• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASKEP SIROSIS HEPATIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASKEP SIROSIS HEPATIS"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ASKEP SIROSIS

ASKEP SIROSIS HEPA

HEPATIS

TIS

Diposkan oleh

Diposkan oleh RIZKY

RIZKY

Minggu, 25

Minggu, 25 Desember 2011

Desember 2011 at 14.05

at 14.05

0 komentar 

0 komentar 

abels !

abels !

A.

A. Konsep Dasar Konsep Dasar  1.

1. Pengertian Sirosis HepatisPengertian Sirosis Hepatis

Banyak sekali batasan tentang penyakit Sirosis

Banyak sekali batasan tentang penyakit Sirosis hepatis, diantaranya adalah :hepatis, diantaranya adalah : a.

a. Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan difus dan membran pada hati, diikuti dengan proliferasiSirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya peradangan difus dan membran pada hati, diikuti dengan proliferasi  jaringan ikat, d

 jaringan ikat, degenerasi dan regegenerasi dan regresi sel-sel hati, resi sel-sel hati, sehingga timbusehingga timbul kekacauan dl kekacauan dalam susunan paralam susunan parenkim hati !ansenkim hati !ansjoer, "#joer, "##1$.#1$. b.

b. Sirosis hepatis adalah penyakit kronis Sirosis hepatis adalah penyakit kronis progresif yang dikarakteristikan oleh penyebaran inflamasi dan fibrosis pada progresif yang dikarakteristikan oleh penyebaran inflamasi dan fibrosis pada hepar. %ngram, "###$.hepar. %ngram, "###$.

".

". %tiologi%tiologi

!eskipun ada beberapa faktor yang

!eskipun ada beberapa faktor yang terlibat dalam etiologi dari terlibat dalam etiologi dari sirosis hepatis, konsumsi alkohol dianggap sebagai penyebabsirosis hepatis, konsumsi alkohol dianggap sebagai penyebab yang utama. Sirosis sering terjadi dengan frek&ensi paling tinggi adalah pada peminum minuman keras, meskipun defisisensi gi'i yang utama. Sirosis sering terjadi dengan frek&ensi paling tinggi adalah pada peminum minuman keras, meskipun defisisensi gi'i dengan penurunan asupan protein turut menimbulkan kerusakan hati pada sirosis, namun asupan alkohol yang

dengan penurunan asupan protein turut menimbulkan kerusakan hati pada sirosis, namun asupan alkohol yang berlebihan merupakanberlebihan merupakan faktor penyebab yang utama pada perlemakan hati dan konsek&ensi yang ditimbulkanya. Sirosis juga pernah terjadi pada indi(idu yang faktor penyebab yang utama pada perlemakan hati dan konsek&ensi yang ditimbulkanya. Sirosis juga pernah terjadi pada indi(idu yang tidak memiliki kebiasaan minum minuman keras dan pada indi(idu yang dietnya normal tetapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi. tidak memiliki kebiasaan minum minuman keras dan pada indi(idu yang dietnya normal tetapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi.

Sebagian indi(idu, tampaknya lebih rentan terhadap penyakit ini dibanding indi(idu yang lain tanpa ditentukan apakah Sebagian indi(idu, tampaknya lebih rentan terhadap penyakit ini dibanding indi(idu yang lain tanpa ditentukan apakah indi(idu tersebut mempunyai kebiasaan minum minuman keras ataukah menderita malnutrisi. )aktor lain yang dapat memainkan indi(idu tersebut mempunyai kebiasaan minum minuman keras ataukah menderita malnutrisi. )aktor lain yang dapat memainkan peranan adalah pajanan dengan 'at kimia tertentu karbon tetraklorida, naftul terklorinasi, arsen atau fosfor$ atau infeksi skistosomia peranan adalah pajanan dengan 'at kimia tertentu karbon tetraklorida, naftul terklorinasi, arsen atau fosfor$ atau infeksi skistosomia yang menular. *umlah penderita laki-lak

yang menular. *umlah penderita laki-laki lebih banyak dari pada i lebih banyak dari pada &anita dan mayoritas klien sirosis berusia +# hingga # tahun.&anita dan mayoritas klien sirosis berusia +# hingga # tahun. .

. ipe Sirosis Hepatisipe Sirosis Hepatis a.

a. !enurut Brunner, "###$ Sirosis hepatis ada tiga tipe yaitu :!enurut Brunner, "###$ Sirosis hepatis ada tiga tipe yaitu : 1)

1) Sirosis portal laennecSirosis portal laennec  /lkoholik

 /lkoholik nutrisional nutrisional dimana dimana jaringan jaringan parut parut secara secara khas khas mengelilingi mengelilingi jaringan jaringan portal. portal. Sirosis Sirosis ini ini paling paling sering sering disebabkan disebabkan oleholeh alkoholisme kronis dan merupakan dan merupakan tipe Sirosis yang paling sering terjadi di negara-negara barat.

alkoholisme kronis dan merupakan dan merupakan tipe Sirosis yang paling sering terjadi di negara-negara barat. 2)

2) Sirosis Sirosis pascanekrotipascanekrotikk

0imana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat lanjut dari

0imana terdapat pita jaringan parut yang lebar sebagai akibat lanjut dari hepatitis (irus akut yang terjadi sebelumnya.hepatitis (irus akut yang terjadi sebelumnya. 3)

3) Sirosis bilier Sirosis bilier 

Pembentukan jaringan parut terjadi di sekitar saluran empedu. i

Pembentukan jaringan parut terjadi di sekitar saluran empedu. ipe ini biasanya terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan pe ini biasanya terjadi akibat obstruksi bilier yang kronis dan infeksiinfeksi kolangitis$  insidennya lebih rendah

(2)
(3)

Secara morfologi, sirosis hepatis dibagi atas jenis mikronoduler portal$, makronoduler pascanekrotik$ dan jenis campuran, sedang dalam klinik dikenal tiga jenis portal, pascanekrotik dan bilier. Penyakit-penyakit yang diduga sebagai penyebab dari sirosis hepatis adalah malnutrisi, alkoholisme, (irus hepatitis, kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan (ena hepatika, penyakit &ilson, hemokromatosis, 'at toksik dan lain-lain !ansjoer, "##1$.

+. Patofisiologis

Hati pada a&al perjalanan penyakitnya cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi oleh lemak-lemak. Hati tersebut menjadi keras dan dapat diketahui melalui palpasi. 3yeri abdomen dapat terjadi akibat pembesaran hati yang cepat sehingga menyebabkan regangan pada selubung fibrosa hati kapsule glissoni$. Pada perjalanan penyakit yang lebih lanjut ukuran hati akan mengecil setelah jaringan parut menyebabkan pengerutan jaringan. /pabila dapat dipalpasi maka permukaan hati akan teraba benjol-benjol Brunner, "##1$.

Sirosis 2aennec merupakan penyakit yang ditandai oleh episode nekrosis yang melibatkan sel-sel hati dan kadang-kadang berulang di sepanjang perjalanan penyakit tersebut. Sel-sel hati tersebut secara berangsur-angsur digantikan oleh jaringan parut.  /khirnya jumlah jaringan parut melebihi jumlah jaringan hati yang masih berfungsi. Pulau-pulau jaringan normal yang masih tersisa dan  jaringan hati hasil regeneasi dapat menonjol dari bagian-bagian yang berkonstruksi sehingga hati yang sirotik memperlihatkan gambaran mirip paku sol sepatu berkepala besar hobnail appearance$ yang khas. Sirosis hepatis biasanya memiliki a&itan yang insidius dan perjalanan penyakit yang sangat panjang sehingga kadang-kadang mele&ati rentang &aktu # tahun atau lebih Brunner, "##"$.

4arises esofagus merupakan pembuluh darah yang berdilatasi, berkelok-kelok dan biasanya dijumpai pada sub mukosa bagian ba&ah, namun (arises ini dapat terjadi pada bagian lebih tinggi atau meluas sampai ke lambung. 5eadaaan semacam ini hampir selalu disebabkan oleh hipertensi portal yang terjadi obstruksi pada saluran (ena porta, pada hati yang mengalami serosis.

Peningkatan obstrukisi pada (ena porta menyebabkan darah (ena dari traktus intestinal dan limpa akan mencari jalan keluar  melalui kolateral lintasan baru untuk kembali ke atrium kanan$. /kibat yang ditimbulkan adalah peningkatan tekanan, khusunya adalah pembuluh darah pada lapisan submukosa esofagus bagian ba&ah dan lambung bagian atas. Pembuluh-pembuluh kolateral ini tidak bersifat elastis tapi bersifat rapuh, berkelok-kelok dan mudah mengalami perdarahan. Penyebab (arises lainya yang lebih jarang ditemukan adalah kelainan sirkulasi dalam (ena linealis atau (ena ka(a superior dan trombosis (ena hepatika.

4arises esofagus yang mengalami perdarahan dapat menyebabkan kematian dan menyebabkan syok haemorargik yang menyebabkan penurunan perfusi serebral, hepatik serta ginjal. Selanjutnya akan terjadi peningkatan beban nitrogen akibat perdarahan kedalam traktus gastrointestinal dan kenaikan kadar amonia serum yang meningkatkan resiko encefalopati. 5emungkinan terjadinya perdarahan pada (arises esofagus harus dicurigai jika ada hematemisis dan melena, khususnya pada klien yang biasa mengkonsumsi minuman keras. 4ena yang mengalami dilatasi biasanya tidak mengalami gejala kecuali jika ada peningkatan tekanan porta yang tajam dan mukosa atau struktur yang menyangga menjadi tipis, sehingga kemungkinan akan timbul haemorargik masif.

(4)
(5)

)aktor-faktor yang menimbulkan perdarahan bisa jadi dari mengangkat barang berat, mengejan pada saat defekasi, bersin, batuk atau muntah, esofagitis, atau iritasi pembuluh darah akibat makan makanan yang tidak dikunyah dengan baik atau minum cairan yang merangsang. Salisilat dan setiap obat yang dapat menimbulkan erosi mukosa, serta mengganggu replikasi sel dapat pula menyebabkan perdarahan.Brunner, "###$

 /sites dan edema pada sirosis hepatis terjadi mekanisme yang kompleks dan tidak semuanya diketahui. 0ua macam hipotesis yang diajukan untuk menjelaskan terjadinya asites yaitu, konsep tradisional dan teori luber.

a. 5onsep tradisional yang dimotori hipotesis starling 167$ serta didukung oleh faktor lokal intra abdominal yang menyebabkan reditribusi cairan dan faktor sistemik yang mengakibatkan ginjal menahan natrium dan air.

1) )aktor lokal intra abdominal. /kumulasi cairan ekstrasel edema dan asites$ menunjukkan adanya gangguan keseimbangan lokal antara pembentukan dan penyerapan. Perubahan keseimbangan ini dipengaruhi oleh starling hipoalbuminemia dan hipertensi portal$, gangguan aliran limfe dan kapasitas reabsorpsi cairan asites yang terbatas.

2) )aktor sistemik akibat faktor-faktor di atas yang saling berkaitan menyebabkan terkumpulnya cairan intraperitoneal dan mengakibatkan (olume plasma efektif serta ekstra sel berkurang, selanjutnya perfusi ginjal berkurang dan terjadilah retensi natrium sekunder akibat rangsangan renini angiostensin aldoseron serta mekanisme abnormal lainnya yang belum diketahui seluruhnya dengan jelas. !ekanisme yang belum jelas tesebut diantaranya, berkurangnya aliran darah dan terjadinya laju filtrasi glumerulus. !eningkatnya rearbsobsi natrium sepanjang tubulus terutama bagian pro8imal tubulus distal, mungkin karena berkurangnya hormon natriuretik dan meningkatnya aldosteron sebagai akibat meningkatnya produksi dan berkurangnya inakti(itas aldosteron oleh hati dalam keadaaan sirosis.

!enurut &&&.i9health.com  "##$, diketahui bah&a asites yang mempengaruhi pernapasan sehingga klien sulit bernafas adalah asites dengan large (olume. Sementera menurut &&&.&ikipedia.org.com "##$, diketahui bah&a terdapat  klasifikasi dari asites yaitu small (olume grade 1$ adalah asites ringan yang hanya dapat dilihat dengan ;S<, grade "$ masih tergolong ringan, dapat diketahui dari perut yang kembung dan terdapat shiffting dullness atau suara dullness pada pemeriksaan fisik, grade $ adalah large (olume, dapat terlihat dengan jelas dan terdapat suara seperti air mengalir saat dimiringkan.

b. %dema adalah gejala lanjut lainnya dikarenakan protein plasma yang turun.

eori luber yang diajukan oleh 2ieberman dkk, mengatakan bah&a semakin lanjutnya sirosis, rearbsorpsi garam dan air di tubulus semakin meningkat yang selanjutnya menimbulkan pembesaran (olume plasma. /sites kemudian terjadi akibat fenomena luber  yang dapat dianggap sebagai usaha tubuh untuk mempertahankan keseimbangan antara ekspansi (olume plasma dengan kapasitas tampung (askuler, sinusoid hati dan sistem portal dimana pada tempat-tempat tersebut sehingga starling terganggu hingga memudahkan transudasi cairan ke rongga peritoneal. =apandji, 176>$.

?bstruki portal dan asites. !anifestasi lanjut sebagian disebabkan oleh kegagalan fungsi hati yang kronis dan sebagian lagi disebabkan oleh obstruksi sirkulais portal. Semua darah dari organ-organ digestif praktis akan berkumpul dalam (ena porta dan akan dialirkan ke hati. 5arena hati yang serotik tidak memungkinkan perlintasan darah yang bebas, maka aliran darah tersebut akan kembali ke limpa dan traktus gastro intestinal dengan konsekuensi, organ-organ ini dapat menjadi tempat yang kongestif pasif yang bebas. 0engan kata lain organ tersebut akan dipecah oleh darah dan dengan demikian klien dengan keadaan semacam ini cenderung menderita dis pepsi kronis dan konsistensi atau diare berat. badan klien secara berangsur-angsur akan menurun.

4arises gastrointestinal obstruksi aliran darah le&at saluran yang terjadi akibat perubahan fibrotik juga menyebabkan pembentukan pembekuan darah kolateral dalam rongga gastrointestinal dan pemintasan darah pembuluh darah kedalam pembuluh darah dengan aliran yang lebih rendah. Sebagai akibatnya, penderita sering memperlihatkan distensi pembuluh darah yang mencolok serta terlihat pada saat infeksi abdomen kaput medusa$ dan distensi pembuluh di traktus intesinal. %sofagus lambung dan bagian ba&ah merupakan bagian yang tersering mengalami pembentukan .

(6)
(7)

. 5omplikasi

5omplikasi menurut Brunner "###$ ada dua yaitu : a. Perdarahan dan hemorargia

b. %nsefalopati hepatik

5omplikasi menurut !ansjoer "##1$ ada dua yaitu : a. Hematemisis melena

b. 5oma hepatikum

5omplikasi menurut %ngram "###$ ada empat yaitu :

a. %ncefalo hepatik yang disebabkan oleh peningkatan kadar amonia darah.

b.  /sites ruang disebabkan oleh ekstra(asase cairan serosa ke dalam rongga peritoneal yang disebabkan oleh peningkatan hipertensi portal, peningkatan reabsorpsi ginjal terhadap natrium dan penurunan albumin serum.

c. Sindrom hepatorenal yang disebabkan oleh dehidrasi atau infeksi. d. <angguan endokrin yang disebabkan oleh depresi sekresi gonadotropin . !anifestasi klinis

<ejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan beratnya kerusakan yang tejadi. 0idapatkan gejala dan tanda sebagai berikut :

a. <ejala-gejala gastrointestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah dan diare. b. 0emam , berat badan turun dan lekas lelah

c.  /sites, hidrothoraks dan edema.

d. @kterus, kadang-kadang urine menjadi lebih tua &arnanya atau kecoklatan.

e. Hepatomegali, bila telah lanjut hati dapat mengecil karena fibrosis. Bila secara klinis didapati adanya demam, ikterus dan asites, dimana demam bukan karena sebab-sebab lain, dikatakan Sirois dalam keadaan aktif. Hati-hati akan timbulnya prekoma dan koma hepatikum.

f. 5elainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral di dinding abdomen dan thoraks, kaput medusa, &asir dan (arises esofagus.

g. 5elainan endokrin yang merupakan tanda dari hiperestrogenisme yaitu : 1) @mpotensi, atrofi testis, ginekomastia, hilangnya rambut aksila dan pubis.

2)  /menore, hiperpigmentasi aerola mame. $ Spider ne(i dan eritema.

+$ Hiperpigmentasi h. *ari tabuh

>. Pemeriksaan penunjang dan pemeriksan diagnostik

0erajat penyakit hati dan bentuk pengobatanya ditentukan setelah mengkaji hasil-hasil pemerikasaan laboratoirum. )ungsi hati sangat kompleks, ada banyak pemerikasaan diagnostik untuk mengetahui fungsi hati. 5lien harus mengetahui mengapa semua pemeriksaaan ini harus dilakukan, mengapa dipandang penting dan bagaimana cara bekerja sama dalam menjalaninya.

Pada disfungsi parenkim hati yang berat, kadar albumin serum cenderung menurun sementara kadar globulin meningkat. Pemeriksaan en'im menunjukkkan kerusakan sel hati, yaitu kadar alkali fosfatase, /S S<?$ serta /2 S<P$ meningkat dan kadar  kolinesterase serum dapat menurun. Pemeriksaan bilirubin digunakan untuk mengukur ekskresi empedu atau retensi empedu. 2aparaskopi yang dikerjakan bersama biopsi memungkinkan penderita untuk melihat hati secara langsung.

(8)
(9)

Pemeriksaan ;S< akan mengukur perbedaaan densitas antara sel-sel parenkim hati dan jaringan parut. Pemeriksaan A computed tomography $, !@ dan radio isotop hati memberikan informasi tentang besar hati dan aliran darah hepatik serta obstruksi aliran tersebut. /nalisa gas darah arterial dapat mengungkapkan gangguan keseimbangan (entilasi-perfusi dan hipoksia pada sirosis hepatis. Brunner, "##1$.

 /danya anemia gangguan faal hati  penurunan kadar albumin serum, peninggian kadar bilirubin direk indirek, penurunan en'im, kolenetrase, serta peninggian S<? C S<P !ansjoer, "##1$.

!enurut &&&.&ikipedia.org.com pemeriksaan cairan asites dilakukan untuk mengetahui adanya bakteri infeksi, untuk menentukan terapi yang tepat dan untuk mengetahui kandungan dari cairan asites tersebut.

6. Penatalaksanaan

a. Bed rest sampai ada perbaikan ikterik dan demam.

b. 0iet rendah protein diet hati @@@ : Protein 1gDkg bb, g protein, "## kalori$, bila ada asites diberikan diet rendah garam @@ ##-6## mg$ atau @@@ 1###-"### mg$. Bila proses tidak aktif, diperlukan diet tinggi kalori "###-###$ dan tinggi protein 6#-1"gDhari$.

c. Bila ada tanda-tanda prekoma atau koma hepatikum, jumlah protein dalam makanan dihentikan diet hati @ $untuk kemudian diberikan sedikit demi sedikit sesuai toleransi dan kebutuhan tubuh. Pemberian protein yang melebihi kemampuan klien atau meningginya hasil metabolisme protein dalam darah (iseral dapat mengakibatkan timbulnya koma hepatikum. 0iet yang baik dengan protein yang cukup perlu diperhatikan.

d. !engatasi infeksi dengan antibiotik, dengan pengunaan obat-obatan yang jelas tidak hepatotoksik.

e. !emperbaiki keadaan gi'i, bila perlu dengan memberikan asam aminoesensial berantai cabang dan glukosa. f. Pemberian robboransia. 4itamin B kompleks.

