1
PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE
( Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012)
Cherli Marita, Dwi Fitri Puspa, dan Novia Rahmawati Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Bung Hatta
E-mail: cherli1990.21@gmail.com
Abstract
This study aimed to examine the effect of corporate governance characteristics of effective tax rate. The characteristics of corporate governance that is used in this study are independent commissioner, audit committee and institutional investors. The samples used is manufacturing companies listed in BEI (2010-2012). In determining the samples used purposive sampling method. The data this study acquired from the financial statements of manufacturing companies. This study used a multiple regression model. Regression analysis is conducted using SPSS 16.00 and eviews 3.
The results showed that independent commissioner and audit committee has no significant effect on effective tax rate, while institutional investors variable has significant effect on effective tax rate. From the results of the study also note that size company control variable has no effect the effective tax rate. While leverage control variable has significant effect the effective tax rate.
Keywords: Effective Tax Rate, Characteristics Corporate Governance, Manucfaturing
Companies.
1.1 Latar Belakang
Pajak menurut undang-undang no.16 tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat
(perusahaan) ke sektor publik (Suandy, 2011).
Effective tax rate (ETR)
merupakan tarif yang mencerminkan beban pajak yang sebenarnya ditanggung oleh wajib pajak (Handayani et al, 2013). Tarif pajak efektif adalah dimana perusahaan membandingan laba yang diperoleh sebelum pajak dengan pajak yang sesungguhnya dibayarkan perusahaan dengan (Richardson dan Lanis, 2007). Dalam prakteknya ETR setiap perusahaan berbeda-beda bahkan setiap periodenya
2 juga berbeda-beda. Berikut rata-rata ETR perusahaan manufaktur periode 2010-2012 :
Tabel 1.1
Rata-rata ETR perusahaan manufaktur periode 2010-2012
Tahun Rata-rata ETR
2010 38,26%
2011 24,67%
2012 28,13%
Sumber : Olahan penulis dari laporan keuangan
Menurut Handayani et al (2013) untuk mengecilkan beban pajak yang akan dibayar perusahaan dapat dilakukan dengan cara mengelola pajak perusahaan salah satu bentuk manajemen pajaknya adalah dengan melakukan perencanaan pajak (tax planning). Perusahaan yang melakukan perencanaan pajaknya dengan baik akan dapat meminimalkan beban pajaknya sehingga tarif pajak efektif yang akan di bayar perusahaan tersebut menjadi kecil. Menurut Karayana dan Swenson (2007) dalam Hanum dan Zulaikha (2013) dijelaskan bahwa untuk melihat apakah perusahaan mengelola pajaknya dengan baik adalah dengan melihat tarif efektifnya.
Di dalam Perusahaan kerangka tata kelola (corporate governance framework) akan sangat mempengaruhi aktivitas bisnis yang di jalankan . Corporate governance
tidak hanya memperhatikan pada berjalannya bisnis perusahaan, tapi juga berfokus pada kebijakan direksi terhadap
perusahaan dengan melakukan pengawasan dan kontrol terhadap
executive action. Menurut Coopers
corporate governance juga terkait dengan
pengambilan keputusan yang efektif (Surya dan Yustiavandana, 2006). Oleh karena itu apabila suatu perusahaan sudah menerapkan corporate governance yang baik akan berdampak pada pengambilan keputusan atau kebijakan yang baik termasuk dalam pengambilan keputusan atau kebijakan yang berhubungan dengan tarif pajak efektif perusahaan.
Tunggal (2013) untuk mencapai good
corporate governance yang baik
perusahaan harus memiliki sruktur perusahaan, perangkat agar tujuan dan pengawasan atas kinerja perusahaan terlaksana secara efektif. Karakteristik atau unsur-unsur corporate governance yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas komisaris independen, komite audit dan investorinstitusional.
Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) komisaris independen merupakan anggota dari dewan komisaris yang tidak mempunyai hubungan dengan anggota komisaris, manajemen dan pemegang saham pengendali, komisaris independen juga tidak boleh mempunyai hubungan bisnis dan internal dengan perusahaan dan komisaris independen hanya bertindak untuk kepentingan perusahaan saja.
3 Komisaris independen tidak boleh berasal dari dalam perusahaan. Komisaris independen berfungsi mengawasi dan memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan ( Surya dan Yustiavandana, 2006). Dengan adanya komisaris independen memberikan petunjuk dan arahan dalam mengelola perusahaan serta merumuskan strategi perusahaan yang akan dilakukan maka strategi yang dirumuskan akan lebih baik termasuk dalam menentukan kebijakan terkait tarif pajak efektif yang akan dibayarkan perusahaan.
Menurut Sutojo dan Aldridge (2005) komite audit adalah komite yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Komite audit dibentuk guna untuk membantu dewan komisaris dalam memonitor kinerja perusahaan yang berkaitan dengan laporan keuangan, sistem akunting dan manajemen resiko. Dengan adanya pihak yang memonitor kinerja perusahaan maka kinerja perusahaan akan efektif termasuk dalam menentukan kebijakan mengenai besaran tarif pajak efektif perusahaan.
Menurut Tandelilin (2010) investor institusional adalah pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi dimana pihak-pihak tersebut terdiri dari, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga dana pensiun, maupun
perusahaan investasi. Investor institusional sebagai pemegang saham ikut aktif dalam mengawasi efektifitas dan efesiensi dalam pengelolaan perusahaan (Sutojo dan Aldridge, 2005). Dengan pengawasan yang dilakukan investor institusional akan tercipta kinerja yang efektif dalam pengelolaan perusahaan termasuk pengelolaan pajak perusahaan terkait tingkat pajak efektif. Jika tarif pajak yang dibayarkan perusahaan semakin kecil maka laba yang diperoleh menjadi lebih besar sehingga return yang diterima investor juga akan besar.
1.2 Perumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang di atas maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap effective tax rate?
2. Apakah komite audit berpengaruh terhadap effective tax rate?
3. Apakah investor institusional berpengaruh terhadap effective tax rate?
2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Effective Tax Rate
Hanum dan Zulaikha (2013) mendefenisikan tarif pajak efektif (ETR) adalah bentuk perhitungan nilai tarif ideal pajak yang dihitung dalam sebuah perusahaan.
4 Pajak merupakan sebuah beban bagi perusahaan, karena dapat mengurangi laba perusahaan. Untuk itu perusahaan mencari cara bagaimana agar beban pajak yang ditanggung dapat dikurangi. Beban pajak yang rendah dapat diketahui dari seberapa besar tarif pajak efektif perusahaan (Handayani et al, 2013).
2.2 Corporate Governance
Menurut Forum for Corporate
Governance in Indonesia (FCGI) dalam
Purno dan Muhammad (2013) mendefinisikan corporate governance
merupakan seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.
2.3Unsur-unsur Corporate Governance
Unsur-unsur dalam corporate
governance yang baik terdiri atas
(Tunggal, 2008): 1) pemegang saham, 2) komisaris, 3) direksi, 4) komite audit, 5) sekretaris perusahaan, 6) manajer dan karyawan, 7) auditor eksternal, 8) auditor internal, 9) stakeholder lainnya (pemerintah, kreditor dan lainnya).
2.3.1 Komisaris Independen
Komisaris independen mempunyai fungsi yang sama dengan komisaris yaitu
mengawasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan dan menjamin pelaksanaan strategi perusahaan. ( Surya dan Yustiavandana, 2006).
Komisaris independen ini berfungsi untuk mengawasi kinerja manajemen perusahaan serta memberikan arahan pada perusahaan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam pengelolaan perusahaan.
2.3.2 Komite Audit
Komite audit adalah komite yang tugasnya membantu dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap manajemen perusahaan berdasarkan keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004 (Hanum dan Zulaikha, 2013). Komite audit beranggotakan sekurang-kurangnya tiga orang anggota dan berada di bawah dewan komisaris. Apabila ada masalah dalam pengendaliaan perusahaan komite audit merupakan pihak yang menghubungkan antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen untuk menyelesaikannya.
2.3.3 Investor Institusional
Sebagai pemegang saham investor institusional ikut aktif dalam mengawasi efektifitas dan efesiensi pengelolaan perusahaan. Adapun peranan investor institusional menurut Sutojo dan Aldridge (2005) adalah sebagai berikut:
5 1. Mengarahkan dan memonitor arah
kegiatan bisnis perusahaan (directing
and control).
2. Sumber informasi perusahaan (source
of company’s information).
3. Pengajuan suara dalam rapat umum pemegang saham( voting).
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh Komisaris Independen
Terhadap Effective Tax Rate
Sabli dan Noor (2012) meneliti mengenai tax planning and corporate
governance dengan hasil penelitian
komisaris independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
effective tax rate. Penelitian Mahenthiran
dan Kasipilai (2012) hasil penelitiannya menemukan bahwa adanya hubungan positif proporsi komisaris independen terhadap perencanaan pajak. Hal ini menunjukan bahwa proporsi jumlah komisaris independen akan mempengaruhi perencanaan pajak yang akan dilakukan oleh perusahaan sehingga hasil perencanaan pajak tersebut akan menentukan besaran tarif pajak efektif yang akan dibayarkan perusahaan.
Hanum dan Zulaikha (2013) juga meneliti tentang pengaruh karakteristik
corporate governance terhadap effective
tax rate dengan hasil penelitian menyatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap
effective tax rate (ETR).
Berdasarkan uraian di atas dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :
H1: Komisaris independen berpengaruh terhadap effective tax rate
2.4.2 Pengaruh Komite Audit Terhadap Effective Tax Rate
Penelitian Annisa (2011) menemukan bahwa komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini menunjukan bahwa komite audit akan mempengaruhi tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dengan melakukan penghindaran pajak tersebut akan menentukan besaran tarif pajak efektif yang akan dibayar perusahaan. Reza (2012) menemukan bahwa jumlah komite audit berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah komite audit , maka semakin rendah ETR hal ini menunjukkan bahwa penghindaran pajak yang dilakukan semakin besar.
Hanum dan Zulaikha (2013) meneliti tentang pengaruh karakteristik
corporate governance terhadap effective
tax rate dengan hasil penelitian ukuran
komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap effective tax rate (ETR).
Berdasarkan uraian di atas dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :
H2: Komite audit berpengaruh
6
2.4.3 Pengaruh Investor Institusional
Terhadap Effective Tax Rate
Sabli dan Noor (2012) meneliti mengenai tax planning and corporate
governance dengan hasil penelitian dengan
hasil penelitian investor institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap effective
tax rate (ETR). Hanum dan Zulaikha
(2013) juga meneliti tentang pengaruh karakteristik corporate governance
terhadap effective tax rate dengan hasil bahwa investor institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap effective
tax rate (ETR). Penelitian Mahenthiran
dan Kasipilai (2012) hasil penelitiannya menemukan bahwa adanya hubungan signifikan investor institusional terhadap perencanaan pajak. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya kepemilikan institusi akan mempengaruhi perencanaan pajak yang akan dilakukan oleh perusahaan sehingga hasil perencanaan pajak tersebut akan menentukan besaran tarif pajak efektif yang akan dibayarkan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :
H3: Investor institusional berpengaruh terhadap effective tax rate
3. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam
kurun waktu 2010-2012. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Adapun kriteria yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI selama periode 2010-2012.
2. Perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian selama periode 2010-2012.
3.2 Pengukuran Variabel 3.2.1 Variabel Dependen 3.2.1.1 Effective Tax Rate
Effective tax rate diukur dengan
rumus :
Effective tax rate = beban pajak X 100%
laba sebelum pajak
3.2.2 Variabel Independen 3.2.2.1 Komisaris Independen
Komisaris independen diukur dengan jumlah komisaris independen dibagi jumlah anggota dewan komisaris.
3.2.2.2 Komite Audit
Komite audit diukur dengan jumlah total anggota komite dalam suatu perusahaan.
3.2.2.3 Investor Institusional
Investor intitusional diukur dengan jumlah saham institusi dibagi jumlah saham yang beredar.
3.2.3 Variabel Kontrol
3.2.3.1 Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan (size) diukur dengan dengan menggunakan Ln (total asset).
7
3.2.3.2 Leverage
Leverage diukur dengan dengan
menggunakan DER dengan rumus: DER = total liabilitas
total ekuitas
4. ANALISIS DATA DAN
PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel
Populasi yang terdapat pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2012. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012 adalah 129 perusahaan.
Berdasarkan perhitungan sampel dengan metode purpose sampling, maka jumlah sampel yang didapat adalah 94 perusahaan. Dari 94 perusahaan tersebut dilakukan uji outlier dan ditemukan sebanyak 22 sampel terjadinya outlier. Kemudian 22 sampel tersebut di hapuskan. Sehingga sampel yang digunakan untuk penelitian sebanyak 72 perusahaan.
4.2 Statistika Deskriptif Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel Penelitian
N Minimum Maksimum Mean Stand ar Devisi asi ETR 216 0,07 0,42 0,24 0,05 KI 216 0,20 1,00 0,40 0,14 CA 216 2,00 5,00 3,13 0,44 Inv.Inst 216 0,09 0,98 0,70 0,18 SIZE 216 0,08 182,27 6,17 19,33 LEV 216 0,01 9,57 1,11 1,39
Sumber : hasil pengolahan data SPSS 16.0
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.3
Hasil Pengujian dengan One-Sampel
Kolmogorov-Smirnov Test
Keterangan Asymp Sig (2-Tailed) Alpha Kesimpulan ETR 0,062 0,05 Normal Inv.Inst 0,056 0,05 Normal LnSIZE 0,50 0,05 Normal LnLEV 0,921 0,05 Normal
Sumber : hasil pengolahan data SPSS 16.0
Sesuai dengan tabel 4.3 di atas dapat terlihat bahwa variabel effective tax rate, investor institusional, size dan
leverage memiliki nilai asymp sig
(2-tailed) > alpha 0,05, maka kesimpulan
yang diperoleh adalah variabel tersebut berdistribusi normal. Kecuali dua variabel lainnya dalam penelitian ini yang terdiri dari komisaris independen yang dalam pengukurannya disetiap tahun penelitian datanya tidak mengalami perubahan dan komite audit yang dalam pengukurannya mengunakan skala interval.
4.3.2 Hasil Uji Autokorelasi Tabel 4.4
Hasil Pengujian Autokorelasi
Koefisien Probability Kesimpulan
Durbin-Watson
1,7261 0,0238 Tidak terjadi autokorelasi
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan Eviews 3
Sesuai dengan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa nilai Durbin-Watson yang dihasilkan dalam pengujian adalah sebesar 1,7261. Hasil yang diperoleh dalam pengolahan data menunjukkan nilai -2 ≤
8 1,7261 ≤ +2. Sehinga kesimpulan terhadap uji ini adalah tidak adanya gejala autokorelasi dalam penelitian ini.
4.3.3 Hasil Uji Multikolonieritas Tabel 4.5
Hasil Pengujian Multikolonieritas
Keterangan Koefisien Cut Off
ETR-KI -0,047112 0,8 ETR-CA 0,033509 0,8 ETR-INV 0,150610 0,8 ETR-SIZE -0,183572 0,8 ETR-LEV -0,045641 0,8 KI-CA 0,102475 0,8 KI-INV 0,017259 0,8 KI-SIZE 0,176490 0,8 KI-LEV 0,023928 0,8 CA-INV -0,079035 0,8 CA-SIZE 0,264706 0,8 CA-LEV -0,137824 0,8 INV-SIZE -0,122980 0,8 INV-LEV -0,118929 0,8 SIZE-LEV 0,113777 0,8
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan Eviews 3
Sesuai dengan tabel 4.5 di atas dapat terlihat bahwa ETR, komisaris independen, komite audit dan investor institusional telah memiliki koefisien korelasi dibawah 0,80. Oleh sebab itu kesimpulan yang diperoleh di mana variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari gejala multikolinieritas.
4.3.4 Hasil Uji Autokerelasi Tabel 4.6
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Keterangan Obs*R-squared Probability Kesimpulan Komisaris Independen, Komite Audit, Investor Institusional, Size, Leverage 0,2074 0,05 Tidak Terjadi Heterokedastisitas
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan Eviews 3
Setelah dilakukan uji heteroskedastisitas diperoleh nilai
probability observasi R-square yang
dihasilkan dalam pengujian adalah sebesar 13,2998. Pada tahapan pengujian statistik digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa probability 0,2074 > alpha 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian bebas dari gejala heterokedastisitas.
4.4 Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi
Keterangan Koefisien regresi
Prob Kesimpulan Kesimpul an Hipotesis KI -0,0095 0,6999 Tidak signifikan Ditolak CA 0,0113 0,1687 Tidak signifikan Ditolak INV 0,0388 0,0465 Signifikan Diterima SIZE -0,0062 0,0088 Signifikan Diterima LEV 0,0003 0,9289 Tidak signifikan Ditolak
R² 0,0594
F – Prob 0,0238
Sumber : Hasil pengolahan data
menggunakan Eviews 3
Dari tabel hasil uji regresi di atas diperoleh nilai R² sebesar 0,0594 atau 5,94%. Hal ini berarti 5,94% effective tax
rate (ETR) perusahaan dipengaruhi oleh
variabel komisaris independen, komite audit, investor institusional, ukuran perusahaan (size) dan leverage. Sedangkan sisanya 94,06% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel penelitian.
Dari hasil pengujian F-statistik, diperoleh nilai F-Prob sebesar 0,0238. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang
9 diperoleh tersebut menunjukan bahwa
probability sebesar 0,0238 < alpha 0,05
maka keseluruhan model regresi dikatakan layak atau fit.
4.4.1 Pengaruh Komisaris Independen
Terhadap Effective Tax Rate
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama pada tabel 4.7 komisaris independen memiliki nilai koefisien bertanda negatif sebesar 0,0095 dengan nilai signifikan 0,6999 dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,6999 > alpha 0,05 maka keputusan hipotesis 1 (H1) ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap effective tax rate. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanum dan zulaikha (2013) yang menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap effective tax rate.
4.4.2 Pengaruh Komite Audit Terhadap
Effective Tax Rate
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua pada tabel 4.7 variabel komite audit mempunyai nilai koefisien bertanda positif 0,0113 dan nilai signifikannya 0,1687 dengan tingkat kesalahan yang digunakan 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,1687 > alpha 0,05. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis 2 (H2) dinyatakan
ditolak. Maka kesimpulan yang diperoleh adalah komite audit tidak berpengaruh terhadap effective tax rate. Hasil dari penelitian sama dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh Hanum dan zulaikha (2013) yang menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap effective tax rate.
4.4.3 Pengaruh Investor institusional
Terhadap Effective Tax Rate
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga pada tabel 4.7 variabel investor institusional mempunyai nilai koefisien bertanda positif 0,0388 dan nilai signifikannya 0,0465 dengan tingkat kesalahan yang digunakan 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,0465 < alpha 0,05. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis 3 (H3) dinyatakan diterima. Maka kesimpulan yang diperoleh adalah investor institusional berpengaruh positif terhadap effective tax rate.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh Mahenthiran dan Kasipilai (2012) yang menyatakan bahwa adanya hubungan signifikan investor institusional terhadap perencanaan pajak. Hal ini menunjukan bahwa investor institusional sebagai pemegang saham ikut aktif dalam mengawasi keefektifan dan keefisiensian dalam pengelolaan perusahaan termasuk pengelolaan pajak perusahaan terkait
10 tingkat pajak efektif yang akan dibayarkan perusahaan.
4.4.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan
(size) Terhadap Effective Tax Rate
Berdasarkan tabel 4.7 ukuran perusahaan (size) yang merupakan variabel kontrol memiliki nilai koefisien bertanda negatif sebesar 0,0062 dengan nilai signifikan 0,0088 dengan tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,0088 < alpha 0,05. Berdasarkan hasil tersebut kesimpulan yang diperoleh adalah ukuran perusahaan (size) berpengaruh negatif terhadap
effective tax rate. Hasil penelitian ini sama
dengan hasil penelitian yang diperoleh Hanum dan Zulaikha (2013) dimana ukuran perusahaan (size) berpengaruh negatif terhadap effective tax rate semakin besar ukuran perusahaan maka tarif pajak efektifnya akan semakin rendah.
4.4.5 Pengaruh Leverage Terhadap
Effective Tax Rate
Berdasarkan tabel 4.7 leverage
yang merupakan variabel kontrol memiliki nilai koefisien yang bertanda positif 0,0003 dan nilai signifikannya 0,9289 dengan tingkat kesalahan yang digunakan 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,9289 > alpha 0,05. Berdasarkan hasil tersebut kesimpulan yang diperoleh adalah leverage tidak berpengaruh terhadap effective tax rate.
Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan utang untuk membiayai kegiatan perusahaan tidak tinggi sehingga biaya bunga yang dijadikan faktor dalam pengurang pajak tidak bisa digunakan.
5.PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis pertama (H1) ditolak dimana komisaris independen tidak berpengaruh terhadap effective tax rate.
2. Hipotesis kedua (H2) ditolak dimana komite audit tidak berpengaruh terhadap effective tax rate.
3. Hipotesis ketiga (H3) diterima dimana investor institusional berpengaruh positis terhadap
effective tax rate.
4. Variabel kontrol ukuran perusahaan (size) berpengaruh negatif terhadap effective tax rate. 5. Variabel kontrol leverage tidak
berpengaruh terhadap effective tax rate.
5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian selanjutnya
Penelitian ini memiliki keterbatasan. Berikut beberapa keterbatasan penelitian dan saran untuk peneliti selanjutnya :
1. Data yang digunakan dalam penelitian ini hanya data dengan
11 periode pengamatan selama tiga tahun saja. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode penelitian, karena semakin panjang periode penelitian akan lebih valid.
2. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian. Peneliti selanjutnya disarankan menggunakan sektor industri yang berbeda misalnya pada perusahaan non manufaktur.
3. Proksi dari corporate governance
sebagai variabel bebas dalam penelitian ini hanya menggunakan komisaris independen, komite audit dan investor institusional. Untuk peneliti selanjutnya disarankan menggunakan atau menambahkan proksi dari corporate governance
yang lain, yaitu seperti kepemilikan manajerial dan ukuran dewan direksi.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Nuralifmida Ayu. 2011. Pengaruh
Corporate Governance Terhadap
Tax Avoidance (Studi Pada
Perusahaan Terdaftar di BEI Tahun 2008). Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Handayani, Desi, Andreas, dan Ruhul Fitrios. 2013. Pengaruh Kecakapan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Kepemilikan Pemerintah terhadap Tarif Pajak
Efektif Perusahaan. 2013. Manado
: Simposium Nasional Akuntansi
XVI.
Hanum, Hashemi Rodhian dan Zulaikha. 2013. Pengaruh Karakteristik Corporate Governance
terhadap Effective Tax Rate.
Diponegoro Journal Of
Accounting Vol. 2 No. 2. Manado.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006.
Mahenthiran, Sakthi dan Jeyapalan Kasipillai. 2012. Influence of
Ownership Structure and
Corporate Governance on Effective Tax Rate and Tax Planning :
Malaysian Evidence.
Purno, Bambang Sulistyo dan Muhammad Khafid. 2013. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan. Simposium Nasional XVI. Manado.
Richardson, Grant dan Lanis Roman. 2007. Determinants of the Vriability in Corporate Effective Tax Rate and Tax Reform: Evidence From Australia. Journal of Accounting and Public Policy Vol.26.
Reza, Faisal. 2012. Pengaruh Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap Penghindaran Pajak.
Skripsi. Universitas Indonesia.
Sabli, Nurshamimi dan Noor Md Rohaya. 2012. Tax Planning and Corporate Governance. Proceeding
International Conference on
Business and Economic. Bandung.
Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi kelima. Jakarta: Salemba Empat.
Surya, Indra S. H, LL. M dan Yustiavandana S. H, LL. M. 2006. Penerapan Good
12
Mengesampingkan Hak-hak
Istimewa Demi Kelangsungan
Usaha. Depok : Kencana.
Sutojo, Siswanto dan, E Jhon Aldridge. 2005. Corporate Governance
(Tata Kelola Perusahaan yang
Sehat). Jakarta: PT Mulia Damar
Pustaka.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan investasi teori dan aplikasi. Yogyakarta. KANISIUS.
Tunggal, Drs.Amin Widjaja,Ak., MBA. 2008. Tata Kelola Perusahaan
Teori dan Kasus. Jakarta:
Harvarindo.
Tunggal, Drs.Amin Widjaja,Ak., MBA. 2013. Dasar-dasar pengendalian
internal dan Corporate