KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF
ZAKIAH DARADJAT
SKRIPSI
Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd)
Oleh :
NUR HENI
NIM : 111-13-010
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
vi
MOTTO
َِّللّٱ ِرْكِذِب مُهُبوُلُق ُّنِئَمْطَتَو ۟اوُنَماَء َنيِذَّلٱ
ٱ ُّنِئَمْطَت ِ َّللّٱ ِرْكِذِب َلَاَأَ
ُبوُلُقْل
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tenteram.
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa, penulisan
skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orangtua saya, Bapak Ngatimin dan Ibu Suyatmi, yang telah mendidik
serta membesarkan penulis dan selalu memberikan doa tanpa henti untuk
menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari .
2. Saudara – Saudaraku tercinta, Mas Heri Kiswanto, Mbk Ani Hapsari, Dek Adji Laksono, yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi sehingga
skripsi ini bisa selesai tepat waktu.
3. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag yang selalu membimbing dan memotivasi penulis.
4. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu saling memberikan dukungan
semangat dan doa: Mbk Siti Yulianah, Khoirotuz Zainiyah, Istifarini R,
keluarga Sian’s Hostel ( Mbk Kunni, Reni, Hani, Rani, Anggun, Helmi,
Rumi, Dek Mela) Teman – teman PPL( Najmi, Bella, Islamiyah, Rini, Khoir,
Ana, Nurul, Novita) Teman – teman KKN Posko 76 ( Sabar, Jhudin, Zahid,
Teti, Khumay, Eka, Demi, Alfrida) dan Keluarga besar PAI Angkatan 2013.
5. Dan semua pihak yang membantu dalam terselesaikannya skripsi ini serta
viii
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis bisa menjalani
kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat dan salam semoga tercurahkan
kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi hasil analisis ini yang berjudul
“Kesehatan Mental Perspektif Zakiah Daradjat” sesuai dengan rencana.
Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini, kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
IAIN Salatiga.
4. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
Atas jasa mereka penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka
mendapatkan balasan yang lebih serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia dan
ix
Semoga skripsi ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita
semua dan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada para pembaca khususnya
para mahasiswa-mahasiswi IAIN Salatiga. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Wassalammu’alaikum wr.wb.
Salatiga, 29 Agustus 2017
Penulis
Nur Heni
x
ABSTRAK
Heni, Nur. 2017. Kesehatan Mental Perspektif Zakiah Daradjat. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Djami’atul
Islamiyah M. Ag.
Kata Kunci : Kesehatan Mental, Agama dan Pendidikan
Zakiah Daradjat adalah sosok ilmuwan perempuan yang multidimensi. Ia tidak hanya dikenal sebagai psikolog agama, tetapi ia juga muballigh dan pendidik sekaligus. Salah satu tulisanya adalah tentang konsep kesehatan mental yang kemudian menjadi judul dalam penelitian ini. Oleh karena itu penelitian ini adalah jenis penelitian bibliografi, karena penelitian ini dilakukan untuk mencari, menganalisa, membuat, intepretasi, serta generalisasi dari fakta-fakta hasil pemikiran ide-ide yang telah ditulis oleh pemikir dan ahli, Teknik Analisis data meliputi Content Analisis dan Analisis Historis.
Kesehatan mental menurut Zakiah Daradjat yaitu terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ciri-ciri dan penerapan orang yang sehat mental, ciri-ciri: Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri (self image), Keterpaduan antara Integrasi diri, Perwujudan diri (aktualisasi diri), Mau menerima orang lain, mampu melakukan aktifitas sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal, Berminat dalam tugas dan pekerjaan, Agama, cita-cita, dan falsafah hidup, Pengawasan diri, dan Rasa benar dan tanggung jawab. Penerapanya:Problem focus coping: Instrumental action, Cautiousness, Negotiatio, Seeking for instrumental social support, Emotion Focused Coping : Escapism, Minimalization, Seeking meaning, Seeking for social emoptional support, Turning to religion. Sementara itu hal-hal yang menyebabkan gangguan mental Zakiah Daradjat menyebutkan: Rasa cemas (gelisah), iri hati, rasa sedih, rasa rendah diri dan hilangnya rasa kepercayaan kepada diri dan pemarah. Terkait dengan peran agama dalam pembinaan kesehatan mental menurut Zakiah Daradjat agama berfungsi sebagai therapi bagi jiwa yang gelisah dan terganggu, berperan sebagai alat pencegah
(preventif) terhadap kemungkinan gangguan kejiwaan dan merupakan faktor
pembinaan (konstruktif) bagi kesehatan mental pada umumnya. Dua Aspek
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Kegunaan Penelitian... 6
xii
F. Metode Penelitian... 10
G. Penegasan Istilah ... 13
H. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II BIOGRAFI ZAKIAH DARADJAT ... 16
A. Riwayat Hidup ... 16
B. Karya-karyanya ... 19
C. Kiprahnya dalam bidang Psikologi ... 24
BAB III KONSEP KESEHATAN MENTAL MENURUT ZAKIAH DARADJAT ... 28
A. Pengertian Kesehatan Mental ... 29
B. Ciri-ciri dan penerapan orang yang memiliki Kesehatan Mental ... 33
C. Hal-hal yang menyebabkan gangguan Kesehatan Mental ... 36
D. Peranan Agama dalam Pembinaan Kesehatan Mental ... 40
E. Pengaruh Pendidikan terhadap Kesehatan Mental ... 44
1. Pendidikan dalam Keluarga ... 44
2. Pendidikan Sekolah ... 47
F. Peranan Psikoterapi dalam Pembinaan Mentral ... 53
BAB IV ANALISIS TERHADAP KONSEP KESEHATAN MENTAL MENURUT ZAKIAH DARDAJAT ... 57
xiii
1. Secara Teoritik ... 57
2. Secara Praktik... 65
B. Relevansi Pemikiran Zakiah Daradjat pada Masa Sekarang... 69
1. Pengaruh Budaya terhadap konsep Kesehatan ... 69
2. Masyarakat Modern, Akhlak Tasawuf dan Konsep Kesehatan Mental Zakiah Daradjat... 71
C. Implikasi ... 78
BAB V PENUTUP ... 82
A. Kesimpulan ... 82
B. Saran-saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kesehatan Mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala
gangguan jiwa dan dari gejala-gejala penyakit jiwa. Seseorang dikatakan
bermental sehat bila terhindar dari gangguan atau penyakit jiwa, yaitu adanya
perasaan cemas tanpa diketahui sebabnya, malas, hilangnya kegairahan
bekerja pada diri seseorang dan bila gejala ini meningkat akan menyebabkan
penyakit. Bahkan yang tampak mewarnai zaman modern ini adalah
kecemasan, kegelisahan dan kehilangan ketentraman batin, yang
menimbulkan bermacam-macam problema dan kontrakdisi-kontrakdisi.
Diantaranya terjadilah kemerosotan moral, kenakalan anak dan remaja,
kehilangan semangat kerja, kemunduran kemampuan berfikir dan konsentrasi
serta timbulnya berbagai penyakit yang tidak dapat disembuhakan dengan
obat-obatan. Dan tidak jarang pula terjadi konflik, perselisihan, permusuhan
dan pertengkaran.
Keadaan-keadaan yang seperti itu telah mendorong para ahli untuk
meneliti manusia itu sendiri, mencari sebab-sebab dan faktor-faktor yang
menjadi pengerak dari segala sikap tindakan dan cara berfikirnya. Maka
timbullah suatu cabang baru dalam ilmu Psikologi, yaitu Mental-Hyigiene.
Dengan ilmu baru itu dapatlah dimengerti tingkah laku seseorang, dan dapat
dipelajari mekanisme Mental, yang menimbulkan segala problema dan
2
Dengan ilmu Kesehatan Mental itu dapat diadakan diagnose terhadap
penyakit atau gangguan-gangguan Mental yang menimbulkan berbagai
problema dan kontadiksi-kontradiksi hidup, selanjutnya dapat pula dilakukan
perawatan atau therapynya bahkan mungkin pula diadakan pencegahan atau
preventif terhadap gangguan dan penyakit-penyakit jiwa itu (Musthafa
Fahmi, 1997: 74).
Menurut Zakiah Daradjat (1982: 100) dengan perkembangan ilmu
Kesehatan Mental itu, dapatilah diusahakan mengurangi penderitaan
penderitaan umat manusia. Namun sebegitu jauh usaha Kesehatan Mental
dengan Psycho Therapynya belum dapat membendung kemerosotan moral
dan penderitaan jiwa secara menyeluruh. Karena terapi, secara masal sukar
dilaksanakan, yang pada umumnya dilaksanakan secara individual. Jika kita
ingin mencari ayat-ayat yang berbicara tentang ilmu Jiwa dengan segala
cabang-cabangnya, akan kita dapatilah beratus-ratus ayat. Misalnya salah
satu hal baru yang sedang hangat digunakan orang dalam masyarakat kita
ialah Psycho-tes. Di mana-mana kita menggunakan Psycho-tes, masuk
sekolah, bekerja, terutama dalam perawatan Jiwa (Psycho-therapy). Bahkan
dengan satu ayat saja telah dapat dicakup pokok-pokok yang terkandung
dalam pertanyaan-pertanyaan atau gambaran-gambaran yang banyak itu,
salah satunya ayat 155 Surat Al-Baqarah yang berbunyi :
َْلْا َو ِلاَوْمَ ْلْا َنِم ٍصْقَنَو ِعوُجْلاَو ِفْوَخْلا َنِم ٍءْيَشِب ْمُكَّنَوُلْبَنَلَو
ِرِ شَبَو ۗ ِتاَرَمَّثلاَو ِسُفْن
3
“Dan sungguh akan Kami uji kami dengan sedikit kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah – buhan. Dan beri kabar gembiralah orang – orang
yang sabar.”
Berbicara tentang gangguan dan penyakit jiwa, kitapun akan
menemukan berbilang ayat tentang itu, tentang kecemasan (anxiety),
keabnormalan kelakuan (behavior disorders) yang antara lain telah mulai
berkembang pula dinegara kita adalah penyakit homo-sek dan lesbian, Al-
Qur’an telah menceritakan bagaimana umat Nabi Luth dahulu yang ingkar dan melakukan keabnormalan-keabnormalan seksual itu, yang akhirnya
dihukum Tuhan dengan menghancurkan mereka dengan hujan batu seperti
tersebut dalam Q.S A’raaf ayat 80 dan 81.
ِب ْمُكَقَبَس اَم َةَش ِحاَفْلا َنوُتْأَتَأَ ِهِم ْوَقِل َلاَق ْذِإ اًطوُلَو
َنيِمَلاَعْلا َنِم ٍدَحَأَ ْنِم اَه
ْنَأَ ْلَب ِءاَسِ نلا ِنوُد ْنِم ًةَوْهَش َلاَج ِ رلا َنوُتْأَتَل ْمُكَّنِإ
َنوُف ِرْسُم ٌم ْوَق ْمُت
“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka, "Mengapa kalian mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian?" Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, bahkan kalian ini adalah kaum yang melampaui batas."
Dalam perawatan jiwa dirasakan bahwa menolong orang-orang yang
telah tengelam dalam kebiasaan-kebiasaan homo seks itu sangat sukar,
bahkan banyak yang berakhir dengan putus asa atau bunuh diri. Itulah
barangkali hikmahnya maka umat Nabi Luth dahulu dihancurkan Tuhan
dengan hujan batu, karena penyakit itu telah meluas dalam masyarakat, serta
4
menyembuhkannya. Jika ahli Jiwa secara umum berkesimpulan,
bahwa di antara penyebab gangguan dan penyakit jiwa adalah kehilangan
ketentraman batin, maka Al Qur’an menyuruh orang menentramkan batinnya
dengan mengingat Allah.
Kehilangan ketentraman batin itu, ada yang disebabkan oleh ketidak-
mampuan menyesuaikan diri, kegagalan, tekanan perasaan baik yang terjadi
di rumah tangga, di kantor ataupun dalam masyarakat. Memang, dalam
perawatan jiwa semua faktor-faktor yang bertanggung jawab atas terjadinya
gangguan – gangguan kejiwaan itu diteliti, supaya dapat dicarikan cara penyembuhanya yang tepat, kalau perlu faktor-faktor penyebab itu diganti,
dirubah atau dihilangkan. Tapi yang sangat penting adalah mengubah dan
membina kembali. Mental yang telah rusak atau terganggu itu, agar dapat
melihat persoalan, yang mengecewakan dia atau mencemaskan itu dengan
cara baru. Dalam Al Quran banyak pula ayat yang berhubungan dengan itu,
misalnya Q.S An Nisa ayat 19.
ِثَك اًْيَْخ ِهيِف ُهللَّا َلَعَْيََو اًئْ يَش اوُهَرْكَت ْنَأ ىَسَعَ ف
اًيْ
“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal banyak kebaikan yang
dijadikan Allah didalmnya.”
5
Di antara penyebab gangguan kejiwaan yang terpenting adalah rasa
dosa. Maka dalam Al Quran banyak sekali, ayat yang menyuruh orang
menghindari hal-hal dan tindakan-tindakan yang menimbulkan penyesalan
dan rasa dosa, namun jika terlanjur bersalah, Tuhan menyuruh kita
melepaskan diri dari rasa salah itu dengan minta ampun dan bertaubat
kepadaNya, dan jika bersalah kepada manusia minta maaflah dan sukalah
memaafkan. Karena merasa di ampuni oleh Tuhan dan di maafkan oleh
manusia akan melegakan batin. Dan Tuhan juga menyuruh orang suka
memaafkan kesalahan orang lain, karena tidak mau memaafkan berarti
mendendam, sedangkan dendam adalah beban batin yang dapat menimbulkan
gangguan kejiwaan (Zakiah Daradjat, 2015: 6).
Jika Tuhan dengan tegas melarang berdusta, mencuri, berlangkah
serong, menganiaya orang dan sebagainya bukanlah untuk mempersempit
langkah, memberatkan hidup seperti disangka oleh orang yang tidak mengerti
adalah untuk menjamin ketentraman batin, menghindarkan kegelisahan dan
rasa dosa. Maka dalam Al Qur’an terdapat banyak sekali ayat-ayat yang dipatuhi demi untuk menghindarkan kegelisahan dan ketegangan batin itu
dan banyak pula ayat-ayat yang memberikan petunjuk bagaimana caranya
mencapai ketentraman batin dan rasa lega. Dalam soal penyesuain diri, baik
terhadap diri sendiri, maupun terhadap orang lain dan suasana, banyak
6
mencari hikmah larangan-larangan dan suruhan-suruhan Allah, akan
terasalah bahwa semuanya bertujuan untuk membina mental yang sehat.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti
pemikiran Zakiyah Daradjat tentang Pendidikan Agama Dalam Kesehatan
Mental, khususnya Kesehatan Mental. Oleh karena itu skripsi ini saya beri
judul
Kesehatan Mental Perspektif Zakiah Daradjat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep tentang kesehatan mental perspektif Zakiah Daradjat?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui konsep tentang kesehatan mental perspektif Zakiah
Daradjat.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah :
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan
di bidang pendidikan Islam. Bagi kalangan akademik yang ingin
meneliti masalah pendidikan dalam Islam, penelitian ini dapat
7
2. Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi
para pendidik atau lembaga pendidikan Islam serta pihak lain
yang berkepentingan untuk menambah khazanah pengetahuan
tentang pendidikan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
serta wawasan kepada kaum muslimin, para pendidik atau
lembaga pendidikan islam tentang perlunya pendidikan
kesehatan mental bagi peserta didik ketika melakukan
pembelajran sehingga pendidik dapat melakukan pembelajaran
dengan baik dan dapat membimbing peserta didik dengan
akhlaq yang baik, dengan harapan pendidikan yang
dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam.
c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam bidang pendidikan Islam.
E. Kajian Pustaka
Zakiah Daradjat adalah tokoh psikolog Islam. Sebagai seorang
intelektual yang agamis beliau mempunyai komitmen serta pengetahuan
keislaman yang memadai. Hal ini nampak dalam pandangan-pandangannya
dalam berbagai jabatan yang pernah diembanya, yang selalu mengeluarkan
8
Pemikiran Zakiah Daradjat sesungguhnya telah banyak ditulis orang
baik dalam bentuk skripsi maupun tesis. Hal itu dapat dilihat dalam paparan
(diantaranya) berikut ini :
Dari Dwi Anita Alfiani yang menulis tentang “Keberagamaan Dalam Kesehatan Mental Sebagi Psikoterapi” (studi analisis pemikiran prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat), Tesis Tahun 2011 IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Hasil
penelitian ini menyimpulkan agama merupakan faktor penting dalam
memelihara dan memperbaiki kesehatan mental. Agama memberikan suasana
psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan
lainnya, dan memberikan suasana damai dan tenang. Agama merupakan
sumber nilai kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan
tuntunan bagi arti,tujuan dan kesetabilan hidup umat manusia. Kehidupan
yang efektif menuntut adanya tuntunan hidup yang mutlak. Sholat dan do’a
merupakan medium dalam agama untuk menuju kearah kehidupan yang
berarti.
”Perawatan Kesehatan Jiwa Menurut Zakiah Daradjat Dan Dadang
Hawari” oleh Maslihun, Skripsi Tahun 2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian menyimpulkan menurut Zakiah Daradjat perawatan
dan ganguan jiwa adalah dengan memaksimalkan terapi psikologis melalui
aspek kognitif, afektif dan konasi. Sementara Dadang Hawari memberikan
empat langkah penangulangan gangguan jiwa yaitu terapi psiko farmaka
dengan memberikan obat-obatan secara medis, terapi sosial (psikoterapi)
9
perilaku dan keluarga. Terapi sosial (psiko terapi) dengan menggunakan
SWOT(Strengh, Weakness Opportunity dan Threat). Terapi psikoreligius
dengan tujuan memperkuat iman pasien yang dapat berupa kegiatan ritual
keagamaan dengan memperdalam rukun iman.
Ilham dari UIN Sunan Kalijaga menulis “Pembinaan Mental Peserta
Didik Melalui Pendidikan Agama Islam” (studi pemikiran Zakiah Daradjat),
Skripsi Tahun 2014. Penelitian ini menyimpulkan pembinaan mental peserta
didik melalui pendidikan Agama Islam sangat tepat karena pembinaan mental
membutuhkan pembinaan moral dan juga pembinaan jiwa taqwa. Pendidikan
Agama Islam banyak membekali siswa dengan pembinaan moral dan
pembinaan jiwa taqwa.
Penelitian Haryanto “Studi Pemikiran Zakiah Daradjat Tentang
Menumbuhkan Minat Anak Terhadap Pendidikan Agama” Skripsi Tahun 2015 dari UIN Walisongo Semarang. Haryanto menyimpulkan dalam
menumbuhkan minat agama pada anak dapat dilakukan dengan: Memberikan
bimbingan keagamaan secara kontinyu, sehingga nantinya anak dapat
terbiasa karena terpengaruh dengan hal-hal yang positif. Memberikan
pengalaman-pengalaman yang baik, nilai-nilai moral yang tinggi, serta
kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama.
Sementara itu Khairilah dari IAIN Antasari Banjarmasin menulis
tentang “Pendidikan Karakter Dan Kecerdasan Emosi” (perspektif pemikiran
Zakiah Daradjat). Tesis Tahun 2014, hasil studi ini menyimpulkan
10
manusia yang sebenarnya adalah karakter yang baik bila dipupuk dengan
baik bisa berkembang dengan baik pula yaitu untuk membentuk karakter
idealnya tersinergi antara unsur figur, kultur dan tekstur dan saling
mendukung dan melengkapi, karakter yang baik akan menghasilkan
kesehatan mental yang baik yang implikasinya akan melesatkan kecerdasan
emosi mampu mengambil langkah langkah konstruktif, instrospektif,
preventif, kuratif dan adaptif.
Berdasarkan uraian tersebut maka sejauh penelusuran penulis,
penelitian tentang konsep kesehatan mental Zakiah Daradjat belum dilakukan
orang.
F. Metode Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian bibliografi, karena
penelitian ini dilakukan untuk mencari, menganalisa,
membuat intepretasi, serta generalisasi dari fakta-fakta hasil
pemikiran, ide-ide yang telah ditulis oleh pemikir dan ahli
(Moh. Nazir, 1988: 62). Dalam hal ini adalah kesehatan
mental perspektif Zakiyah Daradjat. Apabila di lihat dari
tempat dimana penelitian ini di lakukan, maka penelitian ini
termasuk jenis penelitian kepustakaan (
Library research),
lituratur-11
literatur baik berupa buku, jurnal, makalah, maupun tulisan-tulisan
lainnya.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagaianya
(Suharsimin Arikunto, 2006: 231). Namu dalam penelitian ini
dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal yang berupa buku
saja, yaitu buku Zakiah Daradjat dan buku lain yang berhubungan
dengan subyek penelitian.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penulisan ini dari sumber data primer dan skunder.
a. Data primer
Berupa buku-buku karya Zakiyah Daradjat yang menyangkut tentang
kesehatan mental. Dan buku lain yang berhubungan. contoh :
Musthafa Fahmi (kesehatan jiwa dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat), Jallaludin (Psikologi Agama), Yusinus Semiun
(Kesehatan Mental) dan lain sebagainya.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penulisan skripsi ini adalah:
12
Analisis isi (Content Analysis) adalah teknik penelitian untuk
membuat inferensi – inferensi yang dapat ditiru (repicable), dan shahih data dengan memperhatikan konteknya.
Dengan metode analisis ini, penulis akan mengkaji dan menafsirkan
pokok – pokok pikiran yang terdapat dalam buku, teks atau naskah yang berhubungan dengan kesehatan mental menurut pemikiran
Zakiyah Daradjat. Satuan makna dan kategori dianalisis, dicari
hubungan satu dan lainnya untuk menemukan makna, arti, tujuan dan
isi dari kata yang secara eksplisit maupun implisit berhubungan
dengan kesehatan mental menurut pemikiran Zakiyah Daradjat. Hasil
analisis ini kemudian dideskripsikan dalam bentuk laporan penelitian
sebagaimana pada umumnya.
b. Analisis Historis
Yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui perkembangan
pemikiran tokoh dan pengaruh didalamanya maupun dalam kehidupan
(Winarno, 1989: 132).
c. Interprestasi
Isi buku diselami untuk dapat setepat mungkin menangkap arti dari
nuansa uraian yang disajikan (Soemargono, 1983: 21)
Karena dalam penelitian ini objeknya pemikiran Zakiyah Daradjat
tentang kesehatan mental maka penulis akan menyelami dan
13
pemikiran Zakiyah Daradjat dalam buku yang menjadi rujukan,
disamping itu penulis memilih sumber-sumber lain yang penulis
anggap representatif terhadap penelitian ini.
G. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan. Maka penulis akan
mencoba memberikan sebuah penegasan istilah yang digunakan dalam
penelitian ini. Beberapa istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut:
1. Kesehatan Mental adalah suatu kondisi batin yang senantiasa berada
dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan
ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri
secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan) (Jalaluddin,
2001: 143).
2. Prof.Dr.Hj. Zakiah Daradjat (lahir di Jorong Koto Marapak, Nagari
Lambah, Ampek Angkek, Agam, Sumatera Barat, 6 November 1929,
meninggal di Jakarta, 15 Januari 2013 pada umur 83 tahun) adalah pakar
psikologi Islam. Berkarier di Departeman Agama Indonesia selama 30
tahun sejak 1964, ia menghabiskan sisa umurnya sebagai pendidik dan
guru besar ilmu psikologi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan doktor di Mesir
pada 1964, Zakiah membagi waktu bekerja dan membuka praktik
konsultasi psikologi. Ia pernah dipercaya sebagai Direktur Pendidikan
Agama dan Direktur Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam,
14
pendidikan Islam. Ia duduk di Dewan Pertimbangan Agung periode
1983–1988, satu-satunya perempuan dalam keanggotaan DPA. Pada saat
yang sama, ia adalah anggota Dewan Riset Nasional dan mengurusi
bidang masalah keluarga dan anak pada Majelis Ulama Indonesia (MUI)
dibawahkepimpinanHasanBasr
(http://bimasislam.kemenang.go.id/informasi/artikel/624-menggenang-
prof-drzakiah-daradjad-tokoh-kementrian-agama-di-indonesia-html)diakses tanggal 10 april 2017, 22:22).
H. Sistematika Penulisan
Sistematika di sini yang penulis maksud adalah sistematika penyusunan karya
ilmiah dari bab ke bab. Sehingga karya ilmiah ini menjadi satu kesatuan yang
utuh dan tidak dapat di pisah-pisahkan. Hal ini bertujuan agar tidak ada
pemahaman yang menyimpang dari maksud penulis terhadap skripsi ini.
Adapun sistematika penulisan karya ilmiah ini sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan berisi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian,
Penegasan Istilah dan Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II, Biografi Zakiah Daradjat, berisi: Riwayat Hidup,
Karya-karyanya, Kiprahnya dalam bidang Psikologi.
Bab III, Deskripsi pemikiran Konsep Kesehatan Mental menurut Zakiah
Daradjat: Pengertian tentang Kesehatan Mental. Ciri-ciri dan penerapan
orang yang memiliki Kesehatan Mental. Hal-hal yang menyebabkan
15
Mental. Pengaruh Pendidikan terhadap Kesehatan Mental. Peranan
Psikoterapi dalam Pembinaan Mental.
Bab IV, Analisis Terhadap Konsep Kesehatan Mental menurut Zakiah
Daradjat: Signifikansi Pemikiran. Relevansi. Implikasi.
Bab V, Penutup berisi Kesimpulan dan Saran – saran.
16
BAB II
BIOGRAFI ZAKIAH DARADJAT A. Riwayat Hidup
Prof. Dr. Zakiah Daradjat dilahirkan pada 6 November 1926 di
tanah Minang, tepatnya di kampung tanah Marapak, kecamatan Ampek
Angkek, bukit tinggi. Ayahnya Haji Daradjat Ibnu Husain yang bergelar
Raja Ameh (Raja Emas) dan ibunya Hj. Rofi’ah binti Abdul Karim. Prof.
Dr. Zakiah Daradjat dilahirkan sebagai anak pertama dari sebelas
bersaudara. Dan satu hal yang sudah dipastikan bahwa beliau mendapat
bekal pendidikan awal (keluarga) secara memuaskan, baik di bidang
umum, terlebih lagi di bidang agama, sehingga mengatarkan beliau pada
kesuksesan seperti sekarang ini. Disamping dikenal sebagai konselor,
psikolog maupun psikoterapis, khususnya dunia terapi yang dijiwai
nilai-nilai Islam yang berpijak pada Al-Qur’an (Arif Subhan, 1999: 4).
Pendidikan Prof. Dr. Zakiah Daradjat diawali periode 1944 dengan
menamatkan pendidikan Standar School (SD) Muhammadiyah yang
masuk pagi, sementara sorenya mengikuti sekolah Diniyah (SD khusus
agama), setelah menamatkan, beliau melanjutkan pendidikan pada Kuliah
Muballinghoh di padang panjang, lalu setelah itu melanjutkan ke tingkat
SMP dan lulus pada tahun 1947. Dan pada tahun 1951 beliau dari SMA di
17
Pada tahun 1951, Prof. Dr. Zakiah Daradjat melanjutkan
pendidikannya ke Fakultas Tarbiyah di PTAIN Yogyakarta dan
menyelesaikan lima tahun dengan gelar Doktoral Satu (BA) pada tahun
1956. Setelah Prof. Dr. Zakiah Daradjat mencapai tingkat Doktoral Satu
(BA), Beliau mendapatkan beasiswa dari Depag untuk melanjutkan studi
di Ein Shame University Cairo Mesir. Dan kesempatan ini tidak beliau
sia-siakan, terbukti dua tahun kemudian yaitu pada tahun 1958 berhasil
menyelesaikan program Ein Shame University. Dan berhasil meraih gelar
MA dengan Thesis tentang Problem Remaja dengan Spesialisasi Mental
Hygine dari Universitas ‘Ains Shams. Selama menempuh S2 inilah beliau
mulai mengenal klinik kejiwaan. Beliau bahkan sudah sering berlatih
praktik konsultasi psikologi di klinik Universitas.
Dalam kalangan pemikir Islam Indonesia, beliau termasuk salah
seorang generasi pertama Indonesia “dari kalangan santri” yang berhasil
meraih gelar sarjana di luar negeri dalam bidang psikologi. Di antara
jabatan penting yang pernah dijabatnya yaitu :
- Direktur Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam tahun 1972
– 1984.
- Anggota Dewan Pertimbangan Agung tahun 1983 – 1988.
- Direktur Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijogo Yogyakarta sejak
18
Sebagai seorang intelektual yang agamis beliau mempunyai
komitmen serta pengetahuan keislaman yang memadai. Hal ini Nampak
dalam pandangan-pandangannya dalam berbagai jabatan yang pernah
diembanya, yang selalu mengeluarkan ide-ide yang bersifat religious.
Adapun aktifitasnya beliau dalam kegiatan ilmiah lebih dari 140 kali yang
berskala nasional 22 kali yang berskala internasional mengenai aktifitas
dalam bidang kemasyarakatan diantaranya yaitu :
a. Salah seorang pendiri dan ketua lembaga pendidikan
kesejahteraan jiwa di Universitas Islam Jakarta tahun
1969-1989.
b. Pendiri dan Ketua Yayasan Islam “Ruhama” di Jakarta tahun 1983.
c. Salah seorang pendiri dan ketua yayasan kesejahteraan
mental Binah Amalah di Jakarta tahun 1990.
Beberapa aktifitas lainnya adalah berupa pengisian acara kuliah
subuh di RRI (1960), pengisian mimbar agama Islam (1969). Dan
keagamaan di beberapa radio swasta, yaitu radio El-sinta Jakarta, radio PBB
serang, radio Famor Bandung dan Radio Merkurius Padang. Beliau
meninggal dunia pada hari Selasa 15 Januari 2013, pukul 09.00 WIB dalam
perawatan di Rumah Sakit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam usia 83
19
Ketua Yayasan Pendidikan Islam “RUHAMA” itu dimakamkan di
kompleks pemakaman UIN di Ciputat.
B.Karya-karyanya
Sebagai salah seorang intelektual beliau banyak mengadakan
penelitian tentang kesehatan mental dan pembinaan pendidikan agama di
Indonesia (Musthafa Fahmi, 1997 : 1).
Adapun Karangan-karangan dan terjemahan-terjemahan beliau yang
sudah diterbitkan oleh Penerbit N.V “Bulan Bintang” adalah :
a. Ilmu Jiwa Agama
b. Ketenangan Dan Kebahagiaan Dalam Keluarga
c. Menghadapi Masa Menopause (Mendekati Usia Tua)
d. Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia
e. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental
f. Pembinaan Jiwa / Mental
g. Perawatan Jiwa Untuk Anak-Anak
h. Problema Remaja di Indonesia
i. Pembinaan Remaja
j. Pendidikan Orang Dewasa
k. Perkawinan Yang Bertanggung Jawab
l. Membangun Manusia Indonesia Yang Bertakwa
m. Pokok – Pokok Kesehatan Jiwa / Mental (judul aslinya : Ususus
20
n. Ilmu Jiwa (judul aslinya : Ilmu Nafs, Ususuhu wa Tathbiqatuha
At-Tarbawiyah) oleh : Prof. Dr. Abdul Aziz El-Quussy.
o. Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat (judul
aslinya : Ash-Shihah An-Nafsiyyah fil Usrati wal Madrasati wal
Mujtama’i) oleh : Prof. Dr. Musthafa Fahmi.
p. Kunci Kebahagian
q. Pelajaran Tafsir al-Qur-an untuk MIN, jilid-jilid : I, II dan III
(bersama- sama dengan H.M . Nur Asjik M.A) (Musthafa Fahmi,
1997).
Selain buku tersebut beliau juga menulis buku tentang Problema
Remaja di Indonesia, Kepribadian Guru, Peranan Agama Dalam
Kesehatan Mental, Islam dan Kesehatan Mental, Shalat Menjadikan
Hidup Bermakna, Zakat Pembersih Harta dan Jiwa, Puasa Meningkatkan
Kesehatan Mental, Haji Ibadah Yang Unik, Doa Menunjang Semangat
Hidup, Kesehatan Mental Dalam Keluarga, Remaja Harapan dan
Tantangan dan lain-lain.
Di samping itu, Zakiah menterjemahkan puluhan buku berbahasa
Arab dan Inggris mengenai ilmu jiwa dan pendidikan, seperti Anda dan
Kemampuan Anda (Virgina Bailard), Dendam Anak-Anak (Prof. Dr.
Mustafa Fahmi), Anak-Anak Yang Cemerlang (Prof. Dr. Paul Wetty),
Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan(Prof. Dr. Attia Mahmoud Hana),
dan beberapa judul lain yang merupakan sumbangan sangat besar bagi
21
Dalam buku Kesehatan Mental yang telah mengalami cetak ulang
ke-23 tahun 2001, Zakiah Daradjat menulis bahwa yang menentukan
ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Kesehatan
mental pulalah yang menentukan apakah orang akan mempunyai
kegairahan untuk hidup, atau akan pasif dan tidak bersemangat. Orang
yang sehat mentalnya tidak akan lekas merasa putus asa, pesimis atau
apatis, karena ia dapat menghadapi semua rintangan atau kegagalan dalam
hidup dengan tenang dan wajar dan menerima kegagalan itu sebagai suatu
pelajaran yang akan membawa sukses nantinya. Pentingnya pendidikan
agama sebagai wahana untuk membentuk kesehatan mental menjadi tema
terpenting pemikiran Zakiah Daradjat.
Pendidikan dalam hubungannya dengan kesehatan mental, kata
Zakiah, bukanlah hanya pendidikan yang disengaja, yang ditujukan kepada
objek yang dididik, yaitu anak. Akan tetapi yang lebih penting adalah
keadaan rumah tangga, keadaan jiwa ibu bapak, hubungan antara satu
dengan lainnya, dan sikap jiwa mereka terhadap rumah tangga dan
anak-anak. Segala persoalan orangtua, lanjut Zakiah, akan mempengaruhi si
anak.
Kebanyakan anak nakal karena di rumah kurang mendapat kasih
sayang orangtuanya. Karena itu, Zakiah mengaku selalu mengelus dada
bila mendengarkan orangtua yang selalu menyalahkan anak-anaknya yang
22
penyebabnya. Padahal para remaja yang kita anggap nakal dan tidak baik
itu, mereka sebenarnya adalah orang-orang yang menderita,” ujarnya.
Zakiah Daradjat memandang kebahagiaan hidup dalam rumah
tangga adalah modal utama untuk dapat merasakan dan menikmati
kebahagiaan pada umumnya. Dalam buku Ketenangan dan Kebahagiaan
dalam Keluarga (1974), Zakiah menuturkan sebagai berikut, “Dari sekian
banyak kasus keluarga, yang pernah datang kepada penulis untuk minta
bantuan, agar keluarganya dapat diselamatkan, atau untuk minta
pertimbangan terakhir sebelum mengambil keputusan drastis, dapat
dikumpulkan beberapa kesimpulan dan pokok-pokok usaha, yang perlu
dilakukan oleh suami-istri guna menyelamatkan keluarganya dari
kekacauan. Menurutnya, beberapa persyaratan yang perlu diketahui dan
dilakukan oleh setiap pasangan suami istri agar dapat tercapai kebahagiaan
dan ketenteraman dalam keluarga, ialah saling mengerti, saling menerima,
saling menghargai, saling mempercayai, dan saling mencintai.
Sebuah buku berjudul “Kebahagiaan” yang diterbitkan tahun
1988, memaparkan tinjauan Zakiah Daradjat tentang beberapa penyakit
23
yang menjadi penyebab hilangnya kebahagiaan, yaitu iri, dendam,
cemas, dan stress. Pengendalian diri adalah kunci kebahagiaan. Berapa
banyak rumah tangga yang dulu hidup rukun, tenang dan bahagia, berubah
menjadi pecah berantakan, tegang dan bermusuhan, akibat tidak
mampunya suami istri mengendalikan diri, tegasnya.
Salah satu cabang ilmu jiwa yang masih muda, Ilmu Jiwa Agama
sampai sekarang masih belum mendapat tempat yang wajar. Masih banyak
ahli ilmu jiwa yang tidak mengakui adanya satu cabang Ilmu Jiwa yang
berdiri sendiri, yang meneliti secara ilmiah dan menyoroti masalah agama.
Mengingat pentingnya peran Ilmu Jiwa Agama untuk menjawab berbagai
persoalan kemanusiaan, Zakiah Daradjat secara konsisten dan tidak
mengenal lelah merintis dan memperkenalkan cabang ilmu jiwa yang
masih muda ini kepada publik Indonesia. Ia mengembangkan Ilmu Jiwa
Agama atau disebut juga Ilmu Psikologi Islam melalui mata kuliah di
perguruan tinggi, seminar, ceramah-ceramah, penataran, kursus-kursus,
konsultasi, artikel dan puluhan buku yang ditulis dan diterjemahkannya.
Menarik disimak Ibu Aisyah Amini dalam buku 70 Tahun Prof.Dr.
Zakiah Daradjat (1999) menulis, “Apa yang dilakukan Zakiah ini sangat
besar artinya bagi kehidupan keluarga-keluarga di tanah air. Meskipun
keluarga merupakan komponen kecil dalam struktur kenegaraan, tetapi
memiliki peran yang signifikan dalam menciptakan dan mempersiapkan
24
jumlah orang yang mempunyai ilmu seperti Zakiah mampu
mengamalkannya banyak, saya kira masalah-masalah seperti munculnya
anak-anak yang menyimpang tingkah lakunya atau semacamnya tidak
akan banyak terjadi seperti yang sering kita saksikan di masa sekarang.
Ilmu yang dimiliki Zakiah itu adalah obat yang sangat mujarab. Namun
sayang apa yang dimiliki Zakiah tidak cukup luas dikuasai oleh
anggota-anggota masyarakat.”( Fuad Nasar , 2013.
(http://bimasislam.kemenag.go.id/informasi/artikel/624-mengenang-prof-dr-
zakiah-daradjat-tokoh-kementerian-agama-dan-pelopor-psikologi-islam-di-indonesia-.html) 10/4/2017, 22:22)
C. Kiprahnya dalam bidang Psikologi
Dari sekian banyak kiprahnya dalam berbagai kegiatan, kehadiran
Prof. Dr. Zakiah Daradjat tampaknya lebih dikenal dan tak bisa lepas dari
psikologi agama atau kesehatan mental. Kesehatan mental dan psikologi
agama adalah disiplin ilmu yang keahlianya ditekuni dan
disosialisasikannya secara konsisten, tak kenal lelah dan bosan melalui
berbagai forum, kemudian melalui radio dan televisi, serta dalam mengajar
25
Prof. Dr. Zakiah Daradjat adalah orang yang pertama kali merintis
dan memperkenalkan psikologi agama di lingkungan Perguruan Tinggi
Islam di Indonesia. Buku karangan beliau bukan saja menjadi bacaan
wajib di perguruan tinggi terutama mengenai Pendidikan Agama dan
Psikologi Agama, tetapi juga menjadi rujukan bagi kalangan perguruan
tinggi, para pendidik, dan pengambil kebijakan di bidang pendidikan dan
sosial keagamaan bahkan menjadi bacaan populer masyarakat umum
(Jalaluddin, 2001: 143).
Prof. Dr. Zakiah Daradjat di bidang psikologi sepanjang karier
akademik dan intelektualnya berusaha mencari kaitan antara terapi
pendidikan dengan nilai-nilai agama. Dalam kaitan ini beliau menjadi
fenomena menarik. Ia ingin mengintegrasikan pendekatan agama dengan
ilmu modern. Dengan merujuk berbagai literatur, baik berasal dari barat
maupun dari islam, ditemukan sintesa baru: agama memiliki peran yang
sangat fundamental dalam memahami esensi kejiwaan manusia. Karena itu
agama dapat dijadikan pijakan psikologi. Sebagai seorang psikologi religi
Prof. Dr. Zakiah Daradjat berusaha meneliti pengaruh agama terhadap
sikap dan tingkah laku atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang.
Menurutnya cara berpikir, bersikap, bereaksi, dan bertingkah laku tidak
bisa dipisahankan dari keyakinan agama. Sebab, keyakinan itu masuk
26
Sebagai seorang psikologi Prof. Dr. Zakiah Daradjat juga melihat
doa sebagai terapi mental. Menurutnya, doa sangat berperan sebagai
ketentraman batin. Dengan berdoa kita memupuk rasa optimis. Doa
bahkan mempunyai manfaat bagi pembinaan dan peningkatan semangat
hidup. Doa mampu menyembuhkan stress dan gangguan jiwa. Dengan
kata lain, doa mempunyai fungsi kuratif, preventif, dan konstruktif bagi
kesehatan mental (Zakiah Daradjat, 2015: 3).
Dalam praktek konsultasinya, dalam rangka membantu
penyembuhan terhadap gangguan kejiwaan yang diderita seorang pasien,
Prof. Dr. Zakiah Daradjat pada umumnya menggunakan metode
non-directive psycho therapy dengan menyisipkan ajaran agama yang relevan
dengan kondisi atau bentuk gangguan jiwa yang dialami oleh seorang
pasien. Sisipan agama itu sendiri dilakukan dengan metode dialog
sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa si pasien merasa digurui. Dalam
metode ini tidak diperlukan penganalisaan lebih dalam terhadap semua
pengalaman yang telah dilalui oleh penderita. Ahli jiwa menerima
penderita sebagaimana adanya dan mulai perawatan langsung, atau dapat
dikatakan bahwa tiap – tiap individu maupu menolong dirinya apabila ia mendapat kesempatan itu. Maka perawatan jiwa merupakan pemberian
kesempat bagi penderita untuk mengenal dirinya dan problema – problema
yang dideritanya serta kemudian mencari jalan untuk mengatasinya
27
Prof. Dr. Zakiah Daradjat juga menggunakan metode clien
contered therapy dari Carls Rogers yang memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada pasien untuk mengungkapkan penderitaan yang
dialaminya. Pasien menjadi center dari perawatan, sedang beliau aktif
mendengarkan semua ungkapan pasien itu kemudian memantulkan atau
merelaksasikan perasaan yang terkandung dalam ungkapan si pasien.
Dengan demikian terjadi proses pencerahan pada diri si pasien yang
membawanya kepada kesadaran terhadap masalah yang dihadapi dan
mampu mengatasinya (Zakiah Daradjat, 1985: 11).
Disinilah pentingnya peran pribadi Prof . Dr. Zakiah Daradjat
sebagai pribadi yang ramah, lemah lembut, mau mendengarkan orang lain,
tidak sombong atau angkuh, gemar menolong orang lain penyanyang,
mempunyai kepribadian menarik ditambah keahlian psikologi dan ilmu
28
BAB III
KONSEP KESEHATAN MENTAL MENURUT ZAKIAH DARADJAT
Zakiah Daradjat adalah sosok ilmuwan perempuan yang multidimensi. Ia
tidak hanya dikenal sebagai psikolog agama, tetapi ia juga muballigh dan pendidik
sekaligus. Menurut beliau membangun kesehatan mental manusia jelas menjadi
tema terpenting. Sebagai seorang psikolog agama yang berpegang teguh kepada
ajaran Al Qur’an dan Al Sunnah Zakiah Daradjat juga seorang pemikir dalam bidang pendidikan Agama Islam yang berlandasan Al Qur’an dan Al Sunnah.
Beliau juga membuka terapi untuk orang-orang yang mengalami
kesukaran-kesukaran dalam hidupnya atau gangguan kesehatan mental.
Menurut Zakiah Daradjat (1985: 13) kesehatan mental adalah terwujudnya
keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai
kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi, dan
merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
Pada umummnya kesukaran-kesukaran itu timbul disebabkan oleh dua hal
pokok, yaitu pertama: pendidikan dan perlakuan orangtua yang di terima di waktu
kecil, tidak membawa pertumbuhan mental yang sehat, karena kurangnya
pengertian orang tua akan dasar-dasar kesehatan mental dalam pendidikan.
Kedua: ketidakmampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan
29
Sebagaimana tertera dalam penelitian ini, maka topik ini yang akan
dibahas adalah pemikiran Zakiah Daradjat tentang konsep kesehatan mental.
Konsep tersebut penulis sarikan dari beberapa buku yang ditulis oleh beliau.
Setelah mencermati struktur pemikiran Zakiah Daradjat dalam hal tersebut,
penulis akan mendriskripsikan konsep kesehatan mental yang meliputi: pengertian
kesehatan mental, ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental, hal-hal yang
menyebabkan gangguan kesehatan mental, peranan agama dalam pembinaan
kesehatan mental, pengaruh pendidikan terhadap kesehatan mental dan
penyesuain diri dan kesehatan mental. sebagaimana yang akan di uraikan berikut
ini.
A. Pengertian Kesehatan Mental
Menurut Zakiah Daradjat ada empat batasan tentang konsep kesehatan
mental. Konsep pertama atau konsep sederhana menurut Zakiah Daradjat,
kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan
mental/jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit mental/jiwa (psychose).
Konsep pertama: orang yang sehat mentalnya adalah orang yangterhindar dari
segala gangguan dan penyakit mental/jiwa. Yang dimaksud dengan gangguan
mental/jiwa misalnya: sering cemas tanpa diketahui sebabnya, tidak ada
kegairahan untuk bekerja, rasa badan lesu dan sebagainya. Konsep kedua:
Zakiah Daradjat berpendapat bahwa kesehatan mental adalah kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan
30
lingkungan di mana ia hidup.Konsep kedua ini lebihluas dan bersifat
umum karena dihubungkan dengan kehidupan secara keseluruhan.
Kesanggupan untuk menyesuaikan diri itu akan membawa orang kepada
kenikmatan hidup dan terhindar dari kecemasan, kegelisahan dan
ketidakpuasan. Selain itu, orang akan penuh semangat dalam menghadapi
hidupuntuk meraih kebahagiaan (Zakiah Daradjat, 1985: 10).
Konsep ketiga: menurut Zakiah disebut dengan pola pengembangan
potensi secara maksimal. Beliau menjelaskan: “Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal
mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta
terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa”.
Konsep tersebut mendorong orang untuk mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi yang ada. Bakat yang tidak dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik akan membawa kepada kegelisahan dan
pertentangan batin. Mungkin pula orang mendapat kesempatan untuk
mengembangkan bakat dan potensi yang ada pada dirinya dengan baik, akan
tetapi hal itu digunakannya untuk mengambil hak orang lain atau
menyengsarakan orang, maka itu termasuk orang yang kurang sehat
mentalnya. Konsep yang ketiga tersebut lebih menekankan pada
31
pembawaan yang dibawa sejak lahir, sehingga benar-benar membawa
manfaat dan kebaikan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Konsep keempat: Zakiah mengungkapkan bahwa:”kesehatan mental
adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi
jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa
yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan
dirinya.
Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan
keyakinan hidup harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama
lain, sehingga tecapai keharmonisan yang menjauhkan seseorang dari perasaan
ragu dan bimbang, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin
(konflik).
Empat konsep kesehatan jiwa tersebut disempurnakan oleh Zakiah
dalam pidato pengukuhan beliau sebagai guru besar untuk Kesehatan
jiwa/mental di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1984, beliau
menyempurnakan definisi kesehatan mental sebagai berikut: ”kesehatan
mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara
fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan
dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketakwaan serta
bertujuan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.
Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: terwujudnya keserasian
32
seluruh potensi kejiwaan secara seimbang sehingga manusia dapat mencapai
kesehatannya secara lahiriah maupun batiniah. Selanjutnya terciptanya
penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri merupakan usaha
untuk menyesuaikan diri secara sehat terhadap diri sendiri serta memanfaatkan
potensi dan daya seoptimal mungkin sehingga penyesuaian diri membawa
kesejahteraan dan kebahagiaan bagi diri sendiri maupun orang lain.
Penyesuaian diri yang sehat terhadap lingkungan dan masyarakat merupakan
tuntunan untuk meningkatkan keadaan masyarakatnya dan dirinya sendiri
sebagai anggotanya. Artinya, manusia tidak hanya memenuhi tuntutan
masyarakat dan mengadakan perbaikan di dalamnya tetapi juga dapat
membangun dan mengembangkan dirinya sendiri secara serasi dalam
masyarakat. Hal ini hanya bisa dicapai apabila masing-masing individu dalam
masyarakat sama-sama berusaha meningkatkan diri secara terus menerus
dalam batas-batas yang diridhoi Allah. Berlandaskan keimanan dan ketakwaan
adalah masalah keserasian yang sungguh-sungguh antar fungsi-fungsi
kejiwaan dan penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan
lingkungannya hanya dapat terwujud secara baik dan sempurna apabila usaha
ini didasarkan atas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan
demikian, faktor agama memainkan peranan yang besar dalam pengertian
kesehatan mental (Zakiah Daradjat, 1985: 13).
Konsep tersebut memasukkan unsur agama yang sangat penting dan
33
tersebut juga sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan
pengembangan hubungan baik dengan sesama manusia.
B. Ciri-ciri dan penerapan orang yang memiliki Kesehatan Mental
Adapun cirri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental :
1. Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri (self image)
Hal ini dapat dicapai dengan penerimaan diri, keyakinan diri dan
kepercayaan pada diri sendiri. Citra diri positif akan mewarnai pola hidup,
sikap, cara pikir dan corak penghayatan, serta ragam perbuatan yang
positif pula.
2. Keterpaduan antara Integrasi Diri. Adanya keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan jiwa dalam diri, kesatuan pandangan (falsafah) dalam hidup dan
kesanggupan mengatasi stress.
3. Perwujudan Diri (aktualisasi diri). Inilah proses pematangan diri. Menurut
Reiff, orang yang sehat mentalnya adalah orang yang mampu
mengaktualisasikan diri atau mampu mewujudkan potensi yang
dimilikinya, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan cara yang
baik dan memuaskan.
4. Mau menerima orang lain, mampu melakukan aktifitas sosial dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal.
5. Berminat dalam tugas dan pekerjaan. Suka pada pekerjaan tertentu
walaupun berat maka akan mudah dilakukan dibandingkan dengan
34
6. Agama, cita-cita, dan falsafah hidup. Demi menggapai ketenangan dan
kebahagiaan dalam kehidupan.
7. Pengawasan diri. Hal ini dapat dilakukan terhadap keinginan-keinginan
dari ego yang bersifat biologis murni. Sehingga dapat dikendalikan secara
sehat dan terarah.
8. Rasa benar dan tanggung jawab. Ini penting bagi tingkah laku. Dengan
demikian muncul rasa percaya diri dan bertanggung jawab penuh atas
segala tindakan sehingga tidak menutup kemungkinan kesuksesan diri
akan diraih.
Penerapanya yaitu sebagai berikut:
1. Problem focus coping (Fokus mengatasi masalah):
a. Instrumental action (menyusun rencana guna penyelesaian
masalah)
b. Cautiousness (menganalisis secara detail dalam memecahkan
masalah)
c. Negotiation (memecahkan masalah dengan cara mendiskusikan
pada orang lain yang terlibat)
d. Seeking for instrumental social support (mencari nasehat orang
lain)
35
a. Escapism (menyelesaikan masalah dengan cara membayangkan
situasi yang lebih baik)
b. Minimalization (menganggap masalah seringan mungkin)
c. Seeking meaning (mencari makna yang terjadi dalam permasalahan)
d. Seeking for social emoptional support (mencari simpati orang lain)
e. Turning to religion (mendekatkan diri pada Tuhan)
(Notosoedirjo,M. & Latipun. (2005). Kesehatan Mental; Konsep dan
penerapan.Malang. UMM Press)5/9/2017,9:43).
Agama dapat memberi dampak yang cukup berarti dalam kehidupan
manusia, termasuk terhadap kesehatan. Orang yang sehat mental akan
senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan
melakukan introspeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan
mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri. Solusi terbaik untuk
dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan mental adalah dengan
mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan
mental seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam
penyesuaian diri dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi
yang terdapat dalam dirinya sendiri semaksimal mungkin untuk menggapai
ridho Allah SWT, serta dengan mengembangkan seluruh aspek kecerdasan,
baik kesehatan spiritual, emosi maupun kecerdasan intelektual (Zakiah
Daradjat, 1985: 12).
Pada dasarnya hidup adalah proses penyesuaian diri terhadap seluruh
36
lingkungannya akan gagal dalam menjalani kehidupannya. Manusia
diciptakan untuk hidup bersama, bermasyarakat, saling membutuhkan satu
sama lain dan selalu berinteraksi.
C. Hal – hal yang menyebabkan gangguan Kesehatan Mental
Menurut Zakiah Daradjat (1985: 17), diantara gangguan perasaan
yang disebabkan oleh karena terganggunnya kesehatan mental ialah: rasa
cemas (gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, dan ragu
(bimbang). Macam-macam perasaan itu mungkin satu saja yang menonjol,
mungkin pula dua atau lebih, bahkan mungkin semuanya terdapat dalam satu
orang.
Untuk jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Rasa cemas (gelisah)
Perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang
ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan
mencemaskan itu. Seorang ibu akan gelisah, karena anaknya terlambat
pulang sekolah. Pikirannya sudah bermacam-macam, takut kalau anak
ditabrak mobil, diculik orang dan sebagaianya. Karena harga makanan
nail si ibuk bingung, keluh kesah, tidak tahu apa yang akan dibuat,
mengeluh ke sana ke sini, dan lekas pusing. Pendek kata, terlalu banyak
hal-hal yang menyebabkan gelisah yang tidak pada tempatnya, bila
37
2. Iri hati
Seringkali orang merasa iri hati atas kebahagiaan orang lain.
Perasaan ini bukan karena kebusukan hatinya seperti biasa disangka
orang, akan tetapi karena ia sendiri tidak merasakan bahagia dalam
hidupnya. Seseorang ibu yang masih muda, cantik dan kaya, merasa iri
kepada suaminya, karena anak-anaknya semua lebih senang kepada
bapaknya daripada ibunya. Ia merasa bahwa suaminya kurang
memperhatikannya atau tidak mengindahkan perasaannya. Antara
suami istri itu sering terjadi pertengkaran dan perselisihan yang
disebabkan kecurigaan istri kepada suami dan selalu
membanding-bandingkan rumahtangganya dengan rumahtangga orang lain.
Kegelisahan dan iri hatinya makin memuncak, sehingga merasa
bosen tinggal di rumahnya. Ia tak ingin lagi melihat anak-anak dan
suaminnya, kemudian lari dari rumahnya untuk melepaskan diri dari
kegelisahan dan iri hatinya, pergi mencari tempat menumpang tidur. Si
ibu tersebut lari hanya karena rasa iri hati, yang ditimbulkan oleh
adanya gangguan kesehatan mentalnya (Zakiah Daradjat, 1985: 18).
3. Rasa Sedih
Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak hal-hal yang
menyedihkannya sehingga air mukanya selalu membayangkan
kesedihan, kendatipun ia seorang yang mampu, berpangkat, dihargai
orang dan sebagainya. Sesungguhnya perasaan sedih ini banyak sekali
38
hidupnya. Sebabnya bermacam-macam, ada ibu yang merasa kesepian
karena anak-anaknya sudah besar, tidak banyak memerlukannya lagi,
sedang bapak tidak lagi seperti dulu. Sebaliknya ada bapak yang merasa
sedih, karena istrinya yang dulu selalu memperhatikan makanan dan
minumannya, sekarang telah sibuk mengurus rumahtangga dan
anaknya.
Pemuda pemudi yang baru meningkat remaja, banyak sekali yang
menderita rasa sedih dan murung yang tidak diketahui sebab
sesungguhnya. Banyak anak muda yang ketika berada sendirian
menangis dan meratapi, tapi kalau di tengah-tengah orang tuanya,
saudara-saudara atau kawan-kawanya berbuat seolah-olah gembira, dan
menutupi kesedihan yang ada dalam hatinya. Hal ini seingkali
mengakibatkan terganggunya pelajaran dan aktivitasnya dalam
pekerjaan dan pergaulanya. Kesedihan-kesedihan yang seperti itu, tidak
disebabkan oleh sesuatu hal atau persoalan secara langsug, akan tetapi
oleh kesehatan mental.
4. Rasa rendah diri dan hilangnya rasaa kepercayaan kepada diri
Rasa rendah diri dan tidak percaya dengan diri sendiri banyak
sekali terjadi pada pemuda-pemudi remaja. Hal ini disebabkan oleh
banyaknya problem yang mereka hadapi yang tidak, mendapat
penyelesaian dan pengertian dari orang tua dan dewasa lainnya.
Disamping itu mungkin pula akibat pengaruh pendidikan dan perlakuan
39
orang lekas tersinggung. Karena itu ia mungkin akan menjauhi
pergaulan dengan orang banyak, menyendiri, tidak berani
mengemukakan pendapat (karena takut salah), tidak berani bertindak
atau mengambil suatu inisiatif (takut tidak diterima orang). Lama
kelamaan akan hilanglah kepercayaan kepada dirinya, dan selanjutnya
ia juga kurang percaya kepada orang. Ia akan lekas marah atau sedih
hati, menjadi apatis dan psimis (Zakiah Daradjat, 1985: 19).
Bahkan rasa rendah diri itu mungkin akan menyebabkan ia suka
mengeritik orang lain, dan tingkah lakunya mungkin akan terlihat
sombong. Dalam pergaulan ia menjadi kaku, kurang disenangi oleh
kawan-kawannya, karena mudah tersinggung dan tidak banyak ikut
aktif dalam pergaulan atau pekerjaan.
5. Pemarah
Sesungguhnya orang dalam suasana tertentu kadang-kadang
perlu marah, akan tetapi kalau ia sering-sering marah yang tidak pada
tempatnya atau tidak seimbang dengan sebab yang menimbulkan marah
itu, maka yang demikian ada hubungannya dengan kesehatan mental.
Marah, sebenarnya adalah ungkapan dari rasa hati yang tidak enak,
biasanya akibat kekecewaan, ketidakpuasan atau tidak tercapai yang
diingininya. Apabila orang sedang merasa tidak enak, tidak puas
terhadap dirinya, maka sedikit saja suasana luar mengganggu ia akan
menjadi marah. Mungkin anak, istri atau siapapun akan menjadi sasaran
40
Ragu dan bimbang adalah akibat dari kurang sehatnya mental,
yang lambat laun mungkin menimbulkan pertentangan batin. Disamping
itu, banyak lagi perasaan-perasaan yang tidak membawa kepada
penyesuaian diri sendiri, dengan orang lain dan dengan situasi dan
lingkuangannya. Semuanya dapat dikatakan bahwa sebabnya terletak
pada kurang sehatnya mental (Zakiah Daradjat, 1985: 20).
D. Peranan Agama dalam Pembinaan Kesehatan Mental
Pembinaan mental seseorang muali sejak ia kecil, semua pengalaman
yang dilalui, baik yang disadari atau tidak, ikut menjadi unsur-unsur
menggabungkan dalam kepribadian seseorang. Di antara unsur-unsur
terpenting yang akan menentukan corak kepribadian seseorang dikemudian
hari adalah nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai agama, moral dan
sosial. Apabila dalam pengalaman di waktu kecil itu, banyak didapat
nilai-nilai agama, maka kepribadiannya akan mempunyai unsur-unsur yang baik.
Demikian sebaliknya, jika nilai-nilai yang di terimanya itu jauh dari agama,
maka unsur-unsur kepribadiannya akan jauh pula dari agama dan akan
menjadi goncang. Karena nilai-nilai positif yang tetap dan tidak
berubah-ubah adalah nilai-nilai agama, sedangkan nilai-nilai sosial dan moral yang
didasarkan bukan kepada agama, akan sering mengalami perubahan, sesuai
dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Karena itulah maka mental
(kepribadian) yang hanya terbina dari nilai-nilai sosial dan moral yang
mungkin berubah dan goncang itu, akan membawa kepada kegoncangan
41
Menurut Zakiah Daradjat (1982: 88) Ilmu jiwa banyak berbicara
tentang perasaan dan ketentraman jiwa, maka agama memberikan berbagai
pedoman dan petunjuk agar ketentraman jiwa tercapai, dalam Al –Qur’an banyak sekali ayat –ayat tentang itu misalnya surat Ar Ra’du ayat 29 :
َم ُنْسُحَو ْمُهَل ىَبوُط ِتاَحِلاَّصلا اوُلِمَعَو اوُنَمآ َنيِذَّلا
ٍبآ
“(Adapun) orang – orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.”
Adapula ayat yang menunjukan tentang kecemaasan dalam hidup.
Yaitu Surah Al-Baqaraah : 112
ْمُه َلَاَو ْمِهْيَلَع ٌف ْوَخ َلَاَو ِهِ بَر َدْنِع ُهُرْجَأَ ُهَلَف ٌنِسْحُم َوُهَو ِ َّ ِللّ ُهَهْجَو َمَلْسَأَ ْنَم ٰىَلَب
َنوُنَزْحَي
“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada
Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.”
Di antara sikap yang menyebabkan orang lain merana, adalah rasa
sombong, congkak atau kasar, hal mana sangat penting diketahui oleh
seorang manager, agar ia jangan meganggap karyawan atau buruhnya
sebagai seorang yang tidak punya harga diri, yang harus dibentak atau
42
ٍلاَتْخُم َّلُك ُّب ِحُي َلَا َ َّاللَّ َّنِإ ۖ اًحَرَم ِضْرَ ْلْا يِف ِشْمَت َلَاَو ِساَّنلِل َكَّدَخ ْرِ عَصُت َلَاَو
ٍروُخَف
“Dan janganlah kamu memalingkan muka dari manusia (karena sombong)
dan jangan kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
Apabila ketentraman batin terganggu, orang mungkin menjadi lesu,
malas bekerja, bahkan akan seing merasakan sakit. Gangguan itu
kadang-kadang disebabkan oleh karena kegagalan, baik dirumah tangga, dalam
pekerjaan atau masyarakat. Bagi seorang yang beriman dan mampu
menggunakan keyakinannya kepada Tuhan itu dalam menghadapi segala
persoalan hidup ia tidak akan sampai patah semangat, malas atau kesasar.
Karena ia yakin bahwa dibalik kesukarannya itu ada kelapangan yang
tersembunyi (Zakiah Daradjat, 1982 : 89).
Kesukaran atau problema itu tidak tepat atau kekal. Seperti Firman
“Maka sesungguhnya di samping kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya di samping kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai dari satu unsur maka kerjaknlah yang lain dengan sungguh – sungguh.
Dan kepada Tuhan hendaknya kamu berharap.”
Kegagalan kekecewaan dan kesulitan apapun akan dapat dihadapinya
dengan tenang, sehingga tidak membawanya kepada gejala-gejala mental