!enurut =aspandji 176>$, penatalaksanaan asites dan edema adalah :

a. @stirahat dan diet rendah garam, dengan istirahat dan rendah garam "##-## mg per hari$, kadang-kadang asites dan edema telah teratasi. /da kalanya harus disertai dengan pembatasan cairan selama "+ jam, hanya sampai 1 liter atau kurang.

b. Bila dengan diet dan istirahat tidak teratasi, diberikan pengobatan deuretik berupa Spironolakton #-1## mgDhari a&al$ dan dapat ditingkatkan sampai ## mg per hari bila setelah -+ hari tidak ada perubahan.

c. Bila terjadi asites refrakter asites yang tidak dapat diatasi dengan terapi medikamentosa yang intensif$, dilakukan terapi parasentesis. Parasentesis merupakan cara pengobatan asites yang tergolong kuno dan sempat ditinggalkan dengan berbagai komplikasinya, namun sekarang banyak dicoba untuk digunakan kembali. Pada umumnya parasentesis aman digunakan bila disertai dengan infus albumin, sebanyak -6 gr untuk setiap liter cairan asites, atau dapat digunakan cairan de8tran >#E.

Pengendalian cairan asites, diusahakan dengan penurunan 1 kg berat badan per " hari, atau keseimbangan cairan negatif  ##-6## mlDhari. Hati-hati dalam pengeluaran cairan asites, bila cairan terlalu banyak dikeluarkan dalam satu &aktu, dapat mencetuskan encefalopati hepatik. !ansjoer "##1$.

d. erapi konser(atif 

erapi untuk asites ringan , dicoba dulu dengan diet rendah garam. /pabila gagal maka penderita harus dira&at dan dicoba lagi pemberian diet rendah garam "#- m%9 3aDhari$. /supan air dibatasi hanya apabila ada hiponatremi 3a plasma 8 1# m%9D1$. e. 0euretik

2ebih kurang "#E asites dapat diatasi dengan diet rendah garam saja selama  hari. Sisanya 6#E diberikan deuretik untuk memblokir semua pertahanan natrium ginjal.

f. Spironolakton

Spironolakton adalah suatu inhibitor kompetitif terhadap mineralokortikoid, maka tidak akan bekerja efektif bila kadar  aldosteron tidak ada. %fek natriuretik dan retensi natrium dapat dititrasi terhadap kadar mineralokortikoid dalam sirkulasi.

(10)
(11)

Sekitar #E penderita yang memerlukan spironolakton saja, sisanya sekitar "#E memerlukan deuretik yang lebih kuat. 0iperkirakan 1E berhasil.

g. erapi lain

Sebagian kecil saja penderita Sirosis hepatis yang tidak berhasil dengan terapi konsr(asif. erdapat penderita yang mengalami ganguan fungsi ginjal sesudah pemberian deuretik. Penderita ini umumnya telah ada dalam keadaan terminal, &alaupun asites mungkin dapat dikurangi, tapi tidak akan mempengaruhi perjalanan penyakit yang terus memburuk..

!etode atau obat-obatan yang biasa digunakan pada sirosis hepatis adalah : a.  /lbumin

b. Parasentesis c. @nfus cairan asites

Aairan infus 0e8trose 1#E dan digabung bersama pemberian furosemid. d. 2e 4e Shunt

0engan alat ini cairan asites dialirkan langsung dari kompartement peritoneal masuk ke (ena jugularis. Selain manfaat, terdapar berbagai macam komplikasi sehingga shunt terpaksa dicabut. !ortalitas operasi F "#E.

e. Portoca(al shunt

Pernah dilaporkan dapat mengurangi asites, namun karena tingginya mortalitas, encepalopati dan gagal jantung maka sekarang jangan dilakukan.

f. Penghambat beta

Bagi penderita yang mengalami gagal ginjal setelah pemberian spironolakton atau deuretik, apabila setelah  hari sesudah deuretik diberikan tetap dalam keadaan gagal ginjal, dapat dicoba dengan pemberian beta bloker untuk mencegah pelepasan renin ginjal. /kti(itas beta bloker nyata apabila terdapat penurunan nadi 1-"#E. Propanolol dapat diberikan 1# mg perhari dengan memperhatikan kemungkinan intoksikasi, karena metabolisme obat dalam hati.

;mumnya beta bloker jarang sekali diperlukan, dengan menghentikan deuretik untuk sementara &aktu dan kemudian diberikan lagi dalam takaran yang lebih rendah, hasilnya cukup memuaskan. =aspandji, 176>$.

!enurut %ngram 1777$, bila terdapat (arises esofagus dan perdarahan, dilakukan skleroterapi endoskopik, transfusi darah, infus @4 dari (asopresin atau propanolol.

B. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Sirosis Hepatis 1. Pengkajian menurut 0oenges, dkk "###$

a. @dentitas meliputi nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, alamat dan tanggal masuk umah Sakit b. 0ata dasar pengkajian klien secara biopsikososiospiritual.

1)  /kti(itas atau istirahat, adanya kelemahan, kelelahan, letargi, penurunan masa otot atau tonus 2) Sirkulasi

i&ayat perikarditis, penyakit jantung rematik, kanker tidak berfungsinya hati menyebebkan gagal hati$, disritmia, distensi pembuluh darah perut

3) %liminasi

)latus, distensi abdomen, hepatomegali, splenomegali, asites, penurunan atau tidak adanya peristaltik usus, feses &arna tanah liat, melena, urine gelap dan pekat

4) !akanan atau cairan

 /noreksia, tidak toleran terhadap makanan, mual, muntah, penurunan BB, edema umum pada jaringan, nafas berbau, perdarahan gusi. 5) 3eurosensori

(12)
(13)

Perubahan kepribadian, penurunan mental, bingung, bicara lambat, tidak jelas atau koma 6) 3yeri atau kenyamanan

3yeri tekan abdomen atau nyeri dikuadran kanan atas, pruritis, neuronefritis perifer  7) Pernapasan

0ispneaa, takipnea, pernapasan dangkal, bunyi nafas tambahan, ekspansi paru terbatas, hipoksia 8) 5eamanan

Pruritus, demam, ikterik, eritema palmaris, ptechie 9) Seksualitas

<angguan menstruasi, impotens, atrofi testis, ginekomastia, kehilangan rambut pada dada, ba&ah lengan dan pubis. c.  /spek psikologis

5onsep diri, keadaaan emosional, pola interaksi, mekanisme kopping. d.  /spek sosial

