• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE

( Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012)

Cherli Marita, Dwi Fitri Puspa, dan Novia Rahmawati Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Bung Hatta

E-mail: cherli1990.21@gmail.com

Abstract

This study aimed to examine the effect of corporate governance characteristics of effective tax rate. The characteristics of corporate governance that is used in this study are independent commissioner, audit committee and institutional investors. The samples used is manufacturing companies listed in BEI (2010-2012). In determining the samples used purposive sampling method. The data this study acquired from the financial statements of manufacturing companies. This study used a multiple regression model. Regression analysis is conducted using SPSS 16.00 and eviews 3.

The results showed that independent commissioner and audit committee has no significant effect on effective tax rate, while institutional investors variable has significant effect on effective tax rate. From the results of the study also note that size company control variable has no effect the effective tax rate. While leverage control variable has significant effect the effective tax rate.

Keywords: Effective Tax Rate, Characteristics Corporate Governance, Manucfaturing

Companies.

1.1 Latar Belakang

Pajak menurut undang-undang no.16 tahun 2009 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat

(perusahaan) ke sektor publik (Suandy, 2011).

Effective tax rate (ETR)

merupakan tarif yang mencerminkan beban pajak yang sebenarnya ditanggung oleh wajib pajak (Handayani et al, 2013). Tarif pajak efektif adalah dimana perusahaan membandingan laba yang diperoleh sebelum pajak dengan pajak yang sesungguhnya dibayarkan perusahaan dengan (Richardson dan Lanis, 2007). Dalam prakteknya ETR setiap perusahaan berbeda-beda bahkan setiap periodenya

(2)

2 juga berbeda-beda. Berikut rata-rata ETR perusahaan manufaktur periode 2010-2012 :

Tabel 1.1

Rata-rata ETR perusahaan manufaktur periode 2010-2012

Tahun Rata-rata ETR

2010 38,26%

2011 24,67%

2012 28,13%

Sumber : Olahan penulis dari laporan keuangan

Menurut Handayani et al (2013) untuk mengecilkan beban pajak yang akan dibayar perusahaan dapat dilakukan dengan cara mengelola pajak perusahaan salah satu bentuk manajemen pajaknya adalah dengan melakukan perencanaan pajak (tax planning). Perusahaan yang melakukan perencanaan pajaknya dengan baik akan dapat meminimalkan beban pajaknya sehingga tarif pajak efektif yang akan di bayar perusahaan tersebut menjadi kecil. Menurut Karayana dan Swenson (2007) dalam Hanum dan Zulaikha (2013) dijelaskan bahwa untuk melihat apakah perusahaan mengelola pajaknya dengan baik adalah dengan melihat tarif efektifnya.

Di dalam Perusahaan kerangka tata kelola (corporate governance framework) akan sangat mempengaruhi aktivitas bisnis yang di jalankan . Corporate governance

tidak hanya memperhatikan pada berjalannya bisnis perusahaan, tapi juga berfokus pada kebijakan direksi terhadap

perusahaan dengan melakukan pengawasan dan kontrol terhadap

executive action. Menurut Coopers

corporate governance juga terkait dengan

pengambilan keputusan yang efektif (Surya dan Yustiavandana, 2006). Oleh karena itu apabila suatu perusahaan sudah menerapkan corporate governance yang baik akan berdampak pada pengambilan keputusan atau kebijakan yang baik termasuk dalam pengambilan keputusan atau kebijakan yang berhubungan dengan tarif pajak efektif perusahaan.

Tunggal (2013) untuk mencapai good

corporate governance yang baik

perusahaan harus memiliki sruktur perusahaan, perangkat agar tujuan dan pengawasan atas kinerja perusahaan terlaksana secara efektif. Karakteristik atau unsur-unsur corporate governance yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas komisaris independen, komite audit dan investorinstitusional.

Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) komisaris independen merupakan anggota dari dewan komisaris yang tidak mempunyai hubungan dengan anggota komisaris, manajemen dan pemegang saham pengendali, komisaris independen juga tidak boleh mempunyai hubungan bisnis dan internal dengan perusahaan dan komisaris independen hanya bertindak untuk kepentingan perusahaan saja.

(3)

3 Komisaris independen tidak boleh berasal dari dalam perusahaan. Komisaris independen berfungsi mengawasi dan memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan ( Surya dan Yustiavandana, 2006). Dengan adanya komisaris independen memberikan petunjuk dan arahan dalam mengelola perusahaan serta merumuskan strategi perusahaan yang akan dilakukan maka strategi yang dirumuskan akan lebih baik termasuk dalam menentukan kebijakan terkait tarif pajak efektif yang akan dibayarkan perusahaan.

Menurut Sutojo dan Aldridge (2005) komite audit adalah komite yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris. Komite audit dibentuk guna untuk membantu dewan komisaris dalam memonitor kinerja perusahaan yang berkaitan dengan laporan keuangan, sistem akunting dan manajemen resiko. Dengan adanya pihak yang memonitor kinerja perusahaan maka kinerja perusahaan akan efektif termasuk dalam menentukan kebijakan mengenai besaran tarif pajak efektif perusahaan.

Menurut Tandelilin (2010) investor institusional adalah pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi dimana pihak-pihak tersebut terdiri dari, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga dana pensiun, maupun

perusahaan investasi. Investor institusional sebagai pemegang saham ikut aktif dalam mengawasi efektifitas dan efesiensi dalam pengelolaan perusahaan (Sutojo dan Aldridge, 2005). Dengan pengawasan yang dilakukan investor institusional akan tercipta kinerja yang efektif dalam pengelolaan perusahaan termasuk pengelolaan pajak perusahaan terkait tingkat pajak efektif. Jika tarif pajak yang dibayarkan perusahaan semakin kecil maka laba yang diperoleh menjadi lebih besar sehingga return yang diterima investor juga akan besar.

1.2 Perumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang di atas maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap effective tax rate?

2. Apakah komite audit berpengaruh terhadap effective tax rate?

3. Apakah investor institusional berpengaruh terhadap effective tax rate?

2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

2.1 Effective Tax Rate

Hanum dan Zulaikha (2013) mendefenisikan tarif pajak efektif (ETR) adalah bentuk perhitungan nilai tarif ideal pajak yang dihitung dalam sebuah perusahaan.

(4)

4 Pajak merupakan sebuah beban bagi perusahaan, karena dapat mengurangi laba perusahaan. Untuk itu perusahaan mencari cara bagaimana agar beban pajak yang ditanggung dapat dikurangi. Beban pajak yang rendah dapat diketahui dari seberapa besar tarif pajak efektif perusahaan (Handayani et al, 2013).

2.2 Corporate Governance

Menurut Forum for Corporate

Governance in Indonesia (FCGI) dalam

Purno dan Muhammad (2013) mendefinisikan corporate governance

merupakan seperangkat aturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.

2.3Unsur-unsur Corporate Governance

Unsur-unsur dalam corporate

governance yang baik terdiri atas

(Tunggal, 2008): 1) pemegang saham, 2) komisaris, 3) direksi, 4) komite audit, 5) sekretaris perusahaan, 6) manajer dan karyawan, 7) auditor eksternal, 8) auditor internal, 9) stakeholder lainnya (pemerintah, kreditor dan lainnya).

2.3.1 Komisaris Independen

Komisaris independen mempunyai fungsi yang sama dengan komisaris yaitu

mengawasi manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan dan menjamin pelaksanaan strategi perusahaan. ( Surya dan Yustiavandana, 2006).

Komisaris independen ini berfungsi untuk mengawasi kinerja manajemen perusahaan serta memberikan arahan pada perusahaan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan dalam pengelolaan perusahaan.

