• Tidak ada hasil yang ditemukan

M00380

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " M00380"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF

Adi Setiawan

Program Studi Matematika Industri dan Statistika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana JlDiponegoro 52-60 Salatiga 50711, Indonesia

e-mail: [email protected]

Abstrak

Pengujian hipotesis merupakan hal yang sangat penting dalam inferensi statistika. Dalam makalah ini dibahas tentang bagaimana melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan metode Bayesian obyektif. Untuk menggambarkan penggunaan metode ini digunakan sampel yang diperoleh dari populasi yang berdistribusi Bernouli atau yang berdistribusi Normal. Studi simulasi dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas penggunaan metode.

Kata kunci : pengujian hipotesis, Bayesian obyektif, reference prior, reference posterior,intrinsic discrepancy loss function,intrinsic statistic.

1. Pendahuluan

Metode Bayesian obyektif untuk menentukan estimasi titik dan estimasi interval (kredibel) telah dijelaskan berturut-turut dalam makalah Setiawan (2009a) dan Setiawan (2009b). Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang pengujian hipotesis dengan menggunakan metode Bayesian obyektif. Selanjutnya sampel dari populasi yang berdistribusi Bernoulli digunakan untuk memberikan gambaran bagaimana metode ini digunakan.

2. Dasar Teori

Inferensi Bayesian sering kali dikritik karena mendasarkan diri pada pemilihan distribusi prior sehingga akan mempengaruhi kesimpulan yang diambil. Khususnya pemberian prior pada hipotesis nol dan hipotesis alternatif akan sangat janggal. Metode Bayesian obyektif yang digunakan dalam pengujian hipotesis diharapkan akan dapat mengatasi masalah ini. Dengan menggunakan metode ini, akan dihasilkan inferensi yang hanya tergantung pada data dan distribusi anggapan populasi yang menjadi asal sampel.

Diskrepansi intrinsik (intrínsic discrepancy) (p1,p2) antara dua fungsi densitas p1(x)

denganxX1danp2(x) denganxX2didefinisikan sebagai

( ( )| ( )), ( ( )| ( ))

min ) ,

(p1 p2K p2 x p1 x K p1 x p2 x

dengan

X

dx x p

x p x p x p x p K

) (

) ( log ) ( )) ( | ) ( (

2 1 1

2

1 .

Untuk dua keluarga fungsi densitas

 

1( |), 1(), 1 p x x

M dan

 

2( |), 2(), 2 p x x

(2)

dapat didefinisikan diskrepansi intrinsik

Diskrepansi intrinsik diusulkan sebagai fungsi kerugian (loss function) obyektif untuk estimasi titik.

Misalkan bahwa gambaran yang sesuai dari tingkah laku probabilistik dari kuantitas randomxdiberikan oleh model

} Diskrepansi intrinsik antara p(x|,) dan keluarga densitas

} digunakan untuk menggambarkan tingkah laku kuantitas random x. Statistik intrinsik

(intrinsic statistic) didefinisikan sebagai



dengan *(,|x) adalah posterior referensi untuk parameter dari model

) , | (x  

p bila *(,;0) adalah parameter yang menjadi perhatian. Apabila diinginkan untuk melakukan pengujian hipotesis H0  {  = 0 } maka statistik

intrinsik merupakan ukuran dari kekuatan bukti melawan penggunaan model M0

dengan

(Juarez, 2004). Bernardo dan Rueda (2002) mengusulkan untuk menggunaka aturan sebagai berikut : jika d*  1 maka tidak ada bukti untuk menolak H0, jikad*  2,5

maka terdapat bukti lemah (mild) untuk menolak dan jikad* > 5 maka terdapat bukti kuat (strong) untuk menolakH0.

Metode di atas dapat diterapkan pada sampel berikut ini. Misalkan dimiliki x= ( x1,x2,

....,xn) yang terdiri dari pengamatan Bernoulli yang saling bebas dan tergantung pada

sehingga mempunyai fungsi kepadatan probabilitas

i

dengan xi = { 0, 1 }. Berdasarkan data x, akan dilakukan pengujian hipotesis nol

(3)

Dalam hal iniprior yang digunakan adalahpriorJeffry yaitu

  

 

2 1 , 2 1 )

( 

Beta dan

reference posterior yang bersesuaian adalah

  

2 1 ,

2 1 )

|

( x Betar n r

 dengan

n

i i x r

1

. Selanjutnya diperoleh intrinsik statistik

 

  

x Beta r n r d

d

  

2 1 ,

2 1 )

, ( )

,

( 1

0 0

0 . (1)

Jika statistik intrinsik yang dihitung menggunakan persamaan (1) berdasarkan sampelx

lebih dari 5 maka terdapat bukti yang kuat untuk menolak H0:=0(Bernardo, 2009).

3. Studi Simulasi dan Pembahasan

Apabila berdasarkan ukuran sampel n dan statisik cukup t, akan dilakukan pengujian hipotesis bahwa H0 :  = 0, maka dapat ditentukan nilai statistik intrinsik yang dapat

digunakan untuk ukuran penolakan hipotesisH0. Apabila statistik intrinsik lebih besar 5

maka dipunyai bukti yang kuat untuk menolak hipotesis H0. Pada Gambar 1 diberikan

nilai statistik intrinsik untuk ukuran sampel n=10 dan statistik cukupt=1. Berdasarkan Gambar 1, dapat disimpulkan bahwa untuk ukuran sampel n=10 dan statistik cukup t =1, hipotesis H0 :  = 0 akan mempunyai nilai statistik intrinsik yang kecil jika 0

dekat dengan 0,1 dan nilai statistik intrinsik akan makin membesar jika0 jauh dari 0,1.

Interpretasi yang analog dapat dilakukan untuk hal yang serupa. Pada Gambar 2 diberikan nilai statistik intrinsik untuk ukuran sampeln=10 dan statistik cukupt=2, 4, 6, 8 berturut-turut untuk (a), (b), (c ) dan (d) serta 0 (0,1). Demikian juga cara yang

sama dapat dilakukan untukn=30 dan statistik cukup t=6, 12, 18, 24 berturut-turut untuk (a), (b), (c ) dan (d) serta 0(0,1). Hasil dari penggunaann=30 dapat dilihat

pada Gambar 3. Terlihat jelas dari Gambar 2 dan Gambar 3 bahwa makin besar ukuran sampelndan untuk statistik cukuptyang bersesuaian maka akan semakin besar statistik intrinsik yang diperoleh.

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

0

1

0

2

0

3

0

4

0

(a) n=10,t=1, Ho : theta=theta0, theta0 dalam (0,1)

theta

S

ta

ti

s

ti

k

In

tr

in

s

ik

(4)

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

(a) n=10,t=2, Ho : theta=theta0, theta0 dalam (0,1)

theta

(b) n=10, t=4, Ho : theta=theta0, theta0 dalam (0,1)

theta

(c) n=10, t=6, Ho : theta=theta0, theta0 dalam (0,1)

theta

(d) n=10, t=8, Ho : theta=theta0, theta0 dalam (0,1)

theta

Gambar 2. Nilai statistik intrinsik jika diberikan usuran sampeln= 10 dan statistik cukup (a)t=2, (b)t=4, (c)t=6 dan (d)t=8 serta hipotesis nol H0:=0dengan 0(0,1).

(a) n=30,t=6, Ho : theta=theta0, theta0 dalam (0,1)

theta

(b) n=30, t=12, Ho : theta=theta0, theta0 dalam (0,1)

theta

(c) n=30, t=18, Ho : theta=theta0, theta0 dalam (0,1)

theta

(d) n=30, t=24, Ho : theta=theta0, theta0 dalam (0,1)

theta

Gambar 3. Nilai statistik intrinsik jika diberikan usuran sampel n = 30 dan statistik cukup (a) t=6, (b)

(5)

Histogram 1000 nilai Statistik Intrinsik

Statistik Intrinsik

D

e

n

s

it

y

0 2 4 6 8

0

.0

0

.1

0

.2

0

.3

0

.4

0

.5

0

.6

Gambar 4. Histogram B=1000 nilai statistik intrinsik dari sampel yang digunakan untuk pengujian hipotesis H0:  = 0,1 jika sampel ukuran sampel ukurann=100 dibangkitkan dari distribusi Bernoulli dengan parameter= 0,1.

Simulasi dilakukan dengan cara membangkitkan sampel ukurann = 100 yaitu x = (x1,

x2,..., xn ) dari distribusi Bernoulli dengan parameter  = 0,1 sehingga akan diperoleh

statistik cukup

n

i i

x t

1

. Berdasarkan n dan t maka dapat ditentukan nilai intrinsik

statistik d untuk pengujian hipotesis H0 :  = 0,1. Apabila hal ini diulang sebanyak

(6)

(a) theta =0,2

Statistik Intrinsik

D

e

n

s

it

y

0 5 10 15 20

0

.0

0

0

.0

4

0

.0

8

0

.1

2

(b) theta =0,4

Statistik Intrinsik

D

e

n

s

it

y

10 20 30 40 50 60

0

.0

0

0

.0

2

0

.0

4

(c) theta =0,6

Statistik Intrinsik

D

e

n

s

it

y

40 60 80 100 120

0

.0

0

0

0

.0

1

5

0

.0

3

0

(d) theta =0,8

Statistik Intrinsik

D

e

n

s

it

y

100 120 140 160 180

0

.0

0

0

0

.0

1

0

0

.0

2

0

Gambar 5. Histogram B=1000 nilai statistik intrinsik dari sampel yang digunakan untuk pengujian hipotesis H0 : = 0,1 jika sampel ukuran sampel ukuran n=100 dibangkitkan dari distribusi Bernoulli dengan parameter (a)= 0,2, (b) = 0,4, (c) = 0,6, dan (d) = 0,8.

4. Kesimpulan

Metode Bayesian obyektif dalam pengujian hipotesis dalam kasus sampel dianggap berasal dari populasi yang berdistribusi Bernuolli telah dijelaskan di atas. Penelitian ini dapat diperluas untuk kasus distribusi-distribusi yang biasa dikenal baik yang mempunyai parameternuisancemaupun yang tidak.

Daftar Pustaka

[1] Bernardo, J. dan R. Rueda (2002) Bayesian Hypotesis Testing : A Reference Approach,International Statistical Review70, 351-372.

[2] Juarez, M. A. ( 2004 ) Objective Bayesian Methods for Estimation and Hypothesis Testing, Valencia : University of Valencia.

[3] Setiawan, A. (2009a) Estimasi Titik Bayesian Obyektif, Prosiding Seminar Sains dan Pendidikan SainsIV FSM UKSW, Salatiga ISBN 978-979-1098-63-9.

Gambar

Gambar 1, dapat disimpulkan bahwa untuk ukuran sampel n=10 dan statistik cukup t
Gambar 3. Nilai statistik intrinsik jika diberikan usuran sampel nt = 30 dan statistik cukup (a) t=6, (b)=12, (c) t=18 dan (d) t=24 serta hipotesis nol H0 :  = 0 dengan 0  (0,1).
Gambar 4. Histogram B=1000 nilai statistik intrinsik dari sampel yang digunakan untuk pengujianhipotesis H0 :  = 0,1 jika sampel ukuran sampel ukuran n=100 dibangkitkan dari distribusi Bernoullidengan parameter  = 0,1.
Gambar 5. Histogram B=1000 nilai statistik intrinsik dari sampel yang digunakan untuk pengujian

Referensi

Dokumen terkait

Diskusikan hasil pengamatanmu, baik dengan teman maupun guru. Lakukan gerakan ayunan satu lengan ke belakang dan ke depan aktivitas gerak berirama, kemudian bandingkan

Rahmawati, Aida Dwi. Konsep Pendidik dan Peserta Didik Menurut Pemikiran Abuddin Nata dan Relevansinya terhadap Praktek Pendidikan Islam. Salatiga: Pendidikan Agama

From the data that has been taken, it is obtained that the features of teacher talk used by the teacher in teaching speaking descriptive in the seventh

Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) b. Penyajian materi dengan strategi pembelajaran PDEODE 1) Melakukan pembelajaran pada pokok bahasan koloid.. 2) Menugaskan siswa untuk

Dikolom selected groups, kita bisa memilih group yang kita inginkan dengan mengklik add route group, dan yang kita pakai adalah ROUTE_GROUP yang sebelumnya telah kita buat..

Berisi analisis mengenai tindak kekerasan verbal sesuai dengan variabel atau masalah penelitian yang dibahas (misal analisis mengenai implikatur percakapan, maka pada

Dari pernyataan di atas yang termasuk faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya curah hujan di suatu tempat adalah pernyataan pada nomor ….. a. Perhatikan gambar siklus

tersebut tidak mustahil menimbulkan konflik konflik. Berdasarkan perspektif kurikuler ini, pengembangan pendidikan berwawasan global memiliki implikasi ke arah