GAMBARAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK 45
LEMBANG
(Studi Deskriptif pada Siswi SMK 45 Lembang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh : Ela Silfiana
0907426
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Gambaran Gangguan Menstruasi
pada Partisipasi Siswa dalam
Pembelajaran Penjas di SMK 45
Lembang
Oleh Ela Silfiana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Ela Silfiana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ELA SILFIANA 0907426
GAMBARAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK
45 LEMBANG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dra. Lilis Komariyah, M.Pd NIP. 195906281989012001
Pembimbing II
dr. Kurnia Eka Wijayanti NIP. 198203222008012006
Mengetahui Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
ABSTRACT
Ela Silfiana 090726. The Description about Menstruation Disruption towards Students Participation on Physical Education Learning at SMK 45 Lembang. Supervisor I Dra. Lilis Komariyah, M.Pd. Supervisor II dr. Kurnia Eka Wijayanti.
ABSTRAK
Ela Silfiana. 0907426. Gambaran Gangguan Menstruasi Pada Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMK 45 Lembang. Pembimbing I Dra. Lilis Komariyah, M.Pd. Pembimbing II dr. Kurnia Eka Wijayanti.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ...i
ABSTRAK ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
DAFTAR ISI ...iv
DAFTAR TABEL ...vi
DAFTAR GAMBAR ...viii
DAFTAR LAMPIRAN ...ix
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Penelitian ...1
B. Identifikasi Masalah ...5
C. Rumusan Masalah ...6
D. Tujuan Penelitian ...6
E. Manfaat Penelitian ...6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7
A. Menstruasi ...7
B. Gangguan Menstruasi ...12
C. Partisipasi Belajar ...17
D. Kerangka Berpikir ...20
BAB III METODE PENELITIAN ...22
A. Lokasi dan Subjek ...22
B. Populasi atau Sampel ...22
C. Desain Penelitian ...23
D. Metode Penelitian ...25
E. Definisi Operasional ...25
F. Instrumen Penelitian ...26
G. Proses Pengembangan Instrumen ...30
H. Teknik Pengumpulan Data ...42
I. Analisis Data ...44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...45
A. Analisis Data ...45
B. Pembahasan ...57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...59
A. Kesimpulan ...59
B. Saran ...59
DAFTAR PUSTAKA ...60
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kaum perempuan adalah mahluk yang diciptakan dengan sejumlah identitas tertentu yang menjadi khasnya, diantaranya dapat dilihat secara kasat mata. Dalam
hal biologis, sudah tampak begitu jelas perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Seorang perempuan memiliki pematangan payudara, ovarium, dan rahim yang tidak dimiliki seorang laki-laki. Sedangkan seorang laki-laki memiliki jakun yang juga tidak dimiliki oleh seorang perempuan. Selanjutnya seorang laki-laki akan memasuki masa baligh ditandai dengan mimpi basah, sedangkan seorang perempuan akan dimulai masa balighnya setelah mengalami menstruasi yang menjadi kodratnya.
Seorang perempuan setelah memasuki masa menstruasi akan beranjak dewasa dan menikah. Perempuan juga akan diberi kemampuan untuk dapat hamil dan melahirkan, lalu diberi kemampuan juga untuk menyusui dan pada akhirnya akan mengalami menopause. Sungguh luar biasa keunikan seorang perempuan. Mulai dari sifat, perilaku, bahkan siklus metabolisme yang terjadi pada diri seorang perempuan seperti menstruasi yang menjadi tamu rutin bagi para perempuan. Menstruasi menjadi hal yang wajar terjadi pada seorang perempuan, dan ini merupakan salah satu tanda bahwa seorang perempuan telah memasuki masa pubertas.
Perempuan dapat mengalami berbagai masalah dengan menstruasi mereka. Masalah tersebut dapat berupa tidak mengalami menstruasi atau menstruasi berkepanjangan. Siklus menstruasi setiap perempuan berbeda-beda, ada yang mengalami menstruasi tidak teratur, dan ada pula yang relatif teratur. Ketidak teraturan menstruasi dapat disebabkan oleh adanya gangguan hormon ataupun faktor psikis seperti stress, depresi, dan lain-lain.
