TUGAS
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PENCEMARAN TANAH
Disusun Oleh :
Wulan Rosmeinasari (1423127) Kelompok 5A
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
2016
ABSTRAK
Dalam kehidupan kita sudah tidak asing lagi dengan istilah pencemaran, pencemaran merupakan masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain ke dalam tanah. Tidak dapat dipungkiri jika saat ini tingkat pencemaran kian meningkat seiring berjalannya kehidupan, pencemaran dapat diakibatkan oleh proses pembuatan bahan baku menjadi bahan jadi, proses pembuatan bahan bakar, dll. Dalam menerapkan prinsip bebas dari pencemaran, cukup banyak penyuluhan dan pencegahan yang telah dilakukan tetapi hasilnya sangat jarang mencapai kata suskes. Terlebih dahulu kita harus mengetahui apa pencemaran tanah, apa yang menyebabkan terjadinya pencemaran tanah, dan bagaimana cara penanggulangannya. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang bebas dari bahan tercemar.
I. PENDAHULUAN
menyehatkan dikonsumsi oleh manusia kini menjadi bahan waspada yang sebabkan oleh tingkat bahaya yang terkandung dari bahan pestisida tersebut. Selain itu, peristiwa yang mewakili hal ini adalah tumpahnya minyak dan kebocoran pipa minyak industri yang dimilikki oleh PT. Gold Water. Kebocoran pipa tersebut berada sekitar 1 km sebelum Stasiun Pengumpul (SP) I desa Tangai Ogan Ilir. Tumpahan minyak mengalir ke saluran air tepi jalan yang bermuara langsung ke danau kecil dekat pipa bocor tersebut.
Untuk itu terlebih dahulu kita akan membahas hal-hal apa saja yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah agar situasi kedepan dapat lebih baik lagi.
II. ISI
II.1 Definisi Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa:
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Gambar 2.1
Illegal Dumping pada salah satu hutan pinus
II.2 Komponen-komponen Bahan Pencemaran Tanah 1. Limbah domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
Gambar 2.2.1
2. Limbah padat
Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh makanan untuk berkembang.
Gambar 2.2.2
Limbah padat yang berupa bahan plastik
3. Limbah Cair
merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.
Gambar 2.2.3
Limbah yang disebabkan oleh detergen
4. Limbah industri
Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
Gambar 2.2.4
5. Limbah pertanian
Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga mikroorga-nisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
Gambar 2.2.5
Tanah pertanian yang rusak akibat penggunaan pestisida
II.3 Dampak Pencemaran Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:
1. Pada kesehatan
herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Pada intinya, penggunaan yang berlebihan pada pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.
Gambar 2.3.2
Beberapa korban keracunan akibat bahan tercemar
2. Pada Ekosistem
dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan-bahan pencemar tanah utama.
3. Dampak Ekonomi
tubuh manusia. Tetapi, apa jadinya jika ladang yang kita tanam mengandung zat berbahaya yang diakibatkan oleh penggunaan pestisida berlebihan, hal ini akan menyebabkan menurunnya tingkat panen bagi para petani, terlebih lagi, hasil panen yang kurang steril tidak akan laku dipasaran dan akan mengakibatkan kenaikan harga yang drastis sekaligus kelangkaan bahan baku. Jika sudah seperti itu, perekonomian Indonesia akan menjadi tidak stabil yaitu banyaknya korban kelaparan akibat harga pangan yang tinggi.
Gambar 2.3.3 Lahan pertanian yang kritis
4. Dampak Pariwisata
berkurangnya wisatawan yang menyebabkan menurunnya pendapatan ekonomi lokasi wisata tersebut.
Salah satu contoh peristiwa ini, yaitu Pencemaran lokasi wisata Pantai Kuta, Bali. Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Universitas Indonesia (UI) menyebutkan bahwa :
1.) Kualitas air tanah pada tahun 2004 yang digunakan sebagai sumber air oleh industri pariwisata di Kuta sebagian telah tercemar bakteri coli, dan beberapa parameter melebihi Baku Mutu (BOD, COD, Fosfat),
2.) Hasil pemantauan kualitas limbah cair yang dibuang di lingkungan pada tahun 2004 dari 10 titik pemantauan di semua lokasi menunjukkan hasil 6 dari 7 parameter yang dipantau berada di atas Baku Mutu (BOD, COD, TSS, NO3, PO4 dan conform),
Gambar 2.3.4
Suasana Pantai Kuta yang penuh dengan sampah
5. Dampak Sosial
Membuang sampah secara sembarangan merupakan salah satu hal yang dilarang oleh pihak berwenang tetapi tidak dapat kita pungkiri jika saat ini pun masih sangat banyak orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya yang menyebabkan timbulnya pemberontakan antar warga karena lingkungan jalanan atau sekitar tempat tinggalnya telah dicemari oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Sungguh ironi, jika ikatan silaturahmi antar warga lepas hanya karena masalah sampah yang seharusnya kita tanggung dan cegah bersama demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
II.4 Pencegahan Pencemaran Tanah 1. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
2. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
3. Mengurangi pemakaian bahan kimia berbahaya
Di zaman sekarang yang serba instan, pastilah penggunaan bahan yang kurang menyehatkan bagi tubuh selalu digunakan sampai akhirnya kita tahu bahwa hal tersebut banyak menimbulkan keriguan. Oleh karena itu, pengurangan pemakaian bahan kimia harus benar ditegakkan agar terciptanya asupan gizi 4 sehat 5 sempurna.
4. Tidak membuang sampah sembarangan
Banyak pihak pemerintah yang telah menyelenggarakan pemisahan dan penggunaan sampah organik dan sampah anorganik tetapi banyak masyarakat yang masih belum dapat membedakan antara keduanya itu, terlebih lagi, masih sangat minimnya jumlah orang yang membuang sampah pada tempatnya padahal tempat sampah sudah banyak tersedia dimana-mana.
Gambar 2.4.4
Tanda peringatan untuk membuang sampah pada tempatnya 5. Melakukan daur ulang sampah dengan baik
Salah satu solusi yang paling efektif mengenai penanganan sampah yaitu mendaur ulang. Daur ulang diyakini sebagai jalan keluar dalam mengenai sampah, mendaur ulang adalah proses pembuatan suatu bahan baku (sampah plastik, kaleng,dll) menjadi bahan yang layak pakai yang dibuat sesuai kreativitas kita masing-masing, asalkan barang tersebut setelah didaur ulang akan tetap berguna dari sebelumnya.
Gambar 2.4.5
Hasil proses daur ulang menjadi bahan layak pakai
II.5 Penanggulangan Pencemaran Tanah
Berikut beberapa cara penanggulangan pencemaran tanah, antara lain :
2. Mengolah limbah industri sebelum dibuang ke lingkungan 3. Memisahkan sampah organik dengan sampah non organik 4. Sampah non organik sebaiknya dibakar sampai habis 5. Penimbuna tanah sehat (sanitary land fill)
Sampah dibuang di tempat tertentu, setelah mencapai ketinggian tertentu kemudian ditimbun dengan tanah.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa,
- Segala hal mengenai pencemaran dimulai dari perlakuan manusia terhadap lingkungannya.
- Segala hal yang dilakukan manusia tidak ada batasnya, oleh karena itu dibuatlah peraturan mengenai larangan membuang sampah sembarangan, larangan melakukan illegal logging, dll. - Semakin maju teknologi, semakin manusia butuh alat/perangkat
yang dapat terus mendukung proses kegiatan sehari-hari seperti industri, dan akan terus membutuhkan juga alat/perangkat pendukung proses industri demi terciptanya lingkungan yang bersih dan harmonis.
- Hanya kita, sebagai manusia, yang dapat melakukan pencegahan serta penanggulangan dengan melakukan gotong royong untuk mengurangi pencemaran.
Daftar Pustaka
http://dosenbiologi.com/lingkungan/pencemaran-tanah
http://www.posmetroprabu.com/2013/03/limbah-minyak-gold-water-cemari.html
http://jokowarino.id/dampak-dan-cara-pencegahan-populasi-dalam-tanah/