IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE JIGSAW TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(PTK Pada Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah Karanganyar
Tahun Ajaran 2013/2014)Naskah Publikasi Pendidikan Matematika
DEWI AMBIKA TATA SETIANINGSIH A410100081
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos 1–Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102
Website:http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id
:
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi :
Nama : Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom
NIP : 196107221985031003
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi (tugas akhir) dari Mahasiswa :
Nama : Dewi Ambika Tata Setianingsih
NIM : A 410 100 081
Program Studi : PendidikanMatematika
Judul Skripsi : Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VIII
Semester Genap MTs Muh 2 Karanganyar Tahun Ajaran
2013/2014)
Naskah artikel tersebut, layak dapat disetujui untuk di publikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 25 November 2014
Pembimbing
IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE JIGSAW TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(PTK Bagi Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh:
Dewi Ambika Tata Setianingsih1dan Budi Murtiyasa2
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, bikatata@yahoo.co.id
2
Staff Pengajar UMS Surakarta,budi.murtiyasa@ums.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah guru yang memberikan tindakan kelas dan penerima tindakan adalah siswa kelas VIII di MTs Muhammadiyah 2 Karangnayar berjumlah 36 siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi, yaitu triangulasi metode. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terjadi dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika. Indikator dari penelitian menunjukkan: Siswa bertanya kepada guru sebelum dilakukan penelitian ada 3 siswa (8,34%), pada siklus I ada 15 siswa (41,6%), dan pada siklus II ada 20 siswa (72,23%). Siswa menjawab pertanyaan dari guru sebelum adanya tindakan ada 4 siswa (11,11%), pada siklus I ada 13 siswa (36,11%), dan pada siklus II ada 24 siswa (66,67%).Siswa presentasi di depan kelas , sebelum adanya tindakan ada 2 siswa (5,56%), pada siklus I ada 8 siswa (22,33%), dan pada siklus II meningkat menjadi 18 siswa (50%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
PENDAHULUAN
Perkembangan suatu bangsa dapat diceminkan melalui tingkat pendidikan
bangsa tersebut. Hal itu dikarenakan pendidikan merupakan wadah kegiatan yang
dipandang sebagai pencetak sumber daya manusia yang bermutu tinggi.
Kompleksnya masalah kehidupan menuntut sumber daya manusia yang handal
dan mampu berkompetisi.
Penggunaan model pembelajaran yang monoton dimungkinkan siswa akan
mengantuk dan perhatiannya kurang karena membosankan. Seharusnya model
pembelajaran harus bisa mengubah siswa yang pasif menjadi siswa yang aktif.
Guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang aktif, kreatif,
inovatif, efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran, khususnya
pembelajaran matematika.
Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tingkat menengah pertama
berdasarkan Permen Diknas No. 23 tahun 2006, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran matematika tidak hanya menekankan pada pemahaman konsep,
tetapi penggunaannya dalam pemecahan masalah matematika dan sikap
menghargai matematika. Pembelajaran yang berbasis masalah yang mengaitkan
permasalahan kehidupan sehari-hari, dapat mengembangkan berpikir sistematis,
logis dan kritis dalam mengkomunikasikan gagasan dalam pemecahan masalah.
Dalam pemecahan masalah tidak hanya keterampilan untuk diajarkan dan
digunakan dalam matematika saja, tetapi juga keterampilan yang akan dibawa
dalam pemecahan masalah sehari-hari pada kehidupan siswa.
Berdasarkan hasil observasi keaktifan dan hasil belajar matematika siswa
kelas VIII semester genap MTs Muh 2 Karanganyar tahun 2013/ 2014 dengan
jumlah siswa 36 sangat bervariasi. Masalah-masalah tersebut ditunjukkan oleh
banyaknya siswa bertanya kepada guru sebelum dilakukan penelitian ada 3 siswa
(8,34%), Siswa menjawab pertanyaan dari guru sebelum adanya tindakan ada 4
siswa (11,11%), Siswa presentasi di depan kelas , sebelum adanya tindakan ada 2
siswa (5,56%).
Berdasarkan akar penyebab yang diuraian diatas, penyebab yang paling
mengakibatkan siswa kurang aktif dan kurang berani dalam belajar matematika.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh guru matematika di MTs Muh 2 Karanganyar
untuk mengatasi masalah tersebut. Tetapi tidak mampu secara menyeluruh untuk
mengatasi masalah itu. Guru menggunakan berbagai tindakan untuk mengatasi
masalah tersebut tetapi hasilnya kurang optimal. Di mana siswa masih banyak
kurang aktif dan berani terhadap mata pelajaran yang diajarkan sehingga dalam
hasil belajar yang didapat di kelas terlihat.
Salah satu cara alternatif tindakan untuk mengatasi permasalahan yang
dikemukakan diatas yaitu menerapkan strategi pembelajaran aktif. Strategi
pembelajaran adalah urutan langkah-langkah pelaksanaan pengajaran di kelas
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah satu strategi pembelajaran
yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah strategi kooperatif
tipe jigsaw. Sementara Jigsaw merupakan sebuah model belajar kooperatif yang
menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil.
Berdasarkan latar belakang di atas, timbullah keinginan untuk
mengadakan penelitian mengenai pembelajaran dengan menggunakan Metode
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran matematika bagi siswa kelas VIII MTs
Muhammadiyah 2 Karanganyar.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Penelitian ini dikategorikan sebagai bentuk Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) karena penelitian ini berupa suatu tindakan dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk mengatasi masalah rendahnya
keaktifan siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar pada suatu kelas dan hasil
belajar siswa. Suharsimi Arikunto (2010: 3) menyatakan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 2 Karanganayar.
Pemilihan tempat berdasarkan pertimbangan kemampuan memecahkan masalah
matematika masih rendah dan belum pernah dilakukan penelitian dengan judul
yang sama. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 12 Mei 2014 sampai 22 Mei
2014. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru MTs Muhammadiyah 2
Karanganyar. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.
Kelas tersebut berjumlah 36 siswa, terdiri dari 14 perempuan dan 22 laki-laki.
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan
yang meliputi tahap dialog awal, tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan
tindakan, tahap observasi dan monitoring, tahap refleksi, tahap evaluasi, dan tahap
penyimpulan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, tes, catatan lapangan,
dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan
analisis interaktif yang terjadi dari reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Analisis dari fokus penelitian ini ditunjukan pada siswa dari
keaktifan dan hasil belajar siswa dengan indikator: 1) Keberanian siswa dalam
bertanya, 2) Menjawab pertanyaan, 3) Berani presentasi di depan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan disini berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil
penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti dan bekerjasama
dengan guru matematika kelas VIII MTs Muh 2 Karanganayar. Beberapa hal yang
dijelaskan dalam pembahasan adalah sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan
dalam penelitian dan hipotesis tindakan. Selama proses penelitian, tindakan yang
dilakukan oleh guru di kelas adalah berupaya untuk meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar matematika dengan strategi kooperatif tipe jigsaw. Adapun
permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah : 1.
Apakah dengan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan
keaktifan dalam pembelajaran matematika di kelas VIII MTs Muh 2
Dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika,
guru selalu melakukan pembenahan dalam melaksanakan tindakan pada kegiatan
pembelajaran di kelas VIII. Dengan cara mengaktifkan belajar siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Keaktifan belajar dilihat dari siswa bertanya,
siswa menjawab pertanyaan, dan siswa berani presentasi di depan kelas dapat
meningkat apabila melibatkan siswa dalam proses pembelajaran matematika di
kelas.
Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan secara kolaboratif antara
guru matematika kelas VIII sebagai pelaksana tindakan dan peneliti sebagai
observer. Guru dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung menerapkan
strategi koopearitif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
matematika. Indikator yang digunakan sebagai tolak ukur agar tercapainya
keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran yaitu : (1) siswa bertanya, (2)
menjawab pertanyaan, (3) berani presentasi di depan kelas. Sedangkan indikator
yang digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui hasil belajar matematika
yaitu hasil evaluasi tentang materi Prisma dan Limas dengan KKM≥ 75.
Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dapat
memperlancar jalannya pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian
yang telah dilakukan, yaitu:
1. Keberanian siswa dalam bertanya
Bertanya merupakan strategi pokok dalam pembelajaran yang berbasis
kontekstual. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi
hasil akhir siswa dalam penilaian. Keaktifan juga dapat dilihat dari indikator
keberanian siswa dalam bertanya, hal ini mengakibatkan siswa lebih berani dalam
berpartisipasi di dalam kelas. Siswa juga diberi nilai tambahan untuk menunjang
hasil akhir, sebagai penghargaan telah mengajukan pertanyaan dalam proses
Gambar 1. Latihan Soal
Pada Gambar 1 guru memberi permasalahan soal yang berkaitan
dengan materi prisma yaitu prisma tegak segitiga siku-siku di P. Jika
panjang PQ = 5 cm, PR = 12 cm, dan tinggi prisma 8 cm, tentukan :
a. Panjang QR,
b. Keliling alas,
c. Luas alas,
disitulah siswa terdorong aktif saat guru memberi soal / permasalahan.
Dari situ keberanian siswa untuk bertanya terdorong antara lain siswa
bertanya :
Gambar 2. Siswa Mengajukan Pertanyaan
Rizki : bu, apakah mencari panjang QR menggunakan rumus
phytagoras?
Guru : iya nak, dari gambar sangat terlihat itu gambar segitiga
siku-siku penyelesaian untuk mencari panjang QR dari soal di atas
menggunakan rumus phytagoras disitu kamu bisa mengetahui
jawabanya.
Andung : Rumus phytagoras itu gimana, bu??
A
b c
C a B
Gambar 3. Segita Siku–Siku
Pada gambar 3 Sisi AB disebut juga dengan sisi c, sebab berhadapan
dengan sudut C. Sisi BC disebut juga dengan sisi a, sebab berhadapan
dengan susut A. Sisi AC disebut juga dengan sisi b, sebab berhadapan
dengan sudut B.
Rumus untuk mencari panjang sisi segitiga siku- siku dengan
menggunkan rumus phytagoras adalah sebagai berikut :
Pada Gambar 3 Segitiga Siku – Siku Kuadrat sisi AB = kuadarat sisi
AC + kuadarat sisi BC. Atau AB2= AC2+ BC2
Rumus untuk mencari panjang sisi alas yaitu : BC2= AB2- AC2 Rumus untuk mencari sisi samping yaitu : AC2= AB2- BC2
Andung : Sekarang saya sudah paham bu, mencari panjang PQ dari soal
di atas.
Dwiki : Bu, yang menunujukan luas alas pada gambar yang mana?
Guru : Kamu perhatikan gambar prisma segitiga siku- siku tersebut
kamu cermati dengan teliti yang menunjukan luas alas yang
mana , kalau panjang PQ udah diketahui dan tinggi segtiga
dah diketahui.
Dwiki : oh iya bu, saya udah tau yang menunjukan luas alas nya
berarti luas segitiga siku–siku.
Guru : iya benar sekali .
Dalam penelitian ini keberanian siswa untuk bertanya bisa dikatakan
ada 15 siswa (41,6%), dan pada siklus II ada 26 siswa (72,2%). Pada penelitian ini
dapat dilihat bahwa setelah adanya tindakan, keaktifan siswa dalam indikator
keberanian siswa bertanya dapat dikatakan meningkat setelah diterapkannya
strategi kooperatif tipe jigsaw.
2. Keberanian siswa menjawab pertanyaan
Untuk meningkatkan keaktifan siswa agar keberanian siswa menjawab
pertanyaan guru memberi sebuah permasalahan yaitu setiap anak dibagi 2
kelompok yaitu kelompok ahli dan kelompok asal biar keberanian siswa terdorong
untuk menjawab pertanyaan. Setiap kelompok menyelesaikan soal yang berkaitan
tentang materi prisma dan limas, setelah kelompok masing-masing selesai
mengerjakan. salah satu dari kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi
kelompok bersama temen sejawatnya.
Gambar 5. Latihan Soal
Pada gambar 5 menunjukan soal yang dikerjakan siswa yaitu apabila
Gambar 6. Hasil Evaluasi Siswa
Pada gambar 6 hasil evaluasi dari siswa yaitu diketahui volume limas =
400 cm2, panjang = 10 cm. Ditanya : panjang EF ?
Jawab : Vlimas= x La x t
400 = x 100 x t
t =
t =
= 12 cm
pajang EF = ² ²
= 12² 5² 144 25
= 169 13
Dari hasil evaluasi siswa guru merasa puas karena dari permasalahan
yang diberi guru siswa mampu menyelesaikan soal dengan baik dan benar .
Terlihat sudah banyak siswa yang antusias untuk menjawab pertanyaan.
jawaban yang dikemukakan oleh teman sejawatnya, karena sudah tidak ada lagi
Setelah setiap kelompok selesai menyelessaikan soal yang diberikan
guru, selanjutnya guru menunjuk salah satu dari kelompok asal maupun kelompok
ahli. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya didepan kelas guru mengajukan
pertanyaan.
Guru : coba tunjukan terhadap teman–teman kamu gambar yang telah
kamu tulis yang menujukan luas alasnya??
Lukman : iyah bu terimakasih atas pertanyaanya. Teman – teman bisa
diperhatikan dari gambar itu diketahui bahwa alas dari limas
adalah berbentuk persegi. Jadi dapat diselesaikan jika alasnya
persegi maka dapat diketahui jawabanya kita langsung mencari
luas alasnya = s x s. Jadi 10 cm x 10 cm = 100 cm2.
Guru : benar sekali apa yang disampaikan lukman. Selanjutnya dari
kelompok lain siapa yang ingin mengajukan pertanyaan.!
Puji : lukman coba jelaskan cara mencari panjang EF dari gambar
limas tersebut . Terimakasih
Lukman : iya terimakasih atas pertanyaan tersebut saya lemparkan
jawanya kkelompok saya yang akan disampaika oleh Riski.
Riski : perhatikan teman- teman untuk mencari panjang EF kita bisa
lihat dari gambar tersebut bahwa bidang panjang EF berbentuk
segitiga siku-siku, kita mencari panjang EF dengan rumus
phytagoras. Jadi pajang pajang EF = ² + ²
= 12² + 5² = 144 + 25
= 169 = 13
Dalam penelitian ini keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan guru meningkat. Hal ini dapat dilihat dari sebelum tindakan ada 4 siswa
(11,1%), pada siklus I meningkat menjadi 13 siswa (36,1%), dan pada siklus II
tindakan keaktifan siswa dalam indikator keberanian siswa dalam menjawab
pertanyaan dapat dikatakan meningkat secara signifikan setelah diterapkannya
strategi koopearatif tipe jigsaw.
3. Keberanian siswa dalam presentasi di depan kelas
Dalam penelitian ini keberanian siswa dalam presentasi di depan kelas
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari sebelum tindakan ada 2 siswa (5,56%), pada
siklus I ada 8 siswa (22,2%), dan pada siklus II meningkat ada 18 siswa (50%).
4. Hasil evaluasi Prisma dan Limas dengan KKM≥ 75
Hasil belajar siswa ini ditunjukkan bahwa sebelum tindakan ada 9 siswa
(25%), pada siklus I ada 15 siswa (41,6%), dan pada siklus II ada 26 siswa
(83,34%). Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIA
mengalami peningkatan yang signifikan.
Data – data yang diperoleh mengenai keaktifan dan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran matematika pada materi Prisma dan Limas di kelas VIII
dalam pembelajaran matematika yang telah dijabarkan di atas dari sebelum
tindakan sampai dengan tindakan kelas siklus II dapat disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Peningkatan Keaktifan Siswa
Indikator Sebelum tindakan Siklus I Siklus II
Siswa bertanya 3 siswa 13 siswa 20 siswa
(10,8%) (46,4%) (71,2%)
Siswa menjawab 4 siswa 10 siswa 18 siswa
Pertanyaan (14,3%) (35,7%) (64,3%)
Siswa berani presentasi 2 siswa 5 siswa 17 siswa
Adapun grafik peningkatan keaktifan siswa dengan beberapa indikator
pada pembelajaran matematika materi Prisma dan Limas dari sebelum tindakan
sampai tindakan kelas siklus II dapat digambarkan pada gambar 8.
Gambar 8. Data Peningkatan Keaktifan Siswa
Data – data yang diperoleh mengenai hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika pada materi Prisma dan Limas di kelas VIII dalam
pembelajaran matematika yang telah dijabarkan dari sebelum tindakan sampai
dengan tindakan kelas siklus II dapat disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2. Data Hasil Belajar Siswa
Adapun grafik peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII dengan
indikator KKM≥ 75 pada materi Prisma dan Limas dari sebelum tindakan sampai
tindakan kelas siklus II dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Penelitian yang dilaksanakan peneliti sejalan dan didukung dengan
penelitian para ahli. Van Dat Tran dan Ramon (2012) menyatakan bahwa strategi
Jigsaw memberikan perbaikan secara signifikan pada prestasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa saat pembelajaran, siswa sangat menikmatinya. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut mendukung penelitian
yang dilaksanakan peneliti.
Manuel Vargas, dkk (2011) melakukan penelitian berkaitan dengan
metode pembelajaran kooperatif Jigsaw. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
metode pembelajaran kooperatif Jigsaw sebagai metode yang tepat digunakan
dalam pengajaran mata kuliah statistik.
Penelitian yang dilakukan oleh Naomi dan Johnson (2013)
menunjukkan bahwa peserta didik diajarkan menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif Jigsaw lebih baik daripada diajarkan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hasil juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
gender yang signifikan dalam prestasi ketika peserta didik diajarkan dengan
disimpulkan bahwa penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilaksanakan
peneliti, yaitu pembelajaran kooperatif Jigsaw mempengaruhi prestasi siswa
menjadi lebih baik.
Berdasarkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini mendukung
diterimanya hipotesis bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Indikator yang digunakan sebagai
tolak ukur agar tercapainya keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran
yaitu : (1) siswa bertanya, (2) menjawab pertanyaan, (3) berani presentasi di
depan kelas.
KESIMPULAN
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara
peneliti dengan guru matematika dalam pembelajaran matematika melalui
penerapan strategi kooperatif tipe jigsaw sebagai upaya peningkatan keaktifan dan
hasil belajar matematika pada materi Prisma dan Limas dapat diambil beberapa
kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Siswa
bertanya kepada guru sebelum dilakukan penelitian ada 3 siswa (8,34%), pada
siklus I ada 15 siswa (41,6%), dan pada siklus II ada 20 siswa (72,23%). 2) Siswa
menjawab pertanyaan dari guru sebelum adanya tindakan ada 4 siswa (11,11%),
pada siklus I ada 13 siswa (36,11%), dan pada siklus II ada 24 siswa (66,67%). 3)
Siswa presentasi di depan kelas , sebelum adanya tindakan ada 2 siswa (5,56%),
pada siklus I ada 8 siswa (22,33%), dan pada siklus II meningkat menjadi 18
siswa (50%). 4) Meningkatnya hasil belajar siswa dengan adanya penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar
siswa yang nilai KKM ≥ 75 mencapai 83%, sebelum diadakan penelitian ada 7
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Mbacho, Naomi W. dan Johnson M. Changeiywo. 2013. “Effects of Jigsaw Cooperative Learning Strategy on Students’ Achievement by Gender
Differences in Secondary School Mathematics in Laikipia East District,
Kenya”.Journal of Education and Practice. 4(16): 55-63.
Tran, Van Dat dan Ramon. 2012. “The Effects of Jigsaw Learning on Students’
Attitudes in a Vietnamese Higher Education Classroom”. International
Journal of Higher Education. 1(2): 9-20.
Vargas, Manuel, dkk. 2011. “Cooperative Learning In Virtual Environments: The
Jigsaw Method In Statistical Courses”. Journal of International