Saat Islam di sebarkan oleh Rasulallah saw., istri-istri sahabat bertanya kepada Rasulallah saw. Perihal wanita yang haid, lalu turunlah ayat 222 dari surat al-Baqarah:
Dan mereka bertanya kepadamu dari hal haid. Katakanlah: ia itu adalah
suatu gangguan, sebab itu hendaklah Anda menjauhi wanita-wanita saat haid....
(QS. Al-Baqarah :222)
Senada dengan ayat tersebut Nabi Muhammad saw menjelaskan tentang perempuan yang sedang mengalami menstruasi, diluar hubungan suami istri segalanya boleh dilakukan. Dalam sabdanya:
Lakukanlah segala sesuatu kecuali bersetubuh (HR. Muslim)
Ketika menafsir ayat ini, Ustadz Hamka (Harits dan Supandi, 2007:52) menjelaskan seperti berikut: haid dikatakan gangguan, karena di hari-hari wanita sedang berhaid, terganggulah keadaannya yang biasa atau kotorlah keadaannya waktu itu. Menjauhi wanita haid maksudnya menghindari pergaulan suami istri (jima). Al-Qur’an selalu menggunakan kata-kata yang halus berkenaan dengan jima ini. Jadi bukan menjauhi dalam pengertian sebenarnya.
Berdasarkan tafsiran ayat tersebut pada dasarnya saat seorang perempuan mengalami menstruasi maka keadaannya akan berbeda dengan biasanya, dan
sebagian perempuan akan mengalami gangguan-gangguan menstruasi. Darah yang keluar bukanlah kotor dalam arti yang sebenarnya, darah menstruasi tidak
sedang menstruasi harus dihindari. Pemahaman ini harus diluruskan agar tidak beranggapan bahwa darah menstruasi adalah kotor dan perempuan yang sedang menstruasi harus dihindari. Karena bahasa didalam Al-qur’an sangat indah dan banyak menggunakan makna kiasan. Sejarah menstruasi sama tuanya dengan sejarah umat manusia, namun sampai saat ini masih terus menjadi topik pembicaraan yang sangat menarik minat sebagian kalangan wanita karena setiap
bulannya wanita mengalami menstruasi dan tak jarang mengalami nyeri.
Harits dan Supandi (2007:21) mengemukakan bahwa “gangguan menstruasi merupakan keluhan-keluhan yang biasa terjadi menjelang menstruasi, namun ada pula yang merasakan keluhan tersebut meskipun sudah datangnya menstruasi bahkan ada yang berlangsung terus sampai haid berhenti.” Sebagian wanita merasa terganggu bahkan tersiksa pada saat menstruasi akibat dari gangguan-gangguan yang muncul menjelang menstruasi yang sering disebut dengan PMS.
PMS adalah berbagai gejala fisik dan nonfisik yang dialami seorang perempuan, akibat reaksi tubuh terhadap fluktuasi kadar hormon yang terjadi menjelang menstruasi. Secara medis, hingga kini dilaporkan sekitar 100 gejala PMS, tetapi yang paling sering dialami adalah: nyeri dan kram perut, payudara kencang dan nyeri, kecanduan makanan tertentu, perubahan mood, mudah marah dan tersinggung, merasa depresi, perubahan nafsu makan, sakit kepala ringan, sulit berkonsentrasi,gangguan jerawat pada wajah bahkan gampang lelah dan susah tidur. (sumber [online]. http://menstruasi.com/node/21. diakses tanggal 10 Juni 2013)
Selain PMS, keluhan yang dapat dirasakan oleh perempuan pada saat mengalami gangguan menstruasi adalah dismenore. Dismenore adalah kram perut yang dirasakan saat menstruasi. Gangguan ini biasanya mulai terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya pendarahan menstruasi dan dapat terasa selama 24 – 26 jam. Kram tersebut dirasakan didaerah perut bagian bawah dan menjalar ke punggung atau ke punggung atau permukaan dalam paha. Pada kasus dismenore berat nyeri
kram dapat disertai kram dan diare (Andira, 2010:39).
Serikat menyebutkan bahwa dismenore dialami oleh 30%-50% wanita usia reproduksi dan 10%-15%”.
Berdasarkan angka kejadian dismenore di Indonesia berarti setengah dari wanita di Indonesia mengalami dismenore. Dari berbagai gangguan yang terjadi pada perempuan saat mengalami menstruasi mereka juga disisi lain harus beraktivitas sama seperti perempuan yang tidak sedang mengalami menstruasi.
Begitu pula pada siswa perempuan yang masih duduk di bangku sekolah merekapun harus tetap mengikuti pembelajaran di sekolah, salah satunya adalah mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang menuntutnya untuk aktif berpartisipasi melalui aktivitas-aktivitas jasmani yang telah direncanakan oleh guru.
Menurut Davis (Komariyah, 2004:63) “Ada dua jenis partisipasi, yaitu partisipasi aktif dan partisipasi pasif”. Senada dengan pernyataan tersebut menurut Komariyah (2004:63) menjelaskan Partisipasi aktif adalah orang yang menerima dengan tegas dan bahkan aktif mengajak orang lain untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan hasil dari program yang telah direncanakan, karena hasilnya dapat dirasakan bersama-sama. Sedangkan partisipasi pasif memiliki makna orang yang tidak menolak maupun menerima program yang diajukan.
Dalam konteks penelitian ini, partisipasi yang dimaksud dalam pembelajaran penjas adalah partisipasi aktif yaitu diantaranya adalah kehadiran mengikuti pembelajaran penjas dan keaktifan dalam melakukan tugas gerak yang diberikan guru. Karena mata pelajaran penjas menggunakan aktivitas jasmani sebagai media untuk mendidiknya, jadi partisipasi aktif adalah peran penting bagi siswa yang mengikuti mata pelajaran penjas. Begitu pula dengan siswa perempuan yang
sedang mengalami menstruasi juga harus mengikuti pembelajaran sebagaimana mestinya.
“pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi.” Jadi pembelajaran harus dipersiapkan dengan matang untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan dan melalui proses yang sistematis mulai dari persiapan yaitu sebelum berlangsungnya proses belajar mengajar, pelaksanaan yaitu proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah dengan alokasi waktu yang telah ditentukan, dan evaluasi untuk mengukur keberhasilan
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Menurut William (Abduljabar, 2010:3) “pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang terpilih sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.”
Pendidikan jasmani yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah formal tidak akan lepas dari kendala-kendala yang dihadapai baik oleh siswa ataupun guru pendidikan jasmani tersebut. Kendala tersebut dapat muncul dari keadaan fisiologi siswa, khususnya pada siswa perempuan yang sedang mengalami gangguan menstruasi. Rasa nyeri pada gangguan menstruasi yang ia rasakan akan berkaitan erat dengan partisipasi aktifnya dalam pembelajaran penjas, karena rasa nyeri bersifat subjektif. Orang yang paling mengetahui tingkat nyerinya adalah dirinya sendiri, dan yang dapat mendeskripsikan apa yang sedang dirasakannya juga dirinya sendiri.
Maka penulis mencoba mengungkap gambaran gangguan menstruasi pada partisipasi siswa yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang terjadi, sebagai upaya untuk mengoptimalkan pembelajaran penjas.
Dilihat dari latar belakang diatas maka penulis mengambil judul Gambaran
Gangguan Menstruasi pada Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani.
