DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1982). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa.
Alma, B. (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung : Alfabeta.
Arief (2008). Kajian Teori Kesiapan Mengajar.
[Online].Tersedia:http://ariefotomotif.wetpaint.com/page/KAJIAN+TEORI+ KESIAPAN+MENGAJAR [10 Februari 2011].
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :PT Rineka Cipta.
Asep (2005). Mengenal E-learning.
[Online]. Tersedia : http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id [28 Januari 2012].
Barie (2012). Kemampuan Menguasai Materi Dalam Mengajar.
[Online]. Tersedia : http://aabariefly.blogspot.com/2012/01/kemampuan-penguasaan-materi-dalam.html. [25 Juli 2012].
Effendi, E.dan Zhuang, H.(2005). E-learning Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Guaza, A. (2008). Standar Nasional Pendidikan (SNP). Jakarta : Asa Mandiri.
Iqbal. (2011). Desain Instruksional Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Berbasis
TIK. [Online]. : Tersedia :
http://psb-psma.org/content/blog/3728-desain-instruksional-meningkatkan-efektivitas-pembelajaran-berbasis-tik [18 Juli 2012]
Malik, H. (2011). Dasar Hukum Pendidikan Indonesia.
[Online].Tersedia : http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/20/dasar-hukum-pendidikan-di-indonesia/ [15 Februari 2012].
Marfuatun (2007). Variasi Proses Pembelajaran Melalui Penerapan E-Learning. [Online].
Tersedia:http://www.google.co.id/search?q=e-learning+berdasarkan+The+Australian+National+Training+Authority+&ie=ut f-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
Masyhuri. dan Zainudin, M. (2009). Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dan
Aplikasi. Bandung : PT Refika Aditama.
Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi dan Komunikasi. Bandung :Alfabeta.
Ngadio. (2007). Pembelajaran E-learning dalam meningkatkan mutu pendidikan. [Online].
Tersedia: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=Pembelajaran+E-learning+dalam+meningkatkan+mutu+pendidikan&source=web&cd=2&ved= 0CCgQFjAB&url=http%3A%2F%2Fngadiyo.files.wordpress.com%2F2008%
2F03%2F187_30203614_e-learning_ngadiyo.pdf&ei=AMdfT92VNs7irAersuXTDQ&usg=AFQjCNGR8 JexzJrkcM5Nz9MAdcLwN3vbog&cad=rja [28 Januari 2012].
Pustekom, dan Kemendikbud. (2012). “Petunjuk Pelaksanaan Pembuatan RPP Terintegrasi TIK di Portal Rumah Belajar”. [Online].
Tersedia:http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=rpp%20terintegrasi%20t ik&source=web&cd=2&ved=0CEcQFjAB&url=http%3A%2F%2Fbelajar.ke mdiknas.go.id%2Fpanduan%2Fpanduan_buat_rpp.pdf&ei=ig8pUK6UAY_qr QeqsoGgBA&usg=AFQjCNGlhNw7wDvgWB7fUzFQ8frTHORPBw&cad=r ja [25 Juli 2012]
Rahmanto . (2008). “Kesiapan Pembelajaran Berbasis E-Learning di SMK Kota
Yogyakarta Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan
.
Yogyakarta : UniversitasNegeri Yogyakarta
Sugiyono. (2010). Motode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :Alfabeta.
Surakhman. W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.
Sutrisno. (2010). E-learning di Sekolah dan KTSP.
[Online}. Tersedia: http://www.balinter.net/news_330_Penerapan_E-Learning_Di_Sekolah_Dan_KTSPhtml. [26 Agustus 2012]
Taufiqurrochman (2011). E-learning dalam PBA.
Wikipedia.(2012). Pembelajaran Elektronik.
[Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik . [28 Januari 2012]
Yuniawati P. (2010). Model E-learning Untuk Meningkatkan Kompetensi Guru Dan
Hasil Belajar Matematika Di SD Pedesaan. Bandung.: Universitas Pasundan.
Yusri, M. (2011). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Sisitem Pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://yusrikeren85.blogspot.com/2011/11/faktor-faktor-yang-berpengaruh-terhadap.html. [15 Februari 2012]
Zulkarnain. (2009). Teknik Penyusunan Bahan Ajar.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di era
globalisasi ini sangat pesat. Pengaruhnya meluas dihampir seluruh aspek
kehidupan manusia baik di bidang sosial, politik, ekonomi, pendidikan, dan
sebagainya. Perkembangan TIK ini tentu tak lepas dari peran manusia sebagai
pengembangnya, sekaligus pengguna produk yang dihasilkan. Untuk itu,
peningkatan kualitas sumberdaya manusia sangat penting dilakukan mengingat
semakin pesatnya perkembangan TIK.
Pada dasarnya, perkembangan TIK sendiri dimulai dari dunia pendidikan.
Karena melalui proses pembelajaran yang ada dalam dunia pendidikan,
peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan. Proses pembelajaran
yang diselenggarakan dengan pelibatan input pendidikan seperti: guru, peserta
didik, kurikulum, media pembelajaran, sarana dan prasarana pendidikan serta
input pendidikan lainnya merupakan titik awal dari perkembangan pola pikir
manusia dalam mengkaji ilmu pengetahuan. Pada akhirnya, perkembangan ilmu
pengetahuan sebagai hasil pembelajaran tersebut mampu untuk menghasilkan
teknologi.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
membuat kualitas pendidikan harus ikut ditingkatka, sehingga akan menghasilkan
meningkatkan kualitas output pendidikan yaitu dengan memodifikasi kegiatan
belajar mengajar sehingga kegiatan belajar peserta didik dapat berjalan dengan
optimal. Perkembangan TIK ikut berperan dalam meningkatkan efektifitas dalam
pembelajaran yaitu dengan berkembangnya pembelajaran berbasis teknilogi
informasi yang sering disebut dengan electronic learning (e-learning).
Semakin berkembangnya TIK membuat kegiatan pembelajaran e-learning
banyak dikembangkan. Pembelajaran berbasis e-learning dapat digunakan dalam
pendidikan jarak jauh atau pendidikan konvensional. Dengan adanya model
pembelajaran e-learning ini akan mempermudah peserta didik dalam mengikuti
kegiatan belajar karena dengan adanya e-learning peserta didik dapat belajar
dimana saja dan kapan saja. Misalnya e-learning dengan menggunakan CD-ROM
(multimedia), peserta didik dapat membuka kembali pelajaran yang telah
diberikan di rumah serta dengan kondisi suasana belajar yang sesuai dengan
keinginan peserta didik sehingga kegiatan belajar dapat lebih santai dan efektif.
Begitu juga e-leraning berbasis web, peserta didik dapat mengakses web yang
telah disediakan dan guru dapat menyediakan materi pelajaran bagi peserta didik
sehingga peserta didik dapat mengakses dimana saja dan kapan saja materi
pelajaran yang ingin dipelajari sehingga kegiatan belajar dapat berjalan dimana
saja dan kapan saja serta kegiatan belajar peserta didik tidak terpatok hanya di
sekolah saja.
Model pembalajaran e-learning dapat berjalan dengan efektif jika
ditunjang oleh administrator yang kreatif, sarana prasarana yang memadai seperti
dan laptop sebagai penunjang kegiatan pembelajaran yang disediakan oleh pihak
sekolah maupun pribadi. Selain itu, dibutuhkan juga kesiapan dari guru dan
peserta didik yang nantinya akan menggunakan e-learning tersebut. Jika
persyaratan dalam pelaksanaan model pembelajaran e-learning tersebut dapat
dipenuhi dan berjalan dengan lancar maka kegiatan pembelajaran berbasis
e-learning tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu,
administrator yang kretif, kesiapan sarana prasarana yang memadai, kesiapan
guru, serta kesiapan peserta didik merupakan hal yang harus diperhatikan ketika
akan menerapkan model pembalajaran e-learning.
Dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan
(e-learning), SMKN 2 Kota Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah yang saat
ini sedang menggunakan model pembelajaran e-learning. E-learning di SMKN 2
Tasikmalaya pada saat ini masih dijadikan sebagai komplemen dalam
pembelajaran dimana peserta didik dapat mengambil (men dowenload) seluruh
materi pelajaran dan contoh soal ujian dalam web e-learning yang telah
disediakan. Dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan akan
meningkatkan pengetahuan peserta didik dan membuat peserta didik mudah dalam
menguasai materi pelajaran yang diberikan oleh guru bersangkutan karena materi
yang diberikan oleh guru dapat di download kapan saja dan dapat dilakukan
secara berulang ulang. Selain itu, dengan adanya model pembelajaran berbasis
TIK (e-learning) ini guru lebih mudah dalam memperbarui bahan ajar dan lebih
Banyaknya manfaat yang ditawarkan dengan adanya model pembelajaran
e-learning ternyata dalam pelaksanaannya tidak seperti apa yang diharapkan.
Dengan sudah adanya fasilitas pendukung e-learning seperti komputer, jaringan
internet, serta sudah adanya web e-learning yang telah disediakan oleh pihak
sekolah ternyata tidak membuat model pembelajaran ini dapat berjalan dengan
lancar. Masih adanya beberapa guru yang belum mengerti mengenai pembelajaran
berbasis e-learning merupakan kendala yang muncul, karena mau tidak mau
ketika akan menerapkan suatu model pembelajaran guru harus mengerti mengenai
model pembelajaran yang akan digunakan. Selain itu, pengelolaan web e-learning
SMKN 2 Tasikmalaya belum dapat dioptimalkan oleh beberapa guru. Sudah
adanya web e-learning yang disediakan oleh pihak sekolah ternyata tidak semua
guru siap dalam mengelolanya. Padahal pengelolaan e-learning merupakan kunci
dari keberhasilan pembelajaran berbasis e-learning. Contonya saja ketika peserta
didik ingin mengunduh materi pelajaran yang ada di web e-learning ternyata
materi yang ingin diunduh tidak ada, maka ini akan menghambat kegiatan belajar
peserta didik yang disebabkan pengelolaan e-learning yang belum optimal.
Kesiapan guru dalam melaksanakan model pembelajaran e-learning ini
merupakan hal yang wajib diperhatikan sebelum kegiatan pembelajaran berbasis
e-learning diterapkan di sekolah. Kesiapan guru sangat diperlukan karena gurulah
yang nantinya akan menggunakan model pembelajaran ini, serta gurulah yang
akan mengelola pembelajaran e-learning sebelum pembelajaran ini diperkenalkan
ini maka penerapan model pembelajaran e-learning akan lebih mudah dalam
pelaksanaannya.
Kesiapan guru merupakan syarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan
model pembelajaran e-learning, karena pembelajaran yang berkualitas tidak lepas
dari peran guru sebagai ujung tombak pendidikan. Guru merupakan agen
perubahan yang dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas output yang
dihasilkan guna mencapai tujuan pendidikan. Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi terutama dalam dunia pendidikan mengharuskan guru melakukan
penyesuaian dan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Kemampuan guru
dalam mengikuti perkembangan teknologi menjadi hal yang wajib, karena pada
kegiatan belajar mengajar dituntut kemampuan guru dalam merancang model
pembelajaran yang dapat menarik minat peserta didik yang nantinya akan
membuat kegiatan belajar mengajar menjadi efektif dan efisien. Maka dari itu,
faktor kesiapan guru merupakan faktor yang penting dalam kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti kesiapan guru
SMKN 2 Kota Tasikmalaya dalam melaksanakan model pembelajaran e-learning.
Karena di dalam model pembelajaran e-learning, kesiapan guru merupakan salah
satu syarat penting yang harus disiapkan sehingga model pembelajaran e-learning
dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Berdasarkan pernyataan tersebut,
peneliti ingin mengambil judul.
“Tingkat Kesiapan Guru Dalam Melaksanakan Model Pembelajaran
I.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah diantaranya adalah :
1. Masih adanya guru yang belum mengerti mengenai model pembelajaran
e-learning.
2. Masih adanya guru yang belum siap dalam mengelola model pembelajaran
e-learning.
I.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1 Pembatasan Masalah
Karena adanya keterbatasan baik waktu, pengetahuan, dan dana maka
masalah yang akan diteliti akan dibatasi sebagai berikut :
1. Model pembelajaran e-learning yang digunakan adalah e-learning berbasis
web dengan aplikasi yang digunakan adalah moodle..
2. Kesiapan guru dalam pengelolaan e-learning dibatasi hanya dalam
1.3.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, inti yang menjadi
kajian dalam penelitian ini adalah mengenai tingkat kesiapan guru SMKN 2 Kota
Tasikmalaya dalam melaksanakan model pembelajaran e-learning. Maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Bagaimanakah tingkat kesiapan guru dalam melaksanakan model pembelajaran
e-Learning di SMKN 2 Tasikmalaya?”
I.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran mengenai tingkat kesiapan guru SMKN 2 Kota Tasikmalaya dalam
melaksanakan model pembelajaran e-learning.
I.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan umpan balik tentang bagaimana tingkat kesiapan guru di
SMKN 2 Kota Tasikmalaya dalam menjalankan model pembelajaran
e-learning.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi SMKN 2 Kota Tasikmalaya dalam
mengembangkan model pembelajaran e-learning.
3. Sebagai salah satu langkah untuk dapat memotivasi peneliti dalam
pengembangan dan penggunaan model pembelajaran e-learning dengan
I.6 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:
BAB I Pendahuluan. Pada bab ini berisikan mengenai latar belakang
masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika pennulisan.
BAB II Kajian Pustaka. Pada bab ini berisikan teori-teori yang dipakai
pada pembahasan dan analisis masalah. Teori-teori yang diambil dapat diambil
dari berbagai literatur yang berkaitan dengan pembahasan masalah.
BAB III Metode Penelitian Pada bab ini berisikan metode penelitian
yang akan digunakan untuk mendukung dalam pengolahan data yang
dikumpulkan selama melakukan penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini berisikan
mengenai hasil dari pengolahan data serta pembahasannya, yang akan digunakan
sebagai jawaban terhadap masalah yang akan timbul dalam penelitian ini.
BAB V Kesimpulan dan Saran. Bab ini membahas kesimpulan dari hasil
penelitian yang dilakukan serta berisikan saran-saran yang membangun untuk
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan
sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti.
Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah
sebagai berikut :
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah aktual.
2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik).
Hasil dari kesimpulan metode penelitian deskriptif yang dilakukian adalah
untuk menggambarkan tingkat kesiapan guru dalam melaksanakan model
pembelajaran e-learning di SMKN 2 Kota Tasikmalaya.
3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian
3.2.1 Variabel Penelitian
Menurut Arikunto S. (2002), “Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek
penelitian, dalam suatu kegiatan penelitian yang menunjukan variasi baik secara
kuantitatif maupun kualitatif”. Variabel dalam suatu penelitian dapat diartikan
sebagai suatu objek penelitian atau apa saja yang menjadi pusat perhatian suatu
penelitian. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel tunggal
yaitu tingkat kesiapan guru dalam melaksanakan model pembelajaran e-learning
3.2.2 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan alur berpikir mengenai objek penelitian
dalam sebuah proses penelitian.
Masukan
Keterangan : = Ruang Lingkup Penelitian
= Alur Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi dalam suatu penelitian merupakan keseluruhan objek yang dapat
dijadikan sumber penelitian, berbentuk benda-benda, manusia ataupun
peristiwa-peristiwa yang terjadi sebagai objek atau sasaran penelitian sesuai dengan lingkup
penelitian.
Kesiapan Guru dalam melaksanakan model pembelajaran e-learning
Aspek Yang diungkap
Pembuatan desain intruksional
Penguasaan TIK
Penguasaan materi pembelajaran Guru
SMKN 2 Tasikmalay
Temuan Penelitian
Pengolahan data
Adapun popolasi yang berkenaan dengan penelitian ini adalah guru SMKN
2 Kota Tasikmalaya yang berjumlah 170 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Pada penelitian
Tingkat Kesiapan Guru SMKN 2 Tasikmalaya dalam melaksanakan model
pembelajaran e-learning ini peneliti akan menggunakan teknik sampel random.
Menurut Arikunto S (2002 : 111) “Teknik sampel random ini didalam
pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi
sehingga semua subjek dianggap sama”. Sedangkan untuk banyaknya persentase
jumlah sampel yang akan digunakan menurut Arikunto S (2002 : 112) “Jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka persentase yang diambil adalah 20 % dari
populasi guru yaitu sebanyak 34 orang guru SMKN 2 Kota Tasikmalaya.
3.4. Data dan Sumber Data Penelitian
3.4.1. Data Penelitian
Menurut pendapat Arikunto S (2002:161) disebutkan bahwa “Data adalah
hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka” Data diperlukan
sebagai bahan yang akan diolah dan dianalisis sebagai bagian dari analisis
penelitian.
Data diperlukan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesa
yang dirumuskan. Adapun data yang diperlukan pada penelitian ini adalah data
1. Kesiapan guru dalam melaksanakan model pembelajaran e-learning yang
didapat melalui kuisioneir (angket) kepada guru SMKN 2 Kota
Tasikmalaya.
2. Bahan-bahan pustaka untuk mengkaji beberapa teori umum yang relevan
dengan permasalahan penelitian.
Dengan data yang diperoleh tersebut maka dapat disusun bahan informasi
yang nantinya digunakan untuk memecahkan atau menyelesaikan permasalahan
yang diteliti.
3.4.2 Sumber Data Penelitian
Sumber data adalah subjek dari data yang akan diperoleh. Karena dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner dalam pengumpulan datanya, maka sumber
data disebut responden (orang yang merespon atau menjawab pertanyaan/
pernyataan peneliti). Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah
guru SMK Negeri 2 Tasikmalaya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data berupa angket.
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk dapat
kesiapan guru dalam melaksanakan model pembelajaran e-learning. Angket
dibuat berdasarkan kisi-kisi instrument penelitian yang telah ditetapkan. Setelah
angket dibuat kemudian dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas dan
reliabilitas angket tersebut. Pada penelitian ini angket ditujukan kepada guru
SMKN 2 Kota Tasikmalaya.
3.5.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk
memperoleh, mengelola, dan menginterpretasikan informasi dari para responden.
Instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam
penelitian ini adalah angket. Angket yang digunakan berupa daftar pernyataan
yang berkaitan kesiapan guru dalam melaksanakan model pembelajaran
e-learning di SMKN 2 Kota Tasikmalaya.
Angket yang dipilih adalah angket tertutup, dimana jawaban yang
diberikan responden sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang tersedia. Skor yang diberikan pada setiap jawaban
pernyataan dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala likert memberikan
suatu nilai skala untuk setiap alternatif jawaban yang berjumlah empat kategori.
Untuk setiap pernyataan dalam angket penelitian disediakan empat alternatif
jawaban yang terdiri dari Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak
Adapun pemberian skor untuk setiap jawaban menurut Sugiyono.(2010 : 94)
[image:17.595.114.515.185.546.2]adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Bobot (Skor) Sangat Tidak Setuju (STS) 4
Tidak Setuju (TS) 3
Setuju (S) 2
Sangat Setuju (SS) 1
.
3.6 Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji coba instrument penelitian bertujuan untuk menguji validitas dan
reliabilitas agar dapat memberikan gambaran atau hasil yang dapat dipercaya
untuk memperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan.
3.6.1 Uji Validitas Angket
Jika Instrumen dikatakan valid berarti menunjukan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data ini valid sehingga artinya instrument itu dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menguji tingkat
validitas maka digunakan rumus pearson product moment. Adapun
1) Menghitung harga korelasi setiap butir dengan rumus pearson product
moment.
2 2 2 2
) )( ( i i i i i i i hitung Y Y n X X n Y X Y X n r Keterangan :
r hitung = Koefisien korelasi
n = Jumlah Responden
ΣX = Jumlah skor item
ΣY = jumlah skor total (seluruh item)
2) Menghitung harga thitung
2 1 2 r n r t Dimana :
t = Nilai thitung
r = Koefisien korelasi hasil rhitung
n = Jumlah responden
3) Mencari dengan menggunakan uji taraf signifikansi untuk (�) = 0,05
dan dk=(n-2)
4) Membuat keputusan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
thitung > ttabel = item soal dinyatakan valid
Setelah data hasil uji coba angket diperoleh, berikut ini diberikan contoh
perhitungan uji validitas untuk item angket no 1 :
n = 15 ΣY =1516
ΣX = 46 Σ(Y)2 = 155040
Σ(X)2
= 148 (ΣY)2 = 2298256
(ΣX)2
= 2116 ΣXY = 4722
15.148 2116 15.155040 2298256
) 1516 )( 46 ( 4722 . 15 i hitung
r = 0,649
Selanjutunya adalah menghitung harga t
0736 , 3 649 , 0 1 2 15 649 , 0 2 t
Setelah didapat t hitung item no satu, maka nilai tersebut dibandingkan
dengan nilai pada t tabel. Harga ttabel pada tingkat kepercayaan 95 % dengan
derajat kebebasan dk = n-2 = 15-2=13, didapat ttabel =1,771. Ternyata thitung > ttabel ,
dapat dinyatakan bahwa item no satu valid dan dapat digunakan sebagai instrumen
penelitian.
Selanjutnya no item yang lainnya dihitung dengan menggunakan cara yang
sama pada perhitungan sebelumnya. Hasil perhitungan menunjukan dari 34 item
3.6.2 Uji Reliabilitas Angket
Reliabilitas alat ukur adalah ketepatan atau keajegan alat ukur tersebut
dalam mengukur apa yang diukurnya, artinya kapanpun alat ukur tersebut
digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama. Untuk menguji reliabilitas alat
ukur dalam penelitian ini digunakan rumus Alpha.
Langkah-langkah pengujian reliabilitas instrumen sebagai berikut ini.
a. Menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus :
N N X X S i i i
2 2 2 ) ( Dimana : 2 iS = varians skor tiap-tiap item
2
Xi = jumlah kuadrat item Xi2
)
(
Xi = jumlah item Xi dikuadratkanN = jumlah responden
b. Menghitung harga varians total dengan rumus:
N N Y Y S t t
2 2 2 Dimana : 2 tS = varians total
2 Y
= jumlah kuadrat jawaban responden dari setiap itemnya
( 2
Y
) = jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap itemnya
c. Masukkan nilai alpha dengan rumus:
r11=
t iS
S
k
k
1
1
Keterangan :r11 = Koefisien reliabilitas
k = Jumlah item pertanyaan
Hasil perhitungan menyatakan besarnya r11 > rtabel, dengan demikian maka
semua data yang dianalisis dengan metode Alpha adalah Reliabel.
Selanjutnya nilai r11 di atas dikonsultasikan dengan pedoman kriteria
penafsiran
0,800 – 1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0 ,799 Tinggi
0,400 – 0,599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
< 0,200 Sangat rendah
Dengan mengambil contoh item no satu, berikut contoh perhitungan uji
coba reliabilitas sebagai berikut :
n = 15
Dengan cara yang sama harga varians seluruh item dihitung.
Selanjutnya menghitung harga varians total
n = 15
ΣY = 1269
Σ(Y)2 = 109467 (ΣY)2 = 1610361 64 , 140 15 15 1610361 09467 1 t S
Kemudian dilanjutkan dengan menghitung reliabilitas menggunakan rumus
Alpha
k = 29
ΣSi = 14,124
St = 140,64
r11=
0
,
935
64
,
140
124
,
14
1
1
29
29
1
1
t iS
S
k
k
selanjutnya niai r11 di konsultsikan dengan pedoman kriteria penafsiran.
Setelah dikonsultasikan ternyata nilai r11 = 0,935 berada pada indeks
3.7 Teknik Analisis Data
Arikunto (2002:278) mengatakan setelah data terkumpul dari hasil
pengumpulan data, perlu segera digarap oleh staf peneliti. Dalam arti lain analisis
data bisa disebut juga pengolahan data. Secara garis besar teknik analisa data
meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1. Persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah :
a. Mengecek kelengkapan data angket yang berisi soal, lembar jawaban
dan lembar isian dokumentasi.
b. Menyebarkan angket kepada responden.
c. Mengecek jumlah angket yang kembali dari responden.
d. Mengecek kelengkapan angket yang telah kembali dari responden.
2. Tabulasi
Tabulasi data adalah pengelompokan data sesuai kebutuhan pengolahan
data. Bentuknya berupa nomor, alternatif jawaban, frekuensi jawaban, dan
presentase.
3. Analisis
Hasil tabulasi kembali dianalisis dan ditafsirkan sesuai sistematika data
yang diperlukan. Dalam menganalisis data, teknik yang digunakan adalah
presentase (%) yaitu dengan melihat perbandingan frekuensi dari tiap item
Rumus pengolahan data
% 100
x N fo
P
Keterangan :
P = Prosentase jawaban
Fo = Frekuensi jawaban
N = jumlah jawaban responden
3.8 Penarikan Kesimpulan
Hasil penafsiran dari setiap item kemudian dikelompokan berdasarkan
data yang diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap perumusan masalah
penelitian yang diajukan. Kegiatan ini merupakan usaha penarikan kesimpulan
dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh gambaran dari keseluruhan data
yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan.
Untuk menafsirkan setiap data jawaban selanjutnya digunakan kriteria dari
perhitungan presentase sebagai berikut :
0 % : ditafsirkan tidak seorangpun
1-30% : ditafsirkan sebagian kecil
31-49% : ditafsirkan hampir setengahnya
50% : ditafsirkan setengahnya
51-80% : ditafsirkan sebagian besar
81-99% : ditafsirkan hampir seluruhnya
100% : ditafsirkan seluruhnya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dilakukan terhadap tingkat kesiapan guru dalam melaksanakan model
pembelajaran e-learning terdapat aspek yang harus dimiliki oleh guru
diantaranaya adalah guru harus mampu dalam mebuat desain instruksional dengan
indikator analisis, desain, pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Selain
mampu dalam membuat desain instruksional guru juga harus dapat menguasai
TIK yaitu dengan indikator pemanfaatan internet sebagai sumber belajar.
Kemampuan membuat desain instruksional dan penguasaan TIK yang dimiliki
guru belumlah cukup jika tidak ditunjang dengan penguasaan materi pembelajaran
oleh guru tersebut sehingga penguasaan materi ini sama pentingnya untuk
dikuasai oleh guru. Penguasaan materi ini dapat dilihat dari kemampuan guru
dalam menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Apabila semua aspek dan indikator yang telah disebutkan diatas dapat dipenuhi
maka kegiatan belajar dengan menggunakan e-leraning dapat berjalan dengan
baik.
Berdasarkan persentase dari hasil penelitian dari tiga aspek yang dibahas
diantaranya pembuatan desain instruksional, penguasaan TIK, dan penguasaan
materi pembelajaran didapat persentase nilai sebesar 73% guru yang siap dengan
ditafsirkan bahwa sebagian besar guru SMKN 2 Tasimalaya siap dalam
melaksanakan model pembelajaran e-learning. Sedangkan 27% guru lainnya
belum siap atau dapat ditafsirkan sebagian kecil guru belum siap dalam
melaksanakan model pembelajaran e-learning.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penulis
memberikan masukan berupa saran antara lain :
1. Masih adanya guru yang belun siap dengan model pembelajaran
e-learning ini maka disarankan untuk diadakan lagi pelatihan untuk guru
yang belum siap dengan model pembelajaran ini sehingga diharapkan
kesiapan guru dalam melaksanakan model pembelajaran e-learning dapat
100%.
2. Model pembelajaran e-learning dapat berjalan baik jika guru dan peserta
didik siap dalam melaksanakan model pembelajaran ini, jadi dalam
pelaksanaannya ketika menerapkan model pembelajaran ini maka harus
diperhatikan juga kesiapan peserta didik sehingga kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik.
3. Untuk lebih meningkatkan efektifitas pembelajaran e-learning maka
peneliti merekomendasikan untuk adanya penelitian lebih lanjut mengenai
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...iii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iv
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...viii
DAFTAR GAMBAR ...ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6
1.3.1 Pembatasan Masalah ... 6
1.3.2 Perumusan Masalah ... 7
1.4 Tujuan Penelitian ... 7
1.5 Manfaat Penelitian ... 7
1.6 Sistematika Penulisan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
2.1 Guru ... 9
2.2 E-learning ... 11
2.2.1 Pengertian E-learning ... 11
2.2.2 Karakteristik Pembelajaran E-Learning ... 12
2.2.3 Fungsi Pembelajaran Berbasis E-Learning ... 14
2.2.4 Manfaat Pembelajaran Berbasis E-Learning ... 15
2.2.5 Model Pembelajaran Berbasis E-Learning ... 17
2.3 Kesiapan ... 19
2.3.1 Pengertian Kesiapan ... 19
2.3.2 Kesiapan Mengajar ... 20
2.3.3 Kesiapan Guru Pada Pembelajaran E-learning ... 24
2.4 Anggapan Dasar ... 31
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
3.1 Metode Penelitian ... 33
3.2 Variabel dan Paradigma Penelitian ... 33
3.2.1 Variabel Penelitian ... 33
3.2.2 Paradigma Penelitian... 34
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 34
3.3.1 Populasi Penelitian ... 34
3.3.2 Sampel Penelitian ... 35
3.4 Data dan Sumber Data Penelitian ... 35
3.4.1 Data Penelitian ... 35
3.4.2 Sumber Data Penelitian ... 36
3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 36
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.5.2 Instrumen Penelitian ... 37
3.6 Uji Coba Instrumen Penelitian ... 38
3.6.1 Uji Validitas Angket ... 38
3.6.2 Uji Reliabilitas Angket... 41
3.7 Teknik Analisis Data ... 44
3.8 Penarikan Kesimpulan ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1 Deskripsi Data ... 46
4.2Analisa Data Penelitian ... 46
4.2.1 Pembuatan Desain Instruksional ... 47
4.2.2 Penguasaan TIK... 56
4.2.3 Penguasaan Materi Pembelajaran ... 59
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 61
4.3.1 Pembuatan Desain Instruksional ... 62
4.3.2 Penguasaan TIK... 64
4.3.3 Penguasaan Materi Pembelajaran ... 65
BAB V Kesimpulan dan Saran ... 67
5.1 Kesimpulan ... 67
5.2 Saran ... 68