• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha mereka. Program bantuan seperti KUT, Paket Bantuan Infres Desa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha mereka. Program bantuan seperti KUT, Paket Bantuan Infres Desa"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemberdayaan Petani

Sebagian besar masyarakat kita (Khususnya Petani) selalu mendambakan bantuan kredit atau apapun namanya yang bisa mereka gunakan untuk kelencaran usaha mereka. Program bantuan seperti KUT, Paket Bantuan Infres Desa Tertinggal (IDT), sapi bantuan Presiden, Paket Penghijauan, Paket Jaringan Pengaman Sosial (JPS) dan sebagainya adalah suatu tindakan atau kebijakan pemerintah dalam upaya pembangunan ekonomi nasional (DANIEL, 2002).

Rendahnya pendapatan petani yang umumnya mendiami wilayah pedesaan, juga menjadi penyebab terjadinya ketimpangan pendapatan antara Desa – Kota dan antara kawasan barat Indonesia dengan kawasan timur Indonesia (SARAGIH, 2001).

Modal Kerja Pinjaman diberikan dengan tujuan menolong sebuah usaha untuk bertahan, tumbuh dan sehat, berkembang dan berhasil baik. Banyak Pengusaha Kecil meminjam uang untuk membiayai operasi hariannya tanpa menyadari bahwa modal kerja itu (Pinjaman) akan mengubah faktor – faktor ekonomi usahanya (Leman, 1995).

Cara yang paling efektif dan efisien untuk memberdayakan ekonomi rakyat adalah mengembangakan kegiatan ekonomi yang menjadi tumpuan kehidupan ekonomi sebagian besar rakyat yaitu sektor Agribisnis. Dengan perkataan lain, pembangunan ekonomi nasional yang memberi prioritas pada pengembangan sektor agribisnis merupakan syarat keharusan bagi pemberdayaan

(2)

ekonomi rakyat, bahkan pemberdayaan ekonomi nasional. Saat ini, hanya pada sektor agribisnis Indonesia memungkinkan mampu bersaing untuk merebut peluang pasar pada era perdagangan bebas. Diluar sektor agribisnis, bukan hanya sulit bersaing tetapi juga tidak mampu memberdayakan ekonomi rakyat bahkan cenderung memberdayakan rakyat (Seragih, 2001).

Dilihat dari sistem pelayanan, secara khusus dari lembaga financial dan perbankan dewasa ini di negara kita, beberapa faktor keunggulan usaha agribisnis kecil bisa juga tidak tercapai antara lain misalnya karena kurangnya akses usaha kecil terhadap kredit komersial perbankan. Ini baru satu dari sekian banyak masalah dan kendala yang dihadapi usaha kecil ditanah air. Masalah dan kendala ini yang tidak kalah pentingnya adalah pemasaran, alih teknologi, Informasi dan sebagainya (Saragih, 2001).

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkanberas. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat digantikan oleh bahan makanan lainnya. Namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan lainnya (Aak. 1990).

Komoditi beras bagi masyarakat Indonesia bukan saja merupakan bahan pangan pokok, tetapi sudah merupakan komoditi sosial. Oleh karena itu, perubahan-perubahan yang terjadi pada beras akan begiti mudah mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi yang lain. Perhatian pemerintah terhadap beras sudah lama di mulai dan bahkan setelah Indonesia merdeka, perhatian terhadap beras ini sudah menjadi program prioritas (Anonimus,2004)

Beras bagi kehidupan bangsa Indonesia memiliki arti yang sangat penting. Dari jenis bahan pangan yang dikonsumsi, beras memiliki urutan utama. Hampir

(3)

seluruh penduudk Indonesia menjadikan beras sebagai bagian pangan utama dan merupakan nutrisi penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peranan beras dalam Pembangunan Jangka Panjang (PJP) I masih cukup besar. Tahun 1968 peranan beras dalam tanaman pangan 54,4 % dalam pertanian 37 % dan dalam PDB I 18,8 %. Pada tahun 1987 keadaan ini menjadi 52 % dalam tanaman pangan, 31,7 % dalam pertanian, dan 8,1 % dalam PDB (Tarigan, K.1997).

Rakyat Indonesia adalah rakyat yang mampu berproduksi tetapi hanya sebahagian kecil yang mampu untuk mengembangkan usahanya dan sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan, hal ini dikarenakan beberapa hal antara lain :

a. Modal yang mereka miliki sangat terbatas,

b. Pengetahuan yang mereka miliki tentang perekonomian terbatas, c. Usaha hanya ditujukan untuk kebutuhan keluarga,

d. Kesadaran untuk bekerja sama dalam menyatukan usaha masih kurang (Subyakto, 1993).

Pengkajian terhadap suatu program yang utama adalah mengkaji dampak penerapan atau pelaksanaan program tersebut dilapangan. Melalui kajian ini dapat diketahui bagaimana tingkat keberhasilan program yang diterapkan untuk meningkatkan pembangunan pada umum nya dan kesejahteraan masyarakat pada khusunya. Setiap perekonomian mempunyai tiga unsur pokok kegiatan ekonomi yaitu konsumsi, distribusi, dan produksi. Konsumsi merupakan muara dari setiap produksi, distribusi berperan sebagai kegiatan bagi kedua kegiatan tersebut, oleh karenanya kelancaran distribusi hasil pertanian sangatlah ditunjang oleh kelancaran transportasi, harga produk dapat menjadi mahal dan kalah bersaing

(4)

dengan produk yang dihasilkan daerah yang lain yang transportasinya sangat lancar. Hal ini disebabkan oleh adanya efisiensi waktu, tenaga dan biaya bila transportasi berlangsung dengan lancar (Konferensi Dewan Ketahanan Pangan, 2002)

Permasalahan mendasar dalam sistem distribusi barang kebutuhan pokok di Indonesia adalah jenis barang kebutuhan pokok yang sangat heterogen, sentra produksi yang terbesar, dan kondisi geografis berbukit dan bergelombang mengakibatkan kegiatan distribusi dan penyimpanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan ketersediaan barang yang berakibat terhadap tingkat harga. Dengan kondisi seperti ini diperlukan peran Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP) untuk mendukung tersedianya pasokan dan menjaga stabilitas harga. Sebab harga adalah signal yang berperan sebagai petunjuk apa yang terjadi disisi permintaan maupun penawaran. Oleh sebab itu harga merupakan indikator ketersediaan barang-barang dalam kaitannya dengan pasokan, distribusi dan konsumsi (Konfrensi Dewan Ketahanan Pangan, 2002)

Kondisi sistem pemasaran gabah di provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2003 mengalami perubahan yaitu sebelum dan sesudah digulirkannya Dana Penguatan Modal (DPM) bagi Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP) dengan perbedaan substansi yaitu tanpa adanya ikatan (kontrak) pada masa sebelum dan adanya ikatan (kontrak) pada masa sesudah DPM-LUEP (Badan Ketahan Paqngan Provinsi Sumatera Utara, 2003).

Menurut Saragih (2001), bahwa kebijakan dibidang pertanian seperti kebuijkan dibidang out-put maupun harga in-put, kebijakan penyediaan sarana dan prasarana dan pengembangan sebagian besar diarahkan untuk peningkatan

(5)

produksi padi. Lebih lanjut Saragih menyatakan ketersediaan pangan yang berasal dari import dianggap cepat menciptakan ketergantungan ataupun menghabiskan devisa negara.

Tingkat partisipasi konsumsi beras di berbagai wilayah baik di Kota maupun di Desa cukup tinggi yaitu sekitar 97 – 100 %. Konsumsi dalam negeri cenderung meningkat terutama didorong oleh pertumbuhan penduduk. Kebutuhan konsumsi beras per kapita/tahun di Sumatera Utara yaitu 166,28 kg. Cadangan/stok akhir ideal adalah tiga kali kebutuhan per bulan. Tingkat konsumsi beras perkapita tahun 2004 adalah sekitar 133,23 kg, harga gabah kering giling (GKG) Rp.1.720/kg, harga gabah kering simpan (GKS) Rp.1.500/kg, harga gabah kering giling di bulog adalah Rp.1.725/kg sesuai Inpres RI Nomor 9 Tahun 2002 tanggal 31 Desember 2002 (Gub ernur SUMUT, 2004)

Pergerakan barang dari suatu daerah ke daerah lain didorong oleh adanya perbedaan harga yang merupakan mekanisme dinamis pasar dalam mencapaiterwujudnya keseimbangan. Pergerakan ini terjadi karena adanya perbedaan jumlah ketersediaan beras dan perbedaan preferensi dan daya beli masyarakat. Harga beras mempunyai pengaruh yang besar bagi konsumen komoditas pangan lainnya. Sebaliknya, perubahan harga-harga komoditas non beras berpengaruh relatif kecil terhadap konsumen beras. Setelah memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk setempat, apabila masih ada surplus maka kelebihan stok beras akan di perdagangkan untuk memenuhi kebutuhan daerah – daerah sekitarnya terutama daerah defisit beras. Hubungan perdagangan antar daerah adalah bagian dari mekanisme sistem pasa yang akan membawa kearah

(6)

keseimbangan pemerintah dan penawaran pada tingkat nasional (Tim Pengkajian Kebijakan Perberasan Nasional, 2001).

Campur tangan pemerintah dalam ekonomi perberasan nasional pada dasarnya ada lima yaitu : 1). Meningkatkan produksi padi, 2). Meningkatkan pendapatan petani, 3). Mengurangi keseimbangan harga di produsen dan konsumen, 4). Mengendalikan keseimbangan harga beras di antara pasar demestik dengan pasar internasional. 5). Stabilitas harga beras oleh pemerintah dilakukan melalui mekanisme buffer stok, yaitu dengan menetapkan harga dasar dan harga batas tertinggi. Harga dasar (minimum) di jamin pemerintah untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga yang terkendali terutama musim paceklik. Ini semuanya di usahakan dengan pengadaan beras dikala panen penyaluran di kala paceklik (Tim Pengkajian Kebijakan Perberasan Nasional, 2001).

Adanya campur tangan pemerintah dalam hal perberasan ini akan dapat mengatasi ketimpangan – ketimpangan harga yang terjadi dipihak konsumen dan produsen. Akibat kebijakan – kebijakan pemerintah yang selalu berubah- ubah seiring dengan perubahan politik nasional maka dalam hal ini, harga beras juga akan mengalami perubahan baik di pihak produsen maupun di pihak konsumen. Harga beras sering kali melambung tinggi sehingga konsumen tidak dapat membeli beras dan tidak dapat mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok sedangkan yang diuntungkan adalah pihak produsen, karena akibat peningkatan harga ini maka produsen akam mengalami surplus. Sesuai dengan teori produsen surplus bahwa ”keuntungan akan di peroleh oleh produsen pada saat harga naik”. Surplus produsen adalah selisih antara pendapatan penjual dikurangi biaya produksi. Surplus produsen ini mengukur keuntungan produsen atas

(7)

keikut-sertaannya di sebuah pasar. Konsep surplus produsen digunakan dalam mengukur kesejahteraan penjual (Monkius, 2000).

Sebaiknya surplus konsumen digunakan untuk mengukur kesejahteraan konsumen. Teori surplus konsumen mengatakan bahwa ’keuntungan akan diperoleh konsumen pada saat harga rendah di sebuah pasar”. Teori konsumen surplus adalah selisih antara kesediaan konsumen membayar dengan nilai yang sesungguhnya yang konsumen bayarkan. Kerena pembeli senantiasa menginginkan harga yang paling rendah untuk setiap barang dan jasa yang akan mereka beli, maka penurunan harga akan memperbesar kesejahteraan pembeli. Di sebagian besar pasar menyimpulkan bahwa surplus konsumen merupakan cerminan kesejahteraan ekonomi para konsumen. Para ekonom biasanya mengasumsikan bahwa para pembeli adalah para pembuat keputusan yang rasional sehingga preferensi mereka harus dihormati (Monkius, G, N, 2000).

Bulog adalah lembaga pemerintah yang dibentuk pada tahun 1967 yang ditugaskan pemerintah untuk mengendalikan stabilitas harga dan penyediaan bahan pokok, terutama pada tingkat konsumen. Pembeli hasil penen dengan harga dasar yang lebih tinggi dari pasar, pemerintah juga memberikan jaminan atas kerugian yang timbul dari operasi tersebut. Gunakan meratakan stok antar daerah, bulog juga membangun jaringan pergudangan di daerah produsen dan konsumen yang tersebar disekitar 1.500 lokasi gudang dengan kapasitas sekitar 3,5 juta ton ( Amang dan Husein, 1999).

Pada dasarnya bulog didirikan untuk menguntungkan produsen dan sekaligus tidak merugikan konsumen. Bulog diperlukan untuk membantu petani, menjamin kecukupan pangan bagi penduduk dan mematahkan dominasi pelaku

(8)

pasar yang berusaha memperoleh keuntungan sebesar – besarnya ( Amang dan Husein, 1999).

Padi merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan-bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi (beras) disebut juga makanan energi. Beras mengadung beberapa zat makanan yang diperlukan oleh tubuh antara lain : Karbohidrat, Protein, Lemak, Serat kasar, Abu dan Vitamin. Di samping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain : Kalsium, Magnisium, Sodium, Pospor dan lain sebagainya.

Gabah terdiri dari biji yang terbungkus oleh sekam. Biji yang sehari – hari dikenal dengan nama beras pecah kulit adalah Kryopsis yang terdiri dari janin imbrio dan endosperma yang diselimuti oleh lapisan aleuron kemudian regmen dan lapisan terluar disebut perikrap.

Gabah disimpan dalam keadaan kering dengan kadar air 13,5 % - 14 % bersih dari segala macam kotoran, dan bagian bulir yang pecah atau hancur. Gabah dapat disimpan dalam bentuk onggokan (Curah) atau dikemas dengan menggunakan karung beras, Karung goni atau silo. Bulir padi atau gabah yang telah disimpan dalam keadaan bersih atau telah dipisahkan dari berbagai macam kotoran biasanya tidak mudah mengalami perubahan tingkat kelembabannya sehingga keadaannya tetap terjaga dengan baik.

Agar diperoleh beras bermutu baik, gabah harus memiliki kreteria sebagai berikut :

1. Kadar air gabah harus sekitar 14 % agar diperoleh persentasi beras kepala atau utuh tinggi

(9)

2. Kadar kotoran dan gabah hampa rendah (Maksimum 3 %) agar diperoleh rendemen beras gilingan tingggi.

3. Kadar gabah rusak, butir gabah hijau/muda, dan butir menguning harus rendah.

4. Seharusnya gabah tidak mengandung benda asing, misalnya batu, logam, kerikil dan tanah yang dapat merusak mesin atau menurunkan mutu beras.

Produksi padi di Indonesia sangat fluktuatif. Kejaman fluktuasi akan berdampak luas terhadap sistem tatanan nagara yang sebagian besar rakyatnya memilih padi sebagai makanan pokok. Padi juga bersifat politis karena cukup padi berarti cukup pangan, dalam negara yang cukup pangan gejolak politik jarang terjadi.

2.2. Kerangka Pemikiran

Sistem pertanian tradisional secara umum masih dijumpai diberbagai daerah di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. Hal ini di sebabkan adanya persamaan sistem nilai-nilai yang dianut oleh masing-masing daerah, disamping kurang meratanya pembangunan nasional.

Petani adalah orang-orang yang hidup dari pertanian dan memanfaatkan sebagian besar hasil pertanian yang diperoleh untuk dijual dan memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka sendiri. Dalam mengelola pertanian, petani didesa biasanya selalu mengikuti metode-metode atau cara – cara betani yang berasal dari pendahulu atau leluhurnya. Tetapi ada juga beberapa petani yang aktif

(10)

mencari metode- metode baru untuk diterapkan dalam pertaniannya dengan tujuan untuk dapat meningkatkan pendapatan.

Tingkat pendapatan usaha tani yang tinggi dapat diperoleh oleh petani dengan menjual hasil panen dengan harga yang tinggi. Dengan dasar ini keputusan seorang petani untuk menanam komoditi padi dipengaruhi oleh harga yang akan diperoleh dari hasil penjualan padinya (Gabah), tanpa peduli apakah keputusan tersebut dapat mempengaruhi kebutuhan akan pangan nasional.

Harga gabah sudah menjadi masalah nasional dan terus dicari jalan keluarnya oleh pemerintah, salah satu yakni dengan menetapkan harga dasar gabah. Penetapan harga dasar tersebut bertujuan untuk dapat melindungi petani terhadap fluktuasi harga padi sehingga dapat tetap menguntungkan petani.

Harga dasar gabah yang menjadi kebijakan pemerintah dianggap mampu untuk dapat mensejahterakan petani, baik secara sosial maupun ekonomi. Dimana faktor sosial dan ekonomi ini merupakan karakteristik yang membedakan individu petani dengan petani lainnya. Faktor – faktor ini berpengaruh besar terhadap kehidupan petani. Adapun faktor sosial, dalam hal ini menyangkut pola pengambilan keputusan yakni kemana petani menjual hasil panen padi sawah mereka didaerah penelitian, sedangkan faktor ekonomi petani adalah menyangkut pendapatan bersih usah tani, luas lahan yang diusahakan dan curahan tenaga kerja petani padi sawah.

Harga dasar gabah yang ditetapkan pemerintah sangat membantu dan mempengaruhi faktor sosial ekonomi petani padi sawah. Sehingga petani mengambil keputusan untuk mengusahakan dan berkelanjutan menanam padi dilahan sawah. Mereka cenderung menggunakan lahan sawah yang mereka miliki

(11)

dan usahakan untuk menanam padi sawah bila harga dasar gabah dapat menjamin pendapatan yang tinggi, namum jika tidak maka petani akan menanam komoditi palawija lain seperti jagung.

DPM-LUEP bersifat komplimenter dan di harapkan saling memperkuat kegiatan serupa yang telah dilaksanakan oleh daerah, serta mendorong daerah mengalokasikan/meningkatkan alokasi APBD untuk kegiatan serupa. Kegiatan ini akan bersenergi dengan kegiatan lainnya seperti kegiatan lumbung pangan, sistem tunda jual dan pengadaan gabah/beras dalam negeri oleh Badan Urusan Logistik (BULOG).

Dana yang disalurkan pemerintah kepada LUEP dalam bentuk pinjaman tanpa bunga, yang dalam pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam bentuk petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) yang telah ditetapkan oleh pemerintah propinsi.

Dalam hal ini ada beberapa tujuan DPM-LUEP untuk pembelian gabah/beras petani antara lain :

1. Meningkat Stabilitas harga gabah/beras yang diterima petani pada tingkat yang wajar.

2. Meningkatkan pendapatan petani padi diwilayah sentra produksi melalui pengamanan penerapan HPP.

3. Menumbuh kembangkan kelembagaan usaha ekonomi yang dapat mendorong pertumbuhan dan menggerakan roda perekonomian di pedesaan.

4. Meningkatkan kerja sama antara LUEP dengan petani/kelompok tani. 5. Memperkuat posisi daerah dalam ketahanan pangan wilayah yang

(12)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian DPM - LUEP LUEP Kelompok Tani Harga Stabil Produksi Meningkat Pembelian Gabah

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian DPM - LUEP LUEP Kelompok Tani Harga Stabil Produksi Meningkat  Pembelian Gabah

Referensi

Dokumen terkait

Dari berbagai penjelasan dan analisa yang sudah dilakukan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam menghadapi ancaman terorisme, Singapura

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebuah perencanaan sistem informasi berupa perencanaan arsitektur informasi, arsitektur data, arsitektur aplikasi

DOSIS OBAT DALAM PRESKRIPSI DOKTER Kecuali bila dinyatakan lain maka yang dimaksud dengan dosis obat adalah sejumlah obat (satuan berat, isi atau unit international) yang

Indikator yang harus dikuasai siswa untuk mencapai kompetensi tersebut antara lain (1) siswa dapat menuliskan latar belakang buku dengan tepat, (2) siswa dapat mengklasifikasikan

Metode ini memungkinkan dilakukan pemisahan pekerjaan antara kegiatan menggambar dengan bagian lainnya termasuk bagian produksi (division of labour) sehingga masing-masing

 Audio adalah suara atau bunyi yang dihasilkan oleh getaran suatu.. benda, agar dapat tertangkap oleh telinga manusia getaran tersebut harus kuat minimal

Penelitian ini dilaksanakan dalam tujuh tahap yaitu (1) tahap pengumpulan alat dan bahan serta penyiapan bahan baku, (2) tahap pembuatan lem, (3) tahap pengecilan ukuran batu