• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRS GIZI BURUK.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CRS GIZI BURUK.docx"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA 1.1Definisi 1.1Definisi

Gizi buruk adalah terdapatnya edema pada

Gizi buruk adalah terdapatnya edema pada kedua kaki atau adanya severe wastingkedua kaki atau adanya severe wasting (BB/TB < 70% atau <-3SD), atau ada gejala klinis gizi buruk (kwashiorkor, marasmus (BB/TB < 70% atau <-3SD), atau ada gejala klinis gizi buruk (kwashiorkor, marasmus atau marasmik-kwashiorkor).

atau marasmik-kwashiorkor). Menurut Depkes RI 2008, keadaan kurang gizi t Menurut Depkes RI 2008, keadaan kurang gizi tingkatingkat  berat pada anak berdasarkan indeks

 berat pada anak berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) <berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) <--3 SD dan atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan 3 SD dan atau ditemukan tanda-tanda klinis marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor.

kwashiorkor.1,21,2 1.2Epidemiologi 1.2Epidemiologi

Gizi buruk masih merupakan masalah di Indonesia, walaupun Pemerintah Gizi buruk masih merupakan masalah di Indonesia, walaupun Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk menanggulanginya. Data Susenas menunjukkan Indonesia telah berupaya untuk menanggulanginya. Data Susenas menunjukkan  bahwa

 bahwa jumlah jumlah balita balita yang yang BB/U BB/U <-3SD <-3SD Z-score Z-score WHO-NCHS WHO-NCHS sejak sejak tahun tahun 19891989 meningkatdari 6,3% menjadi 7,2% tahun 1992 dan mencapai puncaknya 11,6 % meningkatdari 6,3% menjadi 7,2% tahun 1992 dan mencapai puncaknya 11,6 %  padatahun

 padatahun 1995. 1995. Upaya Upaya pemerintahan pemerintahan tara tara lain lain melalui melalui Pemberian Pemberian MakananMakanan Tambahan dalam Jaring Pengaman Sosial (JPS) dan peningkatan pelayanan gizi Tambahan dalam Jaring Pengaman Sosial (JPS) dan peningkatan pelayanan gizi melalui pelatihan-pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk kepada tenaga kesehatan, melalui pelatihan-pelatihan Tatalaksana Gizi Buruk kepada tenaga kesehatan,  berhasil

 berhasil menurunkan menurunkan angka angka gizi gizi buruk buruk menjadi menjadi 10,1 10,1 % % pada pada tahun tahun 1998; 1998; 8,1%8,1% tahun 1999 dan 6,3 % tahun 2001. Namun pada tahun 2002 terjadi peningkatan tahun 1999 dan 6,3 % tahun 2001. Namun pada tahun 2002 terjadi peningkatan kembali menjadi 8% dan pada tahun 2003 menjadi 8,15 %. Kenyataan di lapangan kembali menjadi 8% dan pada tahun 2003 menjadi 8,15 %. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa anak gizi buruk dengan gejala klinis (marasmus, kwas

menunjukkan bahwa anak gizi buruk dengan gejala klinis (marasmus, kwas hiorkor,hiorkor, marasmus-kwashiorkor) umumnya disertai dengan penyakit infeksi seperti diare, marasmus-kwashiorkor) umumnya disertai dengan penyakit infeksi seperti diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Tuberkulosis (TB) serta penyakit infeksi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Tuberkulosis (TB) serta penyakit infeksi lainnya. Data dari WHO menunjukkan bahwa 54 % angka kesakitan pada balita lainnya. Data dari WHO menunjukkan bahwa 54 % angka kesakitan pada balita disebabkan karena gizi buruk, 19 % diare, 19% ISPA, 18% perinatal, 7% campak, disebabkan karena gizi buruk, 19 % diare, 19% ISPA, 18% perinatal, 7% campak, 5% malaria dan 32 % penyebab lain.

5% malaria dan 32 % penyebab lain.33

Masalah gizi pada anak balita di Indonesia telah mengalami perbaikan. Hal ini Masalah gizi pada anak balita di Indonesia telah mengalami perbaikan. Hal ini dapat dilihat antara lain dari penurunan prevalensi gizi buruk pada anak balita dari dapat dilihat antara lain dari penurunan prevalensi gizi buruk pada anak balita dari

(2)

5,4% pada tahun 2007 menjadi 4,9% pada

5,4% pada tahun 2007 menjadi 4,9% pada tahun 2010. Meskipun terjadi penurunan,tahun 2010. Meskipun terjadi penurunan, tetapi jumlah nominal anak gizi buruk masih relatif besar.

(3)

1.3Klasifikasi Gizi Buruk  1.3Klasifikasi Gizi Buruk 

Terdapat 3 tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan Terdapat 3 tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor. Perbedaan tipe tersebut didasarkan pada ciri-ciri

kwashiorkor. Perbedaan tipe tersebut didasarkan pada ciri-ciri atau tanda klinis dariatau tanda klinis dari masing-masing tipe yang berbeda-beda.

masing-masing tipe yang berbeda-beda. 1.3.1 Marasmus

1.3.1 Marasmus

Gambaran klinik marasmus berasal dari masukan kalori yang tidak cukup Gambaran klinik marasmus berasal dari masukan kalori yang tidak cukup karena diet yang tidak cukup, karena kebiasaan makan yang tidak tepat seperti karena diet yang tidak cukup, karena kebiasaan makan yang tidak tepat seperti mereka yang hubungan orangtua-anak terganggu, atau karena kelainan metabolik mereka yang hubungan orangtua-anak terganggu, atau karena kelainan metabolik atau malformasi kongenital. Gangguan berat setiap sistem tubuh dapat atau malformasi kongenital. Gangguan berat setiap sistem tubuh dapat mengakibatkan malnutrisi.

mengakibatkan malnutrisi.66

Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot timbul diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah dan di bawah kulit (kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit, gangguan pencernaan (sering diare), pembesaran hati kemerahan, gangguan kulit, gangguan pencernaan (sering diare), pembesaran hati dan sebagainya. Anak tampak sering rewel dan

dan sebagainya. Anak tampak sering rewel dan banyak menangis meskipun setelahbanyak menangis meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar. Berikut adalah gejala pada marasmus adalah: makan, karena masih merasa lapar. Berikut adalah gejala pada marasmus adalah: 44

a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan

otot-ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit  b. Wajah seperti orang tua

 b. Wajah seperti orang tua c. Iga gambang dan perut

c. Iga gambang dan perut cekungcekung d. Otot paha mengendor

d. Otot paha mengendor (baggy pant (baggy pant ))

e. Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa e. Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa laparlapar 1.3.2 Kwashiorkor

1.3.2 Kwashiorkor

Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (

Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk ( suger baby suger baby), bilamana), bilamana dietnya mengandung cukup energi disamping kekurangan protein, walaupun dietnya mengandung cukup energi disamping kekurangan protein, walaupun dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atrofi. Tampak sangat dibagian tubuh lainnya terutama dipantatnya terlihat adanya atrofi. Tampak sangat kurus dan atau edema pa

(4)

Walaupun defisiensi kalori dan nutrien lain mempersulit gambaran klinik dan Walaupun defisiensi kalori dan nutrien lain mempersulit gambaran klinik dan kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak kimia, gejala utama malnutrisi protein disebabkan karena masukan protein tidak cukup bernilai biologis baik. Dapat juga karena penyerapan protein terganggu, cukup bernilai biologis baik. Dapat juga karena penyerapan protein terganggu, seperti pada keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria seperti pada keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi, perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein, (nefrosis), infeksi, perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein, seperti pada penyakit hati kronik .

seperti pada penyakit hati kronik .44

Kwashiorkor merupakan sindrom klinis akibat dari defisi

Kwashiorkor merupakan sindrom klinis akibat dari defisi ensi protein berat danensi protein berat dan masukan kalori tidak cukup. Dari kekurangan masukan atau dari kehilangan yang masukan kalori tidak cukup. Dari kekurangan masukan atau dari kehilangan yang  berlebihan

 berlebihan atau atau kenaikan kenaikan angka angka metabolik metabolik yang yang disebabkan disebabkan oleh oleh infeksi infeksi kronik,kronik, akibat defisiensi vitamin dan mineral dapat turut menimbulkan tanda-tanda dan akibat defisiensi vitamin dan mineral dapat turut menimbulkan tanda-tanda dan gejala-gejala tersebut. Bentuk malnutrisi

gejala-gejala tersebut. Bentuk malnutrisi yang paling serius dan paling menonjol diyang paling serius dan paling menonjol di dunia saat ini terutama berada di daerah industri belum bekembang.

