Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA
ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB
TERATE KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus
Oleh :
KARINA AJENG PUTRI PRATIWI
NIM. 0805663
DEPARTEMENT PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengaruh Media Pasak Hitung Terhadap Peningkatan
Pemahaman Konsep Bilangan Pada Anak Tunagrahita Ringan
SDLB Kelas 1 SLB Terate Kota Bandung
Oleh
KARINA AJENG PUTRI PRATIWI 0805663
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhisalah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© KARINA AJENG PUTRI PRATIWI 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
Karina Ajeng Putri Pratiwi 0805663
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TREHADAP
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ANAK
TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE
KOTA BANDUNG
Pembimbing I
Dr. Iding Tarsidi, M.Pd
NIP. 1966 0104 1993 01 1 001
Pembimbing II
Drs. H. Nandi Warnandi, M.Pd.
NIP. 1959 0525 1984 03 1 001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
Fakultas Ilmu Pendidikan
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Budi Susetyo, M.Pd.
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA
RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Dalam kasus ini anak tunagrahita ringan kelas 1 SDLB di SLB Terate Kota Bandung memiliki hambatan dalam memahami bilangan, mulai dari mengenal lambang bilangan, menyebutkan nama bilangan 1-10 dan menghitung banyak pasak/benda lain. Salahsatu penanganan yang dapat membantu anak tunagrahita ini adalah dengan menggunakan media pasak hitung. Media ini dianggap dapat membantu anak tunagrahita dalam pemahaman konsep bilangan karena media ini memenuhi kriteria yang sesuai dengan apa yang di butuhkan oleh anak dalam meningkatkan pemahamannya. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan pre test post test. Pemahaman konsep bilangan anak tunagrahita ringan kelas 1 yang berjumlah 6 orang ini pada tahap pre test yaitu S1 35%, S2 25%, S3 40%, S4 20%, S5 25%, S6 40% yang menggambarkan bahwa pemahaman konsep bilangannya masih sangat rendah. Setelah dilakukan treatment dan kemudian dilakukan tahap post test, pemahaman anak mengalami peningkatan yang berdasarkan skor indeks gain skor nya yaitu S1 0,69 (sedang) , S2 0,6 (sedang), S3 0,5 (sedang), S4 0,56 (sedang), S5 0,6 (sedang), S6 0,54 (sedang). Jadi dapat disimpulkan bahwa media pasak hitung dapat meningkatkan pemahaman konsep bilangan pada anak tunagrahita ringan kelas 1 SDLB di SLB Terate Kota Bandung.
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
EFFECT OF MEDIA PASAK CALCULATE THE IMPROVEMENT OF UNDERSTANDING OF THE CONCEPT OF NUMBERS IN LIGHT SDLB CHILDREN WITH INTELLECTUAL CHALLENGES CLASS 1
SLB TERATE BANDUNG
Mental retardation is a term used for children who have intellectual abilities below average. In this case children grade 1mild mental retardation SLB Terate SDLB in Bandung have barriers in understanding numbers, ranging from the family are mblem of numbers, name the numbers1-10 and calculate many pegs/other objects. One treatment that can help children with intellectual challenges is to use the media pegcount. Media is thought to help children with intellectual challenges in understanding the concept of numbers because the media meet the criteria in accordance with what is needed by children in increasing understanding. The method used was experimental method with pre-test post-pre-test approach. Understanding the concept of mild mental retardation child class number1, amounting to 6 people at the stage of pre-test is S1 35%, S2 25%, S3 40%, S4 20%, S5 25%, S6 40%, which illustrates that understanding the concept of number is still very low. After treatment and then performed post-test stage, increasing the understanding of the child based on his score index score gainie S1 0.69 (medium), S2 0.6 (moderate), S3 0.5 (moderate), S4 0.56 (medium), S5 0.6 (moderate), S6 0.54 (medium). So it can be concluded that the media pegcount can improve children's understanding of the concept of numbers ingrade1mildmental retardation SLB Terate SDLB in Bandung.
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR DIAGRAM ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Variabel Penelitian ... 5
F. Tujuan Penelitia dan Kegunaan Penelitian ……… ... 8
BAB II PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN A. Konsep Anak Tunagrahita ... 10
B. Media Pembelajaran Pasak Hitung ... 24
C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 28
D. Kerangka Berfikir ... 28
E. Hipotesis Penelitian ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 33
B. Teknik Pengumpulan Data ... 33
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Validitas, Releabilitas Instrumen ... 34
E. Pengolahan dan Analisis Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 40
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 48
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... 50
B. Rekomendasi ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
1
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan luar biasa untuk anak berkebutuhan khusus membutuhkan
suatu pola layanan tersendiri, baik dalam pembelajaran maupun dalam
bimbingan prilaku. Layanan khusus disebabkan adanya
karakteristik-karakteristik tersendiri pada setiap anak yang berbeda satu dengan yang
lainnya.
Kemampuan berhitung merupakan salah satu kemampuan yang sangat
penting untuk setiap anak, termasuk juga pada anak tunagrahita. Pemahaman
konsep bilangan dasar seringkali menjadi suatu hambatan yang dialami oleh
anak tunagrahita yang kemudian menyebabkan kemampuan/pehamaman anak
terhadap aspek berhitung menjadi terhambat. Pemahaman anak terhadap
konsep bilangan merupakan hal yang sangat mendasar bagi anak untuk dapat
melakukan operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian.
Matematika sebagai bidang pelajaran inti dan dasar harus dipelajari oleh
semua siswa mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan lanjutan
bahkan perguruan tinggi dan tak terkecuali pada siswa luar biasa. Pada siswa
tunagrahita dituntut untuk mampu memahami ketiga aspek tersebut yaitu
membaca, menulis, berhitung. Mengingat perlunya siswa mendapat
pengajaran matematika. (Soendari, 2001 : hal 1) menyatakan bahwa
matematika merupakan sarana yang sangat penting bagi manusia dalam
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Karena dalam tata kehidupan
2
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan dan keterampilan matematika. Pengajaran matematika bagi siswa
tunagrahita diberikan di SLB C mulai kelas 1. Dalam kurikulum SDLB C
jumlah jam pelajaran matematika memiliki jam pelajaran yang cukup banyak.
Ruang lingkup pelajaran matematika pada satuan pendidikan sekolah luar
biasa tunagrahita (SLB C) meliputi aspek-aspek : (1) bilangan, (2) geometri
dan pengukuran, (3) pengolahan data. (Depdiknas, 2006 : hal 100)
Dalam aspek membilang untuk siswa tunagrahita kelas 1 diawali dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai adalah membilang banyak benda. Hal
ini menunjukkan bahwa konsep bilangan merupakan pokok bahasan utama
yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran matematika di SDLB C
tingkat dasar.
Anak tunagrahita ringan kelas 1 di SDLB Terate memiliki kesulitan
dalam memahami bilangan, mulai dari mengenal lambang bilangan,
menyebutkan nama bilangan 1-10 dan menghitung banyak pasak. Selain itu
juga anak mengalami kesulitan dalam memahami bilangan yang bersifat
abstrak sehingga anak mengalami kesulitan tanpa benda konkrit.
Menurut Piaget (1999:31) fase operasional konkrit yaitu kemampuan
siswa dalam melakukan proses berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah
logika masih terikat dengan obyek-obyek yang sifatnya konkret. Pada fase ini
dikelompokkan ke dalam empat tahap berpikir, yaitu 1) konkret, 2) semi
konkret, 3) semi abstrak dan 4) abstrak.
Kemampuan berpikir siswa kelas 1 SDLB diperlukan hal-hal yang
konkrit, maka dalam pembelajaran matematika pada jenjang SDLB
diperlukan media yang dapat memperjelas materi pelajaran supaya lebih
mudah dimengerti oleh anak. Penggunaan media dalam proses belajar
mengajar, akan mendorong minat siswa untuk aktif belajar serta dapat
3
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengajaran dijadikan salah satu bagian yang pokok dari proses pendidikan di
sekolah.
Penelitian yang akan dilakukan untuk menangani kasus ini yaitu melalui
penerapan media pasak hitung yang diperkirakan akan membantu anak dalam
pemahaman konsep bilangan. Media ini dalam penggunaannya melibatkan
keaktifan siswa dengan cara menghubungkan konsep dengan fakta-fakta
konkrit dalam bentuk permainan. Melalui penelitian dengan media ini
diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami bilangan, mulai dari
mengenal lambang bilangan, menyebutkan lambang bilangan 1-10 dan
menghitung jumlah bilangan.
B. Identifikasi Masalah
Setelah peneliti melakukan observasi di lapangan, peneliti menemukan
masalah-masalah yang perlu di identifikasi, diantaranya:
1.Subjek memiliki hambatan tunagrahita ringan yang sangat sulit memahami
suatu materi khususnya kesulitan dalam pemahaman konsep bilangan
1-10.
2.Terdapat beberapa media yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
pemahaman anak terhadap konsep bilangan 1-10 misalnya dengan sempoa,
tangga bilangan dan pasak hitung.
3.Dibutuhkan media pengajaran yang sesuai bagi anak untuk meningkatkan
pemahamannya terhadap konsep bilangan, media ini haruslah diterapkan
secara aktif dan intensif. Aktif di sini berarti anak dituntut untuk selalu
aktif dan responsif dengan melibatkan berbagai indrawi yang ia miliki,
sedangkan intensif di sini berarti dalam penerapannya dilakukan secara
bersungguh-sungguh dan terus menerus sehingga memperoleh hasil yang
optimal.
4
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat banyak media yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman
konsep bilangan terhadap anak tunagrahita ringan, namun peneliti membatasi
penanganan kasus tersebut dengan menggunakan media pasak hitung dengan
pokok bahasan meningkatkan pemahaman konsep bilangan 1-10 untuk anak
tunagrahita ringan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas yaitu
kurangnya pemahaman konsep bilangan 1-10. Maka permasalahan yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah media pasak hitung berpengaruh
terhadap peningkatan pemahaman konsep bilangan anak tunagrahita ringan
SDLB kelas 1 di SLB Terate Kota Bandung ?”.
E. Variabel Penelitian
1. Definisi Konsep Variabel a. Media Pasak Hitung
Media pasak hitung merupakan salah satu media dalam pembelajaran
matematika yang menekankan pada pengenalan lambang bilangan,
menyebutkan lambang bilangan 1-10 dan menghitung jumlah bilangan.
Media ini dalam penggunaannya melibatkan keaktifan siswa dengan cara
menghubungkan konsep dengan fakta-fakta konkrit dalam bentuk
permainan. Media ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses
kelompok. Investigasi kelompok dapat melatih siswa untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara
aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir
pembelajaran dan dalam semua bidang studi.
Salah satu faktor keberhasilan pembelajaran adalah pemilihan dan
5
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hitung yang merupakan rancangan dari peneliti diharapkan dapat
memecahkan permasalahan tentang pemahaman bilangan 1 sampai 10
untuk kelas 1 SDLB tunagrahita. Pembuatan media pasak hitung sudah
mempertimbangkan aspek karakteristik anak tunagrahita, Media pasak
hitung dibuat semenarik mungkin agar siswa termotivasi untuk belajar
lebih aktif dan menyenangkan, karena di dalamnya sudah memiliki unsur
permainan. menurut Piaget (T. Sutjihati, 2006 : hal 19) “ bahwa anak
-anak pada periode oprasional kongkrit cenderung untuk bermain dalam
permainan yang memiliki aturan-aturan yang terorganisasi secara koheren dan logis “.
Media pasak hitung adalah alat bantu pelajaran matematika dalam
memahami bilangan. Media pasak hitung sesuai dengan prinsip
pemilihan media, sebagai berikut :
1) Media tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan subjek yang
akan di teliti yaitu siswa tunagrahita ringan kelas 1.
2) Dapat dibuat oleh guru, murah dan efisien.
3) Penampilan media menarik dengan berbagai macam warna yang
terdapat pada pasak.
b. Pemahaman Bilangan
Pemahaman bilangan merupakan pemahaman anak terhadap
konsep bilangan yang merupakan hal yang sangat mendasar bagi
anak untuk dapat mengenal lambang bilangan, menyebutkan
lambang bilangan 1-10 dan menghitung jumlah bilangan. Selain itu
juga bilangan merupakan hal yang paling mendasar dalam
pembelajaran matematika.
Bilangan merupakan interpretasi manusia dalam menyatakan
6
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikatakan sebagai suatu ide dan sifatnya abstrak. Bilangan tidak
sama dengan angka. Sedangkan dalam kamus matematika, definisi
bilangan adalah suatu ukuran dari besaran yang juga dipakai dalam
suatu cara abstrak (tak terwujud) tanpa menghubungkannya dengan “berapa banyak” atau pengukurannya. Dengan demikian bilangan merupakan konsep yang abstrak sehingga sulit dipahami leh tahapan
usia tertentu. Untuk memudahkan hal tersebut, disusunlah
lambang-lambang atau simbol–simbol suatu bilangan yang digunakan untuk
menyatakan bilangan.
Lambang bilangan oleh Lebeck (Runtukahu, 1996 : hal 56) diartikan sebagai ‘simbl-simbl yang menyatakan nama-nama bilangan disebut angka’. Angka-angka lebih bersifat abstrak jika dibandingkan dengan kuantitas atau jumlah obyek. Apabila kita
menggunakan bilangan, biasanya yang kita gunakan ialah bilangan
dalam konteks abstrak. Misalnya bilangan 5. Lima dikaitkan dengan
himpunan yang mempunyai lima anggta atau semua himpunan
obyek dengan lima anggota. Bagaimana anak-anak mengerti konsep “lima”?
Siswa-siswa belajar bilangan dari pengalamannya mungkin
dengan melihat angka-angka di sekitar kehidupannya. Misalnya
siswa melihat nomor rumah, nomor mobil, angka-angka pada jam
dinding, angka-angka pada uang kertas dan masih banyak lagi.
Contoh lain dalam kehidupan anak, jika serang siswa dihadapkan
dengan 3 buah pinsil, maka jumlah pinsil tersebut dapat dihitung
dengan cara memasang satu-satu. Akan tetapi yang dipikirkannya
7
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan tetapi berpikir dengan konsep bilangan yang dihubungkan
dengan pengalamannya.dalam hal ini d ilustrasikan yaitu 5 pinsil.
Setiap anak memiliki pengalaman yang berbeda tentang bilangan.
2. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian yang berjudul “pengaruh media pasak hitung terhadap peningkatan pemahaman konsep bilangan anak tunagrahita
ringan SDLB kelas 1 SLB Terate Kota Bandung”, maka terdapat dua
variabel, yaitu pada :
a. Variabel bebas (X)
Variabel bebas merupakan variabel yang dimanipulasi secara sistematis.
Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu media pasak hitung. Media
pasak hitung merupakan salah satu media dalam pembelajaran
matematika yang menekankan pada pengenalan lambang bilangan,
menyebutkan lambang bilangan 1-10 dan menghitung jumlah bilangan.
Media ini dalam penggunaannya melibatkan keaktifan siswa dengan cara
menghubungkan konsep dengan fakta-fakta konkrit dalam bentuk
permainan.
Pembuatan media pasak hitung sudah mempertimbangkan aspek
karakteristik anak tunagrahita, Media pasak hitung dibuat semenarik
mungkin agar siswa termotivasi untuk belajar lebih aktif dan
menyenangkan, karena di dalamnya sudah memiliki unsur permainan.
menurut Piaget (T. Sutjihati, 2006 : hal 19) “bahwa anak-anak pada
periode oprasional kongkrit cenderung untuk bermain dalam permainan
8
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Media pasak hitung adalah alat bantu pelajaran matematika dalam
memahami bilangan. Media pasak hitung sesuai dengan prinsip
pemilihan media, sebagai berikut :
1) Tujuan pembelajaran dan bahan pengajaran yang akan di teliti pada
saat ini.
2) Media tersebut sesuai dengan tingkat perkembangan subjek yang
akan di teliti yaitu siswa tunagrahita ringan kelas 1.
3) Dapat dibuat oleh guru, murah dan efisien.
4) Penampilan media menarik dengan berbagai macam warna yang
terdapat pada pasak.
Adapun langkah-langkah dalam dalam penggunaan media pasak
hitung adalah sebagai berikut:
a. Peneliti memperlihatkan beberapa pasak (10 buah) dan jelaskan pada
siswa bahwa akan bermain dengan pasak-pasak ini.
b. Peneliti memasukkan satu buah pasak ke dalam lubang dimulai dari lubang sebelah kiri siswa. Katakan “satu” kepada anak dan pinta anak mengamati pasak itu kemudian pinta siswa untuk mengatakan “satu” kemudian peneliti menunjukkan kotak lambang bilangan bertuliskan 1.
c. Peneliti memasukkan dua buah pasak ke dalam lubang dimulai dari lobang sebelah kiri siswa. Katakan “dua” kepada anak dan pinta anak mengamati pasak itu kemudian pinta anak untuk mengatakan “dua” kemudian peneliti menunjukkan kotak lambang bilangan bertuliskan 2.
Lakukan hal yang sama secara berturut-turut pada pasak yang ketiga
9
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berulang-ulang sampai siswa paham benar nilai-nilai bilangan
tersebut.
b. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang diukur sebagai akibat adanya
manipulasi pada variabel bebas. Dalam penelitian ini varibel terikatnya
yaitu pemahaman bilangan. Pemahaman bilangan merupakan
pemahaman anak terhadap konsep bilangan yang merupakan hal yang
sangat mendasar bagi anak untuk dapat mengenal lambang bilangan,
menyebutkan lambang bilangan 1-10 dan menghitung jumlah bilangan.
Selain itu juga bilangan merupakan hal yang paling mendasar dalam
pembelajaran matematika.
F. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1.Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
Secara umum tujuan penelitian ini untuk memperolah data pengaruh
media pasak hitung terhadap peningkatan pemahaman konsep
bilangan anak tunagrahita ringan kelas 1 SDLB.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1) Mengetahui pemahaman konsep bilangan anak tunagrahita
ringan sebelum menggunakan media pasak hitung.
2) Mengetahui pemahaman konsep bilangan anak tunagrahita
ringan pada saat menggunakan media pasak hitung.
3) Mengetahui pemahaman konsep bilangan anak tunagrahita
10
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2.Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini
memiliki kegunaan sebagai berikut :
a. Kegunaan teoritis.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan ilmu pendidikan luar biasa terutama berkenaan
dengan media pasak hitung dalam meningkatkan pemahaman konsep
bilangan anak berkebutuhan khusus khususnya anak tunagrahita
ringan.
b. Kegunaan praktis
1) Bagi pendidik
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guru dalam
penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman konsep bilangan dengan menggunakan media pasak
hitung.
2) Bagi anak
Memberikan bantuan agar dapat meningkatkan pemahaman
konsep bilangan sehingga anak dapat mengerti dan mengurutkan
bilangan bilangan 1-10.
3) Bagi peneliti selanjutnya
Dapat dijadikan acuan untuk meneliti pemahaman konsep
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini berupaya mengetahui pengaruh penerapan media pasak
hitung dalam pembelajaran matematika terhadap peningkatan kemampuan
pemahaman konsep bilangan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen, penggunaan metode eksperimen bertujuan untuk
mendemonstrasikan adanya jalinan sebab akibat antara variabel bebas dengan
variabel terikat.
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang metode
penelitian eksperimen, salah satunya menurut Sugiyono (2008:hlm 72) bahwa:
“Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan”.
Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre- experiment,
dengan desain “One Group Pre-tes and Post-test.” yaitu suatu perlakuan yang
dilaksanakan tanpa kelompok pembanding atau kontrol. Desain tanpa kelompok
pembanding dilakukan karena hanya terdapat satu kelompok eksperimen yang
diteliti, yaitu dengan cara menganalisis perlakuan (X) melalui skor yang diperoleh
dari pelaksanaan Pre-test (T1) dan Psot-test (T2). Tujuan melakukan eksperimen
ini adalah mengetahui perbedaan yang berarti (signifikan) antara hasil tes awal
(pre test) dan tes akhir (post test) pada kelompok eksperimen. Dari hasil tes awal
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang telah diberikan. Adapun desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
“One Group Pre-test and Post-test Design”
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen T1 X T2
Sedangkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut :
1. Menentukan subjek penelitian.
2. Melakukan pre-test (T1) pada sampel penelitian untuk mengetahui bagaimana
kemampuan pemahahaman konsep bilangan pada anak tunagrahita ringan
sebelum subjek diberi perlakuan (treatment).
3. Melakukan treatmen (X) atau perlakuan, pada sampel penelitian yaitu
memberikan pembelajaran matematika dengan menggunakan media pasak
hitung. Kegiatan ini dilakukan di dalam kelas, seluruh anak diberikan
pembelajaran matematika dengan menggunakan media pasak hitung.
4. Melakukan post tes (T2) pada sampel penelitian untuk mengetahui bagaimana
kemampuan pemahahaman konsep bilangan pada anak tunagrahita ringan
setelah diberi perlakuan (treatment).
5. Membandingkan antara T1 dan T2 untuk menentukan seberapa besar
perbedaan yang timbul jika sekiranya ada, sebagai pengaruh dari perlakuan
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Menetapkan statistik yang cocok yaitu statistik nonparametric atau teknik
statistic sign test, dalam hal ini menggunakan uji tanda satu sisi untuk
membanding pemahahaman konsep bilangan sebelum dan sesudah
pembelajaran matematika dengan menggunakan media pasak hitung.
A. Populasi dan Sampel
Dalam membuat data sampai dengan menganalisis data sehingga suatu
gambar yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini diperlukan
sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan
sampel penelitian.
1. Populasi
Menurut Arikunto (2002 : hlm 108) “populasi adalah keseluruhan sampel
penelitian.” Berdasarkan pernyataan tersebut yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa tunagrahita ringan kelas I di SDLB C Sekota
Bandung.
2. Sampel
Menurut Arikunto (2002 : hlm 109), ”Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.” Dengan kata lain sampel merupakan bagian dari populasi
yang akan diteliti dan dianggap menggambarkan populasinya. Yang menjadi
sampel dalam penelitian ini adalah siswa tunagrahita ringan di SDLB Terate yang
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive atau
bertujuan, yaitu didasarkan pada tujuan kurikulum yang berlaku dalam hal ini
adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
B. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto (2002 : hlm 207), “Pengumpulan data adalah mengamati
variabel yang akan diteliti dengan metode interview, tes, observasi, kuesioner, dan
sebagainya.” Adapun bentuk teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
tes.
Tes yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes tertulis, yaitu siswa
diminta untuk menuliskan jawaban dari soal dengan cara menguraikan
jawabannya. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kemampuan subjek
peneliti, mulai dari kemampuan dasar (pretest) sampai pencapaian atau prestasi
(posttest).
Kreteria Penilaian
Setiap soal memiliki bobot nilai 2 dengan kriteria penskoran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Skor 2 jika anak mampu menyebutkan dan menuliskan bilangan sesuai dengan
jumlah benda pada gambar.
b. Skor 1 jika anak hanya mampu menyebutkan atau hanya mampu menuliskan
bilangan saja dengan benar.
c. Skor 0 jika anak tidak mampu menyebutkan dan menuliskan bilangan dengan
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data
pada suatu penelitian (Arikunto, 2002 : hlm 194). Instrumen atau alat bantu yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Tes
Dalam penelitian ini tes yang digunakan termasuk tes prestasi, yaitu tes
yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari
sesuatu. Tes dalam penelitian ini terdiri dari tes awal (Pretest), yaitu tes yang
dilakukan sebelum perlakuan dan tes akhir (Posttest), yaitu tes yang dilakukan
setelah perlakuan. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengamati sejauh mana
perbedaan hasil belajar tersebut terjadi sebelum dan setelah pembelajaran
dilangsungkan pada sampel.
D. Uji Coba Instrumen
Agar dapat diperoleh data yang valid, maka instrumen atau alat tes yang
digunakan dalam penelitian pun harus valid. Diketahui valid atau tidaknya suatu
instrumen yaitu melalui uji coba, selanjutnya hasil uji coba tersebut diolah dan
dianalisis. Hasil dari analisis akan diketahui apakah intrumen atau alat tes yang
telah disusun sudah dapat dipakai atau harus ada perbaikan terlebih dahulu
sebelum digunakan dalam penelitian. Pelaksanaan uji coba intrumen dalam
penelitian ini dilaksanakan di beberapa SLB C yang ada di Kota Bandung.
Langkah-langkah uji coba instrumen mengenai kemampuan pemahaman
konsep bilangan adalah sebagai berikut :
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Validitas disini berkenaan dengan ketepatan alat atau instrumen yang
digunakan dalam penelitian terhadap konsep yang akan dinilai. Validitas isi
(Content Validity) adalah ketepatan suatu alat ukur ditinjau dari isi alat ukur
tersebut. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi
atau bahan alat ukur tersebut betul-betul merupakan bahan yang representatif
terhadap bahan pembelajaran yang diberikan. Artinya, isi alat ukur diperkirakan
sesuai dengan apa yang telah diajarkan berdasarkan kurikulum.
Cara menyelidiki validitas isi alat ukur Matematika dapat dilakukan dengan
menggunakan pendapat suatu ‘panel’ yang terdiri dari ahli-ahli dalam bidang
matematika dan ahli-ahli dalam pengukuran. Bila cara tersebut sulit untuk
dilakukan, maka dapat dikerjakan dengan cara membandingkan materi alat ukur
tersebut dengan bahan-bahan dalam penyusunan alat ukur, dengan analisis
rasional. Apabila materi alat ukur cocok dengan materi penyusunan alat ukur,
berarti alat ukur tersebut memiliki validitas isi.
Anderson, (Arikunto, 2008 :hlm 65) “Instrumen yang valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur”.
Guna mengetahui ketepatan instrumen mengenai kemampuan pemahaman
konsep bilangan, maka digunakan validitas isi dengan teknik penilaian ahli
(judgement). Validitas dengan teknik penilaian dari para ahli ini dilakukan untuk
menentukan apakah instrumen yang dibuat sesuai dengan tujuan pengajaran dan
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tujuan pengajaran, kemudian dilakukan penilaian oleh para ahli sebanyak 3 orang,
yang terdiri dari 3 orang guru kelas 1 SDLB C yang ada d Kota Bandung.
Validitas menggunakan alat ukur teknik korelasi product moment seperti
yang dikemukakan oleh Karl Person (Arikunto, S 1997: hlm 153) dengan rumus
sebagai berikut :
r = koefisien korelasi tiap item
X = skor item
Y = skor total
XY = perkalian skor item dan skor total
N = Jumlah Subjek
Hasil perhitungan Validitas instrumen tes, selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran C.1
2. Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. “Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap” (Arikunto, 2008 : hlm 86). Reliabilitas yang diukur
adalah realitas stabilitas tes dengan menggunakan internal konsistensi, yaitu
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dianalisis dengan rumus Belah Dua Awal-Akhir. Penggunaan rumus Belah Dua
Awal-Akhir dalam menganlisis data hasil uji coba instrumen ini, dikarenakan
instrumen yang dibuat berupa tes tulis dengan butir soal berjumlah genap
sehingga dapat dibagi dua serta memiliki kriteria penskoran dengan bobot skor
yang sama.
Untuk mengetahui reliabilitas instrumen dalam penelitian menggunakan
analisis statistik dengan rumus Spearman Browm yaitu :
Keterangan :
r
nn = besarnya koefisien reliabilitas sesudah tes tersebut ditambah butirsoal baru
n = berapa kali butir soal itu ditambah
r
= besarnya koefisien korelasi sebelum butir soalnya ditambahAdapun kriteria reliabilitas yang dibuat oleh Guilford (Suherman, 2003:
hlm 139) dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Interpretasi Reliabilitas
Derajat Reliabilitas Interpretasi
0,90 r11 1,00 Sangat tinggi
0,70 r11 < 0,90 Tinggi
0,40 r11 < 0,70 Sedang
0,20 r11 < 0,40 Rendah
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
r11 < 0,20 Sangat rendah
Dari hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes, diperoleh hasil sebesar
0,78 sehingga berdasarkan klasifikasi interpretasi pada Tabel 3.1, reliabilitas
instrumen tes termasuk tinggi. Hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes,
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C. 2
E. Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini, data hasil pretest dan postest yang sudah diperoleh
atau terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik non
parametrik, dikarenakan jumlah sampel yang terbatas. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Natawidjaya (1988 : hlm 62), bahwa :
“Kadang-kadang kita melakukan penelitian dengan menggunakan sampel terbatas jumlahnya, sehingga tidak dapat menggunakan pengolahan data statistik parametrik, untuk itu dikembangkan pengolahan data dengan statistik
nonparametrik.”
Data yang sudah diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji tanda
(Uji T) yaitu uji tanda satu sisi (sisi atas). Dalam penelitian ini tidak ada uji
signifikansi, penelitian dilakukan pada sampel.
Analisis yang akan dilakukan untuk membandingkan kemampuan
pemahaman konsep bilangan sebelum dan setelah pembelajaran dengan media
pasak hitung yaitu dengan cara :
a. Menskor pretest dan posttest.
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Menghitung selisih nilai posttest – pretest.
d. Memberikan tanda (+) untuk pasangan berselisih positif dan memberikan
tanda (─) pasangan untuk berselisih negatif.
e. Menguji hipotesis menggunakan uji T satu sisi.
tan
jumlah da positif n
π = Proporsi selisih pasangan posttest─ pretest yang bertanda positif.
n = jumlah sampel
Dalam hal ini akan diuji hipotesis berikut:
H0 : π≤ 0,5
H1 : π > 0,5
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima H0
berdasarkan proporsi selisih pasangan pretest - posttest yang bertanda positif
adalah sebagai berikut:
Jika π≤ 0,5, maka H0 diterima.
Jika π > 0,5, maka
H0 ditolak.
b. Analisis Indeks Gain
Untuk melihat keefektifan penggunaan media pasak hitung dalam
meningkatkan pemahaman konsep bilangan maka dilakukan perhitungan terhadap
skor gain. Menentukan indeks gain dari subjek penelitian dengan menggunakan
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pretes
-Ideal Maksimum Skor
Pretes -Postes Gain
Indeks
Kemudian indeks gain diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria
yang diungkapkan oleh Hake (Saptuju, 2005: hlm72), yaitu:
Tabel 3.8 Kriteria Indeks Gain
Indeks Gain (g) Kriteria
50
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, diketahui
bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa tunagrahita ringan kelas
ISDLB SLB Terate Kota Bandung yaitu S1 35% (sangat rendah), S2 25% (sangat
rendah), S3 40% (rendah), S4 20% (sangat rendah), S5 25% (sangat rendah), S6
40% (rendah). Sedangkan peningkatan kemampuan pembelajaran matematika
setelah diberi treatment dengan menerapkan media pasak hitungberdasarkan skor
indeks gain, yaitu S1 0,69 (sedang), S2 0,6 (sedang), S3 0,5 (sedang), S4 0,56
(sedang), S5 0,6 (sedang), S6 0,54 (sedang).
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa proporsi pasangan
posttest-pretest yang bertanda positif adalah 1. Dengan π = 1 maka H1diterima
karena π> 0,5, artinya terdapat pengaruh media pembelajaran pasak hitung terhadap kemampuan pembelajaran matematika siswa tunagrahita ringankelas I
SDLB SLB Terate Kota Bandung.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Media Pasak Hitung berpengaruh positif terhadap pemahaman konsep
bilangan anak tungrahita ringan kelas I SDLB SLB Terate kota
Bandung.
2. Media Pasak Hitung efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa
tunagrahita kelas I SDLB SLB Terate Bandung terhadap pemahaman
konsep bilangan. Peningkatan hasil belajar siswa tunagrahita ringan
kelas I SDLB termasuk kategori tinggi.
3. Kualitas pembelajaran dengan penerapan strategi ini berjalan dengan
baik. Yaitu ditunjukan dengan adanya pengaruh positif terhadap
pemahaman konsep bilangan anak tunagrahita ringan kelas I SDLB SLB
51
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rekomendasi
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka perlu
dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi guru, pembelajaran masalah matematika harus menggunakan media
yang menarik minat siswa, agar memberikan suasana belajar bagi siswa
lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar matemtika.
2. Media Pasak Hitung dapat diterapkan oleh guru sebagai salah satu
alternatif dalam meningkatkan kemampuan matematika SDLB.
3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu untuk mengkaji dan penelitian lebih
lanjut dalam menumbuhkembangkan media pembelajaran yang dapat
menunjang pembelajaran sebagai upaya dalam meningkatkan
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. (2003) Pendeidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Rineka Cipta
Alimin, Z. dan Rochyadi, E. (2007). Hambatan Belajar dan Perkembangan Anak. Modul (tidak diterbitkan). Bandung : UPI
Amin. M. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta : Depdikbud
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Delphie, B. (2009). Bimbingan Perilaku Adaptif (Anak dengan Hendaya Perkembangan Fungsional). Klaten: Intan Sejati
Deny. (2010). Pengertian Membaca (online). Tersedia http://arisandi.com/?p=317. (16 Maret 2010)
Fathani, A.H. (2009). Matematika HAkikat & Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Myers, P. I., dan Hamdani, D. D. 1976. Methods for learning disorder. Canada: John Wiley and Sons
Negoro, S. T. dan Harahap, B. (2004). Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Ghalia Indonesia
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Rochyadi, E., dan Alimin, Z. (2003). Pengembangan Program Pembelajaran individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti .
Sudrajat S. (2008). Pendeekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. (online). Tersedia : http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknikdanmodelpembelajaran/.
Karina Ajeng Putri Pratiwi, 2015
PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu