• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING MENDATAR SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN KECIL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MEGU GEDE KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING MENDATAR SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN KECIL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MEGU GEDE KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING MENDATAR SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN KECIL PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 2 MEGU GEDE KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

SUHARTO

0904947

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ii

MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING MENDATAR SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN KECIL PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 2 MEGU GEDE KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON

Oleh

SUHARTO

0904947

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing

Pembimbing I

Dr. HERMAN SUBARJAH, M.Si

NIP. 19600918 198603 1 003

Pembimbing II

DEWI SUSILAWATI, M.Pd

NIP. 19780310 200812 2001

Mengetahui

Ketua Program PGSD S-1 Penjas UPI Kampus Sumedang

Drs. RESPATY MULYANTO, M.Pd

(3)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “MENINGKATKAN GERAK

DASAR PASSING MENDATAR SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN KECIL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MEGU GEDE KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON” adalah sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya

orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara

-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013

Yang Membuat Pernyataan

SUHARTO

(4)

i

1. Hakekat Pendidikan Jasmani... 9

2. Perkembangan Keterampilan Gerak ... 13

3. Teori Belajar Pendidikan Jasmani ... 15

4. Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain ... 17

5. Hakekat Permainan Sepakbola ... 18

6. Gerak Dasar Passing Mendatar ... 19

7. Permainan Kecil Menuju Proses Gerak Dasar Passing Mendatar ... 21

8. Permainan Tradisional Pungut Puntung ... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 22

(5)

ii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

1. Lokasi Penelitian ... 25

2. Waktu Penelitian ... 27

B. Subjek Penelitian ... 27

C. Metode dan Desain Penelitian ... 27

1. Metode Penelitian... 27

2. Desain Penelitian ... 28

D. Prosedur Penelitian... 30

E. Instrumen Penelitian... 32

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 34

G. Validasi Data ... 35

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Paparan Data Awal ... 38

B. Paparan Data Tindakan ... 46

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 46

2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 59

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 72

C. Pembahasan ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran-saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(6)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Hasil Tes Awal Passing Mendatar ... 3

2.1 Periodisasi Perkembangan Menurut Arsitoteles ... 14

3.1 Keadaan Guru SDN 2 Megu Gede ... 26

3.2 Daftar Jumlah Siswa SDN 2 Megu Gede ... 26

3.3 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 27

4.1 Hasil Observasi Perencanaan Data Awal ... 39

4.2 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Data Awal ... 41

4.3 Data Observasi Aktivitas Siswa Awal ... 43

4.4 Daftar Nilai Tes Awal Passing Mendatar Kelas V ... 44

4.5 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Tindakan Siklus l ... 47

4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 50

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 52

4.8 Daftar Nilai Tes Passing Mendatar Siklus I ... 53

4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Data Awal dan siklus I ... 54

4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 55

4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa siklus I ... 56

4.12 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I ... 56

4.13 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 60

4.14 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 63

4.15 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 65

4.16 Daftar Nilai Tes Passing Mendatar Siklus II ... 66

4.17 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Data Awal, Siklus I dan II ... 67

(7)

iv

4.19 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus

I dan II... 69

4.20 Rekapitulasi Hasil Belajar Data Awal , Siklus I dan II ... 70

4.21 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 74

4.22 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 76

4.23 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 78

4.24 Daftar Nilai Passing Mendatar Siklus III... 79

4.25 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Data Awal, Siklus I, II dan III... 80

4.26 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, II dan III ... 81

4.27 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, II dan III... 82

(8)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Denah Lokasi SDN 2 Megu Gede ... 25

(9)

vi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Rekapitulasi Pencapaian Rencana Pembelajaran Data Awal, Siklus I,

II. dan III ... 84

4.2 Rekapitulasi Pencapaian Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, II, dan III . 86

4.3 Rekapitulasi Pencapaian Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, II.

dan III... 87

4.4 Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Data Awal, Siklus I,

(10)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 95

2. Instumen Observasi Kinerja Guru ... 101

3. Instrumen Observasi Aktivitas Siswa ... 104

4. Instrumen Tes Belajar Siswa ... 106

5. RPP Siklus I ... 108

6. Hasil Wawancara Untuk Guru Siklus I ... 111

7. Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 112

8. Catatan Lapangan Siklus I ... 113

9. RPP Siklus II ... 114

10. Hasil Wawancara Untuk Guru Siklus II ... 117

11. Catatan Lapangan Siklus II ... 118

12. Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 119

13. RPP Siklus III ... 120

14. Hasil Wawancara Untuk Guru Siklus III ... 123

15. Hasil Wawancara Siswa Siklus III ... 124

16. Catatan Lapangan Siklus III ... 125

17. SK Penunjukkan Pembimbing ... 126

18. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 127

19. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 128

20. Lembar Monitoring ... 129

21. Foto-foto ... 130

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan media untuk

mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan

dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan

dan perkembangan yang seimbang.

Semua itu mengandung arti pendidikan jasmani (penjas) adalah salah satu

mata pelajaran yang berkepentingan dalam proses menumbuhkembangkan seluruh

aspek dan potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajarannya.

Seperti yang dipaparkan dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(BSNP: 21) sebagai berikut:

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,

Passing mendatar merupakan salah satu teknik dalam permainan sepak

bola yang diajarkan di Sekolah Dasar Negeri 2 Megu Gede. Meskipun tidak

spesifik tersirat dalam kurikulum mengenai pembelajaran passing mendatar,

namun secara teknis passing mendatar merupakan salah satu teknik dasar

permainan sepak bola yang harus dikuasai siswa sehingga dapat mengaplikasikan

teknik passing mendatar ketika berada dalam suatu arena permainan sepak bola.

Kesulitan dalam pembelajaran sepak bola bukan hanya dipengaruhi oleh

peralatan yang digunakan oleh siswa melainkan berhubungan dengan aspek

kesiapan siswa (fisik, mental, serta kemampuan awal siswa) dalam mempelajari

suatu gerakan passing mendatar oleh karena itu perbedaan tersebut, akan terlihat

sebagian siswa pada saat belajar gerakan passing mendatar begitu bersemangat

dan menyenangi, sementara sebagian siswa yang lain terlihat bosan masih kaku

(12)

2

untuk ditemukan, hanya ada lahan-lahan kecil yang dapat dimanfaatkan. Disinilah

guru diuji kemampuannya sebagai seorang pemimpin, sebagai manajer, dan

sebagai fasilitator dalam belajar mengajar.

Namun jika diamati dalam pembelajaran passing mendatar yang

dilaksanakan di SDN 2 Megu Gede ternyata masih banyak siswa yang belum

mampu menendang dengan lurus. Pengambilan langkah yang tepat dan baik agar

dapat memaksimalkan tembakan. Disamping itu, kurangnya pembelajaran passing

mendatar yang cukup menjadi salah satu kendala mengapa pembelajaran passing

mendatar di SDN 2 Megu Gede kurang berkembang. Faktor-faktor yang menjadi

penyebab kesulitan siswa jika dilihat dari aktivitasnya dalam passing mendatar

sangat beragam. Ada yang mudah bosan, ada yang ragu-ragu dalam melakukan

gerakannya. Untuk menyiasati kendala di atas diperlukan permainan yang sesuai

sebagai sarana pendukung pembelajaran gerakan passing mendatar. Permainan itu

harus dapat merangsang minat siswa untuk melakukan tugas gerak sekaligus

sebagai tantangan yang menyenangkan bagi setiap siswa.

Jika dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran penjas yang dilakukan oleh

guru maka terlihat guru lebih dominan pada aktivitas unsur fisik untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang bersifat multidimensi (aspek psikomotor, kognitif, dan

apektif). Untuk itu kompetensi didaktik dan metodik mengajar merupakan syarat

mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru penjas. Meski demikian masih

banyak guru penjas yang melaksanakan proses pembelajaran dengan cara

tradisional dengan menitikberatkan materi dan tujuan pembelajaran yang bersifat

kecabangan olahraga tanpa memperhatikan siapa yang menjadi peserta didiknya.

Hal tersebut merupakan masalah yang datang dari luar siswa diantara dari

sebagian seperti fasilitas sekolah, alokasi waktu pembelajaran, pengetahuan guru

tentang berbagai macam metode dan gaya mengajar, pemilihan metode dan gaya

mengajar serta yang diterapkan guru serta kecerdasan guru dalam memahami

materi pembelajaran yang akan disampaikan khususnya passing mendatar sepak

bola.Peran guru sebagai fasilitator tidak sebatas hanya membimbing siswa meraih

tujuan belajar, melainkan juga harus mampu mencari solusi yang tepat selama

(13)

3

dalam permainan sepak bola pada siswa sekolah dasar di SDN 2 Megu Gede

Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

Pada awal semester ganjil 2012/2013, penulis selaku guru Pendidikan

Jasmani di SDN 2 Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon telah

menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pembelajaran gerak dasar

passing mendatar dalam permainan sepak bola yang diperoleh berdasarkan tingkat

kompleksitas, intake siswa dan daya dukung sarana prasarana sebesar 68 namun

temuan di lapangan ada kecenderungan proses pembelajaran belum berjalan

efektif. Atas dasar pembelajaran yang pernah dilakukan tersebut peneliti

melakukan pembelajaran passing mendatar melalui permainan kecil dimana hasil

pembelajarannya adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data Hasil Tes Awal Gerakan Passing Mendatar

No Nama

(14)

4

Berdasarkan hasil temuan diperoleh data hasil belajar siswa pada tes awal

gerak dasar passing mendatar bola bakset menunjukkan 16 siswa dari 30 siswa

yang kurang memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

diharapkan dan hanya sebagian kecil yaitu 14 siswa atau 46,67% saja yang sudah

memenuhi Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Manfaat pembelajaran sepak bola akan diperoleh apabila disajikan dalam

proses belajar mengajar yang kondusif. Untuk itu perlu strategi yang tepat dalam

mengemas pembelajaran sepak bola tersebut, baik yang bersifat pembelajaran

untuk meningkatkan keterampilan suatu gerakan seperti gerakan passing

mendatar. Strategi pembelajaran adalah salah satu cara untuk menyiasati

pelaksanaan belajar mengajar dengan tujuan agar proses belajar mengajar itu

berhasil. Salah satu bentuk mensiasati pembelajaran dalam permainan sepak bola

adalah dengan melakukan berbagai macam permainan yang sesuai dengan

karakteristik kemampuan siswa dengan tujuan yang akan dicapai dengan selalu

mempertimbangkan faktor-faktor kesulitan yang dialami oleh siswa. Berkaitan

dengan hal di atas penulis tertarik untuk mencoba mengungkapkan masalah

pembalajaran keterampilan passing mendatar dalam permainan sepak bola yang

akan dicoba dicarikan solusinya melalui upaya-upaya dalam penelitian tindakan

kelas (class action research). Adapun judul yang dipilih dalam penelitian ini

adalah “Meningkatkan gerak dasar passing mendatar sepak bola melalui permainan kecil Pada Siswa Kelas V SDN 2 Megu Gede Kecamatan Weru

Kabupaten Cirebon”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan gerak dasar

passing mendatar sepak bola melalui permainan kecil pada siswa Kelas V SD

(15)

5

2. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan gerak dasar

passing mendatar sepak bola melalui permainan kecil pada siswa Kelas V SD

Negeri 2 Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon?

3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan gerak

dasar passing mendatar sepak bola melalui permainan kecil pada siswa Kelas

V SD Negeri 2 Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon?

4. Bagaimana peningkatan gerak dasar passing mendatar sepak bola melalui

permainan kecil pada siswa Kelas V SD Negeri 2 Megu Gede Kecamatan

Weru Kabupaten Cirebon?

C. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu suatu pembelajaran yang

dapat menarik minat siswa. Alternatif yang digunakan dalam mengatasi

permasalahan siswa yang kurang mampu melakukan gerak dasar pada passing

mendatar sepak bola adalah melalui permainan kecil. Dalam pelaksanaannya

dilakukan beberapa tahap yaitu:

a. Tahap Perencanaan

Guru merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan

untuk pelaksanaan tindakan. Pertama, mempersiapkan rencana perbaikan

pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan indikator:

a. Merumuskan tujuan pembelajaran/Indikator

b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media

c. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran

d. Merancang pengelolaan kelas

e. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat

f. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan ini guru menggunakan pedoman penilaian

kinerja guru dengan indikator sebagai berikut:

a. Mempersiapkan ruangan dan fasilitas

(16)

6

c. Mengelola Interaksi Pembelajaran

d. Kesan Umum Kinerja Guru

e. Melaksanakan Evaluasi proses dan hasil belajar

f. Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus dalam Pembelajaran Penjas

Khusus untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran maka disusun tahapan

pembelajaran. Pada siklus I dengan membariskan siswa secara berkelompok

menjadi dua kelompok, masing-masing beranggotakan 2 siswa. Di garis

belakang lapangan ditempatkan bola yang merupakan sasarannya. Tugas dari

masing-masing regu adalah menembak dengan bola yang menyusur tanah atau

lapangan. Bola dimainkan dengan kaki, tetapi bola tidak boleh melayang. Jadi

bola harus tetap menyusur lantai. Bila ada bola yang melayang mak bola untuk

lawan dari yang menyentuh terakhir. Bila bola mengenai sasaran, maka regu

yang menembak mendapat nilai satu.

Dalam siklus II, jumlah anggota regu ditambah menjadi 3 lawan 3.

Peraturan permainan tetap sama. Begitu pula untuk siklus III, jumlah anggota

regu ditambah menjadi 4 lawan 4.

c. Tahap Aktivitas Siswa

Selain itu aktivitas siswa juga diobservasi dengan berpedoman pada

indikator aktivitas siswa sebagai berikut:

a. Motivasi

b. Disiplin

c. Sportivitas

d. Tahap Hasil Belajar

Untuk mengukur tingkat keberhasilan dilakukan evaluasi pada awal dan akhir

pelaksanaan tindakan dengan menggunakan tes passing mendatar berdasarkan

aspek yang dinilai sebagai berikut:

a. Gerakan awalan

b. Perkenaan dengan bola

(17)

7

D. Tujuan Penelitian

1. Ingin mengetahui perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan gerak

dasar passing mendatar sepak bola melalui permainan kecil pada siswa Kelas

V SD Negeri 2 Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

2. Ingin mengetahui kinerja guru dalam meningkatkan gerak dasar passing

mendatar sepak bola melalui permainan kecil pada siswa Kelas V SD Negeri

2 Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

3. Ingin mengetahui aktivitas siswa dalam meningkatkan Gerak dasar passing

mendatar sepak bola melalui permainan kecil pada siswa Kelas V SD Negeri

2 Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

4. Ingin mengetahui peningkatan gerak dasar passing mendatar sepak bola

melalui permainan kecil pada siswa Kelas V SD Negeri 2 Megu Gede

Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa:

a. Dapat memotivasi siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran

sepak bola khususnya passing mendatar.

b. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar pada passing mendatar .

