• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah absorpsi obat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah absorpsi obat"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 LataLatar Belr Belakanakangg

Peran organ dalam tubuh seseorang merupakan hal terpenting dalam proses ekresi Peran organ dalam tubuh seseorang merupakan hal terpenting dalam proses ekresi obat. Obat yang

obat. Obat yang masuk kedalam tubuh masuk kedalam tubuh akan akan mengalami absorsi, distribusi, mmengalami absorsi, distribusi, metabolisme danetabolisme dan yang terakhir ekresi. Dalam proses tersebut dibutuhkan organ yang sehat dan kuat jika tidak  yang terakhir ekresi. Dalam proses tersebut dibutuhkan organ yang sehat dan kuat jika tidak  obat dapat menjadi racun dalam tubuh kita.

obat dapat menjadi racun dalam tubuh kita. Per

Peran an seoseoranrang g farmfarmasis asis daldalam am pempemberiberian an obaobat t dan dan penpengobgobatan atan telatelah h berberkemkembanbangg den

dengan gan cepacepat t dan dan lualuas s seirseiring ing dendengan gan perperkemkembanbangan gan pelpelayaayanan nan kesekesehathatan. an. FarmFarmasisasis diharapkan terampil dan tepat saat melakukan pemberian obat. Pengetahuan tentang manfaat diharapkan terampil dan tepat saat melakukan pemberian obat. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh seorang farmasis. Keberhasilan promosi dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh seorang farmasis. Keberhasilan promosi kes

kesehatehatan an sansangat gat tertergagantuntung ng padpada a cara cara panpandandang g kliklien en ataatau u paspasien ien sebsebagai agai bagbagian ian dardarii  pelayanan

 pelayanan kesehatan, kesehatan, yang yang juga juga bertanggung bertanggung jawab jawab terhadap terhadap menetapkan menetapkan pilihan pilihan perawatanperawatan dan pengobatan, baik itu berbentuk obat alternatif, diresepkan oleh dokter, atau obat bebas dan pengobatan, baik itu berbentuk obat alternatif, diresepkan oleh dokter, atau obat bebas tan

tanpa pa reseresep p dokdokterter. . SehSehingingga, ga, tentenaga aga keskesehatehatan an teruterutama tama seoseoranrang g farmfarmasis asis harharus us dapdapatat membagi pengetahuan tentang obatobatan sesuai dengan kebutuhan klien atau pasien.

membagi pengetahuan tentang obatobatan sesuai dengan kebutuhan klien atau pasien.

!ute pemberian obat "!outes of #dministration$ merupakan salah satu faktor yang !ute pemberian obat "!outes of #dministration$ merupakan salah satu faktor yang mempe

mempengarungaruhi hi efek obat, karena karakteristik lingkefek obat, karena karakteristik lingkungan fisioloungan fisiologis anatomi dan gis anatomi dan biokbiokimiaimia yang berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah yang berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah su

suplplai ai dadararah h yayang ng beberbrbededa, a, enen%im%imenen%im %im dadan n gegetatahhgegetatah h fifisiosiolologigis s yayang ng teterdrdapaapat t didi lingkungan tersebut berbeda.

lingkungan tersebut berbeda.

1.2

1.2 TTuujuanjuan &.

&. 'enge'engenal teknnal teknikteknikteknik pembik pemberian oberian obat melaluat melalui berbagi berbagai rute pemai rute pemberian oberian obatbat (.

(. 'eny'enyadari beadari berbagai rbagai pengapengaruh ruruh rute pemte pemberian oberian obat tebat terhadap rhadap efeknyefeknyaa ).

). DapDapat menyat menyatakatakan beban beberaperapa konsea konsekuekuensi pransi praktiktis dari pengs dari pengaruaruh rute h rute pempemberberianian obat terhadap efeknya

obat terhadap efeknya *.

*. 'en'engengenal manal manifesifestasi btasi berberbagai obagai obat yanat yang dibg diberi.eri.

BAB II BAB II

(2)
(3)

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

2

2..11 TTiinnjjaauuaan n PPuussttaakkaa

!ute pemberian obat "!outes of #dministration$ merupakan salah satu faktor yang !ute pemberian obat "!outes of #dministration$ merupakan salah satu faktor yang mempe

mempengarungaruhi hi efek obat, karena efek obat, karena karaktkarakteristik lingkeristik lingkungan fisioloungan fisiologis anatomi dan gis anatomi dan biokbiokimiaimia yang berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah yang berbeda pada daerah kontak obat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah su

suplplai ai dadararah h yayang ng beberbrbededa, a, enen%im%imenen%im %im dadan n gegetatahhgegetatah h fifisiosiolologigis s yayang ng teterdrdapaapat t didi lin

lingkgkungungan an terstersebuebut t berberbedbeda. a. +al+alhal hal ini ini menmenyebyebabkabkan an bahbahwa wa jumjumlah lah obaobat t yanyang g dapdapatat mencapai lokasi kerjanya dalam waktu tertentu akan berbeda, tergantung dari rute pemberian mencapai lokasi kerjanya dalam waktu tertentu akan berbeda, tergantung dari rute pemberian obat.

obat.

!ute pemberian obat dibagi (, yaitu enternal dan parenteral "Priyanto, (-$. !ute pemberian obat dibagi (, yaitu enternal dan parenteral "Priyanto, (-$.

 alur /nternalalur /nternal alu

alur r ententeral eral berberarti arti pempemberberian ian obaobat t melmelalualui i salusaluran ran gasgastrotrointintestiestinal nal "01$"01$, , sepesepertirti  pemberian

 pemberian obat obat melalui melalui sublingual, sublingual, bukal, bukal, rektal rektal dan dan oral. oral. Pemberian Pemberian melalui melalui oraloral merupakanjalur pemberianobat paling banyak digunakankarena paling murah, paling mudah, merupakanjalur pemberianobat paling banyak digunakankarena paling murah, paling mudah, dan paling aman. Kerugian dari pemberian melalui jalur enternal adalah absorpsinya lambat, dan paling aman. Kerugian dari pemberian melalui jalur enternal adalah absorpsinya lambat, tidak dapat diberikan pada pasien yang tidak sadar atau tidak dapat menelan. Kebanyakan tidak dapat diberikan pada pasien yang tidak sadar atau tidak dapat menelan. Kebanyakan obat diberikan melalui jalur ini, selain alasan di atas juga alasan kepraktisan dan tidak  obat diberikan melalui jalur ini, selain alasan di atas juga alasan kepraktisan dan tidak  menimbulkan rasa sakit. 2ahkan dianjurkan jika obat dapat diberikan melalui jalur ini dan menimbulkan rasa sakit. 2ahkan dianjurkan jika obat dapat diberikan melalui jalur ini dan untuk kepentingan emergensi "obat segera berefek$, obat harus diberikan secara enteral.

untuk kepentingan emergensi "obat segera berefek$, obat harus diberikan secara enteral.

 alur Parenteralalur Parenteral

Parenteral berarti tidak melalui enteral. 3ermasuk jalur parenteral adalah transdermal Parenteral berarti tidak melalui enteral. 3ermasuk jalur parenteral adalah transdermal "topikal$, injeksi, endotrakeal "pemberian obat ke dalam trakea menggunakan endotrakeal "topikal$, injeksi, endotrakeal "pemberian obat ke dalam trakea menggunakan endotrakeal tube$, dan inhalasi. Pemberian obat melalui jalur ini dapat menimbulkan efek sistemik atau tube$, dan inhalasi. Pemberian obat melalui jalur ini dapat menimbulkan efek sistemik atau lokal. 3a

lokal. 3abel & merupakan deskripsi bel & merupakan deskripsi cara pemberian obat, cara pemberian obat, keuntungan, dan kerugiannya.keuntungan, dan kerugiannya. Tabel 1. Keuntungan an Kerugian ari !asing"#asing Jalur Pe#berian $bat Tabel 1. Keuntungan an Kerugian ari !asing"#asing Jalur Pe#berian $bat

