BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Variabel penentu keberhasilan pendidikan formal disamping tenaga
pendidik, salah satunya adalah kurikulum, dan keduanya mempunyai kaitan yang
sangat erat. Faktor yang mempengaruhi seorang guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran adalah Pedagogical Content Knowledge (selanjutnya disingkat
PCK). PCK dikenalkan oleh Lee Shulman (1986, dalam Ball et al., 2008, hlm.
389) yang mengidentifikasi domain khusus pengetahuan guru, yang disebut
pemahaman pengetahuan isi (Pedagogical Content Knowledge). Loughran et al.
(2012, hlm. 7) berpendapat bahwa untuk mengenali dan menghargai
pengembangan PCK, guru perlu memiliki pemahaman konseptual yang kaya
terhadap isi pelajaran tertentu yang mereka ajarkan. Pemahaman konseptual yang
kaya ini, dikombinasikan dengan keahlian dalam mengembangkan, menggunakan,
dan mengadaptasi prosedur mengajar, strategi, dan pengalaman. Guru sains harus
mempunyai pengetahuan mengenai sains peserta didik, kurikulum, strategi
instruksional, asesmen sehingga dapat melakukan tranformasi science knowledge
untuk dapat meningkatkan kemampuan PCK.
Guru menempati posisi penting dalam kegiatan belajar mengajar dan
dituntut untuk selalu berinovasi dalam proses pembelajaran yang
diselenggarakannya. Guru dituntut untuk mengendalikan, mengoptimalkan, dan
menggali potensi yang ada pada dirinya, sehingga guru dapat menyusun rencana
yang baik dalam strategi pengajaran di kelas. Sudah menjadi keniscayaan
memperoleh pendidikan yang bermutu, apabila sebelum menjadi guru, mahasiswa
sudah dibekali pengetahuan teoritik yang luas dan mendalam mengenai proses
pengajaran. Shulman dan Grossman (1989, dalam Taylor-Thoma, 2009, hlm. 1)
berpendapat bahwa pengajaran sebagai perubahan atau pengkondisian
2
Lina Herlina, 2015
Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepada kualitas dan fleksibilitas pengetahuan konten sehingga peserta didik
mudah untuk memahami materi yang diajarkan.
PCK yang dimiliki oleh seorang guru merupakan sebuah keahlian khusus
dengan keistimewaan individu dan berlainan yang dipengaruhi oleh
konteks/suasana mengajar, isi, dan pengalaman. PCK bisa sama untuk beberapa
guru dan berbeda untuk guru lainnya. PCK merupakan titik temu pengetahuan
profesional guru dan keahlian guru, oleh karena itu banyak peneliti
menyimpulkan bahwa PCK merupakan pengetahuan yang dikembangkan guru
sepanjang waktu, melalui pengalaman, bagaimana mengajarkan suatu materi
dalam aneka cara untuk mendapatkan kekayaan pemahaman siswa.
Standar Nasional Pendidikan (2005), menjelaskan bahwa salah satu
kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik adalah kompetensi
pedagogis. Guru sebagai pelaksana pembelajaran dan sekaligus sebagai profesi
dituntut untuk dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki perserta didik
sehingga menjadi anak yang cerdas dan berbudi pekerti luhur, jadi tidak hanya
sekadar menstransfer pengetahuan saja. Profesi menjadi seorang guru tidaklah
mudah karena guru harus memiliki keilmuan yang memadai dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, harus mempunyai sikap dan perilaku yang
baik sebagai refleksi bagi para peserta didik dalam menjalankan tanggung jawab
sosial dan moral sebagai tugas dan kewajibannya. Guru yang profesional harus
disiapkan sejak awal, yaitu ketika mereka masih menjadi mahasiswa calon guru.
Terdapat beberapa alasan mengapa PCK begitu penting bagi seorang guru,
Ball et al. (2008, hlm. 390) mengemukakan bahwa hasil pemikiran Shulman
adalah membingkai studi pengetahuan guru dengan perhatian langsung kepada
peran konten dalam mengajar. Hasil pemikiran lain yang dikemukakan oleh
Shulman adalah meningkatkan pengetahuan konten sebagai kunci pengetahuan
teknis untuk menjadikan mengajar sebagai profesi, karena Shulman dan rekannya
berpendapat bahwa instruksi yang berkualitas memerlukan pengetahuan
profesional yang mengikuti aturan sederhana seperti berapa lama menunggu siswa
3
PCK mengarahkan perhatian pada peran konten pengajaran dan
meningkatkan pengetahuan konten sebagai kunci pengetahuan teknis untuk
pembentukan mengajar sebagai profesi, sehingga dapat mempersingkat waktu
bagi siswa untuk memahami materi yang diajarkan oleh gurunya. PCK seorang
guru dapat dievaluasi dan diukur dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Loughran et al. (2004), melalui elemen CoRe (Content
Representations) dan PaP-eRs (Pedagogical and Professional-experience
Repertoires). Hasil analisis terhadap CoRe dan PaP-eRs menunjukkan efektivitas
kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Mahasiswa calon guru sudah dibekali materi konten dan materi pedagogi
selama menempuh pendidikan keguruannya, dilanjutkan dengan proses
pembelajaran pada situasi yang sebenarnya dalam Program Pengalaman Lapangan
(PPL). PPL adalah program dimana mahasiswa mendapatkan pengalaman
pertama atau pengalaman langsung mengajar di kelas, yang menuntut mahasiswa
untuk berlatih memadukan materi konten dan materi pedagogiknya yang
diharapkan dapat memperkuat kemampuan PCK mereka. Loughran et al. (2012,
hlm. 7), mengemukakan bahwa “PCK adalah suatu perpaduan khusus antara
content knowledge dan pedagogical knowledge yang dibangun dari waktu ke
waktu dan pengalaman”, sehingga menghasilkan guru profesional. Program
Pengalaman Lapangan adalah proses dimana mahasiswa calon guru memperoleh
pengalaman dari waktu ke waktu. Pertanyaan yang muncul adalah: apakah dengan
pengalaman tersebut mahasiswa mengalami perubahan dalam PCK-nya?
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirasa perlu untuk mengetahui
PCK mahasiswa calon guru agar dapat diperoleh gambaran PCK mahasiswa calon
guru untuk mengetahui kualitas dan fleksibilitas penguasaan konten mereka. Hasil
PCK diharapkan dapat menjadi dasar untuk persiapan dan pelatihan mahasiswa
calon guru selanjutnya, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perkembangan Pedagogical Content Knowledge
4
Lina Herlina, 2015
Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.2. Identifikasi Masalah
Seperti telah disinggung pada uraian terdahulu, bahwa PCK dapat dibentuk
oleh pengalaman guru dalam proses pembelajar yang terjadi dari waktu ke waktu,
dan PCK seorang guru sifatnya tidak tetap atau fluktuatif. Perkembangan PCK
seorang guru tidak dapat berhenti pada suatu kulminasi tertentu, tetapi terus
berlanjut sampai mereka tidak lagi melakukan proses pembelajaran.
Perkembangan PCK guru tidak selalu memberikan hasil yang baik, namun bisa
jadi justru malah memburuk disebabkan oleh banyak faktor yang dapat
dikategorikan ke dalam faktor intern dan ekstern guru tersebut. Tindakan
preventif diperlukan untuk mengatasi hal tersebut agar tidak terjadi secara
berkepanjangan. Penulis melakukan identifikasi terhadap masalah-masalah yang
terjadi saat ini berkaitan dengan perkembangan PCK calon guru, yaitu sebagai
berikut:
1. Kurangnya kemampuan dalam mengendalikan suasana belajar di kelas, hal ini
adalah suatu kewajaran, karena mereka baru pertama kali praktik langsung di
lapangan dalam program PPL ini, dengan demikian mendapatkan pengalaman
baru yang sangat berharga dalam meningkatkan kemampuannya.
2. Kurangnya penguasaan wawasan yang berkenaan dengan pokok bahasan yang
diajarkan, karena wawasan yang luas dapat menimbulkan kepercayaan yang
kuat bagi calon guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, terutama
dalam hal mengaitkan materi pembelajaran dengan kondisi saat ini, sehingga
dapat menstimulus keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan gurunya
ataupun siswa yang lain.
3. Belum dapat menerapkan strategi instruksional yang tepat, atau bahkan kurang
memahaminya, sehingga arah pembelajaran bisa melenceng jauh dari tujuan
yang diharapkan.
4. Penilaian yang dilakukan belum komprehensif, karena dalam pendidikan tidak
hanya dilakukan pada kemampuan pedagogik siswa saja, tetapi yang lebih
utama adalah sikap mental agar dapat tertanam sejak dini sebagai wujud
5
5. Belum adanya variasi dalam metode atau model pembelajaran yang
diterapkan, hal ini sangat penting untuk mencegah kebosanan pada peserta
didik dalam proses pembelajaran di kelas.
6. Masih mempunyai perilaku yang tergesa-gesa dalam proses pengajaran,
sehingga terkesan sebatas melaksanakan kewajiban, hal ini masih merupakan
suatu kewajaran karena minimnya pengalaman langsung dalam mengajar.
1.3. Rumusan Masalah Penelitian
Bertitik tolak pada identifikasi masalah, maka penulis merumuskan
masalah yang akan diteliti sebagai berikut:
“Bagaimana perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan, dari proses awal sampai
proses akhir pembelajaran materi Biologi?”
Pertanyaan Penelitiannya adalah:
1. Bagaimana tingkat dan perkembangan Pedagogical Content Knowledge
Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan, dan
pendapat siswa terhadap proses pembelajaran mahasiswa tersebut yang
dilaksanakan dari proses awal sampai proses akhir pembelajaran materi
Biologi?
2. Faktor penunjang dan kendala apa saja yang berpengaruh dalam
perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru
Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis tingkat/level kategorial PCK dan
perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru
Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan, dan pendapat siswa
terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan dari proses awal sampai
6
Lina Herlina, 2015
Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor penunjang dan kendala apa saja
yang berpengaruh dalam perkembangan Pedagogical Content Knowledge
Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan.
1.5. Manfaat Penelitian
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini,
pertama, temuan penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi
gambaran PCK mahasiswa calon guru sebagai dasar proses pembimbingan
mahasiswa calon guru biologi peserta PPL. Kedua, penelitian ini dapat digunakan
sebagai dasar untuk pengembangan pola bimbingan agar lebih tepat sasaran
dengan memperhatikan faktor dan kendala yang mempengaruhi perkembangan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Merujuk kepada hasil penelitian pada bab terdahulu tentang perkembangan
PCK mahasiswa calon guru biologi peserta PPL UPI Bandung, maka penulis
menyimpulkan sebagai berikut: Pertama, Ana dan Adi berada pada tingkat
Maturing PCK atau level 3, sedangkan Ida berada pada tingkat Growing PCK
atau level 2. Pola perkembangan yang ditunjukkan oleh ketiga orang mahasiswa
calon guru adalah sebagai berikut: Ana dan Adi menunjukkan pola perkembangan
PCK cenderung naik, sedangkan Ida menunjukkan pola perkembangan PCK
fluktuatif. Pendapat siswa dari awal pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa
calon guru sudah menunjukkan tanggapan yang baik, walaupun sebenarnya PCK
mahasiswa calon guru pada awal pembelajaran masih sangat minim. Pendapat
siswa menunjukkan tanggapan yang lebih baik terhadap pembelajaran yang
dilakukan oleh calon guru seiring dengan naiknya PCK mahasiswa calon guru.
Kedua, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan PCK
ketiga orang mahasiswa calon guru. Faktor tersebut terdiri dari faktor eksternal
dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu pola bimbingan, kegiatan lesson study,
dan intensitas bimbingan. Faktor internal, yaitu efek psikologi yang terjalin antara
guru dan siswa, motivasi dari diri sendiri untuk memperluas wawasan ilmu
pengetahuan, kemampuan komunikasi, dan pengalaman mengajar.
Kendala-kendala yang timbul dalam proses perkembangan PCK terdiri dari: 1) rendahnya
tingkat kepercayaan diri dalam kegiatan lesson study; 2) tidak dapat
memanfaatkan waktu bimbingan yang tersedia; 3) keterbatasan referensi
penunjang, kesempatan, finansial, dan kemampuan fisik dari calon guru tersebut;
dan 4) keterbatasan dalam berbahasa sehingga mengalami hambatan dalam
berkomunikasi. Selain dari hal tersebut, kendala-kendala dari faktor lain dapat
Lina Herlina, 2015
Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2. Saran
Berdasarkan pengalaman dan hasil temuan dalam penelitian ini, maka
penulis mengajukan beberapa saran kepada berbagai pihak yang mempunyai
kapasitas dan tekait dengan pengukuran perkembangan PCK ini, di antaranya
adalah pertama Guru Pamong atau Dosen tetap PPL, hendaknya mempelajari
karakteristik dari mahasiswa bimbingannya sehingga dapat menerapkan pola
bimbingan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik mahasiswa
bimbingannya. Guru Pamong atau Dosen tetap PPL hendaknya mengetahui atau
mengukur gambaran kemampuan PCK calon guru agar diketahui kelebihan dan
kekurangan serta apa yang bisa dikembangkan dari kemampuan PCK calon guru
tersebut sehingga senantiasa lebih baik dari waktu ke waktu. Mahasiswa yang
mengalami perkembangan PCK pola fluktuatif hendaknya Guru Pamong atau
Dosen tetap PPL lebih meluangkan waktu untuk membimbing mahasiswa tersebut
secara khusus, karena lebih membutuhkan motivasi dan pendekatan secara
personal dalam membangun kepercayaan dirinya sebagai modal utama dalam
mengembangkan PCK-nya. Mahasiswa yang mengalami perkembangan PCK
cenderung naik dapat diarahkan oleh Guru Pamong atau Dosen tetap PPL dengan
memberikan tantangan berupa inovasi-inovasi dalam berbagai aspek
pembelajaran, sehingga perkembangan PCK-nya dapat terus mengalami
peningkatan.
Kedua Guru Pamong atau Dosen tetap PPL membimbing mahasiswa PPL
dengan mempertimbangkan faktor eksternal, yaitu pola bimbingan, kegiatan
lesson study, dan intensitas bimbingan, dan faktor internal, yaitu efek psikologi
yang terjalin antara guru dan siswa, motivasi dari diri sendiri untuk memperluas
wawasan ilmu pengetahuan, kemampuan komunikasi, dan pengalaman mengajar.
Ketiga Guru Pamong atau Dosen tetap PPL hendaknya memotivasi mahasiswa
bimbingannya dengan memberikan pujian dan penghargaan jika mahasiswa
bimbingannya menunjukkan peningkatan yang berarti dalam perkembangan
PCK-nya, dan mengkritisi proses pembelajaran secara bijaksana dan santun. Keempat
Guru Pamong atau Dosen tetap PPL hendaknya meluangkan waktu kapanpun agar
atau menggunakan media telekomunikasi, dan memberi referensi penunjang yang
dapat membantu mahasiswa bimbingannya.
Kelima Guru Pamong atau Dosen tetap PPL hendaknya membimbing
mahasiswa yang mempunyai kesulitan dalam berbahasa, sehingga dapat
meminimalisir hambatan dalam berkomunikasi. Bimbingan dapat dilakukan
dengan mengajarkan bahasa-bahasa daerah yang sering siswa lontarkan atau
bahasa-bahasa yang dapat digunakan sebagai pengantar mahasiswa
berkomunikasi dengan siswanya. Selain itu Guru Pamong atau Dosen tetap PPL
harus menekankan kepada mahasiswa sekurang-kurangnnya untuk dapat
memahami bahasa daerah tempat mereka belajar sebagai akses dalam
berkomunikasi.
Keenam LPTK, sebagai lembaga pendidik dan penghasil guru harus dapat
memberi bekal kemampuan-kemampuan dasar yang harus dimiliki guru, di
antaranya kemampuan PCK. Saat ini PCK dipandang sebagai bagian penting dari
pengetahuan dasar mengajar calon guru, untuk itu lembaga pendidik dan
penghasil guru seperti LPTK, dapat memberi prioritas tinggi pada pembekalan
PCK dengan lebih banyak memberi kesempatan melatih dan mengembangkan
kemampuan PCK-nya melalui mata kuliah-mata kuliah terkait. Ketujuh untuk
peneliti lain, disarankan agar dapat meneliti dan mengembangkan pula pada
materi-materi lain yang sejenis yang membutuhkan penguasaan konsep-konsep
dasar yang cukup banyak, kompleks, dan abstrak, sehingga memberikan khasanah
dalam pengukuran PCK ini. Peneliti lain hendaknya melakukan penelitian
mengenai bagaimana mahasiswa calon guru dapat meningkatkan kemampuan
Lina Herlina, 2015
Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abell, S. K. et al. (2009). Preparing the next generation of science teacher educators: A model for developing PCK for teaching science teachers.
Journal of Science Teacher Education, 20 (1), 77-93.
Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Cetakan pertama.
Atkinson, R. L. et al., (2008). Pengantar Psikologi (Alih bahasa Nurdjanah Taufiq). Jakarta: Erlangga. Edisi kedelapan, Jilid 2.
Ball, D. L., Thames, M. H., & Phelps, G. (2008). Content knowledge for teaching: What makes it special? Journal of Teacher Education, 59 (5), 389-407.
Bowles, F. A. (2009). Learning flourishes when pedagogy merges with content knowledge. Diakses tanggal: 8 Oktober 2014 Dari:
http://www.corndancer.com/vox/gnosis/artcls_037054/gno_now038.html.
Creswell, J. W. (2010). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan
mixed. Cetakan petama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Eames, C., et al. (2012). CoRe: A way to build pedagogical content knowledge for beginning teachers. Artikel: Teaching & Learning Research Initiative,
University of Waikato.
Elvianasti, M. (2014). Analisis pedagogical content knowledge (pck) calon guru biologi p ada materi genetika dan ekologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis: Diakses tanggal 14 September 2014. Dari: http://repository.upi.edu/cgi/latest.
Gress-Newsome, J. & Lederman, N. G. (Ed) (1999). Examining pedagogical content knowledge. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.
Hadiyanti, L. N. (2014). Pedagogical content knowledege guru berpengalaman dan calon guru biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis:
Tidak diterbitkan.
Hanuscin, D. L. et al. (2011). Developing PCK for teaching teachers through a mentored internship in teacher professional development. Makalah:
Association for Science Teacher Education.
Hapsari, T. (2013). Tingkat penguasaan matematika dan konten pedagogik (Pedagogical Content Knowledge) calon guru matematika (studi kasus pada mahasiswa PPL sebuah universitas swasta di Jawa Barat). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis: Diakses tanggal 14 September
121
Harlen, W. (Ed) (2010). Principles and big ideas of science education. Hatfield, Herts: Association for Science Education.
Hartati, T., dkk., (Ed) (2010). Practice pedagogic in global education perspective. Artikel: Second International Seminar 2010. Indonesia University Of
Education, 2, Issn. 2086-8340, 189-197.
Kartal, T., Ozturk, N. & Ekici, G. (2012). Developing pedagogical content knowledge in preservice science teachers through microteaching lesson study. Jurnal: Procedia-Social and Behavioral Sciences: Kumpulan jurnal
oleh Elsevier Ltd., 46, 2753-2758.
Koehler, M. (2011). Pedagogical content knowledge (Artikel). Diakses tanggal: 16 September 2014. Dari: http://mkoehler.educ.msu.edu/
tpack/pedagogical-content-knowledge-pck.
Loughran, J., Berry, A., & Mulhall, P. (2012). Understanding and developing
science teachers’ pedagogical content knowledge. Clayton: Monash
University.
Marcon, D., Graça, A. B. A., & Nascimento, J. V. (2012). Analysis of the pedagogical knowledge of prospective physical education teachers. Makalah: Original scientific paper. UDC: 001.19:37.012:371.3:796.
Kinesiology, 44 (2), 113-122.
McMillan, J. H. & Schumacher, S. (2001). Research ini education (penelitian
dalam pendidikan). Edisi keempat. San Francisco: Addison Wesley
Longman, Inc.
Noor, M. dkk. (1987). Filsafat dan teori pendidikan. Bandung: FIP IKIP Bandung.
NSTA (2003). Standards for science teacher preparation. Revised 2003.
Nuangchalerm, P. (2011). In-service science teachers’ pedagogical content knowledge. Jurnal CSCanada studies in sociology of science, 2 (2), 22-37.
Nurdiana, U. (2014). Pengaruh pelatihan technological pedagogical content knowledge (TPCK) melalui jejaring media sosial terhadap kemampuan tpck guru sekolah dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis:
Diakses tanggal 14 September 2014. Dari: http://repository.upi.edu/ cgi/latest.
Otero, V. K. (2004). The role of education research in per and in teacher preparation. Presentasi: American Association of Physics Teachers. Diakses tanggal: 24 September 2014. Dari: http://digitalcommons.unl.edu/cgi/
122
Lina Herlina, 2015
Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007.
Tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008. Tentang guru.
Purwanto, M. N. (2004). Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Taylor-Thoma, M. (2009). The elements and applications of pedagogical content knowledge. Artikel International Foundation for Electoral Systems. Diakses tanggal: 16 September 2014. Dari: http://www.ifes.org/sitecore/shell/
Controls/Rich%20Text%20Editor/~/media.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005. Tentang guru dan
dosen.
Van Dijk, E. M. (2009). Pedagogical content knowledge in sight? A comment on Kansanen. Jurnal Orbis Scholae, 3 (2), 19-26.
Van Driel, J. H., Verloop, N. dan De Vos, W. (1997). Developing science teachers’ pedagogical content knowledge. Journal: Research In Science Teaching, 35 (6), 673-695.
Wahyuni, N. (2010). Definisi perkembangan. Artikel Edukasi Kompasiana. Diakses tanggal: 03 November 2014. Dari: http://edukasi.kompasiana.
com/2010/10/25/definisi-perkembangan-302556.html.
Widodo, A. et al. (2014). Student teachers and mentor teachers’ PCK and their teaching practice. Artikel: Faculty of Mathematics and Science Education,
Indonesia University of Education.