• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK TK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK TK."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK TK

(Penelitian Quasi Eksperimen pada Kelompok B di TK Faras Aulia Jl. K. H Dewantara No. 77 Komplek PDK Subang Tahun Pelajaran 2014-2015)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Sita Wihdiyah Wardah

1104372

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK TK

(Penelitian Quasi Eksperimen Pada Anak Kelompok B di TK Faras Aulia Jln. K.H Dewantara no. 77 Komplek PDK Subang, Tahun ajaran 2015-2016)

Oleh

Sita Wihdiyah Wardah 1104372

Skripsi yang diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Pendidikan

© Sita Wihdiyah Wardah

Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Skripsi Ini Tidak Boleh di Perbanyak Seluruhnya atau Sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SITA WIHDIYAH WARDAH 1104372

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK TK

(Penelitian Quasi Eksperimen pada Kelompok B di TK Faras Aulia Jl. K. H Dewantara No. 77 Komplek PDK Subang Tahun Pelajaran 2014-2015)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Usep Kuswari, M. Pd NIP. 19590119 198601 1 001

Pembimbing II

Dr. Badru Zaman, M. Pd NIP. 19740806 200112 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Departemen Pedagogik

Departemen Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK TK

(Penelitian Quasi Eksperimen pada Kelompok B di TK Faras Aulia Jl. K. H Dewantara No. 77 Komplek PDK Subang Tahun Pelajaran 2014-2015)

Oleh

Sita Wihdiyah Wardah 1104372

Disetujui dan disahkan oleh:

Penguji I

Dr. Ocih Setiasih M.Pd.

NIP. 19600707 198601 2001

Penguji II Penguji III

Dr. Hj. Cucu Eliyawaty, M.Pd Leli Kurniawati, S. Pd., M.Mus NIP. 19701022 199802 2001 NIP. 13225 2248

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POSTER TERHADAP PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA SUNDA ANAK TK

Oleh

Sita Wihdiyah Wardah 1104372

Abstrak : Pengaruh Penggunaan Media Poster Terhadap Penguasaan Kosakata bahasa Sunda Anak TK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya kemampuan penguasaan kosakata Bahasa Sunda khususnya pada anak usia dini yang berada di Jawa Barat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di TK Faras Aulia mengenai penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak TK menunjukkan bahwa masih rendahnya penguasaan kosakata Bahasa Sunda pada anak dikarenakan cara guru dalam mengenalkan Bahasa Sunda kurang bervariasi serta belum menggunakan media yang menarik bagi anak. berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak sebelum dan sesudah menggunakan media poster. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B. Penelitian ini dilakukan di dua TK, TK Faras Aulia sebagai kelompok eksperimen dan TK Al Madina sebagai kelompok montrol. Pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunkukkan hasil yang sama yaitu sepuluh anak masuk pada kategori cukup, enam anak masuk pada kategori kurang dan hanya satu anak yang masuk pada kategori baik. hasil posttest menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak yang menggunakan media poster dengan anak yang tidak menggunakan media poster. Diharapkan media poster dapat digunakan di sekolah sebagai media pembelajaran yang mendukung dan membantu guru dalam meningkatkan kemamapuan penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak Tk.

(6)

INFLUENCE OF USING POSTER MEDIA TO LEARNING SUNDANESE LANGUAGE ON KINDERGARDEN STUDENT

(Quasi-Eksperimental Research on Children Group B in KindergardenFaras Aulia

Jl. K. H Dewantara No. 77 Complex PDK Subang, Academic Year 2015-2016)

Sita Wihdiyah Wardah

1104372

Background of this research is people less knowing sundanese language, especially to children in West Java. By Research on Faras Aulia Kindergarden about knowing sundanese vocabulary kindergarden student show that knowing sundanese language on the children is not much, because, the teachers not giving a interesting lesson for the childrens. So, because of that, this research is to knowing how learning skill of sundanese language before and after using Poster as media and is there any different learning skill of sundanese language without Poster as media. The Research Metodology is using Quasi Experiment. This Research Subject is children in group B. The Research held on 2 Kindergarden, Faras Aulis Kindergarden as Experiment Group and Al-Madina Kindergarden as control group. Pretest to Experiment groupand control group show the same result, there was ten childrens is on enough category, six childrens is on less knowing category and just one childrens is on good category. Result of posttest show that many significant different with learning skill of sundanese language using Poster as a media and the learning skill of sundanese language on childrens without Poster as media. Hoping that Poster Media can using in scholl as learning media who support and help teachers to improve learning skill of sundanese language in Kindergarden student.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang penelitian ... 1

B. Rumusan masalah penelitian ... 7

C. Tujuan penelitian ... 7

D. Manfaat penelitian ... 7

E. Struktur organisasi ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 9

A. Konsep bahasa ... 9

1. Pengertian bahasa ... 9

2. Perinsip bahasa ... 9

3. Fungsi bahasa ... 10

B. Konsep kosakata... 10

1. Pengertian kosakata ... 10

2. Jenis-jenis kosakata ... 11

3. Perluasan kosakata ... 14

C. Perkembangan bahasa anak... 15

(8)

