• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Antifungi Air Perasan Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Candida albicans Secara in Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Antifungi Air Perasan Lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Candida albicans Secara in Vitro."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

vi ABSTRAK

AKTIVITAS ANTIFUNGI AIR PERASAN LOBAK (Raphanus sativus L.) TERHADAP Candida albicans SECARA In Vitro

Vanny Angellina, 2015. Pembimbing I : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

Pembimbing II : Decky Gunawan, dr., M.Kes., AIFO.

Kandidiasis merupakan infeksi jamur yang disebabkan oleh organisme Candida sp. Salah satu spesies Candida yang dapat digolongkan menjadi patogen jamur yang paling sering ditemukan adalah Candida albicans. Lobak atau Raphanus sativus L. merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia, seringkali digunakan sehari-hari sebagai makanan. Lobak mengandung beberapa senyawa yang berpotensi sebagai antifungi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antifungi air perasan lobak terhadap pertumbuhan Candida albicans.

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik sungguhan. Metode yang digunakan adalah disc diffusion dengan meletakkan cakram berisi bahan uji yaitu air perasan umbi, daun dan kombinasi umbi dan daun lobak (Raphanus sativus L.) dalam berbagai konsentrasi pada medium Sabouraud Dextrose Agar yang diinokulasikan jamur Candida albicans. Hasil yang menjadi tolak ukur dari penelitian ini adalah ukuran zona inhibisi yang terbentuk pada Sabouraud Dextrose Agar.

Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya zona inhibisi di sekeliling cakram yang ditetesi air perasan umbi, daun dan kombinasi umbi dan daun lobak.

Maka dapat disimpulkan bahwa air perasan umbi, daun dan kombinasi umbi dan daun lobak mempunyai aktivitas antifungi terhadap Candida albicans secara in vitro.

Kata kunci: Kandidiasis, Candida albicans, Lobak.

(2)

vii ABSTRACT

ANTIFUNGAL ACTIVITY OF RADISH JUICE (Raphanus sativus L.) AGAINST Candida albicans in vitro

Vanny Angellina, 2015. 1st Supervisor : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

2nd Supervisor : Decky Gunawan, dr., M.Kes., AIFO.

Candidiasis is a fungal infection caused by the organism Candida sp. One of the Candida species which can be classified as the most common fungal pathogen is Candida albicans. Radish or Raphanus sativus L. is one of the plants that grow in Indonesia, often used daily as a food. Radish contains several compound that have the potential as antifungal. The aim of this research is to determine the antifungal activity of radish juice to the growth of Candida albicans.

This research is true experimental laboratory. The method used was the disc diffusion test by to placing disc containing material that is the juice of the corm, leaves and combinations of both radish (Raphanus sativus L.) corm and leaf in various concentrations in the medium Sabouraud Dextrose Agar that has been inoculated with Candida albicans. The barometer of the research is the size of the inhibition zone formed on Sabouraud Dextrose Agar.

The results showed the formation of zones of inhibition around the disc spilled juice of corm, leaves and combination of corm and leaf radish.

As conclusion, that the juice of the corm, leaves and combination of corm and leaf radish have antifungal activity against Candida albicans in vitro.

Keyword : Candidiasis, Candida albicans, Radish.

(3)

x

DAFTAR ISI

JUDUL DALAM ... (i)

LEMBAR PERSETUJUAN ... (ii)

SURAT PERNYATAAN ... (iii)

ABSTRAK ... (iv)

ABSTRACT ... (v)

KATA PENGANTAR ... (vi)

DAFTAR ISI ... (viii)

DAFTAR TABEL ... (xi)

DAFTAR GAMBAR ... (xii)

DAFTAR LAMPIRAN ... (xiii)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Maksud Penelitian ... 3

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Landasan Teori ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Candida albicans ... 5

2.1.1 Klasifikasi Candida albicans ... 5

2.1.2 Morfologi Candida albicans ... 6

2.1.3 Peran Dinding Sel terhadap Patogenitas Candida albicans ... .... 10

2.1.4 Faktor Predisposisi ... 11

2.1.5 Manifestasi Klinik Akibat Infeksi Candida albicans ... 12

(4)

xi

2.2 Antifungal Nistatin ... 14

2.2.1 Asal dan Struktur Kimia ... 14

2.2.2 Mekanisme Kerja ... 14

2.2.3 Sediaan dan Dosis ... 15

2.2.4 Efek Samping ... 15

2.2.5 Indikasi ... 15

2.3 Lobak ... 16

2.3.1 Klasifikasi Lobak ... 17

2.3.2 Kandungan Lobak ... 17

2.3.3 Manfaat Lobak ... 19

2.3.3.1Flavonoid ... 19

2.3.3.2Alkaloid ... 20

2.3.3.3Raphanin ... 20

2.3.3.4Fenol ... 20

2.3.3.5Tannin ... 21

2.3.3.6Saponin ... 21

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 23

3.1.1 Alat Penelitian ... 23

3.1.2 Bahan Penelitian ... 24

3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.2 Metode Penelitian ... 25

3.2.1 Disain Penelitian ... 25

3.2.2 Variabel Penelitian ... 25

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 25

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 25

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 26

3.2.4 Prosedur Kerja ... 26

(5)

xii

3.2.4.1 Pengumpulan Bahan ... 26

3.2.4.2 Persiapan Bahan Uji ... 27

3.2.4.3 Sterilisasi Alat ... 28

3.2.4.4 Persiapan Mikroorganisme Uji ... 28

3.2.4.5 Identifikasi Mikroorganisme Uji ... 28

3.2.4.6 Pelaksanaan Penelitian ... 29

3.2.4.6.1 Tahap Pertama ... 29

3.2.4.6.2 Tahap Kedua ... 29

3.2.4.6.3 Tahap Ketiga ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 31

4.2 Pembahasan ... 33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 35

5.2 Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN ... 42

RIWAYAT HIDUP ... 52

(6)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Lobak ... 18 Tabel 4.1 Zona Inhibisi Air Perasan Umbi Lobak terhadap Candida albicans ... 31 Tabel 4.2 Zona Inhibisi Air Perasan Daun Lobak terhadap Candida albicans ... 32 Tabel 4.3 Zona Inhibisi Kombinasi Air Perasan Umbi dan Daun Lobak terhadap

Candida albicans ... 32 Tabel 4.4 Kriteria Pembacaan Hasil Tes Sensitivitas Antimikroba ... 33

(7)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Koloni Candida albicans pada medium SDA ... 7

Gambar 2.2 Budding yeast cell dengan septum yang belum terpisah dengan sel anak (tunas) ... 7

Gambar 2.3 Chlamydospora ... 8

Gambar 2.4 Germ tube ... 8

Gambar 2.5 Sel Candida albicans 3 jam setelah pertumbuhan germ tube, hifa bersepta dan tumbuh germ tube baru di kutub distal sel ... 8

Gambar 2.6 Yeast Cell Wall Structure ... 11

Gambar 2.7 Lobak (Raphanus sativus) ... 17

Gambar 2.8 Struktur kimia senyawa flavonoid ... 20

Gambar 2.9 Struktur kimia senyawa fenol ... 21

Gambar 2.10 Struktur kimia senyawa tannin ... 21

Gambar 2.11 Struktur kimia senyawa saponin ... 22

(8)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat dan Bahan Penelitian ... 42 Lampiran 2. Hasil Penelitian ... 48

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kandidiasis merupakan infeksi jamur yang disebabkan oleh organisme Candida sp. Meskipun terdapat lebih dari 150 spesies Candida, namun tidak lebih dari 10 spesies yang patogen pada manusia. Salah satu spesies Candida yang dapat

digolongkan menjadi patogen jamur yang paling sering ditemukan adalah Candida albicans. Organisme ini merupakan flora normal pada membran mukosa rongga mulut, saluran pernapasan, saluran pencernaan dan organ genitalia wanita. Pada individu yang immunocompromised (AIDS, diabetes, usia tua), Candida sp. dapat menjadi suatu organisme yang patogen dimana jamur ini dapat memproduksi toksin yang dapat mengganggu sistem imun sehingga dapat menyebabkan kandidiasis sistemik yang parah. Infeksi ini dapat menurunkan imunitas dan menimbulkan komplikasi bila tidak segera ditangani (Tyasrini E., Winata T., & Susantina, 2006; Sims CR, 2005).

Candida albicans ditemukan sebagai penyebab hampir 100% kasus kandidiasis orofaringeal dan 90% kasus vulvovaginitis (Ostrosky-Zeichmer, 2005). Oral trush merupakan suatu bentuk kandidiasis oral yang sering ditemukan pada bayi. Hal ini juga dapat terjadi pada orang dewasa yang immunocompromised. Insidensi kandidiasis oral pada orang dewasa meningkat secara bermakna berbanding lurus dengan penyebaran infeksi HIV. Pada wanita, vulvovaginitis persisten atau rekuren juga dapat menjadi tanda awal infeksi HIV (Heit, 2001). Gejala umum yang timbul saat terinfeksi jamur tersebut salah satunya adalah gatal. Bila infeksinya mengenai rongga mulut ditandai dengan munculnya trush. Infeksi yang tersering adalah

mengenai organ genitalia wanita dengan gejala keputihan dan rasa terbakar (Brooks, et al., 2005).

(10)

2

Banyak obat antifungi yang dikembangkan dalam pengobatan infeksi jamur namun di antara obat-obat antifungi memiliki berbagai efek samping. Selain itu, resistensi terhadap antifungi juga sering terjadi (Kanafani and Perfect, 2008). Faktor pembentukan biofilm pada Candida albicans dapat menjadi salah satu faktor terjadinya resistensi terhadap antifungi (Tina, 2008).

Kini, telah banyak dikembangkan pengobatan alternatif dengan menggunakan tanaman tradisional. Pengobatan alternatif dapat digunakan bagi individu penderita infeksi jamur yang resisten terhadap obat antifungi. Penggunaan tanaman untuk

pengobatan perlu dikembangkan karena tanaman lebih mudah diperoleh dan lebih murah dibandingkan dengan obat-obat konvensional (Mohd. Harisudin, 2008). Salah satu tanaman yang memiliki manfaat dalam bidang kesehatan adalah lobak.

Lobak atau Raphanus sativus L. merupakan salah satu tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia, seringkali digunakan sehari-hari sebagai makanan. Lobak mengandung beberapa senyawa yang berpotensi sebagai antifungi. Flavonoid dan alkaloid merupakan senyawa fitokimia yang dapat berkhasiat sebagai antifungi yang terkandung dalam lobak (Gutiérrez & Perez, 2004; Hanny dkk., 2013). Selain itu, raphanin juga merupakan kandungan lobak yang juga berefek sebagai antifungi dan antibakteri karena merupakan suatu senyawa antioksidan (Mahdi dan Fakrurrazi, 2013).

1.2 Identifikasi Masalah

- Apakah air perasan umbi lobak (Raphanus sativus) mempunyai aktivitas antifungi terhadap Candida albicans secara in vitro.

- Apakah air perasan daun lobak (Raphanus sativus) mempunyai aktivitas antifungi terhadap Candida albicans secara in vitro.

- Apakah kombinasi air perasan umbi dan daun lobak (Raphanus sativus) mempunyai aktivitas antifungi terhadap Candida albicans secara in vitro.

(11)

3 1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian adalah untuk mengetahui efek lobak sebagai antifungi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui aktivitas antifungi air perasan lobak dengan mengukur zona hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis adalah memberikan informasi ilmiah dan memperluas wawasan mengenai tanaman obat, khususnya mengenai efek lobak sebagai antifungi.

Manfaat praktis adalah memberikan informasi bahwa lobak dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk kandidiasis.

1.5 Landasan Teori

Candida albicans merupakan salah satu spesies Candida yang dapat digolongkan

menjadi patogen jamur yang paling sering ditemukan, sehingga pada keadaan individu yang immunocompromised, jamur ini mampu menyebabkan infeksi yang dinamakan kandidiasis juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan (Tyasrini E., Winata T., & Susantina, 2006). Secara umum, pengobatan kandidiasis dengan menggunakan obat antifungi seperti nistatin, memiliki mekanisme yaitu dengan

mengikat ergosterol pada dinding sel jamur yang akan mengakibatkan membran sel jamur bocor dan lisis (Gubbins and Anaissie, 2007).

(12)

4

Salah satu senyawa yang dapat melisiskan dinding sel jamur adalah flavonoid yang terkandung dalam lobak (Raphanus sativus L.). Flavonoid merupakan senyawa fitokimia yang termasuk ke dalam golongan senyawa fenolik. Senyawa fenolik bersifat larut dalam air (Hanny dkk., 2013) dan mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) sehingga lebih mudah masuk ke dalam sel dam membentuk kompleks dengan protein membran sel yang akan berinteraksi dengan melibatkan ikatan hidrogen dengan cara terikat pada bagian hidrofilik dari membran sel. Kompleks protein – senyawa fenolik terbentuk dengan ikatan lemah sehingga akan segera mengalami

penguraian lalu diikuti penetrasi senyawa fenolik ke dalam membran sel yang akan menyebabkan presipitasi dan denaturasi protein membran sel. Kerusakan membran sel menyebabkan perubahan permeabilitas pada membran sehingga mengakibatkan lisisnya membran sel jamur (Parwata dan Dewi, 2008; Amelia, 2010). Selain itu, alkaloid memiliki sifat basa (pH > 7) dan pahit, sifat basa ini memungkinkan penekanan pertumbuhan jamur Candida albicans karena jamur tersebut tumbuh pada pH 4,5 – 6,5 (Rosiska, 2012).

(13)

35

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

- Air perasan umbi lobak (Raphanus sativus) mempunyai aktivitas

antifungi pada konsentrasi 100% terhadap Candida albicans secara in

vitro. Namun, bila dibandingkan dengan nistatin, sifat antifungi yang

dimiliki air perasan umbi lobak adalah lemah dan tidak efektif.

- Air perasan daun lobak (Raphanus sativus) mempunyai aktivitas

antifungi pada konsentrasi 100%, 50% dan 25% terhadap Candida

albicans secara in vitro. Namun, bila dibandingkan dengan nistatin, sifat

antifungi yang dimiliki air perasan daun lobak adalah lemah dan tidak

efektif.

- Kombinasi air perasan umbi dan daun lobak (Raphanus sativus)

mempunyai aktivitas antifungi pada konsentrasi 100%, 50% dan 25%

terhadap Candida albicans secara in vitro. Namun, bila dibandingkan

dengan nistatin, sifat antifungi yang dimiliki kombinasi air perasan umbi

dan daun lobak adalah lemah dan tidak efektif.

5.2 Saran

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui aktivitas

antifungi Raphanus sativus terhadap pertumbuhan jamur spesies lain.

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas antifungi

Raphanus sativus terhadap pertumbuhan Candida albicans dan jamur

spesies lain dengan menggunakan metode MIC dan MBC.

(14)

36

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kadar konsentrat

Raphanus sativus agar tercapai efek antifungi yang maksimal.

(15)

37

DAFTAR PUSTAKA

Amelia. 2010. Pengaruh ekstrak kulit durian (Durio zibethinus Murr) terhadap pertumbuhan Candida albicans. Tesis. Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang, Malang.

Aruna, G., Venu Gopal Yerragunt, Akondi Buchi Raju. Photochemistry and pharmacology of Raphanus sativus. International Journal of Drug Formulation and Research. 2012;3(1):49.

Bahroelim, B., & Rianto, S. 2007. ‘Obat Jamur’ dalam Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru. p 571-84.

Brennan, B., and Leyden, J. J. Overview of topical therapy for common superficial fungal infection and the role of new topical agents. Journal of the American Academy of Dermatology. 1997;36(2):3-8.

Brook, G. F., Butel, J. S., & Morse, S. A. 2005. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Salemba Medika.

Brook, G. F., Butel, J. S., & Morse, S. A. 2008. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Mikrobiologi Kedokteran. 1st. ed., Vol. II. Jakarta: Salemba Medika.

Carrillo, M. A. J., Quindos, G., Tur, C., Ruesga, M. T., Miranda, Y., del Valle, O., Cossum, P. A., and Wallace, T. L. In-vitro antifungal activity of liposomal nystatin in comparison with nystatin, amphotericin B cholesteryl sulphate, liposomal amphotericin B, amphotericin B lipid complex, amphotericin B desoxycholate, fluconazole and itraconazole. Journal of Antimicrobial Chemotherapy. 1999;44:397-401.

Chaffin, W. L., Lopez-Ribot, J. L., & Casanova, M. 1998. Microbiol Mol Biol Rev. March. Cell Wall and secreted proteins of candida albicans identification, function, and expression.

http://mmbr.asm.org/cgi/content/full/62/1/130., November 18th, 2015.

(16)

38 Chloe McClanahan . 2009. Retrieved from:

http://www.sigmaaldrich.com/content/dam/sigma-aldrich/articles/biofiles-volume-40/figure-3.gif., November 21th, 2015.

Dayjo. 2003. Candida spesies. http://www.mold.ph/candida.htm., November 18th, 2015.

Ellis, D. 2001. Candida albicans. www.mycology.adelaide.edu.au. November 20th, 2015.

Faiyaz Ahmad, Izharul Hasan, Danish Kamal Chishti and Haqeeq Ahmad.

Antibacterial activity of Raphanus sativus Linn. seed extract. Global Journal of Medical Research. 2012;12(11):27.

Gubbins, P.O. and Anaissie, E.J. Antifungal therapy. Available from: www.travelmedicinejournal.com/pb/assets/raw/Health%20Advance/journals/t maid/Anaissie_Chapter_2007.pdf., November 20th, 2015.

Gutiérrez, R.M.P. and Perez, R.L. Raphanus sativus (Radish): their chemistry and biology. The Scientific World Journal. 2004;4:811-37.

Hanny Setyowati, Hananun Zharfa Hanifah, Rr Putri Nugraheni. Krim kulit umbi durian (Durio zibethinus L.) sebagai obat herbal pengobatan infeksi jamur Candida albicans. 2013. Available from:

artikel.dikti.go.id/index.php/PKM-P/article/download/40/40. Oktober 10th, 2015. Heit, Jeffrey. 2001. Oral candidiasis – adult.

http://www.wvhcs.org/ency/article/000626.htm. November 20th, 2015.

Heritage, J. 2003. Microscopic Appearance of Germ Tube Production. http://www.bmb.leeds.ac.uk/mbiology/ug/ugteach/icu8/std/germ.html.

November 20th, 2015.

Ishrat Rani, Shaista Akhund and hidayatullah Abro. Antimicrobal potential of seed extract of Raphanus sativus. Pak. J. Bot. 2008;40(4): 1793.

Kanafani, Z.A and Perfect, J.R. Resistance to antifungal agent: mechanism and clinical impact. In: George M. Eliopoulos. CID – Clinical Infectious Diseases. 2008;46:120-8.

(17)

39

Available from: http://cid.oxfordjournals.org/content/46/1/120.full.pdf. Oktober 10th, 2015.

Kauffman, C. A. Clinical efficacy of new antifungal agents. Curr Opin Microbiol. 2006;9(5):483-8. [Medline].

Kemas Ali Hanafiah. 2008. Rancangan Percobaan: Teori & Aplikasi. Edisi 3. Jakarta: Rajawali Pers.

Komariah dan Ridhawati Sjam. Kolonisasi Candida dalam rongga mulut. Majalah Kedokteran FK UKI. 2012;28(1):40.

Levinson, W. 2008. Review of Medical Microbiology and Immunology. 10th Edition. New York: McGraw Hill.

Mahdi Abrar dan Fakrurrazi. Pengaruh Cakram steril yang diberi serbuk lobak (Raphanus sativus) terhadap jumlah limfosit dan morfologi limpa ayam buras yang diinfeksikan dengan Pasteurella multocida. Jurnal Ilmiah Peternakan. 2013;1(2):83-7.

Mills, B. 2007. Wikimedia Commons. Retrieved from commons.wikimedia.org: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Phenol-2D-skeletal.png. November 20th, 2015.

Mohd. Harisudin. Prospek Pengembangan Tanaman Obat di Indonesia. Seminar Regional Prospek Agribisnis Tanaman Obat. Semarang. 2008.

Murray, P. R., Rosental, K. S., & Pfaller, M. A. 2005. Medical Microbiology. 5th. ed. Philadelphia, USA: Elsevier Inc.

Nikawa, H., Hamada, T., Yamamoto, T., Kumagai, H. Effect salivary or serum pellicles on C. albicans growth and biofilm formation on soft lining materials in-vitro. J Oral Rehabil. 1997;24(8):594-604.

Ostrosky-Zeichmer, Luis. 2005. Candidiasis : Overview and Full Index. www.doctorfungus.org/Mycoses/human/candida/Candida_index.htm.

November 20th, 2015.

Palczar, J. D. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Penerbit UI Press.

(18)

40

Parwata, O.A dan Dewi, P.S. Isolasi dan uji aktivitas antibakteri minyak atsiri dari rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.). Jurnal Kimia. 2008;2(2):100-4. Rahmat Rukmana. 1995. Bertanam Lobak. Edisi 1. Yogyakarta: Kanisius.

Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi VI. Bandung: ITB. Rosiska Lufiyanti. Aktivitas antijamur senyawa bioaktif ekstrak Gelidium latifolium

terhadap Candida albicans. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan. 2012;1(1):1-8.

Sable, C. A., Strohmaier, K. M., Chodakewitz, J. A. Advances in antifungal therapy.

Annu Rev Med. 2008;59:361-79. [Medline].

Salvo, A. D. 2004. Yeast; Candidiasis (Candida albicans).

http://pathmicro.med.sc.edu/mycology/mycology-3.htm. November 20th, 2015.

Schaller, M., Schackert, C., Korting, Hc., Januschkee and Hube, B. Invasion of C. albicans correlates with expression of secreted aspartic proteinase during

experimental infection in human epidermis. J Invest Dermatol. 2000;114(4):712-7.

Segal, E. Mycoses. Advances in the Understanding of the Pathogenesis of Opportunistic Fungal Disease. 2010;48:3-11.

Setiabudy, R., Suyatna, F. D., Purwantyastuti, & Nafnadi. 1995. Farmakologi dan Terapi. 4th. ed. Jakarta: Gaya Baru.

Shaddack. 2005. Wikimedia Commons. Retrieved from commons.wikimedia.org: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Quercetin.png.

Sims, C.R. Invasive kandidiasis in immunocompromised hospitalized patients. Arch Med Res. 2005;36(6):660-71.

Singh, P., Singh, J. Medcinal and therapeutic utilities of Raphanus sativus. International Journal of Plant, Animal and Environmental Science.

2013;3(2):104.

Sutton, D. A. 2000. The Fungi: Candida.

http://www.doctorfungus.org/thefungi/img/candida.jpg. November 20th, 2015.

(19)

41

Tina Rostinawati. 2008. Skrining dan identifikasi bakteri penghasil enzim kitinase dari air laut di perairan pantai pondok Bali. Fakultas Farmasi Univeristas Padjajaran, Jatinangor.

Tortora, G. J., Funke, B. R., & Case, C. L. 2004. Microbiology an Introduction. San Fransisco.

Turk, F. M., et al. Saponins versus plant fungal pathogens. Journal of Cell and Molecular Biology. 2006:13-7.

Tyasrini, E., Winata, T., & Susantina. Hubungan antara sifat dan metabolit Candida

spp. dengan patogenesis kandidiasis. Jurnal Kedokteran Maranatha.

2006;6(1):52-3.

Vazquez, J. A., & Sobel, J. D. 2003. ‘Kandidiasis’ in Clinical Mycology. New York: Oxford University Press. p. 143-187.

Watal, G., Shukla, S., Chatterji, S., Yadav, D. K. Antimicrobial efficacy of Raphanus sativus root juice. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical

Sciences. 2011;3(5):89.

Zakiyatul Khafidhoh, Sri Sinto Dewi, Arya Iswara. Efektivitas infusa kulit jeruk purut (Citrus hystrix DC.) terhadap pertumbuhan Candida albicans penyebab sariawan secara in vitro. The 2nd University Research Coloquium. 2015:32.

Gambar

Tabel 4.4 Kriteria Pembacaan Hasil Tes Sensitivitas Antimikroba  .........................

Referensi

Dokumen terkait

This study showed seasonal, annual and inter-annual vegetation variation (2002-12) of dry deciduous broadleaf forest in eastern India states.. On studying the long term inter

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dan Laporan Laba Rugi Komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 diambil dari Laporan Keuangan pada tanggal dan untuk

Our research focus on CHM-based tree feature extraction and LiDAR analyst's 3D building fetaure extarction using high- resolution airborne LiDAR data and its

This paper attempts to diagnose as thoroughly as possible the assumptions of parametric combined ANOVA by using plots and statistical tests, with a view to justifying the use

3.4 Mengenal teks cerita diri/personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa

15 Based on these fi ndings, one might argue that, among a group of peers, the children of smoking parents are more likely to introduce smoking as they are at a higher risk for

Pasal 23 ayat (5) huruf c: PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena dihukum penjara atau kurungan, berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum

Dalam Fadhli Fame Laner, ada beberapa software tambahan yang di gunakan dengan tujuan untuk mempercepat atau mempersingkat waktu dalam proses pemindaian 3D laser scanner