dunia saat ini terutama berada di daerah industri belum bekembang.44

Bentuk klinik awal malnutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatis Bentuk klinik awal malnutrisi protein tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatis atau iritabilitas. Bila terus berlanjut, mengakibatkan pertumbuhan tidak cukup, atau iritabilitas. Bila terus berlanjut, mengakibatkan pertumbuhan tidak cukup, kurang stamina, kehilangan jaringan muskuler, meningkatnya kerentanan terhadap kurang stamina, kehilangan jaringan muskuler, meningkatnya kerentanan terhadap infeksi, dan udem. Imunodefisiensi sekunder merupakan salah satu dari manifestasi infeksi, dan udem. Imunodefisiensi sekunder merupakan salah satu dari manifestasi yang paling serius dan konstan. Pada anak dapat terjadi anoreksia, kekenduran yang paling serius dan konstan. Pada anak dapat terjadi anoreksia, kekenduran  jaringan sub

 jaringan subkutan dan kutan dan kehilangan kehilangan tonus otot. tonus otot. Hati membesar Hati membesar dapat terjadi dapat terjadi awal atauawal atau lambat, sering terdapat infiltrasi lemak. Udem biasanya terjadi awal, penurunan lambat, sering terdapat infiltrasi lemak. Udem biasanya terjadi awal, penurunan  berat

 berat badan badan mungkin mungkin ditutupi ditutupi oleh oleh udem, udem, yang yang sering sering ada ada dalam dalam organ organ dalamdalam sebelum dapat dikenali pada muka dan tungkai. Aliran plasma ginjal, laju filtrasi sebelum dapat dikenali pada muka dan tungkai. Aliran plasma ginjal, laju filtrasi glomerulus, dan fungsi tubuler ginjal menurun. Jantung mungkin kecil pada awal glomerulus, dan fungsi tubuler ginjal menurun. Jantung mungkin kecil pada awal stadium penyakit tetapi biasanya kemudian membesar. Pada kasus ini sering stadium penyakit tetapi biasanya kemudian membesar. Pada kasus ini sering terdapat dermatitis. Penggelapan kulit tampak pada daerah yang teriritasi tetapi terdapat dermatitis. Penggelapan kulit tampak pada daerah yang teriritasi tetapi tidak ada pada daerah yang terpapar sinar matahari. Dispigmentasi dapat terjadi tidak ada pada daerah yang terpapar sinar matahari. Dispigmentasi dapat terjadi  pada daerah ini sesudah deskuamasi

 pada daerah ini sesudah deskuamasi atau dapat generalisata. Rambut atau dapat generalisata. Rambut sering jarangsering jarang dan tipis dan kehilangan sifat elastisnya. Pada anak yang berambut hitam, dan tipis dan kehilangan sifat elastisnya. Pada anak yang berambut hitam, dispigmentasi menghasilkan corak merah atau abu-abu pada warna rambut dispigmentasi menghasilkan corak merah atau abu-abu pada warna rambut (hipokromotrichia) .

(hipokromotrichia) .44

Infeksi dan infestasi parasit sering ada, sebagaimana halnya anoreksia, mual, Infeksi dan infestasi parasit sering ada, sebagaimana halnya anoreksia, mual, muntah, dan diare terus menerus. Otot menjadi lemah, tiois, dan atrofi, tetapi muntah, dan diare terus menerus. Otot menjadi lemah, tiois, dan atrofi, tetapi

(5)

kadang-kadang mungkin ada kelebihan lemak subkutan. Perubahan mental, kadang-kadang mungkin ada kelebihan lemak subkutan. Perubahan mental, terutama iritabilitas dan apati sering ada. Stupor, koma dan meninggal dapat terutama iritabilitas dan apati sering ada. Stupor, koma dan meninggal dapat menyertai.

menyertai.44

Berikut ciri-ciri dari kwashiorkor secara garis besar adalah : Berikut ciri-ciri dari kwashiorkor secara garis besar adalah :

a. Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis a. Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis

 b. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung

 b. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut,dan mudah dicabut,  pada penyakit kwashiorkor yang

 pada penyakit kwashiorkor yang lanjut dapat terlihat rambut kepalalanjut dapat terlihat rambut kepala kusam.

kusam.

c. Wajah membulat dan sembab c. Wajah membulat dan sembab

d. Pandangan mata anak sa d. Pandangan mata anak sayuyu

e. Pembesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan e. Pembesaran hati, hati yang membesar dengan mudah dapat diraba dan

terasa kenyal pada rabaan permukaan yang licin dan pinggir yang tajam. terasa kenyal pada rabaan permukaan yang licin dan pinggir yang tajam.

f. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah f. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah

menjadi coklat kehitaman dan terkelupas menjadi coklat kehitaman dan terkelupas

1.3.3

1.3.3 Marasmik-KwasMarasmik-Kwashiorkorhiorkor

Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan marasmus. Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung protein dan juga dan marasmus. Makanan sehari-hari tidak cukup mengandung protein dan juga energi untuk pertumbuhan yang normal. Pada penderita demikian disamping energi untuk pertumbuhan yang normal. Pada penderita demikian disamping menurunnya berat badan < 60% dari normal memperlihatkan tanda-tanda menurunnya berat badan < 60% dari normal memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit, sedangkan kelainan kwashiorkor, seperti edema, kelainan rambut, kelainan kulit, sedangkan kelainan  biokimiawi terlihat pula.

 biokimiawi terlihat pula.44 1.4 Diagnosis

1.4 Diagnosis

Diagnosis gizi buruk dapat diketahui melalui gejala klinis, antropometri dan Diagnosis gizi buruk dapat diketahui melalui gejala klinis, antropometri dan  pemeriksaan

 pemeriksaan laboratorium. laboratorium. Gejala Gejala klinis klinis gizi gizi buruk buruk berbeda-beda berbeda-beda tergantung tergantung daridari derajat dan lamanya deplesi protein dan energi, umur penderita, modifikasi derajat dan lamanya deplesi protein dan energi, umur penderita, modifikasi disebabkan oleh karena adanya kekurangan vitamin dan mineral yang disebabkan oleh karena adanya kekurangan vitamin dan mineral yang menyertainya. Gejala klinis gizi buruk ringan dan sedang tidak terlalu jelas, yang menyertainya. Gejala klinis gizi buruk ringan dan sedang tidak terlalu jelas, yang

(6)

ditemukan hanya pertumbuhan yang kurang seperti berat badan yang kurang ditemukan hanya pertumbuhan yang kurang seperti berat badan yang kurang dibandingkan dengan anak yang sehat.

dibandingkan dengan anak yang sehat.55

Diagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran Diagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta pengukuran antropometri. Anak didiagnosis gizi buruk apabila :

antropometri. Anak didiagnosis gizi buruk apabila :  BB/TB kurang dari -3SD (marasmus)BB/TB kurang dari -3SD (marasmus)

 Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh (kwashiorkor :Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh (kwashiorkor : BB/TB > -3SD atau marasmik-kwashiorkor : BB/TB < -3SD.

BB/TB > -3SD atau marasmik-kwashiorkor : BB/TB < -3SD. Jika BB/TB ata BB/PB tidak

Jika BB/TB ata BB/PB tidak dapat diukur dapat digunakan tanda klinis berupadapat diukur dapat digunakan tanda klinis berupa anak tampak sangat kurus (

anak tampak sangat kurus (visible severe wasting visible severe wasting ) dan tidak mempunyai jaringan) dan tidak mempunyai jaringan lemak bawah kulit terutama pada kedua bahu lengan pantat dan pah; tulang iga lemak bawah kulit terutama pada kedua bahu lengan pantat dan pah; tulang iga terlihat jelas dengan atau tanpa adanya edema.

terlihat jelas dengan atau tanpa adanya edema.55

Pada setiap anak gizi buruk dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada setiap anak gizi buruk dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis terdiri dari anamnesia awal dan lanjutan.

Anamnesis terdiri dari anamnesia awal dan lanjutan.66 Anamnesis awal (untuk kedaruratan) :

Anamnesis awal (untuk kedaruratan) :

 Kejadian mata cekung yang baru saja munculKejadian mata cekung yang baru saja muncul

 Lama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntahLama dan frekuensi diare dan muntah serta tampilan dari bahan muntah dan diare (encer/darah/lender)

dan diare (encer/darah/lender)  Kapan terakhir berkemihKapan terakhir berkemih

 Sejak kapan kaki dan tangan teraba dinginSejak kapan kaki dan tangan teraba dingin Bila didapatkan hal tersebut di

Bila didapatkan hal tersebut di atas, sangat mungkin anak mengalami dehidrasiatas, sangat mungkin anak mengalami dehidrasi dan/atau syok, serta harus diatasi segera.

dan/atau syok, serta harus diatasi segera. Anamnesis lanjutan

Anamnesis lanjutan  (untuk mencari penyebab dan rencana tatalaksana  (untuk mencari penyebab dan rencana tatalaksana selanjutnya, dilakukan setelah kedaruratan tertangani)

selanjutnya, dilakukan setelah kedaruratan tertangani)  Diet (pola makan)/ kebiasaan makan sebelum sakitDiet (pola makan)/ kebiasaan makan sebelum sakit  Riwayat pemberian ASIRiwayat pemberian ASI

(7)

 Asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhirAsupan makanan dan minuman yang dikonsumsi beberapa hari terakhir  Hilangnya nafsu makanHilangnya nafsu makan

 Kontak dengan campak atau tuberculosis paruKontak dengan campak atau tuberculosis paru  Pernah sakit campak dalam 3 bulan terakhirPernah sakit campak dalam 3 bulan terakhir  Batuk kronikBatuk kronik

 Kejadian dan penyebab kematian saudara kandungKejadian dan penyebab kematian saudara kandung  Berat badan lahirBerat badan lahir

 Riwayat tumbuh kembangRiwayat tumbuh kembang  Riwayat imunisasiRiwayat imunisasi

 Apakah ditimbang setiap bulanApakah ditimbang setiap bulan

 Lingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang social anak)Lingkungan keluarga (untuk memahami latar belakang social anak)  Diketahui atau tersangka infeksi HIV.Diketahui atau tersangka infeksi HIV.55

Pemeriksaan Fisik  Pemeriksaan Fisik 66

 Apakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggungApakah anak tampak sangat kurus, adakah edema pada kedua punggung kaki. Tentukan status gizi

kaki. Tentukan status gizi dengan menggunakn BB/TB-PBdengan menggunakn BB/TB-PB  Tanda dehidrasi : tampak haus, mata cekung, turgor burukTanda dehidrasi : tampak haus, mata cekung, turgor buruk

 Tanda syok (akral dingin, CRT lambat, nadi lemah dan cepat), kesadaranTanda syok (akral dingin, CRT lambat, nadi lemah dan cepat), kesadaran menurun

menurun

 Demam (suhu aksilar ≥ 37,5 C) atau hipotermi (suhu aksilar <35,5 C)Demam (suhu aksilar ≥ 37,5 C) atau hipotermi (suhu aksilar <35,5 C)  Frekuensi dan tipe pernafasan : pneumonia atau gagal jantungFrekuensi dan tipe pernafasan : pneumonia atau gagal jantung

