• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI KOLOID DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI KOLOID DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA

KELAS XI PADA MATERI KOLOID DENGAN

MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE

Disusun sebagai syarat lulus mata kuliah Seminar Pra Skripsi

Oleh:

Nastiti Cahyaning

3315101420

Program Studi Pendidikan Kimia

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2014

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah seminar pra skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Kelas XI pada Materi Koloid dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran PDEODE”. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah seminar pra skripsi.

Ucapan terimakasih tak lupa penulis sampaikan kepada :

1. Ibu tersayang, Ibu Dra. Tritiyatma H., M.Si sebagai Dosen Pembimbing I yang senantiasa membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

2. Bapak Irwan Saputra, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang senantiasa memberikan saran dan dukungan

3. Ibu Dr. Muktiningsih N., M.Si. sebagai Ketua Jurusan Kimia FMIPA UNJ

4. Ibu Dra. Maria Paristiowati, M.Si. sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dan proses pembelajaran yang lebih baik.

(4)

Jakarta, April 2014

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Pembatasan Masalah... 6 D. Perumusan Masalah... 6 E. Tujuan Penelitian... 6 F. Manfaat Penelitian... 7

BAB II KAJIAN TEORI... 8

A. Hakikat Pembelajaran... 8

B. Kemampuan Berpikir Kritis... 10

C. Strategi Pembelajaran PDEODE... 14

D. Karakteristik Materi Koloid... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 18

A. Tujuan Operasional Penelitian... 18

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 18

C. Metode Penelitian... 18

D. Teknik Pengambilan Sampel... 19

E. Teknik Pengambilan Data... 20

F. Instrumen Penelitian... 21

G. Teknik Pengumpulan Data... 22

H. Teknik Analisis Data... 24

I. Desain Penelitian... 28

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis... 12 Tabel 3.1 Skala Pengukuran... 26

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Analisis Karakteristik Materi Koloid... 31

Lampiran 2 Analisis Materi Pelajaran... 32

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 35

Lampiran 4 Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Siswa... 42

Lampiran 5 Analisis Rubrik Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Siswa... 43

Lampiran 6 Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis... 45

Lampiran 7 Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Kinerja Siswa... 49

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus melaju pesat di era globalisasi seperti sekarang ini. Kecanggihan alat komunikasi juga semakin berkembang dalam kurun waktu singkat. Hal ini memudahkan berbagai informasi datang dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber. Banyaknya informasi menuntut setiap individu untuk bersikap bijak dalam menerima informasi tersebut. Berpikir kritis atas informasi yang diterima menjadi salah satu faktor penting untuk menghadapi tantangan di era globalisasi. Setiap orang diharapkan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi atas kebenaran suatu informasi, memilah, menanggapi dengan landasan ilmu serta sumber terpercaya, hingga akhirnya memiliki kesimpulan dari informasi tersebut.

Pendidikan merupakan sebuah proses untuk mengembangkan potensi individu dalam hal kecerdasan berpikir, emosional, dan spiritual sehingga siap untuk bersaing di era globalisasi. Salah satu kemampuan yang ditumbuhkembangkan dalam proses pendidikan adalah kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis menjadi perhatian penting di dunia pendidikan modern. Setiap orang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan dengan kemampuan ini. Berpikir kritis berarti berpikir yang benar

(10)

dalam pencarian pengetahuan yang relevan dan reliabel dengan realita. Seseorang yang berpikir kritis mampu mengajukan pertanyaan yang sesuai, mengumpulkan informasi yang relevan, bertindak secara efisien dan kreatif berdasarkan informasi, mengemukakan argumen yang logis berdasarkan pengetahuan dan informasi, dan memberikan kesimpulan yang dapat dipercaya.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu bidang ilmu yang dalam proses penemuannya menggunakan metode ilmiah. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga bisa membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Sumantoro,dkk, dalam Sitiatava 2013). Tujuan dan hasil yang diharapkan dari pendidikan IPA tertera dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan pada kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah untuk mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik.

Salah satu rumpun IPA adalah kimia. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif), pada perkembangannya selanjutnya kimia juga

(11)

diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif). Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, dan mengapa gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur sifat, perubahan dinamika, dan energetika zat. Mata pelajaran kimia SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika dan energetika yang melibatkan kemampuan dan penalaran. Dalam Standar Isi mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar peserta didik mampu memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Salah satu tujuan dan fungsi mata pelajaran kimia di SMA/MA yang tercantum di dalam Standar Isi adalah untuk memupuk sikap ilmiah, yang mencakup bersikap kritis terhadap pertanyaan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa ada dukungan hasil observasi empiris, memahami konsep-konsep kimia dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.

Tujuan yang tertera di atas dapat terwujud dengan upaya-upaya dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Salah satunya yang berada dalam lingkup kecil, ruang kelas, yaitu guru. Guru berperan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran juga ditentukan dari strategi pembelajaran yang digunakan. Namun, fenomena yang terjadi saat ini adalah mayoritas guru di Indonesia menggunakan metode

(12)

ceramah dalam pembelajaran. Pelajaran kimia yang seharusnya menarik dan menyenangkan karena dekat dengan kejadian dalam kehidupan sehari-hari menjadi membosankan dan dianggap sulit. Hal ini dikarenakan guru hanya menanamkan aspek ingatan dan pemahaman. Sementara, kemampuan berpikir kritis siswa yang diharapkan dapat berkembang tidak menjadi perhatian penting. Siswa cenderung pasif di dalam kelas, menerima saja informasi yang diterima, tidak tertarik untuk berdiskusi sehingga kemampuan berpikir kritis siswa tidak berkembang dengan baik dalam proses pembelajaran kimia.

Permasalahan tersebut menuntut guru untuk mencari alternatif strategi pembelajaran yang tepat agar kemampuan berpikir kritis siswa dapat berkembang. Salah satu metode yang dapat dijadikan pilihan adalah strategi PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain). Strategi PDEODE merupakan pengembangan dari strategi POE (Predict-Observe-Explain). PDEODE adalah sebuah strategi pembelajaran yang penting karena di dalamnya terdapat sebuah atmosfer yang mendukung siswa untuk berdiskusi dan perbedaan pendapat. Oleh karena itu, strategi pembelajaran PDEODE diharapkan dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Pada penelitian ini, materi yang dipilih oleh peneliti adalah materi koloid. Berdasarkan analisis materi pelajaran, materi koloid,

(13)

pada umumnya, berada pada ranah C2 dan C3 yaitu memahami dan menerapkan. Ranah tersebut belum bisa meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara menyeluruh untuk mencari dan mengembangkan informasi yang berkaitan dengan koloid. Siswa cenderung menghapalkan ciri, sifat, dan contoh koloid. Kondisi ini tidak terlepas dari strategi pembelajaran yang kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk menggali informasi dan menguasai konsep lebih dalam mengenai koloid. Padahal, materi koloid bersifat kontekstual sehingga siswa dapat mendiskusikan contoh dan fenomena koloid di dalam kelas. Oleh karena itu, strategi pembelajaran PDEODE dipilih sebagai strategi yang digunakan untuk proses pembelajaran koloid sehingga siswa dapat mengaitkan antara teori dengan fenomena yang ada di lingkungan sekitar serta mendiskusikannya dengan teman sebaya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Apakah pembelajaran kimia yang ada sudah melatih kemampuan berpikir kritis siswa?

2. Bagaimana kondisi siswa saat pembelajaran kimia di kelas?

3. Bagaimana strategi pembelajaran yang digunakan guru kimia pada umumnya?

(14)

4. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran kimia?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi di atas, maka masalah pada penelitian ini dibatasi pada analisis kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas XI pada materi koloid dengan menggunakan strategi pembelajaran PDEODE.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas XI pada materi sistem koloid dengan menggunakan strategi pembelajaran PDEODE?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir kritis siswa pada pembelajaran sistem koloid melalui strategi pembelajaran PDEODE dan secara tidak langsung sebagai bahan refleksi guru untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa.

(15)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak terutama yang terlibat dalam bidang pendidikan.

1. Untuk guru, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai informasi kemampuan berpikir kritis siswa dan alternatif strategi pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Untuk siswa, penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pembelajaran yang diberikan dan memotivasi siswa untuk memperbaiki cara belajar. 3. Untuk sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan bahan

pertimbangan untuk memperbarui sarana dan prasarana sekolah sebagai salah satu penunjang untuk meningkatkan kualitas belajar siswa.

(16)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Pembelajaran

Pembelajaran berasal dari kata belajar. Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh individu. Sedangkan, pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses belajar mengajar yang berarti dilakukan oleh lebih dari satu orang. Sebelum memahami hakikat pembelajaran, maka perlu diperhatikan pengertian belajar yang merupakan akar kata dari pembelajaran.

Menurut Idri (2009), belajar diartikan sebagai suatu proses untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang dikenal di masyarakat, atau nilai-nilai moral yang berkembang di lingkungan sekitar, atau bentuk nilai-nilai kemampuan khusus yang diraih seseorang atau sekelompok orang dalam pencapaian tingkat tertentu. Dalam Dictionary of Psychology, dikutip oleh Muhibbin Syah (dalam Idri,

2009), terdapat dua definisi belajar. Pertama, belajar adalah process of acquiring knowledge. Menurut definisi ini, belajar adalah proses

memperoleh pengetahuan. Pengertian ini lebih menekankan pada perolehan kognitif. Kedua, belajar adalah a relatively permanent change in response potentially which occurs as a result of reinforced

practices. Menurut definisi ini, belajar adalah perubahan kemampuan

(17)

Berdasarkan pendapat berbagai ahli tentang pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar terdiri dari dua kata penting yaitu perubahan dan pengalaman. Perubahan yang terjadi karena hasil pengalaman dalam hal pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai-sikap.

Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu proses belajar adalah perubahan tingkah laku, maka pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan peran guru untuk mengubah tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Knowles (dalam Sitiatava, 2013) mengatakan bahwa pembelajaran adalah cara pengorganisasian siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Corey (dalam Sitiatava, 2013), pembelajaran sebagai suatu proses yang menunjukkan bahwa lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus. Oemar Hamalik (dalam Sitiatava, 2013) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun dari unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan beberapa definisi pembelajaran menurut para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bukan hanya menyampaikan materi sesuai dengan target kurikulum tetapi juga memperhatikan kondisi siswa, fasilitas, prosedur, dan berbagai macam pendukung demi mencapai tujuan pembelajaran.

(18)

B. Kemampuan Berpikir Kritis

Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir pada umumnya dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis pada khususnya. Menurut Ennis (dalam Nitko & Brookhart, 2011:232), cara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini atau dilakukan. Definisi ini dijabarkan dengan lima ciri berikut :

a. Berpikir masuk akal : menggunakan alasan yang baik

b. Berpikir reflektif : bersemangat untuk mencari dan menggunakan alasan yang baik

c. Berpikir fokus : berpikir dengan tujuan tertentu

d. Menentukan apa yang diyakini atau dilakukan : mengevaluasi pernyataan (apa yang diyakini) dan perbuatan (apa yang dilakukan)

e. Kemampuan dan sifat : kemampuan kognitif dan kecenderungan untuk menggunakan kemampuan tersebut Dalam artikel jurnal “A Family Resemblance in Conceptions”, M Akshir mengutip, Facione (1984:259) memandang berpikir kritis sebagai pengembangan dan evaluasi argumen. Sementara, Lipman (1988:39) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah terampil, bertanggung jawab, berpikir yang mempermudah pengambilan

(19)

keputusan. Menurut Sapriya dan Winataputra (2004: 196), berpikir kritis adalah suatu proses berpikir dengan mengemukakan penilaian dengan menetapkan norma dan standar yang tetap. Wingkel dalam buku “Psikologi Pengajaran” menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan dan merumuskan suatu problem, yang mencakup menentukan intinya, menemukan kesamaan dan perbedaan, menggali informasi serta data yang relevan, kemampuan untuk mempertimbangkan dan menilai, yang meliputi membedakan antara fakta dan pendapat, menemukan asumsi atau pengandaian, memisahkan prasangka dan pengaruh sosial, menimbang konsistensi dalam berpikir, dan menarik kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan data yang relevan serta memperkirakan akibat yang dapat timbul. Seseorang dapat dikatakan berpikir kritis dilihat dari beberapa indikator. Ennis (2007) membagi indikator kemampuan berpikir kritis menjadi lima kelompok, yaitu : 1) memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification); 2) membangun kemampuan dasar (basic support); 3) menyimpulkan (inferring); 4) membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification); 5) mengatur strategi dan taktik (strategies and tactics).

(20)

Tabel 2.1

Indikator Kemampuan Berpikir Kritis No Kategori Berpikir Kritis Strategi

1 Elementary Clarification (memberikan penjelasan sederhana) a. Memfokuskan pertanyaan b. Menganalisis argumen c. Bertanya dan menjawab

pertanyaan 2 Basic Support (membangun

kemampuan dasar)

a. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber b. Mempertimbangkan hasil

observasi

3 Inferences (menyimpulkan) a. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi b. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi c. Membuat keputusan 4 Advanced Clarification

(penjelasan lebih lanjut)

a. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan

(21)

definisi

b. Mengidentifikasi asumsi 5 Strategies and Tactics (strategi

dan taktik)

a. Menentukan tindakan

b. Berinteraksi dengan orang lain

M Akshir (2007) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis sebenarnya merupakan suatu kemampuan yang dapat dipelajari dan diajarkan, baik di sekolah maupun melalui belajar mandiri. Kemampuan berpikir kritis sebenarnya suatu kemampuan yang dapat dipelajari dan diajarkan karena berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis dapat diajarkan melalui kegiatan laboratorium, inkuiri, term paper, pekerjaan rumah yang menyajikan berbagai kesempatan untuk menggugah berpikir kritis dan ujian yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.

Berdasarkan karakteristik dari materi koloid, kemampuan berpikir kritis yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah :

1. Memberikan penjelasan sederhana, meliputi: a. Siswa fokus terhadap pertanyaan

(22)

b. Siswa mampu menganalisis argumen

c. Siswa mampu bertanya dan menjawab pertanyaan 2. Membangun keterampilan dasar, meliputi:

a. Siswa mampu menilai kredibilitas sumber

b. Siswa mampu mempertimbangkan laporan observasi 3. Menarik kesimpulan, meliputi:

a. Siswa mampu mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

b. Siswa mampu menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

c. Siswa mampu membuat keputusan

C. Strategi Pembelajaran Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain (PDEODE)

Berdasarkan artikel jurnal “Learning Science through the PDEODE Teaching Strategy: Helping Students Make Sense of Everyday Situation”, strategi PDEODE diusulkan oleh Savander Ranne & Kolari dan pertama kali digunakan oleh Kolari et al. dalam pendidikan teknik. Strategi yang tepat dalam pembelajaran sangat penting agar tujuan pembelajaran tercapai dengan optimal. Salah satu strategi pembelajaran yang telah dikembangkan adalah strategi pembelajaran PDEODE

(23)

(Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) yang merupakan modifikasi dari strategi pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain).

Menurut Costu, strategi pembelajaran PDEODE terdiri dari enam tahap. Tahap pertama (P: Prediction), guru menjelaskan fenomena sains yang berkaitan dengan koloid kepada siswa sehingga siswa dapat memprediksikan hasil dari fenomena tersebut secara individu dan memberikan alasan hasil prediksi tersebut. Tahap kedua (D: Discuss), pada proses ini, siswa diharapkan dapat mendiskusikan hasil pemikiran mereka dalam sebuah kelompok, menyampaikan pendapat dan memikirkan solusinya bersama-sama. Tahap ketiga (E: Explain), siswa dari setiap kelompok diminta untuk memberikan solusi bersama tentang fenomena tersebut dan menyampaikan hasil diskusi mereka ke kelompok lain melalui diskusi kelas. Setelah itu, siswa bekerja dalam kelompok menampilkan percobaan dan mencatat hasil pengamatan mereka secara individu. Pada tahap ini (O: Observe), siswa mengamati perubahan dalam sebuah fenomena dan guru harus membimbing mereka sehingga memiliki pengamatan yang relevan dengan konsep yang diharapkan. Pada tahap kelima (D: Discuss), siswa diminta untuk mencocokan prediksi mereka dengan fakta dari hasil pengamatan yang diperoleh dari tahap sebelumnya. Di tahap ini siswa juga diminta untuk menganalisis, membandingkan, mempertentangkan, dan mengkritisi pendapat teman di dalam kelompok. Pada tahap terakhir (E: Explain), siswa mengemukakan

(24)

semua ketidaksesuaian antara pengamatan dengan prediksi. Dengan melakukan ini, siswa memulai untuk menyelesaikan perbedaan yang mungkin terjadidi antara mereka.

D. Karakteristik Materi Koloid

Koloid merupakan salah satu materi yang dipelajari oleh siswa kelas XI di semester genap sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sub pokok materi yang dipelajari adalah sistem koloid, sifat koloid, dan pembuatan koloid. Pembahasan koloid bertujuan agar siswa mengetahu komponen dan pengelompokkan sistem koloid, sifat koloid, dan cara pembuatan koloid. Standar kompetensi pada materi koloid adalah menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan, kompetensi dasar dari materi koloid adalah mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya.

Standar Kompetensi, Standar Kompetensi Lulusan, Kompetensi Dasar, dan indikator pembelajaran dianalisis karakteristik materinya berdasarkan taksonomi Bloom berdasarkan dimensi pengetahuan dan dimensi kognitifnya. Berdasarkan analisis pada dimensi pengetahuannya, materi koloid bersifat faktual, konseptual dan prosedural, sedangkan berdasarkan dimensi kognitifnya, materi koloid

(25)

mencapai ranah C2, C3, C4, dan C6 ( memahami, menerapkan, menganalisis, dan menciptakan). Analisis karakteristik materi koloid berdasarkan taksonomi Bloom (revisi Anderson dan Krathwohl) secara lebih lengkap terdapat dalam lampiran 1.

Pokok materi koloid sangat penting karena berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dapat diamati secara langsung. Oleh karena itu, proses pembelajaran dengan mengamati contoh dalam kehidupan sehari-hari dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.

(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Operasional Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Mendapatkan informasi tentang kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas XI pada materi koloid melalui strategi pembelajaran PDEODE.

2. Mendapatkan bahan refleksi guna memperbaiki cara mengajar guru dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 36 Jakarta kelas XI pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

Tahapan Penelitian Waktu

Perencanaan penelitian Januari-Februari 2014 Pelaksanaan penelitian Maret-Juni 2014

Pengolahan data Mei-Juni 2014 Laporan penelitian Juni 2014

C. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut L.R. Gay (dalam Suprapto, 2013), penelitian deskriptif

(27)

merupakan penelitian terhadap status, sikap, pendapat kelompok individu, perangkat kondisi dan prosedur, suatu sistem pemikiran atau peristiwa dalam rangka membuat deskripsi atau gambaran secara sistemik dan analitik yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah aktual pada masa kini.

Tujuan penelitian deskriptif menurut Moh Nazir adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling untuk menentukan sekolah dan kelas penelitian.

Prinsip pemilihan atau penentuan sampel secara random adalah bahwa setiap individu atau unit tertentu mempunyai kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Suprapto,2013:65). 1. Populasi Target

Seluruh siswa SMAN 36 Jakarta semester genap tahun 2013/2014 yang mendapat pelajaran kimia.

2. Populasi Terjangkau

Seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 36 Jakarta semester genap tahun 2013/2014.

(28)

3. Sampel

Sampel diambil secara acak dengan menggunakan teknik pengambilan simple random sampling karena seluruh siswa kelas XI IPA memiliki karakteristik yang sama. Kelas yang diambil sebagai sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA1 SMAN 36 Jakarta.

E. Teknik Pengambilan Data

Pada penelitian ini penilaian yang dilakukan mengacu kepada penilian berbasis kelas, sehingga penilaian yang dilakukan tidak hanya pada hasil, tetapi juga proses pembelajaran. Oleh karena itu, pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik penugasan dan observasi.

1. Teknik Penugasan

Teknik penugasan dilakukan dengan memberikan tugas soal kemampuan berpikir kritis pada siswa yang dikerjakan secara individu. Selanjutnya pengambilan data dilakukan dengan menilai jawaban soal yang diberikan oleh siswa dengan menggunakan rubrik penilaian.

2. Teknik Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui aspek kinerja apa saja yang dapat muncul atau berkembang pada siswa saat proses pembelajaran dengan strategi PDEODE. Pengambilan data

(29)

dilakukan dengan menggunakan rubrik penilaian kinerja saat proses pembelajaran yang didasari oleh kriteria penilaian diskusi kelompok.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data-data penelitian adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Instrumen kemampuan berpikir kritis siswa sebagai penunjang untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa secara tertulis, berisi pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria kemampuan berpikir kritis yang telah ditetapkan berdasarkan indikator berpikir kritis menurut Ennis, yaitu fokus terhadap pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan, menilai kredibilitas sumber, mempertimbangkan laporan observasi, mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat keputusan. Data ini digunakan untuk mengetahui perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa.

(30)

2. Lembar Observasi Kinerja Siswa

Instrumen ini sebagai penunjang untuk mengukur penilaian kinerja siswa saat proses pembelajaran berdasarkan kriteria penilaian proses diskusi kelompok.

G. Teknik Pengumpulan Data

Tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan

a. Menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada standar isi mata pelajaran kimia kelas XI sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta menganalisis materi pada buku teks atau paket untuk menentukan konsep yang pembelajarannya dapat menggunakan metode PDEODE dan pendekatan kemampuan berpikir kritis siswa.

b. Membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Menganalisis kemampuan berpikir kritis dan menentukan kemampuan berpikir kritis yang akan dikembangkan.

d. Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data. e. Meminta pendapat para ahli terhadap instrumen yang telah

dibuat

(31)

g. Membuat rencana pembelajaran untuk digunakan saat perlakuan.

2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan Penelitian. Tahap 1 :

a. Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) b. Menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Penyajian materi tanpa strategi pembelajaran PDEODE 1) Melakukan pembelajaran pada pokok bahasan koloid.

2) Menugaskan siswa untuk mengisi lembar diskusi secara berkelompok. Pengerjaan tugas diberi batas waktu selama satu jam pelajaran.

3) Menugaskan siswa untuk mengerjakan soal kemampuan berpikir kritis.

4) Menilai hasil jawaban soal kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis.

Tahap 2 :

a. Melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) b. Menyampaikan tujuan pembelajaran

c. Penyajian materi dengan strategi pembelajaran PDEODE 1) Melakukan pembelajaran pada pokok bahasan koloid

(32)

2) Menugaskan siswa untuk mengisi lembar diskusi secara berkelompok. Pengerjaan tugas diberi batas waktu selama satu jam pelajaran.

3) Menugaskan siswa untuk mengerjakan soal kemampuan berpikir kritis.

4) Menilai kinerja siswa pada proses pembelajaran PDEODE dengan menggunakan rubrik kinerja siswa.

5) Menilai hasil jawaban soal kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif terhadap hasil penilaian kemampuan berpikir kritis siswa dalam jawaban soal dan saat proses pembelajaran. Analisis deskriptif kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mencari jumlah frekuensi dan mencari jumlah presentasenya (Suharsimi, 2007:262). Selanjutnya, data dianalisis dan diverifikasi keabsahannya, diberi kode, diklasifikasi, diberi skor dengan analisis deskriptif.

Instrumen yang terdiri dari instrumen kemampuan berpikir kritis siswa dan lembar observasi kinerja siswa saat proses pembelajaran diuji validitasnya terlebih dahulu sebelum digunakan. Validitas

(33)

dilakukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Instrumen diuji validitasnya menggunakan validitas konstruk. Validitas konstruk biasanya digunakan untuk mengukur variabel-veriabel konsep, baik yang sifatnya performansi tipikal seperti instrumen untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, motivasi berprestasi, dan lain-lain. Validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item tes dapat mengukur apa yang benar-benar dimaksudkan hendak diukur sesuai dengan konstruk atau konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditetapkan (Djaali dan Pudji, 2008).

Data yang diperoleh dari instrumen kemampuan berpikir kritis dianalisis dengan cara:

1. Memberi tanda (√) pada rubrik penilaian sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap aspek indikator kemampuan berpikir kritis siswa.

2. Menjumlahkan skor pada setiap kolom yang terdapat pada rubrik penilaian tiap siswa dari tiap-tiap aspek indikator kemampuan berpikir kritis siswa yang muncul dengan masing-masing kriteria, sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.

(34)

3. Perhitungan Skala Pengukuran Tabel 3.1 Skala Pengukuran

Skala Keterangan 4 Sangat baik

3 Baik

2 Kurang baik

1 Sangat kurang baik

Jumlah skor kriterium

(bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4 x 1 x 40 = 160 Untuk skor tertinggi tiap butir 4, jumlah butir 1, dan jumlah responden 40. Sedangkan, bila setiap butir mendapat skor terendah = 1 x 1 x 40 = 40. Dengan demikian, dapat dibuat kategori sebagai berikut:

Jika dibuat presentasenya menjadi:  SKB (Sangat kurang baik) :

 KB (Kurang baik) : 43,76% - 62,50%  B (Baik) : 62,51% - 81,25% 160 120 80 40 SKB KB B SB 70 100 130

(35)

 SB (Sangat baik) : 81,26% - 100%

4. Kemudian dicari presentase masing-masing kriteria berdasarkan rumus berikut:

Xi = jumlah skor siswa ke-i pada tiap indikator dengan i=1,2,3,..., n

5. Menginterpretasi secara deskriptif dan persentase tiap-tiap aspek indikator kemampuan berpikir kritis siswa yang muncul. Data yang diperoleh dari lembar observasi dianalisis seperti instrumen kemampuan berpikir kritis.

(36)

I. Desain Penelitian Analisis SK dan KD Analisis Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Analisis Materi Pelajaran

Pengolahan Data Pembahasan Kesimpulan Tahap pelaksanaan Menyusun Instrumen Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Lembar observasi penilaian kinerja Validasi instrumen Revisi Proses Pembelajaran tahap 1 Tahap Persiapan Proses Pembelajaran tahap 2

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Brookhart, Susan M dan Nitko, Anthony J. 2011. Educational Assessment of Students. Boston: Pearson Education, Inc.

Costu, Bayram. 2008. Learning Science the PDEODE Teaching Strategy: Helping Students Make Sense of Everyday Situations. Turki: Eurasia Journal of Mathematics, Science, & Technology Education. Costu, Bayram, A. Ayas, dan M. Niaz. 2011. Investigating the

Effectiveness of a POE-based Teaching Activity on Students’ Understanding of Condensation. Turki: Springer.

Djaali dan Muljono P. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.

Ennis, H. R. 1991. Critical Thinking: A Streamlined Conception. Jurnal Teaching Phylosophy, 14:1, March 1991.

Kadir, M Akshir Ab. 2007. “Critical Thinking: A family resemblance in conceptions” Jurnal of Education and Human Development. Volume 1 Issue 2.

Nazir,Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Patmawati, Herti. 2011. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit dengan Metode Praktikum. UIN Syarif Hidayatullah. tidak diterbitkan

Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press.

Sanjaway, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Prenada Media.

Shaffat, Idri.2009.Optimized Learning Strategy. Jakarta: Prestasi PustakaO Publishing.

(38)

Sudjono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprapto. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: CAPS.

(39)

Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar : 1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan yang tersedia.

2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator : 1) Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan.

2) Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi.

3) Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, dan koagulasi).

4) Menjelaskan koloid liofil dan liofob.

5) Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan farmasi. 6) Menjelaskan proses pembuatan koloid.

D IMEN SI PEN G ET A H U A N DIMENSI KOGNITIF Mengingat (C1) Memahami (C2) Menerapkan (C3) Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) Menciptakan (C6) Faktual I5

Konseptual I2, I3, I4 I1

Prosedural I6

(40)

Materi Pelajaran : Koloid Kelas / Semester : XI / 2

Tahun Pelajaran : 2013 / 2014 Kurikulum Acuan : KTSP

Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi Dasar : 1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan yang tersedia.

2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Alokasi Waktu : 9 jam pelajaran

Indikator Materi Pokok

Klasifikasi / Tipe Materi Metode/ Pendekatan/

Media

Penilaian Sumber Fakta Konsep Prinsip Prosedur

 Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid berdasarkan data hasil

pengamatan.

Sistem koloid √ √ √ Diskusi

kelompok/ alat-alat demonstrasi  Lembar diskusi  LKS Setiyana. 2009. My Dream in Chemistry Part Four. Jakarta:

(41)

jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi.

kelompok/ video diskusi  LKS Publishing. Purba, Michael. 2012. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.  Menjelaskan koloid

liofil dan liofob.

Koloid liofil dan liofob

√ √  Lembar

diskusi  Mendeskripsikan

sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, dan

koagulasi).

Sifat koloid √ √ √ Diskusi

kelompok/video  Lembar diskusi  LKS  Mendeskripsikan peranan koloid di industri kosmetik, makanan, dan Peran koloid dalam kehidupan √ Diskusi kelompok/internet  Lembar diskusi  LKS

(42)

Priscilla. 2008. SeribuPena Kimia kelas XI. Jakarta: Erlangga.  Menjelaskan proses pembuatan koloid Pembuatan koloid √ √ Diskusi kelompok/internet  Lembar diskusi  LKS

(43)

Nama Sekolah : SMA N 36 Jakarta Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/2 Materi Pembelajaran : Koloid

Waktu : 2 x 45 menit (2JP)

Pertemuan : 3

STANDAR KOMPETENSI

5. Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

KOMPETENSI DASAR

5.2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

INDIKATOR

a. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, dan koagulasi).

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses pembelajaran, siswa dapat :

a. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, elektroforesis, emulsi, dan koagulasi) dengan jelas.

METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Metode : diskusi kelompok

Strategi : PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain)

SUMBER, BAHAN, DAN MEDIA PEMBELAJARAN

a. Sumber Pembelajaran:

1. Setiyana. 2009. My Dream in Chemistry Part Four. Bandung: Tinta Emas Publishing

2. Purba, Michael. 2012. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.Alat Pembelajaran:

(44)
(45)

No. Tahap

PDEODE Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Indikator Berpikir Kritis

yang Dilatih Waktu Guru mengucapkan salam,

menyapa, dan memeriksa kehadiran siswa

Siswa menjawab salam

10’ Predict Kegiatan Pendahuluan :

 Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran.

 Guru mengajukan pertanyaan awal untuk mengecek

pengetahuan awal siswa:

“mengapa langit pada siang hari berwarna biru, sedangkan ketika matahari terbenam berwarna jingga atau merah?”.  Guru menunjuk satu siswa,

Siswa menyimak dan memperhatikan guru

Siswa berpikir, siswa mengingat pengalaman yang pernah dilakukan

Siswa mengangkat tangan Salah satu siswa menjawab pertanyaaan

Siswa menyimak dan memperhatikan guru

Fokus terhadap pertanyaan

(46)

mengemukakan pendapatnya juga.

 Guru memberi penguatan terhadap jawaban siswa. Discuss Kegiatan inti :

 Guru membagikan lembar diskusi siswa dan meminta siswa untuk mendiskusikan perintah/soal-soal yang terdapat dalam lembar diskusi tersebut dan mencatat hasil diskusi.  Guru membimbing siswa dalam

diskusi

 Guru mengumumkan bahwa setiap kelompok siswa harus berdiskusi karena akan dipilih secara acak kelompok siswa

Siswa duduk berkelompok Siswa melakukan diskusi kelompok. Semua siswa berusaha membahas lembar diskusi dengan bekerja bersama, serta mencari penyelesaian dari pertanyaan pada lembar diskusi dari berbagai sumber.  Fokus terhadap pertanyaan  Mempertimbangkan kredibilitas sumber  Mempertimbangkan laporan observasi 60’

(47)

diskusi. Explain

Observe

Discuss

 Guru memilih kelompok siswa secara acak untuk

menyampaikan hasil diskusi.  Guru meminta siswa yang lain

memperhatikan kelompok yang menyampaikan hasil diskusi, serta siswa yang lain

diperbolehkan menyampaikan pendapat dan pertanyaan setelah kelompok siswa selesai menyampaikan hasil diskusi.  Guru mendengarkan semua

pertanyaan dan pendapat dari siswa

 Guru menyampaikan hal-hal yang belum dipahami siswa dan

Kelompok siswa yang terpilih menyampaikan hasil diskusi. Semua siswa menyampaikan pendapat, sanggahan, dan pertanyaan dalam diskusi tersebut.

Kelompok penyaji berusaha menjawab pertanyaan dari teman-temannya  Menganalisis argumen  Bertanya dan menjawab pertanyaan  Menilai kredibilitas sumber  Membuat keputusan  Mendeduksi, menginduksi, dan menilai hasil deduksi dan induksi

(48)

Explain

pertanyaan dan jawaban yang diberikan siswa.

 Guru memperhatikan semua siswa dan memberi penilaian siswa dalam diskusi kelompok pada lembar penilaian yang telah disediakan.

 Guru memberikan contoh penerapan sifat koloid.  Guru meminta siswa untuk

mengaitkan materi yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa mengaitkan konsep yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari sebagai gambaran aplikasi konsep nyata.

 Guru memberikan soal yang berkaitan dengan hasil diskusi serta mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal tersebut.

Siswa mengerjakan soal secara mandiri  Bertanya dan menjawab pertanyaan  Membuat keputusan 15’

(49)

 Guru meminta siswa memberikan kesimpulan  Guru memberi tugas untuk

membaca penerapan koloid dalam industri kosmetik, makanan, dll.

memperhatikan.

Siswa memberikan kesimpulan

(50)
(51)

Lampiran 4

INSTRUMEN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

1. Susu merupakan emulsi cair, dimana lemak terdispersi dalam air. Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi cair merupakan campuran cairan polar dan cairan non polar. Air bersifat polar dan lemak bersifat non polar. Cairan yang berbeda kepolarannya tidak akan bisa menyatu. Namun, air dan lemak dalam susu dapat menyatu. Hal ini dikarenakan di dalam susu terkandung suatu protein kasein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi atau emulgator. Protein kasein memiliki gugus polar di satu sisi yang berikatan dengan air dan gugus non polar di sisi lain yang berikatan dengan lemak. Maka, terjadilah emulsi yang menyebabkan keduanya terlihat seperti bercampur.

Apa topik utama yang dibahas dalam wacana di atas? Jelaskan!

2. Asap adalah zat padat yang terdapat di dalam gas atau disebut juga aerosol padat. Salah satu contohnya adalah asap rokok. Asap rokok sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dalam waktu jangka panjang. Bila kita berada di ruang yang penuh asap rokok, kita akan batuk dan sesak napas.

Apakah bukti yang diberikan dalam pernyataan di atas benar-benar mendukung pendapat bahwa asap rokok berbahaya bagi kesehatan manusia dalam waktu jangka panjang? Jelaskan!

(52)

Lampiran 5

Analisis Rubrik Instrumen Berpikir Kritis Siswa

1.

Uraian Jawaban Keterangan Rubrik

Topik utama yang dibahas dalam wacana adalah “Mengapa air dan lemak dalam susu dapat bercampur?”

Siswa dapat mengidentifikasi permasalahan

Hal ini karena inti dari wacana di atas menjelaskan penyebab air dan lemak dalam susu bercampur

Siswa fokus pada topik

Air dan lemak dalam susu dapat menyatu. Hal ini dikarenakan di dalam susu terkandung suatu protein kasein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi atau emulgator. Protein kasein memiliki gugus polar di satu sisi yang berikatan dengan air dan gugus non polar di sisi lain yang berikatan dengan lemak.

Siswa dapat mengidentifikasi jawaban yang benar

Siswa dapat memberikan alasan yang tepat

2.

Uraian Jawaban Keterangan Rubrik

Tidak mendukung pendapat bahwa asap rokok berbahaya bagi kesehatan manusia dalam waktu jangka panjang

Siswa dapat mengidentifikasi kesimpulan

Hal ini dikarenakan alasan yang diuraikan belum didukung bukti-bukti ilmiah yang menguatkan

(53)

Kesimpulan tersebut benar jika disebutkan senyawa yang terkandung pada asap rokok yang dapat membahayakan kesehatan dalam waktu jangka panjang

a. Siswa dapat membuat asumsi sederhana

b. Siswa dapat memberikan alasan yang tepat

(54)

RUBRIK KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

Kategori

Berpikir Kritis Indikator

SKOR 4 3 2 1 1. Memberikan penjelasan sederhana 1. Memfokuskan pertanyaan a) Mengidentifikasi permasalahan b) Mengidentifikasi jawaban yang benar

c) Fokus pada topik

d) Memberikan alasan yang tepat Tiga kriteria terpenuhi Dua kriteria terpenuhi Satu/tidak ada kriteria yang terpenuhi 2. Menganalisis argumen a) Mengidentifikasi kesimpulan b) Mengidentifikasi alasan c) Membuat asumsi sederhana d) Mengidentifikasi dan mencari solusi terhadap ketidakrelevanan Tiga kriteria terpenuhi Dua kriteria terpenuhi Satu/tidak ada kriteria yang terpenuhi

(55)

pertanyaan meminta penjelasan b) Menanyakan maksud

dari argumen yang diberikan

c) Menjelaskan argumen yang diberikan

d) Menanyakan bagaimana cara mengaplikasikan argumen atau ide

yang terpenuhi 2. Membangun keterampilan dasar 4. Menilai kredibilitas sumber a) Menentukan sumber yang dapat dipercaya b) Memberikan

alasan-alasan mengapa sumber dapat dipercaya

c) Menjelaskan kenapa sumber dapat dipercaya d) Membandingkan sumber

yang dipercaya dengan yang tidak dipercaya

Tiga kriteria terpenuhi Dua kriteria terpenuhi Satu/tidak ada kriteria yang terpenuhi

(56)

b) Menyebutkan poin penting dari laporan pengamatan

c) Memiliki bukti yang kuat dalam menilai

d) Mengacu kepada sumber

yang terpenuhi 3. Menarik kesimpulan 6. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi a) Menetapkan kesimpulan yang benar

b) Kondisi yang disebutkan tetap fokus pada topik c) Membuat kesimpulan

dengan

mempertimbangkan kriteria data

d) Alasan dalam membuat deduksi masuk akal

Tiga kriteria terpenuhi Dua kriteria terpenuhi Satu/tidak ada kriteria yang terpenuhi 7. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi a) Menetapkan kesimpulan yang benar

b) Kondisi yang disebutkan

Tiga kriteria terpenuhi Dua kriteria terpenuhi Satu/tidak ada kriteria yang

(57)

dengan mempertimbangkan kriteria data d) Membuat hipotesis 8. Membuat keputusan a) Menetapkan keputusan yang benar b) Menyertakan alasan dalam membuat suatu keputusan

c) Mencantumkan akibat positif dan negatif dari keputusan yang dibuat d) Menyesuaikan dan mempertimbangkan keputusan Tiga kriteria terpenuhi Dua kriteria terpenuhi Satu/tidak ada kriteria yang terpenuhi

(58)

Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Kinerja No Indikator Jumlah butir Pernyataan No item 1 Siswa mampu bekerjasama didalam kelompok 1 - Kontribusi dalam kelompok 2 2 Siswa mampu mengendalikan diri selama pengerjaan tugas 1 - Manajemen diri 1 3 Siswa mampu memecahkan masalah 3 - Analisis pertanyaan - Pemecahan masalah - Kompetensi individu 6 5 9 4 Siswa mampu menghargai pendapat orang lain 1 - Mendengarkan dan menerima pendapat 3 5 Siswa mampu menampilkan

kepercayaan diri selama proses diskusi 1 - Menyatakan pendapat 7 6 Siswa memiliki kedisplinan dalam mengerjakan tugas 1 - Manajemen waktu 4 7 Siswa mampu menampilkan sikap positif terhadap tugas

1 - Sikap positif terhadap

(59)

RUBRIK PENILAIAN KINERJA SISWA PADA SAAT PROSES PEMBELAJARAN

No Kriteria Skor

1 2 3 4

1 Managemen individu

Tidak fokus dalam mengerjakan tugas

Cukup fokus, sering mengerjakan hal lain (sebanyak 4x)

Fokus, terkadang mengerjakan hal lain (sebanyak 2x)

Sangat fokus dan tidak mengerjakan hal lain

2 Kerjasama (kontribusi) Tidak memberikan kontribusi maupun ide Memberikan kontribusi, tapi tidak memberikan ide Memberikan kontribusi dan terkadang memberikan ide (sebanyak 2x) Selalu memberikan kontribusi dan ide

3 Mendengarkan dan menerima pendapat Tidak pernah mendengarkan dan menerima pendapat temannya Jarang mendengarkan dan menerima pendapat temannya (1x) Kadang mendengarkan dan menerima pendapat temannya (2x) Selalu mendengarkan dan menerima pendapat temannya (>2x)

(60)

waktu yang ditentukan

ditentukan ditentukan ditentukan

5 Pemecahan masalah

Tidak menyarankan solusi untuk

pemecahan masalah dan tidak berusaha mencari solusi melalui literatur

Tidak menyarankan solusi untuk masalah tapi berusaha mencari solusi melalui literatur Mencari dan menyarankan pemecahan masalah berdasarkan pendapatnya saja Mencari dan menyarankan pemecahan masalah berdasarkan pendapatnya yang didukung dengan literatur 6 Menganalisis

pertanyaan

Tidak detil dalam menganalisis

pertanyaan sehingga tidak mengerti

maksud pertanyaan tersebut

Kurang detil dalam menganalisis

pertanyaan, sehingga untuk memahaminya sering bertanya kepada guru (lebih dari 2x)

Cukup detil dalam menganalisis

pertanyaan dan cukup berusaha untuk

menemukan solusi dari pertanyaan

berdasarkan diskusi kelompok & bertanya kepada guru (sebanyak 2x)

Detil dalam menganalisis pertanyaan dan berusaha menemukan solusi dari pertanyaan berdasarkan diskusi dan literatur

(61)

2x) 2x) 8 Sikap positif

terhadap tugas

Sering mengejek pekerjaan orang lain dan memiliki sikap negatif terhadap tugas sendiri

Kadang-kadang mengejek tugas atau pekerjaan anggota kelompok lain

Memiliki sikap positif terhadap pekerjaan orang lain dan terkadang memiliki sikap negatif terhadap tugas sendiri

Selalu memiliki sikap positif tentang tugas sendiri dan pekerjaan orang lain

9. Kompetensi individu

Tidak tahu apa yang akan dikerjakan dari tugas yang diberikan dan mengambil tindakan yang salah

Tahu apa yang akan segera dikerjakan dari tugas yang diberikan namun membutuhkan bantuan guru

Tahu apa yang akan segera dikerjakan dari tugas yang diberikan

Tahu apa yang akan segera dikerjakan langkah demi langkah dari tugas yang diberikan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) keadaan sosial petani bunga mawar potong di Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu mayoritas berumur 35–44 tahun,

Dalam proses demokratisasi, publik di Indonesia saat ini sangat menggantungkan diri pada program berita yang ditayangkan oleh stasiun televisi untuk

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui apakah komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap keinginan karyawan untuk berpindah kerja, 2)

 Strategi peningkatan kompetensi guru berdasarkan indikator yang paling mempunyai sumbangan terhadap prestasi akademis

Kelompok Kerja (POKJA) VII pada Kantor Layanan Pengadaan Kabupaten Musi Banyuasin telah membuat Berita Acara Lelang Gagal untuk paket pekerjaan sebagai berikut

Bertolak dari permasalahan tersebut peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui kelayakan buku teks pelajaran Bahasa Indonesia dengan judul buku Saya Ingin

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERPENGARUH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATERI KELISTRIKAN OTOMOTIF BAGI SISWA KELAS XI1. SMK YP

Hasil penelitian yang peneliti lakukan, mengenai pelaksanaan pembelajaran PAI kelas VII di SLB N 2 Yogyakarta dengan metode wawancara adalah, pembelajaran tidak hanya