2.3.2 Komite Audit

Komite audit adalah komite yang tugasnya membantu dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap manajemen perusahaan berdasarkan keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004 (Hanum dan Zulaikha, 2013). Komite audit beranggotakan sekurang-kurangnya tiga orang anggota dan berada di bawah dewan komisaris. Apabila ada masalah dalam pengendaliaan perusahaan komite audit merupakan pihak yang menghubungkan antara pemegang saham dan dewan komisaris dengan pihak manajemen untuk menyelesaikannya.

2.3.3 Investor Institusional

Sebagai pemegang saham investor institusional ikut aktif dalam mengawasi efektifitas dan efesiensi pengelolaan perusahaan. Adapun peranan investor institusional menurut Sutojo dan Aldridge (2005) adalah sebagai berikut:

(5)

5 1. Mengarahkan dan memonitor arah

kegiatan bisnis perusahaan (directing

and control).

2. Sumber informasi perusahaan (source

of company’s information).

3. Pengajuan suara dalam rapat umum pemegang saham( voting).

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Komisaris Independen

Terhadap Effective Tax Rate

Sabli dan Noor (2012) meneliti mengenai tax planning and corporate

governance dengan hasil penelitian

komisaris independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

effective tax rate. Penelitian Mahenthiran

dan Kasipilai (2012) hasil penelitiannya menemukan bahwa adanya hubungan positif proporsi komisaris independen terhadap perencanaan pajak. Hal ini menunjukan bahwa proporsi jumlah komisaris independen akan mempengaruhi perencanaan pajak yang akan dilakukan oleh perusahaan sehingga hasil perencanaan pajak tersebut akan menentukan besaran tarif pajak efektif yang akan dibayarkan perusahaan.

Hanum dan Zulaikha (2013) juga meneliti tentang pengaruh karakteristik

corporate governance terhadap effective

tax rate dengan hasil penelitian menyatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap

effective tax rate (ETR).

Berdasarkan uraian di atas dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H1: Komisaris independen berpengaruh terhadap effective tax rate

2.4.2 Pengaruh Komite Audit Terhadap Effective Tax Rate

Penelitian Annisa (2011) menemukan bahwa komite audit berpengaruh terhadap tax avoidance. Hal ini menunjukan bahwa komite audit akan mempengaruhi tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dengan melakukan penghindaran pajak tersebut akan menentukan besaran tarif pajak efektif yang akan dibayar perusahaan. Reza (2012) menemukan bahwa jumlah komite audit berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah komite audit , maka semakin rendah ETR hal ini menunjukkan bahwa penghindaran pajak yang dilakukan semakin besar.

Hanum dan Zulaikha (2013) meneliti tentang pengaruh karakteristik

corporate governance terhadap effective

tax rate dengan hasil penelitian ukuran

komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap effective tax rate (ETR).

Berdasarkan uraian di atas dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H2: Komite audit berpengaruh

(6)

6

2.4.3 Pengaruh Investor Institusional

Terhadap Effective Tax Rate

Sabli dan Noor (2012) meneliti mengenai tax planning and corporate

governance dengan hasil penelitian dengan

hasil penelitian investor institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap effective

tax rate (ETR). Hanum dan Zulaikha

(2013) juga meneliti tentang pengaruh karakteristik corporate governance

terhadap effective tax rate dengan hasil bahwa investor institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap effective

tax rate (ETR). Penelitian Mahenthiran

dan Kasipilai (2012) hasil penelitiannya menemukan bahwa adanya hubungan signifikan investor institusional terhadap perencanaan pajak. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya kepemilikan institusi akan mempengaruhi perencanaan pajak yang akan dilakukan oleh perusahaan sehingga hasil perencanaan pajak tersebut akan menentukan besaran tarif pajak efektif yang akan dibayarkan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H3: Investor institusional berpengaruh terhadap effective tax rate

3. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam

kurun waktu 2010-2012. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Adapun kriteria yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan tersebut terdaftar di BEI selama periode 2010-2012.

2. Perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian selama periode 2010-2012.

3.2 Pengukuran Variabel 3.2.1 Variabel Dependen 3.2.1.1 Effective Tax Rate

Effective tax rate diukur dengan

rumus :

Effective tax rate = beban pajak X 100%

laba sebelum pajak

3.2.2 Variabel Independen 3.2.2.1 Komisaris Independen

Komisaris independen diukur dengan jumlah komisaris independen dibagi jumlah anggota dewan komisaris.

3.2.2.2 Komite Audit

Komite audit diukur dengan jumlah total anggota komite dalam suatu perusahaan.

3.2.2.3 Investor Institusional

Investor intitusional diukur dengan jumlah saham institusi dibagi jumlah saham yang beredar.

3.2.3 Variabel Kontrol

3.2.3.1 Ukuran Perusahaan (Size)

Ukuran perusahaan (size) diukur dengan dengan menggunakan Ln (total asset).

(7)

7

3.2.3.2 Leverage

Leverage diukur dengan dengan

menggunakan DER dengan rumus: DER = total liabilitas

total ekuitas

4. ANALISIS DATA DAN

PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Sampel

Populasi yang terdapat pada penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2012. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012 adalah 129 perusahaan.

Berdasarkan perhitungan sampel dengan metode purpose sampling, maka jumlah sampel yang didapat adalah 94 perusahaan. Dari 94 perusahaan tersebut dilakukan uji outlier dan ditemukan sebanyak 22 sampel terjadinya outlier. Kemudian 22 sampel tersebut di hapuskan. Sehingga sampel yang digunakan untuk penelitian sebanyak 72 perusahaan.

4.2 Statistika Deskriptif Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel Penelitian

N Minimum Maksimum Mean Stand ar Devisi asi ETR 216 0,07 0,42 0,24 0,05 KI 216 0,20 1,00 0,40 0,14 CA 216 2,00 5,00 3,13 0,44 Inv.Inst 216 0,09 0,98 0,70 0,18 SIZE 216 0,08 182,27 6,17 19,33 LEV 216 0,01 9,57 1,11 1,39

Sumber : hasil pengolahan data SPSS 16.0

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.3

Hasil Pengujian dengan One-Sampel

Kolmogorov-Smirnov Test

Keterangan Asymp Sig (2-Tailed) Alpha Kesimpulan ETR 0,062 0,05 Normal Inv.Inst 0,056 0,05 Normal LnSIZE 0,50 0,05 Normal LnLEV 0,921 0,05 Normal

Sumber : hasil pengolahan data SPSS 16.0

Sesuai dengan tabel 4.3 di atas dapat terlihat bahwa variabel effective tax rate, investor institusional, size dan

leverage memiliki nilai asymp sig

(2-tailed) > alpha 0,05, maka kesimpulan

yang diperoleh adalah variabel tersebut berdistribusi normal. Kecuali dua variabel lainnya dalam penelitian ini yang terdiri dari komisaris independen yang dalam pengukurannya disetiap tahun penelitian datanya tidak mengalami perubahan dan komite audit yang dalam pengukurannya mengunakan skala interval.

4.3.2 Hasil Uji Autokorelasi Tabel 4.4

Hasil Pengujian Autokorelasi

Koefisien Probability Kesimpulan

Durbin-Watson

1,7261 0,0238 Tidak terjadi autokorelasi

Sumber : Hasil pengolahan data

menggunakan Eviews 3

Sesuai dengan tabel 4.4 di atas terlihat bahwa nilai Durbin-Watson yang dihasilkan dalam pengujian adalah sebesar 1,7261. Hasil yang diperoleh dalam pengolahan data menunjukkan nilai -2 ≤

(8)

8 1,7261 ≤ +2. Sehinga kesimpulan terhadap uji ini adalah tidak adanya gejala autokorelasi dalam penelitian ini.

4.3.3 Hasil Uji Multikolonieritas Tabel 4.5

Hasil Pengujian Multikolonieritas

Keterangan Koefisien Cut Off

ETR-KI -0,047112 0,8 ETR-CA 0,033509 0,8 ETR-INV 0,150610 0,8 ETR-SIZE -0,183572 0,8 ETR-LEV -0,045641 0,8 KI-CA 0,102475 0,8 KI-INV 0,017259 0,8 KI-SIZE 0,176490 0,8 KI-LEV 0,023928 0,8 CA-INV -0,079035 0,8 CA-SIZE 0,264706 0,8 CA-LEV -0,137824 0,8 INV-SIZE -0,122980 0,8 INV-LEV -0,118929 0,8 SIZE-LEV 0,113777 0,8

Sumber : Hasil pengolahan data

menggunakan Eviews 3

Sesuai dengan tabel 4.5 di atas dapat terlihat bahwa ETR, komisaris independen, komite audit dan investor institusional telah memiliki koefisien korelasi dibawah 0,80. Oleh sebab itu kesimpulan yang diperoleh di mana variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari gejala multikolinieritas.

4.3.4 Hasil Uji Autokerelasi Tabel 4.6

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Keterangan Obs*R-squared Probability Kesimpulan Komisaris Independen, Komite Audit, Investor Institusional, Size, Leverage 0,2074 0,05 Tidak Terjadi Heterokedastisitas

Sumber : Hasil pengolahan data

menggunakan Eviews 3

Setelah dilakukan uji heteroskedastisitas diperoleh nilai

probability observasi R-square yang

dihasilkan dalam pengujian adalah sebesar 13,2998. Pada tahapan pengujian statistik digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa probability 0,2074 > alpha 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian bebas dari gejala heterokedastisitas.

4.4 Hasil Uji Hipotesis dan Pembahasan Tabel 4.7

Hasil Uji Regresi

Keterangan Koefisien regresi

Prob Kesimpulan Kesimpul an Hipotesis KI -0,0095 0,6999 Tidak signifikan Ditolak CA 0,0113 0,1687 Tidak signifikan Ditolak INV 0,0388 0,0465 Signifikan Diterima SIZE -0,0062 0,0088 Signifikan Diterima LEV 0,0003 0,9289 Tidak signifikan Ditolak

0,0594

F – Prob 0,0238

Sumber : Hasil pengolahan data

menggunakan Eviews 3

Dari tabel hasil uji regresi di atas diperoleh nilai R² sebesar 0,0594 atau 5,94%. Hal ini berarti 5,94% effective tax

rate (ETR) perusahaan dipengaruhi oleh

variabel komisaris independen, komite audit, investor institusional, ukuran perusahaan (size) dan leverage. Sedangkan sisanya 94,06% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel penelitian.

Dari hasil pengujian F-statistik, diperoleh nilai F-Prob sebesar 0,0238. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang

(9)

9 diperoleh tersebut menunjukan bahwa

probability sebesar 0,0238 < alpha 0,05

maka keseluruhan model regresi dikatakan layak atau fit.

4.4.1 Pengaruh Komisaris Independen

Terhadap Effective Tax Rate

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama pada tabel 4.7 komisaris independen memiliki nilai koefisien bertanda negatif sebesar 0,0095 dengan nilai signifikan 0,6999 dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,6999 > alpha 0,05 maka keputusan hipotesis 1 (H1) ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap effective tax rate. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanum dan zulaikha (2013) yang menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap effective tax rate.

4.4.2 Pengaruh Komite Audit Terhadap

Effective Tax Rate

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua pada tabel 4.7 variabel komite audit mempunyai nilai koefisien bertanda positif 0,0113 dan nilai signifikannya 0,1687 dengan tingkat kesalahan yang digunakan 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,1687 > alpha 0,05. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis 2 (H2) dinyatakan

ditolak. Maka kesimpulan yang diperoleh adalah komite audit tidak berpengaruh terhadap effective tax rate. Hasil dari penelitian sama dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh Hanum dan zulaikha (2013) yang menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap effective tax rate.

