BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PT.Perkebunan Nusantara III ( Persero )
PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero ) Medan berasal dari perusahaan perkebunan milik bangsa asing yang dinasionalisasikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada Tahun 1957 menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN). Setelah mengalami beberapa kali perubahan reorganisasi / regrouping, maka pada tahun 1968 direorganisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan ( PNP ), dan pada tahun 1974 ditetapkan pengalihan bentuk menjadi PT. Perkebunan ( Persero ).
Pada Tahun 1994 diadakan penggabungan manajemen PT. Perkebunan III, IV dan V ( Persero ) yang dikelola oleh Direksi PT. Perkebunan III. Berdasarkan PP Nomor 8 Tahun 1996 tanggal 4 Februari diadakan peleburan perusahaan perseroan ( Persero ) PT. Perkebunan III, PT. Perkebunan IV dan PT. Perkebunan V menjadi Perusahaan Perseroan ( Persero ). PT. Perkebunan Nusantara III yang disingkat dengan PT. Perkebunan Nusantara III ( Persero ), yang beralamat di Jl. Sei Kambing PO.BOX No.91 Medan-20122-Tlp.061-8452244, 8453100.
B. Struktur Organisasi PT.Perkebunan Nusantara III
Sebelum menjalankan aktivitas perusahaan sangatlah penting membuat tata hubungan dari pada wewenang dan tugas masing–masing bagian pada perusahaan. Hal ini sangatlah berguna agar pembagian tugas dan tanggung jawab
dapat diketahui dengan jelas oleh masing-masing individu di dalam perusahaan tersebut, sehingga tugas setiap bagian dapat diarahkan dan dipertanggung jawabkan dengan sepenuhnya.
Struktur organisasi pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah berbentuk Organisasi Garis dan Staf. Struktur organisasi pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dapat dilihat pada Gambar 1.1 sebagai berikut:
DM. DELI SERDANG I DM. SIMALU-NGUN DM. ASAHAN DM. TAPANULI SELATAN DM. LABUHAN BATU I DM. LABUHAB BATU II DM. LABUHAN BATU III DM. DELI SERDANG II KEPALA BAGIAN TANAMAN KEPALA BAGIAN KEUANGAN KEPALA BAGIAN PERENCANAAN & PENGKAJIAN KEPALA BAGIAN SEKERTARIATAN PERUSAHAAN KEPALA BAGIAN UMUM KEPALA BAGIAN TEKNOLOGI KEPALA BAGIAN PENGADAAN KEPALA BAGIAN TEKNIK KEPALA BAGIAN
AKUNTANSI KEPALA BAGIAN
PENGEMBANGAN KEPALA BAGIAN KEPATUHAN & MANAJEMEN KEPALA BAGIAN KBL KEPALA BAGIAN SDM KEPALA BAGIAN PENJUALAN KEPALA BAGIAN PTB & ANAK PERUSAHAAN R.U.P.S DIREKTUR SDM DIREKTUR UTAMA KOMITE AUDIT DEWAN KOMISARIS KEPALA BAGIAN SPI DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR KEUANGAN DIREKTUR PERENCANAAN & PENGEMBANGAN MR
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris dalam batas yang ditentukan Undang-Undang Perseroan atau Anggaran Dasar. Sebagai pemegang tertinggi dalam perseroan, RUPS berhak memperoleh segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan perseroan dari direksi atau Komisaris RUPS.
2. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris dalam kegiatannya mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Melakukan pengawasan secara umum serta memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan perseroan.
b. Berwenang memberikan persetujuan atau bantuan kepada direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu.
3. Komite Audit
Tugas dan tanggung jawab Komite adalah:
a. Melakukan seleksi auditor eksternal untuk memilih salah satu dari calon auditor yang memenuhi kriteria yang diterapkam perusahaan.
b. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal maupun auditor ekstern sehingga dapat dicegah pelaksanaan dan pelaporan yang tidak memenuhi standar.
4. Direktur Utama
Direktur Utama dalam kegiatannya mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Mengadakan ikatan-ikatan dengan pihak ketiga dalam rangka menjalankan dan mengelola perusahaan.
b. Menetapakan anggaran belanja tahunan dan program kerja bulanan. 5. Direktur Produksi
Tugas dan tanggung jawab Direktur Produksi adalah:
a. Membentuk prosedur-prosedur kebudayaan (agrikultur) yang disetujui perusahaan berkenaan dan pelaksanaannya sekaligus.
b. Mengelola semua kebun dan setiap fasilitas-fasilitas pengolahannya. 6. Direktur Keuangan
Tugas dan tanggung jawab Direktur Keuangan adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan laporan keuangan diantaranya laporan kinerja perusahaan,
laporan posisi keuangan perusahaan.
b. Menjalankan dan melaksanakan kebijakan direksi dalam manajemen keuangan dan administrasi yang meliputi permodalan, keuangan dan akuntansi serta senantiasa meningkatkan efisiensi.
7. Direktur SDM
Adapun tugas dan tanggung jawab Direkur SDM adalah:
a. Menetapkan dan melaksanakan peraturan dan prosedur demi kelancaran operasional perusahaan.
b. Mengatur penggunaan dan perawatan semua alat produksi perusahaan. 8. Direktur Perencanaan dan Pengembangan
Adapun tugas dan tanggung jawab Direktur Perencanaan dan Pengembangan adalah:
a. Menyusun kebijakan, program kegiatan dan kebutuhan anggaran perencanaan dan pengembangan.
b. Menyusun rencana kerja dan pengembangan anggaran perusahaan. 9. Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan adalah:
a. Menyusun kebijakan, program kegiatan dan kebutuhan anggaran Sekretariat perusahaan.
b. Mempersiapkan dan menyelenggarakan administrasi rapat-rapat Direksi dan Dewan Komisaris Pemegang Saham, DPR/DPRD yang berkaitan dengan kegiatan Direksi, serta menerbitkan dan meneruskannya ke Bagian Teknologi Informasi untuk pembuatan aplikasi hasil rapat.
10. Kepala Bagian SPI (Satuan Pengawasan Internal)
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian SPI adalah:
a. Mengevaluasi sistem dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen guna memastikan kecukupan sistem pengendalian dan kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, hukum dan peraturan Perundang-undangan yang mempunyai dampak signifikan pada kegiatan operasi perusahanaan. b. Mengevalusi cara pengamanan asset dan melakukan verifikasi atas
keberadaan asset. 11. Kepala Bagian Tanaman
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Tanaman yaitu:
b. Merumuskan kebijakan kultur teknis tanaman dan panen yang lebih baik guna meningkatkan efektifitas dan produktivitas kerja.
12. Kepala Bagian Keuangan
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Keuangan adalah:
a. Membuat dan menyampaikan Laporan Manajemen (LM) intern dan tahunan kepada pemegang saham.
b. Membuat dan menyampaikan Laporan Keuangan (Konsolidasian) interim dan tahunan sesuai dengan pernyataan standar akuntansi keuangan kepada
stakeholders (pemegang saham, Bapepam, Instansi terkait lainnya).
13. Kepala Bagian Umum
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Umum adalah:
a. Mengurus penerbitan sertifikat Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan Kantor Direksi.
b. Mengurus pengelolaan Poliklinik Kantor Direksi dan memonitor pengiriman pasien Poliklinik Kantor Direksi.
14. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengkajian
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Perencanaan dan Pengkajian adalah:
a. Menyusun kebijakan, program kegiatan dan kebutuhan anggaran perencanaan dan pengkajian.
b. Meyusun rencana kerja dan pengkajian anggaran perusahaan. 15. Kepala Bagian Teknik
a. Merencanakan, memonitori dan mengevaluasi pekerjaan teknik yang berhubungan dengan pemeliharaan dan perbaikan mesin instalasi, sipil atau traksi dan alat berat.
b. Mengkaji dan mengembangkan manajemen teknik secara inovatif guna pencapaian sasaran mutu yang lebih efektif dan efisien.
16. Kepala Bagian Akuntansi
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Akuntansi adalah:
a. Melaksanakan kegiatan proses akuntansi yang meliputi aktiva, kewajiban, ekuiti, penjualan, dan beban.
b. Melaksanakan rekonsiliasi perkiraan internal dan eksternal. 17. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian SDM adalah:
a. Melaksanakan pengelolaan SDM berbasis kompetensi, kinerja dan kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
b. Melaksanakan pembangunan sistem dan Training Program dalam rangka pemenuhan kompetensi.
18. Kepala Bagian Pengembangan
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Pengembangan adalah: a. Menjalankan kerja sama dengan pihak luar dalam rangka pengembangan
dan kerja sama strategi perusahaan, serta tata kelola perusahaan yang baik. b. Mengembangkan industri hilir yang telah dimiliki perusahaan.
19. Kepala Bagian Teknologi
a. Merencanakan, memonitor dan mengevaluasi pengolahan dan pengawasan mutu untuk mendukung perencanaan produksi pabrik sesuai dengan permintaan pasar.
b. Menuntun norma atau standard fisik dan mutu, bahan kimia dan bahan pendukung pengolahan pabrik.
20. Kepala Bagian Pengadaan
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Pengadaan adalah:
a. Merumuskan sistem dan prosedur pengadaan barang yang diperlukan perusahaan dan pengadaannya harus melalui kantor Direksi dan Unit Kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Melaksanakan pengadaan barang yang pelaksanaanya melalui Kantor Direksi dengan sistem penunjukan langsung.
21. Kepala Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan (KBL)
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian KBL adalah:
a. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) program kemitraan dan bina lingkungan dan mengusulkannya ke Menteri Negara BUMN.
b. Menjalin dan membina hubungan baik dengan instansi terkait. 22. Kepala Bagian Program Transformasi Bisnis (PTB) Anak Perusahaan
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian PTB dan Anak Perusahaan adalah:
a. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Direksi dalam pelaksanaan Transformasi Bisnis di PT.Perkebunan Nusantara III.
b. Merencanakan, menyusun program dan rencana kegiatan dari strategi inisiatif PTB.
23. Kepala Bagian Penjualan
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Penjualan adalah:
a. Melaksanakan tender-tender penjualan dan mempersiapkan laporan penjualan setiap awal bulan.
b. Mengikuti perkembangan pasar mengenai harga minyak sawit dan inti sawit baik di pasaran lokal maupun dunia.
24. Kepala Bagian Kepatuhan dan Manajemen Resiko
Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Kepatuhan dan Manajemen Resiko adalah:
a. Menyusun kebijakan, rencana kerja, program kegiatan dan kebutuhan anggaran bagian kepatuhan dan manajemen resiko.
b. Melaksanakan prosedur pemakaian uang kerja bagian kepatuhan dan manajemen resiko, serta memenuhi Undang-undang dan peraturan yang terkait yang diperlukan oleh perusahaan.
25. Manajer Unit Diklat dan Agrowisata Sei Karang
Tugas dan tanggung jawab Manajer Unit Diklat dan Agrowisata Sei Karang adalah melaksanakan setiap kegiatan disetiap unit diklat dan menunjukkan serta mempromosikan tempat-tempat atau daerah wisata yang dapat dikunjungi.
26. Distrik Manjer (DM)
Tugas dan tanggung jawab Distrik Manajer adalah mengepalai kebun-kebun yang dikelola oleh PT.Perkebunan Nusantara III dan setiap Distrik Manajer mengepalai 7 unit kebun (anak perusahaan).
27. Manajer Regional (MR)
Tugas dan tanggung jawab Manajer Regional adalah:
a. Mengawasi pekerjaan setiap kebun yang dikelola oleh distrik manajer dan berhubungan langsung dengan bagian perencanaan dan pengembangan, b. Melaporkan segala kegiatan dan hasil yang dilaksanakan oleh setiap kebun
kepada direksi, 28. Manajer
Tugas dan tanggung jawab Manajer adalah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk memberdayakan seluruh sumber daya unit kerja secara optimal untuk mewujudkan operasional excellence.
C. Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan.
Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti : neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, laporan catatan atas laporan keuangan, dan laporan arus kas.
a. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. b. Laporan Laba/ Rugi
Laporan laba/rugi merupakan informasi yang menyangkut kinerja perusahaan, menunjukkan perubahan hasil usaha selama beberapa periode perputaran modal kerja.
D. Struktur Modal Kerja
Struktur modal kerja yang dianalisa pada PTPN III Medan terdiri dari Neraca, Laporan Laba/Rugi Perusahaan, Laporan Neraca Perbandingan, Laporan Laba/Rugi Perbandingan dan Rasio Modal Kerja Perusahaan.
Berikut ini adalah uraian mengenai Struktur Modal Kerja pada PTPN III Medan selama dua tahun terakhir yakni tahun 2007 dan tahun 2008 yaitu :
Tabel 2.2 PTPN III MEDAN (PERSERO) NERACA PER 31 BESEMBER 2007
AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS
AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR
Kas dan Setara Kas : Hutang :
Kas 1,179,595,753 Usaha 247,665,093,200
Bank 332,963,394,945 Lain-lain 35,841,495,744 Deposito Berjangka kurang dari 3 bulan 200,000,000,000 Uang muka penjualan 28,887,817,517 Jumlah Kas dan Setara Dengan Kas 534,142,990,698 Kredit modal kerja 0 Jangka panjang jatuh tempo 26,220,212,139 Investasi jangka pendek 200,437,736 Biaya masih harus dibayar 8,485,539,499 Jasa produksi 283,596,753,772 Piutang : Pajak (Badan/ Pph) 94,308,821,528 Niaga – Netto 60,254,255,846 Bunga 14,272,866,439 Lain-lain 12,703,292,958
Pegawai 10,467,950,007 Uang muka leveransir/ kontraktor 3,910,517,560 Pajak dibayar dimuka 6,052,832,821 Jumlah Piutang 93,388,849,192
Persediaan :
Hasil produksi 84,729,821,248 Beban buku dan perlengkapan 33,331,193,976 Jumlah Persediaan 118,061,015,224 Biaya dibayar dimuka 941,074,862
Jumlah Aktiva Lancar 746,734,367,712 Jumlah Kewajiban Lancar 739,278,599,838
AKTIVA TIDAK LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Piutang lain-lain yang mempunyai hubungan istimewa 107,004,652,652 Hutang lain-lain yang mempunyai hubungan istimewa 10,879,425,406 Penyertaan 193,914,559,855 Kewajiban pajak tangguhan 74,042,702,185 Kewajiban manfaat karyawan dietimasi 217,782,252,015
Aktiva Tetap : Hutang bank 310,000,000,000
Nilai perolehan
3,608,141,504,42
3 Hutang pemerintah RI (TCPP) 23,187,540,323 Akumulasi penyusutan -847,823,065,909 Hutang Medium Term Notes (MTN) 400,000,000,000 Nilai buku 2,760,318,438,514 Hutang obligasi Rp. 275.000.000,- setelah dikurangi
akum.amort, by emisi sebesar Rp. 1.949.010.731,- 273,050,989,269 Aktiva dalam penyelesaian non tanaman 13,573,199,934 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 1,308,942,909,198 Jumlah Aktiva Dalam Penyelesaian 13,573,199,934 Jumlah Kewajiban 2,048,221,509,036
Aktiva Lain-lain : EKUITAS Biaya ditangguhkan 3,126,599,961 Modal dasar
1,200,000,000,00 0 aktiva non produktif netto 13,701,045,263 Modal belum ditempatkan -885,000,000,000 HGU/ HGB/ ISO - netto 101,140,950,719 Modal yang ditempatkan dan disetor 315,000,000,000 Pembibitan 9,365,853,951
Uang muka jaminan 252,238,232 Cadangan umum 879,331,992,212 Uang muka investasi 0 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 263,408,971 Deposito CHD Bank Hamburg 1,598,081,893 Selisih nilai transaksi antar entitas sepengendali -23,158,388,652 Persediaan barang incourant 577,762,408 Selisih penilaian kembali aktiva tetap 0 Jumlah Aktiva Lain-lain 129,762,532,427 Laba tahun berjalan 731,649,229,527 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 3,204,573,383,382 Jumlah Ekuitas 1,903,086,242,058 JUMLAH AKTIVA 3,951,307,751,094 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 3,951,307,751,094
Tabel 2.3
PT.Perkebunan Nusantara III
Laporan Laba/Rugi Per 01 Jan s/d 31 Des 2007 PENDAPATAN
Penjualan ekspor 1,029,046,386,564
Freight 0
1,029,046,386,564
Pajak ekspor 29,348,204,326
Jumlah penjualan ekspor netto 999,698,182,238
Penjualan lokal 2,922,903,246,767
Jumlah Pendapatan 3,922,601,429,005
BEBAN POKOK PENJUALAN
Persediaan awal 82,483,700,536
Beba produksi 2,130,175,422,925
2,212,659,123,461
Persediaan akhir 84,729,821,248
Beban Pokok Penjualan 2,127,929,302,213
LABA KOTOR 1,794,672,126,792
BEBAN USAHA
Penjualan 77,885,885,695
Administrasi 618,127,147,508
Penyusutan Kandir 9,066,786,399
Jumlah Beban Usaha 705,079,819,602
LABA USAHA 1,089,592,307,190
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan lain-lain 115,937,884,916
Bunga 53,296,729,014
Beban lain-lain 133,624,434,158
70,983,278,256
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 1,018,609,028,934
Pajak kini 289,785,271,000
Pajak tangguhan 26,074,488,315
Beban Pajak Bersih 315,859,759,315
LABA BERSIH 702,749,269,619
Tabel 2.4 PTPN III MEDAN PERSERO NERACA PER 31 BESEMBER 2008
AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS
AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR
Kas dan Setara Kas : Hutang :
Kas 755,452,885 Usaha 430,544,213,584
Bank 133,825,764,031 Lain-lain 58,946,578,042 Deposito Berjangka kurang dari 3 bulan 650,000,000,000 Uang muka penjualan 53,469,946,950 Jumlah Kas dan Setara Dengan Kas 784,581,216,916 Jangka panjang jatuh tempo 145,000,000,000 Biaya masih harus dibayar 23,659,105,912 Investasi jangka pendek 226,609,825 Tantiem dan jasa produksi 337,355,653,000 Pajak (Badan/ Pph) 118,140,809,241
Piutang : Bunga 9,742,350,038
Niaga - Netto 112,368,384,965 Lain-lain 17,215,733,164 Pegawai 4,801,300,495 Uang muka leveransir/ kontraktor 32,711,868 Pajak dibayar dimuka 11,444,500,852 Jumlah Piutang 145,862,631,344 Persediaan :
Hasil produksi 119,033,607,656 Beban baku dan perlengkapan 151,942,452,061 Jumlah Persediaan 270,976,059,717 Biaya dibayar dimuka 8,453,025,577
Jumlah Aktiva Lancar 1,210,099,543,379 Jumlah Kewajiban Lancar 1,176,858,656,767
AKTIVA TIDAK LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Piutang lain-lain yang mempunyai hubungan istimewa 18,891,976,222 Hutang lain-lain yang mempunyai hubungan istimewa 6,753,789,985 Penyertaan 195,211,843,360 Kewajiban pajak tangguhan 68,253,872,090 Kewajiban manfaat karyawan dietimasi 384,984,046,411
Aktiva Tetap : Hutang bank 255,000,000,000
Nilai perolehan
4,396,860,478,03
7 Hutang pemerintah RI (TCPP) 23,187,540,323 Akumulasi penyusutan -931,959,997,123 Hutang Medium Term Notes (MTN) 400,000,000,000 Nilai buku 3,464,900,480,914 Hutang obligasi Rp. 275.000.000,- setelah dikurangi
akum.amort, by emisi sebesar Rp. 792.130.798,- 184,207,869,202 Aktiva dalam penyelesaian non tanaman 7,670,591,040 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
1,322,387,118,01 1 Jumlah Aktiva Dalam Penyelesaian 7,670,591,040 Jumlah Kewajiban 2,499,245,774,778
EKUITAS Aktiva Lain-lain : Modal dasar
1,200,000,000,00 0 Biaya ditangguhkan 1,936,856,818 Modal belum ditempatkan -885,000,000,000 aktiva non produktif netto 191,399 Modal yang ditempatkan dan disetor 315,000,000,000 HGU/ HGB/ ISO - netto 97,267,286,358
Pembibitan 28,153,315,882 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 263,408,971 Uang muka jaminan 570,793,627 Selisih nilai transaksi antar entitas sepengendali -23,158,388,652 Persediaan barang incourant 432,439,847 Saldo laba belum ditentukan penggunaannya 912,291,561,527 Jumlah Aktiva Lain-lain 128,360,883,931 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 5,025,135,318,846 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 3,815,035,775,467 Jumlah Ekuitas 2,525,889,544,068 JUMLAH AKTIVA 5,025,135,318,846 Cadangan umum
1,321,492,962,22 2
Tabel 2.5
PT.Perkebunan Nusantara III Laporan Laba/ Rugi Per 01 Jan s/d 31 Des 2008 PENDAPATAN
Penjualan ekspor 1,155,260,579,444
Freight 0
1,155,260,579,444
Pajak ekspor 56,922,102,478
Jumlah penjualan ekspor netto 1,098,338,476,966
Penjualan lokal 3,555,088,127,609
Jumlah Pendapatan 4,653,426,604,575
BEBAN POKOK PENJUALAN
Persediaan awal 84,729,821,248
Beba produksi 2,525,658,005,686
2,610,387,826,934
Persediaan akhir 119,033,607,656
Beban Pokok Penjualan 2,491,354,219,278
LABA KOTOR 2,162,072,385,297
BEBAN USAHA
Penjualan 94,952,928,636
Administrasi 850,475,654,537
Penyusutan Kandir 8,749,145,952
Jumlah Beban Usaha 954,177,729,125
LABA USAHA 1,207,894,656,172
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Pendapatan lain-lain 200,228,039,822
Bunga 44,749,782,903
Beban lain-lain 137,766,193,633
17,712,063,286
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 1,225,606,719,458
BEBAN (MANFAAT) PAJAK
Pajak kini 386,677,228,700
Pajak tangguhan 5,788,830,095
Beban Pajak Bersih 380,888,398,605
LABA BERSIH
Sumber : PT.Perkebunan Nusantara III Medan
E. Pengertian dan Fungsi Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja
Pengertian modal kerja atau working capital merupakan kekayaan atau aktiva yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang selalu mengalami perputaran dan perubahan dalam perusahaan.
Untuk mendapatkan pengertian modal kerja dengan lebih jelas, maka menurut Bambang Riyanto (2001 : 57) dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, menjelaskan pengertian modal kerja dengan beberapa konsep sebagai berikut :
a) Konsep Kuantitatif, modal kerja adalah jumlah keseluruhan dari aktiva lancar atau disebut modal kerja bruto (gross working capital).
b) Konsep Kualitatif, modal kerja adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya.
c) Konsep Fungsionil, modal kerja ditinjau berdasarkan fungsi-fungsinya dalam menghasilkan pendapatan.
2. Fungsi Modal Kerja
Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk dapat melaksanakan kegiatan perusahaan secara ekonomis dan efisien. Oleh sebab itu suatu perusahaan harus dapat menetapkan modal kerja yang tepat dan ekonomis sebab masalah modal kerja sangat kompleks dan merupakan dasar bagi suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan perusahaan.
Menurut John Soeprihanto (1997 : 13) dalam bukunya Manajemen Modal Kerja, dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva suatu perusahaan apabila ditinjau dari fungsi bekerjanya bagian-bagian dana di suatu perusahaan dalam menghasilkan current operating income dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu :
1. Modal Kerja (working Capital), yaitu dana yang digunakan untuk menghasilkan current income sesuai dengan tujuan utama perusahaan.
2. Modal Kerja Potensial (Potential Working Capital), yaitu dana yang dapat digunakan untuk menghasilkan current income, tetapi tidak sesuai dengan tujuan utama perusahaan.
3. Bukan Modal Kerja (Nonworking Capital), yaitu dana yang tertanam dalam aktiva tetap yang ditujukan untuk menghasilkan future income.
F. Unsur-Unsur Modal Kerja
1. Aktiva Lancar (Current Asset)
Aktiva lancar adalah suatu modal kerja lancar bagi perusahaan yang dapat dipakai setiap saat apabila dibutuhkan karena dapat berputar dalam jangka waktu pendek.
Menurut Dermawan Sjahrial (2007 : 103) dalam bukunya Pengantar Manajemen Keuangan, apabila melihat kepada beberapa pos neraca maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
- Kas dan persedian merupakan modal kerja. - Piutang dagang teragi 2 (dua) bagian :
a. Bagian dana dalam bentuk piutang yang diinvestasikan dalam produk yang terjual (harga pokok produknya) merupakan modal kerja.
b. Bagian dana dalam bentuk piutang yang merupakan keuntungan dari produk yang terjual secara kredit merupakan modal kerja potensial. Karena baru bisa dianggap sebagai modal apabila efek tersebut sudah terjual.
- Efek yang diperjual belikan merupakan modal kerja potensial, karena baru bisa dianggap sebagai modal apabila efek tersebut sudah terjual.
2. Hutang Lancar (Current Liability)
Hutang lancar adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva lancar. Menurut Earl K. Stice, James D. Stice dan K. Fred Skousen (2004 : 143) dalam bukunya Intermediate Accounting, klasifikasi kewajiban lancar umumnya tidak termasuk hal-hal dibawah ini :
1. Utang yang akan dibayar dengan dana pelunasan tidak lancar 2. Kewajiban lancar yang akan didanai kembali
Hutang lancar dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Hutang wesel dan hutang dagang,
2. Pendapatan dimuka,
3. Biaya yang masih harus dibayar, 4. Uang muka atas langganan, dan 5. Obligasi dan hutang jangka panjang.
Menurut Dahlan Siamat (2005 : 278) dalam bukunya Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan aktiva dan kewajiban :
1. Mengelola likuiditasnya,
2. Memperkecil resiko dengan mengalokasikan dananya pada aset yang beresiko rendah atau melakukan diversifikasi,
3. Memperoleh dana dengan biaya rendah, dan
4. Menentukan jumlah modal yang harus dipertahankan dan meningkatkan modal sesuai kebutuhan.
Salah satu dari keputusan yang paling penting sehubungan dengan aktiva lancar dan utang lancar adalah bagaimana utang lancar akan digunakan untuk membiayai aktiva lancar. Ada sejumlah pendekatan yang dapat digunakan dalam menentukan bagaimana pengaturan komposisi pembelanjaan perusahaan. Menurut Lukman Syamsuddin (2007 : 215) dalam bukunya Manajemen Keuangan Perusahaan Konsep Aplikasi dalam Perencanaan, Pengawasan dan Pengambilan Keputusan, salah satu faktor penting yang harus selalu diingat adalah bahwa jumlah pembelanjaan jangka pendek atau utang lancar adalah terbatas. Adapun faktor-faktor yang membatasi jumlah modal jangka pendek atau utang lancar itu adalah :
1. Jumlah utang dagang dibatasi oleh pembelian bahan-bahan secara kredit, 2. Jumlah biaya yang masih harus dibayar (accrual), dan
G. Jenis-Jenis Modal kerja
Menurut Dermawan Sjahrial (2007 : 104) dalam bukunya Pengantar Manajemen Keuangan, ada beberapa jenis modal kerja:
1. Modal kerja permanen merupakan modal kerja yang harus tetap ada atau terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Terdiri dari :
a) Modal Kerja Primer : jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha.
b) Modal Kerja Normal : jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi normal.
2. Modal kerja variabel merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Terdiri dari :
a) Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena pengaruh musim.
b) Modal kerja siklis merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena fluktuasi konyungtur.
c) Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah sesuai dengan keadaan perekonomian.
H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Modal Kerja
Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap yang dianggap cukup bagi perusahaan bukanlah merupakan suatu hal yang mudah karena harus dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan modal kerja pada suatu perusahaan.
Menurut Bambang Riyanto (2001 : 64) dalam bukunya Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, besar kecilnya kebutuhan modal kerja tergantung kepada dua faktor :
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja. 2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari.
I. Sumber dan Penggunaan Modal kerja
Menurut Bambang Riyanto (2001 : 347) mengatakan bahwa sumber dan penggunaan modal kerja adalah sebagai berikut :
1. Sumber Modal Kerja
Adapun sumber-sumber dari modal kerja dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Berkurangnya aktiva lancar selain kas, b. Berkurangnya aktiva tetap,
c. Bertambahnya setiap jenis utang, d. Bertambahnya modal, dan
e. Adanya keuntungan dari operasinya perusahaan.
2. Penggunaan Modal kerja
Adapun penggunaan modal kerja adalah sebagai berikut : a. Bertambahnya aktiva lancar selain kas,
b. Bertambahnya aktiva tetap, c. Berkurangnya utang, d. Berkurangnya modal,
e. Pembayaran Cash Dividend, dan
f. Adanya kerugian karena operasinya perusahaan.
J. Rasio Modal Kerja
Dalam mengadakan interprestasi dan analisa laporan finansiil suatu perusahaan, perusahaan memerlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansiil adalah rasio. Ada beberapa jenis rasio keuangan pada perusahaan seperti rasio likuiditas, rasio rentabilitas, rasio permodalan, dan sebagainya. Masing-masing perusahaan menggunakan rasio yang berbeda-beda satu sama lai, namun rasio yang digunakan oleh PTPN III Medan adalah seperti tersebut dibawah ini :
1. Current Ratio (CR)
Current Ratio menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek. Current Ratio yang memuaskan apabila Current Asset-nya lebih besar daripada Current Liabilities.
Current Ratio yaitu perbandingan antara Current Assets dengan Current Liabilities yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Current Ratio = 100%
tangLancar x
TotalHu
Lancar TotalHarta
2. Acid Test Ratio (ATR)
Acid Test Ratio adalah hasil perbandingan antara Aktiva Lancar kecuali persediaan, dengan Hutang Lancar. Aktiva Lancar disini adalah Kas, Bank, Deposito, Piutang dimana aktiva ini dapat dengan mudah diuangkan atau
Perhitungan Acid Test Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :
Acid Test Ratio = 100%
tangLancar x TotalHu Persediaan r HartaLanca − 3. Cash Ratio (CR)
Cash Ratio adalah perhitungan keuangan yang terdiri dari unsur-unsur yang sangat likuid dan digunakan dalam perhitungan seperti Kas, Bank, deposito yang berguna untuk memenuhi hutang-hutang tepat pada waktunya. Perhitungan Cash Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :
Cash Ratio = 100%
tangLancar x
TotalHu Kas
4. Inventory Turn Over (ITO)
Rasio ini diperlukan untuk mengetahui perputaran persediaan yang dapat diperoleh dengan membandingkan antara harga pokok penjualan dengan rata-rata persediaan.
Inventory Turn Over = arg x100%
iaan RataPersed Rata ualan aPokokPenj H − 5. Working Capital to Total Asset
Rasio ini mengukur besarnya aktiva terhadap harta lancar, dihitung dengan membagi Total Aktiva Lancar dengan Total Seluruh Harta, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
Working Capital to Assets = x100%
a TotalAktiv
ar AktivaLAnc