• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Pemahaman Konsep Daur Air Melalui Model Explicit Instruction Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kahuman Tahun Ajaran 2015/2016 JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Pemahaman Konsep Daur Air Melalui Model Explicit Instruction Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kahuman Tahun Ajaran 2015/2016 JURNAL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1)

Mahapeserta didik Program Studi PGSD UNS 2,3)

Dosen Program Studi PGSD UNS

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL

EXPLICIT INSTRUCTION PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Faisal Andre Prasetyo1), Sutijan2), Joko Daryanto3)

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: [email protected]

Abstract: The purpose of this research was to improve understanding of water cycle concept through Explicit Instruction learning model to the fifth student of SD Negeri Kahuman Klaten in 2015/2016 academic year. This research was classroom action research. This research was conducted in two cycles, with each cycles conducted in two meetings. Every cycle was consist of four phases, planning, acting, observing, and reflecting. The respondent of this research were the fifth grade students of SD Negeri Kahuman Klaten, amount 39 students, of 19 male students and 20 female students. The data collection technique were observation, interview, test, and documentation. The data validity was investigated by triangulation data and triangulation technique. The technique of data analyzed was interactive analysis model, which it were consist of data collection, data reduction, data display, and conclusion. Based of the research can be concluded that Explicit Instruction model can improve understanding of water cycle in the fifth student of SD Negeri Kahuman 2015/2016 academic year.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep daur air dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction pada siswa kelas V SDN Kahuman, Klaten Tahun Ajaran 2015/2016. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Tahapan tersebut yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SDN Kahuman, Klaten Tahun Ajaran 2015/2016. Jumlah siswa adalah 39 siswa, yang terdiri dari dari 19 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis data interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Simpulan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran

explicit instruction dapat meningkatkan pemahaman konsep daur air pada siswa kelas V SDN Kahuman, Klaten Tahun Ajaran 2015/2016.

Kata Kunci : Pemahaman Konsep, Daur Air, Model Explicit Instruction

Pembelajaran IPA di sekolah dasar mencakup materi fisik dan biologis. Materi fisik di antaranya kenampakan alam, gaya dan energi. Sedangkan materi biologis dian-taranya materi tentang makhluk hidup. Da-lam kehidupan sehari-hari, terkadang siswa dihadapkan dengan kejadian alam yang me-merlukan pemahaman konsep sains. Gagne (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 24) bah-wa IPA harus dipandang sebagai cara ber-pikir dalam pencarian tentang pengertian ra-hasia alam, sebagai cara penyelidikan terha-dap gejala alam, dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inkuiri. Hal itu berarti pembelajran IPA harus dirancang untuk penyelidikan terhadap gejala alam de-ngan melalui eksperimen atau praktikum. Melalui eksperimen rasa ingin tahu peserta didik akan muncul sehingga dalam proses pembelajaran siswa akan aktif. Oleh karena itu pembelajaran IPA dengan melakukan eks-perimen ini dapat membantu siswa untuk

memperoleh pemahaman yang lebih menda-lam tentang amenda-lam sekitar.

Salah satu materi IPA di sekolah dasar ya-itu daur air ini diberikan pada kelas V semes-ter II dengan kompetensi dasar 7.4 Mendes-kripsikan proses daur air dan kegiatan manu-sia yang dapat mempengaruhi. Materi proses daur air di sekolah dasar menuntut siswa un-tuk memahamai konsep proses daur air serta menjelaskan proses daur air.

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tidak membosankan, kenyataan yang ditemui di lapangan berdasarkan hasil pretest senyak 64,11% siswa memperoleh nilai di ba-wah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Berdasarkan hasil nilai pretest menge-nai kemampuan pemahaman konsep daur air yang telah dilakukan oleh peneliti di SDN Kahuman, Klaten dengan Kriteria Ketuntaan Minimal sebesar 70. Nilai rata-rata hasil pre-test pemahaman konsep daur air pada siswa kelas V SDN Kahuman sebesar 63,6. Dari 39 siswa, 25 siswa atau 64,11% masih mempe-roleh nilai di bawah KKM, sedangkan 14 atau 35,89% siswa mencapai KKM. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran pemaha-man konsep daur air di SDN Kahupemaha-man, Kla-ten tahun ajaran 2015/2016 masih kurang. Penyebab kurangnya pemahaman daur air pa-da siswa disebabkan karena proses pembela-jaran belum mengaktifkan siswa.

Pembelajaran proses daur air yang be-rada di sekolah dasar merupakan pelajaran yang mendasar bagi siswa. Oleh karena itu, harus diadakan langkah perbaikan pada pro-ses pembelajaran daur air agar siswa lebih mudah untuk memahami materi pelajaran dan hasil pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

Adanya model pembelajaran yang tepat dapat mengaktifkan siswa dengan mengan-dalkan interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Model pembelajaran yang peneliti pilih adalah model pembela-jaran explicit instruction.

Model Pembelajaran Explicit Instruc-tion adalah model mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar sis-wa. Strategi ini berkaitan dengan pengeta-huan deklaratif dan pengetapengeta-huan prosedural yang terstruktur dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Model ini sering dikenal dengan Model Pengajaran Langsung (Huda 2015: 186). Istilah lain model pengajaran langsung dalam Arends antara lain trainning model, active teaching model, mastery teaching, explicit instruction (Trianto 2007:29).

Secara umum, sintak pembelajaran explicit instruction yaitu, menyampaikan tujuan dan mempersiapkan, mendemonstrasikan penge-tahuan dan keterampilan, membimbing pela-tihan, mengecek pemahaman dan

memberi-kan feedback, memberikan kesempatan untuk

pelatihan lanjutan dan penerapan (Kardi & Nur dalam Trianto (2007:31).

Kelebihan model explicit instruction me-nurut Huda (2013: 187-188) yaitu, guru bisa mengendalikan isi materi, dapat diterapkan secara efektif, dapat digunakan untuk mene-kankan pada poin-poin penting, merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep keterampilan-keterampilan yang eks-plisit kepada siswa yang berprestasi rendah, dapat menjadi cara untuk menyampaikan in-formasi yang banyak dalam waktu yang re-latif singkat, memungkinkan guru untuk me-nyampaikan ketertarikan pribadi mengenal mata pelajaran yang diajarkan.

Simpulan dari penjelasan di atas, yaitu penerapan model pebelajaran explicit instruc-tion dapat dijadikan alternatif dalam mening-katkan pemahaman konsep daur air pada sis-wa kelas V SDN Kahuman, Ngawen tahun a-jaran 2015/2016.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ka-human yang beralamatkan di Sewan, Kelu-rahan Kahuman Kecamatan Ngawen Kabu-paten Klaten. Subjek penelitian ini adalah gu-ru dan siswa kelas V yang berjulah 39 siswa terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Bentuk penelitian ini adalah Pe-nelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas lima, silabus, RPP, serta dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, tes, dan doku-mentasi. Validitas data yang digunakan ada-lah triangulasi data, triangulasi teknik, dan validitas isi. Prosedur penelitian tindakan ke-las ini dilaksanakan dua siklus dengan dua pertemuan setiap siklusnya. Kegiatan pokok dalam penelitian ini adalah perencanaan, tin-dakan, observasi dan reflesi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu model analisis in-teraktif (Miles & Huberman) yang terdiri dari Pengumpulan data, Reduksi data, Penyajian data, Penarikan Kesimpulan.

HASIL

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

[image:3.595.319.541.56.204.2]

kurang karena belum mencapai KKM 70, disebabkan karena belum menggunakan mo-del pembelajaran yang tepat. Hasil seleng-kapnya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1.Nilai Prestest Pemahaman Konsep Interval (fi) (xi) fi.xi Persentase

(%) 33 – 43 6 38 228 15,4 45 – 56 7 50,5 353,5 17,9 57 – 68 12 62,5 750 30,8 69 – 80 8 74,5 596 20,5 81 – 92 3 86,5 259,5 7,7 93 – 104 3 98,5 295,5 7,7 Jumlah 39 410,5 2428,5 100 Nilai Rata-rata Kelas = 63,6

Ketuntasan Klasikal = 35,89% Nilai Tertinggi = 93,3

Nilai Terendah = 33,3

Data pada Tabel 1, menunjukkan seba-gian besar siswa SDN Kahuman Klaten be-lum mencapai KKM yang di tetapkan yaitu ≥ 70. Dari 39 siswa hanya 14 atau 35,89% sis-wa yang nilainya mencapai KKM dan 25 atau 64,11% siswa belum mencapai KKM. Pada pratindakan nilai tertinggi 93,3, nilai te-rendah 33,3, dan rata-rata kelas yang dipero-leh adalah 63,6.

Pemahaman konsep daur air kelas V SDN Kahuman Klaten masih rendah disebab-kan karena proses pembelajaran tidak meng-gunakan model pembelajaran yang dapat me-narik perhatian peserta didik. Inovasi pembe-lajaran yang diterapkan dalam pembepembe-lajaran belum dilakukan secara maksimal untuk me-numbuhkan keaktifan siswa sehingga siswa tidak tertarik dengan pembelajaran yang ber-langsung dan siswa merasa bosan sehingga siswa tidak fokus selama proses pembelaja-ran berlangsung dan tujuan pembelajapembelaja-ran ti-dak tercapai dengan baik.

Untuk memperbaiki dan meningkat-kan pemahaman konsep daur air siswa, maka dilaksanakan siklus I dengan menerap-kan model pembelajaran explicit instruction. Me-lalui model explicit instruction dapat mening-katkan pemahaman konsep daur air siswa ke-las V SDN Kahuman Klaten. Setelah dilaksa-nakan tindakan pada siklus I dapat dilihat pa-da tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2.Nilai Pemahaman Konsep Siklus I

Interval (fi) (xi) fi xi Persentase (%) 50 – 57 5 53,5 267,5 12,8%

58 – 65 5 61,5 307,5 12,8% 66 – 73 6 69,5 417 15,4% 74 – 81 13 77,5 1007,5 33,3% 82 – 89 7 85,5 598,5 18% 90 – 97 3 93,5 280,5 7,7% Jumlah 39 441 2878,5 100 Nilai Rata-rata Kelas = 73,8

Ketuntasan Klasikal = 74,4% Nilai Tertinggi = 95

Nilai Terendah = 50

Data pada Tabel 2, menunjukkan ter-dapat peningkatan pemahaman konsep daur air pada siswa kelas V SDN Kahuman Kla-ten. Dari 39 siswa 29 siswa atau 74,4% men-capai KKM. Pada siklus I nilai tertinggi 95, nilai terendah 50, dan nilai rata-rata kelas 73,8.

Peningkatan pada siklus I belum men-capai indikator kinerja yang sudah ditetap-kan yaitu 80%. Oleh karenna itu, tindaditetap-kan di-lanjutkan pada siklus II. Siklus II dilaksana-kan setelah adanya refleksi pada siklus I. Re-fleksi tersebut berguna untuk memperbaiki tindakan pada siklus II. Adapun hasil tindak-an siklus II dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3.Nilai Pemahaman Konsep Siklus II Interval (fi) (xi) fi.xi Persentase

(%) 68 – 72 5 70 280 12,8% 73 – 77 3 75 225 7,7% 78 – 82 15 80 1200 38,5% 83 – 87 6 85 510 15,4% 88 – 92 3 90 270 7,7% 93 – 97 4 95 380 10,3% 98 – 102 3 100 300 7,7%

Jumlah 39 595 3165 100% Rata-rata kelas = 81,2

Ketuntasan Klasikal = 89,7% Nilai Tertinggi = 100

Nilai Terendah = 68

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Peningkatan pemahaman konsep daur air pada siswa kelas V SDN Kahuman Klaten tahun ajaran 2015/2016 telah mencapai indi-kator dalam penelitian bahkan melebihi 80% yaitu sebanyak 34 siswa yang telah mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70. Oleh karena itu, peneliti mengakhiri tindakan pada siklus II.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisa setelah tinda-kan, diketahui bahwa pada proses pembelaja-ran dengan menerapkan model pembelajapembelaja-ran

explicit instruction dapat meningkatkan pe-mahaman konsep daur air pada siswa kelas V SDN Kahuman Klaten.

Dalam penelitian dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction ini ditemukan bahwa siswa lebih aktif dan lebih termotivasi dalam pembelajaran. Siswa lebih aktif dalam kegiatan tanya jawab, serta mere-ka juga mampu untuk bekerja sama dengan anggota kelompok lainnya. Model pembele-jaran explicit instruction memudahkan siswa untuk memahami proses daur air karena sela-ma proses pembelajaran seluruh siswa mela-kukan eksperimen sederhana, uraian di atas sejalan dengan pendapat Arends mengemu-kakan bahwa model pembelajaran langsung merupakan salah satu model mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengeta-huan deklaratif dan pengetapengeta-huan prosedural yang tersetruktur dengan baik yang dapat di-ajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap (Trianto,2007:29). Proses daur air merupakan pengetahuan prosedural dan sesuai dengan pernyataan Arends. Penerapan model pembe-lajaran explicit instruction mendorong siswa guna aktif dalam proses pembelajaran.

Pemahaman konsep daur air pada siswa kelas lima SDN Kahuman Klaten sudah me-ningkat karena diterapkannya model pembe-lajaran explicitit instruction. Hal tersebut ter-lihat dari nilai rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal pada setiap siklus saat sebelum di-laksanakan tindakan dan sesudah dilaksana-kan tindadilaksana-kan dengan model explicit instruc-tion. Perbandingan hasil setiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.Perbandingan Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

Aspek Sebelum Tindakan

Siklus I

Siklus II Nilai Terendah 33,3 50 68 Nilai Tertinggi 93,3 95 100 Nilai Rata-Rata 63,6 73,8 81,2 Ketuntasan

Klasikal (%) 35,89 74,4 89,7 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 70 Indikator Kinerja Penelitian = 80%

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan si-klus II pada siswa kelas lima SDN Kahuman Klaten terjadi peningkatan. Sebelum tinda-kan nilai terendah 33, pada siklus I naik men-jadi 50, pada siklus II naik menmen-jadi 68. Nilai tertinggi juga mengalami peningkatan, sebe-lum tindakan nilai tertinggi 93,3, pada siklus I naik menjadi 95, dan pada siklus II naik menjadi 100. Rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal pada pemahaman konsep daur air. Nilai rata-rata kelas lima materi daur air pa-da saat pratinpa-dakan dengan KKM ≥70 sebe-sar 63,6.

Pada siklus I nilai rata-rata kelas me-ningkat menjadi 73,8 dan siklus II meme-ningkat menjadi 81,2. Ketuntasan siswa secara klasi-kal mengalami peningkatan. Dari pratindakan persentase ketuntasan 35,9% atau 14 dari 39 siswa, siklus I meningkat menjadi 74,4% ya-itu 29 dari 39 siswa, siklus II meningkat me-njadi 89,7 atau 34 dari 39 siswa. Peningkatan rata-rata kelas dari pratindakan ke siklus I se-besar 10,2. Peningkatan rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II sebesar 7,4. Persentase ketuntasan kelas dari prasiklus ke tahap beri-kutnya yaitu siklus I sebesar 38,5%. Persen-tase ketuntasan klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 15,3%. Peningkatan nilai pemaha-man konsep daur air sesuai dengan kelebihan model explicit instruction yaitu model pem-belajaran explicit instruction merupakan cara efektif untuk mengajarkan informasi serta pe-ngetahuan deklaratif dan faktual yang terse-truktur salah satunya yaitu proses daur air.

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

jawab dengan guru maupun dengan anggota kelompok lainnya. Oleh karena itu, peneliti bersama guru berdiskusi untuk tetap melan-jutkan pada siklus II agar indikator kinerja dapat tercapai dan adanya peningkatan dari berbagai aspek melalui kegiatan refleksi.

Pada siklus II masih ada 5 siswa yang belum tuntas. Hal tersebut dikarenakan ada 3 siswa malas dalam mengikuti proses pembe-lajaran sehingga kurang aktif. Seorang siswa yang suka mengganggu teman kelompoknya dan bermain sendiri sehingga tidak fokus se-lama proses belajar mengajar dan satu siswa lainnya merasa sulit untuk mengikuti proses belajar mengajar karena dia masih dalam ta-hap penyesuaian lingkungan baru karena me-rupakan pindahan dari sekolah lain.

Peningkatan pemahaman konsep pada setiap siklus menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran explicit instruction da-pat meningkatkan pemahaman konsep daur air pada siswa kelas V SDN Kahuman Kla-ten. Hal ini sejalan dengan pendapat Supri-jono (2013:50) yang menyatakan bahwa ex-plicit instruction dirancang untuk penguasaan pengetahuan prosedural salah satunya proses daur air.

Pembelajaran dengan menerapkan mo-del explicit instruction dapat membantu sis-wa untuk saling berdiskusi dengan anggota kelompok dalam memecahkan masalah. Sela-in penSela-ingkatan pemahaman konsep, penSela-ing- pening-katan aktivitas siswa juga terjadi selama tin-dakan disetiap siklus. Keaktifan siswa mun-cul saat melakukan eskperimen sederhana da-lam kelompok.

Dari hasil wawancara dengan guru ke-las lima SDN Kahuman setelah melaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model ex-plicit instruction menyatakan bahwa, explicit

instruction dapat meningkatkan pemahaman

konsep daur air. Hal itu disebabkan karena model pembelajaran explicit instruction me-nuntut siswa untuk lebih aktif dengan men-cari informasi yang ada, baik secara individu maupun kelompok. Penelitian ini didukung dengan salah satu penelitian yang relevan de-ngan penelitian yang dilakukan oleh Mulyati (2016) yang menggunakan model pembelaja-ran explicit instruction untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa tuna

gra-hita kelas iv sdlb bina putra salatiga semester ii tahun pelajaran 2014/2015. Pada penelitian untuk meningkatkan hasil belajar matematika dengan menerapkan model explicit instruc-tion memperoleh hasil yang hampir maksi-mal, sedangkan untuk meningkatkan pema-haman konsep daur air juga memperoleh ha-sil yang cukup maksimal

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pema-haman konsep daur air pada siswa kelas V SDN Kahuman Klaten adalah dengan meng-gunkan model pembelajaran explicit instruc-tion. Hal ini terjadi karena menggunakan mo-del explicit instruction dapat meningkatkan aktivitas siswa, motivasi siswa, dan juga psi-komotorik siswa. Sehingga siswa akan lebih aktif untuk mencari informasi selama proses pembelajaran daur air berlangsung.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Ka-human Klaten yang dimulai dari prasiklus hingga siklus I dan siklus II dapat disim-pulkan bahwa penerapan model pembelaja-ran explicit instruction dapat meningkatkan pemahaman konsep daur air pada siswa kelas V SD Negeri Kahuman, Klaten tahun ajaran 2015/2016.

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA

Mulyati. (2016). Penerapan pembelajaran explicit instruction berbantuan media presentasi power point dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa tunagrahita kelas iv sdlb bina putra salatiga semester ii tahun pelajaran 2014/2015. Surakarta : UNS.

Wisudawati, A, W. & Sulistyowati, E. (2014). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Huda, M. (2015). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Perstasi

Pustaka.

Suprijono, A. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Tabel 1.Nilai Prestest Pemahaman Konsep

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini juga dinyatakan oleh Pattnaik (2010), bahwa jika total P pada akhir vermikomposting nilainya lebih tinggi dibandingkan pada awal proses maka dapat dipastikan ini

Namun pada pada tahun 2015 ini, seluruh pelajar SMA/SMK/MAN Indonesia bisa melangkah dan masuk ke ruang ujian dengan muka berseri-seri, karena nilai kelulusan

Dengan menggunakan Metode Rekayasa Nilai, hasil sementara dari penelitian ini adalah pada tahap informasi diperoleh dua fungsi dalam pelayanan hotel yaitu pelayanan dan fasilitas,

[r]

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden sebanyak 71 orang atau sebesar 77,2% menyatakan sistem pelayanan yang diterapkan perpustakaan

Berdasarkan Hasil Penelitian bahwa Implementasi Sistem Standarisasi Kerja Nasional dalam pelatihan Tenaga Kerja di Balai Latihan Kerja Luar Negeri Semarang berjalan

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untukc.

Sistem informasi spare parts terintegrasi ini dibuat untuk mendukung proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, antara lain pencatatan pemesanan barang, pencatatan