1
No. Daftar : 017/S1-PKh/Juni/2015
Pengaruh Media Boneka Tangan Terhadap Kemampuan
Menyimak Cerita Pendek Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia
Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas 5 Di SDLB C TERATE
Sadang Serang Kota Bandung
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus
Oleh :
DIAN PURNAMASARI NIM 0804556
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 DI SDLB
C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Oleh
Dian Purnamasari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus
© Dian Purnamasari 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
Dian Purnamasari
0804556
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 DI SDLB
C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Disetujui Dan Disahkan OlehPembimbing: Pembimbing I
Dr. Iding Tarsidi M.Pd NIP. 19660104 199301 1 001
Pembimbing II
Drs. H Mamad Widya M.Pd NIP. 19520823 197803 1 002
Mengetahui
Ketua Departeman Pendidikan Khusus FIP UPI Bandung
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Pengaruh Media Boneka Tangan Terhadap Kemampuan Menyimak Cerita Pendek Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Tunagrahita Ringan kelas 5 di SDLB C TERATE
Sadang Serang Kota Bandung Oleh Dian Purnamasari NIM 0804556
Anak tunagrahita mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata dan mengalami hambatan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam kasus ini anak tunagrahita ringan kelas 5 di SLB C TERATE Sadang Serang Kota Bandung, memiliki hambatan dalam kemampuan menyimak cerita pendek. Salah satu penanganan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek pada anak tunagrahita ringan adalah menggunakan media boneka tangan.Hal itu melatar belakangi peneliti melakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana media ini dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek dalam pelajaran bahasa indonesia. Metodeyang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan pendekatan One Group Pretest Posttest. Kemampuan menyimak cerita pendek tunagrahita ringan kelas 5 yang berjumlah 6 orang, pada tahap pre test yaitu S1 35%, S2 25%, S3 40%, S4 20%, S5 25%, S6 40% yang menggambarkan bahwa kemampuan menyimak cerita pendek dalam pelajaran bahasa Indonesia masih sangat rendah. Setelah dilakukan treatment dan kemudian dilakukan tahap post test, kemampuan anak mengalami peningkatan yang berdasarkan skor indeks gain skor nya yaitu S1 0,69 (sedang) , S2 0,6 (sedang), S3 0,5 (sedang), S4 0,56 (sedang), S5 0,6 (sedang), S6 0,54 (sedang). Hal ini menunjukan bahwa media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek pada anak tunagrahita ringan kelas 5 SDLB di SLB C TERATE Kota Bandung.
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The Effect of Hand-Doll Medium for Understanding Short Story in Indonesian Language Lesson of Fifth Grade Mild Mentally Retarded Student
in SDLB C Terate Sadang Serang Bandung
By Dian Purnamasari (0804556)
Mentally retarded children has under average intellectual ability and difficult to adjust in several aspect. As of this research, the fifth grade mild mentally retarded in SDLB C TERATE Sadang Serang Bandung has difficulty in understanding short story. One of intervention that can improves that ability is using hand-doll medium. The purpose of this research to know the effect of this medium to improves understanding short story in Indonesian Language Lesson. This research using experiment method with an experiment design One Group Pretest Posttest. The understanding ability of six subjects on pretest are S1 35%, S2 25%, S3 40%, S4 20%, S5 25%, S6 40%. The results describes that ability of subject on understanding short story contents on Indonesian Language Lesson still low. After treatment given and through post test, there is improving ability which based on its index gain score S1 0,69 (average), S2 0,6 (average), S3 0,5 (average), S4 0,56 (average), S5 0,6 (average), S6 0,54 (average). Its shows that hand-doll medium can improves understanding ability of fifth grade mild mentally retarded student in SLB C Terate Bandung on listening short story in Indonesian Language Lesson.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...i
PERNYATAAN ...ii
ABSTRAK ...iii
KATA PENGANTAR ...v
UCAPAN TERIMAKASIH ...vi
KATA MUTIARA ...ix
DAFTAR ISI ...x
DAFTAR TABEL ...xiii
DAFTAR GRAFIK ...xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...xv
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ...4
C. Batasan Masalah ...5
D. Rumusan Masalah ...5
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...6
1. Tujuan Penelitian ...6
2. Kegunaan Penelitian ...6
BAB II MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN ...7
A. Kosep Dasar Tunagrahita ...7
1. Pengertian AnakTunagrahita ...7
2. Klasifikasi Anak Tunagrahita...9
3. Dampak Ketunagrahitaan ...10
4. Penyebab Tunagrahita...12
5. Anak Tunagrahita Ringan ...14
a. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan ...14
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Konsep dasar Menyimak Cerita Pendek Melalui Media Boneka Tangan
...17
1. Menyimak Cerita Pendek ...17
a. Pengertian Menyimak ...17
b. Tujuan dan Fungsi Menyimak ...17
c. Tahapan Menyimak ...18
d. Kemampuan Menyimak Siswa Sekolah Dasar...20
e. Faktor Pemengaruh Menyimak ...20
C. Cerita Pendek ...24
1. Pengertian Cerita Pendek ...24
2. Ciri_ciri Cerita Pendek ...26
3. Unsur-Unsur Cerita Pendek ...27
D. Mengenal Boneka Tangan ...29
1. Definisi Beoneka Tangan ...29
2. Fungsi Boneka Tangan ...30
3. Cara Membuat Boneka Tangan ...26
4. Proses Penggunaan Boneka Tangan ...33
E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ...34
F. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ...35
1. Kerangka Pemikiran ...35
2. Hipotesis ...37
BAB III METODE PENELITIAN ...38
A. Variabel Penelitian ...39
B. Populasi dan Sampel...40
1. Populasi ...40
2. Sampel ...41
C. Prosedur Penelitian ...41
1. Tahap Persiapan ...41
2. Tahap Pelaksanaan ...41
3. Tahap Akhir ...42
D. Teknik Pengumpulan data ...42
F. Uji coba Instrumen ...43
1. Validitas ...43
2. Reliabilitas ...45
G. Pengolahan dan Analisis Data...46
H. Analisis Indeks Gain ...48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...49
A. Hasil Penelitian ...49
1. Hasil Pretest dan Posttes ...49
2. Pengolahan dan Analisis Data ...55
a. Data Pretest-Posttes ...55
b. Analisis Indeks Gain ...57
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...58
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ...60
B. Rekomendasi ...61
DAFTAR PUSTAKA ...57 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
DAFTAR GRAFIK
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. KLasifikasi Anak Tunagrahita ...9
Tabel 2.1. Interpretasi Realibilitas ...40
Tabel 3.8. Kriteria Indeks Gain ...42
Tabel 4.1. Skor Hasil Pretes ...51
Tabel 4.2. Skor Hasil Posttes ...53
Tabel 4.3. Perhitungan Presentase Skor Pretes-Posttes ...54
Tabel 4.4. Klarifikasi Interpretasi Perhitungan Presentase ...54
Tabel 4.5. Perhitungan dengan Uji Tanda Satu Sisi (sisi Atas) ...56
DAFTAR GAMBAR
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tunagrahita di definisikan sebagai anak yang memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta terjadi pada masa perkembangan. Tunagrahita terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tunagrahita ringan, sedang dan berat/ sangat berat. Kecerdasan yang berada di bawah rata-rata adalah apabila usia kecerdasan atau Mental Age (MA) dibawah pertumbuhan usianya atau Cronological Age (CA).
Berkenaan dengan pendidikan anak tunagrahita pun memiliki hak dan kewajibannya. Secara internasional yang didukung oleh PBB hak-hak kemanusiaan, hak anak, dan mereka yang mengalami hambatan perkembangan. Berdasarkan karakteristik dan kebutuhan akan tunagrahita jelas bahwa pendidikan pun perlu untuk ditanamkan kepada anak. Meskipun dalam kenyataannya anak tunagrahita kesulitan dalam mencerna informasi, akan tetapi ketika mereka dilatih maka mereka akan mampu, mereka mempunyai kemampuan untuk dioptimalkan. Kemampuan belajar anak tunagrahita bisa dilatih dan bisa dikembangkan sesuai dengan kemampuannya.
Suatu kebanggan tersendiri bagi orang tua, jika melihat anaknya mampu dan mau untuk mengikuti pelajaran di sekolah. Mereka mau belajar di kelas, mengikuti pelajaran dengan baik, memperhatikan guru dan berinteraksi dengan teman yang lain, tidak mengganggu saat belajar. Belajar erat kaitannya dengan bagaimana anak tersebut mampu mengikuti dan berkonsentrasi terhadap pelajaran yang sedang berlangsung. Dalam belajar, kemampuan menyimak yang baik akan sejalan dengan kemampuan ia menguasai materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hermawan (2012: hlm 29)
2
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasioanal, Jakarta, 2008, mendengar adalah 1 dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga, tidak tuli; 2 menangkap suara (bunyi) dengan telinga; 3 mendapat kabar; 4 telah mendengarkan ( dalam resolusi, keputusan dan sebagainya) mengingat dan sebagainya, memutuskan; 5 menurut, mengindahkan; Sedangkan menyimak adalah 1 mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang; 2 meninjau (memeriksa, mempelajari) dengan teliti.
Anak tunagrahita mampu mengikuti pelajaran, hanya saja mereka sering teralihkan dengan sesuatu yang menarik perhatiannya, sehingga konsentrasinya pun kurang fokus. Hal ini mengakibatkan pada kemampuan mereka dalam memproses informasi berupa materi pelajaran yang mereka dapat kurang optimal, dalam proses kegiatan belajar dan mengajar, anak harus banyak terlibat langsung dalam proses menyimak dan berusaha untuk memahami apa yang mereka simak, kemampuan anak menyimak ini beragam dan sudah seharusnya guru atau pembimbing dapat memilah kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dapat meningkatkan potensi anak dalam menyimak.
3
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengetahuan yeng terbentuk dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan bisa diartikan banyak hal, mulai dari media yang digunakan saat belajar mengajar, cara mengajar guru saat mengajar anak. Hal ini berkaitan dengan media boneka tangan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian anak terhadap materi yang disampaikan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas 5 SDLB SLB C TERATE Sadang Serang Kota Bandung, pendidik dalam hal ini guru mengajar dengan metode ceramah. Metode yang digunakan oleh guru kurang bervariasi dan monoton, membuat anak bosan sehingga kurang mampu mengikuti pelajaran di kelas, mereka asik bermain, atau mengganggu teman yang lain. Selain itu anak sering terganggu dengan hal yang lain di luar pembelajaran. Dengan demikian anak yang tidak memperhatikan dan menyimak pelajaran mendapatkan hukuman tanpa mengetahui sebab pasti mengapa anak tersebut tidak mampu menyimak dengan baik
Hal ini menunjukan bahwa kemampuan menyimak cerita pendek pada anak tunagrahita ringan terhadap pelajaran kurang khususnya pelajaran bahasa indonesia, metode atau media yang digunakan guru saat menghadapi anak seperti ini sering terabaikan, seolah-olah mereka yang kehilangan semangat belajar sehimgga kemampuan menyimaknya kurang, terkadang disamakan dengan anak yang masih mau mengikuti pelajaran. Hal ini berakibat ketidaktercapaian indikator mata pelajaran tersebut. Kemampuan menyimak cerita pendek pada anak tunagrahita di kelas 5 kurang dapat terlihat dari hasil belajar anak yang berada di bawah KKM.
4
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Berkaitan dengan media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek pada anak, kemampuan guru dalam membuat anak merasa nyaman dalam menghadapi kegiatan belajar biasanya dilakukan dengan cara yang dapat diterima oleh anak, yaitu cara yang paling menyenangkan bagi anak, alamiah, dan tidak banyak intervensi orang dewasa.
Media pembelajaran berfungsi sebagai alat yang menarik perhatian serta untuk menumbuhkan minat anak agar mau berperan serta dalam proses pembelajaran. Salah satu media yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan media boneka tangan. Karena boneka merupakan benda yang sangat akrab dengan dunia anak, melalui penggunaan media boneka tangan secara tidak langsung akan membuat anak dapat belajar dengan perhatian yang penuh, sehingga kemampuan menyimak anak akan meningkat.
Berdasakan latar belakang diatas maka peneliti mencoba meneliti media boneka tangan dengan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek dalam mata pelajaran bahasa indonesian pada anak selama kegiatan belajar berlangsung.
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam hal pembelajaran, serta menjadi inovasi baru yang bisa diterapkan kepada anak saat belajar, agar kemampuan menyimak anak tunagrahita bisa tetap terfokus kepada pelajaran yang sedang berlangsung. Kemampuan anak tunagrahita akan meningkat, paling tidak selangkah lebih maju dari sebelumnya. Mereka mampu menyimak tidak hanya dalam pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi dikembangkan ke pelajaran yang lainnya, atau bahkan saat berinteraksi dengan yang lain.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang peneliti mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
5
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Kurangnya kemampuan menyimak anak tunagrahita di kelas, hal ini terlihat dari pencapaian hasil belajar yang berada di bawah KKM pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Pemberian pembelajaran Bahasa Indonesia kurang kondusif, hal ini terlihat dari perilaku belajar anak yang sering bermain saat belajar, dan anak yang kurang memperhatikan.
4. Kurangnya pemberian layanan khusus untuk anak dengan hambatan tersebut secara mendalam.
5. Metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang bervariasi, seperti metode tugas dan ceramah, sehingga menyebabkan anak mudah bosan. 6. Dibutuhkan variasi media pembelajaran yang dapat mempermudah anak
tunagrahita ringan dalam memahami materi yang disampaikan salah satu media yang dapat digunakan adalah media boneka tangan.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penelitian membatasi masalah yang akan diteliti pada media boneka tangan. Adapun batasan masalahnya adalah pengaruh media boneka tangan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek dalam pelajaran bahasa Indonesia pada anak tunagrahita ringan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan diatas yaitu kurangnya tepatnya metode atau media dalam mengajar anak tunagrahita, yang mengakibatkan anak tersebut kurang mampu mengikuti pelajaran akademik seperti dalam hal menyimak maka salah satu yang diteliti dalam penelitian ini yaitu: “Apakah media boneka tangan berpengaruh terhadap peningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek dalam pelajaran bahasa indonesia pada anak tunagrahita ringan ?”.
6
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum
Secara umum tujuan penelitian ini yaitu memperoleh data tentang kemampuan menyimak cerita pendek dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada anak tunagrahita ringan dengan media boneka tangan dalam kegiatan pembalajaran.
b. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus diadakannya penelitian ini adalah :
1) Mengetahui kemampuan menyimak cerita pendek dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada anak tunagrahita ringan sebelum menggunakan media boneka tangan.
2) Mengetahui kemampuan menyimak cerita pendek dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada anak tunagrahita ringan pada saat menggunakan media boneka tangan.
3) Mengetahui kemampuan menyimak cerita pendek dalam matapelajaran bahasa Indonesia pada anak tunagrahita ringan setelah menggunakan media boneka tangan.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dibagi menjadi dua kegunaan yakni kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. Berikut ini rincian penjelasannya : a. Kegunaan Teoretis
Memberi alternatif penyelesaian masalah dalam meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek dalam mata pelajaran bahasa indonesia pada anak tunagrahita ringan yaitu dengan menggunakan media boneka tangan.
b. Kegunaan Praktis
7
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
indonesia yang dilakukan anak tunagrahita, salah satunya dengan menggunakan media boneka tangan.
38
Dian Purnamasari, 2015
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berupaya mengetahui pengaruh penggunaan media boneka tangan dalam pembelajaran bahasa indonesia terhadap kemampuan menyimak cerita pendek. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, penggunaan metode eksperimen bertujuan untuk mendemonstrasikan adanya jalinan sebab akibat antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang metode penelitian eksperimen, salah satunya menurut Sugiyono (2008:hlm 72) bahwa: “Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu
terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah experiment, dengan desain “One Group Pre-tes and Post-test.” yaitu suatu perlakuan yang dilaksanakan tanpa kelompok pembanding atau kontrol. Desain tanpa kelompok pembanding dilakukan karena hanya terdapat satu kelompok eksperimen yang diteliti, yaitu dengan cara menganalisis perlakuan (X) melalui skor yang diperoleh dari pelaksanaan Pre-test (T1) dan Psot-test (T2). Tujuan melakukan eksperimen ini adalah mengetahui perbedaan yang berarti (signifikan) antara hasil tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) pada kelompok eksperimen. Dari hasil tes awal dan tes akhir tersebut terlihat berpengaruh atau tidaknya perlakuan (treatment) yang telah diberikan. Adapun desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
“One Group Pre-test and Post-test Design”
39
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Menentukan subjek penelitian.
2. Melakukan pre-test (T1) pada sampel penelitian untuk mengetahui bagaimana kemampuan menyimak cerita pendek pada anak tunagrahita ringan sebelum subjek diberi perlakuan (treatment).
3. Melakukan treatmen (X) atau perlakuan, pada sampel penelitian yaitu memberikan pembelajaran bahasa indonesia dengan menggunakan media boneka tangan. Kegiatan ini dilakukan di dalam kelas, seluruh anak kelas 5 diberikan pembelajaran bahasa indonesia dengan menggunakan media boneka tangan.
4. Melakukan post tes (T2) pada sampel penelitian untuk mengetahui bagaimana kemampuan menyimak cerita pendek pada anak tunagrahita ringan setelah diberi perlakuan (treatment).
5. Membandingkan antara T1 dan T2 untuk menentukan seberapa besar perbedaan yang timbul jika sekiranya ada, sebagai pengaruh dari perlakuan yang telah diberikan.
6. Menetapkan statistik yang cocok yaitu statistik nonparametric atau teknik statistic sign test, dalam hal ini menggunakan uji tanda satu sisi untuk membanding kemampuan menyimak cerita pendek sebelum dan sesudah pembelajaran bahasa indonesia dengan menggunakan media boneka tangan.
A. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini, adalah media boneka tangan.
Variabel bebas ini untuk menjawab bagaimana efektivitas media boneka
tangan dalam meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek dalam
40
Dian Purnamasari, 2015
adalah tiruan dari bentuk manusia, atau yang menyarupai manusia, atau binatang sebagai model perbandingan yang ditunjukan sebagai mainan anak dan digunakan sebagai media pembelajaran. Cara menggunakannya memasukan tangan dan menggerakan kepala dengan jari tangan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini, adalah menyimak cerita pendek
dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada anak tunagrahita ringan kelas 5
SDLB di SLB C TERATE Sadang Serang Kota Bandung. Tarigan (2008:
Hlm 31) mengemukakan bahwa Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Dalam belajar, menyimak berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran
dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan
dengan pelajaran.
B. Populasi dan Sampel
Dalam membuat data sampai dengan menganalisis data sehingga suatu gambar yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini diperlukan sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian.
1. Populasi
Menurut Arikunto (2002 : hlm 108) “populasi adalah keseluruhan
sampel penelitian.” Berdasarkan pernyataan tersebut yang menjadi
41
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Sampel
Menurut Arikunto (2002 : hlm 109), ”Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti.” Dengan kata lain sampel merupakan bagian
dari populasi yang akan diteliti dan dianggap menggambarkan populasinya. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah anak tunagrahita ringan krlas 5 di SDLB C Terate Sadang Serang kota Bandung yang berjumlah 6 orang.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive atau bertujuan, yaitu didasarkan pada tujuan kurikulum yang berlaku dalam hal ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti adalah : 1. Tahap Persiapan
a. Melakukan observasi di SLB C TERATE Sadang Serang Kota Bandung
b. Mengurus surat izin penelitian
c. Melakukan diskusi dengan pihak sekolah mengenai waktu pelaksanaan penelitian
d. Menyusun instrumen yang akan digunakan untuk penelitian e. Membuat media yang akan digunakan untuk penelitian f. Uji coba instrumen
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian dilaksanakan di SLB C TERARE Sadang Serang Kota Bandung dengan sampel yang terdiri dari enam orang anak tunagrahita ringan dengan kemampuan yang berbeda. Adapun prosedur penelitiannya sebagai berikut :
a. Menyusun kisi-kisi menyimak
42
Dian Purnamasari, 2015
c. Memberi latihan kemampuan menyimak cerita pendek dengan menggunakan media boneka tangan.
d. Melakukan tes akhir (Post-test) kemampuan menyimak cerita pendek
3. Tahap Akhir
Melaksanakan analisis data penelitian dan membuat kesimpulan dari hasil penelitian, untuk kemudian memberikan rekomendasi
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2002 : hlm 207), “Pengumpulan data adalah mengamati variabel yang akan diteliti dengan metode interview, tes,
observasi, kuesioner, dan sebagainya.” Adapun bentuk teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes.
Tes yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes tertulis, yaitu siswa diminta untuk menuliskan jawaban dari soal cerita pendek dengan cara menguraikan jawabannya. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kemampuan subjek peneliti, mulai dari kemampuan dasar (pretest) sampai pencapaian atau prestasi (posttest).
Kreteria Penilaian
Setiap soal memiliki bobot nilai 2 dengan kriteria penskoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Skor 2 jika anak mampu menyebutkan dan menuliskan jawaban cerita singkat sesuai dengan isi cerita pendek pada soal.
b. Skor 1 jika anak hanya mampu menyebutkan atau hanya mampu menuliskan saja dengan benar.
43
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data pada suatu penelitian (Arikunto, 2002 : hlm 194). Instrumen atau alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes
Dalam penelitian ini tes yang digunakan termasuk tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes dalam penelitian ini terdiri dari tes awal (Pretest), yaitu tes yang dilakukan sebelum perlakuan dan tes akhir (Posttest), yaitu tes yang dilakukan setelah perlakuan. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengamati sejauh mana perbedaan hasil belajar tersebut terjadi sebelum dan setelah pembelajaran dilangsungkan pada sampel.
F. Uji Coba Instrumen
Agar dapat diperoleh data yang valid, maka instrumen atau alat tes yang digunakan dalam penelitian pun harus valid. Diketahui valid atau tidaknya suatu instrumen yaitu melalui uji coba, selanjutnya hasil uji coba tersebut diolah dan dianalisis. Hasil dari analisis akan diketahui apakah intrumen atau alat tes yang telah disusun sudah dapat dipakai atau harus ada perbaikan terlebih dahulu sebelum digunakan dalam penelitian. Pelaksanaan uji coba intrumen dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SDLB SLB C Terate Sadang serang di Kota Bandung.
Langkah-langkah uji coba instrumen mengenai kemampuan menyimak cerita pendek pada pembelajaran bahasa indonesia adalah sebagai berikut :
1. Validitas
44
Dian Purnamasari, 2015
diberikan. Artinya, isi alat ukur diperkirakan sesuai dengan apa yang telah diajarkan berdasarkan kurikulum.
Cara menyelidiki validitas isi alat media boneka tangan dapat
dilakukan dengan menggunakan pendapat suatu „panel‟ yang terdiri dari
ahli-ahli dalam bidang media pembelajaran. Bila cara tersebut sulit untuk dilakukan, maka dapat dikerjakan dengan cara membandingkan materi alat ukur tersebut dengan bahan-bahan dalam penyusunan alat ukur, dengan analisis rasional. Apabila materi alat ukur cocok dengan materi penyusunan alat ukur, berarti alat ukur tersebut memiliki validitas isi.
Anderson, (Arikunto, 2008 :hlm 65) “Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur”.
Guna mengetahui ketepatan instrumen mengenai kemampuan menyimak cerita pendek, maka digunakan validitas isi dengan teknik penilaian ahli (judgement). Validitas dengan teknik penilaian dari para ahli ini dilakukan untuk menentukan apakah instrumen yang dibuat sesuai dengan tujuan pengajaran dan sasaran yang akan dinilai. Proses validasinya yaitu membandingkan isi instrumen tujuan pengajaran, kemudian dilakukan penilaian oleh para ahli yang terdiri dari 2 orang guru di SDLB C Terate Sadangserang Kota Bandung.
Validitas menggunakan alat ukur teknik korelasi product moment seperti yang dikemukakan oleh Karl Person (Arikunto, S 1997: hlm 153) dengan rumus sebagai berikut :
45
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. “Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap” (Arikunto, 2008 : hlm 86). Reliabilitas yang diukur adalah realitas stabilitas tes dengan menggunakan internal konsistensi, yaitu dilakukan dengan percobaan istrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan rumus Belah Dua Awal-Akhir. Penggunaan rumus Belah Dua Awal-Akhir dalam menganlisis data hasil uji coba instrumen ini, dikarenakan instrumen yang dibuat berupa tes tulis dengan butir soal berjumlah genap sehingga dapat dibagi dua serta memiliki kriteria penskoran dengan bobot skor yang sama.
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dalam penelitian menggunakan analisis statistik dengan rumus Spearman Browm yaitu :
Keterangan :
46
Dian Purnamasari, 2015
ditambah
Adapun kriteria reliabilitas yang dibuat oleh Guilford (Suherman, 2003: hlm 139) dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 2.1
Dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes, diperoleh hasil sebesar 0,78 sehingga berdasarkan klasifikasi interpretasi pada Tabel 3.1, reliabilitas instrumen tes termasuk tinggi.
G. Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini, data hasil pretest dan postest yang sudah diperoleh atau terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik non parametrik, dikarenakan jumlah sampel yang terbatas.
Data yang sudah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji tanda (Uji T) yaitu uji tanda satu sisi (sisi atas). Dalam penelitian ini tidak ada uji signifikansi, penelitian dilakukan pada sampel.
Analisis yang akan dilakukan untuk membandingkan kemampuan menyimak cerita pendek sebelum dan setelah pembelajaran dengan media boneka tangan yaitu dengan cara :
a. Menskor pretest dan posttest.
b. Mentabulasikan skor pretest dan posttest. c. Menghitung selisih nilai posttest–pretest.
d. Memberikan tanda (+) untuk pasangan berselisih positif dan memberikan tanda (─) pasangan untuk berselisih negatif.
47
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
π = Proporsi selisih pasangan posttest─pretest yang bertanda positif. n = jumlah sampel
Dalam hal ini akan diuji hipotesis berikut: H0 : π≤ 0,5
H1 : π > 0,5
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima H0 berdasarkan proporsi selisih pasangan pretest - posttest yang bertanda positif adalah sebagai berikut:
Jika π≤ 0,5, maka H0 diterima. Jika π > 0,5, maka
H0 ditolak
tan
jumlah da positif n
48
Dian Purnamasari, 2015
H. Analisis Indeks Gain
Untuk melihat keefektifan penggunaan media boneka tangan dalam meningkatkan kemampuam menyimak cerita pendek maka dilakukan perhitungan terhadap skor gain. Menentukan indeks gain dari subjek penelitian dengan menggunakan rumus indeks gain yaitu:
Pretes -Ideal Maksimum Skor
Pretes -Postes Gain
Indeks
Kemudian indeks gain diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria yang diungkapkan oleh Hake (Saptuju, 2005: hlm72), yaitu:
Tabel 2.2 Kriteria Indeks Gain
Indeks Gain (g) Kriteria
60
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan analisis yang telah peneliti lakukan, mengenai pengaruh penggunaan median boneka tangan dalam meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek pada pembelajaran bahsa Indonesian anak tunagrahita ringan. Diperoleh hasil bahwa media boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek anak tunagrahita sebelum dan setelah menggunakan media boneka tangan.
Dengan demikian, rumusan hipotesis “Terdapat Pengaruh Penggunaan
Median Boneka tangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Cerita Pendek Anak tunagrahita Ringan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SLB C
Terate Sadangserang Kota Bandung” dan secara umum tujuan untuk mengetahui
besarnnya pengaruh penggunaan media boneka tangan ini adalah terbukti. Ini berarti kemampuan menyimak cerita pendek pada pembelajaran Bahasa Indonesia anak tunagrahita dapat meningkat apabila diberikan media berupa boneka tangan sebelum dan saat pembelajaran berlangsung.
61
B. REKOMENDASI
Berdasarkan temuan dan kesimpulan di atas, berikut penulis memberikan beberapa saran diantaranya:
1. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi para guru untuk memperkaya kreasi pembelajaran, dalam peningkatan mutu belajar anak. Sehingga akan menjadi suatu metode alternative atau solusi yang dapat digunakna untuk menghadapi anak berkebutuhan khusus terutama anak tunagrahita yang mengalami permasalahan dalam menyimak. Maka disarankan para guru untuk mencoba penggunakan media boneka tangan ini.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
67
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
.
AAID (2008). Frequenly Asked Questions on Intellektual Disability and the
AAIDD Definittion. [Online]. Diakses dari
http://aaidd.org/docs/defaultsource/sisdocs/aaiddfaqorid_template.pdf?sfvrs n=2
Alimin, Z (2008). Hambatan Belajar dan hambatan Perkembangan pada Anak Tunagrahita [Online]. Diakses dari https: //z-alimin.blogspot.com
Amin, Moh. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
_________(2006) Ortopedagoggik Siswa Tunagrahita Bandung: Depdikbud Arikunto & Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian . Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto,Anderson (2008). Prosedur Penelitian. Jakarta Rineka Cpta
Astati dan Mulyati, L. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung: CV Catur Karya Mandiri
Delphie,B. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita Suatu Pengantar Dalam Pendidikan Inklusif. Bandung : Refika Fanta Aditama.
Effendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ensiklopedia Bebas. (2009). Kosakata. Diakses dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata.
Hermawan , Herry. (2012). Menyimak Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Hurlock._. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Iskandarwassid dan Suhendar, Dadang. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
68
Dian Purnamasari, 2015
PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA PENDEK DALAM PELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 5 SDLB C TERATE SADANG SERANG KOTA BANDUNG
Moeslichatoen. (2004). Metode pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,(2002) Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Ruseffendi, E.T. (2006) Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Bandung : Tarsito
Ruseffendi, E.T. (2005) Dasar-dasar Penelitian Pendidikan Non Eksa dan Lainnya Bandung : Tarsito
Sugiono. (2010) Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
_____(2012) Metodelogi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D) Bandung : Alfabeta
Sunanto, D., Koji, T., & Hideo, N. (2005). Pengantar Penelitian Dengan Subjek Tunggal. CRICED University of Tsukuba.
Susetyo, Budi. (2010). Statistika Untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama
Susetyo, Budi. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung: Cakra
Somantri, S. (20070. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Revika Aditama. Tarigan, H.G. (1986). Menyimak Sebagai suatu keterampilan berbahasa.
Bandung: PT Angkasa
Tarigan, Henry G. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI