• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Variabel penentu keberhasilan pendidikan formal disamping tenaga

pendidik, salah satunya adalah kurikulum, dan keduanya mempunyai kaitan yang

sangat erat. Faktor yang mempengaruhi seorang guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran adalah Pedagogical Content Knowledge (selanjutnya disingkat

PCK). PCK dikenalkan oleh Lee Shulman (1986, dalam Ball et al., 2008, hlm.

389) yang mengidentifikasi domain khusus pengetahuan guru, yang disebut

pemahaman pengetahuan isi (Pedagogical Content Knowledge). Loughran et al.

(2012, hlm. 7) berpendapat bahwa untuk mengenali dan menghargai

pengembangan PCK, guru perlu memiliki pemahaman konseptual yang kaya

terhadap isi pelajaran tertentu yang mereka ajarkan. Pemahaman konseptual yang

kaya ini, dikombinasikan dengan keahlian dalam mengembangkan, menggunakan,

dan mengadaptasi prosedur mengajar, strategi, dan pengalaman. Guru sains harus

mempunyai pengetahuan mengenai sains peserta didik, kurikulum, strategi

instruksional, asesmen sehingga dapat melakukan tranformasi science knowledge

untuk dapat meningkatkan kemampuan PCK.

Guru menempati posisi penting dalam kegiatan belajar mengajar dan

dituntut untuk selalu berinovasi dalam proses pembelajaran yang

diselenggarakannya. Guru dituntut untuk mengendalikan, mengoptimalkan, dan

menggali potensi yang ada pada dirinya, sehingga guru dapat menyusun rencana

yang baik dalam strategi pengajaran di kelas. Sudah menjadi keniscayaan

memperoleh pendidikan yang bermutu, apabila sebelum menjadi guru, mahasiswa

sudah dibekali pengetahuan teoritik yang luas dan mendalam mengenai proses

pengajaran. Shulman dan Grossman (1989, dalam Taylor-Thoma, 2009, hlm. 1)

berpendapat bahwa pengajaran sebagai perubahan atau pengkondisian

(2)

2

Lina Herlina, 2015

Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada kualitas dan fleksibilitas pengetahuan konten sehingga peserta didik

mudah untuk memahami materi yang diajarkan.

PCK yang dimiliki oleh seorang guru merupakan sebuah keahlian khusus

dengan keistimewaan individu dan berlainan yang dipengaruhi oleh

konteks/suasana mengajar, isi, dan pengalaman. PCK bisa sama untuk beberapa

guru dan berbeda untuk guru lainnya. PCK merupakan titik temu pengetahuan

profesional guru dan keahlian guru, oleh karena itu banyak peneliti

menyimpulkan bahwa PCK merupakan pengetahuan yang dikembangkan guru

sepanjang waktu, melalui pengalaman, bagaimana mengajarkan suatu materi

dalam aneka cara untuk mendapatkan kekayaan pemahaman siswa.

Standar Nasional Pendidikan (2005), menjelaskan bahwa salah satu

kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga pendidik adalah kompetensi

pedagogis. Guru sebagai pelaksana pembelajaran dan sekaligus sebagai profesi

dituntut untuk dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki perserta didik

sehingga menjadi anak yang cerdas dan berbudi pekerti luhur, jadi tidak hanya

sekadar menstransfer pengetahuan saja. Profesi menjadi seorang guru tidaklah

mudah karena guru harus memiliki keilmuan yang memadai dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, harus mempunyai sikap dan perilaku yang

baik sebagai refleksi bagi para peserta didik dalam menjalankan tanggung jawab

sosial dan moral sebagai tugas dan kewajibannya. Guru yang profesional harus

disiapkan sejak awal, yaitu ketika mereka masih menjadi mahasiswa calon guru.

Terdapat beberapa alasan mengapa PCK begitu penting bagi seorang guru,

Ball et al. (2008, hlm. 390) mengemukakan bahwa hasil pemikiran Shulman

adalah membingkai studi pengetahuan guru dengan perhatian langsung kepada

peran konten dalam mengajar. Hasil pemikiran lain yang dikemukakan oleh

Shulman adalah meningkatkan pengetahuan konten sebagai kunci pengetahuan

teknis untuk menjadikan mengajar sebagai profesi, karena Shulman dan rekannya

berpendapat bahwa instruksi yang berkualitas memerlukan pengetahuan

profesional yang mengikuti aturan sederhana seperti berapa lama menunggu siswa

(3)

3

PCK mengarahkan perhatian pada peran konten pengajaran dan

meningkatkan pengetahuan konten sebagai kunci pengetahuan teknis untuk

pembentukan mengajar sebagai profesi, sehingga dapat mempersingkat waktu

bagi siswa untuk memahami materi yang diajarkan oleh gurunya. PCK seorang

guru dapat dievaluasi dan diukur dengan menggunakan instrumen yang

dikembangkan oleh Loughran et al. (2004), melalui elemen CoRe (Content

Representations) dan PaP-eRs (Pedagogical and Professional-experience

Repertoires). Hasil analisis terhadap CoRe dan PaP-eRs menunjukkan efektivitas

kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Mahasiswa calon guru sudah dibekali materi konten dan materi pedagogi

selama menempuh pendidikan keguruannya, dilanjutkan dengan proses

pembelajaran pada situasi yang sebenarnya dalam Program Pengalaman Lapangan

(PPL). PPL adalah program dimana mahasiswa mendapatkan pengalaman

pertama atau pengalaman langsung mengajar di kelas, yang menuntut mahasiswa

untuk berlatih memadukan materi konten dan materi pedagogiknya yang

diharapkan dapat memperkuat kemampuan PCK mereka. Loughran et al. (2012,

hlm. 7), mengemukakan bahwa “PCK adalah suatu perpaduan khusus antara

content knowledge dan pedagogical knowledge yang dibangun dari waktu ke

waktu dan pengalaman”, sehingga menghasilkan guru profesional. Program

Pengalaman Lapangan adalah proses dimana mahasiswa calon guru memperoleh

pengalaman dari waktu ke waktu. Pertanyaan yang muncul adalah: apakah dengan

pengalaman tersebut mahasiswa mengalami perubahan dalam PCK-nya?

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirasa perlu untuk mengetahui

PCK mahasiswa calon guru agar dapat diperoleh gambaran PCK mahasiswa calon

guru untuk mengetahui kualitas dan fleksibilitas penguasaan konten mereka. Hasil

PCK diharapkan dapat menjadi dasar untuk persiapan dan pelatihan mahasiswa

calon guru selanjutnya, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Perkembangan Pedagogical Content Knowledge

(4)

4

Lina Herlina, 2015

Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.2. Identifikasi Masalah

Seperti telah disinggung pada uraian terdahulu, bahwa PCK dapat dibentuk

oleh pengalaman guru dalam proses pembelajar yang terjadi dari waktu ke waktu,

dan PCK seorang guru sifatnya tidak tetap atau fluktuatif. Perkembangan PCK

seorang guru tidak dapat berhenti pada suatu kulminasi tertentu, tetapi terus

berlanjut sampai mereka tidak lagi melakukan proses pembelajaran.

Perkembangan PCK guru tidak selalu memberikan hasil yang baik, namun bisa

jadi justru malah memburuk disebabkan oleh banyak faktor yang dapat

dikategorikan ke dalam faktor intern dan ekstern guru tersebut. Tindakan

preventif diperlukan untuk mengatasi hal tersebut agar tidak terjadi secara

berkepanjangan. Penulis melakukan identifikasi terhadap masalah-masalah yang

terjadi saat ini berkaitan dengan perkembangan PCK calon guru, yaitu sebagai

berikut:

1. Kurangnya kemampuan dalam mengendalikan suasana belajar di kelas, hal ini

adalah suatu kewajaran, karena mereka baru pertama kali praktik langsung di

lapangan dalam program PPL ini, dengan demikian mendapatkan pengalaman

baru yang sangat berharga dalam meningkatkan kemampuannya.

2. Kurangnya penguasaan wawasan yang berkenaan dengan pokok bahasan yang

diajarkan, karena wawasan yang luas dapat menimbulkan kepercayaan yang

kuat bagi calon guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, terutama

dalam hal mengaitkan materi pembelajaran dengan kondisi saat ini, sehingga

dapat menstimulus keaktifan siswa dalam berinteraksi dengan gurunya

ataupun siswa yang lain.

3. Belum dapat menerapkan strategi instruksional yang tepat, atau bahkan kurang

memahaminya, sehingga arah pembelajaran bisa melenceng jauh dari tujuan

yang diharapkan.

4. Penilaian yang dilakukan belum komprehensif, karena dalam pendidikan tidak

hanya dilakukan pada kemampuan pedagogik siswa saja, tetapi yang lebih

utama adalah sikap mental agar dapat tertanam sejak dini sebagai wujud

(5)

5

5. Belum adanya variasi dalam metode atau model pembelajaran yang

diterapkan, hal ini sangat penting untuk mencegah kebosanan pada peserta

didik dalam proses pembelajaran di kelas.

6. Masih mempunyai perilaku yang tergesa-gesa dalam proses pengajaran,

sehingga terkesan sebatas melaksanakan kewajiban, hal ini masih merupakan

suatu kewajaran karena minimnya pengalaman langsung dalam mengajar.

1.3. Rumusan Masalah Penelitian

Bertitik tolak pada identifikasi masalah, maka penulis merumuskan

masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

Bagaimana perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan, dari proses awal sampai

proses akhir pembelajaran materi Biologi?”

Pertanyaan Penelitiannya adalah:

1. Bagaimana tingkat dan perkembangan Pedagogical Content Knowledge

Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan, dan

pendapat siswa terhadap proses pembelajaran mahasiswa tersebut yang

dilaksanakan dari proses awal sampai proses akhir pembelajaran materi

Biologi?

2. Faktor penunjang dan kendala apa saja yang berpengaruh dalam

perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru

Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi dan menganalisis tingkat/level kategorial PCK dan

perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru

Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan, dan pendapat siswa

terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan dari proses awal sampai

(6)

6

Lina Herlina, 2015

Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor penunjang dan kendala apa saja

yang berpengaruh dalam perkembangan Pedagogical Content Knowledge

Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan.

1.5. Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini,

pertama, temuan penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi

gambaran PCK mahasiswa calon guru sebagai dasar proses pembimbingan

mahasiswa calon guru biologi peserta PPL. Kedua, penelitian ini dapat digunakan

sebagai dasar untuk pengembangan pola bimbingan agar lebih tepat sasaran

dengan memperhatikan faktor dan kendala yang mempengaruhi perkembangan

(7)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Merujuk kepada hasil penelitian pada bab terdahulu tentang perkembangan

PCK mahasiswa calon guru biologi peserta PPL UPI Bandung, maka penulis

menyimpulkan sebagai berikut: Pertama, Ana dan Adi berada pada tingkat

Maturing PCK atau level 3, sedangkan Ida berada pada tingkat Growing PCK

atau level 2. Pola perkembangan yang ditunjukkan oleh ketiga orang mahasiswa

calon guru adalah sebagai berikut: Ana dan Adi menunjukkan pola perkembangan

PCK cenderung naik, sedangkan Ida menunjukkan pola perkembangan PCK

fluktuatif. Pendapat siswa dari awal pembelajaran yang dilakukan oleh mahasiswa

calon guru sudah menunjukkan tanggapan yang baik, walaupun sebenarnya PCK

mahasiswa calon guru pada awal pembelajaran masih sangat minim. Pendapat

siswa menunjukkan tanggapan yang lebih baik terhadap pembelajaran yang

dilakukan oleh calon guru seiring dengan naiknya PCK mahasiswa calon guru.

Kedua, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan PCK

ketiga orang mahasiswa calon guru. Faktor tersebut terdiri dari faktor eksternal

dan faktor internal. Faktor eksternal yaitu pola bimbingan, kegiatan lesson study,

dan intensitas bimbingan. Faktor internal, yaitu efek psikologi yang terjalin antara

guru dan siswa, motivasi dari diri sendiri untuk memperluas wawasan ilmu

pengetahuan, kemampuan komunikasi, dan pengalaman mengajar.

Kendala-kendala yang timbul dalam proses perkembangan PCK terdiri dari: 1) rendahnya

tingkat kepercayaan diri dalam kegiatan lesson study; 2) tidak dapat

memanfaatkan waktu bimbingan yang tersedia; 3) keterbatasan referensi

penunjang, kesempatan, finansial, dan kemampuan fisik dari calon guru tersebut;

dan 4) keterbatasan dalam berbahasa sehingga mengalami hambatan dalam

berkomunikasi. Selain dari hal tersebut, kendala-kendala dari faktor lain dapat

(8)

Lina Herlina, 2015

Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2. Saran

Berdasarkan pengalaman dan hasil temuan dalam penelitian ini, maka

penulis mengajukan beberapa saran kepada berbagai pihak yang mempunyai

kapasitas dan tekait dengan pengukuran perkembangan PCK ini, di antaranya

adalah pertama Guru Pamong atau Dosen tetap PPL, hendaknya mempelajari

karakteristik dari mahasiswa bimbingannya sehingga dapat menerapkan pola

bimbingan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik mahasiswa

bimbingannya. Guru Pamong atau Dosen tetap PPL hendaknya mengetahui atau

mengukur gambaran kemampuan PCK calon guru agar diketahui kelebihan dan

kekurangan serta apa yang bisa dikembangkan dari kemampuan PCK calon guru

tersebut sehingga senantiasa lebih baik dari waktu ke waktu. Mahasiswa yang

mengalami perkembangan PCK pola fluktuatif hendaknya Guru Pamong atau

Dosen tetap PPL lebih meluangkan waktu untuk membimbing mahasiswa tersebut

secara khusus, karena lebih membutuhkan motivasi dan pendekatan secara

personal dalam membangun kepercayaan dirinya sebagai modal utama dalam

mengembangkan PCK-nya. Mahasiswa yang mengalami perkembangan PCK

cenderung naik dapat diarahkan oleh Guru Pamong atau Dosen tetap PPL dengan

memberikan tantangan berupa inovasi-inovasi dalam berbagai aspek

pembelajaran, sehingga perkembangan PCK-nya dapat terus mengalami

peningkatan.

Kedua Guru Pamong atau Dosen tetap PPL membimbing mahasiswa PPL

dengan mempertimbangkan faktor eksternal, yaitu pola bimbingan, kegiatan

lesson study, dan intensitas bimbingan, dan faktor internal, yaitu efek psikologi

yang terjalin antara guru dan siswa, motivasi dari diri sendiri untuk memperluas

wawasan ilmu pengetahuan, kemampuan komunikasi, dan pengalaman mengajar.

Ketiga Guru Pamong atau Dosen tetap PPL hendaknya memotivasi mahasiswa

bimbingannya dengan memberikan pujian dan penghargaan jika mahasiswa

bimbingannya menunjukkan peningkatan yang berarti dalam perkembangan

PCK-nya, dan mengkritisi proses pembelajaran secara bijaksana dan santun. Keempat

Guru Pamong atau Dosen tetap PPL hendaknya meluangkan waktu kapanpun agar

(9)

atau menggunakan media telekomunikasi, dan memberi referensi penunjang yang

dapat membantu mahasiswa bimbingannya.

Kelima Guru Pamong atau Dosen tetap PPL hendaknya membimbing

mahasiswa yang mempunyai kesulitan dalam berbahasa, sehingga dapat

meminimalisir hambatan dalam berkomunikasi. Bimbingan dapat dilakukan

dengan mengajarkan bahasa-bahasa daerah yang sering siswa lontarkan atau

bahasa-bahasa yang dapat digunakan sebagai pengantar mahasiswa

berkomunikasi dengan siswanya. Selain itu Guru Pamong atau Dosen tetap PPL

harus menekankan kepada mahasiswa sekurang-kurangnnya untuk dapat

memahami bahasa daerah tempat mereka belajar sebagai akses dalam

berkomunikasi.

Keenam LPTK, sebagai lembaga pendidik dan penghasil guru harus dapat

memberi bekal kemampuan-kemampuan dasar yang harus dimiliki guru, di

antaranya kemampuan PCK. Saat ini PCK dipandang sebagai bagian penting dari

pengetahuan dasar mengajar calon guru, untuk itu lembaga pendidik dan

penghasil guru seperti LPTK, dapat memberi prioritas tinggi pada pembekalan

PCK dengan lebih banyak memberi kesempatan melatih dan mengembangkan

kemampuan PCK-nya melalui mata kuliah-mata kuliah terkait. Ketujuh untuk

peneliti lain, disarankan agar dapat meneliti dan mengembangkan pula pada

materi-materi lain yang sejenis yang membutuhkan penguasaan konsep-konsep

dasar yang cukup banyak, kompleks, dan abstrak, sehingga memberikan khasanah

dalam pengukuran PCK ini. Peneliti lain hendaknya melakukan penelitian

mengenai bagaimana mahasiswa calon guru dapat meningkatkan kemampuan

(10)

Lina Herlina, 2015

Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abell, S. K. et al. (2009). Preparing the next generation of science teacher educators: A model for developing PCK for teaching science teachers.

Journal of Science Teacher Education, 20 (1), 77-93.

Asrori, M. (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Cetakan pertama.

Atkinson, R. L. et al., (2008). Pengantar Psikologi (Alih bahasa Nurdjanah Taufiq). Jakarta: Erlangga. Edisi kedelapan, Jilid 2.

Ball, D. L., Thames, M. H., & Phelps, G. (2008). Content knowledge for teaching: What makes it special? Journal of Teacher Education, 59 (5), 389-407.

Bowles, F. A. (2009). Learning flourishes when pedagogy merges with content knowledge. Diakses tanggal: 8 Oktober 2014 Dari:

http://www.corndancer.com/vox/gnosis/artcls_037054/gno_now038.html.

Creswell, J. W. (2010). Research design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan

mixed. Cetakan petama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Eames, C., et al. (2012). CoRe: A way to build pedagogical content knowledge for beginning teachers. Artikel: Teaching & Learning Research Initiative,

University of Waikato.

Elvianasti, M. (2014). Analisis pedagogical content knowledge (pck) calon guru biologi p ada materi genetika dan ekologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis: Diakses tanggal 14 September 2014. Dari: http://repository.upi.edu/cgi/latest.

Gress-Newsome, J. & Lederman, N. G. (Ed) (1999). Examining pedagogical content knowledge. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Hadiyanti, L. N. (2014). Pedagogical content knowledege guru berpengalaman dan calon guru biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis:

Tidak diterbitkan.

Hanuscin, D. L. et al. (2011). Developing PCK for teaching teachers through a mentored internship in teacher professional development. Makalah:

Association for Science Teacher Education.

Hapsari, T. (2013). Tingkat penguasaan matematika dan konten pedagogik (Pedagogical Content Knowledge) calon guru matematika (studi kasus pada mahasiswa PPL sebuah universitas swasta di Jawa Barat). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis: Diakses tanggal 14 September

(11)

121

Harlen, W. (Ed) (2010). Principles and big ideas of science education. Hatfield, Herts: Association for Science Education.

Hartati, T., dkk., (Ed) (2010). Practice pedagogic in global education perspective. Artikel: Second International Seminar 2010. Indonesia University Of

Education, 2, Issn. 2086-8340, 189-197.

Kartal, T., Ozturk, N. & Ekici, G. (2012). Developing pedagogical content knowledge in preservice science teachers through microteaching lesson study. Jurnal: Procedia-Social and Behavioral Sciences: Kumpulan jurnal

oleh Elsevier Ltd., 46, 2753-2758.

Koehler, M. (2011). Pedagogical content knowledge (Artikel). Diakses tanggal: 16 September 2014. Dari: http://mkoehler.educ.msu.edu/

tpack/pedagogical-content-knowledge-pck.

Loughran, J., Berry, A., & Mulhall, P. (2012). Understanding and developing

science teachers’ pedagogical content knowledge. Clayton: Monash

University.

Marcon, D., Graça, A. B. A., & Nascimento, J. V. (2012). Analysis of the pedagogical knowledge of prospective physical education teachers. Makalah: Original scientific paper. UDC: 001.19:37.012:371.3:796.

Kinesiology, 44 (2), 113-122.

McMillan, J. H. & Schumacher, S. (2001). Research ini education (penelitian

dalam pendidikan). Edisi keempat. San Francisco: Addison Wesley

Longman, Inc.

Noor, M. dkk. (1987). Filsafat dan teori pendidikan. Bandung: FIP IKIP Bandung.

NSTA (2003). Standards for science teacher preparation. Revised 2003.

Nuangchalerm, P. (2011). In-service science teachers’ pedagogical content knowledge. Jurnal CSCanada studies in sociology of science, 2 (2), 22-37.

Nurdiana, U. (2014). Pengaruh pelatihan technological pedagogical content knowledge (TPCK) melalui jejaring media sosial terhadap kemampuan tpck guru sekolah dasar. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Tesis:

Diakses tanggal 14 September 2014. Dari: http://repository.upi.edu/ cgi/latest.

Otero, V. K. (2004). The role of education research in per and in teacher preparation. Presentasi: American Association of Physics Teachers. Diakses tanggal: 24 September 2014. Dari: http://digitalcommons.unl.edu/cgi/

(12)

122

Lina Herlina, 2015

Perkembangan Pedagogical Content Knowledge Mahasiswa Calon Guru Biologi Peserta Program Pengalaman Lapangan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 16 tahun 2007.

Tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 tahun 2008. Tentang guru.

Purwanto, M. N. (2004). Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Taylor-Thoma, M. (2009). The elements and applications of pedagogical content knowledge. Artikel International Foundation for Electoral Systems. Diakses tanggal: 16 September 2014. Dari: http://www.ifes.org/sitecore/shell/

Controls/Rich%20Text%20Editor/~/media.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005. Tentang guru dan

dosen.

Van Dijk, E. M. (2009). Pedagogical content knowledge in sight? A comment on Kansanen. Jurnal Orbis Scholae, 3 (2), 19-26.

Van Driel, J. H., Verloop, N. dan De Vos, W. (1997). Developing science teachers’ pedagogical content knowledge. Journal: Research In Science Teaching, 35 (6), 673-695.

Wahyuni, N. (2010). Definisi perkembangan. Artikel Edukasi Kompasiana. Diakses tanggal: 03 November 2014. Dari: http://edukasi.kompasiana.

com/2010/10/25/definisi-perkembangan-302556.html.

Widodo, A. et al. (2014). Student teachers and mentor teachers’ PCK and their teaching practice. Artikel: Faculty of Mathematics and Science Education,

Indonesia University of Education.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan analisis dan pembahasan mengenai pengelompokan rumah tangga di pulau Madura menggunakan tiga metode, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil

Adam Malik Medan agar mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan di ruang rawat inap anak rindu B-4 khususnya dalam pemberian discharge planning pada pasien dan untuk

Sahabat MQ/ Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika -Dishubkominfo- Kabupaten Temanggung/ Jawa Tengah/ mengancam akan memecat semua juru parkir di wilayah

Saran dari peneliti ini adalah agar konsumen dapat menjadikan cookies tepung biji nangka dengan sari kubis merah sebagai alternatif cemilan yang sehat dan murah.. Selain

KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kandungan zat gizi cookies yang dimodifikasi dengan tepung biji nangka dan penambahan kubis merah Cookies yang. dimodifikasi dengan tepung biji nangka dan penambahan kubis

[r]

Observasi dilakukan untuk menemukan data dan informasi dari gejala-gejala atau fenomena secara sistematis dan didasarkan pada tujuan penyelidikan yang telah dirumuskan (Yaya Sunarya