di SD ...16
c. Penilaian Kemampuan Berbicara ...17
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ...18
BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ...19
B. Model Penelitian ...21
C.Lokasi dan Waktu Penelitian ...23
D.Subjek Peneltian...23
E. Prosedur Penelitian ...23
F. Instrumen Penelitian ...28
G. Teknik Pengumpulan Data ...29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil Penelitian ...36
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ...93
B. Rekomendasi ...97
DAFTAR PUSTAKA ...104
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...105 Instrumen Penelitian ...
Hasil Penelitian ...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu mata pelajaran yang dapat mencapai tujuan pendidikan dasar ialah Bahasa
Indonesia. Seiring diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP : 2006),
sekolah dasar harus memberikan bekal kemampuan dan empat keterampilan berbahasa yang
meliputi keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan
keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut dapat diperoleh melalui pembelajaran
bahasa.
Menurut Tarigan (1994) “ Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting
terutama sebagai alat untuk berhubungan antara manusia dengan manusia”. Begitu pentingnya
bahasa bagi manusia, sehingga tidak berlebihan jika bahasa harus dipelajari. Dengan
diberlakukannya KTSP 2006, menuntut siswa agar dapat mengembangkan empat keterampilan
berbahasa, yaitu : keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan
keterampilan menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa diatas merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya.
Kurikulum dan pengajaran bahasa di sekolah merupakan salah satu usaha pemerintah
untuk mencegah kesalahan berbahasa siswa, serta untuk menumbuhkembangkan keterampilan
berbahasa siswa.
Empat keterampilan berbahasa yang perlu disampaikan kepada siswa meliputi
keterampilan berbicara ( speaking skills ), membaca ( reading skills), menulis (writing skills)
dan menyimak (listening sklills). ( Tarigan, 1981)
Dalam belajar mengajar, keterampilan satu dengan yang keterampilan yang lainnya
saling berkaitan dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperolehnya setiap individu
dihadapkan pada tahapan yang diawali dengan kemampuan menyimak dan berbicara sebelum
Menyimak merupakan salah satu potensi berbahasa setiap orang.Potensi ini dimiliki
setiap orang sejak lahir, kecuali bagi anak-anak yang ditakdirkan tunarungu sejak lahir.Potensi
menyimak ini merupakan sebuah keterampilan berbahasa.Keterampilan menyimak dapat
berkembang dan perkembangannya dapat pesat dapat juga lambat, tergantungpada upaya khusus
untuk mengembangkannya.
Masyarakat kita terutama para ibu telah memahami pentingnya upaya pengembangan
keterampilan anak dalam menyimak.Buktinya sejak anak lahir para ibu selalu mengajari anak
dengan berbagai bunyi.Pemerolehan dan pembelajaran bahasa diarahkan guna meningkatkan
wawasan dan keterampilan si anak. Pemerolehan bahasa ( language acquisition ) adalah proses
yang berlaku dalam otak seorang anak ketika memperoleh bahasa ibunya. Proses ketika seorang
anak sedang memperoleh bahasa ibunya terdiri atas dua aspek, yakni pertama aspek pemahaman
dan aspek pelahiran serta kedua adalah aspek kompetensi ( Hartati : 2000 )
Sementara itu Brooks dalam Tarigan (1990) menyebutkan bahwa keterampilan
menyimak merupakan salah satu keterampilan yang sangat penting. Keterampilan ini
mempunyai kaitan erat dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya, yaitu dengan berbicara,
membeca dan menulis.Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan berbahasa dua arah yang
sifatnya langsung dan merupakan komunikasi tatap muka (face to face communication).Sehingga
pada tahap ini, si anak dapat meniru langsung ucapan-ucapan dari si pembicara. Semakin sering
seseorang menyimak bunyi bahasa maka akan semakin tinggi juga kualitas bicaranya. Jadi,
meningkatkan keterampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara
seseorang.
Para pakar pendidikan, khususnya pakar pengajaran bahasa memahami benar
pentingnya pengajaran keterampilan menyimak.Oleh karena itu, menyimak dijadikan sebagai
salah satu bahan pengajaran bahasa meskipun tidak selamanya berdiri sendiri sebagai bahan
pengajaran, melainkan terintegrasi dengan pengajaran ketiga keterampilan bahasa lainnya. Untuk
kepentingan pengajaran menyimak dibutuhkan bahan-bahan pengajaran, seperti naskah non-fiksi
(pengumuman dan laporan) dan naskah fiksi ( cerpen, drama, puisi dan dongeng).
Dongeng merupakan salah satu karangan fiksi yang memiliki karakteristik
selamanya tokoh manusia melainkan dapat juga tokoh non-manusia seperti tumbuhan, hewan
atau tokoh-tokoh khayalan seperti dewa-dewi dan bidadari.Cerita dalam dongeng biasanya
menarik minat anak-anak.
Anderson dalam Tarigan (1990) mengungkapkan bahwa menyimak dongeng
merupakan kegiatan yang penting bagi anak. Kegiatan ini selain dapat mendukung penugasan
keterampilan berbahasa, juga merupakan kegiatan yang berfungsi secara apresiatif dan kreatif
dengan respon mental dan emosional karena anak dapat memperoleh kegembiraan.
