1. PENDAHULUAN
2. PENGERTIAN TANAH
3. BAGIAN-BAGIAN PENYUSUN TANAH 4. FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK TANAH
5. MINERALOGI DAN PELAPUKAN BAHAN INDUK 6. PROSES PERKEMBANGAN TANAH
7. TANAH-TANAH UTAMA DI INDONESIA 8. SIFAT FISIKA TANAH
TEKSTUR, STRUKTUR, KONSISTENSI, WARNA TANAH
TEMPERATUR, UDARA TANAH, AIR TANAH DAN PERMEABILITAS TANAH
9. KOLOID TANAH DAN MINERALOGI LEMPUNG
10. REAKSI TANAH DAN SIFAT SANGGAHAN TANAH 11. PERTUKARAN KATION
DASAR-DASAT ILMU TANAH
OLEH Ir. SLAMET MINARDI MP DAN Ir. SUTOPO, MP
(BUKU PEGANGAN KULIAH FAKULTAS PERTANIAN UNS) TAHUN 2000
ILMU TANAH
OLEH Dr. Ir. SARWONO HARDJOWIGENO TAHUN 1992
DASAR-DASAR ILMU TANAH KONSEP DAN KENYATAAN.
Pendahuluan
Manusia
Kualitas
Kualitas
Tanah
Tanah
Permasalah
Permasalah
an Tanah
an Tanah
-
Kesuburan Tanah
Kesuburan Tanah
-
Tumbuh-
Tumbuh-tumbuhan
tumbuhan
-
Hewan
Hewan
ILMU
ILMU
TANAH
TANAH
Ilmu yang memperlajari tentang hal
Ilmu yang memperlajari tentang hal
ichwal atau sifat-sifat tanah secara
ichwal atau sifat-sifat tanah secara
umum yang dibagi menjadi 2
ILMU
TANAH
PEDOLOG
PEDOLOG
I
I
EDA
EDA
F
F
OLOG
OLOG
I
I
Ilmu tanah yang
Ilmu tanah yang
mempelaja
mempelaja
r
r
i tanah sebagai
i tanah sebagai
suatu bagian dari alam yang
suatu bagian dari alam yang
berada di permukaan bumi
berada di permukaan bumi
yang menekankan hubungan
yang menekankan hubungan
antara tanah itu sendiri
antara tanah itu sendiri
dengan faktor pembentuknya
dengan faktor pembentuknya
Ilmu tanah yang mempelajari tanah
Ilmu tanah yang mempelajari tanah
sebagai suatu alat produksi pertanian
sebagai suatu alat produksi pertanian
yang menekankan hubungan antara
yang menekankan hubungan antara
tanah dengan tanaman
I. PENGERTIAN TANAH
Tanah
Tanah
sebagai Alat
sebagai Alat
Produksi
Produksi
Media tumbuh alam bagi
Media tumbuh alam bagi
tanaman di permukaan
tanaman di permukaan
bumi
bumi
GURUN BUKAN
GURUN BUKAN
TANAH ?
TANAH ?
Tanah
Tanah
adalah laboratorium kimia dari
adalah laboratorium kimia dari
alam dimana terjadi penguraian kimia
alam dimana terjadi penguraian kimia
dan reaksi sintesis secara tersembunyi
dan reaksi sintesis secara tersembunyi
JJ Berzelius (1803) – ahli JJ Berzelius (1803) – ahli kimiakimia
Tanah
Tanah
dianggap tabung reaksi dimana
dianggap tabung reaksi dimana
seseorang dapat mengetahui jumlah dan
seseorang dapat mengetahui jumlah dan
jenis hara tanaman
Tanah
Tanah
sebagai bahan yang lepas dan
sebagai bahan yang lepas dan
merupakan akumulasi dan campuran
merupakan akumulasi dan campuran
berbagai bahan terutama unsur Si,
berbagai bahan terutama unsur Si,
A
A
l, Ca,
l, Ca,
Mg, Fe dan unsur lainnya
Mg, Fe dan unsur lainnya
AD Thaer (1909) – ahli fisika AD Thaer (1909) – ahli fisika bumibumi
Tanah
Tanah
sebagai hasil pelapukan oleh
sebagai hasil pelapukan oleh
waktu yang mengikis batuan keras dan
waktu yang mengikis batuan keras dan
lambat laun akan terjadi dekomposisi
lambat laun akan terjadi dekomposisi
menjadi masa tanah yang kompak
menjadi masa tanah yang kompak
Friedrich Fallou (1855) – ahli Friedrich Fallou (1855) – ahli geologigeologi
Tanah
Tanah
adalah lapisan hitam tipis yang
adalah lapisan hitam tipis yang
menutupi bahan padat bumi yang
menutupi bahan padat bumi yang
merupakan partikel kecil yang mudah
merupakan partikel kecil yang mudah
remah, sisa vegetasi dan hewan, dimana
remah, sisa vegetasi dan hewan, dimana
tumbuhan bertempat kedudukan,
tumbuhan bertempat kedudukan,
berakar, tumbuh dan berbuah
Tanah
Tanah
adalah bahan yang gembur dan
adalah bahan yang gembur dan
lepas dimana tumbuhan dapat
lepas dimana tumbuhan dapat
memperoleh tempat hidup berkat adanya
memperoleh tempat hidup berkat adanya
zat hara serta syarat lain untuk tumbuh
zat hara serta syarat lain untuk tumbuh
EW Hilgard (1906)EW Hilgard (1906)Tanah
Tanah
sebagai campuran bahan padat
sebagai campuran bahan padat
berbentuk tepung, air dan udara, yang
berbentuk tepung, air dan udara, yang
karena mengandung zat hara dapat
karena mengandung zat hara dapat
menumbuhkan tumbu-tumbuhan
menumbuhkan tumbu-tumbuhan
Alfred Mitscherlich (1920) – ahli Alfred Mitscherlich (1920) – ahli fisiologiPengertian tanah dihubungkan dengan
Pengertian tanah dihubungkan dengan
iklim dan lingkungan tumbu
iklim dan lingkungan tumbu
h
h
-tumbuhan
-tumbuhan
