MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING MENDATAR SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN KECIL PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 2 MEGU GEDE KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
SUHARTO
0904947
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ii
MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING MENDATAR SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN KECIL PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 2 MEGU GEDE KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON
Oleh
SUHARTO
0904947
Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing
Pembimbing I
Dr. HERMAN SUBARJAH, M.Si
NIP. 19600918 198603 1 003
Pembimbing II
DEWI SUSILAWATI, M.Pd
NIP. 19780310 200812 2001
Mengetahui
Ketua Program PGSD S-1 Penjas UPI Kampus Sumedang
Drs. RESPATY MULYANTO, M.Pd
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “MENINGKATKAN GERAK
DASAR PASSING MENDATAR SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN KECIL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 MEGU GEDE KECAMATAN WERU KABUPATEN CIREBON” adalah sepenuhnya karya saya sendiri tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya
orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara
-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang, Juni 2013
Yang Membuat Pernyataan
SUHARTO
i
1. Hakekat Pendidikan Jasmani... 9
2. Perkembangan Keterampilan Gerak ... 13
3. Teori Belajar Pendidikan Jasmani ... 15
4. Pembelajaran dengan Pendekatan Bermain ... 17
5. Hakekat Permainan Sepakbola ... 18
6. Gerak Dasar Passing Mendatar ... 19
7. Permainan Kecil Menuju Proses Gerak Dasar Passing Mendatar ... 21
8. Permainan Tradisional Pungut Puntung ... 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 22
ii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
1. Lokasi Penelitian ... 25
2. Waktu Penelitian ... 27
B. Subjek Penelitian ... 27
C. Metode dan Desain Penelitian ... 27
1. Metode Penelitian... 27
2. Desain Penelitian ... 28
D. Prosedur Penelitian... 30
E. Instrumen Penelitian... 32
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 34
G. Validasi Data ... 35
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Paparan Data Awal ... 38
B. Paparan Data Tindakan ... 46
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 46
2. Paparan Data Tindakan Siklus II... 59
3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 72
C. Pembahasan ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89
A. Kesimpulan ... 89
B. Saran-saran ... 90
DAFTAR PUSTAKA ... 93
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Hasil Tes Awal Passing Mendatar ... 3
2.1 Periodisasi Perkembangan Menurut Arsitoteles ... 14
3.1 Keadaan Guru SDN 2 Megu Gede ... 26
3.2 Daftar Jumlah Siswa SDN 2 Megu Gede ... 26
3.3 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ... 27
4.1 Hasil Observasi Perencanaan Data Awal ... 39
4.2 Hasil Observasi Kinerja Guru pada Data Awal ... 41
4.3 Data Observasi Aktivitas Siswa Awal ... 43
4.4 Daftar Nilai Tes Awal Passing Mendatar Kelas V ... 44
4.5 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Tindakan Siklus l ... 47
4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 50
4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 52
4.8 Daftar Nilai Tes Passing Mendatar Siklus I ... 53
4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Data Awal dan siklus I ... 54
4.10 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 55
4.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa siklus I ... 56
4.12 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I ... 56
4.13 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 60
4.14 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 63
4.15 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 65
4.16 Daftar Nilai Tes Passing Mendatar Siklus II ... 66
4.17 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Data Awal, Siklus I dan II ... 67
iv
4.19 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus
I dan II... 69
4.20 Rekapitulasi Hasil Belajar Data Awal , Siklus I dan II ... 70
4.21 Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 74
4.22 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 76
4.23 Data Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 78
4.24 Daftar Nilai Passing Mendatar Siklus III... 79
4.25 Rekapitulasi Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Data Awal, Siklus I, II dan III... 80
4.26 Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, II dan III ... 81
4.27 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, II dan III... 82
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Denah Lokasi SDN 2 Megu Gede ... 25
vi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
4.1 Rekapitulasi Pencapaian Rencana Pembelajaran Data Awal, Siklus I,
II. dan III ... 84
4.2 Rekapitulasi Pencapaian Kinerja Guru Data Awal, Siklus I, II, dan III . 86
4.3 Rekapitulasi Pencapaian Aktivitas Siswa Data Awal, Siklus I, II.
dan III... 87
4.4 Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Data Awal, Siklus I,
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Observasi Perencanaan Pembelajaran ... 95
2. Instumen Observasi Kinerja Guru ... 101
3. Instrumen Observasi Aktivitas Siswa ... 104
4. Instrumen Tes Belajar Siswa ... 106
5. RPP Siklus I ... 108
6. Hasil Wawancara Untuk Guru Siklus I ... 111
7. Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 112
8. Catatan Lapangan Siklus I ... 113
9. RPP Siklus II ... 114
10. Hasil Wawancara Untuk Guru Siklus II ... 117
11. Catatan Lapangan Siklus II ... 118
12. Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 119
13. RPP Siklus III ... 120
14. Hasil Wawancara Untuk Guru Siklus III ... 123
15. Hasil Wawancara Siswa Siklus III ... 124
16. Catatan Lapangan Siklus III ... 125
17. SK Penunjukkan Pembimbing ... 126
18. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 127
19. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 128
20. Lembar Monitoring ... 129
21. Foto-foto ... 130
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan media untuk
mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan
dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),
serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan
dan perkembangan yang seimbang.
