• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran E K O N O M I. MelaluiPendekatanSaintifik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pembelajaran E K O N O M I. MelaluiPendekatanSaintifik"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

MelaluiPendekatanSaintifik

DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2014

Pembelajaran

E K O N O M I

(2)
(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Ruang Lingkup ... 3

D. Landasan Hukum ... 3

BAB II PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK ... 5

A. Prinsip ... 5

B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Mata Pelajaran Ekonomi .... 6

C. Model Pembelajaran Ekonomi ... 9

1. Discovery Learning ... 9

2. Project Based Learning ... 12

3. Problem Based Learning (PBL) ... 15

D. Langkah-Langkah Pemilihan Model Pembelajaran ... 18

E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Ekonomi ... 19

1. Penilaian Kompetensi Sikap ... 20

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan ... 26

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan ... 27

BAB III ANALISIS KOMPETENSI ... 33

A. Kompetensi ... 33

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku (buku guru dan buku siswa); ... 35

BAB IV PENUTUP ... 43

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar nasional pendidikan, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

(5)

Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan teknik, bentuk, dan instrumen serta pedoman penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah melalui surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November 2013 menyatakan bahwa mulai tahun pelajaran 2014/2015 seluruh SMA sejumlah 12.637 wajib melaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik, serta melakukan penilaiain autentik, Pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran, serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa.

Pembelajaran Ekonomi lebih difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada disekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik, sehingga Pembelajaran Ekonomi menekankan pada kegiatan memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif terkait penyebab fenomena dan kejadian untuk memecahkan masalah. Berdasarkan kekhususan tersebut dirasa perlu untuk menyusun Naskah Pembelajaran Ekonomi secara tersendiri sebagai rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran Ekonomi.

B. Tujuan

Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran Ekonomi dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Secara khusus naskah ini bertujuan untuk:

(6)

1. Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar.

2. Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus.

4. Mengembangkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.

5. Merancang penilaian autentik.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup buku ini terdiri atas:

1. Penjelasan tentang Pembelajaran Saintifik dan Penilaian Autentik 2. Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam mata pelajaran Ekonomi 3. Penilaian Autentik dalam pembelajaran Ekonomi

4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi

D. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

(7)

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum

9. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 Tahun 2013 tanggal 8 November Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum

10. Surat Edaran bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0258/MPK.A/KR/2014 Tahun 2014 dan Nomor 420/176/SJ tanggal 9 Januari Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum

(8)

BAB II

PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. Prinsip

Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai, dan Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang dikembangkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang memiliki karakteristik berbeda untuk masing-masing mata pelajaran. Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Pencapain kompetensi tersebut berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang mendorong kemampuan peserta didik untuk melakukan penyingkapan/penelitian, serta dapat menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok. Pendidik disarankan untuk menggunakan menggunakan model pembelajaran antara lain model inkuiri based learning, discovery based learning, problem based learning, dan project based learning.

Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang

(9)

kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Mata Pelajaran Ekonomi Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pembelajaran tersebut tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, tetapi proses pembelajaran dipandang sangat penting. Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran melalui berbagai kegiatan, yaitu mengamati, menanya, mengeksplor/mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada. Untuk itu pembelajaran Ekonomi berupaya membentuk sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kreatif, mandiri, kritis dan analitis dalam mengatasi permasalahan ekonomi, serta mengarahkan peserta didik untuk memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai untuk

(10)

memecahkan masalah. Hal tersebut dapat tercapai melalui langkah-langkah pembelajaran saintifik sebagai berikut:

1. Mengamati

Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta, yaitu fenomena atau peristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara atau fakta langsung yang bisa dilihat dan disentuh. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.Dalam pembelajaran Ekonomi, kegiatan mengamati dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut, contoh:

 Peserta didik mengamati video tetang mekanisme perdagangan saham dan investasi di pasar modal

 Peserta didik membaca berita tentang permintaan dan penawaran faktor produksi yang terjadi di pasar input.

2. Menanya.

Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannya agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dapat dilakukan melalui kegiatan diksusi kelompok dan diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri.Dalam pembelajaran Ekonomi, kegiatan menanya dapat dilakukan sebagai berikut, contoh:

 Peserta didik berdiskusi kelas penyebab dan akibat adanya uang palsu di masyarakat.

 Peserta didik berdiksusi kelompok cara mengatasi kelangkaan sumber daya.

