• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN MIGRASI SEBAGAI STRATEGI PENINGKATAN KEHIDUPAN PRO-RAKYAT MISKIN STUDI KASUS PONOROGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RINGKASAN MIGRASI SEBAGAI STRATEGI PENINGKATAN KEHIDUPAN PRO-RAKYAT MISKIN STUDI KASUS PONOROGO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Hasil

Penelitian

MIGRASI SEBAGAI STRATEGI PENINGKATAN

KEHIDUPAN PRO-RAKYAT MISKIN

Migrasi desa-ke-kota dan migrasi keluar negeri cukup banyak dilakukan oleh penduduk Indonesia. Migrasi buruh migran Indonesia dapat dianggap sebagai salah satu strategi untuk perbaikan kondisi sosial-ekonomi masyarakat dan juga strategi pembangunan dalam menghadapi masalah pengangguran dan kemiskinan.

Publikasi ini memberikan kajian penelitian mengenai pola migrasi dan dampaknya serta rekomendasi kebijakan-migrasi di Indonesia, berdasarkan hasil survei rumah tangga yang dilakukan di Ponorogo, Indonesia, pada tahun 2013.

Pola-pola migrasi

Rekomendasi

Kebijakan

Memfasilitasi migrasi yang

aman

Menggalakkan pendidikan

yang lebih tinggi

Mendukung diversifikasi

pendapatan

Migrasi sebagai strategi

kehidupan pro-rakyat miskin

STUDI KASUS PONOROGO

RINGKASAN

2

3

4

5

6

(2)

Jenis kelamin migran

internasional

Buruh migran internal cenderung memiliki tingkat pendidikan yang relatif lebih tinggi dibanding buruh migran internasional. Migrasi internasional dianggap umum dilakukan oleh orang yang berpendidikan relatif rendah atau oleh orang yang cenderung mengalami kesulitan untuk mendapatkan jenis pekerjaan berketrampilan tinggi dan gaji yang baik di Indonesia.

Survei menunjukkan terdapat lebih banyak wanita yang menjadi buruh migran internasional dibandingkan dengan pria. Terdapat juga kecenderungan lebih banyak wanita yang mengirimkan remitansi dibandingkan pria, dan remitansi tersebut cukup besar dan penting nilainya untuk mendukung kehidupan masyarakat lokal.

Pola-pola migrasi

Hasil Penelitian

Tingkat pendidikan migran

P er se nt as e m ig ra n

Migrasi sebagai strategi peningkatan kehidupan

Kegiatan sebelum migrasi

Pekerjaan tidak berupah Pekerjaan kasual Wiraswasta Pengangguran Masih bersekolah Pekerjaan berupah Buruh tani (54.5%) Buruh bangunan (10.7%) Pekerjaan domestik (7.6%) Sales / Pramusaji (9.6%) Lain-lain (17.6%) Sebelum mendapatkan

pekerjaan tetap di luar Ponorogo, banyak migran tidak memiliki pekerjaan tetap atau pekerjaan berupah. Mereka yang memiliki pekerjaan berupah umumnya bekerja sebagai buruh tani dan umumnya bekerja pada musim-musim tertentu.

KERJA

96%

Nb: Rasio migran wanita internasional di Ponorogo sebanding dengan rasio nasional berdasarkan laporan BNP2TKI (2013).

(3)

Kemiskinan absolut

Kemiskinan relatif

Migrasi sebagai strategi peningkatan

kehidupan pro-rakyat miskin

Remitansi ternyata memiliki peran

penting dalam mengurangi jumlah

keluarga migran miskin. Dampak

remitansi dalam mengurangi kemiskinan

terlihat cukup besar pada keluarga

buruh migran internasional karena

jumlah remitansi mereka cenderung

lebih besar.

Hasil penemuan ini mendukung argumen bahwa migrasi internasional termasuk

remitansinya berpotensi untuk

mengurangi tingkat kemiskinan.

Nb: Kategori 'miskin' didasarkan oleh pendapatan per kapita di bawah garis kemiskinan

Meskipun terdapat perdebatan

mengenai dampak remitansi terhadap

ketimpangan pendapatan, hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa

remitansi paling tidak telah membantu

menyeimbangkan distribusi

pendapatan di Ponorogo, seperti

terlihat pada grafik di bawah ini:

Penggunaan uang remitansi

Sebagian besar remitansi digunakan untuk mendukung keperluan sehari-hari keluarga migran dan investasi pendidikan. Dalam hal ini dapat ditunjukkan bahwa migrasi bisa berperan sebagai salah satu strategi penting untuk peningkatan kehidupan yang lebih baik, terutama bagi rakyat miskin. P er se nt as e ku m ul at if ju m la h pe m as uk an (n = 300) (n = 301) (n = 300) (n = 302) P er se nt as e ru m ah ta nn ga m is ki n

Persentase kumulatif rumah tangga

P er se nt as e ke lu ar ga m ig ra n

Hasil Penelitian

Garis

Kemiskinan

Indonesia

untuk Desa

(Sep 2013):

Rp 275,779

3

(4)

Remitansi sebagai komponen

sumber pendapatan rumah

tangga

Remitansi telah menjadi komponen penting dan cukup besar bagi sumber pendapatan keluarga migran. Namun demikian, pada saat migran kembali ke tanah air, remitansi tidak dapat lagi dijadikan andalan sebagai sumber pendapatan keluarga.

Umur migran

Investasi produktif

Menumbuhkan kemampuan dan

menumbuhkan kesempatan

berinvestasi dan melengkapi ketrampilan pengelolaan remitansi sangatlah penting bagi migran dan keluarganya, dalam rangka membantu memberikan hasil nyata dari migrasi untuk peningkatan kehidupan dan juga demi keberlanjutan manfaat migrasi ke depannya. Migran dan keluarganya sebaiknya didorong untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap remitansi terutama pada saat mereka masih memiliki remitansi yang cukup besar, dan menginvestasikan remitansi mereka pada sektor ekonomi yang

Studi kasus

Rita bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Taiwan selama 8 tahun. Selain membangun rumah dan menabung untuk pendidikan anak lelakinya, Rita dan suaminya ingin membeli tanah sebagai jaminan ekonomi. Dengan uang yang dikirim selama ini, mereka membeli 2 plot tanah dan sebuah traktor. Investasi tersebut sudah memberikan mereka sumber pendapatan yang stabil sejak Rita kembali 4 tahun yang lalu. Mereka terus memperkaya keragaman sumber pendapatan mereka, dan sekarang mereka juga memelihara ayam itik.

Persentase migran

Migran yang kembali Migran internasional Migran internal

Semua keluarga (Pendapatan rata-rata = Rp.1,939,517.00)

Keluarga migran internasional (Pendapatan rata-rata = Rp. 2,449,942.00)

Keluarga migran internal (Pendapatan rata-rata = Rp. 1,624,786.00)

Keluarga migran yang sudah kembali (Pendapatan rata-rata = Rp. 1,930,794.00)

Keluarga non-migran (Pendapatan rata-rata = Rp. 1,685,924.00)

Persentase dari pendapatan rata-rata

Mendukung diversifikasi pendapatan

Rekomendasi Kebijakan

Seperti yang terlihat pada grafik di atas, terdapat perbedaan umur yang jelas di antara migran internal, internasional dan migran yang kembali. Begitu juga dengan komponen remitansi, di mana jumlah remitansi juga akan berkurang seiring dengan semakin lanjut umur dari migran.

(5)

Menyediakan akses kredit

Memfasilitasi migrasi yang aman

Meskipun warga miskin mempunyai

kecenderungan sekitar 6% lebih besar untuk bermigrasi daripada yang tidak miskin, akan tetapi hanya 21.4% dari rumah tangga yang paling miskin yang dapat bermigrasi. Akses kredit tentu saja

akan dapat membantu memfasilitasi

usaha mereka bermigrasi.

Studi kasus

Migrasi bagi tenaga terampil maupun tidak terampil – dapat menjadi salah satu jalan keluar dari masalah kemiskinan di pedesaan. Upaya untuk menghalangi migrasi dikhawatirkan akan membatasi akses ke migrasi legal dan juga akan mengurangi kesempatan masyarakat miskin untuk memperbaiki status sosial ekonominya.

Untuk memfasilitasi migrasi yang aman melalui jalur resmi, akses kredit mungkin dapat diupayakan, seperti melalui koperasi simpan pinjam atau pinjaman bank.