Semua itu mengandung arti pendidikan jasmani (penjas) adalah salah satu
mata pelajaran yang berkepentingan dalam proses menumbuhkembangkan seluruh
aspek dan potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajarannya.
Seperti yang dipaparkan dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(BSNP: 21) sebagai berikut:
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,
Passing mendatar merupakan salah satu teknik dalam permainan sepak
bola yang diajarkan di Sekolah Dasar Negeri 2 Megu Gede. Meskipun tidak
spesifik tersirat dalam kurikulum mengenai pembelajaran passing mendatar,
namun secara teknis passing mendatar merupakan salah satu teknik dasar
permainan sepak bola yang harus dikuasai siswa sehingga dapat mengaplikasikan
teknik passing mendatar ketika berada dalam suatu arena permainan sepak bola.
Kesulitan dalam pembelajaran sepak bola bukan hanya dipengaruhi oleh
peralatan yang digunakan oleh siswa melainkan berhubungan dengan aspek
kesiapan siswa (fisik, mental, serta kemampuan awal siswa) dalam mempelajari
suatu gerakan passing mendatar oleh karena itu perbedaan tersebut, akan terlihat
sebagian siswa pada saat belajar gerakan passing mendatar begitu bersemangat
dan menyenangi, sementara sebagian siswa yang lain terlihat bosan masih kaku
2
untuk ditemukan, hanya ada lahan-lahan kecil yang dapat dimanfaatkan. Disinilah
guru diuji kemampuannya sebagai seorang pemimpin, sebagai manajer, dan
sebagai fasilitator dalam belajar mengajar.
Namun jika diamati dalam pembelajaran passing mendatar yang
dilaksanakan di SDN 2 Megu Gede ternyata masih banyak siswa yang belum
mampu menendang dengan lurus. Pengambilan langkah yang tepat dan baik agar
dapat memaksimalkan tembakan. Disamping itu, kurangnya pembelajaran passing
mendatar yang cukup menjadi salah satu kendala mengapa pembelajaran passing
mendatar di SDN 2 Megu Gede kurang berkembang. Faktor-faktor yang menjadi
penyebab kesulitan siswa jika dilihat dari aktivitasnya dalam passing mendatar
sangat beragam. Ada yang mudah bosan, ada yang ragu-ragu dalam melakukan
gerakannya. Untuk menyiasati kendala di atas diperlukan permainan yang sesuai
sebagai sarana pendukung pembelajaran gerakan passing mendatar. Permainan itu
harus dapat merangsang minat siswa untuk melakukan tugas gerak sekaligus
sebagai tantangan yang menyenangkan bagi setiap siswa.
Jika dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran penjas yang dilakukan oleh
guru maka terlihat guru lebih dominan pada aktivitas unsur fisik untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang bersifat multidimensi (aspek psikomotor, kognitif, dan
apektif). Untuk itu kompetensi didaktik dan metodik mengajar merupakan syarat
mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru penjas. Meski demikian masih
banyak guru penjas yang melaksanakan proses pembelajaran dengan cara
tradisional dengan menitikberatkan materi dan tujuan pembelajaran yang bersifat
kecabangan olahraga tanpa memperhatikan siapa yang menjadi peserta didiknya.
Hal tersebut merupakan masalah yang datang dari luar siswa diantara dari
sebagian seperti fasilitas sekolah, alokasi waktu pembelajaran, pengetahuan guru
tentang berbagai macam metode dan gaya mengajar, pemilihan metode dan gaya
mengajar serta yang diterapkan guru serta kecerdasan guru dalam memahami
materi pembelajaran yang akan disampaikan khususnya passing mendatar sepak
bola.Peran guru sebagai fasilitator tidak sebatas hanya membimbing siswa meraih
tujuan belajar, melainkan juga harus mampu mencari solusi yang tepat selama
3
dalam permainan sepak bola pada siswa sekolah dasar di SDN 2 Megu Gede
Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.
Pada awal semester ganjil 2012/2013, penulis selaku guru Pendidikan
Jasmani di SDN 2 Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon telah
menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pembelajaran gerak dasar
passing mendatar dalam permainan sepak bola yang diperoleh berdasarkan tingkat
kompleksitas, intake siswa dan daya dukung sarana prasarana sebesar 68 namun
temuan di lapangan ada kecenderungan proses pembelajaran belum berjalan
efektif. Atas dasar pembelajaran yang pernah dilakukan tersebut peneliti
melakukan pembelajaran passing mendatar melalui permainan kecil dimana hasil
pembelajarannya adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1
Data Hasil Tes Awal Gerakan Passing Mendatar
No Nama
4
Berdasarkan hasil temuan diperoleh data hasil belajar siswa pada tes awal
gerak dasar passing mendatar bola bakset menunjukkan 16 siswa dari 30 siswa
yang kurang memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
diharapkan dan hanya sebagian kecil yaitu 14 siswa atau 46,67% saja yang sudah
memenuhi Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Manfaat pembelajaran sepak bola akan diperoleh apabila disajikan dalam
proses belajar mengajar yang kondusif. Untuk itu perlu strategi yang tepat dalam
mengemas pembelajaran sepak bola tersebut, baik yang bersifat pembelajaran
untuk meningkatkan keterampilan suatu gerakan seperti gerakan passing
mendatar. Strategi pembelajaran adalah salah satu cara untuk menyiasati
pelaksanaan belajar mengajar dengan tujuan agar proses belajar mengajar itu
berhasil. Salah satu bentuk mensiasati pembelajaran dalam permainan sepak bola
adalah dengan melakukan berbagai macam permainan yang sesuai dengan
karakteristik kemampuan siswa dengan tujuan yang akan dicapai dengan selalu
mempertimbangkan faktor-faktor kesulitan yang dialami oleh siswa. Berkaitan
dengan hal di atas penulis tertarik untuk mencoba mengungkapkan masalah
pembalajaran keterampilan passing mendatar dalam permainan sepak bola yang
akan dicoba dicarikan solusinya melalui upaya-upaya dalam penelitian tindakan
kelas (class action research). Adapun judul yang dipilih dalam penelitian ini
adalah “Meningkatkan gerak dasar passing mendatar sepak bola melalui permainan kecil Pada Siswa Kelas V SDN 2 Megu Gede Kecamatan Weru
Kabupaten Cirebon”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan gerak dasar
passing mendatar sepak bola melalui permainan kecil pada siswa Kelas V SD
5
2. Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan gerak dasar
passing mendatar sepak bola melalui permainan kecil pada siswa Kelas V SD
Negeri 2 Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon?
3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan gerak
dasar passing mendatar sepak bola melalui permainan kecil pada siswa Kelas
V SD Negeri 2 Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon?
4. Bagaimana peningkatan gerak dasar passing mendatar sepak bola melalui
permainan kecil pada siswa Kelas V SD Negeri 2 Megu Gede Kecamatan
Weru Kabupaten Cirebon?
C. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu suatu pembelajaran yang
dapat menarik minat siswa. Alternatif yang digunakan dalam mengatasi
permasalahan siswa yang kurang mampu melakukan gerak dasar pada passing
mendatar sepak bola adalah melalui permainan kecil. Dalam pelaksanaannya
dilakukan beberapa tahap yaitu:
a. Tahap Perencanaan
Guru merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
untuk pelaksanaan tindakan. Pertama, mempersiapkan rencana perbaikan
pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan indikator:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran/Indikator
b. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media
c. Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran
d. Merancang pengelolaan kelas
e. Merencanakan prosedur, jenis dan menyiapkan alat
f. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan ini guru menggunakan pedoman penilaian
kinerja guru dengan indikator sebagai berikut:
a. Mempersiapkan ruangan dan fasilitas
6
c. Mengelola Interaksi Pembelajaran
d. Kesan Umum Kinerja Guru
e. Melaksanakan Evaluasi proses dan hasil belajar
f. Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus dalam Pembelajaran Penjas
Khusus untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran maka disusun tahapan
pembelajaran. Pada siklus I dengan membariskan siswa secara berkelompok
menjadi dua kelompok, masing-masing beranggotakan 2 siswa. Di garis
belakang lapangan ditempatkan bola yang merupakan sasarannya. Tugas dari
masing-masing regu adalah menembak dengan bola yang menyusur tanah atau
lapangan. Bola dimainkan dengan kaki, tetapi bola tidak boleh melayang. Jadi
bola harus tetap menyusur lantai. Bila ada bola yang melayang mak bola untuk
lawan dari yang menyentuh terakhir. Bila bola mengenai sasaran, maka regu
yang menembak mendapat nilai satu.
Dalam siklus II, jumlah anggota regu ditambah menjadi 3 lawan 3.
Peraturan permainan tetap sama. Begitu pula untuk siklus III, jumlah anggota
regu ditambah menjadi 4 lawan 4.
c. Tahap Aktivitas Siswa
Selain itu aktivitas siswa juga diobservasi dengan berpedoman pada
indikator aktivitas siswa sebagai berikut:
a. Motivasi
b. Disiplin
c. Sportivitas
d. Tahap Hasil Belajar
Untuk mengukur tingkat keberhasilan dilakukan evaluasi pada awal dan akhir
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan tes passing mendatar berdasarkan
aspek yang dinilai sebagai berikut:
a. Gerakan awalan
b. Perkenaan dengan bola
7
D. Tujuan Penelitian
1. Ingin mengetahui perencanaan pembelajaran dalam meningkatkan gerak
dasar passing mendatar sepak bola melalui permainan kecil pada siswa Kelas
V SD Negeri 2 Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.
2. Ingin mengetahui kinerja guru dalam meningkatkan gerak dasar passing
mendatar sepak bola melalui permainan kecil pada siswa Kelas V SD Negeri
2 Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.
3. Ingin mengetahui aktivitas siswa dalam meningkatkan Gerak dasar passing
mendatar sepak bola melalui permainan kecil pada siswa Kelas V SD Negeri
2 Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.
4. Ingin mengetahui peningkatan gerak dasar passing mendatar sepak bola
melalui permainan kecil pada siswa Kelas V SD Negeri 2 Megu Gede
Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa:
a. Dapat memotivasi siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran
sepak bola khususnya passing mendatar.
b. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar pada passing mendatar .
