Nama
Nama mahasiswa
mahasiswa
:
: Niken
Niken Andalasari
Andalasari
NPM
NPM
:
: 22011213006
220112130062
2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN POST LE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN POST LE DI RUANG
DI RUANG
GICU RSUP DR.HASAN SADIKIN BANDUNG
GICU RSUP DR.HASAN SADIKIN BANDUNG
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
Tanggal
Tanggal masuk
masuk pasien
pasien
:
: 14
14 Maret
Maret 2014
2014
Tanggal
Tanggal pengkajian
pengkajian
:
: 21
21 Maret
Maret 2014
2014
NO
NO RM
RM
:
: 1330645
1330645
Diagnosa
Diagnosa medis
medis
:
: Post
Post LE
LE a.i.
a.i. Peritonitis
Peritonitis Difuse
Difuse e.c.
e.c. susp
susp perforas
perforasii
ulkus peptikum, HAP bilateral
ulkus peptikum, HAP bilateral
I.
I.
IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama
Nama
: Tn. S
: Tn. S
Usia
Usia
:
: 56
56 tahun
tahun
Jenis
Jenis Kelamin
Kelamin
:
: Laki-laki
Laki-laki
Status
Status Pernikahan
Pernikahan
:
: Menikah
Menikah
Agama
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pasien, keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit seperti yang
dideritanya
E. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Pasien berharap agar ia cepat sembuh, segera pulang kerumah, dan menjalani
aktifitas seperti biasanya.
F. Riwayat ADL
1. Nutrisi
Terpasang NGT: ya
Jenis: nutrisi parenteral
2. Cairan
Jenis Cairan: NaCl 0,9% + RL
Jumlah dalam 24 jam: 500cc
Balance cairan: berkisar antara -100 sampai +280
3. Eliminasi
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Penampilan umum:
BB: 60kg
TB: 168cm
IMT:
TD: 143/75mmHg
N: 71x/menit
R: 24x/menit S: 37,7
0C
1. Sistem pernafasan
Inspeksi:
Pernapasan cuping hidung (-), retraksi intercostal (+), pergerakan dada
simetris rasio insipasi:ekspirasi = 1:1, frekuensi pernapasn berkisar antara
20-30x/menit, saturasi oksigen berkisar antara 96-99% (dengan bantuan oksigen
10 liter, non rebreathing mask)
Auskultasi:
ronchi (+), wheezing (-)
2. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi:
Konjungtiva anemis (-/-), sianosis (-), mukosa kering, terpasang CVP dengan
nilai 12 cmH20
Palpasi:
Tidak terdapat fraktur
Palpasi:
Krepitasi (-), kekuatan otot tangan (5/5), kekuatan otot kaki (5/5)
6. Sistem integumen
Inspeksi:
Terdapat luka jahitan post LE vertikal di abdomen dengan panjang ±15 cm,
terpasang drain dengan keluaran cairan kuning jernih, tanda-tanda infeksi pada
luka (-), keluaran pus (-)
Palpasi:
Kulit teraba lembab
7. Sistem Endokrin
Inspeksi: tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid dan KGB
Palpasi: tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan KGB
8. Sistem Urinari
Inspeksi:
Keluaran urine ±3000cc/24 jam, urine berwarna kuning jernih
Palpasi:
Trombosit = 201.000 (150.000-450000)
3. Kimia Klinik (1 April 2014)
GDS = 104 (<140)
Na = 138 (135-145)
K = 3.7 (3.5-5.5)
Cl = 109 (98-108)
Ca = 5.12 (4.7-5.2)
Mg = 1.83 (1.70-2.55)
V.
TERAPI
Omeprazole 2x40mg
Ceftriaxone 2x2gr
Metronidazole 3x500mg
Paracetamol 3x500mg
Ketorolac 30mg
Nebulizer NaCl 0.9%
Infus RL 500cc/24 jam
NaCl 0,9% 500cc/24 jam
Aminofluid 500cc/24 jam
Dextrose 10% 500cc/24 jam
VI.
ANALISA DATA
No.
Data
Etiologi
Masalah
1.
DS: klien mengeluh sesak
napas
DO:
-
Retraksi
intercostal (+)
-
Rasio
inspirasi:ekspirasi
=1:1
-
Ronchi (+)
-
Saturasi
oksigen
berkisar antara
96-99%
(dengan
bantuan oksigen 10
liter,
non
rebreathing mask),
tanpa
bantuan
oksigen
berkisar
antara 86-88%
Inhalasi mikroba
↓
Reaksi inflamasi
↓
Sekresi mukus meningkat
↓
Area paru tidak mendapat
ventilasi yang cukup
↓
Peningkatan resistensi
pernapasan
↓
Kerja pernapasan
meningkat
↓
Dispnea
Pola napas tidak
efektif
3.
DS: klien mengatakan
badannya terasa panas
DO: S = 37,7
0C
Inflamasi
↓
Aktifasi pirogen
↓
Pirogen merangsang sel-sel
makrofag, monosit,
limfosit, dan endotel untuk
melepaskan
interleukin
(IL)-1, IL-6,
Tumor Necrosing
Factor
(TNF)-
α,
dan
interferon
(IFN)-
γ
↓
pirogen endogen/sitokin
↓
merangsang hipotalamus
untuk mengaktivasi
fosfolipase-A2,
diubah menjadi
prostaglandin E2 (PGE2)
↓
Hipertermi
VIII. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien: Tn. S ruangan: GICU
NO RM: 1330645 nama mahasiswa: Niken Andalasari
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1. Pola napas tidak efektif b.d.
peningkatan sekresi mukus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, menunjukkan keefektifan pola napas, dengan kriteria:
- Respirasi dalam rentang 12-20x/menit - Retraksi intercostal (-) - Ronchi (-)
- Saturasi oksigen >95% - Klien tidak mengeluh
sesak
1. Observasi frekuensi napas, saturasi oksigen, dan penggunaan otot tambahan saat bernapas setiap jam
2. Atur posisi klien semi fowler
3. Kolaborasi pemberian nebulizer NaCl 0,9%
4. Kolaborasi pemberian oksigen non rebreathing mask 10 liter
1. Untuk mengetahui adanya peningkatan frekuensi pernapasan dan penurunan
saturasi oksigen 2. Mengoptimalkan pernapasan 3. Nebulizer ntuk mengencerkan sekret sehingga mudah dikeluarkan 4. Memenuhi kebutuhan oksigenasi klien
2. Nyeri akut b.d. proses inflamasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, nyeri berkurang, dengan kriteria:
- Klien tidak mengeluh nyeri
- Skala nyeri <5 (0-10)
1. Observasi tanda-tanda vital setiap jam
2. Ajarkan klien untuk melakukan teknik relaksasi napas dalam
3. Atur posisi nyaman klien
4. Kolaborasi pemberian analgetik Ketorolac 30mg
1. Nyeri mempengaruhi tanda-tanda vital
2. Napas dalam dapat merelaksasi dan mengurangi rasa nyeri 3. Memberikan kenyamanan
dapat mengurangi rasa nyeri
4. Analgetik dapat menghilangkan rasa nyeri
3. Hipertermi b.d. proses inflamasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam, tidak terjadi hipertermi, dengan kriteria:
- Klien tidak mengeluh badannya panas - Suhu tubuh dalam
batas normal (36,5-37,50C)
- Kulit tidak teraba panas
1. Observasi suhu tubuh setiap jam
2. Berikan kompres hangat di dahi, lipatan tubuh, dan leher
3. Anjurkan klien untuk mengenakan pakaian dan selimut yang tipis
4. Kolaborasi pemberian antipiretik Paracetamol 500mg
1. Untuk mengetahui adanya peningkatan suhu tubuh 2. Untuk menurunkan
demam
3. Pakaian tipis mempercepat penguapan suhu tubuh yang dapat menurunkan panas tubuh
4. Antipiretik dapat menurunkan demam
3. Resiko infeksi b.d. terdapat luka post op
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, tidak menunjukkan penyebaran infeksi, dengan
kriteria:
- Luka tampak bersih - Luka tidak
menunjukkan tanda-tanda infeksi
- Nilai leukosit dalam rentang normal (4400-11300)
1. Observasi adanya tanda-tanda infeksi pada luka
2. Lakukan perawatan luka setiap hari dengan teknik aseptik 3. Pantau hasil leukosit
4. Kolaborasi pemberian antibiotik Ceftriaxone 2x2gr dan metronidazole 3x500mg
1. Mengetahui adanya tanda-tanda infeksi pada luka 2. Untuk mencegah terjadinya
infeksi pada luka
3. Peningkatan leukosit menunjukkan adanya infeksi
4. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
IX. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama pasien: Tn.S ruangan: GICU
NO RM: 133 0645 nama mahasiswa: Niken A.
