• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE Implementasi Metode Pembelajaran Kooperative Tipe Jigsaw Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE Implementasi Metode Pembelajaran Kooperative Tipe Jigsaw Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE JIGSAW TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(PTK Pada Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah Karanganyar

Tahun Ajaran 2013/2014)

Naskah Publikasi Pendidikan Matematika

DEWI AMBIKA TATA SETIANINGSIH A410100081

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos 1–Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102

Website:http://www.ums.ac.id Email: ums@ums.ac.id

:

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi :

Nama : Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom

NIP : 196107221985031003

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan

ringkasan skripsi (tugas akhir) dari Mahasiswa :

Nama : Dewi Ambika Tata Setianingsih

NIM : A 410 100 081

Program Studi : PendidikanMatematika

Judul Skripsi : Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Matematika (PTK Pada Siswa Kelas VIII

Semester Genap MTs Muh 2 Karanganyar Tahun Ajaran

2013/2014)

Naskah artikel tersebut, layak dapat disetujui untuk di publikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 25 November 2014

Pembimbing

(3)

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE JIGSAW TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

(PTK Bagi Siswa Kelas VIII MTs Muhammadiyah Karanganyar Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh:

Dewi Ambika Tata Setianingsih1dan Budi Murtiyasa2

1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, bikatata@yahoo.co.id

2

Staff Pengajar UMS Surakarta,budi.murtiyasa@ums.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah guru yang memberikan tindakan kelas dan penerima tindakan adalah siswa kelas VIII di MTs Muhammadiyah 2 Karangnayar berjumlah 36 siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi, yaitu triangulasi metode. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan analisis interaktif yang terjadi dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar dalam pembelajaran matematika. Indikator dari penelitian menunjukkan: Siswa bertanya kepada guru sebelum dilakukan penelitian ada 3 siswa (8,34%), pada siklus I ada 15 siswa (41,6%), dan pada siklus II ada 20 siswa (72,23%). Siswa menjawab pertanyaan dari guru sebelum adanya tindakan ada 4 siswa (11,11%), pada siklus I ada 13 siswa (36,11%), dan pada siklus II ada 24 siswa (66,67%).Siswa presentasi di depan kelas , sebelum adanya tindakan ada 2 siswa (5,56%), pada siklus I ada 8 siswa (22,33%), dan pada siklus II meningkat menjadi 18 siswa (50%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.

(4)

PENDAHULUAN

Perkembangan suatu bangsa dapat diceminkan melalui tingkat pendidikan

bangsa tersebut. Hal itu dikarenakan pendidikan merupakan wadah kegiatan yang

dipandang sebagai pencetak sumber daya manusia yang bermutu tinggi.

Kompleksnya masalah kehidupan menuntut sumber daya manusia yang handal

dan mampu berkompetisi.

Penggunaan model pembelajaran yang monoton dimungkinkan siswa akan

mengantuk dan perhatiannya kurang karena membosankan. Seharusnya model

pembelajaran harus bisa mengubah siswa yang pasif menjadi siswa yang aktif.

Guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang aktif, kreatif,

inovatif, efektif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran, khususnya

pembelajaran matematika.

Berdasarkan tujuan pembelajaran matematika tingkat menengah pertama

berdasarkan Permen Diknas No. 23 tahun 2006, peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran matematika tidak hanya menekankan pada pemahaman konsep,

tetapi penggunaannya dalam pemecahan masalah matematika dan sikap

menghargai matematika. Pembelajaran yang berbasis masalah yang mengaitkan

permasalahan kehidupan sehari-hari, dapat mengembangkan berpikir sistematis,

logis dan kritis dalam mengkomunikasikan gagasan dalam pemecahan masalah.

Dalam pemecahan masalah tidak hanya keterampilan untuk diajarkan dan

digunakan dalam matematika saja, tetapi juga keterampilan yang akan dibawa

dalam pemecahan masalah sehari-hari pada kehidupan siswa.

Berdasarkan hasil observasi keaktifan dan hasil belajar matematika siswa

kelas VIII semester genap MTs Muh 2 Karanganyar tahun 2013/ 2014 dengan

jumlah siswa 36 sangat bervariasi. Masalah-masalah tersebut ditunjukkan oleh

banyaknya siswa bertanya kepada guru sebelum dilakukan penelitian ada 3 siswa

(8,34%), Siswa menjawab pertanyaan dari guru sebelum adanya tindakan ada 4

siswa (11,11%), Siswa presentasi di depan kelas , sebelum adanya tindakan ada 2

siswa (5,56%).