2. Tugas perkembangan bahasa anak ... 16

3. Fase-fase perkembangan bahasa anak ... 16

D. Pentingnya pembelajaran bahasa sunda bagi anak... 18

E. Pengunaan poster sebagai media pembelajaran bahasa sunda di TK .. 18

F. Konsep media poster ... 19

1. Pengertian metode poster ... 19

2. Manfaat media poster ... 20

3. Pengunaan media poster ... 22

4. Kelebihan dan kekurangan media poster ... 22

G. Penelitian terdahulu yang relevan ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Desai penelitian ... 24

B. Partisipan ... 25

C. Populasi dan sempel ... 26

D. Definisi oprasional variabel ... 26

E. Instrumen penelitian ... 26

F. Proses perkembangan instrumen ... 29

G. Hipotesis penelitian ... 32

H. Teknik pengumpulan data ... 32

I. Prosedur penelitian ... 33

J. Analisis data ... 34

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Temuan ... 40

1. Kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda anak kelompok B eksperimen di TK Faras Aulia ... 40

2. Kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda B kelompok kontrol di TK AL-Maldinah ... 46

3. Perbedaan kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda

anak anatara kelompok eksperimen yang mengunakan media

(9)

poster ... 52

4. Uji asumsi statistik ... 66

B. Pembahasan ... 68

1. Kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda anak kelompok B eksperimen di TK Faras Aulia ... 68

2. Kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda B kelompok kontrol di TK AL-Maldinah ... 70

3. Perbedaan kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda anak anatara kelompok eksperimen yang mengunakan media poster dengan kelompok kontrol yang tidak mengunakan media poster ... 72

BAB V PENUTUP ... 80

1. Simpulan ... 75

2. Rekomendasi ... 76

(10)

PENDAHULUAN A.Latar belakang penelitian

Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek yang sedang berkembang

pesat pada anak usia dini. Perkembangan bahasa yang diberikan kepada anak

bertujuan agar anak mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Keraf (2004, hlm. 1) menyebutkan “bahwa bahasa adalah alat komunikasi antar

anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia”.

Melalui bahasa anak mampu mengungkapkan ide atau pikirannya secara tepat, seperti

yang di ungkapkan oleh Badudu (dalam Dhieni, 2005, hlm. 1.8) bahwa “bahasa

merupakan alat penghubung atau komunikasi antar masyarakat yang terdiri dari

individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, ataupun keinginannya”.

Bahasa dibutuhkan anak agar dapat mengembangkan keterampilan sosialnya. Anak

dapat bergaul dengan orang lain dan menjadi bagian dari kelompok sosialnya serta

menemukan banyak hal baru. Hurlock (1987, hlm. 176) mengatakan “bahwa bahasa

dan bicara tidak sama, bahasa mencakup sarana komunikasi dengan menyatukan

pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain”.

Kemampuan berbahasa yang paling umum dan efektif yang harus dimiliki

oleh anak yaitu kemampuan berbicara. Berbicara dibutuhkan anak untuk

berkomunikasi dengan orang di sekitarnya. Tarigan (1981, hlm. 15) mengemukakan

“bahwa berbicara adalah kemampuan yang mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau

kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan,

dan perasaan”. Sementara itu Hurlock (1990, hlm. 176) berpendapat “bahwa bicara

merupakan suatu bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang

digunakan untuk menyampaikan suatu maksud, karena berbicara merupakan bentuk

komunikasi yang paling efektif, penggunaannnya paling luas dan paling penting”.

Kemampuan berbicara dipandang perlu dimiliki anak yang bertujuan agar anak

mengerti maksud pembicaraan dan mampu menyampaikan berbagai keinginan serta

mengungkapkan perasaannnya.Selain itu berbicara juga dapat mempengaruhi prestasi

(11)

2

berbicara dapat mempengaruhi prestasi akademik”. Anak yang kemampuan

berbicaranya yakni pengucapan dan tata bahasanya berada di bawah teman

sekelasnya, biasanya kecerdasan anak dinilai rendah dan cenderung memperoleh nilai

di bawah kemampuan intelektualnya. Sebaliknya anak yang dianggap banyak

berbicara kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.

Kemampuan berbicara pada anak dapat berkembang secara optimal apabila

diberi rangsangan yangdisesuaikan dengan kebutuhanan dan perkembangan anak.

Keterampilan berbicara pada anak tidak diperoleh secara otomatis melainkan harus

melalui latihan dan praktek yang dibarengi dengan motivasi yang mendorong anak

untuk belajar berbicara. Lefrancois (dalam Mubiar & Nurihsan, 2011, hlm. 32)

menyatakan para ahli sependapat bahwa pembentukan bahasa pada anak sangat

dipengaruhi oleh faktor latihan dan motivasi (kemauan) untuk belajar dengan melalui

proses conditioning dan reinforcement. Selain itu diperlukan bimbingan pada saat anak belajar berbicara dan model yang baik agar anak dapat mengucapkan kata-kata

dengan baik. Hurlock (1991, hlm. 185) menyatakan:

“Bahwa cara yang paling baik untuk membimbing belajar berbicara

adalah pertama, menyedediakan model yang baik, kedua, mengatakan kata-kata dengan perlahan dan cukup jelas sehingga anak dapat memahaminya,

ketiga, memberikan bantuan mengikuti model tersebut dengan membetulkan

setiap kesalahan yang mungkin dibuat anak dalam meniru model tersebut”.

Keterampilan berbicara yang baik ditentukan dengan penguasaan kosakata.