2. Bagi Guru:
a. Meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran gerak dasar passing
mendatar dengan menciptakan berbagai model pembelajaran yang dikemas
dalam bentuk permainan.
b. Mengembangkan profesionalisme guru penjaskes dalam melaksanakan
pembelajaran di sekolah dasar.
3. Bagi Lembaga Sekolah Dasar:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam rangka
menunjang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP )
b. Sebagai masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi pembinaan,
8
4. Bagi Penulis
a. Untuk dapat memahami penelitian tindakan kelas sebagai upaya
pengembangan profesionalisme atau kemampuan penulis.
b. Untuk meningkatkan pengalaman dan pemahaman penulis.
5. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan menjadi referensi
serta sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya
yang mengambil tema sepak bola gerak dasar passing mendatar, khususunya
guru Penjaskes dan Olahraga
6. Bagi peneliti lainnya
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan perbandingan
untuk peneliti-peneliti lainnya dalam rangka memperkaya temuan-temuan dan
hasil penelitian dalam bidang kajian yang serupa.
F. Batasan Istilah
Gerak dasar merupakan pola gerak yang inheren yang membentuk
dasar-dasar untuk ketrampilan gerak yang kompleks yang meliputi gerak lokomotor,
gerak non lokomotor dan gerak manipulatif (Furqon, 2002 – 9 dalam Elgisha,
2011: 1).
Passing mendatar adalah mengumpan atau mengoper bola ke teman
dengan arah bola mendatar / menyusur tanah, biasanya menggunakan kaki bagian
dalam. (Ripkhy: 2012: 1)
Sepak Bola adalah olahraga menggunakan bola yang dimainkan oleh dua
tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang. Sepak bola bertujuan
untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola kulit ke
gawang lawan. Sepak bola dimainkan dalam lapangan yang berbentuk persegi
panjang, di atas rumput atau rumput sintetis. (Wikipedia, 2012: 1)
Permainan kecil adalah segala bentuk permainan yang tidak mempunyai
peraturan yang baku dalam penerapannya baik mengenai peraturan permainan,
alat yang digunakan, ukuran lapangan, maupun durasi permainan.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Megu Gede
Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon yang beralamat di Jalan Raya Plered
Sumber Depan Balai Desa Megu Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon.
Lokasi SDN 2 Megu Gede dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.1
Denah Lokasi SDN 2 Megu Gede
Penulis memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian, berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut :
a. Penulis merupakan salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut, sehingga
penulis memahami kondisi sekolah, karakteristik siswa, serta proses
pembelajaran yang berlangsung.
b. Penulis berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar siswa
khususnya gerak dasar passing mendatar dalam permainan sepak bola
26
c. Penulis ingin meningkatkan kompetensi serta profesionalisme sebagai seorang
guru.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh tenaga
pendidik di SDN 2 Megu Gede sudah sarjana S1, hanya 2 orang guru yang masih
berpendidikan SPG/SGO, namun pada saat ini sedang menempuh pendidikan S1.
Tabel 3.2
Daftar Jumlah Siswa SDN 2 Megu Gede
27
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama empat bulan yang dimulai pada bulan
Pebruari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. Penelitian ini dimulai dengan
observasi awal sampai berakhirnya tindakan sehingga diperoleh hasil dari
penelitian tersebut. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut :
Tabel 3.3 3. Penyempurnaan Proposal 4. Pelaksanaan Penelitian 5. a. Tindakan Siklus I 6. b. Tindakan Siklus II 7. c. Tindakan Siklus III
8. Pengolahan data dan analisis data
9. Penyusunan dan revisi laporan penelitian
10 Pertanggungjawaban laporan
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN 2 Megu
Gede Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon yang berjumlah 30 siswa terdiri dari
12 orang siswa perempuan dan 18 orang siswa laki-laki (data terlampir).
Kebanyakan dari mereka adalah asli penduduk daerah itu. Latar belakang
kehidupan sosial ekonomi orang tua kebanyakan sebagai pedagang dan buruh,
dengan latar belakang pendidikan kebanyakan hanya tamatan SD/SMP. Peneliti
memilih kelas V sebagai objek dari penelitian, karena selain dengan permasalahan
dalam pemahaman materi juga ingin mencoba meningkatkan prestasi olahraga
khususnya sepak bola dimana atlit dalam lomba maupun kompetisi banyak berasal
dari kelas V.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
28
permasalahan yang ada. Menurut Taggart dalam Kasbolah (1999: 3) penelitian
tindakan kelas itu biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia
mengajar dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan
praktek pembelajaran.
PTK menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut yang terjadi di
lapangan untuk segera dikaji dan ditindaklanjuti secara reflektif, partisipatif, dan
kolaboratif.
Di bawah ini beberapa konsep dasar yang berkenaan dengan penelitian
tindakan kelas :
Menurut Kasbolah (1999: 8)
Penelitian tindakan kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa-siswanya, yaitu satu kesatuan kerja sama dengan perspektif berbeda. Misalnya bagi guru demi mutu profesionalnya dan bagi siswa peningkatan prestasi belajarnya.
