• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AL-QURAN UNTUK ANAK USIA DINI DI TK AL-QURAN RUMAH QURANI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AL-QURAN UNTUK ANAK USIA DINI DI TK AL-QURAN RUMAH QURANI."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AL - QURAN

UNTUK ANAK USIA DINI DI TK AL-QURAN RUMAH QURANI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

IFAT FATIMAH ZAHRO

NIM. 1004845

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

LEMBARAN PENGESAHAN

Disetujui dan Disahkan

Oleh:

Pembimbing I,

(Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf, L.N., M. Pd.)

NIP. 19520620198021000

Pembimbing II,

(Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd.)

NIP. 197708282003121002

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

(Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M. Pd.)

(3)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AL-QURAN UNTUK ANAK USIA

DINI DI TK AL-QURAN RUMAH “ ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan,

(4)

Implementasi Pembelajaran Al-Quran untuk Anak Usia Dini di TK Al-Quran Rumah Qurani

ABSTRAK

Pembelajaran ayat Al-Quran secara dini sangat dibutuhkan, saat ini tidak sedikit lembaga pendidikan anak usia dini yang menerapkan membaca, menulis, dan menghafal Al-Quran. Menghafal erat hubungannya dengan proses mengingat, yaitu proses untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi informasi. Namun bagaimana guru menerapkan pengajaran qurani secara komprehensif, yaitu dengan metode isyarat tangan, permainan dan cerita. Target metode ini mengenalkan dunia Al-Quran yang menyenangkan kepada anak dan membuat mereka menghafal, menghayati makna Al-Quran serta bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan, penilaian, hambatan dan solusi pembelajaran Al-Quran di TK Al-Quran Rumah Qurani. Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Sumber data dari pengelola, guru sejumlah 3 orang, siswa kelas Al-fatihah sebanyak 7 anak dan siswa kelas Al-baqoroh sebanyak 6 anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menyusun perencanaan pembelajaran Al-Quran, pertama yang dilakukan adalah menentukan ayat akhlak dan melakukan pemetaan dengan pembelajaran tema dan perkembangan anak. Perencanaan yang dibuat yaitu perencanaan tahunan, semester, mingguan, dan harian, akan tetapi belum mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada. Pelaksanaan pembelajaran Al-Quran disesuaikan dengan tema, metode yang digunakan adalah metode isyarat tangan, permainan dan cerita. Untuk meningkatkan kemampuan menghafal, memahami dan aplikasi Al-Quran harus didukung dengan kegiatan lainnya melalui: tahap persiapan, permainan dan bercerita, penyampaian ayat berikut gerakan isyarat, cerita gambar dan recalling. Penilaian setiap hari dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran, dengan teknik pengamatan, unjuk kerja dan portofolio. Laporan perkembangan anak dilaporkan kepada orangtua siswa setiap tiga bulan sekali dalam bentuk checklist berikut deskripsinya dan penampilan hafalan ayat Al-Quran berikut gerakannya. Faktor penghambat pembelajaran metode isyarat tangan diantaranya adalah ketersediaan guru yang kompeten dibidang qurani. Faktor pendukungnya adalah keterlibatan orangtua dengan mengikuti pengajaran Al-Quran agar anak dapat menerapkan ayat akhlak di rumah.

Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi yang diajukan untuk peneliti selanjutnya adalah sebaiknya lebih fokus terhadap proses pembelajaran metode isyarat tangan dalam meningkatkan kemampuan hafalan berikut penerapan ayat Al-Quran dengan aspek perkembangan lainnya pada anak usia dini.

(5)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….... i

ABSTRAK ……….... ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iv

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ……… ix

DAFTAR FOTO ………. x

DAFTAR BAGAN ……….. xi

DAFTAR LAMPIRAN ……… xii

BAB I. PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Penelitian ……….. 1

B. Rumusan Masalah ………. 9

C. Tujuan Penelitian ……….. 9

D. Manfaat Penelitian ……… 10

E. Penjelas Istilah ………. 11

F. Struktur Organisasi Penulisan Tesis ………. 12

BAB II. KAJIAN TEORI ……… 14

A. Konsep Pembelajaran Anak Usia Dini ……… 14

1. Pembelajaran pada Anak usia Dini ……… 14

2. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum PAUD ………. 18

(6)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

4. Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini ………. 22

5. Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini ………. 26

B. Metode Pembelajaran Al-Quran Pada Anak Usia Dini……….. 30

1. Metode Isyarat Tangan ..……… 31

2. Metode Bermain ……… 41

3. Metode Cerita ……… 44

C. Kemampuan Menghafal Al-Quran ……… 46

1. Pengertian Memori (Ingatan) ……….. 46

2. Proses dan Tipe Informasi ……….. 48

3. Perkembangan Memori ……… 51

4. Mengembangkan memori anak dalam menghafal ayat Al-Quran 52 D. Penelitian terdahulu yang Relevan ………. 55

BAB III. METODE PENELITIAN ……… 56

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ……… 56

B. Teknik Pengumpulan Data ………. 59

C. Subyek Penelitian ………... 63

D. Prosedur dan Teknik Analisis Data Penelitian ……….. 66

E. Keabsahan Data Penelitian ………. 69

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 71

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……… 71

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 109

(7)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 123

A. Kesimpulan ……….. 123

B. Rekomendasi ……….... 125

DAFTAR PUSTAKA ……….. 127

(8)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2. Materi Pokok dan Indikator Pencapaian Hasil Belajar ………. 36 Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Pembelajaran Metode Isyarat

(9)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

DAFTAR FOTO

Foto 4.3. Tema pekan ini ……….. 91

Foto 4.4. Permainan tepuk mencuci ………. 92

Foto 4.5. Penyampaian Ayat dengan gerakan isyarat tangan ……. 93

Foto 4.6. Contoh gerakan isyarat tangan Q.S. Al-Mudatsir:4 ……. 94

Foto 4.7. Kegiatan menempel gambar sesuai pola dan mewarnai… 96 Foto 4.8. Kegiatan Praktek Mencuci ……… 97

Foto 4.9. Kegiatan Praktek Wudhu dan Shalat ……… 98

Foto 4.10. Kegiatan Akhir ……….. 99

(10)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

DAFTAR BAGAN

(11)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Lampiran 2. Pedoman studi dokumentasi

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Pengelola TK-Q Rumah Qurani

Lampiran 4. Pedoman wawancara Penyelenggara TK-Q Rumah Qurani Lampiran 5. Pedoman wawancara Guru TK-Q Rumah Qurani

Lampiran 6. Pedoman Wawancara Orangtua siswa TK-Q Rumah Qurani

Lampiran 7. Jadwal KBM TK-Q Rumah Qurani 2012/2013 Lampiran 8. Uraian Kegiatan Harian

Lampiran 9. Pedoman Observasi

Lampiran 10. Data Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 11. Foto-foto Kegiatan di TK-Q Rumah Qurani Lampiran 12. Perencanaan Tahunan TK-Q Rumah Qurani Lampiran 13. Perencanaan Semester TK-Q Rumah Qurani Lampiran 14. RKM dan RKH TK-Q Rumah Qurani Lampiran 15. Rekap Hasil Penilaian Peserta Didik Lampiran 16. Surat Keterangan Penelitian

(12)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan nonfisik, dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur, 2009:88-89). Pendidikan anak usia dini dijelaskan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (USPN) Nomor 20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Pasal 1, butir 14). Dengan demikian jelas bahwa pendidikan anak usia dini adalah membekali dan menyiapkan anak sejak dini untuk memperoleh kesempatan dan pengalaman yang dapat membantu perkembangan kehidupan selanjutnya.

(13)

2

Ifat Fatimah Zahro, 2013

akhir perkembangannya. Usia 4-6 tahun, merupakan masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensinya. Masa ini merupakan masa awal pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama (Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2007 : 1).

Sejalan dengan aspek perkembangan anak, menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 58 tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini adalah terdiri dari dua bidang pengembangan. Yakni pembentukan perilaku: nilai-nilai agama dan moral, sosial emosional; dan kemampuan dasar: bahasa, kognitif, fisik.

Berkaitan dengan perkembangan nilai-nilai agama, maka sifat agama pada anak tumbuh dengan dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka. Berdasarkan hal tersebut menurut Mansur (2009:52) , bentuk dan sifat agama pada diri anak dapat dibagi menjadi: (1) Unreflective (tidak mendalam), anak menerima ajaran agama dengan tanpa kritik dan kebenaran yang diterima tidak begitu mendalam; (2) Egosentris, dalam masalah keagamaan anak telah menonjolkan kepentingan dirinya dan telah menuntut konsep keagamaan yang mereka pandang dari kesenangan pribadinya; (3) Anthromorphis, konsep ketuhanan pada diri anak menggambarkan aspek kemanusiaan yang berdasarkan fantasi masing-masing; (4)

Verbalis dan ritualis, kehidupan agama pada anak sebagian besar tumbuh bermula

(14)

3

Ifat Fatimah Zahro, 2013

yang dilakukan oleh anak pada dasarnya diperoleh dari meniru baik berupa pembiasaan maupun pengajaran yang intensif; dan (6) Rasa heran dan kagum. Hal ini merupakan langkah pertama dari pernyataan kebutuhan anak akan dorongan untuk mengenal suatu pengalaman yang baru.

Namun yang terjadi saat ini anak-anak seringkali mendapatkan nilai-nilai yang negatif dari adanya media terutama tayangan di televisi, seperti adanya peran jahat pada orang lain, dan lain-lain. Juga adanya internet, game online, membaca komik, dan lain-lain yang mengajarkan tentang kejahatan, dendam, pembunuhan, syirik dengan kemasan yang menarik. Akibatnya, kesan dari media yang membawa nilai-nilai bebas, akan lebih kuat tertanam di benak anak, dibandingkan kesan dari nilai-nilai Qurani.

Dengan demikian anak lebih menyenangi dan mengutamakan dunia televisi. Sementara membaca, menghafal, memahami, dan mempelajari Al-Quran sering diabaikan. Dalam menghadapi permasalahan ini, tidak hanya dengan sekedar mengajar anak mengaji, akan tetapi dengan mengenalkan dunia Al-Quran yang menyenangkan kepada anak-anak dan mengajak mereka untuk menghafalnya berikut pemahaman makna ayat sangat perlu dan diaplikasikan dalam sehari-hari anak.

(15)

4

Ifat Fatimah Zahro, 2013

Mengacu pada isi kurikulum 2004 Pendidikan Agama Islam TK, merupakan upaya sadar dan terencana dalam penyiapan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa kepada Allah SWT, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Kompetensi dasar yang dimiliki adalah dengan landasan Al-Quran dan Sunnvah Nabi Muhammad SAW diantaranya hafal surat-surat pilihan, mengartikan, dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Departemen Agama Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004).

Dengan demikian, saat ini tidak sedikit lembaga pendidikan anak usia dini yang menerapkan membaca, menulis, dan menghafal Al-Quran. Seperti halnya Taman kanak-kanak Al-Quran, secara umum bertujuan untuk menyiapkan anak didiknya menjadi generasi Qurani. Hal ini sesuai dengan pedoman TKQ, bahwa kurikulum pendidikan di TKQ wajib memuat: Pembelajaran membaca Al-Qur’an, hafalan surat–surat pendek, hafalan doa dan etika sehari – hari, hafalan bacaan sholat, praktek wudhu dan shalat fardhu, menulis huruf hijaiyah dan angka arab, dasar – dasar Aqidah ( pemahaman Aqidah ) dan akhlak.

(16)

5

Ifat Fatimah Zahro, 2013

juga menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Bahkan mampu memilih ayat yang tepat untuk menganalisis sebuah masalah (2008:57).

(17)

6

Ifat Fatimah Zahro, 2013

Fungsi pendidikan Al-Qur’an terhadap perkembangan kognitif dan afektif anak secara umum ialah meningkatkan perkembangan moral anak dan kemampuan anak untuk menghafal serta memahami Ayat Al-Qur’an sehingga secara tidak langsung hal tersebut akan mengembangkan daya ingatnya dan pemahamannya serta meningkatkan daya pikirnya untuk mampu memecahkan suatu persoalan yang dia hadapi baik secara akademik maupun secara nonakademik. Kemudian pengaruh pendidikan al-Qur’an terhadap perkembangan anak secara kognitif ialah mempengaruhi daya ingat, pemahaman, dan pemecahan masalah (daya nalar) anak-anak. Kemudian jika kita tinjau secara afektif pendidikan al-qur’an ini akan berpengaruh terhadap kondisi moralnya, sehingga si anak akan mampu berorientasi sebagaimana seseorang harus bersikap, dan anak akan terbiasa berprilaku sosial yang baik ditunjukan dengan bebrapa sikap, diantaranya: (a) terbiasa mengucapkan ucapan yang baik, (b) ramah, (c) sopan santun, (d) saling menghormati, (e) mulai menunjukan sikap peduli, dan (f) timbul sikap kerjasama dan persatuan. Sedangkan sikap anak yang terbiasa mengikuti aturan ditunjukan dengan beberapa sikap, yaitu: (a) mulai tumbuh disiplin, (b) belajar bertanggung jawab, (c) menjaga kebersihan diri serta terbiasa menguruss diri sendiri, dan (d) mulai dapat membedakan perbuatan yang benar yang salah.

(http://my-jazeerah.blogspot.com/2011/05/hadist-tentang-kewajiban-mengajarkan-al.html).

(18)

7

Ifat Fatimah Zahro, 2013

tersentuh oleh indera. Beberapa prinsip yang diperankan sistem limbik antara lain: (1) mempengaruhi sistem belajar. Sistem limbik ini mengontrol kemampuan daya ingat, merespon segala informasi yang diterima panca indera yang mempengaruhi sistem belajar, (2) Mengontrol setiap informasi yang masuk. Sistem limbik ini mengontrol setiap informasi yang masuk dan memilih informasi yang berharga untuk disimpan, dan yang tidak berharga akan dilupakan. Oleh karena itu sistem limbik menentukan terbentuknya daya ingat jangka panjang yang berguna dalam pelayanan pendidikan anak.

Dalam pengembangan hafalan ayat Al-Quran untuk anak, selama ini masih banyak terjebak dengan metode tradisional berupa ceramah, dll, sementara materi pelajarannya tetap dibiarkan abstrak. Dalam hal ini guru sebagai orang yang menggunakan alat atau metode dalam mengajar harus memilih metode yang tepat dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam memilih suatu metode yang akan dipergunakan dalam program kegiatan anak di taman kanak-kanak, guru perlu mempunyai alasan yang kuat dan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut, seperti karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak yang diajar (Moeslichatoen, 2004:9).

Terdapat beberapa metode pembelajaran Al-Quran untuk anak usia dini, sehingga anak memiliki kemampuan bukan hanya menghafal al-Quran tetapi sekaligus mampu menerjemahkannya dan menjadikan Al-Quran sebagai cermin kehidupannya. Diantaranya metode isyarat tangan, permainan dan bercerita.

(19)

8

Ifat Fatimah Zahro, 2013

anak usia dini yaitu dengan metode isyarat tangan, permainan dan bercerita. Metode belajar Al-Quran yang dikembangkan adalah belajar menghafal ayat dengan isyarat yang dikombinasikan dengan permainan dan dongeng. Dalam suasana yang menyenangkan anak-anak akan diajak untuk bertadabbur dengan Quran sehingga diharapkan anak-anak akan dapat bersahabat dengan nilai-nilai al-Quran dari kecil. Metode ini lebih banyak mengasah kemampuan kognitif (pemahaman) dan psikomotorik (gerakan otot). Metode isyarat yang digunakan akan menstimulasi kecerdasan linguistik (bahasa) dan kinestetik (jasmani).

TK Al-Quran Rumah Qurani didirikan pada tahun 2009 yang berlokasi di perumahan Rancaekek Kabupaten Bandung, di tahun pelajaran 2012/2013 ini jumlah siswa 13 anak. TK Al-Quran Rumah Qurani merupakan lembaga yang menerapkan pengajaran qurani secara komprehensif dengan metode isyarat tangan. Karena dengan pengajaran ini akan membuat anak mengenal Al-Quran sebagai kitab yang dekat dengan kehidupannya sehari-hari dan akan selalu menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup.

(20)

9

Ifat Fatimah Zahro, 2013

Bertitik tolak dari latar belakang dan asumsi yang telah penulis kemukakan di atas, maka penelitian ini memfokuskan tentang ”Implementasi Pembelajaran Al-Quran Untuk Anak Usia Dini di TK Al-Quran Rumah Qurani”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penelitian ini akan difokuskan pada metode pembelajaran Al-Quran di TK Al-Quran Rumah Qurani Kabupaten Bandung.

Sehubungan dengan hal tersebut maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Al-Quran untuk anak usia dini di TK Al-Quran Rumah Qurani Kabupaten Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Al-Quran untuk anak usia dini di TK Al-Quran Rumah Qurani Kabupaten Bandung?

3. Bagaimana pelaksanaan evaluasi pembelajaran Al-Quran di TK Al-Quran Rumah Qurani Kabupaten Bandung?

4. Masalah-masalah apa yang dihadapi dan solusi yang telah dilakukan di TK Al-Quran Rumah Qurani Kabupaten Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai:

(21)

10

Ifat Fatimah Zahro, 2013

2. Pelaksanaan pembelajaran Al-Quran untuk anak usia dini di Taman Kanak-kanak Al-Quran Rumah Qurani Kabupaten Bandung.

3. Evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Quran di Taman Kanak-kanak Al-Quran Rumah Qurani Kabupaten Bandung.

4. Masalah-masalah apa yang dihadapi dan solusi yang telah dilakukan di Taman Kanak-kanak Al-Quran Rumah Qurani Kabupaten Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kajian dan informasi tentang bagaimana implementasi pembelajaran Al-Quran untuk meningkatkan kemampuan menghafal, memahami dan aplikasi ayat Al-Quran pada anak usia dini.

Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi anak didik, tentang pelaksanaan pembelajaran Al-Quran dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan dalam menghafal, memahami dan aplikasi ayat Al-Quran.

2. Bagi lembaga PAUD yang terdiri dari TK/RA, Kober, TPA, dan satuan PAUD sejenis, informasi ini akan menjadi sumbangan pemikiran bagi peningkatan kualitas metode pembelajaran pada anak usia dini.

(22)

11

Ifat Fatimah Zahro, 2013 E. Penjelas Istilah

Adapun beberapa istilah yang perlu mendapatkan pendefinisian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran Al-Quran. Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran terjadi jika sesuatu pengalaman secara relatif menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan tingkah laku peserta didik (Tim pengembang, 2002:48). Pembelajaran Al-Quran yang dimaksud adalah menghafal, memahami dan aplikasi penggalan ayat yang terkait dengan akhlak dan maknanya sangat dekat dengan kehidupan anak sehari-hari. Yakni ayat akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap orang tua, akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap teman/orang lain, akhlak terhadap Al-Quran, akhlak terhadap Rasulullah. Metode yang digunakan di TK Al-Quran Rumah Qurani adalah gerakan isyarat tangan, cerita dan permainan/aktivitas yang relevan dengan ayat yang sedang diajarkan. Metode isyarat tangan adalah salah satu metode yang digunakan untuk menghafal ayat Al-Quran pada anak usia dini di TK Al-Quran Rumah Qurani. Jadi metode ini menciptakan suasana menghafal Al-Quran yang menyenangkan dan komprehensif, sehingga anak senang menghafal dan paham makna Al-Quran.

Proses pembelajaran Al-Quran mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

(23)

12

Ifat Fatimah Zahro, 2013

informasi sepanjang waktu (Santrock.J:2007). Memori pada masa kanak-kanak kadangkala memori jangka panjang tampak tidak menentu, tetapi anak-anak mampu mengingat banyak informasi asalkan mendapat isyarat-isyarat dan bukti yang tepat.

2. Anak usia dini dalam penelitian ini adalah anak usia 3 - 5 tahun di Taman Kanak-kanak Al-Quran Rumah Qurani Kabupaten Bandung.

F. Struktur Organisasi Penulisan Tesis

Penulisan tesis ini tersusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Penjelas Istilah

F. Struktur Organisasi Penulisan Tesis BAB II. Kajian Pustaka

(24)

13

Ifat Fatimah Zahro, 2013

BAB III. Metode Penelitian

Pada bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen berikut:

A. Pendekatan dan Metode Penelitian B. Teknik Pengumpulan Data

C. Lokasi dan Subyek Penelitian

D. Prosedur dan Teknik Analisis Data Penelitian E. Keabsahan Data Penelitian

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Deskripsi Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Penelitian

BAB V. Kesimpulan dan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA

(25)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kondisi aktual tentang pelaksanaan pembelajaran Al-Quran dengan metode isyarat tangan, permainan dan cerita dalam menghafal, memahami makna dan aplikasi ayat Al-Quran pada anak usia dini. Penelitian ini termasuk pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian untuk memahami suatu fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2007:6). Lebih lanjut Moleong beranjak dari gagasan Bogdan dan Biklen serta Lincoln dan Guba, mengemukakan ciri-ciri yang menjadi karakter dari penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

1. Latar alamiah

(26)

57

Ifat Fatimah Zahro, 2013

2. Manusia sebagai alat (Instrumen)

Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan-manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan.

3. Metode Kualitatif

Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode penelitian ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.

Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak

penajaman pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. 4. Teori dari Dasar (Grounded Theory)

Analisis data secara induktif ini digunakan karena beberapa alasan.

Pertama, proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak

sebagai yang terdapat dalam data. Kedua, analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel.

Ketiga, analisis demikian lebih dapat membuat keputusan-keputusan tentang

(27)

58

Ifat Fatimah Zahro, 2013

lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan. Kelima, analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari stuktur analistik.

5. Deskriptif

Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, sehingga laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, tulisan di media massa dan dokumen resmi lainnya.

6. Lebih Mementingkan Proses daripada Hasil

Penelitian kualitatif lebih mementingkan segi proses daripada hasil. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses.

7. Adanya Batas yang Ditentukan oleh Fokus

Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkan adanya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, batas menentukan kenyataan jamak yang kemudian mempertajam fokus. Kedua, penetapan fokus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan fokus.

(28)

59

Ifat Fatimah Zahro, 2013

Penelitian kualitatif mendefinisikan validitas, realibilitas, dan objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim digunakan dalam penelitian klasik.

9. Desain yang Bersifat Sementara

Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus disesuaikan dengan kenyataan di lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi. Hal ini disebakan oleh beberapa hal. Pertama, tidak dapat dibayangkan sebelumnya tentang kenyataan-kenyataan jamak dilapangan. Kedua, tidak dapat diramalkan sebelumnya apa yang akan berubah karena hal itu akan terjadi dalam interaksi antara peneliti dengan kenyataan. Ketiga, bermacam-macam sistem nilai yang terkait berhubungan dengan cara yang tidak dapat diramalkan.

10.Hasil Penelitian Dirundingkan dan Disepakati Bersama

(29)

60

Ifat Fatimah Zahro, 2013 B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ialah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Akdon, 2008:130). Terdapat beberapa langkah-langkah yang di tempuh dalam pelaksanaan pengumpulan data ini diantaranya adalah :

a. Teknik pengumpulan data sekunder yang diambil dari studi pustaka yang berhubungan dengan permasalahan penelitian dan digunakan sebagai penyusunan landasan teoritis dalam rangka pembahasan masalah.

b. Teknik pengumpulan data primer, yaitu peneliti langsung mengambil data dari lapangan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian dengan cara : 1) Observasi

(30)

61

Ifat Fatimah Zahro, 2013

Data tentang peran dan keterlibatan orang tua siswa dalam penerapan metode isyarat tangan dan lainnya. Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung, mencatat perilaku dan kegiatan yang terjadi pada proses pembelajaran Al-Quran dengan metode isyarat tangan dan kegiatan pendukung lainnya dalam menghafal Al-Quran dengan bantuan pedoman observasi.

2) Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui apa yang terkandung dalam fikiran dan hati responden, yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini bersifat verbal (percakapan dan Tanya jawab) dan non verbal (gerak-gerik badan tangan, atau perubahan wajah ketika diwawancarai), wawancara ini di tujukan kepada tenaga pendidik (guru), peserta didik dan orangtua dalam pengambilan data perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran Al-Quran dengan metode isyarat tangan dalam menghafal ayat Al-Quran pada anak usia dini. Ada beberapa macam jenis wawancara menurut Esterberg (Sugiono, 2008:319) yaitu :

(31)

62

Ifat Fatimah Zahro, 2013

b) wawancara tidak terstruktur (unstructured intervieuw), merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunkan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

3) Dokumentasi

Studi dokumentasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi langsung dari tempat penelitian yaitu, buku, foto-foto, video, film dokumenter dan data yang relevan lainnya (Akdon, 2008:131). Studi dokumen digunakan untuk menggali data dan informasi mengenai keberadaan Taman Kanak-kanak Al-Quran Rumah Qurani, yaitu terkait dengan sejarah dan program yang digunakan sebagai acuan proses pembelajaran. Melalui data dokumentasi ini dapat di ketahui data yang berhubungan dengan kasus yang di evaluasi baik yang berkaitan dengan perorangan, kelompok maupun intansi terkait. Dokumentasi ini dilakukan pada semua pengumpulan data yang dibutuhkan meliputi, foto, video, data yang relevan dan rekaman wawancara.

Tabel 3.1.

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN PEMBELAJARAN METODE ISYARAT TANGAN

(32)
(33)

64 Qurani yang terletak di Perumahan Rancaekek Kencana Blok VI Jln. Gradiul No. 67 Kabupaten Bandung. Sedangkan yang menjadi sumber data adalah pihak pengelola 1 orang, guru 3 orang, anak dengan jumlah 13 orang dan orangtua.

(34)

65

Ifat Fatimah Zahro, 2013

yang kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam. Kekuatan dari sampel purposif adalah dari sedikit kasus yang diteliti secara mendalam memberikan banyak pemahaman tentang topik. Menurut Sugiyono (2009:300), teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu dan snowball

sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data, yang awalnya jumlahnya

sedikit akan semakin besar.

Sesuai dengan fokus penelitian, pemilihan lokasi dan sumber data terkait dengan judul penelitian ini didasarkan sebagai berikut:

1. TK-Q Rumah Qurani telah melakukan metode isyarat tangan dalam menghafal ayat Al-Quran telah berdiri kurang lebih 5 tahun.

2. Semua kegiatan pembelajaran dikemas secara terpadu dengan ayat-ayat Al-Quran, sehingga anak memahami ayat lengkap dengan makna dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari.

(35)

66

Ifat Fatimah Zahro, 2013

Sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana diungkapkan dalam teknik purposif, pengambilan sampel sumber data dalam penelitian ini ditentukan sebagai berikut:

a. Untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan perencanaan pembelajaran, yaitu untuk mendapatkan data yang jelas tentang Apakah tujuan pembelajaran Al-Quran, tahapan dalam menyusun perencanaan dan pihak yang terlibat dalam merumuskan perencanaan di TK-Q Rumah Qurani. Sumber datanya adalah penyelenggara, pengelola lembaga, dan pendidik dengan teknik dokumentasi dan wawancara.

b. Untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran, yaitu untuk mendapatkan data yang jelas tentang gambaran kegiatan pembelajaran Al-Quran dengan metode isyarat tangan, permainan dan cerita di TK-Q Rumah Qurani, sumber datanya adalah kegiatan belajar mengajar dengan teknik observasi. Subyek penelitian adalah tenaga pendidik (guru) dan anak-anak usia 3 - 5 tahun sumber data yang secara resmi tercatat sebagai peserta didik di TK-Q Rumah Qurani Kabupaten Bandung. Jumlah anak adalah 13 anak; 7 anak kelompok A (Al-fatihah) dan 6 anak kelompok B (Al-Baqoroh) yang dikelompokkan berdasarkan usia anak.

(36)

67

Ifat Fatimah Zahro, 2013

d. Untuk mendapatkan data tentang gambaran hambatan dan solusi pembelajaran Al-Quran, sumber datanya adalah peserta didik, guru dan orang tua dengan menggunakan teknik wawancara.

D. Prosedur dan Teknik Analisis Data Penelitian

Analisis data (Sugiyono, 2007:335) adalah proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh orang lain. Dalam penelitian ini akan dianalisis menurut teori analisis data menurut Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan / verifikasi.

1. Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2007:336) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dilakukan untuk menjawab semua pertanyaan penelitian.

(37)

68

Ifat Fatimah Zahro, 2013

kodifikasi dilakukan dengan cara membuat kode-kode tertentu terhadap semua aktivitas dan perilaku anak dalam proses pembelajaran Al-Quran. Pengkodean dilakukan dengan mengacu pada kurikulum Rumah Qurani dan indikator. Setelah proses pengkodean selesai dilakukan, selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel identifikasi kegiatan metode isyarat tangan dalam menghafal ayat Al-Quran. Data ini untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, yaitu mengungkap perencanaan pembelajaran tahunan, semesteran, mingguan dan harian. Dari data yang sama, peneliti dapat menjawab pertanyaan kedua, yaitu implementasi proses pembelajaran Al-Quran dengan metode isyarat tangan, permainan dan cerita. Pertanyaan penelitian ketiga, yaitu evaluasi yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

2. Display Data

Setelah reduksi data, langkah selanjutnya data tersebut akan disajikan. Display data adalah upaya menyajikan data untuk melihat gambaran secara keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Sesuai dengan Miles dan Huberman (Sugiyono, 2005) tentang penyajian data penelitian kualitatif, data akan disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Data tersebut akan digunakan sebagai bahan untuk menafsirkan data sampai dengan pengambilan kesimpulan.

(38)

69

Ifat Fatimah Zahro, 2013

Penarikan kesimpulan dan verifikasi yaitu upaya untuk mencari makna terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dan sebagainya. Kesimpulan dalam analisis data penelitian kualitatif merupakan kesimpulan awal. Kesimpulan awal tersebut akan di verifikasi dengan cara mencari data baru. Setelah data bertambah dan anlisis dilakukan secara terus menerus hingga datanya jenuh, maka kesimpulan ini akan semakin grounded dan akan menjadi kesimpulan akhir. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan (Sugiyono, 2007:345) adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

E. Keabsahan Data Penelitian

Penelitian kualitatif menjadikan peneliti sebagai instrumen utama pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Menurut penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk/ganda, dinamis/selalu berubah, sehingga tidak ada yang konsisten seperti semula (2007:366).

Uji keabsahan dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2007:366) meliputi:

1. Pengujian Kredibilitas

(39)

70

Ifat Fatimah Zahro, 2013

dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif dan member check.

Dalam penelitian ini uji kredibilitas yang digunakan adalah perpanjangan pengamatan dan triangulasi. Peneliti melakukan observasi yang rencananya satu bulan menjadi dua bulan, karena perpanjangan pengamatan memberi kesempatan bagi peneliti agar dapat mendalami temuan-temuannya dan masih adanya data yang meragukan. Data yang meragukan tersebut adalah mengamati perilaku anak atau tingkat perkembangan hafalan ayat Al-Quran, kurangnya hasil wawancara dengan pihak pengelola dan orangtua peserta didik.

Triangulasi adalah (Nusa Putra, 2012:89) pengecekan data dengan cara pengecekan atau pemeriksaan ulang. Tekniknya adalah pemeriksaan kembali data dengan tiga cara, yaitu: 1) Triangulasi sumber, 2) metode, dan 3) waktu. Triangulasi peneliti lakukan dengan cara mencari lebih dari satu sumber untuk memahami data atau informasi tentang hasil yang dicapai pada peserta didik dalam menghafal ayat Al-Quran.

2. Pengujian Transferability

(40)

71

Ifat Fatimah Zahro, 2013

3. Pengujian Dependability

Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian, yaitu apakah data yang diberikan oleh peneliti betul-betul merupakan hasil penelitian yang dilakukannya. Caranya dilakukan oleh auditor. Pengujian dependability penelitian ini dilakukan oleh pembimbing I dan pembimbing II dengan melakukan audit atas keseluruhan proses penelitian dengan berkonsultasi dan mendiskusikan persoalan yang peneliti hadapi di lapangan selama penelitian.

4. Pengujian Konfirmability

(41)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Seperti yang telah diuraikan dalam bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai perencanaan pembelajaran Al-Quran untuk meningkatkan kemampuan menghafal, memahami makna dan aplikasi ayat Al-Quran pada anak usia dini, proses pembelajaran Al-Quran yang dilakukan di TK Al-Quran Rumah Qurani, evaluasi yang dikembangkan dengan menggunakan metode isyarat tangan, permainan dan cerita serta masalah dan solusi dalam pembelajaran Al-Quran di TK Al-Quran Rumah Qurani. Maka berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada bab IV, secara keseluruhan hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

(42)

126

Ifat Fatimah Zahro, 2013

2. Proses pembelajaran Al-Quran dengan metode isyarat tangan, permainan dan cerita dalam meningkatkan kemampuan menghafal, memahami makna dan aplikasi ayat Al-Quran pada anak usia dini di TK Al-Quran Rumah Qurani berlangsung di mulai dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir dengan suasana yang menyenangkan. Materi pembelajaran Al-Quran mencakup nilai agama dan moral, sosial emosional, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni. Kegiatan pembelajaran Al-Quran tidak secara terpisah dengan pembelajaran lainnya. Melainkan penggunaan metode isyarat ini tidak bermakna jika tidak melakukan kegiatan pendukung lainnya berupa dongeng, permainan, menggambar, dan lain-lain. Selain penyampaian ayatnya dan gerakan isyaratnya dalam waktu bersamaan melakukan jenis kegiatan pendukung yang diberikan guru seperti mewarnai, cerita gambar, praktek langsung, menggunting, meronce dan lain-lain yang dapat menunjang kemampuan menghafal anak. Kegiatan yang paling disukai anak-anak diantaranya mengucapkan ayat dan gerakan isyaratnya berikut cerita gambar.

(43)

127

Ifat Fatimah Zahro, 2013

4. Masalahnya, adalah: ( a) menentukan jadwal pertemuan dengan orangtua siswa untuk melakukan pengajaran ayat Al-Quran kepada orang tua; dan (b) tersedianya guru yang kreatif, inovatif dan betul-betul memahami pembelajaran Al-Quran dengan metode isyarat tangan, permainan dan cerita. Sedangkan solusi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah diatas, adalah: (a) Pihak sekolah menyerahkan kepada pihak orang tua untuk menentukan jadwalnya dan tetap pihak sekolah mengadakan pertemuannya; dan (b) peningkatan kemampuan guru tentang optimalisasi pembelajaran Al-Quran dengan metode isyarat tangan, permainan dan cerita.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian ini, maka peneliti mengemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Agar pelaksanaan pembelajaran berjalan lebih baik, efektif dan efisien, khususnya dalam meningkatkan kemampuan hafalan ayat Al-Quran, sebaiknya dalam merancang perencanaan pembelajaran, guru lebih memberikan gambaran yang jelas terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan dan ditulis secara rinci, mudah dibacanya dan dapat dimengerti oleh siapa pun yang membaca.

(44)

128

Ifat Fatimah Zahro, 2013

(45)

Ifat Fatimah Zahro, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan

Manajemen. Bandung : Dewa Ruchi.

Arikunto, S .( 2002). Prosedur Suatu Penelitian : Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima. Jakarta : Rineka Cipta

---. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Agustin, M. (2011). Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama

Baharudin dan Nur-Wahyuni, E. (2010). Teori belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz media

Briant, M. (2006). Baby Language. Mengajarkan bahasa isyarat kepada

bayi.Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer kelompok Gramedia

Dahar Ratna, W. (2010). Teori-teori belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga Dina,Y. (2007). Doktor Cilik Hafal dan Paham Al-Quran. Bandung: Pustaka

Iman.

Departemen Pendidikan Nasional (2007). Pedoman Pembelajaran Bidang

Pengembangan Pembiasaan di Taman Kanak-Kanak.Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional (2007). Kamus Sistem Isyarat Bahasa

Indonesia. Jakarta.

Faizah, D. (2010). Keindahan belajar dalam perspektif Pedagogi. Jakarta: Unggul Permana Selaras.

Fadillah, M. (2012). Desain Pembelajaran PAUD. Tinjauan teoritik dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Gintings, A. (2010). Esensi Praktis belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora

Hamalik, O. (2008). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

(46)

130

Ifat Fatimah Zahro, 2013

Hikmah. (2011). “Pengaruh Brain Gym terhadap kemampuan mengingat materi

pelajaran pada anak PAUD.” Jurnal Ilmiah Perspektif PAUD. 1, (1), 1-7

Mansur. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: PT. Pustaka pelajar

Moleong, J. Lexy. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta

Morrison, G. (2012). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Indeks.

Mulyasa, E. (2012). Manajemen PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Olivia, F. (2011). Good memory Building. Panduan (Meningkatkan Kekuatan

Memori Anak). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Putra, N. dan Dwilestari, N. (2012). Penelitian Kualitatif PAUD. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Permendikas No. 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Qardhawi, Yusuf. (2005). Artikel: Menghafal Al-Quran. Tersedia:

http://hidupsemangat.blogspot.com/2008/09/Metodologimenghafal-al-quran.html.

Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran; mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Santrock, John (2007) Child Development, New York: McGrow

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Syaodih-Sukmadinata, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Sanjaya, Wina (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. UPI

(47)

131

Ifat Fatimah Zahro, 2013

Suryabrata, S. (2011). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Slameto. (2003). Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suryosubroto. (2009). Proses belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sternberg, R. (2008). Psikologi Kognitif. Edisi bahasa Indonesia. Yogyakarta: PT. Pustaka Pelajar

Tim Rumah Qurani (2008). Komik-Qu Komik Al-Quran. Jakarta: Pustaka Iman. Tim Pengembang MKDK (2002). Kurikulum dan Pembelajaran. UPI

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wahyudin, U. dan Agustin, M.(2010). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. CV. Falah Production. Bandung.

Gambar

Tabel 2.2.
Tabel 3.1.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Gubernur Provinsi Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2011. tentang Rincian Tugas Fungsi dan Tata Keria RS Jiwa Prof

Dalam penelitian ini akan dikembangkan sebuah perangkat lunak ( software ) yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi lokasi dan rute terdekat dengan waktu

bahan candaan sangat penting sekali digunakan ketika sebuah komunikasi terasa dingin dan sudah berjalan kurang baik. Oleh sebab itu, usahakan untuk menggunakan

Dan hal ini ditunjang dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dunia, khususnya di bidang Informasi Technology (IT) yang berbasis komputer.Dalam penulisan ilmiah ini, penulis

dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sabagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam semester-semester sebelumnya, sesuai dengan persyaratan yang telah

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis..

cross sectional , yaitu dengan menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel dimana observasi dan pengumpulan data dilakukan sekaligus dalam satu saat. Variabel bebas dalam

Kekuatan tarik material komposit yang dihitung dengan persamaan 1 untuk beberapa harga V f yang diamati disajikan pada Gambar 4.. Hal ini sesuai dengan