Mengingat betapa pentingnya kegiatan menyimak dongeng dan teknik berbicara,
penulis mencoba untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan anak dalam menyimak dongeng dengan Pendekatan PAIKEM.Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan penulis, ternyata siswa kelas V SDN Sukajaya Kecamatan
Lembang masih berkesulitan dalam menyimak cerita/dongeng. Maka penulis tuangkan dalam
judul “ Penerapan Model PAIKEM untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukajaya Kabupaten Bandung Barat ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan diatas dan temuan
dilapangan, secara fokus permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimanakah proses
menyimak dan berbicara pada siswa kelas V Sekolah Dasar dengan menggunakan Model
Pembelajaran PAIKEM yang dapat membentuk pemahaman siswa terhadap struktur cerita,
amanat yang tersirat dalam seluruh cerita (dongeng) dengan mengembangakan keterampilan
menyimak sehingga dapat mengapresiasikan dan mengaplikasikannya dalam hidup dan
kehidupan”.
Agar terarahnya penelitian ini dan terjawabnya permasalahan yang terdapat
didalamnya, maka penulis mencoba merumuskan masalah penelitiannya sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM
pada siswa kelas V SDN Sukajaya?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM
3. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM
pada siswa kelas V SDN Sukajaya?
C. Hipotesis tindakan
Pendekatan yang tepat dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa yang memiliki
kesulitan dalam dalam materi ajar tersebut akan mengalami kemudahan, kepahaman dan
penguasaan serta aplikasi sendiri, melalui pengalamannya. Jika dalam proses pembelajaran
menyimak dan berbicara, maka keterampilan siswa akan meningkat.
Untuk itulah penulis mencoba menetapkan hipotesis tindakan dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. PAIKEM dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam keterampilan menyimak dan
berbicara.
2. PAIKEM dapat memberikan kemudahan bagi guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ( RPP) tentang standar kompetensi menyimak.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan
pengajaran sastra khususnya menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM, dengan rincian
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran menyimak dan berbicara dengan
Model PAIKEM pada siswa kelas V SDN Sukajaya?
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran menyimak dan berbicara dengan
Model PAIKEM pada siswa kelas V SDN Sukajaya?
3. Memperoleh peningkatan keterampilan menyimak dan berbicara dengan Model PAIKEM
pada siswa kelas V SDN Sukajaya?
E. Manfaat Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terutama bagi guru dan siswa.
1. Bagi Siswa :
b. Meningkatkan keterampilan berbicara dan kebahasaan yang tinggi.
c. Dapat menulis rangkaian kata dan pembicaraan guru, sesuai dengan tingkatan siswa kelas
V.
2. Bagi Guru :
a. Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam pelaksanaancara peningkatan daya
simak sebagai salah satu tugas guru bahasa.
b. Mengembangkan kemampuan guru dalam menggunakan Model PAIKEM guna
meningkatkan profesionalitas guru.
3. Bagi Sekolah :
a. Membantu sekolah untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya dan mata pelajaran yang lain pada umumnya di SDN Sukajaya Kabupaten
Bandung Barat.
F. Penjelasan Istilah
Penelitian ini berjudul tentang Peningkatan keterampilan menyimak dan
berbicara.Prosedur penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas pada siswa kelas
V SDN Sukajaya Kabupaten Bandung Barat. Supaya tidak terjadi perbedaan pemahaman dan
untuk mempermudah penulis dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan, maka dibawah ini
diuraikan beberapa batasan atau definisi operasional.
1. Model PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Jadi PAIKEM adalah suatu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran.Strategi pendekatan PAIKEM merupakan salah satu strategi yang dapat di
terapkan untuk mengotimalkan kegiatan pembelajaran di sekolah, terutama di sekolah dasar.
2. Keterampilan Menyimak
Menyimak adalah suatu aktivitas/proses kegiatan yang mencakup kegiatan mendengar
bahan simakan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak
disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
3. Keterampilan Berbicara
Berbicara merupakan kegiatan bahasa lisan, dalam berbicara seseorang menyampaikan
informasi melalui suara atau bunyi bahasa.Berbicara juga merupakan satu aspek keterampilan
berbahasa.Aspek-aspek keterampilan bahasa lainnya adalah menyimak, membaca, dan
menulis.Keempat aspek tersebut berkaitan erat, antara berbicara dengan menyimak, berbicara
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah metode Penelitian Tindakan Kelas
(classroom action research) yang mengacu kepada tindakan guru ketika melaksanakan
pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Hal ini senada dengan pernyataan Suharjono dalam (Arikunto, 2006) yang mengemukakan
bahwa “penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik belajar”. Sedangkan menurut Wardhani
(2007) mendefinisikan bahwa :
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga
hasil belajar siswa menjadi meningkat.Dalam penelitian tindakan kelas, guru harus melakukan
instrospeksi diri secara reflektif mengenai pembelajaran, dengan menggunakan tindakan agar
dapat memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di kelas.
