• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS POWERPOINT KONSEP ORGAN PERNAPASAN PADA MANUSIA DAN HEWAN KELAS V SD NEGERI GADDONG I KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS POWERPOINT KONSEP ORGAN PERNAPASAN PADA MANUSIA DAN HEWAN KELAS V SD NEGERI GADDONG I KOTA MAKASSAR"

Copied!
237
0
0

Teks penuh

(1)

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA POWERPOINT BASED UNDER THE TOPIC OF RESPIRATORY ORGANS IN

HUMANS AND ANIMALS CONCEPT AT CLASS V SD NEGERI GADDONG I MAKASSAR CITY

TESIS

Oleh :

IRFAN

Nomor Induk Mahasiswa: 10506.01.025.16

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi Magister Pendidikan Dasar

Disusu dan Diajukan Oleh

IRFAN

Nomor Induk Mahasiswa: 10506.01.025.16

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (Research and

Development) bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran

berbasis powerpoint. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SD Negeri Gaddong I Kota Makassar. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Dick & Carey yang dimodifikasi oleh Sukerni. P terdiri dari 5 tahap yaitu: (1) Tahap analisis kebutuhan, (2) Tahap perancangan pengembangan produk, (3) Tahap pengembangan produk, (4) Tahap evaluasi dan revisi produk, (5) Produk akhir. Media pembelajaran berbasis powerpoint ini telah dilakukan proses uji coba yang terdiri dari uji coba satu-satu sebanyak 11 orang, uji coba kelompok kecil sebanyak 21 orang dan uji coba kelompok kelas sebanyak 34 orang siswa. Media pembelajaran berbasis powerpoint yang dikembangkang telah divalidasi oleh pakar dan telah mengalami revisi sehingga didapatkan hasil yang layak untuk dipergunakan dalam pembelajaran.

Data hasil penelitian dianalisa dengan metode deskriptif menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis powerpoint yang dikembangkan bersifat valid dan efektif. Uji coba dilakukan dengan tiga tahap yaitu uji coba satu-satu, uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok kelas untuk melihat kevalidan dan keefektifan media pembelajaran berbasis powerpoint yang telah dikembangkan. Dikatakan valid efektif karena telah memenuhi kriteria dengan hasil (1) Hasil validasi media dan materi sangat baik, (2) Respon guru terhadap media pembelajaran sangan baik (3) Respon siswa terhadap media pembelajaran sangat baik (4) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sangat aktif, (5) Hasil belajar siswa meningkat. Dengan demikian maka hasil penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran khususnya pada siswa SD Negeri Gaddong I Kota Makassar. Sebagai implikasi yang diperoleh dari penelitian ini, disarankan bagi peneliti yang berminat mengembangkan lebi lanjut penelitian ini diharapkan mencermati keterbatasan penelitian ini.

(8)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Media Pembelajaran ... 9

(9)

xiii

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD ... 33

D. Model Pengembangan ... 37

E. Kerangka Pikir ... 39

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 40

B. Subjek Penelitian ... 40

C. Defenisi Operasional ... 40

D. Prosedur Pengembangan ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 47

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 48

G. Teknik Analisis Data... 50

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54

B. Pembahasan ... 85

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 92

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(10)

xiii

3.1 Model kesepakatan dua pakar... 51

3.2 Kategori Validasi... 52

3.3 Kategori aktivitas siswa... 52

3.4 Kriteria Interpretasi Skor……….. 53

3.5 Kriteria penilaian……… 53

4.1 Data Hasil validasi materi oleh dua pakar……….. 65

4.2 Data Hasil validasi media oleh dua pakar………. 67

4.3 Hasil revisi materi pembelajaran…………... 69

4.4 Hasil revisi media PPT………... 70

4.5 Hasil revisi media PPT oleh guru kelas... 71

4.6 Data hasil respon siswa uji coba satu-satu... 72

4.7 Data hasil respon siswa uji coba kelompok kecil... 73

4.8 Data hasil respon siswa uji coba kelompok kelas... 74

4.9 Data aktivitas siswa dalam pembelajaran... 76

4.10 Hasil analisis respon guru... 78

4.11 Hasil analisis respon siswa………... 79

4.12 Data hasil pre-test siswa... 83

(11)

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Prosedur pengembanga multimedia presentasi Powerpoint.. 27

2.2 Model Pengembangan Dick & Carey (Hasnawati)…………. 37

2.3 Model Pengembangan Dick & Carey (Sukerni.P)……… 38

2.4 Kerangka Pikir... 39

3.1 Prosedur Pengembangan Media... 42

4.1 Story board………. 58

4.2 Bagian awal media PPT... 59

4.3 Organ pernapasan manusia………... 59

4.4 Mekanisme pernapasan manusia……….. 60

4.5 Gangguan pada pernapasan... 60

4.6 Organ pernapasan hewan……….. 60

4.7 Pernapasan hewan invertebrate………. 61

(12)

xv

1. Story Board... 99

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan Silabus... 100

3. Media pembelajaran IPA berbasis powerpoint………... 114

4. Materi Ilmu Pengetahuan Alam... 128

5. Lembar validasi instrument penelitian... 142

6. Data hasil validasi instrument penelitian……….. 155

7. Data hasil validasi materi dan media powerpoint... 159

8. Dasil hasil observasi aktivitas siswa... 168

9. Hasil analisis respon guru………... 181

10. Lembar hasil respon siswa uji coba satu-satu………... 189

11. Lembar hasil respon siswa uji coba kelompok kecil…...….. 192

12. Lembar hasil respon siswa uji coba kelompok kelas………... 194

13. Lembar Kerja Siswa………. 195

14. Lembar hasil pre-test siswa……….... 199

15. Lembar hasil post-test siswa………...… 201

16. Dokumen observasi awal penelitian ……… 203

17. Persuratan penelitian tesis... 216

18. Dokumentasi penelitian….……….. 221

(13)

vi

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, karunia dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan proposal ini. Sehingga proses penyusunan dan penelitian proposaldengan judul “Pengembangan media pembelajaran ipa berbasis powerpoint konsep organ pernapasan pada manusia dan hewan kelas V SD Negeri Gaddong I Kota Makassar” dapat

diselesaikan dengan baik yang disusun guna memenuhi salah satu prasyaratan akademik untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selama proses penyusunan tesis ini banyak kendala yang dihadapi. Namun demikian segala permasalahan dan kesulitan penulisan banyak mendapatkan bantuan dan dorongan semangat dari kedua orang tua kami tercinta Abd. Hakim. M dan Sanuriyang tidak pernah jenuh mencurahkan kasih sayang, memotivasi, mendoakan, dan memberikan dukungan kepada penulis dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya. Selanjutnya dalam penulisan tesis ini kami haturkan terima kasi yang setinggi-tngginya kepada pembimbing yang telahmeluangkan waktu, tenaga dan pikirannya

(14)

vii

(Pembimbing I) dan Dr. Evi Ristiana, S.Pd,. M.Pd. (Pembimbing II). Sebagai pembimbing atas segala perhatian dan keikhlasan meluangkan waktu membimbing dan memberikan saran-saran pemikiran serta motivasi kepada penulisdemi membantu penyelesaian tesis ini.

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM., sebagai Rektor UniverstasMuhammadiyah Makassar, Dr. Ir. H. Abdul Rahim Nanda, MT., selaku Pembantu Rektor I, Bidang Akademik, Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum. selaku Pembantu Rektor II Bidang Keuangan dan Kepegawaian, Dr. Muhammad Tahir, M. Si. selaku Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, dan Ir. H. Muh Saleh Molla, MM., selaku Pembantu Rektor IV, bidang hubungan kerjasama.

2. Dr. H. Darwis Muhdina, M. Ag., sebagai Direktur Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Andi Jam’an, SE., MM.,

selaku Asisten Direktur I, Penanggungjawab Bidang Akademik, dan Dr. H. Muhlis Madani, M. Si. selaku Asisten Direktur II, Penanggungjawab Bidang Keuangan.

(15)

viii

4. Dr. Ernawati, M.Pd, sebagai validator instrument penelitian yang telah meluangkan waktunya untuk memeriksa dan memberikan saran terhadap perbaikan instrumen penelitian.

5. Dr. H. Syarifuddin Kune.,M.Pd dan Dr. Agustan, M.Pd. sebagai validator ahli materi dan media yang telah meluangkan waktunya untuk memeriksa dan memberikan saran terhadap perbaikan instrumen penelitian.

6. Dr. Khaeruddin, S.Pd., M. Pd dan Dr. Nurlina, S.Pd., M. Pd. Selaku penguji tesis ini, banyak masukan ide dan saran yang telah diberikan pada setiap proses ujian sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

7. Bapak/Ibu dosen Prodi Magister Pendidikan Dasar yang senang tiasa memberikan pelajaran dan ilmunya.

8. Para staf pegawai PPs Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah bekerja dengan hati yang tulus dan melayani dengan penuh sabar demi kelancaran proses perkuliahan.

9. Sudirman S, S. Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Gaddong I Makassar yang telah memberikan izin penelitian dan bersedia diwawancara.

(16)

ix

11. Murid yang telah memberikan perhatian dan antusias tinggi selama proses pengumpulan data berlangsung.

12. Prof. DR. H. Ambo Asse, M.Ag. selaku ketua pimpinan wilayah muhammadiyah sulawesi selatan yang telah memberikan bantuan dan dorongan secara terus menerus agar dapat menyelesaikan study.

13. Ir. H. Yasser Latief, CPA, MM, selaku ketua DPD Apersi Sulawesi Selatan beserta pengurus yang telah memberikan sumbangsi dan motifasinya. 14. Kakanda Mahyuddin selaku ketua PW PM Sulsel periode 2014-2018 dan

Kakanda Elly Oschar ketua PW PM Sulsel periode 208-2022 serta teman-teman yang telah memberikan semangat, motivasi, dan doa kepada penulis agar dapat menyelesaikan tesis ini.

15. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, atas segala bantuan dan kerjasamanya selama penulis menjalani perkuliahan.

16. Terkhusus kepada seseorang, yang merupakan inspirator dan motivator bagi penulis dalam menyelesaikan proses penyusunan tesis ini.

Terlalu banyak orang yang berjasa dan mempunyai andil kepada penulis selama menempuh pendidikan di Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, kepada mereka semua penulis ucapkan terima

(17)

x

dapat memberikan nilai ibadah serta mendapatkan ridho dari Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih terdapat beberapa kelemahan. Untuk itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran sehingga penulis dapat mengetahui kekhilafan dan dapat belajar dari kritikan tersebut. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap bahwa proposal ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak.

Makassar, 19 Juni 2020 Penulis

(18)
(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dilakukan melalui proses berpikir manusia (siswa) tentang diri dan lingkungannya untuk mendapatkan ilmu melalui proses belajar. Ilmu diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) tersebut, salah satu contoh disiplin ilmu adalah ilmu pengetahuan alam (IPA). Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. (perpu 32, 2013).

Prestasi belajar sains di Indonesia masih tergolong sangat rendah jika dibandingkan dengan Negara-negara lain di dunia, ini dapat dilihat dari data The Organization Co-operation and Development (OECD) menyatakan bahwa peringkat Indonesia di PISA pada tahun 2009 berada pada peringkat ke 57 dari 65 negara dengan perolehan skor 383. Pada tahun 2012

(20)

indonesia mengalami penurunan peringkat yaitu 64 dari 65 negara dengan perolehan nilai 382. Selanjutnya data terakhir pada tahun 2015 Indonesia berada pada peringkat ke-64 dari 72 negara yang ikut serta dengan perolehan skor yaitu 403. Dari hasil tiga kali survey tersebut menunjukkan bahwa skor peserta didik Indonesia pada kemampuan sains masih jauh jika dibandingkan dengan Negara lain. OECD, Pisa 2015 Database.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat sehinggah menuntut kreativitas dan dorongan untuk selalu melakukan pembaharuan dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru dituntut mampu menggunakan atau mengoperasikan alat yang tersedia di sekolah dan mendorong upaya-upaya kreatif dalam pemanfaatan teknologi pada proses pembelajaran. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru dituntut dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan dalam mengajar. Untuk itu, dalam mengajar guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajaran, Hamalik (Arsyad 2017: 2).

Seorang guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan karakter materi yang disampaikan dalam bentuk model pembelajaran dilengkapi dengan sumber belajar dan media yang mendukung. Proses pembelajaran IPA diharapkan mampu meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia, hal ini berdasarkan fakta bahwa proses pembelajaran IPA masih berorientasi pada hasil (result

(21)

IPA belum menyentuh pada ranah kebermaknaan dari konsep yang diperoleh dibangku sekolah. Wisudawati, 2015:4.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada Tanggal 20 Maret 2018menunjukkan bahwa di sekolah tersebut tersedia perangkat media pembelajaran yang cukup, seperti ketersedian komputer/laptop sebanyak lima unit, proyektor dan alat-alat peraga lainnya. Akan tetapi persoalan yang muncul adalah guru belum memaksimalkan penggunaan media secara efektif dalam proses pembelajaran apalagi dengan penggunaan media berbasis powerpoint didalam proses pembelajaran. Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di kelas, ada beberapa siswa yang menunjukkan ketidak tertarikannya. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran, terlihat beberapa siswa yang kurang berminat dan kurang termotivasi untuk belajar sehinggah siswa melakukan aktivitas yang lain. Ketika siswa ditanya mengenai penggunaan media dalam proses pembelajaran mereka menjawab bahwa guru berbasis media gambar akan tetapi itu terus sehingga kurang menarik.

Dari hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri Gaddong I Kota Makassar tahun pelajaran 2017-2018 yang berjumlah 27 siswa. Dari 27 jumlah siswa dikelas, 44% atau 12 yang dinyatakan tuntas berada pada kategori tinggi, dan 56% atau 15 siswa belum mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah. Dari data tersebut diatas menunjukkan lebih banyak kategori rendah hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar yaitu 72.

(22)

Alternatif untuk mendukung kegiatan pembelajaran IPA adalah dengan berbasis media pembelajaran yang lebih variatif dan menarik, salah satunya adalah media pembelajaran berbasis powerpoint. Media pembelajaran berbasis powerpoint merupakan media pembelajaran yang mengandung unsur teks, suara,gambar, dan video. Dengan harapan pengembangan media ini dapat memberikan gambaran nyatatentang apa yang dipelajari oleh siswa.

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Permanda (2017) menyebutkan bahwa pengembangan produk media pembelajaran berbasis

powerpoint dapat dikatakan sangat layak dari segi aspek tampilan dan

aspek content berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh ahli media dan ahli materi. Artinya media pembelajaran yang dikembangkan layak untuk diuji coba dengan revisi sesuai saran dari validator. Sedangkan keefektifannya dapat dilihat ketika penerapannya dalam kegiatan pembelajaran, yang diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV.C pada materi gaya melalui perbandingan hasil nilai pretes dan postes. Penelitian yang sama juga dilakuakan oleh Ika Cahyani (2016),

berjudul “Pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis

powerpoint pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas V SDN Wirokenton Banguntapan Bantul”, menunjukkan bahwa media gambar sangat efektif digunakan dalam meningkatkan hasil pembelajaran.

Penelitian ini mengkaji tentang pengembangan media gambar berbasis powerpoint pada mata pelajaran IPA. Dalam penelitian ini

(23)

pembelajaran dilakukan dengan menerapkan media gambar berbasis

powerpoint yang mengandung unsur teks, suara,gambar, dan video

animasi sehingga diharapkan dapat memotivasi dan mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran menjadi efektif sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Masalah ini perlu diteliti karena berdasarkan observasi awal yang dilakukan dilakukan oleh peneliti di kelas V SD Negeri Gaddong 1 Kota Makassar.bahwa penerapan media pembelajaran berbasis powerpoint belum pernah dilakukan disekolah tersebut. Proses belajar mengajar yang dilakukan guru selama ini hanya dengan penyampaian materi ajar secara verbal tanpa memassifkan penggunaan media yang mampu meningkatkan minat dan motivasi siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam pembelajaran IPA melalui pengembangan media pembelajaran IPA berbasis powerpoint konsep organ pernapasan pada manusia dan hewan kelas V Negeri Gaddong I Kota Makassar.

(24)

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah penelitian berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah:

1. Bagaimanakah prototipe pengembangan media pembelajaran IPA berbasis powerpoint konsep organ pernapasan pada manusia dan hewankelas V SD Negeri Gaddong I Kota Makassar. ?

2. Apakah hasil pengembangan media pembelajaran IPA berbasis

powerpoint valid dan efektif pada siswa Kelas V SD Negeri Gaddong I

Kota Makassar ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan masalah yang diajukan di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui prototipe pengembangan media pembelajaran IPA berbasis

powerpoint konsep organ pernapasan pada manusia dan hewan kelas V

SD Negeri Gaddong I Kota Makassar.

2. Mengetahui hasil pengembangan media pembelajaran IPA berbasis

powerpoint yang valid dan efektif pada kelas V Negeri Gaddong I Kota

(25)

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi akademisi/program studi pendidikan dasar program pascasarjana universitas muhammadiyah makassar, sebagai masukan dalam pengembangan pelajaran IPA dengan berbasis media pembelajaran powerpoint.

b. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang keaktifan belajar IPA murid dengan berbasis media Pembelajaran powerpowint.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi murid, dengan penerapan metode pembelajaran dengan berbasis media pembelajaran powerpowint diharapkan akan meningkatkan minat dan motivasi dalam memperlajari ilmu pengetahuan alam (IPA), siswa mampu belajar lebih bervariasi, menarik keaktifan murid dalam belajar serta mengetahui respon murid terhadap pembelajaran.

b. Bagi guru, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran serta dapat mewujudkan proses pembelajaran yang lebih berkualitas menarik, sebagai bahan informasi bagi guru tentang pengaruh media pembelajaran berbasis powerpoint di sekolah dasar dalam usaha meningkatkan keaktifan belajar murid. Selain itu membuka wawasan

(26)

guru akan keberagaman metode pembelajaran yang dapat dipilih dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di sekolah.

c. Bagi peneliti, penelitian ini untuk mengetahui keberhasilan penerapan media pembelajaran berbasis powerpowint pada pelajaran IPA di SD ditinjau dari kemampuan awal murid serta sebagai wahana uji kemampuan murid terhadap bekal teori yang diterima di jenjang sekolah dasar.

d. Bagi sekolah, memberikan sumbangan baik perbaikan proses maupun hasil akhir sehingga mencetak peserta didik yang lebih kompeten baik dari sisi kognitif, afektif maupun psikomotornya.

(27)
(28)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak kata

medius” yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟.

Dalam bahasa Arab, madia adalah perantara atau pengantar pesan dari dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa madia apabila dimaknai secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah adalah media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. ( Arsyad, 2017:3).

Asosiasi pendidikan nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca, apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

(29)

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar itu terjadi. (Sadiman dkk 2014:7) Media ada yang tinggal dimanfaatkan oleh guru (by utilization) dalam kegiatan pembelajaran, artinya media tersebut dibuat oleh pihak tertetntu (produsen media) dan guru tinggal menggunakannya secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, begitu juga media yang sifatnya alamiah yang tersedia di lingkungan sekolah juga termasuk yang dapat digunakan langsung. Selain itu, kita juga dapat merancang dan membuat media sendiri (by design) sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa. Media merupakan alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dilakukan dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. Media merupakan wahana penyalur informasi belajar dan penyalur pesan.Media pembelajaran sangat penting keberadaannya dalam proses pembelajaran karena dapat berfungsi sebagai media yang menjembatani antara siswa dengan guru. (Sundayana, Rostina:2014).

Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan tentunya sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran, media yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut disebut sebagai media pembelajaran. Hinich dkk (Arsyad, 2005:4)

mengemukakan media pembelajaran sebagai berikut: “Batasan medium

(30)

penerima”. Jadi televisi, film, foto, rekaman audio, gambar yang

diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran, maka media itu disebut sebagai media pembelajaran. Sebagaimana yang dikemukakan. Media pembelajaran sebagai wahana untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber pesan diteruskan kepada penerima. Pesan yang disampaikan adalah materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran atau sejumlah kompetensi yang dirumuskan, sehingga dalam prosesnya memerlukan media sebagai subsistem pembelajaran. (Rusman 2013: 170).

Media pembelajaran memiliki fungsi yang strategis dalam pembelajaran. Seringkali terjadi banyaknya siswa yang tidak atau kurang memahami materi pelajaran yang disampaikan guru dikarenakan ketiadaan atau kurang optimalnya pemberdayaan media pembelajaran dalam proses proses pembelajaran.

Ada beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yang dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (Arsyad, 2017: 28), yaitu:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;

(31)

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran, kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode metode mengajar akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan

siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks

pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan dicipta oleh guru. ( Arsyad: 2017: 19)

(32)

Al-Qur‟an menganjurkan bagi setiap pendidik untuk selalu mencari jalan dan media terbaik agar memudahkan peserta didik untuk menerima ilmu Allah SWT, sebagaimana dalam al-Qur‟an secara prinsip disampaikan dalam surat Al-Maidah ayat 35.

َتْبا َو َ َّاللَّ اوُقَّتا اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي

َنوُحِلْفُت ْمُكَّلَعَل ِهِليِبَس يِف اوُدِهاَج َو َةَليِس َوْلا ِهْيَلِإ اوُغ

Terjemahan: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya (wasilah) dan berjihadlah pada jalan-Nya supaya kalian mendapat keberuntungan. (Q.S.Al-Maidah/05: 35).

Kemajuan teknologi pendidikan (Educational Technology), maupun Teknologi Pembelajaran (Instructional Technology) menuntut digunakannya berbagai media pembelajaran (instructional media) serta peralatan-peralatan yang semakin canggih (sophisticated). Dalam kondisi seperti itu, maka terjadi apa yang disebut dengan komunikasi dua arah bahkan komunikasi banyak arah. Dalam komunikasi pembelajaran media pembelajaran sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Artinya, proses pembelajaran akan terjadi apabila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber/penyalur pesan lewat media tersebut. (Nurseto.T 2011).

Sistem pembelajaran modern saat ini, guru maupun siswa dituntut untuk selalu giat membaca dan belajar sehingga siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pesan, tapi siswa juga bertindak sebagai komunikator atau penyampai pesan. Sejalan dengan itu Allah SWT

(33)

( َقَلَخ يِذَّلا َكِّب َر ِمْساِب ْأ َرْقا

1

( ٍقَلَع ْنِم َناَسْن ِ ْلْا َقَلَخ )

2

( ُم َرْكَ ْلْا َكُّب َر َو ْأ َرْقا )

3

)

( ِمَلَقْلاِب َمَّلَع يِذَّلا

4

( ْمَلْعَي ْمَل اَم َناَسْنِ ْلْا َمَّلَع )

5

Terjemahan: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,Yang mengajar (manusia) dengan pena. (Qs. Al.Alaq 1-5)

Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan produser media. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa. (Sadiman, Rahardjo, Haryono. 2014:11)

2. Macam – Macam Media Pembelajaran

Ada beberapa jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran

a. Media Audio

Media audio berkaitan indra pendengaran, pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata/bahsa lisan) maupun non verbal. Media audio adalah media yang hanya mengandalakan kemampuan suara saja, seperti radio, casset recorder, piringan hitam, alat perekam pita magnetic, Laboratorium bahasa (Sadiman dkk 2014:49).

(34)

b. Media visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaiakan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa/gambar garis, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih.Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi.Sementara itu, grafik merupakan refresentasi simbolis dan artistic sesuatu objek atau situasi (Arsyad 2017: 102).

Yang termasuk dalam kategori media visual antara lain:

1) Media Gambar: media yang merupakan reproduksi bentuk aslidalam dunia dimensi yang berupa foto.

2) Media Bagan: media yang penyajiannya secara diagramatik suatulambang visual. Seperti bagan arus, bagan pohon, bagan peta dan lain – lain.

3) Media Poster: media yang digunakan untuk menyempaikan informasi, siaran atau ide

4) Media Komik: media yang bersifat sederhana, jelas, mudah dipahami dan lebih bersifat personal, sehingga berfungsi informatif dan edukatif.

5) Media Papan: media yang digunakan untuk melukiskan fakta – fakta , ide dan proses suatu peristiwa. Seperti papan tulis, papan flanel, papan tempel, dan lain – lain.

(35)

6) Media Grafik: media yang membuat penyajian perlakuan data – data bilangan secara diagramatik.

c. Media Audio Visual

Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunnyai kemampuan yang lebih baik. Menurut Nana Sudjana dan Ahamd Rivai media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses proses pembelajarana adalah :

1) Media dua dimensi seperti gambar, foto, grafik, dan poster.

2) Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model padat, model pampang, model susun dan model kerja

3) Media proyeksi seperti slide. 4) Lingkungan

d. Multimedia

Multimedia yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran yang memberikan pengalaman secara langsung.Multimedia merupakan kombinasi teks, seni suara, gambar, animasi dan video yang disampaikan dengan komputer atau dimanipulasi secara digital dan dapat disampaikan dan atau dikontrol secara interaktif. Multimedia adalah kombinasi berbagai media seperti teks, gambar, suara, animasi, video dan lain-lain secara terpadu dan sinergis melalui komputer atau peralatan elektronik lain untuk mencapai tujuan tertentu (Surjono 2014: 2)

(36)

Menurut definisi para pakar, multimedia dapat diartikan sebagai

“combination of the following elements: text, color, graphics, animations,

audio and video”. Beberapa model multimedia dalam konteks

pembelajaran dapat berupa: media presentasi, pembelajaran menggunakan komputer (stand alone), televisi dan video, 3D dan animasi, e-learning dan Learning Management System (LMS), dan mobile learning (Darmawan 2014: 47).

Berdasarkan pendapat di atas maka, dapat disimpulkan bahwa multimedia merupakan perpaduan antara berbagai media (format file) yang berupa teks, grafik, audio, dan interaksi dan digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari pengirim ke penerima pesan/informasi.Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafik, gambar, foto, audio, dan animasi secara terintegrasi.

3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat strategis dalam pembelajaran. sering kali banyaknya siswa yang kurang memahami materi pelajaran yang disampikan guru kepada siswa dikarenakan kurang optimalnya pemberdayaann media pembelajaran dalam proses pembelajaran. Menurut (Rusman 2013:176) ada beberapa fungsi media pembelajaran dalam pembelajaran di antaranya :

(37)

a. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajara. Media pembelajaran merupakan alat bantu yang memeperjelas, mempermudah, mempercepat penyampaian pesan atau materi pelajaran kepada siswa, sehingga inti materi secara utuh dapat disampaikan kepada para siswa.

b. Sebagai komponen dari subsistem pembelajaran. pembelajaran merupakan suatu sistem yang mana di dalamnya memiliki sub – sub komponen diantaranya adalah komponen media pembelajaran. c. Sebagai pengarah dalam pembelajaran. Salah satu fungsi dari media

pembelajaran adalah sebagai pengarah pesan atau materi apa yang akan disampaikan, atau kompetensi apa yang akan dikembangkan untuk dimiliki siswa.

d. Sebagai permainan atau membangkitkan perhatian dan motivasi siswa. Media pembelajaran dapat membangkitkan perhatian dan motivasi dalam belajar, karena media pembelajaran dapat mengkomodasi semua kecakapan siswa dalam belajar.

e. Meningkatkan hasil proses pembelajaran. secara kualitas dan kuantitas media pembelajaran sangat memberikan konstribusi terhadap hasil maupun proses pembelaja

f. Mengurangi terjadinya verbalisme. Dalam pembelajaran sering terjadi siswa mengalami verbalisme karena yang dterangkan atau yang dijelaskan guru lebih bersifat abstark, tidak ada ilustrasi nyata,

(38)

sehingga siswa hanya bisa mengatakan tetapi tidak memahami bentuk, wujud atau objek.

Menurut Kemp dan Dayton dalam bukunya (Arsyad 2017: 25) bahwa penggunaan media pembelajaran sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung dapat menunujukkan dampak yang positif bagi pembelajaran yaitu sebagai berikut:

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan dan aplikasi lebih lanjut.

2. Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image, yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingin tahuan menyebabkan siswa berpikir yang menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.

(39)

3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik dan pengetahuan.

4. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat kerana kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinanya dapat diserap oleh siswa.

5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilaman integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikn dengan baik, spesifik, dan jelas.

6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.

7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

8. Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif: beban guru untuk menjleskan yang berulang-ulang mengenai isi elajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar.

Media dalam proses pembelajaran telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh pengajar, namun kerap kali terabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam proses

(40)

pembelajaran, pada umumnya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti waktu persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat biaya tidak tersedia atau alasan lain. Hal tersebut sebenarnya tidak perlu muncul apabila pengetahuan akan ragam media, karakteristik, serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para pengajar. Ciri-ciri suatu media pembelajaran tersebut amat penting bagi guru, karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam atau direkam dengan format media yang ada dapat digunakan setiap hari, untuk itu media pelajaran memiliki peranan yang sangat penting di dalam membantu guru untuk mentrasfer ilmu kepada peserta didik di dalam proses pembelajaran.(Arini, 2017:16).

Pemanfaatan media pembelajaran hendaknya guru memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media yaitu : a) Berbagai jenis dan karakteristik media pembelajaran, b) Nilai dan manfaatan media pembelajaran, c) Hubungan antara metode mengajar dan media, d) Memilih dan menggunakan media yang tepat, e) Melakukan inovasi terhadap media. Media pembelajaran yang menarik dapat membuat peserta didik mempunyai keinginan untuk belajar secara mandiri. Peserta didik akan lebih senang untuk belajar dengan media pembelajaran yang sesuai, karena materi pelajaran yang diterima mudah dimengerti dan peserta didik tidak akan merasa bosan selama pembelajaran.(Adhitama,H 2016:6).

(41)

Penggunaan media pembelajaran pada proses pembelajaran, diperlukan beberapa kriteria terutama tingkat kelayakan yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam memilih media pembelajaran sehingga tepat guna. Namun sebaliknya proses pemilihan media pembelajaran tidak sama dalam pemilihan buku dalam pembelajaran. pemilihan buku pegangan perlu memperhtikan kebutuhan dan kemampuan siswa yang diajarkan. Kriteria – kriteria menurut (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai 2010:4) antara lain:

a. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran, antara media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan – tujuan instruktional yang telah ditetapkan

b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep – konsep generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa. c. Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan

mudah diperoleh setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.

d. Keterampilan guru dalam menggunakannya e. Tersedia waktu untuk menggunakannya f. Sesuai dengan taraf berpikir siswa.

Beberapa penyebab orang memilih media antara lain adalah: a. bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media; b. merasa suda akrab dengan media tersebut; c. ingin memberi

(42)

gambaran atau penjelasan yang lebih kongkret; d. merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang biasa dilakukannya, misalnya untuk menarik minat atau gairah belajar siswa. Jadi dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak. Mc. Connel (1974) mengatakan bahwa bila media itu sesuai maka pakailah “if the medium fits, use it”, Sadiman et.al (2014:84).

4. Prinsip Media Pembelajaran

Proses pembelajaran ada hal pokok yangpenting diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar yaitu: bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Hal ini perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut kepentingan guru.

Dalam menentukan maupun memilih media pembelajaran, seorang guru harus mempertimbangkan beberapa prinsip sebagai acuan dalam mengoptimalkan pembelajaran. Prinsip – prinsip tersebut diantaranya:

a. Efektifitas

Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada ketepatgunaan (efektifitas) dalam pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran atau pembentukan kompetensi. Guru harus dapat berusaha

(43)

agar media pembelajaran yang diperlukan untuk membentuk kompetensi secara optimal dapat digunakan dalam pembelajaran.

b. Relevansi

Kesesuaian media pembelajaran yang digunakan dengan tujuan, karakteristik materi pelajaran, potensi dan perkembangan siswa serta dengan waktu yang tersedia.

c. Efisiensi

Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus benar-benar memperhatikan bahwa media tersebut murah atau hemat biaya tetapi dapat menyampaikan inti pesan yang dimaksud, persiapan dan penggunaannya relative memerlukan waktu yang singkat, kemudian hanya memerlukan sedikit tenaga.

d. Dapat digunakan

Media pembelajaran yang dipilih harus benar-benar dapat digunakan atau diterapkan dalam pembelajaran, sehingga dapat menambah pemahaman siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

e. Kontekstual

Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus mengedepankan aspek lingkungan sosial dan budaya siswa. Alangkah baiknya jika mempertimbangkan aspek pengembangan pada pembelajaran life skills.

Media pembelajaran adalah alat bantu mengajar dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru

(44)

(Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2013: 1). Media pembelajaran juga berfungsi sebagai pembawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksudmaksud pengajaran.Kenyataan yang terjadi di sekolah yaitu kurangnya penggunaan media yang memfasilitasi peserta didik untuk belajar mandiri. Belajar mandiri merupakan salah satu pembelajaran modern yang dikenal aspek pembelajaran yang dapat menyeimbangkan segi kognitif, afektif, dan

psikomotorik. (Adhitama, H 2016).

B. Pembelajaran Menggunakan Powerpoint a. Pengertian Pembelajaran Menggunakan Powerpoint

Microsoft powerpoint adalah suatu softwere yang akan membantu

dalam menyusun sebuah persentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Microsoft powerpoint akan membantu sebuah gagasan lebih baik menarik dan jelas tujuannya jika di persentasikan karena Microsoft

powerpoint akan membantu dalam pembuatan slide, outline persentasi ,

menampilkan slide yang dinamis, termasuk clip art yang menarik, yang mudah dilayar monitor komputer. (Arsyad, 2014:65)

Powerpoint salah satu software yang dirancang khusus untuk

mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage). Kelebihan Power point antara lain: dapat menyajikan teks, gambar, film, sound efek, lagu, grafik, dan animasi sehingga

(45)

menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat, mudah direvisi, mudah disimpan dan efisien, dapat dipakai berulang-ulang, dapat diperbanyak dalam waktu singkat dan tanpa biaya, dapat dikoneksikan dengan internet. (Nurseto.T 2011).

Program powerpoint salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, muda dalam pembuatan, muda dalam penggunaan dan relative murah karena tidak mebutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data. (Rusman,dkk. 2015:301). Programmer pembelajaran menggunakan komputer sangatlah menguntungkan hal ini dapat dilihat dari beberapa versi yaitu Power Point fasilitasnya dapat digunakan untuk memprogram model pembelajaran interaktif (Darmawan 2012:162).

Microsoft Powerpoint merupakan salah satu software yang

dirancang khusus untuk menampilkan program multimedia yang menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan. Berdasarkan hasil menyimpulkan bahwa pemanfaatan powerpoint dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika khususnya konsep abstrak sebaiknya memanfaatkan media komputer seperti Microsoft Powerpoint. (Marfuah, S.,2016).

Berdasarkan pengertian Microsoft power point yang telah dipaparkan oleh para ahli maka dapat disimpulkan bahwa Microsoft Office

(46)

menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan dan penggunaannya relatif murah.Microsoft Office Power Point memiliki kemampuan untuk menggabungkan berbagai unsur media, seperti pengolahan teks, warna, gambar, dan grafik, sertaanimasi.

b. Teknik Pengembangan Multimedia Powerpoint

Membuat program persentasi multimedia dengan powerpoint dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

Gambar:2.1 Prosedur pengembanga multimedia presentasi Powerpoint Berdasarkan gambar tersebut di atas: Prosedur pembuatan media

powerpoint menurut ( Rusman.dkk 2015: 303) adalah:

a. Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama

Penggumpulan elemen Mulitimedia :  Gambar  Grafik  Table  Video  Animasi  Rekaman sound Proses pembuatan di powerpoint Identifikasi program:  Identifikasi materi  Identifikasi sasaran  Identifikasi sumber Penyusunan materi presentasi Penggunaan atau Penayangan

1

3

4

2

(47)

latar belakang kemampuan, usia juga jenjang pendidikan. Perlu juga mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung seperti gambar, animasi, video.

b. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara. Pengumpulan bahan tersebut dapat dilakukan dengan cara mencari melalui internet

(browsing), menggunakan yang sudah ada di direktori Anda, jika

diperlukan memproduksi sendiri bahan-bahan yang diperlukan misalnya untuk kebutuhan video dengan shooting, rekaman audio dan untuk kebutuhan gambar melalui scanning image. Bersamaan dengan itu dilakukan juga penyusunan materi yang diambil dari bahan utama misalnya buku, modul, makalah lengkap. Materi untuk powerpoint sebaiknya dikemas menjadi uraian pendek, pokok-pokok bahasan atau pointer-pointer.

c. Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses pengerjaan di Powerpoint hingga selesai. Selanjutnya mengubah hasil akhir presentasi apakah dalam bentuk Slide Show. d. Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya

dilakukan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep, selanjutnya di revisi dan siap digunakan.

Prosedur pengembangan materi ajar menggunakan Microsoft

Office Powerpoint dilakukan melalui empat tahap yaitu identifikasi

(48)

microsoft office powerpoint dan penggunaan program tersebut yang

sebelumnya dilakukan oleh review program. Rusman.dkk (2015).

c. Desain yang efektif dengan powerpoint

Keberhasilan persentasi dipengaruhi oleh desain media persentasi yang ditampilkan, terkadang desain keliatannya rame belum tentu menarik minat peserta didik, membuat pesan menjadi jelas bahkan terkadang menjadi tidak karuan.Terkadang desain simple justru lebih komunikatif. Berikut beberapa tips desain yang dikemukakan oleh (Rusman, 2015:334).

 Salah satu karakteristik pokok dari program powerpoint ini adalah bersifat multimedia, maka saying apabila kita sebagai pembuat sekaligus sebagai penyaji tidak memanfaatkan potensi itu. Oleh sebab itu tampilkanlah unsur gambar, vodeo, animasi dan suara pada persentasi anda tidak hanya teks saja. Namun gunakan semua unsur tersebut secara proporsional tidak berlebih.

 Buatlah background atau template sendiri pada persentasi anda dengan menampilkan aksen objek sesuai dengan tema persentasi. Hal ini dimaksudkan untuk menambah daya tarik persentasi sekaligus memperjelas pesan pembelajaran. Membuat template ini gunakan warna-warna soft. Jika menggunakan objek gambar sebagai latar tidak ditampilkan utuh intensitas kekontrasannya tapi gunakanla maksimum 45% tingkat ke kontrasnya.

 Jika menggunakan latar dengan warna yang terang, maka gunakanlah teks dengan intensitas yang gelap. Sebalikanya jika template memiliki intensitas gelap, maka gunakanlah teks dengan warna dan intensitas yang lebih terang.

 Gunakanlah warna untuk memperindah tampilan sekaligus memberikan focus pada penyajiannamun gunakan maksimal tiga jenis warna dalam satu sajian slide. Jika terlalu banyak warna yang digunakan maka akan terkesan rame dan mengganggu sajian materi.

 Gunakanlah huruf-huruf yang memiliki karakter jelas dan tegas, hindari karakter atau jenis font dekoratif, jika pesannya banyak

(49)

dan dalam jarak yang agak jauh menjadi tidak terbaca. Jika anda ragu untuk menggunakan jenis font tertentu, gunakanlah font standard dengan ukuran keterbacaan minimal 16. Akan lebih baik menggunakan efek shadow untuk memberikan kesan tiga dimensi.

 Sajian informasi (pesan pembelajaran) yang disajikan dalam powerpoint bukan kata-kata bentuk uraian dengan kalimat panjang dan kalimat buku teks, namun gunakanlah kalimat yang singkat, padat, dan bersifat garis besar atau pokok pikiran utama. Penjelasan lebih rinci diuraikan langsung oleh penyaji atau melalui rekaman suara. Sajian materi bersifat pointer-pointer.

 Pesan akan lebih komunikatif apabila lebih banyak menyajikan gambar relevan dan grafik serta struktur materi yang dibuat menggunakan bagan dengan alur yang jelas, sehingga memudahkan untuk mencerna materi.

d. Kelebihan dan Kelemahan Media Pembelajaran Menggunakan Powerpoint.

Sesuai dengan yang dikatakan di atas media Power Point sebagai salah satu softwere program menggunakan multimedia yang ada di dalam komputer yang dimana komputer merupakan salah satu media pembelajaran menggunakan teknologi informasi dan komunukasi (TIK) yang akan mendukung keberhasilan dalam pembelajaran karena memiliki beberapa kelebihan menurut (Rusman. 2015).sebagai berikut :

1) Dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas, karena dapat menjelaskan konsep yang sulit atau rumit menjadi mudah atau lebih sederhana. 2) Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau objek yang abstrak (tidak nyata, tidak dapat dilihat langsung) menjadi kongkrit (nyata dapat dilihat).

(50)

3) Membantu pengajar menyajikan materi pembelajaran menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga peserta didikpun mudah dipahami, lama diingat dan mudah diungkapkan kembali.

4) Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktivitas dan kreativitas belajar peserta didik, serta dapat menghibur peserta didik.

5) Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan memberikan kesan yang mendalam dalam pikran peserta didik.

6) Materi pembelajaran yang sudah dipelajari dapat diulang kembali (playback).

7) Dapat membentuk persamaan pendapat dan presepsi yang benar terhadap suatu objek, karena disampaikan tidak hanya secara verbal namun dalam bentuk nyata menggunakan media pembelajaran.

8) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan tempat lingkungan belajaranya sehingga memberikan pengalaman nyata dan langsung.

9) Membentuk sikap peserta didik sesuai dengan karekteristiknya, kebutuhan, minat dan bakatnya baik belajar secara individual, klompok atau klasik.

(51)

Selain memiliki kelebihan media menggunakan powerpoint juga memiliki kelemahan sebagai berikut:

a. Menyita waktu dan tenaga sebagai bahan persiapan. b. Terlalu direpotkan oleh perangkat-perangkat komputer.

c. Jika layar yang digunakan terlalu kecil maka kemungkinan besar siswa yang duduk jauh dari Monitor kesulitan melihat sajian bahan ajar yang ditayangkan diperangkat tersebut.

d. Para peserta didik harus memilikicukup kemampuan untuk mengoperasikan program ini, agarjalannya presentasi tidak banyak hambatan.

C. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di SD a. Pengertian IPA

Pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau sering disebut Sains, berasal dari kata Natural Science. Natural artinya alamiah dan berhubungan dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan yaitu segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. (Samatowa 2006:3) dalam bukunya mengatakan bahwa hakekat sains adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam semesta. Jadi sains secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

IPA didefenisikan dengan berbagai versi, pada Permendikbud 58 tahun 2014 dinyatakan bahwa IPA dipandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam, melakukan penyelidikan, dan sebagai kumpulan

(52)

pengetahuan. Collete dan Chiappetta (1994) yang menyatakan bahwa IPA pada hakikatnya merupakan; kumpulan pengetahuan (a body of

knowledge), cara atau jalan berpikir (method of thinking), dan cara untuk

penyelidikan (metod of investigating). (Guru, B. 2015).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.Perkembangan tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.(Trianto 2012:136)

Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, serta lebih menghayati akan keagungan ciptaan Allah swt. Sebagaimana yang Allah SWT berfirman dalam Surat Ali Imran (3) ayat 191:

ِض

ْر

لْا َو ِتا

َ ْ

َوا َم َّسلا

ِق

ل

ْ

خ ي ِ

َ

ف

نو ُر

َ

ك

َّ

ف

َ

ت َي َو ْم ِهِبو

َ

ن ُج ٰ

ُ

لَ

َ

ع َو ا

َ

دو ُع

ً

ق َو ا ًما َي ِق

ُ

للَّا

َ َّ

نو ُر

َ

ك

ُ

ذ َي َني ِذ

ْ

لا

َّ

ا

ذ

َ

ه

َٰ

ت

َ

ق

ْ

ل

َ

خ ا َم ا

َ

ن َّب َر

َ

ِرا

نلا َبا

َّ

ذ

َ

ع ا

َ

ن ِق

َ

ف

َ

ك

َ

نا َح ْب ُس

َ

لً ِطا

ً

َب

Terjemahan: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Ayat di atas memberi isyarat bahwa dengan adanya perenungan dan penyadaran akan Sang Pencipta yang menjadi sebab makhluk untuk percaya akan peran superaktif dari Sang Khalik. Aktivitas tersebut

(53)

sebenarnya adalah aktivitas ilmiah karena menunjukkan adanya integrasi yang dapat menjadi landasan dalam pembelajaran. (Muspiroh, N. 2013).

Pelajaran IPA bukan sekedar hafalan atau rumusan angka-angka, namun lebih dari itu, untuk menanamkan kepada anak-anak didik bahwa belajar IPA merupakan bagian dari belajar Al-Quran atau bagian dari Tahfidz Al-Quran. Sebab, alam semesta yang menciptakan ya Allah. Maka, ilmu yang pas untuk menegetahui rahasia alam dan upaya mengeksplorasinya untuk kemaslahatan manusia dan lingkungannya, ya adanya di dalam Al-Quran yang diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta.

َرَمَقۡلٱ َو َس ۡمَّشلٱ َو َراَہَّنلٱ َو َلۡيَّلٱ َقَلَخ ىِذَّلٱ َوُه َو

ۖ

َنوُحَب ۡسَي ٍكَلَف ِف

لُك

Terjemahan: “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS Al-Anbiya [21]: 33).

IPA merupakan pemahaman tentang pentingnya mempelajari gejala-gejala alam yang di butuhkan untuk memecahkan masalah di lingkungan agar dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Pemahaman IPA dalam pembelajaran akan membantu siswa untuk mengembangkan sikap, penge tahuan, dan keterampilan sehingga dapat memahami gejala-gejala alam yang terjadi didalam kehidupan. (Khairani, S., Asrizal, A., & Amir, H. 2017).

Secara umum beberapa kutipan di atas memberikan pengertian (1) Sains adalah sejumlah proses kegiatan mengumpulkan informasi secara

(54)

sistematik tentang dunia sekitar, (2) Sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui proses kegiatan tertentu, (3) Sains dicirikan oleh nilai-

nilai dan sikap para ilmuwan menggunakan proses ilmiah dalam memperoleh pengetahuan. Jadi dapat disimpulkan Sains adalah proses kegiatan yang dilakukan para saintis dalam memperoleh pengetahuan dan sikap terhadap proses kegiatan tersebut.

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD.

Sains mengandung dua elemen utama, yaitu: proses dan produk

yang saling mengisi dalam derap kemajuan dan perkembangan sains. Sains sebagai suatu proses merupakan rangkaian kegiatan ilmiah atau hasil-hasil observasi terhadap fenomena alam untuk menghasilkan pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) yang lazim disebut produk sains. Produk-produk sains meliputi fakta, konsep, prinsip, generalisasi, teori dan hukum-hukum, serta model yang dapat dinyatakan dalam beberapa cara. (Fatonah & Prasetyo 2014:7).

Ada 3 kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu teori di dalam Sains yaitu (1) mampu menjelaskan fenomena yang terjadi melalui pengamatan (observasi), (2) mampu menjelaskan peristiwa yang akan terjadi (prediksi), (3) dapat diuji kebenarannya melalui percobaan-percobaan yang sejenis

(ekperimen). (Triyanto 2006:97).

Dari penjelasan tersebut, maka tujuan pembelajaran Sains di SD hendaknya mencakup hal-hal sebagai berikut:

(55)

1) Penguasaan produk ilmiah, mengacu pada seberapa besar murid mengalami perubahan dalam pengetahuan dan pemahamannya tentang Sains baik berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, maupun teori. Sains sebagai produk berisi prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori- teori, yang dapat menjelaskan dan memahami alam dan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya.

2) Penguasaan proses, mengacu pada sejauh mana murid mengalami perubahan dalam kemampuan proses keilmuan yang terdiri atas keterampilan proses sains dasar dan sains terintegrasi. Pengkajian sains sering disebut juga keterampilan proses sains (science process

skills) atau disingkat saja dengan proses sains adalah sejumlah

keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya (Khalik, 2009:7).

3) Penguasaan sikap ilmiah, merujuk kepada sejauh mana murid mengalami perubahan dalam sikap dan sistem nilai dalam proses keilmuan. Sikap sains atau sering disebut sikap ilmah atau sikap keilmuan.

D. Model Pengembangan

Model desain pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Model pengembangan pembelajaran yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini mengacu pada model

(56)

pengembangan pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick & Carey (1990) yang merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik.

Model ini terdiri atas sepuluh langkah, yaitu: 1) Mengidentifikasi tujuan pembelajaran, 2) Melakukan analisis pembelajaran, 3) mengidentifikasi perilaku awal karakteristik pebelajar, 4) menulis tujuan pembelajaran khusus, 5) mengembangkan butir-butir tes acuan patokan, 6) mengembangkan strategi pembelajaran, 7) mengembangkan dan memilih materi pebelajaran, 8) mendesain dan melakukan evaluasi formatif, 9) mendesain dan melakukan evaluasi sumatif dan 10) merevisi pembelajaran.

Langkah-langkah model pengembangan Dick & Carey dapat diliahat pada gambar: 2.2

Mengident ifikasi tujuan Melakuka n analisis pembelaj aran Mengiden tifikasi tingkah laku awal pebelajar Menulis tujuan pembela jaran khusus Merevisi pembelaj aran Menge mbangk an tes acuan patokan Menge mbangk an strategi pembel ajaran Mengem bangkan & memilih materi Pembelaj aran Mendes ain & melakuk an evaluasi formatif Mendesain & melakukan evaluasi sumatif

(57)

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa desain pembelajaran merupakan hal yang penting dalam mengembankan suatu model pembelajaran, agar tujuan dapat dicapai sesuai dengan desain pembelajaran yang telah dibuat.

Prosedur pengembangan adalah penjabaran dari model pengembangan, prosedur pengembangan media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Dick &Carey 1990, (Sukerni, P.2014) yang dimodifikasi menjadi lima tahap prosedur yaitu:

Gambar: 2.3 Model pengembangan Dick & Carey (Sukerni,P.2014).

E. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang tidak menarik membuat siswa merasa jenuh dan merasa kesulitan. Hal tersebut tentunya menjadi evaluasi bagi guru untuk memberikan bentuk pembelajaran yang berbeda dalam rangka memberikan motivasi dan minat belajar untuk siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Tahap analisis kebutuhan.

Tahap perencanaan pengembangan produk.

Tahap pengembangan produk.

Tahap evaluasi dan revisi produk.

(58)

(IPA). Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat penting, bagaimana mengidientifikasi masalah menjadi lebih spesifik dan menemukan solusi yang terbaik dalam penyelesaian masalah tersebut.

Pembelajaran Ilmu Pengetahun Alam (IPA) berbentuk Media Pembelajaranmenggunakan powerpoint diharapkan mampu menjadi refrensi bentuk pembelajaran yang baru sesuai dengan perkembangan dengan tetap mengedepankan pemahaman siswa akan materi yang menyenangkan, dinamis, dan interaktif.

Kerangka Konseptual pengembangan media pembelajarn Ilmu Pengetahun Alam (IPA) menggunakanpowerpoint dapat diuraikan secara sistematik pada bagan berikut:

KERANGKA PIKIR v

Gambar: 2.3 Kerangka Pikir.

Pengembangan media pembelajaran IPA berbasis powerpoint dengandengan model pengembangan Dick & Carey (Sukerni.P.2014) langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Tahap analisis kebutuhan.

2. Tahap perencanaan pengembangan produk.

3. Tahap pengembangan produk. 4. Tahap evaluasi dan revisi produk. 5. Produk akhir.

Kondisi saat Penelitian: - Murid cenderung pasif

dalam mengikuti pembelajaran. - Guru tidak

menggunakan media dalam pembelajaran.

Hasil pengembangan media pembelajaran berupa media pembelajaran IPA berbasis

(59)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah Research dan Development (R&D) dalam rangka mengembangkan dan menghasilkan sebuah media pembelajaran yang dapat diaplikasikan pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Menurut Nusa (2013: 67), secara sederhana R & D adalah metode penelitian yang secara, sistematis, sengaja yang bertujuan / diarahkan untuk menemukan, merumuskan, memperbaiki model, metode /strategi / cara, jasa, prosedur tertentu yang lebih unggul, valid, praktis, produktif, dan bermakna.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Gaddong I Kota Makassar yang berjumlah 34 Siswa dan 1 orang guru mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA).

C. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan pemahaman dan pengertian yang sama dari variabel-variabel dalam penelitian ini, maka diberikan definisi operasional sebagai berikut:

Gambar

Tabel 3.1 Model kesepakatan antar dua pakar  Validator I Relevansi Lemah  (1 – 2)  Relevansi Kuat  (3 – 4)  Validator II  Relevansi Lemah (1 – 2)  0  0  Relevansi Kuat (3 – 4)  1  10  (Ruslan, 2009)
Tabel 3.2 Kategori Validitas
Tabel 3.4 Kriteria Interpretasi Skor
Gambar 4.2 Bagian awal media PPT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak biji cerakin disemprotkan pada hama ulat daun bawang yang tersedia dalam tiap wadah (10 ekor tiap wadah) untuk masing-masing konsentrasi dan dilakukan 3 kali

Tetapi, bila kedalamnya dilarutkan zat terlarut yang sukar menguap, maka pada suhu 0°C ternyata belum membeku dan tekanan uap permukaannya lebih kecil dari 1 atm.. Supaya

dalam hal permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam huruf a disetujui, Kepala Satker atau Kepala Subsatker mengeluarkan surat izin untuk melaksanakan Peribadatan

– Rights of coastal State exclusive – If coastal State does not wish to exploit the resources of the continental shelf, no other State may do so without express consent of

Hasil penelitian pada organ limpa yang telah diberi jintan hitam menunjukkan hasil uji statistik perhitungan rataan jumlah dan luasan pulpa putih dari masing-masing

12. Pemahaman keagamaan berarti memiliki pengetahuan tentang aqidah, syari’ah, dan akhlak, jawaban responden terhadap pertanyaan no. 12 positif karena jawaban sangat setuju

Ciri-ciri dan penerapan orang yang sehat mental, ciri-ciri: Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri ( self image ), Keterpaduan antara Integrasi diri,

Dilihat dari pemaparan informasi kendala yang dihadapi Yatim Mandiri Tulungagung cenderung terjadi kendala yang ada diluar lembaga diantaranya yaitu tidak ada kerjasama