i
SOCIETEIT DE HARMONIE:
PUSAT HIBURAN KAUM ELIT BELANDA
DI BATAVIA ABAD XIX
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sejarah Program Studi Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh YASMIN ARTYAS
C0512052
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2017
v
`
MOTTO
“Wanhoop niet, er is veel groots te verrichten”
(Jangan putus asa, banyak hal besar yang harus dilakukan) J.P.Coen (1619)
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “SOCIETEIT DE HARMONIE: PUSAT HIBURAN KAUM ELIT BELANDA DI BATAVIA ABAD XIX”. Tak lupa shalawat dan salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi umat manusia.
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat kelengkapan gelar sarjana sejarah dari Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya. Penyusunan skripsi ini melalui proses yang panjang dan banyak ditemui hambatan. Namun berkat dorongan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tak langsung, akhirnya skripsi ini mampu terselesaikan.
Dengan segala kerendahan, keikhlasan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memberikan kesempatan belajar kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studinya dengan baik.
2. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang memfasilitasi penulis selama perkuliahan.
3. Ibu Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S., M. Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
viii
yang mendorong dan memudahkan penulis dalam perizinan untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Waskito Widi Wardoyo, S.S., M.Hum., selaku pembimbing akademik yang telah banyak memberikan semangat dan membantu penulis selama jalannya perkuliahan.
5. Prof. Dr. Warto, M.Hum, selaku dosen Program Studi Ilmu Sejarah dan Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan pikirannya serta senantiasa memberikan kritik dan saran yang membangun dalam menyelesaikan skripsi.
6. Segenap staf dan dosen pengajar di Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah membekali ilmu pengetahuan yang sangat banyak kepada penulis.
7. Ibu Mira Puspita Rini, S.Sos, M.Hum. sebagai Kasubdit Layanan dan Pemanfaatan Arsip Nasional Republik Indonesia serta Pak Rudi, Mba Nia, dan Mba Fajar yang telah membantu penulis dalam mencari arsip di Arsip Nasional Republik Indonesia dan petugas layanan Perpustakaan Nasional yang telah membantu penulis dalam mencari sumber-sumber data di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan segenap staf dan karyawan UPT. Perpustakaan UNS, Perpustakaan FIB UNS, Perpustakaan Pusat UI yang telah memberikan banyak bantuan terhadap penulisan skripsi ini.
ix
8. Dirk Teeuwen, M.Sc., yang bersedia meluangkan waktu membalas e-mail dan memberikan banyak informasi serta data dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Kedua Orang Tua penulis Bapak Pujo Surwanto dan Ibu Hikmayati, adik-adik penulis Danna Eryanada dan Muhammad Faiz Hanni yang senantiasa mengisi keceriaan dan cinta dalam menjalani hidup.
10.Muhammad Pamungkas Panghudi Luhur, yang dengan ikhlas dan sabar menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Indrianita Melissa, Yusniar Dwi Agustin, dan Intan Riza yang telah menemani hari-hari penulis selama empat tahun di Solo.
12.Mas Galih, Mas Apri, Mba Ai, yang selalu memberikan saran dan motivasi serta menjadi contoh bagi penulis untuk selalu berkarya dan tidak pernah menyerah. Teman-teman Geschiephoria Magazine yang telah memberikan peluang kepada penulis untuk menjadi bagian dalam karya besar tersebut. 13.Teman-teman Historia 2012: Prhatama Adi, Agung, Adi, Sarah, Sinta,
Suratno, Yeni, Aulia, Rusma, Jibril, Tito, Laila, Ela, Tiwi, Yuni, Citra, Ika, Dewi, Deshinta, Rozaqi, Ibnu, Rulian, Fauzan, Nanda, Fadhil Arif, Agus, Rina, Nana, Nisa, Ega, Galih, dan lainnya, yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan skripsi demi mencapai gelar sarjana.
14.Teman-teman di Jakarta dan yang berasal dari Jakarta, yang selalu memberi motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan studi lebih cepat.
x
15.Terimakasih kepada mahasiswa Ilmu Sejarah baik itu angkatan atas maupun bawah dan semua pihak yang telah membantu, yang tak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis sepenuhnya sadar betul bahwa dalam penelitian ini merupakan proses belajar yang masih jauh dari sempurna. Segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapakan. Penulis mempersembahkan penelitian ini dengan rasa hormat dan bangga. Semoga penelitian ini bermanfaat.
Penulis
Yasmin Artyas C0512052
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR ISTILAH ... xiv
DAFTAR SINGKATAN ... xxi
DAFTAR GAMBAR ... xxii
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiv
ABSTRAK ... xxv
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 6 E. Tinjauan Pustaka ... 7 F. Metode Penelitian ... 14 1. Heuristik ... 14 2. Kritik ... 16 3. Interpretasi ... 17 4. Historiografi ... 17 G. Sistematika Penulisan ... 17
BAB II. BATAVIA ABAD XIX ... 19
A. Kondisi Geografi Kota Batavia Abad XIX ... 19
1. Kondisi Kota Sebelum Abad XIX ... 19
2. Kondisi Kota Pada Abad XIX ... 26
xii
1. Populasi Penduduk Batavia Abad XIX ... 34
2. Kondisi Sosial Masyarakat Batavia Abad XIX ... 38
C. Pusat-Pusat Hiburan di Weltevreden Abad XIX ... 43
D. Societeit Harmonie di Batavia Sebelum Abad XIX... 45
BAB III. SOCIETEIT DE HARMONIE DI WELTEVREDEN ABAD XIX ... 50
A. Pindahnya Societeit de Harmonie ... 51
1. Pembangunan Societeit Baru oleh Daendels ... 51
2. Societeit Baru Masa Raffles ... 53
B. Manajemen Societeit de Harmonie ... 56
1. Bangunan dan Lahan Societeit De Harmonie ... 56
2. Perbaikan Gedung Societeit de Harmonie ... 62
3. Arsitektur Gedung Societeit de Harmonie ... 68
4. Organisasi Harmonie ... 73
BAB IV. AKTIVITAS DI DALAM SOCIETEIT DE HARMONIE ... 84
A. Jenis-Jenis Aktivitas di Societeit de Harmonie ... 85
1. Pesta Dansa dan Jamuan Makan Malam ... 85
2. Penampilan Musik dan Opera ... 96
3. Kegiatan Lainnya ... 102
B. Segmentasi Pengunjung Societeit Harmonie ... 106
BAB V. KESIMPULAN ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 116
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Populasi Penduduk Kota Batavia dan Pinggiran Kota ... 37 Tabel 2. Dana Perbaikan Societeit de Harmonie ... 67
xiv
DAFTAR ISTILAH
.Achter Galerij Beranda belakang
Afdeeling Distrik atau lingkungan-lingkungan kecil
Air Belanda Jenis minuman beralkohol yang populer pada abad 19
Ballroom Ruang pesta
Balustrade pagar berupa kisi-kisi pada sisi tangga atau serambi/balkon
Bataviaasche Genootschap Lembaga Kesenian dan Pengetahuan Batavia
van Kunsten en Wetenschappen
Budaya Indies Budaya yang berbeda dengan budaya Belanda. Orang-orang yang sudah terpengaruh dengan budaya Indies menggunakan bahasa yang lebih beragam dalam keseharian mereka. Para kaum elite Indies tinggal di vila-vila yang luas dan terbuka. Menyantap menu-menu Belanda seperti roti, daging, dan keju, walau seringkali memakan masakan lokal yaitu menyantap nasi dan makanan pedas. Mereka berbicara dengan bahasa Melayu dan Portugis, dan membawahi para seniman.
Budget Dana yang disediakan
xv
Citadel Kediaman gubernur jenderal Hindia Belanda, anggota dewan, dan para opsir Belanda
Central Room Ruang Tengah
Cognag Salah satu jenis brandy, minuman beralkohol yang diproduksi di Cognag, Perancis
Colonial Empire Style Sebuah gaya arsitektur yang dikembangkan pada awal abad 19
Concordia Sebuah klub militer
Dansa-dansi Kegiatan menari yang biasa diadakan di gedung societeit
Eurasia Orang yang lahirdari hasil perkawinan antara orang Eropa dan Asia
f atau florin gulden Satuan mata uang Belanda, 1 gulden= 100 sen Hindia Belanda
Fasad Istilah arsitektur untuk atap depan bangunan Foie Gras Makanan Perancis yang bahan baku utamanya
terbuat dari daging bebek
Garnisun Suatu korps pasukan yang ditempatkan di suatu benteng untuk mempertahankannya melawan musuh yang dapat menyerangnya
Galop Sebutan pendek dari galopped, tarian yang dilakukan bersama-sama
Graf de Hollanders Kuburan orang Belanda
Harmonieorkest Kelompok pemain musik yang memainkan terompet dalam pertunjukkannya
xvi
Heeren XVII Badan pengurus VOC, terdiri dari para pemegang saham berjumlah 17 orang yang menyusun kebijakan umum, memutuskan besarnya biaya pelayaran ke Asia, menentukan jumlah kapal yang harus dibangun dan besarnya dividen serta syarat-syarat pelelangan. Heeren XVII juga menentukan Gubernur-Jenderal, Direktur Jenderal, serta para anggota Dewan Hindia (Raad van Indie) untuk pemerintahan tertinggi Belanda di Asia (Hoge Regeering)
Hereenlogement Hotel khusus pria
Het Kasteel Benteng Batavia
Indische Empire Style Sama dengan gaya Colonial Empire Style namun gaya Indische lebih menekankan pada bentuk bangunan tropis dengan adanya beranda di depan bangunan
Intramorus Bangunan yang berada di dalam kastil atau benteng
Java Government Gazette Surat kabar pada zaman Raffles yang berbahasa Inggris
Javasche Bank Bank Jawa yang menjadi cikal bakal Bank Indonesia
Java Benevolent Institutions Badan Amal Jawa
Jeneverhuis Rumah Jenewer atau Rumah Minuman Keras
Klab Tempat hiburan atau tempat orang-orang berkumpul
xvii
Koningin van het Oosten Sebuah julukan yang berarti Ratu dari Timur
Kreol Kreol adalah sebutan untuk orang yang lahir di Asia dari orang tua asal Eropa
La Gazza Ladra The Thieving Magpie, sebuah drama yang pernah dimainkan di Harmonie
Lanciers Dansa kotak, salah satu jenis quadrille, yang dilakukan oleh empat pasangan, biasanya populer pada abad 18 dan 19
Lemonade Air limun
Mardijker Orang Portugis Hitam, yaitu budak-budak yang dimerdekakan oleh seorang Portugis karena menjadi penganut Kristen. Kata Mardijker
berasal dari bahasa Belanda lama yang merupakan kata Portugis dari Maharddhika. Apabila diartikan ke dalam bahasa Melayu, artinya menjadi merdeka. Orang-orang
Mardijker sebagai pewaris budaya Mestizo milik orang Portugis diperkenankan mengenakan pakaian. Pakaian mereka merupakan kombinasi dari unsur Eropa dan Asia. Mereka biasanya memakai sutera Portugis dan topi lebar, hanya saja tanpa sepatu. Mereka berbicara dalam bahasa Portugis yang sudah tidak asli
Masurka Dansa tradisional Polandia
Meester Cornelis Kawasan Jatinegara
Melodrama Drama dengan jalan cerita yang dramatis dan menguras emosi
xviii
Moor Pedagang Muslim India yang kebanyakan berasal dari Gujarat, dimana Belanda memiliki sebuah pos dagang di sana
Nyai Perempuan simpanan para lelaki Belanda
Neo-classical Empire Style Gaya arsitektur yang berkembang pada paruh kedua abad 19
Opera Pertunjukkan teater atau drama yang dialognya dinyanyikan oleh penyanyi soprano
Ommenlanden Daerah yang berada di sekitar benteng Batavia namun tidak dikelilingi oleh tembok benteng
Overstek Bagian tepi atap
Pauze Berhenti untuk beberapa saat
Polka Dansa tradisional Ceko
Polonaise Dansa tradisional Polandia yang dilakukan dalam tempo lambat
Potpourri Medley atau campuran musik yang dimainkan bersamaan
Programma acara
Quadrille Dansa kotak yang dilakukan oleh empat pasangan
Raad van Indie Dewan Hindia
Rijksdaalders Ringgit. 1 Ringgit = 2.5 Rupiah
Rijstaffel Budaya makan yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat Eropa di Batavia. Sebutan lainnya
xix
adalah Rice Table dimana makanan seluruhnya disajikan di atas meja
Rijswijkstraat Jalan Rijswijk
Sarong Kain Sarung
Schouwburg Gedung Kesenian
Siroop Salah satu jenis wine atau anggur yang dalam kandungannya terdapat gula dalam jumlah banyak dan penampilannya bening seperti kristal
Sintniklaas Sinterklas atau Santa Klaus
Societeit Perkumpulan orang-orang elite pada jaman kolonial Belanda. Gedung seperti ini merupakan gedung yang bergengsi pada jamannya, karena sering dikunjungi oleh golongan ‘cabang atas’ dari masyarakat kolonial Belanda. Di dalam gedung tersebut terdapat ruang santai, perpustakaan , meja bilyard, serta fasilitas untuk rekreasi lainnya. Pada jaman Belanda hampir setiap kota terdapat gedung yang bergengsi ini
Stadhuis Balai kota
Stambul Sebuah opera jalanan berupa komedi yang berasal dari Istambul, Turki
Strijkorkest Kelompok pemain musik yang memainkan alat musik gesek dalam pertunjukkannya
xx
The Queen Of The East Sebutan yang disematkan pada kota Batavia yang dibangun oleh J.P. Coen pada abad 16 dan memiliki arti Ratu dari Timur
Trem/Tram Alat transportasi darat berupa kereta yang berjalan di atas rel di tengah kota, biasa ditarik menggunakan kuda atau yang lebih modern menggunakan tenaga uap
Vierkantsplein Pasar Ikan
Voor Galerij Beranda depan
Wals Dansa tiga kali yang dilakukan oleh pasangan yang gerakannya berputar-putar di lantai
Waterlooplein Lapangan Banteng
Weeskamer Balai Harta Peninggalan
Weltevreden Kota koloni baru yang dibangun sebagai pengganti kota pelabuhan Batavia di pedalaman selatan Batavia
Whisky Minuman beralkohol yang terbuat dari gandum yang ditumbuk
xxi
DAFTAR SINGKATAN
BOW Burgerlijke Openbare Werken atau Dinas Pekerjaan Umum
NHM Nederland Handel Maatschappij, sebuah perkumpulan atau organisasi para pedagang
VOC Vereenigde Oost-Indie Compagnie atau Perusahaan Dagang Hindia-Timur, sebuah perusahaan dagang milik Belanda yang lebih dulu membangun koloni di Batavia.
xxii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Peta Kastil Batavia pada tahun 1667... 21
Gambar 2. Molenvliet sekitar tahun 1890 ... 26
Gambar 3. Kota Batavia yang telah berkembang ke selatan pada tahun 1840, Societeit Harmonie ditandai dengan bulatan warna kuning, Societeit Concordia ditandai bulatan warna hitam ... 28
Gambar 4. Suasana Waterlooplein pada tahun 1842 ... 32
Gambar 5. Herman Willem Daendels (1764-1873) dilukis oleh Charles Howard Hodges, yang berpangkat Maarchalk van Holland ... 33
Gambar 6. Sketsa Societeit de Harmonie, tahun tidak diketahui ... 51
Gambar 7. Foto gedung Societeit de Harmonie pada sebuah kartu pos ... 62
Gambar 8. Gedung Societeit de Harmonie di Rijswijk, 1842... 64
Gambar 9. Banjir di depan Societeit de Harmonie, 1872. ... 65
Gambar 10. Societeit de Harmonie pada tahun 1867 ... 68
Gambar 11. Taman di Societeit de Harmonie sekitar tahun 1880 ... 71
Gambar 12. Sketsa bagian dalam gedung Societeit de Harmonie ... 73
Gambar 13. Ruang pesta di Societeitde Harmonie, 1880 ... 85
Gambar 14. Ilustrasi hidangan Perancis, dari kiri ke kanan: Foie gras, Buillon, Petites Bouchées, dan Chapon truffe... 92
Gambar 15. Ilustrasi Minuman Keras. Dari kiri ke kanan: Cognag dan Wishky ... 94
xxiii
Gambar 16. Kamer balen atau ruang bilyar di dalam Societeit
de Harmonie, 1880 ... 98 Gambar 17. Ilustrasi opera Beatrice di Tenda ... 100 Gambar 18. Societeit de Harmonie yang dihias dalam rangka menerima
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Afschrift Departement der Burgerlijke Openbare Werken
No. 4475 ... 122
2. Departemen den Burgerlijke Openbare Werken Ochtenrapport van 17 Augustus1887 No. 3 Bijlagen: Elf, no. 2, teekeningen ... 123
3. Besluit van 26 augustus 1887 No. 19 ... 124
4. Departement der Burgerlijke Openbare Werken No. 14497/A Bijlagen: Diverse ... 126
5. Reglement van de Societeit “Harmonie” Gevestigd te Batavia 1898 ... 128
6. Herinnering van de viering op 18 januari 1890 van het 75 Jarig Bestaan der Societeit “Harmonie” te Rijswijk, Batavia ... 130
7. Bataviasche Courant, 16 November 1816 No. 14 ... 132
8. Bataviasche Handelsblad, 5 Desember 1887 No. 283 ... 133
9. Java-Bode, 16 Oktober 1861 No. 83 ... 134
xxv
ABSTRAK
Yasmin Artyas. C.0512052. 2016. Societeit de Harmonie: Pusat Hiburan Kaum Elit Belanda di Batavia Abad XIX. Skripsi: Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian sejarah Societeit de Harmonie ini memiliki tiga tujuan; pertama untuk mengetahui kapan Societeit de Harmonie di Weltevreden mulai dibangun, kedua untuk menggambarkan manajemen Societeit de Harmonie, dan ketiga untuk menggambarkan aktivitas hiburan di Societeit de Harmonie pada abad XIX.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang dimulai dengan tahap heuristik, yakni pengumpulan data dari sumber-sumber sejarah sezaman yang ditemukan di Arsip Nasional Republik Indonesia dan Perpustakaan Nasional. Tahap selanjutnya kritik sumber, yakni membandingkan dan mengkritik sumber sejarah untuk memperoleh data yang sahih atau valid. Kemudian interpretasi yakni tahap menganalisis data yang diperoleh sehingga memperoleh fakta-fakta yang terjadi dalam suatu peristiwa, dan yang terakhir menuliskan laporan penelitian atau historiografi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Societeit de Harmonie merupakan sebuah societeit yang paling terkenal di daerah koloni. Societeit de Harmonie di Weltevreden tidak hanya berupa gedung untuk hiburan saja, namun juga memiliki sebuah struktur organisasi dimana seluruh aktivitasnya telah diatur dalam sebuah peraturan dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda sebagai pelindungnya.
Societeit de Harmonie menjadi sebuah tempat dimana banyak diselenggarakannya pertunjukkan-pertunjukkan musik, opera, dansa, hingga makan malam. Tidak sembarang orang dapat masuk ke dalam gedung tersebut. Hanya mereka yang telah terdaftar menjadi anggota tetap maupun sementara yang memiliki akses masuk ke dalam Societeit de Harmonie.
Banyaknya acara yang digelar di Harmonie seringkali diberitakan atau diiklankan di surat kabar lokal Batavia. Kebanyakan acara yang diiklankan adalah pertunjukkan orkestra beserta jadwal acara, pesta dansa dan makan malam. Dalam acara makan malam, menu yang biasanya tersaji di atas meja makan besar adalah menu makanan Barat yang didominasi oleh daging, roti, dan lainnya. Tidak ketinggalan pula tersaji berbagai macam minuman keras atau minuman beralkohol yang sudah menjadi sebuah tradisi atau budaya masyarakat Eropa.
xxvi
ABSTRACT
Yasmin Artyas. C.0512052. 2016. Societeit de Harmonie: An Elite Entertainment Centre in Batavia in 19th Century. Thesis. Department of History
Faculty of Humanities, Sebelas Maret University.
This research is aims to find; first, to find out what is the factor that made the Harmony Society moved into Weltevreden; second to describe about management of Harmony Society, and third, to describe the entertainment activity in Harmony Society on the 19th century.
This research use method a history that began with a heuristic stage, namely data collection of contemporary historical sources are found in the National Archives of the Republic of Indonesia and the National Library. The next stage of source criticism namely compare and criticize historical sources to obtain data that is valid or invalid. Then the interpretation of namely data obtained by analyzing the phase so as to obtain the facts that occurred in an event and the latter wrote a research report or historiography.
The results of this study indicate that Societeit de Harmonie is a the most famous Societeit in the colonies. Societeit de Harmonie in Weltevreden not just a building for entertainment only, but the society also have an organization that has been set in a regulation by the Governor General of the Dutch East Indies as a patron. Societeit de Harmonie often organizes performances of music, opera, dance, also supper. Not just anyone can get into the building. Only those who have registered as members of permanent and temporary access into the Societeit de Harmonie.
The number of events held at the Harmonie often reported or advertised in a local newspaper Batavia. Most advertised events were about orchestra performances along with a schedule of events, dance parties and dinners. At the dinner, the menu is usually presented on the dining table is a great food menu a la West dominated by meat, bread, and more. Not to forget also will be presented a wide variety of liquor or alcoholic drinks that have become a tradition or culture of European society.