Mills 2000 ( dalam Wardhani, 2007) mendefinisikan bahwa tindakan kelas sebagai
systematic inquiri yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, dan konselor sekolah untuk
mengumpulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya. Informasi ini digunakan
untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “reflectif practice” yang berdampak positif dalam berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.
Watts (dalam Abidin, 2009) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah
proses yang dilakukan seorang penelitian dalam hal menguji segi praktis pendidikan secara
sistematis dan berhati-hati dengan menggunakan beberapa teknik penelitian.
Berdasarkan pendapat diatas, penelitian tindakan kels dilaksanakan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan guru sebagai peneliti itu
sendiri, sehingga kemampuannya sebagai guru diharapkan cukup propesional.Sikap ini dapat
berdampak pada peningkatan kualitas siswa, baik dalam aspek penalaran, keterampilan,
pengetahuan, hubungan social, dan sikap-sikap belajar yang bermanfaat bagi siswa untuk
Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas adalah untuk :
a. Peningkatan dan perbaikan praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru.
b. Perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses belajar
mengajar.
c. Terwujudnya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian berlangsung.
Penelitian tindakan kelas ditujukan kepada kepentingan praktisi di lapangan, dalam hal
ini guru kelas.Artinya penelitian tindakan kelas ii dapat mendorong, dan membangkitkan para
praktisi di lapangan agar memiliki kesadaran diri untuk melaksanakan refleksi, dan kritik diri
terhadap kinerja profesionalnya.Oleh karena itu penelitian tindakan kelas memandang esensi
prinsip keterlibatan peneliti secara langsung sebagai basis sosialnya, dan peningkatan mutu
sebagai pendidikannya.
Guru sebagai pelaksana dalam penelitian tindakan kelas ini hendaknya mengetahui dan
memahami karakteristik penelitian tindakan kelas. Kasbolah (1999) mengemukakan bahwa, tiga
karakteristik penelitian tindkan kelas yaitu : 1) penelitian tindakan kelas dilaksanakan oleh guru
itu sendiri, 2) berangkat dari permasalahan praktik factual, 3) adanya tindakan-tindakan yang
perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
Adapun manfaat dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
(1) inovasi pembelajaran, (2) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dasar dan tingkat
kelas, (3) peningkatan profesionalisme guru ( Suyanto, 1997).
Tujuan-tujuan dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternative dalam
memecahkan berbagai persoalan pembelajaran dikelas. Oleh karena itu focus penelitian tindakan
kelas adalah terletak pada tindakan-tindakan alternative yang direncanakan oleh guru, kemudian
B.Desain Penelitian
Rancangan PTK yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu model spiral atau siklus
Kemmis dan Taggart, karena dengan meggunakan model ini jika pada awal penelitian tindakan
ada kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan
pada siklus selanjutnya sampai target yang diinginkan. Tahapan adalah sebagai berikut: 1).
Siklus I
Siklus II
[image:18.612.73.538.75.648.2]Siklus III
Gambar 3.1
Penelitian Tindakan Model Spiral
Kemmis dan Taggart dalam Arikunto
1.Rencana
2. tindakan 4. Refleksi
3. Observasi
1.Rencana
2. tindakan
3. observasi 4. Refleksi
1.Rencana
2. tindakan
3. observasi 4. Refleksi
Hasil
Pada gambar desain diatas, desain model Kemmis dan Mc.Taggart ini pada hakikatnya
berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen tersebut
disebut sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus tersebut adalah suatu putaran
kegiatan yang terdiri dari keempat komponen tersebut.
C. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sukajaya Kabupaten Bandung Barat.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei 2013 sampai dengan selesai, yaitu
pada semester II pada tahun pelajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini, peneliti hanya
melaksanakan pembelajaran dalam tiga siklus. Untuk siklus I dilaksanakan pada hari
Senin 17 Mei 2013 dan siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 27 mei 2013, dan
Siklus III dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 31 mei 2013.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SDN Sukajaya Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat pada kelas V semester 2 dengan jumlah peserta didik sebanyak
35 orang, yang terdiri dari 10 orang siswa perempuan dan 25 orang Siswa laki-laki.
Alasan pemilihan lokasi dan subjek penelitian tersebut adalah:
1. Mendapat izin dari pihak sekolah baik kepala sekolah maupun yang ada dilingkungan
SD Negeri Sukajaya Kabupaten Bandung Barat.
2. Adanya kerjasama antara peneliti dengan siswa-siswa dikelas V SD Negeri Sukajaya
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
E. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menyimak dan berbicara
siswa kelas V SDN Sukajaya dengan menggunakan model PAIKEM, rencana tindakan penelitian
1. Perencanaan
a. Pembuatan surat izin ke Sekolah
b. Observasi dan Wawancara
Kegiatan observasi dan wawancara dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran awal
mengenai kondisi dan situasi di SDN Sukajaya secara kesluruhan.Kegiatan ini meliputi
pengamatan keadaan siswa di dalam kelas, sikap serta perilaku dalam mengikuti
pembelajaran.
c. Menyusun proposal
d. Pembuatan SK
e. Membuat instrumen penelitian
2. PelaksanaanPenelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi dengan
menggunakan model PAIKEM dilakukan dengan tiga siklus.Penelitian akan dihentikan jika hasil
penelitian telah sesuai dengan yang diharapkan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini
adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah direncanakan yaitu sebagai berikut :
Siklus I
a. Perencanaan (planing)
- Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
- Menyiapkan media pembelajaran
- Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian
- Membuat evaluasi pembelajaran
b. Pelaksanaan (acting)
- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, instrumen penelitian, alat dan bahan
yang akan digunakan)
- Memintarekan dan guru untuk mengobservasi pembelajaran
- Melaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan model PAIKEM dengan menayangkan
film cerita anak melalui projector.
- Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatannya dan evaluasi
berkaitan dengan penggunaanmodel PAIKEMdalam kegiatan belajar mengajar.
- Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang di temukan
setelah melakukan diskusi.
- Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai dilaksanakan.
c. Pengamatan (observation)
- Melakukan pengamatan terhadap kelas yang digunakan sebagai kelas penelitian.
- Mengamati kesesuaian penggunaan Model PAIKEM dengan pokok bahasan yang
berlangsung.
- Mengamati keterhubungan antara penggunaan Model PAIKEM dengan keterampilan
menyimak dan berbicara.
d. Refleksi (reflecting)
- Mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telah dilaksanakan berupa test
keterampilan menyimak dan berbicara, dan lembar observasi
- Menganalisis sejauh mana peningkatan yang telah dicapai dalam pembelajaran siklus ke-1
sebagai masukan pelaksanaan siklus II
Siklus II
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan (planing)
Pada perencanaan siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari perencanaan yang
telah dilaksanakan pada siklus pertama dalam hal :
- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, dan instrumen penelitian)
berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
- Menayangkan kembali film cerita anak yang berbeda dengan siklus pertama.
b. Pelaksanaan (acting)
Pada pelaksanaan siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari pelaksanaan pada
siklus pertama dalam hal:
- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, instrumen penelitian, alat dan bahan
yang akan digunakan)
- Meminta rekan dan guru untuk mengobservasi pembelajaran
- Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM
- Memberikan tes keterampilan menyimak dan berbicara yang berupa lembar kerja siswa.
- Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatannya dan evaluasi
berkaitan dengan penggunaan model PAIKEMdalam kegiatan belajar mengajar.
- Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang di temukan
setelah melakukan diskusi.
c. Pengamatan (observation)
Pada pengamatan siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari pengamatan pada
siklus pertama dalam hal:
- Melakukan pengamatan terhadap kelas yang digunakan sebagai kelas penelitian.
- Mengamati kesesuaian penggunaanModel PAIKEM dengan pokok bahasan yang
berlangsung.
- Mengamati keterhubungan antara penggunaan Model PAIKEM dengan keterampilan
menyimak dan berbicara.
d. Refleksi (reflecting)
Pada refleksi siklus kedua ini diharapkan sudah ada peningkatan dari refleksi pada siklus
pertama dalam hal:
- Melakukan diskusi dengan guru observer setelahtindakan di lakukan.
- Melakukan perbaikan tindakan, berdasarkan hasil diskusi.
- Menyimpulkan hasil refleksi tindakan, yang akan digunakan sebagai tindakan selanjutnya.
Siklus ketiga merupakan putaran ketiga dari pembelajaran meyimak dan berbicara dengan
menggunakan model PAIKEMdengan tahapan yang sama seperti pada siklus pertama dan kedua.
a. Perencanaan (planing)
Pada siklus ketiga ini diharapkan perencanaan sudah matang dari pada perencanaan siklus
pertama dan siklus kedua dalam hal:
- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, dan instrumen penelitian)
berdasarkan hasil refleksi pada siklus kedua.
- Menayangkan kembali film cerita anak yang berbeda dengan siklus-siklus sebelumnya.
- Mendiskusikan dengan rekan guru sejawat yang akan diminta observasi.
b. Pelaksanaan (acting)
Pada siklus ketiga ini diharapkan pelaksanaan sudah terlaksana dengan baik dari pada
pelaksanaan siklus pertama dan siklus kedua dalam hal:
- Mengembangkan perangkat pembelajaran (RPP, LKS, instrumen penelitian, alat dan bahan
yang akan digunakan)
- Meminta rekan dan guru untuk mengobservasi pembelajaran
- Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM
- Memberikan tes keterampilan menyimak dan berbicara berupa lembar kerja siswa.
- Melakukan diskusi dengan observer berdasarkan hasil pengamatannya dan evaluasi
berkaitan dengan penggunaanmodel PAIKEMdalam kegiatan belajar mengajar.
- Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang di temukan
setelah melakukan diskusi.