4.4.3 Pengaruh Investor institusional

Terhadap Effective Tax Rate

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga pada tabel 4.7 variabel investor institusional mempunyai nilai koefisien bertanda positif 0,0388 dan nilai signifikannya 0,0465 dengan tingkat kesalahan yang digunakan 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,0465 < alpha 0,05. Berdasarkan hasil tersebut hipotesis 3 (H3) dinyatakan diterima. Maka kesimpulan yang diperoleh adalah investor institusional berpengaruh positif terhadap effective tax rate.

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh Mahenthiran dan Kasipilai (2012) yang menyatakan bahwa adanya hubungan signifikan investor institusional terhadap perencanaan pajak. Hal ini menunjukan bahwa investor institusional sebagai pemegang saham ikut aktif dalam mengawasi keefektifan dan keefisiensian dalam pengelolaan perusahaan termasuk pengelolaan pajak perusahaan terkait

(10)

10 tingkat pajak efektif yang akan dibayarkan perusahaan.

4.4.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan

(size) Terhadap Effective Tax Rate

Berdasarkan tabel 4.7 ukuran perusahaan (size) yang merupakan variabel kontrol memiliki nilai koefisien bertanda negatif sebesar 0,0062 dengan nilai signifikan 0,0088 dengan tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,0088 < alpha 0,05. Berdasarkan hasil tersebut kesimpulan yang diperoleh adalah ukuran perusahaan (size) berpengaruh negatif terhadap

effective tax rate. Hasil penelitian ini sama

dengan hasil penelitian yang diperoleh Hanum dan Zulaikha (2013) dimana ukuran perusahaan (size) berpengaruh negatif terhadap effective tax rate semakin besar ukuran perusahaan maka tarif pajak efektifnya akan semakin rendah.

4.4.5 Pengaruh Leverage Terhadap

Effective Tax Rate

Berdasarkan tabel 4.7 leverage

yang merupakan variabel kontrol memiliki nilai koefisien yang bertanda positif 0,0003 dan nilai signifikannya 0,9289 dengan tingkat kesalahan yang digunakan 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,9289 > alpha 0,05. Berdasarkan hasil tersebut kesimpulan yang diperoleh adalah leverage tidak berpengaruh terhadap effective tax rate.

Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan utang untuk membiayai kegiatan perusahaan tidak tinggi sehingga biaya bunga yang dijadikan faktor dalam pengurang pajak tidak bisa digunakan.

5.PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis pertama (H1) ditolak dimana komisaris independen tidak berpengaruh terhadap effective tax rate.

2. Hipotesis kedua (H2) ditolak dimana komite audit tidak berpengaruh terhadap effective tax rate.

3. Hipotesis ketiga (H3) diterima dimana investor institusional berpengaruh positis terhadap

effective tax rate.

4. Variabel kontrol ukuran perusahaan (size) berpengaruh negatif terhadap effective tax rate. 5. Variabel kontrol leverage tidak

berpengaruh terhadap effective tax rate.

5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran untuk Penelitian selanjutnya

Penelitian ini memiliki keterbatasan. Berikut beberapa keterbatasan penelitian dan saran untuk peneliti selanjutnya :

1. Data yang digunakan dalam penelitian ini hanya data dengan

(11)

11 periode pengamatan selama tiga tahun saja. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode penelitian, karena semakin panjang periode penelitian akan lebih valid.

2. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian. Peneliti selanjutnya disarankan menggunakan sektor industri yang berbeda misalnya pada perusahaan non manufaktur.

3. Proksi dari corporate governance

sebagai variabel bebas dalam penelitian ini hanya menggunakan komisaris independen, komite audit dan investor institusional. Untuk peneliti selanjutnya disarankan menggunakan atau menambahkan proksi dari corporate governance

yang lain, yaitu seperti kepemilikan manajerial dan ukuran dewan direksi.

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, Nuralifmida Ayu. 2011. Pengaruh

Corporate Governance Terhadap

Tax Avoidance (Studi Pada

Perusahaan Terdaftar di BEI Tahun 2008). Skripsi. Universitas Sebelas Maret.

Handayani, Desi, Andreas, dan Ruhul Fitrios. 2013. Pengaruh Kecakapan Manajerial, Set Kesempatan Investasi dan Kepemilikan Pemerintah terhadap Tarif Pajak

Efektif Perusahaan. 2013. Manado

: Simposium Nasional Akuntansi

XVI.

Hanum, Hashemi Rodhian dan Zulaikha. 2013. Pengaruh Karakteristik Corporate Governance

terhadap Effective Tax Rate.

Diponegoro Journal Of

Accounting Vol. 2 No. 2. Manado.

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006.

Mahenthiran, Sakthi dan Jeyapalan Kasipillai. 2012. Influence of

Ownership Structure and

Corporate Governance on Effective Tax Rate and Tax Planning :

Malaysian Evidence.

Purno, Bambang Sulistyo dan Muhammad Khafid. 2013. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan. Simposium Nasional XVI. Manado.

Richardson, Grant dan Lanis Roman. 2007. Determinants of the Vriability in Corporate Effective Tax Rate and Tax Reform: Evidence From Australia. Journal of Accounting and Public Policy Vol.26.

Reza, Faisal. 2012. Pengaruh Dewan Komisaris dan Komite Audit Terhadap Penghindaran Pajak.

Skripsi. Universitas Indonesia.

Sabli, Nurshamimi dan Noor Md Rohaya. 2012. Tax Planning and Corporate Governance. Proceeding

International Conference on

Business and Economic. Bandung.

Suandy, Erly. 2011. Perencanaan Pajak. Edisi kelima. Jakarta: Salemba Empat.

Surya, Indra S. H, LL. M dan Yustiavandana S. H, LL. M. 2006. Penerapan Good

(12)

12

Mengesampingkan Hak-hak

Istimewa Demi Kelangsungan

Usaha. Depok : Kencana.

Sutojo, Siswanto dan, E Jhon Aldridge. 2005. Corporate Governance

(Tata Kelola Perusahaan yang

Sehat). Jakarta: PT Mulia Damar

Pustaka.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan investasi teori dan aplikasi. Yogyakarta. KANISIUS.

Tunggal, Drs.Amin Widjaja,Ak., MBA. 2008. Tata Kelola Perusahaan

Teori dan Kasus. Jakarta:

Harvarindo.

Tunggal, Drs.Amin Widjaja,Ak., MBA. 2013. Dasar-dasar pengendalian

internal dan Corporate

Referensi

Dokumen terkait

Model age replacement yaitu rentang waktu penggantian mesin atau komponen dengan memperhatikan umur pemakaian tersebut, sehingga komponen yang baru dipasang

Maxindo Karya Selaras Kota Bengkulu terdapat kesesuaian pada sistem penerimaan pendapatan, fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan,

Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa dewan direksi, komite audit, dan dewan komisaris independen sebagai variabel good corporate governance tidak berpengaruh

Untuk metode reinforced earth wall , studi ini menganalisis hasil data sekunder yang menggunakan program PLAXIS untuk mendapat angka keamanan dinding penahan tanah

Dari segi warna, tekstur, aroma, rasa dan keseluruhan, cake merupakan jenis produk olahan mocaf yang paling disukai konsumen dengan nilai kesukaan tertinggi 4,22. Secara

Menurut Marinkovic (2010) dalam Sasongko (2012) dari hasil analisis menggunakan Spectrometry-γ, bottom ash memiliki kandungan tingkat kontaminasi lebih kecil dari

Pengaruh Implementasi fungsi – fungsi Manajemen dalam meningkatkan Mutu Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah DARUL. AMANAH Kalanda,

Untuk menghadapi ancaman pesain dengan harga yang lebih murah san dengan produk yang lebih inovatif, Rachel Bakery and Cookies perlu memberika potongan harga untuk