No. Tanggal/jam No Dx. Implementasi Evaluasi Paraf 1. Jumat, 28 Maret 2014 07.00-14.00 1 2 3 4
1. Mengobservasi frekuensi napas, saturasi oksigen, dan penggunaan otot tambahan saat bernapas setiap jam
2. Mengatur posisi klien semi fowler 3. Memberikan nebulisasi NaCl 0,9% 4ml 4. Memasang oksigen non rebreathing mask
10 liter
5. Mengobservasi tanda-tanda vital setiap jam 5. Mengajarkan klien untuk melakukan teknik
relaksasi napas dalam
6. Memberikan terapi analgetik Ketorolac 30mg
7. Mengobservasi suhu tubuh setiap jam 8. Memberikan kompres hangat di dahi,
lipatan tubuh, dan leher
9. Menganjurkan klien untuk mengenakan pakaian dan selimut yang tipis
10. Memberikan terapi antipiretik Paracetamol 500mg
11. Mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi pada luka
12. Melakukan perawatan luka setiap hari dengan teknik aseptik
13. Memantau hasil leukosit
S: klien mengatakan masih sesak, nyeri dan panas berkurang O: - TTV (TD=126/82 mmHg, HR = 69-88x/menit) - RR=21-25x/menit dengan bantuan NRM10 liter - Saturasi oksigen 96-99% - Skala nyeri 4 - Suhu 37,40C - Ronchi (+)
A: gangguan pola napas (+), nyeri (+), hipertermi (-) P: lanjutkan intervensi
14. Memberikan antibiotik Ceftriaxone 2x2gr dan metronidazole 3x500mg 2 Sabtu, 29 Maret 2014 07.00-14.00 1 2 3
1. Mengobservasi frekuensi napas, saturasi oksigen, dan penggunaan otot tambahan saat bernapas setiap jam
2. Mengatur posisi klien semi fowler
3. Mengobservasi tanda-tanda vital setiap jam 4. Memberikan terapi analgetik Ketorolac
30mg
5. Mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi pada luka
6. Melakukan perawatan luka setiap hari dengan teknik aseptik
7. Memantau hasil leukosit
8. Memberikan antibiotik Ceftriaxone 2x2gr dan metronidazole 3x500mg
S: klien masih merasa sesak napas O: - TTV (TD=119/67 mmHg, HR = 66-79x/menit) - RR=22-25x/menit dengan bantuan NRM 10 liter - Saturasi oksigen 96-99% - Skala nyeri 2 - Suhu 36,70C - Ronchi (+)
A: gangguan pola napas (+), nyeri (-), hipertermi (-) P: lanjutkan intervensi 3. Selasa, 1 April
2014 14.00-21.00
1. Mengobservasi frekuensi napas, saturasi oksigen, dan bunyi napas
2. Mengobservasi tanda-tanda vital setiap jam S:-O: - TTV (TD=118/72 mmHg, HR = 64-70x/menit, S=36,80C) - Saturasi oksigen 100 - RR 22-24x/menit dengan bantuan ventilator mode CPAP PS=10,
PEEP=6, FiO2=60% - Ronchi (+)
A: gangguan pola napas (+), P: lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC Silbernagl, Stefan & Lang, Florian. 2007. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000146.htm