- Melaksanakan pengolahan data yang di peroleh setelah penelitian selesai di laksanakan.
c. Pengamatan (observation)
Pada siklus ketiga ini diharapkan pengamatan sudah terlaksana dengan baik dari pada
pengamatan siklus pertama dan siklus kedua dalam hal:
- Melakukan pengamatan terhadap kelas yang digunakan sebagai kelas penelitian.
- Mengamati kesesuaian penggunan model PAIKEM dengan pokok bahasan yang
- Mengamati keterhubungan antara penggunaan Model PAIKEM dengan keterampilan
menyimak dan berbicara.
d. Refleksi (reflecting)
Pada siklus ketiga ini penelitian dihentikan karena sudah mencapai tujuan yang diinginkan
oleh peneliti. Setelah seluruh data diperoleh peneliti akan menganalisis data serta membuat
kesimpulan atas penggunaan model PAIKEM untuk meningkatkan keterampilan menyimak
dan berbicara.
3. Laporan hasil penelitian
a. Mengumpulkan data dari beberapa instrumen penelitian
b. Menganalisis data yang telah diperoleh apakah ada peningkatan kemampuan menulis
karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar
c. Membuat kesimpulan atas penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemampuan
menulis deskripsi.
F. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1) Instrumen Tes :
a) Lembar kerja siswa
Lembar kerja siswa merupakan petunjuk dan panduan pada beberapa sesi kegiatan
belajar siswa, sehingga siswa dapat aktif belajar dengan mengembangkan berbagai
kemampuan belajar secara integratif. LKS pada setiap tindakan berbeda-beda
meskipun dalam materi yang sama.
2) Instrumen Non - Tes :
a) Pedoman atau panduan observasi
Pedoman observasi merupakan panduan observer dalam mengadakan pengamatan
terhadap jalannya kegiatan peneliti, meliputi kegiatan dan tingkah laku guru selama
proses pembelajaran, kegiatan dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran,
Patta (2006) “Pengamatan (observasi) adalah cara mengumpulkan data dengan
mengadakan pencatatan terhadap apa yang menjadi sasaran pengamatan”.
b) Lembar penilaian
Lembar penilaian adalah lembar yang digunakan untuk mengukur tingkat
pemahaman dan kemampuan siswa dari awal hingga akhir pembelajaran, sehingga
dengan ini guru dapat menarik kesimpulan pembelajaran berhasil atau tidak.
c) Dokumentasi
Digital Foto Camp dipergunakan sebagai alat penunjang yang dapat melengkapi
dan memperjelas data peneliti. Pengambilan foto dilakukan pada setiap tindakan yaitu
pada saat proses pembelajaran, wawancara guru dan siswa, diskusi peneliti dan
observer. Foto-foto tersebut dilampirkan sebagai salah satu data penunjang, sehingga
dapat memberikan gambaran penelitian kepada pembaca.
G. Teknik Pengumpulan Data
Beberapa cara digunakan untuk mengumpulkan data hasil penelitian. Data-data ini
diolah secara deskriptif untuk dilakukan analisis/sintesis sehingga dapat diperoleh suatu
kesimpulan dari hasil penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :
1. Observasi
Observasi dilaksanakan pada setiap tindakan mulai dari siklus I sampai dengan siklus
III. Kegiatan observasi ini dilaksanakan oleh rekan mahasiswa sekaligus rekan kerja di SDN
Sukajaya Kabupaten Bandung Barat yang memiliki pengetahuan tentang pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran PAIKEM.Hal-hal yang diobservasi mengenai kegiatan
belajar mengajarb pada tahapan pembelajaran.
Dalam rancangan pembelajaran telah disusun LKS sesuai dengan indikator pada
kurikulum, untuk membandingakan dengan nilai akhir atau postes secara individual.
3. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir tindakan, kegiatan ini bertujuan untuk
mengukur kemampuan siswa secara individual tentang materi pembelajaran yang telah
diberikan.Bentuk evaluasi yang digunakan adalah uraian.
4. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mendokumentasikan kegiatan siswa selama
[image:26.612.69.542.167.612.2]berlangsungnya pembelajaran dari siklus I sampai dengan siklus III.Hasil dokumentasi ini berupa
gambar atau foto yang dapat dilihat pada lampiran hasil penelitian.
H. Analisis Data
Pada akhir kegiatan selalu dilakukan analisis data. Dan data dianalisis secara kualitatif,
data ini bersumber dari hasil observasi, tes lisan dan catatan guru pada saat proses pembelajaran.
Data yang diperoleh kemudian ditulis dalam bentuk deskripsi.