(11)

3. Mengeksplor/mengumpulkan informasi/mencoba.

Kegiatan mengeksplor/ mengumpulkan informasi, atau mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan berkomunikasi. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, menyajikan data, mengolah data, dan menyusun kesimpulan. Pemanfaatan sumber belajar termasuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sangat disarankan. Kegiatan mengumpulkan informasidapat diperoleh dari berbagai sumber, antara lain buku dan internet.Dalam pembelajaran Ekonomi, kegiatan mengumpulkan informasi/mencoba dapat dilakukan sebagai berikut, contoh:

 Mewawancarai pengurus koperasi tentang cara mengelola koperasi  Menyimulasikan cara membedakan uang asli dengan uang palsu  Mencari informasi dari internet tentang masalah tenaga kerja

Indonesia di luar negeri. 4. Mengasosiasi/menalar.

Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah.Kegiatan ini di dalamnya termasuk memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.Data yang diperoleh diklasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Dalam hal ini siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi dengan teman kelompoknya tentang informasi yang mereka peroleh masing masing untuk menemukan kesamaan pengertian dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.Dalam pembelajaran Ekonomi, kegiatan mengasosiasi dapat dilakukan sebagai berikut, contoh:

 Menerapkan konsep manajemen dalam kegiatan sekolah

 Mendiskusikan cara mengatasi kelangkaan sumber daya dalam kehidupan sehari-hari.

 Membuat kesimpulan tentang cara memilih produk lembaga keuangan bukan bank yang tepat dan bijaksana.

(12)

5. Mengomunikasikan.

Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, grafik, atau perilaku.Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/atau unjuk kerja.Dalam pembelajaran Ekonomi, kegiatan mengomunikasikan dapat dilakukan sebagai berikut, contoh:

 Mempresentasikan hasil penerapan konsep manajemen dalam kegiatan sekolah.

 Membuat laporan hasil mencari informasi tentang masalah-masalah ketenagakerjaan di Indonesia.

C. Model Pembelajaran Ekonomi

Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Ekonomi sehingga dapat membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik, antara lain Discovery Based Learning, Project Based Learning, dan Problem Based Learning.

1. Discovery Learning

Discovery learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta didik sebagai pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang diharapkan. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut. a. Menciptakan stimulus

Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan pada saat peserta didik melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta yang disediakan dimulai dari yang sederhana hingga kompleks atau fenomena yang menimbulkan kontroversi. Pada tahap ini, misalnya, peserta didik mengamati berragam fakta tentang masalah-masalah ekonomi yang terjadi di sekitarnya. Dengan melihat peserta didik termotivasi untuk mencari tahu lebih lanjut tentang fakta dan

(13)

fenomena tersebut dengan membaca dari berbagai sumber. b. Menyiapkan pernyataan masalah

Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan bahan pelajaran.Kemudian peserta didik memilih salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk pernyataan singkat. Dalam pembelajaran kelangkaan, peserta didik merumuskan pernyataan masalah misalnya “Kenapa sering terjadi kelangkaan BBM di Indonesia?”, atau “Bagaimana cara mengatasi kelangkaan BBM di Indonesia?”

c. Mengumpulkan data/mencoba

Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta didik mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya pernyataan masalah tersebut. Dalam hal ini informasi yang dikumpulkan berfungsi untuk membuktikan pernyataan masalah dalam ketenagakerjaan. Pembuktian ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan (collecting) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba dan sebagainya. Dengan demikian, peserta didik secara aktif menemukan pengetahuan baru yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. Dalam pembelajaran masalah ekonomi, peserta didik mencari informasi tentang kelangkaan dan cara mengatasinya secara teoritis, mewawancarai beberapa orang tentang cara mengatasi kelangkaan BBM,

d. Mengolah Data

Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data dan informasi yang telah diperoleh baik melalui wawancara, observasi, dan metode lainnya, lalu ditafsirkan. Semua informasi yang telah dikumpulkan, semuanya diolah, diacak, dan diklasifikasikan.

e. Memverifikasi data

(14)

untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas pernyataan masalah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

f. Menarik kesimpulan

Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi, dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan, peserta didik harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan materi pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung untuk mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain:

a. secara klasikal, peserta didik memiliki pengetahuan awal yang lebih baik pada keterampilan berbicara dan menulis. Bagi peserta didik yang kurang terampil, akan mengalami kesulitan dalam mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustrasi;

b. jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, untuk memudahkan dalam membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya;

c. pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada pemahaman; d. perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan peralatan

pembelajaran.

Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:

(15)

keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya;

b. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer pengetahuan karena pemerolehannya bersifat pribadi;

c. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa penyelidikan dan berhasil;

d. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan dengan kecepatannya sendiri;

e. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya dengan melibatkan akal dan motivasinya;

f. membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya karena memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya; g. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah

pada kebenaran yang final yang dialami dalam keterlibatan kegiatannya;

h. mendorong peserta didik berpikir secara intuitif, inisiatif, dalam merumuskan hipotesis;

i. dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;

j. kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar dari berbagai jenis sumber belajar.

2. Project Based Learning

Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut:

(16)

Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas dengan cara mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Guru diharapkan dapat mengangkat topik yang relevan untuk para peserta didik sesuai dengan tuntutan kompetensi. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan diawal semester agar dapat merancang kegiatan selanjutnya. Dalam pembelajaran ekonomi misalnya siswa diminta membuat sebuah kegiatan yang menggunakan konsep manajemen.

b. Mendesain perencanaan proyek

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta didik. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” proyek tersebut. Perencanaan terdiri dari aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, pengintegrasian berbagai subjek yang mungkin, dan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. Siswa mendesain perencanaa kegiatan yang menggunakan konsep manajemen.

c. Menyusun Jadwal

Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:

1. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, 2. membuat deadline penyelesaian proyek,

3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,

4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan

5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.

d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek

(17)

selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain, pemdidik berperan sebagai mentor pada saat peserta didik beraktivitas. Rubrik dapat digunakan untuk mempermudah proses monitoring dan merekam keseluruhan aktivitas peserta didik.

e. Menguji hasil

Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur ketercapaian kompetensi dasar, serta mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik dan membantu pendidik dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman

Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadapaktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukanbaik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik dimintauntuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikanproyek.guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangkamemperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap awal pembelajaran.

Pemilihan model Project Based Learning memerlukan dukungan persyaratan untuk mereduksi kendala yang sering terjadi, antara lain: a. peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah sehingga

proyek tidak memakan waktu terlalu lama;

b. dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk peralatan belajar; c. pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol;

d. perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari kegiatan proyek.

(18)

Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning, antara lain:

a. meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar;.

b. mendorong kemampuan peserta didik melakukan pekerjaan penting; c. mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan

masalah dan berpikir kritis;

d. mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan pengelolaan sumber daya;

e. memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu serta sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas; f. melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan

menunjukkan pengetahuan yang dimiliki dan kemudian mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

g. membuat suasana belajar menyenangkan sehingga peserta didik maupun guru menikmati proses pembelajaran.

3. Problem Based Learning (PBL)

a. Langkah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik pada masalah.

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam Problem Based Learning, tahapan ini sangat penting karena guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang akan dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh pendidik serta menjelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi agar peserta didik dapat mengerti pembelajaran yang akan dilakukan. Ada empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:

1) tujuan utama pembelajaran menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri,

(19)

2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,

3) selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Pendidik akan bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun peserta didik harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya, dan

4) selama tahap analisis, peserta didik akan didorong untuk menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan. Semua peserta didik diberi peluang untuk berperan serta pada penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.

Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, model Problem Based Learning juga mendorong peserta didik belajar berkolaborasi. Dalam memecahkan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antaranggota. Oleh sebab itu, pendidik dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok dan masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antaranggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya.

Peserta didik harus memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama pembelajaran.Setelah peserta didik diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar, guru dan peserta didik menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal.Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua peserta didik terlibat aktif dalam sejumlah

(20)

kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta memamerkannya. c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok

Penyelidikan adalah inti dari Problem Based Learning.Setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun pada umumnya melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, perumusan hipotesis dan penjelasan, dan pemecahan masalah.Pengumpulan data dan eksperimen merupakan aspek yang sangat penting.Pada tahap ini, guru harus mendorong peserta didik untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan.Tujuannya adalah agar peserta didik mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri.

Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dan mengajukan pertanyaan tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data dan menentukan permasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki, mereka mulai merumuskan hipotesis, penjelasan, dan pemecahan masalah.

Esensi dari tahap ini adalah guru mendorong peserta didik untuk menyampaikan ide-idenya dan menerima ide mereka.Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berpikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas informasi yang dikumpulkan.

d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan pameran.Artifak bisa berbentuk laporan tertulis, video, tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya),

(21)

program komputer, dan sajian multimedia.Tentunya kecanggihan artifak sangat dipengaruhi oleh tingkat berpikir peserta didik.Langkah selanjutnya, peserta didik memamerkan hasil karyanya dan pendidik berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeranan ini, melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya, Guru lainnya, para orang tua, dan pihak lain yang dapat menjadi “penilai” atau pemberi umpan balik.

e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam Problem Based Learning.Fase ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan serta pola pikir yang mereka gunakan. Selama fase ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.