... khususnya warga miskin

Dikarenakan tingginya biaya untuk mendapatkan ijin kerja, Khalid bekerja sebagai buruh illegal di Malaysia selama 3 tahun. Dia mengingat kembali rasa takutnya pada saat itu. Ketika dia masih dapat mengirimkan remitansi dari luar negeri, tiba-tiba dia harus berhenti bekerja untuk menghindari polisi. Pengalaman migrasi Khalid yang berbahaya tersebut mengilustrasikan pentingnya menjadikan migrasi legal murah dan mudah diakses.

Studi kasus

Rafik (berumur 20an awal) bekerja sebagai buruh kasar di Ponorogo dan mendapat upah Rp.300.000 per bulan. Rafik pernah bekerja di perkebunan kelapa sawit di Riau dan mendapatkan upah Rp.80.000 hingga Rp.100,000 per hari dan dia ingin sekali untuk kembali bermigrasi. Namun demikian, dia tidak dapat membayar biaya perjalanannya (kira-kira Rp.600.000) karena dia adalah satu dari dua orang yang bekerja di keluarganya. ‘Pinjaman migrasi’ dapat memberikan dia akses ke migrasi tenaga kerja ke Riau di mana dia dapat menerima sekitar 7 kali dari upah dia yang sekarang.

P er se nt as e ju m la h m ig ra n m is ki n

Rekomendasi kebijakan

Nb: Sebuah rumah tangga miskin (yang pendapatan per kapitannya di bawah garis kemiskinan) dapat berada di persentil distribusi pendapatan tertinggi karena rumah tangga tersebut memiliki banyak anggota keluarga, yang membuat pendapatan rumah tangga totalnya menjadi besar.

(6)

Aspirasi migran

Menggalakkan pendidikan yang

lebih tinggi

Akses migrasi baik untuk pekerja

terampil maupun tidak terampil

sangatlah penting agar mereka yang miskin dan juga generasi selanjutnya dapat meperoleh manfaat lebih baik dari migrasi. Tidak dipungkiri, banyak migran memiliki aspirasi supaya anak

mereka dapat bekerja pada jenis

pekerjaan berketrampilan tinggi yang

biasanya memerlukan standar

pendidikan minimal yang cukup tinggi.

Mobilitas

pekerjaan

Seperti yang terlihat di grafik di bawah ini, migran dengan tingkat pendidikan lebih tinggi (SMA ke atas) cenderung memiliki

mobilitas pekerjaan yang lebih tinggi

sewaktu migrasi. Banyak migran dengan pendidikan tinggi dapat berkembang dari pekerjaan tidak terampil di Ponorogo ke pekerjaan semi-terampil sewaktu migrasi.

Oleh karena tingkat pendidikan tinggi

membuat mobilitas pekerjaan lebih baik,

sangatlah penting untuk membuat

pendidikan terjangkau dan mudah diakses. Sebagai contoh, Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang sekarang sudah mencakup bantuan

pendidikan untuk rakyat miskin harus

menjadi lebih mudah diakses dan diperluas untuk mencakup mereka yang diambang kemiskinan.

Rekomendasi kebijakan

Studi kasus

Salimah bekerja di Timur Tengah selama lebih dari 20 tahun. Migrasinya sebagai buruh merupakan suatu kebutuhan ekonomi bagi keluarganya, karena dia harus membiayai pendidikan anak perempuannya setelah suaminya meninggal. Sekarang, anak perempuannya sudah lulus kuliah dan bekerja sebagai guru di Ponorogo. Bagi anak Salimah, migrasi adalah sebuah pilihan dan bukan lagi keharusan untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi. Anaknya memutuskan menetap di Ponorogo agar dekat dengan keluarganya. Migrasi yang dilakukan Salimah telah memberikan anak perempuannya akses ke pendidikan lebih tinggi dan membantu dia mendapatkan jenis pekerjaan yang lebih baik.

P en di di ka n tin gg i ( 14 3) P en di di ka n re nd ah ( 67 ) Pekerjaan semi-terampil (28) Pekerjaan tidak terampil (171) Bisnis (6)

Nb: Badan Pusat Statistik Indonesia mengkategorikan jenis pekerjaan sebagai:

1. Tidak terampil: pertanian, konstruksi, transportasi dan pekerjaan domestik

2. Semi-terampil: pekerjaan sales, jasa dan staf produksi 3. Terampil: profesional, manager, insinyur, teknisi

Pekerjaan tidak terampil

Pekerjaan terampil (5)

(7)

Referensi

Arlini, Silvia Mila. 2015. "Migration, Socio Economic Status and Livelihood Strategy for the Poor in Rural Indonesia, Ponorogo." Unpublished Manuscript. Asia Research Institute, Singapore.

Khoo, Choon Yen, Maria Platt, Brenda S.A. Yeoh, Silvia Mila Arlini, Grace Baey, Theodora Lam, Sukamdi, Julie Litchfield and Endang Sugiyarto. 2014. “Gendered Migration Patterns, Processes and Outcomes: Results from a Household Survey in Ponorogo, Indonesia.” Migrating out of Poverty Working Paper No. 22. University of Sussex: Falmer, Brighton. Khoo, Choon Yen, Maria Platt, Brenda S.A. Yeoh and Theodora Lam. 2015. "Structural Conditions and Agency in Migrant Decision-Making: A Case of Domestic and Construction Workers from Java, Indonesia." Migrating out of Poverty Working Paper No. 25. University of Sussex: Falmer, Brighton.

Khoo, Choon Yen, Maria Platt and Sukamdi. 2015. “Ringkasan Hasil Penelitian: Pola dan Dampak Migrasi Pekerja di Kecamatan Sampung, Ponorogo” (Fact-sheets from Research Findings: Patterns and Impacts of Labour Migration in Sampung Sub-district, Ponorogo). ISBN 978-979-3969-50-3. Gajah Mada University: Centre for Population and Policy Studies.

NUS Bukit Timah Campus 469A Tower Block, #10-01

Bukit Timah Road, Singapore 259770 W: www.ari.nus.edu.sg

Asia Research Institute (ARI), National University Singapore, adalah partner utama Migrating out of Poverty Research Programme Consortium (RPC) di Asia Tenggara, yang mempunyai tujuan untuk memberikan input mengenai pendekatan kebijakan yang dapat memaksimalkan potensi manfaat dari migrasi untuk rakyat miskin yang sekaligus dapat mengurangi resiko dan biaya migrasi. Lembaga ini telah terlibat dalam bermacam-macam penelitian, pembangunan kapasitas, pelatihan dan promosi-dialog dalam upayanya memberi-kan bukti dasar serta konsepsual yang kuat yang diperlukan dalam penyusunan pendekatan kebijakan. Migrating out of Poverty RPC didanai oleh UK Government's Department for International Development (DFID), akan tetapi hasil penelitian dalam booklet ini merupakan ekspresi dan opini dari para penulis sendiri.

Migrating out of Poverty RPC

Asia Research Institute

Arts B, University of Sussex Falmer, Brighton BN1 9QN United Kingdom E: migrationrpc@sussex.ac.uk W: http://migratingoutofpoverty.dfid.gov.uk

Hubungi kami

Booklet ini disusun oleh Charmian Goh, Silvia Mila Arlini dan Khoo Choon Yen. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Khoo Choon Yen di khoo.choonyen@nus.edu.sg.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis faktor di atas maka diperoleh kelompok variabel yang memengaruhi minat siswa SMK melanjutkan pendidikan. Kelompok yang telah terbentuk diberi

5 Hasil Wawancara dengan Nur Faizin (santri Pondok Pesantren Roudlotul Muhtadin Delisen Limpung Batang), tanggal 01 November 2008.. untuk belajar kitab kuning yang

sekunder, menyerang bulir padi yang telah rusak akibat serangan hama primer atau karena penanganan pascapanen yang kurang baik... hama sekunder di gudang mengindikasikan telah

Survei darah jari yang telah dilakukan di tiga wilayah kabupaten yaitu, Kabupaten Mamuju, Kabupaten Mamuju Utara, dan Kabupaten Mamasa menunjukkan bahwa penderita

Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan ampas dari buah segar kelapa sawit yang memiliki serat yang kuat dan tidak mudah membusuk, jika digunakan sebagai bahan

Output yang dihasilkan dari FCAPS manajemen sangat berguna bagi seorang engineer, yaitu dari sisi Fault Management hasil yang didapatkan yaitu peringatan ketika

Jesicha Muryantono Putri Pradana. Pengembangan Instrumen Evaluasi Berbasis Inquiry Lab Untuk Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Pada Materi Sistem Gerak Kelas XI

Berdasarkan data di atas terdapat beberapa kasus yang dilakukan oleh siswa SMP Gajah Mada Bandar Lampung dan diantara kasus-kasus tersebut yang paling sering