• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Avian Influenza Roundup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "The Avian Influenza Roundup"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Komentar dan sumbangan gagasan sangat diharapkan dan akan membantu untuk membentuk dan meningkatkan kualitas newsletter ini. Kirim email ke: CBAIC@dai.com.

The Avian Influenza

Roundup

Ulasan triwulanan pengendalian flu burung di Indonesia.

Perluasan Cakupan

Perluasan Cakupan

Perluasan Cakupan

Perluasan Cakupan CBAIC

CBAIC

CBAIC

CBAIC

Selain aktivitas dukungan, koordinasi, pelatihan dan komunikasi perubahan perilaku, inisiatif penting lain muncul ditayangkan dalam triwulan ini untuk Community-Based Avian Influenza Control Project (CBAIC). Suatu rencana kampanye media massa intensif dikembangkan untuk menyoroti iklan layanan masyarakat (PSA) berkualitas tinggi di televisi yang diproduksi oleh CBAIC pada triwulan sebelumnya. Iklan layanan masyarakat tersebut menjelaskan cara merespon terhadap kecurigaan KLB flu burung pada unggas secara benar yaitu dengan melaporkannya ke pihak berwenang yang sesuai dan membakar serta mengubur unggas sakit yang mati. Kampanye ini diluncurkan secara nasional pada tanggal 27 Januari 2008 dan sejak saat itu diperkirakan bahwa 137 juta audiens target telah terpapar dengan iklan layanan masyarakat FB CBAIC setidaknya satu kali. Kampanye ini diteruskan hingga Mei 2008 dan upaya tengah dilakukan untuk menilai jangkauan dan dampak dari pesan perubahan perilaku penting tersebut. Nantikan informasi mutakhir mengenai masalah ini di terbitan selanjutnya.

(bersambung ke halaman selanjutnya)

Dalam terbitan ini:

HALAMAN

1

1

1

1

Perluasan

Perluasan C

Perluasan

Perluasan

C

Cakupan C

C

akupan C

akupan CBAIC

akupan C

BAIC

BAIC

BAIC

2

2

2

2

Dukungan W

Dukungan WHO

Dukungan W

Dukungan W

HO

HO

HO

3

3

3

3

Dukungan F

Dukungan FAO

Dukungan F

Dukungan F

AO

AO

AO

4

4

4

4

Riset Operasional I

Riset Operasional I

Riset Operasional ILRI

Riset Operasional I

LRI

LRI

LRI

4

4

4

4

Catatan dari

Catatan dari Bangkok

Catatan dari

Catatan dari

Bangkok

Bangkok

Bangkok

5

5

5

5

Situasi saat ini

Situasi saat ini

Situasi saat ini

Situasi saat ini

6

6

6

6

Acara yang akan datang

Acara yang akan datang

Acara yang akan datang

Acara yang akan datang

6

6

6

6

II

Infolinks

I

nfolinks

nfolinks

nfolinks

6

6

6

6

Apakah Anda tahu?

Apakah Anda tahu?

Apakah Anda tahu?

Apakah Anda tahu?

Terbitan No. 2

APRIL 2008

D

i awal Tahun Baru, Indonesia memperlihatkan

peningkatan infeksi flu burung (FB) H5N1 pada

manusia. Pada tanggal 2 April 2008, Indonesia

telah mengkonfirmasi lima belas kasus baru untuk

tahun tersebut dengan duabelas kematian dengan

jumlah total kasus, 132 dan 107 di

antaranya bersifat fatal. Kondisi

ini telah mengarah

pada

intensifikasi

upaya penanggulangan

FB, terutama di JaBoDeTaBek

(Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,

dan Bekasi). Aktivitas dan inisiatif

penanggualangan FB program USAID

dan partner-partnernya selama

triwulan terakhir ini akan dibahas

dalam terbitan

The Avian Influenza

Roundup

ini. Sebuah artikel yang

merangkum hal-hal yang menjadi

sorotan di the Bangkok International

Conference on Avian Influenza juga

disertakan.

(2)

2 THE AVIAN INFLUENZA ROUNDUP, April 2008 (lanjutan halaman depan)

CBAIC melanjutkan dukungannya untuk Komite Nasional pengendalian

flu burung dan kesiapsiagaan

menghadapi pandemi influenza.

Aktivitas-aktivitas yang perlu dicatat mencakup pengaturan dan fasilitasi pertemuan kelompok kerja rencana kesiapsiagaan pandemik, pelatihan komite FB regional dan WG FB regional dalam hal komunikasi strategi dan dukungan pelatihan terhadap lebih dari 150 dokter untuk berperan sebagai pelatih bagi para profesional bidang pekerjaan lain dalam upaya

meningkatkan diagnosis dan

perawatan FB pada manusia. Dari Januari hingga Maret, komponen penjangkauan masyarakat CBAIC

telah melatih hampir 1000 relawan desa untuk mengenali gejala flu burung pada hewan dan manusia, untuk merespon KLB yang dicurigai sebagai FB dan untuk menjelaskan kepada masyarakat di sekitarnya mengenai apa itu FB dan bagaimana

mencegah dan mengendalikan

penyebarannya. Untuk mempengaruhi perubahan perilaku di kelompok

risiko tinggi, CBAIC telah

mengembangkan dan memproduksi lebih dari 4,6 juta unit bahan penyuluhan dan informasi sejak proyek dimulai bulan Juli 2006, termasuk kalender, poster, stiker, buklet pelatihan, spanduk, lembar balik atau flipchart, video dan

panduan pesan pengendalian FB kunci nasional. Ketika dipadukan, upaya-upaya ini berperan untuk memenuhi beberapa tujuan strategis termasuk menurunkan KLB FB pada hewan, penurunan infeksi manusia

dan akhirnya menurunkan

kemungkinan pandemi influenza

berkembang dari galur AI H5N1 virulen. Ke depannya, CBAIC akan

terus memperluas inisiatif

pengendalian AI untuk mencakup 28,056 desa yang telah direncanakan di 117 kota/kabupaten di sembilan propinsi: Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan DKI Jakarta.

Dukungan

Dukungan

Dukungan

Dukungan WHO

WHO

WHO

WHO untuk Pengendalian

untuk Pengendalian

untuk Pengendalian

untuk Pengendalian

Flu Burung pada Manusia

Flu Burung pada Manusia

Flu Burung pada Manusia

Flu Burung pada Manusia

Marlinggom Silitonga, World Health Organization Pengendalian flu burung merupakan

prioritas utama untuk Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara global dan pengendalian ini dicapai melalui pemberian bantuan teknis kepada negara-negara anggota WHO dan melalui mobilisasi sumber daya atas nama negara anggota termasuk Indonesia.

Di Indoensia, WHO telah berfokus pada penguatan surveilans dan respon di setting desentralisasi. Pada awalnya Departemen Kesehatan (Depkes) yang dibantu oleh WHO bekerja untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf kesehatan terkait dengan pencegahan dan pengendalian flu burung. Pelatihan dasar untuk Tim Respon Cepat telah dilakukan untuk semua dinas kesehatan propinsi di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali dan Sulawesi selatan. Setelah itu, pelatihan yang sama dilakukan untuk dinas kesehatan kota/kabupaten di propinsi-propinsi tersebut.

Dengan menggunakan pelatihan awal tim respon cepat flu burung sebagai pijakan, USAID memberikan dana melalui WHO untuk pengembangkan Proyek Surveilans Terpadu untuk Flu Burung. Proyek ini dimulai bulan April 2007 melalui serangkaian sosialisasi dan pertemuan advokasi yang diikuti oleh pelatihan, pengadaan perlengkapan dan dukungan operasional untuk petugas surveilans kota/kabupaten (DSO) oleh Depkes. Pada akhir tahun 2007, 170

DSO di sembilan propinsi telah dilatih (lihat tabel).

DSO saat ini telah ditempatkan untuk bekerja dengan petugas surveilans dan respon penyakit partisipatoris (PDSR). Informasi yang diberikan oleh PDSR memicu DSO untuk melakukan surveilans aktif terhadap penyakit mirip influenza di kalangan risiko tinggi yang telah terpapar dengan unggas yang telah terinfeksi atau dengan lingkungan yang telah terkontaminasi. Sebaliknya, proyek ini juga memastikan bahwa ketika kasus manusia telah dikonfirmasi, petugas PDSR kemudian dapat dimobilisasi untuk melakukan penyelidikan sumber. Pemicu lain untuk upaya DSO secara aktif mencakup penerimaan pelaporan dari pemberi layanan kesehatan di daerah (Puskesmas) mengenai

kelompok masyarakat yang mengalami kematian unggas mendadak. Orang dengan penyakit seperti influenza yang ditemui di daerah yang sama dengan unggas yang sakit atau mati didorong untuk mencari layanan kesehatan yang konsisiten dengan tercuriga atau suspect flu burung, baik di Puskesmas setempat atau di rumah sakit tempat terapi antivirus dan pengumpulan spesimen dapat dilakukan. Hasil dan kegiatan yang kemudian dilaporkan ke koordinator propinsi dan pusat melalui SMS dan faksimil untuk laporan mingguan.

Manajemen data dan pelaporan DSO sedang dikonsolidasi dengan pemikiran menuju memperluas inisiatif ke kota/kabupaten tempat tim PDSR berada. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efek pengendalian FB dari surveilans kesehatan hewan dengan surveilans kesehatan manusia.

Proyek USAID ini melengkapi upaya lain yang dilaksanakan oleh WHO dengan bekerjasama dengan Depkes yang didanai oleh EC, pemerintah Jepang dan AusAID. Wilayah kerjanya mencakup memperkuat surveilans, memperkuat manajemen klinis dan pengendalian infeksi, promosi kesehatan termasuk di pasar tradisional, riset yang mengarah ke aplikasi, perencanaan dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi dan peningkatan kapasitas untuk Peraturan Kesehatan Internasional.

Propinsi

DSO

Banten

12

Bali

18

Yogyakarta

10

Lampung

20

Jawa Timur

30

Jawa Tengah

20

Jawa Barat

40

Sumatera Utara

20

Total

170

(3)

Dukungan

Dukungan

Dukungan

Dukungan FAO

FAO

FAO

FAO untuk Pengendalian F

untuk Pengendalian F

untuk Pengendalian Flu

untuk Pengendalian F

lu

lu

lu

B

B

B

Burung

urung

urung

urung pada Hewan

pada Hewan

pada Hewan

pada Hewan

Oleh Robyn Alders, United Nations Food and Agriculture Organization

Dalam periode Januari hingga Maret 2008, FAO meneruskan dukungannya untuk aktivitas pencegahan dan pengendalian HPAI di lingkungan Departemen Pertanian (Deptan) dan pelayanan ternak unggas daerah.

Serangkaian besar aktivitas

diimplementasikan selama triwulan

pertama tahun 2008 dengan

dukungan dari USAID, AusAID dan Japan Trust Fund.

Program surveilans dan respon penyakit partisipatoris (PDSR)

• Pelatihan refresher di 168 kota/kabupaten diselesaikan pada pertengahan Januari. Pada akhir januari, pelatihan petugas-petugas baru dimulai di kota/kabupaten baru. Antara bulan Januari dan Mei,

program PDSR meluas untuk

mencakup semua kota/kabupaten Sumatera dan Sulawesi Selatan dengan tim tambahan dilatih di Kalimantan dan Sulawesi Barat.

• Petugas-petugas baru dilatih di Tangerang dan di daerah-daerah untuk dimasukkan ke dalam riset operasional.

• Di bulan Maret, pelatihan dimulai terkait dengan pengenalan sistem informasi PDSR yang telah direvisi

untuk mendukung aktivitas

pencegahan dan pengendalian

penyakit partisipatoris dengan para peternak yang beternak di belakang rumah dan peternak unggas komersial berskala kecil.

• Penggambaran profil unit-unit produksi unggas di Jawa Barat dimulai di bulan Maret.

Riset Operasional (RO) di Indonesia

• FAO bekerjasama dengan Deptan untuk mengimplementasikan aktivitas penelitian pengendalian HPAI dengan bekerjasama dengan International Livestock Research Institute (ILRI). • Di bulan Februari, sebuah survei kapasitas rantai dingin dan tata laksana vaksin dilakukan di enambelas kota/kabupaten yang melibatkan riset operasional. Perluasan kapasitas rantai dingini ini merupakan kebutuhan bermakna seperti apakah lemari pendingin saat ini sudah terlalu penuh dan tidak layak untuk penyimpanan vaksin. Pengadaan lemari pendingin dan boks pendingin saat ini tengah

dilakukan. Pelatihan untuk dua manajer vaksin dan rantai dingin untuk setiap kota/kabupaten dan propinsi yang berpartisipasi dalam

RO diajukan untuk April akhir.

• Persiapan untuk kampanye vaksinasi

yang menyebar luas di

kota/kabupaten yang terlibat dalam RO saat ini sedang dijalankan. Di setiap kota/kabupaten RO, semua unggas yang diternakkan di halaman belakang di satu kecamatan akan divaksinasi flu burung dan di kecamatan lain semua unggas yang dipelihara di halaman belakang akan divaksinasi untuk penyakit FB dan Newcastle. Suatu pelatihan trainer untuk vaksinator masyarakat akan dilaksanakan pada minggu pertama di bulan April yang diikuti oleh pelatihan vaksinator masyarakat. Sejumlah total 1088 vaksinator akan disiapkan.

Memantau isolat virus HPAI di lapangan

• Sejumlah isolat virus HPAI sejak tahun 2007 dikirim ke sebuah laboratorium rujukan internasional FAO/OIE untuk karakterisasi. • Penyerahan sampel lapangan ke laboratorium diagnostik hewan oleh petugas PDSR akan diintensifikasi. Program pilot telah dimulai di kota/kabupaten terpilih di tiga LDCC (Yogyakarta, Bandung, dan Medan) dimana tim PDSR akan menerima pelatihan dan peralatan tambahan untuk memfasilitasi pengumpulan, penyimpanan dan transport ke Pusat Penyelidikan Penyakit. Setiap program pilot akan berlangsung selama sekitar

satu bulan. Program akan diperluas mencakup semua tim PDSR yang ada pada tengah tahun kedua di tahun 2008.

• Pengumpulan sampel lingkungan di lima pasar burung sedang berlangsung dalam kerjasama dengan WHO.

Informasi, pendidikan dan komunikasi

• Suatu lokakarya komunikasi HPAI untuk petugas kesehatan hewan, perwakilan industri komersial, universitas dan media serta LSM diselenggarakan di Medan pada bulan Februari.

• Di bulan Maret, FAO membantu Deptan melaksanakan lokakarya juru bicara media dengan peserta datang dari semua daerah di negara ini tempat HPAI merupakan endemik. • Dengan tujuan meningkatkan

pemahaman mengenai persepsi

peternak unggas, pedangan dan

manajer pasar, FAO memulai

serangkaian diskusi kelompok

terfokus yang akan mencakup enam lokasi geografis berbeda di Indonesia, yang dimulai di Tangerang.

• Serangkaian program radio

mengenai pencegahan dan

pengendalian HPAI dimulai di

Tangerang.

Program sosio-ekonomi

• Penelitian rantai pasar unggas telah diselesaikan di Sumatera Utara dan Bali.

• Penilaian terhadap dampak tindakan

pengendalian terhadap mata

encaharian diselesaikan di Jakarta.

Seorang staff PDSR menjelaskan pentingnya memisahkan unggas yang baru dan mengamatinya dalam 14 hari. Jika unggas baru tersebut tetap sehat, maka dapat disatukan dengan unggas yang lama. Foto oleh FAO.

(4)

4 THE AVIAN INFLUENZA ROUNDUP, April 2008

Riset Operasional

Riset Operasional

Riset Operasional

Riset Operasional ILRI

ILRI

ILRI

ILRI

Oleh Melissa McLaws, International Livestock Research Institute

Flu burung yang sangat patogenik (HPAI) secara kuat telah menyerang

unggas di banyak wilayah di

Indonesia. Kepadatan populasi

manusia dan unggas yang tinggi di

Indonesia dianggap membuat

indonesia memungkinkan sebagai

tempat pengembangbiakan untuk

suatu virus influenza pandemik yang akan menjadi ancaman berat terhadap kesehatan masyarakat global.

Meskipun demikian, tindakan

pengendalian penyakit konvensional telah terbukti sulit untuk diaplikasikan yang sebagian disebabkan oleh

banyaknya jumlah unggas (di

Indonesia terdapat 300 juta unggas yang diternakkan di halaman belakang secara bebas) dan sifat pemerintahan yang sangat terdesentralisasi sehingga sangat sulit untuk menerapkan respon yang dikoordinasikan secara nasional. Riset operasional di Indonesia untuk program pengendalian yang lebih efektif untuk HPAI (ORI HPAI) dirancang dengan mengingat kondisi ini. USAID dan Bank Dunia bersama-sama mengembangkan program yang merupakan suatu upaya kerjasama

yang melibatkan Pemerintah

Indonesia, International Livestock Research Institute (ILRI), Food and Agriculture Organization (FAO), dan JSI Deliver.

Efektivitas dan kelayakan dari empat organisasi ini dipilih berdasarkan konsultasi dengan CMU, FAO, dan pengampu kepentingan lain.

1) Participatory disease surveillance and response (PDSR)

2) PDSR dengan vaksinasi masal pencegahan HPAI

3) PDSR dengan vaksinasi masal

pencegahan vaksinasi terhadap

penyakit HPAI dan Newcastle

4) PDSR dengan kompensasi segera untuk culling terfokus.

Program riset ini akan secara bersama-sama menukung peningkatan aktivitas pengendalian AI dan

memperkuat kapasitas pasangan

melalui pelajaran yang diperoleh dari pengalaman lapangan.

Sebuah lokakarya dilaksanakan pada bulan Januari di Bogor untuk mempresentasikan rencana penelitian ke kota/kabupaten yang tengah dipertimbangkan untuk dicakup di dalam penelitian. Responnya sangat positif. Setelah itu, enambelas

kota/kabupaten setuju untuk

berpartisipasi dan upaya ini sedang

didorong untuk

mengimplementasikan aktivitas

pengendalian di minggu pertama bulan Juni 2008.

Selain penelitian longitudinal, riset akan dilaksanakan untuk menilai faktor risiko untuk KLB HPAI dan mengumpulkan informasi mengenai dinamika penularan HPAI pada unggas yang diternak di halaman. Tunggu beritanya!

Sorotan aktual

Pelatihan penilaian dampak partisipatoris

Setiap kota/kabupaten dari enambelas kota/kabupaten yang berpartisipasi

dalam program ORI HPAI

menominasikan dua petugas untuk melaksanakan penilaian dampak partisipatoris di kota/kabupaten mereka. Tim ini akan menggunakan teknik epidemiologi partisipatoris untuk mengungkap karakter peristiwa kematian mendadak yang terjadi di unit epenilaian terpilih. Kelompok terpatama yang terdiri dari enambelas petugas PDSR dilatih dari tanggal 25 Februari sampai 1 Maret 2008.

Mengevaluasi strategi vaksinasi FB

Sebuah percobaan untuk meneliti efek usia terhdap evolusi antibodi setelah vaksinasi terhadap FB dimulai di laboratorium Wates, Yogyakarta pada tanggal 12 Februari 2008. Ayam kampung muda divaksin untuk HPAI dan menerima vaksin pertama di usia antara satu hari hingga empat minggu. Kadar antibodi HPAI pada ayam akan

diukur setiap bulan dengan

menggunakan uji inhibisi

hemaglutinasi.

Telah direkomendasikan oleh

sejumlah ahli bahwa vaksinasi FB harus dimulai pada ayam usia satu hari agar kekebalan kelompok yang kuat dapat tercapai. Tetapi, ayam muda semacam itu seringkali memiliki kadar antibodi maternal yang tinggi sehingga

dapat menganggu respon ayam

terhadap vaksin. Percobaan ini telah dirancang untuk mengklarifikasi masalah ini dan mengembangkan rekomendasi mengenai kapan kita harus memvaksinasi anak ayam dengan vaksin AI H5N1.

Catatan dari Bangkok

Catatan dari Bangkok

Catatan dari Bangkok

Catatan dari Bangkok

Oleh Jonathan Bell, Community-Based Avian Influenza Control Project Bangkok International Conference on Avian

Influenza dilaksanakan pada bulan Januari 2008 dan diselenggarakan oleh National Center of Genetic Engineering and Biotechnology di Thailand. Konferensi ini dihadiri oleh lebih dari

500 peserta dari lebih dari 40 negara termasuk Indonesia yang diwakili dengan sangat baik. Konferensi ilmiah ini terdiri dari presentasi mengenai sejumlah besar topik termasuk epidemiologi, vaksinasi dan patologi ILRI bekerjasama dengan AI Campaign

Management Unit (CMU) Departemen Pertanian. Tim yang ada di foto ini adalah anggota CMU di Cirebon, Jawa Barat. Foto oleh ILRI.

(5)

pada unggas dan manusia. Pembicara utamanya mencakup Kennedy Shortridge, Professor Emeritus dari University of Hong Kong dan perintis dalam penelitian dan pengendalian FB di Hong Kong dan Robert Webster di St. Jude Children’s Research Hospital dan veteran di bidang riset FB. Sejumlah temuan telah dipresentasikan terkait dengan situasi di Indonesia. Hubungan antar isolat virus

Malik Peiris dari University of Hong

Kong melaporkan bahwa dalam analisis

filogenetik galur FB Asia, semua isolat

Indonesia bersifat kluster sehubungan

dengan sekuen genetiknya (masuk ke

dalam clade 2.2) yang menunjukkan asal muasal yang sama dan bahwa virus belum masuk kembali sejak infeksi awal dari Cina. Menurut Peiris virus HPAI (sangat patogenik) yang diisolasi dari ugngas lebih beranekaragam secara antigennya dibandingkan dengan virus LPAI (patogenik rendah) yang ditemukan pada unggas liar yang menunjukkan lebih banyak tekanan seleksi untuk virus HPAI. Meskipun demikian, Nguyen Tien Dzung dari National Institute of Veterinary Research dari Vietnam melaporkan bahwa tidak terdapat perubahan besar dalam struktur antigen virus yang ditemukan setelah dua tahun vaksinasi unggas. Tidak terdapat kasus manusia di Vietnam pada tahun 2006 setelah vaksinasi seluruh unggas.

Penularan antar unggas

Peiris juga melaporkan bahwa di pasar unggas Hong Kong, tingkat isolasi virus

FB dari swab lingkungan adalah lima persen sementara ketika hari istirahat diberlakukan yaitu ketika pasar dikosongkan selama satu hari setelah pembersihan dan disinfeksi, tingkat isolasi menurun hingga nol. Selain diperkenalkannya dua hari istirahat per bulan, pemasaran bebek liar juga dilarang di Hong Kong karena spesies ini dianggap rentan secara khusus rentan terhadap virus. Leslie Sims, seorang konsultan kedokteran hewan di

Australia melaporkan bahwa di Hong

Kong tindakan menghindari penjualan

unggas secara langsung ke pasar eceran dengan menjual semua unggas di pasar grosir telah mengurangi penularan virus. Scott Newman dari FAO Roma mendebat bahwa meskipun unggas liar telah diimplikasikan terlibat dalam penularan HPAI, terutama di Eropa, unggas liar tidak berperan besar. Unggas liar ini kelihatannya tidak memberikan pengaruhi di Asia Tenggara. Ia kemudian mencatat bahwa meskipun banyak kasus manusia telah dikaitkan dengan pemaparan terhadap unggas tidak satupun telah dikaitkan dengan kontak dengan unggas liar.

FB pada Manusia

Meskipun tidak terdapat riset langsung yang kelihatannya sedang dilaksanakan mengenai faktor-faktor genetik yang melibatkan kluster keluarga korban FB, Richard Webby dari St. Jude Children’s Research Center telah meneliti kerentanan genetik terhadap virus pada tikus. Sebuah kasus unik dari korban FB yang sedang hamil di Thailand telah memungkinkan Mongkol Uiprasertkul dari Mahidol University di Thailand

untuk menyatakan bahwa virus dapat ditularkan melalui plasenta ke embrio.. Menno de Jong dari Oxford University Clinical Research Unit di Vietnam melaporkan bahwa steroid merupakan kontraindikasi dalam terapi infeksi virus H5N1 dan bahwa oseltamivir kelihatannya kurang efektif untuk virus flu burung daripada virus influenza manusia. Dalam penutupan konferensi, Robert Webster mengungkapkan pentingya faktor lingkungan dalam kasus manusia dan mencatat terutama mengenai berenang di kolam yang terinfeksi dengan virus FB. Louis Vézina of Medicago, Inc. di Kanada melaporkan produksi partikel seperti virus pada tanaman yang dapat digunakan untuk vaksin manusia dengan keuntungan bahwa produksi ini dapat diperluas lebih cepat daripada produksi vaksin dari telur yang dilakukan saat ini. Pandemi

Robert Webster memperjelas bahwa tidak tidak hanya jenis influenza H5N1, tetapi juga H7N7, H9N2 dan H2N2 dari virus influenza A merupakan kandidat untuk dimulainya epidemi yang menggarisbawahi ancaman zoonotik berkesinambungan dari industri unggas di luar ancaman spesifik dari galur H5N1 yang ada saat ini. Michael Osterholm dari University of Minnesota memperlihatkan bahwa organisasi perdagangan dunia saat ini merupakan sistem tepat waktu di dunia yang secara khusus rentan terhadap gangguan yang akan disebabkan oleh pandemik influenza atau gangguan jenis lain apapun.

SITUASI SAAT INI DI INDONESIA

Kasus dan Kematian akibat FB H5N1 berdasarkan Propinsi di Indonesia pada tanggal 2 April 2008 (WHO). Riau

6 Kasus 5 Meninggal

Banten 25 Kasus

22 Meninggal Jawa Barat 33 Kasus 27 Meninggal Jawa Tengah 10 Kasus 9 Meninggal Jawa Timur 7 Kasus

5 Meninggal Bali 2 Kasus 2 Meninggal Jakarta 32 Kasus 27 Meninggal Lampung 3 Kasus 0 Meninggal SumatraUtara 8 Kasus 7 Meninggal Sumatra Barat 4 Kasus 1 Meninggal Sumatra Selatan 1 Kasus 1 Meninggal Sulawesi Selatan 1 Kasus 1 Meninggal

(6)

6 THE AVIAN INFLUENZA ROUNDUP, April 2008

Infolinks

Infolinks

Infolinks

Infolinks

US

AID

http://indonesia.usaid.gov/proxy/Document.205.aspx

International Livestock Research Institute

http://www.ilri.org/research/Content.asp?SID=246&CCID=41

World Health Organization

http://www.who.int/csr/disease/avian_influenza/en/index.html

United Nations Food and Agriculture Organization

http://www.fao.org/avianflu/en/index.html

KOMNAS FBPI

http://www.komnasfbpi.go.id/utama_eng.php

Departemen Pertanian Indonesia

http://www.deptan.go.id/

Departemen Kesehatan Republik Indonesia

http://www.depkes.go.id/en/index_en.htm

Acara yang akan Datang

CLIMATE, ENVIRONMENT, AND INFECTIOUS DISEASES – AMERICAN INSTITUTE OF BIOLOGICAL SCIENCES ANNUAL MEETING. 12 – 13 May 2008. The Westin Arlington Gateway, Arlington, VA, USA. Keterangan lebih rinci dapat dilihat secara online di: http://www.aibs.org/annual-meeting/annual_meeting_2008.html

SEASONAL AND PANDEMIC INFLUENZA 2008. 18 – 20 May 2008. Crystal Gateway Marriott, Arlington, VA, USA. Keterangan

lebih rinci dapat dilihat secara online di: http://www.idsociety.org/Content.aspx?id=9726

35th ANNUAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON GLOBAL HEALTH. 27 – 31 May 2008. Omni Shoreham Hotel, Washington,

DC, USA. Keterangan lebih rinci dapat dilihat secara online di: http://www.globalhealth.org/conference/

13th INTERNATIONAL CONGRESS ON INFECTIOUS DISEASES. 19 – 22 June 2008. Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia.

Keterangan lebih rinci dapat dilihat secara online di: http://www.isid.org/13th_icid/welcome.shtml

XXIII WORLD’S POULTRY CONGRESS. 30 June – 4 July 2008. Brisbane Convention and Exhibition Centre, Queensland, Australia.

Keterangan lebih rinci dapat dilihat secara online di: http://www.wpc2008.com/default.htm

Apakah

Anda

tahu?

Antara tanggal 29 Desember 2007 dan 4 April 2008, CBAIC

mendukung pelatihan 967 Koordinator Influenza Flu Burung Desa (VAIC) untuk ekspansi penjangkauan

pengendalian dan pencegahan tingkat masyarakat di Indonesia.

Jumlah ini menambah jumlah kumulatif VAIC yang dilatih oleh CBAIC sejak Desember 2006 menjadi

15.865, di propinsi-propinsi Sumatra Utara, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali.

Sejak iklan layanan masyarakat televisi CBAIC mulai disiarkan pada akhir Januari 2008, 137 juta pemirsa

target telah terpapar setidaknya satu

kali oleh iklan layanan masyarakat CBAIC yang menjelaskan bagaimana merespon kecurigaan KLB FB pada unggas.

The Community-Based Avian Influenza Control Project (CBAIC) merupakan sebuah proyek yang didanai oleh USAID untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas pengendalian FB di Indonesia. Proyek ini memberikan bantuan kepada Komite Nasional pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza Indonesia (KOMNAS FBPI) untuk melatih dan memobilisasi relawan masyarakat dan melalui kerjasama Hopkins University mengembangkan dan mengimplementasikan inisiatif komunikasi perubahan perilaku bertarget.. Newsletter triwulanan ini diterbitkan oleh CBAIC dengan kontribusi dari FAO, WHO, dan ILRI. Pandangan yang diungkapkan dalam forum ini tidak selalu mewakili pandangan USAID atau Pemerintah Amerika Serikat. Foto cover oleh Jonathan Bell, CBAIC.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat peningkatan civic knowledge siswa melalui penerapan model pembelajaran controversial issues pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII Sekolah

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran seba- gai berikut: (1) Bagi guru atau calon pe- neliti yang tertarik untuk menerapkan penelitian

Oleh karena itu, maka peneliti akan menuangkannya di dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul: “Analisis Perbandingan Profitabilitas dan Ukuran

Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam menyelenggarakan pendidikan. Tujuan pendidikan Indonesia bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia Indonesia

ábrája egy korábbi tanulmány (Bene 2016) alapján összefoglalja a vállalati társadalmi felelősségvállalás azon tevékenységeit, amelyek fogyatékossággal élőkkel

Bila gejala klinis sudah tidak ada dan BB anak sudah mencapai 80% BB/U, dapat dak ada dan BB anak sudah mencapai 80% BB/U, dapat dikatakan anak sembuh.Pola pemberian makan yang baik

Pada jenis serangan ini, penyerang tidak terlibat dalam komunikasi antara pengirim dan penerima, namun penyerang menyadap semua pertukaran pesan antara kedua entitas