2. Bagi Guru:

a. Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar passing

mendatar dengan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas

dalam bentuk permainan.

b. Mengembangkan profesionalisme guru penjaskes dalam melaksanakan

pembelajaran di sekolah dasar.

3. Bagi Lembaga Sekolah Dasar:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka

menunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP )

b. Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi pembinaan,

(18)

8

4. Bagi Penulis

a. Untuk dapat memahami penelitian tindakan kelas sebagai upaya

pengembangan profesionalisme atau kemampuan penulis.

b. Untuk meningkatkan pengalaman dan pemahaman penulis.

5. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan menjadi referensi

serta sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya

yang mengambil tema sepak bola gerak dasar passing mendatar, khususunya

guru Penjaskes dan Olahraga

6. Bagi peneliti lainnya

Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan perbandingan

untuk peneliti-peneliti lainnya dalam rangka memperkaya temuan-temuan dan

hasil penelitian dalam bidang kajian yang serupa.

F. Batasan Istilah

Gerak dasar merupakan pola gerak yang inheren yang membentuk

dasar-dasar untuk ketrampilan gerak yang kompleks yang meliputi gerak lokomotor,

gerak non lokomotor dan gerak manipulatif (Furqon, 2002 – 9 dalam Elgisha,

2011: 1).

Passing mendatar adalah mengumpan atau mengoper bola ke teman

dengan arah bola mendatar / menyusur tanah, biasanya menggunakan kaki bagian

dalam. (Ripkhy: 2012: 1)

Sepak Bola adalah olahraga menggunakan bola yang dimainkan oleh dua

tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang. Sepak bola bertujuan

untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola kulit ke

gawang lawan. Sepak bola dimainkan dalam lapangan yang berbentuk persegi

panjang, di atas rumput atau rumput sintetis. (Wikipedia, 2012: 1)

Permainan kecil adalah segala bentuk permainan yang tidak mempunyai

peraturan yang baku dalam penerapannya baik mengenai peraturan permainan,

alat yang digunakan, ukuran lapangan, maupun durasi permainan.

(19)

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Megu Gede

Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon yang beralamat di Jalan Raya Plered

Sumber Depan Balai Desa Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.

Lokasi SDN 2 Megu Gede dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1

Denah Lokasi SDN 2 Megu Gede

Penulis memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian, berdasarkan

pertimbangan sebagai berikut :

a. Penulis merupakan salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut, sehingga

penulis memahami kondisi sekolah, karakteristik siswa, serta proses

pembelajaran yang berlangsung.

b. Penulis berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa

khususnya gerak dasar passing mendatar dalam permainan sepak bola

(20)

26

c. Penulis ingin meningkatkan kompetensi serta profesionalisme sebagai seorang

guru.

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh tenaga

pendidik di SDN 2 Megu Gede sudah sarjana S1, hanya 2 orang guru yang masih

berpendidikan SPG/SGO, namun pada saat ini sedang menempuh pendidikan S1.

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Siswa SDN 2 Megu Gede

(21)

27

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama empat bulan yang dimulai pada bulan

Pebruari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. Penelitian ini dimulai dengan

observasi awal sampai berakhirnya tindakan sehingga diperoleh hasil dari

penelitian tersebut. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

Tabel 3.3 3. Penyempurnaan Proposal 4. Pelaksanaan Penelitian 5. a. Tindakan Siklus I 6. b. Tindakan Siklus II 7. c. Tindakan Siklus III

8. Pengolahan data dan analisis data

9. Penyusunan dan revisi laporan penelitian

10 Pertanggungjawaban laporan

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN 2 Megu

Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon yang berjumlah 30 siswa terdiri dari

12 orang siswa perempuan dan 18 orang siswa laki-laki (data terlampir).

Kebanyakan dari mereka adalah asli penduduk daerah itu. Latar belakang

kehidupan sosial ekonomi orang tua kebanyakan sebagai pedagang dan buruh,

dengan latar belakang pendidikan kebanyakan hanya tamatan SD/SMP. Peneliti

memilih kelas V sebagai objek dari penelitian, karena selain dengan permasalahan

dalam pemahaman materi juga ingin mencoba meningkatkan prestasi olahraga

khususnya sepak bola dimana atlit dalam lomba maupun kompetisi banyak berasal

dari kelas V.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

(22)

28

permasalahan yang ada. Menurut Taggart dalam Kasbolah (1999: 3) penelitian

tindakan kelas itu biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia

mengajar dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

praktek pembelajaran.

PTK menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi di

lapangan untuk segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisipatif, dan

kolaboratif.

Di bawah ini beberapa konsep dasar yang berkenaan dengan penelitian

tindakan kelas :

Menurut Kasbolah (1999: 8)

Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa-siswanya, yaitu satu kesatuan kerja sama dengan perspektif berbeda. Misalnya bagi guru demi mutu profesionalnya dan bagi siswa peningkatan prestasi belajarnya.

Kaitannya dengan pembelajaran passing mendatar sepak bola, metode PTK

ini sangat tepat digunakan karena dilaksanakan dalam lingkungan pembelajaran

secara langsung dengan tetap memprioritaskan peran profesionalisme guru dalam

kaitannya dengan refleksi diri terhadap kinerja dan aktivitas mengajarnya. Dalam

hal ini guru memiliki wewenang yang luas (otonom) dalam melaksanakan

tindakan-tindakannya selama proses pembelajaran

2. Desain Penelitian

Menurut Moleong (2004: 236), “Rancangan pada dasarnya merencanakan

suatu kegiatan sebelum dilaksanakan”. Rancangan ini adalah rancangan penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research). Sebelum peneliti melakukan

observasi tindakan lanjut, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi tindakan

kelas yang hasilnya dituangkan dalam rancangan penelitian.

Dalam perencanaan penelitian menggunakan model spiral Kemmis dan

Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66). Dengan sistem model spiral refleksi yang

dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali

merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan permasalahan. Model spiral

(23)

29

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 67)

Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu plan (perencanaan) tindakan,

dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dimana, siapa dan

bagaimana tindakan penggunaan metode eksperimen tersebut dilakukan. Kegiatan

ini dilakukan secara kolaborasi antara pihak yang melakukan tindakan (observer)

dan pihak yang mengamati proses (peneliti) jalannya tindakan.

Tahap kedua dalam tindakan ini yaitu pelaksanaan tindakan (action) yang

merupakan implementasi isi rancangan. Dalam hal ini tentu saja penerapan

metode eksperimen dalam pembelajaran penjas.

Tahap ketiga yaitu pengamatan (observation), observasi dilakukan pada saat

proses diterapkannya tindakan yaitu pada saat penerapan pembelajaran perubahan

ketinggian sasaran Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan

memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung sebagai bakal untuk perbaikan data siklus berikutnya.

REFLECT

ACTION OBSERVE

PLAN

REFLECT

ACTION OBSERVE

PLAN

REFLECT

ACTION OBSERVE

(24)

30

Tahap keempat adalah kegiatan reflection (refleksi) merupakan kegiatan

analisis, interprestasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh

dari hasil observasi untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah

dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi

(dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terlibat) guna

menyempurnakan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus

atau satu putaran, artinya sesudah langkah keempat, kemudian kembali lagi ke

pertama dan seterusnya. Jadi satu siklus adalah dimulai dari tahap penyusunan

rancangan sampai dengan refleksi untuk melakukan evaluasi.

D. Prosedur Penelitian

Penyusunan prosedur yang akan dilakukan sangat penting dalam

pelaksanaan sebuah penelitian. Adapun prosedur penelitian ini adalah berbentuk

siklus yang akan dilaksanakan dalam dua atau tiga siklus (tergantung

keberhasilan).

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencaanaan tindakan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan

tindakan dilakukan secara kolaboratif, misalnya antara guru dengan peneliti untuk

membicarakan tentang pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan

disampaikan.

Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum

melaksanakan tindakan. Adapun perencanaan tindakan ini meliputi :

a. Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SDN 2 Megu Gede

Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon untuk mengadakan penelitian.

b. Melakukan penelitian awal (observasi dan wawancara) untuk mengetahui

permasalahan yang akan dicarikan pemecahannya.

c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

(25)

31

d. Menyusan rancangan tindakan

e. Mempersiapkan alat peraga dan bahan untuk melakukan pembelajaran.

f. Menyusun lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melakukan

pembelajaran (kinerja guru dan aktivitas siswa)

g. Menyusun alat penilaian berupa tes penilaian bagi siswa untuk melihat

perubahan peningkatan hasil belajar.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan

yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi. Dalam

penelitian ini dilakukan tiga siklus dimana siklus sebelumnya yang akan dirasakan

belum berhasil.

Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan adalah

sebagai berikut:

a. Kegiatan Awal:

(1) Apersepsi dengan memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang

akan disampaikan dalam proses pembelajaran.

(2) Siswa melakukan pemanasan lari keliling lapangan dan senam

b. Kegiatan Inti:

(1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

(2) Guru menjelaskan dan memberi contoh cara melakukan passing

mendatar melalui permainan kecil.

(3) Siswa melakukan passing mendatar melalui permainan kecil sesuai

dengan petunjuk guru.

(4) Guru memberi koreksi tentang kesalahan tugas gerak yang dilakukan

siswa secara individu maupun klasikal.

(5) Melaksanakan tes passing mendatar sepak bola.

c. Kegiatan Akhir:

(1) Siswa melakukan penenangan dengan cara duduk-duduk santai sambil

(26)

32

(2) Guru memberikan koreksi secara klasikal tentang kesalahan gerak yang

dilakukan siswa.

(3) Guru menyuruh siswa untuk berlatih di rumah sebagai tindak lanjut

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses diterapkannya tindakan, yaitu saat

tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan

memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan

Lembar instrument penilaian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran,

Lembar instrumen kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, lembar

observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, wawancara siswa dan guru yang

kesemuanya dapat memberikan masukan tentang tindakan yang akan dilakukan di

lapangan.

4. Tahap Analisis dan Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

terjadi. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

telah dilakukan (siklus 1, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian

dilakukan evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terkait)

guna memberikan masukan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya yang

akan dilaksanakan pada siklus-siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Format Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

terhadap suatu kegiatan baik langsung maupun tidak langsung. Observasi ini

bertujuan untuk mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa juga

kinerja guru pada saat pembelajaran perubahan ketinggian sasaran Alat untuk

(27)

33

a. Lembar/Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran

Tentang Instrumen Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran

mencakup merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan dan

mengorganisasi materi, merencanakan skenario kegiatan pembelajaran,

merancang pengelolaan kelas, merencanakan prosedur,jenis dan alat penilaian,

serta tampilan dokumen rencana pembelajaran. Format, deskriptor dan kriteria

penilaian dapat dilihat pada lampiran.

b. Lembar/Format Observasi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

tentang Instrumen Kinerja Guru tentang Pelakaksanaan Pembelajaran

mencakup persiapan ruangan dan fasilitas, pelaksanaan kegiatan pembelajaran,

pengelolaan interaksi pembelajaran, kemampuan khusus dalam pembelajaran

penjas, pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar, serta kesan umum kinerja

guru. Format, deskriptor dan kriteria penilaian dapat dilihat pada lampiran.

c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

tentang aktivitas siswa mencakup aspek motivasi, disiplin dan sportivitas.

Format, deskriptor dan kriteria penilaian dapat dilihat pada lampiran.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat

siswa selama pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh

gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan siswa tentang

pembelajaran passing mendatar sepak bola melalui permainan kecil. Lembar

wawancara ditujukan kepada guru sebagai observer serta siswa tertentu. Lebih

jelasnya mengenai lembar wawancara guru dan siswa dapat dilihat pada

lampiran:

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan

berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar dan dialami

dengan catatan sebelumnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai

(28)

34

(Moleong, 2005: 209) bahwa : “Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang

apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan

data refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Lebih jelasnya mengenai

catatan lapangan terdapat pada lampiran.

4. Kamera Foto

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan

pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang

terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2005:

160) bahwa : “ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian

kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti

sendiri.

5. Tes Hasil Belajar Passing Mendatar

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelengensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Suharsimi, 2001: 150).

Tes digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan serta

pemahaman siswa setelah model pembelajaran permainan kecil dilaksanakan

adalah tes perbuatan.

format penilaian hasil belajar passing mendatar dengan deskriptor dan

kriteria penilaian dapat dilihat pada lampiran.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis data 1. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data proses terdiri dari teknik pengolahan data proses

tentang aktivitas siswa.

2. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,

(29)

35

dilakukan secara kualitatif, mengkategorikan dan mengklarifikasi analisis

kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan penelitian.

Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :

a. Kategorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpul

kemudian diseleksi dan dihimpun sesuai dengan karakteristiknya.

b. Reduksi data. Pada tahap ini data yang terkumpul di lapangan, setelah

dikategorisasikan kemudian dikodifikasi dalam laporan.

c. Klarifikasi data, untuk melihat gambaran data secara keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu.

Analisis kuantitatif digunakan untuk memperoleh nilai kinerja guru baik

dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa serta hasil

belajar dengan menggunakan persentasi kemudian dilanjutkan dengan analisis

kualitatif untuk menginterpretasikan nilai tersebut dalam suatu kategorisasi.

Dalam analisis kualitatif, data hasil observasi kinerja guru dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta aktivitas siswa, nilai yang

diperoleh dikategorisasi berdasarkan kategori: kurang, cukup, dan baik.

Sedangkan untuk tes hasil belajar, nilai yang diperoleh dibandingkan dengan

KKM sebesar 68 untuk menentukan tuntas atau belum tuntasnya siswa dalam

mengikuti pembelajaran passing mendatar sepak bola.

G. Validasi Data

Validasi data dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins

(Wiriaatmadja, 2005: 168-171) bahwa untuk mengetahui sebuah data dapat

menggunakan :

1. Member Chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber,

apakah keterangan itu sifatnya tetap sehingga dapat dipastikan kebenarannya

atau tidak. Dalam kegiatan penelitian ini, kegiatan triangulasi dilakukan

secara reflektif kolaboratif antara peneliti dan guru dengan jalan

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan

(30)

36

dokumentasi. Wawancara berisikan pertanyaan tentang pembelajaran gerak

dasar passing mendatar melalui permainan kecil. Wawancara dilakukan

kepada kepala SDN 2 Megu Gede selaku observer.

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan

membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara

kolaboratif. Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara menannyakan kembali

informasi yang disampaikan sebagian siswa kelas V, observer, maupun

Kepala Sekolah pada waktu yang berbeda. Kebenaran data melalui

pertanyaan atau wawancara dengan siswa dan guru yang diperoleh pada

siklus I, dibandingkan dengan hasil wawancara pada siklus II maupun siklus

III. Suatu data tentang pembelajaran gerak dasar passing mendatar melalui

permainan kecil sebagai sumber belajar belum dikatakan valid sebelum

penulis mengecek kembali keterangan tersebut pada waktu yang berbeda.

Dalam proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan

yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kebenarannya kepada guru mitra

melalui diskusi balikan (reflektif kolaboratif), pada setiap akhir pelaksanaan

tindakan dan pada akhir seluruh pelaksanaan tindakan.

3. Audit Trail, yaitu pengecekan kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan

metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil-hasil temuan

bersama teman-teman sekelompok. Pada validasi dengan menggunakan audit

trail, kegiatan yang dilakukan oleh penulis adalah berdiskusi dengan

pembimbing, teman-teman mahasiswa S1 Penjas, dan dengan guru olahraga

yang dianggap kompeten di bidang passing mendatar. Hasil tindakan siklus I,

II dan III didiskusikan didasarkan pada penilaian aktivitas siswa dan hasil

belajar diperiksa kembali keajegannya berdasarkan masing-masing siswa

apakah mengalami penurunan atau terus mengalami peningkatan.

4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

penelitian kepada pakar professional di bidangnya. Dalam kegiatan ini

peneliti mengkonsultasikan temuan penelitian kepada Dr. Herman Subarjah,

M.Si selaku pembimbing I dan kepada Dewi Susilawati, M.Pd selaku

(31)

37

data dapat dipertanggungjawabkan. dalam penelitian ini, instrumen penelitian

di cek kembali apakah sesuai dengan program penelitian, masalah yang

(32)

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran pada Siklus III dapat dikatakan sangat baik, hal

ini dapat dibuktikan dengan persentase pencapaian dalam data awal mencapai

60,29%, sehingga diperlukan perbaikan. Setelah melakukan perencanaan untuk

perbaikan maka diperoleh data perencaanaan pada Siklus I 69,11%, Siklus II

sebesar 79,41 %, sedangkan Siklus III 91,17%. Dengan demikian peningkatan

persentase dari data awal sampai dengan siklus III sebesar 30,88%.

2. Kinerja Guru

Berdasarkan hasil pengamatan observasi pelaksanaan pembelajaran

dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru didapat hasil pada kinerja

guru dalam pelaksanaan pembelajaran sangat baik, hal ini dapat dilihat kinerja

guru terus mengalami peningkatan setiap tindakan yang dilakukan oleh guru. Pada

data awal persentasinya hanya mencapai 60,71%, hal ini disebabkan pada saat

pembelajaran dilaksanakan guru terlihat kurang siap untuk mengajar, guru hanya

membuat RPP dan instrumen penilaian siswa saja. Guru kurang mengkondisikan

siswa terlebih dahulu pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran pun hanya

disampaikan secara sekilas sehingga siswa kurang memahami apa yang

disampaikan guru. Oleh karena itu diperlukan perbaikan untuk meningkatkan

kinerja guru. Hasil yang dicapai setelah dilakukan perbaikan pada Siklus I

persentasinya mencapai 73,80%, pada siklus II mencapai 78,57%, sebagai hasil

tindakan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan penjelasan yang menarik

dan manfaat permainan kecil agar siswa lebih tertarik lagi dalam pembelajaran,

mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa agar pembelajaran mudah

dipahami. Hasilnya pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 92,85%.

Dengan demikian peningkatan kinerja guru dari data awal hingga siklus III

(33)

90

3. Aktivitas Siswa

Pencapaian aktivitas siswa secara keseluruhan terus meningkat, hal ini

dibuktikan dengan persentase yang terus mengalami peningkatan pada setiap

kegiatan tindakan pembelajaran. Pada data awal, aktivitas siswa hanya mencapai

67,04%. Pada siklus I, aktivitas siswa hanya mencapai 71,48%, sehingga

diperlukan perbaikan untuk meningkatkan aktivitas siswa. Hasil perbaikan

tindakan pada siklus II menunjukkan pencapaian sebesar 77,41%, sedangkan pada

siklus III menunjukkan aktivitas siswa yang mencapai 85,20%. Target penulis

untuk pencapaian aktivitas siswa sebesar 80,00% sudah dapat tercapai, dengan

demikian dapat dikatakan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar passing

mendatar sepak bola melalui permainan kecil dapat dikatakan sangat baik.

4. Hasil Belajar

Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran, setiap siklusnya terjadi peningkatan yang baik, setiap aspek yang

diamati mengalami peningkatan setiap siklusnya mulai dari rata-rata nilai siswa,

maupun pada persentase ketuntasan. Pada data awal siswa yang tuntas hanya

46,67%, pada Siklus I siswa yang tuntas hanya 66,67%, dan pada siklus II baru

mencapai 83,33%, namun setelah diadakan tindakan Sampai Siklus III menjadi

100%. Dengan hasil ini maka pembelajaran gerak dasar passing mendatar sepak

bola melalui permainan kecil dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan

demikian maka hipotesis tindakan terbukti atau dapat diterima.

B. Saran-Saran

Setelah disimpulkan, maka perlu kiranya dibuat saran-saran untuk menjadi

bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan

pembelajaran Penjas. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa:

a. Dalam penerapan permainan kecil untuk meningkatkan gerak dasar passing

mendatar sepak bola terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau

(34)

91

b. Menegaskan pentingnya latihan untuk meningkatkan gerak dasar passing

mendatar sepak bola.

2. Bagi Guru:

a. Menciptakan berbagai model pembelajaran dalam bentuk permainan yang

berhubungan dengan gerak dasar passing mendatar sepak bola.

b. Untuk mengembangkan profesionalisme guru penjaskes dalam

melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar maka guru harus memiliki

kemampuan dan keterampilan mengelola siswa di lapangan, dan

menciptakan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.

c. Mempersiapkan sarana dan prasarana sebelum menerapkan pembelajaran

agar siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran.

d. Melalui permainan kecil dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam

memilih dan menetapkan strategi atau model pembelajaran dalam upaya

peningkatan pembelajaran gerak dasar khususnya passing mendatar sepak

bola serta mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani.

3. Bagi Lembaga Sekolah Dasar

a. Bahwa pembelajaran penjas yang menyenangkan peserta didik, dapat

dijadikan salah satu model pembelajaran pendidikan Jasmani dalam KTSP.

b. Pembelajaran gerak dasar passing mendatar sepak bola melalui permainan

kecil dapat dijadikan masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi

pembinaan, pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.

c. Memberikan kontribusi berupa sarana dan prasarana yang mendukung

pembelajaran yang berorientasi kepada peningkatan mutu penjas.

4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang

a. Hasil yang didapatkan dari penelitian dapat menjadi referensi serta

sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang

mengambil tema sepak bola khususnya passing mendatar,

b. Dapat dipublikasikan secara umum sehingga hal ini akan membawa

dampak positif terhadap mahasiswa dalam mengembangkan

(35)

92

5. Bagi Peneliti Lain

a. Bahwa dalam rangka meningkatkan hasil belajar passing mendatar sepak

bola kepada peneliti lain diharapkan dapat mencari model permainan

lainnya agar lebih meningkatkan lagi hasil belajar sesuai yang diharapkan.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian praktis sebagai hasil penelitian

(36)

93

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Bachtiar. Dkk. (2001). Permainan Besar II Bola Voli dan Bola Tangan. Jakarta: Pusat Penerbuitan Universitas Terbuka

BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Mengengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Budiyono, Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 3 Tahun 2011

Elgisha. (2011). Mengembangkan Keterampilan Gerak dasar Lompat dengan

permainan Tradisional. [online] tersedia. http://grandmall10. wordpress.

com/2011/05/21, 13 Maret 2013

Heryana, Dadan. Dkk. 2010. Pendidikan Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa

SD-MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas

Kasbolah, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Kurniawan, Nursidik. (2007). Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. [Online] Tersedia http://nhowitzer.multiply.com/ journal/item/3, 13 maret 2013.

Kusmaedi, Nurlan. (2009). Bahan Belajar Mandiri: Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Lutan, Rusli. (2000). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka

Lutan, Rusli. (2001), Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan

Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen

bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.

Mahendra, Agus. (2003) Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

(37)

94

Priantoro, Andrian, (2011). Tujuan Pendidikan Jasmani. [online] tersedia.

http://penjasorkes-zone.blogspot.com/2011/12/tujuan-pendidikan-jasmani.html. 8 Maret 2013.

Ripkhy, 2010. Teknik Mengoper Bola. [online] tersedia;

http://fariqhitaba.blogspot.com/2010/11/teknik-mengoper-bola-passing.html

Rukmana, Anin, 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. 9. 2008

Saputra, Yudha M. (2001). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar, Sebuah

Pendekatan Pembinaan Gerak Dasar melalui Permainan. Jakarta

Departemen Pendidkan Nasional.

Saputra, Yudha M. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Wikipedia. 2012. Sepakbola. [online] tersedia: www.wikipedia.com

Wiriaatmadja, R, 2005. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 1.1 Data Hasil Tes Awal Gerakan Passing Mendatar
Gambar 3.1 Denah Lokasi SDN 2 Megu Gede
+4

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Sumatera Utara) apabila sistem informasi akuntansi tidak baik akanc. menimbulkan suatu gejala yang merugikan, misalnya terjadi

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

4.1 Mengamati , mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan , kesehatan manusia , keseimbangan ekosistem , serta alam

<p>Patokan dasar dilandaskan dengan Pancasila dan Tridharma Mahasiswa maka organisasi HIMTI ini telah bersinergi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan lain

[r]

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Kecepatan sudut untuk Turbin Savonius 4 Tingkat Bersekat dengan Sudut Geser 45 o

Kurikulum ini merupakan penyempurnaan kurikulum sebelumnya, merinci setiap mata pelajaran sehingga dinamakan Rentjana Pelajaran Terurai 1952.. Kurikulum ini sudah mengarah pada