• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Sistem Pendukung Keputusan, Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Sistem Pendukung Keputusan, Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK EVALUASI

KINERJA ATASAN DENGAN MENGGUNAKAN

METODE AHP (ANALYTIC HIERARCY

PROCESS) PADA DIVISI HUMAN

CAPITAL MANAGEMENT

DI PT INTI

Sri Kurniasih1, Deden Umar Dani2

Program Studi Teknik Informatika, STMIK LPKIA Bandung Jl. Soekarno Hatta No.456 Kota Bandung, Jawa Barat 40266

Tlp. (022) 7564283, Fax.(022) 7564282

1sri.kurniasih@yahoo.co.id, 2d2n@fellow.lpkia.ac.id

ABSTRAK

Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui informasi dan menyediakan informasi yang berguna bagi pihak-pihak pengambil keputusan. Perlu adanya sebuah masukan dalam hal kinerja kepada Atasan untuk mendorong kesuksesan pelaksanaan manajemen dalam rangka meningkatkan kinerja tugasnya dan memimpin para bawahannya agar lebih baik lagi. Evaluasi kinerja Atasan ini dibuat dengan menggunakan sistem pendukung keputusan dengan metode AHP. Metode AHP menguji konsistensi anggapan terhadap alternatif dalam keputusan, sehingga ketika ditemukan ketidakkonsistenan dalam anggapan atau bobot, maka perlu dilakukan reevaluasi, terhadap bobot-bobot kepada setiap faktor. Metode ini diimplementasikan ke dalam sebuah Perangkat lunak yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan menggunakan framework CodeIgniter, DBMS menggunakan Mysql, sedangkan model pengembangan Perangkat lunak menggunakan model prototype.

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Sistem Pendukung Keputusan, Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)

I.1 PENDAHULUAN

Pada sebuah perusahaan BUMN, Atasan biasanya disebut sebagai Kepala Urusan, Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian, Kepala Bagian, Kepala Divisi dan terakhir Atasan tertinggi dari sebuah perusahaan perusahaan yaitu Direktur. Para atasan inilah yang bertanggung jawab untuk melaksanakan manajemen di setiap gugus tugas. Sebagai seorang Atasan, harus berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas manajemen yang menjadi tanggungjawabnya. Perbaikan dan peningkatan kualitas manajemen didasarkan pada pengetahuan seorang atasan untuk menerapkan fungsi-fungsi manajemen di setiap tugasnya. Tanpa pengetahuan manajemen dari seorang Atasan, kinerja tugas menjadi biasa-biasa saja atau bahkan terjadi penurunan. Pengevaluasian terhadap Atasan merupakan sesuatu yang sangat penting, agar para staf/karyawan bisa dan mampu memberikan usulan dan dorongan bagi kesuksesan pelaksanaan manajamen dalam rangka meningkatkan kinerja tugasnya. Dasar pengevaluasian Atasan dalam bidang

manajemen, dapat dilakukan dengan melihat dan menganalisis pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang dilakukan oleh Atasan

.

Di PT INTI khususnya pada Divisi Human Capital Management yang bertugas dan bertanggung jawab dalam mengelola seluruh sumber daya manusia, Atasan selalu memberikan penilaian kepada para staf/karyawannya, namun tidak adanya feedback (umpan balik) yang dilakukan oleh staf/karyawan, sehingga para staf/karyawan tidak dapat memberi masukan dalam hal kinerja. Umpan balik tersebut akan membantu Atasan dalam hal ini adalah Kepala Divisi untuk pengevaluasian kinerjanya

.

Oleh karena itu, sebagai karyawan/staf harus mendorong dan memberi semangat kepada Atasan sesuai talenta yang dimiliki, agar kinerja dalam tugas semakin baik dan meningkat. Karena itulah, perlu adanya pengevaluasian Atasan, karena atasan merupakan orang yang terpilih untuk duduk dalam jabatan itu.

(2)

I.2 Identifikasi Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah diantaranya: 1. Belum adanya umpan balik atau evaluasi dari para staf/karyawan kepada Atasan mengenai kinerjanya.

2. Belum adanya media/tempat yang dapat menampung aspirasi/kinerja informasi mengenai atasan yang harus disampaikan oleh staf/karyawan.

3. Kurangnya akan kebutuhan informasi terhadap pencapaian kinerja Atasan secara cepat sebagai langkah strategis kepemimpinannya.

I.3 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan dari sistem pendukung keputusan ini, yaitu:

1. Dengan adanya sistem pendukung keputusan ini, para staf/karyawan dapat memberikan umpan balik atas apa yang telah dicapai oleh Atasan, sehingga menjadi bahan evaluasi bagi Atasan agar lebih baik dalam mengelola para staf/karyawannya.

2. Memungkinkan para staf/karyawan memberikan masukan dan aspirasi dalam hal kinerja kepada Atasan.

3. Kebutuhan informasi tentang pencapaian kinerja Atasan akan didapatkan secara cepat dan terstruktur.

II.1 DASAR TEORI

II.1.1 Sistem Pendukung Keputusan

Menurut E. Turban (2007), Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang digunakan sebagai alat bantu menyelesaikan masalah untuk membantu pengambil keputusan (manajer) dalam menentukan keputusan, tetapi tidak untuk menggantikan kapasitas manajer, hanya memberikan pertimbangan.

II.1.2 Pengertian Evaluasi

Menurut Arifin (2012), evaluasi adalah suatu proses sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.

II.1.3 Pengertian Kinerja

Menurut Moeheriono (2012:95), kinerja atau perpormance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

II.1.4 Analytic Hierarchy Process

Menurut Thomas L. Saaty dan Luis G. Vargas (2012:1), The Analytic Hierarchy Process (AHP) is a basic approach to decision making. It is designed to cope with both the rational and the intuitive to select the best from a number of alternatives evaluated with respect to several criteria. In this process, the decision maker carries out simple pairwise comparison judgments which are then used to develop overall priorities for ranking the alternatives. The AHP both allows for inconsistency in the judgements and provides a means to improve consistency.

Metode AHP menguji konsistensi anggapan terhadap suatu alternatif dalam pengambilan keputusan, sehingga ketika ditemukan ketidakkonsistenan dalam memberi anggapan atau bobot maka perlu dilakukan reevaluasi, terhadap bobot-bobot yang diberikan kepada setiap faktor. Untuk itu pada kondisi dimana terdapat kesulitan, baik metode MFEP maupun metode AHP, maka diperlukan asistensi dari para pakar dalam menentukan bobot suatu faktor.

Kelebihan AHP

Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam sistem analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah:

1. Kesatuan (unity) AHP pun membuat permasalahan yang luas & tidak terstruktur jadi suatu model yang fleksibel & gampang dipahami.

2. Kompleksitas (complexity), AHP memecahkan permasalahan yang kompleks lewak pendekatan sistem & pengintegrasian secara deduktif.

3. Saling ketergantungan (inter dependence). 4. AHP pun digunakan pada elemen-elemen

sistem yang saling bebas & tidak memerlukan hubungan linier.

5. Struktur hirarki (hierarchy structuring). 6. AHP mewakili pemikiran alamiah yang

cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa. 7. Pengukuran (measurement).

8. AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.

Kekurangan AHP

1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi

(3)

seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model jadi tidak berarti jika ahli tersebut memberi penilaian keliru.

2. Metode AHP ini hanya metode sistematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model terbentuk.

Tabel II.1 Skala Perbandingan AHP [4]

Intensity of importance Definition Explanation 1 Equal importance Two activities contribute equally to the objective 2 Weak 3 Moderate importance Experience and judgment slightly favor one activity over another 4 Moderate plus 5 Strong importance Experience and judgment slightly favor one activity over another 6 Strong plys 7 Very strong or demonstrat ed importance An activities is favored very strongly over another; its dominance demonstrated in practice 8 Very, very strong 9 Extreme importance The evidence favoring one activity over another is of the highest possible order affirmation Reciprocals of above If activity i has one of the above nonzero numbers assigned to it when compared with activity j, then j has the reciprocal value when compared with i A reasonable assumption Rationals Ratios arising from scale If consistency were to be forced by obtaining n numerical values to span the matrix

Tabel II.2 Indeks Random (RI) [4]

N 1 2 3 4 5

RI 0 0 0.58 0.9 1.12

6 7 8 9 10

1.24 1.32 1.41 1.45 1.49

Maka dapat ditarik kesimpulan, berikut adalah langkah demi langkah untuk menghitung penyelesaian dengan metode AHP:

1. Membuat matriks perbandingan kriteria dengan nilai yang telah di inputkan.

2. Mencari bobot vektor prioritas, sebelum mencari nilai ini, harus menjumlahkan setiap

(4)

kolom sel pada kolom amtriks di bagi dengan jumlah kolom pada setiap selnya.

3. Mencari lamda.

4. Mencari konsistensi Index (CI).

5. Mencari konsistensi rasio (CR), tingkat konsistensi apabila nilai CR <0.1.

II.2 Metodologi yang Digunakan II.2.1 Prototype

Menurut Roger S. Pressman (2012:50), dalam melakukan perancangan sistem yang akan dikembangkan dapat menggunakan metode prototype. Model ini cocok digunakan untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak yang akan dikembangkan kembali. Model ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan pengguna, kemudian membuat sebuah rancangan kilat yang selanjutnya yang akan dievaluasi kembali sebelum diproduksi secara benar.

II.2.2 OOP (Object Oriented Programming)

Menurut Larry Ullman (2013:120), OOP adalah pemrograman yang tidak hanya menggambarkan sintaks melainkan psebuah jalan berpikir yang baru tentang masalah menggunakan objek. Dua istilah yang penting untuk OOP adalah kelas dan objek. Kelas adalah definisi umum dari sebuah benda, sedangkan objek adalah implementasi spesifik dari benda itu.

II.2.3 UML (Unified Modeling Language)

Menurut Roger S. Pressman (2010:841), UML (Unified Modeling Language) adalah bahasa standar untuk menulis software blueprint. UML dapat digunakan untuk memvisualisasikan, menentukan, membangun dan membuat dokumen artefak dari sebuah sistem software yang intensif.

II.2.4 CodeIgniter

Menurut Riyanto (2013), CodeIgniter atau CI adalah sebuah framework yang digunakan untuk membuat situs web yang disusun dari bahasa pemrograman PHP. Di dalam CI terdapat beberapa macam kelas dalam bentuk pustaka dan helper, yang dapat digunakan sebagai tool untuk mengembangkan situs web. CodeIgniter sendiri dibangun menggunakan konsep Model-View-Controller atau MVC. MVC adalah sebuah pattern/teknik pemogramanan yang memisahkan bisnis logic (alur pikir),data logic (penyimpanan data) dan presentation logic (antarmuka aplikasi) atau secara sederhana adalah memisahkan antara desain, data dan proses.

II.2.5 MySQL

Menurut Rulianto Kurniwan (2010), MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal, MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). MySQL ini mendukung bahasa pemrograman PHP, MySQL juga mempunyai query atau bahasa SQL (Structure Query Language) yang simple dan menggunakan escape character yang sama dengan PHP.

III. ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1 Aliran Proses

III.1.1 Use Case Diagram

Use Case Diagram ini menjelaskan fungsionalitas dari sistem atau kebutuhan utama user yang harus dipenuhi oleh aplikasi.

Gambar III.1.1 Use Case Diagram

III.2 Aliran Kerja III.2.1 Activity Diagram

Urutan aktifitas yang dilakukan pada sistem digambarkan dalam Activity Diagram di bawah ini :

(5)

III.3 Pemodelan Data III.3.1 Class Diagram

Menggambarkan struktur objek sistem diagram ini menunjukan Class Object yang menyusun sistem dan juga hubungan antara class object tersebut. Berikut gambaran Class Diagram:

Gambar III.3.1 Class Diagram

III.4 Struktur Organisasi Pesan dan Objek III.4.1 Sequence Diagram

Gambar III.4.1 Sequence Diagram

III.5 Perancangans Antarmuka III.5.1 Struktur Menu

1. Struktur Menu Administrator

Gambar III.5.1 Struktur Menu Administrator

2. Struktur Menu Karyawan

Gambar III.5.2 Struktur Menu Karyawan

3. Struktur Menu Kepala Divsi

Gambar III.5.3 Struktur Menu Kepala Divisi

III.5.2 Antarmuka Perbandingan AHP

Gambar III.5.2 Antarmuka Perbandingan AHP

IV. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN IV.1 Implementasi Antarmuka

(6)

Gambar IV.2 Menampilkan Nilai AHP

V. KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan

Dari hasil eksperimen dan evaluasi maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan adanya umpan balik atau evaluasi ini, Atasan dapat mengetahui seberapa jauh kinerjanya.

2. Dengan disediakannya media/tempat aspirasi kinerja ke dalam sebuah sistem, aspirasi yang disampaikan oleh staf/karyawan dapat diterima oleh Atasan. 3. Informasi yang didapatkan oleh Atasan dapat

dijadikan sebuah evaluasi untuk pendukung pengambilan keputusan dan untuk pencapaian kinerja.

V.2 Saran

Berikut saran untuk pengembangan lebih lanjut diantaranya:

1. Penambahan fitur-fitur pada aplikasi, seperti konfirmasi lupa password, jadwal penjadwalan yang akan langsung terkoneksi dengan email, dan fitur-fitur pendukung lainnya.

2.

Adanya evaluasi dari tiap-tiap Divisi, sehingga semua atasan dari tiap Divisi dapat di evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Arifin, Z., 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, pp. 21-22. ISBN 9796929562.

[2] Kurniawan, R., 2010. PHP dan MySQL Untuk Orang Awam. Palembang: Maxikom. ISBN 9789791399135.

[3] Moeheriono, 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. ISBN 9789797694449.

[4] Pressman, Roger S., 2012. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi. 7 ed. Yogyakarta: ANDI. ISBN 9789792931051.

[5] Pressman, Roger S., 2010. Software Engineering: A Practitioner’s Approach 5th Ed.

Thomas Casson. ISBN 00733655783.

[6] Riyanto, 2011, Membuat Sendiri Aplikasi E-Commerce dengan PHP & MySQL Menggunakan CodeIgniter & JQuery. Yogyakarta: 1st Published. ISBN

9789792927757.

[7] Saaty, L. Thomas and Luis.G.V., 2012. Models, Methods, Concepts & Applications of the Analytic Hierarchy Process. New York: Springer Science. ISBN 9781461435976.

[8] Turban Efraim, A. J. E. L. T.-P. M. R. V., 2007. Decision Support System and Intelligent System 7th Edition. New Delhi: Prentice-Hal of

India Private Limited. ISBN 9788120329614.

[9] Ullman, Larry. 2013. PHP Advanced and Object-Oriented Programming 3rd Ed. Berkeley:

Gambar

Tabel II.1 Skala Perbandingan AHP [4]
Gambar III.2.1 Activity Diagram Analisis AHP

Referensi

Dokumen terkait

Guru bukan PNS di satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah atau masyarakat dan belum memiliki sertifikat pendidik2. Berstatus sebagai guru

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Untuk

pembuatan penyajian dan pengemasan aneka olahan buah dan sayuran dari bahan alam ini. b) Guru menyampaikan pembelajaran pada pertemuan ke-5 yang akan datang yaitu pembuatan

Alur Pelaksanaan Lomba Inobel bagi Guru SMP Tingkat Nasional 2014 DIT P2TK DIKDAS DISDIK PROVINSI DISDIK KAB/KOTA SATUAN PENDIDIKAN Penyusunan Pedoman Publikasi pedoman

kasar disilangkan dengan jeruk purut asam yang kulitnya berkerut halus, ternyata menghasilkan keturunan yang 100% berasa manis dan kulit berkerut halus..

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu memilih persalinan sectio caesarea tanpa indikasi medis di Rumah Sakit Umum Bunda

SKB KMA RI dan Ketua KY RI No.047/KMA/SKB/IV/2009 – No. Disposisi KMA tgl 14 Juli 2010 jo Disposisi Tuada Was MARI tgl 14 Juli 2010, Kabawas MARI meneruskan hasil pemeriksaan

Konsep dasar model I-O Leontief didasarkan atas: (1) struktur perekonomian tersusun dari berbagai sektor (industri) yang satu sama lain saling berinteraksi melalui