B. Identifikasi Masalah
mengalami gangguan menstruasi, penanganan gangguan menstruasi yang dialami oleh siswa, serta kreativitas guru untuk mendesain pembelajaran agar dapat menaikkan partisipasi belajar yang sedang menurun.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah, maka permasalahan dapat diidentifikasi adalah bagaimana gambaran gangguan
menstruasi terhadap partisipasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang meliputi motivasi, kontribusi, dan kehadiran?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran gangguan menstruasi terhadap partisipasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani yang meliputi motivasi, kontribusi, dan kehadiran.
E. Manfaat Penelitian
Jika tujuan penelitian ini tercapai, manfaat yang dapat dirasakan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan bahan memperluas ilmu mengenai gambaran gangguan menstruasi pada partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas.
2. Manfaat Praktis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan menjadi tempat peneliti melakukan penelitian yaitu di SMK 45 Lembang (Jalan Barulaksana No 186 Jayagiri Lembang Kab. Bandung Barat). Pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan aktivitas peneliti yang melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di sekolah tersebut, sehingga peneliti melakukan proses pengajaran dan sudah relatif mengenal dengan siswa-siswi sekolah tersebut.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan peneliti yaitu siswi SMK 45 Lembang kelas X (Sepuluh) Program keahlian Akomodasi Perhotelan, hal ini dikarenakan jenjang kelas tersebut melakukan pembelajaran penjas dengan peneliti, sehingga untuk pengambilan data diharapkan dapat berjalan dengan lancar.
B. Populasi atau Sampel 1. Populasi
Populasi dan sampel keberadaannya adalah hal yang penting untuk menunjang keberhasilan proses penelitian. Pengertian populasi menurut Sugiyono (2009:80)
yang tertulis dalam bukunya menyebutkan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari atas: objek/subjek yang kuantitas dan kualitas tertentu yang di terapkan oleh penelitian untuk mempelajari dan kemudian tarik
kesimpulan.”
digunakan adalah 65 orang. Penentuan populasi yang digunakan berdasarkan tempat pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilakukan di sekolah tersebut, sehingga peneliti dapat melangsungkan penelitian pada saat pelaksanaan pengajaran dengan siswi program keahlian akomodasi perhotelan. 2. Sampel
Pengertian sampel menurut Sugiyono (2009:81) menyebutkan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Penentuan sampel harus representatif (mewakili) dari populasi yang digunakan, karena hal yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti yaitu sampling jenuh,
menurut Sugiyono (2009:85) menyebutkan bahwa “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.” Jadi
dalam hal ini sampel yang digunakan yaitu semua anggota populasi yang berjumlah 65 orang, dikarenakan peneliti ingin mengetahui gambaran keseluruhan dari populasi tersebut dan ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah LR Gay, educational research; Competenciesnfor Analysis and Aplication; New Jersey; Prentice Hall Inc. 1996, pp.91-96. Prosedur dilakukan agar penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan proses penelitian dapat berjalan dengan sistematis, teratur, dan terencana. Adapun langkah-langkah pengambilan dan pengolahan data penelitian yang penulis lakukan dapat diperhatikan dalam bentuk
Langkah-langkah Pengambilan dan Pengolahan Data Penelitian dari Sumber; LR Gay, educational research; Competenciesnfor Analysis and Aplication; New Jersey; Prentice Hall Inc. 1996, pp.91-96
Gambar 3.1
Desain Penelitian
Penelusuran permasalahan real di lapangan, sehingga memunculkan beragam masalah penelitian (Selection and definition of problem)
Penelusuran beragam data empirik dan teoritik sebagai landasan kerangka berpikir berkaitan dengan masalah penelitian (Review of related literature)
Penentuan metode penelitian berkenaan dengan: sampel, instrumen, desain, dan prosedur penelitian (Method: subject, instrument, design & procedure)
Penarikan kesimpulan, implikasi dan saran berdasarkan hasil penelitian Analisis dan interpretasi data (Data analysis)
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif menggambarkan apa yang ada sekarang, menyebutkan pertanyaan penelitian yang didasarkan pada status keadaan sekarang dan menghasilkan data kuantitatif dan kualitatif. Penelitian seperti ini dapat menghasilkan pengetahuan baru selain subjek atau elemen spesifik studi.
Penelitian deskriptif menggambarkan frekuensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan, memiliki ciri-ciri gambaran fenomena dijabarkan dengan menekankan pada kondisi faktual atau apa adanya sesuai dengan hasil pengamatan; membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan; fenomena digambarkan tanpa ada perlakuan terhadap variabel dan tanpa perlu menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi; tidak memerlukan suatu hipotesis; biasanya menguraikan satu variabel saja, jika ada beberapa variabel diuraikan satu persatu; hasil penelitian deskriptif sering digunakan untuk dilanjutkan pada penelitian analitik; cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan. Hubungan antar varabel diidentifikasi untuk menggambarkan secara keseluruhan suatu peristiwa yang sedang diteliti, tetapi bukan merupakan tujuan utama dari suatu penelitian deskriptif.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dikembangkan sebagai suatu variabel yang dapat diukur dan dimanipulasi kedalam situasi sesungguhnya akan meningkatkan pemahaman dari konsep variabel. Lebih jelasnya mengenai definisi operasional dari variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini beserta indikator-indikator dari setiap
Tabel 3.1
Defenisi dan indikator variabel penelitian
Variabel Penelitian Definisi Operasional Indikator
Partisipasi Menurut Suryosubroto (2002: 279)
dalam bukunya Proses Belajar Mengajar di Sekolah, menjelaskan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab
Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006: 219) adalah “alat bantu yang
digunakan dalam mengumpulkan data.” Sedangkan menurut Sugiyono (2009:102), “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Keberhasilan penelitian
banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah).
Alat ukur yang digunakan peneliti untuk mengukur partisipasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan angket. Salahsatu cara untuk mengumpulkan data secara empiris di lapangan adalah dengan menyebarkan anget yang memuat kuesioner untuk mengetahui tingkat partisipasi para sampel penelitian. Adapun aspek-aspek yang dijaring lewat angket partisipasi yaitu berdasarkan definisi konseptual dari variabel partisipasi yang diantaranya adalah motivasi, kontribusi, dan kehadiran.
pernyataan dalam angket dapat dilihat pada tabel 3.2. Alternatif jawaban yang disediakan pada angket partisipasi terdiri dari 4 (empat) alternatif, yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju). Skala alternatif jawaban tersebut merupakan skala sikap, dengan merujuk pada konsep pengukuran sikap yang dikembangkan Likert (1984).
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
49. 37, 38, 40, 43, 44, 45, 46, 47, 48.
Jumlah pernyataan 50
Contoh butir angket partisipasi yang digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini sesuai dengan alternatif jawaban yang mengacu pada skala Likert dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3
Contoh Angket Partisipasi Belajar Penjas
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
SS S TS STS
1 Saya akan tetap mengikuti pembelajaran penjas meskipun sedang mengalami nyeri gangguan menstruasi karena saya menyukai matapelajaran penjas
mengalami nyeri gangguan menstruasi
3 Saya akan izin tidak mengikuti pembelajaran penjas apabila saya sedang mengalami nyeri gangguan menstruasi
4 Sebaiknya guru berkreativitas untuk menciptakan suasana belajar agar lebih
menarik partisipasi saya pada saat sedang mengalami nyeri gangguan menstruasi
Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban tersebut dapat diberi skor untuk pernyataan positif (+) maka pemberian skor berlaku SS=4, S=3, TS=2, dan
STS=1. Sedangkan untuk pernyataan negatif (-) maka pemberian skor berlaku SS=1, S=2, TS=3, dan STS=4.