Kaitannya dengan pembelajaran passing mendatar sepak bola, metode PTK
ini sangat tepat digunakan karena dilaksanakan dalam lingkungan pembelajaran
secara langsung dengan tetap memprioritaskan peran profesionalisme guru dalam
kaitannya dengan refleksi diri terhadap kinerja dan aktivitas mengajarnya. Dalam
hal ini guru memiliki wewenang yang luas (otonom) dalam melaksanakan
tindakan-tindakannya selama proses pembelajaran
2. Desain Penelitian
Menurut Moleong (2004: 236), “Rancangan pada dasarnya merencanakan
suatu kegiatan sebelum dilaksanakan”. Rancangan ini adalah rancangan penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Sebelum peneliti melakukan
observasi tindakan lanjut, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi tindakan
kelas yang hasilnya dituangkan dalam rancangan penelitian.
Dalam perencanaan penelitian menggunakan model spiral Kemmis dan
Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66). Dengan sistem model spiral refleksi yang
dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali
merupakan dasar untuk suatu rancangan pemecahan permasalahan. Model spiral
29
Gambar 3.2
Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 67)
Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu plan (perencanaan) tindakan,
dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, dimana, siapa dan
bagaimana tindakan penggunaan metode eksperimen tersebut dilakukan. Kegiatan
ini dilakukan secara kolaborasi antara pihak yang melakukan tindakan (observer)
dan pihak yang mengamati proses (peneliti) jalannya tindakan.
Tahap kedua dalam tindakan ini yaitu pelaksanaan tindakan (action) yang
merupakan implementasi isi rancangan. Dalam hal ini tentu saja penerapan
metode eksperimen dalam pembelajaran penjas.
Tahap ketiga yaitu pengamatan (observation), observasi dilakukan pada saat
proses diterapkannya tindakan yaitu pada saat penerapan pembelajaran perubahan
ketinggian sasaran Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan
memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung sebagai bakal untuk perbaikan data siklus berikutnya.
REFLECT
ACTION OBSERVE
PLAN
REFLECT
ACTION OBSERVE
PLAN
REFLECT
ACTION OBSERVE
30
Tahap keempat adalah kegiatan reflection (refleksi) merupakan kegiatan
analisis, interprestasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh
dari hasil observasi untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi
(dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terlibat) guna
menyempurnakan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut merupakan satu siklus
atau satu putaran, artinya sesudah langkah keempat, kemudian kembali lagi ke
pertama dan seterusnya. Jadi satu siklus adalah dimulai dari tahap penyusunan
rancangan sampai dengan refleksi untuk melakukan evaluasi.
D. Prosedur Penelitian
Penyusunan prosedur yang akan dilakukan sangat penting dalam
pelaksanaan sebuah penelitian. Adapun prosedur penelitian ini adalah berbentuk
siklus yang akan dilaksanakan dalam dua atau tiga siklus (tergantung
keberhasilan).
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Perencaanaan tindakan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Perencanaan
tindakan dilakukan secara kolaboratif, misalnya antara guru dengan peneliti untuk
membicarakan tentang pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang akan
disampaikan.
Perencanaan tindakan merupakan kegiatan yang disusun sebelum
melaksanakan tindakan. Adapun perencanaan tindakan ini meliputi :
a. Mengajukan permohonan izin kepada kepala sekolah SDN 2 Megu Gede
Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon untuk mengadakan penelitian.
b. Melakukan penelitian awal (observasi dan wawancara) untuk mengetahui
permasalahan yang akan dicarikan pemecahannya.
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan
31
d. Menyusan rancangan tindakan
e. Mempersiapkan alat peraga dan bahan untuk melakukan pembelajaran.
f. Menyusun lembar observasi bagi guru dan siswa untuk melakukan
pembelajaran (kinerja guru dan aktivitas siswa)
g. Menyusun alat penilaian berupa tes penilaian bagi siswa untuk melihat
perubahan peningkatan hasil belajar.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan rancangan
yang kemudian akan diikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi. Dalam
penelitian ini dilakukan tiga siklus dimana siklus sebelumnya yang akan dirasakan
belum berhasil.
Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan adalah
sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal:
(1) Apersepsi dengan memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang
akan disampaikan dalam proses pembelajaran.
(2) Siswa melakukan pemanasan lari keliling lapangan dan senam
b. Kegiatan Inti:
(1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
(2) Guru menjelaskan dan memberi contoh cara melakukan passing
mendatar melalui permainan kecil.
(3) Siswa melakukan passing mendatar melalui permainan kecil sesuai
dengan petunjuk guru.
(4) Guru memberi koreksi tentang kesalahan tugas gerak yang dilakukan
siswa secara individu maupun klasikal.
(5) Melaksanakan tes passing mendatar sepak bola.
c. Kegiatan Akhir:
(1) Siswa melakukan penenangan dengan cara duduk-duduk santai sambil
32
(2) Guru memberikan koreksi secara klasikal tentang kesalahan gerak yang
dilakukan siswa.
