• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI PENGELASAN SMAW E6013 PADA SAMBUNGAN I BAJA CARBON RENDAH TERHADAP KEKUATAN TEKAN DENGAN METODE TAGUCHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI PENGELASAN SMAW E6013 PADA SAMBUNGAN I BAJA CARBON RENDAH TERHADAP KEKUATAN TEKAN DENGAN METODE TAGUCHI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 31

OPTIMASI PENGELASAN SMAW E6013 PADA SAMBUNGAN I

BAJA CARBON RENDAH TERHADAP KEKUATAN TEKAN

DENGAN METODE TAGUCHI

Bambang Teguh Baroto

Teknik Mesin Akademi Teknologi Warga Surakarta www.atw.ac.id

ABSTRACT

Problems that arise in the process of Shielded metal Arc Welding is the occurrence of weld defects such as cracks.This issue is very important for the welding industry because it can result in decreased quality of welding, especially on the I connection system and loss of customer confidence.

This research aims to determine the effect of Shielded Metal Arc Welding on the first connection of low carbon steel for tensile strength and compressive strength by using electrodes E.6013. Taguchi method is used to obtain the optimum condition factors in the welding process

In connection system given welding treatment with factor A (strong currents) at level: 60 A, 90 A, 120 A factor B (electrode diameter) with level: 2.0 mm, 2.6 mm, and 3.2 mm factor C (corner welding) with levels: 60ͦ, 75ͦ, 90ͦ and factor D (material thickness) with level: 3mm, 5mm, and 8mm.

Optimizing combination of factor levels obtained tensile strength welds with values: 39,0389, at optimal factor level A3, B3, C3, D3 is in strong currents 120A, 3,2mm diameter electrodes, welding angle 90ͦ and material thickness 8mm.

Keywords: Shielded Metal Arc Welding, the connection first low carbon steel, tensile strength and Taguchi Methods

PENDAHULUAN

Las didefinisikan oleh Deutsche Industrie Normen (DIN) adalah ikatan metallurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.

Sedangkan pengelasan menurut (Arifin, 1977) adalah penyambungan dua buah logam menjadi satu dilakukan dengan jalan pemanasan atau pelumeran. Pengertian pengelasan

diatas dikuatkan bahwa pengelasan adalah penyambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energy panas (Wiryo Sumarto dan Okimura, 2004).Secara sederhana dapat dimengerti bahwa proses pengelasan membutuhkan syarat-syarat tertentu yaitu tersedianya energi panas yang mampu melumerkan logam hingga pada proses penyambungan diantara logam

(2)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 32 satu dengan lainnya dapat merupakan

bidang masa yang kuat dan tidak mudah terpisahkan.

Penyambungan logam pada konstruksi baja dengan menggunakan teknik pengelasan dewasa ini banyak menjadi alternatif pilihan. Banyaknya pilihan ini dikarenakan dengan pengelasan sistim sambungan akan lebih ringan pengerjaannya lebih sederhana kwalitas sambungan cukup bagus sehingga secara keseluruhan biaya produksi akan menjadi lebih murah.

Penyambungan logam dengan proses pengelasan akan menjadi penting baik ditinjau dari segi teknologi maupun komersial, karena pengelasan merupakan sambungan tetap atau permanen, sedang logam pengisi pada sambungan las memiliki kekuatan yang lebih besar dari logam induknya, penggunaan material dan biaya fabrikasi sangat ekonomis dan yang lebih penting pengelasan dapat dilakukan dilapangan luar pabrik.Diantara keberhasilan dalam proses pengelasan terdapat beberapa keterbatasan dalam pelaksanaannya diantaranya pengoperasian pengelasan yang dilaksanakan secara manual membutuhkan biaya tenaga kerja yang mahal, resiko bahaya tinggi terhadap operator tidak cocok untuk produk-produk rakitan dan cacat pengelasan yang dapat menurunkan kekuatan las sulit dideteksi harus menggunakan alat uji khusus.

Sistim pengelasan dengan menggunakan jenis las busur listrik

elektroda terbungkus atau Shielded Metal Are Welding, pertama kali ditemukan oleh Slavianov peneliti dari Rusia yang memanfaatkan fenomena electric sebagai pembungkus energy panas dengan menggunakan kawat logam elektroda yang turut mencair. (Wiryosumarto dan Okimura, 2004). Perkembangan selanjutnya (Sri Widharto, 2003) mengatakan di hampir semua industri dan jasa pengelasan penggunaan jenis las busur listrik elektroda terbungkus Shielded Metal Are Welding paling lazim digunakan untuk proses penyambungan logam yang pelaksanaan pengelasannya perlu perencanaan tentang variabel penggunaan arus, diameter dan jenis elektroda, sudut pengelasan, penggunaan jenis material dan cara pemeriksaan hasil las.

Untuk menjamin mutu dan kepercayaan terhadap konstruksi las maka perlu diadakan pengujian terhadap sistim sambungan las, diantaranya dilakukan dengan cara pengujian distruktif(merusak) yaitu dengan cara pengujian tarik dan pengujian tekan.Hasil penelitian Widia Setiawan dan Nugroho Santoso (2006) tentang pengelasan Dissimilar metal baja karbon rendah ST 37 dan baja austenitic SUS 304 (tahan karat) pada pengelasan Shielded Metal Are Welding terhadap sifat mekanik menjelaskan kekuatan uji tekan terhadap sistim sambungan las pada 10 (sepuluh) specimen secara visual menunjukan data yang hampir sama

(3)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 33 yaitu terjadi crack didaerah baja

karbon rendah ST 37. Sedangkan untuk pengujian tarik secara fisik hampir sama specimen uji tarik mengalami patah di daerah HAZ baja karbon rendah ST 37.

Selanjutnya menurut penelitian Maradu Sibarani (2007) tentang pengaruh jenis kampuh las terhadap sifat mekanik hasil las SS-41, dengan menggunakan mesin las Shield Metal Are Welding dilaporkan bahwa uji tarik terhadap logam las dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik logam las dan hasil pengujian tarik yang dilakukan memperlihatkan bahwa logam pengelasan putus pada daerah las dan pada logam induk. Perbandingan terhadap nilai kekuatan tarik memperlihatkan kecenderungan tertentu akibat pengaruh jenis kampuh. Santoso (2006) meneliti pengaruh arus pengelasan terhadap kekuatan tarik dan ketangguhan las Shielded Metal Are Welding dengan elektroda E 7018, pemilihan arus las yang berbeda-beda yaitu 100A; 130A; 160A dengan menggunakan elektroda berdiameter 3,2 mm melaporkan bahwa nilai kekuatan tarik dan tegangan luluh untuk specimen kualitas kekuatan tarik baja paduan rendah kelompok pengelasan arus 160A paling tinggi dibandingkan kelompok variasi arus pengelasan 100A dan 130A.

Sudargo at.all (2011) yang telah melakukan penelitian pengaruh filler dan arus listrik terhadap sifat fisik mekanik sambungan las GMAW

logam tak sejenis diantara baja karbon dan J.4.melaporkan bahwa dilihat dari kekuatan tarik pengelasan baja karbon ST. 37 dan J.4. dengan menggunakan beberapa arus dan filler hasilnya sama. Kekuatan tarik pada pengelasan sangat tergantung pada metode pengelasan, kuat arus listrik, tekanan gas dan cara pengelasan.Perbedaan pada penelitian ini adalah pada penentuan komposisi faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pengelasan Shielded Metal AreWelding, yaitu besar arus, diameter elektroda sudut pengelasan dan tebal bahan las pada kondisi elektroda sejenis yaitu E 6013 adapun dalam penggunaan variabel level diterapkan sebanyak 3 (tiga) level dan untuk mengetahui batas optimum dan hasil pengelasan dilakukan pengujian tarik dan pengujian tekan.

Salah satu cara untuk mengetahui hasil pengelasan dimaksud diatas adalah dengan pengolahan data berdasarkan metode Taguchi. Taguchi menggunakan metode perancangan yang dibagi dalam tiga tahapan yaitu perancangan sistim, perancangan parameter dan perancangan toleransi, metode Taguchi berusaha untuk membuat design produk exsperimen yang tahan terhadap variasi berdasarkan eksperimen pemilihan faktor-faktor kendali yang optimal dan mengurangi noise metode ini pada tahapan exsperimen menggunakan Signal to Noise Rasio (SNR) sebagai salah satu methode statistik dalam mencari produk sambungan terhadap variasi.

(4)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 34 Metode Taguchi layak

diaplikasikan dalam uji coba sambungan pengelasan busur elektroda terbungkus Shielded Metal Are Welding dengan pertimbangan untuk mengetahui hasil uji coba terhadap sambungan las adalah dengan uji tarik dan uji tekan. Penelitian ini dilakukan dengan merancang eksperimen untuk mengetahui kualitas sambungan las busur elektroda terbungkus Shielded Metal Are Welding yang diawali dengan mencari faktor yang dianggap paling dominan dan dapat mempengaruhi kualitas diantaranya besarnya arus pengelasan, diameter elektroda, sudut pengelasan dan pemilihan tebal bahan.

BAHAN DAN METODE

Bahan Penelitian

Bahan penelitian berupa hasil pengelasan busur listrik dengan bahan plat baja coran rendah ST. 37 dengan ketebalan 3mm, 5mm, dan 8mm, yang diuji pada sambungan las.

Tahapan Penelitian

Survey pendahuluan

Survey pendahuluan dilakukan untuk memperoleh identifikasi dan merumuskan masalah-masalah yang akan dijadikan bahan penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung di Industri Permesinan dan Kontruksi Las “CV. MEGUMI TEKOSO SOLO” yang sedang melakukan proses penyambungan dengan las busur listrik.

2. Eksperimen

Dilakukan penelitian dan pengamatan langsung di laboratorium pengelasan, yaitu melakukan

eksperimen murni untuk

memperolehsistem sambungan I baja karbon rendah dengan Sheld Metal ArcWelding (SMAW) yang nantinya akan diuji tarik dan uji tekan untuk mendapatkan data penelitian yang signifikan sehingga dapat dipertanggungjawabkan.

3. Studi pustaka

Studi pustaka digunakan untuk menggali dan mendapatkan pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan penelitian. Sedangkan pustaka yang dijadikan acuan adalah yang berhubungan dengan pengelasan las busur listrik dan uji coba tarik, uji coba tekuk. Adapun metode yang digunakan adalah Metode Taguchi dari studi pustaka diharapkan menemukan landasan teori dan metode untuk pengolahan data.

4. Pengumpulan data hasil uji coba Pengumpulan data hasil uji coba kekuatan tarik dan kekuatan tekan dilakukan setelah sambungan las diuji dilaboratorium material Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hasil uji coba tersebut bertujuan untuk mendapatkan data-data yang dapat diolah lebih lanjut sehingga diperoleh nilai kualitas yang optimal..

5. Teknik perancangan eksperimen dengan metode Taguchi

(5)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 35 Langkah-langkah untuk

melakukan eksperimen secara sistematis yakni:

a. Memisahkan faktor terkendali dan faktor Noise. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas atau mempunyai kekuatan tarik dan tekan tertinggi selanjutnya di identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada ciri-ciri kualitas kekuatan tarik dan tekan hasil pengelasan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil uji coba pengelasan terhadap kekuatan tarik dan tekan bisa dipilih untuk di katagorikan sebagai faktor terkendali atau tidak terkendali.

b. Menentukan level setiap faktor dan nilai faktor Didalam menentukan level berguna untuk mendapatkan jumlah derajat kebebasan yang akan digunakan dalam pemilihan Orthogonal Array. Pemilihan faktor dan level faktor terkendali di lanjutkan

dengan pemilihan

Orthogonal Array yang akan dipakai dalam pengolahan data.

c. Memilih Orthogonal Array Pemilihan Orthogonal Array yang sesuai tergantung dari nilai faktor yang diharapkan serta nilai level dari tiap faktor. Pemilihan ini akan

mempengaruhi total jumlah derajat kebebasan yang berguna untuk menentukan Orthogonal Array yang akan dipilih.

d. Melakukan eksperimen Didalam melakukan eksperimen yakni pengujian tarik dan tekan dengan memberikan penilaian sebanyak eksperimen yang ada, data yang sudah didapat di analisa dengan Signal to Noise Ratio (SNR) dan efek faktor untuk SNR. Penggunaan Mean efek faktor serta ANOVA

diperlukan dalam

eksperimen untuk

meminimalkan terjadinya kesalahan dalam menyusun level yang tepat.

e. Analisa hasil eksperimen Dalam memnganalisa hasil eksperimen terhadap uji tarik dantekukhasil pengelasan, metode Taguchi juga menggunakan metode ANOVA (Analysis of Variance), dimana data hasil perhitungan mengenai jumlah kuadrat total; jumlah kuadrat rata-rata, jumlah kuadrat faktor dan jumlah kuadrat error bisa di dapatkan.

f. Evaluasi hasil

Mengevaluasi hasil untuk faktor-faktor yang berpengaruh dan tidak

(6)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 36 berpengaruh terhadap

karakteristik kualitas yang dikehendaki

g. Pemilihan level faktor untuk kondisi optimal

Didalam setiap percobaan ada beberapa faktor dan setiap faktor terdapat beberapa level. Untuk menentukan kombinasi level yang optimal adalah dengan

membandingkan nilai perbedaan rata-rata eksperimen dari level-level yang telah ditentukan. Faktor dengan perbedaan rata-rata percobaan dari levelnya besar, maka faktor tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan.

Tabel 1. Data kekuatan uji tekanan (kN/mm2)

(7)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 37 Tabel 3. Hasil Perhitungan ANOVA Kuat Tekan

Dengan demikian :

1. Faktor A F hitung > F tabel, maka Ho ditolak sehingga faktor A berpengaruh terhadap kekuatan tekan, juga berpengaruh terhadap persentase kontribusi dari faktor A.

2. Faktor B F hitung > F tabel, maka Ho ditolak, sehingga faktor B berpengaruh terhadap kekuatan tekan, namun persentase kontribusi tidak berpengaruh daro faktor B terhadap kekuatan tekan. 3. Faktor C F hitung > F tabel,

maka Ho ditolak, sehingga faktor C berpengaruh terhadap kekuatan tekan, demikian berpengaruh terhadap persentase kontribusi dari faktor C.

4. Faktor D F hitung < F tabel, maka Hi diterima sehingga faktor D tidak berpengaruh

terhadap kekuatan tekan, demikian juga persentase kontribusi dari faktor.

3. SNR kekuatan tekan

Karakteristik kekuatan tekan ditetapkan suatu nilai nominal tertentu, jika nilainya semakin besar maka kekuatan tekan semakin baik (Bilavendram 1995).Nilai S/N untuk karakteristik LTB adalah:

S/N_LTB = -10log(

ŋ∑ ) Contoh perhitungan pada trial S/N_LTB = -10log( ×

, , , ) = 2,2328

Dengan cara yang sama diperoleh nilai sebagaimana terikat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Rerata & SNR Kekuatan Tekan

(8)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 38 4. Perhitungan Efek Tiap Faktor.

Perhitungan efek tiap faktor, dalam hal ini faktor kendali dilakukan dengan menggunakan Rumus:

Efek Faktor = (Ʃɱo) (5)

Dimana:

O = Nomor Eksperimen

a = Jumlah munculnya tiap level faktor dalam suatu kolom matriks orthogonal. ɱ = Nilai SNR yang digunakan

(9)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 39 Gambar 1. Grafik SNR Kekuatan Tekan

Kesimpulan farmulasi terbaik didapat dari nilai SNR dengan level faktor yang palin besar (Berlavendram 1995) sehingga nilai S/NR untuk kekuatan tekan hasil pengelasan didapat kombinasi level factor = A3 B3

C3 D3, artinya untuk mengoptimalkan

nilai kekuatan tekan dibutuhkan kimbinasi level faktor kuat arus 120A, diameter elektroda 3,2 mm, sudut pengelasan 90° dan tebal bahan 8mm.

TINJAUAN PUSTAKA

Las

Shielded Metal Are Welding

Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau juga disebut las busur listrik elektroda terbungkus, adalah proses pengelasan yang menggunakan kawat elektroda logam terbungkus dengan fluks.

Dalam las Shielded Metal Are Welding salah satu parameter yang sangat berpengaruh adalah arus listrik, karena arus listrik akan mempengaruhi panas yang dihasilkan sehingga mampu mencairkan logam.Panas yang diperlukan timbul dari elektron – elektron dalam busur las dan benda las, butiran tersebut mengubah energi kinetik elektron menjadi energi potensial dan sejumlah besar panas yang menjadi bebas. Arus listrik sebagai sumber panas mengalir dari mesin las (Welding Transformator) melalui ujung elektroda terkonsentrasi pada satu titik menghasilkan panas pada permukaan bahan logam hingga mencair dan membeku bersama-sama membentuk ikatan sambungan las kuat.

(10)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 40 Gambar 2.Proses Shielded Metal Are Welding (Wiryosumarto, 2000)

Kualitas

dan

Pengendalian

Kualitas

Menurut definsi konvensional, kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk seperti performansi (performance) ,

kehandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (easy to use ), estetika (esthetics) dan sebagainya. Menurut definisi strategik, kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gaspersz, 2001).

Kualitas menurut Taguchi ada dua segi umum, yaitu kualitas rancangan dankualitas kecocokan. Kualitas rancangan adalah variasi tingkat kualitas yang ada pada suatu produk yang memang disengaja. Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk itu sesuai dengan

spesifikasi dan kelonggaran yang diisyaratkan oleh rancangan. Kualitas kecocokan itu dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk pemilihan proses pembuatan, latihan dan pengawasan kerja, jenis sistem jaminan kualitas (pengendalian proses, uji, aktivitas pemeriksaan, dan sebagainya) yang digunakan, seberapa jauh prosedur jaminan kualitas ini diikuti dan motivasi kerja untuk mencapai kualitas (Soejanto 2009).

Pengendalian kualitas dapat diartikan sebagai proses pengukuran yangdilakukan selama perancangan produk atau proses. Aktivitas pengendalian kualitas mencakup dalam setiap fase dari penelitian dan pengembangan produk,perancangan proses produksi, dan kepuasan konsumen.

(11)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 41

PEMBAHASAN

Analisa Pengaruh Faktor Terhadap

Analisa variabel

Pemilihan faktor yang di perkirakan berpengaruh terhadap analisa variasi karakteristik kekuatan tarik dan tekan hasil pengelasan dapat dilakukan dengan melihat nilai dari Signal to Noise (SNR).

Tabel 6. Tabel Analisa Faktor

NO Faktor

1. Kuat arus

2. Diameter Elektroda 3. Sudut Pengelasan 4. Tebal Bahan Metode lain yang juga

dilakukan adalah dengan menggunakan analisa variasi yang digunakan untuk menganalisa eksperimen secara statistik.

a. Faktor kuatarus

Faktor kuat arus yang fungsinya sebagai penyerah panas (pembangkit panas). Berdasarkan hasil perhitungan Anova menunjukan bahwa kuat arus berpengaruh terhadap nilai kekuatan tarik dan kekuatan tekan hasil pengelasan.

Hal ini menunjukan bahwa kuat arus mempunyai andil sangat besar untuk mengoptimalkan pada sambungan las. Karena semakin tinggi kuat arus akan semakin mempermudah pencoran pada sambungan

Q = 0,24 Eit (Kalor)

Q = Panas yang dihasilkan (Kalor) I = Arus pengelasan (Ampere) E = Voltase pengelasan (Volt) t = Waktu (detik)

dari perhitungan menyatakan bahwa untuk mencapai kondisi optimal pada uji kekuatan tarik dan uji kekuatan

tekan hasil pengelasan dicapai kondisi kuat arus 120 Ampere.

b. Faktor diameter elektroda

Diameter elektroda yang berfungsi sebagai bahan pengisi dan penguat pada sambungan las berdasarkan perhitungan Anova pada tabel 4.15 dan tabel 4.16 menunjukan bahwa diameter elektroda berpengaruh terhadap nilai kekuatan tarik dan kekuatan tekan pada hasil pengelasan.

Dengan ini menunjukan bahwa pemilihan diameter elektroda mempunyai andil sangat besar untuk mengoptimalkan pada sambungan las. Pemilihan diameter elektroda yang tepat akan membantu proses pengisian pada sambungan lebih cepat dan penuh; terhindar dari kegagalan pengelasan.

Dari perhitungan menyatakan untuk mencapai kondisi optimal pada uji kekuatan tarik dan uji kekuatan tekan hasil pengelasan dicapai pada diameter elektroda 3,2 mm.

(12)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 42 Sudut pengelasan berfungsi

untuk mengarahkan elektroda dalam proses pengisian logam las pada sistem sambungan, dalam perhitungan Anova menunjukan bahwa sudut pengelasan berpengaruh terhadap nilai kekuatan tarik dan kekuatan tekan pada hasil pengelasan.

Hal ini menunjukan bahwa penentuan sudut pengelasan mempunyai andil yang sangat besar untuk mengoptimalkan pada sambungan las.

Karena sudut pengelasan semakin kecil akan berdampak pada proses pengisian logam las yang tipis dan sambungan las menjadi mudah patah/retak.

Perhitungannya menyatakan bahwa untuk mencapai kondisi optimal pada uji kekuatan tarik dan uji kekuatan tekan hasil pengelasan dicapai sudut pengelasan 90o.

c. Faktor ketebalan bahan

Kepekaan terhadap retak las yang rendah dan sifatnya yang jelek,

maka bahan untuk uji tarik dan uji tekan terhadap sambungan las Shielded Metal Are Welding dipilih baja ST 37 dalam perhitungan Anova menunjukan bahwa ketebalan bahan berpengaruh trhadap nilai kekuatan tarik dan kekuatan tekan hasil pengelasan.

Hal ini menunjukan bahwa ketebalan bahan pada sambungan las mempunyai andil yang sangat besar untuk mengoptimalkan hasil proses pengelasan pemilihan bahan yang terlampau tipis akan berakibat pada tepi sambungan terjadi penggoresan (ander cut) atau berlubang, sehingga kekuatan tarik dan kekuatan tekan akan menjadi berkurang, perhitungannya menyatakan bahwa untuk mencapai kondisi optimal pada uji kekuatan tarik dan kekuatan tekan hasil pengelasan dicapai pada ketebalan bahan 8 mm.

Hasil Uji

(13)

Optimasi Pengelasan SMAW E6013… 43 Uji Beda

a) Uji beda antara kondisi awal dengan kondisi optimal pada respon kuat tarik ada perbedaan yang artinya kondisi prediksi/optimal lebih baik dibandingkan dengan kondisi awal. b) Uji beda antara kondisi awal

dengan kondisi optimal/prediksi

pada respon kuat tarik tidak ada perbedaan.

c) Uji beda antara kondisi optimal dengan kondisi standar perusahaan pada respon kekuatan tarik ada perbedaan yang artinya kondisi optimal atau prediksi lebih baik dibandingkan dengan kondisi tandar perusahaan.

Tabel 8. Pemilihan Level Faktor Kondisi Optimal

KESIMPULAN

1. Hasil uji kekuatan tarik

Faktor kuat arus, diameter elektroda, dan sudut pengelasan berpengaruh terhadap kekuatan tarik hasil pengelasan, sedang tebal bahan las tidak berpengaruh terhadap kekuatan tarik hasil pengelasan

2. Hasil uji kekuatan tekan

Faktor kuat arus, diameter elektroda, sudut pengelasan dan tebal bahan berpengaruh terhadap uji kekuatan tekan.

3. Kombinasi level faktor

Kombinasi level faktor untuk menghasilkan nilai kekuatan tarik pada hasil pengelasan yang optimal dengan nilai 39,0389 dan pada kekuatan tekan hasil pengelasan yang optimal dengan nilai sebesar 8,3058 pada level

faktor optimal A3, B3, C3, D3

yaitu pada kuat arus 120 A, diameter elektroda 3,2 mm, sudut pengelasan 90o dan tebal bahan las 8 mm.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, 2001,

Teknik mengelas

dan mematri logam

, semarang,

PT. Aneka Ilmu.

Harsono Wiryo Sumarto dan Toshi

Okumura, 2008,

Teknologi

Pengelasan Logam

. Jakarta.

PT Pradnya Paramita

Rusdianto, Jaka

,

Analisa Pengaruh

Parameter Pengelasan GMAW

Terhadap

Distorsi

yang

Terjadi Pada Pengelasan Baja

SS400

Ketebalan

12[mm]

,

Gambar

Tabel 1. Data kekuatan uji tekanan (kN/mm 2 )
Tabel 4. Hasil  Perhitungan Rerata
Tabel 5. Efek Nilai SNR Tiap Faktor Respon Kekuatan Tekan
Tabel 7. Uji Tekan

Referensi

Dokumen terkait

Tidak heran jika ada orang yang sudah bertahun-tahun menjadi Kristen, dibesarkan dalam keluarga Kristen, sering hadir dan berkegiatan di gereja, tetapi tindakan

Dian Abadi Sukmana Perumahan Semeru Permai A- 14 Jember Kran Pengisian Galon 0 Memenuhi Batas Persyaratan Kualitas Air Minum 21 Nopember 2016 (Belum Terdaftar di

Namun karena masalah pengaturan cahaya yang lama dilokasi yang belum dilakukan recce, menyebabkan scene yang selanjutnya akan diambil di outdoor menjadi tidak bisa karena matahari

KAI (Persero) DAOP VIII Surabaya dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tanggung jawabnya sebagai bentuk pemenuhan hak-hak konsumen pengguna jasa kereta

Calon penyedia pakan mengirim sampel pakan yang akan dikirim (minimal 500 g) kepada Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa untuk selanjutnya dilakukan tawar-menawar sampai

Selanjutnya untuk mengetahui nilai pengaruh tidak langsung maka dilakukan pengujian antara keselamatan dan kesehatan kerja terhadap komitmen organisasional melalui kepuasan

Penciptaan model bisnis baru untuk UMKM melalui teknologi tepat guna berbasis riset, untuk menjangkau pasar yang lebih luas dengan daya tahan lebih lama seperti pengemasan

Sedangkan instrumen yang digunakan peneliti adalah hasil penilaian akhir semester (PAS) siswa semester 1, lembar tes berpikir kritis, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian