• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Career Decision Making Difficulties pada Mahasiswa Angkatan 2011 Universitas "X" di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Career Decision Making Difficulties pada Mahasiswa Angkatan 2011 Universitas "X" di Kota Bandung."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

v

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat kesulitan pengambilan keputusan karier (career decision making difficulties) pada mahasiswa angkatan 2011 di Universitas “X” di Kota Bandung dan memperoleh informasi di Universitas “X” di kota Bandung mengenai keterkaitan antara tingkat kesulitan mahasiswa angkatan 2011 dalam pengambilan keputusan karier (career decision making difficulties), dengan faktor-faktor yang mempengaruhi. Beberapa ahli mencoba untuk mendefinisikan kesulitan mengambil keputusan karier, menurut Gati, Krausz, & Osipow (1996) kesulitan mengambil keputusan karier merupakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi individu ketika mengampil keputusan karier. Selanjutnya menurut Osipow (1999) kesulitan mengambil keputusan karier merupakan keadan yang akan datang dan pergi setiap keputusan dibuat, dilaksanakan, bertumbuh, dan akhirnya mengarah kepada kebutuhan untuk membuat keputusan yang baru yakni menghasilkan kesulitan yang baru.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pemilihan sample menggunakan metode Cluster Random sampling. Sample dipilih berdasarkan karakteristik populasi yang telah ditentukan dan jumlah populasi sample dalam penelitian ini sebanyak 82 orang. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini merupakan adaptasi dari alat ukur Career Decision-making Difficulties Questionnaire (CDDQ) yang dikembangkan oleh Gati, Krausz & Osipow, (1996). Jumlah item alat ukur CDDQ adalah 44 item. Perhitungan validitas alat ukur ini menggunakan skala dari Spearmen menunjukkan validitas item lebih dari 0,3. Sedangkan penghitungan reliabilitas menggunakan analisis faktor skala Cronbach yang menunjukkan hasil lebih dari 0,7 yang berarti alat ukur memiliki reliabilitas tinggi.

(2)

vi

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This research is performed to obtain representation of career decision making difficulties amongst students of the Class of 2011 at University “X” in the city of Bandung, and to obtain information from University “X” about correlation of career decision making difficulties and factors affecting the decisions.

Some experts tried to define difficulties in deciding a career. According to Gati, Krausz & Osipow (1996) career decision making difficulties are problems experienced by individuals in making decision about their choice of career. Then, according to Osipow (1999), difficulties in career decision are situation that varies (come and go) everytime a decision is made, applied, and developed, which will lead to the necessities of making new decision and eventually creating new difficulties.

Method applied in this research is descriptive method by choosing sample using Cluster Random Sampling. Sample selected based on the characteristics of population recognized, and the number of sample population in this research is 82 people. Measuring instrument used in this research is an adaptation of Career Decision-making Difficulties Questionnaire (CDDQ) developed by Gatu, Krausz & Osipov (1996) which comprised of 44 items. Measurement for validity of this device is using Spearman scale, showing item validity of more than 0.3. Whilst reliability measurement using factor analysis Cronbach scale shows more than 0.7 which shows that the instrument has high reliabililty.

The result of this research shows that students of Class of 2011 has high level of Career Decision Making Difficulties. The “Lack of Information” aspect has the highest percentage in Career Decision Making Difficulties compared to the other two aspects, “Lack of Readiness” and “Inconsistent Information”.

(3)

ix

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN...ii

PERYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN...iii

PERYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...iv

ABSTRAK...v

ABSTRACT...vi

KATA PENGANTAR………..………...vii

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL...xiv

DAFTAR LAMPIRAN...xv

BAB I. PENDAHULUAN………...1

1.1Latar Belakang Masalah………...…...1

1.2 Identifikasi Masalah………...………...9

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………...9

1.3.1.1Maksud Penelitian………...…...9

1.3.1.2Tujuan Penelitian…………...………...9

(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

1.4.1.1Kegunaan Teoritis…………..………...9

1.4.1.2Kegunaan Praktis………….……….………...10

1.5Kerangka Pemikiran…...………….………10

1.6Asumsi...……….………...18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...………...………..…………...………….19

2.1 Pengambilan Keputusan Karier…...…….………...19

2.1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Karier …...…...19

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Karir ……21

2.1.3 Aspek Kesulitan Mengambil Keputusan Karier ……....………...25

2.2 Perkembangan Dewasa Awal ……….…….………...32

2.2.1. Tugas Perkembangan Dewasa awal....………..…...32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...34

3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian………...34

3.2 Bagan Rancangan Penelitian……....………...34

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………...34

3.3.1 Variabel Penelitian………...………..34

3.3.2 Definisi Konseptual………...35

3.3.3 Definisi Operasional...35

(5)

xi

Universitas Kristen Maranatha

3.4.1 Alat Ukur Career Decision Making Difficulties….....……….…36

3.4.2 Kisi-kisi Alat Ukur………...………...………..36

3.4.3 Prosedur Pengisian Item…...……...………..37

3.4.4 Sistem Penilaian…...………...37

3.4.5 Data penunjang………..………...……….37

3.5 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur………...…….38

3.5.1 Validitas Alat Ukur………...…………...38

3.5.2 Reliabilitas Alat Ukur...39

3.6 Populasi Penelitian………..39

3.6.1 Populasi Sasaran...………...39

3.6.2 Karakteristik Populasi...………... .40

3.6.3 Teknik Penarikan Sample...40

3.7 Teknik Analisis Data………...……….40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN...42

4.1 Gambaran Responden Penelitian...………....42

4.1.1 Responden Berdasarkan Jenis kelamin, Program Studi, IPK...……....42

4.2 Hasil Penelitian...………...……...43

4.2.1 Umum Aspek Career Decision Making Difficulties……...………...43

(6)

xii

Universitas Kristen Maranatha 4.2.2.1. Tabulasi Silang Career Decision making Difficulties dan Faktor-

Faktor yang mempengaruhi..………44

4.3 Pembahasan...………...44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...52

5.1 Kesimpulan...………...….52

5.2 Saran...………...52

5.2.1 Saran Teoritis……...………...52

5.2.2 Saran Praktis...………..………...53

DAFTAR PUSTAKA………..…..54

DAFTAR RUJUKAN………..….55

(7)

xiii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

TABEL 3.1. Kisi – Kisi Alat Ukur Career Decision Making Difficulties...36

TABEL 3.2. Penilaian Alat Ukur Kuesioner………...37

TABEL 3.3. Hasil ValiditasAlat Ukur……...38

TABEL 3.4. Kriteria Reliabilitas...39

TABEL 3.5 Hasil Reabilitas Alat Ukur... ...39

TABEL 4.1. Gambaran Responden Berdasarkan Usia, Fakultas, IPK...42

TABEL 4.2. Gambaran Hasil Penelitian………...47

(8)

xiv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

BAGAN 1.1. Bagan Kerangka Pikir...17 BAGAN 2.1. Aspek Kesulitan Pengambilan Keputusan Karier………...29

(9)

xv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Letter of Consent Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Hasil Skor Career Decision making Difficulties

Lampiran 4 Tabulasi Silang Career Decision making Difficulties Dengan Data Penunjang Lampiran 5 Data Demografi Responden dan Frequency Table

(10)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap manusia harus melalui tahapan perkembangannya dan pada akhirnya diharapkan bisa menjadi manusia yang berguna dan produktif di bidang pekerjaan tertentu.

Santrock (2002) mengatakan masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya.

Kenniston (dalam Santrock, 2002) mengemukakan masa muda (youth) adalah periode kesementaraan ekonomi dan pribadi, dan perjuangan antara ketertarikan pada kemandirian dan menjadi terlibat secara sosial. Karena tugas perkembangan yang tidak dipenuhi akan

menghambat penyelesaian tugas perkembangan yang ada pada tahapan berikutnya, dimana tugas perkembangan berikutnya adalah memperoleh kesuksesan karir.

Karir merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia, di mana pun dan kapan pun individu berada. Penelitian Levinson (1985) menunjukkan bahwa salah satu

komponen terpenting dari kehidupan manusia dewasa adalah karir, karir juga sangat menentukan kebahagian hidup manusia sehingga tidak mengherankan jika masalah karir praktis menyita seluruh perhatian, energi, dan waktu orang dewasa. Oleh karena sesuatu yang penting

dan diperlukan perhatian maka sewajarnya seseorang akan merasa kebingungan jika dihadapkan dengan pilihan-pilihan karir.

Karir secara spesifik dapat dikatakan aktivitas berkegiatan secara produktif yang memiliki peran besar dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan ekonomis, sosial, dan psikologis. Dari sisi ekonomis karir dicapai untuk memperoleh

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha masyarakat, artinya seseorang yang memiliki karir tentu akan mendapat status sosial yang lebih

terhormat dari pada yang tidak memiliki karir dan seseorang yang memiliki karir tertentu secara psikologis akan meningkatkan harga diri dan kompetensi diri, sehingga dapat dikatakan karir dapat menjadi jalan untuk mengaktualisasikan segala potensi yang dimiliki individu. Jika

dilihat dari tugas perkembangan, setiap orang harus mempersiapkan karirnya sejak berada pada institusi pendidikan. Seseorang berada di perguruan tinggi, maka seseorang harus sudah

mengetahui bidang pekerjaan dan karir yang akan digelutinya.

Sebelum akan masuk dan duduk di bangku kuliah, para remaja harus bisa menentukan pilihan jurusan kuliah terlebih dahulu, karena menurut peneliti jurusan kuliah seperti jembatan

untuk menuju suatu karir yang nanti akan terus di jalani setengah dari kehidupan seseorang. Dari situlah kita bisa menetapkan pilihan karir kita akan berada dimana. Dengan masuk dunia

perkuliahan secara spesifik membekali seseorang guna mempersiapkan diri ke dunia pekerjaan. Walaupun seseorang berkuliah di perguruan tinggi yang baik serta memperoleh

nilai yang baik, hal itu tidak menjamin ia akan mendapatkan pekerjaan yang baik pula. Menurut Super (1996), Perkembangan karir umumnya berawal dari minat dan aspirasi pada suatu bidang pekerjaan, sementara bidang pekerjaan selayaknya merupakan hasil pembelajaran yang spesifik

pada pendidikan di jurusan-jurusan yang mengarah pada bidang pekerjaan tersebut, sehingga persiapan karir berawal dari pemilihan bidang jurusan pendidikan ternetu.

Berdasarkan data di Badan Pusat Statistik (http://www.bps.go.id) pengangguran terbuka yang disumbangkan oleh tamatan perguruan tinggi pada Agustus 2006 berjumlah 395.554

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha yang menyebabkan semakin tingginya pengangguran, menurut Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Muhaimin Iskandar pada tahun 2012 hal itu dikarenakan adanya kesenjangan antara kualifikasi tenaga kerja dengan permintaan pasar (http://kadinjateng.com).

Dengan keterbatasan lapangan pekerjaan maka orang- orang yang telah lulus

perguruan tinggi mengalami kebingungan untuk menghadapi pekerjaan yang akan digelutinya nanti dan bagaimana cara mencapainya. Hal ini juga diperkuat dengan adanya data

yang mengatakan bahwa hanya 30% lowongan pekerjaan di Indonesia yang terisi oleh tenaga kerja yang sesuai dengan pendidikan saat di bangku kuliah sedangkan sisanya di isi oleh orang-orang yang berbeda dari jurusannya. Ini dikarenakan kebutuhan akan sumberdaya manusia di

dalam suatu organisasi dan industri sangat dibutuhkan maka industry mengambil jalan pintas mengisi kekosongan dengan memasukan pekerja yang diluar dari bidang keilmuannya .

(www.cetak.kompas.com).

Kebingungan para lulusan siap kerja mengenai pekerjaan yang akan digelutinya tentu

dapat dihindari apabila ia memiliki perencanaan karir yang baik dan matang. Menurut Dillard (1985) perencanaan karir bertujuan untuk memperoleh kesadaran dan pemahaman diri, mencapai kepuasan pribadi, mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan dan

penghasilan yang sesuai, dan efisiensi usaha dan penggunaan waktu. Seluruh tujuan perencanaan karir tersebut tidak akan lengkap bila tidak ada pengambilan keputusan dan

mengalami kesulitan dalam karir yang akan digeluti, oleh karena itu diperlukan sebuah pengambilan keputusan mengenai karir.

Pengambilan keputusan karir menurut Brown (2002) adalah sebuah proses ketika

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha pemilihan karir tetapi melibatkan pembuatan komitmen untuk melakukan tindakan

penting untuk melaksanakan pilihan.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan karir merupakan hal yang penting dalam perencanaan karir, karena untuk merencanakan karir perlu

dilakukan pengambilan keputusan karir terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang menjadi tujuannya. Hal itu juga diperkuat dengan pendapat Hodkinson (1998, dalam Greenbank dan

Hepworth, 2008) yang mengatakan pengambilan keputusan karir yang dilakukan melalui pendekatan rasional sering dianjurkan sebagai sarana memaksimalkan peluang karir. Menurut Gati, Krausz dan Osipow (1996) individu bisa dikatakan telah melakukan pengambilan

keputusan karir apabila ia telah mengambil keputusan, menentukan sejumlah alternatif yang dipersiapkan atas karirnya, dan mempertimbangkan beberapa aspek dalam alternatif yang

ditentukan karirnya. Pengambilan keputusan karir bagi para individu merupakan suatu hal yang penting dan dapat berdampak besar dalam penentuan karir masa depan.

Dengan pengambilan keputusan karir, individu dapat melakukan setiap tindakannya ke suatu arah karir yang jelas dan tidak melenceng. Dengan melakukan pengambilan keputusan karir individu dapat lebih termotivasi dalam melakukan kegiatan perkuliahannya karena

sudah mengambil keputusan mengenai karirnya. Ketika melakukan pengambilan keputusan karir, setiap orang dituntut untuk dapat berpikir kritis dan melakukan evaluasi diri (Brown,

2002).

Banyak individu yang akhirnya merasa kesulitan atau kebingungan saat dihadapkan dengan pengambilan keputusan untuk karirnya. Beberapa ahli mencoba untuk mendefinisikan

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha bertumbuh, dan akhirnya mengarah kepada kebutuhan untuk membuat keputusan yang baru

yakni menghasilkan kesulitan yang baru.

Penekanan tersebut akan lebih terasa terutama pada mahasiswa, karena para mahasiswa merupakan orang-orang yang terbiasa untuk berpikir analitis serta mampu berpikir secara lebih

mendalam, hal itu juga sesuai dengan masa perkembangan kognitifnya dimana pada usia dewasa awal kemampuan berpikir abstrak dan berpikir menggunakan alasan yang logis

sedang berkembang (Papalia, Olds, dan Feldman,2009). Seorang mahasiswa harus bisa mengenal apa yang menjadi kelebihan dirinya dan kekurangan dirinya, serta apa saja minat yang ia miliki. Apabila mahasiswa tersebut telah dapat mengenali dirinya tentu mahasiswa

tersebut harus mengetahui lebih jauh mengenai karir apa yang diminatinya, dan setelah melakukan pengamatan tersebut maka mahasiswa harus menyesuaikan antara minatnya

dengan apa yang ada pada dirinya sebagai modal dalam berkarir. Setelah mahasiswa dapat menentukan karir apa yang akan dijalaninya nanti, seorang mahasiswa juga perlu melakukan

pemikiran mendalam mengenai perencanaan bagaimana cara mencapai targetnya tersebut.

Seseorang yang berkuliah atau biasa disebut dengan istilah mahasiswa di tuntut untuk menyelesaikan kuliahnya tepat waktu, karena ini merupakan salah satu syarat untuk bisa

diterima bekerja (http://www.id.karir.com). Mahasiswa yang siap untuk lulus untuk tahun ini adalah mahasiswa yang masuk kedalam tahun ajaran 2011. Mahasiswa semester akhir

program sarjana menjadi sangat penting karena mahasiswa merupakan manusia yang sudah dipersiapkan untuk terjun di dunia pekerjaan. Mahasiswa tingkat akhir yang dimaksud dalam hal ini adalah mereka yang berada pada semester 8 keatas. Sebagian besar mahasiswa yang

(15)

6

Universitas Kristen Maranatha Seorang mahasiswa harus bisa mengenal apa yang menjadi kelebihan dirinya dan

kekurangan dirinya, serta apa saja minat yang ia miliki. Apabila mahasiswa tersebut telah dapat mengenali dirinya tentu mahasiswa tersebut harus mengetahui lebih jauh mengenai karier apa yang diminatinya, dan setelah melakukan pengamatan tersebut maka mahasiswa harus

menyesuaikan antara minatnya dengan apa yang ada pada dirinya sebagai modal dalam berkarier. Setelah mahasiswa dapat menentukan karier apa yang akan dijalaninya nanti, seorang

mahasiswa juga perlu melakukan pemikiran mendalam mengenai perencanaan bagaimana cara mencapai targetnya tersebut.

Untuk mencapai target para mahasiswa ini dibekali keilmuan atau soft skills sesuai

bidang yang dipilih yang ada di Fakultas atau jurusan kuliah. Asumsi peneliti hampir seluruh mahasiswa memiliki pemikiran yang ideal akan gambaran tentang karirnya. Jelas seperti

jurusan kedokteran akan mencetak dokter, walaupun harus melalui proses yang panjang. Mahasiswa psikologi akan menjadi seorang psikolog. Namun tidak seluruh mahasiswa

berujung dengan karir yang ideal seperti yang sudah dipikirkan, ada saja para mahasiswa yang akhirnya berbelok arah tidak sesuai dengan tujuan di awal masuk perkuliahan. Disini lah peran Univeritas sangat lah penting sebagai Institusi yang memberikan skills untuk tetap menjaga

konsistensi mahasiswa untuk tetap berada di area karirnya.

Salah satu perguruan tinggi yang mencetak sarjana siap kerja/berkarier adalah Universitas “X” yang ada di kota Bandung. Universitas “X” di kota Bandung ini merupakan

salah satu Universitas swasta yang favorit di kota Bandung ini terlihat dengan terus meningkatnya jumlah mahasiswa baru dari tahun ke tahun. Ada berbagai macam fakultas di Univeristas “X”, diantaranya adalah Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Teknik,

(16)

7

Universitas Kristen Maranatha Terkait dengan karier dalam dunia kerja, pihak Univeritas “X” sudah berupaya untuk

memfasilitasi bantuan karier. Hal ini dilakukan dengan cara selalu mengadakan jobs fair, pemasangan informasi seputar lowongan kerja perusahaan yang membutuhkan lulusan sarjana, yang dipasang di setiap mading bertempat di Tatausaha setiap Fakultas maupun di

mading-mading ruang dosen Fakultas. Pemasangan info mading-mading ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang dunia pekerjaan kepada mahasiswa agar mahasiswa mampu

mempertimbangkan pilihan kariernya di masa depan melalui keilmuannya dan bimbingan karir yang dibuka oleh pihak Universitas untuk bisa membantu para lulusannya untuk bisa bekerja. Informasi tersebut harusnya membantu mahasiswa untuk mengetahui peluang karier yang ada

di dunia kerja nanti. Diharapkan nanti mahasiswa memiliki rencana akan berkarier kemana setelah lulus kuliah.

Terkait dengan fenomena di atas peneliti melakukan wawancara terhadap mahasiswa angkatan 2011 Universitas “X” terkait Career Decision Making Difficulties. Dari wawancara

kepada 20 orang yang terdiri dari 3 mahasiswa Fakultas Kedokteran angkatan 2011, 3 mahasiswa Fakultas Sastra angkatan 2011, 2 mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2011, 2 mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2011, dan 4 mahasiswa Fakultas Psikologi angaktan

2011, 2 mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2011, 2 mahasiswa Fakultas Ekonomi angkatan 2011, dan 2 mahasiswa Fakultas Teknik Informatika angkatan 2011, diperoleh data bahwa 11

mahasiswa (59%) masih bingung akan berkarier kemana, sementara 9 (41%) mahasiswa mengatakan akan mencari pekerjaan dalam bidang keilmuanya. 11 Mahasiswa (58%) telah mengetahui karakteristik kariernya dan menyebutkan belem mengetahui Jobdesk dari

pekerjaannya, sementara sisanya yaitu 9 (42%) mahasiswa sudah mengetahui mngenai karakteristik kariernya dengan detail dan kurang mengetahui Jobdesk dari pekerjaannya. Kemudian terkait dengan kesiapan, sebanyak 13 orang (66%) belum siap untuk berkarier, dan

(17)

8

Universitas Kristen Maranatha informasi, sebanyak 17 orang (85%) masih belum terlalu paham dengan informasi di pekerjaan

yang mereka minati, dan 3 orang (15%) sudah mantap dengan informasi yang mereka miliki.

Dari data hasil wawancara diatas dapat dikatakan bahwa sebagian besar mahasiswa sudah tahu informasi tentang jalur karier di dunia pekerjaan, namun belum memiliki tujuan

karier yang akan di tuju dan belum memiliki kesiapan dan belum paham tentang karier yang mereka inginkan, namun beberapa mahasiswa juga ditemukan sudah memiliki tujuan karier.

Sementara pengambilan keputusan kariernya masih dirasakan belum mantap. Dari pemaparan dan fenomena di atas menarik minat peneliti melakukan penelitian mengenai kesulitan pengambilan keputusan karier (career decision making difficulties) yang akan dilakukan terhadap mahasiswa, terutama terhadap mahasiswa angkatan 2011 di Universitas “X” di kota

Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, dari penelitian ini ingin

mengetahui tingkat kesulitan pengambilan keputusan karier (career decision making difficulties) pada mahasiswa angkatan 2011 di Universitas “X” di Kota Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tingkat kesulitan pengambilan

keputusan karier (career decision making difficulties) pada mahasiswa angkatan 2011 di Universitas “X” di Kota Bandung

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Memperoleh data empiris mengenai tingkat kesulitan pengambilan keputusan karier

(career decision making difficulties) pada mahasiswa angkatan 2011 di Universitas “X” di

(18)

9

Universitas Kristen Maranatha 2. Memperoleh informasi di Universitas “X” di kota Bandung mengenai keterkaitan antara

tingkat kesulitan mahasiswa angkatan 2011 dalam pengambilan keputusan karier (career decision making difficulties), dengan faktor-faktor yang mempengaruhi.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

1. Hasil penelitian ini diharapkan dampat menjadi sumber informasi mengenai gambaran

secara kasar mahasiswa di Indonesia yang dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.

2. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pembentuk kurikulum di Universitas “X” agar mahasiswa lebih siap menghadapi karirnya.

3. Memberikan informasi bagi penelitian selanjutnya, terutama yang berhubungan

dengan Career dalam setting pendidikan. 1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Universitas “X” di Kota Bandung, untuk memahami kesulitan mahasiswa dalam pengambilan keputusan karier

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah pemahaman mahasiswa Universitas “X” Kota Bandung, mengenai karier dan kaitannya dengan berbagai aspek dalam

pekerjaan dengan intervensi dari setiap fakultas atau jurusan.

1.5 Kerangka Pikir

Pengambilan keputusan mengenai pilihan karir diperguruan tinggi merupakan tugas yang harus dilalui oleh setiap mahasiswa untuk mempersiapkan diri menempuh jenjang karir

di dalam dunia pekerjaan, hal ini juga sesuai dengan perkembangan teori karir (e.g., Gottfredson, 1981; Super, 1957). Ini merupakan tahap yang penting yang harus diperhatikan oleh para mahasiswa. Proses pengambilan keputusan mengenai pilihan jurusan merupakan

(19)

10

Universitas Kristen Maranatha tingkatan perkembangan karir yang dikemukakan oleh papalia (2009) bahwa dewasa awal yang duduk di perguruan tinggi (usia 20 – 25) diharapkan sudah mampu membedakan mana pilihan

kegiatan yang dihargai oleh masyarakat dan sudah mampu memikirkan karir mereka berdasarkan minat, kemampuan dan nilai-nilai melalui pertimbangan-pertimbangan yang

realistis, sehingga pada akhirnya seorang mahasiswa dapat melakukan pengambilan keputusan pilihan karir di dunia pekerjaan.

Berhadapan dengan perkembangan karir, masa usia dewasa awal berada pada periode krusial dalam perkembangan karir karena akan membentuk jalur yang akan dilalui individu dalam kehidupannya karena pilihan ini menentukan aspek-aspek potensi individu yang harus

dikembangkan, tipe alternatif yang dianggap memungkinkan untuk dijalani, dan gaya hidup yang akan diikuti.

Hal ini menyebabkan tidak semua masa dewasa awal dapat dengan mudah mengambil keputusan mengenai pilihan dan banyak diantara mereka mengalami kesulitan

(Gati & Asher, 2001). Kesulitan tersebut termanifestasikan sebagai bentuk ketidakmampuan yang dihadapi individu ketika memutuskan sebuah pilihan karir (Gati, Krausz, & Osipow, 1996). Kesulitan dalam mengambil keputusan secara mandiri membuat individu menyerahkan

tanggung jawab pengambilan keputusan pada orang lain atau menunda dan menghindar permasalahan tersebut, yang dapat mengakibatkan proses dan hasil pengambilan

keputusannya tidak berjalan dengan kondisi yang dialami dirinya. Tekanan yang dirasakan dapat mempengaruhi beragam aspek kehidupan sehari-hari, cara individu mengambil keputusan akan mempengaruhi caranya mengambil keputusan, serta dapat mengakibatkan

(20)

11

Universitas Kristen Maranatha Berkaitan dengan situasi dalam pilihan karir, para mahasiswa akan memberikan

perhatian pada pengalaman hidupnya pada masa lalu untuk menentukan kehidupannya di masa depan. Pengalaman hidup yang dimiliki siswa diantaranya berkaitan dengan kehidupan di lingkungan, kehidupan pribadi dan persepsi yang dimiliki terhadap sebuah kesempatan yang

semuanya akan menentukan dalam menentukan pilihan karir di dalam pekerjaan.

Menurut Carless and Arnup (2010, Yates 2014) terdapat beberapa faktor yang menjadi

pertimbangan individu dalam menentukan pilihan, yaitu pertama, Individual Factor. Pada individu akan banyak dituntut oleh keinginan dan kebutuhan yang untuk ia berkarir dengan bidang yang ia butuhkan untuk berkarir. Mahasiswa harus bisa memilih dan menyelaraskan

mana yang akan kebutuhannya untuk bisa berkarir di bidang pekerjaan yang akan ia geluti nanti. Selain itu individual factor akan berpengaruh terhadap sikap dalam diri mahasiswa, dimana jika

seorang mahasiswa ingin mendapatkan hasil yang baik selama perkuliahan, maka mahasiswa akan menunjukkan keaktifan selama perkuliahan di kampus, terhadap kurikulum, aturan,

dosen-dosen dan teman-teman kampus dan hal tersebut akan menumbuhkan kemantapan akan beberapa bidang pilihan yang akan dipilih.

Selain itu individu akan dipusingkan dengan cultural and community factor. Dimana

menurut Carless and Arnup (2010, Yates 2014) cultural and community factor memiliki peran aktif dalam keterlibatan individu memutuskan untuk berkarir. Pengaruh dari orang lain dan latar

belakang akademik sebelumnya memberikan dampak pada perilaku individu yang akan datang dalam penentuan sebuah pemilihan, termasuk karir dan pendidikan. Mahasiswa dalam pemilihan jurusan merupakan hasil dan proses interaksi yang dilakukan di lingkungan keluarga,

sehingga keterlibatan orang tua memberikan kekuatan pada diri seorang dewasa dalam mempersiapkan masa depan. Jadi wajar jika mahasiswa angkatan akan merasa bingung saat akan memilih karir yang akan dipilih akan berbenturan dengan cultural and community factor

(21)

12

Universitas Kristen Maranatha Faktor yang terakhir yang dapat mempengaruhi individu dalam kesulitan pengambilan

keputusan berkarir adalah work factor. Menurut Carless and Arnup (2010, dalam 2014) hal ini dapat membuat individu belajar akan dunia pekerjaan, bahwa ketidakpuasan saat bekerja akan membuat karir kita bisa berubah. Saat mahasiswa akan memutuskan untuk meneruskan bekerja

untuk mencapai karirnya itu harus di ikuti dengan passion dan juga bidang pekrjaan yang sesuai dengan pribadi dan karakter yang dimiliki oleh mahasiswa. Hal ini akan menimbulkan

produktifitas saat nanti akan bekerja.

Menurut Gati (1996), seiring dengan tugas perkembangan seorang individu yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan mengenai pilihan karir merupakan

karakteristik yang sama dalam pengambilan keputusan secara umum, dimana individu memegang kendali utama dalam mengambil keputusan atas pilihan-pilihan yang telah dibuat,

memilih karir yang cocok dari berbagai pilihan dan pilihan yang diputuskan tersebut dibuat berdasarkan hasil penyesuaian diri dan pengalaman yang telah ia terima.

Dalam konteks pengambilan keputusan mengenai karir dan mempertimbangkan hasil dari beberapa penelitian sejenis, Gati, Krausz & Osipow (1996) mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan tingkat kesulitan pengambilan keputusan mengenai pilihan, penelitian

yang dikembangkan ini berdasarkan atas kondisi persiapan sebelum (readiness) dan proses saat pengambilan keputusan (lack of information & inconsistent information).

Terdapat tiga indikator kesulitan yang menyangkut persiapan (readiness) sebelum pengambilan keputusan, yaitu kurangnya keinginan untuk membuat keputusan pada saat (lack of motivation), terdapatnya keyakinan yang berfungsi tidak rasional dan ekspektasi tentang

(22)

13

Universitas Kristen Maranatha akan menentukan sulit atau tidak sulitnya mahasiswa angakatan 2011 universitas “X” di kota

Bandung untuk mengambil keputusan berkarir sesuai dengan bidangnya. Ketidaksiapan mahasiswa angkatan 2011 universitas “X” di kota Bandung dalam mengambil keputusan

berkarir terlihat dari kurangnya keinginan mahasiswa untuk membuat keputusan, lalu adanya

keyakinan yang berfungsi tidak rasional dalam persiapan mahasiswa mengambil keputusan yang menyebabkan mahasiswa menunjukan kesulitannya secara umum dalam perisiapan

mengambil keputusan karirnya.

Menurut Gati, Krausz & Osipow (1996), proses saat pengambilan keputusan pada terdiri dari dua aspek yaitu kurang tersedianya informasi (lack of information & inconsistent

information) yang ditandai dengan indikator kesulitan karena kurangnya pengetahuan tentang

cara mencapai keputusan dengan bijaksana dan mengenai langkah-langkah yang terlibat dalam

proses pengambilan keputusan karir (lack of information about process), tidak memiliki cukup informasi tentang diri (lack of information about self), kurangnya informasi tentang pilihan

karir yang ada (lack of information about career options) dan kurangnya informasi tentang cara memperoleh informasi tambahan atau bantuan yang dapat memfasilitasi pengambilan keputusan (lack of information aboutways of obtaining). Pada mahasiswa lack of information

bisa terjadi karena kurangnya informasi mengenai proses yang harus di ambil oleh mahasiswa dan juga langkah-langkah yang harus dilalui oleh mahasiswa dalam memilih karir. Selain itu

mahasiswa angkatan 2011 harus mengetahui informasi yang cukup mengenai dirinya sendiri, minat pekerjaann yang sesuai dengan bidang keilmuan yang diambil oleh para mahasiswa untuk dijadikan acuan dalam memilih karir. Mahasiswa angakatan 2011 juga wajib mengetahui

bagaimana informasi berkarir di bidang yang akan ia geluti nanti. Kebanyakan informasi yang didapatkan oleh para mahasiswa masih terbatas, mereka mendapatkan informasi dari para alumni, orang tua, dosen yang sudah memiliki pengalaman. Namun dalam relaitanya untuk

(23)

14

Universitas Kristen Maranatha didapatkan mahasiswa dari alumni, orangtua, dan dosen sama dengan karekter yang dimiliki

mahasiswa. Mahasiswa juga dituntut untuk bisa mencari informasi tambahan untuk menjadi alternative pilihan jika pilihan karir yang utama tidak bisa tercapai.

Gati, Krausz & Osipow (1996), mengemukakan aspek yang terakhir dalam proses

adalah adanya ketidaksesuaian informasi yang diterima (inconsistent information), yang ditandai dengan indikator kesulitan karena adanya informasi yang kontradiksi antara diri

dengan pilihan-pilihan karir yang ada (unrealiable information), adanya kebingungan internal atau kesulitan dalam mengkompromikan antara faktor-faktor penting yang ada dalam diri (internal conflicts) dan adanya kesenjangan antara preference diri dan preference yang

diekspresikan oleh orang lain yang signifikan terhadap diri, atau antara dua pendapat orang lain yang signifikan (external conflicts). Inconsistent information pada mahasiswa angkatan 2011

terjadi jika mahasiswa memiliki informasi yang tidak sesuai dengan dirinya dan karir yang akan ia ambil. Terjadi kebingungan di dalam diri mahasiswa dan akhirnya memunculkan kesulitan

dalam diri dalam memenuhi faktor-faktor penting yang ada di dalam diri dan juga munculnya pendapat yang signifikan dari lingkungan terhadap diri mahasiswa saat akan memilih karir.

Menurut Gati, Krausz & Osipow (1996) individu dikatakan sulit dalam pengambilan

keputusan karir jika mahasiswa tersebut memiliki tingkat kesulutian yang tinggi di salah satu aspek Career Decision Making Difficulties. Namun jika dari ketiga aspek Career Decision

Making Difficulties tidak memiliki kesulitan atau tingkat kesulitannya rendah maka bisa

dikatakan individu tersebut tidak sulit dalam pengambilan keputusan karir. Mahasiswa akan merasa sulit dalam mengambil keputusan karirnya jika didalam dirinya tidak memiliki motivasi

(24)

15

Universitas Kristen Maranatha Individu yang dikatakan memiliki tingkat kesulitan Career Decision Making

Difficulties yang tinggi, jika didalam dirinya memiliki lack of atau kekurangan dalam

mendapatkan informasi mengenai karirnya dan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang tidak bisa memberikan masukan yang jelas mengenai karir, maka individu tersebut akan

mengalami kesulitan walaupun memiliki motivasi yang tinngi. Mahasiswa dikatakan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam mengambil keputusan karir jika mahasiswa angakatan 2011

terlalu banyak mendapatkan informasi, baik informasi yang didapatkan dengan cara mencari sendiri atau meminta masukan dari orang tua atau rekan-rekannya. Maka akan timbul konflik dalam diri saat akan mengambil keputusan karir.

Individu yang dikatakan memiliki tingkat kesulitan Career Decision Making Difficulties yang rendah, jika didalam dirinya memiliki sudah tidak mengalami lack of atau

kekurangan dalam mendapatkan informasi mengenai karirnya dan juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang sudah mau memberikan masukan yang jelas mengenai karir. Mahasiswa yang

memiliki tingkat kesulitan dalam mengambil keputusan karir jika mahasiswa angakatan 2011 sudah merasa cukup dan yakin akan informasi yang didapatkan.

(25)

16

Universitas Kristen Maranatha

1.1 Bagan Kerangka Pikir

Mahasiswa angkatan 2011 Universitas X

di Kota badnung

Career Decision Making Difficulties

Lack of readiness

Lack of information

Inconsisten Information

Tingkat Career Decision Making

Difficulties :

Suit – Tidak Sulit Faktor-faktor yang

mempengaruhi : - Individual - Cultural and

(26)

17

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian

1. Mahasiswa angkatan 2011 di Universitas “X” di Kota Bandung dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang terdiri dari Individual factor, cultural and community, work factor.

2. Mahasiswa angkatan 2011 di Universitas “X” di Kota Bandung memiliki Lack of Readiness,

Lack of Information, dan Inconsisten Information dalam Career Decision Making Difficulties, 3. Mahasiswa angkatan 2011 di Universitas “X” di Kota Bandung memiliki tingkat kesulitan

yang tinggi dalam Career Decision Making Difficulities Difficulties, jika skor pada salah satu aspek Career Decision Making Difficulties tinggi.

4. Mahasiswa angkatan 2011 di Universitas “X” di Kota Bandung memiliki tingkat kesulitan

(27)

50

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik suatu gambaran umum mengenai Career Decision Making Difficulties pada mahasiswa angkatan

2011 di Universitas “X” Kota Bandung, dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas mahasiswa memiliki angkatan 2011 di Universitas “X” Kota Bandung, memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi dalam Career Decision Making

Difficulties.

2. Aspek Lack of Information memiliki presentase tertinggi dalam Career Decision

Making Difficulties, dibandingkan dengan kedua aspek yang lain, yaitu Lack of

Readiness, Inconsisten Information.

3. Faktor yang memiliki keterkaitan dengan Career Decision making Difficulties adalah Work Factor, Culturural and Community, dan Individual Factor.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoretis

1. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian secara khusus mengenai hubungan

antara Career Decision Making Difficulties dengan factor yang mempangaruhi Career Decision Making Difficulties.

2. Dalam penelitian selanjutnya, peneliti dapat mempertimbangkan untuk memilih fakultas sebagai responden penelitian, dan

3. Memilih responden remaja yang akan masuk ke perguruan tinggi agar mampu

(28)

51

Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Saran Praktis

1. Bagi mahasiswa di Universitas “X” yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam Career Decision Making Difficulties, disarankan untuk dapat mengikuti pelatihan

program pengembangan karir di luar Universitas.

2. Memberikan konseling rutin terhadap para mahasiswa yang sudah mau lulus atau sedang mengambil Tugas akhir (Skripsi) di Bimbingan karir dari universitas “X” untuk

(29)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI CAREER DECISION MAKING

DIFFICULTIES PADA MAHASISWA ANGKATAN 2011

UNIVERSITAS “X” DI KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

Disusun oleh:

Jaka Sembada Prayoga

0830167

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(30)

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Jaka Sembada Prayoga

NRP : 0830167

Fakultas : Psikologi

Menyatakan bahwa laporan penelitian ini adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan duplikasi dari orang lain.

Apabila pada masa mendatang diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar adanya, saya bersedia menerima sanksi yang diberikan dengan segala konsekuensi sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 17 Tahun 2010.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Bandung, Juli 2016

(31)

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

Dengan ini, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Jaka Sembada Prayoga

NRP : 0830167

Fakultas : Psikologi menyatakan bahwa:

1) Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Kristen Maranatha Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive

Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “STUDI DESKRIPTIF

MENGENAI CAREER DECISION MAKING DIFFICULTIES PADA MAHASISWA ANGKATAN 2011 UNIVERSITAS “X” DI KOTA BANDUNG”.

2) Universitas Kristen Maranatha Bandung berhak menyimpan, mengalihmediakan/

mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/ mempublikasikannya dalam bentuk

softcopy untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta.

3) Saya bersedia menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Universitas

Kristen Maranatha Bandung, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, Juli 2016

(32)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Rahmat-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

Makalah Skripsi ini disusun dalam rangka menempuh ujian sarjana. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan rasa syukur dan berterima kasih kepada

pihak-pihak yang telah banyak membantu, membimbing, memberi semangat, masukan, serta dorongan kepada peneliti selama proses penyusunan penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si. Psik., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Maranatha.

2. Dra. Sianiwati S. Hidayat, M.Si., Psikolog, selaku Dosen Koordinator Skripsi.

3. Robert O. Rajagukguk, Ph.D, selaku dosen pembimbing utama yang telah membimbing serta banyak memberikan masukan, nasehat, saran, kritik, dan motivasi pada peneliti selama proses penyusunan penelitian ini.

4. Ni Luh Ayu V., M.Psi, Psikolog selaku dosen pembimbing pendamping yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan, nasehat, dorongan,

semangat, serta kritik yang membangun bagi peneliti selama proses penyusunan penelitian ini.

5. Jajaran staf Tata Usaha seluruh Fakultas di Universitas “X” Kota Bandung yang telah memberikan izin pada peneliti untuk mendapatkan informasi serta data-data yang dibutuhkan selama peneliti melakukan penelitian.

6. Keluarga besar R. Moch. Atang Suwanda yang selalu memberikan dukungan

(33)

viii

papa, serta kakak dan adik yang selalu mengingatkan dengan sabar, penuh

pengertian, dan selalu memberikan semangat, dukungan, serta doa yang tiada henti kepada peneliti.

7. Regina Adriani Adjamsyah S.Psi serta Mahda Khairan Adriyoga yang selalu

memberikan kasih sayang, dorongan, motivasi, dukungan dan semangat begi peneliti. Terima kasih untuk selalu sabar menemani dan menjadi penyemangat

bagi peneliti dalam menyelesaikan penyusunan penelitian ini.

8. Maulana Rezi, M.Psi, Psikolog yang menjadi pembimbing dan kakak yang selalu memberikan masukan kepada peneliti.

9. Keluarga besar Drs. Sutan Adjamyah dan Ida Kartasubarna, terutama papah dan mamah atas semua perhatian, kasih sayang, dukungan, dan doa yang selalu

diberikan kepada peneliti selama ini.

10. Teman-teman Psikologi angkatan 2007, 2008, 2009, dan 2010 terima kasih atas

semua motivasi, dukungan, dan informasi yang telah diberikan selama ini. 11. Kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan

penyusunan penelitian ini dan tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, peneliti

mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.

Akhir kata peneliti berharap agar makalah penelitian ini dapat bermanfaat begi

semua pihak, khususnya sesama mahasiswa Fakultas Psikologi dan seluruh pihak yang terkait.

Bandung, Juni 2016

(34)

54 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Amir, T., Gati, I., & Kleiman, T. ,2008. Understanding and interpreting career decision-making difficulties. Journal of Career Assessment, 16, 281-309

Brown, D. ,1996. Brown's values-based, holistic model of career and life-role choices and satisfaction. In D. Brown (Eds.), Career choice and development. San Francisco: Jossey-Bass.

Brown, Duane. (2002). Career choice and development (4th ed). San Fransisco. John Wiley & Son, Inc.

Charlene J. Allison. 2007. Journal Three Theories of Career Development and

Choice.Edmonds Community College ;Lynnwood, WA

Gati, I, Krausz, M, & Osipow, S, H. (1996). A Taxonomy of difficulties in Career Decision Making. Journal of Counseling Psychology, 43(4), 510-526.

Havighurst, R. (1972). Developmental Task and Education (3d ed). New York: David Mckay Company, Inc.

Holland, J. L. ,1985. Making vocational choices: A theory of vocational personalities and environments. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Osipow, S. H. (1983). Theories of career development. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.

Papalia, Diane, Old, S. W., Feldman, R. D. (2009). Human Development edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika Media Grup.

Tim Redaksi Kamus Pusat Bahasa (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia (3rd ed.). Jakarta: Balai Pustaka.

(35)

55 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Admin Kadin Jateng (2012). Banyak lulusan tidak sesuai kualifikasi kerja. Diakses September 19, 2013. Dari http//kadinjateng.com/id/component/content/article/40-artikel/654-banyak-lulusan-tidak-sesuai-kualifikasi-kerja.html

Badan Pusat Statistik. (2013). Pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan 2004-2013. Diakses September 30, 2013, dari http.//www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=06&notab=4 Kompas (2009). Hanya 30 Persen Pekerjaan Sesuai Pendidikan. Diakses Februari 14, 2014. Dari

http.//cetakkompas.com/read/xml2009/03/25/05513441/hanya.30.persen.pekerjaan.sesuai.pe ndidikan

Pradipta, Ryan Surjadi 2013. Hubungan regulasi diri untuk belajar dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa semester akhir program sarjana Universitas Indonesia. Skripsi. Jakarta : Universitas Indonesia diakses 12 Agustus 2015.

Rezi Maulana 2005. EFEKTIVITAS PELATIHAN PERENCANAAN KARIR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (Suatu Intervensi Mengenai Perencanaan Karir Pendekatan Trait-Factor Untuk Meningkatkan Kemampuan Pengambilan Keputusan Dalam Memilih Jurusan

Gambar

TABEL 4.1. Gambaran Responden Berdasarkan Usia, Fakultas, IPK........................42

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa yang mempunyai orientasi masa depan yang mengarah pada pekerjaan akan mencari informasi mengenai tuntutan sumber daya manusia yang diperlukan untuk bekerja

Dari hasil pengamatan dan wawancara tersebut, dapat diketahui gambaran mengenai konsep diri positif pada mahasiswa yang mempunyai tato diantaranya adalah merasa puas dan

Dengan adanya ciri-ciri dalam melakukan penyesuaian sosial dan faktor- faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial di lingkungan kampus, maka diharapkan agar

Pada dimensi ini lebih banyak mahasiswa yang menghayati bahwa mereka merasa kesulitan untuk memiliki hubungan yang erat dan hangat dengan orang lain.. Selain

Bagi Mahasiswa Fakultas Psikologi dan dosen wali, disarankan untuk menggunakan hasil penelitian ini untuk pengenalan dan pengembangan diri mahasiswa, seperti dengan

Berdasarkan wawancara peneliti terhadap 5 mahasiswa yang berada di semester 6 di Fakultas Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas “X” 3 mahasiswa (60%) yang

Berdasarkan dari simpulan yang diperoleh dari penelitian mengenai academic adjustment pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas “X” Kota Bandung Angkatan 2015 dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran prasangka mahasiswa fakultas Psikologi Universitas “X” Bandung yang sedang menempuh semester 6 melalui