• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN :Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The World’s 4 Star Airlines di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR SENSORY MARKETING PADA MASKAPAI PENERBANGAN :Survei pada Wisatawan Mancanegara yang Pernah Menggunakan The World’s 4 Star Airlines di Bandara Internasional Soekarno-Hatta."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN UCAPAN TERIMA KASIH

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 16

1.3 Tujuan Penelitian ... 17

1.4 Kegunaan penelitian ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... ... 18

2.1 Kajian Pustaka... ... 18

2.1.1 Sensory Marketing dalam Industri Penerbangan ... 18

2.1.1.1 Keterkaitan Antara Pariwisata dan Industri Penerbangan... ... 18

(2)

2.1.1.3 Dimensi Sensory Marketing ... 41

2.1.2 Hasil Penelitian Terdahulu dan Orisinalitas Penelitian ... 46

2.2 Kerangka Pemikiran ... 48

2.3 Hipotesis ... 53

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 57

3.1 Objek Penelitian ... 57

3.2 Metode Penelitian ... 57

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 58

3.2.2 Operasional Variabel ... 59

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 62

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 64

3.2.4.1 Populasi ... 64

3.2.4.2 Sampel ... 65

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 66

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 67

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 69

3.2.6.1 Pengujian Validitas ... 70

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas ... 73

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 76

3.2.7.1 Analisis Deskriptif ... 76

3.2.7.2 Analisis Verifikatif ... 61

(3)

4.1 Profil Perusahaan dan Pelanggan Maskapai penerbangan dengan

Klasifikasi The World’s 4 Star Airlines ... 82

4.1.1 Profil Perusahaan ... 82

4.1.1.1 Profil Industri Airlines ... 82

A. Garuda Indonesia... 82

a) Sejarah Perusahaan ... 83

b) Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 86

B. Thai Airways ... 87

a) Sejarah Perusahaan ... 88

b) Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 89

C. Japan Airlines ... 90

a) Sejarah Perusahaan ... 91

b) Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 91

D. China Airlines ... 92

a) Sejarah Perusahaan ... 93

b) Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 94

E. Eva Air ... 94

a) Sejarah Perusahaan ... 95

b) Produk dan Jasa yang Ditawarkan ... 96

F. Korean Airlines ... 96

a) Sejarah Perusahaan ... 97

(4)

World’s 4 Star Airlines ... 99 4.1.2 Profil Penumpang The World’s 4 Star Airlines ... 100

4.1.2.1 Country of OriginThe World’s 4 Star Airlines ... 100 4.1.2.2 Identitas Penumpang The World’s 4 Star Airlines

Dilihat dari Jenis Kelamin (Gender)

dan Usia (Age) ... 101 4.1.2.3 Identitas Penumpang The World’s 4 Star Airlines

Dilihat dari Penghasilan (Sallary) dan Pekerjaan

(Occupation) ... 103 4.1.2.4 Identitas Penumpang The World’s 4 Star Airlines

Dilihat dari Status (Marital Status) dan

Pendidikan (Educational Background) ... 105 4.1.3 Pengalaman Penumpang The World’s 4 Star Airlines ... 107

4.1.3.1 Frekuensi Penumpang yang Menggunakan The

World’s 4 Star Airlines Dalam 1 tahun ... 107 4.1.3.2 Tipe dan Kelas Maskapai Penerbangan The

World’s 4 Star Airlines yang Dipilih Penumpang ... 109 4.1.3.3 Jenis Penumpang Maskapai Penerbangan The

World’s 4 Star Airlines ... 110 4.1.3.4 Alasan Penumpang Menggunakan Maskapai

(5)

4.2.1 Sight ... 114

4.2.2 Sounds ... 115

4.2.3 Smells ... 116

4.2.4 Taste ... 117

4.2.5 Touch/textures ... 118

4.2.6 Rekapitulasi Hasil Penilaian Penumpang The World’s 4 Star Airlines Terhadap Pelaksanaan Sensory Marketing ... 119

4.3 Pengaruh Faktor-Faktor Sensory Marketing Pada Maskapai Penerbangan The World’s 4 Star Airlines ... 120

4.4 Implikasi Hasil Temuan ... 123

4.4.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik... 123

4.4.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 123

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 125

5.1 Kesimpulan ... 125

5.2 Rekomendasi ... 126

(6)

No Judul Tabel Hal

1.1 International Tourist Arrivals ... 2

1.2 Perkiraan Pertumbuhan Market Size Beberapa Sektor Industri Tahun 2010 ... 3

1.3 Maskapai Penerbangan Internasional Di Bandara Soekarno-Hatta ... 5

1.4 Penumpang Wisatawan Mancanegara Yang Menggunakan Maskapai Penerbangan Dengan Klasifikasi The World’s 4 Star Airlines di Bandara Soekarno-Hatta dari Tahun 2009-2011 ... 6

1.5 Misi TheWorld’s 4 Star Airlines Fokus Dalam Memberikan Produk Dan Jasa Pada Tahun 2011 ... 9

1.6 Strategi The World’s 4 Star Airlines Melalui Faktor-Faktor Inflight Sensory Marketing ... 15

2.1 Economic Distinction ... 23

2.2 Pola Traditional Marketing menuju Sensory Marketing ... 25

2.3 Pengertian Sensory Marketing Menurut Para Ahli ... 35

2.4 Dimensi Sensory Marketing Menurut Kahn ... 42

2.5 Dimensi Sensory Marketing Menurut Hulten, Broweus,Dan Van Dijk ... 43

2.6 Dimensi Sensory Marketing Menurut Halmstald ... 43

2.7 Dimensi Sensory Marketing Menurut Laurie Babin ... 44

2.8 Dimensi Sensory Marketing Menurut Solomon ... 45

2.9 Dimensi Dan Ruang Lingkup Sensory Marketing Menurut Solomon ... 46

2.10 Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Sensory Marketing ... 46

(7)

3.3 Populasi Penelitian ... 64

3.4 Teknik Pengumpulan Data, Sumber dan Tujuan Penelitian ... 69

3.5 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi... 71

3.6 Hasil Pengujian Validitas (Sensory Marketing) ... 73

3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas (Sensory Marketing) ... 75

3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R ... 79

4.1 Tipe Dan Jumlah Pesawat Garuda Indonesia ... 86

4.2 Tipe Dan Jumlah Pesawat Thai Airways ... 89

4.3 Tipe Dan Jumlah Pesawat Japan Airlines ... 92

4.4 Tipe Dan Jumlah Pesawat China Airlines ... 94

4.5 Tipe Dan Jumlah Pesawat Eva Air ... 96

4.6 Asal Negara Penumpang The World’s 4 Star Airlines ... 100

4.7 Asal Negara Penumpang Wisatawan Mancanegara The World’s 4 Star Airlines Berdasarkan Jenis Kelamin (Gender) Dan Usia (Age) ... 102

4.8 Asal Negara Penumpang Wisatawan Mancanegara The World’s 4 Star Airlines Berdasarkan Penghasilan (Sallary) Dan Pekerjaan (Occupation) ... 103

4.9 Asal Negara Penumpang Wisatawan The World’s 4 Star Airlines Dilihat Dari Status (Marital Status) Dan Pendidikan (Educational Background ... 106

4.10 Frekuensi Penumpang Menggunakan Yang Menggunakan Maskapai The World’s 4 Star Airlines Dalam 1 Tahun ... 107

(8)

Dipilih Penumpang ... 110

4.13 Alasan Penumpang Menggunakan Maskapai Penerbangan The World’s 4 Star Airlines ... 112

4.14 Uji Frekuensi The World’s 4 Star AirlinesDimensi Sight ... 114

4.15 Uji Frekuensi The World’s 4 Star Airlines Dimensi Sounds ... 115

4.16 Uji Frekuensi The World’s 4 Star Airlines Dimensi Smells ... 116

4.17 Uji Frekuensi The World’s 4 Star Airlines Dimensi Taste ... 117

4.18 Uji Frekuensi The World’s 4 Star Airlines Dimensi Touch/Textures ... 118

4.19 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Terhadap Sensory Marketing The World’s 4 Star Airlines ... 119

4.20 Hasil Estimasi Parameter Model Pengukuran Dimensi Sensory Marketing ... 121

(9)

No Judul Gambar Hal

1.1 Inbound Tourism Made by Transport 2009 ... 2

1.2 Jumlah Kedatangan Penumpang Wisatawan Mancanegara di Bandara Soekarno-Hatta dari Tahun 2009-2011 ... 7

1.3 Customer Satisfaction Index The World’s 4 Star Airlines Tahun 2010 ... 10

2.1 The Role Of Transport In Tourist Travel ... 19

2.2 An Overview Of The Perceptual Process ... 40

2.3 Kerangka Pemikiran Analisis Faktor-Faktor Sensory Marketing Pada Maskapai Penerbangan... 52

2.4 Paradigma Penelitian Analisis Faktor-Faktor Sensory Marketing Pada Maskapai Penerbangan... 53

4.1 Asal Negara Penumpang The World’s 4 Star Airlines ... 100

4.2 Keterkaitan Asal Negara Penumpang The World’s 4 Star Airlines Berdasarkan Jenis Kelamin (Gender) Dan Usia (Age) ... 103

4.3 Keterkaitan Penumpang Wisatawan Mancanegara The World’s 4 Star Airlines Berdasarkan Penghasilan (Sallary) Dan Pekerjaan (Occupation) ... 105

4.4 Keterkaitan Penumpang Wisatawan The World’s 4 Star Airlines Berdasarkan Status (Marital Status) Dan Pendidikan (Educational Background) ... 107

(10)

Penumpang ... 110

4.7 Jenis Penumpang Maskapai Penerbangan The World’s 4 StarAirlines ... 111 4.8 Alasan Penumpang Menggunakan Maskapai Penerbangan The World’s 4

Star Airlines ... 113 4.9 Gambaran Sensory Marketing The World’s 4 Star Airlines ... 113

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

manusia. Menurut dewan perjalanan dan pariwisata dunia World Travel and Tourism Council (WTTC), saat ini pariwisata termasuk ke dalam kelompok industri terbesar dunia (the world's largest industry). Devisa suatu negara dihasilkan dari kedatangan wisatawan mancanegara ke negara tujuan, fakta

menyebutkan bahwa kegiatan pariwisata dengan menggunakan transportasi telah

menghasilkan pendapatan yang mencapai US$ 1 Triliun, dan US$ 3 Juta per hari

pada tahun 2009 (UN-WTO Highlight 2010). Hal ini sesuai dengan pendapatan pariwisata sebagai top 5 export di negara UN-WTO, 38% sebagai sumber utama devisa di Asia Tenggara.

Berkaitan dengan hal tersebut, Goeldner and Ritchie (2009:6)

menyebutkan bahwa:

Pariwisata adalah beragam aktivitas, pelayanan, dan industri dalam menyampaikan pengalaman perjalanan seperti: transportasi, akomodasi, makan dan minum, belanja, hiburan, fasilitas, dan jasa pelayanan untuk individu yang melakukan perjalanan jauh dari rumah.

Berdasarkan pernyataan tersebut di atas, alat transportasi dikatakan

sebagai sarana pendukung mobilitas pergerakan wisatawan dalam kegiatan

kepariwisataan. Page (2007:111) mengatakan bahwa”Transport is the most

critical element of the growth of domestic and international tourism”, maka dari

(12)

menghubungkan wisatawan dari satu tempat ke tempat lainnya. Secara umum

terdapat empat jenis tipe transportasi yang dipakai di seluruh dunia yaitu:

transportasi udara, air, kereta api, dan transportasi yang menggunakan jalan

(UN-WTO Highlight 2010) Namun pada kenyataannya, jenis transportasi udara telah menjadi alat transportasi yang paling banyak digunakan oleh wisatawan dunia

pada tahun 2009 (UN-WTO Highlight 2010) Hal ini dikarenakan transportasi udara dianggap sebagai alat transportasi yang paling cepat, efektif, dan efisien

dalam mobilitas wisatawan dari satu tempat ke tempat lainnya. Dapat dilihat pada

Gambar 1.1 berikut yang menunjukkan empat alat transportasi yang paling banyak

digunakan wisatawan.

Sumber: UN-WTO Highlight 2010.

GAMBAR 1.1

INBOUND TOURISM BY MODE TRANSPORTATION 2009

Berdasarkan Gambar 1.1 di atas, alat transportasi yang paling banyak

digunakan wisatawan di dunia adalah alat transportasi udara sebesar 53 %, diikuti

alat transportasi lainnya yang tidak mencapai 40%. Maka tidak heran jika industri

penerbangan telah menghasilkan keuntungan finansial yang luar biasa pada saat

ini sehingga menyebabkan semakin banyaknya maskapai penerbangan yang

(13)

Peningkatan kegiatan industri penerbangan di seluruh dunia mulai terlihat

dampaknya terhadap pergerakan perkembangan wisatawan ke kawasan Asia

Pasifik. Dapat dilihat pada Tabel 1.1 di bawah ini jumlah kedatangan Wisatawan

menuju kawasan Asia Pasifik fokus pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

TABEL 1.1

INTERNATIONAL TOURIST ARRIVALS

Sumber: UNWTO Highlights 2012.

Dapat dilihat pada Tabel 1.1 Kawasan Asia Pasifik mengalami

pertumbuhan kedatangan wisatawan dari luar negeri sebesar 5.9%, pertmbuhan

tersebut merupakan ketiga terbesar setelah Timur-Tengah dan Afrika.

pertumbuhan kedatangan wisatawan mancanegara ini diikuti dengan semakin

seringnya wisatawan mancanegara melakukan perjalanan dengan menggunakan

transportasi udara, hal ini berdampak pula terhadap kegiatan Industri penerbangan

di Indonesia.

Industri penerbangan di Indonesia telah mengalami pertumbuhan secara

positif seperti yang terjadi di beberapa negara di seluruh dunia, sehingga hal ini

menyebabkan industri penerbangan masuk ke dalam lima industri terbesar dengan

(14)

Indonesia. Dapat dilihat Tabel 1.2 market size industri penerbangan pada tahun 2010 di bawah ini.

TABEL 1.2

PERKIRAAN PERTUMBUHAN MARKET SIZE BEBERAPA SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2010

NO SEKTOR 2007 2008 2009 2010

Nominal % Nominal % Nominal % Nominal % 1 Penerbangan(PDB, Rp miliar)

16.592,0 3,1 20.937,6 6,2 24.604,0 7,5 27.598,8 8,3 2 Biro Perjalaan (PDB, Rp miliar)

26.148,1 5,1 32.335,9 3,7 37.272,2 5,3 34.567,2 5,5 3 Hotel (PDB, Rp miliar)

17.431,7 8,4 21.602,4 3,9 24.952,7 5,5 29.543,0 6,1 4 Restoran dan fastfood (PDB, Rp

miliar) 105.600,2 14,3 137.363,1 0,1 166.544,0 1,2 167.897,5 1,4

Sumber: Danareksa Research Institute – SWA NO. 27/XXIV/18 Desember 2009.

Tabel 1.2 menyebutkan industri penerbangan diperkirakan mengalami

kenaikan pertumbuhannya yaitu dari 7,5% pada tahun 2009, menjadi 8,3% pada

tahun 2010 (meningkat 0.8%). Sebagai negara yang mengedepankan

Sebagai negara yang mengedepankan pembangunan kepariwisataan,

hendaknya Indonesia dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan

kepariwisataan seperti: akomodasi, makanan dan minuman, belanja, suvenir,

hiburan, paket wisata lokal, pramuwisata, pendidikan, penerbangan, dan

sebagainya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 10

Tahun 2009, dalam pasal 1, ayat 3 dan ayat 4, kemudian diperkuat dengan

pernyataan Presiden Republik Indonesia butir b. yang menyebutkan bahwa

kebebasan melakukan perjalanan dan memanfaatkan waktu luang dalam wujud

berwisata merupakan bagian dari hak asasi manusia, artinya industri penerbangan

diharuskan untuk mendukung kepariwisataan Indonesia terutama untuk

(15)

Menjawab Undang-undang Kepariwisataan tersebut di atas, maka

dibutuhkan peran dari pintu masuk utama dan salah satunya adalah bandara.

Indonesia memiliki tiga bandara internasional yaitu Bandara Ngurah Rai, Bandara

Hang Nadim, dan Bandara Soekarno-Hatta. Bandara Soekarno-Hatta merupakan

bandara internasional terbesar yang dimiliki Indonesia selain Bandara Ngurah Rai,

dan Hang Nadim. Salah satu upaya Bandara Soekarno-Hatta dalam mendukung

kepariwisataan Indonesia dengan melakukan kebijakan-kebijakan yang salah

satunya adalah bekerjasama dengan berbagai maskapai penerbangan berkelas dari

luar negeri. Dapat dilihat pada Tabel 1.3 di bawah ini maskapai penerbangan

internasional di Bandara Soekarno-Hatta.

TABEL 1.3

MASKAPAI PENERBANGAN INTERNASIONAL DI BANDARA SOEKARNO-HATTA

MASKAPAI PENERBANGAN INTERNASIONAL DI BANDARA SOEKARNO-HATTA

Nama Maskapai Status Singapore Airlines 5 Stars

Qatar Airways 5 Stars

Malaysia Airlines 5 Stars

Cathay Pacific 5 Stars

China Southern Airlines 4 Stars

Lufthansa 4 Stars

(16)

Lanjutan.

Lion Air 3 Stars

Saudi Arabian Air 3 Stars

KLM Royal Dutch Airlines 3 Stars

Royal Brunei 3 Stars

Value Air 3 Stars

Air Asia 3 Stars

Gulf Air 3 Stars

Yemenia 3 Stars

Sumber: PT (Persero) Angkasa Pura 2 & Airlinequality 2012, modifikasi.

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat diketahui terdapat maskapai penerbangan

dengan status 3 Star Airlines, 4 Star Airlines, dan 5 Star Airlines di Bandara Soekarno-Hatta. Namun hanya status 4 Star Airlines, dan 5 Star Airlines yang dijadikan parameter oleh wisatawan mancanegara sebagai maskapai penerbangan yang dapat memberikan kepuasan, Skytrax dalam penelitiannya tentang memastikan total kepuasan pelanggan berdasarkan delapan kriteria untuk

memastikannya (ditunjukkan berdasarkan bagian yang paling utama) : value for money, cabin service, cabin comfort, inflight entertainment, boarding/deplaming, onboard catering, check-in service, baggage service. (www.airlinequality.com) diakses dari internet pada tanggal 3 Mei 2011). Sebagai maskapai penerbangan

dengan Klasifikasi The World’s 4 Star Airlines, maka dari itu penelitian ini

difokuskan kepada maskapai dengan status The World’s 4 Star Airlines yang

terdapat di Bandara Soekarno-Hatta. Berikut Tabel 1.4 memperlihatkan jumlah

penumpang wisatawan The World’s 4 Star Airlines di Bandara Soekarno-Hatta

(17)

TABEL 1.4

PENUMPANG WISATAWAN MANCANEGARA YANG MEGGUNAKAN MASKAPAI PENERBANGAN DENGAN KLASIFIKASI THE WORLD’S 4

STAR AIRLINES DI BANDARA SOEKARNO-HATTA

DARI TAHUN 2009–2011

MASKAPAI PENERBANGAN

TAHUN

2009 2010 2011

Garuda Indonesia 154.773 187.446 201.257

Japan Airlines 163.980 175.414 198.254

China Airlines 151.379 171.317 200.568

Thai Airways 170.197 195.127 205.553

Korean Air 146.652 167.989 190.082

Eva Air 150.533 172.561 199.882

TOTAL Penumpang 970.187 1.051.181 1.195.596

Sumber: PT (Persero) Angkasa Pura I dan II 2012, Modifikasi.

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa, jumlah penumpang wisatawan

mancanegara The World’s 4 Star Airlines yang berasal dari Kawasan Asia Pasifik

di Bandara Soekarno-Hatta, meningkat hampir di setiap tahunnya yaitu berada

dalam kisaran 150.000 penumpang wisatawan mancanegara sampai dengan

kurang lebih 200.000 penumpang wisatawan mancanegara dari tahun ke tahunnya.

Hal ini dapat berpengaruh terhadap jumlah penumpang wisatawan mancanegara

yang datang ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta yang dapat di lihat

pada Gambar 1.2 di bawah ini.

Sumber: PT (Persero) Angkasa Pura I dan II, 2012.

GAMBAR 1.2

JUMLAH KEDATANGAN PENUMPANG WISATAWAN MANCANEGARA DI BANDARA SOEKARNO-HATTA

(18)

Gambar 1.2 menyebutkan jumlah penumpang wisatawan mancanegara

yang datang ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 3.815.954 di

tahun 2011, meningkat sebanyak 232.902 wisatawan mancanegara atau naik

sebesar 3.14% dibandingkan dengan jumlah kedatangan penumpang wisatawan

mancanegara di tahun 2010.

Peningkatan tersebut tidak terlepas dari peran seluruh maskapai

penerbangan internasional yang berstatus The World’s 4 Star Airlines yang

berasal dari Kawasan Asia Pasifik, karena maskapai penerbangan yang berasal

dari Kawasan ini memiliki intensitas pergerakan wisatawan mancanegara

(inbound tourism) yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan kawasan lainnya. Beberapa maskapai penerbangan The World’s 4 Star Airlines yang berasal dari

Kawasan Asia Pasifik adalah: Garuda Indonesia (Indonesia), Japan Airlines

(Jepang), China Airlines (RRC), Thai Airways (Thailand), Korean Airways

(Korea Selatan), Eva Air (Taiwan).

Sebagai maskapai penerbangan dengan status The World’s 4 Star Airlines, maskapai penerbangan tersebut sangat fokus dalam memperhatikan aspek produk

dan jasa yang dapat dirasakan oleh semua panca indera penumpang wisatawan

mancanegara, oleh karena itu The World’s 4 Star Airlines yang berasal dari Kawasan Asia Pasifik mempunyai misi yang bertujuan untuk memberikan

pelayanan yang terbaik melalui faktor-faktor yang memiliki pengaruh paling

dominan dalam pelayanan yang diberikan maskapai penerbangan the world’s 4

star airlines. Berikut Tabel 1.5 berikut ini adalah misi yang dilakukan The

(19)

TABEL 1.5

MISI THE WORLD’S 4 STAR AIRLINES FOKUS DALAM MEMBERIKAN PRODUK DAN JASA PADA TAHUN 2011

Nama Maskapai Tema Perusahaan Penjelasan

Garuda Indonesia “Garuda Indonesia

Experience”

Sebagai perusahaan penerbangan pembawa

bendera bangsa Indonesia yang

mempromosikan Indonesia kepada dunia. Konsep keramahtamahan Indonesia ini kemudian diterjemahkan ke dalam ikon-ikon yang mengandalkan panca indera manusia, yang antara lain tercermin dari penggunaan bahan dan ornamen khas Indonesia untuk interior pesawat, aroma wewangian dari bunga khas Indonesia, musik khas Indonesia dan cita rasa makanan dan minuman khas Indonesia

Japan Airlines “Toward Sustainable

Growth”

Meningkatkan Profitabilitas keuangan

perusahaan, menyediakan tipe pesawat terbaru dalam first class dan business class, dan selalu pro-aktif dalam meningkatkan “personel productivity.

China Airlines “Customer Come First”

Strategi pelayanan yang dilakukan China Airlines untuk memberikan pelayanan yang

terbaik dan brand image kepada customer

dengan melakukan tipe pelayanan “the five

senses” dan lebih pro-aktif terhadap customer needs.

Thai Airways “Premium Service Network Airline”

Customer oriented dengan menyediakan produk dan service hingga mencapai needs and expectations.

Korean Air “Excelence In

Flight”

Meningkatkan kualitas „hardware dan software

yaitu dengan menambahkan amenitas entertainment di tiga kelas Korean Air

dengan tujuan untuk meningkatkan profit

dan kepuasan.

Eva Air “Attentive Service”

Meningkatkan keamanan dan pengalaman terbang yang lebih baik agar tujuan perusahaan yaitu memberikan kepuasan

pelanggan dapat dilakukan agar perusahaan

dapat bertahan di dalam persaingan dunia penerbangan yang semakin kompetitif. Sumber: Diolah dari berbagai sumber (Diakses dari internet pada tanggal 15 Agustus & 6 Desember 2012).

(20)

memberikan pelayanan yang terbaik terhadap pelanggan, hal ini dikarenakan ke enam maskapai tersebut di atas sangat menyadari bahwa kepuasan pelanggan

merupakan kunci kesuksesan bagi perusahaan. Berikut Gambar 1.3 di bawah ini

customer satisfaction index yang diperoleh The World’s 4 Star pada tahun 2011.

Sumber: www.airlinequality.com (Diakses dari internet pada tanggal 30 April

2011).

GAMBAR 1.3

CUSTOMER SATISFACTION INDEX THE WORLD’S 4 STAR AIRLINES TAHUN 2011

Berdasarkan Gambar 1.3 di atas The World’s 4 Star Airlines telah

mendapatkan persentase dalam kategori memuaskan karena telah melebihi

passing grade di atas 60% menurut ukuran internasional. (www.airlinequality.com) diakses dari internet pada tanggal 20 Maret 2011.

Mustafa, Pei, Peng, & Hamid (2005:1) mengatakan bahwa “Competition

on the air travel industry is very fierce”, untuk itu persaingan di industri

penerbangan dalam memberikan atraksi yang sensasional kepada pelanggan

tidaklah mudah, karena setiap maskapai harus bersaing baik dalam satu aliansi

(21)

maskapai 4 Star Airlines tersebut akan turun menjadi 3 Star Airlines. Dengan demikian akan berdampak pada kurangnya kepercayaan penumpang, pendapatan

yang diperoleh maskapai, dan image dari maskapai tersebut.

Oliver dalam Valerie A. Zeithaml (2009:104) berpendapat bahwa

”Satisfaction is the customer’s fulfillment response” artinya, kepuasan adalah

memenuhi segala kebutuhan pelanggan. Shaw (2007:15) mengatakan bahwa:

“It is hoped that enough has now been said to show that correctly identifying and

targeting “Customers” rather than mere “Consumers” is a cornerstone of

successful marketing in the airline industry.

Thai Airways mencoba menjawab pernyataan tersebut diatas dengan

beberapa strategi-strategi seperti promotional program, meningkatkan service quality dengan menambah armada baru dengan seat dan inflight entertainment untuk tujuan dapat memberikan kenyamanan yang lebih terhadap pelanggan

secara jangka panjang dan dapat bersaing dalam kompetisi di airline industry. Thai Airways tidak melupakan untuk memperhatikan nilai pelanggan, dan sebagai

ujung tombaknya adalah employee (karyawan) yang melayani pelanggan sampai dengan level tertinggi untuk memastikan bahwa kepuasan didapatkan setiap

pelanggan dengan customer oriented culture.(sumber: annual report Thai Airways 2011).

Garuda Indonesia memiliki strategi dengan marketingcommunication dan perluasan jalur distribusi, dengan tujuan meningkatkan brand awareness dan persepsi masyarakat internasional terhadap Garuda Indonesia. Garuda Indonesia

(22)

entertainment, penggunaan ornamen khas Indonesia, wewangian khas Indonesia, musik khas Indonesia, dan cita rasa khas Indonesia, serta kualitas pelayanan

dengan konsep keramahtamahan khas Indonesia dengan tujuan mempromosikan

Indonesia kepada dunia.(sumber: annual report Garuda Indonesia 2011).

Japan Airlines mengalami kebangkrutan pada tahun 2010, faktor penyebab

utama kebangkrutan Japan Airlines adalah financial crisis yang menyebabkan Japan Airlines memiliki hutang hampir 500 Milyar Yen (sumber:

www.suaramedia.com/diakses pada 30 Juni 2011). Kebangkrutan tersebut

membuat Japan Airlines tetap ingin mempertahankan eksistensinya di industri

penerbangan dengan restrukturisasi besar-besaran yang salah satunya mengurangi

pesawat berbadan besar dan menggantinya dengan pesawat terbaru dengan

fasilitas dan konsep pelayanan yang lebih ditingkatkan dengan tujuan agar

pelanggan tetap menggunakan Japan Airlines. Pesawat yang baru dengan fasilitas

dan amenitas baru, serta pelayanan yang lebih ditingkatkan diharapkan Japan

Airlines mendapatkan profit setelah mengalami kebangkrutan pada tahun 2010 (sumber: Websites Japan Airlines 2011).

China Airlines memperkenalkan “Five Movements” yaitu kekuatan perusahaan dengan fokus terhadap lima aspek yang paling penting termasuk

safety, marketing, public relations, environmental protection, and service. Kelima aspek tersebut pelanggan akan merasakan dan mengerti produk dan metode yang

diberikan perusahaan, sehingga akan meningkatkan pelayanan karyawan yang

(23)

Eva Air berdedikasi dalam safety dan service quality, dengan filosofi perusahaan memberikan keamanan secara nyata, kenyamanan dan bersahabat,

serta, pelayanan yang comprehensive. Eva Air secara konsisten mempertahankan rekor catatan keselamatan dengan menghadirkan pesawat-pesawat yang berumur

muda demi penghematan menghemat bahan bakar yang harganya terus naik,

sehingga pendapatan perusahaan dapat maksimal demi melayani kenyamanan

pelanggan. Kabin diterapkan suguhan state-of-the-art cabin, selain itu amenitas dan fasilitas kabin diperbaharui agar pelanggan merasa nyaman dan puas.(sumber: annual report Eva Air 2011).

Korean Air memiliki beberapa strategi yang tertuang di dalam character

ethic’s yang salah satu isinya adalah “We regard customer satisfaction and safety

as our highest priority”. Character Ethics tersebut merupakan komitmen Korean Air dalam kepuasan pelanggan dan keamanan, selain itu armada pesawat terus

diperbaharui demi kenyamanan, fasilitas terbaru yang menuguhkan berbagai

fasilitas yang menunjang segala kebutuhan pelanggan.(sumber: annual report Korean Air 2011).