(3) Guru menyuruh siswa untuk berlatih di rumah sebagai tindak lanjut
3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan pada saat proses diterapkannya tindakan, yaitu saat
tindakan berlangsung. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan dan
memperoleh data baik kinerja guru maupun aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan
Lembar instrument penilaian kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran,
Lembar instrumen kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran, lembar
observasi aktivitas siswa, catatan lapangan, wawancara siswa dan guru yang
kesemuanya dapat memberikan masukan tentang tindakan yang akan dilakukan di
lapangan.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
terjadi. Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan (siklus 1, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi (dilakukan antara guru, peneliti dan pihak lain yang terkait)
guna memberikan masukan untuk menyempurnakan tindakan selanjutnya yang
akan dilaksanakan pada siklus-siklus berikutnya.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Format Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
terhadap suatu kegiatan baik langsung maupun tidak langsung. Observasi ini
bertujuan untuk mengamati seluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa juga
kinerja guru pada saat pembelajaran perubahan ketinggian sasaran Alat untuk
33
a. Lembar/Instrumen Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
Tentang Instrumen Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
mencakup merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan dan
mengorganisasi materi, merencanakan skenario kegiatan pembelajaran,
merancang pengelolaan kelas, merencanakan prosedur,jenis dan alat penilaian,
serta tampilan dokumen rencana pembelajaran. Format, deskriptor dan kriteria
penilaian dapat dilihat pada lampiran.
b. Lembar/Format Observasi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
tentang Instrumen Kinerja Guru tentang Pelakaksanaan Pembelajaran
mencakup persiapan ruangan dan fasilitas, pelaksanaan kegiatan pembelajaran,
pengelolaan interaksi pembelajaran, kemampuan khusus dalam pembelajaran
penjas, pelaksanaan evaluasi proses dan hasil belajar, serta kesan umum kinerja
guru. Format, deskriptor dan kriteria penilaian dapat dilihat pada lampiran.
c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
tentang aktivitas siswa mencakup aspek motivasi, disiplin dan sportivitas.
Format, deskriptor dan kriteria penilaian dapat dilihat pada lampiran.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat
siswa selama pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan siswa tentang
pembelajaran passing mendatar sepak bola melalui permainan kecil. Lembar
wawancara ditujukan kepada guru sebagai observer serta siswa tertentu. Lebih
jelasnya mengenai lembar wawancara guru dan siswa dapat dilihat pada
lampiran:
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan
berguna sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar dan dialami
dengan catatan sebelumnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai
34
(Moleong, 2005: 209) bahwa : “Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang
apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan
data refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”. Lebih jelasnya mengenai
catatan lapangan terdapat pada lampiran.
4. Kamera Foto
Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan
pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang
terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2005:
160) bahwa : “ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian
kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti
sendiri.
5. Tes Hasil Belajar Passing Mendatar
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelengensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Suharsimi, 2001: 150).
Tes digunakan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan serta
pemahaman siswa setelah model pembelajaran permainan kecil dilaksanakan
adalah tes perbuatan.
format penilaian hasil belajar passing mendatar dengan deskriptor dan
kriteria penilaian dapat dilihat pada lampiran.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis data 1. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data proses terdiri dari teknik pengolahan data proses
tentang aktivitas siswa.
2. Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan,
35
dilakukan secara kualitatif, mengkategorikan dan mengklarifikasi analisis
kemudian ditafsirkan dalam konteks keseluruhan permasalahan penelitian.
Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :
a. Kategorisasi dan kodifikasi. Pada tahap ini data yang telah terkumpul
kemudian diseleksi dan dihimpun sesuai dengan karakteristiknya.
b. Reduksi data. Pada tahap ini data yang terkumpul di lapangan, setelah
dikategorisasikan kemudian dikodifikasi dalam laporan.
c. Klarifikasi data, untuk melihat gambaran data secara keseluruhan atau
bagian-bagian tertentu.
Analisis kuantitatif digunakan untuk memperoleh nilai kinerja guru baik
dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa serta hasil
belajar dengan menggunakan persentasi kemudian dilanjutkan dengan analisis
kualitatif untuk menginterpretasikan nilai tersebut dalam suatu kategorisasi.
Dalam analisis kualitatif, data hasil observasi kinerja guru dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta aktivitas siswa, nilai yang
diperoleh dikategorisasi berdasarkan kategori: kurang, cukup, dan baik.
Sedangkan untuk tes hasil belajar, nilai yang diperoleh dibandingkan dengan
KKM sebesar 68 untuk menentukan tuntas atau belum tuntasnya siswa dalam
mengikuti pembelajaran passing mendatar sepak bola.
G. Validasi Data
Validasi data dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Hopkins
(Wiriaatmadja, 2005: 168-171) bahwa untuk mengetahui sebuah data dapat
menggunakan :
1. Member Chek, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber,
apakah keterangan itu sifatnya tetap sehingga dapat dipastikan kebenarannya
atau tidak. Dalam kegiatan penelitian ini, kegiatan triangulasi dilakukan
secara reflektif kolaboratif antara peneliti dan guru dengan jalan
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan
36
dokumentasi. Wawancara berisikan pertanyaan tentang pembelajaran gerak
dasar passing mendatar melalui permainan kecil. Wawancara dilakukan
kepada kepala SDN 2 Megu Gede selaku observer.
2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran data yang diperoleh dengan
membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara
kolaboratif. Kegiatan ini penulis lakukan dengan cara menannyakan kembali
informasi yang disampaikan sebagian siswa kelas V, observer, maupun
Kepala Sekolah pada waktu yang berbeda. Kebenaran data melalui
pertanyaan atau wawancara dengan siswa dan guru yang diperoleh pada
siklus I, dibandingkan dengan hasil wawancara pada siklus II maupun siklus
III. Suatu data tentang pembelajaran gerak dasar passing mendatar melalui
permainan kecil sebagai sumber belajar belum dikatakan valid sebelum
penulis mengecek kembali keterangan tersebut pada waktu yang berbeda.
Dalam proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan
yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kebenarannya kepada guru mitra
melalui diskusi balikan (reflektif kolaboratif), pada setiap akhir pelaksanaan
tindakan dan pada akhir seluruh pelaksanaan tindakan.
3. Audit Trail, yaitu pengecekan kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan
metode pengumpulan data dengan cara mendiskusikan hasil-hasil temuan
bersama teman-teman sekelompok. Pada validasi dengan menggunakan audit
trail, kegiatan yang dilakukan oleh penulis adalah berdiskusi dengan
pembimbing, teman-teman mahasiswa S1 Penjas, dan dengan guru olahraga
yang dianggap kompeten di bidang passing mendatar. Hasil tindakan siklus I,
II dan III didiskusikan didasarkan pada penilaian aktivitas siswa dan hasil
belajar diperiksa kembali keajegannya berdasarkan masing-masing siswa
apakah mengalami penurunan atau terus mengalami peningkatan.
4. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan
penelitian kepada pakar professional di bidangnya. Dalam kegiatan ini
peneliti mengkonsultasikan temuan penelitian kepada Dr. Herman Subarjah,
M.Si selaku pembimbing I dan kepada Dewi Susilawati, M.Pd selaku
37
data dapat dipertanggungjawabkan. dalam penelitian ini, instrumen penelitian
di cek kembali apakah sesuai dengan program penelitian, masalah yang
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran pada Siklus III dapat dikatakan sangat baik, hal
ini dapat dibuktikan dengan persentase pencapaian dalam data awal mencapai
60,29%, sehingga diperlukan perbaikan. Setelah melakukan perencanaan untuk
perbaikan maka diperoleh data perencaanaan pada Siklus I 69,11%, Siklus II
sebesar 79,41 %, sedangkan Siklus III 91,17%. Dengan demikian peningkatan
persentase dari data awal sampai dengan siklus III sebesar 30,88%.
2. Kinerja Guru
Berdasarkan hasil pengamatan observasi pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi kinerja guru didapat hasil pada kinerja
guru dalam pelaksanaan pembelajaran sangat baik, hal ini dapat dilihat kinerja
guru terus mengalami peningkatan setiap tindakan yang dilakukan oleh guru. Pada
data awal persentasinya hanya mencapai 60,71%, hal ini disebabkan pada saat
pembelajaran dilaksanakan guru terlihat kurang siap untuk mengajar, guru hanya
membuat RPP dan instrumen penilaian siswa saja. Guru kurang mengkondisikan
siswa terlebih dahulu pada awal pembelajaran, tujuan pembelajaran pun hanya
disampaikan secara sekilas sehingga siswa kurang memahami apa yang
disampaikan guru. Oleh karena itu diperlukan perbaikan untuk meningkatkan
kinerja guru. Hasil yang dicapai setelah dilakukan perbaikan pada Siklus I
persentasinya mencapai 73,80%, pada siklus II mencapai 78,57%, sebagai hasil
tindakan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan penjelasan yang menarik
dan manfaat permainan kecil agar siswa lebih tertarik lagi dalam pembelajaran,
mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman siswa agar pembelajaran mudah
dipahami. Hasilnya pada siklus III mengalami peningkatan menjadi 92,85%.
Dengan demikian peningkatan kinerja guru dari data awal hingga siklus III
90
3. Aktivitas Siswa
Pencapaian aktivitas siswa secara keseluruhan terus meningkat, hal ini
dibuktikan dengan persentase yang terus mengalami peningkatan pada setiap
kegiatan tindakan pembelajaran. Pada data awal, aktivitas siswa hanya mencapai
67,04%. Pada siklus I, aktivitas siswa hanya mencapai 71,48%, sehingga
diperlukan perbaikan untuk meningkatkan aktivitas siswa. Hasil perbaikan
tindakan pada siklus II menunjukkan pencapaian sebesar 77,41%, sedangkan pada
siklus III menunjukkan aktivitas siswa yang mencapai 85,20%. Target penulis
untuk pencapaian aktivitas siswa sebesar 80,00% sudah dapat tercapai, dengan
demikian dapat dikatakan aktivitas siswa dalam pembelajaran gerak dasar passing
mendatar sepak bola melalui permainan kecil dapat dikatakan sangat baik.
4. Hasil Belajar
Berdasarkan hasil analisis hasil belajar siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran, setiap siklusnya terjadi peningkatan yang baik, setiap aspek yang
diamati mengalami peningkatan setiap siklusnya mulai dari rata-rata nilai siswa,
maupun pada persentase ketuntasan. Pada data awal siswa yang tuntas hanya
46,67%, pada Siklus I siswa yang tuntas hanya 66,67%, dan pada siklus II baru
mencapai 83,33%, namun setelah diadakan tindakan Sampai Siklus III menjadi
100%. Dengan hasil ini maka pembelajaran gerak dasar passing mendatar sepak
bola melalui permainan kecil dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan
demikian maka hipotesis tindakan terbukti atau dapat diterima.
B. Saran-Saran
Setelah disimpulkan, maka perlu kiranya dibuat saran-saran untuk menjadi
bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan
pembelajaran Penjas. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa:
a. Dalam penerapan permainan kecil untuk meningkatkan gerak dasar passing
mendatar sepak bola terlebih dahulu memperhatikan petunjuk atau
91
b. Menegaskan pentingnya latihan untuk meningkatkan gerak dasar passing
mendatar sepak bola.
2. Bagi Guru:
a. Menciptakan berbagai model pembelajaran dalam bentuk permainan yang
berhubungan dengan gerak dasar passing mendatar sepak bola.
b. Untuk mengembangkan profesionalisme guru penjaskes dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah dasar maka guru harus memiliki
kemampuan dan keterampilan mengelola siswa di lapangan, dan
menciptakan pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM.
c. Mempersiapkan sarana dan prasarana sebelum menerapkan pembelajaran
agar siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran.
d. Melalui permainan kecil dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam
memilih dan menetapkan strategi atau model pembelajaran dalam upaya
peningkatan pembelajaran gerak dasar khususnya passing mendatar sepak
bola serta mutu pembelajaran Pendidikan Jasmani.
3. Bagi Lembaga Sekolah Dasar
a. Bahwa pembelajaran penjas yang menyenangkan peserta didik, dapat
dijadikan salah satu model pembelajaran pendidikan Jasmani dalam KTSP.
b. Pembelajaran gerak dasar passing mendatar sepak bola melalui permainan
kecil dapat dijadikan masukan dalam rangka efektivitas dan efesiensi
pembinaan, pengelolaan sumber belajar dalam pelaksanaan pendidikan.
c. Memberikan kontribusi berupa sarana dan prasarana yang mendukung
pembelajaran yang berorientasi kepada peningkatan mutu penjas.
4. Bagi Lembaga UPI Kampus Sumedang
a. Hasil yang didapatkan dari penelitian dapat menjadi referensi serta
sebagai bahan perbandingan dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang
mengambil tema sepak bola khususnya passing mendatar,
b. Dapat dipublikasikan secara umum sehingga hal ini akan membawa
dampak positif terhadap mahasiswa dalam mengembangkan
92
5. Bagi Peneliti Lain
a. Bahwa dalam rangka meningkatkan hasil belajar passing mendatar sepak
bola kepada peneliti lain diharapkan dapat mencari model permainan
lainnya agar lebih meningkatkan lagi hasil belajar sesuai yang diharapkan.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian praktis sebagai hasil penelitian
93
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Bachtiar. Dkk. (2001). Permainan Besar II Bola Voli dan Bola Tangan. Jakarta: Pusat Penerbuitan Universitas Terbuka
BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Mengengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Budiyono, Jurnal Ilmiah SPIRIT, ISSN; 1411-8319 Vol. 11 No. 3 Tahun 2011
Elgisha. (2011). Mengembangkan Keterampilan Gerak dasar Lompat dengan
permainan Tradisional. [online] tersedia. http://grandmall10. wordpress.
com/2011/05/21, 13 Maret 2013
Heryana, Dadan. Dkk. 2010. Pendidikan Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa
SD-MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas
Kasbolah, Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Kurniawan, Nursidik. (2007). Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar. [Online] Tersedia http://nhowitzer.multiply.com/ journal/item/3, 13 maret 2013.
Kusmaedi, Nurlan. (2009). Bahan Belajar Mandiri: Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Lutan, Rusli. (2000). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka
Lutan, Rusli. (2001), Asas-Asas Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan
Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Dirjen Dikdasmen
bekerjasama dengan Dirjen Olahraga.
Mahendra, Agus. (2003) Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar Biasa.
94
Priantoro, Andrian, (2011). Tujuan Pendidikan Jasmani. [online] tersedia.
http://penjasorkes-zone.blogspot.com/2011/12/tujuan-pendidikan-jasmani.html. 8 Maret 2013.
Ripkhy, 2010. Teknik Mengoper Bola. [online] tersedia;
http://fariqhitaba.blogspot.com/2010/11/teknik-mengoper-bola-passing.html
Rukmana, Anin, 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar. 9. 2008
Saputra, Yudha M. (2001). Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar, Sebuah
Pendekatan Pembinaan Gerak Dasar melalui Permainan. Jakarta
Departemen Pendidkan Nasional.
Saputra, Yudha M. (2010). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Wikipedia. 2012. Sepakbola. [online] tersedia: www.wikipedia.com
Wiriaatmadja, R, 2005. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya