• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesehatan Mental Perspektif Zakiah Daradjat - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Kesehatan Mental Perspektif Zakiah Daradjat - Test Repository"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

KESEHATAN MENTAL PERSPEKTIF

ZAKIAH DARADJAT

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd)

Oleh :

NUR HENI

NIM : 111-13-010

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

َِّللّٱ ِرْكِذِب مُهُبوُلُق ُّنِئَمْطَتَو ۟اوُنَماَء َنيِذَّلٱ

ٱ ُّنِئَمْطَت ِ َّللّٱ ِرْكِذِب َلَاَأَ

ُبوُلُقْل

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan

mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi

tenteram.

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa, penulisan

skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orangtua saya, Bapak Ngatimin dan Ibu Suyatmi, yang telah mendidik

serta membesarkan penulis dan selalu memberikan doa tanpa henti untuk

menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari .

2. Saudara – Saudaraku tercinta, Mas Heri Kiswanto, Mbk Ani Hapsari, Dek Adji Laksono, yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi sehingga

skripsi ini bisa selesai tepat waktu.

3. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah, M.Ag yang selalu membimbing dan memotivasi penulis.

4. Sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu saling memberikan dukungan

semangat dan doa: Mbk Siti Yulianah, Khoirotuz Zainiyah, Istifarini R,

keluarga Sian’s Hostel ( Mbk Kunni, Reni, Hani, Rani, Anggun, Helmi,

Rumi, Dek Mela) Teman – teman PPL( Najmi, Bella, Islamiyah, Rini, Khoir,

Ana, Nurul, Novita) Teman – teman KKN Posko 76 ( Sabar, Jhudin, Zahid,

Teti, Khumay, Eka, Demi, Alfrida) dan Keluarga besar PAI Angkatan 2013.

5. Dan semua pihak yang membantu dalam terselesaikannya skripsi ini serta

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,

hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis bisa menjalani

kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat dan salam semoga tercurahkan

kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi hasil analisis ini yang berjudul

“Kesehatan Mental Perspektif Zakiah Daradjat” sesuai dengan rencana.

Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini, kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

IAIN Salatiga.

4. Ibu Dra. Djami’atul Islamiyah M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini.

Atas jasa mereka penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka

mendapatkan balasan yang lebih serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia dan

(9)

ix

Semoga skripsi ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi kita

semua dan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada para pembaca khususnya

para mahasiswa-mahasiswi IAIN Salatiga. Penulis sadar bahwa skripsi ini masih

banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang

membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.

Wassalammu’alaikum wr.wb.

Salatiga, 29 Agustus 2017

Penulis

Nur Heni

(10)

x

ABSTRAK

Heni, Nur. 2017. Kesehatan Mental Perspektif Zakiah Daradjat. Skripsi.

Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Djami’atul

Islamiyah M. Ag.

Kata Kunci : Kesehatan Mental, Agama dan Pendidikan

Zakiah Daradjat adalah sosok ilmuwan perempuan yang multidimensi. Ia tidak hanya dikenal sebagai psikolog agama, tetapi ia juga muballigh dan pendidik sekaligus. Salah satu tulisanya adalah tentang konsep kesehatan mental yang kemudian menjadi judul dalam penelitian ini. Oleh karena itu penelitian ini adalah jenis penelitian bibliografi, karena penelitian ini dilakukan untuk mencari, menganalisa, membuat, intepretasi, serta generalisasi dari fakta-fakta hasil pemikiran ide-ide yang telah ditulis oleh pemikir dan ahli, Teknik Analisis data meliputi Content Analisis dan Analisis Historis.

Kesehatan mental menurut Zakiah Daradjat yaitu terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ciri-ciri dan penerapan orang yang sehat mental, ciri-ciri: Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri (self image), Keterpaduan antara Integrasi diri, Perwujudan diri (aktualisasi diri), Mau menerima orang lain, mampu melakukan aktifitas sosial dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal, Berminat dalam tugas dan pekerjaan, Agama, cita-cita, dan falsafah hidup, Pengawasan diri, dan Rasa benar dan tanggung jawab. Penerapanya:Problem focus coping: Instrumental action, Cautiousness, Negotiatio, Seeking for instrumental social support, Emotion Focused Coping : Escapism, Minimalization, Seeking meaning, Seeking for social emoptional support, Turning to religion. Sementara itu hal-hal yang menyebabkan gangguan mental Zakiah Daradjat menyebutkan: Rasa cemas (gelisah), iri hati, rasa sedih, rasa rendah diri dan hilangnya rasa kepercayaan kepada diri dan pemarah. Terkait dengan peran agama dalam pembinaan kesehatan mental menurut Zakiah Daradjat agama berfungsi sebagai therapi bagi jiwa yang gelisah dan terganggu, berperan sebagai alat pencegah

(preventif) terhadap kemungkinan gangguan kejiwaan dan merupakan faktor

pembinaan (konstruktif) bagi kesehatan mental pada umumnya. Dua Aspek

(11)

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian... 6

(12)

xii

F. Metode Penelitian... 10

G. Penegasan Istilah ... 13

H. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II BIOGRAFI ZAKIAH DARADJAT ... 16

A. Riwayat Hidup ... 16

B. Karya-karyanya ... 19

C. Kiprahnya dalam bidang Psikologi ... 24

BAB III KONSEP KESEHATAN MENTAL MENURUT ZAKIAH DARADJAT ... 28

A. Pengertian Kesehatan Mental ... 29

B. Ciri-ciri dan penerapan orang yang memiliki Kesehatan Mental ... 33

C. Hal-hal yang menyebabkan gangguan Kesehatan Mental ... 36

D. Peranan Agama dalam Pembinaan Kesehatan Mental ... 40

E. Pengaruh Pendidikan terhadap Kesehatan Mental ... 44

1. Pendidikan dalam Keluarga ... 44

2. Pendidikan Sekolah ... 47

F. Peranan Psikoterapi dalam Pembinaan Mentral ... 53

BAB IV ANALISIS TERHADAP KONSEP KESEHATAN MENTAL MENURUT ZAKIAH DARDAJAT ... 57

(13)

xiii

1. Secara Teoritik ... 57

2. Secara Praktik... 65

B. Relevansi Pemikiran Zakiah Daradjat pada Masa Sekarang... 69

1. Pengaruh Budaya terhadap konsep Kesehatan ... 69

2. Masyarakat Modern, Akhlak Tasawuf dan Konsep Kesehatan Mental Zakiah Daradjat... 71

C. Implikasi ... 78

BAB V PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran-saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan Mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala

gangguan jiwa dan dari gejala-gejala penyakit jiwa. Seseorang dikatakan

bermental sehat bila terhindar dari gangguan atau penyakit jiwa, yaitu adanya

perasaan cemas tanpa diketahui sebabnya, malas, hilangnya kegairahan

bekerja pada diri seseorang dan bila gejala ini meningkat akan menyebabkan

penyakit. Bahkan yang tampak mewarnai zaman modern ini adalah

kecemasan, kegelisahan dan kehilangan ketentraman batin, yang

menimbulkan bermacam-macam problema dan kontrakdisi-kontrakdisi.

Diantaranya terjadilah kemerosotan moral, kenakalan anak dan remaja,

kehilangan semangat kerja, kemunduran kemampuan berfikir dan konsentrasi

serta timbulnya berbagai penyakit yang tidak dapat disembuhakan dengan

obat-obatan. Dan tidak jarang pula terjadi konflik, perselisihan, permusuhan

dan pertengkaran.

Keadaan-keadaan yang seperti itu telah mendorong para ahli untuk

meneliti manusia itu sendiri, mencari sebab-sebab dan faktor-faktor yang

menjadi pengerak dari segala sikap tindakan dan cara berfikirnya. Maka

timbullah suatu cabang baru dalam ilmu Psikologi, yaitu Mental-Hyigiene.

Dengan ilmu baru itu dapatlah dimengerti tingkah laku seseorang, dan dapat

dipelajari mekanisme Mental, yang menimbulkan segala problema dan

(15)

2

Dengan ilmu Kesehatan Mental itu dapat diadakan diagnose terhadap

penyakit atau gangguan-gangguan Mental yang menimbulkan berbagai

problema dan kontadiksi-kontradiksi hidup, selanjutnya dapat pula dilakukan

perawatan atau therapynya bahkan mungkin pula diadakan pencegahan atau

preventif terhadap gangguan dan penyakit-penyakit jiwa itu (Musthafa

Fahmi, 1997: 74).