D. Langkah-Langkah Pemilihan Model Pembelajaran

Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan saintifik pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus.Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut.

1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning, sedangkan untuk pengetahuan prosedural Project Based Learning dan

Problem Based Learning.

2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI- 4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery Learning dan Problem Based Learning, sedangkan untuk keterampilan konkrit menggunakan Project Based Learning.

(22)

sikap sosial (KI-2)

Berikut contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan dimensi pengetahuan dan keterampilan:

Tabel 2.1.

Matrik Pemilihan Model Berdasarkan Dimensi Pegetahuan dan Keterampilan Dimensi

Pengetahuan

Dimensi Keterampilan

Abstrak Konkrit

Faktual Discovery Learning Discovery Learning Konseptual Discovery Learning Discovery Learning

Prosedural

Discovery Learning Problem Based Learning

Discovery Learning Problem Based Learning

Metakognitif

Discovery Learning Project Based Learning Problem Based

Learning

Discovery Learning Project Based Learning Problem Based Learning

E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Ekonomi

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Mata Pelajaran Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada struktur kurikulum 2013, oleh sebab itu penilaian hasil belajar Ekonomi harus dikembangkan sesuai dengan konsep penilaian Kurikulum 2013, yaitu penilaian

(23)

autentik yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dicapai peserta didik secara terpadu.

Penilaian autentik dalam pembelajaran Ekonomi sebagai berikut;

1. Penilaian Kompetensi Sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian teman sejawat/antarpeserta didik (peer assessment), dan jurnal.

Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek (checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.Rubrik adalah daftar kriteria yang menunjukkan kinerja, aspek-aspek atau konsep-konsep yang akan dinilai, dan gradasi mutu, mulai dari tingkat yang paling sempurna sampai yang paling rendah.

a) Observasi (pengamatan) merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

Tabel 2.2

Contoh Lembar Observasi/Pengamatan Sikap

Materi : Manajemen

Kelas/Jurusan : X/IIS

No Nama

Siswa

Aspek yang diamati

Nilai Predikat 1 2 3 4 5 1 2 3 … …

(24)

Aspek yang dinilai: 1. Keaktifan 2. Kerjasama

3. Keberanian berpendapat 4. Pengendalian diri

5. Menghormati pendapat orang lain

Skor penilaian : Perolehan Nilai Nilai = x 100 Skor Maksimal Kriteria Nilai A = 80 – 100 : Baik Sekali B = 70 – 79 : Baik C = 60 – 69 : Cukup D = ‹60 : Kurang b) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta

didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang.

Tabel 2.3

Contoh Daftar Cek Penilaian Diri mengenai sikap Nama Siswa Kelas / Semester : : ... X / Ganjil

Teknik Penilaian : Penilaian diri . Penilai : Diri sendiri

No. Pernyataan

Pilihan Jawaban

Skor Selalu Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak

1. Bersyukur terhadap sumber daya yang dimiliki

2. Tidak merasa iri hati terhadap

(25)

No. Pernyataan

Pilihan Jawaban

Skor Selalu Sering Kadang-Kadang Pernah Tidak

sumber daya yang dimiliki orang lain. 3. Bersikap jujur dalam memenuhi kebutuhan ekonomi 4. Disiplin dalam melakukan prinsip ekonomi 5. Peduli terhadap kelestarian sumber daya alam Jumlah Skor

Keterangan Nilai Nilai Akhir

Pilihan Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Positif = Skor 4 = Skor 3 = Skor 2 = Skor 1 Negatif = Skor 1 =Skor 2 = Skor 3 = Skor 4 Skor yang diperoleh --- X 100 = --- Skor maksimal Catatan: ……… ………

c) Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai temannya terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

(26)

Tabel 2.4

Contoh Penilaian antar Teman

Nama Peserta didik yang dinilai Kelas/Semester

: :

... X / Ganjil

Teknik Penilaian : Penilaian Antarteman

Petunjuk:

 Dibuat kelompok peserta didik dengan anggota masing-masing 3-4 orang.

 Tiap-tiap anggota kelompok menilai anggota lain dalam kelompoknya, termasuk menilai dirinya sendiri.

 Membuat rekap penilaian untuk tiap-tiap peserta didik dalam kelompok secara keseluruhan.

