• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS VCT ANALISIS NILAI DILEMA MORAL TERHADAP KOMPETENSI WAWASAN GLOBAL WARGA NEGARA, Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XII di SMK Negeri 4 Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS VCT ANALISIS NILAI DILEMA MORAL TERHADAP KOMPETENSI WAWASAN GLOBAL WARGA NEGARA, Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XII di SMK Negeri 4 Garut."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN BERBASIS VCT ANALISIS NILAI

DILEMA MORAL TERHADAP KOMPETENSI WAWASAN

GLOBAL WARGA NEGARA

(

Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XII di SMK Negeri 4 Garut

)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

oleh

Syifa Siti Aulia NIM 1202182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014

(2)

Oleh

Syifa Siti Aulia

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada program studi pendidikan kewarganegaraan sekolah pasca sarjana

© Syifa Siti Aulia 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Syifa Siti Aulia NIM.1202182

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN BERBASIS VCT ANALISIS NILAI

DILEMA MORAL TERHADAP KOMPETENSI WAWASAN

GLOBAL WARGA NEGARA

(

Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XII di SMK Negeri 4 Garut

)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1 001

Pembimbing II

Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Syifa Siti Aulia (1202182). Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis VCT Analisis Nilai Dilema Moral Terhadap Kompetensi Wawasan Global Warga Negara (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas XII Di SMK Negeri 4 Garut)

Guru pendidikan kewarganegaraan banyak menggunakan model pembelajaran konvensional yang monoton sehingga mengabaikan proses pembinaan nilai dalam menghadapi arus globalisasi terutama pembinaan wawasan global sebagai warga negara. VCT analisis nilai dilema moral dijadikan strategi pembelajaran dalam pengembangan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan untuk membentuk kompetensi wawasan global warga negara terutama berkaitan dengan pembinaan nilai peserta didik yang komprehensif.. Dalam tesis ini dikembangkan rumusan masalah mengenai apakah terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi sikap, keterampilan,dan pengetahuan wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang dikembangkan di SMK negeri 4 Garut. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengembangkan penelitian kuasi eksperimen. Berdasarkan uji beda yang dilakukan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditemukan perbedaan yang signifikan antara kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, sehingga pembelajaran VCT analisis nilai dilema moral memiliki pengaruh terhadap kompetensi wawasan global warga negara. Pengembangan kompetensi wawasan global warga negara dalam tiga ranah ini menjadi elemen yang kuat guna pembentukan warga negara yang baik sebagai tujuan dari pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral ini dapat menjadi penguat proses pendidikan terutama dalam kurikulum yang dikembangkan di Indonesia yang tidak lepas dari pencapaian peningkatan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Meskipun dominasi dalam implementasi pembelajaran VCT analisis nilai dilema moral lebih cenderung pada pembentukan kompetensi sikap warga negara berwawasan global namun hendaknya penguatan kompetensi pengetahuan dan keterampilan warga negara berwawasan global tidak boleh dilepaskan dalam setiap aspek proses pembelajaran.

Kata Kunci : VCT analisis nilai dilema moral, kompetensi wawasan global, warga negara, pendidikan kewarganegaraan

(5)

ABSTRACK

Syifa Siti Aulia (1202182). The effect of Civic Education Based VCT analysis Value moral dilemmas on global insights citizens competences (Quasi Experimental Study at XII Grade Students in Vocational High School 4 Garut)

Civic Education Teachers Using Conventional learning models that ignore the monotonous process of building value in facing of globalization, especially development a global perspective as a citizen. VCT moral dilemmas value analysis used in the development of learning strategies civic education to form a global competence insight citizens primarily related with the comprehensive developments value of learners. In this thesis is developed formulation of the problem of what a significant difference the attitude competencies, skill, and knowledge of global insight between the experimental class citizen who use VCT values analysis approach moral dilemmas with the control class student who do not use the VCT analysis value moral dilemmas in learning citizenship education developed in SMK 4 Garut. The method in study quantitative approach with quasi experimental study. Based on different test performed the experimental class and control class found a significant different between the attitude competence, knowledge, and skill of insight global citizen between the experimental class VCT values analysis approach moral dilemmas with the control class students who do not use the VCT analysis value moral dilemmas approach in civic education, so that the learning VCT analysis value moral dilemmas has an influence of global insight competences of citizen. The development of global insight competences of citizens in these three areas into a powerful element for the formation of good citizens as the purpose of civic education. Civic Education based VCT analysis value moral dilemmas can be reinforcing the educational process, especially in the developed curriculum in Indonesia can no be separated from the achievement of increased competence attitudes, knowledge, and skill. Despite the dominance of the implementation of learning VCT analysis value moral dilemmas are more likely to value the formation of citizens attitudes competencies global perspective but should gain competence knowledge and skill globally minded citizens should not be released in every aspect of the learning process.

Keywords: VCT analysis value moral dilemmas, global insight competences, citizen, citizenship education

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR DIAGRAM ALUR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... 12

E. Struktur Organisasi Tesis ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 15

A. Kajian Pustaka ... 15

1. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 15

a. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan ... 15

b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 18

c. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 22

2. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis VCT Analisis Nilai Dilema Moral ... 28

a. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Kewarganegaraan ... 28

b. Teori Belajar Pendukung VCT Analisis Nilai Dilema Moral ... 35

c. Pembelajaran VCT Analisis Nilai ... 39

d. Pembelajaran Berbasis Dilema Moral ... 41

(7)

3. Kompetensi Wawasan Global Warga Negara ... 44

a. Aspek-Aspek Kompetensi dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 44

b. Warga Negara dan Kewarganegaraan ... 49

c. Wawasan Global Warga Negara ... 54

d. Kompetensi Siswa SMA/SMK dalam Lingkup Globalisasi ... 59

4. Keterkaitan antara Pembelajaran VCT Analisis Nilai Dilema Moral dengan Kompetensi Warga Negara Global ... 61

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 66

C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 67

BAB III METODE PENELITIAN ... 69

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 69

B. Desain Penelitian ... 72

C. Metode Penelitian... 77

D. Definisi Operasional... 77

E. Instrumen Penelitian ... 79

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 80

G. Teknik Pengumpulan Data ... 94

H. Teknik Analisis Data ... 95

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 99

A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 99

1. Profil Sekolah ... 99

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 104

B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 105

1. Hasil Penelitian ... 105

a. Kondisi Awal Kompetensi Wawasan Global Warga Negara (Pretest) 1) Uji Normalitas ... 105

2) Uji Homogenitas ... 109

3) Uji Kesamaan Rataan Pretest ... 111

(8)

b. Proses Pembelajaran (Hasil Observasi) ... 118

c. Kondisi Setelah Proses Pembelajaran (Post Test) ... 123

1) Deskriptif Variabel Kelas Eksperimen ... 123

a) Hasil Pengolahan terhadap Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis VCT Analisis Nilai Dilema Moral Variabel X ... 123

b) Hasil Pengolahan terhadap Kompetensi Sikap Warga Negara Berwawasan Global (Variabel Y1) ... 129

c) Hasil Pengolahan terhadap Kompetensi Pengetahuan Warga Negara Berwawasan Global (Variabel Y2) ... 140

d) Hasil Pengolahan terhadap Kompetensi Keterampilan Warga Negara Berwawasan Global (Variabel Y3) ... 143

2) Deskriptif Pengembangan Kompetensi Wawasan Global Warga Negara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Uji Peningkatan Gain Ternormalisasi) ... 149

3) Uji Korelasi Pembelajaran Berbasis VCT Analisis Nilai Dilema Moral terhadap Pengembangan Kompetensi Wawasan Global Warga Negara ... 149

4) Uji Normalitas Terhadap Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 150

5) Uji Homogenitas ... 154

6) Uji Kesamaan Rataan Post Test ... 156

7) Uji Linieritas Post Test Variabel X dan Y Kelas Eksperimen ... 163

a) Variabel X terhadap Y1 ... 163

b) Variabel X terhadap Y2 ... 165

c) Variabel X terhadap Y3 ... 167

8) Uji Perbedaan Dua Rerata Kelas Eksperimen antara Pretest dan Post Test ... 169

9) Uji Perbedaan Dua Rerata Kelas Kontrol antara Pretest dan Post Test ... 174

(9)

C.Analisis Hasil Penelitian ... 183

D.Pembahasan Hasil Temuan Penelitian ... 191

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 199

A.Kesimpulan ... 199

B. Rekomendasi ... 201

DAFTAR PUSTAKA ... 204

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kompetensi Inti SMK/MAK ... 28

Tabel 2.2. Ruang Lingkup Kajian PKn SMK/MAK ... 32

Tabel 2.3 Kategori Kewarganegaraan Versi TH Marshall... 57

Tabel 2.4 Kategori Kewarganegaraan Versi Turner ... 58

Tabel 2.5 Kompetensi Wawasan Global Warga Negara Siswa SMK/MAK ... 60

Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa SMK Negeri 4 Garut Tahun Ajaran 2013/2014 . 70 Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa Kelas XII SMK Negeri 4 Garut Tahun Ajaran 2013/2014 ... 71

Tabel 3.3 Hasil Pengolahan Data Uji Coba untuk Validitas Item Variabel X ... 82

Tabel 3.4 Hasil Pengolahan Data Uji Coba untuk Validitas Item Variabel Y1 .... 84

Tabel 3.5 Hasil Pengolahan Data Uji Coba untuk Validitas Item Variabel Y2 .... 87

Tabel 3.6 Hasil Pengolahan Data Uji Coba untuk Validitas Item Variabel Y3 .... 89

Tabel 3.7 Reliability Statistic Variabel X ... 92

Tabel 3.8 Reliability Statistic Variabel Y1 ... 92

Tabel 3.9 Reliability Statistic Variabel Y2 ... 93

Tabel 3.10 Reliability Statistic Variabel Y3 ... 93

Tabel 3.11 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas... 93

Tabel 3.12 Kriteria Nilai Gain ... 97

Tabel 4.1 Keadaan Siswa SMKN 4 Garut ... 100

Tabel 4.2 Data Kelulusan ... 101

Tabel 4.3 Data Penelusuran Lulusan ... 102

Tabel 4.4 Kualifikasi Guru SMKN 4 Garut ... 103

Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Pretest Variabel Y1 ... 105

Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pretest Variabel Y2 ... 107

Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Pretest Variabel Y3 ... 108

Tabel 4.8 Uji Homogenitas Data Pretest Variabel Y1 ... 110

Tabel 4.9 Uji Homogenitas Data Pretest Variabel Y2 ... 110

(11)

Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Pretest Variabel Y1 ... 112

Tabel 4.12 Uji Kesamaan Rerata Pretest Variabel Y1 ... 113

Tabel 4.13 Statistik Deskriptif Pretest Variabel Y2 ... 114

Tabel 4.14 Uji Kesamaan Rerata Pretest Variabel Y2 ... 115

Tabel 4.15 Statistik Deskriptif Pretest Variabel Y3 ... 116

Tabel 4.16 Uji Kesamaan Rerata Pretest Variabel Y1 ... 117

Tabel 4.17 Perolehan Skor Rata-Rata Pretest dan Post test ... 149

Tabel 4.18 Korelasi Variabel X terhadap Variabel Y1,Y2,Y3 Kelas Eksperimen 150 Tabel 4.19 Uji Normalitas Data Post Test Variabel Y1 ... 151

Tabel 4.20 Uji Normalitas Data Post Test Variabel Y2 ... 152

Tabel 4.21 Uji Normalitas Data Post Test Variabel Y3 ... 153

Tabel 4.22 Uji Homogenitas Data Post Test Variabel Y1 ... 154

Tabel 4.23 Uji Homogenitas Data Post Test Variabel Y2 ... 155

Tabel 4.24 Uji Homogenitas Data Post Test Variabel Y3 ... 156

Tabel 4.25 Statistik Deskriptif Post Test Variabel Y1 ... 156

Tabel 4.26 Uji Kesamaan Rerata Post Test Variabel Y1 ... 157

Tabel 4.27 Statistik Deskriptif Post Test Variabel Y2 ... 159

Tabel 4.28 Uji Kesamaan Rerata PostTest Variabel Y2 ... 160

Tabel 4.29 Statistik Deskriptif Post Test Variabel Y3 ... 161

Tabel 4.30 Uji Kesamaan Rerata Post Test Variabel Y3 ... 162

Tabel 4.31 Ukuran Derajat Keeratan Pengaruh Variabel X terhadap Y1 (berdasarkan Koefisien Korelasi Pearson) ... 163

Tabel 4.32 Ukuran Derajat Keeratan Pengaruh Variabel X terhadap Y1 (berdasarkan Koefisien Determinasi) ... 164

Tabel 4.33 Uji Anova untuk pengaruh Variabel X terhadap Y1 ... 164

Tabel 4.34 Koefisien Regresi dan Hasil Uji t Pengaruh Variabel X terhadap Y1 165 Tabel 4.35 Ukuran Derajat Keeratan Pengaruh Variabel X terhadap Y2 (berdasarkan Koefisien Korelasi Pearson) ... 165

Tabel 4.36 Ukuran Derajat Keeratan Pengaruh Variabel X terhadap Y2 (berdasarkan Koefisien Determinasi) ... 166

(12)

Tabel 4.37 Uji Anova untuk pengaruh Variabel X terhadap Y2 ... 166

Tabel 4.38 Koefisien Regresi dan Hasil Uji t Pengaruh Variabel X terhadap Y2 167 Tabel 4.39 Ukuran Derajat Keeratan Pengaruh Variabel X terhadap Y3 (berdasarkan Koefisien Korelasi Pearson) ... 167

Tabel 4.40 Ukuran Derajat Keeratan Pengaruh Variabel X terhadap Y3 (berdasarkan Koefisien Determinasi) ... 168

Tabel 4.41 Uji Anova untuk pengaruh Variabel X terhadap Y3 ... 168

Tabel 4.42 Koefisien Regresi dan Hasil Uji t Pengaruh Variabel X terhadap Y3 169 Tabel 4.43 Uji Beda Dua Rerata Variabel Y1 Kelas Eksperimen antara Pretest dan Post test ... 170

Tabel 4.44 Uji Beda Dua Rerata Variabel Y2 Kelas Eksperimen antara Pretest dan Post test ... 171

Tabel 4.45 Uji Beda Dua Rerata Variabel Y3 Kelas Eksperimen antara Pretest dan Post test ... 173

Tabel 4.46 Uji Beda Dua Rerata Variabel Y1 Kelas Kontrol antara Pretest dan Post test ... 174

Tabel 4.47 Uji Beda Dua Rerata Variabel Y2 Kelas Kontrol antara Pretest dan Post test ... 176

Tabel 4.48 Uji Beda Dua Rerata Variabel Y3 Kelas Kontrol antara Pretest dan Post test ... 177

Tabel 4.49 Uji Beda Variabel Y1 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 179

Tabel 4.50 Uji Mann Whitney Variabel Y1 ... 180

Tabel 4.51 Uji Beda Variabel Y2 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 181

Tabel 4.52 Uji Mann Whitney Variabel Y2 ... 181

Tabel 4.53 Uji Beda Variabel Y3 Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 182

Tabel 4.54 Uji Mann Whitney Variabel Y3 ... 182

Tabel 4.55 Pengembangan Tahapan VCT Analisis Nilai Dilema Moral dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 195

(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 68

Grafik 4.1 Uji Normalitas Data Pretest Variabel Y1 ... 106

Grafik 4.2 Uji Normalitas Data Pretest Variabel Y2 ... 107

Grafik 4.3 Uji Normalitas Data Pretest Variabel Y3 ... 109

Grafik 4.4 Data Persepsi Siswa tentang Penentuan Stimulus Dilematik dalam Pembelajaran ... 124

Grafik 4.5 Data Persepsi Siswa tentang Penyajian Stimulus Dilematik dalam Pembelajaran ... 125

Grafik 4.6 Data Persepsi Siswa tentang Penyimpulan Penentuan Posisi Pilihan/ Pendapat dalam pembelajaran ... 126

Grafik 4.7 Data Persepsi Siswa tentang Menguji Alasan dalam Pembelajaran .... 127

Grafik 4.8 Data Persepsi Siswa tentang Data Pengarahan dalam Pembelajaran .. 128

Grafik 4.9 Data Persepsi Siswa tentang Kegiatan Tindak Lanjut (Follow Up) dalam Pembelajaran ... 129

Grafik 4.10 Penilaian Tentang Cara Siswa Melihat dan Mendekati Masalah Sebagai Anggota Masyarakat Global ... 131

Grafik 4.11 Data Persepsi Siswa untuk Melihat dan Mendekati Masalah Sebagai Anggota Masyarakat Global ... 132

Grafik 4.12 Penilaian tentang Sikap Siswa dalam Menghargai dan Menerima Perbedaan Budaya ... 133

Grafik 4.13 Data Persepsi Siswa untuk Menghargai dan Menerima Budaya ... 134

Grafik 4.14 Penilaian Siswa Mengenai Penyelesaian Konflik Tanpa Kekerasan . 136 Grafik 4.15 Data Persepsi Siswa untuk Menyelesaikan Konflik Tanpa Kekerasan 137 Grafik 4.16 Penilaian Sikap Siswa tentang Mengubah Gaya Hidup dan Kebiasaan Konsumtif dalam Melindungi Lingkungan ... 139

Grafik 4.17 Data Persepsi Siswa untuk Mengubah Gaya Hidup dan Kebiasaan Konsumtif ... 140

(14)

Grafik 4.18 Data Penilaian Siswa tentang Kemampuan Bekerja Sama dengan Cara

yang Kooperatif ... 144

Grafik 4.19 Data Penilaian Siswa tentang Cara Berpikir Kritis dan Sistematis ... 145

Grafik 4.20 Data Penilaian Siswa tentang Bersikap Sensitif dan Melindungi Hak 147 Grafik 4.21 Data Penilaian Siswa dalam Mempresentasikan Tulisan tentang Pengaruh Globalisasi terhadap Bangsa dan Negara Indonesia ... 148

Grafik 4.22 Uji Normalitas Data Post Test Variabel Y1 ... 151

Grafik 4.23 Uji Normalitas Data Post Test Variabel Y2 ... 152

Grafik 4.24 Uji Normalitas Data Post Test Variabel Y3 ... 153

Grafik 4.25 Uji Paired Sample Test (Two Tailed Test) Eksperimen Y1 ... 170

Grafik 4.26 Uji Paired Sample Test (Two Tailed Test) Eksperimen Y2 ... 172

Grafik 4.27 Uji Paired Sample Test (Two Tailed Test) Eksperimen Y3 ... 173

Grafik 4.28 Uji Paired Sample Test (Two Tailed Test) Kontrol Y1 ... 175

Grafik 4.29 Uji Paired Sample Test (Two Tailed Test) Kontrol Y2 ... 176

Grafik 4.30 Uji Paired Sample Test (Two Tailed Test) Kontrol Y3 ... 178

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rumus Teori Liberal-Individualistik ... 52 Gambar 2.2 Triangle Development Of Education... 62 Gambar 4.1 Siswa mengerjakan LKS secara individu setelah membaca teks

dilema moral yang disajikan ... 121 Gambar 4.2 Siswa melakukan diskusi kelompok LKS ... 122 Gambar 4.3 Beberapa perwakilan siswa mempresentasikan tulisan hasil analisis nilai dilema moral yang telah dikerjakan secara individu maupun kelompok ... 122

(16)

DAFTAR DIAGRAM ALUR

Diagram Alur 3.1 Alur Penelitian dan Pengembangan Model Empiris ... 74 Diagram Alur 3.2 Strategi Implementasi Pembelajaran VCT Analisis Nilai Dilema Moral ... 75 Diagram Alur 3.3 Alur Hubungan Variabel Penelitian ... 80 Diagram Alur 4.1 Implementasi Pembelajaran VCT Analisis Nilai Dilema Moral Berdasarkan Tema-Tema Dilematik tentang Globalisasi ... 192 Diagram Alur 4.2 Bentuk Akhir Model VCT Analisis Nilai Dilema Moral ... 194

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Arus Globalisasi telah menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari. Efek pertumbuhan teknologi informatika dan perkembangan ekonomi dunia merupakan bentuk dari gerak globalisasi yang telah menyentuh dunia pendidikan. Pendidikan dalam arus globalisasi berwujud sebagai antisipasi untuk munculnya dampak negatif dari globalisasi dan di sisi lain pendidikan berdiri sebagai hal yang berada di lingkup pengaruh globalisasi.

Wujud pendidikan dalam arus globalisasi diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi young citizen yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan prinsip-prinsip nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia sebagaimana tertanam dalam ideologi Indonesia yakni Pancasila. Selain wujud pendidikan sebagai bentuk antisipasi, globalisasi dalam pendidikan menimbulkan kecenderungan-kecenderungan baru terutama berkaitan dengan tata nilai baru yakni hubungan peserta didik dengan lingkungan sekitarnya bahkan sampai pada bentuk persepsi-persepsi nilai baru dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang keseluruhannya terbingkai dalam pendidikan. Tata nilai baru yang mulai bersifat universal karena pengaruh globalisasi nampak seperti, nilai-nilai demokrasi, nilai-nilai dalam penghormatan terhadap hak asasi manusia, sampai pada nilai-nilai untuk pelestarian lingkungan hidup.

Tata nilai universal yang membingkai pendidikan Indonesia dalam arus globalisasi dapat dimaknai melalui tujuan pendidikan nasional yakni dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 31 ayat 3

yang menyebutkan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam Undang-Undang” disisi lain dalam pasal 31 ayat 5 yang menyebutkan

(18)

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan

peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.

Pendidikan dalam membingkai nilai-nilai kehidupan peserta didik bahkan terbingkai jelas dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Nilai-nilai kehidupan peserta didik dalam arus globalisasi ini muncul sebagai bentuk pencapain konteks perdamaian dunia sebagaimana dikemukakan oleh APNIEVE (2000:26) sebagai berikut:

Dalam dunia sekarang ini, perdamaian merupakan barang yang jarang. Ini terbukti dari kecemasan orang-seorang dan melalui kurangnya pengertian yang

layak antar manusia berbagai negara dan paguyuban (komunitas)…proses

pembangunan perdamaian mulai dari dalam hati setiap orang; jika hal ini dapat dibagikan dengan kelompok-kelompok dan kebudayaan-kebudayaan lain, maka hal itu dapat menimbulkan perdamaian.

Transformasi pendidikan untuk mendukung perwujudan perdamaian dunia dalam konteks membenahi pendidikan nilai dan moral peserta didik menjadi bagian yang penting sebagai bentuk pandangan tujuan dalam pendidikan yang antisipatoris untuk kebutuhan masa depan sebagaimana diungkapkan oleh

Buchori, Mochtar (1995:199) bahwa “transformasi pendidikan dalam pandangan

prospektif caranya membuat sistem pendidikan menjadi lebih antisipatoris, lebih mampu untuk bekerja berdasarkan kebutuhan-kebutuhan masa depan”.

Sekolah mempunyai peran penting dalam kinerjanya untuk membingkai pendidikan antisipatoris dalam pembenahan pendidikan nilai dan moral. Spesifikasi dari sekolah di dalamnya terdapat proses pembelajaran yang membentuk interaksi peserta didik (young citizen) dengan guru sebagai fasilitator untuk proses pembelajaran tersebut hal ini didasarkan pada pendapat Paulo Freire (dalam Yamin, Moh, 2009:146) sebagai berikut:

(19)

3

belajar, tetapi proses tersebut harus berdasar pada dialog kritis dan penciptaan pengetahuan bersama.

Interaksi guru dan murid menjadi bagian penting dalam proses internalisasi nilai peserta didik, yang kemudian dalam perkembangannya membantu kualitas pendidikan nilai dan moral peserta didik. Pembelajaran nilai yang berkaitan dengan cara peserta didik untuk memaknai segenap perilaku menghargai orang lain, toleransi, dan kasih sayang hendaknya dilakukan dengan pengembangan proses pembelajaran yang tidak bersifat konvensional. Pembelajaran konvensional menganggap bahwa posisi guru menjadi dominan untuk mempengaruhi peserta didik dalam proses internalisasi nilai-nilainya, sehingga peserta didik diibaratkan menjadi sesuatu yang pasif untuk membentuk perilakunya. Di sisi lain, peserta didik sebagai makhluk sosial hidup dalam pengaruh lingkungan yang bermacam-macam terutama ditambah dengan kompleksitas keadaan arus globalisasi, maka diperlukan pemikiran-pemikiran kreatif dan kritis dari peserta didik untuk menghadapi dan memilih nilai yang baik dalam proses kehidupannya.

Pendidikan Kewarganegaraan menjadi program pendidikan dipersekolahan yang penting untuk memfokuskan pada penguatan pendidikan nilai dan moral sebagai perwujudan pembentukan karakter baik sebagaimana diungkapkan Filsuf Yunani Aristoteles (Lickona, 1991:50) bahwa “good character as the life of right

conduct in relation to other persons and in relations to one self”.

Hakikatnya perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan tidak dapat menutup diri dari arus globalisasi terutama diwujudkan dengan pembentukan

young citizen yang dibekali nilai-nilai keagamaan, nilai demokrasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, dan nilai sosial kultural yang ber-Bhineka Tunggal Ika, seperti dijelaskan Djahiri (1985:21) bahwa:

Pengajaran nilai moral menghendaki lahirnya generasi muda yang memiliki sejumlah bekal sistem nilai baru yang positif sebagai landasan barometer kehidupan, dan lebih jauh lagi sebagai generasi pelurus dan pembaharu nilai moral menuju nilai moral yang diinginkan, yaitu nilai moral Pancasila.

(20)

Winataputra, Udin S & Budimansyah (2012:90) bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi

nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “ value-based education”.

Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks pendidikan nilai dan moral tersebut memiliki kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan menurut Budimansyah, Dasim & Karim Suryadi (2008:180) dibangun atas paradigma baru sebagai berikut:

1. Secara kulikuler bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab.

2. Secara teoretik memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik (civic knowledge, civic dispositions, dan civic skill) yang bersifat konfluen atau saling penetrasi dan terintegrasi konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis dan bela negara.

3. Secara programatik menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai perilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntutan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, Kewarganegaraan yang demokratis , dan bela negara.

Kerangka sistemik Pendidikan Kewarganegaraan dalam kontek pendidikan nilai dan moral menjadi mata pelajaran di persekolahan yang membekali peserta didik dengan pengetahuan, pembinaan sikap, perilaku dan pelatihan keterampilan warga negara mengacu pada kompetensi kewarganegaraan (civic competences)

yang memberikan arah untuk menuju “to be good citizens”. Berdasarkan hal ini, Branson (1998:8-25) menegaskan aspek-aspek kompetensi kewarganegaraan yang terintegrasi yakni yang terdiri dari pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan watak atau karakter kewarganegaraan (civic disposition). Kompetensi kewarganegaraan yang terintegrasi tersebut dituntut untuk berada di kehidupan peserta didik di era globalisasi ini

(21)

5

wawasan global. Sejalan dengan pendapat Cheng dalam Winataputra dan Budimansyah (2007:3) sebagai berikut:

Kurikulum dan pembelajaran yang perlu dikembangkan untuk abad ke 21 ini seyogyanya mengembangkan visi “globalization, localization, and

individualization for multiple intelligence”. Visi tersebut pada dasarnya

terpusat pada pengembangan “learning intelligence” dalam dimensi-dimensi

social, cultural, political, economic, and technological intelligence”,

sebagaimana dikenal secara utuh dalam “Pentagon Theory of Contextualized

Multiple Intellegence”.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam era globalisasi hendaknya dapat membentuk warga negara yang memiliki kemampuan untuk memasuki abad baru dengan young citizen yang mampu menanggapi dan memfokuskan diri pada elemen-elemen yang beragam termasuk di dalamnya berbagai elemen dalam konteks global, namun tetap memegang teguh jati diri bangsa dengan selalu berusaha untuk meningkatkan kecintaan terhadap tanah air dalam menunjukan good character yang dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa.

Sehingga, di kehidupan globalisasi ini Pendidikan Kewarganegaraan harus mampu membentuk kompetensi wawasan global warga negara yang unggul yakni warga negara yang dapat mengangkat citra bangsa dan mengharumkan nama baik negaranya.

(22)

Warga negara Indonesia yang beraktifitas dalam globalisasi baik dalam lingkup dampak positif maupun negatif dituntut untuk mengenali pendidikan sebagai bagian yang terintegrasi di kehidupan globalisasi tersebut, sebagaimana tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengungkapkan bahwa pendidikan di Indonesia selain berisi tentang proses menjunjung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dampak dari globalisasi, di sisi lain nilai-nilai agama dan akhlak mulia menjadi bagian yang terintegrasi di dalam proses pendidikan tersebut.

Tujuan yang luhur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengenai pendidikan nampaknya perlu mendapatkan perhatian lebih, nyatanya bahwa nilai-nilai agama dan akhlak mulia mulai menipis dalam kehidupan remaja Indonesia salah satu contoh mengikisnya nilai-nilai agama dan akhlak mulia para remaja ditandai dengan kecenderungan penyelesaian konflik dengan cara menyimpang seperti misalnya perkelahian antar pelajar atau mahasiswa yang marak terjadi di lingkungan kehidupan masyarakat Indonesia.

Pergeseran perilaku remaja memunculkan makna bahwa ternyata pendidikan nasional Indonesia masih belum sampai pada tahap pendidikan nilai dan moral remaja yang berkualitas sebagaimana tertuang ideal dalam peraturan perundang-undangan. Pergeseran perilaku remaja terkendala oleh krisis kebudayaan dan krisis sistem pendidikan yang membawa bangsa Indonesia ke dalam kondisi yang semakin terpuruk, krisis menyeluruh ini ditandai besar dengan masyarakat yang mulai membuka gejala-gelaja disintegrasi nasional sebagaimana diungkapkan oleh Tilaar, H.A.R (2004: 6) sebagai berikut:

…berbagai praduga-praduga primordial dibesar-besarkan sehingga menambah krisis kepercayaan yang sedang merambah diseluruh aspek kehidupan masyarakat. Para pengemban hukum diragukan integritasnya oleh kebanyakan anggota masyarakat. Supremasi hukum menjadi sirna karena sekelompok pemimpin atau penguasa berada di atas hukum.

Kendala krisis kebudayaan dan krisis sistem pendidikan dapat diwujudkan melalui pendidikan yang antisipatoris dengan membenahi perilaku young citizen

(23)

7

mulai dikembangkan berbasis karakter yang di dalamnya mengungkap bahwa setiap proses pembelajaran merumuskan nilai-nilai yang dikembangkan untuk membentuk karakter peserta didik. Pengembangan model pembelajaran berbasis karakter dibentuk untuk menjauhkan dari proses pembelajaran yang bersifat konvensional serta mewujudkan tujuan dari pendidikan sesuai konstitusi Indonesia.

Beberapa kasus konflik sosial yang meningkat akhir-akhir ini di dalam kehidupan masyarakat seperti perkelahian antar pelajar atau mahasiswa muncul dikarenakan kurang efektifnya implementasi pembelajaran berbasis karakter yang ditambah dengan kenyataan bahwa di dalam kehidupan sehari-hari, konflik sosial selalu terjadi baik lokal, regional, nasional, maupun pada tingkatan global. Konflik sosial yang terjadi di beberapa ruang lingkup tersebut menjadi sangat serius apabila dihadapkan pada young citizen yang menjadi aspek penting dalam kehidupan bangsa dan negara.

Kecenderungan pada saat ini bahwa nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat mulai melebur dengan keberadaan arus globalisasi yang memunculkan pengendalian konflik melalui nilai dalam proses pembelajaran menjadi menjauh dari pembentukan karakter baik (good character) peserta didik. Peserta didik memiliki kecenderungan untuk sulit berinteraksi berdasarkan nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat yang seharusnya terfasilitasi oleh proses pembelajaran sehingga memberikan dampak sikap-sikap peserta didik yang menjauh dari karakter baik sebagai bagian dalam perkembangan moral peserta didik dalam lingkup pendidikan karakter.

Kendala yang dihadapi bahwa pengembangan materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang kurang bermuatan nilai-nilai paktis kehidupan mengakibatkan metode pembelajaran yang terkesan kaku, tidak fleksibel, tidak demokratis. Guru Pendidikan Kewarganegaraan yang banyak menggunakan model pembelajaran yang konvensional yang monoton mengakibatkan guru banyak mengabaikan proses pembinaan nilai, sikap, dan tindakan; sehingga mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berkoridor value-based education

(24)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 21 Januari 2014 di dapatkan data bahwa SMKN 4 Garut sebagai salah satu sekolah dengan misi menyelenggarakan program pendidikan yang berakar pada sistem nilai dan budaya masyarakat dengan mengikuti perkembangan globalisasi menjadi tempat yang perlu mengembangkan secara komprehensif pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berkoridor value based education. Selain itu, berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan data bahwa kelas dengan program keahlian multimedia di SMKN 4 Garut menjadi kelas yang dominan menarik minat peserta didik dibandingkan dengan kelas lainnya seperti pengolahan hasil pertanian, agribisnis produksi tanaman, agribisnis ternak unggas, kultur jaringan, kehutanan, dan otomotif . Sehingga pengembangan pembelajaran di dalam kelas banyak menggunakan teknologi informatika seperti jaringan internet dsb, sehingga diperlukan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang berorientasi nilai kehidupaan bangsa Indonesia yang kuat, agar tidak terkendalikan oleh arus negatif globalisasi.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pra penelitian kondisi pengembangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMKN 4 Garut dianggap guru telah berbasis nilai namun yang menjadi permasalahan adalah pengembangan pembelajaran memerlukan pembenahan terutama berkaitan dengan masalah guru dengan kondisi pembelajaran yang berorientasi teacher center, sehingga guru lebih banyak mendominasi pembelajaran dibandingkan siswa. Di sisi lain, permasalahan siswa muncul dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bahwa siswa kurang konsentrasi untuk memaknai setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan.

Sehingga salah satu alternatif pembelajaran yang dijadikan pertimbangan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang bermakna dan berbasis nilai adalah melalui VCT analisis nilai. Menurut Djahiri, Kosasih(1985:45),

“pendekatan analisis nilai merupakan bagian dari Teknik Klarifikasi Nilai (TKN)

(25)

9

Teknik yang dikembangkan dalam VCT analisis nilai ini menggunakan penyajian dilema moral. Penyajian dilema moral yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengembangkan segenap kompetensi warga negara baik dalam tataran

knowledge, skill, dan attitude. Teknik ini membantu menetapkan pola partisipasi siswa yang aktif di dalam kelas.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan VCT analisis nilai melalui penyajian dilema moral memiliki tujuan membantu potensi individu-individu peserta didik dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan melalui pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai melalui penyajian dilema moral ini diharapkan membantu peserta didik untuk mengambil keputusan tentang nilai yang baik yang dapat mengembangkan karakter serta emosionalnya. Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral terhadap pengembangan kompetensi wawasan global warga negara.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah disajikan, maka identifikasi masalah disajikan oleh penulis sebagai berikut:

1. Arus globalisasi dihadapkan pada seluruh komponen warga negara termasuk peserta didik/ siswa sebagai bagian dari warga negara muda. 2. Tantangan arus globalisasi membuat pergeseran nilai-nilai kehidupan

terutama mengenai karakter baik di kehidupan peserta didik/ siswa.

3. Sekolah yang di dalamnya terdapat proses penanaman karakter baik bagi peserta didik/ siswa belum mampu menciptakan suasana yang kondusif untuk membantu proses pembelajaran di dalam kelas

(26)

5. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dilakukan di dalam kelas masih bersifat konvensional dan monoton.

6. Pendekatan pembelajaran yang konvensional dan monoton mengakibatkan menjauhkan peserta didik/ siswa dari internalisasi nilai-nilai kehidupan yang seharusnya dapat diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. 7. Pembelajaran konvensional dan monoton yang dilakukan guru

mengakibatkan sulitnya mencapai kompetensi wawasan global warga negara yang hendak dicapai peserta didik.

8. Ketiga ranah kompetensi wawasan global warga negara baik dalam aspek sikap, pengetahuan, maupun keterampilan belum dapat tercapai maksimal oleh proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

9. Tumpang tindihnya setiap kompetensi yang hendak dicapai oleh peserta didik baik dalam komponen civic knowledge, civic skill, maupun civic disposition membutuhkan pengembangan pembelajaran yang secara komprensif dan berkesinambungan mampu membentuk setiap ranah kompetensi dalam Pendidikan Kewarganegaraan tersebut.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka, yang menjadi masalah penelitian berkaitan dengan dua variabel yang dimunculkan mengenai pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral dan kompetensi wawasan global warga negara .

Variabel tersebut diteliti dengan keterkaitan bahwa dalam menghadapi arus globalisasi diperlukan kesiapan warga negara untuk menjadi bagian dari arus globalisasi tersebut yang seyogyanya memiliki tiga kompetensi warga negara utama yakni sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang baik. Pembentukan kompetensi wawasan global warga negara tidak bisa dilepaskan dari Pendidikan Kewarganegaraan berbasis nilai. VCT analisis nilai dilema moral disajikan dalam pembelajaran sebagai solusi untuk menghindari model pembelajaran yang konvensional yang memperkuat proses pembelajaran berbasis nilai.

(27)

11

pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap kompetensi wawasan global warga negara .

Berdasarkan rumusan masalah tersebut selanjutnya rumusan masalah khusus diidentifikasi sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi sikap wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan?

C.Tujuan Penelitian

(28)

2. Perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

3. Perbedaan yang signifikan kompetensi keterampilan wawasan global warga negara antara kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dengan siswa kelas kontrol yang tidak menggunakan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

D.Manfaat/Signifikansi Penelitian

1. Manfaat/ Signifikansi dari segi teori

Penelitian mengenai pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral terhadap kompetensi wawasan global warga negara diharapkan dapat memberikan sumbangan teori bagi pengembangan keilmuwan Pendidikan Kewarganegaraan terutama berkaitan dengan:

a. Model Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan b. Pembelajaran melalui VCT analisis nilai

c. Implementasi penyajian dilema moral dalam pembelajaran d. Kompetensi wawasan global warga negara

2. Manfaat/Signifikansi dari segi kebijakan

Penelitian mengenai pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral terhadap kompetensi wawasan global warga negara global diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa kebijakan pendidikan melalui pembelajaran nilai dalam pembentukan karakter termasuk melalui Pendidikan Kewarganegaraan agar terus dikembangkan terutama berkaitan dengan pengembangan kompetensi warga negara.

3. Manfaat/Signifikasi dari segi praktik

(29)

13

warga negara diharapkan dapat memberikan masukan bagi praktisi dan ilmuwan pendidikan terutama Pendidikan Kewarganegaraan untuk mengembangkan pembelajaran VCT analisis nilai melalui penyajian dilema moral dalam mengembangkan kompetensi wawasan global warga negara.

E.Struktur Organisasi Tesis

Bab I menyajikan latar belakang penelitian yang menjadi konteks munculnya masalah, identifikasi perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikansi penelitian , dan struktur organisasi tesis.

Bab II menyajikan kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi deskripsi, analisis konsep, teori-teori, dan penelitian dahulu yang relevan mengenai pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral terhadap kompetensi wawasan global warga negara. Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji antar variabel penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian.

Bab III menyajikan metodologi penelitian menyajikan lokasi, subjek populasi, sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut, definisi operasional yang dirumuskan dalam setiap indikator, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data.

(30)
(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SMK Negeri 4 Garut Provinsi Jawa Barat, secara geografis sekolah ini terletak di Jalan Raya Karangpawitan Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut. Penelitian ini dilakukan mendasarkan pada misi sekolah yang menyelenggarakan program pendidikan yang berakar pada sistem nilai agama dan budaya masyarakat dengan tetap mengikuti perkembangan globalisasi.

Di sisi lain, SMK Negeri 4 Garut berkembang dari sekolah kejuruan yang mengedepankan program keahlian pengolahan hasil pertanian namun perkembangan lebih lanjut bahwa kelas dengan program keahlian multimedia di SMKN 4 Garut menjadi kelas yang dominan menarik minat peserta didik dibandingkan dengan kelas lainnya seperti pengolahan hasil pertanian, agribisnis produksi tanaman, agribisnis ternak unggas, kultur jaringan, kehutanan, dan otomotif, sehingga pengembangan pembelajaran di dalam kelas banyak menggunakan teknologi informatika. Pengembangan proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan selayaknya harus pula berorientasi nilai kehidupan bangsa Indonesia yang kuat, agar tidak terkendalikan oleh arus negatif dari globalisasi.

(32)

Maka, dengan situasi dan kondisi sekolah yang memiliki misi penguatan sistem nilai agama dan budaya masyarakat dengan tidak meninggalkan aspek pengaruh globalisasi ini diharapkan sesuai dengan kajian penelitian yang dilaksanakan yakni mengenai pembentukan kompetensi wawasan global warga negara melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Subjek penelitian dalam kajian penelitian ini mempertimbangkan popolasi dan sampel yang diambil oleh peneliti dari lokasi penelitian yang telah ditentukan.

Sugiyono (2009:117) mengungkapkan bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada prosedur kuasi eksperimen, maka teknik pengambilan sampelnya melihat masing-masing partisipan tidak ditugaskan secara acak (non-randomly assignment). Creswell

(2010:232) mengungkapkan bahwa “…dalam beberapa penelitian eksperimen,

hanya sampel convenience- lah yang memiliki kemungkinan untuk terpilih sebab peneliti biasanya menggunakan kelompok-kelompok yang sudah terbentuk secara

alamiah”

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang terdaftar di SMK Negeri 4 Garut pada tahun ajaran 2012/2013, dengan jumlah populasi keseluruhan adalah adalah berjumlah 1122 Siswa, dengan data sebagai berikut:

Tabel 3.1

Daftar Jumlah Siswa SMK Negeri 4 Garut Tahun ajaran 2012/2013

Program Studi Jumlah Siswa

Kelas X

Jumlah Siswa

Kelas XI

Jumlah Siswa

Kelas XII

Teknik Otomotif 168 126 93

Kimia Analisis 33 30 13

Multimedia 166 96 103

TPHP 31 26 22

(33)

71

Subjek populasi dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas XII, dengan pertimbangan bahwa kajian dalam penelitian ini mengenai kompetensi wawasan global yang dipelajari di kelas XII dengan standar kompetensi : “Mengevaluasi

dampak globalisasi”.

Berikut ini data spesifik berdasarkan kategori program studi jumlah siswa kelas XII di SMK Negeri 4 Garut Tahun pelajaran 2012/2013

Tabel 3.2

Daftar Jumlah Siswa Kelas XII SMK Negeri 4 Garut

Tahun Ajaran 2012/2013

8 Agroindustri Pengolahan Hasil Pangan 22 9 Agribisnis Produksi Ternak Unggas 10 10 Agribisnis Tanaman Perkebunan 26 11 Penyuluhan Pertanian 6 12 Agribisnis Teknik Pangan dan Holtikultur 6

Jumlah 279

(34)

nilai dilema moral, dan kelas kontrol yakni kelas yang tidak dikenai treatment. Dari dua belas yang ada pada kelas XII peneliti hanya mengambil dua kelas saja, satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol.

Berdasarkan pengalaman guru yang mengajar di kelas XII tersebut maka diambil sampel didasarkan pada karakteristik siswa di kelas yang hampir setara dilihat dari aktivitas dan kreatifitas dalam pembelajaran disertai dengan jumlah siswa di kelasnya yang sama yakni 35 siswa, maka kelas XII Multimedia A dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas XII Multimedia B dijadikan sebagai kelas kontrol.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah dengan pendekatan kuantitatif yang memunculkan desain penelitian kuasi eksperimen dengan pretest dan

posttest yang digambarkan oleh Sukardi (2003:186) sebagai berikut: Grup Pretes Variabel terikat Post test

Eksperimen Y1 X Y2

Kontrol Y1 - Y2

Desain kuasi eksperimen yang digunakan adalah non-equivalent control group design yang dijelaskan oleh Sugiyono (2012:79) “…desain quasi eksperimen dengan bentuk non-equivalent control group design menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random”

Desain yang dimaksudkan dengan pretest dan post test tersebut terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian diawali dengan pretest

sebelum treatment untuk mengontrol tingkat kesetaraan kelompok serta melihat pengaruh perlakuan terhadap pencapaian skor. Post test diberikan setelah pelaksanaan treatment pada kelas eksperimen dan juga kelas kontrol untuk melihat pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral dalam pengembangan kompetensi wawasan global warga negara.

(35)

73

group are use in study, but subject design are not randomly assigned to the

groups”

Merancang desain quasi eksperiment harus membentuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan tanpa acak atau random. Penentuan tersebut berdasarkan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan tingkat homogenitas yang sama terutama aspek tingkat akademis siswa sehari-hari dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Langkah-langkah dalam melaksanakan desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan penelitian

a. Melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian teori tentang pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, pembelajaran VCT analisis nilai dilema moral, dan kompetensi wawasan global warga negara.

b. Menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar, desain pembelajaran, desain penilaian, silabus, dan RPP

c. Penyusunan instrumen penelitian

d. Melakukan uji coba instrumen penelitian 2. Tahap Pelaksanaan penelitian

a. Mengadakan pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui pengetahuan awal mengenai dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada kedua kelompok tersebut.

b. Menerapkan model pembelajaran berbasis VCT analisis nilai dilema moral di kelas eksperimen. Sedangkan di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik diskusi kelompok sederhana dengan menjawab pertanyaaan-pertanyaan berkaitan dengan materi secara kelompok dengan menggunakan metode Cooperative Script.

(36)

d. Menyebarkan instrumen penelitian dengan memberikan angket penelitian kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

e. Melakukan wawancara terhadap siswa dan guru untuk meminta tanggapan terhadap penerapan pembelajaran berbasis VCT analisis nilai dilema moral. 3. Tahap Pengolahan dan Analisis data

a. Memilih dan memisahkan data-data dari responden, kemudian memasukan skor ke dalam tabel yang sudah disediakan

b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengembangan kompetensi wawasan global warga negara antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dilakukan melalui analisis kuantitatif melalui uji statistik parametrik dan non parametrik.

Pengembangan desain penelitian ini menggunakan pola penelitian dalam pengembangan model pembelajaran VCT analisis nilai dilema moral yang digambarkan dalam alur penelitian sebagai berikut:

(37)

75

Dari alur penelitian yang telah digambarkan di atas maka dapat digambarkan strategi awal pembelajaran VCT analisis nilai dilema moral sebagai berikut:

1. Tujuan : Peningkatan Kompetensi Wawasan global warga negara 2. Materi : Globalisasi

3. Prosedur : Kegiatan pembelajaran melalui enam tahapan yakni penentuan stimulus dilematik, penyajian stimulus dilematik, penentuan posisi/pilihan/pendapat, pengujian alasan melalui tanggapan siswa, pengarahan dalam penyimpulan siswa, dan tindak lanjut pembelajaran

(38)

Diagram Alur 3.2

Strategi Implementasi Pembelajaran VCT Analisis Nilai Dilema Moral

(39)

77

C.Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan yakni dengan penelitiankuantitatif yang mendasarkan pada pemilihan rumusan masalah yang mengidentifikasi hubungan variabel-variabel, sebagaimana dikemukakan oleh Creswell (2010:5) bahwa “penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan variabel”.

Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk memperoleh pengaruh serta uji beda antar variabel, dengan cara menyebarkan angket tentang variabel yang diperlukan. Pendekatan kuantitatif ini dilakukan melalui metode quasi eksperimen yang menggunakan treatment berupa penggunaan pendekatan VCT analisis nilai dilema moral sebagaimana yang dikemukakan oleh Creswell (2010:19) bahwa

“penelitian eksperimen berusaha menentukan apakah suatu treatment

memengaruhi hasil sebuah penelitian”.

D.Definisi Operasional

Definisi operasional masing-masing variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

1. Pendekatan VCT analisis nilai dilema moral adalah variabel independent atau variabel bebas (X). Pendekatan analisis nilai merupakan pendekatan pembelajaran nilai melalui sejumlah teknik untuk menolong siswa berfikir logis dalam memilih nilai-nilai. Siswa dihadapkan pada konflik nilai antara dua atau lebih nilai yang kemudian memberikan alasan dalam pemilihan

nilainya. Djahiri (1985:63) mengungkapkan “teknik pendekatan analisis nilai

meliputi teknik reportase atau liputan, teknik analisis secara akurat atau

seksama; teknik analisis tulisan; teknik cerita tidak selesai”. Berdasarkan

pengembangannya penelitian ini memfokuskan pada teknik analisis tulisan yang dalam pengembangannya disajikan melalui penyajian dilema moral. Langkah dan strategi pendekatan analisis nilai melalui penyajian dilema moral adalah sebagai berikut (Djahiri, 1985:63) :

a. Tahap Persiapan.

(40)

2) Mencari media stimulus berupa cerita dilema moral b. VCT Analisis Tulisan

1) Edarkan cerita untuk beberapa saat (biarkan siswa berkelompok dan berkomentar). Monitor komentar dan raut wajah siswa sebagai entry behavior

2) Menggaris bawahi kalimat/kata yang baik atau layak atau juga buruk/tidak benar/tidak layak (tentukan baik dengan satu garis bawah apabila buruk dengan dua garis bawah

3) Membuat tanggapan (semacam tajuk atau komentar terhadap cerita tersebut. Tentukan apa yang harus dikomentari dan berapa kalimat serta waktu untuk berkomentar).

c. Tindak lanjut kegiatan pembelajaran

1) Kegiatan perbaikan/remedial atau pengayaan. 2) Kegiatan ekstra/latihan/penerapan uji coba

2. Variabel kompetensi wawasan global warga negara adalah variabel dependent

atau variabel terikat (Y). Kompetensi wawasan global warga negara dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai kemampuan dasar yang meliputi ciri atau karakteristik warga negara dalam mengatasi tantangan-tantangan yang akan dihadapi di awal dekade abad ke 21. Peneliti menggunakan indikator penelitian dengan modifikasi kompetensi kewarganegaraan berdasarkan pendapat Branson (1998, 8-25) mengenai kompetensi kewarganegaraan (civic knowledge), kecakapan kewarganegaraan (civic skill), dan watak kewarganegaraan (civic disposition) yang kemudian diintegrasikan dengan karakteristik warga negara di era global menurut Cogan dan Derricott dalam Budimansyah, Dasim dan Karim Suryadi (2008:39) yang meliputi:

a. Kemampuan untuk melihat dan mendekati masalah sebagai anggota masyarakat global

b. Kemampuan bekerja sama dengan yang lain dengan cara yang kooperatif dan menerima tanggung jawab atas peran/tugasnya didalam masyarakat.

(41)

79

d. Kapasitas berpikir dengan cara kritis dan sistematis

e. Keinginan untuk menyelesaikan konflik degan cara tanpa kekerasan

f. Keinginan untuk mengubah gaya hidup dan kebiasaan konsumtifnya untuk melindungi lingkungan

g. Kemampuan bersikap sensitive dan melindungi hak asasi manusia

h. Keinginan dan kemampuan untuk ikut serta dalam politik pada tingkat lokal, nasional, dan internasional

Selanjutnya berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam Standar Isi berdasarkan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 materi mengenai pembentukan wawasan global warga negara termaktub dalam materi globalisasi pada kelas XII semester 2, yaitu: Standar kompetensi: 4. Mengevaluasi Dampak Globalisasi. Sedangkan kompetensi dasarnya, terdiri dari: 4.1 Mendeskripsikan proses, aspek, dan dampak globalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

4.2 Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia

4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi terhadap bangsa dan negara Indonesia

4.4 Mempresentasikan tulisan tentang pengaruh globalisasi terhadap Bangsa dan Negara Indonesia.

E.Instrumen Penelitian

(42)

warga negara berwawasan global (Y2), dan keterampilan warga negara berwawasan global (Y3). Maka pola hubungan antar variabel penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut:

Diagram Alur 3.3 Alur Hubungan Variabel Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket (quesioner) yang digunakan untuk mengumpulkan data dari variabel pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral (variabel X). Tes esai digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel kompetensi pengetahuan warga negara berwawasan global (Y2), Penilaian sikap yang terdiri dari penilaian diri sendiri (self evaluation), penilaian antar teman (peer evaluation), dan observasi yang dilakukan oleh guru digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel sikap warga negara berwawasan global (Y1), dan penilaian keterampilan berupa tes praktik dan tes proyek digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel keterampilan warga negara berwawasan global (Y3). Selengkapnya pengembangan instrumen setiap variabel terlampir

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen penelitian yang telah dibuat dan akan digunakan dalam penelitian diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitas. Perlakuan terhadap data hasil uji coba adalah :

Pembelajaran PKn berbasis VCT

Analisis nilai dilema moral (X)

Sikap warga negara berwawasan global

(Y1)

Pengetahuan warga negara berwawasan

global (Y2)

Keterampilan warga negara berwawasan

(43)

81

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

mempunyai validitas tinggi. Instrumen yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu valid dan reliabel. Menurut Sukmadinata (2009:67) bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen”. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sedangkan instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk mengetahui validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment person

program SPSS 20.0.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010: 211). Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya, sehingga dapat diperoleh instrumen dengan validitas logis dan validitas empiris. Dikatakan validitas logis karena validitas ini diperoleh dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki (Arikunto, 2010: 212). Selain memperoleh validitas logis, peneliti juga menguji validitas instrumen yang sudah disusun melalui pengalaman, sehingga akan diketahui tingkat validitas empiris atau validitas berdasarkan pengalaman. Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, peneliti mencobakan instrumen tersebut pada sasaran dalam penelitian. Langkah ini bisa disebut dengan kegiatan uji coba (try-out) instrumen. Apabila data yang didapat dari uji coba ini sudah sesuai dengan yang seharusnya, maka berarti bahwa instrumennya sudah baik, sudah valid (Arikunto, 2010: 212).

Data uji coba di analisis untuk mengetahui validitas eksternal dengan hipotesis item dinyatakan valid apabila koefisien signifikansi pada tabel

(44)

valid. Berdasarkan hasil uji coba instrumen di kelas XII Multimedia A SMKN 4 Garut terhadap 35 siswa, dengan taraf signifikansi 0,05 dan rtabel = 0,334,

kemudian diolah dengan menggunakan SPSS versi 20.0

Berdasarkan hasil pengolahan data yang menggunakan SPSS versi 20.0 diperoleh hasil untuk validitas item pada variabel X (pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis VCT analisis nilai dilema moral), dari 17 item diperoleh validitas data sebagai berikut:

Tabel 3.3

Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen untuk Validitas Item

(45)
(46)

No Korelasi Taraf

Validitas item pada variabel Y1 (sikap warga negara berwawasan global), dari 20 item dengan penilaian diri sendiri, penilaian antar teman, dan observasi yang dilakukan pada uji coba pertama data tidak valid beberapa item, kemudian pada uji coba kedua instrumen dilakukan revisi dengan data validitas item sebagai berikut:

Tabel 3.4

Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen untuk Validitas Item

(47)
(48)

No Korelasi Taraf

(49)

87

Tabel 3.5

Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen untuk Validitas Item

(50)
(51)

89

Validitas item pada variabel Y3 (keterampilan warga negara berwawasan global), dari 20 item penilaian praktik dan tes proyek yang dilakukan pada uji coba pertama data tidak valid beberapa item, kemudian pada uji coba kedua instrumen di lakukan revisi dengan data validitas item sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Pengolahan Data Uji Coba Instrumen untuk Validitas Item

(52)
(53)

91

(54)

dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. “Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan” (Arikunto, 2010: 221).

Uji reliabilitas dilakukan terhadap masing-masing instrumen variabel pada n = 35 dan ρ value 0,05 diperoleh ttabel sebesar 0,334. Berdasarkan hasil

pengolahan data yang menggunakan SPSS versi 20.0 diperoleh hasil untuk reliabilitas item soal pada variabel X (Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis VCT Analisis Nilai Dilema Moral) yaitu:

Tabel 3.7

Reliability Statistics

Variabel X

Cronbach's Alpha

N of Items

.895 17

Dari hasil di atas diperoleh thitung = 0,895, berarti thitung > rtabel, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen ini dapat dikatakan reliabel.

Untuk variabel Y1 yaitu kompetensi sikap warga negara berwawasan global diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.8

Reliability Statistics

Variabel Y1

Cronbach's Alpha

N of Items

.949 20

Dari hasil di atas diperoleh thitung = 0,949, berarti thitung > rtabel, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen ini dapat dikatakan reliabel.

(55)

93

Dari hasil di atas diperoleh thitung = 0,859, berarti thitung > rtabel, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen ini dapat dikatakan reliabel.

Untuk variabel Y3 yaitu kompetensi keterampilan warga negara berwawasan global diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.10

Dari hasil di atas diperoleh thitung = 0,925, berarti thitung > rtabel, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen ini dapat dikatakan reliabel.

Selanjutnya hasil tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria yang dibuat oleh Gilford (dalam Ruseffendi, 1994:144) dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.11

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Nilai r Interpretasi Interpretasi 0,00-0,20

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa Kelas XII SMK Negeri 4 Garut
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+4

Referensi

Dokumen terkait

Adverbia heute ‘ hari ini’ dalam kalimat (4) merupakan Temporaladverbien ‘adverbia temporal’ dan merupakan jawaban atas pertanyaan wann.. ‘

Keempat, dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah satu instrumen pemerataan pendapatan. Dengan zakat yang dikelola dengan baik, dimungkinkan membangun

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, bahwa pembuktian pencapaian tujuan pembelajaran dapat disampaikan bahwa metode diskusi kelompok kecil

Judul Tugas Akhir : Pengaruh kualitas layanan, orientasi layanan, dan strategi harga terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan (studi terhadap pelanggan jasa maskapai

d) perorangan/klub dalam atau luar negeri untuk kategori umum.. Himpunan Mahasiswa Mesin IST AKPRIND Jl. b) Selama kegiatan berlangsung, setiap anggota kontingen

MODEL PEMBELAJARAN MENGHAFAL KOSAKATA MENGGUNAKAN MATCHING GAME Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Peningkatan tersebut sesuai dengan angka rata-rata menurut pendapat Wilson (2009) yang menyatakan bahwa seekor kuda yang melakukan aktivitas pacuan akan