Menurut Zakiah Daradjat (1982: 100) dengan perkembangan ilmu

Kesehatan Mental itu, dapatilah diusahakan mengurangi penderitaan

penderitaan umat manusia. Namun sebegitu jauh usaha Kesehatan Mental

dengan Psycho Therapynya belum dapat membendung kemerosotan moral

dan penderitaan jiwa secara menyeluruh. Karena terapi, secara masal sukar

dilaksanakan, yang pada umumnya dilaksanakan secara individual. Jika kita

ingin mencari ayat-ayat yang berbicara tentang ilmu Jiwa dengan segala

cabang-cabangnya, akan kita dapatilah beratus-ratus ayat. Misalnya salah

satu hal baru yang sedang hangat digunakan orang dalam masyarakat kita

ialah Psycho-tes. Di mana-mana kita menggunakan Psycho-tes, masuk

sekolah, bekerja, terutama dalam perawatan Jiwa (Psycho-therapy). Bahkan

dengan satu ayat saja telah dapat dicakup pokok-pokok yang terkandung

dalam pertanyaan-pertanyaan atau gambaran-gambaran yang banyak itu,

salah satunya ayat 155 Surat Al-Baqarah yang berbunyi :

َْلْا َو ِلاَوْمَ ْلْا َنِم ٍصْقَنَو ِعوُجْلاَو ِفْوَخْلا َنِم ٍءْيَشِب ْمُكَّنَوُلْبَنَلَو

ِرِ شَبَو ۗ ِتاَرَمَّثلاَو ِسُفْن

(16)

3

“Dan sungguh akan Kami uji kami dengan sedikit kelaparan, kekurangan

harta, jiwa dan buah – buhan. Dan beri kabar gembiralah orang – orang

yang sabar.”

Berbicara tentang gangguan dan penyakit jiwa, kitapun akan

menemukan berbilang ayat tentang itu, tentang kecemasan (anxiety),

keabnormalan kelakuan (behavior disorders) yang antara lain telah mulai

berkembang pula dinegara kita adalah penyakit homo-sek dan lesbian, Al-

Qur’an telah menceritakan bagaimana umat Nabi Luth dahulu yang ingkar dan melakukan keabnormalan-keabnormalan seksual itu, yang akhirnya

dihukum Tuhan dengan menghancurkan mereka dengan hujan batu seperti

tersebut dalam Q.S A’raaf ayat 80 dan 81.

ِب ْمُكَقَبَس اَم َةَش ِحاَفْلا َنوُتْأَتَأَ ِهِم ْوَقِل َلاَق ْذِإ اًطوُلَو

َنيِمَلاَعْلا َنِم ٍدَحَأَ ْنِم اَه

ْنَأَ ْلَب ِءاَسِ نلا ِنوُد ْنِم ًةَوْهَش َلاَج ِ رلا َنوُتْأَتَل ْمُكَّنِإ

َنوُف ِرْسُم ٌم ْوَق ْمُت

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka, "Mengapa kalian mengerjakan perbuatan fahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian?" Sesungguhnya kalian mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsu kalian (kepada mereka), bukan kepada wanita, bahkan kalian ini adalah kaum yang melampaui batas."

Dalam perawatan jiwa dirasakan bahwa menolong orang-orang yang

telah tengelam dalam kebiasaan-kebiasaan homo seks itu sangat sukar,

bahkan banyak yang berakhir dengan putus asa atau bunuh diri. Itulah

barangkali hikmahnya maka umat Nabi Luth dahulu dihancurkan Tuhan

dengan hujan batu, karena penyakit itu telah meluas dalam masyarakat, serta

(17)

4

menyembuhkannya. Jika ahli Jiwa secara umum berkesimpulan,

bahwa di antara penyebab gangguan dan penyakit jiwa adalah kehilangan

ketentraman batin, maka Al Qur’an menyuruh orang menentramkan batinnya

dengan mengingat Allah.

Kehilangan ketentraman batin itu, ada yang disebabkan oleh ketidak-

mampuan menyesuaikan diri, kegagalan, tekanan perasaan baik yang terjadi

di rumah tangga, di kantor ataupun dalam masyarakat. Memang, dalam

perawatan jiwa semua faktor-faktor yang bertanggung jawab atas terjadinya

gangguan – gangguan kejiwaan itu diteliti, supaya dapat dicarikan cara penyembuhanya yang tepat, kalau perlu faktor-faktor penyebab itu diganti,

dirubah atau dihilangkan. Tapi yang sangat penting adalah mengubah dan

membina kembali. Mental yang telah rusak atau terganggu itu, agar dapat

melihat persoalan, yang mengecewakan dia atau mencemaskan itu dengan

cara baru. Dalam Al Quran banyak pula ayat yang berhubungan dengan itu,

misalnya Q.S An Nisa ayat 19.

ِثَك اًْيَْخ ِهيِف ُهللَّا َلَعَْيََو اًئْ يَش اوُهَرْكَت ْنَأ ىَسَعَ ف

اًيْ

“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal banyak kebaikan yang

dijadikan Allah didalmnya.”

(18)

5

Di antara penyebab gangguan kejiwaan yang terpenting adalah rasa

dosa. Maka dalam Al Quran banyak sekali, ayat yang menyuruh orang

menghindari hal-hal dan tindakan-tindakan yang menimbulkan penyesalan

dan rasa dosa, namun jika terlanjur bersalah, Tuhan menyuruh kita

melepaskan diri dari rasa salah itu dengan minta ampun dan bertaubat

kepadaNya, dan jika bersalah kepada manusia minta maaflah dan sukalah

memaafkan. Karena merasa di ampuni oleh Tuhan dan di maafkan oleh

manusia akan melegakan batin. Dan Tuhan juga menyuruh orang suka

memaafkan kesalahan orang lain, karena tidak mau memaafkan berarti

mendendam, sedangkan dendam adalah beban batin yang dapat menimbulkan

gangguan kejiwaan (Zakiah Daradjat, 2015: 6).

Jika Tuhan dengan tegas melarang berdusta, mencuri, berlangkah

serong, menganiaya orang dan sebagainya bukanlah untuk mempersempit

langkah, memberatkan hidup seperti disangka oleh orang yang tidak mengerti

adalah untuk menjamin ketentraman batin, menghindarkan kegelisahan dan

rasa dosa. Maka dalam Al Qur’an terdapat banyak sekali ayat-ayat yang dipatuhi demi untuk menghindarkan kegelisahan dan ketegangan batin itu

dan banyak pula ayat-ayat yang memberikan petunjuk bagaimana caranya

mencapai ketentraman batin dan rasa lega. Dalam soal penyesuain diri, baik

terhadap diri sendiri, maupun terhadap orang lain dan suasana, banyak

(19)

6

mencari hikmah larangan-larangan dan suruhan-suruhan Allah, akan

terasalah bahwa semuanya bertujuan untuk membina mental yang sehat.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti

pemikiran Zakiyah Daradjat tentang Pendidikan Agama Dalam Kesehatan

Mental, khususnya Kesehatan Mental. Oleh karena itu skripsi ini saya beri

judul

Kesehatan Mental Perspektif Zakiah Daradjat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep tentang kesehatan mental perspektif Zakiah Daradjat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui konsep tentang kesehatan mental perspektif Zakiah

Daradjat.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan

di bidang pendidikan Islam. Bagi kalangan akademik yang ingin

meneliti masalah pendidikan dalam Islam, penelitian ini dapat

(20)

7

2. Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi

para pendidik atau lembaga pendidikan Islam serta pihak lain

yang berkepentingan untuk menambah khazanah pengetahuan

tentang pendidikan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

serta wawasan kepada kaum muslimin, para pendidik atau

lembaga pendidikan islam tentang perlunya pendidikan

kesehatan mental bagi peserta didik ketika melakukan

pembelajran sehingga pendidik dapat melakukan pembelajaran

dengan baik dan dapat membimbing peserta didik dengan

akhlaq yang baik, dengan harapan pendidikan yang

dilaksanakan sesuai dengan ajaran Islam.

c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam bidang pendidikan Islam.

E. Kajian Pustaka

Zakiah Daradjat adalah tokoh psikolog Islam. Sebagai seorang

intelektual yang agamis beliau mempunyai komitmen serta pengetahuan

keislaman yang memadai. Hal ini nampak dalam pandangan-pandangannya

dalam berbagai jabatan yang pernah diembanya, yang selalu mengeluarkan

(21)

8

Pemikiran Zakiah Daradjat sesungguhnya telah banyak ditulis orang

baik dalam bentuk skripsi maupun tesis. Hal itu dapat dilihat dalam paparan

(diantaranya) berikut ini :

Dari Dwi Anita Alfiani yang menulis tentang “Keberagamaan Dalam Kesehatan Mental Sebagi Psikoterapi” (studi analisis pemikiran prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat), Tesis Tahun 2011 IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Hasil

penelitian ini menyimpulkan agama merupakan faktor penting dalam

memelihara dan memperbaiki kesehatan mental. Agama memberikan suasana

psikologis tertentu dalam mengurangi konflik, frustasi dan ketegangan

lainnya, dan memberikan suasana damai dan tenang. Agama merupakan

sumber nilai kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan

tuntunan bagi arti,tujuan dan kesetabilan hidup umat manusia. Kehidupan

yang efektif menuntut adanya tuntunan hidup yang mutlak. Sholat dan do’a

merupakan medium dalam agama untuk menuju kearah kehidupan yang

berarti.

”Perawatan Kesehatan Jiwa Menurut Zakiah Daradjat Dan Dadang

Hawari” oleh Maslihun, Skripsi Tahun 2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian menyimpulkan menurut Zakiah Daradjat perawatan

dan ganguan jiwa adalah dengan memaksimalkan terapi psikologis melalui

aspek kognitif, afektif dan konasi. Sementara Dadang Hawari memberikan

empat langkah penangulangan gangguan jiwa yaitu terapi psiko farmaka

dengan memberikan obat-obatan secara medis, terapi sosial (psikoterapi)

(22)

9

perilaku dan keluarga. Terapi sosial (psiko terapi) dengan menggunakan

SWOT(Strengh, Weakness Opportunity dan Threat). Terapi psikoreligius

dengan tujuan memperkuat iman pasien yang dapat berupa kegiatan ritual

keagamaan dengan memperdalam rukun iman.

Ilham dari UIN Sunan Kalijaga menulis “Pembinaan Mental Peserta

Didik Melalui Pendidikan Agama Islam” (studi pemikiran Zakiah Daradjat),

Skripsi Tahun 2014. Penelitian ini menyimpulkan pembinaan mental peserta

didik melalui pendidikan Agama Islam sangat tepat karena pembinaan mental

membutuhkan pembinaan moral dan juga pembinaan jiwa taqwa. Pendidikan

Agama Islam banyak membekali siswa dengan pembinaan moral dan

pembinaan jiwa taqwa.

Penelitian Haryanto “Studi Pemikiran Zakiah Daradjat Tentang

Menumbuhkan Minat Anak Terhadap Pendidikan Agama” Skripsi Tahun 2015 dari UIN Walisongo Semarang. Haryanto menyimpulkan dalam

menumbuhkan minat agama pada anak dapat dilakukan dengan: Memberikan

bimbingan keagamaan secara kontinyu, sehingga nantinya anak dapat

terbiasa karena terpengaruh dengan hal-hal yang positif. Memberikan

pengalaman-pengalaman yang baik, nilai-nilai moral yang tinggi, serta

kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama.

Sementara itu Khairilah dari IAIN Antasari Banjarmasin menulis

tentang “Pendidikan Karakter Dan Kecerdasan Emosi” (perspektif pemikiran

Zakiah Daradjat). Tesis Tahun 2014, hasil studi ini menyimpulkan

(23)

10

manusia yang sebenarnya adalah karakter yang baik bila dipupuk dengan

baik bisa berkembang dengan baik pula yaitu untuk membentuk karakter

idealnya tersinergi antara unsur figur, kultur dan tekstur dan saling

mendukung dan melengkapi, karakter yang baik akan menghasilkan

kesehatan mental yang baik yang implikasinya akan melesatkan kecerdasan

emosi mampu mengambil langkah langkah konstruktif, instrospektif,

preventif, kuratif dan adaptif.

Berdasarkan uraian tersebut maka sejauh penelusuran penulis,

penelitian tentang konsep kesehatan mental Zakiah Daradjat belum dilakukan

orang.

F. Metode Penelitian

1.

Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian bibliografi, karena

penelitian ini dilakukan untuk mencari, menganalisa,

membuat intepretasi, serta generalisasi dari fakta-fakta hasil

pemikiran, ide-ide yang telah ditulis oleh pemikir dan ahli

(Moh. Nazir, 1988: 62). Dalam hal ini adalah kesehatan

mental perspektif Zakiyah Daradjat. Apabila di lihat dari

tempat dimana penelitian ini di lakukan, maka penelitian ini

termasuk jenis penelitian kepustakaan (

Library research),

(24)

lituratur-11

literatur baik berupa buku, jurnal, makalah, maupun tulisan-tulisan

lainnya.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode

dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagaianya

(Suharsimin Arikunto, 2006: 231). Namu dalam penelitian ini

dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal yang berupa buku

saja, yaitu buku Zakiah Daradjat dan buku lain yang berhubungan

dengan subyek penelitian.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penulisan ini dari sumber data primer dan skunder.

a. Data primer

Berupa buku-buku karya Zakiyah Daradjat yang menyangkut tentang

kesehatan mental. Dan buku lain yang berhubungan. contoh :

Musthafa Fahmi (kesehatan jiwa dalam keluarga, sekolah dan

masyarakat), Jallaludin (Psikologi Agama), Yusinus Semiun

(Kesehatan Mental) dan lain sebagainya.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulisan skripsi ini adalah:

(25)

12

Analisis isi (Content Analysis) adalah teknik penelitian untuk

membuat inferensi – inferensi yang dapat ditiru (repicable), dan shahih data dengan memperhatikan konteknya.

Dengan metode analisis ini, penulis akan mengkaji dan menafsirkan

pokok – pokok pikiran yang terdapat dalam buku, teks atau naskah yang berhubungan dengan kesehatan mental menurut pemikiran

Zakiyah Daradjat. Satuan makna dan kategori dianalisis, dicari

hubungan satu dan lainnya untuk menemukan makna, arti, tujuan dan

isi dari kata yang secara eksplisit maupun implisit berhubungan

dengan kesehatan mental menurut pemikiran Zakiyah Daradjat. Hasil

analisis ini kemudian dideskripsikan dalam bentuk laporan penelitian

sebagaimana pada umumnya.

b. Analisis Historis

Yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui perkembangan

pemikiran tokoh dan pengaruh didalamanya maupun dalam kehidupan

(Winarno, 1989: 132).

c. Interprestasi

Isi buku diselami untuk dapat setepat mungkin menangkap arti dari

nuansa uraian yang disajikan (Soemargono, 1983: 21)

Karena dalam penelitian ini objeknya pemikiran Zakiyah Daradjat

tentang kesehatan mental maka penulis akan menyelami dan

(26)

13

pemikiran Zakiyah Daradjat dalam buku yang menjadi rujukan,

disamping itu penulis memilih sumber-sumber lain yang penulis

anggap representatif terhadap penelitian ini.

G. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan. Maka penulis akan

mencoba memberikan sebuah penegasan istilah yang digunakan dalam

penelitian ini. Beberapa istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut:

1. Kesehatan Mental adalah suatu kondisi batin yang senantiasa berada

dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk menemukan

ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri

secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan) (Jalaluddin,

2001: 143).

2. Prof.Dr.Hj. Zakiah Daradjat (lahir di Jorong Koto Marapak, Nagari

Lambah, Ampek Angkek, Agam, Sumatera Barat, 6 November 1929,

meninggal di Jakarta, 15 Januari 2013 pada umur 83 tahun) adalah pakar

psikologi Islam. Berkarier di Departeman Agama Indonesia selama 30

tahun sejak 1964, ia menghabiskan sisa umurnya sebagai pendidik dan

guru besar ilmu psikologi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan doktor di Mesir

pada 1964, Zakiah membagi waktu bekerja dan membuka praktik

konsultasi psikologi. Ia pernah dipercaya sebagai Direktur Pendidikan

Agama dan Direktur Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam,

(27)

14

pendidikan Islam. Ia duduk di Dewan Pertimbangan Agung periode

1983–1988, satu-satunya perempuan dalam keanggotaan DPA. Pada saat

yang sama, ia adalah anggota Dewan Riset Nasional dan mengurusi

bidang masalah keluarga dan anak pada Majelis Ulama Indonesia (MUI)

dibawahkepimpinanHasanBasr

(http://bimasislam.kemenang.go.id/informasi/artikel/624-menggenang-

prof-drzakiah-daradjad-tokoh-kementrian-agama-di-indonesia-html)diakses tanggal 10 april 2017, 22:22).

H. Sistematika Penulisan

Sistematika di sini yang penulis maksud adalah sistematika penyusunan karya

ilmiah dari bab ke bab. Sehingga karya ilmiah ini menjadi satu kesatuan yang

utuh dan tidak dapat di pisah-pisahkan. Hal ini bertujuan agar tidak ada

pemahaman yang menyimpang dari maksud penulis terhadap skripsi ini.

Adapun sistematika penulisan karya ilmiah ini sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan berisi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian,

Penegasan Istilah dan Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II, Biografi Zakiah Daradjat, berisi: Riwayat Hidup,

Karya-karyanya, Kiprahnya dalam bidang Psikologi.

Bab III, Deskripsi pemikiran Konsep Kesehatan Mental menurut Zakiah

Daradjat: Pengertian tentang Kesehatan Mental. Ciri-ciri dan penerapan

orang yang memiliki Kesehatan Mental. Hal-hal yang menyebabkan

(28)

15

Mental. Pengaruh Pendidikan terhadap Kesehatan Mental. Peranan

Psikoterapi dalam Pembinaan Mental.

Bab IV, Analisis Terhadap Konsep Kesehatan Mental menurut Zakiah

Daradjat: Signifikansi Pemikiran. Relevansi. Implikasi.

Bab V, Penutup berisi Kesimpulan dan Saran – saran.

(29)

16

BAB II

BIOGRAFI ZAKIAH DARADJAT A. Riwayat Hidup

Prof. Dr. Zakiah Daradjat dilahirkan pada 6 November 1926 di

tanah Minang, tepatnya di kampung tanah Marapak, kecamatan Ampek

Angkek, bukit tinggi. Ayahnya Haji Daradjat Ibnu Husain yang bergelar

Raja Ameh (Raja Emas) dan ibunya Hj. Rofi’ah binti Abdul Karim. Prof.

Dr. Zakiah Daradjat dilahirkan sebagai anak pertama dari sebelas

bersaudara. Dan satu hal yang sudah dipastikan bahwa beliau mendapat

bekal pendidikan awal (keluarga) secara memuaskan, baik di bidang

umum, terlebih lagi di bidang agama, sehingga mengatarkan beliau pada

kesuksesan seperti sekarang ini. Disamping dikenal sebagai konselor,

psikolog maupun psikoterapis, khususnya dunia terapi yang dijiwai

nilai-nilai Islam yang berpijak pada Al-Qur’an (Arif Subhan, 1999: 4).

Pendidikan Prof. Dr. Zakiah Daradjat diawali periode 1944 dengan

menamatkan pendidikan Standar School (SD) Muhammadiyah yang

masuk pagi, sementara sorenya mengikuti sekolah Diniyah (SD khusus

agama), setelah menamatkan, beliau melanjutkan pendidikan pada Kuliah

Muballinghoh di padang panjang, lalu setelah itu melanjutkan ke tingkat

SMP dan lulus pada tahun 1947. Dan pada tahun 1951 beliau dari SMA di

(30)

17

Pada tahun 1951, Prof. Dr. Zakiah Daradjat melanjutkan

pendidikannya ke Fakultas Tarbiyah di PTAIN Yogyakarta dan

menyelesaikan lima tahun dengan gelar Doktoral Satu (BA) pada tahun

1956. Setelah Prof. Dr. Zakiah Daradjat mencapai tingkat Doktoral Satu

(BA), Beliau mendapatkan beasiswa dari Depag untuk melanjutkan studi

di Ein Shame University Cairo Mesir. Dan kesempatan ini tidak beliau

sia-siakan, terbukti dua tahun kemudian yaitu pada tahun 1958 berhasil

menyelesaikan program Ein Shame University. Dan berhasil meraih gelar

MA dengan Thesis tentang Problem Remaja dengan Spesialisasi Mental

Hygine dari Universitas ‘Ains Shams. Selama menempuh S2 inilah beliau

mulai mengenal klinik kejiwaan. Beliau bahkan sudah sering berlatih

praktik konsultasi psikologi di klinik Universitas.

Dalam kalangan pemikir Islam Indonesia, beliau termasuk salah

seorang generasi pertama Indonesia “dari kalangan santri” yang berhasil

meraih gelar sarjana di luar negeri dalam bidang psikologi. Di antara

jabatan penting yang pernah dijabatnya yaitu :

- Direktur Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam tahun 1972

– 1984.

- Anggota Dewan Pertimbangan Agung tahun 1983 – 1988.

- Direktur Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijogo Yogyakarta sejak

(31)

18

Sebagai seorang intelektual yang agamis beliau mempunyai

komitmen serta pengetahuan keislaman yang memadai. Hal ini Nampak

dalam pandangan-pandangannya dalam berbagai jabatan yang pernah

diembanya, yang selalu mengeluarkan ide-ide yang bersifat religious.

Adapun aktifitasnya beliau dalam kegiatan ilmiah lebih dari 140 kali yang

berskala nasional 22 kali yang berskala internasional mengenai aktifitas

dalam bidang kemasyarakatan diantaranya yaitu :

a. Salah seorang pendiri dan ketua lembaga pendidikan

kesejahteraan jiwa di Universitas Islam Jakarta tahun

1969-1989.

b. Pendiri dan Ketua Yayasan Islam “Ruhama” di Jakarta tahun 1983.

c. Salah seorang pendiri dan ketua yayasan kesejahteraan

mental Binah Amalah di Jakarta tahun 1990.

Beberapa aktifitas lainnya adalah berupa pengisian acara kuliah

subuh di RRI (1960), pengisian mimbar agama Islam (1969). Dan

keagamaan di beberapa radio swasta, yaitu radio El-sinta Jakarta, radio PBB

serang, radio Famor Bandung dan Radio Merkurius Padang. Beliau

meninggal dunia pada hari Selasa 15 Januari 2013, pukul 09.00 WIB dalam

perawatan di Rumah Sakit UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam usia 83

(32)

19

Ketua Yayasan Pendidikan Islam “RUHAMA” itu dimakamkan di

kompleks pemakaman UIN di Ciputat.

B.Karya-karyanya

Sebagai salah seorang intelektual beliau banyak mengadakan

penelitian tentang kesehatan mental dan pembinaan pendidikan agama di

Indonesia (Musthafa Fahmi, 1997 : 1).

Adapun Karangan-karangan dan terjemahan-terjemahan beliau yang

sudah diterbitkan oleh Penerbit N.V “Bulan Bintang” adalah :

a. Ilmu Jiwa Agama

b. Ketenangan Dan Kebahagiaan Dalam Keluarga

c. Menghadapi Masa Menopause (Mendekati Usia Tua)

d. Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia

e. Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental

f. Pembinaan Jiwa / Mental

g. Perawatan Jiwa Untuk Anak-Anak

h. Problema Remaja di Indonesia

i. Pembinaan Remaja

j. Pendidikan Orang Dewasa

k. Perkawinan Yang Bertanggung Jawab

l. Membangun Manusia Indonesia Yang Bertakwa

m. Pokok – Pokok Kesehatan Jiwa / Mental (judul aslinya : Ususus

(33)

20

n. Ilmu Jiwa (judul aslinya : Ilmu Nafs, Ususuhu wa Tathbiqatuha

At-Tarbawiyah) oleh : Prof. Dr. Abdul Aziz El-Quussy.

o. Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat (judul

aslinya : Ash-Shihah An-Nafsiyyah fil Usrati wal Madrasati wal

Mujtama’i) oleh : Prof. Dr. Musthafa Fahmi.

p. Kunci Kebahagian

q. Pelajaran Tafsir al-Qur-an untuk MIN, jilid-jilid : I, II dan III

(bersama- sama dengan H.M . Nur Asjik M.A) (Musthafa Fahmi,

1997).

Selain buku tersebut beliau juga menulis buku tentang Problema

Remaja di Indonesia, Kepribadian Guru, Peranan Agama Dalam

Kesehatan Mental, Islam dan Kesehatan Mental, Shalat Menjadikan

Hidup Bermakna, Zakat Pembersih Harta dan Jiwa, Puasa Meningkatkan

Kesehatan Mental, Haji Ibadah Yang Unik, Doa Menunjang Semangat

Hidup, Kesehatan Mental Dalam Keluarga, Remaja Harapan dan

Tantangan dan lain-lain.

Di samping itu, Zakiah menterjemahkan puluhan buku berbahasa

Arab dan Inggris mengenai ilmu jiwa dan pendidikan, seperti Anda dan

Kemampuan Anda (Virgina Bailard), Dendam Anak-Anak (Prof. Dr.

Mustafa Fahmi), Anak-Anak Yang Cemerlang (Prof. Dr. Paul Wetty),

Bimbingan Pendidikan dan Pekerjaan(Prof. Dr. Attia Mahmoud Hana),

dan beberapa judul lain yang merupakan sumbangan sangat besar bagi

(34)

21

Dalam buku Kesehatan Mental yang telah mengalami cetak ulang

ke-23 tahun 2001, Zakiah Daradjat menulis bahwa yang menentukan

ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. Kesehatan

mental pulalah yang menentukan apakah orang akan mempunyai

kegairahan untuk hidup, atau akan pasif dan tidak bersemangat. Orang

yang sehat mentalnya tidak akan lekas merasa putus asa, pesimis atau

apatis, karena ia dapat menghadapi semua rintangan atau kegagalan dalam

hidup dengan tenang dan wajar dan menerima kegagalan itu sebagai suatu

pelajaran yang akan membawa sukses nantinya. Pentingnya pendidikan

agama sebagai wahana untuk membentuk kesehatan mental menjadi tema

terpenting pemikiran Zakiah Daradjat.

Pendidikan dalam hubungannya dengan kesehatan mental, kata

Zakiah, bukanlah hanya pendidikan yang disengaja, yang ditujukan kepada

objek yang dididik, yaitu anak. Akan tetapi yang lebih penting adalah

keadaan rumah tangga, keadaan jiwa ibu bapak, hubungan antara satu

dengan lainnya, dan sikap jiwa mereka terhadap rumah tangga dan

anak-anak. Segala persoalan orangtua, lanjut Zakiah, akan mempengaruhi si

anak.

Kebanyakan anak nakal karena di rumah kurang mendapat kasih

sayang orangtuanya. Karena itu, Zakiah mengaku selalu mengelus dada

bila mendengarkan orangtua yang selalu menyalahkan anak-anaknya yang

(35)

22

penyebabnya. Padahal para remaja yang kita anggap nakal dan tidak baik

itu, mereka sebenarnya adalah orang-orang yang menderita,” ujarnya.

Zakiah Daradjat memandang kebahagiaan hidup dalam rumah

tangga adalah modal utama untuk dapat merasakan dan menikmati

kebahagiaan pada umumnya. Dalam buku Ketenangan dan Kebahagiaan

dalam Keluarga (1974), Zakiah menuturkan sebagai berikut, “Dari sekian

banyak kasus keluarga, yang pernah datang kepada penulis untuk minta

bantuan, agar keluarganya dapat diselamatkan, atau untuk minta

pertimbangan terakhir sebelum mengambil keputusan drastis, dapat

dikumpulkan beberapa kesimpulan dan pokok-pokok usaha, yang perlu

dilakukan oleh suami-istri guna menyelamatkan keluarganya dari

kekacauan. Menurutnya, beberapa persyaratan yang perlu diketahui dan

dilakukan oleh setiap pasangan suami istri agar dapat tercapai kebahagiaan

dan ketenteraman dalam keluarga, ialah saling mengerti, saling menerima,

saling menghargai, saling mempercayai, dan saling mencintai.

Sebuah buku berjudul Kebahagiaan yang diterbitkan tahun

1988, memaparkan tinjauan Zakiah Daradjat tentang beberapa penyakit

(36)

23

yang menjadi penyebab hilangnya kebahagiaan, yaitu iri, dendam,

cemas, dan stress. Pengendalian diri adalah kunci kebahagiaan. Berapa

banyak rumah tangga yang dulu hidup rukun, tenang dan bahagia, berubah

menjadi pecah berantakan, tegang dan bermusuhan, akibat tidak

mampunya suami istri mengendalikan diri, tegasnya.

Salah satu cabang ilmu jiwa yang masih muda, Ilmu Jiwa Agama

sampai sekarang masih belum mendapat tempat yang wajar. Masih banyak

ahli ilmu jiwa yang tidak mengakui adanya satu cabang Ilmu Jiwa yang

berdiri sendiri, yang meneliti secara ilmiah dan menyoroti masalah agama.

Mengingat pentingnya peran Ilmu Jiwa Agama untuk menjawab berbagai

persoalan kemanusiaan, Zakiah Daradjat secara konsisten dan tidak

mengenal lelah merintis dan memperkenalkan cabang ilmu jiwa yang

masih muda ini kepada publik Indonesia. Ia mengembangkan Ilmu Jiwa

Agama atau disebut juga Ilmu Psikologi Islam melalui mata kuliah di

perguruan tinggi, seminar, ceramah-ceramah, penataran, kursus-kursus,

konsultasi, artikel dan puluhan buku yang ditulis dan diterjemahkannya.

Menarik disimak Ibu Aisyah Amini dalam buku 70 Tahun Prof.Dr.

Zakiah Daradjat (1999) menulis, “Apa yang dilakukan Zakiah ini sangat

besar artinya bagi kehidupan keluarga-keluarga di tanah air. Meskipun

keluarga merupakan komponen kecil dalam struktur kenegaraan, tetapi

memiliki peran yang signifikan dalam menciptakan dan mempersiapkan

(37)

24

jumlah orang yang mempunyai ilmu seperti Zakiah mampu

mengamalkannya banyak, saya kira masalah-masalah seperti munculnya

anak-anak yang menyimpang tingkah lakunya atau semacamnya tidak

akan banyak terjadi seperti yang sering kita saksikan di masa sekarang.

Ilmu yang dimiliki Zakiah itu adalah obat yang sangat mujarab. Namun

sayang apa yang dimiliki Zakiah tidak cukup luas dikuasai oleh

anggota-anggota masyarakat.”( Fuad Nasar , 2013.

(http://bimasislam.kemenag.go.id/informasi/artikel/624-mengenang-prof-dr-

zakiah-daradjat-tokoh-kementerian-agama-dan-pelopor-psikologi-islam-di-indonesia-.html) 10/4/2017, 22:22)

C. Kiprahnya dalam bidang Psikologi

Dari sekian banyak kiprahnya dalam berbagai kegiatan, kehadiran

Prof. Dr. Zakiah Daradjat tampaknya lebih dikenal dan tak bisa lepas dari

psikologi agama atau kesehatan mental. Kesehatan mental dan psikologi

agama adalah disiplin ilmu yang keahlianya ditekuni dan

disosialisasikannya secara konsisten, tak kenal lelah dan bosan melalui

berbagai forum, kemudian melalui radio dan televisi, serta dalam mengajar

(38)

25

Prof. Dr. Zakiah Daradjat adalah orang yang pertama kali merintis

dan memperkenalkan psikologi agama di lingkungan Perguruan Tinggi

Islam di Indonesia. Buku karangan beliau bukan saja menjadi bacaan

wajib di perguruan tinggi terutama mengenai Pendidikan Agama dan

Psikologi Agama, tetapi juga menjadi rujukan bagi kalangan perguruan

tinggi, para pendidik, dan pengambil kebijakan di bidang pendidikan dan

sosial keagamaan bahkan menjadi bacaan populer masyarakat umum

(Jalaluddin, 2001: 143).

Prof. Dr. Zakiah Daradjat di bidang psikologi sepanjang karier

akademik dan intelektualnya berusaha mencari kaitan antara terapi

pendidikan dengan nilai-nilai agama. Dalam kaitan ini beliau menjadi

fenomena menarik. Ia ingin mengintegrasikan pendekatan agama dengan

ilmu modern. Dengan merujuk berbagai literatur, baik berasal dari barat

maupun dari islam, ditemukan sintesa baru: agama memiliki peran yang

sangat fundamental dalam memahami esensi kejiwaan manusia. Karena itu

agama dapat dijadikan pijakan psikologi. Sebagai seorang psikologi religi

Prof. Dr. Zakiah Daradjat berusaha meneliti pengaruh agama terhadap

sikap dan tingkah laku atau mekanisme yang bekerja dalam diri seseorang.

Menurutnya cara berpikir, bersikap, bereaksi, dan bertingkah laku tidak

bisa dipisahankan dari keyakinan agama. Sebab, keyakinan itu masuk

(39)

26

Sebagai seorang psikologi Prof. Dr. Zakiah Daradjat juga melihat

doa sebagai terapi mental. Menurutnya, doa sangat berperan sebagai

ketentraman batin. Dengan berdoa kita memupuk rasa optimis. Doa

bahkan mempunyai manfaat bagi pembinaan dan peningkatan semangat

hidup. Doa mampu menyembuhkan stress dan gangguan jiwa. Dengan

kata lain, doa mempunyai fungsi kuratif, preventif, dan konstruktif bagi

kesehatan mental (Zakiah Daradjat, 2015: 3).

Dalam praktek konsultasinya, dalam rangka membantu

penyembuhan terhadap gangguan kejiwaan yang diderita seorang pasien,

Prof. Dr. Zakiah Daradjat pada umumnya menggunakan metode

non-directive psycho therapy dengan menyisipkan ajaran agama yang relevan

dengan kondisi atau bentuk gangguan jiwa yang dialami oleh seorang

pasien. Sisipan agama itu sendiri dilakukan dengan metode dialog

sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa si pasien merasa digurui. Dalam

metode ini tidak diperlukan penganalisaan lebih dalam terhadap semua

pengalaman yang telah dilalui oleh penderita. Ahli jiwa menerima

penderita sebagaimana adanya dan mulai perawatan langsung, atau dapat

dikatakan bahwa tiap – tiap individu maupu menolong dirinya apabila ia mendapat kesempatan itu. Maka perawatan jiwa merupakan pemberian

kesempat bagi penderita untuk mengenal dirinya dan problema – problema

yang dideritanya serta kemudian mencari jalan untuk mengatasinya

(40)

27

Prof. Dr. Zakiah Daradjat juga menggunakan metode clien

contered therapy dari Carls Rogers yang memberikan kesempatan

sepenuhnya kepada pasien untuk mengungkapkan penderitaan yang

dialaminya. Pasien menjadi center dari perawatan, sedang beliau aktif

mendengarkan semua ungkapan pasien itu kemudian memantulkan atau

merelaksasikan perasaan yang terkandung dalam ungkapan si pasien.

Dengan demikian terjadi proses pencerahan pada diri si pasien yang

membawanya kepada kesadaran terhadap masalah yang dihadapi dan

mampu mengatasinya (Zakiah Daradjat, 1985: 11).

Disinilah pentingnya peran pribadi Prof . Dr. Zakiah Daradjat

sebagai pribadi yang ramah, lemah lembut, mau mendengarkan orang lain,

tidak sombong atau angkuh, gemar menolong orang lain penyanyang,

mempunyai kepribadian menarik ditambah keahlian psikologi dan ilmu

(41)

28

BAB III

KONSEP KESEHATAN MENTAL MENURUT ZAKIAH DARADJAT

Zakiah Daradjat adalah sosok ilmuwan perempuan yang multidimensi. Ia

tidak hanya dikenal sebagai psikolog agama, tetapi ia juga muballigh dan pendidik

sekaligus. Menurut beliau membangun kesehatan mental manusia jelas menjadi

tema terpenting. Sebagai seorang psikolog agama yang berpegang teguh kepada

ajaran Al Qur’an dan Al Sunnah Zakiah Daradjat juga seorang pemikir dalam bidang pendidikan Agama Islam yang berlandasan Al Qur’an dan Al Sunnah.

Beliau juga membuka terapi untuk orang-orang yang mengalami

kesukaran-kesukaran dalam hidupnya atau gangguan kesehatan mental.

Menurut Zakiah Daradjat (1985: 13) kesehatan mental adalah terwujudnya

keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai

kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi, dan

merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.

Pada umummnya kesukaran-kesukaran itu timbul disebabkan oleh dua hal

pokok, yaitu pertama: pendidikan dan perlakuan orangtua yang di terima di waktu

kecil, tidak membawa pertumbuhan mental yang sehat, karena kurangnya

pengertian orang tua akan dasar-dasar kesehatan mental dalam pendidikan.

Kedua: ketidakmampuan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan

(42)

29

Sebagaimana tertera dalam penelitian ini, maka topik ini yang akan

dibahas adalah pemikiran Zakiah Daradjat tentang konsep kesehatan mental.

Konsep tersebut penulis sarikan dari beberapa buku yang ditulis oleh beliau.

Setelah mencermati struktur pemikiran Zakiah Daradjat dalam hal tersebut,

penulis akan mendriskripsikan konsep kesehatan mental yang meliputi: pengertian

kesehatan mental, ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental, hal-hal yang

menyebabkan gangguan kesehatan mental, peranan agama dalam pembinaan

kesehatan mental, pengaruh pendidikan terhadap kesehatan mental dan

penyesuain diri dan kesehatan mental. sebagaimana yang akan di uraikan berikut

ini.

A. Pengertian Kesehatan Mental

Menurut Zakiah Daradjat ada empat batasan tentang konsep kesehatan

mental. Konsep pertama atau konsep sederhana menurut Zakiah Daradjat,

kesehatan mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan

mental/jiwa (neurose) dan dari gejala-gejala penyakit mental/jiwa (psychose).

Konsep pertama: orang yang sehat mentalnya adalah orang yangterhindar dari

segala gangguan dan penyakit mental/jiwa. Yang dimaksud dengan gangguan

mental/jiwa misalnya: sering cemas tanpa diketahui sebabnya, tidak ada

kegairahan untuk bekerja, rasa badan lesu dan sebagainya. Konsep kedua:

Zakiah Daradjat berpendapat bahwa kesehatan mental adalah kemampuan

untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan

(43)

30

lingkungan di mana ia hidup.Konsep kedua ini lebihluas dan bersifat

umum karena dihubungkan dengan kehidupan secara keseluruhan.

Kesanggupan untuk menyesuaikan diri itu akan membawa orang kepada

kenikmatan hidup dan terhindar dari kecemasan, kegelisahan dan

ketidakpuasan. Selain itu, orang akan penuh semangat dalam menghadapi

hidupuntuk meraih kebahagiaan (Zakiah Daradjat, 1985: 10).

Konsep ketiga: menurut Zakiah disebut dengan pola pengembangan

potensi secara maksimal. Beliau menjelaskan: “Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan

memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal

mungkin, sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta

terhindar dari gangguan-gangguan dan penyakit jiwa”.

Konsep tersebut mendorong orang untuk mengembangkan dan

memanfaatkan segala potensi yang ada. Bakat yang tidak dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik akan membawa kepada kegelisahan dan

pertentangan batin. Mungkin pula orang mendapat kesempatan untuk

mengembangkan bakat dan potensi yang ada pada dirinya dengan baik, akan

tetapi hal itu digunakannya untuk mengambil hak orang lain atau

menyengsarakan orang, maka itu termasuk orang yang kurang sehat

mentalnya. Konsep yang ketiga tersebut lebih menekankan pada

(44)

31

pembawaan yang dibawa sejak lahir, sehingga benar-benar membawa

manfaat dan kebaikan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Konsep keempat: Zakiah mengungkapkan bahwa:”kesehatan mental

adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi

jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa

yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan

dirinya.

Fungsi-fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, sikap, pandangan dan

keyakinan hidup harus dapat saling membantu dan bekerjasama satu sama

lain, sehingga tecapai keharmonisan yang menjauhkan seseorang dari perasaan

ragu dan bimbang, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin

(konflik).

Empat konsep kesehatan jiwa tersebut disempurnakan oleh Zakiah

dalam pidato pengukuhan beliau sebagai guru besar untuk Kesehatan

jiwa/mental di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1984, beliau

menyempurnakan definisi kesehatan mental sebagai berikut: ”kesehatan

mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara

fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan

dirinya dan lingkungannya, berlandaskan keimanan dan ketakwaan serta

bertujuan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat”.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: terwujudnya keserasian

(45)

32

seluruh potensi kejiwaan secara seimbang sehingga manusia dapat mencapai

kesehatannya secara lahiriah maupun batiniah. Selanjutnya terciptanya

penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri merupakan usaha

untuk menyesuaikan diri secara sehat terhadap diri sendiri serta memanfaatkan

potensi dan daya seoptimal mungkin sehingga penyesuaian diri membawa

kesejahteraan dan kebahagiaan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Penyesuaian diri yang sehat terhadap lingkungan dan masyarakat merupakan

tuntunan untuk meningkatkan keadaan masyarakatnya dan dirinya sendiri

sebagai anggotanya. Artinya, manusia tidak hanya memenuhi tuntutan

masyarakat dan mengadakan perbaikan di dalamnya tetapi juga dapat

membangun dan mengembangkan dirinya sendiri secara serasi dalam

masyarakat. Hal ini hanya bisa dicapai apabila masing-masing individu dalam

masyarakat sama-sama berusaha meningkatkan diri secara terus menerus

dalam batas-batas yang diridhoi Allah. Berlandaskan keimanan dan ketakwaan

adalah masalah keserasian yang sungguh-sungguh antar fungsi-fungsi

kejiwaan dan penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan

lingkungannya hanya dapat terwujud secara baik dan sempurna apabila usaha

ini didasarkan atas keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan

demikian, faktor agama memainkan peranan yang besar dalam pengertian

kesehatan mental (Zakiah Daradjat, 1985: 13).

Konsep tersebut memasukkan unsur agama yang sangat penting dan

(46)

33

tersebut juga sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip kesehatan mental dan

pengembangan hubungan baik dengan sesama manusia.

B. Ciri-ciri dan penerapan orang yang memiliki Kesehatan Mental

Adapun cirri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental :

1. Gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri (self image)

Hal ini dapat dicapai dengan penerimaan diri, keyakinan diri dan

kepercayaan pada diri sendiri. Citra diri positif akan mewarnai pola hidup,

sikap, cara pikir dan corak penghayatan, serta ragam perbuatan yang

positif pula.

2. Keterpaduan antara Integrasi Diri. Adanya keseimbangan antara

kekuatan-kekuatan jiwa dalam diri, kesatuan pandangan (falsafah) dalam hidup dan

kesanggupan mengatasi stress.

3. Perwujudan Diri (aktualisasi diri). Inilah proses pematangan diri. Menurut

Reiff, orang yang sehat mentalnya adalah orang yang mampu

mengaktualisasikan diri atau mampu mewujudkan potensi yang

dimilikinya, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan cara yang

baik dan memuaskan.

4. Mau menerima orang lain, mampu melakukan aktifitas sosial dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal.

5. Berminat dalam tugas dan pekerjaan. Suka pada pekerjaan tertentu

walaupun berat maka akan mudah dilakukan dibandingkan dengan

(47)

34

6. Agama, cita-cita, dan falsafah hidup. Demi menggapai ketenangan dan

kebahagiaan dalam kehidupan.

7. Pengawasan diri. Hal ini dapat dilakukan terhadap keinginan-keinginan

dari ego yang bersifat biologis murni. Sehingga dapat dikendalikan secara

sehat dan terarah.

8. Rasa benar dan tanggung jawab. Ini penting bagi tingkah laku. Dengan

demikian muncul rasa percaya diri dan bertanggung jawab penuh atas

segala tindakan sehingga tidak menutup kemungkinan kesuksesan diri

akan diraih.

Penerapanya yaitu sebagai berikut:

1. Problem focus coping (Fokus mengatasi masalah):

a. Instrumental action (menyusun rencana guna penyelesaian

masalah)

b. Cautiousness (menganalisis secara detail dalam memecahkan

masalah)

c. Negotiation (memecahkan masalah dengan cara mendiskusikan

pada orang lain yang terlibat)

d. Seeking for instrumental social support (mencari nasehat orang

lain)

(48)

35

a. Escapism (menyelesaikan masalah dengan cara membayangkan

situasi yang lebih baik)

b. Minimalization (menganggap masalah seringan mungkin)

c. Seeking meaning (mencari makna yang terjadi dalam permasalahan)

d. Seeking for social emoptional support (mencari simpati orang lain)

e. Turning to religion (mendekatkan diri pada Tuhan)

(Notosoedirjo,M. & Latipun. (2005). Kesehatan Mental; Konsep dan

penerapan.Malang. UMM Press)5/9/2017,9:43).

Agama dapat memberi dampak yang cukup berarti dalam kehidupan

manusia, termasuk terhadap kesehatan. Orang yang sehat mental akan

senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga akan

melakukan introspeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan

mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri. Solusi terbaik untuk

dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan mental adalah dengan

mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan

mental seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam

penyesuaian diri dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi

yang terdapat dalam dirinya sendiri semaksimal mungkin untuk menggapai

ridho Allah SWT, serta dengan mengembangkan seluruh aspek kecerdasan,

baik kesehatan spiritual, emosi maupun kecerdasan intelektual (Zakiah

Daradjat, 1985: 12).

Pada dasarnya hidup adalah proses penyesuaian diri terhadap seluruh

(49)

36

lingkungannya akan gagal dalam menjalani kehidupannya. Manusia

diciptakan untuk hidup bersama, bermasyarakat, saling membutuhkan satu

sama lain dan selalu berinteraksi.

C. Hal – hal yang menyebabkan gangguan Kesehatan Mental

Menurut Zakiah Daradjat (1985: 17), diantara gangguan perasaan

yang disebabkan oleh karena terganggunnya kesehatan mental ialah: rasa

cemas (gelisah), iri hati, sedih, merasa rendah diri, pemarah, dan ragu

(bimbang). Macam-macam perasaan itu mungkin satu saja yang menonjol,

mungkin pula dua atau lebih, bahkan mungkin semuanya terdapat dalam satu

orang.

Untuk jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Rasa cemas (gelisah)

Perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang

ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan

mencemaskan itu. Seorang ibu akan gelisah, karena anaknya terlambat

pulang sekolah. Pikirannya sudah bermacam-macam, takut kalau anak

ditabrak mobil, diculik orang dan sebagaianya. Karena harga makanan

nail si ibuk bingung, keluh kesah, tidak tahu apa yang akan dibuat,

mengeluh ke sana ke sini, dan lekas pusing. Pendek kata, terlalu banyak

hal-hal yang menyebabkan gelisah yang tidak pada tempatnya, bila

(50)

37

2. Iri hati

Seringkali orang merasa iri hati atas kebahagiaan orang lain.

Perasaan ini bukan karena kebusukan hatinya seperti biasa disangka

orang, akan tetapi karena ia sendiri tidak merasakan bahagia dalam

hidupnya. Seseorang ibu yang masih muda, cantik dan kaya, merasa iri

kepada suaminya, karena anak-anaknya semua lebih senang kepada

bapaknya daripada ibunya. Ia merasa bahwa suaminya kurang

memperhatikannya atau tidak mengindahkan perasaannya. Antara

suami istri itu sering terjadi pertengkaran dan perselisihan yang

disebabkan kecurigaan istri kepada suami dan selalu

membanding-bandingkan rumahtangganya dengan rumahtangga orang lain.

Kegelisahan dan iri hatinya makin memuncak, sehingga merasa

bosen tinggal di rumahnya. Ia tak ingin lagi melihat anak-anak dan

suaminnya, kemudian lari dari rumahnya untuk melepaskan diri dari

kegelisahan dan iri hatinya, pergi mencari tempat menumpang tidur. Si

ibu tersebut lari hanya karena rasa iri hati, yang ditimbulkan oleh

adanya gangguan kesehatan mentalnya (Zakiah Daradjat, 1985: 18).

3. Rasa Sedih

Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak hal-hal yang

menyedihkannya sehingga air mukanya selalu membayangkan

kesedihan, kendatipun ia seorang yang mampu, berpangkat, dihargai

orang dan sebagainya. Sesungguhnya perasaan sedih ini banyak sekali

(51)

38

hidupnya. Sebabnya bermacam-macam, ada ibu yang merasa kesepian

karena anak-anaknya sudah besar, tidak banyak memerlukannya lagi,

sedang bapak tidak lagi seperti dulu. Sebaliknya ada bapak yang merasa

sedih, karena istrinya yang dulu selalu memperhatikan makanan dan

minumannya, sekarang telah sibuk mengurus rumahtangga dan

anaknya.

Pemuda pemudi yang baru meningkat remaja, banyak sekali yang

menderita rasa sedih dan murung yang tidak diketahui sebab

sesungguhnya. Banyak anak muda yang ketika berada sendirian

menangis dan meratapi, tapi kalau di tengah-tengah orang tuanya,

saudara-saudara atau kawan-kawanya berbuat seolah-olah gembira, dan

menutupi kesedihan yang ada dalam hatinya. Hal ini seingkali

mengakibatkan terganggunya pelajaran dan aktivitasnya dalam

pekerjaan dan pergaulanya. Kesedihan-kesedihan yang seperti itu, tidak

disebabkan oleh sesuatu hal atau persoalan secara langsug, akan tetapi

oleh kesehatan mental.

4. Rasa rendah diri dan hilangnya rasaa kepercayaan kepada diri

Rasa rendah diri dan tidak percaya dengan diri sendiri banyak

sekali terjadi pada pemuda-pemudi remaja. Hal ini disebabkan oleh

banyaknya problem yang mereka hadapi yang tidak, mendapat

penyelesaian dan pengertian dari orang tua dan dewasa lainnya.

Disamping itu mungkin pula akibat pengaruh pendidikan dan perlakuan

(52)

39

orang lekas tersinggung. Karena itu ia mungkin akan menjauhi

pergaulan dengan orang banyak, menyendiri, tidak berani

mengemukakan pendapat (karena takut salah), tidak berani bertindak

atau mengambil suatu inisiatif (takut tidak diterima orang). Lama

kelamaan akan hilanglah kepercayaan kepada dirinya, dan selanjutnya

ia juga kurang percaya kepada orang. Ia akan lekas marah atau sedih

hati, menjadi apatis dan psimis (Zakiah Daradjat, 1985: 19).

Bahkan rasa rendah diri itu mungkin akan menyebabkan ia suka

mengeritik orang lain, dan tingkah lakunya mungkin akan terlihat

sombong. Dalam pergaulan ia menjadi kaku, kurang disenangi oleh

kawan-kawannya, karena mudah tersinggung dan tidak banyak ikut

aktif dalam pergaulan atau pekerjaan.

5. Pemarah

Sesungguhnya orang dalam suasana tertentu kadang-kadang

perlu marah, akan tetapi kalau ia sering-sering marah yang tidak pada

tempatnya atau tidak seimbang dengan sebab yang menimbulkan marah

itu, maka yang demikian ada hubungannya dengan kesehatan mental.

Marah, sebenarnya adalah ungkapan dari rasa hati yang tidak enak,

biasanya akibat kekecewaan, ketidakpuasan atau tidak tercapai yang

diingininya. Apabila orang sedang merasa tidak enak, tidak puas

terhadap dirinya, maka sedikit saja suasana luar mengganggu ia akan

menjadi marah. Mungkin anak, istri atau siapapun akan menjadi sasaran

(53)

40

Ragu dan bimbang adalah akibat dari kurang sehatnya mental,

yang lambat laun mungkin menimbulkan pertentangan batin. Disamping

itu, banyak lagi perasaan-perasaan yang tidak membawa kepada

penyesuaian diri sendiri, dengan orang lain dan dengan situasi dan

lingkuangannya. Semuanya dapat dikatakan bahwa sebabnya terletak

pada kurang sehatnya mental (Zakiah Daradjat, 1985: 20).

D. Peranan Agama dalam Pembinaan Kesehatan Mental

Pembinaan mental seseorang muali sejak ia kecil, semua pengalaman

yang dilalui, baik yang disadari atau tidak, ikut menjadi unsur-unsur

menggabungkan dalam kepribadian seseorang. Di antara unsur-unsur

terpenting yang akan menentukan corak kepribadian seseorang dikemudian

hari adalah nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-nilai agama, moral dan

sosial. Apabila dalam pengalaman di waktu kecil itu, banyak didapat

nilai-nilai agama, maka kepribadiannya akan mempunyai unsur-unsur yang baik.

Demikian sebaliknya, jika nilai-nilai yang di terimanya itu jauh dari agama,

maka unsur-unsur kepribadiannya akan jauh pula dari agama dan akan

menjadi goncang. Karena nilai-nilai positif yang tetap dan tidak

berubah-ubah adalah nilai-nilai agama, sedangkan nilai-nilai sosial dan moral yang

didasarkan bukan kepada agama, akan sering mengalami perubahan, sesuai

dengan perkembangan masyarakat itu sendiri. Karena itulah maka mental

(kepribadian) yang hanya terbina dari nilai-nilai sosial dan moral yang

mungkin berubah dan goncang itu, akan membawa kepada kegoncangan

(54)

41

Menurut Zakiah Daradjat (1982: 88) Ilmu jiwa banyak berbicara

tentang perasaan dan ketentraman jiwa, maka agama memberikan berbagai

pedoman dan petunjuk agar ketentraman jiwa tercapai, dalam Al –Qur’an banyak sekali ayat –ayat tentang itu misalnya surat Ar Ra’du ayat 29 :

َم ُنْسُحَو ْمُهَل ىَبوُط ِتاَحِلاَّصلا اوُلِمَعَو اوُنَمآ َنيِذَّلا

ٍبآ

“(Adapun) orang – orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.

Adapula ayat yang menunjukan tentang kecemaasan dalam hidup.

Yaitu Surah Al-Baqaraah : 112

ْمُه َلَاَو ْمِهْيَلَع ٌف ْوَخ َلَاَو ِهِ بَر َدْنِع ُهُرْجَأَ ُهَلَف ٌنِسْحُم َوُهَو ِ َّ ِللّ ُهَهْجَو َمَلْسَأَ ْنَم ٰىَلَب

َنوُنَزْحَي

“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada

Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)

mereka bersedih hati.”

Di antara sikap yang menyebabkan orang lain merana, adalah rasa

sombong, congkak atau kasar, hal mana sangat penting diketahui oleh

seorang manager, agar ia jangan meganggap karyawan atau buruhnya

sebagai seorang yang tidak punya harga diri, yang harus dibentak atau

(55)

42

ٍلاَتْخُم َّلُك ُّب ِحُي َلَا َ َّاللَّ َّنِإ ۖ اًحَرَم ِضْرَ ْلْا يِف ِشْمَت َلَاَو ِساَّنلِل َكَّدَخ ْرِ عَصُت َلَاَو

ٍروُخَف

“Dan janganlah kamu memalingkan muka dari manusia (karena sombong)

dan jangan kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

Apabila ketentraman batin terganggu, orang mungkin menjadi lesu,

malas bekerja, bahkan akan seing merasakan sakit. Gangguan itu

kadang-kadang disebabkan oleh karena kegagalan, baik dirumah tangga, dalam

pekerjaan atau masyarakat. Bagi seorang yang beriman dan mampu

menggunakan keyakinannya kepada Tuhan itu dalam menghadapi segala

persoalan hidup ia tidak akan sampai patah semangat, malas atau kesasar.

Karena ia yakin bahwa dibalik kesukarannya itu ada kelapangan yang

tersembunyi (Zakiah Daradjat, 1982 : 89).

Kesukaran atau problema itu tidak tepat atau kekal. Seperti Firman

“Maka sesungguhnya di samping kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya di samping kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai dari satu unsur maka kerjaknlah yang lain dengan sungguh – sungguh.

Dan kepada Tuhan hendaknya kamu berharap.”

Kegagalan kekecewaan dan kesulitan apapun akan dapat dihadapinya

dengan tenang, sehingga tidak membawanya kepada gejala-gejala mental

Referensi

Dokumen terkait

The extraction technique using different solvent polarity (n- hexane, chloroform, ethyl acetate and buthanol, respectively) was applied for the isolation of the

Untuk nilai-nilai kekerasan pada spesimen yang tidak mengalami perlakuan panas pada masing-masing daerah pengelasan yaitu daerah logam induk A, daerah HAZ A,

Hasil penelitian (Kun Ismawati, 2015) menjelaskan bahwa variabel LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap profabilitas kebangkrutan dan pengaruhnya prositif,

Namun, beliau tidak dapat mencatat kata-kata yang menghina pemerintah dalam buku ,jadi beliau hanya menyampaikan secara tidak langsung dan mewariskan kepada anak

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui perbedaan trust pasangan hubungan jarak jauh yang belum menikah (pacaran jarak jauh) dengan pasangan hubungan jarak jauh yang

penelitian sebelumnya yaitu penelitian Leicht menyebutkan bahwa teknik ekstubasi sadar dengan atau tanpa lidokain intravena 1,5 mg/kgBB dengan jarak pemberian

This research aims to find out the typical categories of answers to Yes/No questions most used by students at selected Public Senior High Schools in Medan,

This article is closely related to review as well as elaborate the relevant theories which mostly deals with the implementation and management of clinical supervision in