Dalam berbahasa atau berbicara anak-anak harus mempunyai kosakata yang cukup.

Tarigan (1985, hlm. 85) menjelaskan “bahwa kosakata dapat meningkatkan

pertumbuhan menulis, berbicara, membaca dan menyimak”.Sementara itu Hurlock

(1990, hlm. 151) mengemukakan:

“Bahwa salah satu tugas utama dalam belajar berbicara ialah anak harus dapat meningkatkan jumlah kosakata, anak harus belajar mengaitkan arti dengan bunyi karena banyak kata yang memiliki arti lebih dari satu dan sebagian kata bunyinya hampir sama, tetapi memiliki arti yang berbeda”.

Jumlah kosakata yang dimiliki anak akan berpengaruh pada kemampuan anak

dalam berkomunikasi dengan orang lain. Semakin banyak kosakata yang dimiliki

(12)

Kosakata anak biasanya didapatkan dari lingkungan yang paling dekat dengan

anak. Melalui interaksi dengan keluarganya anak belajar berbicara dan mampu

mengungkapkan keinginannya melalui bahasa. Bahasa yang dipelajari anak pertama

kali adalah bahasa ibu. Dilihat dari segi urutan, bahasa ibu menempati urutan paling

pertama. Hal ini dapat dilihat dari perolehan bahasa anak yang secara langsung anak

memperoleh bahasa pertama dari keluarga. Sedangkan jika dilihat dari segi kegunaan

hampir dipakai selama seumur hidup (Tarigan, 1988, hlm. 84). Bahasa Sunda

merupakan salah satu bahasa ibu bagi masyarakat suku Sunda. Bahasa Sunda

merupakan bahasa ibu yang harus diperkenalkan kepada anak karena merupakan

identitas dari daerah dan menjadi suatu kebanggaan yang harus dilestarikan. Melalui

bahasa ibu pula anak dapat mengenal jati dirinya darimana dia berasal dan

mengetahui kebudayaan daerahnya. Sudrayat (1996, hlm.22) menyatakan “bahwa

Bahasa Sunda merupakan bahasa yang digunakan oleh orang Sunda dalam berbagai

keperluan, terutama untuk berkomunikasi dengan yang lain”. Bahasa Sunda perlu

diperkenalkan sejak dini karena penting untuk memelihara dan melestarikan Bahasa

Sunda yang merupakan unsur kebudayaan Sunda.

Pada umumnya Bahasa Sunda kini sudah diterapkan di sekolah-sekolah yang

berada di Jawa Barat tidak terkecuali di Taman Kanak-Kanak. Setiap hari Rabu

kegiatan pembelajaran dilakukan untuk mengenalkan Bahasa Sunda pada anak-anak.

Pengenalan Bahasa Sunda di TK pada umumnya dilakukan melalui kegiatan

bernyanyi, bercakap-cakap dan tanya jawab.

Melihat kondisi di lapangan bahwa dalam menyampaikan Bahasa Sunda guru

melakukan kegiatan tanya jawab dengan menggunakan Bahasa Sunda pada anak.

Pada proses pembelajarannya guru mengenalkan Bahasa Sunda pada anak dengan

cara menghafal yaitu anak-anak mengulang kembali kata-kata yang disebutkan oleh

guru. Hal tersebut merupakan bentuk stimulasi yang diberikan guru dalam

mengenalkan Bahasa Sunda pada anak.

Penguasaan kosakata Bahasa Sunda yang dimiliki anak akan berpengaruh

pada kemampuan anak dalam berbicara Bahasa Sunda. Agar anak mampu berbicara

(13)

4

belajar berbicara. Hurlock (1991, hlm. 184) menyatakan bahwa belajar berbicara

mencakup tiga proses terpisah tetapi saling berhubungan satu sama lain, yakni belajar

mengucapkan kata, membangun kosakata, dan membentuk kalimat.

Permasalahan yang terjadi di lapangan yaitu minimnya penguasaan kosakata

Bahasa Sunda pada anak. Kebanyakan anak masih belum fasih dan masih kurang

jelas mengucapkan kata dalam Bahasa Sunda. Terutama dalam kata yang memiliki

sangat kurang. Stimulasi yang diberikan guru dalam mengenalkan Bahasa Sunda

hanya dalam bentuk tanya jawab, namun dalam kegiatan tanya jawab tersebut guru

lebih banyak berbicara Bahasa Indonesia sehingga anak tidak mengerti dengan

Bahasa Sunda. Penggunaan Bahasa Sunda hanya sebagai formalitas saja dan guru

lebih dominan menggunakan Bahasa Indonesia pada saat kegiatan pembelajaran.

Kurangnya rangsangan yang diberikan guru mengakibatkan anak tidak

mengerti dan tidak paham Bahasa Sunda. Hal ini juga dipengaruhi oleh, kebiasaan

yang diajarkan orang tua di lingkungan keluarga. Kebanyakan para orang tua

mengajarkan kepada anaknya Bahasa Indonesia di rumahnya sehingga anak lebih

lancar menggunakan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-harinya. Tidak sedikit

orang tua yang lebih senang mengajarkan Bahasa Indonesia bahkan banyak orang tua

yang bangga mengajarkan Bahasa Inggris kepada anaknya ketimbang mengajarkan

Bahasa Sunda yang menyebabkan anak menjadi tidak mengerti Bahasa daerahnya

sendiri yang juga merupakan bahasa ibu.

Pembelajaran Bahasa Sunda yang kurang menyenangkan serta media yang

digunakan guru kurang bervariasi menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi

kurang menarik dan dapat mengakibatkan rasa bosan bagi anak. Perhatian pendidik

terhadap Bahasa Sunda kurang sehingga perkembangan Bahasa Sunda pada anak

kurang optimal. Hal ini terlihat dengan jarangnya pendidik yang menggunakan

Bahasa Sunda dalam kegiatan pembelajaran.

Perkembangan Bahasa Sunda yang diberikan pada anak usia dini harus

didukung dengan media menarik dan menyenangkan agar pesan yang ingin

(14)

meningkakatkan kualitas pembelajaran, media yang digunakan dalam pembelajaran

juga akan mempermudah terhadap pemahaman penguasaan kosakata pada anak.

Ermayani (2009, hlm. 5) menjelaskan bahwa penggunaan media pembelajaran dapat

meperjelas pesan yang ingin disampaikan kepada anak yang dapat membantu anak

untuk meningkatkan motivasinya dalam belajar serta membuat pembelajaran lebih

bervariasi dan diharapkan agar pembelajaran yang dilakukan anak lebih bermakna.

Penggunaaan media dalam kegiatan pembelajaran sangat mempengaruhi

terhadap penyampaian materi, melalui media , pembelajaran yang menarik akan

membuat anak antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya yang

dapat digunakan untuk mengembangkan penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak

usia dini yaitu dengan penggunaan media poster. Menurut Sukiman (2002) poster

adalah karya seni atau disan grafis yang membuat komposisi gambar dan huruf diatas

kertas berukuran besar bertujuan untuk menarik perhatian karena dibuat dengan

warna-warna kontras dan kuat. Sedangkan menurut Sudjana dan Rivai (2007, hlm.

51), poster adalah sebagai kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna,

dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup

lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya. Media poster memiliki

manfaat yaitu untuk membangkitkan motivasi dan minat siswa, dalam

mengembangkan kemampuan berbicara dan membantu siswa menafsirkan serta

mengingat isi pelajaran yang berkenaan dengan poster-poster tersebut (Arsyad, 2011).

Hasil penelitian dari M.Sunaryanto (2015) dengan judul meningkatkan kemampuan

berbicara anak usia 5-6 tahun dengan media poster di TK ABA Wonotingalponcosari

Serandakan Bantul menunjukan bahwa media poster dapat meningkatkan

kemampuan berbicara anak. Kemampuan berbicara tersebut meliputi struktur kalimat

kosakata dan artikulasi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memfokuskan kajian dengan

judul “Pengaruh Penggunaan Media Poster Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa

(15)

6

A.Rumusan masalah penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini dituangkan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai

berikut:

1. Bagaimana kemampuan penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak B TK Faras

Aulia sebelum menggunakan media poster?

2. Bagaimana kemampuan penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak B TK Faras

Aulia sesudah menggunakan media poster?

3. Apakah terdapat perbedaan kemampuan penguasaan kosakata Bahasa Sunda

anak yang menggunakan media poster dengan yang tidak menggunakan media

poster?

B.Tujuan penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak B TK

Faras Aulia sebelum menggunakan media poster,

2. Untuk mengetahui kemampuan penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak B TK

Faras Aulia sesudah menggunakan media poster, serta

4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemampuan penguasaan

kosakata Bahasa Sunda anak yang menggunakan media poster dengan yang

tidak menggunakan media poster.

C.Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam pembelajaran

kosakata bahasa Sunda dengan menggunakan media poster sehingga dapat

menambah perbendaharaan kata pada anak.

2. Manfaat Praktis

(16)

1) Menambah pengalaman dan wawasan mengenai pembelajaran tentang

kosakata Bahasa Sunda.

2) Memberikan pemahaman pribadi mengenai penggunaan media poster

dalam pembelajaran penguasaan kosakata Bahasa Sundauntuk anak usia

dini.

b. Bagi peserta didik

1) Menambah perbendaharaan kosakata Bahasa Sunda pada anak.

2) Memotivasi anak dalam belajar.

c. Bagi guru

1) Sebagai masukan dalam pelaksanaan kegitan pembelajaran yang

menarik dan menyenangkan untuk anak usia dini.

2) Menambah pemahaman guru tentang pentingnya pembelajaran Bahasa

Sunda sejak usia dini.

d. Bagi pihak sekolah

1) Memberikan masukan mengenagi kegiatan dalam penguasaan kosakata

Bahasa Sunda untuk anak usia dini.

e. Bagi orang tua

1) Memberikan informasi dan masukan dalam mengenalkan dan

mengajarkan Bahasa Sunda pada anak.

f. Bagi peneliti selanjutnya

1) Sebagai gambaran dalam penelitian selanjutnya dalam upaya

peningkatan penguasaan kosakata Bahasa Sunda pada anak usia dini.

D.Struktur organisasi

Adapun struktur organisasi penulisan skripsi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

BAB I :PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

B.Rumusan Masalah Penelitian

(17)

8

D.Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Penelitian

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A.Konsep Bahasa

B.Konsep Kosakata

C.Perkembangan Bahasa Anak

D.Pentingnya Pembelajaran Bahasa Sunda Bagi Anak

E. Penggunaan Poster Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Sunda di

TK

F. Konsep Media Poster

G.Penelitian Terdahulu Yang Relevan

BAB III : METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

B.Partisipan

C.Populasi dan Sampel

D.Definisi Operasional Variabel

E. Instrumen Penelitian

F. Proses Pengembangan Instrumen

G.Hipotesis Penelitian

H.Teknik Pengumpulan Data

I. Prosedur Penelitian

J. Analisis Data

BAB IV : TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A.Temuan

B.Pembahasan

BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

(18)

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 72) bahwa “Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen.

Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group desaign.

Desain ini melibatkan dua kelompok yang tidak dipilih secara random yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2008, hlm. 116). Pada

desain ini terlebih dahulu peneliti melakukan pengukuran awal atau biasa yang

disebut dengan pre-test terhadap kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kemudian kelompok eksperimen diberikan perlakuan atau

treatment dengan menggunakan media poster sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan dengan menggunakan media poster. Selanjutnya kedua kelompok

tersebut yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan kembali

pengukuran akhir atau post-test. Adapun pola nonequivalent control group design

yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Nonequivalent Control Group Design

(Sugiyono, 2008, hlm.116)

(19)

26

B. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini melibatkan dua TK karena kelompok

kontrol dan eksperimen dilakukan di TK yang berbeda. Kelompok eksperimen

dilakukan di TK Faras Aulia dan kelompok kontrol dilakukan di TK Al Madina.

Peneliti memilih kedua TK tersebut karena pembelajaran bahasa sunda diberikan

setiap hari rabu dan pada saat proses pembelajaranya kedua TK tersebut belum

mengunakan media yang menari bagi anak. selain itu proses penyampaian materi

dilakukan melalui tanya jawab dan dengan cara hafalan yaitu anak mengulang

kembali kata yang disebutkan oleh guru beberapa kali. Penelitian hanya dilakukan

pada kelompok B.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikuntoro, 2006, hlm.

130). Adapun yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah kelompok B di

TK Faras Aulia dan keleompok B di TK Al-Madina. Sampel adalah bagian dari

jumlah dengan karakteristik yang sama yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2008, hlm. 118). Teknik sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah purpossive sampling yaitu teknik pengambilan sempel yang angota sempelnya dipilih secara sengaja atas dasar pengetahuan dan keyakinan peneliti

(Anggoro, 2009, hlm. 4.10). Maka dari itu peneliti menentukan sempel yaitu

kelompok B2 di TK Faras Aulia yang berjumlah 15 orang sebagai kelompok

eksperimen dan kelompok B2 d TK AL-Madina yang berjumlah 15 orang sebagai

kelompok kontrol.

Tabel 3.2

Sampel kelompok kontrol dan eksperimen

Kelas Kontrol Eksperimen

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Jumlah 10 5 7 8

(20)

D. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu penguasaan kosakata

Bahasa Sunda sebagai variabel terikat dan media poster sebagai variabel bebas.

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penguasaan kosakata Bahasa Sunda

Hurlock (1978, hlm. 187) menjelaskan bahwa anak mempelajari dua jenis

kosakata, yakni kosakata umum dan kosakata khusus. Kosakata umum mencakup

kata benda, kata kerja, kata keterangan dan kata ganti/ perangkai. Sedangkan

koakata khusus mencakup kosakata warna, kosakata jumlah, kosakata waktu,

kosakata popular, kosakata sumpah, kosakata bahasa rahasia dan kosakata uang.

Penguasaan kosakata Bahasa Sunda yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah kemampuan anak untuk mengenal, mengetahui dan menyebutkan kosakata

umum dan kosakata khusus dalam Bahasa Sunda. Peneliti membatasi kosakata

umum yaitu kata benda (binatang) dan kosakata khusus yaitu kosakata warna dan

kosakata bilangan.

2. Media poster

Menurut Basyiruddin dan Asnawir (2002, hlm. 44) poster merupkan

gabungan anatara gambar dan tulisan kedalam satu bidang yang memberikan

informasi tentang satu atau dua ide pokok, poster hendaknya dibuat dengan

gambar dekoratif dan huruf yang jelas. pengaplikasinya dengan ditempel di

dinding atau permukaan datar lainya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat

mungkin, karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.

Media poster yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan poster

mengenai gambar benda (binatang), warna dan bilangan dan pada setiap gambar

dibawahnya diberi keterangan dalam Bahasa Sunda.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengukuran untuk memperoleh data

(21)

28

1. Kisi - kisi instrumen

Arikunto (2006) mengungkapkan bahwa kisi-kisi instrument

merupakan sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang

disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom.

Kisi-kisi instrumen pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

(22)
(23)

30

Enam - Genep

Tujuh - Tujuh

Delapan - Dalapan

Sembilan –

Salapan

Sepuluh -

Sapuluh

Pada penelitian ini skala yang digunakan oleh peneliti yaitu skala Guttman

yang dibuat dalam bentuk ceklis dengan skor 1 untuk jawaban Ya dan skor 0

untuk jawaban Tidak. Skala Guttman digunakan untuk mendapatkan jawaban

yang tegas seprti benar-salah, ya-tidak, positif-negatif, dan lain-lain.

F. Proses Pengembangan Instrument

1. Uji Validitas

Menurut Naution (1987, hlm 100) validitas merupakan esensi

kebenaran hasil penelitian. Maka dari itu instrument yang dibuat peneliti

haruslah valid. Dikatakan valid apabila instrument tersebut dapat mengukur

apa yang seharusnya diukur.

a. Validitas Konstrak (Construck Validity)

Untuk menguji validasi konstrak, digunakan pendapat dari ahli

(judgement expert), yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan pada teori tertentu. Setelah dilakukan judgment oleh para ahli maka instrumen dapat digunakan dalam penelitian.

b. Validitas Isi

Untuk instrument yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan

program, maka pengujian validasi isi dapat dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang

telah ditetapkan. Untuk menguji validasi butir-butir instrumen, setelah

dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan, dan

(24)

c. Validasi Eksternal

Validasi eksternal instrument diuji dengan cara membandingkan

antara kriteria yang ada pada instrument dengan fakta-fakta empiris di

lapangan. Apabila terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrument

dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrument tersebut

mempunyai validasi eksternal yang tinggi.

Adapun langkah-langkah perhitungan validitas adalah sebagai berikut:

a) Menghitung koefisien kolerasi product moment/r. Rumus product moment coefficient dari Karl Pearson yaitu:

ϰ� = ∑ϰ. �

√ ∑ϰ2 ∑�2

(Sugiyono, 2008)

Dalam hal ini :

ϰ� = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y.

ϰ = deviasi dari mean untuk nilai variabel X � = deviasi dari mean untuk nilai variabel Y ∑ϰ. � = jumlah perkalian antara nilai X dan Y ϰ2 = Kuadrat dari nilai ϰ

�2 = Kuadrat dari nilai y

b) Proses pengambilan keputusan

Proses pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesa dengan

kriteria sebagai berikut :

 Jika r hitung positif dan r hitung ≥ 0,3 maka butir soal valid

 Jika r hitung negatif dan r hitung < 0,3 maka butir soal tidak valid

Item yang dipilih merupakan item yang valid yaitu yang meiliki tingkat korelasi ≥ 0,3. Agar lebih jelas mengenai uji validitas item data berikut disajikan hasil rekapitulasi uji validitas penguasaan kosakata Bahasa Sunda dengan

(25)

32

Table 3.4

Hasil validasi item penguasaan kosakata bahasa sunda anak TK

No. r Hitung r Tabel Kriteria No. r Hitung r Tabel Kriteria

Berdasarkan table diatas terdapat 21 item yang valid dan 9 item yang tidak

valid, artinya hanya 21 item yang dapat mengukur apa yang harus diukur.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas suatu

instrument penelitian.Suatu instrumen dikatakan reliabel jika cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Rumus yang

digunakan untuk uji reliabilitas adalah rumus alpha dari Cronbach yaitu sebagai berikut:

(Arikunto, 2010 : 171)

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

(26)

G.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif maka hipotesis

penelitian ini yaitu:

1. Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam penguasaan

kosakata Bahasa Sunda antara kelas ekperimen yang menggunakan media

poster dan kelas kontrol yang tidak menggunakan media poster.

Ho: µ1=µ2

2. Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan dalam penguasaan kosakata

Bahasa Sunda antara kelas eksperimen yang menggunakan menggunakan

media poster dan kelas kontrol yang tidak menggunakan media poster.

Ha: µ1≠µ2

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

observasi dan dokumentasi.

1. Observasi

Penelitian ini menggunakan teknik observasi terstruktur. Observasi

terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang

apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. (Sugiyono, 2008, hlm.

14). Pada penelitian ini peneliti hanya sebagai pengamat independen.

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan karena dapat membantu peneliti dalam

memberikan gambaran yang jelas terhadap hasil penelitian. Dokumentasi

yang digunakan yaitu dalam bentuk gambar/ foto.

4. Prosedur penelitian

Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Persiapan penelitian

a. Melakukan observasi ke TK Faras Aulia mengenai masalah yang

(27)

34

b. Membuat instrument penelitian.

c. Melakukan uji coba instrument penelitian diluar sampel penelitian

untuk menguji validitas.

2. Pelaksanaan penelitian

a. Memberikan tes awal (pre-test) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

b. Memberikan perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen dengan menggunakan media poster dalam pembelajaran kosakata

Bahasa Sunda. Kelompok kontrol mendapatkan pembelajaran

namun tanpa menggunakan media poster.

c. Memberikan tes akhir (post-test) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

3. Penyusunan laporan hasil penelitian

a. Mengolah data hasil eksperimen melalui pengujian statistik yaitu

dengan membandingkan skor pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

b. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

5. Analisis data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan endekatan

kuantitatif yang kemudian diolah dengan menggunakan statistic inferensial.

Sebelum peneliti menentukan teknik analisis statistik yang akan digunakan maka

perlu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas digunakan apakah

data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Apabila hasil dari uji

normalitas ini menunjukkan data berdistribusi normal, maka data diolah dengan

menggunakan statistika parametrik dan bila hasil yang didapat menunjukkan data

tidak berdistribusi normal maka data diolah menggunakan satistik non parametrik

serta pengujian normalitas dan homogenitas varians dalam penelitian ini diolah

(28)

1. Melakukan uji normalitas

2. Menentukan teknik analisis sesuai dengan hasil uji normalitas. Jika data hasil

uji berditribusi normal, maka teknik yang digunakan Uji t-dua independent.

Berikut langkah-langkahnya:

a.Langkah 1

1). Membuat hipotesis

2). Mencari nilai kritis dengan menggunakan nilai α dengan tabel distribusi

normal

3). Mencari t-hitung dengan rumus

(Susetyo, 2012, hlm. 203)

Keterangan:

t = Nilai t-test

x = Rata-rata kelompok

µ = 0

S = Standar defiasi

n = Jumlah sampel

4). Membandingkan nilai kritis dan t-hitung

b. Langkah 2

Apabila skor pre-test tidak memiliki perbedaan yang signifikan, maka dilanjutkan dengan memberikan treatmen. Setelah treatmen diberikan maka

deilanjutkan dengan menguji perbedaan skor post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan manggunakan Uji t-dua independent sampel

sebagai berikut:

t = xx − µ − µ

√� � +

(29)

36

Mencari t-hitung dengan rumus

(Susetyo, 2012, hlm. 203)

Keterangan:

t = Nilai t-test

x = Rata-rata kelompok

µ = 0

S = Standar defiasi

n = Jumlah sampel

Namun apabilah skor pre-test berbeda secara signifikan, maka analisis perbedaan skor pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dua

independent sampel.Kondisi ini memungkinkan peneliti menggunakan

ANCOVA (Analysis of Covarience) dengan bantuan SPSS versi 17.

Jika data yang dianalisis berdistribusi normal, maka digunakan rumus Uji U Mann-Whitney, berikut langkah-langkahnya:

a. Langkah 1

1). Membuat hipotesis

2). Mencari nilai kritis pada tabel k

3). Mencari nilai t, yaitu dengan langkah-langkah:

a). Membuat tabel

Post-test Pretest D= xb - xa D Rank ∑ Rank

b). Mencari perbedaan nilai post-test dan pre-test, kemudian simpan pada kolom ke-3 (D= xb- xa)

c). Mencari nilai absolut dari setiap perbedaan, kemudian simpan

pada kolom ke-4 (D)

t = xx − µ − µ

√� � +

(30)

d). Mengurutkan nilai absolut dari yang terendah hingga tertinggi, kemudian simpan pada kolom ke-5 (∑ Rank)

e). Memberikan tanda (+) atau (-) berdasarkan perbedaan

f). Mencari jumlah nilai (+) atau (-) secara terpisah

g). Untuk nilai terkcil dari nilai absolut dan gunakan sebagai nilai tes

den lambang Wf

h). Membuat keputusan dengan meolak Ho jika nilai tes-nya ≤ dari

nilai kritis (nk)

i). Menjumlahkan hasil

Catatan:

Karena jumlah sampel (n) ≤ 30, maka menggunakan Tabel E dan melanjutkan ke tes nilai sebagai berikut

(Susetyo, 2012, hlm. 238)

b. Langkah 2

Apabila perbedaan skor pre-test tidak berbeda secara signifikan, maka dilanjutkan dengan memberikan treatmen. Setelah treatmen diberikan,

maka dilanjutkan dengan menguji perbedaan skor post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan rumus Uji U mann Whitney, dengan langkah-langkah berikut:

1). Membuat tabel

Post-test Pretest D= xb - xa D Rank ∑ Rank

Mencari perbedaan nilai post-test dan pre-test, kemudian simpan pada kolom ke-3 (D= xb- xa)

2). Mencari nilai absolut dari setiap perbedaan, kemudian simpan pada

kolom ke-4 (D)

3). Mengurutkan nilai absolut dari yang terendah hingga tertinggi, kemudian simpan pada kolom ke-5 (∑ Rank)

Z = � − � − � =4

√� � = � =

(31)

38

4). Memberikan tanda (+) atau (-) berdasarkan perbedaan

5). Mencari jumlah nilai (+) atau (-) secara terpisah

6). Untuk nilai terkcil dari nilai absolut dan gunakan sebagai nilai tes

den lambang Wf

7). Membuat keputusan dengan meolak Ho jika nilai tes-nya ≤ dari nilai

kritis (nk)

8). Menjumlahkan hasil

Catatan:

Karena jumlah sampel (n) ≤ 30, maka menggunakan Tabel E dan melanjutkan ke tes nilai sebagai berikut

(Susetyo, 2012, hlm. 238)

Namun apabila skor pre-test berbeda secara signifikan, maka analisis perbedaan skor pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t dua

independent sampel. Kondisi ini memungkinkan peneliti menggunakan

ANCOVA (Analysis of Covarience) dengan bantuan SPSS versi 17.

Adapun langkah-langkah dalam membuat profil penguasaan kosakata

Bahasa Sunda anak sebelum dan setelah penerapan media posteradalah sebagai

berikut:

1. Menentukan skor maksimal idel yang diperoleh sampel:

Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertingi

Aspek Skor maksimal Ideal

Keseluruhan 21 x 1 = 21

Kosakata binatang 5 x 1 = 5

Kosakata warna 6 x 1 = 6

Kosakata bilangan 10 x 1 = 10

2.menentukan sekor minimal ideal yang diperoleh sempel: Z = � − � − � =4

(32)

Skor minimal ideal = jumlah soal x skor terendah

Aspek Skor minimal Ideal

Keseluruhan 21 x 0 = 0

Kosakata binatang 5 x 0 = 0

Kosakata warna 6 x 0 = 0

Kosakata bilangan 10 x 0 = 0

3. Mencari rentang skor ideal yang di peroleh sampel: Rentang skor = skor maksimal ideal – skor minimal ideal

Aspek Rentang Skor

Interfal skor = rentang skor/3

Aspek Interfal skor

Keseluruhan 21 /3 = 7

Kosakata binatang 5 /3 = 2

Kosakata warna 6 /3 = 2

Kosakata bilangan 10 /3 = 3

Berdasarkan langkah-langkah di atas, kemudian didapat kriteria sebagai berikut:

Aspek Kriteria Interfal

(33)
(34)

75

SIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Simpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan media poster terhadap penguasaan kosakata Bahasa Sunda anak TK maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis data pretest diketahui bahwa kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda anak pada kelompok eksperimen sebelum diberikan treatment berupa pengunaan media poster dan kelompok kontrol sebelum melakukan pembelajaran dengan cara hafalan masih rendah. Hasil pretest menunjukan kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda anak kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama yaitu 10 anak berada pada kategori kurang, 4 anak berada pada kategori cukup dan 1 anak yang berada pada kategori baik

2. Kondisi akhir (posttest) kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda anak pada kelompok ekperimen sesudah mengunakan media poster mengalami peningkatan yang lebih baik yaitu keseluruhan anak berada pada kategori baik sedangkan kondisi akhir kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda anak pada kelompok kontrol yang tidak mengunakan media poster peningkatnya rendah yaitu 6 anak berada pada kategori cukup dan 9 anak berada pada koategori baik.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda anak TK anata kelompok eksperimen yang diberikan treatment dengan mengunakan media poster dibandingkan dengan kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda anak TK kelompok kontrol yang melakukan pembelajaran bahasa sunda dengan cara hafalan.

B.Rekomendasi

1. Bagi Guru

a. Diharapkan dapat mengunakan media poster dalam kegiatan pembelajaran untuk menstimulasi perkembangan bahasa anak khusunya dalam baha sunda.

(35)

76

2. Bagi Sekolah

a. Diharapkan pengunaan media poster menjadi salah satu alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran di TK sebagai upaya mengembangkan kemampuan penguasaan kosakata bahasa sunda anak.

b. Diharapkan media poster dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran bagi anak khusnya untuk pembelajaran bahasa sunda.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai pengaruh pengunaan media poster terhadap aspek perkembangan yang lain b. Diharapkan dapat lebih berinovasi dalam mengembangkan media

(36)

Anggoro, T. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikuntoro, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikuntoro, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.

Dinas Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Sunda Untuk Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Bandung, Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Dipodjo, Asdi S. (1984). Komunukasi Lisan. Yogyakarta: PD. Lukman.

Dhieni N, dkk. (2007). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ermayani, D. (2009). Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi Terhadap Peningkatan Kosakata Dasar Anak Usia Dini 4-5 Tahun. Skripsi. Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Tidak diterbitkan.

Sunaryanto, Muhammad. (2015). Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun. Dengan Media Poster Di TK Aba Wonotingalponcosari Srandakan Bantul. [Online]. Tersedia: http://www.e-journal.com/2015/10/meningkatkan-kemampuan-berbicara-anak. html.

Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan Anak. PT Gelora Aksara Pratama.

Hurlock, E. B. (1987). Perkembangan anak. Alih Bahasa: Agus Darma.

Hurlock, E. B. (1997). Perkembangan Anak. Terjemahan Meitasari dan Muslichah. Jakarta: Erlangga.

Jamaris & Fahrudin. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Grasindo.

Keraf, G. (2006). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.

Mubiar, A & Nurihsan, A. J. (2011). Dinamika Perkembnagan Anak dan Remaja.

Bandung: PT. Refika Aditama.

(37)

Nana Sudjana dan Riva’i (2002).Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Nana Sudjana dan Riva’i (2007).Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Nasution, S. (1987). Metode Penelitian. Jakarta: Ruas.

Nurgiantoro, Burhan. (1988). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Sadiman, A. (1996). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Bandung: Rajawali.

Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak. Edisi ke sebelas. Jakarta. Erlangga.prasekolah.

Sudrayat, Y. (1996). Pedaran Basa Sunda. Bandung: Geger Sunten.

Sudjana dan Riva’i (200).Media Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sudjana, N & Riva’I, A. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.

Sukiman. (2012). Pengembangan media pembelajaran. Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani.

Tarigan, H. G. (1989). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1993). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1985). Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (1994). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Usman, M. basyiruddin dan Ansawir. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.

Wahyudin, UyudanMubiar Agustin.(2012), Penilaian Perkembangan Anak Usian Dini. Bandung: Refika Aditama.

Winataputra,Udin.(2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel 3.2 Sampel kelompok kontrol dan eksperimen
Tabel 3.3
Table 3.4

Referensi

Dokumen terkait

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

“Kecuali mengenai Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Labuan dan Putrajaya, hukum Syarak dan undang-undang diri dan keluarga bagi orang yang menganut agama Islam,

Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten / Kota dalam satu daerah Provinsi dengan menggunakan

[r]

Sehubungan dengan Surat Penawaran Saudara pada Paket Pekerjaan Pengadaan Bahan Bangunan di Kecamatan Sei Menggaris pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan

Diisi dengan bidang ilmu yang ditekuni dosen yang bersangkutan pada

[r]