Analisis data dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung, dilakukan sejak
awal. Pada setiap penelitian. Miles dan Huberman ( Sugiono, 2011) mengemukakan bahwa “
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Pada proses pembelajaran dikelas,
peneliti menganalisis segala yang dilihat dan diamati, cara guru mengajar, aktivitas siswa,
suasana kelas dan cara guru mengelola kelas.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a) Mencatat hal yang diteliti secara rinci
b) Menganalisis data melalui reduksi data (merangkum hal-hal yang pokok)
Penganalisisan data yang akan dilakukan dengan mengacu kepada rambu-rambu
analisis yang didasarkan kepada kriteria dengan indicator, cirri descriptor, dan kualifikasi yang
ditetapkan sebagaimana tabel berikut, dimana pelaksanaannya dilakukan dengan mengamati dan
mencatat pembelajaran apresiasi menyimak yang dilakukan siswa (Omagio, 1996 dalam
Resmini, 1998). Kualifikasi Sangat Baik (SB) apabila descriptor 1 sampai dengan 4 muncul,
kualifikasi Baik (B) apabila 3 dari 4 deskriptor muncul, kualifikasi Cukup (C) apabila 2 dari 4
[image:27.612.65.548.138.711.2]deskriptor muncul, kualifikasi kurang (K) apabila hanya 1 dari 4 deskriptor muncul.
TABEL 3.1
RAMBU-RAMBU ANALISIS PROSES PEMBENTUKAN PEMAHAMAN STRUKTUR DALAM CERITA YANG DISIMAK MELALUI MODEL PAIKEM DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA FILM CERITA
Tahap Pembelajaran
Fokus Pemahaman Prosedur Pemahaman Kualifikasi
SB B C K
Pembentukan
Pemahaman
Tema Cerita
Kesesuaian tema
dalam sinopsis
dengan sinopsis hasil
penentuan tema dan
latar
Menelaah isi cerita yang
disimak
Mengidentifikasi tema
dalam cerita yang
disimak
Mengidentifikasi judul
Mengidentifikasi latar
Pembentukan
Pemahaman
Pelaku Dan
Penokohan
Kesesuaian
penggarapan pelaku
dalam cerita yang
disimak dengan
sinopsis hasil
penentuan pelaku
Mengidentifikasi pelaku
dalam cerita
Mengidentifikasi watak
pelaku dalam cerita
Mengidentifikasi jumlah
Mendeskripsikan watak
pelaku dalam cerita
Pembentukan
Pemahaman
Latar Cerita
Kesesuaian
penggarapan latar
cerita dalam cerita
yang disimak dengan
sinopsis hasil
penentuan latar
cerita dan
penggarapannya
Mengidentifikasi latar
cerita dalam cerita yang
disimak dan
penggarapannya
Mengidentifikasi latar
tempat
Mengidentifikasi latar
waktu
Mengidentifikasi latar
suasana pembentukan pemahaman rangkaian cerita Kesesuaian
penggarapan cerita
rangkaian yang
disimak dengan
sinopsis hasil
penentuan rangkaian
cerita, kelengkapan
dan keruntunan
rangkaian cerita
Mengidentifikasi
rangkaian cerita dalam
cerita yang disimak
Mengidentifikasi bagian
awal cerita
Mengidentifikasi akhir
cerita
Menyusun synopsis
secara runtut
Keterangan :
SB : sangat baik
B : baik
C : cukup
DIADAPTASI DARI RESMINI (1998 : 102) DIMODIFIKASI OLEH PENELITI
TABEL 3.2
RAMBU-RAMBU ANALISIS HASIL TERBENTUKNYA PEMAHAMAN STRUKTUR DALAM CERITA YANG DISIMAK MELALUI MODEL PAIKEM DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA FILM CERITA
Tahap
Pembelajaran
dan Hasil
Kriteria Indikator Deskriptor Kualifikasi
S
B
B C K
Kemampuan Menentukan Tema Cerita Hasil sinopsis cerita Tepat dalam hasil sinopsis cerita
Isi sinopsis cerita yang disimak sesuai
dengan film
Isi sinopsis cerita relevan dengan
tema cerita yang disimak
Menuliskan judul yang relevan
dengan judul cerita yang disimak
Isi sinopsis memuat amanat yang
sesuai dengan amanat yang
terkandung dalam film yang disimak
Kemampuan
Menentukan
Pelaku dan
Penokohan Hasil sinopsis cerita Tepat Lengkap dalam hasil sinopsis cerita
Penggambaran pelaku sesuai cerita
yang disimak
Penggambaran dialog sesuai cerita
yang disimak
Pengaambaran watak melalui
gambaran si pelaku
Penggambaran fisik sesuai dengan
cerita yang disimak
Kemampuan Menentukan Hasil sinopsis Tepat Lengkap
Memuat penggarapan latar cerita
Latar Cerita cerita dalam
hasil
sinopsis
cerita
disimak
Memuat tempat kejadian cerita
Memuat latar waktu
Menggambarkan suasana cerita
Kemampuan
Menentukan
Rangkaian
Cerita
Hasil
sinopsis
cerita
Tepat
Lengkap
dalam
Hasil
sinopsis
cerita
Membuat rangkaian cerita yang
sesuai dengan cerita yang disimak
Menguraikan bagian awal cerita
secara runtut
Menguraikan bagian tengah/isi cerita
secara runtut
Menguraikan bagian akhir cerita
secara runtut
Keterangan :
SB : sangat baik
B : baik
C : cukup
K : kurang
TABEL 3.3
PENILAIAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM MENCERITAKAN KEMBALI CERITA YANG DISIMAK
Aspek Yang Dinilai
SKALA NILAI BOBOT SKOR
1 2 3 4 5
Penguasaan dan
penghayatan cerita
5
Pemilihan dan
penyusunan kalimat
5
Keruntutan cerita
5
keberanian 5
Keterangan Skor :
Baik : 70-100
Cukup :40-65