dan dapat digambarkan sebagai zone
dan dapat digambarkan sebagai zone
geografi yang luas dalam skala peta
geografi yang luas dalam skala peta
dunia
dunia
VV Dokuchaev (1900)
VV Dokuchaev (1900)
Tanah
Tanah
adalah ba
adalah ba
n
n
gunan alam tersusun
gunan alam tersusun
atas horizon-horizon yang terdiri atas
atas horizon-horizon yang terdiri atas
bahan yang berbeda-beda dan dapat
bahan yang berbeda-beda dan dapat
dibedakan dari bahan-bahan di bawahnya
dibedakan dari bahan-bahan di bawahnya
dalam hal morfologi, sifat dan susunan
dalam hal morfologi, sifat dan susunan
fisik, kimia dan biologinya
fisik, kimia dan biologinya
Unsur fisika, kimia, biologi dan
Unsur fisika, kimia, biologi dan
morfologi dilibatkan dalam pengertian ini
morfologi dilibatkan dalam pengertian ini
Jacop S Joffe (1949)
Pengertian Tanah
Pengertian Tanah
adalah suatu benda
adalah suatu benda
alami yang terdapat di permukaan kulit
alami yang terdapat di permukaan kulit
bumi, yang tersusun dari bahan mineral
bumi, yang tersusun dari bahan mineral
sebagai hasil pelapukan bebatuan dan
sebagai hasil pelapukan bebatuan dan
bahan organik seb
bahan organik seb
a
a
gai hasil pelapukan
gai hasil pelapukan
sisa-sisa tanaman dan hewan, yang
sisa-sisa tanaman dan hewan, yang
mampu menumbuhkan tanaman dan
mampu menumbuhkan tanaman dan
memiliki sifat tertentu sebagai akibat
memiliki sifat tertentu sebagai akibat
pengaruh iklim, jasad hidup yang
pengaruh iklim, jasad hidup yang
bertindak terhadap bahan induk dalam
bertindak terhadap bahan induk dalam
keadaan wilayah tertentu selama jangka
keadaan wilayah tertentu selama jangka
waktu tertentu
waktu tertentu
Jadi
Tanah dari sudut pertanian alat produksi
produk tanaman
peranan tanah sebagai alat produksi :
peranan tanah sebagai alat produksi :
1.
1.
Melayani tanaman sebagai tempat
Melayani tanaman sebagai tempat
berpegang dan bertumpu
berpegang dan bertumpu
2.
2.
Menyediakan unsu
Menyediakan unsu
r
r
-unsur mineral (unsur
-unsur mineral (unsur
hara)
hara)
3.
3.
Memberikan air dan melayani persediaan
Memberikan air dan melayani persediaan
air
air
4.
Gambaran Vertikal Tanah
dan Lapisan-lapisan Tanah
Profil tanah
penampang vertikal tanah
yang menunjukkan susunan horizon
tanah yang terdiri dari solum tanah dan
bahan induk tanah
Horison tanah
lapisan-lapisan tanah
yang berbeda dalam susunan fisika dan
kimia yang kurang lebih sejajar dengan
permukaan tanah sebagai akibat dari
proses perkembangan tanah
Pedon
satuan individu terkecil dalam
Regolit
bahan-bahan lepas (termasuk
tanah) di atas batuan keras
Solum tanah
horizon tanah di atas batuan
induk yang terdiri dari horison O, horizon
A dan horizon B
Kedalaman ekfetif tanah
kedalaman
tanah yang masih dapat ditembus dengan
akar tanaman
Top soil
lapisan tanah yang paling atas
yang biasanya mengandung bahan organik
dan berwarna gelap dan subur dengan
tebal sampai dengan 25 cm yang sering
disebut lapisan olah tanah
Sub soil
lapisan bawah permukaan
dengan sedikit bahan organik (kurang
subur) dan lebih tebal dari top soil
Nama Horison
Nama Lama Nama Baru KeteranganO O Horison Organik (Kadar BO > 20%)
O1 Oi, Oe Tingkat dekomposisi kasar ( i = fibrik, e = hemik)
O2 Oe, Oa Tingkat dekomposis halus ( e = hemik, a = saprik)
A1 A Horison mineral permukaan campuran dng BO
A2 E Horison eluviasi (pencucian) maksimum
A3 AB Peralihan A1 (A) ke B (lebih menyerupai A1 (A)
EB Peralihan A2 (E) ke B (lebih menyerupai A2 (E)
B1 BA Peralihan A1 (A) ke B (lebih menyerupai B
BE Peralihan A2 (E) ke B (lebih menyerupai B
B2 B Horison iluviasi (penimbunan) maksimum
B3 BC Peralihan dari B ke C, lebih menyerupai B
CB Peralihan dari B ke C, lebih menyerupai C
C C Bahan induk tanah , lunak (belum ada proses perkembangan)
II. BAGIAN-BAGIAN PENYUSUN
TANAH, TANAH MINERAL DAN
TANAH ORGANIK
Bahan Mineral Bahan Mineral 45 % 45 % Air Air 25 % 25 % Udara Udara 25 % 25 % BO BO 5 % 5 % Atmosfer Atmosfer Hidrosfer Hidrosfer Biosfe Biosfe r r Litosfer LitosferTana
h
Sistem kompleks dan dinamis
Udara tanah
Udara tanah
menempati ruang pori makro
menempati ruang pori makro
untuk pernafasan akar tanaman dan
untuk pernafasan akar tanaman dan
mikrobia
mikrobia
Air tanah
Air tanah
mengandung senyawa asam dan
mengandung senyawa asam dan
basa yang dapat menguraikan dan
basa yang dapat menguraikan dan
melarutkan mineral tanah
melarutkan mineral tanah
Lempung dan humus sebagai gudang
Lempung dan humus sebagai gudang
penyimpanan dan pelepasan unsur hara
penyimpanan dan pelepasan unsur hara
tanaman
Tanah Mineral dan Tanah
Organik
Tanah organik/Histosol/Gambut/Organosol
Tanah dengan kandungan bahan
organiknya lebih dari 20 %
Terbentuk karena proses penguraian
LEBIH LAMBAT dibanding penimbunan
Terjadi di daerah dengan DRAINASE
BURUK yang selalu tergenang air
sehingga hanya mikrobia anaerab yang
menguraikan bahan organik
Misal di daerah rawa pasang surut
Bersifat pH rendah, unsur hara rendah,
Tanah mineral tanah yang kandungan
bahan organiknya kurang dari 20 % atau kandungan mineralnya lebih dari 80 %
III. FAKTOR-FAKTOR
PEMBENTUK TANAH
Tanah
f (Iklim, Jasad Hidup, Bentuk Wilayah, Bahan Induk,
f (Iklim, Jasad Hidup, Bentuk Wilayah, Bahan Induk,
Waktu) Waktu)
Faktor
Faktor
Pasif
Pasif
Faktor
Faktor
Aktif
Aktif
Proses Pembentukan Tanah
Proses Pembentukan Tanah
Pelapuka
Pelapuka
n
Pelapukan Pelapukan
Berubahnya bahan penyusun batuan menjadi Berubahnya bahan penyusun batuan menjadi
bahan penyusun tanah (Geologi Destruktif) bahan penyusun tanah (Geologi Destruktif)
Contoh : batuan feldsfat
Contoh : batuan feldsfat mineral lempung mineral lempung
batuan besar batuan besar kerikil kerikil
Perkembangan Profil Perkembangan Profil
Terbentuknya lapisan tanah yang disebut Terbentuknya lapisan tanah yang disebut
horizon yang merupakan salah satu ciri suatu horizon yang merupakan salah satu ciri suatu
jenis tanah (Pedologis Kreatif) jenis tanah (Pedologis Kreatif)
Contoh : terbentuknya horizon tanah akibat Contoh : terbentuknya horizon tanah akibat
proses pencucian dan pengendapan proses pencucian dan pengendapan
Iklim
Temperatur
Temperatur
Curah
Curah
hujan
hujan
Perbedaan temperatur Perbedaan temperatur yang besar yang besar menimbulkan menimbulkan pelapukan fisik. pelapukan fisik. penguraian mineral penguraian mineralsecara kimia dan secara kimia dan
memperbesar memperbesar evapotranspirasi evapotranspirasi Penguraian Penguraian mineral dan bahan mineral dan bahan organik yang organik yang menimbulkan menimbulkan pencucian pencucian (eluviasi) dalam (eluviasi) dalam tanah tanah
Berdasarkan Curah Hujan
Arid
(Curah Hujan Rendah)
Humid
Humid
(Curah Hujan
(Curah Hujan
Tinggi)
Tinggi)
Kurang Kurang Subur Subur - mempercepat proses mempercepat prosespenghancuran kimia penghancuran kimia
- vegetasi lebatvegetasi lebat
- bahan organik tinggibahan organik tinggi - pelapukan intensifpelapukan intensif
Klimosekwen
Klimosekwen
Hubungan antara pembentukan jenis
Hubungan antara pembentukan jenis
tanah akibat pengaruh iklim
tanah akibat pengaruh iklim
Profil tanah
Profil tanah
dalam
Jasad Hidup
Proses pembentukan
Proses pembentukan
tanah
tanah
-
Vegetasi
Vegetasi
-
Jasad makro
Jasad makro
-
Mikrobia
Mikrobia
tanah
tanah
-
Manusia
Manusia
Sumber bo
Sumber bo berkedudukan berkedudukan
tetap dan waktu tetap dan waktu lama
lama
Pengurai bahan organik Pengurai bahan organik
Pembentuk tanah Pembentuk tanah
Batuan Induk
Tekstur batuan induk dan sifat masam
Tekstur batuan induk dan sifat masam
basa
basa
Mudah sukarnya pelapukan mineral
Mudah sukarnya pelapukan mineral
Olivin
Olivin
Ca-Plagioklas
Ca-Plagioklas
Na-Plagioklas
Plagioklas
K-Feldspat
K-Feldspat
Muscovit
Muscovit
Kwars
Kwars
a
a
Biotit
Biotit
Hornblend
Hornblend
e
e
Piroksin
Piroksin
Muda
Muda
h
h
Lapuk
Lapuk
Sukar
Sukar
Lapuk
Lithosekwen Penyebaran jenis tanah
karena pengaruh batuan induk
Misal
Misal
Di daerah iklim tropika :
Di daerah iklim tropika :
-
Batuan induk volkan andesit
Batuan induk volkan andesit
latosol
latosol
-
Batuan induk pasir kuarsa
Batuan induk pasir kuarsa
podsolik merah kuning
Bentuk Wilayah
Datar
Datar BerombakBerombakBergelombangBergelombang BerbukiBerbuki t t Bergunun Bergunun g g
Berpengaruh pada
Berpengaruh pada
Pergerakan Air
Pergerakan Air
Contoh
Contoh
BI pasir kuarsa
BI pasir kuarsa bergelombang bergelombang Podsolik Podsolik Merah Kuning
Merah Kuning
datar datar hidromorf hidromorf
BI Volkan andesit
BI Volkan andesit datar datar Latosol Latosol
bergelombang bergelombang Latosol Latosol
merah kecoklatan merah kecoklatan
berbukit berbukit Latosol coklat Latosol coklat
bergunung bergunung Andosol Andosol
Toposekwen
Toposekwen
hub pembentukan jenis
hub pembentukan jenis
tanah akibat pengaruh
tanah akibat pengaruh
bentuk wilayah
Waktu
Tergantung batuan induk, iklim, jasad
hidup dan bentuk wilayah Misal :
Di daerah tropika dengan curah hujan, temperatur tinggi & vegetasi lebat maka pembentukan tanah perlu 50 tahun
Bahan induk abu volkan hanya perlu 14 tahun
Fase pembentukan tanah (menurut MOHR) 1. Taraf Permulaan
BI baru mengalami pelapukan & belum ada
perkembangan profil 2. Taraf Juvenil
Proses perkembangan profil mulai berjalan
3. Taraf Viril
Proses perkembangan dalam saat
optimum 4. Taraf Senil
Proses perkembangan sudah lanjut
5. Taraf Terakhir
IV. MINERALOGI DAN
PELAPUKAN BAHAN INDUK
Mineralogi BI
- Mineral Primer
Mineral penyusun batuan dengan ukuran
debu/pasir (0,002 – 1,00 mm)
Misal : feldspar, amfibol, piroksin, kuarsa dll
- Mineral Sekunder
Mineral primer yang telah lapuk secara fisik, kimia
& biologi membentuk koloid dengan ukuran < 0,002 mm & bersifat aktif
Misal : lempung kaolinit, montmorilonit, illit, mika & limonit
- Mineral Asesoria
Mineral yang tahan pelapukan & bergabung
dengan kuarsa atau campuran bermacam mineral Misal : apatit, magnetit, zircon dan pirit
- Golongan Mineral bukan Silikat
Oksida-oksida, hidroksida-hidroksida, sulfat,
klorida, karbonat dan fosfat dengan struktur yang sederhana
- Golongan Mineral Silikat
Mempunyai struktur yang komplek dengan
satuan utamanya (A) “silica-oksigen
tetrahedron” 1 ion Si dikelilingi oleh 4 ion oksigen. Yang penting dalam struktur
tetrahedron ini adalah penggantian ion Si oleh Al yang disebut “pergantian isomorfik” yang menyebabkan ketidakseimbangan muatan
listrik yang akan mengikat Na, K, Mg dan Fe. Satuan lain (B) adalah “alumunium hidroksil octahedron” yang tersusun 1 ion Al; dikelilingi oleh grup hidroksil
SILIKAT-TETRAHEDRAL
TERDIRI 1 ATOM Si DIKELILINGI 4 ATOM O
ALUMINIUM-OKTAHEDRAL
TERDIRI 1 ATOM Al
DIKELILINGI 6 ATOM OH ATAU HIDROKSIL OH -OH -OH -OH- OH -OH -OH -OH- OH -OH -OH -OH
-Batuan dibedakan menjadi :
1. Batuan Beku terbentuk karena magma yang membeku
Batuan
Batuan
beku
beku Jenis batuan
Jenis batuan
Batuan
Batuan
beku atas
beku atas Lipari Lipari t t Trachi Trachi t t Dasit
Dasit AndesAndes it it Basal Basal t t Pikrit Pikrit Batuan Batuan beku gang
beku gang GranitGranit SienitSienit Diorit, Diorit, kuars
kuars
a
a
Diorit
Diorit GabrGabr o o Batuan Batuan beku beku dalam dalam Granit
Granit SienitSienit DioritDiorit , , kuars kuars a a Diorit
Diorit GabrGabr o
o PeridotitPeridotit
Sifat
2. Batuan Sedimen
Batuan endapan tua
a. Batuan Gamping
endapan laut, sebagian besar terdiri
kalsit dan dolomit b. Batu Pasir
banyak mengandung pasir kuarsa
c. Batu Konglomerat & Breksi
macam-macam mineral
d. Batu Liat
Kadar lempung tinggi
3. Batuan Metamorfose
Berasal dari batuan beku atau sedimen
yang karena tekanan dan suhu tinggi berubah menjadi jenis lain
Misal : kuarsit dari batu pasir, marmer dari batu kapur, mika dengan lembar halus, granit dengan lembar kasar
Proses Pelapukan
1. Pelapukan Fisik Pemecahan batuan menjadi ukuran yang
lebih kecil tanpa perubahan kimia yang disebabkan perbedaan temperatur, angin atau gerakan air
2. Pelapukan Kimia
Pelunakan batuan & penguraian mineral
penyusunnya yang diikuti dengan
pembentukan mineral baru atau mineral sekunder melalui proses
hidrasi-dehidrasi, oksidasi, reduksi, hidrolisis dan pelarutan
a. Hidrasi : molekul air terikat oleh senyawa tertentu sehingga mineral menjadi lunak dan meningkat daya larutnya
CaSO4 + H2O CaSO4.2H2O
b. Dehidrasi : hilangnya molekul air oleh senyawa tertentu sehingga terjadi
perubahan volume sehingga
mempercepat proses disintegrasi c. Oksidasi : muatan listrik negatif
berkurang sehingga terjadi perubahan
ukuran dan muatan maka mineral mudah hancur (terjadi jika cukup oksigen),
penting untuk mineral yang mengandung besi seperti biotit, glaukonit, hornblende dan piroksin
-d.
Reduksi
: penambahan elektron (tidak
ada oksigen) dari besi feri menjadi fero
yang mudah bergerak (mobil)
Fe
++++ e
-
Fe
++e.
Hidrolisis
: penggantian kation dalam
struktur kristal oleh hidrogen sehingga
struktur kristal rusak dan hancur
K Al Si
3O
8+ H
+
H Al Si
3O
8+ K
+f.
Pelarutan
: terjadi pada garam
sederhana
Misal : Karbonat, klorida dll
CaCO
3+
2 H
+ H
2CO
3+ Ca
++3.
Pelapukan Biologi
Pelapukan dan penguraian batuan
oleh hewan dalam tanah
Ex. rayap, semut, cacing, tanaman,
mikrobia dan hewan lainnya
Tiga proses pelapukan yang
Tiga proses pelapukan yang
be
be
r
r
langsung bersama-sama
langsung bersama-sama
menghasilkan mineral sekunder
menghasilkan mineral sekunder
yang tersusun atas mineral
yang tersusun atas mineral
lempung, seskuioksida, humus dan
lempung, seskuioksida, humus dan
senyawa lainnya
Hasil Umum Pelapukan
100 – X = Y
A : bagian yang tertinggal
A : bagian yang tertinggal
B : batuan segar semula
B : batuan segar semula
C : hasil bagi seskuioksida sisa
C : hasil bagi seskuioksida sisa
bahan dibagi seskuioksida
bahan dibagi seskuioksida
batuan segar
batuan segar
X : persentase bagian yang tetap
X : persentase bagian yang tetap
ada
ada
Y : bagian asal yang hilang
Y : bagian asal yang hilang
(Merrill, 1912) (Merrill, 1912)
A
A
(B x
(B x
C)
C)
= X
= X
Penelitian LINCK dan BLANK
(1923) ;
1. Inti padat lapisan batuan paling dalam
2. Lapisan yang sedang mengalami pelapukan
3. Lapisan yang telah mengalami pelapukan lanjut
4. Lapisan paling luar berupa tanah yang dihasilkan
Batuan andesit (lereng G. Halimun)
Batuan andesit (lereng G. Halimun)
mengalami
mengalami
Dekomposisi
Dekomposisi
4 lapisan (berbeda warna
4 lapisan (berbeda warna
dan susunan kimia) :
Hasil analisa kimia ;
Kandunga Kandunga n n Senyawa Senyawa Kimia KimiaLaps I
Laps I
Laps II
Laps II
Laps III
Laps III
Laps IV
Laps IV
Kada Kada r r % % mol mol Kada Kada r r % % mol mol Kada Kada r r % % mol mol Kada Kada r r % % mol mol
Al
Al
22O
O
33 14,9414,94 100 100 0,146 0,146 21,3921,39 143 143 0,209 0,209 28,9828,98 139 139 0,284 0,284 29,6029,60 197 197 0,288 0,288Fe
Fe
22O
O
33 7,937,93 100 100 0,050 0,050 16,4916,49 206 206 0,101 0,101 11,4111,41 142 142 0,071 0,071 16,9816,98 212 212 0,106 0,106SiO
SiO
22 62,3062,30 100 100 1,030 1,030 59,7459,74 96 96 0,990 0,990 57,5357,53 93 93 0,904 0,904 32,4932,49 85 85 0,870 0,870CaO
CaO
6,846,84 100 100 0,121 0,121 20,2220,22 3 3 0,004 0,004 0,460,46 7 7 0,008 0,008 5,005,00MgO
MgO
3,183,18 100 100 0,079 0,079 0,920,92 29 29 0,023 0,023 0,450,45 14 14 0,011 0,011 0,370,37 11 11 0,009 0,009K
K
22O
O
1,871,87 100 100 0,020 0,020 0,390,39 20 20 0,004 0,004 0,330,33 20 20 0,004 0,004 0,130,13 7 7 0,001 0,001Na
Na
22O
O
2,272,27 100 100 0,036 0,036 0,340,34 14 14 0,005 0,005 0,390,39 17 17 6,096 6,096 0,200,20 8 8 0,003 0,003Jumlah
Jumlah
99,7899,78 100,47100,47 108,57108,57 100,73100,73 SiO SiO22 (AlRumus Perhitungan :
Rumus Perhitungan :
A = 100% - (% Al
A = 100% - (% Al
22O
O
33+ % Fe
+ % Fe
22O
O
33) lapisan IV
) lapisan IV
B = 100% - (% Al
B = 100% - (% Al
22O
O
33+ % Fe
+ % Fe
22O
O
33) lapisan I
) lapisan I
(% Al
(% Al
22O
O
33+ % Fe
+ % Fe
22O
O
33) lapisan IV
) lapisan IV
(% Al
(% Al
22O
O
33+ % Fe
+ % Fe
22O
O
33) lapisan I
) lapisan I
X
X
= persentase bagian
= persentase bagian
yang tetap ada
yang tetap ada
100 – X =
100 – X =
Y
Y
Y
Y
= bagian yang hilang
= bagian yang hilang
C =
A
A
(B x
(B x
C)
C)
=
=
X
X
CONTOH
CONTOH
A = 100% - (29,60 + 16,98)% = 43,42 %
A = 100% - (29,60 + 16,98)% = 43,42 %
B = 100% - (14,94 + 7,93)% = 77,13 %
B = 100% - (14,94 + 7,93)% = 77,13 %
29,60+16,98
29,60+16,98
14,94+7,93
14,94+7,93
X = 25,58%
X = 25,58%
Y = 100%-25,58% = 74,42%
Y = 100%-25,58% = 74,42%
Jadi bagian yang hilang adalah 74,42%
Jadi bagian yang hilang adalah 74,42%
C =
=
2,22,2A
A
(B x
(B x
C)
C)
= X
= X
4 proses pelapukan (
Polinov, 1937
)
Phase I
hasil pelapukan kehilangan Cl dan S
Phase II
hasil pelapukan kehilangan basa-basa
Ca, Na, K dan Mg
Phase III
basa-basa hilang Al dan Si menjadi mobil
Phase IV
hasil pelapukan berakhir sebagian besar
Hasil Pelapukan
1.
Bahan sisa residu
Berasal dari pelapukan batuan
setempat (insitu) tanah tidak
mengandung bahan asing, dengan ciri
bahannya tidak berlapis-lapis, susunan
kimia ditentukan oleh bahan induk
setempat
2.
Bahan terangkut
Bahan hasil pelapukan dipindahkan
dari tempat asalnya melalui gaya oleh
air, angin, gravitasi dan es
a. Bahan terangkut oleh air
Endapan aluvial : terbentuk akibat banjir
dengan sifat berlapis-lapis
Endapan lacustrin : terbentuk di dasar
danau atau kolam dengan tekstur beraneka
Endapan marine : terbentuk di dasar
lautan dan banyak mengandung kuarsa b. Bahan terangkut oleh angin
Endapan puntuk pasir : terdapat di pantai
dan kurang subur
Endapan loess : kadar debu tinggi,
c. Bahan terangkut oleh gravitasi (Endapan Coluvial)
Timbunan batuan ke kaki lereng secara
lambat akibat gravitasi
d. Bahan terangkut oleh es (Glacial Till Deposits)
V. PROSES PERKEMBANGAN
TANAH
Pelapuka Pelapuka n n Batuan Batuan Induk Induk Tanah Tanah Bahan Bahan Induk Induk Tanah Tanah Tanah Tanah Perkembanga Perkembanga n n Tanah TanahA.
A.
Perkembangan Profil Azasi
Perkembangan Profil Azasi
Mencakup proses-proses :
Mencakup proses-proses :
-
Akumulasi bo
Akumulasi bo
membentuk horison O
membentuk horison O
-
Eluviasi/pencucian
Eluviasi/pencucian
membentuk horison
membentuk horison
A
A
-
Iluviasi/pengendapan
Iluviasi/pengendapan
membentuk
membentuk
horison B
horison B
a. Proses Pembentukan Horison O
Penimbunan bo di permukaan tanah
Bo terdekomposisi :
- Terhumifikasi
membentuk humus
- Termineralisasi
membentuk mineral;
H
2O; CO
2; dan gas lain
Di daerah :
- humid tropik & sub tropik
CH & suhu
tinggi
dekomposisi intensif
hor. O
tidak tebal, mengandung garam
karbonat
pH tidak begitu masam
- humid sedang & dingin
suhu rendah
dekomposisi lamban
penimbunan
bo
hor. O tebal & masih mentah
b. Proses Pembentukan Horison A
Sifat/karakteristik hor. A ditentukan :
-
Sifat larutan pencuci
-Sifat bahan tanah
Reagent Reagent Larutan Larutan Dari Dari Hor. O Hor. O Bahan Bahan Tanah Di Tanah Di Bawahnya Bawahnya Hor. A Hor. A Lapisan tanah Lapisan tanah Yang mengalami Yang mengalami pencucian pencucian Residu Residu (hor. (hor. Eluviasi) Eluviasi) Obyek Obyek Mencuci Mencuci
c. Proses Pembentukan Horison B
Materi hasil pencucian dari hor. A akan
diendapkan ke lapisan bawah, pada
horison iluviasi/hor. B
Karakteristiknya sangat khas, karena
tempat akumulasi bahan-bahan organik
halus, basa-basa, lempung &
senyawa-senyawa lain dari atasnya
d. Diferensiasi Horison
Di bawah hor. B hor. C yang merupakan
bahan batuan induk yang telah lapuk, tapi belum mengalami perkembangan profil
horison batuan induk tanah (hor. C)
Lapisan paling bawah berupa batuan
induk yang masih utuh horison R
O
O
hor. organik
hor. organik
A
A
hor. eluviasi/pencucian
hor. eluviasi/pencucian
B
B
hor.
hor.
iluviasi/pengendapan
iluviasi/pengendapan
R
R
hor. batuan induk
hor. batuan induk
tanah
tanah
C
C
hor. bahan induk
hor. bahan induk
tanah
tanah
Profil tanah yang berkembang lengkap
Jadi penyebab utama diferensiasi horison
adalah larutan tanah yang membawa bahan-bahan dari harioson O & horison A
diendapkan di horison B larutan tanah
merupakan ajang dinamika proses perkembangan tanah
B.
B.
Perkembangan Profil Khusus
Perkembangan Profil Khusus
proses-proses khusus perkembangan
proses-proses khusus perkembangan
tanah azasi
tanah azasi
akan terbentuk jenis-
akan terbentuk
jenis-jenis tanah tertentu
jenis tanah tertentu
a. Latosolisasi/Laterisasi/Feralitisasi
CH & suhu tinggi (di daerah humid
tropik & sub tropik)
dekomposisi bo
intensif
asam karbonat terbentuk
mampu mencuci hampir habis
basa-basa, silika & bo halus
residu berapa
penimbunan oksida-oksida Fe, Al & Mn
yang berwarna merah yang tebal (hor.
B)
Tanah yang terbentuk latosol, laterit &
b. Podsolisasi/Silikasi
CH yang tinggi & suhu rendah dengan
vegetasi lebat (di daerah humid sedang dan dingin) dekomposisi lambat terbentuk larutan sangat masam mencuci hampir semua unsur-unsur kecuali silika (berupa
kuarsa) sebagai residu yang berwarna pucat Dihasilkan tanah podsol yang berwarna pucat c. Kalsifikasi
Proses penyebaran CaCO3 & MgCO3 dlm profil CH sedikit dengan vegetasi rumput/semak
perkolasi air terbatas air tidak mampu menghanyutkan semua kapur ke lapisan tanah basah
d. Gleisasi
Keadaan lembab & basah yang silih
berganti terjadi proses redoks senyawa
besi kelarutan Ca, Mg & Mn tinggi
Terjadi tanah dengan warna kelabu
kebiruan dengan beberapa
motling/bercak di sana-sini e. Hidromorfik
Keadaan yang selalu jenuh air (pada
daerah rendah) anaerob proses
reduksi
Kondisi yang selalu tereduksi
menghasilkan tanah hidromorfik dengan warna hampir seragam kelabu-biru
f.
f. Pembentukan Tanah GambutPembentukan Tanah Gambut
Topografi & iklim yang mendukung Topografi & iklim yang mendukung bo bo
segar lebih banyak dan dekomposisi
segar lebih banyak dan dekomposisi
lambat
lambat pelonggokan bo yang sangat pelonggokan bo yang sangat
tebal
tebal dibedakan 3 jenis tanah gambut : dibedakan 3 jenis tanah gambut :
1)
1) Gambut pantai yang ombrogenGambut pantai yang ombrogen
tanah di hutan yang berawa-rawa
tanah di hutan yang berawa-rawa
2)
2) Gambut topogenGambut topogen di daerah cekungan di daerah cekungan
di pegunungan
di pegunungan
3)
3) Gambut pegununganGambut pegunungan bekas kawah bekas kawah
pegunungan yang menjadi paya-paya
g. Salinisasi & Desalinisasi
Di daerah kering & agak kering
CH
rendah & penguapan tinggi
akumulasi garam-garam clorida, sulfat,
nitrat & karbonat dari basa alkali &
alkali tanah di permukaan tanah
terbentuk tanah garaman (solonchak)
Drainase tinggi
solonchak
desalinisasi
tanah
Chesnut
h. Alkalisasi & Dealkalisasi
Proses menghasilkan pH tinggi karena
akumulasi garam karbonat &
bikarbonat dengan Na
tanah solonetz
Jika drainase tinggi
terbentuk tanah
i. Alterasi
Merupakan proses pelapukan fisik
maupun kimia yang merupakan langkah
awal dari pembentukan tanah
Terbentuk mineral-mineral baru hasil
rentetan proses perombakan,
pemindahan dan pembentukan senyawa
baru
j. Lixifiasi
Proses pencucian lempung ke bawah,
tertimbun pada hor. B
Lempung menyumbat/menempati ruang
pori-pori atau menyelimuti (
coating
)
butir-butir-butir tanah pada horizon B
VI. SIFAT FISIKA TANAH
Tekstur Struktur Konsistensi Warna Temperatur Lengas UdaraA. TEKSTUR
Perbandingan relatif partikel-partikel
tanah, yaitu pasir debu, dan lempung dalam suatu masa tanah
Penggolongan tekstur tanah didasarkan
atas perbandingan fraksi (golongan partikel tanah) yang menyusunnya
Segitiga Klas Tekstur Tanah USDA
membagi 12 klas tektur dari yang paling kasar (pasiran) sampai halus (lempung)
Penetapan klas tekstur dapat dilakukan
secara kualitatif (di lapangan) dan secara kuantitatif (di laboratorium)
a. Kualitatif dengan membasahi tanah
lalu dipijit-pijit
- pasir terasa kasar dan tajam
- debu terasa licin
- lempung terasa liat dan lengket
b. Kuantitatif dengan analisis
mekanik/granuler (lebih teliti) dan dilakukan di laboratorium
Tanah bertekstur halus (lempung tinggi) bersifat lengket, meyerap air banyak
sehingga sukar atau berat untuk diolah
disebut Tanah Berat, kebalikannya adalah Tanah Ringan (pasir tinggi)
Tanah terbaik untuk pertanian adalah
Tekstur Sedang (tekstur geluh) tanah
yang mempunyai perbandingan pasir, debu, dan lempung hampir seimbang
Modified from : Agriculture and Agri-food Canada (2005)
0,002 0,002 0,050,05 0,50,5 2 2 mmmm Kerikil Kerikil Sangat Sangat Kasar Kasar Halus Halus Pasir Pasir Debu Debu Clay Clay Kasar Kasar Sedang Sedang Sangat Sangat Halus Halus 1 1 0,1 0,1 0,250,25 0,002 0,002 0,020,02 0,20,2 2 2 mmmm Kerikil Kerikil Kasar Kasar Halus Halus Pasir Pasir Debu Debu Lempung Lempung
Klasifikasi Fraksi Tanah
Klasifikasi Fraksi Tanah
1. Sistem Internasional
1. Sistem Internasional
2. Sistem USDA
Kadar P, K dan Ca pisahan fraksi tanah lapisan di AS
Kadar P, K dan Ca pisahan fraksi tanah lapisan di AS
Pisahan
Pisahan
Tanah yang dibentuk dari bahan
Tanah yang dibentuk dari bahan
Residua Residua l l Kristalin Kristalin Residual Residual Batu Batu Kapur Kapur Dataran Dataran Pantai
Pantai Glasial Glasial dan dan Loess Loess Arid Arid Pasir Pasir Debu Debu Lempun Lempun g g % P % P 0.03 0.03 0.10 0.10 0.31 0.31 0.12 0.12 0.10 0.10 0.16 0.16 0.03 0.03 0.10 0.10 0.34 0.34 0.07 0.07 0.10 0.10 0.38 0.38 0.08 0.08 0.10 0.10 0.20 0.20 Pasir Pasir Debu Debu Lempun Lempun g g % K % K 1.33 1.33 2.00 2.00 2.37 2.37 1.21 1.21 1.52 1.52 2.17 2.17 0.31 0.31 1.10 1.10 1.34 1.34 1.43 1.43 2.00 2.00 2.55 2.55 2.53 2.53 3.44 3.44 4.20 4.20 Pasir Pasir Debu Debu Lempun Lempun g g % Ca % Ca 0.36 0.36 0.59 0.59 0.67 0.67 8.75 8.75 7.83 7.83 7.08 7.08 0.05 0.05 0.14 0.14 0.39 0.39 0.91 0.91 0.93 0.93 1.92 1.92 2.92 2.92 6.58 6.58 5.73 5.73
B. STRUKTUR TANAH
Susunan ikatan partikel tanah satu sama
lain
PED : agregat terbentuk dengan sendirinya Clod : agregat terbentuk karena
pengolahan tanah
Pengamatan struktur tanah di lapang :
- Tipe struktur : bentuk & susunan agregat - Kelas struktur : ukuran agregat
Tipe Struktur 1. Lempeng 2. Tiang 3. Gumpal 4. Remah 5. Granulair 6. Berbutir tunggal 7. Pejal (masif)
Prismati
Prismati
k
k
Kolumne
Kolumne
r
r
Bersudu
Bersudu
t
t
Membula
Membula
t
t
Granular Platy Blocky (Angular) (Subangular) Wedge Columnar Prismatic Tipe Struktur
Kelas Struktur
- Sangat tipis sangat tebal
- Sangat halus sangat kasar
Derajat Struktur
- Tak beragregat - Lemah
- Sedang
Kelas Struktur
- Sangat tipis sangat tebal
- Sangat halus sangat kasar
Ukuran Lempeng Tiang/prisma Gumpal granularRemah/ Sangat halus < 1 mm < 10 mm < 5 mm < 1 mm halus 1 – 2 mm 10 – 20 mm 5 – 10 mm 1 – 2 mm Sedang 2 – 5 mm 20 – 50 mm 10 – 20 mm 2 – 5 mm Kasar 5 – 10 mm 50 – 100 mm 20 – 50 mm 5 – 10 mm Sangat kasar > 10 mm > 100 mm > 50 mm > 10 mm
Derajat Struktur
-
Tak beragregat
butir-butir tunggal
terlepas-lepas
-
Lemah
apabila struktur tersentuh
mudah hancur
-
Sedang
agregat jelas terbentuk dan
masih dapat dipecahkan
-
Kuat
agregatnya mantap dan jika
dipecahkan terasa agak sukar dan
berketahanan
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur tanah :
1. Pembasahan & pengeringan
2. Pembekuan & pencairan
3. Aktivitas perakatan tanaman
4. Kation terjerap
5. Pengolahan tanah
Struktur tanah yang dikehendaki tanaman adalah struktur “REMAH” karena
perbandingan bahan padat dan tuang pori kuranglebih seimbang
Tujuan pengolahan tanah adalah agar mendapatkan struktur tanah dalam bentuk, besar, dan ketahanan yang dikenhendaki tanaman
C. KONSISTENSI TANAH
Derajat kohesi dan adesi partikel tanah
dan resistensi terhadap perubahan bentuk
Penentuan konsistensi tanah dapat dilakukan pada 3 fase keadaan :
1. Tanah Basah
kandungan air di atas kapasitas lapangan
a. Kelekatan kekuatan melekat dengan
benda lain : - tidak lekat - agak lekat
- lekat
b. Plastisitas
kemampuan tanah
membentuk gulungan :
- tidak plastis
- agak plastis
- plastis
- sangat plastis
2.
Tanah lembab
Kandungan air mendekati kapasitas
lapangan
kering angin :
- sangat gembur - sangat teguh
- gembur
- luar biasa teguh
3. Tanah kering
Tanah dalam keadaan kering angin
- lepas - lunak
- agak keras- keras
D. WARNA TANAH
Salah satu sifat tanah yang mudah
silihat dan dapat menunjukkan
sifat-sifat tanahnya
Bersifat tidak murni
Faktor yang mempengaruhi :
1. Kadar lengas & tingkat pengatusan
2. Kadar bahan organik
3. Kadar dan mutu mineral
Warna tanah berhubungan dengan daya
menyerap panas dari cahaya matahari
Warna Hitam/gelap > menyerap panas
Warna tanah secara langsung dapat dipakai :
- Menaksir tingkat pelapukan atau proses
pembentukan tanah
- Menilai kandungan bahan organik - Menilai keadaan drainase
- Melihat adanya horison pencucian dan
horison pengendapan
Urutan warna tanah yang menunjukkan penurunan produktivitas tanah
Hitam – coklat – coklat karat – abu coklat – merah – abu-abu – kuning – putih
Warna
Warna
Panjang gelombang,
Panjang gelombang,
λ
λ
Lila
Lila
Biru
Biru
Hijau
Hijau
Kuning
Kuning
Jingga
Jingga
Merah
Merah
0.38 – 0.45
0.38 – 0.45
0.45 – 0.49
0.45 – 0.49
0.49 – 0.57
0.49 – 0.57
0.57 – 0.60
0.57 – 0.60
0.60 – 0.62
0.60 – 0.62
0.62 – 0.75
0.62 – 0.75
Panjang gelombang cahaya yang tampak
Panjang gelombang cahaya yang tampak
oleh mata
Penetapan warna tanah dengan “Munsell
Soil Color Charts”
Dikenal parameter warna :
Hue : warna utama tanah/yang merajai berkas cahaya yang terlihat
Ex. 5R, 7.5R, 10R, 2.5YR, 5YR, dst
Value : derajat terangnya warna/kisaran dari putih (9/10) ke hitam (nilai 1 atau 0)
Chroma : intensitas warna atau perubahan kemurnian warna dari kelabu netral atau putih
Hue Spectrum
“The Rainbow”
Value Spectrum
“Light to Dark”
Chroma Spectrum
“Intensity”
0
1
Ex. Penyebutan warna tanah dengan “Munsell”
7.5YR 3/2 (w) dark brown (wet)
7.5YR 5/4 (m) brown (moist)
7.5YR 6/4 (d) light brown (dry)
Hue
Hue
Value
Value
Chrom
Chrom
a
E. TEMPERATUR
Berpengaruh pada proses pelapukan dan
penguraian bahan induk, reaksi-reaksi kimia dan berpengaruh langsung pada
pertumbuhan tanaman Ex.
Perkecambahan jati > 30 OC
Perkecambahan jagung optimum + 38 OC
Nitrifikasi optimum + 30 OC
Umbi kentang 16 – 21 OC
Jasad hidup tanah 18 – 30 OC
Sumber panas : panas matahari yang menyinari bumi
Kapasitas tanah mengikat panas dipengaruhi :
- Besar sudut datang - Letak garis lintang
- Tinggi dari muka laut
- Agihan (distribusi) lahan dari perairan - Keadaan vegetasi
G. TATA AIR DAN UDARA
TANAH
Erat hubunganya dengan penyebaran poridalam tanah
Berdasarkan ukuran :
- Pori tak berguna (Ø < 0.2 µ) air tidak
tersedia
- Pori berguna (Ø > 0.2 µ 0.2 – 8.6 µ)
air tersedia
- 8.6 – 30 µ pori drainase lambat (air
tersedia)
- > 30 µ pori drainase cepat (air tidak
Lingkaran Pergerakan Air Air atmosfer Air atmosfer Presipitas Presipitas i i Pengembunan Pengembunan & penjerapan & penjerapan Infiltrasi Infiltrasi Air limpas Air limpas permukaan permukaan (run off)
(run off) Lengas tanahLengas tanah Tanaman
Tanaman Transpirasi Transpirasi Penguapan Penguapan (evaporasi) (evaporasi) Larutan Larutan Perkolasi Perkolasi Aliran sungai Aliran sungai Air bumi Air bumi (ground (ground water) water) Rembesa Rembesa n ke n ke samping samping
Kekuatan pengikatan air oleh tanah dinyatakan dalam :
1. Atmosfer (atm)
2. Tinggi kolom air (cm)
1 atm = 1033.6 cm air
3. pF (free energy) = log tinggi kolom air Nilai pF 0 – 7
pF 0 tanah jenuh air
pF tanah kering mutlak
Air yang tersedia bagi tanaman :
Keadaan Air Tanah
1. Air Adhesi
Air adhesi ini merupakan selaput tipis (film air) yg menyelimuti butir tanah tapi bukan merupakan cairan,
jumlahnya paling sedikit dan tidak tersedia bagi tanaman. Nilai pF nya hampir 7,0
2. Air Higroskopis
Air ini juga bukan berupa cairan,
merupakan selaput tipis (film air) yang menyelimuti agregat tanah, tebalnya kira-kira 15 – 20 molekul air, tidak
tersedia bagi tanaman. Nilai pF - nya 4,5 – 7,0
3. Air Kapiler
• Air kapiler ini dibagi ke dalam dua
keadaan yaitu :
1. Kapasitas Lapangan (KL)