Hubungan yang berarti, budaya keluarga, lingkungan keluarga e.  /spek spiritual

 /gama, keyakinan tentang sehat dan sakit, nilai kegiatan agama f. ingkat pengetahuan klien tentang penyakit

g. Pemeriksaan fisik

Pada klien dengan sirosis hepatis dapat dilakukan dengan pemeriksaaan, obser(asi adanya asites, ikterus pada kulit dan sklera, terdapat spider ne(i terutama pada kulit dan punggung, bahu, leher, dada, dan ekstrimitas ba&ah serta adanya eritema palmaris. Selain itu dilakukan pada pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar perut

h. Pemeriksaan penunjang

Hasil pemeriksaan yang dilakukan pada klien dengan sirosis hepatis diantaranya adalah urine akan ditemukan urobilirubinogen dan bilirubin. Sedangkan pada feses ditemukan adanya peningkatan sterkobilinogen. Pada pemeriksaan darah ditemukan adanya leukopenia, trombositopenia, dan &aktu protrombim yang memanjang. Pemeriksaan lain melalui ultrasonografi, endoskopi, esofaguskopi, dan dilakukan biopsi hati.

". 0iagnosa kepera&atan

a. !enurut 0oenges "###$ terdapat 6 diagnosa kepera&atan yaitu :

1$ 3utrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diet tidak adekuat, ketidakmampuan untuk memproses atau mencerna makanan , anoreksia, mual atau muntah.

"$ 5elebihan (olume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, kelebihan natrium atau masukan cairan $ 5erusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi, adanya edema, asites.

+$ esiko terhadap pola nafas tidak efektif berhubungan terhadap cairan intrabdominal, penurunan ekspansi paru. $ esiko perdarahan berhubungan dengan hipertensi portal dan gangguan faktor pembekuan darah

$ esiko perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan psikologis, peningkatan kadar amonium serum. >$ <angguan body immage berhubungan dengan gangguan penampilan fisik.

6$ 5ekurangan pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengolahan berhubngan dengan ketidakbiasaan terhadap sumber-sumber informasi atau kekurangan informasi

b. 0iagnosa kepera&atan menurut 3/30/ "##$, yang terdapat pada n GH! adalah resiko infeksi berhubungan dengan tindakan in(asif dengan faktor resikonya adalah prosedur in(asif, ketidakcukupan pengetahuan terhadap 'at-'at patogen, trauma, kerusakan jaringan yang terpapar dengan lingkungan, ruptur membran amnion, obat-obatan imunosupresif, malnutrisi, peningkatan paparan patogen dari

(14)
(15)

lingkungan, imunosupresif, ketidak adekuatan pertahanan primer kerusakan kulit, trauma jaringan, stasisi cairan tubuh, perubahan pH cairan$, ketidak adekuatan pertahanan sekunder tubuh penurunan hemoglobin, albumin, leukopenia, penekanan terhadap proses peradangan$.

c. 0iagnosa kepera&atan menurut Hudak 177$ yang terdapat pada n GH! adalah, resiko infeksi berhubungan dengan pelepasan sel-sel kuffer mela&an infeksi.

d. 0iagnosa kepera&atan untuk gangguan fungsi hati menurut Brunner "##"$ yang terdapat pada n GH! adalah, intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

. Perencanaan

a. !enurut 0oenges "###$ perencanaan kepera&atannya yaitu :

1$ Perubahan nutrisi tidak adekuat berhubungan dengan diet tidak adekuat, kemampuan untuk memproses dan mencerna makanan, anoreksia

ujuan : 5ebutuhan klien terpenuhi dengan kriteria klien menunjukkan kenaikan berat badan dan tidak ada tanda malnutrisi @nter(ensi :

a$ Hitung diet makanan dengan jumlah kalori

asional : !enyediakan informasi tentang kebutuhan dan kekurangan intake

b$ Bandingkan perubahan status cairan, ri&ayat berat sebelumnya dengan pengukuran kulit trisep

asional : Sulit untuk menggunakan indikator berat langsung maka, indikator status nutrisi dapat dilihat adanya edema dan asites, lipatan kulit trisep diukur untuk membantu perubahan tonus otot dan cadangan lemak subkutan

c$ *elaskan klien tentang alasan tipe diet yang diberikan

asional : !akanan penting untuk mendukung kesembuhan dan mungkin berbeda dengan selera d$ Berikan makanan porsi kecil dan sering

asional : oleransi kurang untuk makanan yang banyak, mungkin tiba-tiba dapat meningkatkan tekanan abdominal atau asites e$ Batasi intake kopi, produksi gas, berbumbu, trerlalu panas dan terlalu dingin

asional : !engurangi iritasi lambung atau atau diare dan ketidaknyamanan perut yang mungin kelemahan pencernaan. f$ Sediakan subtansi garam jika dii'inkan, menghindari amonium,.

asional : Subtansi garam menambah rasa makanan dan meningkatkan nafsu makan. /moniak memeberi resiko encefalopati g$ Sediakan makanan lembut atau terlalu kasar jika diindikasikan

asional : Hemorargi dari (arises esofagus dapat terjadi dalam kemajuan sirosis h$ Sediakan pera&atan mulut sebelum makan

asional : 5lien cenderung cemas, gusi berdarah dan gigi busuk yang menambah anoreksia i$ !onitor laboratorium seperti serum glukose, albumin, protein dan amoniak

asional : !engetahui gangguan metabolisme

 j$ 5onsul dengan ahli gi'i untuk menyediakan diet tinggi kalori, karbohidrat sederhana, rendah lemak, sedang sampai tinggi protein, pembatasan garam dan cairan

asional : inggi kalori karena klien kekurangan intake dan selalu terbatas. 2emak sedikit diabsorbsi karena disfungsi hati menyebabakan rasa tidak nyaman di perut. Protein untuk memperbaiki serum protein untuk mengurangi edema dan regenerasi sel hati k$ 2aksanakan pengobatan sesuai indikasi seperti suplemen dan (itamin, tiamin, )e, In dan anti emetik

asional : 5lien selalu kekurangan (itamin karena diet sedikit dan kerusakan hati sehingga menyebabkan anemia. In dapat meningkatkan stimulasi sklera. /nti emetik digunakan dengan hati-hati untuk mengurangi dan meningkatkan intake oral

l$  /njurkan menghentikan merokok

asional : !enurunkan rangsangan gaster berlebihan dan resiko iritasi dan perdarahan.

(16)
(17)

ujuan : 5eseimbangan (olume cairan terpenuhi dengan kriteria turgor kulit baik, elektrolit dalam batas normal @nter(ensi :

a$ ;kur input dan output, menimbang setiap hari dan mencatat peningkatan lebih dari #, kg Dhari asional : !engetahui keadaan (olume cairan

b$ !onitor tekanan darah

asional : ekanan darah yang meninggi selalu berhubungan dengan berlebihnya (olume. c$ !enilai suhu perifer atau edema

asional : Perubahan cairan jaringan, hasil dari sodium dan retensi, penurunan albumin dan peningkatan /0H. d$ ;kur lingkar perut

asional : !enggambarkan akumulasi cairan atau karena kehilangan protein plasma e$ !onitor serum albumin dan elektrolit potasium partikel dan sodium$

asional : Penurunan serum albumin, mempengaruhi tekanan plasma koloid osmotik menyebabkan edema f$ Batasi cairan dan sodium sesuai indikasi

asional : Sodium dibatasi untuk mengurangi retensi cairan dalam ekstra (askuler. Pembatasan penting untuk koreksi cairan natremi g$  /tur garam albumin bebas atau perluasan sesuai indikasi

asional : /lbumin digunakan untuk meningkatkan tekanan osmotik koloid dalam (askuler pengambilan cairan dari ruang (askuler$, menurunkan bentuk asites

h$  /tur pengobatan seperti spirolakton, potasium, obat inotropik

asional : Penggunaan spironolakton yang hati-hati untuk mengontrol edema dan asites, berefek menghalangi aldosteron dan meningkatkan ekskersi air. Potasium biasa habis karena penyakit hati hilang bersama urin. ?bat inotropik meningkatkan kardiak output memperbaiki fungsi dan aliran darah ginjal, teerapi mengurangi kelebihan cairan.

$ esiko tinggi terhadap perdarahan berhubungan dengan gangguan faktor pembekuan, hipertensii portal ujuan : !enurunkan resiko perdarahan dan mempertahankan homeostasis dengan tanpa perdarahan @nter(ensi

a$ ?bser(asi &arna, konsistensi dan banyaknya tinja

asional : !endeteksi adanya perdarahan saluran perdarahan b$ ?bser(asi gejala cemas, lambung penuh dan kelemahan

asional : !ungkin mengindikasikan tanda yang lambat dari perdarahan dan syok c$ ?bser(asi perdarahan seperti ekimosis, epitaksis, ptekie dan perdarahan gigi

asional : ;ntuk mengindikasikan mekanisme pembekuan darah d$ 2aporakan tanda-tanda (ital dengan dengan inter(al tertentu

asional : Sebagai dasar menjelaskan hipo(olemi dan syok e$ *aga ketenangan dan batasi akti(itas

asional : !eminimalkan resiko perdarahan dan ketegangan f$ Beri 4itamin 5 sesuai order 

asional : !eningkatkan pembekuan yang berasal dari 4itamin dalam lemak yang penting untuk mekanisme pembekuan g$ Beri intake makanan tinggi 4itamin A

asional : !eningkatkan proses penyembuhan h$ <unakan sikat gigi lunak atau lembut

asional : !encegah trauma mukosa mulut sampai terjadi pererbaikan oral higiene i$ <unakan ukuran jarum suntik kecil untuk injeksi

(18)
(19)

asional : !eminimalkan kehilangan darah dari pengulangan injeksi

+$ <angguan body image gambaran diri berhubungan dengan gangguan fisik, perubahan fungsi peran

ujuan : Body image klien meningkat dengan kriteria secara (erbal mengerti perubahan diri dan menerimanya @nter(ensi :

a$ 0iskusikan keadaanya dan jelaskan penyakit serta gejalanya

asional : 5lien sensitif terhadap perubahan tubuhnya dan merasa bersalah jika penyebabnya berhubungan dengan alkohol, dengan penjelasan itu ia akan paham dan mengerti

b$ Beri support dan pera&atan dengan sikap bersahabat

asional : !embantu klien merasa bernilai seperti orang dan lebih bersahabat c$ 2ibatkan keluarga dalam pera&atan

asional : !embantu merasa berguna dan meningkatkan kepercayaan d$ 2ibatkan konselor atau psikistri

asional : !embantu memecahkan klien

$ esiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan turgor kulit buruk, penonjolan tulang, adanya edema dan asites, akumulasi garam empedu pada kulit, gangguan sirkulasi atau status metabolik

ujuan : 5lien dapat mempertahankan integritas kulit, mengidentifikasi faktor resiko dan menunjukkan faktor perilaku atau teknik untuk mencegah kerusakan kulit

@nter(ensi :

a$ 2ihat permukaan kulit atau tekanan secara rutin.

asional : %dema jaringan lebih cenderung untuk mengalami dekubitus asites dapat juga meregangkan kulit sampai pada titik robekan pada Sirosis hepatis

b$ inggikan ekstrimitas ba&ah

asional : !enurunkan aliran darah balik (ena dan menurunkan edema pada ekstrimitas c$ Pertahankan sprei kering dan bebas lipatan

asional : 5elembaban meningkatkan pruritus dan meningkatkan resiko kerusakan kulit d$ <unting kuku jari pendek, berikan sarung tangan bila

  diinsikasikan

asional : !encegah klien dari cedera tambahan pada kulit khususnya pada saat tidur  e$ <unakan kasur bertekanan tertentu, kasur karton telur, kasur air, kulit domba sesuai indikasi

asional : !enurunkan tekanan kulit, memperlancar sirkulasi dan menurunkan resiko iskemi atau kerusakan jaringan f$ Berikan lotion kelamin, berikan mandi soda kue

asional : !ungkin menghentikan gatal sehubungan dengan ikterik, garam empedu pada kulit

$ esiko tinggi terhadap pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan asites, penurunan akumulasi paru, akumulasi sekret serta penurunan energi dan kelemahan

ujuan : !empertahankan pola pernapasan efektif, bebas dispnea dan sianosis, dengan nilai <0/ dan kapasitas dalam rentang normal.

@nter(ensi :

a$  /&asi kedalaman, frekuensi dan upaya pernapasan

asional : Pernapasan dangkal, dispnea, mungkin ada hubungan dengan hipoksia dan akumulasi cairan dalam abdomen b$ Selidiki perubahan tingkat kesadaran

(20)
(21)

c$ Pertahankan kepala tempat tidur tinggi

asional : !emudahkan pernapasan dengan meminimalkan tekanan pada diagfragma dan meminimalkan ukuran aspirasi sekret d$  /&asi suhu, catat adanya menggigil, meningkatnya &arna atau perubahan sputum

asional : !enunjukkan timbulnya infeksi contohnya pneumonia e$ 5olaborasi pemeriksaan <0/, ukur kapasitas (ital dan foto dada

asional : !enyatakan perubahan status pernafasan f$ Berikan tambahan ?" sesuai indikasi

asional : !encegah hipoksia, (entilasi mekanik sesuai kebutuhan g$ Siapkan prosedur parasintesis

asional : 5adang-kadang dilakukan dengan membuang cairan asites bila pernapasan tidak adekuat h$ Siapkan untuk pirau peritoneo(ena

asional : Bedah penanaman kateter untuk mengembalikan, akumulasi dalam abdomen ke sistem sirkulasi melalui (ena ka(a

>$ esiko tinggi terhadap perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis, peningkatan kadar amonia serum, ketidakmampuan hati untuk mendetoksikasi en'im atau obat tertentu.

ujuan : !empertahankan tingkat mental atau orientasi kenyataan @nter(ensi :

a$ ?bser(asi perubahan perilaku mental contoh letargi, snomnolen

asional : Pengkajian kesadaran penting karena fluktuasi alami dari koma hepatikum b$ Aatat adanya foetur hepatikum dan akti(itas kejang

asional : !enunjukkan kadar amonia serum, peningkatan beresiko encefalopati c$ 5onsul pada orang terdekat tentang perilaku klien dan mental klien

asional : !emberikan dasar perbandingan status kesadaran klien saat ini d$ ?rientasikan klien &aktu, orang dan tempat sesuai kebutuhan

asional : !embantu dalam mempertahankan terhadap orientasi kenyataan, menurunkan bingung dan ansietas e$ Pertahankan akti(itas tirah baring dan bantu akti(itas pera&atan klien

asional : !enurunkan kebutuhan metabolik hati, mencegah kelelahan dan meningkatkan penyembuhan f$  /&asi pemeriksaan laboratorium contoh amonia, pH, B;3, glukosa, darah lengkap dengan diferensial

asional : Peningkatan kadar amonia, hipokalemi, alkalosis metabolik, hipoglikemi, anemia dan infeksi dapat mencetuskan atau berpotensi menjadi koma hepatik

g$ Bebaskan atau batasi diet protein

asional : Protein nabati lebih bisa ditoleransi dari protein he&ani

6$ 5urang pengetahuan kebutuhan belajar$, tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

ujuan : !enyatakan pemahaman proses penyakit, menghubungkan gejala dan faktor penyebab, melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam pera&atan

@nter(ensi :

a$ 5aji ulang proses penyakit atau prognosis dan harapan yang akan datang

asional : !emberikan dasar pengetahuan kepada klien dan dapat membuat pilihan informasi b$ ekankan pentingnya menghindari alkohol

asional : /lkohol menyebabkan terjadinya Sirosis hepatis

c$ @nformasikan kepada klien tentang efek gangguan penggunaan obat pada Sirosis hepatis dan pentingnya penggunaan obat hanya yang diresepkan

asional : Beberapa obat bersifat hepatotoksik d$ ekankan pentingnya masukan nutrisi yang baik

(22)
(23)

asional : Pemeliharaan diet yang tepat dan menghindari makanan tinggi amonia, membantu perbaikan gejala dan membantu mencegah kerusakan hati

e$ ekankan perlunya menge(aluasi kesehatan dan mentaati program terapeutik

asional : Sifat penyakit kronis mempunyai potensial untuk komplikasi mengancam hidup f$ ingkatkan akti(itas hiburan yang dapat dinikmati klien

asional : !encegah kebosanan dan meminimalkan ansietas depresi

b. !enurut Brunner "##"$, inter(ensi kepera&atan intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik adalah : 1) Kaji tingkat aktiftas dan derajat kelelahan, letargi dan malaise.

Rasonal  !en"ediakan dasaar #agi $engkajian dan kriteria selanj%tn"a %nt%k mengkaji e&ektiftas tindakan 2) 'ant% dalam aktiftas dan ke#ersihan diri #ila klien masih meras lelah

Rasional  !eningkatkan se#agian latihan ke#ersihan diri dalam tingkat toleransi klien.

3) (nj%rkan istirahat #ila klien merasa lelah ata% #ila terda$at kel%han n"eri ata% rasa tidak enak $ada $er%t Rasional  !en"im$an tenaga dan melind%ngi hati

4) 'ant% memilih latihan dan aktiftas "ang diinginkan

Rasional  !erangsang minat klien dalam men"eleksi aktiftas. !em$er#aiki $erasaan sehat seara %m%m dan $era"a diri.

c. !enurut hudak, 177$ perencanaan inter(ensi untuk diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan tindakan in(asif dan hipoalbuminemia adalah :

1) *ertahankan teknik ase$tik %nt%k ketika melak%kan $rosed%r Rasional  !eminimalkan resiko in&eksi

2) *ertahankan sterilitas jal%r in+asi& dan selang Rasional  !emotong agen $en"e#a# in&eksi 3) (mati lokasi in+eksi terhada$ tandatanda in&eksi

Rasional  !engidentifkasi %nt%k menent%kan inter+ensi selanj%tn"a 4) -anti laj%r in+asi& setia$ 72 jam

Rasional  !em#erikan kesem$atan $ada lokasi in+asi& %nt%k melak%kan $em%lihan. 5) *anta% s%h% t%#%h dan hasil sinar  dada

Rasional  /ndikasi terjadin"a in&eksi sek%nder $ada $ar% serta e&%si $le%ra. 6) *eriksa k%lt%r sem%a drainase dan selang

Rasional  !enent%kan jenis #akteri dan tera$i "ang te$at 7) 'erikan anti#iotik ses%ai $esanan

Rasional  !em#%n%h mikroorganisme dengan o#at "ang ses%ai. +. Pelaksanaan

*elaksanaan adalah inisiati& dari $erenanaan %nt%k mena$ai t%j%an "ang s$esifk 0%rsalam, 21). idalam $elaksanaan har%s men"es%aikan dengan kondisi dan kemam$%an klien serta r%mah sakit tem$at $eraat #ekerja. 5. %(aluasi

a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan diet tidak adekuat, kemampuan untuk memproses dan mencerna makanan, anoreksia

%(aluasi : 0iharapkan klien akan menunjukkan peningkatan berat badan progresif, nilai laboratorium normal dan tidak mengalami malnutrisi lebih lanjut.

b. 5elebihan (olume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi, kelebihan natrium dan berkurangnya protein plasma %(aluasi : diharapkan klien akan menunjukkan (olume cairan stabil, dengan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran, berata badan stabil, tanda (ital dalam rentang normal dan tak ada edema.

(24)
(25)

%(aluasi : diharapkan klien akan mempertahankan homeostasis dengan tanpa perdarahan dan menunjukkan penurunan perilaku resiko perdarahan.

d. <angguan body image gambaran diri berhubungan dengan gangguan fisik, perubahan fungsi peran

%(aluasi : diharapkan klien akan menyatakan pemahaman akan perubahan dan penerimaan diri pada situasi yang ada.

e. esiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan turgor kulit buruk, penonjolan tulang, adanya edema dan asites, akumulasi garam empedu pada kulit, gangguan sirkulasi atau status metabolik

%(aluasi : 0iharapkan klien dapat mempertahankan integritas kulit, mengidentifikasi faktor resiko dan menunjukkan perilaku atau teknik untuk mencegah kerusakan kulit.

f. esiko tinggi terhadap pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan asites, penurunan akumulasi paru, akumulasi sekret serta penurunan energi dan kelemahan

%(aluasi : 0iharapkan klien mampu mempertahakan pola pernapasan efektif, bebas dispnea dan sianosis, dengan nilai <0/ dan kapasitas (ital dalam batas normal.

g. esiko tinggi terhadap perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis, peningkatan kadar amonia serum, ketidakmampuan hati untuk mendetoksikasi en'im atau obat tertentu.

%(aluasi : 0iharapkan klien mampu mempertahankan tingkat mental atau orientasi kenyataan, menunjukkan perilaku atau perubahan pola hidup untuk mencegah atau meminimalkan perubahan mental.

h. 5urang pengetahuan kebutuhan belajar$, tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

%(aluasi : 0iharapkan klien dapat menyatakan pemahaman tentang proses penyakit atau prognosis, menghubungkan gejala dengan faktor penyebab, melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam pera&atan.

i. @ntoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

%(aluasi : 0iharapkan klien dapat beraktifitas sesuai dengan toleransinya baik dengan atau tanpa bantuan sama sekali  j. esiko infeksi berhubungan dengan tindakan in(asif dan hipoalbumin

%(aluasi : 0iharapkan klien tidak mengalami infeksi selama terdapat terapi in(asif dan hipoalbumin

C. Dokumentasi keperawatan

Setelah dilaksanakan kegiatan-kegiatan dalam asuhan kepera&atan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa kepera&atan, perencanaan, pelaksanaan dan e(aluasi, pera&at harus segera melakukan dokumentasi hasil pelaksanaan proses kepera&atan. 5arena itu adalah sebagai bukti dari pekerjaan kepera&atan yang digunakan untuk mengungkapkan fakta yang akan dipertanggungja&abkan.

0okumentasi diartikan sebagai pekerjaan mencatat atau merekam jalannya peristi&a yang dianggap berharga atau penting, otentik serta rahasia dan se&aktu-&aktu dapat digunakan sebagai dasar hukum. !anfaat dokumentasi adalah sebagai alat komunikasi antar anggota kepera&atan dan antar anggota tim kesehatan lainnya, sebagai dokumen resmi dalam sistem pelayanan kesehatan dan dapat juga sebagai alat yang digunakan dalam bidang pendidikan serta sebagai alat pertanggungja&aban asuhan kepera&atan yang telah berikan. 3asrul %ffendi, 177$.

Prinsip-prinsip pendokumentasian menurut 3asrul %ffendi adalah : 1. ersedia format yang khusus bagi pendokumentasian

". 0okumentasi hanya dibuat oleh orang yang melakukan tindakan atau mengobser(asi secara langsung. . 0okumentasi harus dibuat sesegera mungkin.

+. Aatatan harus dibuat sesuai dengan kronlogis dengan perkembangan klien. . Penulisan singkatan harus dilakukan secara umum dan seragam.

. !encantumkan tanggal, &aktu, tanda tangan dan inisial pera&at yang menulis dokumentasi pera&atan klien tersebut. >. 0okumentasi harus benar akurat, benar, komplit, jelas, dapat dibaca dan ditulis dengan tinta hitam atau biru.

ujuan pendokumentasian menurut 3asrul %ffendi 177$ adalah sebagai berikut : 1. 0okumentasi sebagai &ahana komunikasi bagi pera&at dan tim kesehatan lain

(26)
(27)

". !enunjukkan akuntabilitas . Penelitian C Statistik

+. *aminan kualitas pelayanan kesehatan

. !emberikan pelayanan kepera&atan yang berkelanjutan

DAFTAR PUSTAKA

 JJJJJJJJ, "##1, http://www.atoziqhealth.com . 0iakses tanggal # /gustus "##

(lmatsir, , 24, Penuntun Diet , edisi #ar%, /nstalasi diet R r. i$to !ang%nk%s%mo, akarta oenges, ! ., 2, Rencana Asuhan Keperawatan, -, akarta

%ngram, B, 1777, Rencana asuhan Keperawatan, (olume , %<A, *akarta )riedmen, !, 1776, Keperawatan Keluarga, edisi 1, %<A, *akarta

<allo, H, 177, Keperawatan Kritis, (olume ", %<A, *akarta

ong..', 1996, Perawatan medical Bedah, jilid 3, :a"asan /katan al%mni *endidikan ke$eraatan, akarta !ansjoer,(, 21, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, !edia (es%la$i%s, akarta

((, 25, Nursing diagnosis, *hiladel$hia the assoation, *hiladel$hia %rsalam, '. 21. Proses dan Pendokumentasian, edisi 1, akarta *riharjo, R, 1993, Pengkajian Fisik Keperawatan, -, akarta

Suddart, B, "##", Keperawatan Medikal Bedah, edisi 6, %<A, *akarta =aspandji, S, 176>, Ilmu Penyakit alam! Balai pener"it  , edisi ", )5;@, *akarta =iki, !, "##, http://www.wikipedia.com . 0iakses tanggal # /gustus "##.

(28)

Referensi

Dokumen terkait

Antibodi adalah 2at kekebalan yang dilepaskan oleh sel darah putih untuk  mengenali serta menetralisir antigen (bibit penyakit baik virus maupun bakteri) yang mengenali

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu: Pelaksanaan Sistem Administasi Terpadu dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor pada kantor SAMSAT

metode TSTS berbasis konstruktivisme secara nyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan pengaruh yang tinggi; besarnya pengaruh aktivitas dan motivasi siswa

Rakyat Bali tidak ingin Kerajaan Klungkung yang telah berdiri sejak abad ke-9 dan telah mengadakan perjanjian dengan Belanda tahun 1841 di bawah pemerintahan Raja

Apabila statu sampel direaksikan dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan dan muncul endapan cermin perak pada dinding tabung reaksi maka dapat dikatakan bahwa

Komplikasi ensefalopati hepatikum, perdarahan varises esofagus, syok septik dan skor Child-Pugh serta MELD pada penelitian ini bermakna secara statistik

Pada pendekatan ini dianggap bahwa harga yang terletak ditengah memberikan suatu aproksimasi yang berlaku untuk tinggi fungsi rata - rata untuk setiap bilah,

Kesit değişiminin daha fazla olması durumunda veya en üst kat kolonlarında; alttaki kolonun boyuna donatısının karşı taraftaki kirişin içindeki kenetlenme