• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH KELOMPOK KOMPETENSI A SUPERVISI AKADEMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH KELOMPOK KOMPETENSI A SUPERVISI AKADEMIK"

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

PENGAWAS SEKOLAH

KELOMPOK KOMPETENSI A

SUPERVISI AKADEMIK

Pengarah Sumarna Surapranata, Ph.D. Penanggung Jawab Dra. Garti Sri Utami, M. Ed.

Penyusun

Drs. Nur Komarudin, M.M.Pd.,  081320145961,  nur.komarudin@yahoo.co.id

Endang Saeful Munir, S.Pd., M.Si.,  082127091812,  endang.saeful@kemdikbud.go.id Penelaah

Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd.  0811464813; arismunandar@unm.ac.id Dr. Edi Rahmat Widodo. 081315493001; edirawdd@gmail.com

Dr. H. Agus Mulyanto. 081802011467; agusmulyantouin@gmail.com

Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Copyright @ 2017

Edisi ke-1: Juli 2017

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang menyalin sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan individu maupun komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ... x

PETA KEDUDUKAN MODUL ... xii

BAGIAN I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Target Kompetensi ... 4

C. Tujuan Pembelajaran ... 5

D. Peta Kompetensi Pengawas Sekolah ... 6

E. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran ... 7

F. Penilaian ... 8

BAGIAN II KEGIATAN PEMBELAJARAN... 11

TAHAP IN SERVICE LEARNING 1 (In-1) ... 11

Pengantar ... 11

Kegiatan Pembelajaran 1: Perencanaan Supervisi Akademik (8 JP) ... 11

A. Tujuan Pembelajaran ... 11

B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 11

C. Uraian Materi... 12

D. Aktivitas Pembelajaran ... 18

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 33

F. Rangkuman ... 35

G. Umpan Balik ... 36

H. Refleksi dan Tindaklanjut ... 37

I. Kunci Jawaban ... 37

Kegiatan Pembelajaran 2: Pelaksanaan Supervisi Akademik (13 JP) ... 38

A. Tujuan Pembelajaran ... 38

B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 38

C. Uraian Materi... 39

D. Aktivitas Pembelajaran ... 65

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 79

(7)

G. Umpan Balik ... 81

H. Refleksi dan Tindaklanjut ... 82

I. Kunci Jawaban ... 83

Kegiatan Pembelajaran 3: Tindak Lanjut Supervisi Akademik (6 JP) ... 84

A. Tujuan Pembelajaran ... 84

B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 84

C. Uraian Materi... 84

D. Aktivitas Pembelajaran ... 88

E. Latihan/Kasus/Tugas ... 97

F. Rangkuman ... 98

G. Umpan Balik ... 99

H. Refleksi dan Tindaklanjut ... 100

I. Kunci Jawaban ... 100

Menyusun Rencana Tindak Lanjut ... 101

TAHAP ON THE JOB LEARNING (On) ... 102

Pengantar ... 102

Kegiatan 1: Merencanakan Supervisi Akademik (4 JP) ... 102

A. Tujuan Pembelajaran ... 102

B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 102

C. Aktivitas Pembelajaran ... 102

Kegiatan 2: Melaksanakan Supervisi Akademik (10 JP) ... 104

A. Tujuan Pembelajaran ... 104

B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 104

C. Aktivitas Pembelajaran ... 105

Kegiatan 3: Menindaklanjuti Hasil Supervisi Akademik ... 107

A. Tujuan Pembelajaran ... 107

B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 107

C. Aktivitas Pembelajaran ... 107

TAHAP IN SERVICE LEARNING 2 (In-2) ... 112

Pengantar ... 112

Kegiatan 1: Penilaian Hasil On the Job Learning ... 112

Kegiatan 2: Penguatan ... 112

Kegiatan 3: Membuat Rencana Tindak Lanjut In-2 ... 113

BAGIAN III EVALUASI ... 114

BAGIAN IV PENUTUP ... 124

DAFTAR ISTILAH ... 125

(8)

LAMPIRAN ... 129 SUPLEMEN ... 148 Suplemen 1: Supervisi Pengawas Dalam Pelaksanaan PPK ... 148 Suplemen 2: Pengantar Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Kesejahteraan Anak .... 158 Suplemen 3: Panduan Penilaian Hasil Belajar Untuk Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah ... 172

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Kedudukan Modul ... xii

Gambar 2. Peta Kompetensi Modul Supervisi Akademik ... 6

Gambar 3. Langkah-langkah Menyusun RPA ...16

Gambar 4. Karakteristik Guru ...42

Gambar 5. Tahapan Pelaksanaan Supervisi Klinik ...44

Gambar 6. Teknik Supervisi Akademik ...44

Gambar 7. Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning ...52

Gambar 8. Tahapan Project Based Learning (PjBL) ...53

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kegiatan pembelajaran dan alokasi waktu ... 7

Tabel 2. Strategi Pembelajaran ... 8

Tabel 3. Pendekatan Supervisi Akademik ...40

Tabel 4. Karakteristik Perilaku Pendekatan Supervisi Akademik ...40

Tabel 5. Struktur Kurikulum SDLB ...60

Tabel 6. Struktur Kurikulum SMPLB ...61

Tabel 7. Struktur Kurikulum SMALB ...63

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Jadwal Supervisi ... 130

Lampiran 2. Format Instrumen Perencanaan Kegiatan Pembelajaran (Format 1) ... 131

Lampiran 3. Format Pelaksanaan Pembelajaran (Format 2) ... 132

Lampiran 4. Format Lembar Observasi Peserta Didik (Format 3) ... 135

Lampiran 5. Format Rekapitulasi Hasil Supervisi ... 136

Lampiran 6. Format Pasca Observasi ... 137

Lampiran 7. Kunci Jawaban Evaluasi ... 138

(12)

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

SUPERVISI AKADEMIK

1. Modul Supervisi Akademik ini berisi tentang Supervisi akademik meliputi beberapa kegiatan pembelajaran (1) Perencanaan Supervisi Akademik, (2) Pelaksanaan Supervisi Akademik, dan (3) Tindak Lanjut Supervisi Akademik.

2. Modul ini terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu: (1) Pendahuluan, (2) Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari In Service Learning-1 (In-1), On The Job Learning (On), In Service Learning-2 (In-2) , (3) Evaluasi, dan (4) Penutup.

3. Modul ini dilaksanakan melalui tiga tahap pembelajaran yaitu In-1, On, dan In-2. Pada tahap In-1, Saudara akan dipandu oleh fasilitator untuk mempelajari modul ini secara umum dan menyiapkan dasar pengetahuan serta pengalaman Saudara sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut untuk On. Pada tahap On, Saudara melaksanakan rencana tindak lanjut yang dibuat pada saat In-1 melaksanakan kegiatan pengawasan di sekolah binaan. Pada tahap In-2, Saudara bersama pengawas sekolah lain melaporkan tagihan On dan mempresentasikan berbagai keberhasilan dan kendala, serta solusi yang Saudara lakukan selama On.

4. Sebelum mempelajari modul ini, Saudara harus memiliki dokumen-dokumen sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

b. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2016 Tanggal 23 Mei 2016 Tentang Standar Isi

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah;

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum tahun 2013

e. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah

f. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

g. Permendiknas No 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan Dan Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa. h. Edaran Dirjen Dikdasmen Depdiknas No.380/C.6/MN/2003 Tanggal 20 Januari 2003

Perihal Pendidikan Inklusif

i. Permendiknas RI Nomor 1 tahun 2008 tentang Standar Proses pendidikan khusus. j. Permendikbud 157 tahun 2014 tentang kurikulum Pendidikan Khusus

(13)

5. Modul ini berkaitan dengan modul Pedoman Pengawasan; Penilaian Kinerja KS, Guru dan Tenaga Kependidikan; Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran; serta modul Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan. Waktu yang dipergunakan untuk mempelajari modul ini diperkirakan 60 Jam Pembelajaran (JP), yang terdiri atas 30 JP untuk In-1, 20 JP untuk ON, 10 JP untuk In-2. Satu JP setara dengan 45 menit. Perkiraan waktu ini sangat fleksibel sehingga bisa disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan.

6. Penyelenggara kegiatan adalah institusi yang ditunjuk atau ditugasi oleh Direktorat Tendik Dirjen GTK seperti Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK KPTK), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS), Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS), Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi.

7. Untuk melakukan kegiatan pembelajaran, Saudara sebaiknya mulai dengan membaca petunjuk dan pengantar modul ini, menyiapkan dokumen yang diperlukan, mengikuti tahap demi tahap kegiatan pembelajaran secara sistematis dan mengerjakan kegiatan pembelajaran pada Lembar Kerja (LK). Selama kegiatan pembelajaran akan dilakukan penilaian berbasis kelas oleh fasilitator. Setiap menyelesaikan kegiatan pembelajaran di masing-masing topik, Saudara akan mengerjakan latihan soal dan penugasan lainnya. Untuk melengkapi pemahaman, Saudara dapat membaca sumber-sumber lain yang relevan.

8. Setelah mempelajari modul ini, Saudara dapat mengimplementasikan hasil belajar tersebut di sekolah binaan. Waktu pelaksanaan yang direkomendasikan di awal semester.

9. Dalam melaksanakan setiap kegiatan pada modul ini, Saudara harus mengintegrasikankan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang terdiri atas: 1) religius, 2) nasionalis, 3) mandiri, 4) gotong royong, dan 5) integritas, dengan mempertimbangkan prinsip pendidikan inklusif yaitu (1) kehadiran; (2) penerimaan; (3) partisipasi; dan (4) pencapaian baik akademik maupun non-akademik untuk semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus sebagai langkah terbaik untuk memastikan pelaksanaan perlindungan kesejahteraan anak. Pendidikan inklusif mengakomodasi semua kebutuhan anak dengan tidak mempersoalkan keadaan fisik, kecerdasan, sosial, emosional, jender, dan kondisi-kondisi lain. Prinsip-prinsip pendidikan inklusif.

(14)

PETA KEDUDUKAN MODUL

Gambar 1. Peta Kedudukan Modul PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN

MODUL I

Penelitian Bidang Pengawasan

MODUL H

Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan

Sekolah

MODUL G

Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran

MODUL F

Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan SNP

MODUL D

Laporan Hasil Pengawasan

MODUL C

Program Pengawasan Supervisi Manajerial

MODUL B

Konsep Supervisi Manajerial

EVALUASI

PENDIDIKAN

MODUL J

Penyusunan Pedoman Pengawas

SUPERVISI

MANAJERIAL

SUPERVISI

AKADEMIK

Supervisi Akademik Modul A

MODUL E

Pelaksanaan Supervisi Manajerial D I M E N S I K O M P E T E N S I

Dalam Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah terdiri dari 10 modul yakni modul A sampai dengan J.

Saat ini Saudara sedang membahas dan mempelajari MODUL A SUPERVISI AKADEMIK

(15)

BAGIAN I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah Supervisi Akademik ini adalah modul yang dipersiapkan untuk membantu meningkatkan kompetensi pengawas sekolah dalam melaksanakan salah satu tugasnya, yaitu pengawasan akademik. Modul ini akan membantu Saudara untuk mempelajari a) perencanaan supervisi akademik; b) pelaksanaan supervisi akademik; dan c) tindak lanjut supervisi akademik. Supervisi akademik adalah salah satu tugas utama yang harus dilaksanakan seorang pengawas sekolah untuk membina guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar.

Pengawas sekolah harus memiliki komitmen bersama untuk membina, membimbing dan mendampingi kepala sekolah, kemudian menggerakkan guru dan peserta didik agar mampu berpikir kritis, berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah serta menciptakan pembelajaran aktif dan efektif. Dengan melaksanakan supervisi akademik secara terprogram dan berkesinambungan, akan tercapai layanan proses pembelajaran bermutu. Pembelajaran yang dipimpin oleh guru yang berkualitas akan mengembangkan potensi akademik peserta didik. Pengawas sekolah dan kepala sekolah sebagai pembina harus menjadwalkan kegiatan supervisi akademik terhadap semua guru.

Dalam konteks pembinaan, pembimbingan, dan penilaian kinerja kepala sekolah dan guru sebagai wujud pelaksanaan tugas pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik yang di awali dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan di akhiri dengan tindak lanjut, pengawas sekolah memiliki kewajiban mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter yang berkaitan dengan religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, terbuka, tidak diskriminasi, dan integritas sesuai dengan peran dan fungsinya. Implementasi nilai-nilai utama karakter tersebut ditunjukkan melalui pemberian informasi, fasilitasi, dan model/keteladanan bagi kepala sekolah maupun guru sehingga berdampak positif dalam peningkatan mutu proses pembelajaran dan hasil belajar serta pembentukan karakter peserta didik.

Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah terkait dengan supervisi akademik ini akan memandu Saudara sebagai pengawas sekolah untuk mengembangkan kompetensi dan mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter dan pendidikan inklusif dalam melaksanakan tugas supervisi akademik.

(16)

Pada sesi tatap muka Saudara akan melakukan kegiatan pembelajaran melalui belajar bersama dengan sesama pengawas sekolah yang dipandu oleh fasilitator atau narasumber. Disamping itu, Saudara akan merencanakan kegiatan implementasi supervisi akademik dan nilai-nilai utama karakter di wilayah binaan untuk kegiatan On The Job Learning (On). Setelah selesai melaksanakan On Saudara akan mempresentasikan hasil implementasi tersebut pada kegiatan In-2.

Modul ini mengintegrasikankan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang terdiri atas: (1) religius, (2) nasionalis, (3) mandiri, 4) gotong royong, dan 5) integritas, serta mempertimbangkan prinsip pendidikan inklusif yaitu (1) kehadiran; (2) penerimaan; (3) partisipasi; dan (4) pencapaian baik akademik maupun non-akademik untuk semua peserta didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus sebagai langkah terbaik untuk memastikan pelaksanaan perlindungan kesejahteraan anak. Pendidikan inklusif mengakomodasi semua kebutuhan peserta didik dengan tidak mempersoalkan keadaan fisik, kecerdasan, sosial, emosional, jender, dan kondisi-kondisi lain. Prinsip inklusif ini juga diberlakukan bagi pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.

Implementasi nilai-nilai PPK dan PIPKA pada modul ini diharapkan dapat mencegah tumbuhnya paham radikalisme, terorisme, vandalisme, penyalahgunaan obat terlarang, dan perilaku hidup bebas sehingga dapat merajut kehidupan damai dan sejahtera dalam bingkai NKRI. Urgensi pokok permasalahan ini dapat dijelaskan pada bagian berikut ini.

Sebagai bangsa yang besar NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) merupakan suatu Negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan dua benua, didiami oleh ratusan juta penduduk, memiliki iklim tropis, memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat agama dan keyakinan yang berlainan satu sama lain bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Keseluruhannya tercemin dalam satu ikatan kesatuan lambang negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Pada dasarnya keberagaman masyarakat Indonesia menjadi modal dasar dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, sangat diperlukan rasa persatuan dan kesatuan yang tertanam disetiap warga negara Indonesia. Pembentukan sikap nasionalis terhadap bangsa yang besar perlu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai generasi penerus bangsa Indonesia.

Namun demikian, dalam kenyataanya masih ada konflik yang terjadi dengan mengatasnamakan suku, agama, ras atau antargolongan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa sikap nasionalis bangsa yang ada seharusnya bisa menjadi modal bagi bangsa ini untuk menjadi bangsa yang kuat. Untuk mendukungnya, diperlukan rasa persatuan yang kokoh dan kuat. Persatuan bangsa merupakan syarat yang mutlak bagi

(17)

kejayaan Indonesia. Jika masyarakatnya tidak bersatu dan selalu memprioritaskan kepentingannya sendiri, maka cita-cita Indonesia yang terdapat dalam sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Bangsa akan hanya menjadi mimpi yang tak akan pernah terwujud. Sehingga semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu, hanya sebatas slogan. Komitmen seluruh unsur negara menentukan sikap yang persisten untuk kesatuan bangsa perlu ditindaklanjuti di berbagai tingkat masyarakat. Keberagaman dalam berbagai aspek (adat, budaya, agama, bahasa) merupakan kondisi yang dapat membentuk masyarakat Indonesia yang memiliki toleransi dan rasa saling menghargai untuk menjaga perbedaan tersebut. Untuk itu perlu nilai komitmen persatuan bangsa Indonesia dalam keberagaman nasional.

Kata kata bijak mengatakan: "Bila anda ingin memperbaiki dunia, mulailah terlebih dulu dengan diri sendiri." Walaupun terkesan kuno, tetapi tetap berlaku untuk kita simak dan diterapkan dalam perjalanan hidup. Kita semuanya berharap Indonesia bisa berubah menjadi lebih baik dalam segala hal. Menjadi lebih baik dalam pendidikan anak bangsa, kesehatan masyarakat, perekonomian, sandang pangan, keamanan, kesejahteraan, dan seterusnya. Salah satunya adalah agar tercipta keharmonisan, kedamaian dan ketenangan dalam hidup keberagaman antar berbagai suku bangsa yang ada ditanah air kita tercinta.

Perbuatan-perbuatan negatif yang dapat merusak keutuhan suatu bangsa perlu dihindari sedini mungkin, seperti radikalisme, vandalisme dan penyalahgunaan obat terlarang narkoba serta kehidupan bebas melalui penguatan nilai-nilai luhur Pancasila. Untuk mencegah lahirnya paham radikalisme maka perlunya penguatan pada cara pandang pendidikan agama dan budi pekerti yang berlaku di Indonesia yang lebih berorientasi pada hukum yang kaku dan eksklusif tetapi lebih pada cinta yang moderat dan inklusif. Oleh karena itu, pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila harus dilakukan secara berkesinambungan untuk menangkis masuk dan berkembangnya paham radikalisme di Indonesia terutama pada generasi muda.

Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, pergaulan bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS. Generasi muda saat ini harus diselamatkan dari era globalisasi ini karena banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk dan tidak

(18)

semua sama dengan kebudayaan luhur bangsa Indonesia, seperti kebudayaan hubungan bebas. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para generasi mudah dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya.

Penyalahgunaan obat terlarang selalu menjerat generasi muda ke dalam jeratan narkoba, zat dan obat-obatan terlarang. Para pengedar dan pembuat barang-barang terlarang tersebut akan melakukan berbagai promosi bujuk rayu menjebak kepada orang-orang yang lemah iman dan tidak memiliki akal sehat untuk menjadi budak obat-obat terlarang. Oleh karena itu, generasi muda perlu dibekali pengetahuan tentang obat-obat terlarang dan segala akibatnya. Pergaulan yang salah dapat menyebabkan generasi muda terperosok ke dalam jurang kesesatan. Penguatan nilai religius melalui penguatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui kesadaran bahwa penggunaan narkoba itu dosa karena hanya menyakiti dan merusak tubuh dan pikiran manusia. Penggunaan narkoba juga menjauhkan kita dari agama yang kita anut.

Pembentukan karakter generasi penerus bangsa perlu ditanamkan sejak mulai dini melalui perbuatan-perbuatan kebajikan sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa yang ada dalam nilai-nilai Pancasila. Melalui Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) diharapkan generasi penerus bangsa yang besar ini dapat merajut kedamaian dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia dan terlepas dari sisi negatif dampak globalisme yang dapat merusak peradaban bangsa dan negara melalui perbuatan-perbuatan radikalisme bangsa, vandalisme, penyalahgunaan obat-obatan terlarang serta kehidupan bebas di abad super modern ini.

B. Target Kompetensi

Target kompetensi yang ingin dicapai melalui pembelajaran Modul Supervisi Akademik Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah ini adalah:

1. Menyusun rencana pengawasan akademik (RPA), Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK);

2. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran;

3. Memahami konsep, prinsip, teori, teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran;

(19)

4. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP;

5. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran;

6. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan masing-masing peserta didik;

7. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran;

8. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran;

9. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran;

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah Sekolah ini, Saudara diharapkan mampu:

1. menyusun Rencana Pengawasan Akademik (RPA)/Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK);

2. menyusun Instrumen supervisi untuk pengawasan akademik/pengawasan bimbingan dan konseling;

3. melaksanakan supervisi akademik;

4. membimbing kepala sekolah dan guru dalam rangka peningkatan profesionalisme 5. menganalisis dan menyusun rencana tindak lanjut hasil supervisi akademik.

Kemampuan sebagaimana tercantum dalam butir-butir tujuan diatas dicapai dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama penguatan karakter.

(20)

D. Peta Kompetensi Pengawas Sekolah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah

Dimensi Kompetensi

3. Kompetensi Supervisi Akademik

3.1 Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.

3.2 Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.

3.3 Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

3.4 Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.

3.5 Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.

3.6 Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.

3.7 Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.

3.8 Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasiuntuk pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.

Gambar 2 Peta Kompetensi Modul Supervisi Akademik

(21)

E. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dan pengorganisasian pembelajaran yang ada dalam modul ini meliputi; perencanaan program supervisi akademik, pelaksanaan supervisi akademik, dan tindak lanjut supervisi akademik terhadap guru. Masing-masing topik dibahas secara berurutan pada bagian 1, bagian 2, dan bagian 3. Melalui modul PKB Pengawas Sekolah ini, Saudara akan melakukan kegiatan pembelajaran supervisi akademik yang diawali dengan mempelajari pengantar supervisi akademik melalui beberapa kegiatan antara lain: curah pendapat, diskusi, studi kasus, bermain peran, simulasi, dan diakhiri dengan tes.

2. Pengorganisasian Pembelajaran

Melalui modul ini, Saudara akan melakukan kegiatan-kegiatan, baik secara individu maupun secara kelompok. Kegiatan-kegiatan yang Saudara lakukan terdiri atas Perencanaan Supervisi Akademik, Pelaksanaan Supervisi Akademik dan Tindak lanjut Supervisi Akademik.

Kegiatan In-1, On dan In-2 pada modul ini akan Saudara lakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Pada tahap In-1, Saudara akan melakukan Kegiatan Pembelajaran Perencanaan Supervisi Akademik, Pelaksanaan Supervisi Akademik dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik.

Pada tahap On, Saudara akan melakukan beberapa kegiatan yang Saudara rencanakan pada akhir kegiatan In-1 yang dituangkan pada RTL berupa kegiatan Penyusunan RPA, Menyusun Instrumen supervisi akademik, melaksanakan supervisi akademik dan menindaklanjuti hasil supervisi akademik serta mendokumentasikan bukti pelaksanaan kegiatan.

Pada tahap In-2, Saudara mengumpulkan dokumen portofolio hasil On serta melakukan presentasi dan diskusi. Selanjutnya Saudara menyusun rencana tindak lanjut pasca In-2.

a. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu

Kegiatan pembelajaran dan alokasi waktu terinci seperti tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1.Kegiatan pembelajaran dan alokasi waktu

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

In-1 On In-2

(22)

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

In-1 On In-2

2 Pelaksanaan Supervisi Akademik 13 10

3 Tindak Lanjut Supervisi Akademik 6 6

Rencana Tindak Lanjut 1

Jumlah 28 JP 20 JP 10 JP

b. Strategi Pembelajaran

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran digunakan beberapa strategi pembelajaran, seperti yang tertera pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2 Strategi Pembelajaran

No Strategi In-1 On In-2

1. Curah Pendapat √ 2. Telaah/Analisis √ √ 3. Simulasi √ 4. Diskusi √ √ 5. Praktek √ √ 6. Berpikir Reflektif √ 7. Kerja Berpasangan √ 8. Studi Kasus √ 9. Bermain peran √ 10. Presentasi √ √

F. Penilaian

Aspek penilaian dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan moda Tatap Muka In-1, On, In-2 adalah sebagai berikut:

1. Penilaian Sikap (NS)

Hasil penilaian sikap akan menghasilkan nilai sikap (NS). Penilaian aspek sikap dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta pada unsur kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan. Sikap-sikap tersebut dapat diamati pada saat menerima materi, melaksanakan tugas individu dan kelompok, mengemukakan pendapat dan bertanya jawab, serta saat berinteraksi dengan narasumber dan peserta lainnya.

Penilaian sikap dilakukan sejak awal sampai akhir kegiatan baik In-1 maupun In-2 secara terus menerus yang dilakukan oleh narasumber untuk setiap materi. Namun,

(23)

penetapan nilai akhir aspek sikap dilakukan pada terakhir. Penilaian aspek sikap sebagaimana unsur yang ditetapkan diatas merupakan kesimpulan narasumber terhadap sikap peserta. Hasil penilaian sikap dituangkan dalam format Lembar Penilaian Sikap diserahkan kepada kepada operator SIM.

2. Penilaian Keterampilan (NK)

Hasil penilaian sikap akan menghasilkan nilai keterampilan (NK) Penilaian keterampilan bertujuan untuk mengetahui apakah telah terjadi perubahan keterampilan peserta setelah melalui proses pembelajaran In-1, On dan In-2. Penilaian keterampilan menggunakan pendekatan penilaian autentik mencakup tes dan non tes berupa penyelesain tugas pengisiaan LK, portofolio dan laporan On dan presentasi hasil On. Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, namun juga melalui kumpulan portofolio hasil penugasan individu dan/atau kelompok. Komponen penilaian terhadap aspek keterampilan khususnya portofolio hasil On yakni Kelengkapan (semua tagihan terpenuhi), Keaslian (dibuat sendiri, tidak ada indikasi meniru milik/dikerjakan orang lain), Kualitas (kebenaran isi sesuai kriteria/rubrik). Hasil penilaian aspek keterampilan dituangkan dalam format Lembar Penilaian Keterampilan pada In-1 dan In-2 diserahkan kepada operator SIM.

3. Penilaian Aspek Pengetahuan (NP)

Hasil penilaian sikap akan menghasilkan nilai pengetahuan (NP) Penilaian aspek pengetahuan disebut dengan Tes Akhir dilakukan oleh peserta di akhir kegiatan pelatihan program PKB moda Tatap Muka untuk kegiatan In-1, On, In-2. Peserta tes akhir adalah peserta yang telah mengikuti pelatihan PKB secara tuntas untuk seluruh kegiatan pembelajaran dan dinyatakan layak berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Pelaksanaan tes akhir dilakukan secara Daring di TUK yang telah ditentukan. Nilai tes akhir akan menjadi nilai UKPS tahun 2017 dan digunakan sebagai salah satu komponen nilai akhir peserta.

Selanjutnya, Nilai Akhir (NA) peserta pelatihan PKB moda tatap muka In-1, On, In-2 diperoleh dengan formula sebagai berikut :

(24)

4. Kriteria Kelulusan Peserta

Peserta akan mendapatkan sertifikat dari Nilai Akhir (NA) dengan predikat minimal “Cukup”.

Skor Keterangan Predikat

95 – 100 Sangat Baik A 85 - 94 Baik B 70 - 84 Cukup C 51 – 69 Kurang D ≤ 50 Sangat Kurang E

Sertifikat dan Surat Keterangan bagi Peserta Pelatihan Program PKB PS Peserta program PKB PS yang memperoleh Nilai Akhir ≥ 70 diberikan Sertifikat. Sedangkan peserta yang memiliki Nilai Akhir < 70 hanya menerima surat keterangan keikutsertaan dalam pelatihan.

(25)

BAGIAN II

KEGIATAN PEMBELAJARAN

TAHAP IN SERVICE LEARNING 1 (In-1)

(28 JP)

Pengantar

Pada tahap In-1, Saudara berkumpul bersama pengawas sekolah lain untuk melakukan pembelajaran tentang perencanaan supervisi akademik, pelaksanaan supervisi akademik, pelaporan dan tindaklanjut supervisi akademik. Kegiatan-kegiatan tersebut dicapai melalui strategi curah pendapat, pengkajian dokumen, diskusi, presentasi, simulasi, observasi dokumen, praktik, dan evaluasi. Saudara dapat melakukannya secara berkelompok, namun Jika tidak memungkinkan karena jumlah peserta terbatas, silakan kerjakan kegiatan secara individual. Pada akhir In-1 saudara akan membuat rencana tindak lanjut untuk On di sekolah binaan.

Kegiatan Pembelajaran 1: Perencanaan Supervisi Akademik (8 JP)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai mempelajari Kegiatan Pembelajaran 1, Saudara diharapkan mampu merencanakan supervisi akademik dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karekter (PPK) dengan lima nilai utama religious, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas, serta mengintegrasikan Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Kesejahteraan Anak (PIPKA) yang bersifat spesifik berdasarkan perilaku yang teramati (moral action) sesuai dengan karakteristik masing-masing tujuan sebagai berikut.

1. Memahami konsep, prinsip, teori dan manfaat perencanaan supervisi akademik dalam upaya mengembangkan kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran. 2. Memahami komponen-komponen dalam penyusunan Rencana Pengawasan

Akademik (RPA).

3. Memahami langkah-langkah menyusun Rencana Pengawasan Akademik berdasarkan hasil evaluasi pengawasan tahun sebelumnya.

4. Memahami cara menyusun instrumen supervisi akademik yang sesuai kebutuhan supervisi.

5. Mengkaji hasil supervisi akademik untuk menentukan tindak lanjut yang tepat sesuai hasil supervise.

B. Indikator Pencapaian Tujuan

(26)

2. Menentukan langkah-langkah dalam penyusunan Rencana Pengawasan Akademik (RPA).

3. Menyusun Rencana Pengawasan Akademik (RPA) secara profesional merujuk pada regulasi yang berlaku, berbasis data hasil pengawasan tahun sebelumnya yang dapat dipertangung jawabkan.

4. Menganalisis kesesuaian antara komponen dan isi pada RPA. 5. Menyusun rumusan tujuan supervisi akademik.

6. Menganalisis kesesuaian antara komponen, sistematika, dan substansi pada Instrumen supervisi akademik.

7. Menyusun Instrumen supervisi akademik.

C. Uraian Materi

1. Pengertian Perencanaan Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al. 2007). Untuk melaksanakan supervisi akademik, dibutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan supervisi akademik adalah suatu proses untuk menentukan kegiatan melalui urutan langkah dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya: apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas? Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam kelas? Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan peserta didik? Apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?

Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja, bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus diteruskan dengan tindak lanjut berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan

(27)

sebaik-baiknya. Hal ini hendaknya jangan diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satu pun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi semua guru (Glickman, 1981 dalam Pusbangtendik, 2007).

2. Prinsip Perencanaan Supervisi Akademik

Prinsip perencanaan supervisi akademik, mengacu pada prinsip supervisi akademik dirumuskan sebagai berikut.

a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah;

b. Sistematis, artinya dikembangkan sesuai perencanaan program supervisi yang matang dan tujuan pembelajaran;

c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen; d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya;

e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi;

f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran;

g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam mengembangkan pembelajaran;

h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, silih asih, dan silih asuh dalam mengembangkan pembelajaran;

i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademik;

j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi;

k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor;

l. Berkesinambungan, artinya supervisi akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh Kepala sekolah;

m. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.

3. Manfaat Perencanaan Program Supervisi Akademik

Manfaat perencanaan supervisi akademik adalah sebagai berikut.

a. Sebagai alat pengawasan dan pengendalian kegiatan supervisi akademik.

b. Memudahkan pelaksanaan kegiatan supervisi akademik karena telah ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan mana yang tidak.

c. Sebagai pedoman untuk malaksanakan supervisi akademik secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya.

(28)

Untuk mendapatkan manfaat perencanaan program supervisi akademik secara optimal, seorang pengawas SMK harus memahami kekhususan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru SMK, terutama pada guru produktif. Dengan demikian dalam mengembangkan instrumen supervisi hendaknya mengacu pada proses praktek baik praktek di sekolah maupun pada praktek di dunia usaha/dunia industri.

4. Penyusunan Rencana Pengawasan Akademik

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenegpan) dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya pasal 7 poin (a) menyatakan bahwa pengawas sekolah sebelum melaksanakan supervisi mempunyai kewajiban menyusun program pengawasan. Salah satu Hal terpenting dari program pengawasan adanya rencana pengawasan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi dan analisis pelaksanaan pengawasan tahun sebelumnya.

Rencana pengawasan tersebut disusun oleh pengawas sekolah tergantung dari jenis pengawasnya. Untuk pengawas mata pelajaran ditulis dalam bentuk rencana pengawasan akademik (RPA), adapun untuk pengawas bimbingan dan konseling ditulis dalam bentuk rencana pengawasan bimbingan dan konseling (RPBK). RPA dan RPBK pada dasarnya memuat komponen-komponen yang sebagai berikut.

a. Aspek/masalah. Memuat permasalahan kompetensi guru yang perlu di tingkatkan sesuai dengan hasil identifikasi, analisis, dan evaluasi pelaksanaan supervisi akademik tahun sebelumnya.

b. Tujuan. Setelah menetapkan permasalahan yang dihadapi guru dan menjadi prioritas pembinaan atau pembimbingan guru dalam upaya meningkatkan kompetensinya, pengawas sekolah perlu merumuskan tujuan pembinaan atau pembimbingan. Kriteria perumusan tujuan antara lain memuat aktivitas yang dilakukan oleh pengawas dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi guru,

c. Indikator. Tujuan yang telah di tetapkan perlu di ketahui dengan pasti tingkat ketercapaiannya. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memastikan ketercapaian tersebut yaitu dengan menentukan indikator pencapaian. Kriteria perumusan indikator antara lain memuat diskripsi tentang peningkatan kemampuan guru terkait dengan masalah yang dihadapi.

(29)

d. Waktu. Pelaksanaan pembinaan dan pembimbingan peningkatan kompetensi guru tentunya memerlukan waktu khusus. Penentuan waktu tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kalender pendidikan.

e. Setting. Disamping memerlukan waktu secara khusus, tempat pembinaanpun perlu ditetapkan. Penetapan waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah binaan.

f. Strategi/metode/teknik. Efketivitas pembinaan dan pembimbingan akan sangat tergantung pada Srategi/Metode/Teknik yang dipilih oleh pengawas sekolah. Kriteria pementuan strategi/Metode/Teknik pembinaan/pembimbingan dapat disesuaikan dengan aspek-aspek sebagai berikut:a) latar belakang pendidikan guru binaan;b) motivasi kerja dan kemampuan guru;c) modalitas dan gaya belajar masing-masing guru binaan.

g. Skenario kegiatan. Arah yang ditempuh dalam proses pembinaan atau pembimbingan agar lebih efektif dan efesien yang dimulai dengan pertemuan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dapat dirancang sesuai dengan fase-fase pembelajaran dan sintaks strategi/metode/teknik yang telah ditetapkan

h. Sumber daya. Pada kegiatan pembinaan atau pembimbingan guru diperlukan pula berbagai referensi yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi guru baik terkait dengan regulasi maupun sumber belajar yang bersikaf akedemik dan dilengkapi dengan media pembelajaran.

i. Penilaian dan instrumen. Untuk mengukur tingkat ketercapaian dari kegiatan pembinaan atau pembimbingan guru perlu dilakukan. Penilaian tersebut di orientasikan pada produk sebagai wujud implementasi dari pengetahuan yang sudah dimiliki oleh masing-masing guru binaan terkait dengan masalah yang dihadapinya. Untuk memastikan ketercapaiannya pengawas sekolah membuat instrumen penilaian yang memuat antara lain komponen dan aspek yang dinilai berikut rubriknya.

j. Rencana tindak lanjut. Untuk memastikan bahwa konsistensi terkait dengan kmpetensi yang sudah meningkat dari setiap guru binaan perlu dirancang rencana tindak lanjut yang diorientasikan pada pemantauan dan penilaian.

Pada praktiknya penyusunan RPA/RPBK dapat disusun dalam bentuk naratif atau bentuk matrik. Contoh bentuk naratif maupun bentuk matrik dapat dipelajari pada lembar kerja yang akan saudara isi sesuai dengan petunjuk yang diberikan pada kegiatan belajar ini.

(30)

5. Langkah-langkah Penyusunan RPA

Langkah-langkah penyusunan RPA ditunjukkan seperti pada Gambar 3 di bawah ini. Urutan langkah mulai dari titik mulai (start) dengan pola putaran jarum jam dan berakhir pada desain pembelajaran.

Gambar 3. Langkah-langkah Menyusun RPA

Kualitas hasil penyusunan RPA dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kepala sekolah atau guru pada kegiatan pembimbingan dan pembinaan pada dasarnya ditentukan oleh tingkat konsistensi implementasi terhadap konsep, prinsip, dan mekanisme penyusunan RPA tersebut.

6. Penyusunan Instrumen Supervisi

Instrumen supervisi akademik merupakan perangkat yang digunakan oleh Supervisor/Pengawas sekolah untuk mengidentifikasi profil kemampuan guru dalam pembuatan rencana dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian pembelajaran. Terdapat dua cara dalam mengembangkan instrumen yaitu: (1) dengan mengembangkan sendiri; dan (2) dengan cara menyadur (adaptation).

Di samping itu, dapat menggunakan instrumen yang sudah ada, baik instrumen yang telah digunakan dalam pengawasan sekolah sebelumnya maupun berupa instrumen baku literatur yang relevan.

a. Mengembangkan Instrumen Sendiri

Menurut Arikunto (1988:48-52), langkah-langkah yang harus dilalui dalam menyusun instrumen apapun, termasuk instrumen pengawasan sekolah adalah sebagai berikut.

(31)

1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan instrumen yang akan disusun. Misal: tujuan menyusun istrumen adalah untuk mengetahui kesesuaian proses pembelajaran dalam kegiatan ekstrakurikuler.

2) Membuat kisi-kisi yang memuat perincian variabel dan jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur bagian variabel yang bersangkutan. Misalkan untuk mengumpulkan data tentang kesesuaian proses diperlukan angket, wawancara, observasi, dan dokumen.

3) Membuat butir-butir instrumen, contoh instrumen supervisi ini dapat dilihat pada Lampiran 2, 3, 4 dan 6.

4) Menyunting instrumen, apabila butir-butir instrumen sudah tersusun dengan lengkap, maka pengawas melakukan penyuntingan (editing). Hal-hal yang dilakukan dalam tahap-tahap ini adalah:

a) Mengurutkan butir menurut sistematika yang dikehendaki penilai atau pengawas untuk mempermudah pengolahan data.

b) Menuliskan petunjuk pengisian, identitas dan sebagainya.

b. Mengembangkan instrumen dengan prosedur adaptasi

Mengembangkan instrumen dengan prosedur adaptasi (menyadur), langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Penelaahan instrumen asli dengan mempelajari panduan umum (manual) instrumen dan butir-butir instrumen. Hal itu dilakukan untuk memahami (a) bangun variabel; (b) kisi-kisinya; (c) butir-butirnya; (d) cara penafsiran jawaban. 2) Penerjemahan setiap butir instrumen ke dalam bahasa Indonesia.

Penerjemahan dilakukan oleh dua orang secara terpisah. 3) Memadukan kedua hasil terjemahan oleh keduanya.

4) Penerjemahan kembali ke dalam bahasa aslinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran penerjemahan tadi.

5) Perbaikan butir instrumen bila diperlukan.

6) Uji pemahaman subjek terhadap butir instrumen. 7) Uji validitas instrumen.

8) Uji reliabilitas instrumen.

Model instrumen pengawas sekolah yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan angket/kuisioner. Contoh untuk pedoman observasi dapat dilihat dalam Lampiran 2 dan 3, sedangkan contoh pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 6.

(32)

D. Aktivitas Pembelajaran

Kegiatan 1.1. Membedakan Konsep, Prinsip, Teori dan Manfaat Perencanaan

Supervisi Akademik (Curah Pendapat, 25 menit)

Setelah Saudara mempelajari konsep, prinsip dan manfaat dari KP 1 perencanaan supervisi akademik, lakukan langkah-langkah berikut:

1. Bentuk kelompok terdiri dari 2-4 orang agar saling berbagi dalam penyelesaian tugas 2. Kemudian tunjuk salah seorang anggota kelompok untuk menjadi pemandu pada

kegiatan curah pendapat dengan tugas:

a. memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengemukakan pandangan/pendapat tentang konsep, prinsip, dan teori supervisi akademik sesuai dengan pengetahuan masing-masing.

b. menuliskan semua pandangan/pendapat setiap orang dalam kelompok sesuai dengan yang diungkapkannya. .

c. mengidentifikasi jawaban yang berdekatan maknanya secara tepat. d. menentukan pilihan pernyataan yang paling mendekati.

e. bersama-sama dengan anggota kelompok merumuskan hasil curah pendapat 3. Rumuskan hasil curah pendapat dan tuliskan pada LK 1.1 berikut, sesuai hasil

kesepakatan kelompok.

LK 1.1. Hasil Curah Pendapat Tentang Konsep, Prinsip dan Teori Supervisi

Akademik

No Pandangan / Pendapat

1 Konsep teori perencanaan supervisi akademik :

2 Prinsip-prinsip perencanaan supervisi akademik :

3 Manfaat perencanaan supervisi akademik :

Setelah Saudara memahami konsep, prinsip, teori dasar dan karakteristik supervisi, Saudara diminta mengerjakan kegiatan 1.2 untuk mempelajari Rencana Pengawasan Akademik (RPA).

Kegiatan 1.2. Menganalisis Contoh Rencana Pengawasan Akademik (RPA)

(Telaah/Analisis , 65 menit)

(33)

Sebagai pengawas sekolah, ketika akan melaksanakan pengawasan akademik selain membuat program pengawasan tahunan dan program semester, Saudara juga memiliki tanggung jawab menyusun rencana pengawasan yaitu RPA.

Pada Kegiatan 1.2 ini saudara diminta untuk mengamati, mengidentifikasi dan menganalisis contoh RPA terkait dengan komponen, sistematik, substansi, antara lain: masalah, tujuan, indikator, sumber daya dan penilaian, serta penguatan nilai-nilai karakter.

Contoh RPA:

MODEL FORMAT RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA) (Kasus Klinis)

A. Aspek/ Masalah : Guru belum mampu menerapkan pendekatan saintifik Model Problem Based Learning (PBL) yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak berkebutuhan khusus.

B. Tujuan : Memberikan bimbingan dan arahan agar guru dapat menerapkan pendekatan saintifik model PBL yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak berkebutuhan khusus.

C. Indikator : Mampu menerapkan pendekatan saintifik model PBL yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak berkebutuhan khusus.

D. Waktu Pelaksanaan Pembinaann : Disesuaikan E. Setting : SLB B/Tunarungu F. Strategi/Metode Kerja/Teknik Supervisi : IHT, Refleksi G. Skenario Kegiatan :

No. Pertemuan Kegiatan Penerapan

PPK dan PIPKA

Alokasi Waktu

1. Awal a. Menyampaikan kepada guru tentang pelaksanaan

pembelajaran dengan pendekatan saintifik model Problem Based

Learning (PBL) yang disesuaikan

dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus.

b. Memeriksa RPP guru, meminta kepada guru untuk memfokuskan pada model pembelajaran

Problem Based Learning dalam

pembelajaran

c. Menyepakati agenda/skenario pembinaan

Diawali dengan berdoa

Menggunakan Instrumen Validasi merujuk pada regulasi

20’

2. Inti a. Pengawas sekolah melakukan diskusi dengan guru tentang model-model pembelajaran. b. Pengawas Sekolah melakukan

diskusi dengan guru tentang pelaksanaan PBL.

Mendengarkan setiap pendapat guru sesuai dengan pengetahuan masing-masing Memfasilitasi guru untuk merefleksikan

(34)

No. Pertemuan Kegiatan Penerapan PPK dan PIPKA Alokasi Waktu c. Pengawas merefleksi implementasi PBL.

d. Guru berkelompok melaksanakan diskusi tentang penerapan PBL sesuai dengan Kurikulum 2013. e. Dari hasil diskusi masing masing

guru dapat membuat RPP yang menggunakan pendekatan saintifik model PBL.

pemahamannya dalam bentuk kerjasama

3. Akhir a. Penguatan dan pemberian motivasi kepada guru-guru untuk melaksanakannya.

b. Menyepakati agenda berikutnya untuk melihat tindak lanjut supervisi

Menunjukan contoh RPP yang dibuat pengawas yang merujuk pada regulasi yang berlaku

Membuat kesepakatan untuk menentukan jadwal supervisi

10’

H. Sumber daya yang diperlukan : SKL, KI, KD Mata Pelajaran, LCD, Komputer, Panduan PPK

I. Penilaian dan Instrumen : Produk hasil revisi RPP yang menggunakan pendekatan saintifik model PBL dan Instrumen dan Rubrik PPK J. Rencana Tindak Lanjut : Implementasi RPP pendekatan saintifik model PBL

selama satu bulan dilakukan pemantauan …………, ………2017 Mengetahui:

Kepala Dinas Pendidikan/Korwas Pengawas

……… ………

LK 1.2. Analisis Rencana Pengawasan Akademik (RPA)

Setelah melakukan pengamatan dan menganalisis contoh RPA tersebut, saudara diminta:

a. Cara merumuskan komponen yang terdapat pada RPA!

No Komponen Cara merumuskan

1 Aspek/Masalah 2 Tujuan 3 Indikator 4 Waktu 5 Tempat 6 Strategi 7 Skenario

8 Aspek nilai utama karakter 9 Sumber daya

(35)

No Komponen Cara merumuskan

10 Penilaian

11 Rencana tindak lanjut

b. Dari mana diperoleh informasi data permasalahan yang akan diangkat menjadi permasalahan pengawasan akademik?

c. Bagaimana mendeskripsikan komponen yang termuat dalam skenario kegiatan pada RPA ?

No Komponen Deskripsi

1 Kegiatan awal

2 Kegiatan inti

3 Kegiatan akhir

Selanjutnya, berdasarkan hasil pelaksanaan tugas pengawasan akademik di sekolah binaan, permasalahan yang dihadapi oleh guru binaan, serta memperhatikan kebijakan terkait dengan penguatan nilai-nilai karakter, Saudara diminta melakukan kegiatan 1.3.

Kegiatan 1.3. Menyusun Rencana Pengawasan Akademik (RPA) (Simulasi,

90 menit)

Penyusunan Rencana Pengawasan Akademik, tugas ini ditujukan kepada Saudara yang bertugas sebagai pengawas pada semua jenjang satuan pendidikan di Sekolah Luar Biasa. Langkah-langkah menyusun rencana RPA adalah sebagai berikut:

1. Baca materi pada Kegiatan Pembelajaran 1 Perencanaan Supervisi Akademik dan pelajari berbagai model RPA dengan cara memanfaatkan fasilitas internet atau referensi yang ada;

2. Identifikasi, analisis, dan evaluasi serta tindak lanjuti data hasil pengawasan supervisi akademik tahun sebelumnya; (gunakan LK 1.3.1 untuk menulis hasilnya)

(36)

3. Simulasikan hasil Identifikasi, analisis, dan evaluasi serta tindak lanjuti data hasil pengawasan tahun sebelumnya tersebut dengan. mengintegrasikan lima nilai utama PPK.

4. Susunlah RPA/RPBK dengan menggunakan LK 1.3.2a atau LK 1.3.2b.

5. Pastikan RPA/RPBK Saudara telah memenuhi kriteria (10 komponen) yang sudah ditentukan.

LK 1.3.1. Identifikasi, Analisis dan Evaluasi serta Tindak Lanjut Hasil

Pembinaan Guru Tahun Sebelumnya

Nama Pengawas : ……….

NIP : ……….

Pangkat/Golongan : ……….

Jabatan : ……….

Jumlah Sekolah Binaan : ……….

No Kegiatan Sasaran Target Pencapaian (%)

Penerapan

PPK Tindak lanjut

LK 1.3.2a Format Rencana Pengawasan Akademik (Model Deskripsi) RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA)

(Kasus ……...…..)

A. Aspek/Masalah : ……… B. Tujuan : ……… C. Indikator : ……… D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan : ……… E. Seting (Struktur Program Kegiatan) : ……… F. Strategi/Metode Kerja/Teknik : ……… G. Skenario : ………

No. Pertemuan Kegiatan Penerapan

PPK dan Prinsip Inklusif

Alokasi Waktu

1. Awal Contoh : pemberian salam, mengawali dengan do’a

Religius

2. Inti

3. Akhir

H. Sumber daya yang diperlukan : ... I. Penilaian dan Instrumen : ...

(37)

J. Rencana Tindak Lanjut : ...

…………, ………20… Mengetahui:

Koordinator Pengawas Pengawas

(38)

LK 1.3.2b. Rencana Pengawasan Akademik (Model matrik)

RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK

Nama Sekolah : Nama Pengawas :

Alamat : Semester :

Jumlah Guru : Alamat Instansi : No.

No

Aspek/Masalah dan

Tujuan Indikator Keberhasilan Waktu Tempat Skenario & Strategi

Penerapan PPK

Sumber

Daya Penilaian

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Rekomendasi dan Tindak lanjut (Aspek Kompetensi dan PPK dan Prinsip Pendidikan Inklusif):

………...……….. ………...……….. ………...……….. …………, ………20… Mengetahui:

Koordinator Pengawas Pengawas

(39)

Kegiatan 1.4. Mengkaji Instrumen Supervisi Akademik (Diskusi, 45 menit)

Dalam kegiatan mengkaji supervisi akademik, perangkat instrumen yang diperlukan antara lain: 1) instrumen penilaian RPP, 2) instrumen penilaian bahan ajar, 3) instrumen observasi kelas dan 4) instrumen lain yang relevan sebagai contoh instrumen pra observasi atau instrumen pasca observasi kelas dan lain sebagainya. Proses pembelajaran dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Berikut salah satu contoh instrument Administrasi Perencanaan Pembelajaran yang saudara harus cermati.

Administrasi Perencanaan Pembelajaran

Nama Sekolah/Madrasah : ...

Nama Guru : ... Pangkat/Golongan :... Mata Pelajaran : ... Jumlah Jam Tatap Muka : ...

Semester/Kelas : ………...

No Komponen Administrasi Pembelajaran

Kondisi Skor Keterangan

Ketercapaian

Ada Tidak 4 3 2 1

1 Program Tahunan 4= Sangat baik 3= baik 2= cukup 1= kurang 2 Program Semester 3 Silabus 4 RPP 5 Kalender Pendidikan 6 Jadwal Pelajaran 7 Agenda Harian 8 Daftar Nilai 9 KKM

10 Absensi Peserta Didik 11 Buku Pedoman Guru 12 Buku Teks Pelajaran

Keterangan : Nilai Akhir = Skor Perolehan x 100%

Skor Maksimal (48) Ketercapaian: 86% - 100% = Baik Sekali

70% - 85% = Baik 55% - 69% = Cukup Dibawah 55% = Kurang

Nilai Akhir

(40)

LK.1.4.1. Mengkaji Instrumen Administrasi Perencanaan Pembelajaran

Setelah Saudara mencermati model format instrumen administrasi perencanaan pembelajaran dengan merujuk pada aturan yang tercantum pada regulasi yang berlaku, lakukanlah hal berikut :

1. Identifikasilah komponen lain yang menurut saudara perlu ditambahkan!

2. Jika ada komponen yang perlu ditambahkan, rancanglah satu format Administrasi Perencanaan Pembelajaran untuk melaksanakan pemantauan pelaksanaan pembelajaran sesuai kurikulum dan regulasi yang berlaku!

LK 1.4.2. Menelaah Contoh RPP

Untuk meningkatkan pemahaham tentang penggunaan instrumen perencanaan pembelajaran, Saudara diminta berlatih menelaah contoh RPP yang diberikan (Lampiran 8) dengan menggunakan Format telaah RPP pada Lampiran 2 (Format 1).

Kegiatan 1.5. Menyusun Instrumen Supervisi Akademik (Praktik, 90 menit)

Saudara akan dipandu untuk menyusun, mengadaptasi, dan mengembangkan instrumen sesuai kebutuhan RPA dan atau RPBK pelaksanaan supervisi akademik terhadap kepala sekolah dan guru yang menjadi binaan Saudara. Di bawah ini disediakan, contoh instrumen observasi perencanaan pembelajaran terkait dengan kegiatan intrakurikuler. Saudara diminta bekerjasama secara berkelompok untuk mengamati contoh instrumen tersebut dan mendiskusikannya dengan merujuk pada regulasi yang berlaku dan

TINDAK LANJUT

(41)

pengalaman saudara dalam merancang instrumen observasi pembelajaran. Selanjutnya hasil diskusi dapat dituangkan dalam LK 1.5.1

FORMAT PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kurikulum 2013)

Nama Sekolah : SMALB Nusantara

Alamat : Jl. Cerdas cendekia no.1 Banjar Nama Guru : Slamet Budiman, S.Pd

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : X/1 SMALB Tunarungu Materi pokok : Energi dan Daya Listrik Alokasi waktu : 2 x 40 menit

Berilah tanda cek (√) pada kolom sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP pada kolom yang tersedia.

No Komponen RPP Hasil Penelaahan

Catatan & PPK 1 2 3 A Identitas Mata Pelajaran Tidak ada Kurang Lengkap Sudah Lengkap 1. Terdapat: satuan pendidikan, kelas, semester, program/ program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan

PPK ; sesuai aturan penulisan identitas RPP B. Perumusan Indikator Tidak Sesuai Sesuai Sebagian Sesuai Seluruhnya 1. Kesesuaian

dengan SKL,KI dan KD

Kompetensi Dasar: Menelaah rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

PPK : sudah sesuai atura penulisan indikator 2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur

dapat membuat laporan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi kelompok

3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

C Perumusan Tujuan Pembelajaran Tidak Sesuai Sesuai Sebagia n Sesuai Seluruhnya 1 Kesesuaian dengan proses dan hasil belajar

Melalui kegiatan pengamatan dan diskusi, siswa dapat membuat laporan ciri-ciri dan

(42)

No Komponen RPP Hasil Penelaahan Catatan & PPK 1 2 3 A Identitas Mata Pelajaran Tidak ada Kurang Lengkap Sudah Lengkap yang diharapkan dicapai

peran magnet dalam kehidupan dan lingkungan

PPK : sesuai dengan aturan penulisan tujuan pembelajaran 2 Kesesuaian dengan kompetensi dasar

D Pemilihan Materi Ajar Tidak Sesuai Sesuai Sebagia n Sesuai Seluruhnya 1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

Sifat-sifat magnet dalam kehidupan dan lingkungan

2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

3 Kesesuaian dengan alokasi waktu

E Pemilihan Sumber Belajar Tidak Sesuai Sesuai Sebagia n Sesuai Seluruhnya 1 Kesesuaian dengan KI dan KD

2 Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific

Sumber belajar : buku siswa, artikel dan gambar dan manfaat berbagai jenis jamur dari internet /majalah/koran, lingkungan sekolah 3 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

PPK : sesuai dengan keberagaman karakteristik siswa (untuk menentukan/ menyediakan sumber belajar disamping yang disediakan guru) F Pemilihan Media Belajar Tidak Sesuai Sesuai Sebagia n Sesuai Seluruhnya 1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

Contoh-contoh magnet Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan pendekatan scientific

2 Kesesuaian dengan

PPK : memperhatikan keberagaman karakteristik siswa (gaya belajar/

(43)

No Komponen RPP Hasil Penelaahan Catatan & PPK 1 2 3 A Identitas Mata Pelajaran Tidak ada Kurang Lengkap Sudah Lengkap karakteristik peserta didik kemampuan menerima pelajaran) G Model Pembelajaran Tidak Sesuai Sesuai Sebagia n Sesuai Seluruhnya 1 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran √ Model Inquiry 2 Kesesuaian dengan pendekatan Scientific

H Skenario Pembelajaran Tidak Sesuai Sesuai Sebagia n Sesuai Seluruhnya 1 Menampilkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan jelas

2 Kesesuaian kegiatan dengan pendekatan scientific

Ada kegiatan mengamati sifat-sifat magnet, memberi

kesempatan bertanya, mencari informasi, mengolah data dan mengkomunikasikan hasil pengamatan dan diskusi PPK : melatih siswa bekerja sama, berani menyampaikan pendapat, bertanggungjawab. 3 Kesesuaian penyajian dengan sistematika materi

4 Kesesuaian alokasi waktu dengan cakupan materi

PPK : menanamkan disiplin

I. Penilaian Sesuai Tidak

Sesuai Sebagia n Sesuai Seluruhnya 1 Kesesuaian dengan teknik dan bentuk penilaian autentik

Penilaian proses pembelajaran tidak nampak pada saat terjadi diskusi kelompok ataupun diskusi kelas. Penilaian hasil belajar terlaksana melalui kegiatan tes formatif. 2 Kesesuaian

dengan dengan indikator

pencapaian kompetensi

Penilaian produk berupa laporan hasil pengamatan sifat-sifat magnet dan peranannya bagi kehidupan dalam lingkungan yang merupakan Penugasan Terstruktur

(44)

No Komponen RPP Hasil Penelaahan Catatan & PPK 1 2 3 A Identitas Mata Pelajaran Tidak ada Kurang Lengkap Sudah Lengkap

Ada tugas pekerjaan rumah /Kegiatan Mandiri Tidak

Terstruktur (perkelompok) untuk membuat produk yang

menggunakan bahan dari magnet yang ditemukan di sekitar lingkungan tempat peserta didik tinggal. PPK : menunjukkan kesesuaian aturan penulisan soal, 3. Kesesuaian kunci

jawaban dengan soal

1. Soal untuk mengukur keterampilan membuat laporan, penilaian menggunakan rubrik. 2. Ada rubrik penilaian,

penskoran serta pengolahan nilai untuk laporan, dilihat dari: Sistematika laporan Isi laporan : memuat sifat-sifat magnet (minimal 3 jenis) dan perannya dalam kehidupan bagi lingkungan

3. Ada /tidak ada data pendukung (foto/gambar jamur yang diamati) 4. Ada rubrik penilaian,

penskoran dan pengolahan nilai untuk tugas kelompok (pekerjaan rumah), dilihat dari; Penjelasan alat dan bahan yang diperlukan, Penjelasan proses pembuatan

produk,

Penggunaan biaya yang rendah, estetika kemasan produk, Ketepatan waktu mengumpulkan tugas 4. Kesesuaian pedoman penskoran dengan soal

Soal berupa produk ( laporan saat proses pembelajaran) dan membuat produk dari magnet (pekerjaan rumah), maka penskoran menggunakan rubrik PPK: sesuai aturan penilaian, profesional

Komentar terhadap RPP secara umum:

Komponen RPP secara umum sudah lengkap dan sesuai secara keseluruhan, perlu ditambahkan pada bagian penilaian kegiatan penilaian proses pembelajaran baik dari aspek sikap maupun kognitif (saat berdiskusi kelompok atau kelas), juga perlu disiapkan format penilaian berikut rubriknya (afektif)

(45)

Bandung, 10 April 2017 Mengetahui Pengawas SLB

Kepala Sekolah

________________ _________________

LK 1.5.1. Hasil Diskusi atas Pertanyaan Berdasarkan Hasil Analisis Kajian

RPP

1. Kegiatan ko-kurikuler yang harus dilakukan peserta didik dapat dilihat pada komponen mana?

2. Bagaimana cara untuk menentukan bahwa kegiatan yang dimaksud merupakan ko-kurikuler?

3. Apakah kokurikuler jelas dan sesuai dengan pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang sedang diajarkan? Berikan alasan!

4. Apakah dalam memberikan tugas kokurikuler guru sudah mengetahui mengenai tingkat kesulitannya bagi siswa sehingga tugas yang diberikan kepada siswa itu sesuai dengan kemampuannya dan tidak memberatkan baik pada fisiknya maupun psikisnya? Berikan alasan!

5. Apakah penilaian tugas kokurikuler jelas dan adil sesuai dengan hasil masing-masing kemampuan siswanya? Berikan alasan!

6. Apakah tugas kokurikuler yang diberikan, berfungsi untuk selain memperdalam pengetahuan siswa, bisa membantu dalam penentuan nilai raport? Berikan alasan!

(46)

7. Apakah tugas ko-kurikuler yang diberikan telah mengintegrasikan penguatan pendidikan karakter (PPK)?

Selanjutnya sebagai seorang pengawas dalam melakukan pembinaan terkait kegiatan ekstra kurikuler untuk mendukung, menunjang dan membantu peserta didik menyalurkan/ mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakatnya, Saudara diminta bekerjasama dalam kelompok untuk mendiskusikan penyusunan instrumen kegiatan pembinaan pelaksanaan ekstrakurikuler yang mendukung kegiatan intra kurikuler.

Sebagai bahan pertimbangan, Saudara dapat menggunakan rencana pembelajaran pada kegiatan 1.4. Sebelum menyusun instrumen pembinaan ekstra kurikuler, lakukanlah beberapa hal-hal sebagai berikut.

1. Tentukan kegiatan ekstrakurikuler apa yang dapat dilakukan dan selaras dengan materi yang dibahas pada kegiatan intrakurikuler? Tuliskan alasannya pada catatan pribadi! 2. Susunlah instrumen pembinaan untuk kegiatan ekstrakurikuler tersebut, dengan

mempertimbangkan jenis ekstrakurikuler yang bersesuaian, jenis kegiatan yang dapat dilakukan, nilai-nilai penguatan karakter yang akan diintegrasikan dan aspek penilaian keterlaksanaan ekstrakurikuler tersebut.

Hasil membaca dalam penyusunan instrumen pembinaan untuk kegiatan ekstrakurikuler dituangkan pada LK 1.5.2 di bawah ini.

LK 1.5.2. Penyusunan Instrumen Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Ekstra kurikuler yang bersesuaian dengan intrakurikuler :

……….. 2. Alasan penentuan ekstra kurikuler:

Gambar

Gambar 1. Peta Kedudukan ModulPENELITIAN DAN
Tabel 2   Strategi Pembelajaran
Gambar 3.  Langkah-langkah Menyusun RPA
Tabel 3  Pendekatan Supervisi Akademik  Pendekatan  Supervisi  Tanggung jawab Supervisor (Pengawas  Sekolah/Kepala  Sekolah)  Tanggung  jawab yang disupervisi  Metode  Supervisi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas selesainya penulisan skripsi ini, sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Saijana Teknologi Pertanian

Ikatan dalam tali temali sendiri mempunyai arti sebagai rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan (mengikat) dua atau lebih benda lain. Ikatan

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 Pasal 7 ayat (1) antara Pihak ke-1 dan Pihak ke-2 telah mengadakan perundingan bipartit secara maksimal namun tidak tercapai

a. Ananda meminta orang tua untuk menggambarkan b. Ananda menggambar sendiri dengan bantuan orang tua c. Ananda menggambar sendiri, namun belum rapi d. Ananda menggambar

Akurasi yang didapatkan dari klasifikasi tipe skizofrenia menggunakan metode ELM dengan fungsi aktivasi sigmoid biner dan jumlah node hidden layer sebanyak 10 sebesar 92.22%

Analisis yang penulis lakukan atas pembahasan penentuan harga jual (pricing decision) khususnya pada PLTU Kapasitas 3.400 MW dengan tujuan diawal penelitian adalah

JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN HALTE BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS MUSI TA 2010. DINAS PERHUBUNGAN KOTA

Menciptakan sebuah identitas perusahaan yang lebih dinamis bagi PT Dinamika Energitama Nusantara serta mampu merepresentasikan secara tepat visi &amp; misi