• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. Latar Belaksng. Revolusi hijau adalah sebutan untuk aktivitas dan proses ketika pemupukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. Latar Belaksng. Revolusi hijau adalah sebutan untuk aktivitas dan proses ketika pemupukan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belaksng

Revolusi hijau adalah sebutan untuk aktivitas dan proses ketika pemupukan dan pemberantasan hama secara kimiawi dilakukan secara intensif untuk meningkatkan hasil pe~tanian. Penggunaan bibit unggul merangsang met ode pertanian dan pemeliharaan yang intensif, dengan bahan ma sukan berupa komponen pupuk dan pestisida.

Penggunaan pestisida yang lebih besar nampak terjamin sejak kebutuhan bahan pangan dunia hams ditingkatkan gulia memenuhi kebutuhan sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Tapi suatu fakta perkembangan ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa pestisida hanya pemecahan jangka pendek untuk mengawasi h a m dan meningkatkan produksitivitas pertanian (Weir, diacu dalam Hartoyo 1987).

Pada tahun-tahun belakaiigan ini, masyarakat mulai menyadari bahwa intensifikasi p ertanian dengan sarat input bahan-bahan anorgallik maupun kimia laimya inembawa dampak bwuk terhadap kelangsungan pertanian itu sendiri. Salah satunya kerusakan dan menwutulya produktivitas tanah karena pemakaian input anorganik teltentu. Kondisi paling menghawatirkan adalah pemakaian pestisida untuk memberantas dan mengendalikan orgallisme pengganggu tanaman (OPT) telah meiijadi semacaln ketergantungaii di kalangali petani. Seolah-olah tanpa pestisida tersebut tidak aka11 mungkin menjalankan budidaya peitanian, khususnya padi.

(2)

Pertama, terakumulasinya kesadaran bahwa pestisida adalah salah satu sarat penting dalarn membudidayakan padi yang tidak boleh ditinggalkan, menjadikan terjadinya ketergantungan petani terhadap pestisida sangat besar. Pestisida adalah salah satu sarana produksi (Saprodi) yang harus disediakan dan dialokasikan biayanya. Faktor pestisida menjadi input penting dalam keseluruhan biaya usahatani.

Kedua, Pemakaian pestisida yang terus menem telah menyebabkan darnpak negatif terhadap kesehatan. Telah ditemukan adanya penyakit atau sakit sementara dan menahun akibat konsurnsi produk pertanian yang mengandung residu pestisida. Dengan demikian sesungguhnya kerugian pemakaian pestisida tidak hanya diderita petani pelaku dalam berusaha tani, tetapi masyarakat pengkonsumsi juga.

Ketiga, Residu pestisida yang seringkali adalah bahan-bahan yang sulit terdekomposisi &lam waktu singkat, sehingga merupakan salah satu bahan yang mencemari lingkungan. Sulitnya proses dekomposisi pada perkembangannya akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.

Terdapat bukti-bukti bahwa pertanian konvensional ini mulai banyak berdampak negatif terhadap, alam maupun masyarakat. Pada april 1991 misalnya, dilaporkan terdapat korban yang terpaksa di rawat di rumah sakit karena mengkonsumsi produk pertanian, yaitu buah-buahan seperti melon yang tercemar pestisida dari jenis Aldicarb Sulfong (Trubus 2000).

Sejalan dengan pemahaman akan kondisi tersebut, maka muncullah kesadaran untuk memproduksi hasil-hasil pertanian yang lebih benvawasan lingkungan. Disamping itu muncul kesadaran pada konsumen, akan pentingnya mengkonsumsi produk pertanian non pestisida. Kelebihan produk pertanian non pestsida antara lain,

(3)

lebih sehat, lebih "enak" di makan karena rasa yang lebih nikrnat dibanding produk pertanian dengan input pestisida.

Usahatani benvawasan lingkungan, pada dasarnya menekankan pentingnya orientasi terhadap lingkungan, alam maupun manusia. Usahatani benvawasan lingkungan melakukan aktivitas usahataninya dengan input yang berasal dari dan disediakan oleh alarn. Didalamnya termasuk pemupukan alami atau organik, pengendalian OPT dengan cara hayati musuh alami, yang kesemuanya menekankan terhadap keseimbangan ekosistem. Filosofinya, bahwa alam pastilah memiliki mekanisme penyembuhan dan mekanisme menuju keseimbangan, dengan menyediakan sistem mekanisme itu oleh dirinya sendiri.

Kesadaran terhadap pengendalian OPT ramah lingkungan ini, sebagai salah satu bagian dalam aplikasi usaha tani benvawasan lingkungan, sangat bergantung pada kesadaran dan prilaku para aktor usaha tani. Petani adalah aktor penting dalam rangka aktivitas berusaha tani. Kondisi sumber daya manusia (SDM) petani di lapangan akan mempengaruhi secara linier terhadap aplikasi berusaha tani dengan usaha pengendalian OPT yang lebih ramah lingkungan.

Prilaku para petani sebagai individu seringkali banyak dipengaruhi oleh mediasi kelompok-kelompok di sekitarnya. Salah satu kelompok yang berpengaruh dapat disebutkan antara lain kelompok tani (selanjutnya disebut KT). Sehingga langsung atau tidak langsung, KT adalah bagian penting masyarakat dalam konteks kesadaran petani dalam mengaplikasikan pengendalian dan pemberantasan OPT yang lebih ramah lingkungan.

(4)

Diharapkan KT adalah institusi di tingkat akar rumput yang turnbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk masyarakat pelaku kegatan usaha tani di wilayah kegiatan tersebut berlangsung. Dengan demiluan keberhasilan pengaplikasian pengendalian OPT ramah lingkungan akan sangat ditentukan oleh tingkat kekuatan dan realisasi tujuan KT tersebut. Semakin dinamis suatu KT akan semakin mampu

untuk

merealisasikan tujuan-tujuan kelompok.

Indikator produktivitas dan efektifitas keberhasilan usahatani berwawasan lingkungan, khususnya pada aspek pengendalian OPT ramah lingkungan dapat dilihat dari beberapa aktivitas. Aktivitas tersebut antara lain: penerapan pengendalian OPT dengan memanfaatkan predator sebagai musuh alami, pelaksanaan pola tanam tertentu, serta komitmen para anggota KT untuk senantiasa melasanakan aplikasi pestisida alami (botanical pesticide). Pengetahuan terhadap pestisida alami seringkali telah dimiliki oleh masyarakat lokal. Pengetahuan ini adalah salah satu bagian dari apa yang disebut p e n g e t a h d e a r i f a n lokal (Indigenous knowledge).

Produktivitas kelompok tidak tercipta dengan sendirinya, akan tetapi memiliki beberapa persyaratan kondisi kelompok yang menunjangnya. Kondisi kebutuhan interpersonal sebagai salah satu faktor personal dalam memasuki kelompok, secara teoritis memiliki kaitan yang erat dengan produktivitas kelompok. Kondisi suasana yang terbangun dalam kelompok juga erat kaitannya dengan produktivitas kelompok. Kondisi suasana ini dapat terlihat dari jaringan komunikasi, cara berkomunikasi dan menyampaikan gagasan, cara merespon, kemampuan mendengar, kohesivitas kelompok maupun ukuran kelompok.

(5)

Jaringan komunikasi menentukan bagaimana mereka berhubungan, serta dengan saluran yang bagaimana informasi terserap. Disamping itu, kohesivitas kelompok yang tercermin dari bagaimana anggota kelompok saling tertarik, menimbulkan keeratan hubungan antar anggota KT.

Terciptanya jaringan komunikasi dan tingkat kohesivitas akan mempengaruhi suatu suasana kelompok, sebagai kondisi faktual, yang akan mempengaruhi bagaimana kelompok mampu merealisasikan tujuan-tujuannya. Pada perkembangannya akan didapat apakah suatu KT eksis yang menunjukkan tingkat keproduktifannya atau kondisi yang sebaliknya.

Pada dasarnya KT memiliki latar belakang pendirian yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikategorikan sebagai kelompok tugas yang mempunyai tujuan merealisasikan cita-cita kelompok dengan inti kesejahteraan anggota yang semalun baik. Kelompok Tani Mekar Sari (selanjutnya disebut KTMS) adalah salah satu KT yang berhimpun untuk menyelenggarakan aktivitas bersama karena kepentingan dan tujuan yang sama, dengan dua unsur pokok: bagaimana mensejahterakan anggota serta secara simultan menangani dan mengelola Usaha taninya secara produktif

Kelompok Tani Mekar Sari adalah salah satu KT berprestasi tingkat propinsi dan memiliki berbagai penghargaan diantaranya kemampuan berproduksi padi yang tinggi. Pada masa tanam 200 1, mereka mampu melakukan pemanenan sebesar 7,5 - 8 ton gabah kering (Anonim, 2001). KTMS memperoleh predikat juara Insus tingkat propinsi, dengan produktivitas budidaya padi yang baik. Sebagian anggota KT ini memilih melakukan aplikasi pengendalian OPT dengan prinsip ramah lingkungan. Aktivitas ini telah dilakukan sejak lama, dengan produktivitas yang tak kalah dengan

(6)

petani konvensional (pengendalian OPT dengan pestisida). Disamping itu terdapat kecenderungan, beberapa anggota KTMS konsisten mengurang volume input pupuk anorganik dalam budidaya padinya, serta menggantinya dengan input organik. Dengan produksi yang tetap terjaga kuantitas dan kualitasnya.

Iklim kelompok ( Group Climate ) menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi produktivitas KT masih relatif sedikit ditemukan dalam bentuk pengkajian dan penelitian. Beberapa penelitian terdahulu memberikan tekanan pada karakteristik anggota kelompok ataupun pengaruh pembinaan terhadap kelompok. Sedangkan kekhususan iklim kelompok dalam kaitannya dengan kohesivitas maupun jaringan komunikasi dalam KT, lebih ditekankankan pada pola aliran informasi dalam

iklim tertentu kelompok kaitannya dengan determinasi terhadap perubahan prilaku. Pertimbangan ini yang melatarbelakangi perlunya suatu kajian untuk mengidentifikasikan dan menguraikan bagaimana Aplikasi pengendalian OPT yang ramah lingkungan yang dilakukan oleh KT. Aktivitas aplikasi ini mempertimbangkan kesadaran kolektif akan pengetahuadkearifan lokal (Indigenous knowledge), hubungan jaringan komunikasi, kohesivitas, dengan iklim kelompok, serta bagaimana pengaruhnya pada tingkat aplikasi pengendalian OPT yang ramah lingkungan anggota KTMS.

Perumusan Masalah

Keproduktifan anggota-anggota KT yang terlihat dari sejauh mana kemampuan dan kualifikasi implementasi kesepakatan bersama atas pengelolaan usaha taninya, pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dengan kondisi-kondisi faktual

(7)

dalam KT itu sendiri. Keadaan dalam KT yang merupakan wadah bagi para petani akan memberikan proses interaksi tertentu dalam kemampuan para anggotanya.

Keadaan

di

dalam kelompok (KT) merupakan saling interaksi antara komposisi para anggota KT, bagaimana mereka berkomunikasi, kualitas komunikasi, frekuensi komunikasi, yang tercermin dalam kohesivitasnya, serta pola-pola komunikasi yang terjalin. Jalinan ini menentukan tentang siapa lebih mengutamakan informasi berkenaan dengan isu tertentu pada siupu, yang membentuk struktur komunikasi dalam KT. Kesemuanya ini membentuk suatu suasana kelompok yang mempengarulu bagaimana para anggota memahami informasi tentang pengendalian OPT yang ramah lingkungan, sehingga memberikan hubungan tertentu bagaimana aplikasi pengendalian OPT yang rarnah lingkungan para anggotanya .

Sehubungan dengan pertimbangan diatas, maka penelitian ini perlu dan penting untuk menjawab permasalahan berikut ini :

1) Bagaimanakah jaringan komunikasi clan kohesivitas diantara para anggota Kelompok Tani Mekar Sari?

2) Bagaimanakah iklim kelompok di Kelompok Tani Mekar Sari?

3) Bagaimanakah aplikasi pengendalian OPT ramah lingkungan yang dilakukan oleh Kelompok Tani Mekar Sari pada budidaya padi sawah?

4) Bagaimana hubungan jaringan komunikasi dan kohesivitas dengan Iklim kelompok ?

5) Bagaimana hubungan iklim kelompok dengan aplikasi pengendalian OPT yang ramah lingkungan oleh anggota kelompok ?

(8)

Tujuan Penelitian

Dengan mempertimbangkan kondisi-kondisi sebagaimana diuraikan sebelumnya, penelitian ini mencoba melihat dan menjelaskan hubungan-hubungan antara variabel kohesivitas, jaringan komunikasi dengan iklim kelompok terhadap Aplikasi pengendalian OPT yang ramah lingkungan pada Budidaya Padi sawah. Sehingga dalam kaitannya dengan permasalahan yang telah dinunuskan, terbatas pa& penelitian ini, secara khusus penelitian ini bertujuan :

1) Menguraikan jaringan komunikasi dan kohesivitas diantara para anggota KT 2) Menguraikan iklim kelompok yang terbentuk

3) Menganalisis aplikasi pengendalian OPT ramah lingkungan pada Budidaya Padi sawah.

4) Menganalisis hubungan jaringan komunikasi dan kohesivitas dengan iklim kelompok

5) Menganalisis hubungan iklim kelompok dengan aplikasi pengendalian OPT yang ramah lingkungan oleh anggota kelompok

Kegunaan Penelitian

Pemaharnan terhadap kondisi kohesivitas, jaringan komunikasi, i kiim kelompok, Aplikasi pengendalian OPT ramah lingkungan serta hubungan diantara variabel, diharapkan dapat memberikan manfaat dalam beberapa hal, yaitu :

1) Secara twritis, memberikan pemahaman dalam upaya menjelaskan aspek teori dalam pengembangan produktivitas suatu kelompok dan faktor yang

(9)

mempengaruhinya, khususnya berkaitan dengan dimensi iklim kelompok yang terbangun.

2) Secara Praktis, dapat dimanfaatkan untuk mengupayakan pendekatan dari beberapa segi pendekatan dalam penelitian dalam rangka pola penanganan KT khususnya KT hamparan, sehingga pemahaman atas model konvergensi komunikasi, yang lebih dekat terhadap upaya pemberdayaan petani, menjadi salah satu pertimbangan penting.

3) Pemahaman atas jaringan komunikasi yang berkembang dalam KT dapat digunakan mengdentifikasi sejauh mana informasi pengendalian OPT yang ramah lingkungan telah menjadi efektif dan mempengaruhi aktivitas menghasilkan padi dalam proses budidaya.

4) Pemahaman atas urgensi Indrgenous Knowledge yang terus hidup di dalarn masyarakat, dapat digunakan sebagai salah satu sumbangan untuk membangun komitrnen pada semua pihak yang punya perhatian sunguh-sungguh terhadap kehidupan petani, untuk senantiasa menj aga nilai-nilai positif di dalam masyarakat yang sesungguhnya dapat menguntungkan komunitas itu sendiri, serta sangat mendukung upaya pertanian berkelanjutan.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan hasil reaksi kimia dari percobaan selain itu agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa

Tujuan Pemeriksaan Pengadaan Barang/Jasa pada Satker/Satker Sementara/Bagian Pelaksana Kegiatan (BPK) di lingkungan Departemen Pekerjaan umum adalah untuk menilai apakah

AHP Result – Alternatif Strategi Memperbaiki Kualitas Lemdiklat MSDM yang Selaras denganStandar Kompetensi MSDM (0.211) Memperbanyak Jumlah Lemdiklat di Daerah-daerah dan

Hasil menunjukkan bahwa strategi kesantunan yang paling banyak digunakan mahasiswa dalam menulis SMS ke dosen adalah strategi kesantunan negatif, diikuti dengan tanpa

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang menggunakan pengetahuan/ knowledge khusus untuk memecahkan masalah pada level human expert/pakar, dimana

11 tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak, pengampunan pajak adalah program pengampunan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak meliputi penghapusan pajak

Praktik-praktik manajemen sumber daya manusia yang diperkirakan dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif yang berkelajutan adalah kepastian kerja, selektivitas dalam rekrutmen,

Hasil inversi tomografi dengan menggunakan data waktu tempuh gelombang S menunjukkan bahwa data S yang dipakai dalam studi ini mempunyai signal to noise ratio (S/N) yang cukup