 Sangat pucatSangat pucat

(8)

 Adakah perut kembung, bising usus melemah atau meningkat, tanda asitesAdakah perut kembung, bising usus melemah atau meningkat, tanda asites  Tanda defisiensi vitamin A (bercak bitot, ulkus kornea, keratomalasia)Tanda defisiensi vitamin A (bercak bitot, ulkus kornea, keratomalasia)  Ulkus pada mulutUlkus pada mulut

 Fokus infeksi : THT, paru, kulitFokus infeksi : THT, paru, kulit  Lesi kulit pada kwashiorkorLesi kulit pada kwashiorkor  Tampilan tinjaTampilan tinja

 Tanda dan gejala infeksi HIVTanda dan gejala infeksi HIV Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang

-- Kadar gula darah, darah tepi lengkap, urin lengkap, feses lengkap, elektrolitKadar gula darah, darah tepi lengkap, urin lengkap, feses lengkap, elektrolit serum, protein serum (albumin, globulin), feritin

serum, protein serum (albumin, globulin), feritin -- Tes mantouxTes mantoux

-- Radiologi (dada,, AP, dan lateral)Radiologi (dada,, AP, dan lateral) -- EKGEKG

(9)

1.5 Alur dan Penatalaksanaan Gizi Buruk  1.5 Alur dan Penatalaksanaan Gizi Buruk 66

Berikut disertakan alur pemeriksaan anak dengan gizi buruk Berikut disertakan alur pemeriksaan anak dengan gizi buruk

Bagan 1. Alur pemeriksaan anak dengan gizi buruk  Bagan 1. Alur pemeriksaan anak dengan gizi buruk 

(10)

MEP berat ditatalaksana melalui 3 fase (stabilisasi, transisi, dan rehabilitasi) dengan 10 MEP berat ditatalaksana melalui 3 fase (stabilisasi, transisi, dan rehabilitasi) dengan 10 langkah tindakan seperti pada tabel di bawah ini:

langkah tindakan seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.Jadwal Pengobatan dan Perawatan Anak Gizi Buruk Tabel 1.Jadwal Pengobatan dan Perawatan Anak Gizi Buruk

Tatalaksana Anak Gizi Buruk (10

Tatalaksana Anak Gizi Buruk (10 Langkah utama)Langkah utama)

o

o Langkah Ke-1: Pengobatan / Langkah Ke-1: Pengobatan / PencegahaPencegahan Hipoglikemian Hipoglikemia

Hipoglikemia dan hipotermia biasanya terjadi bersama-sama, seringkali sebagai Hipoglikemia dan hipotermia biasanya terjadi bersama-sama, seringkali sebagai tanda

tanda adanya adanya infeksi. infeksi. Periksa Periksa kadar kadar gula gula darah darah bila bila ada ada hipotermia hipotermia ( ( suhu suhu ketiakketiak <36

<36C/suhu dubur <36C/suhu dubur <36C). C). Pemberian makanan yang Pemberian makanan yang sering penting untuk mensering penting untuk mencegahcegah kedua kondisi tersebut.

kedua kondisi tersebut.7,87,8

Semua anak dengan gizi buruk berisiko hipoglikemia (kadar gula darah< 3 Semua anak dengan gizi buruk berisiko hipoglikemia (kadar gula darah< 3 mmol/L atau < 54 mg/dl) sehingga setiap anak gizi buruk harus diberi makan atau mmol/L atau < 54 mg/dl) sehingga setiap anak gizi buruk harus diberi makan atau larutan glukosa/gula pasir 10% segera setelah masuk rumah sakit (lihat bawah). larutan glukosa/gula pasir 10% segera setelah masuk rumah sakit (lihat bawah). Pemberian makan yang sering sangat penting dilakukan ada anak gizi buruk.Jika Pemberian makan yang sering sangat penting dilakukan ada anak gizi buruk.Jika fasilitas setempat tidak memungkinkan untuk memeriksa kadar gula darah, maka fasilitas setempat tidak memungkinkan untuk memeriksa kadar gula darah, maka

(11)

semua anak gizi buruk harus dianggap menderita hipoglikemia dan segera ditangani semua anak gizi buruk harus dianggap menderita hipoglikemia dan segera ditangani sesuai panduan.

(12)

Tatalaksana: Tatalaksana:

 Segera beri F-75 pertama atSegera beri F-75 pertama atau modifikasinya bila penyediaannya memungkinkan.au modifikasinya bila penyediaannya memungkinkan.  Bila F-75 pertama tidak dapat disediakan dengan cepat, berikan 50 ml larutanBila F-75 pertama tidak dapat disediakan dengan cepat, berikan 50 ml larutan

glukosa atau gula 10% (1 sendok teh munjung gula dalam 50 ml air) secara oral glukosa atau gula 10% (1 sendok teh munjung gula dalam 50 ml air) secara oral atau melalui NGT.

atau melalui NGT.

 Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2 –  – 3 jam, siang dan malam selama minimal dua3 jam, siang dan malam selama minimal dua hari.

hari.

 Bila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar jadwal pemberian F-Bila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar jadwal pemberian F-75.

75.

 Jika anak tidak sadar (letargis), berikan larutan glukosa 10% secara intravenaJika anak tidak sadar (letargis), berikan larutan glukosa 10% secara intravena (bolus) sebanyak 5 ml/kg BB, atau larutan glukosa/larutan gula pasir 50 ml (bolus) sebanyak 5 ml/kg BB, atau larutan glukosa/larutan gula pasir 50 ml dengan NGT.

dengan NGT.  Beri antibiotik.Beri antibiotik.

Pemantauan Pemantauan

 Jika kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar gula darahsetelahJika kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar gula darahsetelah 30 menit.

30 menit.

 Jika kadar gula darah di bawah 3 mmol/L (< 54 mg/dl), ulangi pemberianlarutanJika kadar gula darah di bawah 3 mmol/L (< 54 mg/dl), ulangi pemberianlarutan glukosa atau gula 10%.

glukosa atau gula 10%.

 Jika suhu rektal Jika suhu rektal < 35.5° C atau bila < 35.5° C atau bila kesadaran memburuk, mungkinhipoglikemiakesadaran memburuk, mungkinhipoglikemia disebabkan oleh hipotermia, ulangi pengukuran kadar guladarah dan

disebabkan oleh hipotermia, ulangi pengukuran kadar guladarah dan tanganitangani sesuai keadaan (hipotermia dan hipoglikemia).

sesuai keadaan (hipotermia dan hipoglikemia). Pencegahan

Pencegahan

 Beri makanan awal (F-75) setiap 2 jam, mulai Beri makanan awal (F-75) setiap 2 jam, mulai sesegera mungkin (lihatsesegera mungkin (lihat

 Pemberian makan awal halaman 205) atau jika perlu, lakukan rehidrasi lebihPemberian makan awal halaman 205) atau jika perlu, lakukan rehidrasi lebih dulu. Pemberian makan harus teratur setiap 2-3 jam siang malam.

(13)

Langkah Ke-2: Pengobatan /

Langkah Ke-2: Pengobatan / Pencegahan HipotermPencegahan Hipotermiaia7,87,8

o

o Bila suhu ketiak <36Bila suhu ketiak <36C :C :

Periksalah suhu

Periksalah suhu dubur ddubur dengan menggengan menggunakan termometer unakan termometer suhu rendahsuhu rendah. . BilaBila tidak tersedia termometer suhu rendah dan suhu anak sangat rendah pada tidak tersedia termometer suhu rendah dan suhu anak sangat rendah pada  pemeriksaan dengan termometer biasa, anggap anak menderita hipo

 pemeriksaan dengan termometer biasa, anggap anak menderita hipotermia.termia.4,154,15

o

o Bila suhu dubur <36Bila suhu dubur <36C :C :

-- Segera beri makanan cair/formula khusus (mulai dengan rehidrasi bila perlu)Segera beri makanan cair/formula khusus (mulai dengan rehidrasi bila perlu) -- Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala,Hangatkan anak dengan pakaian atau selimut sampai menutup kepala,

letakkan dekat lampu atau pemanas (jangan gunakan botol air panas) atau letakkan dekat lampu atau pemanas (jangan gunakan botol air panas) atau  peluk anak di dada ibu,

 peluk anak di dada ibu, selimuti (metoda kanguru).selimuti (metoda kanguru). -- Berikan antibiotika (lihat langkah 5).Berikan antibiotika (lihat langkah 5).

o

o Pemantauan:Pemantauan:

-- Periksa suhu dubur setiap 2 jam sPeriksa suhu dubur setiap 2 jam sampai suhu mencapai >36,5ampai suhu mencapai >36,5C, bila memakaiC, bila memakai  pemanas ukur setiap 30 menit

 pemanas ukur setiap 30 menit

-- Pastikan anak selalu terbungkus selimut sepanjang waktu, terutama malamPastikan anak selalu terbungkus selimut sepanjang waktu, terutama malam hari

hari

-- Raba suhu anakRaba suhu anak

-- Bila ada hipotermia, periksa Bila ada hipotermia, periksa kemungkinan hipoglikemia.kemungkinan hipoglikemia. o

o Pencegahan:Pencegahan:

-- Segera Segera beri makan / formula khuberi makan / formula khusus setiap 2 jam (lihat langkah sus setiap 2 jam (lihat langkah 6).6). -- Sepanjang malam selalu beri makanSepanjang malam selalu beri makan

-- Selalu diselimuti dan hindari keadaan basah (baju, selimut, alas tempat tidur)Selalu diselimuti dan hindari keadaan basah (baju, selimut, alas tempat tidur) -- Hindari paparan langsung dengan udara (mandi atau pemeriksaan medisHindari paparan langsung dengan udara (mandi atau pemeriksaan medis

terlalu lama). terlalu lama).

(14)

Langkah Ke-3: Pengobatan/Pencegahan Dehidrasi Langkah Ke-3: Pengobatan/Pencegahan Dehidrasi7,87,8

Jangan menggunakan “jalur intravena / i.v.” untuk rehidrasi kecuali

Jangan menggunakan “jalur intravena / i.v.” untuk rehidrasi kecuali pada keadaanpada keadaan syok/renjatan. Lakukan pemberian cairan infus dengan hati-hati, tetesan syok/renjatan. Lakukan pemberian cairan infus dengan hati-hati, tetesan perlahan-lahan untuk menghindari beban sirkulasi dan jantung. (Lihat penanganan kegawatan). lahan untuk menghindari beban sirkulasi dan jantung. (Lihat penanganan kegawatan).

Cairan rehidrasi oral standar WHO mengandung terlalu banyak

Cairan rehidrasi oral standar WHO mengandung terlalu banyak natriumnatrium  dan  dan kurang

kurang kaliumkalium  untuk   untuk digunakan digunakan pada pada penderita penderita KEP bKEP berat/gizi buruk. erat/gizi buruk. SebagaiSebagai  pengganti,

 pengganti, berikan berikan larutan larutan garam/elektrolit garam/elektrolit khusus khusus yaitu yaitu Resomal. Resomal. Tidaklah Tidaklah mudahmudah untuk memperkirakan status dehidrasi pada KEP berat/gizi buruk dengan untuk memperkirakan status dehidrasi pada KEP berat/gizi buruk dengan menggunakan tanda-tanda k

menggunakan tanda-tanda klinis saja. linis saja. Jadi, anggap semua anak KEJadi, anggap semua anak KEP berat/gizi burukP berat/gizi buruk dengan diare encer mengalami dehidrasi sehingga harus diberi:

dengan diare encer mengalami dehidrasi sehingga harus diberi:4,154,15

 Cairan Resomal / pengganti sebanyak 5 ml/KgBB setiap 30 menit selama 2 jamCairan Resomal / pengganti sebanyak 5 ml/KgBB setiap 30 menit selama 2 jam secara oral atau lewat pipa nasogastrik.

secara oral atau lewat pipa nasogastrik.

 Selanjutnya beri 5Selanjutnya beri 5 –  – 10 ml/kg/jam untuk 410 ml/kg/jam untuk 4 –  – 10 jam berikutnya; jumlah tepat 10 jam berikutnya; jumlah tepat yangyang harus diberikan tergantung berapa banyak anak menginginkannya dan harus diberikan tergantung berapa banyak anak menginginkannya dan  banyaknya kehilangan cairan melalui tinja dan mun

 banyaknya kehilangan cairan melalui tinja dan muntah.tah.

 Ganti Resomal/cairan pengganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formulaGanti Resomal/cairan pengganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formula khusus sejumlah yang sama bila keadaan rehidrasi menetap/stabil.

khusus sejumlah yang sama bila keadaan rehidrasi menetap/stabil.  Selanjutnya mulai beri formula khusus (langkah 6).Selanjutnya mulai beri formula khusus (langkah 6).

 Selama pengobatan, pernafasan cepat dan nadi lemah akan membaik dan anakSelama pengobatan, pernafasan cepat dan nadi lemah akan membaik dan anak mulai kencing.

mulai kencing. o

o PemantauanPemantauan

Lakukan penilaian atas kemajuan proses rehidrasi setiap ½-1 jam selama 2 jam Lakukan penilaian atas kemajuan proses rehidrasi setiap ½-1 jam selama 2 jam  pertama,

 pertama, kemudian kemudian setiap setiap jam jam untuk untuk 6-12 6-12 jam jam selanjutnya.dengan selanjutnya.dengan memantau:memantau: denyut nadi, pernafasan, frekwensi kencing, frekwensi diare/muntah.

denyut nadi, pernafasan, frekwensi kencing, frekwensi diare/muntah.

Adanya air mata, mulut basah, kecekungan mata dan ubun-ubun besar yang Adanya air mata, mulut basah, kecekungan mata dan ubun-ubun besar yang  berkurang,

 berkurang, perbaikan perbaikan turgor turgor kulit, kulit, merupakan merupakan tanda tanda bahwa bahwa rehidrasi rehidrasi telahtelah  berlangsung, tetapi pada KEP

 berlangsung, tetapi pada KEP berat/gizi buruk perubahan ini berat/gizi buruk perubahan ini seringkali tidak terlihat,seringkali tidak terlihat, walaupun

walaupun rehidrasi sudah rehidrasi sudah tercapai. tercapai. Pernafasan dan Pernafasan dan denyut naddenyut nadi yang i yang cepat dancepat dan menetap selama rehidrasi menunjukkan adanya infeksi atau kelebihan cairan.

(15)

Tanda kelebihan cairan: frekwensi pernafasan dan nadi meningkat, edema dan Tanda kelebihan cairan: frekwensi pernafasan dan nadi meningkat, edema dan  pembengkakan

 pembengkakan kelopak kelopak mata mata bertambah. bertambah. Bila Bila ada ada tanda-tanda tanda-tanda tersebut, tersebut, hentikanhentikan segera pemberian cairan dan nilai kembali setelah 1 jam.

segera pemberian cairan dan nilai kembali setelah 1 jam. o

o Pencegahan:Pencegahan:

-- Bila diare encer berlanjut:Teruskan pemberian formula khusus (langkah 6)Bila diare encer berlanjut:Teruskan pemberian formula khusus (langkah 6) -- Ganti cairan yang hilang dengan Resomal / pengganti (jumlah + sama)Ganti cairan yang hilang dengan Resomal / pengganti (jumlah + sama)

-- Sebagai pedoman, Sebagai pedoman, berikan Resomal/pengganti berikan Resomal/pengganti sebanyak sebanyak 50-100 ml setiap 50-100 ml setiap kalikali  buang air besar cair

 buang air besar cair

-- Bila masih mendapat ASI, teruskan.Bila masih mendapat ASI, teruskan.

Langkah Ke-4: Koreksi Gangguan Keseimbangan Elektrolit Langkah Ke-4: Koreksi Gangguan Keseimbangan Elektrolit7,87,8

Pada semua KEP berat terjadi kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na Pada semua KEP berat terjadi kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na  plasma rendah. Defisiensi kalium (K)

 plasma rendah. Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mgdan magnesium (Mg) sering terjadi dan paling) sering terjadi dan paling sedikit perlu 2 minggu untuk pemulihan.Ketidakseimbangan elektrolit ini ikut sedikit perlu 2 minggu untuk pemulihan.Ketidakseimbangan elektrolit ini ikut  berperan pada terjadinya edema (jangan obati edema dengan

 berperan pada terjadinya edema (jangan obati edema dengan pemberian diuretikum).pemberian diuretikum). o

o Berikan :Berikan :

-- Tambahan Kalium 2-4 mEq/kg BB/hari (= 150-300 Tambahan Kalium 2-4 mEq/kg BB/hari (= 150-300 mg KCl/kgBB/hari)mg KCl/kgBB/hari) -- Tambahkan Mg 0.3-0.6 mEq/kg BB/hari (= 7.5-15 mg MgClTambahkan Mg 0.3-0.6 mEq/kg BB/hari (= 7.5-15 mg MgCl22/kgBB/hari)/kgBB/hari) -- Untuk rehidrasi, Untuk rehidrasi, berikan cairan renberikan cairan rendah natrium dah natrium (Resomal/pengganti)(Resomal/pengganti) -- Siapkan makanan tanpa diberi garam/rendah garam.Siapkan makanan tanpa diberi garam/rendah garam.

Tambahan K dan

Tambahan K dan Mg dapat disiapkan dalam Mg dapat disiapkan dalam bentuk larutan ybentuk larutan yang ang ditambahkanditambahkan langsung pada makanan. Penambahan 20 ml larutan tersebut pada 1 liter formula, langsung pada makanan. Penambahan 20 ml larutan tersebut pada 1 liter formula, dapat memenuhi kebutuhan K dan Mg. (Lihat lampiran 6 untuk cara pembuatan dapat memenuhi kebutuhan K dan Mg. (Lihat lampiran 6 untuk cara pembuatan larutan).

larutan).

Langkah Ke-5: Pengobatan Dan Pencegahan Infeksi Langkah Ke-5: Pengobatan Dan Pencegahan Infeksi7,87,8

Pada KEP berat/gizi buruk, tanda yang biasanya menunjukkan adanya infeksi Pada KEP berat/gizi buruk, tanda yang biasanya menunjukkan adanya infeksi seperti demam seringkali tidak tampak.Karenanya pada semua KEP berat/gizi buruk seperti demam seringkali tidak tampak.Karenanya pada semua KEP berat/gizi buruk  beri secara rutin:

(16)

 Antibiotik spektrum luasAntibiotik spektrum luas

 Vaksinasi Campak Vaksinasi Campak bila umur anak >6 bulan bila umur anak >6 bulan dan belum pernah ddan belum pernah diimunisasi (tundaiimunisasi (tunda  bila ada syok).

 bila ada syok). Ulangi pemberian vaksin Ulangi pemberian vaksin setelah keadaan gizi anak menjadi baik.setelah keadaan gizi anak menjadi baik. Catatan:

Catatan:

Beberapa ahli memberikan metronidazol (7.5 mg/kg, setiap 8 jam selama 7 hari) Beberapa ahli memberikan metronidazol (7.5 mg/kg, setiap 8 jam selama 7 hari) sebagai tambahan pada antibiotik spektrum luas guna mempercepat perbaikan sebagai tambahan pada antibiotik spektrum luas guna mempercepat perbaikan mucosa usus dan mengurangi resiko kerusakan oksidatif dan infeksi sistemik mucosa usus dan mengurangi resiko kerusakan oksidatif dan infeksi sistemik akibat pertumbuhan bakteri anaerobik dalam usus halus.

akibat pertumbuhan bakteri anaerobik dalam usus halus. o

o Pilihan antibiotik spektrum luas:Pilihan antibiotik spektrum luas: 1.

1. Bila tanpa komplikasi:Kotrimoksasol 5 ml suspensi pediatri secara oral, 2Bila tanpa komplikasi:Kotrimoksasol 5 ml suspensi pediatri secara oral, 2 x/hari selama 5 hari (2,5 ml bila berat

x/hari selama 5 hari (2,5 ml bila berat badan < 4 Kg),Ataubadan < 4 Kg),Atau 2.

2. Bila anak sakit berat (apatis, letargi) atau ada komplikasi (hipoglikemia:Bila anak sakit berat (apatis, letargi) atau ada komplikasi (hipoglikemia: hipotermia, infeksi kulit, saluran nafas atau saluran kencing), beri :

hipotermia, infeksi kulit, saluran nafas atau saluran kencing), beri :

-- Ampisilin 50 mg/kgBB/i.m./i.v.Ampisilin 50 mg/kgBB/i.m./i.v. –  –  setiap 6 jam selama 2 hari, dilanjutkan setiap 6 jam selama 2 hari, dilanjutkan dengan Amoksisilin secara oral 15 mg/KgBB setiap 8 jam selama 5 hari. dengan Amoksisilin secara oral 15 mg/KgBB setiap 8 jam selama 5 hari. Bila amoksisilin tidak ada, teruskan ampisilin 50 mg/kgBB setiap 6 jam Bila amoksisilin tidak ada, teruskan ampisilin 50 mg/kgBB setiap 6 jam secara oral. Dan Gentamicin 7.5 mg /Kg/BB/i.m./i.v. sekali sehari, selama 7 secara oral. Dan Gentamicin 7.5 mg /Kg/BB/i.m./i.v. sekali sehari, selama 7 hari.

hari. 3.

3. Bila dalam 48 jam tidak terdapat kemajuan klinis, tambahkan kloramfenikolBila dalam 48 jam tidak terdapat kemajuan klinis, tambahkan kloramfenikol 25 mg/kg/BB/i.m./i.v. setiap 6 jam selama 5 hari.

25 mg/kg/BB/i.m./i.v. setiap 6 jam selama 5 hari. 4.

4. Bila terdeteksi infeksi kuman yang spesifik, tambahkan antibiotik spesifikBila terdeteksi infeksi kuman yang spesifik, tambahkan antibiotik spesifik yang

yang sesuai. Tambahkan sesuai. Tambahkan obat anti obat anti malaria bila pemeriksaan malaria bila pemeriksaan darah darah untukuntuk malaria positif.

malaria positif. 5.

5. Bila anoreksia menetap setelah 5 hari pengobatan antibiotik, lengkapiBila anoreksia menetap setelah 5 hari pengobatan antibiotik, lengkapi  pemberian hingga 10 hari.

 pemberian hingga 10 hari. 6.

6. Bila masih Bila masih tetap ada, tetap ada, nilai kembali knilai kembali kadaan anak secara adaan anak secara lengkap, lengkap, termasuktermasuk lokasi infeksi, kemungkinan adanya organisme yang resisten serta apakah lokasi infeksi, kemungkinan adanya organisme yang resisten serta apakah vitamin dan mineral telah diberikan dengan benar.

(17)

Langkah Ke-6: Mulai Pemberian Makanan Langkah Ke-6: Mulai Pemberian Makanan

Pada awal fase stabilisasi, perlu pendekatan yang sangat berhati-nati karena Pada awal fase stabilisasi, perlu pendekatan yang sangat berhati-nati karena keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang. Pemberian keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik berkurang. Pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan

sehingga energi dan protein cukup unprotein cukup untuk memenuhi tuk memenuhi metabolisme basal.metabolisme basal.7,87,8 Prinsip pemberian nutrisi pada fase ini adalah :

Prinsip pemberian nutrisi pada fase ini adalah :

 Porsi kecil tapi sering dengan formula laktosa rendah dan hipo/iso-osmolar.Porsi kecil tapi sering dengan formula laktosa rendah dan hipo/iso-osmolar.  Berikan secara oral/nasogastrikBerikan secara oral/nasogastrik

 Energi : 80 – Energi : 80 –  100 kal/kgBB/hari 100 kal/kgBB/hari  Protein : 1 – Protein : 1 –  1.5 g/kgBB/hari 1.5 g/kgBB/hari

 Cairan : 130 ml/kgBB/hari (100 ml/kgBB/hari bila terdapat edema)Cairan : 130 ml/kgBB/hari (100 ml/kgBB/hari bila terdapat edema)

 Bila masih mendapat ASI, tetap diberikan tetapi setelah pemberian formula.Bila masih mendapat ASI, tetap diberikan tetapi setelah pemberian formula. Formula khusus seperti F-WHO 75 yang dianjurkan dan jadwal pemberian Formula khusus seperti F-WHO 75 yang dianjurkan dan jadwal pemberian makanan harus disusun sedemikian rupa agar dapat mencapai prinsip tersebut di at makanan harus disusun sedemikian rupa agar dapat mencapai prinsip tersebut di at as:as: (lihat tabel 2 halaman 24). Berikan formula dengan cangkir/gelas. Bila anak terlalu (lihat tabel 2 halaman 24). Berikan formula dengan cangkir/gelas. Bila anak terlalu lemah, berikan dengan sendok / pipet.

lemah, berikan dengan sendok / pipet.7,87,8

Pada anak dengan selera makan baik dan tanpa edema, jadwal pemberian Pada anak dengan selera makan baik dan tanpa edema, jadwal pemberian makanan pada fase stabilisasi ini dapat diselesaikan dalam 2-3 hari saja (1 hari untuk makanan pada fase stabilisasi ini dapat diselesaikan dalam 2-3 hari saja (1 hari untuk setiap tahap).

setiap tahap). Bila asupan makanan tidak Bila asupan makanan tidak mencapai dari 80 Kkal/kg BBmencapai dari 80 Kkal/kg BB/hari, berikan/hari, berikan sisa

sisa formula formula melalui pmelalui pipa ipa nasogastrik. nasogastrik. Jangan Jangan beri beri makanan makanan lebih lebih 100100 Kkal/kgBB/hari pada fase stabilisasi ini.

Kkal/kgBB/hari pada fase stabilisasi ini.7,87,8

Pantau dan catat:Jumlah yang diberikan dan sisanya, Muntah, Frekwensi buang Pantau dan catat:Jumlah yang diberikan dan sisanya, Muntah, Frekwensi buang air besar dan konsistensi tinja, BB (harian).Selama fase stabilisasi, diare secara air besar dan konsistensi tinja, BB (harian).Selama fase stabilisasi, diare secara  perlahan berkurang dan BB mulai naik, tetapi

 perlahan berkurang dan BB mulai naik, tetapi pada penderita dengan edema BBpada penderita dengan edema BB-nya-nya akan menurun dulu bersamaan dengan menghilangnya edema, baru kemudian BB akan menurun dulu bersamaan dengan menghilangnya edema, baru kemudian BB mulai naik.

mulai naik.

Bila diare berlanjut atau memburuk walaupun pemberian nutrisi sudah Bila diare berlanjut atau memburuk walaupun pemberian nutrisi sudah berhati-hati, lihat bab diare persisten.

(18)

Langkah Ke-7: Fasilitasi Tumbuh Kejar Langkah Ke-7: Fasilitasi Tumbuh Kejar

Pada masa rehabilitasi, dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar Pada masa rehabilitasi, dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar tercapai masukan makanan yang tinggi dan pertambahan berat badan

tercapai masukan makanan yang tinggi dan pertambahan berat badan 50g/minggu.50g/minggu. Awal fase rehabilitasi ditandai dengan

Awal fase rehabilitasi ditandai dengan timbulnya selera makan, biasanya timbulnya selera makan, biasanya 1-2 minggu1-2 minggu setelah dirawat.

setelah dirawat. Transisi secara perlahan dianjuTransisi secara perlahan dianjurkan untuk rkan untuk menghindari risiko menghindari risiko gagalgagal  jantung

 jantung dan dan intoleransi intoleransi saluran saluran cerna cerna yang yang dapat dapat terjadi terjadi bila bila anak anak mengkonsumsimengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.Pada periode transisi, dianjurkan makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.Pada periode transisi, dianjurkan untuk merubah secara perlahan-lahan dari formula khusus awal ke formula khusus untuk merubah secara perlahan-lahan dari formula khusus awal ke formula khusus lanjutan :

lanjutan :7,87,8

-- Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100 ml)Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per 100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9 gram per 100 dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein 2.9 gram per 100 ml) dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi bubur/makanan keluarga dapat ml) dalam jangka waktu 48 jam. Modifikasi bubur/makanan keluarga dapat digunakan asalkan dengan kandungan energi dan protein yang sama.

digunakan asalkan dengan kandungan energi dan protein yang sama.

-- Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula tersisa,Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit formula tersisa,  biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgBB/kali (=200 ml/kgBB

 biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgBB/kali (=200 ml/kgBB/hari)./hari).

Pemantauan pada masa transisi: frekwensi nafas, frekwensi denyut nadi. Bila terjadi Pemantauan pada masa transisi: frekwensi nafas, frekwensi denyut nadi. Bila terjadi  peningkatan detak

 peningkatan detak nafas nafas >5x/menit >5x/menit dan denyut dan denyut nadi nadi >25x/menit >25x/menit dalam pemantauandalam pemantauan setiap 4 jam berturutan, kurangi volume pemberia

setiap 4 jam berturutan, kurangi volume pemberian formula.Setelah normal kembali,n formula.Setelah normal kembali, ulangi menaikkan volume seperti di atas.

ulangi menaikkan volume seperti di atas.

Setelah periode transisi dilampaui, anak diberi: Setelah periode transisi dilampaui, anak diberi:

-- Makanan/formula dengan jumlah tidak terbatas dan sering.Makanan/formula dengan jumlah tidak terbatas dan sering. -- Energi : 150-220 Kkal/kgBB/hariEnergi : 150-220 Kkal/kgBB/hari

-- Protein 4-6 gram/kgBB/hariProtein 4-6 gram/kgBB/hari

-- Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula, karenaBila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula, karena energi dan protein ASI tidak akan

energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.mencukupi untuk tumbuh-kejar.

Pemantauan setelah periode transisi : kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan Pemantauan setelah periode transisi : kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan  pertambahan berat badan : timbang

 pertambahan berat badan : timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan, anak setiap pagi sebelum diberi makan, evaluasievaluasi kenaikan BB setiap minggu. Bila kenaikan BB:

(19)

-- Kurang ( <50 g/minggu ), perlu re-evaluasi menyeluruh :cek apakah asupanKurang ( <50 g/minggu ), perlu re-evaluasi menyeluruh :cek apakah asupan makanan mencapai target atau apakah infeksi telah dapat diatasi.

makanan mencapai target atau apakah infeksi telah dapat diatasi. -- Baik (Baik ( 50 g/minggu), lanjutkan pemberian makanan 50 g/minggu), lanjutkan pemberian makanan

Langkah Ke-8: Koreksi Defisiensi

Langkah Ke-8: Koreksi Defisiensi MikronutrieMikronutrienn

Semua KEP berat menderita kekurangan vitamin dan mineral. Walaupun anemia Semua KEP berat menderita kekurangan vitamin dan mineral. Walaupun anemia  biasa

 biasa dijumpai, dijumpai, jangan jangan terburu-buru terburu-buru memberikan memberikan preparat preparat besi besi (Fe), (Fe), tetapi tetapi tunggutunggu sampai anak mau

sampai anak mau makan dan berat badmakan dan berat badannya mulai naik annya mulai naik (biasanya setelah minggu(biasanya setelah minggu ke-2). Pemberian besi pada masa awal dapat memperburuk keadaan ke-2). Pemberian besi pada masa awal dapat memperburuk keadaan infeksinya.Berikan setiap hari:

infeksinya.Berikan setiap hari:7,87,8 -- Suplementasi multivitaminSuplementasi multivitamin

-- Asam folat 1 mg/hari (5 mg pada hari pertama)Asam folat 1 mg/hari (5 mg pada hari pertama) -- Seng Seng (Zn) (Zn) 2 mg2 mg/kgBB/hari/kgBB/hari

-- Tembaga Tembaga (Cu) (Cu) 0.2 0.2 mg/kgBB/harimg/kgBB/hari

-- Bila BB mulai naik: Fe 3 mg/kgBB/hari atau sulfas ferrosus 10 mg/kgBB/hariBila BB mulai naik: Fe 3 mg/kgBB/hari atau sulfas ferrosus 10 mg/kgBB/hari -- Vitamin A oral pada hari I : umur > 1 Vitamin A oral pada hari I : umur > 1 tahun : 200.000 SI, 6-12 bulan : 100.00tahun : 200.000 SI, 6-12 bulan : 100.0000

SI,

SI, < 6 b< 6 bulan : 50ulan : 50.000 SI.000 SI, kecuali bila , kecuali bila dapat dipastikan anak dapat dipastikan anak sudah mendapatsudah mendapat suplementasi vitamin A pada 1 bulan terakhir. Bila ada tanda/ gejala defisi suplementasi vitamin A pada 1 bulan terakhir. Bila ada tanda/ gejala defisi ensiensi vitamin A, berikan vitamin dosis terapi.

vitamin A, berikan vitamin dosis terapi. Langkah Ke-9: Berikan Stimulasi Sensorik Dan

Langkah Ke-9: Berikan Stimulasi Sensorik Dan Dukungan EmosionalDukungan Emosional

Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku, Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku, karenanya berikan:

karenanya berikan:7,87,8  Kasih sayangKasih sayang

 Lingkungan yang ceriaLingkungan yang ceria

 Terapi bermain terstruktur selama 15Terapi bermain terstruktur selama 15 –  –  30 menit/hari 30 menit/hari  Aktifitas fisik segera setelah sembuhAktifitas fisik segera setelah sembuh

(20)

Langkah Ke-10: Tindak Lanjut Di Rumah Langkah Ke-10: Tindak Lanjut Di Rumah

Bila gejala klinis sudah ti

Bila gejala klinis sudah tidak ada dan BB anak sudah mencapai 80% BB/U, dapatdak ada dan BB anak sudah mencapai 80% BB/U, dapat dikatakan anak sembuh.Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dikatakan anak sembuh.Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap dilanjutkan dirumah setelah penderita dipulangkan.Peragakan kepada orangtua dilanjutkan dirumah setelah penderita dipulangkan.Peragakan kepada orangtua tentang pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang tentang pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang  padat dan terapi bermain terstruktur.

 padat dan terapi bermain terstruktur.7,87,8  Nasehatkan kepada orang tua untuk  Nasehatkan kepada orang tua untuk ::

 Melakukan kunjungan ulang setiap minggu, periksa secara teratur diMelakukan kunjungan ulang setiap minggu, periksa secara teratur di Puskesmas

Puskesmas

 Pelayanan di PPG (lihat bagian pelayanan PPG) untuk memperoleh PMT-Pelayanan di PPG (lihat bagian pelayanan PPG) untuk memperoleh PMT-Pemulihan selama 90 hari. Ikuti nasehat pemberian makanan (lihat lampiran Pemulihan selama 90 hari. Ikuti nasehat pemberian makanan (lihat lampiran 5) dan berat badan anak selalu ditimbang setiap bulan secara teratur di 5) dan berat badan anak selalu ditimbang setiap bulan secara teratur di  posyandu/puskesmas.

 posyandu/puskesmas.

  pemberian  pemberian makan makan yang yang sering sering dengan dengan kandungan kandungan energi energi dan dan nutrien nutrien yangyang  padat

 padat

 Penerapan terapi bermain dengan kelompok bermain atau PosyanduPenerapan terapi bermain dengan kelompok bermain atau Posyandu  Pemberian Pemberian suntikan suntikan imunisasi sesuai imunisasi sesuai jadwaljadwal

Anjurkan pemberian kapsul

Anjurkan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi vitamin A dosis tinggi (200.000 SI atau 1(200.000 SI atau 100.000 SI)00.000 SI) sesuai umur anak setiap Bulan Februari dan Agustus.

sesuai umur anak setiap Bulan Februari dan Agustus. Pengobatan Penyakit Penyerta

Pengobatan Penyakit Penyerta 1.

1. Defisiensi vitamin ADefisiensi vitamin A

Bila ada kelainan di mata, berikan vitamin A oral

Bila ada kelainan di mata, berikan vitamin A oral pada hari ke 1, 2 dan14 ataupada hari ke 1, 2 dan14 atau sebelum keluar rumah sakit bila terjadi memburuknya keadaan klinis diberikan sebelum keluar rumah sakit bila terjadi memburuknya keadaan klinis diberikan vitamin A dengan dosis:

vitamin A dengan dosis:7,87,8

 umur > 1 tahun : 200.000 SI/kaliumur > 1 tahun : 200.000 SI/kali  umur 6 - 12 bulan : 100.000 SI/kaliumur 6 - 12 bulan : 100.000 SI/kali

(21)

 umur 0 - 5 bulan : 50.000 SI/kaliumur 0 - 5 bulan : 50.000 SI/kali

Bila ada ulkus dimata diberikan : tetes mata khloramfenikol atau salep Bila ada ulkus dimata diberikan : tetes mata khloramfenikol atau salep matatetrasiklin, setiap 2-3 jam selama 7-10 hari, teteskan tetes mata atropin, 1 matatetrasiklin, setiap 2-3 jam selama 7-10 hari, teteskan tetes mata atropin, 1 tetes 3 kalisehari selama 3-5 hari, tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan tetes 3 kalisehari selama 3-5 hari, tutup mata dengan kasa yang dibasahi larutan garam faal.

garam faal.4,154,15 2.

2. DermatosisDermatosis

Dermatosis ditandai adanya: hipo/hiperpigmentasi, deskuamasi (kulit Dermatosis ditandai adanya: hipo/hiperpigmentasi, deskuamasi (kulit mengelupas), lesi ulcerasi eksudatif, menyerupai luka bakar, sering disertai mengelupas), lesi ulcerasi eksudatif, menyerupai luka bakar, sering disertai infeksisekunder, antara lain oleh Candida.

infeksisekunder, antara lain oleh Candida.7,87,8 Tatalaksana :

Tatalaksana : a.

a.Kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan kmno4Kompres bagian kulit yang terkena dengan larutan kmno4 (Kpermanganat) 1% selama 10 menit

(Kpermanganat) 1% selama 10 menit  b.Beri salep atau krim (Zn dengan miny

 b.Beri salep atau krim (Zn dengan minyak kastor)ak kastor) c.

c.Usahakan agar daerah perineum tetap keringUsahakan agar daerah perineum tetap kering

d.Umumnya terdapat defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn peroral d.Umumnya terdapat defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn peroral 3.

3. Parasit/CacingParasit/Cacing

Beri Mebendasol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari, atau Beri Mebendasol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari, atau  preparatantihelmintik lain.

 preparatantihelmintik lain.7,87,8 4.

4. Diare MelanjutDiare Melanjut

Diobati bila hanya diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan umum. Diobati bila hanya diare berlanjut dan tidak ada perbaikan keadaan umum. Berikan formula bebas / rendah lactosa. Sering kerusakan mukosa usus dan Berikan formula bebas / rendah lactosa. Sering kerusakan mukosa usus dan giardiasis merupakan penyebab lain dari melanjutnya diare. Bila giardiasis merupakan penyebab lain dari melanjutnya diare. Bila mungkin,lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik. Beri : Metronidasol 7.5 mungkin,lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik. Beri : Metronidasol 7.5 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7 hari.

mg/kgBB setiap 8 jam selama 7 hari.7,87,8 5.

(22)

Pada setiap kasus gizi buruk, lakukan tes tuberculin / Mantoux (sering kali Pada setiap kasus gizi buruk, lakukan tes tuberculin / Mantoux (sering kali anergi) dan Ro-foto toraks. Bila positif atau sangat mungkin TB, diobati sesuai anergi) dan Ro-foto toraks. Bila positif atau sangat mungkin TB, diobati sesuai  pedoman pengobatan TB

(23)

23 23 1.6 Langkah Promotif dan Preventif 

1.6 Langkah Promotif dan Preventif  10 10

-- Pola makanPola makan

Penyuluhan pada masyaarakat mengenai gizi seimbang (perbandingan Penyuluhan pada masyaarakat mengenai gizi seimbang (perbandingan  jumlah karbohidrat,

 jumlah karbohidrat, lemak, protein, lemak, protein, vitamin, dan vitamin, dan mineral mineral berdasarkan umur berdasarkan umur dandan  berat badan)

 berat badan)

-- Pemantauan tumbuh kembang dan penentuan Pemantauan tumbuh kembang dan penentuan status gizi secara berkala (sebulanstatus gizi secara berkala (sebulan sekali pada tahun pertama)

sekali pada tahun pertama) -- Faktor sosialFaktor sosial

Mencari kemungkinan adanya pantangan untuk menggunakan bahan makanan Mencari kemungkinan adanya pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu yang sudah berlangsung secara turun-temurun dan dapat menyebabkan tertentu yang sudah berlangsung secara turun-temurun dan dapat menyebabkan terjadinya MEP

terjadinya MEP -- Faktor ekonomiFaktor ekonomi

Dalam World Food Conference di Roma tahun 1974 telah dikemukakan bahwa Dalam World Food Conference di Roma tahun 1974 telah dikemukakan bahwa meningkatnya jumlah penduduk yang ceoat tanpa diimbangi dengan bertambahnya meningkatnya jumlah penduduk yang ceoat tanpa diimbangi dengan bertambahnya  persediaan bahan makanan setempat yang memadai merupakan sebab utama krisis  persediaan bahan makanan setempat yang memadai merupakan sebab utama krisis  pangan,

 pangan, sedangkan sedangkan kemiskinan kemiskinan penduduk penduduk merupakan merupakan akibat akibat lanjutannya.lanjutannya. Ditekankan pula perrlunya bahan makanan yang bergizi baik di samping Ditekankan pula perrlunya bahan makanan yang bergizi baik di samping kuantitasnya.

kuantitasnya. -- Faktor infeksiFaktor infeksi

Telah lama diketahui adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi Telah lama diketahui adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan status gizi. MEP walaupun dalam derajat apapun dapat memperburuk keadaan status gizi. MEP walaupun dalam derajat ringan, menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.

(24)

24 24 BAB II BAB II LAPORAN KASUS LAPORAN KASUS Identitas pasien Identitas pasien  Nama

 Nama : An. RA: An. RA  Nomor RM

 Nomor RM : 487303: 487303 Jenis

Jenis kelamin kelamin : : PerempuanPerempuan Tanggal lahir /

Tanggal lahir / Umur Umur : 08 Oktober : 08 Oktober 2015 / 2 tahun 2015 / 2 tahun 2 bulan2 bulan Alamat

Alamat : : BasoBaso Tanggal

Tanggal Masuk Masuk : : 09 09 Desember Desember 20172017 Tanggal

Tanggal Diperiksa Diperiksa :19 :19 Desember Desember 20172017

Alloanamnesis:

Alloanamnesis: Anamnesis diberikan oleh ibu pasien.Anamnesis diberikan oleh ibu pasien.

Seorang pasien anak, perempuan usia 2 tahun 2 bulan kiriman dari Poliklinik anak dengan Seorang pasien anak, perempuan usia 2 tahun 2 bulan kiriman dari Poliklinik anak dengan gizi buruk.

gizi buruk.

Keluhan Utama: Keluhan Utama:

Badan terlihat semakin kurus sejak 8 bulan terakhir. Badan terlihat semakin kurus sejak 8 bulan terakhir.

Riwayat Penyakit Sekarang : Riwayat Penyakit Sekarang :

 Nafsu makan  Nafsu makan berkurang sejak berkurang sejak 9 bulan 9 bulan terakhir, selalu menolak terakhir, selalu menolak dan menangis dan menangis tiaptiap diberi makan. Setiap hari anak hanya makan 4 sendok nasi tim pada pagi hari, 4 diberi makan. Setiap hari anak hanya makan 4 sendok nasi tim pada pagi hari, 4 keping biskuit marie di siang hari, 3-4 sendok nasi tim malam hari. Susu formula keping biskuit marie di siang hari, 3-4 sendok nasi tim malam hari. Susu formula dua sampai tiga botol perhari.

dua sampai tiga botol perhari.

 Penurunan berat badan ada, berat badan anak 8 kg saat ditimbang 8 bulan Penurunan berat badan ada, berat badan anak 8 kg saat ditimbang 8 bulan yang lalu,yang lalu, namun berat badan anak 6 kg, saat masuk rumah sakit.

namun berat badan anak 6 kg, saat masuk rumah sakit.

 Batuk sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk berdahak, namun sulitBatuk sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, batuk berdahak, namun sulit dikeluarkan.

(25)

25 25

 Demam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, demam tidak disertai menggigilDemam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, demam tidak disertai menggigil dan keringat dingin.

dan keringat dingin.

 Riwayat kontak dengan penderita TB disangkal.Riwayat kontak dengan penderita TB disangkal.  Riwayat kejang tidak ada.Riwayat kejang tidak ada.

 Sesak napas dan kebiruan tidak ada.Sesak napas dan kebiruan tidak ada.  Muntah tidak ada.Muntah tidak ada.

 Diare kronis tidak ada. Buang air besar 1x sehari, konsistensi dan warna sepertiDiare kronis tidak ada. Buang air besar 1x sehari, konsistensi dan warna seperti  biasa.

 biasa.

(26)

26 26 Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat Penyakit Dahulu:

• Pasien tidak pernah dirawat di RS karena penyakit lain.Pasien tidak pernah dirawat di RS karena penyakit lain.

• Pasien pernah mengalami kejang pada umur 1 tahunPasien pernah mengalami kejang pada umur 1 tahun

Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat Penyakit Keluarga:

 TidakTidakada anggota keluarga yang mengalami penurunan berat badan seperti pasien.ada anggota keluarga yang mengalami penurunan berat badan seperti pasien. Riwayat Kelahiran, imunisasi, pertumbuhan dan perkembangan, lingkungan: Riwayat Kelahiran, imunisasi, pertumbuhan dan perkembangan, lingkungan:

 Lahir spontan, cukup bulan, berat badan lahir 2900 gram, panjang badan 48 cm,Lahir spontan, cukup bulan, berat badan lahir 2900 gram, panjang badan 48 cm, tidak langsung menangis dan kebiruan.

tidak langsung menangis dan kebiruan.  Riwayat Imunisasi:Riwayat Imunisasi:

o

o BCG BCG : : 1 1 kali, kali, scar scar positifpositif o

o DPT DPT : : 3 3 kali, kali, usia usia 2 2 bulan, bulan, 3 3 bulan, bulan, 4 4 bulanbulan o

o Polio Polio : : 4 4 kali, kali, usia usia 0 0 bulan, bulan, 2 2 bulan, bulan, 3 3 bulan, bulan, 4 4 bulan.bulan. o

o Hepatitis Hepatitis B B : : 0 0 bulan, bulan, 2 2 bulan, bulan, 3 3 bulan, bulan, 4 4 bulanbulan o

o Campak Campak : : tidak tidak adaada

Kesan: Imunisasi dasar tidak lengkap, booster tidak ada. Kesan: Imunisasi dasar tidak lengkap, booster tidak ada.  Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan:Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan:

• Tertawa Tertawa : : 3 3 bulanbulan

• Miring Miring : : 4 4 bulanbulan

• Tengkurap Tengkurap : : 5bulan5bulan

• • Duduk Duduk : : --• • Berdiri Berdiri :- :-• • Berjalan Berjalan : : --•

• Pertumbuhan gigi Pertumbuhan gigi pertama pertama : : 5 5 bulanbulan

• Berbicara Berbicara : :

--Kesan: pertumbuhan dan perkembangan pasien terganggu Kesan: pertumbuhan dan perkembangan pasien terganggu  Riwayat Perumahan dan LingkunganRiwayat Perumahan dan Lingkungan

(27)

27 27 Pasien dan keluarga tinggal di rumah semi

Pasien dan keluarga tinggal di rumah semi permanen dan sumber air minum daripermanen dan sumber air minum dari air sumur. Pasien buang air besar di wc. Sampah di buang ke tempat pembuangan air sumur. Pasien buang air besar di wc. Sampah di buang ke tempat pembuangan sampah

sampah Kesan

(28)

28 28 Riwayat Makanan dan Minuman

Riwayat Makanan dan Minuman Bayi

Bayi : : - - ASI ASI : : 0-24 0-24 bulanbulan -- Biskuit Biskuit : : 6 6 bulanbulan --  Nasi Tim  Nasi Tim : 9 bulan: 9 bulan -- Susu Susu formula formula : : 24 24 bulanbulan

Anak :

Anak :Makan utama nasi tim 2x sehari menghabiskan 3-4 sendok makan.Makan utama nasi tim 2x sehari menghabiskan 3-4 sendok makan. Biskuit Marie 3-4 keping perhari. Susu Formula 2-3 botol perhari. Biskuit Marie 3-4 keping perhari. Susu Formula 2-3 botol perhari. Kesan

Kesan : : kuantitas kuantitas dan dan kualitas kualitas makanan makanan kurang.kurang. PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis:

Status Generalis: Keadaan

Keadaan Umum Umum : : : : Sakit Sakit sedangsedang Kesadaran

Kesadaran : : : : KomposmentisKomposmentis  Nadi

 Nadi : : : 122 mm: 122 mmHgHg

Frekuensi

Frekuensi napas napas : : : : 26x/menit26x/menit Suhu

Suhu : : : : 38,138,1 ooCC

Berat

Berat badan badan : : : 6,6 : 6,6 KgKg Panjang

Panjang badan badan : : : : 78 78 cmcm BB/U BB/U : : : : 52,8%52,8% TB/U TB/U : : : : 88%88% BB/TB BB/TB LiLA LiLA : : : : 62,26%62,26% : 11cm : 11cm

(29)

29 29

Lingkar

Lingkar Kepala Kepala : : 42 42 cmcm Status

Status gizi gizi : : : : Gizi Gizi burukburuk Sianosis

Sianosis : : : : Tidak Tidak ada ada Sianosis.Sianosis. Edema

Edema : : : : Tidak Tidak adaada Anemis

Anemis : : : : Tidak Tidak adaada Ikterus

Ikterus : : : : Tidak Tidak adaada Kulit

Kulit : : : : Tidak Tidak Pucat, Pucat, keriput, keriput, teraba teraba hangat, hangat, CRT CRT <2 <2 detikdetik Kepala

Kepala : : : : Bulat, Bulat, simetrissimetris Rambut

Rambut : : : : Hitam, Hitam, tidak tidak berkilau, berkilau, tipis, tipis, tidak tidak mudah mudah dicabutdicabut Mata

Mata : : : : Konjungtiva Konjungtiva tidak tidak anemis, anemis, sclera sclera tidak tidak ikterikikterik

Pupil isokor dengan diameter 2mm/2mm, kornea Pupil isokor dengan diameter 2mm/2mm, kornea keruh (+/-),

keruh (+/-), refleks crefleks cahaya ahaya (-/+)(-/+) Telinga

Telinga : : : : Tidak Tidak ditemukan ditemukan kelainankelainan Hidung

Hidung : : : : Tidak Tidak ditemukan ditemukan kelainankelainan Tenggorok

Tenggorok : : : : Tidak Tidak ditemukan ditemukan kelainankelainan Gigi

Gigi dan dan Mulut Mulut : : : : Tidak Tidak ada ada kelainankelainan Leher

Leher : : : : Tidak Tidak ada ada pembesaran pembesaran KGBKGB

Toraks Toraks Paru: Paru: Inspeksi : Inspeksi : :: :

: Normochest, Pergerakan Normochest, Pergerakan dinding dada dinding dada simetris simetris kirikiri dan kanan, retraksi dinding dada (-), piano sign (+) dan kanan, retraksi dinding dada (-), piano sign (+) : Fremitus sulit dinilai

(30)

30 30 Palpasi Palpasi Perkusi Perkusi Auskultasi Auskultasi :: :: : Sonor di

: Sonor di kedua lapang parukedua lapang paru

: Suara Napas Vesikular, Rh, Wh : Suara Napas Vesikular, Rh, Wh

-/-Jantung: Jantung: Inspeksi Inspeksi Palpasi Palpasi Perkusi Perkusi Auskultasi Auskultasi :: :: :: ::

: Iktus kordis tidak

: Iktus kordis tidak terlihatterlihat : Iktus kordis teraba 1

: Iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC Vjari medial LMCS RIC V : Atas : RIC II linea para sternal kiri

: Atas : RIC II linea para sternal kiri Kanan : RIC IV linea para sternal kanan Kanan : RIC IV linea para sternal kanan Kiri : RIC V

Kiri : RIC V linea midclavlinea midclavicula kiriicula kiri : Irama jantung reguler, bising tidak ada : Irama jantung reguler, bising tidak ada

Abdomen: Abdomen: Inspeksi Inspeksi Palpasi Palpasi Perkusi Perkusi Auskultasi Auskultasi :: :: :: ::

: Perut Cekung (+) Distensi abdomen (-) : Perut Cekung (+) Distensi abdomen (-)

: Supel, Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-) : Supel, Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-) nyeri lepas (-)

nyeri lepas (-) : Timpani : Timpani

: Bising usus (+) normal : Bising usus (+) normal Punggung

Punggung : : : : Tidak Tidak ditemukan ditemukan kelainankelainan Genitalia

Genitalia : : : Tidak : Tidak ada ada kelainankelainan Anus

Anus : : : : Tidak Tidak dilakukan dilakukan pemeriksaan pemeriksaan colok colok duburdubur Anggota

Anggota Gerak Gerak : : : : Akral Akral hangat, hangat, CRT CRT < < 2 2 detik, detik, edema edema (-)(-) Baggy Pants (+)

Baggy Pants (+)

Diagnosis

(31)

31 31 Global Development Delayed Global Development Delayed Xeroftalmia

Xeroftalmia Diagnosis Banding:

Diagnosis Banding: Susp TB ParuSusp TB Paru Pemeriksaan Rutin

Pemeriksaan Rutin Darah :

Darah :(09 desember 2017)(09 desember 2017)

 Hb : 12,3 g/dLHb : 12,3 g/dL

 Ht : 36,8 %Ht : 36,8 %

 Leukosit : 9.14 / uLLeukosit : 9.14 / uL

 Trombosit : 316.000 /uLTrombosit : 316.000 /uL

 Diff Diff count count : : 0/3/1/21/73/20/3/1/21/73/2 Kimia klinik (09-12- 2017) Kimia klinik (09-12- 2017)

 Kalium Kalium : : 4,164,16

  Natrium : 141,7 Natrium : 141,7

 Khlorida : 106,1Khlorida : 106,1

 Calsium darah : 9,47 mg/dlCalsium darah : 9,47 mg/dl

 Glukosa 92 mg/dlGlukosa 92 mg/dl

 Albumin : 4,6 g/dlAlbumin : 4,6 g/dl Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan rontgen thoraksPemeriksaan rontgen thoraks

Diagnosis :

Diagnosis :Malnutrisi tipe MarasmusMalnutrisi tipe Marasmus Global Development Delayed Global Development Delayed Xeroftalmia Xeroftalmia Tatalaksana: Tatalaksana: • • F75 12x55 ccF75 12x55 cc

(32)

32 32

• Kotrimoksazol 2x2,5 mlKotrimoksazol 2x2,5 ml

•  Nasi tim saring 3x/ hari Nasi tim saring 3x/ hari

• Asam folat 1x1 mgAsam folat 1x1 mg

• Cendolyter 3x 1 ttsCendolyter 3x 1 tts

(33)

33 33 Follow Up : Follow Up : 19 Desember 2017 19 Desember 2017 S/

S/ Demam Demam tidak tidak ada.ada.

Makan habis. Muntah (-) Makan habis. Muntah (-)

Batuk berdahak (+) dahak sulit keluar Batuk berdahak (+) dahak sulit keluar Sesak napas (-)

Sesak napas (-) BAB dan BAK biasa BAB dan BAK biasa O/

O/ Keadaan Keadaan umum umum : : sedangsedang Kesadaran

Kesadaran : : sadarsadar HR HR : : 110x/menit110x/menit RR RR : : 24 24 x/menitx/menit Suhu Suhu : : 36,536,5ooCC Paru

Paru : : Retraksi Retraksi dinding dinding dada(-), dada(-), piano piano sign sign (+),(+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

rhonki (-/-), wheezing (-/-) Jantung

Jantung : : BJ BJ I-II I-II regular, regular, murmur murmur (+)(+) Abdomen

Abdomen : : perut perut cekung, cekung, distensi distensi tidak tidak ada, ada, hepar hepar dan dan lien lien tidak tidak teraba,teraba,  bising usus

 bising usus (+) normal(+) normal Ekstremitas

Ekstremitas : : akral akral hangat, hangat, CRT CRT < < 2 2 detik, detik, tidak tidak ada ada siaosis. siaosis. Baggy Baggy pants pants (+)(+) A/

A/ Malnutrisi Malnutrisi tipe tipe MarasmusMarasmus Global Development Delayed Global Development Delayed Xeroftalmia

(34)

34 34 P/ P/ F1006x150 ccF1006x150 cc Kotrimoksazol 2x2,5 ml Kotrimoksazol 2x2,5 ml  Nasi tim saring 3x/ hari  Nasi tim saring 3x/ hari

Asam folat 1x1 mg Asam folat 1x1 mg

Vit A 1 kapsul merah ( 200.000 SI) Vit A 1 kapsul merah ( 200.000 SI)

Gambar

Tabel 1.Jadwal Pengobatan dan Perawatan Anak Gizi BurukTabel 1.Jadwal Pengobatan dan Perawatan Anak Gizi Buruk

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan pendapat Price &amp; Wilson bahwa seseorang yang menghisap rokok satu pak per hari atau lebih memiliki risiko dua kali lebih besar mengalami

yang telah melimpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Penerapan Model

A második esetben az előrejelzések célja, hogy elsősorban a fiatalok (illetve családjaik), valamint az oktatási intézmények és a vállala- tok számára

Za sorte Oblicu, Leccino, Pendolino i Buţa indeks zrelosti mora biti vrijednosti do najviše 3,5 prema meĊunarodnoj metodi IOOC–a, dok za sortu Istarska bjelica do

Jadi, yang mereka maksudkan dengan ilmu adalah se- bagian dari fadhail amal (amalan-amalan utama, pen) serta dasar-dasar pedo- man Jamaah (secara umum), seperti sifat yang enam dan

Aspek kompetensi lain inilah yang mencabar para mahasiswa untuk lebih proaktif dalam pelbagai program dan aktiviti tambahan di luar dewan kuliah yang bernilai tambah

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan media software interaktif pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan guna perolehan belajar penguasaan

BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI / PEMBELIAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH ( PENAMBAHAN RUANG KELAS BARU SMP DAN MTs NEGERI TAHUN ANGGARAN 2012 MTsN RAJAGALUH ). HASIL