• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN STANDA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN STANDA (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN KURIKULUM SESUAI DENGAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Disusun Oleh :

Nama :

NIM :

Desi Arisandi

171011500039

02PPKP001/438

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAMULANG

(2)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kurikulum adalah suatu hal yang esensial dalam menyelenggarakan pendidikan. Tujuan pendidikan Indonesia bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia Indonesia yaitu pancasila. Tujuan pendidikan nasional terdapat pada undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum secara sederhana dapat dimengerti sebagai suatu kumpulan atau daftar pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik komplit dengan pemberian nilai pencapaian belajar di kurun waktu tertentu.

Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas. Perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan kualitas Sistem Pendidikan Nasional. Adanya perubahan sosial yang terjadi dimasyarakat maka berimplikasi pada perlunya perubahan dalam kurikulum sehingga dapat mengikuti perubahan dan perkembangan zaman. Sebab jika tidak dilakukan perubahan maka pendidikan tidak dapat menghasilkan generasi berikut yang tanggap terhadap perkembangan.

B. Ruang Lingkup Kajian

(3)

C. Tujuan

1. Mengetahui Hakikat Manajemen Kurikulum

2. Mengetahui Standar Nasional Pendidikan tentang Manajemen Kurikulum 3. Mengetahui Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen

Kurikulum

II. PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen Kurikulum 1) Definisi Manajemen Kurikulum

Manajemen adalah suatu seni dalam ilmu dan pengorganisasian seperti menyusun perencanaan, membangun organisasi dan penggorganisasiannya serta pengendalian atau pengawasan. Sedangkan, kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggaraan pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan1. Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistematik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam melaksanakan manajemen kurikulum harus disesuaikan dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)2.

Kurikulum yang berlaku di Indonesia sejak pertama kali digunakan hingga sekarang sudah mengalami pembaruan-pembaruan mengikuti perkembangan dunia pendidikan yang semakin modern yaitu :

 Kurikulum 1947 (Rentjana peladjaran 1947)

Kurikulum yang pertama lahir pada masa kemerdekaan yang memakai istilah dalam bahasa belanda Leer plan artinya

rencana pelajaran, yang baru dilaksanakan pada tahun 1950 orientasinya tidak menekankan pada pendidikan pikiran tetapi pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.  Kurikulum 1952 (Rentjana pelajaran terurai 1952)

1

Perkembangan kurikulum ptm 13.pdf

2

(4)

Kurikulum ini mengalami penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional serta rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.  Kurikulum 1964 (Rentjana pendidikan 1964)

Pada kurikulum ini pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD program pancawardhana (Hamalik,2004) yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keterampilan dan jasmani.

 Kurikulum 1968 ((Berorientasi pada materi)

Pada kurikulum ini merupakan pembaharuan dari kurikulum sebelumnya yaitu perubahan struktur kurikulum pendidikan dari pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar dan kecakapan khusus.

 Kurikulum periode 1975 (Berorientasi pada tujuan)

Kurikulum ini menekankan pada tujuan agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi dalam bentuk Tujuan Instruksional Umum (TIU), Tujuan Instruksional Khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi guru harus terampil menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

 Kurikulum 1984 (Penyempurnaan kurikulum 1975)

(5)

 Kurikulum 1994 (Berorientasi pada aspek nasional dan lokal) Kurikulum ini penyempurna kurikulum sebelumnya dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran dengan mengubah sistem semester ke sistem caturwulan. Tujuan pengajaran ini menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. Pada kurikulum 1994 perpaduan tujuan dan proses belum berhasil karena beban belajar siswa dinilai terlalu berat.

 Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)

Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan kompetensi tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan. Setiap mata pelajaran dirinci berdasarkan kompetensi apa yang mesti dicapai siswa. Kerancuan muncul pada alat ukur pencapaian kompetensi siswa yang berupa ujian akhir sekolah dan ujian nasional yang masih berupa soal pilihan ganda. Walhasil, hasil KBK tidak memuaskan dan guru-guru pun tak paham betul apa yang sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.

(6)

diberhentikan pada beberapa sekolah dan digantikan dengan kurikulum baru.

 Kurikulum periode 2013 (Berbasis kompetensi dan karakter) Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan, modifikasi dan pemutakhiran dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas), kurikulum ini diresmikan pada tanggal 15 juli 2013 yang memiliki perbedaan dengan yang lama.3

Kurikulum muatan lokal pada hakikatnya merupakan mutu perwujudan pasal 38 ayat 1 undang-undang sistem pendidikan nasional (UUSPN) yang berbunyi “Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan pendidikan.” Sebagai tindak lanjut hal tersebut, muatan lokal telah dijadikan strategi pokok untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan lokal dan sejauh mungkin melibatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Dengan kurikulum muatan lokal setiap sekolah diharapkan mampu mengembangkan program pendidikan tertentu yang sesuai dengan keadaaan dan tuntutan lingkungannya.4

2) Ruang lingkup Manajemen Kurikulum

Ruang lingkup manajemen pendidikan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan,

3

www.gurungapak.com/2016

4

(7)

sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.5

3) Tujuan Manajemen Kurikulum

1. Pencapaian pengajaran dengan menitikberatkan pada peningkatan kualitas interaksi belajar mengajar.

2. Mengembangkan sumber daya manusia dengan mengacu pada pendayagunaan seoptimal mungkin.

3. Pencapaian visi dan misi pendidikan nasional.

4. Meningkatkan kualitas belajar mengajar disuatu pendidikan tertentu.6

4) Fungsi Manajemen Kurikulum

1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.

2. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler.

3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik.

4. Meningkatkan efektifitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang profesional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.

5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian ketidaksesuaian antara desain dan implementasi dapat dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien, karena adanya

5

Asep Sudarsyah dan Diding Nurdin.Manajemen Pendidikan.(Bandung : Alfabeta, 2015).hlm.191.

6

(8)

dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.7

5) Manfaat Manajemen Kurikulum

1. Manfaat kurikulum bagi guru :

a. Sebagai pedoman bagi guru dalam merancang, melaksanakan dan menilai kegiatan pembelajaran.

b. Membantu guru untuk memperbaiki situasi belajar.

c. Membantu guru untuk menunjang situasi belajar ke arah yang lebih baik.

2. Manfaat kurikulum bagi sekolah :

a. Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, karena dengan adanya kurikulum maka tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah akan tercapai.

b. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.

c. Memberi peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.

3. Manfaat kurikulum bagi masyarakat :

a. Sebagai acuan untuk berpartisipasi dalam membimbing putra/putrinya di sekolah.

b. Sebagai partisipasi dalam rangka memperlancar program pendidikan dan dapat memberikan kritik serta saran yang membangun dalam penyempurnaan program pendidikan di sekolah.

7

(9)

4. Manfaat kurikulum bagi orang tua :

a. Sebagai bentuk adanya partisipasi orang tua dalm membantu usaha sekolah dalam memajukan putra/putrinya.

5. Manfaat kurikulum bagi siswa :

a. Sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu persiapan bagi anak didik. Anak didik diharapkan mendapatkan sejumlah pengalaman baru yang dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.8

6) Asas- asas Kurikulum

Dalam mengembangkan kurikulum bukan sesuatu yang mudah dan sederhana karena banyak hal yang harus dipertimbangkan dan banyak pertanyaan yang dapat diajukan untuk diperhitungkan misalnya Apakah yang ingin dicapai, manusia yang bagaimana yang akan diharapkan akan dibentuk? Apakah akan diutamakan kebutuhan anak pada saat sekarang atau masa mendatang? Dan lain-lain. Semua pertanyaan yang timbul itu menyangkut asas-asas yang mendasar setiap kurikulum, yaitu :

1. Asas Filosofis adalah berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat Negara misalnya mendidik anak agar menjadi manusia yang baik sesuai dengan nilai-nilai, cita-cita dan filsafat yang dianut Negara.

2. Asas Psikologis yang memperhitungkan faktor anak dalam kurikulum misalnya Psikologi anak (perkembangan anak), Psikologi belajar (bagaimana proses belajar).

3. Asas Sosiologis yaitu keadaan masyarakat, perkembangan dan perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia berupa pengetahuan dan lain-lain.

8

(10)

4. Asas Organisatoris yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan.9

7) Prinsip-Prinsip dalam mengembangkan Manajemen Kurikulum

1. Kurikulum harus mencapai tujuan falsafah pendidikan sekolah dan nasional.

2. Kurikulum dikembangkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.

3. Kurikulum perlu dikembangkan dari tingkat Akar Rumput dengan melibatkan kontribusi orrang tua dan masyarakat. 4. Kurikulum perlu memberi peluang memenuhi kebutuhan

peserta didik untuk memperoleh pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.

5. Kurikulum perlu mmepertimbangkan budaaya, kebiasaan dan tradisi lokal.

6. Kurikulum perlu menyediakan pengalaman pendidikan praktis.10

8) Faktor- Faktor yang mempengaruhi kurikulum yang sesuai dengan UU No.20 tahun 2003

1. Peningkatan iman, takwa dan akhlak mulia.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik. 3. Keragaman potensi daerah dan lingkungan.

4. Tuntunan pembangunan daerah, nasional dan dunia kerja. 5. Perkembangan ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni. 6. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.11

B. Standar Nasional Pendidikan tentang Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum merupakan salah satu substansi manajemen pendidikan yang harus dikelola sekolah secara efektif. Berdasarkan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia pada :

9

Nasution,S.Asas-asas kurikulum.(Jakarta: Bumi Aksara.2011).hlm.11.

10Manajemen sekolah.(Sawangan:2007).hlm.261. 11

(11)

1. Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan dasar dan Menengah.

Standar kompetensi kelulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah.

Pasal 1

 Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan dan standar.

 Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

Kompetensi lulusan SD/MI/SDLB/Paket A

Kompetensi lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan Kompetensi lulusan SMA/MA/MAK/SMALB/Paket C

 Standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri.

Pasal 2

Pada saat peraturan menteri ini mulai berlaku, peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 54 tahun 2013 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 3

Peraturan menteri ini telah berlaku pa12da tanggal diundangkan (6 juni 2016)13

13

(12)

2. Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendiidkan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan dan kalender pendidikan/akademik.

3. Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

4. Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Merupakan kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur dan intrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasae dan pendidikan menengah.14

C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Kurikulum

Manajemen pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas untuk melaksanakan sistem proses belajar yang meliputi adminitrasi kurikulum, program ketenagaan, program sarana dan prasarana, program pembiayaaan dan program hubungan masyarakat kelima jenis program tersebut mempunyai implikasi tertentu dalam kerangka mengembangkan kurikulum. Adminitrasi kurikulum mencakup sistem

14

(13)

penyampaian media dan bimbingan diperlukan faktor pertimbangan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum.15

III. PENUTUP A. Kesimpulan

Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistematik dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam melaksanakan manajemen kurikulum harus disesuaikan dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Ruang lingkup manajemen pendidikan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan kurikulum, Faktor- Faktor yang mempengaruhi kurikulum yang sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 Peningkatan iman, takwa dan akhlak mulia, Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik, Keragaman potensi daerah dan lingkungan dan lain-lain. Implikasi manajemen kurikulum yaitu Adminitrasi kurikulum, program ketenagaan, program sarana dan prasarana, program pembiayaaan dan program hubungan masyarakat.

B. Saran

Diharapkan agar kita sebagai generasi muda penerus bangsa memiliki keinginan untuk memajukan bangsa dan negaranya akan terus berkembang sebaik mungkin untuk mewujudkannya. Penerapan kurikulum ini diharapkan menjadi semangat generasi penerus untuk terus meningkatkan kualitas dan mampu bersaing di dunia pendidikan yang semakin lama semakin banyak persaingan. Hal tersebut akan terwujud dengan menerapkan sistem manajemen kurikulum pendidikan yang baik dan merata secara keseluruhan dan ini tanggung jawab kita bersama unntuk mewujudkan indonesia yang merata pendidikan disemua kalangan.

15

(14)

IV. DAFTAR PUSTAKA

bsnp-indonesia.org.

Dharma, Agus.(2007).Manajemen sekolah.Sawangan: Departemen pendidikan nasional.hlm.300.

Idaaka.blogspot.com/2013/01

Mulyasa.(2012).Manajemen berbasis sekolah.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S.(2011).Asas-asas kurikulum.Jakarta:Bumi Aksara. Sudarsyah, Asep dan Diding

Nurdin.(2015).ManajemenPendidikan.Bandung:Alfabeta. Pengelolaan kurikulum.pdf

Tugassekolahdankuliah.blogspot.com/2014 www.gurungapak.com/2016

Terima kasih. Dosen,

Imam Fitri Rahmadi, S.Pd.I, M.Pd

Referensi

Dokumen terkait

Lahan kering marjinal di Indonesia mempunyai potensi besar dengan luas mencapai sekitar 48,3 juta hektar dengan tingkat produktivitas yang rendah. Untuk itu

Cara pengukuran dimensi ini dapat disebut juga dengan metode statis yaitu dengan mengukur panjang, lebar dan tebal benda di tempat-tempat yang berlainan serta menentukan massa

Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa (Studi Eksperimen Kuasi Pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X Sosial SMA Negeri 1

Pada konsentrasi nitrat yang tinggi, isolat HNF5 m em punyai kem am - puan kompetisi yang lebih baik karena memiliki kecepat an reduksi nit rat yang t inggi (0,15 m M/ jam )

 Peralihan / pergantian secara bertahap ( phased )  Pengoperasi sistem lama dan baru secara paralel. sambil dilakukan peralihan secara bertahap (

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ PENGARUH KUALITAS LAYANAN AKADEMIK DAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP HASIL BELAJAR (Survey pada Mahasiswa Fakultas

yang berasal dari Bogor mempunyai kemiripan yang relat if t inggi dengan ikan nila GMT dari Sukabumi dan ikan nila GIFT yang berasal dari Sukamandi sedangkan ikan nila Nirwana

Formika merupakan bahan pelapis yang memiliki kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan vinir kayu karet atau anyaman bambu betung, sehingga serangan rayap pada papan