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.Simpulan
Pembelajaran menyimak dan berbicara menggunakan model
pembelajaran PAIKEM merupakan suatu metode yang dapat digunakan dalam
suatu proses pembelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa model
pembelajaran PAIKEM mampu memberikan kontribusi terhadap kemudahan
siswa dalam keterampilan menyimak dan berbicara siswa. Penggunaan model
PAIKEM menawarkan suatu proses kegiatan pembelajaran yang mengkondisikan
siswa berinteraksi dengan materi pembelajaran yang disajikan, juga memotivasi
siswa untuk lebih menarik minat dalam proses pembelajaran karena situasi kelas
yang dibuat lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Berdasarkan rumusan masalah, dan hasil yang diperoleh selama
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, mengenai peningkatan kemampuan
meyimakdanberbicarasiswa dengan menggunakan model pembelajaran
PAIKEMpada siswa kelas V SDN Sukajaya, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran menyimakdanberbicara dengan menggunakan
model PAIKEMsudah baik. Semua itu terlihat dengan pembuatan RPP yang
mengacu kepada KTSP dan SKKD yang sudah ditentukan. Selain itu disertai juga
beberapa media pembelajaran, lembar observasi siswa dan guru, lembar
wawancara, serta lembar tes penilaian proses menyimak dan lembar tes penilaian
hasil menyimak. Semua itu telah dibuat dengan baik untuk membantu dalam
penilaian kemampuan menyimakdanberbicaradengan menggunakan model
PAIKEM. Pada RPP sudah dibuat dengan menekankan kepada latihan menyimak
yang dilakukan oleh siswa dengan membuat sebuah sinopsis. RPP yang telah
dibuat sudah sebaik dan semenarik mungkin agar siswa menjadi aktif dan antusias
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran menyimakdanberbicara dengan model
PAIKEM sudah terlaksana dengan baik, karena telah mengacu kepada RPP yang
disusun pada tahap perencanaan. Selain itu terlihat pada aktifitas siswa pada saat
pelaksanaan pembelajaran terlihat mengalami peningkatan menjadi lebih baik,
siswa terlihat aktif dan antusias pada saat menuliskan sebuah sinopsiscerita yang
sesuai dengan film cerita yang telah ditayangkan oleh gurusecararuntut, kemudian
pada saat membuat sinopsisyang sesuai dengan film cerita yang telah ditayangkan,
sudah sesuai dengan yang diperintahkan oleh peneliti. Dalam keterampilan
menyimak, guru membuat penggantian tema dan judul film yang ditayangkan
dalam setiap siklusnya, membuat siswa mampu menentukan tema, pelaku dan
penokohan, latar, dan rangkaian cerita.Dalam keterampilan berbicara guru
melakukan permainan lempar bola agar siswa mampu menguasai dan menghayati
cerita, memilih dan menyusun kalimat, menceritakan cerita secara runtut, dan
berani maju di depan kelas.
3. Hasil Kemampuan MenyimakdanBerbicara
Hasil kemampuan menyimakdanberbicara dengan menggunakan model
PAIKEM sudah baik, karena dilihat dari hasil kemampuan menyimak
danberbicara siswa dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Siswa yang pada
awalnya belumbisamenentukantemadanlatarceritamasih belum benar sudah dapat
menyebutkan dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang masih
kesulitan dalam menentukan tema karena lebih sering tertukar dengan judul cerita.
Siswa yang pada awalnya membuat synopsis dengan rancu dan tidak runtut sudah
mulai bias mengembangkannya menggunakan kata-kata sendiri dengan baik
secara runtut.
Seperti terlihat pada nilai hasil kemampuan siswa pada setiap siklusnya,
diketahui setelah dilaksanakan tindakan pada silus Ikemampuan menyimak dan
berbicara siswa yang mendapatkan nilai sangat baikberjumlah 6 orang atau 17%
,siswa yang mendapatkan penilaian baik sebanyak 7 siswa atau 20%, siswa yang
mendapatkan nilai kurang menjadi 9 siswa atau 26% dari jumlah keseluruhan
siswa 35 orang. Kemudian pada silus IIkemampuan menyimakdanberbicarasiswa
mengalami sedikit peningkatan. Siswa yang mendapatkan nilai sangat
baikmenjadi 5 orang atau 14% ,siswa yang mendapatkan penilaian baik sebanyak
8 siswa atau 23%, siswa yang mendapatkan penilaian cukup sebanyak 14 siswa
atau 10% dan siswa yang mendapatkan penilaian kurang sebanyak 8siswa atau
23% dari jumlah keseluruhan siswa 35 orang. Danpada siklus III kemampuan
menulis karangan deskripsi siswa meningkat menjadi lebih baik. Siswa yang
mendapatkan nilai sangat baik menjadi 6 orang atau 17% ,siswa yang
mendapatkan penilaian baik sebanyak 22orang atau 63%, siswa yang
mendapatkan nilai cukup sebanyak 2 orang atau 6% dan siswa yang mendapatkan
penilaian kurang sebanyak 5orang atau 14% dari jumlah keseluruhan siswa 35
orang. hal ini menunjukan adanya peningkatan kemampuan menyimak dengan
menggunakan model PAIKEM.
Dilihat dari nilai rata-rata kelas pada setiap siklusnya juga mengalami
peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah 65, pada siklus II
mengalami sedikit peningkatan menjadi 6,8 dan pada siklus III mengalami
peningkatan melebihi yang diharapkan dengan nilai KKM 70 yaitu 98. Rata-rata
nilai hasil menyimak cerita tersebut diperoleh dari skor yang diperoleh siswa
berdasarkan rambu-rambu penilaian menyimak cerita.
Dilihat dari ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya juga
mengalami peningkatan. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 31%,
pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 37% dan pada siklus III
mengalami peningkatan besar menjadi 77%.
B.Rekomendasi
Hasil penelitian ini memberikan hasil yang positif terhadap
kemampuanmenyimakdanberbicara siswa kelas V SDN Sukajaya. Sesuai dengan
hasil penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mencoba memberikan
rekomendasi bagi guru atau peneliti selanjutnya yang akan menggunakan media
1. Bagi pendidik khususnya guru Bahasa Indonesia dan Guru Kelasdiharapkan
dapat menggunakan model pembelajaran PAIKEM dengan pemanfaatnan
media film cerita sebagai alternatif media untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
2. Dalam memilih cerita yang akan ditayangkan, guru harus memperhatikan jenis
cerita sesuai kalangan dan isi dalam cerita yang menarik dan lebih menarik lagi
dalam setiap siklusnya agar antusias dan motivasi siswa dalam menyimak
pembelajaran semakin meningkat.
3. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia agar lebih mengintegrasikan tekhnik
pembelajaran mencangkup empat keterampilan berbahasa, yaitu berbicara,
membaca, menulis dan menyimak.
4. Pemanfaatan media yang kurang, menghambat proses pembelajaran secara
aktif, sehingga penulis mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai
penggunaan media sebagai upaya meningkatkan keterampilan menyimak dan
berbicara.
5. Siswa lebih tertarik dengan film yang diperankan nyata oleh manusia bukan
animasi seperti kartun, khususnya pada siswa kelas V SDN Sukajaya. Maka,
dalam proses keterampilan menyimak, guru harus lebih selektif dalam
pemilihan tema dan film cerita yang akan ditayangkan.
6. Dalam keterampilan berbicara, permainan lempar bola sudah efektif membuat
siswa berani tampil kedepan untuk menceritakan kembali isi cerita yang telah
disimak. Maka guru harus lebih kreatif untuk menciptakan sebuah permainan
yang lebih menarik untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa.
7. Memperbaiki kinerja guru dan hasil belajar siswa bisa melalui penggunaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangatlah tepat. Oleh sebab itu, penulis
menyarankan untuk menggunakan PTK dalam penelitian, baik untuk keperluan
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, W. ( 2010 ). Meningkatkan Kemampuan Menyimak dengan Menggunakan Media Film Cerita. Skripsi PGSD UPI.Bandung : TidakDiterbitkan.
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arsjad, M. G., dan U.S, Mukti. (2007). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Asmani, JM. (2011). 7 Tips Aplikasi Pakem. Jogjakarta : DIVA Press.
Depdiknas. (2007), Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, Bandung.
Depdiknas. (2007), Kamus BesarBahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
Derti. (2011). Meningkatkan Keterampilan Menyimak dan Berbicara Melalui Strorytelling Bagi Siswa Kelas III SD Negeri 2 Tonjong Kecamatan Pasaleman Kabupaten Cirebon . Skripsi PGSD UPI. Bandung : TidakDiterbitkan.
Fitrianawati, N. (2011). Penerapan PAIKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Dalam Pembelajaran IPA. Skripsi PGSD UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.
Hartati, T. (2000). Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Rendah/ Metode Pembelajaran Sastra untuk siswa Kelas Rendah. Bandung : UPI Press.
Hartono, R. (2013). Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta : DIVA Press.
Hodijah dan Cahyani, I. (2008). Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press.
Indihadi, D. Djuanda, D. dan Resmini, N. (2009). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI Press.
Kunandar. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Raja Garasindo Persada.
Resmini, N., Juanda, D. (2007). Pendidikan Bahasa&Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung : Upi press.
Sahib, N. (2005). PENDIDIKAN Berbasis Komputer Menuju Inovasi. Bandung: Gema Media Pusakatama.
Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: SinarBaru.
Suyanto. (1997). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta : Dirjen Dikti Depdikbud/IKIP Yogyakarta.
Tarigan, H.G. (1982). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Tarigan, H.G. (1985). Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia/Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung : Angkasa.