Berdasarkan akar penyebab yang diuraian diatas, penyebab yang paling

(5)

mengakibatkan siswa kurang aktif dan kurang berani dalam belajar matematika.

Berbagai usaha telah dilakukan oleh guru matematika di MTs Muh 2 Karanganyar

untuk mengatasi masalah tersebut. Tetapi tidak mampu secara menyeluruh untuk

mengatasi masalah itu. Guru menggunakan berbagai tindakan untuk mengatasi

masalah tersebut tetapi hasilnya kurang optimal. Di mana siswa masih banyak

kurang aktif dan berani terhadap mata pelajaran yang diajarkan sehingga dalam

hasil belajar yang didapat di kelas terlihat.

Salah satu cara alternatif tindakan untuk mengatasi permasalahan yang

dikemukakan diatas yaitu menerapkan strategi pembelajaran aktif. Strategi

pembelajaran adalah urutan langkah-langkah pelaksanaan pengajaran di kelas

untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Salah satu strategi pembelajaran

yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah strategi kooperatif

tipe jigsaw. Sementara Jigsaw merupakan sebuah model belajar kooperatif yang

menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil.

Berdasarkan latar belakang di atas, timbullah keinginan untuk

mengadakan penelitian mengenai pembelajaran dengan menggunakan Metode

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran matematika bagi siswa kelas VIII MTs

Muhammadiyah 2 Karanganyar.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). Penelitian ini dikategorikan sebagai bentuk Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) karena penelitian ini berupa suatu tindakan dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk mengatasi masalah rendahnya

keaktifan siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar pada suatu kelas dan hasil

belajar siswa. Suharsimi Arikunto (2010: 3) menyatakan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

(6)

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 2 Karanganayar.

Pemilihan tempat berdasarkan pertimbangan kemampuan memecahkan masalah

matematika masih rendah dan belum pernah dilakukan penelitian dengan judul

yang sama. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 12 Mei 2014 sampai 22 Mei

2014. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru MTs Muhammadiyah 2

Karanganyar. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.

Kelas tersebut berjumlah 36 siswa, terdiri dari 14 perempuan dan 22 laki-laki.

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan

yang meliputi tahap dialog awal, tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan

tindakan, tahap observasi dan monitoring, tahap refleksi, tahap evaluasi, dan tahap

penyimpulan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, tes, catatan lapangan,

dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan

analisis interaktif yang terjadi dari reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan. Analisis dari fokus penelitian ini ditunjukan pada siswa dari

keaktifan dan hasil belajar siswa dengan indikator: 1) Keberanian siswa dalam

bertanya, 2) Menjawab pertanyaan, 3) Berani presentasi di depan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan disini berisi tentang uraian dan penjelasan mengenai hasil

penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti dan bekerjasama

dengan guru matematika kelas VIII MTs Muh 2 Karanganayar. Beberapa hal yang

dijelaskan dalam pembahasan adalah sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan

dalam penelitian dan hipotesis tindakan. Selama proses penelitian, tindakan yang

dilakukan oleh guru di kelas adalah berupaya untuk meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar matematika dengan strategi kooperatif tipe jigsaw. Adapun

permasalahan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah : 1.

Apakah dengan strategi pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan

keaktifan dalam pembelajaran matematika di kelas VIII MTs Muh 2

(7)

Dalam rangka meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika,

guru selalu melakukan pembenahan dalam melaksanakan tindakan pada kegiatan

pembelajaran di kelas VIII. Dengan cara mengaktifkan belajar siswa selama

kegiatan pembelajaran berlangsung. Keaktifan belajar dilihat dari siswa bertanya,

siswa menjawab pertanyaan, dan siswa berani presentasi di depan kelas dapat

meningkat apabila melibatkan siswa dalam proses pembelajaran matematika di

kelas.

Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan secara kolaboratif antara

guru matematika kelas VIII sebagai pelaksana tindakan dan peneliti sebagai

observer. Guru dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung menerapkan

strategi koopearitif tipe jigsaw untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

matematika. Indikator yang digunakan sebagai tolak ukur agar tercapainya

keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran yaitu : (1) siswa bertanya, (2)

menjawab pertanyaan, (3) berani presentasi di depan kelas. Sedangkan indikator

yang digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui hasil belajar matematika

yaitu hasil evaluasi tentang materi Prisma dan Limas dengan KKM≥ 75.

Peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika dapat

memperlancar jalannya pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian

yang telah dilakukan, yaitu:

1. Keberanian siswa dalam bertanya

Bertanya merupakan strategi pokok dalam pembelajaran yang berbasis

kontekstual. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi

hasil akhir siswa dalam penilaian. Keaktifan juga dapat dilihat dari indikator

keberanian siswa dalam bertanya, hal ini mengakibatkan siswa lebih berani dalam

berpartisipasi di dalam kelas. Siswa juga diberi nilai tambahan untuk menunjang

hasil akhir, sebagai penghargaan telah mengajukan pertanyaan dalam proses

(8)

Gambar 1. Latihan Soal

Pada Gambar 1 guru memberi permasalahan soal yang berkaitan

dengan materi prisma yaitu prisma tegak segitiga siku-siku di P. Jika

panjang PQ = 5 cm, PR = 12 cm, dan tinggi prisma 8 cm, tentukan :

a. Panjang QR,

b. Keliling alas,

c. Luas alas,

disitulah siswa terdorong aktif saat guru memberi soal / permasalahan.

Dari situ keberanian siswa untuk bertanya terdorong antara lain siswa

bertanya :

Gambar 2. Siswa Mengajukan Pertanyaan

Rizki : bu, apakah mencari panjang QR menggunakan rumus

phytagoras?

Guru : iya nak, dari gambar sangat terlihat itu gambar segitiga

siku-siku penyelesaian untuk mencari panjang QR dari soal di atas

menggunakan rumus phytagoras disitu kamu bisa mengetahui

jawabanya.

Andung : Rumus phytagoras itu gimana, bu??

(9)

A

b c

C a B

Gambar 3. Segita Siku–Siku

Pada gambar 3 Sisi AB disebut juga dengan sisi c, sebab berhadapan

dengan sudut C. Sisi BC disebut juga dengan sisi a, sebab berhadapan

dengan susut A. Sisi AC disebut juga dengan sisi b, sebab berhadapan

dengan sudut B.

Rumus untuk mencari panjang sisi segitiga siku- siku dengan

menggunkan rumus phytagoras adalah sebagai berikut :

Pada Gambar 3 Segitiga Siku – Siku Kuadrat sisi AB = kuadarat sisi

AC + kuadarat sisi BC. Atau AB2= AC2+ BC2

Rumus untuk mencari panjang sisi alas yaitu : BC2= AB2- AC2 Rumus untuk mencari sisi samping yaitu : AC2= AB2- BC2

Andung : Sekarang saya sudah paham bu, mencari panjang PQ dari soal

di atas.

Dwiki : Bu, yang menunujukan luas alas pada gambar yang mana?

Guru : Kamu perhatikan gambar prisma segitiga siku- siku tersebut

kamu cermati dengan teliti yang menunjukan luas alas yang

mana , kalau panjang PQ udah diketahui dan tinggi segtiga

dah diketahui.

Dwiki : oh iya bu, saya udah tau yang menunjukan luas alas nya

berarti luas segitiga siku–siku.

Guru : iya benar sekali .

Dalam penelitian ini keberanian siswa untuk bertanya bisa dikatakan

(10)

ada 15 siswa (41,6%), dan pada siklus II ada 26 siswa (72,2%). Pada penelitian ini

dapat dilihat bahwa setelah adanya tindakan, keaktifan siswa dalam indikator

keberanian siswa bertanya dapat dikatakan meningkat setelah diterapkannya

strategi kooperatif tipe jigsaw.

2. Keberanian siswa menjawab pertanyaan

Untuk meningkatkan keaktifan siswa agar keberanian siswa menjawab

pertanyaan guru memberi sebuah permasalahan yaitu setiap anak dibagi 2

kelompok yaitu kelompok ahli dan kelompok asal biar keberanian siswa terdorong

untuk menjawab pertanyaan. Setiap kelompok menyelesaikan soal yang berkaitan

tentang materi prisma dan limas, setelah kelompok masing-masing selesai

mengerjakan. salah satu dari kelompok mempresentasikan hasil dari diskusi

kelompok bersama temen sejawatnya.

Gambar 5. Latihan Soal

Pada gambar 5 menunjukan soal yang dikerjakan siswa yaitu apabila

(11)

Gambar 6. Hasil Evaluasi Siswa

Pada gambar 6 hasil evaluasi dari siswa yaitu diketahui volume limas =

400 cm2, panjang = 10 cm. Ditanya : panjang EF ?

Jawab : Vlimas= x La x t

400 = x 100 x t

t =

t =

= 12 cm

pajang EF = ² ²

= 12² 5² 144 25

= 169 13

Dari hasil evaluasi siswa guru merasa puas karena dari permasalahan

yang diberi guru siswa mampu menyelesaikan soal dengan baik dan benar .

Terlihat sudah banyak siswa yang antusias untuk menjawab pertanyaan.

jawaban yang dikemukakan oleh teman sejawatnya, karena sudah tidak ada lagi

(12)

Setelah setiap kelompok selesai menyelessaikan soal yang diberikan

guru, selanjutnya guru menunjuk salah satu dari kelompok asal maupun kelompok

ahli. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya didepan kelas guru mengajukan

pertanyaan.

Guru : coba tunjukan terhadap teman–teman kamu gambar yang telah

kamu tulis yang menujukan luas alasnya??

Lukman : iyah bu terimakasih atas pertanyaanya. Teman – teman bisa

diperhatikan dari gambar itu diketahui bahwa alas dari limas

adalah berbentuk persegi. Jadi dapat diselesaikan jika alasnya

persegi maka dapat diketahui jawabanya kita langsung mencari

luas alasnya = s x s. Jadi 10 cm x 10 cm = 100 cm2.

Guru : benar sekali apa yang disampaikan lukman. Selanjutnya dari

kelompok lain siapa yang ingin mengajukan pertanyaan.!

Puji : lukman coba jelaskan cara mencari panjang EF dari gambar

limas tersebut . Terimakasih

Lukman : iya terimakasih atas pertanyaan tersebut saya lemparkan

jawanya kkelompok saya yang akan disampaika oleh Riski.

Riski : perhatikan teman- teman untuk mencari panjang EF kita bisa

lihat dari gambar tersebut bahwa bidang panjang EF berbentuk

segitiga siku-siku, kita mencari panjang EF dengan rumus

phytagoras. Jadi pajang pajang EF = ² + ²

= 12² + 5² = 144 + 25

= 169 = 13

Dalam penelitian ini keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan yang

diberikan guru meningkat. Hal ini dapat dilihat dari sebelum tindakan ada 4 siswa

(11,1%), pada siklus I meningkat menjadi 13 siswa (36,1%), dan pada siklus II

(13)

tindakan keaktifan siswa dalam indikator keberanian siswa dalam menjawab

pertanyaan dapat dikatakan meningkat secara signifikan setelah diterapkannya

strategi koopearatif tipe jigsaw.

3. Keberanian siswa dalam presentasi di depan kelas

Dalam penelitian ini keberanian siswa dalam presentasi di depan kelas

meningkat. Hal ini dapat dilihat dari sebelum tindakan ada 2 siswa (5,56%), pada

siklus I ada 8 siswa (22,2%), dan pada siklus II meningkat ada 18 siswa (50%).

4. Hasil evaluasi Prisma dan Limas dengan KKM≥ 75

Hasil belajar siswa ini ditunjukkan bahwa sebelum tindakan ada 9 siswa

(25%), pada siklus I ada 15 siswa (41,6%), dan pada siklus II ada 26 siswa

(83,34%). Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIA

mengalami peningkatan yang signifikan.

Data – data yang diperoleh mengenai keaktifan dan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran matematika pada materi Prisma dan Limas di kelas VIII

dalam pembelajaran matematika yang telah dijabarkan di atas dari sebelum

tindakan sampai dengan tindakan kelas siklus II dapat disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Peningkatan Keaktifan Siswa

Indikator Sebelum tindakan Siklus I Siklus II

Siswa bertanya 3 siswa 13 siswa 20 siswa

(10,8%) (46,4%) (71,2%)

Siswa menjawab 4 siswa 10 siswa 18 siswa

Pertanyaan (14,3%) (35,7%) (64,3%)

Siswa berani presentasi 2 siswa 5 siswa 17 siswa

(14)

Adapun grafik peningkatan keaktifan siswa dengan beberapa indikator

pada pembelajaran matematika materi Prisma dan Limas dari sebelum tindakan

sampai tindakan kelas siklus II dapat digambarkan pada gambar 8.

Gambar 8. Data Peningkatan Keaktifan Siswa

Data – data yang diperoleh mengenai hasil belajar siswa dalam

pembelajaran matematika pada materi Prisma dan Limas di kelas VIII dalam

pembelajaran matematika yang telah dijabarkan dari sebelum tindakan sampai

dengan tindakan kelas siklus II dapat disajikan dalam tabel 2.

Tabel 2. Data Hasil Belajar Siswa

(15)

Adapun grafik peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII dengan

indikator KKM≥ 75 pada materi Prisma dan Limas dari sebelum tindakan sampai

tindakan kelas siklus II dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Penelitian yang dilaksanakan peneliti sejalan dan didukung dengan

penelitian para ahli. Van Dat Tran dan Ramon (2012) menyatakan bahwa strategi

Jigsaw memberikan perbaikan secara signifikan pada prestasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa saat pembelajaran, siswa sangat menikmatinya. Dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut mendukung penelitian

yang dilaksanakan peneliti.

Manuel Vargas, dkk (2011) melakukan penelitian berkaitan dengan

metode pembelajaran kooperatif Jigsaw. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa

metode pembelajaran kooperatif Jigsaw sebagai metode yang tepat digunakan

dalam pengajaran mata kuliah statistik.

Penelitian yang dilakukan oleh Naomi dan Johnson (2013)

menunjukkan bahwa peserta didik diajarkan menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif Jigsaw lebih baik daripada diajarkan menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hasil juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan

gender yang signifikan dalam prestasi ketika peserta didik diajarkan dengan

(16)

disimpulkan bahwa penelitian tersebut mendukung penelitian yang dilaksanakan

peneliti, yaitu pembelajaran kooperatif Jigsaw mempengaruhi prestasi siswa

menjadi lebih baik.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini mendukung

diterimanya hipotesis bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Indikator yang digunakan sebagai

tolak ukur agar tercapainya keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran

yaitu : (1) siswa bertanya, (2) menjawab pertanyaan, (3) berani presentasi di

depan kelas.

KESIMPULAN

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara

peneliti dengan guru matematika dalam pembelajaran matematika melalui

penerapan strategi kooperatif tipe jigsaw sebagai upaya peningkatan keaktifan dan

hasil belajar matematika pada materi Prisma dan Limas dapat diambil beberapa

kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Siswa

bertanya kepada guru sebelum dilakukan penelitian ada 3 siswa (8,34%), pada

siklus I ada 15 siswa (41,6%), dan pada siklus II ada 20 siswa (72,23%). 2) Siswa

menjawab pertanyaan dari guru sebelum adanya tindakan ada 4 siswa (11,11%),

pada siklus I ada 13 siswa (36,11%), dan pada siklus II ada 24 siswa (66,67%). 3)

Siswa presentasi di depan kelas , sebelum adanya tindakan ada 2 siswa (5,56%),

pada siklus I ada 8 siswa (22,33%), dan pada siklus II meningkat menjadi 18

siswa (50%). 4) Meningkatnya hasil belajar siswa dengan adanya penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar

siswa yang nilai KKM ≥ 75 mencapai 83%, sebelum diadakan penelitian ada 7

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Mbacho, Naomi W. dan Johnson M. Changeiywo. 2013. “Effects of Jigsaw Cooperative Learning Strategy on Students’ Achievement by Gender

Differences in Secondary School Mathematics in Laikipia East District,

Kenya”.Journal of Education and Practice. 4(16): 55-63.

Tran, Van Dat dan Ramon. 2012. “The Effects of Jigsaw Learning on Students’

Attitudes in a Vietnamese Higher Education Classroom”. International

Journal of Higher Education. 1(2): 9-20.

Vargas, Manuel, dkk. 2011. “Cooperative Learning In Virtual Environments: The

Jigsaw Method In Statistical Courses”. Journal of International

Gambar

Gambar 1. Latihan Soal
Gambar 3. Segita Siku – Siku
Gambar 5. Latihan Soal
Gambar 6. Hasil Evaluasi Siswa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan.. sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak

● Artikel dalam Buku dengan urutan penulisan: Penulis artikel, tahun, judul artikel (harus ditulis miring) , nama editor, judul buku (harus ditulis miring) , volume (jika

Pada hari ini Selasa tanggal Lima Belas bulan Mei tahun Dua Ribu Dua Belas, dimulai pukul 09.00 Wita, dengan mengambil tempat di LPSE Kabupaten Tanah Laut Pelaihari, berdasarkan

Kami Panitia Pengadaan Barang/Jasa Tahun Anggaran 2012 melaksanakan Penjelasan/Aanwijzing secara electronik mengenai pekerjaan tersebut di atas... LAMPIRAN BERITA

Untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut memerlukan Event Organizer (EO) sebagai pelaksananyaa. Maka dengan ini kami

Panel zephyr bambu adalah suatu papan atau lembaran tiga lapis dari zephyr bambu atau serat bambu dengan arah serat bersilangan yang direkat dengan menggunakan

“ saya memiliki tato dilengan kiri, dengan tulisan lLet it Be… ini ha nya sebagai identitas diri, serta termotivasi dengan tulisan tersebut, selain sebagai identitas,

Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas ekstrak alga coklat ( Sargassum sp ) 2% dalam pelembab pada kulit kering. Tujuan : Menganalisa efektivitas