Disimpulkan bahwa The World’s 4 Star Airlines dalam upaya-nya

(24)

The World’s 4 Star Airlines sesuai dengan yang dikemukakan oleh Schmitt

(1999:127 )

Menyikapi kondisi ekonomi global tentang kenaikan bahan bakar pesawat,

maka dari itu The World’s 4 Star Airlines menghadirkan pesawat terbaru mereka

dengan perhitungan dengan menggunakan pesawat baru ditambah dengan fasilitas

dan amenitas baru yang dapat meningkatkan rasa aman dan nyaman kepada

pelanggan, disamping memberikan pendapatan yang maksimal bagi The World’s

4 Star Airlines, dan salah satu strategi agar pelanggan merasa puas menggunakan pesawat maka The Worlds 4 Star Airlines menggunakan strategi sensory

marketing.

Strategi sensory marketing dalam pelaksanaannya diperlukan hal-hal sensasional, seperti halnya terdapat bar di dalam kabin pesawat dan inovatif agar

dapat dirasakan oleh panca indera sehingga dapat memberikan kepuasan

pelanggan. Sependapat dengan Aradhna Khrisna dalam Journal of Marketing Research (2008:18) yang mengemukakan bahwa, creating sensory marketing trough innovative sensory variation across five senses able to attract customer

satisfaction and loyalty moreover.

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa menerapkan sensory marketing dengan variasi sensory yang inovatif melalui lima panca indera akan mampu memberikan kepuasan , rasa nyaman dan loyalitas yang lebih. Oleh karena itu

The World’s 4 Star Airlines melakukan strategi melalui faktor-faktor sensory

(25)

Tabel 1.6 di bawah ini strategi The World’s 4 Star Airlines melalui sensory marketing.

TABEL 1.6

STRATEGI THE WORLD’S 4 STAR AIRLINES MELALUI

FAKTOR-FAKTOR INFLIGHT SENSORY MARKETING

SENSORY MARKETING

SIGHT SOUNDS SMELLS TASTE TEXTURES

GARUDA

Sumber: Diolah dari berbagai sumber. (Diakses dari internet pada tanggal 20 Mei 2012).

Berdasarkan Tabel 1.6, strategi inflight the world’s 4 star airlines melalui sensory marketing telah mendapatkan rating yang berasal dari penilaian penumpang maskapai penerbangan tersebut.

Masing-masing maskapai penerbangan memiliki kelemahan dan

(26)

rating 5 stars inflight yang artinya memiliki nilai sekelas 5 Star Airlines. Korean Air memiliki keunggulan dalam dimensi sight, dan textures untuk inflight. Eva Airways memiliki kelemahan di semua dimensi untuk, sedangkan inflight Eva Airways unggul dalam hampir di semua dimensi dengan rating 4 stars, kecuali dalam dimensi sounds hanya mendapatkan rating 3 stars.(diakses dari berbagai sumber pada tanggal 20 Mei 2011).

Sensory marketing yang dilakukan The World’s 4 Star Airlines digunakan untuk menciptakan sensasi terhadap penumpangnya guna memenuhi kebutuhan

dan keinginan penumpang yang diharapkan dapat memberikan pelayanan terbaik

melalui faktor-faktor yang digunakannya, sehingga akan memberikan benefit secara jangka panjang. Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilakukan

penelitian tentang “Analisis Faktor-Faktor Sensory Marketing Pada Maskapai Penerbangan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

pokok dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran sensory marketing yang terdiri dari sight, sounds, smells, taste, dan touch/textures The World’s 4 Star Airlines.

2. Faktor-faktor apa yang paling dominan dalam pembentukkan sensory marketing yang terdiri dari sight, sounds, smells, taste, dan touch/textures

(27)

1.3 Tujuan Penelitian.

Berdasarkan pada pokok permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka

penelitian ini bertujuan:

1. Untuk memperoleh hasil temuan mengenai analisis konfirmatori yang

paling dominan dari dimensi sensory marketing pada maskapai the world’s 4 star airlines di Bandara Soekarno-Hatta.

2. Untuk memperoleh hasil temuan mengenai analisis konfirmatori yang

paling dominan dari indikator sensory marketing the world’s 4 star airlines di Bandara Soekarno-Hatta.

1.4 Kegunaan Penelitian. 1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

dan memperluas khasanah mengenai ilmu-ilmu marketing khususnya sensory marketing yang terdiri dari sight, smells, sounds, taste, dan touch/textures.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak maskapai

the world’s 4 star airlines dalam hal ilmu marketing khususnyasensory marketing

agar dapat memberikan produk atau jasa atraktif dan sensasional dalam

(28)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pendekatan ilmu yang digunakan dalam penelitian ini adalah ilmu manajemen

pemasaran khususnya experiential marketing yang berkaitan dengan industri penerbangan khususnya faktor-faktor dari sensory marketing.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai analisis konfirmatori

sensory pada maskapai penerbangan the world’s 4 star airlines di Bandara Soekarno-Hatta. Variabel yang diteliti adalah sensory marketing yang terdiri dari sight, sounds, smells, taste, dan touch/textures. Responden dalam penelitian ini adalah penumpang wisatawan mancanegara the world’s 4 star airlines di Bandara Soekarno-Hatta.

3.2 Metode Penelitian

Metode merupakan cara kerja untuk mencapai suatu tujuan atau pendekatan

yang dilakukan untuk mencapai suatu hal, metode merupakan cara kerja untuk

mencapai suatu tujuan atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai suatu hal.

Menurut Sugiyono (2010:2) yang dimaksud dengan metode penelitian adalah “cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaaan tertentu”. Data yang

diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris yang mempunyai kriteria tertentu

yaitu valid. Valid menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya

(29)

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif dan verifikatif, menurut

Malhotra (2009:100) menyebutkan bahwa “A type of conclusive research that has as its major objective the description of something-ussualy market characteristics or

function”. Sugiyono (2010:35) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah

penelitian yang bertujuan memperoleh gambaran dari variabel penelitian. Melalui

jenis penelitian deskriptif maka dapat diperoleh deskripsi mengenai confirmatory factor analysis sensory marketing pada maskapai penerbangan The World’s 4 Star Airlines di Bandara Soekarno-Hatta.

Sifat pengujian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu

hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, penelitian ini

menguji confirmatory factor analysis sensory marketing pada maskapai penerbangan The World’s 4 Star Airlines.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang diaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, maka metode yang

digunakan adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2010:11):

Metode survei yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data-data dari sample yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu tertentu, maka metode yang

(30)

penelitian dengan cara mempelajari objek, dalam kurun waktu tertentu tidak

berkesinambungan dalam jangka waktu panjang. Pada penelitian dengan

menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung

ditempat kejadian secara empirik yaitu di Bandara Soekarno-Hatta dengan tujuan

untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang

diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi sensory marketing (X) yaitu strategi pemasaran untuk menciptakan sensasi yang dapat dirasakan langsung

oleh panca indera manusia. Sub variabel sensory marketing terdiri dari sight (X1), sounds (X2), smells (X3), taste (X4), dan touch/texture (X5). Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam penelitian ini digambarkan dalam Tabel 3.1 sebagai

berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala No. Item

Pertanyaan

Sensory Marketing

(X)

Marketingstrategies that focus on the impact of sensations on our product experiences

(31)

Lanjutan

Sight(X1) Salah satu variabel atau

dimensi sensory

Sounds (X2) Pelanggan telah dijejali

(32)

Lanjutan

Taste (X4) Penerima rangsangan

(33)

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Ulber Silalahi (2009:280) menyebutkan bahwa data diperoleh melalui suatu

proses yang disebut pengumpulan data. Pengumpulan data dapat didefinisikan

sebagai satu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan

menggunakan metode-metode tertentu. Data merupakan bahan penting yang

digunakan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan

mencapai tujuan penelitian, oleh karena itu, data dan kualitas data merupakan pokok

penting dalam penelitian karena menentukan kualitas hasil penelitian.

Istilah data menunjuk pada ukuran atau observasi aktual tentang hasil dari

suatu investigasi survey, atau hasil observasi yang dicatat dan dikumpulkan, baik

dalam bentuk angka ataupun jumlah dan bentuk kata-kata ataupun gambar.

1. Sumber Data Primer

Ulber Silalahi (2009:289) mengatakan bahwa, data primer merupakan data

yang dikumpulkan dari situasi aktual ketika peritiwa terjadi. Dalam penelitian ini,

sumber data primer diperoleh dari respoden yang diwawancarai berdasarkan

pertanyaan yang telah tersedia di dalam kuesioner. Penelit mewawancarai responden

yang dianggap mewakili seluruh populasi dalam penelitian, yaitu penumpang

wisatawan mancanegara di Bandara Soekarno-Hatta.

2. Sumber Data Sekunder

Ulber Silalahi (2009:291) berpendapat bahwa sumber data sekunder

(34)

yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini, yang menjadi

sumber data sekunder adalah berbagai literatur, artikel, karya-karya ilmiah, serta situs

internet mengenai teori sensory marketing.

Berikut ini adalah tabel yang menyajikan mengenai jenis dan sumber data

yang digunakan dalam penelitian:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA PENELITIAN

No Jenis Data Jenis Data Sumber Data

Digunakan Untuk Tujuan Penelitian

T-1 T-2

1 Profil perusahaan, struktur

organisasi Sekunder Websites

- -

2 Operasi kegiatan perusahaan Sekunder Websites - -

3

CSI IndeksThe World’s 4 Star Airlines di Bandara Soekarno-Hatta.

Sekunder Websites

- -

4 Karakteristik Responden Sekunder

Penumpang The yang dilaksanakan oleh The

World’s 4 Star Airlines di Bandara Soekarno-Hatta.

T-1: Untuk mengetahui tanggapan analisis konfirmatori tentang dimensi yang paling

dominan dari sensory marketing yang terdiri dari sight, sounds, smells, taste dan texture/touch pada maskapai penerbangan The World’s 4 Star Airlines di Bandara Soekarno-Hatta.

T-2: Untuk mengetahui analisis konfirmatori tentang indikator yang paling dominan

(35)

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 3.2.4.1Populasi

Malhotra (2009:369) “A population is the total of the elements that share

some common set of characteristhics”. Sugiyono (2010:80) mengungkapkan bahwa

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sederhananya, Ulber Silalahi

(2009:253) mengungkapkan bahwa “Populasi adalah seluruh unit-unit yang darinya

sampel dipilih”.

Penentuan populasi dalam penelitian ini adalah penumpang wisatawan

mancanegara di Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2009. Penentuan populasi

tersebut dilakukan sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yaitu cross sectional method. Berikut ini adalah jumlah populasi penumpang wisatawan mancanegara di Bandara Soekarno-Hatta.

TABEL 3.3

POPULASI PENELITIAN

Maskapai Penerbangan

Tahun 2009

Garuda Indonesia 201.257

Japan Airlines 198.254

China Airlines 200.568

Thai Airways 205.553

Korean Air 190.082

Eva Air 199.882

Total 1.195.596

(36)

Berdasarkan Tabel 3.3, populasi penelitian ini adalah sebesar 1.195.596

penumpang wisatawan mancanegara di Bandara Soekarno-Hatta.

3.2.4.2Sampel

Menurut Malhotra (2009:370) “A sample is a subgroup of the population”.

Ulber Silalahi (2009:256) mengatakan memilih sampel secara tepat merupakan tahap

sangat penting dalam mengadakan satu penelitian sebab kualitas sampel menentukan

tingkat generalisasi tentang populasi.

Pada penelitian ini, penulis tidak meneliti seluruh populasi akan tetapi

mengambil sampel yang representatif mengingat keterbatasan waktu, biaya, tenaga

serta kompleksitas dari populasi. Untuk menghitung sampel dilakukan dengan

menggunakan rumus Slovin (Husein Umar, 2003:141) yaitu sebagai berikut:

Keterangan

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir

Perhitungan Rumus Slovin

n = Sampel

(37)

e = 10%

=

99,99

n

= 99,99 dibulatkan menjadi 100

Berdasarkan perhitungan di atas dengan menggunakan rumus Slovin dengan

tingkat kelonggaran sebesar 10% maka diperoleh ukuran sampel (n) minimal sebesar

103, maka dalam penelitian ini sampel yang akan diambil berjumlah 100 penumpang

wisatawan mancanegara The World’s 4 Star Airlines.

3.2.4.3Teknik Sampling

Sugiyono (2010:62) mengemukakan bahwa “Teknik sampling adalah

merupakan teknik pengambilan sampel”. Maholtra (2009:373) berpendapat,

“Nonprobability sampling relies on the personal judgement of the researcher, rather

than chance, in selecting ellements. In probability sampling, elements are selected by

chance, that is, randomly”. Ulber Silalahi (2009:257) menyebutkan, pada dasarnya

(38)

distratifikasi (stratified sampling), dan sampling bergugus (cluster sampling). Nonprobability sampling meliputi convenience sampling, judment sampling, quota sampling, dan snowball sampling.

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan systematic sampling yang termasuk ke dalam probability sampling. Malhotra (2009:382) menyebutkan, “The sample is choosen by selecting a random starting point and then picking every it element in succession from the sampling frame”. Ulber Silalahi (2009:264) berpendapat bahwa pemilihan sampel sistematis adalah teknik pemilihan sampel dari

populasi yang dilakukan secara acak hanya untuk sampel yang pertama dari sejumlah

sampel. Sedangkan untuk unsur-unsur sampel berikutnya dipilih secara sistematis.

Rancangan systematic sampling efektif digunakan sebagai pemilihan sampel jika populasi tersebut relatif besar, daftar dari elemen secara baik sekali tersedia ,

populasi memiliki pola beraturan, dan populasi bersifat homogen.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua

bagian, yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data primer dan data

sekunder. Sugiyono (2010:137) mengutarakan bahwa “Bila dilihat dari segi cara atau

teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

(39)

sekunder dapat diperoleh dengan studi literatur”. Berikut adalah beberapa teknik

pengumpulan data yang dilakukan dalam peneliti adalah:

1. Kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai karakteristik

responden, pengalaman responden, sensory marketing (panca indera). Kuesioner ditujukan kepada penumpang wisatawan mancanegara yang pernah menggunakan

maskapai penerbangan The World’s 4 Star Airlines di Bandara Soekarno-Hatta.

2. Studi literatur

Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan

dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti.

Studi literatur dapat dilakukan dengan mempelajari buku mengenai sensory marketing (panca indera manusia), jurnal pemasaran yang berhubungan dengan sensory marketing (panca indera manusia), publikasi pemerintah, dan statistik, laporan tahunan perusahaan, website, dan lain sebagainya.

3. Observasi

Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek

yang diteliti, seperti mengunjungi situs-situs resmi maskapai penerbangan The

World’s 4 Star Airlines mengenai strategi sensory marketing. Adapun mengamati

(40)

Secara rinci teknik pengumpulan data dalam penelitian ini disajikan pada

2. Angket a. Penumpang wisatawan mancanegara di

Bandara Soekarno-Hatta.

b. Sensory marketing The World’s 4 Star Airlines

√ √

3. Studi literatur a. Buku, jurnal, artikel, dan lain-lain mengenai

teori sensory marketing - √

Keterangan:

T-1: Untuk mengetahui tanggapan mengenai sensory marketing yang terdiri dari sight, sounds, smells, taste, dan texture/touch penumpang wisatawan mancanegara pada maskapai penerbangan The World’s 4 Star Airlines di

Bandara Soekarno-Hatta.

T-2 Untuk mengetahui penerapan strategi sensory marketingThe World’s 4 Star Airlines.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas

Sugiyono (2010:348) mengutarakan bahwa “Instrumen yang valid bearti alat

ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Sedangkan

Ulber Silalahi (2009:244) berpendapat bahwa:

(41)

mencerminkan kebenaran perbedaan antara individu-individu, kelompok-kelompok, atau situasi-situasi dalam karakteristik (variabel) yang diketemukan ukuran.

3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas

Pengujian validitas digunakan untuk memperhatikan relevansi dari sebuah

instrumen guna mengetahui tujuan pembelajaran dan pertanyaan dari sebuah

penelitian. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu pengujian

content validity, pengujian criterion-related validity, dan construct validity. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian validitas konstruksi

(construct validity). Validitas konstruksi adalah penentuan validitas dengan cara mengkorelasikan antara skor yang diperoleh masing-masing item baik yang berupa pernyataan dengan skor totalnya, yang merupakan nilai yang diperoleh dari

penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan ukuran statistik. Bila ternyata skor semua item berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan valid.

Perhitungan korelasi yang digunakan untuk pengujian validitas dalam

(42)

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X

∑Y2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi Y

n = Banyaknya responden

Peneliti dapat memberi interprestasi terhadap kuatnya suatu hubungan dengan

melihat besarnya koefisien korelasi. Berikut ini adalah pedoman untuk memberikan

interprestasi terhadap koefisien korelasi:

TABEL 3.5

INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI Besarnya Nilai Interpretasi Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Sangat Tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi

Antara 0,000 sampai dengan 0,600 Cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah Sumber : Suharsimi Arikunto (2009:164)

Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor

dengan skor total, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan antara

(43)

1. Jika rhitung > rtabel, maka instrumen dikatakan valid.

2. Jika rhitung < rtabel, maka instrumen dikatakan tidak valid.

Pengujian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan SPSS 20.0 for windows. Output yang dihasilkan dari pengolahan SPSS meruapakan data rhitung. untuk mengetahui apakahnilainya signifikan atau tidak, maka dilakukan uji korelasi

dengan membandingkan rhitung dengan rtabel. Agar memperoleh nilai yang signifikan,

maka rhitung harus lebih besar dari rtabel (dilihat dari tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan n-2, di mana n-2 merupakan jumlah

responden). Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (y) dilakukan

dengan taraf signifikansi 10%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :

t =

2

1 2

r n r

 

; db = n-2

Keputusan pengujian validitas item instrumen, adalah sebagai berikut:

1. Nilai r dibandingkan dengan harga rtabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi α =

0,01

2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung > rtabel

3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil pengujian yang

dicantumkan pada Tabel 3.6 Pada tabel tersebut dinyatakan bahwa seluruh

(44)

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS (SENSORY MARKETING)

No Item Pertanyaan r hitung r tabel keterangan

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan bahwa suatu

(45)

karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjukkan tingkat keterandalan

tertentu.

Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor atara 1-5 menggunakan

rumus Cronbach alpha (Husein Umar, 2003:146) yaitu :

r11 = k 1- ∑σb2

k – 1 σ12

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan

σ12

= Varians total

∑σb2 = Jumlah varian butir

Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varians tiap butir,

kemudian jumlahkan seperti berikut ini:

(Husein Umar, 2003:147)

Ketentuan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika koefisien internal seluruh item (ri) ≥ rtabel dengan tingkat signifikasi 5%

(46)

2. Jika koefisien internal seluruh item (ri) > rtabel dengan tingkat signifikasi 5%

maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

Perhitungan validitas dan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan

program aplikasi SPSS 20.0 for window. Adapun langkah-langkah menggunakan SPSS 20.0 for window sebagai berikut:

1) Memasukkan data variabel X dan Y setiap item jawaban responden atas nomor

item pada data view.

2) Klik variabel view, lalu isi kolom name dengan variabel-variabel penelitian (misalnya X, Y) width, decimal, label (isi dengan nama-nama atas variabel penelitian), coloum, align, (left, center, right, justify) dan isi juga kolom measure (skala: ordinal).

3) Kembali ke data view, lalu klik analyze pada toolbar pilih Reliability Analyze 4) Pindahkan variabel yang akan diuji atau klik Alpha, OK.

5) Akan dihasilkan output, apakah data tersebut valid serta reliabel atau tidak dengan

membandingkan data hitung dengan data tabel.

Hasil pengujian reliabilitas sebagai berikut:

TABEL 3.7

HASIL PENGUJIAN REALIBILITAS (SENSORY MARKETING)

Variabel Alpha

cronbach

rtabel Kesimpulan

Sensory Marketing 0.938 0.374 Reliable

Pada Tabel 3.7 dapat diketahui bahwa hasil tingkat reliability padapenelitian

(47)

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Hipotesis 3.2.7.1Analisis Data Deskriptif dan Verifikatif

Penelitian ini menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis deskriptif

khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif dan analisis kuantitatif berupa

pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Analisis deskriptif digunakan

untuk melihat faktor penyebab, sedangkan analisis kuantitatif menitikberatkan dalam

pengungkapan perilaku variabel penelitian. Dengan menggunakan kombinasi

metode analisis tersebut dapat diperoleh generalisasi yang bersifat komperhensif

dengan menggunakan SPSS 20.0 for windows. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat faktor penyebab yang dalam penelitian ini analisis deskriptif untuk

mengetahui kinerja sensory marketing yang terdiri dari sight, sounds, smells, taste, dan touch/textures the world’s 4 star airlines.

3.2.7.2 Analisis Verifikatif

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah angket kuesioner.

Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian,

yaitu mengenai confirmatory factor analysis sensory marketing the world’s 4 star airlines di Bandara Soekarno-Hatta.

Variabel yang diteliti adalah sensory marketing pada maskapai penerbangan dengan klasifikasi The World’s 4 Star Airlines di Bandara Soekarno-Hatta, sehingga

(48)

Penelitian ini menggunakan data ordinal oleh karena itu semua data ordinal

terlebih dahulu ditransformasikan menjadi skala interval dengan menggunkan Method of Succesive Interval (Harun Al Rasyid, 1994:131). Langkah-langkah untuk melakukan tranformasi data tersebut adalah :

a. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil jawaban

responden pada setiap pertanyaan

b. Melakukan perhitungan proporsi (p) pada setiap pilihan jawaban dengan cara

membagi frekuensi (f) dengan jumlah responden

c. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi kumulatif

untuk setiap pilihan jawaban

d. Untuk setiap pertanyaan, tentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pilihan

jawaban

e. Tentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan

berikut :

Scale = (Density at Lower Linear) – (Density at Upper Linear) (Area Below Upper Linear) – (Area Below Lower Linear)

Data yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan data variabel

independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk

(49)

1. Analisis Korelasi

Hubungan dua variabel terdiri dari hubungan positif dan hubungan negatif.

Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan/penurunan X pada umumnya

diikuti oleh kenaikan/penurunan Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui kuat

atau tidaknya hubungan X dan Y disebut koefisien korelasi (r). Nilai koefisien

korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1 , artinya jika :

 r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat

kuat dan positif)

 r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati 1, hubungan sangat

kuat dan negatif)

 r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan

Penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson’s Product Moment. X

dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan menyebabkan adanya

perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun.

Dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi, namun variasi nilai Y tersebut tidak

semata-mata disebabkan oleh X karena masih ada faktor lain yang menjadi penyebab.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan antara variabel X dan

(50)

TABEL 3.8

INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI NILAI R Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Sumber: Riduwan dan Sunarto (2007:81)

3.2.7.3Pengujian Hipotesis

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah confirmatory factor analysis (analisis konfirmatori). Analisis konfirmatori digunakan untuk menentukan besarnya factor-faktor sensory marketing yang terdiri dari sight, sounds, smells, taste, dan touch/textures dan menentukan faktor yang paling dominan. Langkah-langkah dalam teknis analisis data confirmatory factor analysis adalah sebagai berikut:

1. Gambarkan Variabel dengan menggunakan Amos Graphics, tambahkan epsilon

di setiap variabel

2. Setelah selesai klik kanan pada setiap variabel dan indikator

3. Pilih object properties, isi variable name dan variable lable sesuai dengan masing-masing variable.

(51)
(52)

X8 = odors

X9 = food

X10 = beverages

X11 = skin

X12 = feel

e1-e12 = epsilon indikator

d1-d5 = epsilon dimensi

Menghitung hasil estimasi parameter model pengukuran sensory marketing. Hasil Uji kebermaknaan terhadap masing-masing menjelaskan koefisien yang

distandarkan menunjukkan angka di atas 0,40 dengan demikian seluruh koefisien

tersebut dinyatakan signfikan pada taraf kesalahan 5%. Artinya hal tersebut

menunjukkan bahwa masing-masing dimensi dan indicator memiliki validitas yang

memadai dalam mengukur sensory marketing.

Sejalan dengan itu Dilihat dari reliabilitas kontruk (CR) >0.70 baik dilihat

dari dimensi atau indikator, artinya secara komposit dimensi atau indikator dalam

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan confirmatory factor analysis (CFA) faktor-faktor sensory marketing the world’s 4 star airlines, maka berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran secara umum tanggapan penumpang wisatawan mancanegara

terhadap sensory marketing the world’s 4 star airlines yang terdiri dari

sight, sounds, smells, taste, touch/textures. mendapatkan respon yang baik. Pelaksanaan dari sensory marketing sudah dilaksanakan dengan baik, terbukti dengan tanggapan penumpang terhadap sensory marketing. Kontribusi terbesar dari dimensi sight dari lima dimensi lainnya, dengan indikator size dari total dua belas indikator the world’s 4 star airlines. 2. Faktor-faktor pembentuk sensory marketing diurutkan dari pengaruh yang

(54)

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis

merekomendasikan beberapa hal mengenai analisis konfirmatori sensory marketing pada maskapai penerbangan, yaitu:

1. The world’s 4 star airlines diharapkan dapat terus menganalisis perkembangan sensory marketing yang telah diterapkan di dalam kabin (inflight), karena dengan grade the world’s 4 star airlines harus dapat meningkatkan kinerja serta tetap memberikan suguhan yang lebih atraktif

dan sensasi terhadap penumpang agar penumpang dapat puas dan menjadi

loyal terhadap maskapai dengan mengikuti perkembangan yang semakin

maju, dengan kata lain maaskapai the world’s 4 star airlines tidak akan

kalah bersaing dengan kompetitor lain dan menjadikan sensory marketing menjadi keunggulan yang menjadi perbedaan dengan maskapai-maskapai

lainnya

2. Sebagai rekomendasi agar peneliti selanjutnya dapat mengkaji lebih luas

mengenai strategi pemasaran yang dilakukan maskapai penerbangan the world’s 4 star airlines, selain itu peneliti berharap dapat melakukan penelitian lanjutan yang dapat memberikan program maupun strategi yang

dilakukan pihak maskapai penerbangan the world’s 4 star airlines dan dapat

bersaing dengan the world’s 5 star airlines serta menjauhkan grade position antara The World’s 4 Star Airlines dengan The World’s 3 Star Airlines. Hal

ini bertujuan agar The World’s 4 Star Airlines dapat memberikan pelayanan

(55)

memberikan yang terbaik kepada penumpangnya agar tercipta

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, Jenifer. (2009). Research on The Sensuality of Products. Journal of Marketing Resarch.

Ali Hasan. (2008). Marketing. Medpress. Buku Kita: Jakarta.

Allen, Michael W., Gupta, Richa., Monier, Arnaud. (2006). The Interactive Effect of Cultural Symbols and Human Values on Taste Evaluation. Journal of Human Sensor Research. Sidney.

Andreani, Fransisca. (2007). Experiential Marketing (Sebuah Pendekatan

Pemasaran). Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 2, No. 1, April 2007: 1-8

Babin, Laurie (2010), Emotional Marketing Components.Journal of Advertising. Bernard T. Widjaja. (2009), Lifestyle Marketing: Paradigma baru pemasaran bisnis

jasa. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Biswas, Dipayan & Grewal, Dhruv. (2010). How to Order of Sampled Experiential Products Affects Choice. Journal of Marketing Research.

Bowie, David dan Buttle, Francis. (2004), Hospitality Marketing: an introduction. Elsevier. Amsterdam.

Brakus, J. Josko., Schmit, Bernd H. & Zarantonello, Lia. (2009). Brand Experience:

What is it? How is it Measured? Does it Effect Loyalty? Journal of Marketing.

(57)

Fandy Tjiptono. (2009). Service Marketing. (Esensi & Aplikasi). Markensis. Yogyakarta.

Goeldner, Charles R. & Ritchie J.R. Brent. (2009). Tourism: principles, practicies, philosophies. John Whiley & Sons Inc. New Jersey. USA.

Goldkulh, Lena & Styvén, Maria. (2007). Sensing The Scent of Service Success. European Journal of Marketing. Vol. 41.

H. Oka Yoeti. (2005). Perencanaan Strategis Pariwisata. Daerah Tujuan Wisata.

Haeckel, Stephan H. & P. Karbone Lewis. (2003). How to Lead The Customer Experience. Journal of Marketing Management.

Hermawan Kertajaya. (2006). Boosting Loyalty Marketing Performance, Mizan. Indonesia.

Hochschild.(2009). How to Measuring Satisfaction. The Service Industries Journal. Hulten, B., Broweus, N., and Dijk V. (2009), Sensory Marketing, Palgrave

Macmillan. Hampshire, UK.

Husein Umar. (2003). Metode Riset Perilaku Organisasi. PT. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

I Halmstald, Hogskolan. (2008). The Concept of Sensory Marketing:Marketing Disertation.

Johnston, Tiger. (2008). Evolutionary of Phsychology and Anthropology. Journal of Consumer Research.

Gambar

Gambar 1.1 berikut yang menunjukkan empat alat transportasi yang paling banyak
TABEL 1.1 INTERNATIONAL TOURIST ARRIVALS
Tabel 1.2 menyebutkan industri penerbangan diperkirakan mengalami
TABEL 1.3 MASKAPAI PENERBANGAN INTERNASIONAL DI BANDARA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apakah orang lain tahu bahwa tempat ini adalah area usaha penjual?. Apakah area ini

Analisis komponen menggunakan GCMS yang bertujuan untuk mengetahui kandungan kimia yang terdapat dalam produk oleoresin kayumanis. Secara rinci hasil analisis komponen oleoresin

Hasil akhir ini diolah dan dicocokkan dengan rekap data yang diperoleh dari rekam jejak kerja selama menjadi pegawai dilingkungan kementerian kehutanan kemudian

In this sense, Maturana and Varela’s view (Maturana and Varela, 1980; 1986) is close to Kimura’s (1983) theory of natural drift and to Jacob’s (1982) notion of

Pendidikan merupakn hak dasar yang harus terpenuhi oleh setiap warga negara, oleh sebab itu pendidikan menjadi indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan satu masyarakat di satu

Labensky dkk., (1994) secara khusus memberi batasan pada pengertian sanitasi dalam pengolahan makanan, yaitu sebagai penciptaan atau pemeliharaan kondisi yang mampu

Dimana faktor Input dalam sistem pelaksanaan MTBS termasuk sumber daya manusia, menganggap walaupun SDM kurang karena belum semua petugas mendapatkan pelatihan MTBS tetapi

Pada aspek konatif dengan jenis soal negatif jumlah jawaban sangat setuju dan setuju terbanyak yang belum berubah setelah diberikan intervensi adalah pada item soal