G. Proses Pengembangan Instrumen 1. Pengujian Validitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Menurut Sugiyono (2009:122) menyebutkan bahwa “pada dasarnya terdapat
dua instrumen, yaitu instrumen yang berbentuk tes untuk mengukur prestasi
belajar dan instrumen nontes untuk mengukur sikap.” Untuk pengukuran
menyatakan bahwa “bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil pengukuran
dengan alatukur yang berbasis pada teori itu sudah dipandang sebagai hasil yang
valid.”
Alat ukur yang digunakan peneliti untuk mengukur partisipasi yaitu angket yang dibuat oleh peneliti dan telah disesuaikan dengan definisi konseptual dari partisipasi, serta penggunaan bahasa yang mudah dipahami dan tidak
menyebabkan kekeliruan arti kata. Maka atas dasar pernyataan yang dikatakan oleh Sutrisno Hadi tersebut angket partisipasi sudah dapat dikatakan valid. Namun untuk lebih baiknya peneliti tetap melakukan uji coba validitas dari instrumen tersebut dengan pengujian tiga faktor variabel dalam partisipasi yaitu motivasi, kontribusi, dan kehadiran.
a. Data Faktor 1 (motivasi)
Didalam angket uji coba terdapat 50 pernyataan yang didalamnya menyangkut kedalam tiga faktor yaitu motivasi, kontribusi, dan kehadiran. Lalu pernyataan-pernyataan tersebut dirandom. Khusus untuk pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan motivasi sesuai dengan kisi-kisi angket dalam tabel 3.2 berjumlah 16 item. Terdapat dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif berjumlah 13 item, dan negatif 3 item. Setelah diuji cobakan kepada 10 orang responden maka diperoleh hasil seperti pada tabel 3.4 dibawah ini.
Data Partisipasi Siswa saat Nyeri Menstruasi (Faktor 1)
No.
Res.
Skor Motivasi untuk Butir No: Jml 1
(X1)
3 4 5 10 11 13 15 20 21 22 25 26 28 33 42 50
1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 45
2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 37
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47
4 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 25
5 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 53
6 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 35
7 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45
8 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46
9 1 2 3 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 3 1 2 33
10 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 43
b. Data Faktor 2 (kontribusi)
Didalam angket uji coba terdapat 50 pernyataan yang didalamnya menyangkut kedalam tiga faktor yaitu motivasi, kontribusi, dan kehadiran. Lalu pernyataan-pernyataan tersebut dirandom. Khusus untuk pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan kontribusi sesuai dengan kisi-kisi angket dalam tabel 3.2 berjumlah 17 item. Terdapat dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif berjumlah 11 item, dan negatif 6 item. Setelah diuji cobakan kepada 10 orang responden maka diperoleh hasil seperti pada tabel 3.5 dibawah ini.
Data Partisipasi Siswa saat Nyeri Menstruasi (Faktor 2)
No. Res.
Skor Kontribusi untuk Butir No: Jml 2
(X2)
2 6 8 14 16 17 18 19 23 29 30 31 32 34 36 39 41
1 2 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 44 2 2 2 1 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 49 4 2 2 1 1 2 1 1 4 1 1 2 1 1 3 3 2 1 29 5 3 1 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 60 6 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 40 7 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 44 8 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 43 9 2 2 1 3 3 2 2 4 2 2 3 3 2 3 2 2 1 39 10 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 46
c. Data Faktor 3 (kehadiran)
Didalam angket uji coba terdapat 50 pernyataan yang didalamnya menyangkut kedalam tiga faktor yaitu motivasi, kontribusi, dan kehadiran. Lalu pernyataan-pernyataan tersebut dirandom. Khusus untuk pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan kehadiran sesuai dengan kisi-kisi angket dalam tabel 3.2 berjumlah 17 item. Terdapat dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif berjumlah 5 item, dan negatif 12 item. Setelah diuji cobakan kepada 10 orang responden maka diperoleh hasil seperti pada tabel 3.6 dibawah ini.
Data Partisipasi Siswa saat Nyeri Menstruasi (Faktor 3)
No. Res.
Skor Kehadiran untuk Butir No: Jml 3
1 7 9 12 24 27 35 37 38 40 43 45 46 47 48 49 (X3)
1 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 44
2 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 4 4 4 1 44
3 4 3 2 3 3 2 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 51
4 1 1 4 2 4 1 1 4 2 2 3 2 3 1 2 2 35
5 4 3 2 4 2 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 55
6 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 4 4 43
7 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 45
8 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 46
9 2 1 3 2 4 2 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 34
10 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 40
Berdasarkan data ketiga faktor dalam partisipasi maka diambil jumlah dari masing-masing itemnya untuk dikorelasikan satu-persatu. Kelompok data yang ada di masing-masing faktor dikorelasikan dengan jumlah total data dari ketiga item tersebut.
Pemilihan uji validitas dengan menggunakan uji korelasi karena akan menghasilkan koefisien korelasi yang hasilnya dapat untuk menentukan instrumen tersebut valid atau tidak. Lalu uji korelasi juga dapat digunakan untuk menguji validitas masing-masing item pernyataannya, agar mendapat keterangan apakan
partisipasi dan jumlah total data dari ketiga item tersebut diuraikan dalam tabel 3.7 dibawah ini.
Tabel 3.7
Data Jumlah Faktor Partisipasi Siswa saat Nyeri Menstruasi
X1 X2 X3 Y
45 44 44 133
37 43 44 124
47 49 51 147
25 29 35 89
53 60 55 168
35 40 43 118
45 44 45 134
46 43 46 135
33 39 34 106
43 46 40 129
Gambar 3.2
Rumus Koefisien Korelasi Product Moment
Berdasarkan tabel 3.8 dan dihitung dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment tersebut bahwa korelasi antara jumlah faktor 1 (X1)
total (Y) = 0,96, dan korelasi antara jumlah faktor 3 (X3) dengan skor total (Y) =
0,93.
Menurut Sugiyono (2009:126) menyatakan bahwa “bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,30 keatas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat, jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas
konstruksi yang baik.” Berdasarkan pernyataan tersebut karena koefisien korelasi
ketiga faktor tersebut diatas 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi, kontribusi, dan kehadiran merupakan konstruksi yang valid untuk variabel partisipasi.
Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa korelasi 50 (lima puluh) butir instrumen dengan skor total ditunjukkan pada tabel 3.8 berikut:
Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Konstruk
No. r hitung r kritis Keputusan
r1y 0,79 0,3 Valid
r2y 0,71 0,3 valid
r3y 0,76 0,3 valid
r4y 0,88 0,3 valid
r33y 0,8 0,3 valid
Berdasarkan hasil perhitungan pengujian validitas konstruk pada tabel 3.9 tersebut maka instrumen yang dinyatakan valid berjumlah 42 item, dan tidak valid 8 item.
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan cara test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Sedangkan secara internal pengujian dapat
dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Menurut Sugiyono (2009:131) menjelaskan bahwa:
dengan menggunakan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.
Peneliti akan menggunakan pengujian reliabilitas secara internal dengan menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half) dengan rumus tertera pada gambar 3.3. Untuk keperluan itu maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan genap. Selanjutnya skor data tiap kelompok tersebut disusun masing-masing. Untuk kelompok ganjil ditunjukkan pada tabel 3.9 dan kelompok genap pada tabel 3.10.
Gambar 3.3
Rumus Spearman Brown
Keterangan dari simbol-simbol yang terdapat pada rumus tersebut yaitu: ri
adalah reliabilitas seluruh instrumen; dan rb adalah korelasi product moment
antara belahan pertama dan kedua.
Peneliti memilih pengujian reliabilitas secara internal dengan menggunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half) dengan rumus Spearman
Brown seperti yang tertea diatas karena pengujian ini dilakukan dengan cara mengujikan instrumen sekali saja kemudian dianalisis dengan membelah dua
bagian. Artinya membagi kelompok pernyataan yang bernomor ganjil dan genap. Lalu jumlah dari masing-masing kelompok tersebut dikorelasikan kembali menggunakan rumus korelasi product moment, sehingga diperoleh koefisien korelasi dan dimasukan kedalam rumus Spearman Brown.
Penggunaan pengujian ini tidak terlalu mengeluarkan banyak waktu dan dapat digunakan dengan efektif, tidak memproduksi banyak kertas lagi untuk uji coba ulang. Pada saat peneliti melakukan penelitian kalender akademik di sekolah tidak akan efektif lagi untuk melakukan pembelajaran, karena menjelang ujian kenaikan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Gambaran gangguan menstruasi pada partisipasi siswa dalam pembelajaran
penjas yang ditemukan oleh peneliti melalui penyebaran kuesioner terhadap tiga subvariabel yang telah ditentukan yaitu motivasi, kontribusi, dan kehadiran adalah 16,44% siswa yang motivasinya kurang sekali, 33,13% siswa yang motivasinya kurang, 37,04% siswa yang motivasinya baik, dan 13,37% siswa yang motivasinya baik sekali; 10,05% siswa yang kontribusinya kurang sekali, 36,30% siswa yang kontribusinya kurang, 46,46% siswa yang kontribusinya baik, dan 7,17% siswa yang kontribusinya baik sekali; 7,03% siswa yang kehadirannya kurang sekali, 39,23% siswa yang kehadirannya kurang, 35,71% siswa yang kehadirannya baik, dan 18,02% siswa yang kehadirannya baik sekali.
Jadi, lebih kurang setengah dari jumlah responden memiliki partisipasi yang baik sekali dan baik, sedangkan setengahnya lagi memiliki partisipasi yang kurang dan kurang sekali.
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Rizqi Press.
Achsin, A. et al. (2003). Untukmu ibu tercinta. Jakarta: Prenada media
Alimul. (2009). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Angkawidjaja dan Komariyah. (2010). Kesehatan Olahraga. Bandung: Tidak diterbitkan.
Arikunto. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Angkasa
Asep Sufyan Ramadhy. (2011). Biologi Reproduksi. Bandung: Refika Aditama
Berliana. (2011). Wanita dan Olahraga Prestasi. Bandung: Karyamanunggal Lithomas
BKKBN. (2000). Materi Pelatihan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Bagi Fasilitator. Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: tidak diterbitkan.
Harits dan Supandi. (2007). Berburu Pahala Ketika Haid. Surakarta: Ziyad
Juliantine, Subroto, dan Yudiana (2010). Belajar dan Pembelajaran PENJAS. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Maryani dan Muliani. (2010). Epidemiologi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Patricia dan Arthur. (2002). Riset keperawatan. Jakarta: Kedokteran
Prasetyo. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: tidak diterbitkan.
Wijayanti. (2009). Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Book marks.
Sumber dari tesis dan skripsi:
Komariyah. (2004). Motivasi dan Partisipasi Lanjut Usia dalam Olahraga Kesehatan serta Kontribusinya terhadap Kebugaran Jasmani. Tesis pada Program Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Yusti. (2011). Pengaruh Senam Aerobik dalam Mengurangi Dismenorea . Skripsi pada FPOK UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sumber-sumber dari internet :
Aini. (2011). Siklus Menstruasi Normal. [online].
http://ainicahayamata.wordpress.com/2011/03/30/siklus-menstruasi-normal/ [13 Juni 2013]
Devitaprima. (2012). Tugas Makalah. [online].
Tersedia:http://blog.ub.ac.id/devitaprima/category/tugas-kuliah/ [18 Oktober 2013]
Kesrepro. (2000). Kesehatan Reproduksi. [online]. Tersedia:http://situs.kesrepro.info/krr/materi/menstruasi.htm[5 Mei 2013]
Laurier. (2012). PMS. [online]. Tersedia:http://menstruasi.com/node/21 [10 Juni 2013]
Unnes. (2009). Usia Menarche Remaja. [online].