No. Pernyataan Pilihan Jawaban Skor Se lalu Se ring Kadang- kadang Tidak Pernah

1 Mensyukuri sumber daya yang dimiliki

2 Santun terhadap teman dan guru

3 Jujur dalam melakukan kegiatan ekonomi (konsumsi) 4 Hemat dalam

memanfaatkan sumber daya

5 Mandiri dalam memenuhi kebutuhan ekonomi

(27)

No. Pernyataan Pilihan Jawaban Skor Se lalu Se ring Kadang- kadang Tidak Pernah

6 Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang telah ditetapkan

7 Dst.

Jumlah Skor

Keterangan Nilai Nilai Akhir

Pilihan Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Positif = Skor 4 = Skor 3 = Skor 2 = Skor 1 Negatif = Skor 1 = Skor 2 = Skor 3 = Skor 4 Skor yang diperoleh ---X 100 = --- Skor maksimal Catatan: ……… ………...

d) Jurnal merupakan catatan pendidik terhadap sikap peserta didik di dalam dan di luar kelas, yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian terhadap peserta didik pada aspek tertentu secara kronologis.

Pembuatan jurnal bisa dilakukan dalam 2 model: 1) Model Pertama

(28)

a) Tulislah identitas peserta didik yang diamati b) Tulislah tanggal pengamatan.

c) Tulislah aspek yang diamati oleh guru.

d) Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan kekuatan Peserta didik maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru terkait dengan Kompetensi Inti.

e) Tulislah dengan segera kejadian

f) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.

g) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik

Berikut ini contoh format jurnal model kesatu : Gambar 2.1.

Contoh Format Jurnal Model Kesatu

G

Lihat petunjuk penskoran pedoman observasi sikap

2) Model Kedua

Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru): a) Tulislah Aspek yang diamati

b) Tulislah identitas peserta didik yang diamati c) Tulislah tanggal pengamatan.

Jurnal Nama Peserta Didik : ………. Nomor peserta Didik : ……….

Tanggal : ……….

Aspek yang diamati : ……….

Kejadian : ……….

Guru:

………. ………. ……….

(29)

d) Tulislah aspek yang diamati oleh guru.

e) Ceritakan kejadian-kejadian yang dialami oleh Peserta didik baik yang merupakan kekuatan Peserta didik maupun kelemahan Peserta didik sesuai dengan pengamatan guru terkait dengan Kompetensi Inti.

f) Tulislah dengan segera kejadian yang diamati

g) Setiap kejadian per anak ditulis pada kartu yang berbeda.

h) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing Peserta didik

Tabel 2.5

Contoh Format Jurnal Nama Peserta Didik : ……….. Aspek yang diamati : ………..

No. Hari/ Tanggal Kejadian Keterangan

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

a) Tes tulis merupakan seperangkat pertanyaan atau tugas dalam bentuk tulisan yang direncanakan untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tulis menuntut adanya respon dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya.

Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.Bentuk soal yang sering digunakan di SMA adalah pilihan ganda dan uraian.Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok

(30)

soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Untuk tingkat SMA biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).

b) Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawabnya secara lisan. Instrumen tes lisan disiapkan oleh pendidik berupa daftar pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam bentuk tanya jawab dengan peserta didik.

c) Penugasan berupa tugas pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

a) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

Tabel 2.6

Contoh Rubrik Tes Praktik

Nama Peserta didik : ……… : Kelas / Semester : X / Ganjil :

Teknik Penilaian : Tes Performance terhadap praktik : menyimulasikan unsur pengaman uang

Penilai : Guru :

Kriteria Penilaian : 1.Ketepatan contoh 2. Argumentasi 3. Sikap

(31)

No. Nama Siswa

Kriteria Penilaian

Nilai Ketepatan

contoh Argumentasi Sikap

Rubrik Penilaian

Keterangan Nilai Akhir Nilai

Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik = Skor 4 = Skor 3 = Skor 2 = Skor 1 Skor yang diperoleh --- X 100 = .. Skor maksimal Catatan: ……… ………...

b) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

Dalam penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu pengelolaan, relevansi, dan keaslian.

(32)

 Pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan,

 Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran,

 Keaslian. Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya sendiri dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa bimbingan dan dukungan terhadap projek peserta didik.

Contoh Penilaian Proyek:

Kompetensi Dasar : 4.4 Melakukan penelitian tentang pasar dan

terbentuknya harga pasar dalam perekonomian Jenis Tugas : Proyek

Melakukan kegiatan transaksi pembelian barang di berbagai jenis pasar dengan proses tawar menawar Indikator :

1.

Melakukan tawar menawar di berbagai jenis pasar

2. Melaporkan hasil praktek tawar menawar dengan menggunakan multimedia

Tugas Proyek

1. Tugas dilakukan secara kelompok, 4 orang perkelompok (sesui dengan kondisi)

2. Buatlah perencanaan kegiatan transaksi pembelian barang di pasar tradisional dan pasar modern

3. Lakukan tawar menawar pada kegiatan tersebut

(33)

tertulis dengan ketentuan: diketik pada kertas A4, 1½ spasi, lengkapi dengan tema proyek, langkah pengerjaan proyek, hasil proyek, penjelasan proyek, kesimpulan. Format laporan terlampir

5. Sudah selesai untuk dipresentasikan 1 minggu sejak tanggal penugasan. Tabel 2.7

Contoh Pedoman Penskoran Penilaian Proyek

ASPEK

KRITERIA DAN SKOR

3 2 1

Pengurutan dan

kelengkapan isi laporan

Jika urutan isi laporan urut mulai cover sampai daftar pustaka, dan isi laporan lengkap dan sesuai format

Jika urutan isi laporan ada yang kurang terurut, atau ada isi yang kurang lengkap

Jika urutan isi laporan tidak terurut dan isinya tidak lengkap

Tema Jika tema yang diangkat sesuai dengan yang diinginkan

Jika tema yang diangkat kurang sesuai dengan yang diinginkan

Jika tema yang diangkat tidak sesuai dengan yang diinginkan

Hasil Proyek Jika hasil proyek sesuai dengan yang diinginkan dan menarik Jika hasil proyek tidak sesuai dengan yang diinginkan tapi kurang menarik Jika hasil proyek tidak sesuai Penjelasan Penjelasan lengkap, sesuai dan rinci Penjelasan kurang lengkap, kurang sesuai atau kurang rinci Penjelasan tidak lengkap

(34)

ASPEK

KRITERIA DAN SKOR

3 2 1

Video Audio dan visual video jelas, lengkap dan menarik. Audio dan visual video kurang jelas, kurang lengkap dan kurang menarik. Audio dan visual video tidak jelas, tidak lengkap dan tidak menarik. Tabel 2.8

Contoh Penilaiaan Proyek Materi : Harga Pasar

Kelas/Peminatan : X/IPS-Lintas Minat

No Kelompok Aspek yang diamati Nilai Predikat

a b c d e 1 Kelompok 1 2 Kelompok 2 3 Kelompok 3 4 Kelompok 4 … … Aspek yang dinilai : a. Laporan b. Tema c. Hasil Proyek d. Penjelasan e. Video Skor : 1 = cukup 2 = sedang 3 = baik Perolehan Nilai Nilai = x 100 Skor Maksimal Predikat Nilai A = 80 – 100 : Baik Sekali B = 70 – 79 : Baik C = 60 – 69 : Cukup D = ‹60 :Kurang

(35)

c) Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu matapelajaran.Pada akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru bersama peserta didik.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya.

(36)

BAB III

ANALISIS KOMPETENSI

A. Kompetensi

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1

Kompetensi Inti kelas X

Dimensi Kualifikasi Kemampuan

Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

(37)

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut;

Tabel 3.2

Kompetensi Inti Kelsa XI dan XII

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

(38)

B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku (buku guru dan buku siswa);

Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum dapat digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;

Gambar 3.1

KI dan KD dalam silabus maupun buku PenjelasanBagan 1;

1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai berikut;

a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara langsung (direct teaching) kepada peserta didik.

b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religius dan sikap sosial yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant effects) yang merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect teaching)

c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran secara utuh atau teerpadu.

Untuk mencapai ke-empat kompetensi tersebut, dalam setiap kegiatan pembelajaran dikembangkan indikator pencapain kompetensi (IPK) yang menggambarkan karakteristik, ciri-ciri, perbuatan, atau respon yang harus ditunjukkan atau dilakukan oleh peserta didik dan digunakan sebagai

(39)

penanda/indikasi pencapaian kompetensi dasar. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilai-an mata pelajarpenilai-an. Indikator pencapaipenilai-an kompetensi dapat dirumuskpenilai-an dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Contoh pengembangan IPK; a. Kompetensi Spiritual

Kompetensi

Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menghayat i dan mengamal kan ajaran agama yang dianutnya 1.1 Mensyukuri sumberdaya sebagai karunia Tuhan YME dalam rangka pemenuhan kebutuhan  Bersyukur dalam rangka pemenuhan kebutuhan  Mengamalkan ajaran agama yang dianutnya (misalnya; berdo’a awal dan akhir pembelajaran dan melaksanakan ibadah ritual) 1.2 Mengamalkan ajaran agama dalam memanfaatkan produk bank dan lembaga keuangan bukan bank serta dalam pengelolaan koperasi

b. Kompetensi Sosial Kompetensi

Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menghayati, mengamalk an perilaku jujur, disiplin,tang gung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, 2.1 Bersikap jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

kreatif, mandiri, kritis dan analitis dalam mengatasi

permasalahan ekonomi

 Menunjukkan perilaku jujur,  Menunjukkan perilaku disiplin,  Menunjukkan perilaku tanggungjawab,  Menunjukkan perilaku peduli,  Menunjukkan perilaku kreatif,  Menunjukkan perilaku 2.2 Menunjukkan perilaku jujur,

(40)

Kompetensi

Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi responsif dan proaktif dan menunjukka n sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalah an dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatk an diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia disiplin, tanggung jawab, kerjakeras, sederhana, mandiri, adil, berani, peduli dalam melakukan kegiatan ekonomi

mandiri,

 Menunjukkan perilaku kritis,  Menunjukkan perilaku kerja

keras,

 Menunjukkan perilaku sederhana,

 Menunjukkan perilaku adil, dan/atau

 Menunjukkan perilaku berani.

c. Kompetensi Pengetahuan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan 3.1 Mendeskripsi kan konsep ilmu ekonomi  Menjelaskan pengertian ilmu ekonomi  Mengklasifikasi

pembagian ilmu ekonomi  Menganalisis prinsip

(41)

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

d. Kompetensi Ketrampilan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 4. Mengolah, menalar,

dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 4.1 Menyajikan konsep ilmu ekonomi

 Merangkum konsep ilmu ekonomi (pengertian, pembagian dan prinsip) dari berbagai sumber

 Membuat peta konsep ilmu ekonomi (pengertian, pembagian dan prinsip)  Mendiskusikan peta konsep

ilmu ekonomi (pengertian, pembagian dan prinsip)  Mempresentasikan konsep

ilmu ekonomi (pengertian, pembagian dan prinsip)

2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media

a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus

b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan dengan yang tercangtum di salabus, maka dilakukn peneyesuain dengn hasil kajian (sesuai karakteristik materi pemeblajaran)

(42)

3. Pengembangan Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercntum di silabus sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ketiga (pengetahuan). Dalam penjabaran materi pembelajaran tetap diperlukan untuk melihat linierisai dengan kompetensi inti keempat (keterampilan).

Guru juga harus dapat mengembangkan materi yang kontekstual, baik materi yang sudah tercantum dalam buku maupun pengembangan dengan menggunakan sumber lain. Materi yang kontekstual dapat mengintegrasikan muatan lokal yang mencakup keunggulan lingkungan setempat atau materi kekinian yang sedang menjadi pembicaraan.

Selanjutnya guru juga harus mencari materi dari buku atau mengembangkannya dari sumber lain yang dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan. Dari materi tersebut dibuat suatu kegiatan yang berisi nilai-nilai kepramukaan untuk diserahkan dan dilaksanakan kepada dan oleh Pembina Pramuka pada saat kegiaatan kepramukaan yang terjadwal.

Contoh aktualisasi Ekonomi dalam kegiatan kepramukaan;

Menerapkan konsep manajemen dalam organisasi dan kegiatan kepramukaan. Kegiatan ini akan melatih kemampuan mengolah, menalar, dan menyaji serta keterampilan berfikir dan bertindak dalam ranah konkret.

Selain itu juga materi dikembangkan agar siswa memiliki Lower Order Thinking Skills (LOTS) dan Higher Order Thinking Skills (HOTS), misalnya;

a. Menjawab pertanyaan tentang pengertian permintaan (LOTS) b. Menganalisis hubungan antara peran bank, LKBB, Bank Sentral, dan

OJK (HOTS)

4. Pengembangan kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sudah tercntum di silabus sesuai dengan hasil

(43)

kajian terhadap materi pembelajaran dikaitkan dengan hasil kajian terhadap KI-2 dan KI-2.

Kegiatan pembelajaran terdiri atas;

a. Kegiatan pendahuluan dapat berupa orientasi/penyiapan peserta didik dalam menghadapi pembelajaran, pemberian motivasi, dan pembahasan pengetahuan prasyarat.

b. Kegiatan Inti, mencakup kegiatan:

 Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan panca indra, dapat dilakukan anatara dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak. Contoh:

Kegiatan

Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran (RPP) Membaca pengertian ilmu ekonomi, pembagian ilmu ekonomi, dan prinsip ekonomi dari berbagai sumber belajar yang relevan

 Mencari informasi tentang perkembangan ekonomi secara umum (baik dalam bentuk table, deskripsi, grafik, dsb)

 Melihat video atau gambar beberapa contoh sumber daya ekonomi yang ada

 Mencari informasi mengenai definisi ilmu ekonomi dari beberapa ahli

 Mengamati perilaku pelaku ekonomi dalam menerapkan prinsip ekonomi

 Menanya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Contoh:

Kegiatan

Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran (RPP) Mengajukan

pertanyaan yang berkaitan dengan

pengertian ilmu

Mengajukan pertanyaan, berkaitan dengan :  Perkembangan ekonomi berkaitan dengan

sumber daya ekonomi.

(44)

Kegiatan

Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran (RPP) ekonomi,

pembagian ilmu ekonomi, dan prinsip ekonomi

 Apa saja yang dipelajari dalam ilmu ekonomi.

 Bagaimana para pelaku ekonomi menerapkan prinsip ekonomi.

 Mengumpulkan data adalah melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian, dan aktivitas wawancara dengan nara sumber

Contoh:

Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran (RPP) Mengumpulkan

data/informasi tentang pengertian ilmu ekonomi, pembagian ilmu ekonomi dan prinsip ekonomi dari berbagai sumber yang relevan

 Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh para pelaku ekonomi

 Mengumpulkan informasi tentang pengertian ilmu ekonomi menurut beberapa ahli

 Mengkaji pembagian ilmu ekonomi  Mengumpulkan contoh-contoh

ekonomi deskriftif, teori ekonomi, dan ekonomi terapan.

 Mengasosiasi adalah mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

Contoh:

Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran (RPP) Menganalisis dan

menyimpulkan informasi/data serta membuat hubungan antara pengertian Ilmu ekonomi, pembagian Ilmu ekonomi, dan prinsip ekonomi

 Menyimpulkan pengertian ilmu ekonomi,

 Menganalisis bidang kajian teori ekonomi makro dan mikro, ekonomi deskriftif dan terapan

 Menafsirkan contoh ekonomi deskriftif

(45)

Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran (RPP)  Menganalisis prinsip ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi

 Mengomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

Contoh:

Kegiatan Pembelajaran Langkah-langkah Pembelajaran (RPP) Mengkomunikasikan

hasil analisis dan simpulan tentang konsep dasar ilmu ekonomi dalam berbagai bentuk media (lisan dan tulisan)

Membuat laporan tertulis

 Mempresentasikan konsep ekonomi dalam bentuk media (lisan dan tulisan)

5. Mengembangkan rencana penilaian yang mencakup penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Catatan:

Agar lebih jelas bagaimana merancang dan menyusun, serta melaksanakan penilaian, lihat naskah Model Penilaian di SMA).

(46)

BAB IV PENUTUP

Efektivitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa semakin efektif kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektif pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal.

Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada tiga kompetensi yaitu kompetensi lulusan, kompetensi inti, dan kompetensi dasar. Dari analisis itu akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.

Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD-KDdari KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (keterampilan). Keduanya dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2 yang merupakan kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.

Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.

(47)

Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi.

Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaian autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan langkah alternatif pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.

Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Calabrese Barton, A. (1998).Reframing “science for all” through the politics of poverty.Educational Policy, 12, 525-541.

http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and

Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press.

Kemendikbud (2013).Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara). Jakarta. Kemendikbud (2013).Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi

Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Kemendikbud (2013).Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Kemendikbud (2013).Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah. Jakarta

Kemendikbud (2014).Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Kemendikbud (2013).Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta Kemendikbud (2013).Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum.Jakarta

UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301). Jakarta

Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010).Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Senin tanggal 19 September 2011 bertempat di Ruang Rapat Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang telah di adakan rapat penjelasan Kegiatan Pembangunan dan Pengadaan PJU di

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui budaya organisasi dan komunikasi organisasi memiliki pengaruh terhadap employee engagement di Hotel

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerak teknik menggunakan alat latihan beban yang dilakukan member Fitness GOR Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta sebagai

Dalam r angka Klar ifikasi dan Pembukti an dokumen kualifikasi Per encanaan Peker jaan Rehabilitasi Ruang Kelas SMK-SMTI Makassar Tahun Anggar an 2013, maka

Aceh Barat Dayadenganlahansawahseluas 11.108 Ha, dimanalahan yang telahdiairidenganirigasiseluas 5.540 Ha dan sisanya dengan system irigasi setengah teknis

Seluruh asli dokumen penawaran Saudara yang telah diunggah melalui LPSE Kota Medan.. Asli Dokumen Kualifikasi sesuai data isian kualifikasi dan fotokopinya sebanyak 1(satu)

Whether you play professionally, or just for fun, buying the right Cleat for your sport may be one of the most important decisions you need to make.. Considering the risk of injury,