D

Deesskkrriippssii KKeeuunnttuunnggaann KKeerruuggiiaann Aer%sal

Aer%sal

Partikel halus atau tetesan Partikel halus atau tetesan yang dihirup

yang dihirup

4angsung

4angsung masuk masuk ke ke paruparu  paru

 paru

1rtasi pada mukosa 1rtasi pada mukosa  paru paru atau saluran  paru paru atau saluran

 pernafasan, memerlukan alat  pernafasan, memerlukan alat khusus, pasien harus sadar. khusus, pasien harus sadar. Bukal

Bukal

Obat diletakkan diantara pipi Obat diletakkan diantara pipi dengan gusi Obat diabsorpsi dengan gusi Obat diabsorpsi menembus membran

menembus membran

3idak

3idak sukar, sukar, tidak tidak perluperlu steril, dan efeknya cepat steril, dan efeknya cepat

3idak dapat untuk obat yang 3idak dapat untuk obat yang rasanya tidak enak, dapat rasanya tidak enak, dapat terjadi iritasi di mulut, pasien terjadi iritasi di mulut, pasien

(4)
(5)

harus sadar, dan hanya  bermanfaat untuk obat yang

sangat non polar 

In&alasi

Obat bentuk gas diinhalasi

Pemberian dapat terus menerus walaupun pasien tidak sadar 

+anya berguna untuk obat yang dapat berbentuk gas  pada suhu kamar, dapat terjadi iritasi saluran  pernafasan

Intra#uskular

Obat dimasukkan kedalam 5ena

#bsorbsi cepat, dapat di  berikan pada pasien sadar

atau tidak sadar 

Perlu prosedur steril, sakit, dapat terjadi infeksi di tempat injeksi

Intra'ena

Obat dimasukkan ke dalam 5ena

Obat cepat masuk dan  bioa5ailabilitas &6

Perlu prosedur steriil, sakit, dapat terjadi iritasi di tempat injeksi, resiko terjadi kadar obat yang tinggi kalau diberikan terlalu cepat

$ral

Obat ditelan dan diabsorpsi di lambung atau usus halus

'udah, ekonomis, tidak  perlu steril

!asa yang tidak enak dapat mengurangi kepatuhan, kemungkinan dapat

menimbulkan iritasi usus dan lambung, menginduksi mual dan pasien harus dalam keadaan sadar. Obat dapat mengalami metabolisme lintas pertama dan absorbsi dapat tergganggu dengan adanya makanan

Subkutan

Obat diinjeksikan dibawah kulit

Pasien dapat dalam kondisi sadar atau tidak sadar 

Perlu prosedur steril, sakit dapat terjadi iritasi lokal di tempat injeksi

Sublingual

Obat terlarut dibawah lidah dan diabsorpsi menembus membran

'udah, tidak perlu steril dan obat cepat masuk ke sirkulasi sistemik 

3idak dapat untuk obat yang rasanya tidak ennak,dapat terjadi iritasi di mulut, pasien harus sadar, dan hanya

(6)
(7)

sangat larut lemak  Transer#al

Obat diabsorpsi menembus kulit

Obat dapat menembus kulit secara kontinyu, tidak perlu steril, obat dapat langsung ke  pembuluh darah

+anya efektif untuk %at yang sangat larut lemak, iritasi lokal dapat terjadi

'emilih rute penggunaan obat tergantung dari tujuan terapi, sifat obatnya serta kondisi pasien. Oleh sebab itu perlu mempertimbangkan masalahmasalah seperti berikut7 a$ 3ujuan terapi menghendaki efek lokal atau efek sistemik

 b$ #pakah kerja awal obat yang dikehendaki itu cepat atau masa kerjanya lama c$ Stabilitas obat di dalam lambung atau usus

d$ Keamanan relatif dalam penggunaan melalui bermacammacam rute e$ !ute yang tepat dan menyenangkan bagi pasien dan dokter 

f$ +arga obat yang relatif ekonomis dalam penyediaan obat melalui bermacammacam rute g$ Kemampuan pasien menelan obat melalui oral.

2entuk sediaan yang diberikan akan mempengaruhi kecepatan dan besarnya obat yang diabsorpsi, dengan demikian akan mempengaruhi pula kegunaan dan efek terapi obat. 2entuk sediaan obat dapat memberi efek obat secara lokal atau sistemik. /fek sistemik  diperoleh jika obat beredar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah, sedang efek lokal adalah efek obat yang bekerja setempat misalnya salep.

2.2 Abs%r(si

#bsorpsi merupakan proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah  bergantung pada cara pemberiannya, tempat pemberian obat adalah saluran cerna "mulut

sampai dengan rectum$, kulit, paru,otot, dan lain lain. 8ang terpenting adalah cara pemberian obat per oral dengan cara ini tempat absorbs utama adalah usus halus karena memiliki  permukaan absorbsi yang sangat luas, yakni ( m("#nonim,(9$.

:ara pemberian obat yang paling umum dilakukan adalah pemberian obat per oral, karena mudah, aman, dan murah . Dengan cara ini tempat absorpsi utama adalah usus halus, karena memiliki permukaan absorpsi yang sangat luas, yakni ( m(. Pada pemberian secara

oral, sebelum obat masuk ke peredaran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh, terlebih dahulu harus mengalami absorbsi pada saluran cerna.

&. 2entuk Sediaan

3erutama berpengaruh terhadap kecepatan absorbsi obat, yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi intensitas respon biologis obat. Dalam bentuk sediaan yang

(8)
(9)

 berbeda, maka proses absorpsi obat memerlukan waktu yang berbedabeda dan jumlah ketersediaan hayati kemungkinan juga berlainan.

(. Sifat Kimia dan Fisika Obat

2entuk asam, ester, garam, kompleks atau hidrat dari bahan obat dapat mempengaruhi kekuatan dan proses absorpsi obat. Selain itu bentuk kristal atau polimorfi, kelarutan dalam lemak atau air, dan derajat ionisasi juga mempengaruhi proses absorpsi. #bsorpsi lebih mudah terjadi bila obat dalam bentuk nonion dan mudah larut dalam lemak.

). Faktor 2iologis

#ntara lain adalah p+ saluran cerna, sekresi cairan lambung, gerakan saluran cerna, waktu pengosongan lambung dan waktu transit dalam usus, serta banyaknya pembuluh darah pada tempat absorpsi.

*. Faktor 4ainlain

#ntara lain umur, makanan, adanya interaksi obat dengan senyawa lain dan adanya  penyakit tertentu.

Kerugian pemberian per oral adalah banyak faktor dapat mempengaruhi bioa5aibilitas obat. Karena ada obatobat yang tidak semua yang diabsorpsi dari tempat pemberian akan mencapai sirkulasi sistemik. Sebagian akan dimetabolisme oleh en%im di dinding usus dan atau di hati pada lintasan pertamanya melalui organorgan tersebut "metabolisme atau eliminasi lintas pertama$. /liminasi lintas pertama obat dapat dihindari atau dikurangi dengan cara pemberian parenteral, sublingual, rektal, atau memberikannya bersama makanan. Selain itu, kerugian pemberian melalui oral yang lain adalah ada obat yang dapat mengiritasi saluran cerna, dan perlu kerja sama dengan penderita, dan tidak bisa dilakukan saat pasien koma.

Pemberian obat dibawah lidah hanya untuk obat yang sangat larut dalam lemak, karena luas permukaan absorbsinya kecil sehingga obat harus melarut dan diabsorbsi dengan sangant cepat, karena darah dari mulut langsung ke 5ena ka5a superior dan tidak melalui 5ena porta, maka obat yang diberikan sublingual ini tidak mengalami metabolisme lintas  pertama oleh hati. "#nonim,(9$

Pada pemberian obat melalui rektal misalnya untuk pasien yang tidak sadar atau muntah, hanya ;6 darah dari rectum yang melalui 5ena porta, sehingga eliminasi lintas  pertama oleh hati juga hanya ;6. #kan tetapi, adsorpsi obat melui rectum sering kali tidak 

teratur dan tidak lengkap dan banyak obat menyebabkan iritasi rectum. "#nonim,(9$

2entuk sediaan yang diberikan akan mempengaruhi kecepatan dan besarnya obat yang diabsorpsi, dengan demikian akan mempengaruhi pula kegunaan dan efek terapi obat. 2entuk sediaan obat dapat memberi efek obat secara lokal atau sistemik. /fek sistemik  diperoleh jika obat beredar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah, sedang efek lokal adalah efek obat yang bekerja setempat misalnya salep "#nief, &<<*$.

(10)
(11)

E)ek siste#ik a(at i(er%le& engan *ara +Anie), 1--/0 a. Oral melalui saluran gastrointestinal atau rectal

 b. Parenteral dengan cara intra5ena, intra muskuler dan subkutan c. 1nhalasi langsung ke dalam paruparu.

E)ek l%kal a(at i(er%le& engan *ara +Anie), 1--/0

a. 1ntraokular, intranasal, aural, dengan jalan diteteskan ada mata, hidung, telinga  b. 1ntrarespiratoral, berupa gas masuk paruparu

c. !ektal, uretral dan 5aginal, dengan jalan dimasukkan ke dalam dubur, saluran kencing dan kemaluan wanita, obat meleleh atau larut pada keringat badan atau larut dalam cairan  badan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Absorpsi Obat, antara lain :

1. Bi%l%gis Haati

#. Kecepatan pengosongan lambung

 Kecepatan pengosongan lambung besar = penurunan proses absorpsi obatobat yang  bersifat asam.

 Kecepatan pengosongan lambung kecil = peningkatan proses absorpsi obatobat yang bersifat basa

2. 'otilitas usus

ika terjadi motilitas usus yang besar "e> 7 diare$, obat sulit diabsorpsi.

:. p+ medium

 4ambung 7 asam = untuk obatobat yang bersifat asam

(12)
(13)

D. umlah pembuluh darah setempat

 1ntra muskular dengan subkutan

 1ntra muscular absorpsinya lebih cepat, karena jumlah pembuluh darah di otot lebih  banyak dari pada di kulit.

2. Hakiki  $bat

Polaritas = koefisien partisi

Semakin non polar semakin mudah diabsorpsi

3. !akanan

Paracetamol terganggu absorpsinya dengan adanya makanan dalam lambung, maka dapat diberikan & jam setelah makan.

. $bat lain

Karbon aktif dapat menyerap obat lain.

4. 5ara (e#berian

Per oral dan intra5ena berbeda absorpsinya.

 Beberapa Faktor Fisiologi Biologi Yang Berpengaruh Pada absorpsi Gastro Intestinal  1. (H i lu#en gastr% intestinal

Keasaman cairan gastro intestinal yang berbeabeda di lambung "p+ &($ duodenum "p+ *@$= sifatsifat dan kecepatan berbeda dalam absorpsi suatu obat.

'enurut teori umum absorpsi 7 obatobat golongan asam lemah organic lebih baik di absorpsi di dalam lambung dari pada di intestinum karena fraksi non ionic dari %atnya yang larut dalam lipid lebih besar dari pada kalau berada di dalam usus yang p+nya lebih tinggi.

• #bsorpsi basabasa lemah seperti antihistamin dan anti depressant lebih berarti atau mudah di dalam usus halus karena lebih berada dalam bentuk non ionic daripada

(14)
(15)

 bentuk ionik. Sebaliknya sifat asam cairan lambung bertendensi melambatkan atau mencegah absorpsi obat bersifat basa lemah.

• Penyakit dapat mempengaruhi p+ cairan lambung.

• 4emaklemak dan asamasam lemak telah diketahui menghambat sekresi lambung

• Obatobat anti spasmodic seperti atropine, dan anti histamine +( bloker seperti cimetidin dan ranitidin= pengurangan sekresi asam lambung

2. !%tilitas gastr% intestinal an 6aktu (eng%s%ngan la#bung

4ama kediaman "residence time$ obat di dalam lambung juga menentukan absorpsi obat dari lambung masuk ke dalam darah.

Faktorfaktor tertentu dapat mempengaruhi pengosongan lambung akan dapat berpengaruh terhadap lama kediaman obat di suatu segmen absorpsi.

Pengosongan lambung diperlama oleh lemak dan asamasam lemak dan makanan,depresi mental, penyakitpenyakit seperti gastro enteritis, tukak lambung "gastric ulcer$ dll.

Pemakaian obatobat juga dapat mempengaruhi absorpsi obat lainnya, baik dengan cara mengurangi motilitas "misal obatobat yang memblokir reseptorreeptor muskarinik$ atau dengan cara meningkatkan motilitas "misalnya metoklopropamid, suatu obat yang mempercepat pengosongan lambung$.

3. Aliran ara& +bl%% )l%6/ ala# intestine.

Debit darah yang masuk ke dalam jaringan usus dapat berperan sebagai kecepatan  pembatas "rate limited$ dalam absorpsi obat.

Dalam absorpsi gastro intestinal atau in 5i5o sebagai proses yang nyata untuk proses  penetrasi %at terlarut lewat barrier itu sendiri.

'aka ditentukan oleh ( langkah utama, 8aitu 7

• Permeabilitas membrane 01 terhadap obat, dan

• Perfusi atau kecepatan aliran darah didalam barrier 01 membawa %at terdifus ke hati #liran darah normal disini A <mlBmenit.

 Eek- Eek Makanan Atas Absorpsi 

(16)
(17)

• Kadangkadang tak bisa diberikan dalam kondisi demikian karena obat dapat mengiritasi lambung.

/> 7 #setosal "dapat menyebabkan iritasi karena bersifat asam$

• Kecepatan absorpsi kebanyakan obat akan berkurang bila diberikan bersama makanan.

/> 7 Digoksin, Paracetamol, Phenobarbital "obat sukar larut$

• Pemakaian antibiotika setelah makan seringkali = penurunan bioa5ailabilitasnya maka harus diberikan sebelum makan.

/> 7 3etraciklin, Penisilin, !ifampisin, /rytromycin strearat

• #bsorpsi griseoful5in meningkat bila makanan mengandung lemak 

 Pengaruh Faktor-Faktor Fisika !imia Atas Absorpsi GI  'isal 7

• #ntibiotik penisilin

Penisilin oral bisa diformulasikan sebagai asam bebas yang bersifat sukar larut, atau dalam  bentuk garam yang mudah larut.

ika penisilin dalam bentuk garam kalium diberikan, maka obat tersebut akan mengendap sebagai asam bebas setelah mencapai lambung, dimana p+ nya rendah, membentuk suatu suspensi dengan partikelpartikel halus dan diabsorpsi dengan cepat.

3etapi bila diberikan dalam bentuk asam, maka penisilin bentuk asam ini sukar larut dalam lambung dan absorpsinya jauh lebih lambat, sebab partikelpartikel yng terbentuk adalah  besar.

• #ntibiotik 3etrasiklin

3etrasiklin mengikat ionion :a dengan kuat, dan makanan yang kaya kalsium "terutama susu$ dapat mencegah absorpsi tetrasiklin

• Pemberian paraffin cair sebagai pencahar akan menghambat absorpsi obatobat yang  bersifat lipofilik seperti 5itamin K.

(18)
(19)

2.3 7akt%r 8ang !e#(engaru&i Dengan Pe#berian $ral

Faktor yang mempengaruhi penyerapan obat dari saluran pencernaan terdapat pada tabel (.

Tabel 2. 7akt%r")akt%r ang #e#(engaru&i (enera(an %bat ari saluran (en*ernaan Faktor yang mempengaruhi penyerapan obat melalui saluran pencernaan

&. Formulasi Obat

 Caktu hancur 

 Caktu disolusi (. Karakteristik Pasien

 Pengosongan lambung

 Caktu transit diusus

 4uas permukaan saluran pencernaan

 #danya penyakit cerna

). #danya :ampuran at 4ain Pada Saluran Pencernaan

 1nteraksi dengan obat lain

 1nteraksi dengan makanan *. Karakteristik Farmakokintek Obat

 'etabolisme obat oleh bakteri usus

 'etabolisme diusus tanpa bakteri

Formulasi obat memiliki efek dramatis pada penyerapan, misalnya eksipien yang terkandung dalam kapsul fenitoin yang ada di Eegara #utralia berubah bioa5aibilitasnya meningkat dan hal ini dapat mengakibatkan keracunan epidemi fenitoin. #danya obat lain di dalam usus juga dapat mengubah dan merusak faktor penyerapan obat tersebut. Diketahui  juga bahwa penyerapan tetrasiklin terganggu dengan adanya garam besi serta kation lain seperti kalsium atau magnesium. !esin penukar anion seperti cholestiramine dapat mengganggu penyerapan obat, mengingat pada saat yang sama seperti warfarin.

Sering dinyatakan bahwa makanan yang ada di dalam lambung akan merusak   penyerapan obat, tetapi tidak ada pola yang konsisten dalam efek ini. Penyerapan beberapa

obat seperti propanolol dapat ditingkatkan jika berinteraksi dengan makanan. 2eberapa faktor   pasien yang paling penting yang dapat mempengaruhi penyerapan obat adalah pada waktu  pengosongan lambung. ika pengosongan lambung berjalan lambat, maka penyerapan obat

senyawa asam di dalam perut dapat ditingkatkan.

Pada umumnya, faktor perlambatan pengosongan lambung akan cenderung untuk  memperlambat tingkat dimana obat diserap tetapi biasanya tidak akan mengurangi jumlah obat yang diserap.

(20)
(21)

1. Pe#berian Se*ara Intra#uskular atau Intra'ena

Pemberian dapat diberikan melalui suntikan intramuskular. Pemberian ini akan  bekerja dengan obat yang diberikan dapat hancur di dalam perut, sebagai contoh  ben%ilpenicillin, lignokain karena biasa diperuntukkan sebagai terapi atau untuk 

mempercepat laju timbulnya efek terapetik. Eamun, masalah dapat timbul jika obat tersebut tidak larut dalam air dan dapat mengendap dari larutan sebelum penyerapan dapat terjadi, misalnya seperti dia%epam.

Penyerapan setelah pemberian intramuscular dapat terhambat jika pemberian obat dikurangi akan menyebabkan efek lambat pada aliran darah, hal ini dapat terjadi misalnya pada pasien syok diberikan mrofin secara intramuscular setelah terjadi infark  miokard.

2. Pe#berian Se*ara Bukal +Diantara :usi engan !e#bran !uk%sa Antara Pi(i/ Pemberian ini digunakan untuk memastikan kedua onset yang cepat misalnya sebagai contoh adalah gliseril trinitrat. 2erdasarkan data yang pernah ada, penyerapan obat tersebut langsung kesirkulasi sistemik dan penyerapan obat yang akan dihancurkan oleh keasaman lambung atau metabolisme pertama cukup luas, sebagai contoh misalnya morfin atau buprenorphine.

Dalam beberapa tahun terakhir industri farmasi telah menyadari bahwa keuntungan dari rute pemberian bukal dan formulasi agen terapi untuk pemanfaatan lebih cepat efeknya dibandingkan dengan pemberian lainnya, seperti contoh yaitu morfin, buprenorfin, turunan nitrat seperti gliseril atau isosorbid.

3. Pe#berian Se*ara 9ektal

Obat dapat diberikan sebagai suppositoria karena alasan yang sama seperti  pemberian secara bukal, tetapi secara umum kurang memberikan efek. /fek pertama yang tidak dapat benarbenar dihindari adalah karena aliran 5ena ganda rektum ke aliran portal dan sistem sistemik. Karena luas permukaan rectum yang kecil, sehingga  penyerapan menjadi lambat. Eamun, hal ini memiliki keuntungan yaitu ketika pasien asma diberikan suppositoria yaitu aminofillin pada malam hari untuk memastikan efek  yang berkepanjangan

. Pe#berian Se*ara Perkutan

2anyak obat yang diserap dengan baik dikulit, terutama jika kulit dalam keadaan sakit atau meradang. Obat diberikan dengan cara diserap langsung ke dalam sirkulasi sistemik sehingga untuk menghindari metabolisme yang akan terjadi. 2ahkan  pada kulit yang normal akan mudah menyerap obat yang mengandung lipid, meskipun

(22)
(23)

 penyerapannya lebih cepat dimana kulit kurang keratin, misalnya pada lengan atas, di dada atau dibelakang telinga.

!ute pemberian ini memiliki keuntungan lebih cepat dalam pemberian obat dan dapat dihentikan cepat dengan menghapus obat yang telah dioleskan dari kulit. #da kemungkinan bahwa obat lain akan diberikan untuk pemberian perkutan dalam waktu dekat.

4. Pe#berian 8ang Diberikan !elalui Paru"(aru +Pul#%nar/

Pemberian melalui anatesi atau secara bius biasanya diserap dengan cara ini. Stimulan beta, salbutamol atau terbutalin diberikan secara inhaler memberikan efek  lebih cepat dan dalam dosis lebih kecil dari pada ketika diberikan secara oral. Eatrium kromoglikat tidak baik diserap dari saluran pencernaan dan hanya aktif dalam mencegah asma ketika serbuk dihirup.

Pasien perlu dilatih dalam penggunaan inhaler, kemudian lebih dari <6 obat akan ditelan. Partikel inhalasi dalam ukuran (; m untuk mencapai bronkiolus terkecil.

!ute lain dalam pemberian obat dapat digunakan misalnya secara konjungti5, 5aginal, tetapi diantara pemberian tersebut masingmasing memiliki indikasi, efek keuntungan dan kerugian yang utama.

(24)
(25)

BAB III PE!BAHASAN

3.1 !EKANIS!E $BAT

'ekanisme obat meliputi ) fase yaitu fase farmasetik, fase farmakokinetik, dan fase farmakodinamik.

1. 7ase 7ar#asetik 

Pada fase farmasetik ini sediaan yang sering dipakai adalah sediaan padat atau cair. ?ntuk dapat diabsorpsikan harus dapat melarutkan dalam tempat absorpsinya. adi obat  bentuk tablet untuk dapat diabsorpsikan harus mengalami prosesproses seperti pecah "terdegradasi$ menjadi granul, lalu granulgranul terpecahkan menjadi partikelpartikel yang lebih kecil, berikutnya terjadi pelepasan %at aktif dari %at pembawa "tambahan$,  berikutnya %at aktif terdisolusi "larut$ dan diabsorpsi.

Sediaan obat yang cepat larut, secara teoritis akan lebih cepat diabsorpsi dan cepat menimbulkan relati5e. ?rutan kecepatan melarutkan atau kecepatan absorsi dari beberapa sediaan obat adalah sebagai berikut.

4#!?3#E G S?SP/ES1 G S/!2?K G K#PS?4 G3#24/3 G 3#24/3 S#4?3. 2. 7ase 7ar#ak%kinetik 

Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi "#D'/$ obat dari dalam tubuh. #tau mempelajari pengaruh tubuh terhadapa obat.

a. Abs%rbsi

adalah proses masuknya obat dari tempat obat kedalam sirkulasi sistemik "pembuluh darah$. kecepatan obat tergantung dari kecepatan obat melarutkan pada tempat absorpsi , derajad ionisasi, p+ tempat absorpsi dan sirkulasi darah di tempat obat melarutkan.

(26)
(27)

a. 3ranspor obat dari saluran cerna

Obatobat dapat diabsorbsi dari saluran cerna dengan cara difusi pasif dan transpor  aktif.

&$ Difusi pasif 

3enaga dari penggerak difusi pasif dari suatu obat adalah perbedaan konsentrasi yang melewati suatu membran yang memisahkan dua kompartemen tubuh, obat tersebut bergerak dari suatu bagian yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasinya yang rendah. Sebagian besar obat masuk kedalam tubuh dengan mekanisme ini.

($ 3ranspor aktif 

:ara masuk obat ini melibatkan proteinprotein karier terutama yang terentang pada membran sel. 3ranspor aktif mampu membawa obat melawan suatu concentration-gradient , yaitu dari bagian yang konsentrasi rendah ke  bagian yang konsentrasinya tinggi. Pada proses menunjukkan titik jenuh suatu kecepatan maksimum pada kadar substrat yang tinggi ketika ikatan ke en%im tersebut sudah maksimal.

Kecepatan obat tergantung dari kecepatan obat melarutkan pada tempat absorpsi , derajad ionisasi, p+ tempat absorpsi dan sirkulasi darah di tempat obat melarutkan.

a. Kelarutan

?ntuk dapat di absorpsi, obat dapat melarut atau dalam bentuk , yang sudah terlarut. Sehingga kecepatan melarut dari suatu obat akan sangat menentukan kecepatan absorpsi.untuk itu , sediaan obat, obat padat sebaiknya di minum dengan cairan yang cukup untuk membantu mempercepat kelarutan obat.

 b. p+

adalah derajad keasaman atau kebasaan jika %at berada dalam bentuk  larutan. Obat yang terlarut dapat berupa ion atau non ion. 2entuk non ion relatif lebih mudah larut dalam lemak sehingga lebih mudah menembus membran, karena sebagian besar membran sel tersusun dari lemak. Kelarutan obat menembus membran dipengaruhi oleh p+ obat dalam larutan dan p+ dari lingkungan obat berada. Obat yang bersifat asam lemah akan mudah menembus membrane sel pada suasana asam. Karena dalam suasana asam, obat relatif tidak terionisasi atau bentuk ionnya sedikit sehingga lebih mudah menembus membrane sel. Sebagai contoh aspirin "suatu obat yang bersifat asam$ akan lebih mudah menembus membrane lambung yang relati5e asam jika dibandingkan dengan p+ usus

(28)
(29)

halus. ika p+ obat berubah "di tambah buffer$ atau p+ lambung beruban karna pemberian antasida "basa$ absorpsi aspirin akan melambat. Sebaiknya obat yang bersifat basa lemah akan mudah di absorpsi di usus halus karena juga relatif tidak terionisasi.

c. 3empat absorpsi

Obat dapat diabsorpsi pada berbagai tempat, misalnya dikulit, membran mukosa, lambung, dan usus halus. Eamun demikian, untuk obat oral absorpsi banyak berlangsung di usus halus karena paling luas  permukaannya. 2egitu pula obat yang diberikan melalui nhalasi di

absorpsi sangat cepat karena epithelium paruparu juga sangat luas.

#bsorpsi obat yang menembus lapisan sel tunggal "tipis$, seperti pada epithelium intestinal akan lebih cepat jika dibandingkan kalau menembus membrane kulit yang berlapislapis karena kecepatan absorpsi berbanding lurus dengan luas membran dan berbanding terbalik dengan tebal membran.

d. Sirkulasi darah

Obat umumnya diberikan pada daerah yang kaya akan sirkulasi darah "5askularisasi$. 'isalnya pemberian melalui sublingual akan lebih cepat di absorpsi jika di bandingkan dengan kalau diberikan melalui subkutan. Karena sirkulasi darah di subkutan lebih sedikit dibandingkan disublingual.

Selain itu aliran darah secara keseluruhan juga berpengaruh pada absorpsi obat. Sebagai contoh, obat yang diberikan pada pasien yang syok, absorpsinya akan melambat atau tidak konstan.

b. Distribusi

adalah penyebaran obat dari pembulu darah kejaringan atau tempat kerjanya. Kecepatan distribusi di pengaruhi oleh permeabilitas membrane kapiler terhadap molekul obat. Karena membran kapiler kebanyakan terdiri dari lemak, obat yang mudah larut dalam lemak juga akan mudah terdistribusi. Faktor lain yang mempengaruhi distribusi adalah fungsi kardio5askuler, ikatan obat dengan protein  plasma, dan adanya hambatan fisiologi tertentu.

Holume distribusi obat adalah suatu 5olume cairan, yang secara hifotesis, tempat obat tersebar didalamnya.

*. !etab%lis#e

'etabolisme atau biotransformasi ialah reaksi perubahan %at kimia dalam  jaringan biologi yang dikatalisis oleh en%im menjadi metabolitnya. Proses metabolisme mengubah obatobat lipofilik mejadi produk yang bersifat lebih polar 

(30)
(31)

dan mudah diekresi. 4okasi utama pada proses metabolisme adalah hati tetapi pada obatobat tertentu dapat mengalami biotransformasi dalam jaringan lain seperti pada ginjal dan usus. 2eberapa obat yang pada awalnya berbentuk senyawa tidak aktif  harus dimetabolisme menjadi bentuk aktif.

3. 7ase 7ar#ak%ina#ik 

Farmakodinamik mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular dan mekanisme kerja obat. !espons obat dapat menyebabkan efek fisiologi primer atau sekunder  atau keduaduanya. /fek primer adalah efek yang diinginkan, dan efek sekunder bisa diinginkan atau tidak diinginkan. Salah satu contoh dari obat dengan efek primer dan sekunder adalah difenhidramin "benadryl$ suatu antihistamin. /fek primer dari difenhidramin adalah untuk mengatasi gejalagejala alergi, dan efek sekundernya adalah penekanan susunan saraf pusat yang menyebabkan rasa kantuk. /fek sekunder ini tidak diinginkan jika sedang mengendarai mobil, tetapi pada saat tidur, dapat menjadi diinginkan karena menimbulkan sedasi ringan.

3.2 Prinsi( ; Prinsi( Pe#berian $bat Paa Pasien

'enggambarkan @ hal yaitu benar dalam pemberian obat, agar dapat tercapainya  pemberian obat yang aman, seorang farmasis harus dapat melakukan hal tersebut7

 3epat pasien

 3epat obat

 3epat dosis

 3epat waktu

 3epat rute pemberian

 dan dokumentasi yang benar.

'emberikan pedoman keamanan dalam pemberian obat. 2eberapa pedoman umum dalam pemberian obat dijelaskan dalam prosedur pemberian obatobat yang benar yang terdiri dari * langkah "persiapan, pemberian, pencatatan, dan halhal yang tidak boleh dalam  pemberian obat$.

3.3 7akt%r 8ang !e#engaru&i Kerja $bat

#kibat perbedaan cara dan tipe kerja obat,respon terhadap obat sangat ber5ariasi. Faktor selain karakteristik obat juga mempengaruhi kerja obat. Pasien atau klien mungkin tidak memberi respon yang sama terhadap setiap dosis obat yang diberikan.2egitu juga obat yang sama dapat menimbulkan respons yang berbeda pada klien yang berbeda.

(32)
(33)

&. Perbedaan 0enetik 

Susunan genetik memepengaruhi biotransformasi obat. Pola metabolik dalam keluarga seringkali sama.Faktor genetik menentukan apakah en%im yang terbentuk secara alami ada untuk meembantu penguraian obat.#kibatnya anggota keluarga sensitif  terhadap suatu obat.

(. Hariabel Fisiologi

Perbedaan hormonal antara pria dan wanita mengubah metabolisme obat tertentu. +ormon dan obat saling bersaing dalam biotransformasi karena kedua senyawa tersebut terurai dalam proses metabolik yang sama. Hariasi diurnal pada sekresi estrogen  bertanggung jawab untuk fluktuasi siklik reaksi obat yang dialami wanita. ?sia  berdampak langsung pada kerja obat. 2ayi tidak memiliki banyak en%im yang diperlukan untuk metabolisme obat normal. Sejumlah perubahan fisiologis yang menyertai penuaan memengaruhi respon terhadap terapi obat. Sistem tubuh mengalami perubahan fungsi dan struktur yang mengubah pengaruh obat. Sebagai seorang farmasis harus berupaya untuk  meminimalkan efek obat yang berbahaya dan meningkatkan kapasitas fungsi yang tersisa  pada kien. #pabila status nutrisi klien buruk, sel tidak dapat berfungsi dengan normal, sehingga biotransformasi tidak berlangsung seperti semua fungsi tubuh, metabolisme obat  bergantung pada nutrisi yang kuat untuk membentuk en%im dan protein. Kebanyakan obat  berikatan dengan protein sebelum didistribusi ke tempat kerja obat. Setiap penyakit yang merusak fungsi organ yang bertanggung jawab untuk farmakoniketik normal juga merusak kerja obat. Perubahan integritas kulit, penurunan absorpsi atau motilitas saluran cerna, dan kerusakan fungsi ginjal dan hati hanya beberapa kondisi penyakit yang  berhubungan dengan kondisi yang dapat mengurangi kemanjuran obat atau membuat

klien berisiko mengalami toksikasi obat. ). Kondisi 4ingkungan

Stres fisik dan emosi yang berat akan memicu respons hormonal yang pada akhirnya menggangu metabolisme obat pada klien atau pasien. !adiasi ion menghasilkan efek yang sama dengan mengubah kecepatan akti5itas en%im. panas dan dingin dapat memengaruhi respons terhadap obat. Klien atau pasien hipertensi diberi 5asodilator untuk mengatur  tekanan darahnya. Pada cuaca panas,dosis 5asodilator perlu di kurangi karnar suhu yang tinggi meningkatkan efek obat. :uaca dingin cenderung meningkatkan 5asokontriksi, sehingga dosis 5asolidator perlu di tambah. !eaksi suatu obat ber5ariasi, bergantung pada lingkungan obat tersebut digunakan. Klien atau pasien yang dilindungi dalam isolasi dan diberi analgesik memperoleh efek peredaan nyeri yang lebih kecil dibanding klien yang

(34)
(35)

dirawat di ruang tempat keluarga dapat mengunjungi klien atau pasien. :ontoh lain ialah  jika minum alkohol sendirianI efek yang timbul hanya mengantuk. Eamun. 'inum  bersama sekelompok teman membuat indi5idu menjadi ceria dan bergaul.

*. Faktor Psikologis

Sejumlah faktor psikologis memengaruhi penggunaan obat dan r espons terhadap obat. Sikap seseorang terhadap obat berakar dari pengalaman sebelumnya atau pengaruh keluarga. 'elihat orangtua sering menggunakan obatobatan dapat membuat anak  menerimat obat sebagai bagian dari kehidupan normalnya.'akna obat atau signifikansi mengonsumsi obat mempengaruhi respon klien terhadap terapi.Sebuah obat dapat digunakn sebagai cara untuk mengatasi rasa tidak aman.Pada situasi ini ,klien bergantung  pada obat sebagai media koping dalam kehidupan .Sebaliknya jika klien kesal terhadap kondisi fisik mereka ,rasa marah dan sikap bermusuhan dapat menimbulkan reaksi yang diinginkan terhadap obat.Obat seringkali memberi rasa aman .penggunaan secara teratur  obat tanpa resep atau obat yang dijual bebas.misalnya 5itamin,laksatif,dan aspirin,banyak  orang merasa mereka dapat mengontrol kesehatannya.Prilaku perawat saat memberikan obat dapat berdampak secara signifikan pada respon klien terhadap pengobatan.#pabila  perawat memberi kesan bahwa obat dapat membantu pengobatan kemungkinan akan memberi efek yang positif.#pabila perawat terlihat kurang peduli saat klien merasa tidak  nyaman,obat yang diberikan terbuktif relatif tidak efektif.

;. Diet

1nteraksi obat dan nutrien dapat mengubah kerja obat atau efek nutrien dapat mengubah kerja obat atau efek nutrien. :ontoh 5itamin K "terkandung dalam sayuran hijau berdaun$ merupakan nutrien yang melawan efek warfarin natrium ":oumadin$ mengurangi efeknya pada mekanisme pembekuan darah. 'inyak mineral menurunkan absorbsi 5itamin larut lemak. Klien atau pasien membutuhkan nutrisi tambahan ketika mengonsumsi obat yang menurunkan efek nutrisi. 'enahan konsumsi nutrien tertentu dapat menjamin efek terapeutik obat.

3. 9ute (e#berian %bat

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan  pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat serta tempat kerja yang diinginkan. Pemberian obat ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi suatu obat.

(36)
(37)

3ergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik "di seluruh tubuh$ atau efek lokal "setempat$ dapat dipilih di antara berbagai cara untuk memberikan obat.

1. $ral

#dalah rute pemberian yang paling umum dan palin g banyak dipakai karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorbsi melalui rongga mulut "sublingual atau bukal$ seperti tablet 1SDE. 2entuk sediaan obatnya dapat berupa 3ablet, Kapsul, 4arutan "solution$, Sirup, /liksir, Suspensi, 'agma, el, dan 2ubuk.

Kelebihan7

 relatif aman,

  praktis, ekonomis,

 meminimalkan ketidak nyamanan pada klien dan dengan efek samping yang paling kecil.

Kekurangan 7

  bioa5aibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,

 iritasi pada saluran cerna, perlu kerjasama dengan penderita "tidak bisa diberikan pada  penderita koma$,

 timbul efek lambat, tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah, diare, tidak  sadar, tidak kooperatifI untuk obat iritatif

 rasa tidak enak penggunaannya terbatas,

 obat yang inaktifBterurai oleh cairan lambungB usus tidak bermanfaat "penisilin 0, insulin$,

 obat absorpsi tidak teratur, kerja obat oral lebih lambat dan efeknya lebih lama. 2. Bukal

Pemberian obat melalui rute bukal dilakukan dengan menempatkan obat padat di membran mukosa pipi sampai obat larut. Klien harus diajarkan untuk menempatkan dosis obat secara bergantian di pipi kanan dan kiri supaya mukosa tidak iritasi, diperingatkan untuk  tidak mengunyah atau menelan obat atau minum air bersama obat.

Kelebihan7

 onset cepat,

 mencegah “first-pass effect”

 tidak diperlukan kemampuan menelan Kekurangan7

 absorbsi tidak adekuat,

 kepatuhan pasien kurang "compliance$,

 mencegah pasien menelan 3. Parenteral

(38)
(39)

!ute parenteral adalah memberikan obat dengan meninginjeksi ke dalam jaringan tubuh, obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut "tanpa melalui saluran  pencernaan$ tetapi langsung ke pembuluh darah. 'isalnya sediaan injeksi atau suntikan.

3ujuannya adalah agar dapat langsung menuju sasaran. Kelebihan0

  bisa untuk pasien yang tidak sadar,

 sering muntah dan tidak kooperatif,

 tidak dapat untuk obat yang mengiritasi lambung,

 dapat menghindari kerusakan obat di saluran cerna dan hati, bekerja cepat dan dosis ekonomis.

 Kekurangan0

 kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi  jika terjadi kesalahan,

 tidak disukai pasien,

  berbahaya "suntikan J infeksi$.

Pe#berian (arenteral #eli(uti e#(at ti(e uta#a injeksi berikut0 a. Intra'ena +i'/

3idak mengalami tahap absorpsi. Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respons penderita.

Kelebihan7

 cepat mencapai konsentrasi,

 dosis tepat,

 mudah menitrasi dosis kekurangan7

 obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik kembali, sehingga efek toksik lebih mudah terjadi.

 ika penderitanya alergi terhadap obat, reaksi alergi akan lebih terjadi.

 Pemberian intra5ena "i5$ harus dilakukan perlahanlahan sambil mengawasi respons  penderita.

 konsentrasi awal tinggi toksik, in5asi5e resiko infeksi,

 memerlukan keahlian. b. Intra#us*ular +i#/

Kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi. Obat yang sukar larut seperti di%epam dan penitoin akan mengendap di tempat suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur.

(40)
(41)

 tidak diperlukan keahlian khusus,

 dapat dipakai untuk pemberian obat larut dalam minyak,

 absorbsi cepat obat larut dalam air. Kekurangan7

 rasa sakit, tidak dapat dipakai pada gangguan bekuan darah ":lotting time$,

  bioa5ibilitas ber5ariasi, obat dapat menggumpal pada lokasi penyuntikan. *. Subkutan +S5/

+anya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan. #bsorpsi  biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama. #bsorpsi

menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau dalam bentuk suspensi. Pemberian obat bersama dengan 5asokonstriktor juga dapat memperlambat absorpsinya Penyuntikkan dibawah kulit

Kelebihan7

 diperlukan latihan sederhana,

 absorpsi cepat obat larut dalam air,

 mencegah kerusakan sekitar saluran cerna. Kekurangan0

 dalam pemberian subkutan yaitu rasa sakit dan kerusakan kulit,

 tidak dapat dipakai jika 5olume obat besar,

  bioa5ibilitas ber5ariasi sesuai lokasi.

 /feknya agak lambat . 9ektal

Ob at da pat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal. 2entuknya suppositoria dan clysma obat pompa. Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan supositoria.

Kelebihan7

 2aik sekali untuk obat yang dirusak oleh asam lambung,

 diberikan untuk mencapai takaran yang cepat dan tepat,

 tidak dapat dipakai jika pasien tidak biasa peroral,

 tidak dapat mencegah firstpassmetabolismL,

  pilihan terbaik untuk anakanak. Kekurangan7

 absorbsi tidak kuat,

  banyak pasien tidak nyaman B risih perrektal. 4. Transer#al

(42)
(43)

3ransdermal adalah rute administrasi dimana bahan aktif yang disampaikan dikulit untuk  distribusi sistemik. :ara pemakaian melalui permukaan kulit, berupa plester. Obat menyerap secara perlahan dan kontinyu, masuk ke sistem peredaran darah, langsung ke jantung. ?mumnya untuk gangguan jantung misalnya angina pectoris, tiap dosis dapat bertahan (*  jam.

Kelebihan7

 Durasi yang lama dari tindakan yang mengakibatkan penurunan frekuensi dosis,

 Peningkatan kenyamanan untuk mengelolah obatobatan yang tidak akan membutuhkan dosis sering,

 meningkatkan bioa5aibilitas,

 lebih seragam plasma le5el,

 mengurangi efek samping dan terapi karena pemeliharaan kadar plasma sampai akhir  inter5al pemberian dosis,

 Obat terhindar dari first passed effect,

 terhindar dari degradasi oleh saluran gastro interstinal,

 #bsorbsi obat relati5e konstan dan kontinyu. Kekurangan7

 'emiliki koefisien partisi sedang "larut dalam lipid maupun air$,

 memiliki titik lebut yang relati5e rendah,

 memiliki effecti5e dose yang relati5e rendah,

 range obat terbatas "terutama terkait untuk molekulnya$,

 dosis harus kecil,

 kemungkinan terjadinya iritasi dan sensiti5itas kulit, tidak semua bagian tubuh dapat menjadi tempat aplikasi obatobat transdermal. 'isalnya telapak kaki,dll,

<. In&alasi

8aitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk  absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara local, pada salurannya, misalnya salbutamol "5entolin$, combi5ent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen. Obat diberikan untuk disedot melalui hidung atau mulut atau disemprotkan Penyerapan dapat terjadi pada selaput mulut, tenggorokan dan  pernafasan. 2entuk sediaan 7 0as dan at padat, tetapi bisa juga mempunyai efek sistemik.

Kelebihan0

 absorpsi terjadi cepat dan homogen,

 kadar obat dapat terkontrol,

 terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus. Kekurangan7

(44)
(45)

 memerlukan alat dan metode khusus

 sukar mengatur dosis

 sering mengiritasi paru. =. Intranasal

Pemberian obat secara intranasall merupakan alternati5e ideal untuk menggantikan sistem penghantaran obat sistemik parenteral.

Kelebihan7

 Pencegahan eliminasi lintas perta hepatic

 'etabolisme dinding saluran cerna atau destruksi obat disaluran cerna kecepatan dan  jumlah absorpsi

 Profil konsentrasi obat 5ersus waktu relatif sebanding dengan pengobatan secara intra5ena

Kekurangan7

 Secara kosmetik tidak menarik 

 #bsorbsi tidak kuat >. Per'agina#

Obat diberikan melalui selaput lendirBmukosa 5agina, Diberikan pada antifungi dan anti kehamilan, Obat yang dimasukkan pada umumnya bekerja secara local. Obat ini tersedia dalam bentuk krim, tablet yang dapat larut dengan perlahan ataupun dapat juga dalam bentuk  salep dan suppositoria

Kelebihan7

 Obat cepat bereaksi

 /fek yang ditimbulkan bersifat lokal Kekurangan7

 Dapat membangkitkan rasa malu

 Kesulitan dalam melakukan prosedur terhadap wanita lansia

 Setiap rabas yang keluar memungkinkan berbau busuk 

7ar#ak%kinetika Klinik Tetrasiklin

3etrasiklin merupakan salah satu obat antimikroba yang menghambat sintesis protein mikroba. ?ntuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis  protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan m!E# dan t!E#. Pada bakteri, ribosom terdiri atas atas dua subunit, yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai

(46)
(47)

ribosom )S dan ;S. untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan  bersatu pada pangkal rantai m!E# menjadi ribosom 9S.

0olongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin kemudian ditemukan oksitetrasiklin. 3etrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin, tetapi juga dapat diperoleh dari species Streptomyces lain. Demeklosiklin, doksisiklin dan minosiklin juga termasuk antibiotic golongan tetrasiklin.

a. !ekanis#e kerja

0olongan tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi ( proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri gram negatifI  pertam yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem transport aktif.

Setelah masuk maka antibiotik berikatan dengan ribosom )S dan menghalangi masuknya t!E#asam amino pada lokasi asam amino.

b. E)ek Anti#ikr%ba

Pada umumnya spektrum golongan tetrasiklin sama "sebab mekanismenya sama$, namun terdapt perbedaan kuantitatif dan akti5itas masingmasing dri5at terhadap kuman tertentu. +anya mikroba yang cepat membelah yang dipengaruhi obat ini. 0olongan tetrasiklin termasuk antibiotik yang terutama bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan  jalan menghambat sintesis protein kuman.

*. 7ar#ak%kinetik

•Abs%r(si

Sekitar )-6 tetrasiklin diserap dalam salura cerna. Doksisiklin dan minosiklin iserap lebih dari <6. #bsorpsi sebagian besar berlangsung di lambung dan usus halus. #danya makanan dalam lambung menghambat penyerapan, kecuali minosiklin dan doksisiklin. #bsorpsi dihambat dalam derajat tertentu oleh p+ tinggi dan

(48)
(49)

 pembentukan kelat yaitu kompleks tetrasiklin dengan suatu %at lain yang sukar  diserap seperti aluminium hidroksid, garam kalsium dan magnesium yang biasanya terdapat dalam antasida, dan juga ferum. 3etrasiklin diberikan sebelum makan atau (  jam sesudah makan.

•Distribusi

Dalam plasma semua jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam jumlah yang  ber5ariasi. Dalam cairan cerebrospinal ":SS$ kadar golongan tetrasiklin hanya & (6 kadar dalam serum. Penetrasi ke :SS ini tidak tergantung dari adanya meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh lain dan jaringan tubuh cukup baik. Obat golongan ini ditimbun di hati, limpa dan sumssum tulang serta di sentin dan email gigi yang belum bererupsi. 0olongan tetrasiklin menembus sawar uri dan terdapat dalam #S1 dalam kadar yang relatif tinggi. Dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya, doksisiklin dan minosiklin daya penetrasinya ke jaringan lebih baik.

•Ekskresi

0olongan tetrasiklin diekskresi melalui urin dengan filtrasi glomerolus dan melalui empedu. Pemberiaan per oral kirakira (;;6 golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin. 0olongan tetrasiklin yang diekskresi oleh hati ke dalam empedu mencapai kadar & kali kadar dalam serum. Sebagian besar obat yang diekskresi ke dalam lumen usus ini mengalami sirkulasi enterohepatikI maka obat ini masih terdapat dalam darah untuk waktu lama setelah terapi dihentikan. 2ila terjadi obstruksi pada saluran empedu atau gangguan faal hati obat ini akan mengalami kumulasi dalam darah. Obat yang tidak diserap diekskresi melalui tinja.

. E)ek sa#(ing

0angguan lambung. Penekanan epigastrik biasanya disebabkan iritasi ari mukosa

lambung dan sering kali terjadi pada penderita yang tidak patuh yang diobati dengan obat ini.

/fek terhadap kalsifikasi jaringan. Deposit dalam tulang dan pada gigi timbul selama kalsifikasi pada anak yang berkembang. +al ini menyebabkan pewarnaan dan hipoplasi  pada gigibdan menganggu pertumbuhan sementara.

(50)
(51)

+epatotoksisitas fatal. /fek samping ini telah diketahui timbul bila obat ini diberikan

 pada perempuan hamil dengan dosis tinggi terutama bila penderita tersebut juga pernah mengalami pielonefritis.

Fototoksisitas . Fototoksisitas, misalnya luka terbakar matahari yang berat terjadi bila

 pasien menelan tetrasiklin terpajan oleh sinar matahari atau ?H. 3oksisitas ini sering dijumpai dengan pemberian tetrasiklin, doksisiklin dan deklosiklin.

0angguan keseimbangan. /fek samping ini misalnya pusing, mual, muntah terjadi bila mendapat minosiklin yang menumpuk dalam endolimfe telinga dan mempengaruhi fungsinya.

Pseudomotor serebri. +ipertensi intrakranial benigna ditandai dengan sakit kepala dan

 pandangn kabur yang dapat terjadi pad orang dewasa. 'eskipun penghentian meminum obat membalikkan kondisi, namun tidak jelas apakah dapat terjadi sekuela permanen.

Superinfeksi. Pertumbuhan berlebihan dari kandida "misalnya dalam 5agina$ atau

stafilokokus resisten "dalam usus$ dapat terjadi.

e. Penggunaan klinik 

Penyakit yang obat pilihannya golongan tetrasiklin adala h7

!iketsiosis. Perbaikan yang dramatik tampak setelah penggunaan obat golongan ini.

Demam mereda dalam &) hari dan ruam kulit hilang dalam ; hari. Perbaikan klinis tampak (* jam setelah terapi.

1nfeksi klamidia.

4imfogranuloma 5enereum7 0olongan tetrasiklin merupakan obat pilihan utama  penyakit ini. 3erapi )* minggu dan &( bulan untuk keadaan kronik.

Psitakosis7 pemberiaan golongan tetrasiklin selama beberapa hari mengatasi gejala

klinis.

(52)
(53)

2ila tetrasiklin diberikan dengan metoksifluoran maka dapat menyebabkan nefrotoksisk. 2ila dikombinasikan dengan penisilin maka akti5itas antimikrobanya dihambat. 2ila tetrasiklin digunakan bersamaan dengan produk susu maka akan menurunkan absorpsinya karena membentuk khelat tetrasiklin dengan ion kalsium yang tidak dapat diabsorpsi.

BAB I?

PENUTUP

.1 Kesi#(ulan

'ekanisme kerja obat setelah melalui proses absorpsi, distribusi, dan metabolisme obat akan dikeluarkan dari tubuh. Fase ini dinamakan fase ekskresi. /ksresi dapat melalui ginjal, urin, feses, keringat dan lainlain. 0injal adalah eksresi paling sering terjadi.

Dalam memberikan dosis obat harus sesuai dengan kondisi dan usia pasien. Dengan menggunakan rumus yang telah ditetapkan untuk menentukan dosis yang tepat agar pasien merasa puas atas tindakan keperawatan yang kita berikan.

Faktorfaktor yang dapat mempengaruhi distribusi obat yaitu7

• Formulasi obat

• Karakteristik pasien

• #danya %at lain pada saluran pencernaan

• Karakteristik farmakokinetik obat

!ute lain dari pemberian obat dapat digunakan misalnya secara konjungti5, 5aginal dan intranasal, tetapi diantara masingmasing terapi tersebut memiliki indikasi, kekurangan dan kelebihan dari masingmasing obatnya.

(54)
(55)

.2 Saran

Dalam proses ekskresi juga dibutuhkan organ yang sehat agar semua berjalan dengan lancer, dan menjaga kesehatan adalah hal yang utama. Dalam memberikan dosis obat yang tepat dan juga akurat. Dibutuhkan kemampuan untuk mengetahui dan menerapkan rumus  perhitungan dosis. adi, kita sebagai perawat yang profesi professional harus mampu

(56)

Gambar

Tabel 2. 7akt%r&#34;)akt%r ang #e#(engaru&amp;i (enera(an %bat ari saluran (en*ernaan Faktor  yang mempengaruhi penyerapan obat melalui saluran pencernaan

Referensi

Dokumen terkait

Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai bahan obat-obatan adalah daun.Tumbuhan yang digunakan berasal dari tumbuhan yang tersebar di kabupaten karo yang didapat

Perencanaan yang telah dilakukan dirumah sakit ini meliputi pengumpulan laporan dari bagian gudang mengenai jumlah dan jenis persediaan obat – obatan yang diluar prediksi yang

Berdasarkan hasil penelitian (Intisari, November 2006), seluruh bagian dari tanaman pisang dapat dimanfaatkan; misalnya mulai dari akar untuk obat- obatan, batang untuk rakit

5) Khusus untuk dukungan yang berasal dari Poultry Shop, wajib membuat pernyataan bahwa “jika memenangkan tender/pelelangan akan mengambil obat-obatan dan vitamin

Jika penyusunan telah dilakukan, tentunya kebijakan tersebut harus dilaksanakan guna membuat pengawasan lebih efektif baik dalam pengawasan obat-obatan maupun

Selain pengabaian, orangtua (pengasuh) yang mengalami ketergantungan pada obat-obatan biasanya memiliki kecenderungan untuk menganiaya anak mereka karena kurangnya

maka bagian gudang akan memeriksa dan membuat daftar obat kadaluarsa (DOK), dan memberikannya kepada bagian pembelian untik dibuat retur pembelian kadaluarsa (RPK)

Hubungan kuantitatif struktur kimia dan aktivitas biologis obat (HKSA) merupakan bagian penting rancangan obat, dalam usaha untuk mendapatkan suatu obat baru